• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program pelayanan kesehatan yayasan persada nurani dalam masyarakat kesehatan miskin di Kebayuran Lama Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Program pelayanan kesehatan yayasan persada nurani dalam masyarakat kesehatan miskin di Kebayuran Lama Jakarta Selatan"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KESEHATAN

MASYARAKAT MISKIN

DI KEBAYORAN LAMA

JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat

untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Ida Nur Aeni

NIM: 106054002040

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN

YAYASAN PERSADA NURANI DALAM

MENINGKATKAN KESEHATAN

MASYARAKAT MISKIN

DI KEBAYORAN LAMA

JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat

untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Ida Nur Aeni

NIM: 106054002040

Di bawah bimbingan

Dr. Arief Subhan, MA. NIP. 19660110 199303 1 004

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Skripsi yang berjudul: “PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN YAYASAN PERSADA NURANI DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN DI KEBAYORAN LAMA, JAKARTA SELATAN”, telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 1

September tahun 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam.

Jakarta, 1 September

2010

Sidang Munaqasah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. Wahidin Saputra, MA Dr. Moh. Ali Wafa, Sag, Mag

NIP: 19700903 199603 1 001 NIP: 150 321 584

Penguji I Penguji II

Drs. H. Helmi Rustandi, Mag Wati Nilamsari, M.Si

NIP: 19601208 198803 1 005 NIP: 19710520 199903 2 002

Pembimbing

Dr. H. Arief Subhan, MA

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta 1 September, 2010

(5)

IDA NUR AENI

Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan semua masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu di antaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Blum, 1974).Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tersebut, tidak sama antara satu negara dengan negara lainnya. Setiap negara, tergantung dari kemajuan ilmu dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan kesehatan, tingkat sosial ekonomi serta latar belakang politik, yang dapat memiliki bentuk dan jenis pelayanan kesehatan berbeda. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di negara-negara yang telah maju (industrial countries) tidak sama dengan yang diselenggarakan di negara-negara yang sedang berkembang (developing countries) seperti Indonesia.

Pemerintah Indonesia baru-baru ini mengeluarkan kebijakan Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) sebagai bentuk upaya pembiayaan kesehatan. Kebijakan itu diharapkan dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang adil, berkualitas serta bisa diakses oleh masyarakat luas. Namun demikian pada pelaksanaanya program Jamkesmas ini tidak merata dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana proses perencanaan dan pelaksanaan program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Yayasan Persada Nurani yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di Kecamatan Kebayoran Lama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu penulis menggambarkan secara fakta apa yang dilihat dan ditemukan dari obyek penelitian ini. Metode ini didukung oleh hasil observasi dan wawancara. Yang menjadi subyek penelitian ini adalah Klinik Yayasan Persada Nurani Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang terdiri dari Ketua Yayasan Persada Nurani (YPN), Sekretaris YPN, Karyawan Klinik YPN, juga pihak-pihak lain yakni masyarakat Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang terdiri dari pasien member dan non member peserta pengobatan di klinik YPN maupun masyarakat sekitar Klinik.

Dalam penelitian ini dapat diketahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Yayasan Persada Nurani dalam memberdayakan kesehatan masyarakat miskin di daerah Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh yayasan persada nurani tersebut adalah dengan mendirikannya sebuah klinik kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat miskin yang difasilitasi langsung oleh dokter. Jenis kegiatannya pun beragam, dengan tujuan agar para pasien mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah swt., atas segala rahmat

dan nikmat yang telah diberikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa

dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw., atas jasa-jasanya yang besar bagi

kehidupan umat manusia. Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan gelar

Sarjana Strata Satu (SI) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, adalah membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka

itulah, penulis mengangkat judul “Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.”

Selama penulisan dan penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang

dihadapi. Namun berkat kerja keras, kesungguhan hati serta arahan dan bimbingan

dari semua pihak, akhirnya semua kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh kerena

itu sudah sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya terutama kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku pembimbing dan Dekan Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dengan

kerelaan hati dan penuh kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk dan

saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam (PMI) yang telah berusaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya untuk

Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).

4. Bapak M. Hudri, selaku Sekretaris Jurusan Pengembvangan Masyarakat

Islam, terimakasih telah memberikan masukan kepada penulis agar penulis

segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(7)

Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,

yang telah membimbing dan memberi bekal ilmu kepada penulis selama

perkuliahan.

6. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama, serta Perpustakaan Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah melayani dengan

baik selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

7. Pengurus Yayasan Persada Nurani khusunya M. Faridj Wajdi, SE, MSi selaku

ketua yayasan, Sdr. Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yayasan, Dr. Nur Aini,

Mba indah pengurus yayasan dan rekan-rekan di yayasan yang tidak bisa saya

sebutkan satu-persatu. Terima kasih telah memberikan data-data yang terkait

dengan penulisan skripsi ini.

8. Yang tercinta dan terkasih Ayahku Anwar Sanusi, Mama Siti Aminah, Bapa

H. Amin Suripto dan Mama tersayang Hj. Niti Rahma yang selalu mengurus,

mendidik dan membantu penulis baik materi maupun spiritual, sehingga

penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas pengorbanan kalian selama ini,

semoga Allah SWT membalas dengan surga-Nya.

9. Kakak-kakakku yang baik hati, Siti Nurhayati S.Pd terimakasih telah

membiayai penulis selama kuliah. Kakakku Nur Kholis, Sip dan istri (Merry

Sofiaty), terimakasih telah memberikan motivasi. Adikku yang tersayang Ali

Nur Faiz dan Ibnu Hakim Rifani. Saudara-saudara sepupuku Edi Suswanto,

Hanifah Azwar dan Kurnia Popy Rahmawati, terima kasih atas bantuan dan

dukungan kalian baik moril maupun materiil sehingga penulis dapat

(8)

menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terima kasih atas pengorbanan kalian selama ini, semoga Allah SWT

membalas kebaikan kalian.

10. Yang tercinta, Keluarga besar H. Abdul Syukur yang telah memberikan

banyak motivasi, inspirasi, pengalaman, pelajaran hidup dan dukungan yang

tulus kepada penulis. Semoga setiap nasihat, pesan, kritik dan saran, Allah

SWT balas dengan pahala yang besar.

11.Kepada seluruh sahabat-sahabat seperjuangan PMI angkatan 2006. Fenny

Oktaviany, Ika Lestari, Milastri Muzakkar (four angels), Nurul Hikmah,

Ahmad Rokhoul Alamin, Ari Kurniawan, Kurnia Aji, Hidmatullah, Lia Fitria

Farhana, Yanis Sarohmah, Iin Nurhayati, Syarifudin, Ahmad Fauzi, Aji

Purnama Ismail. Kalian semua penulis banggakan dalam menjaga kesolidan

dalam berdiskusi di kelas, dan dalam pertemanan dan persahabatan kita di

UIN, semoga kenangan-kenangan bersama kita tetap terjaga sampai kapanpun.

12.Teman-teman KKS Kelompok 55. Agyl, Ichal, Nurul, Ade, Ninda, Abu, Sidik,

Mionk, Windi, Mega, Chika, Andry, Arya Yang selalu memberi suport agar

penulis segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.

13.Untuk adik-adik kelas dan kakak-kakak kelas yang selalu memberikan

motivasi dan dukungan. Kepada seluruh teman-teman di Fakultas Dakwah dan

Komunikasi dan teman-teman Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta semoga sukses selalu.

(9)

telah diberikan kepada penulis, semoga Allah swt. dapat memberikan imbalan

yang lebih baik kepada mereka.

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Metodologi Penelitian ... 9

E. Tinjauan Pustaka ... 15

F. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Program ... 19

1. Pengertian Program ... 19

2. Macam-macam Program ... 19

3. Tujuan Program ... 20

B. Implementasi Program ... 21

C. Pelayanan Kesehatan Masyarakat ... 23

1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Masyarakat ... 23

2. Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat 25

(11)

Indonesia ... 26

D. Kemiskinan ... 30

1. Pengertian Kemiskinan ... 30

2. Faktor Penyebab Kemiskinan ... 32

3. Dimensi Kemiskinan ... 34

4. Penanggulangan Kemiskinan ... 35

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PERSADA NURANI A. Profil Yayasan ... 40

1. Sejarah Singkat Yayasan Persada Nurani ... 40

2. Visi dan Misi Yayasan Persada Nurani ... 43

3. Susunan Pengurus Yayasan Persada Nurani ... 44

4. Bidang Aktivitas Yayasan Persada Nurani ... 44

5. Fokus Program Yayasan Persada Nurani ... 46

B. Letak Geografis Yayasan Persada Nurani ... 51

1. Letak Geografis ... 51

2. Kondisi sosio historis masyarakat di Yayasan Persada Nurani ... 52

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN YAYASAN PERSADA NURANI A. Proses Perencanaan Program Pelayanan Kesehatan ... 54

1. Perencanaan Kegiatan ... 54

(12)

2. Anggaran Dana ... 57

B. Proses Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan ... 58

1. Upaya Pelaksanaan Program ... 61

2. Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan ... 65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

ix

Tabel 1 Rancangan Informan ... 10

Tabel 2 Anggaran Dana ... 57

Tabel 3 Jadwal Praktek Dokter ... 63

Tabel 4 Laporan Administrasi... 66

Tabel 5 Data Administrasi Klinik YPN ... 68

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini dalam berbagai media massa nasional, seringkali kita

membaca tentang meningkatnya berbagai permasalahan sosial yang ada. Dari

meningkatnya angka penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan,

meningkatnya angka pengangguran, banyaknya anak jalanan dan pengemis di

berbagai wilayah, semakin banyaknya ‘pak ogah’ dan ‘polisi cepek’ di jalan raya,

banyaknya perampokan kendaraan bermotor roda dua, banyaknya penodongan di

persimpangan jalan, dan sebagainya. Berbagai permasalahan sosial tersebut

seringkali dikaitkan dengan kemiskinan yang terjadi saat ini.1

Sebagaimana diketahui, kehidupan yang menjadi dambaan masyarakat

adalah kondisi yang sejahtera. Dengan demikian, kondisi yang menunjukkan

adanya taraf hidup yang rendah merupakan sasaran utama usaha perbaikan dalam

rangka perwujudan kondisi yang sejahtera tersebut. Kondisi kemiskinan dengan

berbagai dimensi dan implikasinya, merupakan salah satu bentuk masalah sosial

yang menggambarkan kondisi kesejahteraan yang rendah. Oleh sebab itu wajar

apabila kemiskinan dapat menjadi inspirasi bagi tindakan perubahan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.2

1

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003), Cet. Ke-1, h. 322

2

Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet. Ke-1, h. 309-310

(15)

Indonesia adalah negara berkembang dimana sebagian besar

masyarakatnya masih berada dalam tatanan ekonomi menengah ke bawah.

Masalah kemiskinan selalu merupakan masalah yang paling serius dan dituntut

untuk segera diselesaikan. Selain kemiskinan, di Indonesia juga memiliki banyak

sekali masalah yang berkaitan dengan rakyatnya seperti masalah kesejahteraan,

kesenjangan sosial dan yang paling serius yaitu masalah kesehatan masyarakat.3

Kemiskinan pada dasarnya bukan hanya karena permasalahan ekonomi

saja, akan tetapi kemiskinan merupakan permasalahan yang multidimensional.

Dimana kemiskinan multidimensional ini mencakup kemiskinan dalam dimensi

ekonomi, kemiskinan dalam dimensi sosial dan budaya, kemiskinan dalam

dimensi kesehatan, kemiskinan dalam dimensi sosial-politik, kemiskinan dalam

dimensi pendidikan, agama, dan budi pekerti, serta kemiskinan dalam dimensi

perdamaian dunia.

Indonesia dinilai paling lambat dalam mengatasi masalah kemiskinan, hal

tersebut dapat dilihat dari nilai rupiah yang tidak stabil, pengangguran

dimana-mana dan bahkan cenderung bertambah banyak, serta jurang ketimpangan sosial

ekonomi yang kian melebar.

Pada kelompok ekonomi lemah memang tidak tahu menahu permasalahan

pemerintah dan perekonomian, tapi dalam permasalahan krisis perekonomian,

kaum inilah yang paling terkena imbasnya. Tidak sedikit kepala keluarga yang di

pemutusan hubungan kerja (PHK) di tempat mereka bekerja, sehingga berubah

statusnya menjadi pengangguran, dan tak sedikit pula anak-anak kehilangan masa

depan karena orangtuanya tak mampu lagi membayar biaya sekolah.

3

(16)

3

Isbandi Rukminto Adi mengatakan; bahwa dalam proses pembangunan

yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh dua dimensi yaitu; yang pertama,

dimensi makro yang menggambarkan bagaimana institusi negara melalui

kebijakan dan peraturan yang dibuatnya mempengaruhi proses perubahan suatu

masyarakat, sedangkan dimensi yang kedua adalah dimensi mikro yaitu individu

dan kelompok masyarakat mempengaruhi proses pembangunan itu sendiri.4

Sedangkan menurut Syaiful Arif, kemiskinan dapat digolongkan menjadi

dua kategori yaitu kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan

kultural dipahami sebagai akibat dari adanya karakter budaya masyarakat dan

etos kerja yang lemah, sedangkan kemiskinan struktural bisa terjadi karena

adanya struktur dan kebijakan pemerintah yang timpah, sebagai akibat dari

terjadinya ketidak-adilan dalam kehidupan masyarakat.5

Pembangunan nasional merupakan sarana yang penting untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakekatnya pembangunan nasional

Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh

masyarakat Indonesia. Untuk itu pola umum strategi pembangunan nasional

merupakan rangkaian program-program yang menyeluruh, terarah dan terpadu

serasi serta berlangsung secara terus menerus, bertahap dan berkesinambungan

melalui pembangunan lima tahun.

Sedangkan tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu

masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Republik

4

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003), Cet Ke-1, h.1

5

(17)

Indonesia, yang merdeka, berdaulat, bersatu, berkedaulatan rakyat dalam suasana

perikehidupan bangsa yang aman, tentram dan damai. Ruang lingkup

pembangunan nasional sangat luas, maka pelaksanaannya harus secara berencana,

menyeluruh, bertahap dan berlanjut. Pada tiap-tiap tahap diharapkan dapat

mencapai keselarasan dalam kemajuan lahiriah dan batiniah yang merata

mencakup seluruh rakyat, dengan kadar keadilan sosial yang meningkat, dengan

demikian pembangunan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus.6

Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka pembangunan nasional harus

dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah

pelaksana utama pembangunan. Sedangkan pemerintah berkewajiban untuk

mengarahkan, membimbing dan menciptakan suasana yang menunjang, saling

mengisi dan saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya

tujuan pembangunan nasional.

Dengan menggunakan pedoman pokok Undang-Undang Dasar 1945 dan

pedoman operasional Garis-garis Besar Haluan Negara, pembangunan disegala

bidang dilaksanakan sebagai upaya menuju kesejahteraan bangsa didalam

masyarakat adil dan makmur yang berdasarkan pancasila. Salah satu modal utama

dalam rangka mencapai kesejahteraan adalah kesehatan, yang merupakan bagian

dari kebutuhan dasar manusia.

Pemerintah menyadari bahwa setiap orang berhak untuk dapat memenuhi

kebutuhan sendiri hidupnya yang layak dan peningkatan martabatnya menuju

terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera adil dan makmur, serta adanya

6

(18)

5

suatu jaminan sosial yang menyeluruh antara lain mengenai kesehatan di

masyarakat.

Kesehatan masyarakat merupakan suatu hal yang komplek, karena pada

dasarnya kesehatan masyarakat menyangkut semua segi kehidupan dan kegiatan,

sehingga mempunyai ruang lingkup yang luas. Untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang optimal merupakan menjadi tanggung jawab pemerintah dan

seluruh masyarakat. Dengan demikian keadaan yang memungkinkan dapat hidup

sehat bukan saja menjadi hak dari setiap anggota masyarakat tetapi juga menjadi

kewajibannya untuk ikut serta di dalam segala usaha kesehatan.

Pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan atas Sistem Kesehatan

Nasioanl (SKN)7, yang menegaskan bahwa: “… pada dasarnya kesehatan

menyangkut semua segi kehidupan, baik di masa lalu, sekarang, maupun yang

akan datang.” Sebagai tujuan pembangunan dinyatakan: “… tercapainya

kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan

umum dari tujuan nasioanl.”8

Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum tersebut, harus

diwujudkan melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan.

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan yang

besar artinya bagi pembangunan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia,

serta sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang hakikatnya

adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh

masyarakat Indonesia.

7

Departemen Kesehatan, Sistem Kesehatan Nasional, (Jakarta: Depkes, 1982), h. 2

8

(19)

Hak untuk memperoleh hidup sehat itu telah diatur dalam Undang-Undang

Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan,

menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.9

Karena setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh

perlindungan terhadap kesehatannya, dan Negara bertanggungjawab mengatur

agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat

miskin dan tidak mampu.

Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut

diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses

pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti, tidak adanya kemampuan

secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Untuk menjamin

akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan

dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk

mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan program

Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS). JAMKESMAS adalah program

bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak

mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang

dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi

masyarakat miskin, sebab pada hakekatnya pelayanan kesehatan masyarakat

miskin menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh pemerintah pusat

dan daerah. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya kebijakan ini tidak dapat

mewujudkan pelayanan kesehatan yang adil, berkualitas dan dapat diakses oleh

masyarakat luas.

9

(20)

7

Oleh karena itu Yayasan Persada Nurani sebagai salah satu lembaga yang

bergerak di bidang sosial-kemanusiaan, tergerak untuk melakukan upaya-upaya

penanggulangan kesehatan bagi masyarakat miskin (kurang mampu). Yayasan

pelayanan kesehatan ini merupakan suatu lembaga yang salah satu aktivitas

pokoknya ialah melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin

dengan salah satu tujuan yang ingin dicapainya adalah memberikan pelayanan

kesehatan yang murah (terjangkau) dan berkualitas. Melalui program Pelayanan

Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin tersebut, yayasan ini mencoba membantu

memberi solusi untuk program kesehatan pemerintah (rumah sakit dan

puskesmas) yang sampai saat ini usaha pemerintah tersebut masih belum dapat

memenuhi harapan masyarakat. Banyak anggota masyarakat yang mengeluh dan

merasa tidak puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit

pemerintah ataupun puskesmas.

Melihat latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui

lebih jauh tentang program pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Yayasan

Persada Nurani. Semua itu dituangkan dalam penelitian skripsi yang berjudul Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah, penulis membuat batasan masalah

(21)

Yayasan Persada Nurani dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di

Kecamatan Kebayoran Lama.

2. Perumusan Masalah

Penulis merumuskan permasalahan pada hal-hal yang tidak terlalu luas,

agar pembahasan tidak terlalu melebar. Permasalahan yang akan difokuskan dan

dibahas dalam skripsi ini, secara sederhana dapat disimpulkan dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan program pelayanan kesehatan Yayasan

Persada Nurani dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di

kecamatan Kebayoran Lama-Jakarta Selatan?

b. Bagaimana pelaksanaan program pelayanan kesehatan Yayasan

Persada Nurani dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di

kecamatan Kebayoran Lama-Jakarta Selatan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan Yayasan Persada Nurani

dalam program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat di Kecamatan Kebayoran

Lama-Jakarta Selatan.

b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program Yayasan Persada

Nurani untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat di Kecamatan

(22)

9

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pembelajaran,

khususnya mengenai program pemberdayaan masyarakat miskin melalui

pelayanan kesehatan Yayasan Persada Nurani dan sebagai bahan kajian

pertimbangan civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya

untuk Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).

b. Secara Praktis

Untuk menggambarkan kinerja Yayasan Persada Nurani, penelitian ini

diharapkan memberikan masukan kepada Yayasan Persada Nurani dan

menjadikan parameter dalam menjalankan tugas-tugas selanjutnya.

D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, karena penulis bermaksud untuk meneliti secara mendalam. Bogdan dan

Taylor mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari

orang-orang atau perilaku yang diamati secara langsung.10

2. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling bertujuan

(Purposive) yaitu teknik pengambilan sampel yang mempunyai maksud untuk

menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan teori yang muncul.

10

(23)

Dalam konteks ini peneliti mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sampai

terjadi pengulangan informasi atau sudah tidak ada informasi yang terjaring lagi.

Dari teknik sampling inilah peneliti kemudian bisa menentukan subjek dan objek

penelitian.

Subjek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang dapat

memberikan informasi, mereka terdiri dari: Ketua Yayasan Persada Nurani,

Sekretaris YPN, Karyawan Klinik YPN, Adapun pihak-pihak lain yaitu

masyarakat Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang terdiri dari pasien member dan

non member peserta pengobatan di klinik YPN yang penulis jadikan

informan-informan pemerkuat dalam hal melengkapi data-data dan informasi skripsi ini.

Tabel 1

Rancangan Informan

No Informan Informasi yang

dicari Jumlah

Metode Pengumpulan

Data

1 Ketua Yayasan Gambaran lembaga,

latar belakang program kegiatan

1 Orang Wawancara bebas terstruktur

2 Sekretaris Yayasan Gambaran lembaga, perencanaan

program kegiatan, pelaksanaan program

1 Orang Wawancara bebas terstrukur

3 Dokter Klinik Gambaran

perencanan program dan pelaksanaan program

1 Orang Wawancara bebas terstruktur, observasi

4 Karyawan Klinik Gambaran bentuk

pelaksanaan program pelayanan kesehatan

1 Orang Wawancara bebas terstruktur, dokumen, observasi 5 Mayarakat (pasien) Hasil dari program

dan manfaatnya

(24)

11

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Persada Nurani yang berlokasi di Jl.

Kebon Mangga No. 07, RT 09/RW 07 Cipulir, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

Adapun alasan pemilihan lokasi itu sendiri didasari oleh pertimbangan yaitu

sebelumnya penulis pernah berkunjung ke yayasan tersebut, dari sana penulis

ingin mengetahui program pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin dan

tidak mampu dalam upayanya meningkatkan kesehatan di wilayah Kecamatan

Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Selain itu lokasinya yang cukup strategis,

karena cukup dekat dengan rumah penulis maka alasan tersebut membuat penulis

semakin yakin untuk mengambil lokasi penelitian di Yayasan Persada Nurani.

Penelitian ini dilakukan mulai 20 Maret 2010 sampai dengan 20 Juni 2010.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data, menurut M. Nadzir, adalah “mengelompokkan, membuat

suatu urutan, menyingkatkan data, sehingga mudah dibaca”.11 Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa secara teoritis analisa data adalah suatu kegiatan yang

bersifat untuk “mentransformasikan” data menjadi informasi.

Data adalah hasil suatu pencatatan. Informasi adalah makna dari hasil

pencatatan itu. Metode analisa yang digunakan adalah metode deskripsi análisis

yakni dengan cara mengumpulkan data kemudian disusun, disajikan, baru

kemudian dianalisis untuk mengungkapkan arti dari data tersebut.

Proses análisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan dan dokumen.12 Dalam hal ini

penulis terlebih dahulu mengumpulkan semua data yang diperoleh mengenai

11

Moh. Nadzir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), h. 234.

12

(25)

pemberdayaan masyarakat dalam program pelayanan kesekatan di Klinik

Kesehatan Yayasan Persada Nurani kemudian mendeskripsikan temuan-temuan

yang ada dengan berpedoman pada sumber-sumber tertulis.

5. Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data, penulis menggunakan teknik

triangulasi. Teknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan

atau pembanding terhadap data tersebut, teknik triangulasi yang banyak yang

digunakan adalah pemeriksaan terhadap sumber lainnya. Dalam hal ini, penulis

menggunakan pasien sebagai sumber pengecekkan keabsahan data yang penulis

peroleh dari pengurus atau staf program pelayanan kesehatan.

6. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu :

a. Data Primer, yaitu data yang berasal dari wawancara pengamatan di

lapangan. Data ini terbagi menjadi dua sumber yaitu:

a) Utama, adalah data yang diperoleh secara langsung dari sasaran

peneliti, yaitu Klinik Kesehatan Yayasan Persada Nurani yang

terdiri dari: Ketua Yayasan, Sekretaris

b) Umum, yaitu data yang diperoleh dari masyarakat kebayoran

lama maupun masyarakat setempat

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan atau

dokumen yang berkaitan dengan penelitian dari sumber yang terkait.

Catatan dan dokumen tersebut berasal dari dokumen pribadi milik

(26)

13

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran

yang dipandang ilmiah dalam suatu penelitian terhadap hasil yang diperoleh

secara keseluruhan. Moeleong mengatakan bahwa sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain.13 Data yang dipakai adalah data primer, yaitu data

yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pengurus yang

bersangkutan.

Dalam penelitian ini metode yang peneliti gunakan adalah :

a. Wawancara

Wawancara atau interview adalah percakapan atau tanya jawab yang

diarahkan untuk tujuan tertentu, dalam hal ini pertanyaan yang ditujukan kepada

responden untuk memperoleh data. Deddy Mulyana menjelaskan wawancara

adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin

memperoleh informasi dari seseorang lainnya, dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dari seseorang lainnya berdasarkan tujuan tertentu.14

Teknik yang digunakan adalah interview bebas terpimpin, yaitu penulis

mengajukan beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan, kemudian langsung

dijawab oleh informan dengan bebas dan terbuka. Dimana hal ini dilakukan oleh

peneliti untuk dapat menggali informasi dan data yang akurat dari narasumber

yang berkaitan dengan program pelayanan kesehatan yayasan persada nurani.

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan wawancara dengan pengurus

Yayasan Persada Nurani Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

13

Moeleong, Op.cit., h. 112.

14

(27)

b. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan metode pertama yang digunakan

dalam melakukan penelitian ilmiah. Observasi berarti pengamatan pencatatan

sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.15 Penulis akan

mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dengan maksud

memperoleh gambaran umum Yayasan Persada Nurani Kebayoran Lama dalam

aktifitasnya untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam upaya pemberdayaan

masyarakat miskin.

c. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai macam

bentuk data berupa buku-buku, dokumen, brosur, proposal, catatan, foto dan

sebagainya yang berhubungan dengan Yayasan Persada Nurani Kecamatan

Kebayoran Lama, yang dapat dijadikan bahan pendukung dalam penulisan skripsi

ini, terutama mengenai program pemberdayaan masyarakat miskin melalui

pelayanan kesehatan.

8. Teknik Pencatatan Data

Pencatatan data dilakukan dengan cara pencatatan lapangan yang berisi

hasil wawancara dan pengamatan. Pengamatan secara cermat diarahkan terhadap

perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat (pasien) Kecamatan

Kebayoran Lama melalui program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan

Yayasan Persada Nurani dalam implementasi program pelayanan kesehatan klinik

Yayasan Persada Nurani.

15

(28)

15

Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan keterangan tentang

pemberdayaan program masyarakat miskin dalam program pelayanan kesehatan

Yayasan Persada Nurani. Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan yang telah

disiapkan kepada responden, lalu dijawab oleh pemberi data dengan bebas

terbuka.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum mengadakan penelitian lebih lanjut

kemudian menyusun menjadi statu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis

lakukan dengan mengkaji terlebih dahulu karya ilmiah yang sudah ada yang berisi

hasil-hasil penelitian yang telah diterbitkan yang mempunyai judul hampir sama

dengan yang akan penulis teliti. Maksud pengkajian ini adalah dapat diketahui

bahwa apa yang penulis teliti sekarang tidak sama dengan penelitian dari karya

ilmiah terdahulu yang telah diterbitkan.

Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti

menduplikasi hasil karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas perbedaan

antara masing-masing judul karya ilmiah dengan yang akan penulis bahas, yaitu

sebagai berikut: :

1. ‘’Gambaran Pelaksanaan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat Miskin (Askeskin) di Dinas Kesehatan Kabupaten

Banyuasin, Palembang Sumatera Selatan”. Skripsi ini ditulis oleh Suci

Pujiati mahasiswa program peminatan manajemen pelayanan

kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun

(29)

Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin yang terdapat berbagai

masalah yang ditimbulkan karena sistem manajemen yang kurang baik

dari segi sumber daya manusia (SDM), metode penentuan sasaran,

perencanaan kegiatan, pencatatan, dan pelaporan pertanggungjawaban

kegiatan.

2. ‘’Analisis Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin di Kota

Bandar Lampung (studi kasus : Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek).”

Oleh Rini Yulianti, Karya ilmiah ini berisikan tentang: Kualitas

pelayanan kesehatan yang diberikan RSUAM terhadap pasien keluarga

miskin, khususnya pasien gakin rawat inap.

3. “Peningkatan dan Pengembangan RS Dokter Pirngadi Medan dalam

Usaha Peningkatan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat.”

Skripsi ini ditulis oleh Maringan Emry Hutapea mahasiswi Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 1981. Skripsi ini

membahas permasalahan yang menyangkut masalah yang mempunyai

hubungan dengan ketenagaan, pembiayaan, sarana fisik, peralatan

medis dan non medis, masalah pelayanan kesehatan yang berada di RS

Dokter Pringadi Medan

Berbeda dengan karya-karya ilmiah di atas, bahwa penelitian yang akan

penulis lakukan berjudul ’’Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada

Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama

Jakarta Selatan.’’

Skripsi ini bertujuan untuk memberikan penilaian secara kritis tentang

(30)

17

antara teori dengan realitas yang terjadi di lapangan. Dalam proposal penelitian

ini, isinya lebih memaparkan tentang pelaksanaan program pelayanan kesehatan

tersebut dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin, serta langkah-langkah

yang telah dilakukan oleh Yayasan Persada Nurani. Demikian perbedaan pokok

bahasan atau materi antara proposal penelitian ini dengan karya ilmiah yang lain.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, penulis

menyusun ke dalam lima bab yang terdiri dari beberapa subbab tersendiri.

Bab-bab tersebut secara keseluruhan saling berkaitan satu sama lainnya yang diawali

dengan pendahuluan dan diakhiri dengan penutup serta kesimpulan dan saran,

adapun susunannya adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian meliputi; pendekatan penelitian, teknik pemilihan

subyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, keabsahan data,

teknik analisis data, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

pencatatan data, dan análisis data, penelitian terdahulu dan

sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teori, yang meliputi pengertian program, macam-macam program, tujuan program dan implementasi program. teori

pelayanan kesehatan masyarakat meliputi, pengertian pelayanan

kesehatan masyarakat, ruang lingkup pelayanan kesehatan

(31)

teori kemiskinan meliputi pengertian kemiskinan, faktor penyebab

kemiskinan, dimensi kemiskinan, dan penanggulangan kemiskinan.

BAB III Gambaran Umum tentang Yayasan Persada Nurani yang meliputi; sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi,

bidang aktivitas yayasan, fokus program yayasan, serta tentang

program pelayanan kesehatan yang meliputi; dasar pemikiran, visi

dan misi dan jenis kegiatan.

BAB IV Temuan dan Analisis, memaparkan tentang perencanaan kegiatan dan anggaran dana, upaya pelaksanaan program, penyuluhan dan

pemeriksaan kesehatan yang meliputi; pemeriksaan kesehatan,

pelaksanaan imunisasi, pemberdayaan kesehatan untuk pasien

LANSIA (Lanjut Usia)

BAB V Penutup, bab ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya yang memuat mengenai Kesimpulan dan Saran yang ditemukan

penulis selama menjalani penelitian dengan didasarkan kepada

hasil temuan dan analisis lapangan.

(32)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Program

1. Pengertian Program

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara. Sebuah kelompok

organisasi, lembaga ataupun negara pastilah mempunyai suatu program.

Suharsimi Arikunto mengemukakan program sebagai berikut : “Program adalah

sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan

kegiatan tertentu.”1

Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi suatu program dan kegiatan

yang tidak direncanakan bukan merupakan suatu program.

2. Macam-macam Program

Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud dan dapat

dilihat dari berbagai aspek. Salah satunya, program dapat ditinjau dari :

a. Tujuan. Ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya

adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.

b. Jenis. Ada program pendidikan, program kemasyarakatan dan

sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program

bersangkutan.

1

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta : Bina Aksara, 1988), h. 1

(33)

c. Jangka Waktu. Ada program jangka pendek, jangka menengah dan

jangka panjang.

d. Keluasan. Ada program sempit dan ada program luas. Program sempit

hanya menyangkut program yang terbatas, sedangkan program luas

menyangkut banyak variabel.

e. Pelaksanaannya. Ada program kecil dan ada program besar. Program

kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar

dilaksanakan oleh banyak orang.

f. Sifatnya. Ada program penting dan ada program yang kurang penting.

Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak,

menyangkut hal-hal yang vital, sedangkan kurang penting adalah

sebaliknya.2

3. Tujuan Program

Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam

proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut :

“ Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan

perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang

tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan karena

tujuan menentukan apa yang akan diraih”.3

2

Ibid, h.23

3

(34)

21

Tujuan program dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu : tujuan umum dan

khusus (obyektives). Tujuan umum biasanya menunjukkan out put dari program

jangka panjang. Sedangkan tujuan khusus, out putnya jangka pendek.4

Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak dapat terlepas dari

kurikulum. Kurikulum adalah acuan yang berisi tentang sejumlah pelajaran yang

akan dilaksanakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh S. Nasution bahwa, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran

yang harus ditempuh atau sejumlah pelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai

suatu tingkat atau ijazah.5

4. Implementasi Program

Dalam kamus Webster (Solichin Abdul Wahab, 1997:64) pengertian

implementasi dirumuskan secara pendek, dimana “to implementasi"

(mengimplementasikan) berarti “to provide means for carrying out; to give

practical effec to” (menyajikan alat bantu untuk melaksanakan; menimbulkan

dampak/berakibat sesuatu).6

Pengertian yang sangat sederhana tentang implementasi adalah

sebagaimana yang diungkapkan oleh Charles O. Jones (1991), dimana

implementasi diartikan sebagai "getting the job done" dan "doing it". Tetapi di

balik kesederhanaan rumusan yang demikian berarti bahwa implementasi program

merupakan suatu proses kebijakan yang dapat dilakukan dengan mudah. Namun

4

Ibid, h. 35

5

S. Nasution, Azas-azas Kurikulum, (Bandung: CV Jenimar, 1975), h. 5

6

(35)

pelaksanaannya, menurut Jonse, menuntut adanya syarat yang antara lain:

adanya orang atau pelaksana, uang dan kemampuan organisasi atau yang sering

disebut dengan resources, Lebih lanjut Jones merumuskan batasan implementasi

sebagai proses penerimaan sumber daya tambahan, sehingga dapat

mempertimbangkan apa yang harus dilakukan.

Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa keberhasilan impelementasi

program sangat dipengaruhi oleh berbagai variabel atau faktor yang pada

gilrannya akan mempengaruhi keberhasilan implementasi program itu sendiri

Ahli lain, Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn (dalam Slichin Abdul

Wahab, 1991, 36) mengemukakan sejumlah tahap implementasi sebagai berikut :

• Tahap pertama Terdiri atas kegiatan-kegiatan :

a. Menggambarkan rencana suatu program dengan penetapan tujuan

secara jelas

b. Menentukan standar pelaksanaan

c. Menentukan biaya yang akan digunakan beserta waktu

pelaksanaan.

• Tahap kedua Merupakan pelaksanaan program dengan

mendayagunakan struktur staf, sumber daya, prosedur, biaya serta

metode

• Tahap ketiga Merupakan kegiatan-kegiatan :

a. Menentukan jadwal

(36)

23

c. Mengadakan pengawasan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan

program. Dengan demikian jika terdapat penyimpangan atau

pelanggaran dapat diambil tindakan yang sesuai, dengan segera.

B. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pengertian pelayanan kesehatan banyak macamnya. Menjabarkan

pendapat Levey dan Loomba (1973) maka yang dimaksud dengan pelayanan

kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara

bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. 7

Secara umum pelayanan kesehatan masyarakat (public health services)

adalah merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah

pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan

sasaran masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pelayanan kesehatan

masyarakat tidak melakukan pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif

(pemulihan).8

Pelayanan kesehatan masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh

pemerintah maupun swasta perlu memperhatikan beberapa ketentuan, antara lain

:9

7

Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Edisi III, h. 35

8

Ibid, h. 115

9

(37)

a). Penanggung Jawab

Suatu sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus ada penanggung

jawab oleh pemerintah maupun oleh swasta. Namun demikian di Indonesia,

pemerintah (dalam hal ini Departemen Kesehatan) merupakan penanggung jawab

yang paling tinggi. Artinya pengawasan, standar pelayanan dan sebagainya bagi

pelayanan kesehatan masyarakat baik pemerintah (puskesmas) maupun swasta

(balkesmas) adalah di bawah koordinasi Departemen Kesehatan.

b). Standar Pelayanan.

Sistem pelayanan kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun swasta

harus berdasarkan pada suatu standar tertentu. Di Indonesia, standar ini telah

ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dengan adanya buku Pedoman Puskesmas.

c). Hubungan Kerja.

Sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus mempunyai pembagian

kerja yang jelas antara bagian satu dengan yang lain. Artinya fasilitas kesehatan

tersebut harus mempunyai struktur organisasi yang jelas dan menggambarkan

hubungan kerja, baik horizontal maupun vertikal.

d). Pengorganisasian Potensi Masyarakat.

Ciri khas dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat adalah keikutsertaan

masyarakat atau pengorganisasian masyarakat. Upaya ini penting (terutama di

Indonesia) karena adanya keterbatasan sumber-sumber daya dari penyelenggara

(38)

25

2. Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Sekalipun bentuk dan jenis pelayanan kesehatan banyak macamnya,

namun jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam.

Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tersebut, jika dijabarkan dari pendapat

Hodgetts dan Cascio (1983) adalah : 10

a. Pelayanan kedokteran

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan

kedokteran (medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat

bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi

(institusion), tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan

kesehatan serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kesehatan

masyarakat (public health services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang

umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta

sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.

Karena ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat menyangkut

kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

kesehatan masyarakat umumnya adalah besar. Hanya saja karena masalah

kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah masalah masyarakat sendiri, maka

10

(39)

dalam menyediakan serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat,

potensi masyarakat sering diikut-sertakan.

Jika ditinjau dari batasan ilmu kesehatan masyarakat, sebagaimana yang

dikemukakan oleh Winslow (1920), pengikut-sertaan potensi masyarakat ini telah

merupakan prinsip pokok yang harus diikuti.

3. Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Indonesia

Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup tinggi serta

distribusi yang tidak merata, merupakan tantangan berat bagi pembangunan

kesehatan di Indonesia. Keadaan lain yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan

adalah tingkat pendidikan umum yang belum memadai, terutama pada golongan

wanita. Di samping itu adat-istiadat, sikap, tingkah laku, dan kebiasaan-kebiasaan

warga masyarakat untuk hidup sehat dan berperan serta aktif dalam pembangunan

kesehatan, masih belum seperti apa yang diharapkan.

Tingkat ekonomi yang masih rendah menyebabkan banyak warga

masyarakat belum mampu memperoleh upaya pelayanan kesehatan. Pembiayaan

untuk pembangunan kesehatan, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari

masyarakat, dirasakan masih terbatas jumlahnya. Meskipun telah terdapat

berbagai peningkatan kerja sama lintas-sektoral, tetapi pelaksanaannya masih

belum berjalan dengan lancar.11

Untuk Indonesia penanggung jawab pelayanan kesehatan masyarakat

adalah Departemen Kesehatan yang menurut KEPRES No. 15 tahun 1984

11

(40)

27

memang diserahkan tugas sebagai penyelenggara sebagian dari tugas umum

pemerintahan dan pembangunan dibidang kesehatan. Untuk ini, Depatemen

Kesehatan melalui segenap aparatnya yang tersebar di seluruh tanah air, aktif

menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat. Aparat yang dimaksud ialah

Kantor Wilayah Departemen Kesehatan yang terdapat di setiap propinsi serta

Kantor Departemen Kesehatan yang terdapat di setiap Kabupaten.

Hanya saja sesuai dengan UU Pokok Pemerintah Daerah No. 5 tahun 1974

dimana tanggung jawab kesehatan berada pada pemerintah Daerah maka ditingkat

pemerintah daerah juga ditemukan aparat pemerintah yang bertanggung jawab

dalam bidang kesehatan. Aparat yang dimaksud ialah Kantor Dinas Kesehatan

Propinsi untuk tingkat propinsi, Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotamadya

untuk tingkat Kabupaten/Kotamadya serta Kantor Dinas Kesehatan Kecamatan

untuk tingkat Kecamatan (masih dalam tahap perencanaan).

Dari uraian yang seperti ini jelaslah bahwa peranan kantor dalam Sistem

Kesehatan di Indonesia, tidak hanya sebagai pelaksana fungsi administrasi saja,

tetapi juga sebagai pelaksana fungsi pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain

Kantor Departemen Kesehatan dan atau Kantor Dinas Kesehatan yang terdapat di

kabupaten juga bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang

dalam hal ini adalah pelayanan kesehatan masyarakat seperti misalnya mengatasi

keadaan wabah yang terjangkit di wilayah kerjanya.

Tentu mudah dipahami bahwa fungsi pelayanan kesehatan masyarakat

yang dimiliki oleh berbagai ‘kantor’ ini sifatnya hanya merupakan pelayanan

(41)

sehari-hari, dipercayakan kepada PUSKESMAS, yang oleh pemerintah memang

didirikan di semua kecamatan di Indonesia.

Untuk lebih memperluas cakupan pelayanan kesehatan masyarakat

tersebut, pada beberapa kecamatan yang jumlah penduduknya lebih dari 30.000

dan yang wilayah kerjanya terlalu luas, didirikan PUSKESMAS pembantu.

Kecuali itu untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

yang bertempat tinggal jauh dari PUSKESMAS diselenggarakan PUSKESMAS

keliling.

Selanjutnya sesuai dengan prinsip perlunya melibatkan potensi

masyarakat, pada saat ini pemerintah berupaya secara maksimal untuk

mengikutsertakan potensi masyarakat yang dimaksud. Peran serta masyarakat

dalam bidang kesehatan secara keseluruhan disebut dengan nama Pembangunan

Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) yang pengorganisasiannya berada dalam

naungan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Sedangkan wadah

peran serta masyarakat dalam program kesehatan masyarakat dikenal dengan

nama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Pada saat ini Posyandu direncanakan

akan didirikan di setiap desa. Sedangkan kegiatan utama Posyandu yang dikelola

dengan prinsip “dari dan oleh untuk masyarakat” ini, secara umum dapat

dibedakan atas lima macam yakni (1) pelayanan KIA, (2) pelayanan gizi, (3)

pelayanan keluaraga, (4) pemberian oralit, serta (5) imunisasi.12

Sejak reformasi nasional pada 1998, terjadi perubahan yang sangat

mendasar pada hampir seluruh organisasi di Indonesia. Demikian pula pada

12

(42)

29

organisasi pelayanan kesehatan. Perubahan yang mendasar dalam sektor

kesehatan adalah terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan

menjadi ‘Paradigma Sehat’. Paradigma baru ini mendorong terjadinya perubahan

konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain: 13

a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya

kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan

kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif,

b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah

(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated),

c. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah,

berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat,

d. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula free

for service menjadi pembayaran secara pra-upaya,

e. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif

menjadi investasi,

f. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah,

akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra

pemerintah (partnership),

g. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralized),

menjadi otonomi daerah (decentralized)

h. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring

berjalannya era desentralisasi.

13

(43)

C. Kemiskinan

1. Pengertian Kemiskinan

Miskin adalah bentuk kata dasar dari kemiskinan, dalam kamus besar

Bahasa Indonesia, kata “miskin” memiliki arti tidak berharta benda, sebab

kekurangan (berpenghasilan sangat rendah). Sedangkan “kemiskinan” mempunyai

arti hal miskin, keadaan miskin, situasi penduduk atau sebagian penduduk yang

hanya dapat memenuhi makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat diperlukan

untuk mempertahankan tingkat kebutuhan yang minimum.14

Dalam bahasa Arab kata “miskin” diambil dari kata sakana yang berarti

tenang atau diam. Kata miskin biasanya berkaitan dengan kata fakir yang berasal

dari kata faqr yang artinya orang yang patah tulang punggungnya, dalam arti

bahwa beban yang dipikulnya sedemikian berat sehingga mematahkan tulang

punggungnya.15

KH. Ali Yafie berpendapat bahwa miskin adalah barang siapa yang

memiliki harta benda atau mata pencaharian tetap, akan tetapi salah satunya atau

kedua-duanya hanya menutupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokoknya.16

Kemiskinan dari sudut sosiologi dapat dibedakan menjadi tiga pengertian:

kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, dan kemiskinan kultural. Seseorang

termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah

garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum,

seperti pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong

14

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-1, h. 587

15

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994), h. 449

16

(44)

31

miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan, namun masih

berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan kemiskinan

kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang

tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari

pihak lain yang membantunya.

Soerjono Soekanto merumuskan: ”kemiskinan sebagai suatu keadaan di

mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf

kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun

fisiknya dalam kelompok tersebut”.17

Dari beberapa pendapat di atas dapatlah diambil kesimpulan, bahwa

kemiskinan merupakan keadaan yang dialami oleh sebagian penduduk yang hidup

dalam keadaan serba kekurangan untuk memperoleh kebutuhan hidupnya yang

pokok disebabkan kurangnya kemampuan ekonomi.

Secara umum, yang dimaksud dengan orang miskin dalam buku Planning

And Management of Social Sector Programme, didefinisikan sebagai orang yang

hidupnya berada di bawah garis kemiskinan, yakni orang yang tertutup baginya

kesempatan untuk mendapatkan nafkah untuk makan dan kebutuhan lainnya

seperti pakaian, pendidikan, lapangan kerja dan sebagainya.18

Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan

dasar minimal untuk hidup layak.19 Dalam kehidupan di masyarakat, kemiskinan

adalah suatu hal yang nyata adanya. Bagi mereka yang tergolong miskin, mereka

17

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1987), h. 365

18

Parsudi Suparlan, Kemiskinan Diperkotaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993) Cet. Ke-2, h. 20

19

(45)

sendiri merasakan dan menjalankan kehidupan dalam kemiskinan tersebut. Tetapi

kesadaran akan kemiskinan mereka itu baru terasa bila mereka membandingkan

kehidupan yang mereka jalani dengan kehidupan orang lain yang lebih tinggi

tingkat kehidupannya.20

2. Faktor Penyebab Kemiskinan

Di Indonesia, masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang

senantiasa relevan untuk dikaji terus meneus. Ini bukan saja karena masalah

kemiskinan telah ada sejak lama dan masih hadir di tengah-tengah kita saat ini,

melainkan pula karena kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis

multidimensional yang masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia.21

Kemiskinan adalah sesuatu yang tidak dikehendaki oleh setiap orang,

namun demikian seperti yang telah dibahas sebelumnya, kemiskinan ini pun

banyak terjadi dalam masyarakat. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan

kemiskinan ini. Dr. M. Quraish Shihab berpendapat bahwa faktor utama penyebab

kemiskinan adalah sikap berdiam diri, enggan atau tidak dapat bergerak atau

berusaha. Keengganan berusaha adalah penganiayaan terhadap diri sendiri, sedang

ketidakmampuan berusaha antara lain disebabkan oleh penganiayaan orang lain.

Ketidakmampuan berusaha yang disebabkan orang lain ini diistilahkan pula

dengan kemiskinan struktural. Kemiskinan ini terjadi akibat adanya

20

Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 366

21

(46)

33

ketidakseimbangan dalam perolehan atau penggunaan sumber daya alam yang

telah diberikan oleh Allah Swt kepada makhluknya.22

Seseorang yang hidupnya selalu diam atau tidak mau berusaha atau tidak

dapar berusaha, tidaka akan dapat memiliki sesuatu, padahal Allah Swt telah

menyediakan sumber daya alam yang bias dikelola oleh manusia yang tidak

terbatas jumlahnya. Sebagaimana Firman Allah Swt: (Q.S. Ibrahim : 34)

KH. Ali Yafie mengemukakan ada 6 (enam) hal yang menjadi penyebab

terjadinya kemiskinan : 23

1. Kelemahan, yang meliputi kelemahan hati dan semangat, kelemahan akal

dan ilmu atau kelemahan fisik.

2. Kemalasan, sifat ini merupakan pangkal utama dari kemiskinan.

3. Ketakutan, merupakan penghambat untuk mencapai sukses atau usaha.

Keberhasilan pekerjaan tergantung pada keberanian pelakunya.

4. Kepelitan, hal ini bersangkutan dengan pihak si kaya. Karena dengan sifat

ini tanpa disadari, pelitnya itu membantu untuk tidak mengurangi

kemiskinan, sehingga kemiskinan terus terpelihara.

5. Tertindih hutang, orang yang sudah terbiasa berhutang, maka ia akan

tersulit lepas dari jeratannya, sehingga dia tidak bias keluar dari

kemiskinan.

22

M. Quraish Shihab, Op. Cit., h. 449-450

23

(47)

6. Diperas atau dikuasai oleh sesame manusia. Pemerasan terhadap manusia

ini sangat rentan untuk menimbulkan perbudakan.

Dari enam hal di atas, ada tiga hal yang merupakan penyebab kemiskinan

yang disebabkan oleh faktor intern yang muncul dari individu itu sendiri, hal

tersebut adalah: kelemahan, kemalasan dan ketakutan. Ketiga faktor ini

merupakan faktor utama penyebab kemiskinan. Sedangkan tiga faktor lain

dimunculkan oleh faktor ekstern yang oleh orang lain faktor ini merupakan faktor

penunjang terciptanya kemiskinan.

Sedangkan Dr. Musthofa Husni Assiba’I berpendapat bahwa kemiskinan

itu disebabkan karena salah satu dari dua sebab, yaitu kemalasan dan

ketidakmampuan bekerja atau karena kehilangan syarat-syarat untuk bekerja.24

3. Dimensi Kemiskinan

Kemiskinan merupakan fenomena yang berwayuh wajah. Kemiskinan

dapat dibagi kedalam beberapa dimensi:

a. Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi menghasilkan

pemenang dan pengkalah. Pemenang umumnya adalah negara-negara

maju sedangkan negara-negara berkembang seringkali semakin

terpinggirkan oleh persaingan dan pasar bebas yang merupakan

prasyarat globalisasi.

24

(48)

35

b. Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan

subsisten (kemiskinan akibat rendahnya pembangunan), kemiskinan

pedesaan (kemiskinan akibat peminggiran pedesaan dalam proses

pembangunan), kemiskinan perkotaan (kemiskinan yang disebabkan

oleh hakekat dan kecepatan pertumbuhan perkotaan).

c. Kemiskinan sosial. Kemiskinan yang dialami oleh perempuan,

anak-anak, dan kelompok minoritas.

d. Kemiskinan konsekuensional. Kemiskinan yang terjadi akibat

kejadian-kejadian lain atau faktor-faktor eksternal di luar si miskin,

seperti konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan, dan tingginya

jumlah penduduk.25

4. Penanggulangan Kemiskinan

Kemiskinan merupakan problem bagi kemanusiaan, khususnya disini bagi

ummat Islam. Kemiskinan merupakan masalah yang membebani laju dari

pergerakan menuju keteraturan. Masyarakat kita memunculkan sebuah

kesepakatan baru atau konsepsi bahwa siapa yang mempunyai keahlian,

kepintaran, gelar yang tinggi dan jaringan komunikasi yang luas akan bias

mencapai kesuksesan. Sedangkan banyak sekali orang-orang pergi ke kota hanya

bermodal nekat dan ingin mengadu nasib, alhasil yang mereka rasakan hanya akan

menjadi orang-orang pinggiran yang bias masuk dalam kategori orang miskin.

25

(49)

Di Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak

pula dilaksanakan, seperti: pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampong,

P2KP, PNPM dan BLT. Karena problem kemiskinan bersifat multidimensional,

maka strategi penanggulangannya harus bersifat multi dimensional juga. Selama

ini (studi kasus Indonesia) yang dilakukan oleh pemerintah hanya bersifat

ekonomi semata, sehingga apabila kebutuhan ekonomi sudah tercapai seolah-olah

proyek penanggulangan kemiskinan yang tidak berdimensi ekonomi, seperti

kemiskinan struktural atau politik. Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu

diperhitungkan dalam pemberdayaan lapisan masyarakat miskin guna sebagai

penanggulangan kemiskinan tersebut :

1. Pemberdayaan masyarakat merupakan prasyarat mutlak bagi upaya

penanggulangan masalah kemiskinan, yang bertujuan menekan perasaan

ketidakberdayaan masyarakat miskin bila berhadapan dengan struktur

sosial dan politis.

2. Upaya-upaya memutus hubungan yang bersifat eksploitatif terhadap

lapisan orang miskin yang perlu dilakukan.

3. Tanamkan rasa kesamaan (egaliterian) dan berikan gambaran bahwa

kemiskinan bukan merupakan takdir tetapi sebagai penjelmaan dari

konstruksi sosial.

4. Merealisasikan perumusan pembangunan dengan melibatkan masyarakat

miskin secara penuh. Seperti PKT (Proyek Kawasan Terpadu).

5. Perlunya pembangunan sosial dan budaya bagi masyarakat miskin. Selain

(50)

37

6. Diperlukan redistribusi infrastruktur pembangunan yang lebih merata,

meskipun kelima langkah di atas dapat dipenuhi tanpa dukungan

infrastruktur yang memadai, orang miskin tetap saja tidak akan

memperoleh akses ekonomi yang akibatnya tidak memiliki juga akses di

bidang-bidang lainnya. Apabila langkah-langkah tersebut dapat dilakukan

secara terpadu maka kemiskinan akan dapat ditanggulangi, langkah di atas

merupakan gambaran bahwa antara ekonomi dan politik tidak dapat

dipisahkan.26

Menurut pandangan Islam kemiskinan tidak semata-mata hanya persoalan

ekonomi saja, kemiskinan juga harus dilihat salah satunya dari sisi sejauhmana

manusia yang mengalami kemiskinan tersebut menggunakan potensi yang ada

pada dirinya semaksimal mungkin, ini berkaitan dengan fungsi manusia di bumi

sebagai khalifah Allah Swt. Kemiskinan dalam pandangan Islam dilihat sebagai

suatu kelemahan, ketidakberdayaan yang menjadi problem yang dapat

menurunkan martabat kehormatan manusia yang harus diatasi.

Strategi pendekatan yang dipakai dalam pengentasan kemiskinan akan

sangat dipengaruhi oleh masalah yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu,

apabila masalah kemiskinan disebabkan oleh individual, maka usaha ang

dilakukan adalah dengan merubah aspek manusia sebagai individu atau warga

masyarakat. Sedangkan apabila masalahnya disebabkan oleh faktor struktural atau

sistem, maka usaha yang harus dilakukan adalah perubahan pada struktur sistem.

26

Gambar

Tabel 2 Anggaran Dana ..................................................................................
Tabel 1 Rancangan Informan
Gambaran Umum tentang Yayasan Persada Nurani yang
GAMBARAN UMUM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakatMasalah riset yang ada dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas penerapan standar operasional prosedur administrasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas penerapan standar operasional prosedur administrasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan program praktik kerja lapangan (PKL) SMK Kesehatan Persada Wajo, yang meliputi: 1) perencanaan,

Adapun pelaksanaan rujukan yang ada di Indonesia mempunyai syarat-syarat sebagai berikut: (a) Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai kebutuhan

Bagaimana agar Perencanaan Pelayanan Kesehatan pada Anak Sekolah Dasar (SD)Yang berhubungan dengan Kadar Hemoglobin dan Status gizi terhadap prestasi belajar, dapat dilaksanakan

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak di butuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu diperlukan strategi dalam dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemerintah Kabupaten Sorong Selatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat di Rumah Sakit Scholoo