MENINGKATKAN KESEHATAN
MASYARAKAT MISKIN
DI KEBAYORAN LAMA
JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat
untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Ida Nur Aeni
NIM: 106054002040
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN
YAYASAN PERSADA NURANI DALAM
MENINGKATKAN KESEHATAN
MASYARAKAT MISKIN
DI KEBAYORAN LAMA
JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat
untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Ida Nur Aeni
NIM: 106054002040
Di bawah bimbingan
Dr. Arief Subhan, MA. NIP. 19660110 199303 1 004
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi yang berjudul: “PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN YAYASAN PERSADA NURANI DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN DI KEBAYORAN LAMA, JAKARTA SELATAN”, telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 1
September tahun 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam.
Jakarta, 1 September
2010
Sidang Munaqasah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Drs. Wahidin Saputra, MA Dr. Moh. Ali Wafa, Sag, Mag
NIP: 19700903 199603 1 001 NIP: 150 321 584
Penguji I Penguji II
Drs. H. Helmi Rustandi, Mag Wati Nilamsari, M.Si
NIP: 19601208 198803 1 005 NIP: 19710520 199903 2 002
Pembimbing
Dr. H. Arief Subhan, MA
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 1 September, 2010
IDA NUR AENI
Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan semua masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu di antaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Blum, 1974).Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tersebut, tidak sama antara satu negara dengan negara lainnya. Setiap negara, tergantung dari kemajuan ilmu dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan kesehatan, tingkat sosial ekonomi serta latar belakang politik, yang dapat memiliki bentuk dan jenis pelayanan kesehatan berbeda. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di negara-negara yang telah maju (industrial countries) tidak sama dengan yang diselenggarakan di negara-negara yang sedang berkembang (developing countries) seperti Indonesia.
Pemerintah Indonesia baru-baru ini mengeluarkan kebijakan Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) sebagai bentuk upaya pembiayaan kesehatan. Kebijakan itu diharapkan dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang adil, berkualitas serta bisa diakses oleh masyarakat luas. Namun demikian pada pelaksanaanya program Jamkesmas ini tidak merata dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin.
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana proses perencanaan dan pelaksanaan program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Yayasan Persada Nurani yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di Kecamatan Kebayoran Lama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu penulis menggambarkan secara fakta apa yang dilihat dan ditemukan dari obyek penelitian ini. Metode ini didukung oleh hasil observasi dan wawancara. Yang menjadi subyek penelitian ini adalah Klinik Yayasan Persada Nurani Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang terdiri dari Ketua Yayasan Persada Nurani (YPN), Sekretaris YPN, Karyawan Klinik YPN, juga pihak-pihak lain yakni masyarakat Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang terdiri dari pasien member dan non member peserta pengobatan di klinik YPN maupun masyarakat sekitar Klinik.
Dalam penelitian ini dapat diketahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Yayasan Persada Nurani dalam memberdayakan kesehatan masyarakat miskin di daerah Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh yayasan persada nurani tersebut adalah dengan mendirikannya sebuah klinik kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat miskin yang difasilitasi langsung oleh dokter. Jenis kegiatannya pun beragam, dengan tujuan agar para pasien mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah swt., atas segala rahmat
dan nikmat yang telah diberikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw., atas jasa-jasanya yang besar bagi
kehidupan umat manusia. Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan gelar
Sarjana Strata Satu (SI) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, adalah membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka
itulah, penulis mengangkat judul “Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.”
Selama penulisan dan penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang
dihadapi. Namun berkat kerja keras, kesungguhan hati serta arahan dan bimbingan
dari semua pihak, akhirnya semua kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh kerena
itu sudah sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya terutama kepada:
1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku pembimbing dan Dekan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dengan
kerelaan hati dan penuh kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk dan
saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam (PMI) yang telah berusaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya untuk
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).
4. Bapak M. Hudri, selaku Sekretaris Jurusan Pengembvangan Masyarakat
Islam, terimakasih telah memberikan masukan kepada penulis agar penulis
segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,
yang telah membimbing dan memberi bekal ilmu kepada penulis selama
perkuliahan.
6. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama, serta Perpustakaan Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah melayani dengan
baik selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
7. Pengurus Yayasan Persada Nurani khusunya M. Faridj Wajdi, SE, MSi selaku
ketua yayasan, Sdr. Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yayasan, Dr. Nur Aini,
Mba indah pengurus yayasan dan rekan-rekan di yayasan yang tidak bisa saya
sebutkan satu-persatu. Terima kasih telah memberikan data-data yang terkait
dengan penulisan skripsi ini.
8. Yang tercinta dan terkasih Ayahku Anwar Sanusi, Mama Siti Aminah, Bapa
H. Amin Suripto dan Mama tersayang Hj. Niti Rahma yang selalu mengurus,
mendidik dan membantu penulis baik materi maupun spiritual, sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas pengorbanan kalian selama ini,
semoga Allah SWT membalas dengan surga-Nya.
9. Kakak-kakakku yang baik hati, Siti Nurhayati S.Pd terimakasih telah
membiayai penulis selama kuliah. Kakakku Nur Kholis, Sip dan istri (Merry
Sofiaty), terimakasih telah memberikan motivasi. Adikku yang tersayang Ali
Nur Faiz dan Ibnu Hakim Rifani. Saudara-saudara sepupuku Edi Suswanto,
Hanifah Azwar dan Kurnia Popy Rahmawati, terima kasih atas bantuan dan
dukungan kalian baik moril maupun materiil sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terima kasih atas pengorbanan kalian selama ini, semoga Allah SWT
membalas kebaikan kalian.
10. Yang tercinta, Keluarga besar H. Abdul Syukur yang telah memberikan
banyak motivasi, inspirasi, pengalaman, pelajaran hidup dan dukungan yang
tulus kepada penulis. Semoga setiap nasihat, pesan, kritik dan saran, Allah
SWT balas dengan pahala yang besar.
11.Kepada seluruh sahabat-sahabat seperjuangan PMI angkatan 2006. Fenny
Oktaviany, Ika Lestari, Milastri Muzakkar (four angels), Nurul Hikmah,
Ahmad Rokhoul Alamin, Ari Kurniawan, Kurnia Aji, Hidmatullah, Lia Fitria
Farhana, Yanis Sarohmah, Iin Nurhayati, Syarifudin, Ahmad Fauzi, Aji
Purnama Ismail. Kalian semua penulis banggakan dalam menjaga kesolidan
dalam berdiskusi di kelas, dan dalam pertemanan dan persahabatan kita di
UIN, semoga kenangan-kenangan bersama kita tetap terjaga sampai kapanpun.
12.Teman-teman KKS Kelompok 55. Agyl, Ichal, Nurul, Ade, Ninda, Abu, Sidik,
Mionk, Windi, Mega, Chika, Andry, Arya Yang selalu memberi suport agar
penulis segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.
13.Untuk adik-adik kelas dan kakak-kakak kelas yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan. Kepada seluruh teman-teman di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi dan teman-teman Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta semoga sukses selalu.
telah diberikan kepada penulis, semoga Allah swt. dapat memberikan imbalan
yang lebih baik kepada mereka.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pembatasan dan Perumusan masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
D. Metodologi Penelitian ... 9
E. Tinjauan Pustaka ... 15
F. Sistematika Penulisan ... 17
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Program ... 19
1. Pengertian Program ... 19
2. Macam-macam Program ... 19
3. Tujuan Program ... 20
B. Implementasi Program ... 21
C. Pelayanan Kesehatan Masyarakat ... 23
1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Masyarakat ... 23
2. Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat 25
Indonesia ... 26
D. Kemiskinan ... 30
1. Pengertian Kemiskinan ... 30
2. Faktor Penyebab Kemiskinan ... 32
3. Dimensi Kemiskinan ... 34
4. Penanggulangan Kemiskinan ... 35
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PERSADA NURANI A. Profil Yayasan ... 40
1. Sejarah Singkat Yayasan Persada Nurani ... 40
2. Visi dan Misi Yayasan Persada Nurani ... 43
3. Susunan Pengurus Yayasan Persada Nurani ... 44
4. Bidang Aktivitas Yayasan Persada Nurani ... 44
5. Fokus Program Yayasan Persada Nurani ... 46
B. Letak Geografis Yayasan Persada Nurani ... 51
1. Letak Geografis ... 51
2. Kondisi sosio historis masyarakat di Yayasan Persada Nurani ... 52
BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN YAYASAN PERSADA NURANI A. Proses Perencanaan Program Pelayanan Kesehatan ... 54
1. Perencanaan Kegiatan ... 54
2. Anggaran Dana ... 57
B. Proses Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan ... 58
1. Upaya Pelaksanaan Program ... 61
2. Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan ... 65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 79
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
Tabel 1 Rancangan Informan ... 10
Tabel 2 Anggaran Dana ... 57
Tabel 3 Jadwal Praktek Dokter ... 63
Tabel 4 Laporan Administrasi... 66
Tabel 5 Data Administrasi Klinik YPN ... 68
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini dalam berbagai media massa nasional, seringkali kita
membaca tentang meningkatnya berbagai permasalahan sosial yang ada. Dari
meningkatnya angka penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan,
meningkatnya angka pengangguran, banyaknya anak jalanan dan pengemis di
berbagai wilayah, semakin banyaknya ‘pak ogah’ dan ‘polisi cepek’ di jalan raya,
banyaknya perampokan kendaraan bermotor roda dua, banyaknya penodongan di
persimpangan jalan, dan sebagainya. Berbagai permasalahan sosial tersebut
seringkali dikaitkan dengan kemiskinan yang terjadi saat ini.1
Sebagaimana diketahui, kehidupan yang menjadi dambaan masyarakat
adalah kondisi yang sejahtera. Dengan demikian, kondisi yang menunjukkan
adanya taraf hidup yang rendah merupakan sasaran utama usaha perbaikan dalam
rangka perwujudan kondisi yang sejahtera tersebut. Kondisi kemiskinan dengan
berbagai dimensi dan implikasinya, merupakan salah satu bentuk masalah sosial
yang menggambarkan kondisi kesejahteraan yang rendah. Oleh sebab itu wajar
apabila kemiskinan dapat menjadi inspirasi bagi tindakan perubahan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.2
1
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003), Cet. Ke-1, h. 322
2
Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet. Ke-1, h. 309-310
Indonesia adalah negara berkembang dimana sebagian besar
masyarakatnya masih berada dalam tatanan ekonomi menengah ke bawah.
Masalah kemiskinan selalu merupakan masalah yang paling serius dan dituntut
untuk segera diselesaikan. Selain kemiskinan, di Indonesia juga memiliki banyak
sekali masalah yang berkaitan dengan rakyatnya seperti masalah kesejahteraan,
kesenjangan sosial dan yang paling serius yaitu masalah kesehatan masyarakat.3
Kemiskinan pada dasarnya bukan hanya karena permasalahan ekonomi
saja, akan tetapi kemiskinan merupakan permasalahan yang multidimensional.
Dimana kemiskinan multidimensional ini mencakup kemiskinan dalam dimensi
ekonomi, kemiskinan dalam dimensi sosial dan budaya, kemiskinan dalam
dimensi kesehatan, kemiskinan dalam dimensi sosial-politik, kemiskinan dalam
dimensi pendidikan, agama, dan budi pekerti, serta kemiskinan dalam dimensi
perdamaian dunia.
Indonesia dinilai paling lambat dalam mengatasi masalah kemiskinan, hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rupiah yang tidak stabil, pengangguran
dimana-mana dan bahkan cenderung bertambah banyak, serta jurang ketimpangan sosial
ekonomi yang kian melebar.
Pada kelompok ekonomi lemah memang tidak tahu menahu permasalahan
pemerintah dan perekonomian, tapi dalam permasalahan krisis perekonomian,
kaum inilah yang paling terkena imbasnya. Tidak sedikit kepala keluarga yang di
pemutusan hubungan kerja (PHK) di tempat mereka bekerja, sehingga berubah
statusnya menjadi pengangguran, dan tak sedikit pula anak-anak kehilangan masa
depan karena orangtuanya tak mampu lagi membayar biaya sekolah.
3
3
Isbandi Rukminto Adi mengatakan; bahwa dalam proses pembangunan
yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh dua dimensi yaitu; yang pertama,
dimensi makro yang menggambarkan bagaimana institusi negara melalui
kebijakan dan peraturan yang dibuatnya mempengaruhi proses perubahan suatu
masyarakat, sedangkan dimensi yang kedua adalah dimensi mikro yaitu individu
dan kelompok masyarakat mempengaruhi proses pembangunan itu sendiri.4
Sedangkan menurut Syaiful Arif, kemiskinan dapat digolongkan menjadi
dua kategori yaitu kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan
kultural dipahami sebagai akibat dari adanya karakter budaya masyarakat dan
etos kerja yang lemah, sedangkan kemiskinan struktural bisa terjadi karena
adanya struktur dan kebijakan pemerintah yang timpah, sebagai akibat dari
terjadinya ketidak-adilan dalam kehidupan masyarakat.5
Pembangunan nasional merupakan sarana yang penting untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakekatnya pembangunan nasional
Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia. Untuk itu pola umum strategi pembangunan nasional
merupakan rangkaian program-program yang menyeluruh, terarah dan terpadu
serasi serta berlangsung secara terus menerus, bertahap dan berkesinambungan
melalui pembangunan lima tahun.
Sedangkan tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu
masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Republik
4
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003), Cet Ke-1, h.1
5
Indonesia, yang merdeka, berdaulat, bersatu, berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang aman, tentram dan damai. Ruang lingkup
pembangunan nasional sangat luas, maka pelaksanaannya harus secara berencana,
menyeluruh, bertahap dan berlanjut. Pada tiap-tiap tahap diharapkan dapat
mencapai keselarasan dalam kemajuan lahiriah dan batiniah yang merata
mencakup seluruh rakyat, dengan kadar keadilan sosial yang meningkat, dengan
demikian pembangunan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus.6
Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka pembangunan nasional harus
dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah
pelaksana utama pembangunan. Sedangkan pemerintah berkewajiban untuk
mengarahkan, membimbing dan menciptakan suasana yang menunjang, saling
mengisi dan saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya
tujuan pembangunan nasional.
Dengan menggunakan pedoman pokok Undang-Undang Dasar 1945 dan
pedoman operasional Garis-garis Besar Haluan Negara, pembangunan disegala
bidang dilaksanakan sebagai upaya menuju kesejahteraan bangsa didalam
masyarakat adil dan makmur yang berdasarkan pancasila. Salah satu modal utama
dalam rangka mencapai kesejahteraan adalah kesehatan, yang merupakan bagian
dari kebutuhan dasar manusia.
Pemerintah menyadari bahwa setiap orang berhak untuk dapat memenuhi
kebutuhan sendiri hidupnya yang layak dan peningkatan martabatnya menuju
terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera adil dan makmur, serta adanya
6
5
suatu jaminan sosial yang menyeluruh antara lain mengenai kesehatan di
masyarakat.
Kesehatan masyarakat merupakan suatu hal yang komplek, karena pada
dasarnya kesehatan masyarakat menyangkut semua segi kehidupan dan kegiatan,
sehingga mempunyai ruang lingkup yang luas. Untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal merupakan menjadi tanggung jawab pemerintah dan
seluruh masyarakat. Dengan demikian keadaan yang memungkinkan dapat hidup
sehat bukan saja menjadi hak dari setiap anggota masyarakat tetapi juga menjadi
kewajibannya untuk ikut serta di dalam segala usaha kesehatan.
Pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan atas Sistem Kesehatan
Nasioanl (SKN)7, yang menegaskan bahwa: “… pada dasarnya kesehatan
menyangkut semua segi kehidupan, baik di masa lalu, sekarang, maupun yang
akan datang.” Sebagai tujuan pembangunan dinyatakan: “… tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari tujuan nasioanl.”8
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum tersebut, harus
diwujudkan melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan yang
besar artinya bagi pembangunan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia,
serta sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang hakikatnya
adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia.
7
Departemen Kesehatan, Sistem Kesehatan Nasional, (Jakarta: Depkes, 1982), h. 2
8
Hak untuk memperoleh hidup sehat itu telah diatur dalam Undang-Undang
Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan,
menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.9
Karena setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan terhadap kesehatannya, dan Negara bertanggungjawab mengatur
agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat
miskin dan tidak mampu.
Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut
diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses
pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti, tidak adanya kemampuan
secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Untuk menjamin
akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk
mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan program
Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS). JAMKESMAS adalah program
bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang
dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi
masyarakat miskin, sebab pada hakekatnya pelayanan kesehatan masyarakat
miskin menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh pemerintah pusat
dan daerah. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya kebijakan ini tidak dapat
mewujudkan pelayanan kesehatan yang adil, berkualitas dan dapat diakses oleh
masyarakat luas.
9
7
Oleh karena itu Yayasan Persada Nurani sebagai salah satu lembaga yang
bergerak di bidang sosial-kemanusiaan, tergerak untuk melakukan upaya-upaya
penanggulangan kesehatan bagi masyarakat miskin (kurang mampu). Yayasan
pelayanan kesehatan ini merupakan suatu lembaga yang salah satu aktivitas
pokoknya ialah melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin
dengan salah satu tujuan yang ingin dicapainya adalah memberikan pelayanan
kesehatan yang murah (terjangkau) dan berkualitas. Melalui program Pelayanan
Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin tersebut, yayasan ini mencoba membantu
memberi solusi untuk program kesehatan pemerintah (rumah sakit dan
puskesmas) yang sampai saat ini usaha pemerintah tersebut masih belum dapat
memenuhi harapan masyarakat. Banyak anggota masyarakat yang mengeluh dan
merasa tidak puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit
pemerintah ataupun puskesmas.
Melihat latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui
lebih jauh tentang program pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Yayasan
Persada Nurani. Semua itu dituangkan dalam penelitian skripsi yang berjudul ” Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah, penulis membuat batasan masalah
Yayasan Persada Nurani dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di
Kecamatan Kebayoran Lama.
2. Perumusan Masalah
Penulis merumuskan permasalahan pada hal-hal yang tidak terlalu luas,
agar pembahasan tidak terlalu melebar. Permasalahan yang akan difokuskan dan
dibahas dalam skripsi ini, secara sederhana dapat disimpulkan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana perencanaan program pelayanan kesehatan Yayasan
Persada Nurani dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di
kecamatan Kebayoran Lama-Jakarta Selatan?
b. Bagaimana pelaksanaan program pelayanan kesehatan Yayasan
Persada Nurani dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di
kecamatan Kebayoran Lama-Jakarta Selatan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan Yayasan Persada Nurani
dalam program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat di Kecamatan Kebayoran
Lama-Jakarta Selatan.
b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program Yayasan Persada
Nurani untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat di Kecamatan
9
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pembelajaran,
khususnya mengenai program pemberdayaan masyarakat miskin melalui
pelayanan kesehatan Yayasan Persada Nurani dan sebagai bahan kajian
pertimbangan civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
untuk Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).
b. Secara Praktis
Untuk menggambarkan kinerja Yayasan Persada Nurani, penelitian ini
diharapkan memberikan masukan kepada Yayasan Persada Nurani dan
menjadikan parameter dalam menjalankan tugas-tugas selanjutnya.
D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, karena penulis bermaksud untuk meneliti secara mendalam. Bogdan dan
Taylor mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari
orang-orang atau perilaku yang diamati secara langsung.10
2. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling bertujuan
(Purposive) yaitu teknik pengambilan sampel yang mempunyai maksud untuk
menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan teori yang muncul.
10
Dalam konteks ini peneliti mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sampai
terjadi pengulangan informasi atau sudah tidak ada informasi yang terjaring lagi.
Dari teknik sampling inilah peneliti kemudian bisa menentukan subjek dan objek
penelitian.
Subjek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang dapat
memberikan informasi, mereka terdiri dari: Ketua Yayasan Persada Nurani,
Sekretaris YPN, Karyawan Klinik YPN, Adapun pihak-pihak lain yaitu
masyarakat Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang terdiri dari pasien member dan
non member peserta pengobatan di klinik YPN yang penulis jadikan
informan-informan pemerkuat dalam hal melengkapi data-data dan informasi skripsi ini.
Tabel 1
Rancangan Informan
No Informan Informasi yang
dicari Jumlah
Metode Pengumpulan
Data
1 Ketua Yayasan Gambaran lembaga,
latar belakang program kegiatan
1 Orang Wawancara bebas terstruktur
2 Sekretaris Yayasan Gambaran lembaga, perencanaan
program kegiatan, pelaksanaan program
1 Orang Wawancara bebas terstrukur
3 Dokter Klinik Gambaran
perencanan program dan pelaksanaan program
1 Orang Wawancara bebas terstruktur, observasi
4 Karyawan Klinik Gambaran bentuk
pelaksanaan program pelayanan kesehatan
1 Orang Wawancara bebas terstruktur, dokumen, observasi 5 Mayarakat (pasien) Hasil dari program
dan manfaatnya
11
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Persada Nurani yang berlokasi di Jl.
Kebon Mangga No. 07, RT 09/RW 07 Cipulir, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Adapun alasan pemilihan lokasi itu sendiri didasari oleh pertimbangan yaitu
sebelumnya penulis pernah berkunjung ke yayasan tersebut, dari sana penulis
ingin mengetahui program pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin dan
tidak mampu dalam upayanya meningkatkan kesehatan di wilayah Kecamatan
Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Selain itu lokasinya yang cukup strategis,
karena cukup dekat dengan rumah penulis maka alasan tersebut membuat penulis
semakin yakin untuk mengambil lokasi penelitian di Yayasan Persada Nurani.
Penelitian ini dilakukan mulai 20 Maret 2010 sampai dengan 20 Juni 2010.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data, menurut M. Nadzir, adalah “mengelompokkan, membuat
suatu urutan, menyingkatkan data, sehingga mudah dibaca”.11 Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa secara teoritis analisa data adalah suatu kegiatan yang
bersifat untuk “mentransformasikan” data menjadi informasi.
Data adalah hasil suatu pencatatan. Informasi adalah makna dari hasil
pencatatan itu. Metode analisa yang digunakan adalah metode deskripsi análisis
yakni dengan cara mengumpulkan data kemudian disusun, disajikan, baru
kemudian dianalisis untuk mengungkapkan arti dari data tersebut.
Proses análisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan dan dokumen.12 Dalam hal ini
penulis terlebih dahulu mengumpulkan semua data yang diperoleh mengenai
11
Moh. Nadzir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), h. 234.
12
pemberdayaan masyarakat dalam program pelayanan kesekatan di Klinik
Kesehatan Yayasan Persada Nurani kemudian mendeskripsikan temuan-temuan
yang ada dengan berpedoman pada sumber-sumber tertulis.
5. Keabsahan Data
Untuk memeriksa keabsahan data, penulis menggunakan teknik
triangulasi. Teknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan
atau pembanding terhadap data tersebut, teknik triangulasi yang banyak yang
digunakan adalah pemeriksaan terhadap sumber lainnya. Dalam hal ini, penulis
menggunakan pasien sebagai sumber pengecekkan keabsahan data yang penulis
peroleh dari pengurus atau staf program pelayanan kesehatan.
6. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu :
a. Data Primer, yaitu data yang berasal dari wawancara pengamatan di
lapangan. Data ini terbagi menjadi dua sumber yaitu:
a) Utama, adalah data yang diperoleh secara langsung dari sasaran
peneliti, yaitu Klinik Kesehatan Yayasan Persada Nurani yang
terdiri dari: Ketua Yayasan, Sekretaris
b) Umum, yaitu data yang diperoleh dari masyarakat kebayoran
lama maupun masyarakat setempat
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan atau
dokumen yang berkaitan dengan penelitian dari sumber yang terkait.
Catatan dan dokumen tersebut berasal dari dokumen pribadi milik
13
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran
yang dipandang ilmiah dalam suatu penelitian terhadap hasil yang diperoleh
secara keseluruhan. Moeleong mengatakan bahwa sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain.13 Data yang dipakai adalah data primer, yaitu data
yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pengurus yang
bersangkutan.
Dalam penelitian ini metode yang peneliti gunakan adalah :
a. Wawancara
Wawancara atau interview adalah percakapan atau tanya jawab yang
diarahkan untuk tujuan tertentu, dalam hal ini pertanyaan yang ditujukan kepada
responden untuk memperoleh data. Deddy Mulyana menjelaskan wawancara
adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin
memperoleh informasi dari seseorang lainnya, dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dari seseorang lainnya berdasarkan tujuan tertentu.14
Teknik yang digunakan adalah interview bebas terpimpin, yaitu penulis
mengajukan beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan, kemudian langsung
dijawab oleh informan dengan bebas dan terbuka. Dimana hal ini dilakukan oleh
peneliti untuk dapat menggali informasi dan data yang akurat dari narasumber
yang berkaitan dengan program pelayanan kesehatan yayasan persada nurani.
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan wawancara dengan pengurus
Yayasan Persada Nurani Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
13
Moeleong, Op.cit., h. 112.
14
b. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan metode pertama yang digunakan
dalam melakukan penelitian ilmiah. Observasi berarti pengamatan pencatatan
sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.15 Penulis akan
mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dengan maksud
memperoleh gambaran umum Yayasan Persada Nurani Kebayoran Lama dalam
aktifitasnya untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam upaya pemberdayaan
masyarakat miskin.
c. Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai macam
bentuk data berupa buku-buku, dokumen, brosur, proposal, catatan, foto dan
sebagainya yang berhubungan dengan Yayasan Persada Nurani Kecamatan
Kebayoran Lama, yang dapat dijadikan bahan pendukung dalam penulisan skripsi
ini, terutama mengenai program pemberdayaan masyarakat miskin melalui
pelayanan kesehatan.
8. Teknik Pencatatan Data
Pencatatan data dilakukan dengan cara pencatatan lapangan yang berisi
hasil wawancara dan pengamatan. Pengamatan secara cermat diarahkan terhadap
perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat (pasien) Kecamatan
Kebayoran Lama melalui program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
Yayasan Persada Nurani dalam implementasi program pelayanan kesehatan klinik
Yayasan Persada Nurani.
15
15
Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan keterangan tentang
pemberdayaan program masyarakat miskin dalam program pelayanan kesehatan
Yayasan Persada Nurani. Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan yang telah
disiapkan kepada responden, lalu dijawab oleh pemberi data dengan bebas
terbuka.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini sebelum mengadakan penelitian lebih lanjut
kemudian menyusun menjadi statu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis
lakukan dengan mengkaji terlebih dahulu karya ilmiah yang sudah ada yang berisi
hasil-hasil penelitian yang telah diterbitkan yang mempunyai judul hampir sama
dengan yang akan penulis teliti. Maksud pengkajian ini adalah dapat diketahui
bahwa apa yang penulis teliti sekarang tidak sama dengan penelitian dari karya
ilmiah terdahulu yang telah diterbitkan.
Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
menduplikasi hasil karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas perbedaan
antara masing-masing judul karya ilmiah dengan yang akan penulis bahas, yaitu
sebagai berikut: :
1. ‘’Gambaran Pelaksanaan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat Miskin (Askeskin) di Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyuasin, Palembang Sumatera Selatan”. Skripsi ini ditulis oleh Suci
Pujiati mahasiswa program peminatan manajemen pelayanan
kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin yang terdapat berbagai
masalah yang ditimbulkan karena sistem manajemen yang kurang baik
dari segi sumber daya manusia (SDM), metode penentuan sasaran,
perencanaan kegiatan, pencatatan, dan pelaporan pertanggungjawaban
kegiatan.
2. ‘’Analisis Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin di Kota
Bandar Lampung (studi kasus : Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek).”
Oleh Rini Yulianti, Karya ilmiah ini berisikan tentang: Kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan RSUAM terhadap pasien keluarga
miskin, khususnya pasien gakin rawat inap.
3. “Peningkatan dan Pengembangan RS Dokter Pirngadi Medan dalam
Usaha Peningkatan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat.”
Skripsi ini ditulis oleh Maringan Emry Hutapea mahasiswi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 1981. Skripsi ini
membahas permasalahan yang menyangkut masalah yang mempunyai
hubungan dengan ketenagaan, pembiayaan, sarana fisik, peralatan
medis dan non medis, masalah pelayanan kesehatan yang berada di RS
Dokter Pringadi Medan
Berbeda dengan karya-karya ilmiah di atas, bahwa penelitian yang akan
penulis lakukan berjudul ’’Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada
Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama
Jakarta Selatan.’’
Skripsi ini bertujuan untuk memberikan penilaian secara kritis tentang
17
antara teori dengan realitas yang terjadi di lapangan. Dalam proposal penelitian
ini, isinya lebih memaparkan tentang pelaksanaan program pelayanan kesehatan
tersebut dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin, serta langkah-langkah
yang telah dilakukan oleh Yayasan Persada Nurani. Demikian perbedaan pokok
bahasan atau materi antara proposal penelitian ini dengan karya ilmiah yang lain.
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, penulis
menyusun ke dalam lima bab yang terdiri dari beberapa subbab tersendiri.
Bab-bab tersebut secara keseluruhan saling berkaitan satu sama lainnya yang diawali
dengan pendahuluan dan diakhiri dengan penutup serta kesimpulan dan saran,
adapun susunannya adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian meliputi; pendekatan penelitian, teknik pemilihan
subyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, keabsahan data,
teknik analisis data, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik
pencatatan data, dan análisis data, penelitian terdahulu dan
sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teori, yang meliputi pengertian program, macam-macam program, tujuan program dan implementasi program. teori
pelayanan kesehatan masyarakat meliputi, pengertian pelayanan
kesehatan masyarakat, ruang lingkup pelayanan kesehatan
teori kemiskinan meliputi pengertian kemiskinan, faktor penyebab
kemiskinan, dimensi kemiskinan, dan penanggulangan kemiskinan.
BAB III Gambaran Umum tentang Yayasan Persada Nurani yang meliputi; sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi,
bidang aktivitas yayasan, fokus program yayasan, serta tentang
program pelayanan kesehatan yang meliputi; dasar pemikiran, visi
dan misi dan jenis kegiatan.
BAB IV Temuan dan Analisis, memaparkan tentang perencanaan kegiatan dan anggaran dana, upaya pelaksanaan program, penyuluhan dan
pemeriksaan kesehatan yang meliputi; pemeriksaan kesehatan,
pelaksanaan imunisasi, pemberdayaan kesehatan untuk pasien
LANSIA (Lanjut Usia)
BAB V Penutup, bab ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya yang memuat mengenai Kesimpulan dan Saran yang ditemukan
penulis selama menjalani penelitian dengan didasarkan kepada
hasil temuan dan analisis lapangan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Program
1. Pengertian Program
Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara. Sebuah kelompok
organisasi, lembaga ataupun negara pastilah mempunyai suatu program.
Suharsimi Arikunto mengemukakan program sebagai berikut : “Program adalah
sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan
kegiatan tertentu.”1
Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi suatu program dan kegiatan
yang tidak direncanakan bukan merupakan suatu program.
2. Macam-macam Program
Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud dan dapat
dilihat dari berbagai aspek. Salah satunya, program dapat ditinjau dari :
a. Tujuan. Ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya
adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.
b. Jenis. Ada program pendidikan, program kemasyarakatan dan
sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program
bersangkutan.
1
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta : Bina Aksara, 1988), h. 1
c. Jangka Waktu. Ada program jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang.
d. Keluasan. Ada program sempit dan ada program luas. Program sempit
hanya menyangkut program yang terbatas, sedangkan program luas
menyangkut banyak variabel.
e. Pelaksanaannya. Ada program kecil dan ada program besar. Program
kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar
dilaksanakan oleh banyak orang.
f. Sifatnya. Ada program penting dan ada program yang kurang penting.
Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak,
menyangkut hal-hal yang vital, sedangkan kurang penting adalah
sebaliknya.2
3. Tujuan Program
Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam
proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut :
“ Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan
perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang
tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan karena
tujuan menentukan apa yang akan diraih”.3
2
Ibid, h.23
3
21
Tujuan program dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu : tujuan umum dan
khusus (obyektives). Tujuan umum biasanya menunjukkan out put dari program
jangka panjang. Sedangkan tujuan khusus, out putnya jangka pendek.4
Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak dapat terlepas dari
kurikulum. Kurikulum adalah acuan yang berisi tentang sejumlah pelajaran yang
akan dilaksanakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh S. Nasution bahwa, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh atau sejumlah pelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai
suatu tingkat atau ijazah.5
4. Implementasi Program
Dalam kamus Webster (Solichin Abdul Wahab, 1997:64) pengertian
implementasi dirumuskan secara pendek, dimana “to implementasi"
(mengimplementasikan) berarti “to provide means for carrying out; to give
practical effec to” (menyajikan alat bantu untuk melaksanakan; menimbulkan
dampak/berakibat sesuatu).6
Pengertian yang sangat sederhana tentang implementasi adalah
sebagaimana yang diungkapkan oleh Charles O. Jones (1991), dimana
implementasi diartikan sebagai "getting the job done" dan "doing it". Tetapi di
balik kesederhanaan rumusan yang demikian berarti bahwa implementasi program
merupakan suatu proses kebijakan yang dapat dilakukan dengan mudah. Namun
4
Ibid, h. 35
5
S. Nasution, Azas-azas Kurikulum, (Bandung: CV Jenimar, 1975), h. 5
6
pelaksanaannya, menurut Jonse, menuntut adanya syarat yang antara lain:
adanya orang atau pelaksana, uang dan kemampuan organisasi atau yang sering
disebut dengan resources, Lebih lanjut Jones merumuskan batasan implementasi
sebagai proses penerimaan sumber daya tambahan, sehingga dapat
mempertimbangkan apa yang harus dilakukan.
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa keberhasilan impelementasi
program sangat dipengaruhi oleh berbagai variabel atau faktor yang pada
gilrannya akan mempengaruhi keberhasilan implementasi program itu sendiri
Ahli lain, Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn (dalam Slichin Abdul
Wahab, 1991, 36) mengemukakan sejumlah tahap implementasi sebagai berikut :
• Tahap pertama Terdiri atas kegiatan-kegiatan :
a. Menggambarkan rencana suatu program dengan penetapan tujuan
secara jelas
b. Menentukan standar pelaksanaan
c. Menentukan biaya yang akan digunakan beserta waktu
pelaksanaan.
• Tahap kedua Merupakan pelaksanaan program dengan
mendayagunakan struktur staf, sumber daya, prosedur, biaya serta
metode
• Tahap ketiga Merupakan kegiatan-kegiatan :
a. Menentukan jadwal
23
c. Mengadakan pengawasan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan
program. Dengan demikian jika terdapat penyimpangan atau
pelanggaran dapat diambil tindakan yang sesuai, dengan segera.
B. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pengertian pelayanan kesehatan banyak macamnya. Menjabarkan
pendapat Levey dan Loomba (1973) maka yang dimaksud dengan pelayanan
kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. 7
Secara umum pelayanan kesehatan masyarakat (public health services)
adalah merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan
sasaran masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pelayanan kesehatan
masyarakat tidak melakukan pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan).8
Pelayanan kesehatan masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun swasta perlu memperhatikan beberapa ketentuan, antara lain
:9
7
Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Edisi III, h. 35
8
Ibid, h. 115
9
a). Penanggung Jawab
Suatu sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus ada penanggung
jawab oleh pemerintah maupun oleh swasta. Namun demikian di Indonesia,
pemerintah (dalam hal ini Departemen Kesehatan) merupakan penanggung jawab
yang paling tinggi. Artinya pengawasan, standar pelayanan dan sebagainya bagi
pelayanan kesehatan masyarakat baik pemerintah (puskesmas) maupun swasta
(balkesmas) adalah di bawah koordinasi Departemen Kesehatan.
b). Standar Pelayanan.
Sistem pelayanan kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun swasta
harus berdasarkan pada suatu standar tertentu. Di Indonesia, standar ini telah
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dengan adanya buku Pedoman Puskesmas.
c). Hubungan Kerja.
Sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus mempunyai pembagian
kerja yang jelas antara bagian satu dengan yang lain. Artinya fasilitas kesehatan
tersebut harus mempunyai struktur organisasi yang jelas dan menggambarkan
hubungan kerja, baik horizontal maupun vertikal.
d). Pengorganisasian Potensi Masyarakat.
Ciri khas dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat adalah keikutsertaan
masyarakat atau pengorganisasian masyarakat. Upaya ini penting (terutama di
Indonesia) karena adanya keterbatasan sumber-sumber daya dari penyelenggara
25
2. Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Sekalipun bentuk dan jenis pelayanan kesehatan banyak macamnya,
namun jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam.
Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tersebut, jika dijabarkan dari pendapat
Hodgetts dan Cascio (1983) adalah : 10
a. Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan
kedokteran (medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat
bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi
(institusion), tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan
kesehatan serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kesehatan
masyarakat (public health services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang
umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta
sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.
Karena ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat menyangkut
kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan
kesehatan masyarakat umumnya adalah besar. Hanya saja karena masalah
kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah masalah masyarakat sendiri, maka
10
dalam menyediakan serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat,
potensi masyarakat sering diikut-sertakan.
Jika ditinjau dari batasan ilmu kesehatan masyarakat, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Winslow (1920), pengikut-sertaan potensi masyarakat ini telah
merupakan prinsip pokok yang harus diikuti.
3. Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup tinggi serta
distribusi yang tidak merata, merupakan tantangan berat bagi pembangunan
kesehatan di Indonesia. Keadaan lain yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan
adalah tingkat pendidikan umum yang belum memadai, terutama pada golongan
wanita. Di samping itu adat-istiadat, sikap, tingkah laku, dan kebiasaan-kebiasaan
warga masyarakat untuk hidup sehat dan berperan serta aktif dalam pembangunan
kesehatan, masih belum seperti apa yang diharapkan.
Tingkat ekonomi yang masih rendah menyebabkan banyak warga
masyarakat belum mampu memperoleh upaya pelayanan kesehatan. Pembiayaan
untuk pembangunan kesehatan, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari
masyarakat, dirasakan masih terbatas jumlahnya. Meskipun telah terdapat
berbagai peningkatan kerja sama lintas-sektoral, tetapi pelaksanaannya masih
belum berjalan dengan lancar.11
Untuk Indonesia penanggung jawab pelayanan kesehatan masyarakat
adalah Departemen Kesehatan yang menurut KEPRES No. 15 tahun 1984
11
27
memang diserahkan tugas sebagai penyelenggara sebagian dari tugas umum
pemerintahan dan pembangunan dibidang kesehatan. Untuk ini, Depatemen
Kesehatan melalui segenap aparatnya yang tersebar di seluruh tanah air, aktif
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat. Aparat yang dimaksud ialah
Kantor Wilayah Departemen Kesehatan yang terdapat di setiap propinsi serta
Kantor Departemen Kesehatan yang terdapat di setiap Kabupaten.
Hanya saja sesuai dengan UU Pokok Pemerintah Daerah No. 5 tahun 1974
dimana tanggung jawab kesehatan berada pada pemerintah Daerah maka ditingkat
pemerintah daerah juga ditemukan aparat pemerintah yang bertanggung jawab
dalam bidang kesehatan. Aparat yang dimaksud ialah Kantor Dinas Kesehatan
Propinsi untuk tingkat propinsi, Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotamadya
untuk tingkat Kabupaten/Kotamadya serta Kantor Dinas Kesehatan Kecamatan
untuk tingkat Kecamatan (masih dalam tahap perencanaan).
Dari uraian yang seperti ini jelaslah bahwa peranan kantor dalam Sistem
Kesehatan di Indonesia, tidak hanya sebagai pelaksana fungsi administrasi saja,
tetapi juga sebagai pelaksana fungsi pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain
Kantor Departemen Kesehatan dan atau Kantor Dinas Kesehatan yang terdapat di
kabupaten juga bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang
dalam hal ini adalah pelayanan kesehatan masyarakat seperti misalnya mengatasi
keadaan wabah yang terjangkit di wilayah kerjanya.
Tentu mudah dipahami bahwa fungsi pelayanan kesehatan masyarakat
yang dimiliki oleh berbagai ‘kantor’ ini sifatnya hanya merupakan pelayanan
sehari-hari, dipercayakan kepada PUSKESMAS, yang oleh pemerintah memang
didirikan di semua kecamatan di Indonesia.
Untuk lebih memperluas cakupan pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut, pada beberapa kecamatan yang jumlah penduduknya lebih dari 30.000
dan yang wilayah kerjanya terlalu luas, didirikan PUSKESMAS pembantu.
Kecuali itu untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
yang bertempat tinggal jauh dari PUSKESMAS diselenggarakan PUSKESMAS
keliling.
Selanjutnya sesuai dengan prinsip perlunya melibatkan potensi
masyarakat, pada saat ini pemerintah berupaya secara maksimal untuk
mengikutsertakan potensi masyarakat yang dimaksud. Peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan secara keseluruhan disebut dengan nama Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) yang pengorganisasiannya berada dalam
naungan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Sedangkan wadah
peran serta masyarakat dalam program kesehatan masyarakat dikenal dengan
nama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Pada saat ini Posyandu direncanakan
akan didirikan di setiap desa. Sedangkan kegiatan utama Posyandu yang dikelola
dengan prinsip “dari dan oleh untuk masyarakat” ini, secara umum dapat
dibedakan atas lima macam yakni (1) pelayanan KIA, (2) pelayanan gizi, (3)
pelayanan keluaraga, (4) pemberian oralit, serta (5) imunisasi.12
Sejak reformasi nasional pada 1998, terjadi perubahan yang sangat
mendasar pada hampir seluruh organisasi di Indonesia. Demikian pula pada
12
29
organisasi pelayanan kesehatan. Perubahan yang mendasar dalam sektor
kesehatan adalah terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan
menjadi ‘Paradigma Sehat’. Paradigma baru ini mendorong terjadinya perubahan
konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain: 13
a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif,
b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated),
c. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah,
berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat,
d. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula free
for service menjadi pembayaran secara pra-upaya,
e. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif
menjadi investasi,
f. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah,
akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra
pemerintah (partnership),
g. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralized),
menjadi otonomi daerah (decentralized)
h. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring
berjalannya era desentralisasi.
13
C. Kemiskinan
1. Pengertian Kemiskinan
Miskin adalah bentuk kata dasar dari kemiskinan, dalam kamus besar
Bahasa Indonesia, kata “miskin” memiliki arti tidak berharta benda, sebab
kekurangan (berpenghasilan sangat rendah). Sedangkan “kemiskinan” mempunyai
arti hal miskin, keadaan miskin, situasi penduduk atau sebagian penduduk yang
hanya dapat memenuhi makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat diperlukan
untuk mempertahankan tingkat kebutuhan yang minimum.14
Dalam bahasa Arab kata “miskin” diambil dari kata sakana yang berarti
tenang atau diam. Kata miskin biasanya berkaitan dengan kata fakir yang berasal
dari kata faqr yang artinya orang yang patah tulang punggungnya, dalam arti
bahwa beban yang dipikulnya sedemikian berat sehingga mematahkan tulang
punggungnya.15
KH. Ali Yafie berpendapat bahwa miskin adalah barang siapa yang
memiliki harta benda atau mata pencaharian tetap, akan tetapi salah satunya atau
kedua-duanya hanya menutupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokoknya.16
Kemiskinan dari sudut sosiologi dapat dibedakan menjadi tiga pengertian:
kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, dan kemiskinan kultural. Seseorang
termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah
garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum,
seperti pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong
14
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-1, h. 587
15
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994), h. 449
16
31
miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan, namun masih
berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan kemiskinan
kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang
tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari
pihak lain yang membantunya.
Soerjono Soekanto merumuskan: ”kemiskinan sebagai suatu keadaan di
mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf
kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut”.17
Dari beberapa pendapat di atas dapatlah diambil kesimpulan, bahwa
kemiskinan merupakan keadaan yang dialami oleh sebagian penduduk yang hidup
dalam keadaan serba kekurangan untuk memperoleh kebutuhan hidupnya yang
pokok disebabkan kurangnya kemampuan ekonomi.
Secara umum, yang dimaksud dengan orang miskin dalam buku Planning
And Management of Social Sector Programme, didefinisikan sebagai orang yang
hidupnya berada di bawah garis kemiskinan, yakni orang yang tertutup baginya
kesempatan untuk mendapatkan nafkah untuk makan dan kebutuhan lainnya
seperti pakaian, pendidikan, lapangan kerja dan sebagainya.18
Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
dasar minimal untuk hidup layak.19 Dalam kehidupan di masyarakat, kemiskinan
adalah suatu hal yang nyata adanya. Bagi mereka yang tergolong miskin, mereka
17
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1987), h. 365
18
Parsudi Suparlan, Kemiskinan Diperkotaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993) Cet. Ke-2, h. 20
19
sendiri merasakan dan menjalankan kehidupan dalam kemiskinan tersebut. Tetapi
kesadaran akan kemiskinan mereka itu baru terasa bila mereka membandingkan
kehidupan yang mereka jalani dengan kehidupan orang lain yang lebih tinggi
tingkat kehidupannya.20
2. Faktor Penyebab Kemiskinan
Di Indonesia, masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang
senantiasa relevan untuk dikaji terus meneus. Ini bukan saja karena masalah
kemiskinan telah ada sejak lama dan masih hadir di tengah-tengah kita saat ini,
melainkan pula karena kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis
multidimensional yang masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia.21
Kemiskinan adalah sesuatu yang tidak dikehendaki oleh setiap orang,
namun demikian seperti yang telah dibahas sebelumnya, kemiskinan ini pun
banyak terjadi dalam masyarakat. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan
kemiskinan ini. Dr. M. Quraish Shihab berpendapat bahwa faktor utama penyebab
kemiskinan adalah sikap berdiam diri, enggan atau tidak dapat bergerak atau
berusaha. Keengganan berusaha adalah penganiayaan terhadap diri sendiri, sedang
ketidakmampuan berusaha antara lain disebabkan oleh penganiayaan orang lain.
Ketidakmampuan berusaha yang disebabkan orang lain ini diistilahkan pula
dengan kemiskinan struktural. Kemiskinan ini terjadi akibat adanya
20
Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 366
21
33
ketidakseimbangan dalam perolehan atau penggunaan sumber daya alam yang
telah diberikan oleh Allah Swt kepada makhluknya.22
Seseorang yang hidupnya selalu diam atau tidak mau berusaha atau tidak
dapar berusaha, tidaka akan dapat memiliki sesuatu, padahal Allah Swt telah
menyediakan sumber daya alam yang bias dikelola oleh manusia yang tidak
terbatas jumlahnya. Sebagaimana Firman Allah Swt: (Q.S. Ibrahim : 34)
KH. Ali Yafie mengemukakan ada 6 (enam) hal yang menjadi penyebab
terjadinya kemiskinan : 23
1. Kelemahan, yang meliputi kelemahan hati dan semangat, kelemahan akal
dan ilmu atau kelemahan fisik.
2. Kemalasan, sifat ini merupakan pangkal utama dari kemiskinan.
3. Ketakutan, merupakan penghambat untuk mencapai sukses atau usaha.
Keberhasilan pekerjaan tergantung pada keberanian pelakunya.
4. Kepelitan, hal ini bersangkutan dengan pihak si kaya. Karena dengan sifat
ini tanpa disadari, pelitnya itu membantu untuk tidak mengurangi
kemiskinan, sehingga kemiskinan terus terpelihara.
5. Tertindih hutang, orang yang sudah terbiasa berhutang, maka ia akan
tersulit lepas dari jeratannya, sehingga dia tidak bias keluar dari
kemiskinan.
22
M. Quraish Shihab, Op. Cit., h. 449-450
23
6. Diperas atau dikuasai oleh sesame manusia. Pemerasan terhadap manusia
ini sangat rentan untuk menimbulkan perbudakan.
Dari enam hal di atas, ada tiga hal yang merupakan penyebab kemiskinan
yang disebabkan oleh faktor intern yang muncul dari individu itu sendiri, hal
tersebut adalah: kelemahan, kemalasan dan ketakutan. Ketiga faktor ini
merupakan faktor utama penyebab kemiskinan. Sedangkan tiga faktor lain
dimunculkan oleh faktor ekstern yang oleh orang lain faktor ini merupakan faktor
penunjang terciptanya kemiskinan.
Sedangkan Dr. Musthofa Husni Assiba’I berpendapat bahwa kemiskinan
itu disebabkan karena salah satu dari dua sebab, yaitu kemalasan dan
ketidakmampuan bekerja atau karena kehilangan syarat-syarat untuk bekerja.24
3. Dimensi Kemiskinan
Kemiskinan merupakan fenomena yang berwayuh wajah. Kemiskinan
dapat dibagi kedalam beberapa dimensi:
a. Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi menghasilkan
pemenang dan pengkalah. Pemenang umumnya adalah negara-negara
maju sedangkan negara-negara berkembang seringkali semakin
terpinggirkan oleh persaingan dan pasar bebas yang merupakan
prasyarat globalisasi.
24
35
b. Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan
subsisten (kemiskinan akibat rendahnya pembangunan), kemiskinan
pedesaan (kemiskinan akibat peminggiran pedesaan dalam proses
pembangunan), kemiskinan perkotaan (kemiskinan yang disebabkan
oleh hakekat dan kecepatan pertumbuhan perkotaan).
c. Kemiskinan sosial. Kemiskinan yang dialami oleh perempuan,
anak-anak, dan kelompok minoritas.
d. Kemiskinan konsekuensional. Kemiskinan yang terjadi akibat
kejadian-kejadian lain atau faktor-faktor eksternal di luar si miskin,
seperti konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan, dan tingginya
jumlah penduduk.25
4. Penanggulangan Kemiskinan
Kemiskinan merupakan problem bagi kemanusiaan, khususnya disini bagi
ummat Islam. Kemiskinan merupakan masalah yang membebani laju dari
pergerakan menuju keteraturan. Masyarakat kita memunculkan sebuah
kesepakatan baru atau konsepsi bahwa siapa yang mempunyai keahlian,
kepintaran, gelar yang tinggi dan jaringan komunikasi yang luas akan bias
mencapai kesuksesan. Sedangkan banyak sekali orang-orang pergi ke kota hanya
bermodal nekat dan ingin mengadu nasib, alhasil yang mereka rasakan hanya akan
menjadi orang-orang pinggiran yang bias masuk dalam kategori orang miskin.
25
Di Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak
pula dilaksanakan, seperti: pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampong,
P2KP, PNPM dan BLT. Karena problem kemiskinan bersifat multidimensional,
maka strategi penanggulangannya harus bersifat multi dimensional juga. Selama
ini (studi kasus Indonesia) yang dilakukan oleh pemerintah hanya bersifat
ekonomi semata, sehingga apabila kebutuhan ekonomi sudah tercapai seolah-olah
proyek penanggulangan kemiskinan yang tidak berdimensi ekonomi, seperti
kemiskinan struktural atau politik. Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu
diperhitungkan dalam pemberdayaan lapisan masyarakat miskin guna sebagai
penanggulangan kemiskinan tersebut :
1. Pemberdayaan masyarakat merupakan prasyarat mutlak bagi upaya
penanggulangan masalah kemiskinan, yang bertujuan menekan perasaan
ketidakberdayaan masyarakat miskin bila berhadapan dengan struktur
sosial dan politis.
2. Upaya-upaya memutus hubungan yang bersifat eksploitatif terhadap
lapisan orang miskin yang perlu dilakukan.
3. Tanamkan rasa kesamaan (egaliterian) dan berikan gambaran bahwa
kemiskinan bukan merupakan takdir tetapi sebagai penjelmaan dari
konstruksi sosial.
4. Merealisasikan perumusan pembangunan dengan melibatkan masyarakat
miskin secara penuh. Seperti PKT (Proyek Kawasan Terpadu).
5. Perlunya pembangunan sosial dan budaya bagi masyarakat miskin. Selain
37
6. Diperlukan redistribusi infrastruktur pembangunan yang lebih merata,
meskipun kelima langkah di atas dapat dipenuhi tanpa dukungan
infrastruktur yang memadai, orang miskin tetap saja tidak akan
memperoleh akses ekonomi yang akibatnya tidak memiliki juga akses di
bidang-bidang lainnya. Apabila langkah-langkah tersebut dapat dilakukan
secara terpadu maka kemiskinan akan dapat ditanggulangi, langkah di atas
merupakan gambaran bahwa antara ekonomi dan politik tidak dapat
dipisahkan.26
Menurut pandangan Islam kemiskinan tidak semata-mata hanya persoalan
ekonomi saja, kemiskinan juga harus dilihat salah satunya dari sisi sejauhmana
manusia yang mengalami kemiskinan tersebut menggunakan potensi yang ada
pada dirinya semaksimal mungkin, ini berkaitan dengan fungsi manusia di bumi
sebagai khalifah Allah Swt. Kemiskinan dalam pandangan Islam dilihat sebagai
suatu kelemahan, ketidakberdayaan yang menjadi problem yang dapat
menurunkan martabat kehormatan manusia yang harus diatasi.
Strategi pendekatan yang dipakai dalam pengentasan kemiskinan akan
sangat dipengaruhi oleh masalah yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu,
apabila masalah kemiskinan disebabkan oleh individual, maka usaha ang
dilakukan adalah dengan merubah aspek manusia sebagai individu atau warga
masyarakat. Sedangkan apabila masalahnya disebabkan oleh faktor struktural atau
sistem, maka usaha yang harus dilakukan adalah perubahan pada struktur sistem.
26