KEPATUHAN IBU TERHADAP KUNJUNGAN IMUNISASI
DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS PADANG BULAN
HESTI DOMINGGO RITONGA 145102137
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
i
KEPATUHAN IBU TERHADAP KUNJUNGAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS PADANG BULAN
TAHUN 2015 Abstrak
Hesti Dominggo Ritonga
Latar belakang : Selama dalam proses tumbuh-kembang, anak memerlukan asupan gizi yang adekuat, penanaman nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten, dan upaya pencegahan penyakit. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu melalui pemberian imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan terutama pada anak sehat dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawat anak sakit, khususnya pada kasus tuberkolosis, difteri, pertusis, tetanus, polio campak, dan hepatitis (PD3I).
Tujuan penelitian : untuk mengetahui gambaran kepatuhan ibu terhadap kunjungan imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Padang Bulan tahun 2015. Metodologi : Desain Penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu yang memiliki bayi usia 10-12 bulan yang melakukan kunjungan imunisasi dasar di Puskesmas Padang Bulan, sampel dalam penelitian ini adalah 32 orang yang diambil dengan menggunakan teknik total sampling.Penelitian ini dilakukan pada bulan april 2015. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan analisa univariat.
Hasil : Dari hasil penelitian menunjukkan ibu yang patuh melakukan kunjungan imunisasi dasar Di Puskesmas Padang Bulan kunjungan imunisasi Hepatitis B sebanyak 93,8%, kunjungan imunisasi BCG sebanyak 100%, kunjungan imunisasi DPT sebanyak 96,9%, kunjungan imunisasi Polio sebanyak 87,5%, kunjungan imunisasi Campak sebanyak 87,5%.
Kesimpulan dan saran : Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa ibu yang melakukan kunjungan imunisasi dasar adalah kunjungan imunisasi BCG sebanyak 100%. Diharapkan pada tenaga kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan ibu dalam memberikan imunisasi pada bayinya melalui bimbingan dan penyuluhan tentang imunisasi dasar pada bayinya.
ii
COMPLIANCE WITH MOTHER OF BASIC IMMUNIZATION VISIT BABY IN PUSKESMAS PADANG BULAN 2015
Abstract
Hesti Domingo found Ritonga
Background: During the process of growth and development, children need adequate nutrition, cultivation of religious and cultural values, habituation consistent discipline, and prevention of disease. One of disease prevention, namely through immunization. An understanding of immunization is required as a basis for providing nursing care, especially in healthy children and the implications of the concept of immunization at the time of taking care of sick children, especially in the case of tuberculosis, diphtheria, pertussis, tetanus, polio measles, and hepatitis (PD3I).
Objective: to describe maternal adherence to the visit of basic immunization in infants at Puskesmas Padang Bulan 2015.
Methodology: This study is a descriptive design with cross sectional approach. The population in this study is a mother who has a baby aged 10-12 months who perform basic immunization visit in Puskesmas Padang Bulan, the sample in this study were 32 people taken by using the technique of total sampling.Penelitian was conducted in April 2015. The data used is a secondary data by univariate analysis.
Results: The results showed a mother who dutifully perform basic immunization visit Padang Bulan Di Health Center Hepatitis B immunization visit as much as 93.8%, BCG immunization visit as much as 100%, visits as much as 96.9% DPT, Polio immunization visit as much as 87.5 %, measles immunization visit as much as 87.5%.
Conclusions and suggestions: Based on the results of this study that women who do visit are the basic immunization of BCG immunization visit as much as 100%. Expected on health professionals to improve compliance mothers in providing immunization to their infants through guidance and counseling on basic immunization to the baby.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah dengan judul “Kepatuhan Ibu Terhadap Kunjungan Imunisasi Dasar di
Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015”. Dalam laporan penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun bahasanya, namun demikian peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran
untuk perbaikan di masa yang akan datang. Kiranya tulisan ini dapat menambah perbendaharaan kepustakaan dan menjadi bahan bacaan bagi kita semua.
Dalam menyelesaikan proposal karya tulis ini, peneliti banyak mendapat masukan, pengarahan, bantuan dan bimbingan, baik dalam bentuk moril maupun materi, Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang terhormat kepada:
1. Bapak dr.Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr.Christoffel L Tobing, M.Ked(OG), SpOG(K) selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan.
iv
5. Ibu dr.Rehulina Ginting,M.Kes selaku Kepala Puskesmas Padang Bulan yang telah memberikan izin penelitian.
6. Seluruh Dosen, Staf dan Pegawai Administrasi Program Studi D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
7. Teristimewa kepada orang tuaku H.Ritonga, S.Pd dan
H.Simanjuntak,S.PdK yang telah memberikan dukungan moril, materil, dan spritual sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.
8. Kepada adikku dan saudara tercinta yang telah memberikan dukungan dan
semangat serta doa sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. 9. Rekan-rekan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu dalam penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua (Amin).
Medan, Juli 2015 Peneliti,
HESTI DOMINGGO
RITONGA
v DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR SKEMA ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Kepatuhan ... 7
B. Imunisasi Dasar ... 7
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan imunisasi ... 16
BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 21
vi BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ... 23
B. Populasi dan Sampel ... 23
C. Tempat Penelitian ... 23
D. Waktu Penelitian ... 24
E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 24
F. Instrumen Penelitian ... 24
G. Prosedur Pengambilan Data ... 25
H. Analisa Data ... 25
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 28
B. Pembahasan ... 32
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 34
B. Saran ... 34
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 : Defenisi Operasional……… 22
Tabel 5.1 : Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi yang Berkunjung di Puskesmas Padang bulan
Tahun 2015……… 28
Tabel 5.2 : Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Ibu Terhadap Kunjungan Imunisasi Dasar Pada Bayi di Puskesmas
viii
DAFTAR SKEMA
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Observasi
Lampiran 2 : Master Tabel
Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah.
Lampiran 4 : Surat izin penelitian dari D-IV Bidan Pendidik Fak. Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 : Surat izin penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan
i
KEPATUHAN IBU TERHADAP KUNJUNGAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS PADANG BULAN
TAHUN 2015 Abstrak
Hesti Dominggo Ritonga
Latar belakang : Selama dalam proses tumbuh-kembang, anak memerlukan asupan gizi yang adekuat, penanaman nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten, dan upaya pencegahan penyakit. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu melalui pemberian imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan terutama pada anak sehat dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawat anak sakit, khususnya pada kasus tuberkolosis, difteri, pertusis, tetanus, polio campak, dan hepatitis (PD3I).
Tujuan penelitian : untuk mengetahui gambaran kepatuhan ibu terhadap kunjungan imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Padang Bulan tahun 2015. Metodologi : Desain Penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu yang memiliki bayi usia 10-12 bulan yang melakukan kunjungan imunisasi dasar di Puskesmas Padang Bulan, sampel dalam penelitian ini adalah 32 orang yang diambil dengan menggunakan teknik total sampling.Penelitian ini dilakukan pada bulan april 2015. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan analisa univariat.
Hasil : Dari hasil penelitian menunjukkan ibu yang patuh melakukan kunjungan imunisasi dasar Di Puskesmas Padang Bulan kunjungan imunisasi Hepatitis B sebanyak 93,8%, kunjungan imunisasi BCG sebanyak 100%, kunjungan imunisasi DPT sebanyak 96,9%, kunjungan imunisasi Polio sebanyak 87,5%, kunjungan imunisasi Campak sebanyak 87,5%.
Kesimpulan dan saran : Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa ibu yang melakukan kunjungan imunisasi dasar adalah kunjungan imunisasi BCG sebanyak 100%. Diharapkan pada tenaga kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan ibu dalam memberikan imunisasi pada bayinya melalui bimbingan dan penyuluhan tentang imunisasi dasar pada bayinya.
ii
COMPLIANCE WITH MOTHER OF BASIC IMMUNIZATION VISIT BABY IN PUSKESMAS PADANG BULAN 2015
Abstract
Hesti Domingo found Ritonga
Background: During the process of growth and development, children need adequate nutrition, cultivation of religious and cultural values, habituation consistent discipline, and prevention of disease. One of disease prevention, namely through immunization. An understanding of immunization is required as a basis for providing nursing care, especially in healthy children and the implications of the concept of immunization at the time of taking care of sick children, especially in the case of tuberculosis, diphtheria, pertussis, tetanus, polio measles, and hepatitis (PD3I).
Objective: to describe maternal adherence to the visit of basic immunization in infants at Puskesmas Padang Bulan 2015.
Methodology: This study is a descriptive design with cross sectional approach. The population in this study is a mother who has a baby aged 10-12 months who perform basic immunization visit in Puskesmas Padang Bulan, the sample in this study were 32 people taken by using the technique of total sampling.Penelitian was conducted in April 2015. The data used is a secondary data by univariate analysis.
Results: The results showed a mother who dutifully perform basic immunization visit Padang Bulan Di Health Center Hepatitis B immunization visit as much as 93.8%, BCG immunization visit as much as 100%, visits as much as 96.9% DPT, Polio immunization visit as much as 87.5 %, measles immunization visit as much as 87.5%.
Conclusions and suggestions: Based on the results of this study that women who do visit are the basic immunization of BCG immunization visit as much as 100%. Expected on health professionals to improve compliance mothers in providing immunization to their infants through guidance and counseling on basic immunization to the baby.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Selama dalam proses tumbuh-kembang, anak memerlukan asupan gizi yang adekuat, penanaman nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang
konsisten, dan upaya pencegahan penyakit. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu melalui pemberian imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan terutama pada
anak sehat dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawat anak sakit, khususnya pada kasus tuberkolosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak, dan
hepatitis (PD3I).
Di negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan, Imunisasi wajib di indonesia
sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan hepatitis B. Imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemik, atau untuk kepentingan tertentu
(berpergian) seperti jamaah haji seperti imunisasi meningitis (Hidayat,2005)
Setiap tahunnya lebih dari 80 juta anak-anak dilahirkan di negara
berkembang. Setiap tahunnya sekitar 5 juta anak meninggal akibat penyakit menular. Penyebabnnya, kurang dari 10 persen anak-anak dilindungi oleh
2
Data AKB menurut World Health Organization (WHO) ialah sebesar 35
per 1.000 kelahiran hidup untuk tahun 2012. Pada tahun 1990 silam, AKB secara
global sebesar 63 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut laporan WHO pada tahun
2000, Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia 54 per 1000 kelahiran hidup
kemudian tahun 2006 menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup. Dari data tersebut,
AKB dunia menduduki kriteria sedang.
Pencapaian derajat kesehatan masyarakat ditandai dengan menurunnya
angka kematian bayi (AKB), menurunya Angka Kematian Ibu (AKI) dan menurunnya prevalensi gizi kurang dan gizi buruk, serta meningkatnya umur
harapan hidup (UHH). Di Indonesia, data menyatakan (SDKI,2007) AKB telah menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup (2004) menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup (2007). Sementara AKI menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup
(2004) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (2007). Sementara target yang harus dicapai sesuai kesepakatan Millenium Development Goals (MDGs) pada
tahun 2015, yaitu AKB adalah 24 per 1000 kelahiran, dan AKI adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Kedua data AKB tersebut dapat kita bandingkan dengan targetan MDGs
untuk AKB, yakni 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Indonesia masih
harus bekerja keras untuk mewujudkan targetan MDGs tersebut dalam kurun
waktu kurang lebih 2 tahun yang tersisa. Begitu juga dengan dunia, yang dengan
perbedaan yang semakin beragam terutama dalam hal kebijakan dan pelayanan
3
mewujudkan target MDGs untuk menurunkan AKB menjadi 23 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2015.Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka
Indonesia telah melaksanakan Pengembangan Program Imunisasi (PPI) sejak
tahun 1977. Indonesia juga melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dengan baik, yang merupakan pekan dimana setiap anak balita umur 0-59 bulan tinggal di
Indonesia pada saat tersebut mendapat tetes vaksin polio oral, tanpa melihat status iunisasi dan kewarganegaraannya. Vaksin polio diberikan 2 kali dengan selang waktu sekitar 4 minggu, yang telah dilakukan berturut-turut pada tahun
1995,1996,1997, dan 2002 (Maryunani,2010).
Untuk dapat mewujudkan perubahan perilaku kearah perilaku hidup yang sehat dalam masyarakat tidak mudah diwujudkan. Fakta membuktikan, dari
pengalaman Negara maju dan Negara berkembang banyak faktor yang menghambat, dan salah satu dari faktor terbesar yang paling dirasakan adalah
faktor pendukung atau sarana dan prasarana yang kurang mendukung masyarakat untuk berprilaku hidup sehat. Contoh konkrit dimasyarakat, walaupun kesadaran
dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan sudah tinggi, misalnya tentang sanitasi lingkungan, pentingnya gizi yang baik, manfaat imunisasi, pelayanan kesehatan, perumahan sehat, ventilasi rumah, pencahayaan yang baik, dan lain
sebagainya sudah tinggi, tetapi apabila tidak didukung oleh fasilitas yaitu tersedianya jamban sehat, air bersih, makanan yang bergizi, fasilitas imunisasi,
4
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh kebal terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan
imunisasi, mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung dari faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada
diri anak (hidayat, 2005).
Rata-rata angka imunisasi di Indonesia hanya 72 persen. Artinya, angka di beberapa daerah sangat rendah. Ada sekitar 2.400 anak di Indonesia meninggal
setiap hari termasuk yang meninggal karena sebab-sebab yang seharusnya dapat dicegah. Misalnya tuberculosis, campak, pertussis, dipteri dan tetanus. “Ini merupakan tragedi yang mengejutkan dan tidak seharusnya terjadi. Masalah ini
mencerminkan masalah-masalah sistem dari tingkat kabupaten ke bawah. Sekaligus juga mencerminkan perlunya pendanaan yang sesuai di tingkat nasional
untuk untuk mendukung dan mempertahankan pengawasan program imunisasi di Indonesia. Wabah polio yang baru saja terjadi merupakan krisis kesehatan yang
berdampak global. Ini merupakan contoh yang baik mengapa beberapa program tidak boleh dibiarkan gagal karena kurangnya dana dan kapasitas sumber daya manusia pada pelaksanaannya,” kata Dr.Gianfranco Rotigliano, Kepala
Perwakilan UNICEF di Indonesia.
Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru adalah salah satu unit
5
penelitian untuk mengetahui dan mengkaji kepatuhan ibu terhadap kunjungan imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Padang Bulan tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kepatuhan ibu terhadap kunjungan imunisasi
dasar di Puskesmas Padang bulan tahun 2015.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepatuhan ibu terhadap kunjungan imunisasi dasar di Puskesmas Padang bulan
tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran data demografi ibu melakukan kunjungan imunisasi
dasar di Puskesmas Padang Bulan tahun 2015.
2. Untuk mengetahui kepatuhan ibu melakukan kunjungan imunisasi dasar di
6
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Padang Bulan untuk memberikan
dukungan yang positif dan meningkatkan motivasi ibu melakukan kunjungan imunisasi dasar.
2. Bagi Responden
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta kepada ibu untuk melakukan kunjungan imunisasi dasar pada bayinya.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti yang akan datang diharapkan dapat mengembangkan penelitian
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepatuhan
1. Pengertian Kepatuhan
Kepatuhan adalah Kata dasar dari patuh. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin.
2. Kunjungan Imunisasi Dasar
Kunjungan Adalah kata dasarnya kunjung yang artinya perihal (perbuatan,
proses, hasil) mengunjungi atau berkunjung (KBBI)
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh kebal terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh bebrapa
faktor diantaranya terdapat tingginyakadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara pemberian imunisasi, mengingat
efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergandung dari faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak
(Hidayat, 2005).
B. Imunisasi
1. Defenisi Imunisasi
Selama dalam proses tumbuh-kembang, anak memerlukan asupan gizi
8
penyakit, yaitu melalui pemberian imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan terutama pada anak sehat dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawat anak sakit,
khususnya pada kasus tuberkolosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak, dan hepatitis ( PD3I)
Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam menurunkan angka kematian bayi. Hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi karena penyait-penyakit tersebut bisa dicegah dengan imunisasi. Oleh karena itu,
untuk mencegah balita menderita beberapa penyakit yang berbahaya, imunisasi pada bayi dan balita harus lengkap serta diberikan sesuai jadwal (Dewi, 2010).
Imunisasi adalah sediaan organisme yang mati atau dilemahkan. Ketika
imunisasi memasuki sistem anak, ini menghasilkan imunitas terhadap penyakit spesifik dengan menyebabkan tubuh membangun antibodi dan pertahanan
terhadap organisme. Antibodi ini memberikan perlindungan terhadap penyakit yang kelak terpajan pada anak. Selain itu, bayi dapat menjalani uji
tuberkolosis-diberikan ebagai injeksi kulit-jika terdapat risiko pemajanan terhadap penyakit ini. ( kelly,2010).
Kata imun berasal dari bahasa Latin (immunitas) yang berarti pembebasan
(kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warga negara biasa dan terhadap dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah
menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap
9
Imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pda sekelompok masyarakat atau populasi atau menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi cacar (Vasra,
2013)
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh kebal
terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh bebrapa faktor diantaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara pemberian imunisasi,
mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergandung dari faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri
anak (Hidayat, 2005).
Perlu diketahui bahwa istilah imunisasi dan vaksinasi sering diartikan sama, meskipun arti yang sebenarnya adalah berbeda. Imunisasi adalah suatu
pemindahan atau transfer antibodi secara pasif, sedangkan vaksinasi adalah pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas
(antibodi) dari sistem imun dalam tubuh (Muslihatun, 2010).
Istilah kekebalan biasanya dihubungkan dengan perlindungan terhadap suatu penyakit tertentu. Imunitas atau kekebalan terdiri atas imunitas pasif, yaitu
tubuh tidak membentuk imunitas, tetapi menerima imunitas, sedangkan imunitas aktif tubuh membentuk kekebalan sendiri. Pentingnya pemberian imunisasi didasarkan pada latar belakang bahwa pada awal kehidupan, anak belum
mempunyai kekebalan sendiri ( humoral), hanya imunoglobulin G yang
10
2. Jenis Vaksin dan Sifatnya
Vaksin adalah suatu bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan yang dipakai untuk
merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti Vaksin
polio (Hidayat, 2006)
Vaksinasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar terbentuk zat anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu (mubarak,2011)
Vaksin life attenuated diproduksi di laboratorium dengan memodifikasi
virus atau bakteri penyebab penyakit. Vaksin mikroorganisme yang dihasilkan masih memiliki kemampuan bereplikasi dan menimbulkan kekebalan tetapi tidak menyebabkan penyakit. Vaksin ini berkembang biak dalam tubuh resepien,
supaya dapat menimbulkan respon imun (Muslihatun, 2010).
Sifat vaksin dapat digolongkan berdasarkan kepekaan / sensifitasya
terhadap suhu yaitu :
1. Vaksin yang sensitif terhadap beku yaitu golongan vaksin yang akan rusak bila terpapar / terkena dengan suhu dingin atau suhu
pembekuan. Jenis vaksin yang sensitif beku adalah hepatitis B, DPT-HB, DPT, DT, dan TT
2. Vaksin yang sensitif terhadap panas yaitu golongan vaksin yang akan rusak bila terpapar / terkena suhu panas yang berlebihan. Jenis vaksin
11
3. Jenis Imunisasi Dasar
Imunisasi dasar pada bayi di Indonesia diwajibkan terhadap tujuh macam penyakit yaitu TBC, Difteria, tetanus, batuk rejan (pertusis), polio, campak
(measles, morbili) dan hepatitis B. Sedangkan imunisasi terhadap penyakit lain seperti gondongan (mumps), campak jerman (rubella), tifus, radang selaput otak
(meningitis) Hib (Haemophilus influenczae tipe B), hepatitis A, cacar air (chicken pox, varicella) dan rabies tidak diwajibkan, tetapi dianjurkan.
Berikut ini penjelasan mengenai beberapa vaksin yang diwajibkan diberikan pada
anak :
1. Vaksin Bacillus Clamete-Guerin (BCG)
Imunisasi BCG adalah tindakan memasukkan vaksin BCG yang bertujuan untuk memberi kekebalan tubuh terhadap kuman Mycobacterium tuberculosis dengan cara menghambat penyebaran kuman. Respons imunitas seluler terjadi
beberapa minggu (2-12 minggu) setelah terinfeksi oleh Mycobacterium
tuberculosis yang dapat ditunjukkan dengan uji tuberkulin.
Bacille Calmette-Guerin adalah vaksi hidup yang dibuat dari Mycobacterium bovis yang dibiakkan berulang selama 1-3 tahun, sehingga didapat basil yang yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas.
12
Kemasan vaksin BCG terdiri dari kemasan dalam ampul, beku kering, 1 box berisi 10 ampul vaksin ; dan setiap ampul vaksin dengan 4 ml pelarut. Kontraindikasi yang terjadi pada vaksin BCG yaitu :
a. Adanya penyakit kulit yang berat atau menahun seperti :eksim, furunkulosis, dan sebagainya
b. Mereka sedang menderita TBC
Penyuntikan BCG secara intradermal yang benar akan menimbulkan ulkus lokal suferfisial di 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus yang biasanya tertutup
krusta akan sembuh dalam 2-3 bulan dan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm. Apabila dosis terlalu tinggi, maka ulkus yang timbul semakin
besar, namun apabila penyuntikan terlalu dalam, maka parut akan tertarik kedalam (retracted.)
Vaksin BCG diberikan secara intradermal/intrakutan 0,10 ml untuk anak dan
0,05 ml untuk bayi baru lahir. Penyuntikan imunisasi BCG ini sebaiknya diberikan pada deltoid kanan(lengan kanan atas), sehingga bila terjadi
limfadenitis( pada aksila ) akan lebih mudah terdeteksi . Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari, tidak bole beku, dan harus disimpan pada suhu 2- 8 ̊ C.
2.Vaksin DPT (diptheria, pertusis, tetanus)
Pemberian imuniasi ini yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung
organ-13
organ tubuh membuat zat anti. Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Imunisasi DPT diberikan melauli intramuskular. Pemberian DPT dapat berefek saming ringan ataupun berat. Efek ringan misalnya terjadi
pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan dan demam. Efek berat misalnya terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun,
terjadi kejang, ensofalopati, dan syok. Upaya pencegahan penyakit difteri, pertusis, dan tetanus perlu dilakukan sejak dini melalui imunisasi karena penyakit
tersebut sangat cepat serta dapat meningkatkan kematian bayi dan balita.
Hasil penelitian Muchlastriningsih (2005) menunjukkan bahwa jumlah kasus difteri rawat jalan di Indonesia selama 3 tahun paling banyak dari golongan
usia 15-44 tahun (37,42%). Pasien pertusis yang dirawat inap paling banyak dari kalangan bayi dan anak-anak (60,28% dari seluruh pasien rawat inap). Hal ini mendukung pendapat bahwa bayi dan anak-anak merupakan golongan usia yang
rentan terhadap penyakit pertusis. Pasien tetanus yang dirawat inap paling banyak dari golongan usia diatas 45 tahun (44,16%) .
Ini adalah vaksin kombinasi untuk mengatasi penyakit difteria, batuk rejak/ pertusis dan tetanus-tiga penyakit yang cukup perlu dipertimbangkan karena akibat yang ditimbulkannya- menyebabkan kesehatan dan kematian anak-anak
dinegara berkembang.
Pemberian vaksinasi DPT dilakukan bersamaan dengan pemberian dengan vaksin polio. Pada umur di atas 5 tahun, komponen pertusis pada vaksin itu
14
epilepsi dan selam demam. Diare ringan atau hidung ingusan bukanlah kontraindikasi pemberian vaksin ini.
3.Vaksin polio
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan imunisasi polio diberikan
melalui oral. Di indonesia, program eradikasi polio dilaksanakan sesuai kesepakatan pada WHO ke-41 (1988) yang sebenarnya mengharapkan eradikasi
polio didunia sebelum tahun 2000. Ada empat strategi untuk pencapaian tujuan tersebut yaitu imunisasi rutin OPV (oral polio virus) dengah cakupan tinggi, imunisasi tambahan, surveilans AFP dan investigasi laboratorium, serta mop-up
untuk memutus rantai penularan terakhir.
Pada umumnya, pusat-pusat kesehatan memberikan 3 dosis pda interval 4
sampai 6 minggu. Mengenai dosis vaksinasi kedua ini diberikan pada umur 12 sampai 18 bulan setelah dosis terakhir suatu vaksi selesai diberikan. Merupakan suatu keuntungan bila menerima dosis vaksinasi kedua lainnya pada umur 5
tahun.
Satu hal penting lainnya: seorang anak yang sebelumnya pernah mengalami
15
4.Vaksin campak (morbili)
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular.
Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.imuniasi campak diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam
pada tempat suntikan dan panas. Angka kejadian campak juga sangat tinggi dalam memengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.
Penyakit ini biasanya disertai sekresi saluran pernafasan, malaise, dan
demam. Pada hari ke empat, mulai timbul bercak makolopapular merah yang dimulai dari belakang telinga dan menyebar kebatang tubuh: manifestasi klinis yang lebih jarang misalnya kejang demam dan epistaktis. Bercak koplik
merupakan bercak keputihan berukuran kecil (seukuran jarum pentul) pada mukosa bagian dalam pipi dan bibir bawah.
Komplikasi yang umum terjadi adalah otitis media dan brokonpnemonia : ensepalitis jarang terjadi namun berbahaya. Tanpa komplikasi,antibiotika tidak
diindikasikan.
5. Vaksin hepatitis B
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis sebnayak 3 kali dan penguatnya
dapat diberikan pada usia 6 tahun. Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui intramuskular. Angka kejadian hepatitis B pada anak balita juga sangat tinggi
16
Hasil penelitian Muchlastriningsih (2005) menunjukkkan bahwa jumlah pasien hepatitis yang dirawat jalan dan rawat inap paling banyak dari golongan
usia 15-44 tahun (50,54%).
4.Jadwal Imunisasi di Indonesia
Dalam menggunakan bagan jadwal imunisasi IDAI edisi 2000 untuk keperluan praktik sehari-hari diperlukan penjelasan sebagai berikut. Penyusunan
jadwal imunisasi edisi 2000 dibuat dengan memperhatikan range (tenggang) waktu imunisasi yang dianjurkan, dengan maksud agar teman sejawat dapat
menetapkan waktu yang lebih tepat dan leluasa kepada pasien, tentang kapan imunisasi sebaiknya diberikan sesuai dengan kedatangan / kebutuhan anak.
Jadwal imunisasi Program Pengembangan Imunisasi (PPI) Depkes tetap dapat gunakan bersamaan dengan jadwal imunisasi IDAI. Jadwal imunisasi IDAI setiap tahun akan dievaluasi untuk penyempurnaan berdasarkan perubaha pola
penyakit, kebijakan Depkes / WHO, dan pengadaan vaksin di Indonesia. (Rochmah, 2012).
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Imunisasi 1. Status imun pejamu
Terjadinya antibodi spesifik pejamu terhadap vaksin yang diberikan akan
mempengaruhi keberhasilan imunisasi. Pada bayi semasa fetus mendapat antibodi maternal spesifik terhadap virus campak. Apabila vaksinansi campak diberikan
17
yang diberikan secara oral. Meskipun demikian, umumnya kadar sIgA terhadap virus polio pada ASI sudah rendah pada waktu bayi berumur beberpa bulan. Berdasarkan penelitian Sub Bagian Alergi-Imunologi Bagian IKA FKUI / RSCM
Jakarta, kadar sIgA polio sudah tidak ditemukan lagi pada ASI setelah bayi berusia 5 tahun. Kadar sIgA yang tinggi terdapat pada kolostrum. Oleh karena itu
bila vaksinasi polio oral diberikan pada masa pemberian kolostrum (usia 0-3 hari), hendaknya ASI (kolostrum) jangan diberikan dahulu 2 jam sebelum dan sesudah
vaksinasi.
Keberhasilan vaksinasi memerlukan maturitas imunologik. Fungsi makrofag pada neonatus masih kurang, terutama fungsi mempresentasikan antigen.
Pembetukan antibodi pesifik terhadap antigen tertentu masih kurang, sehingga imunisasi yang diberikan sebelum bayi berumur 2 tahun jangan lupa memberikan
imunisasi ulangan.
2. Faktor Genetik Penjamu
Interaksi sel-sel sistem imun dipengaruhi oleh variabilitas genetik. Secara genetik, respon imun manusia terbagi menjadi respon baik, cukup dan rendah
terhadap antigen tertentu. Seorang individu dapat memberikan respon rendah terhadap antigen tertentu, tetapi terhadap antigen lain dapat sangat tinggi respo
imunnya. Oleh karena itu sering ditemukan keberhasilan vaksinasi tidak sampai 100%.
3. Kualitas dan Kuantitas Vaksin
18
parenteral hanya memberikan imunitas sistemik saja. Dosis vaksin yang tidak tepat juga mempengaruhi respon imun. Dosis terlalu tinggi menghambat respon imun yang diharapkan, sedangkan dosis terlalu rendah tidak dapat merangsang
sel-sel imunokompeten. Dosis yang tepat dapat diketahui dari haji uji klinis, karena itu dosis vaksin harus sesuai dengan dosis yang direkomendasikan.
Frekuensi dan jarak pemberian juga mempengaruhi respon imun. Bila pemberian vaksin berikutnya diberikan pada saat kadar antibodi spesifik masih tinggi, maka natigen yang masuk akan segera dinetralkan, sehingga tidak sempat
merangsang sel imunokompeten, bahkan dapat terjadi reaksi arthus, yaitu bengkak kemerahan di daerah suntikan antigen akibat pembentukan kompleks
antigen antibodi lokal. Pemberian vaksin ulang (booster) sebaiknya mengikuti anjuran sesuai hasil uji klinis.
4. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
Di dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. penyuluhan sebelum dan sesudah pelayanan imunisasi
penyuluhan yang diberikan berisikan tentang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan akibatnya, serta manfaat imunisasi, kejadian ikut pasca
19
2. Skrining dan pemeriksaan sasaran a. Skrining
Setiap petugas yang melaksanakan imunisasi, harus melaksanakan skrining
pada setiap sasaran untuk melihat apakah ada kontraindikasi dan precaution sebelum pemberin tiap dosis vaksin.
b. Pemeriksaan sasaran
Setiap sasaran yang mengunjungi tempat pelayanan imunisasi, mereka sebaiknya diperiksa dan diberi semua vaksin yang layak untuk diterima. Tentukan
usia dan status imunisasi terdahulu sebelum diputuskan vaksin maa yang akan diberikan.
Pemeriksaan bayi dilakukan dengan cara :
1) Menentukan usia bayi, dengan melihat kartu imunisasi bayi untuk menentukan usia bayi, atau menanyakan kepada ibu berapa usia bayinya.
2) Menentukan vaksin-vaksin mna yang telah diterima oleh bayi 3) Menentukan semua vaksin yang cocok untuk bayi
4) Kontraindikasi bayi terhadap imunisasi
c. Pengisian buku register
20
3. Memberikan vaksin yang tepat secara aman a. Mencampur vaksin dengan pelarut
b. Menggunakan alat suntik auto-disable (AD)
Alat suntik auto disable adalah alat suntik yang sekali pakai, setelah digunakan sekali secara otomatis menjadi rusak dan tidak dapat lagi digunakan.
c. Memberikan vaksin kepada bayi
Pemberian vaksin kepada bayi sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan dan cara penyuntikan serta dosis vaksin misalnya vaksin BCG tempat suntikan di
21
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konseptual
Merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang
dianggap penting untuk masalah.
Kerangka konseptual dari penelitian yang berjudul : “Kepatuhan Ibu
terhadap kunjungan Imunisasi Dasar Pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan
Tahun 2015” adalah sebagai berikut :
Skema 1. Kerangka Konsep
Patuh
Tidak Patuh Kunjungan imunisasi
22
B. Defenisi Operasional N
Hasil ukur Skala ukur
23
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah diskriptif yaitu suatu metode penelitian
yang di lakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan rancangan Cross Sectional. Rancangan
Cross Sectional merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) yaitu untuk menggambarkan
kepatuhan ibu terhadap kunjungan imunisasi dasar di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 10-12 bulan yang datang dalam imunisasi dasar di Padang Bulan tahun 2015 sebanyak 32 responden.
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara dengan teknik total populasi sampling , yaitu seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian sebayak 32 orang.
C. Tempat Penelitian
24
Medan Baru. Alasan pemilihan lokasi ini, karena belum pernah dilakukan penelitian tentang kepatuhan ibu terhadap kunjungan imunisasi dasar.
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan April 2015 di Puskesmas Padang Bulan dengan menggunakan data kunjungan imunisasi dasar mulai bulan januari sampai maret pada bayi.
E. Pertimbangan Etik Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu program D-IV bidan pendidik fakultas keperawatan USU dan
izin dari kepala badan peneliti dan pengembangan kota medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik.
Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini melaksanakan observasi. Pengumpulan data
dilakukan yakni dengan menggunakan lembar checkklist melalui buku kunjungan imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Padang Bulan tahun 2015.
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
25
Untuk melihat tingkat kepatuhan ibu terhadap kunjungan imunisasi dasar jumlah soal 10 pernyataan pilihan dengan memberikan tanda () checklist dengan jumlah pertanyaan soal sesuai yang dilakukan ibu melakukan kunjungan
imunisasi dasar pada bayi. Pernyataan ini dicantumkan dalam lembar observasi sesuai dengan standard operasional prosedur yang berlaku.
G. Pengumpulan Data
Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu :
1. Mengajukan surat izin penelitian dari Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Memperoleh izin dari Dinas Kesehatan Kota Medan untuk melakukan penelitian.
3. Memperoleh izin dari Puskemas Padang Bulan dengan data sekunder yaitu Menggunakanan buku kunjungan imunisasi dalam pengambilan data kunjungan imunisasi dasar dengan menggunakan lembar check list. 4. Mendapatkan surat selesai penelitian dari Puskesmas Padang Bulan kec.
Padang Bulan. 5.
H. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentasi data yang telah terkumpul dan disajikan ke dalam distribusi frekuensi :
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul
b. Coding
Coding merupakan kegiatan memberi kode numerik (angka)
26
kode dibuat juga daftar kode artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variable.
c. Data Entry
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master table atau database komputer, kemudian membuat ditribusi
frekuensi sederhana atau dengan membuat table kontigensia. d. Cleaning
Merupakan Kegiatan untuk memastikan bahwa seluruh data yang telah
dimasukkan kedalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan keadaan sebenarnya.
e. Tabulating
Data yang telah lengkap dan sesuai dengan variabel yang dibutuhkan akan di masukan kedalam tabel tabel distribusi frekuensi.
I. Analisa Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari
jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median, dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
27
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh mengenai Kepatuhan Ibu Terhadap Kunjungan Imunisasi Dasar Pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan tahun 2015,
dapat dilihat dalam bentuk tabel berikut ini:
1. Gambaran Pengetahuan Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Padang Bulan terletak di jalan jamin ginting kecamatan Medan
Baru, dengan batas wilayah :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Petisah.
b. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Selayang dan Medan Sunggal
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Johor.
d. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Polonia.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi
Penelitian yang berjudul Kepatuhan Ibu Terhadap Kunjungan Imunisasi Dasar Pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015 dengan jumlah sampel
32 responden. Untuk karakteristik sampel dalam penelitian ini di distribusikan berdasarkan umur ibu, pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anak saat melakukan
28
Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi yang berkunjungan di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015
Karakteristik F %
Umur
< 20 tahun 8 25%
20-30 tahun 19 59,4%
>30 tahun 5 15,6%
Jumlah 32 100%
Pendidikan
SD 3 9,4%
SMP 6 18,8%
SMA 16 50%
PT 7 21,9%
Jumlah 32 100%
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 18 56,2%
Wiraswasta 7 21,9%
Pegawai swasta 5 15,6%
PNS 2 6,2%
Jumlah 32 100%
Jumlah anak
<2 orang 19 59,3%
>2 orang 13 40,6%
29
Dari Tabel 5.1 diketahui bahwa dari 32 Responden ibu melakukan kunjungan imunisasi dasar pada bayi usia di puskesmas padang bulan mayoritas berusia 20-30 tahun sebanyak 19 responden (92,37%), dan minoritas berusia
< 30 tahun sebanyak 5 responden (15,63%).
Berdasarkan pendidikan diketahui bahwa dari 32 Responden ibu
melakukan kunjungan imunisasi dasar pada bayi mayoritas tamatan SMA sebanyak 16 responden (50%), dan minoritas tamatan SD sebanyak 3 responden (9,37%).
Berdasarkan pekerjaan diketahui bahwa dari 32 Responden ibu melakukan kunjungan imunisasi dasar pada bayi mayoritas bekerja sebagai IRT sebanyak 18
responden (56,25%), dan minoritas bekerja sebagai PNS sebanyak 2 responden (6,25%).
Berdasarkan jumlah anak diketahui bahwa dari 32 Responden ibu
melakukan kunjungan imunisasi dasar pada bayi mayoritas memiliki bayi >2 orang sebanyak 19 responden ( 59,37 %), dan minoritas memiliki bayi >2 orang sebanyak 13 responden (40,63%).
5.2 Kepatuhan ibu
Satu perilaku ibu mau melakukan ataupun tidak melakukan kunjungan imunisasi dasar sesuai aturan dan berdisiplin. Untuk kepatuhan dikategorikan
30
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Ibu Terhadap Kunjungan Imunisasi Dasar Pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan Tahun
2015
kunjungan Imunisasi
F
%
Patuh % Tidak patuh %
Hepatitis B 30 93,8% 2 6,2% 100%
BCG 32 100% - - 100%
DPT 31 96,9% 1 3,1% 100% POLIO 28 87,5% 4 12,5% 100%
CAMPAK 28 87,5% 4 12,5% 100%
Dari tabel 5.2 diketahui bahwa dari 32 responden ibu yang melakukan
kunjungan imunisasi dasar sesuai jadwal pada bayi mayoritas patuh untuk kunjungan imunisasi Hepatitis B sebanyak 30 responden (93,8%) dan minoritas tidak patuh sebanyak 2 responden (6,2%), kunjungan imunisasi BCG mayoritas
patuh sebanyak 32 responden (100%), kunjungan imunisasi DPT mayoritas patuh sebanyak 31 responden (96,9%) dan minoritas tidak patuh sebanyak 1 responden
(3,1%), kunjungan imunisasi Polio mayoritas patuh sebanyak 28 responden (87,5%) dan minoritas tidak patuh sebanyak 4 responden (12,5%), kunjungan imunisasi Campak mayoritas patuh sebanyak 28 responden (87,5%) dan minoritas
31
B.
PEMBAHASAN
1. Data demografi responden
Secara alamiah setiap ibu pasti akan melindungi bayinya, karena belum
memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan menjaga diinya dari penyakit. Oleh sebab itu sebagian besar ibu dalam mengasuh bayinya sangat perhatian dalam pemberian imunisasi, sehingga bayi terhindar dari penyakit. Hal
tersebut terlihat dari usia responden yang masih produktif yaitu 20-30 tahun, jumlah anak <2 serta pekerjaan yang dilakukan akan mempengaruhi ibu
melakukan kunjungan imunisasi serta tingkat pendidikan SMA atau sederajat yang mempunyai wawasan tentang kesehatan sehingga patuh dalam melakukan
kunjungan imunisasi pada bayinya.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosita Agustin Suminar (2010) dengan judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan
Formal dan Peirlaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Pada Byi di Desa
Banjar Sengon Kecamatan Patrang Kabupaten Jember” dari penelitian ini adalah
menunjukkan bahwa ibu dengan pendidikan pendidikan rendah sebagia besar
memiliki imunisasi dasar lengkap cukup sebesar 48,35% , ibu dengan pengetahuan tinggi memiliki imunisasi dasar lengkap yang baik sebesar 30,76%,
32
2. Kepatuhan ibu terhadap kunjungan imunisasi dasar pada bayi
Kepatuhan berpengaruh terhadap kesadaran responden untuk membawa bayinya imunisasi. Ibu yang tidak bersedia mengimunisasikan bayinya dapat
disebabkan kerena belum memahami secara benar dan mendalam mengenai imunisasi dasar. Selain itu kurang memperhatikan dalam membawa bayinya
imunisasi sesuai jadwal.
Kesadaran yang kurang akan mempengaruhi ibu dalam memperoleh informasi mengenai kunjungan imunisasi, setelah menyadari tentang pentingnya manfaat
imunisasi, ibu dapat membawa bayinya untuk diberikan imunisasi dasar sesuai dengan jadwal
Hasil penelitian ini sejala dengan penelitian yag dilakukan oleh Deni Adinegoro Mardiansyah (2009) yang dalam penelitiannya berjudul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Dasar Dengan
Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada Bayi di Puskesmas Desa Tonjong Brebes
Jawa Tengah” yang menyatakan bahwa setelah dilakukan perhitungan didapatkan
nilai koifisien kontingensi 0,556 dengan taraf signifikan p=0,01 (p<0,05).
33
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
1. Berdasarkan data demografi ibu melakukan kunjungan imunisasi dasar terbanyak dilakukan usia 20-30 tahun sebanyak 19 responden (59,37 %), pendidikan responden terbanyak adalah tamatan SMA sebanyak 16
responden (50%), pekerjaan responden terbanyak adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 18 responden (56,25%), jumlah anak responden <2 orang adalah
sebanyak 19 responden (59,37%).
2. Berdasarkan kepatuhan ibu terhadap kunjungan imunisasi dasar pada
bayinya diketahui bahwa dari 32 responden ibu yang melakukan kunjungan imunisasi dasar Hepatitis B pada bayi mayoritas patuh sebanyak 30 responden(93,8%), kunjungan imunisasi BCG mayoritas patuh sebanyak
32 responden (100%), kunjungan imunisasi DPT mayoritas patuh sebanyak 31 responden (96,9%), kunjungan imunisasi polio mayoritas patuh sebanyak 28 responden (87,5%) dan untuk kunjungan imunisasi Campak mayoritas
34
6.2 SARAN
1. Bagi Puskesmas
Bagi pihak Puskesmas diharapkan untuk meningkatkan kepatuhan ibu
dalam memberikan imunisasi pada bayinya melalui bimbingan dan penyuluhan dari petugas kesehatan tentang imunisasi agar lebih aktif
dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi setiap bulan. 2. Bagi responden
Bagi para responden (ibu bayi) agar lebih memperhatikan kelengkapan
pemenuhan imunisasi dasar bayinya dengan membawa bayi ke Puskesmas sesuai jadwal kunjungan imunisasi dengan tepat waktu dan tepat usia bayi.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti yang akan datang diharapkan dapat mengembangkan penelitian tentang kepatuhan terhadap kunjungan imunisasi dasar dengan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsini. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Dewi , V.N.L. (2011). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : Salemba Medika.
Gupte, S. (2004). Panduan Perawatan Anak. Jakarta : Pustaka Populer Obor. Hidayat, A.A. (2005). Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Surabaya: Salemba
Medika.
(2008). Keperawatan Anak. Jakarta : EGC
(2009). Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta : EGC. (2009). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Kelly, P.M.D. (2010). Asuhan Neonatus & Bayi. Jakarta : EGC.
Maryanti, D., Sujianti ., Budiarti, T .(2011). Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta: Trans Info Media.
Maryunani,A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.
Meadow, R.,& Newell,S. (2003). Lecture Notes Pediatrika.Jakarta: Erlangga Mubarak, W.I., Chayatin, N., Rozikin, K., & Supradi. (2007). Promosi Kesehatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Muslihatun,W.N.(2010). Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Rukiyah, A.I.,& Yulianti,L. (2010). Asuhan Neonatus,Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Trans Info Media.
Rochmah,K.M.,Vasra,E.,Dahliana, & Sumastri,H. (2012). Asuahan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta : ECG.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
KEPATUHAN IBU TERHADAP KUNJUNGAN IMUNISASI
DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS PADANG BULAN
KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2015
I. DATA DEMOGRAFI No. responden :
Umur : <20 tahun 20-30 tahun >30
tahun
Pendidikan : SD SMA
SMP PT
Pekerjaan : IRT PEGAWAI
SWASTA
WIRASWASTA PNS
Jumlah anak :
II. LEMBAR OBSERVASI TINDAKAN
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Ibu melakukan kunjungan imunisasi HB0 dan Polio 0
ketempat pelayanan kesehatan mulai bayi lahir- umur 7 minggu.
2 Ibu melakukan kunjungan imunisasi BCG pada usia
lahir - 2 bulan di tempat pelayanan kesehatan
3 Ibu melakukan kunjungan imunisasi DPT-1,Polio-1 pada anaknya di usia 2 bulan
4 Ibu melakukan kunjungan imunisasi DPT-2, Polio-2
pada anaknya di usia 4 bulan
5 Ibu melakukan kunjungan imunisasi DPT-3, Polio-3
pada anaknya usia 6 bulan
6 Ibu melakukan kunjungan imunisasi HB1 pada usia anaknya 1 bulan
7 Ibu melakukan kunjungan imunisasi HB-2 dan HB-3
pada usia 3-6 bulan
8 Ibu melakukan kunjungan imunisasi polio 4 pada usia anaknya 9 bulan
9 Ibu melakukan kunjungan imunisasi dasar campak pada
usia anaknya 9 bulan
KEPATUHAN IBU TERHADAP KUNJUNGAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI
DI PUSKESMAS PADANG BULAN TAHUN 2015
No
responden Umur ibu
Pendidikan
terakhir Pekerjaan Pernyataan kepatuhan terhadap kunjungan imunisasi TOTAL P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
4 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
5 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
6 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
7 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
9 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8
11 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
12 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
13 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
14 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
15 2 3 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8
17 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8
19 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
20 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
21 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
22 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
23 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
24 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
25 2 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
26 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
27 2 4 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8
28 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
29 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
30 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8
31 3 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Hesti Dominggo Ritonga Tempat / Tanggal Lahir : Sipiongot / 07 Juli 1991 Agama : Kristen Protestan
Alamat : Pasar Sipiongot Kec. Dolok Kab. Padang Lawas Utara
Nama Orang Tua
Ayah : Holong D Ritonga,S.Pd Ibu : Heledia Simanjuntak,S.Pdk
Alamat : Pasar Sipiongot Kec.Dolok Kab.Padang Lawas Utara
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1997-2003 : SD Negeri 100170 Kec. Dolok
2. Tahun 2003-2006 : SMP Negeri I Kec.Dolok
3. Tahun 2006-2009 : SMA Kemala Bhayangkari-2 Rantauprapat. 4. Tahun 2009-2012 :Akademi Kebidanan DELI HUSADA Delitua.
5. Tahun 2014-2015 : Program D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.