MEDAN ARTS AND DESIGN COLLEGE
( EKSPRESIONISME DALAM ARSITEKTUR )
LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008 / 2009
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Arsitektur
Oleh
SUSELIA PALMITA SARI
050406017
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN ARTS AND DESIGN COLLEGE
( EKSPRESIONISME DALAM ARSITEKTUR )
Oleh :
SUSELIA PALMITA SARI
05 0406 017
Medan, Juni 2009
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP. 132 206 820
Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc Ir. Sri Gunana S, MT.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya ucapkan ke khadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Salawat dan salam saya ucapkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Tugas akhir ini mengambil judul: Medan Arts and Design College. Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada kesempatan ini, dengan sangat tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir ibu Ir. Dwira N. Aulia, M. Sc dan kepada ibu Ir. Sri Gunana S, MT sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya membimbing, motivasi, pengarahan dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:
1. Bapak Ir. Dwi Lindarto H., MT., Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dwi Lindarto dan selaku koordinator Tugas Akhir, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
4. Orang tua saya yang tersayang, Bapak Ir. Kh. Soesilo dan Ibu Z. Akmalia, SE atas segala doa, semangat, kesabaran, dan seluruh pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Adik saya yang termanis di dunia, Dimas Akmarul Putera yang memberikan motivasi, semangat, serta perhatiannya.
6. Nenek saya yang selalu memberi perhatian dan doa, Hj. Nurmiah.
8. Semua teman - teman stambuk 2005 Arsitektur USU, terutama kepada Ayu, Fitri, Astri, Yuni, Nurul, dan Rudi yang selalu hadir di saat-saat sulit, Andrew, Freddy, Apo, Iva, Yenvenny, Wendi, dan Kendrik yang selalu membantu memecahkan masalah, kepada Adek, Juwita, Iin, dan Juli Koko yang selalu memberi semangat, juga kepada Ghenta, Felix, Fika, dan Anggi.
9. Abang dan Kakak stambuk 2003 dan 2004 Arsitektur USU, kepada bang Robby atas bantuan desain posternya, kak Nisa yang sangat sabar, bang Erick, bang Yuyun, dan bang Max, kak Naomi, kak Mili, kak Riana, kak Wiwik, kak Julia, dan kak Lidya yang selalu memberi hiburan.
10. Semua teman – teman Studio Tugas Akhir Semester B TA 2008 / 2009, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
11. Adik – adik stambuk 2006, 2007, dan 2008, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Medan, Juni 2009
Hormat saya,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR SKEMA ... xii
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang ... 1
I.2. Tujuan dan Manfaat ... 4 I.3. Alasan Pembangunan ... 4
I.4. Perumusan Masalah ... 5 I.5. Metode Pendekatan ... 6
I.6. Lingkup dan Batasan ... 6
I.7. Kerangka Berpikir ... 7
I.8. Sistematika Penulisan Laporan ... 8
II.2. Tinjauan Umum ...
II.2.1. Tinjauan Terhadap Seni ... 10
II.2.1.1. Pengertian Kesenian ... 10
II.2.1.2. Jenis dan Bentuk Kesenian ... 11
II.2.2. Tinjauan Terhadap Pendidikan ... 18
II.3.Tinjauan Fungsi ... 21
II.3.1. Tinjauan Pengguna dan Kegiatan ... 24
II.3.2. Tinjauan Lokasi ... 27
II.3.3. Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 34
II.3.4. Deskripsi Persyaratan Ruang ... 39
II.3.5. Penzonningan Ruang ... 41
II.3.6. Studi Banding Proyek Sejenis ... 45
BAB III ELABORASI TEMA III.1. Pengertian Tema ... 48
III.2. Intrepetasi Tema ... 50
BAB IV ANALISA
IV.1. Analisa Eksisting ... 54
IV.1.1. Analisa Lokasi ……… ... 54
IV.1.2. Kondisi Eksisting Lahan ... 55
IV.1.3. Batas Site ... 56
IV.1.4. Tata Guna Lahan ... 59
IV.1.5. Sarana dan Prasarana ... 61
IV.1.6. Skyline ... 63
IV.2. Analisa Potensi dan Kondisi Tapak ... 65
IV.2.1.Analisa Sirkulasi ... 65
IV.2.2. Analisa Jalur Pejalan Kaki ... 66
IV.2.3. Analisa Pencapaian ... 68
IV.2.4. AnalisaView ... 70
IV.2.4. 1. View Keluar Tapak... 70
IV.2.4. 2. View Kedalam Tapak ... 71
IV.2.5. Analisa Vegetasi dan Matahari ... 72
IV.2.6. Analisa Kebisingan ... 73
IV.3.1.Sirkulasi dan Penzoningan ... 77
IV.3.2.Analisa Teknologi ... 84
IV.3.3.Analisa Utilitas Bangunan ... 86
IV.3.4.Analisa Fungsional ... 88
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Penerapan Tema Pada Bangunan ... 97
V.2. Konsep Perancangan Tapak ... 97
V.2.1. Konsep Entrance ... 97
V.2.2. Konsep Vegetasi ... 98
V.3. Konsep Sirkulasi Ruang Luar ... 99
V.3.1. Kendaraan ... 99
V.3.2. Pejalan Kaki ... 99
V.4. Konsep Perancangan Ruang Luar ... 100
V.5. Konsep Perancangan Bangunan ... 101
V.5.1. Konsep Bentukkan Massa ... 101
V.5.2. Konsep Zonning Ruang Dalam ... 102
VI.1.1. Site Plan ... 104
VI.1.2. Ground Plan ... 105
VI.1.3. Denah ... 106
VI.1.4. Tampak ... 108
VI.1.5. Potongan ... 110
VI.1.6. Rencana Pondasi dan Pembalokkan ... 111
VI.1.7. Rencana Atap dan Elektrikal ... 113
VI.1.8. Rencana Sanitasi ... 115
VI.1.9. Rencana Pengkondisian Udara... 117
VI.1.10. Rencana Sistem Kebakaran ... 118
VI.1.11. Detail Struktur ... 120
VI.1. Perspektif Eksterior ... 121
D A F T A R T A B E L
Halaman
Tabel 1. Paket Kurikulum... 20
Tabel 2. Presentase Jumlah Pecinta Seni ... 21
Tabel 3. Tingkat Pertumbuhan Rata-Rata Sektor Komersial ... 22
Tabel 4. Pengeluaran Untuk Kegiatan Seni ... 22
Tabel 5. Pengeluaran Untuk Kegiatan Seni ... 24
Tabel 6. Jumlah Sanggar Seni ... 24
Tabel 7. Presentase Kesenian Paling Sering Ditonton ... 24
Tabel 8. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 27
Tabel 9. Wilayah Pengembangan Kota Medan ... 27
Tabel 11.Kriteria Pemilihan Lokasi Tapak ... 27
Tabel 12. Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 38
Tabel 13. Deskripsi Kebutuhan Ruang Pendukung ... 39
Tabel 14. Jenis Sirkulasi ... 76
Tabel 15. Penzonningan Ruang ... 80
Tabel 16. Analisa Pondasi ... 82
Tabel 17. Analisa Vegetasi ... 75
Tabel 18. Jenis Sirkulasi ... 78
Tabel 19. Jenis Sirkulasi Pameran ... 79
Tabel 20. Zoning ... 84
Tabel 21. Analisa Pondasi ... 85
Tabel 22. Pencahayaan ... 86
Tabel 23. Program Ruang Bangunan Pertunjukkan ... 89
Tabel 25. Program Ruang Bangunan Edukasi Seni ... 92
Tabel 26. Program Ruang Bangunan Edukasi Desain ... 94
D A F T A R G A M B A R
Halaman
Gambar 1. Seni Patung ... 12
Gambar.2. Hasil Desain Interior ... 15
Gambar 3. Hasil Desain Lansekap ... 15
Gambar 4. Hasil Desain Grafis ... 16
Gambar 5. Hasil Kriya... 16
Gambar 6. Tari Kontemporer... 17
Gambar 7. Peta Kawasan Perencanaan ... 28
Gambar 8. Peta Alternatif Loaksi Tapak A ... 30
Gambar 9. Peta Alternatif Loaksi Tapak B ... 31
Gambar 10. Concert Hall ... 40
Gambar 11. Studio Seni Lukis ... 40
Gambar 12. Studio Seni Patung ... 40
Gambar 13. Latihan Tari ... 40
Gambar 14. Studio dan Hasil Karya Desain Interior ... 41
Gambar 15. Laboratorium Desain Lansekap ... 41
Gambar 16. Karya Desain Grafis ... 41
Gambar 17. La Salle College of The Arts ... 47
Gambar 18. Logo Rocky Mountain College of Art and Design ... 47
Gambar 19. Emily Carr Institute of Art and Design ... 47
Gambar 20. Guggheinhem Museum Bilbao ... 51
Gambar 21. Eksterior Guggheinhem... 52
Gambar 23. Ekspresi Falling Water ... 52
Gambar 24. Batu susun yang melapisi Dinding Dalam dan Luar ... 52
Gambar 25. Eksterior Falling Water ... 52
Gambar 26. Vitra Design Museum ... 53
Gambar 27. Vitra Design Museum ... 53
Gambar 28. Peta Lokasi Tapak ... 54
Gambar 29. Kondisi Eksisting Lahan ... 55
Gambar 30. Batas Tapak ... 56
Gambar 31. Tata Guna Lahan ... 57
Gambar 32. Data Eksisting Bangunan ... 58
Gambar 33. Data Bagunan Potensial di Sekitar Tapak ... 59
Gambar 34. Ketebalan Bangunan i Sekitar Tapak ... 60
Gambar 35. Analisa Prasarana pada Tapak ... 61
Gambar 36. Analisa Sarana Pada Tapak ... 62
Gambar 37. Peta Skyline ... 63
Gambar 38. Skyline ... 64
Gambar 39. Potongan Jalan S. Parman ... 66
Gambar 40. Sistem Akustik ... 88
Gambar 41. Site Plan ... 104
Gambar 42. Ground Plan ... 105
Gambar 43. Denah Lt. Basement dan Lantai I ... 106
Gambar 44. Denah Lt. II dan Lantai III ... 107
Gambar 45. Tampak Depan ... 108
Gambar 46. Tampak Samping dan Tampak Belakang ... 109
Gambar 48. Rencana Pondasi dan Pembalokkan ... 111
Gambar 49. Rencana Pembalokkan ... 112
Gambar 50. Rencana Atap dan Elektrikal ... 113
Gambar 51. Rencana Elektrikal ... 114
Gambar 52. Rencana Sanitasi Lantai Dasar ... 115
Gambar 53. Rencana Sanitasi ... 116
Gambar 54. Rencana Pengkondisian Udara ... 117
Gambar 55. Rencana Pengkondisian Udara dan Sistem Kebakaran ... 118
Gambar 56. Rencana Sistem Kebakaran ... 119
Gambar 57. Detail Struktur ... 120
Gambar 58. Perspektif Bangunan ... 122
Gambar 59. Perspektif Eksterior ... 123
D A F T A R S K E M A
Halaman
Skema 1. Pola Pendidikan ... 19
Skema 2. Analisa Kegiatan Mahasiswa ... 25
Skema 3. Analisa Kegiatan Staf Pengajar ... 25
Skema 4. Analisa Kegiatan Pengunjung ... 26
Skema 5. Kegiatan Pengelola ... 26
Skema 6.Organisasi Ruang Utama ... 42
Skema 7. Organisasi Ruang Galeri ... 42
Skema 8.Organisasi Ruang Edukasi ... 43
Skema 9.Organisasi Ruang teater hall ... 44
Skema 10.Organisasi Ruang Administrasi ... 44
Skema 11.Elektrikal ... 83
Skema 12.Plumbing ... 85
Skema 13.Pengkondisian Udara ... 85
Skema 14.Organisasi Ruang Coffe Shop ... 115
Skema 15.Organisasi Ruang Art book store ... 115
Skema 16.Organisasi Ruang Art Center Shop ... 115
Skema 17.Organisasi Ruang Pengelola ... 116
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. LATAR BELAKANG
Salah satu kebutuhan manusia yang tergolong dalam kebutuhan integratif adalah menikmati
keindahan, mengapresiasi dan mengungkapkan perasaan keindahan. Kebutuhan ini muncul
disebabkan adanya sifat dasar manusia yang ingin mengungkapkan jati dirinya sebagai makhluk
hidup yang bermoral, berselera, berakal, dan berperasaan. Kebutuhan estetik serupa dengan
pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang dilakukan manusia melalui kebudayaannya.
Dalam memenuhi kebutuhan estetik ini, kesenian menjadi bagian integral yang tak terpisahkan
dengan kebudayaan. Kesenian merupakan unsur pengikat yang mempersatukan pedoman-pedoman
bertindak yang berbeda menjadi suatu desain yang utuh, menyeluruh, dan operasional, serta dapat
diterima sebagai hal yang bernilai.
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari
Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari
dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing indiv
parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan
produk dari memili
nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk
menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin
untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa
lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat
simbolisme dan bentuk.
Estetika dan sistem simbol sebagai bagian dari kesenian, merupakan pedoman hidup bagi
masyarakat dalam melakukan kegiatan yang isinya adalah perangkat model kognisi, sistem
simbolik atau pemberian makna yang terjalin secara menyeluruh dalam simbol-simbol yang
ditransmisikan secara grafis. Model kognisi atau sistem simbol ini digunakan secara selektif oleh
masyarakat untuk berkomunikasi, melestarikan tradisi, menghubungkan pengetahuan, serta
pengungkapan atau penghayatan estetiknya, meskipun tuntutan akan keindahan itu sangat
sederhana.1
Begitu juga halnya dengan dunia desain, berkembangnya ilmu arsitektur telah menjadikan desain
interior dan lansekap sebagai elemen penting dalam mencapai kenyamanan dan nilai estetika
ruangan. Saat ini desain interior dan desain lansekap memiliki jangkauan yang lebih luas yaitu
mencakup unsur-unsur keindahan dari berbagai macam aspek sehingga memberikan kepuasan fisik
dan spiritual bagi penghuni di dalamnya.
Sehingga seni dapat dikatakan, merupakan bagian dari hidup masyarakat. Karena itu dirasa perlu
untuk menempatkan keberadaannya sejajar dengan sektor kehidupan lainnya. Dan untuk
menumbuh kembangkan nilai-nilai seni tersebut dalam semua cabang dan aspeknya.
2
Terlibat didalam dunia seni dan desain, seperti menyaksikan suatu pertunjukan dan melihat
pameran-pameran merupakan salah satu hiburan yang digemari oleh masyarakat kota Medan. Hal
ini dapat dilihat dari banyaknya penonton yang memenuhi tempat-tempat pertunjukan jika ada
show-show artis ibukota atau luar negeri beserta pameran kesenian seperti pameran lukisan, patung,
fotografi dan print media. Begitu juga dengan mengenyam pendidikan seni, hal ini dapat dilihat dari
tersebarnya les-les balet dan modern dance, banyaknya les-les alat musik dan vokal dan
sanggar-sanggar seni lainnya. Tetapi kenyataannya kegiatan-kegiatan ini tidak begitu menonjol di Tidak hanya terdiri dari desain bangunan (arsitektur) saja, tetapi dunia desain juga memiliki banyak
bidang seperti desain grafis, desain furniture, desain produk, desain interior, desain lansekap,
fashion design, dan lain sebagainya. Berbagai bidang desain ini memiliki daya tarik tersendiri untuk
dipelajari lebih lanjut, menarik minat siswa sekolah menengah atas untuk mempelajarinya, dan
dapat menghasilkan desainer asli kota Medan yang berkualitas tinggi.
Sebagai salah satu daerah kunjungan wisata di Sumatera Utara, Medan memiliki keunikan
tersendiri karena merupakan daerah wisata yang didominasi oleh tujuan wisata bisnis, sekaligus
kota Medan juga merupakan pintu gerbang bagian barat daerah tujuan wisata di Indonesia (termuat
dalam Tap MPR No.11/MPR/1983). Dalam era globalisasi sekarang ini, Medan yang
berpendudukan relatif sekuler dan telah berpikir maju, belum memiliki sebuah sarana pendidikan
yang berfungsi untuk menghasilkan seniman dan desainer handal yang akan dapat meningkatkan
nilai jual pariwisata kota Medan.
1
Geerts. C, the Interpretations of Cultures, 1974.
2
masyarakat, salah satu penyebabnya adalah sekolah tinggi yang bersifat formal dan gedung
kesenian yang dapat menjadi tempat memperkenalkan dan menampilkan kegiatan itu belum ada di
kota Medan. Selama ini kegiatan belajar mengajar seni dan desain hanya bersifat informal dan
kegiatan kesenian biasanya ditampilkan di Taman Budaya yang kondisinya sudah tidak up to date
lagi karena semua sistem dikerjakan serba manual sehingga banyak masyarakat yang kurang
tertarik mengunjunginya. Gedung kesenian merupakan salah satu wadah kesenian yang diharapkan
mampu menciptakan komunikasi timbal balik antara pekerja seni dan masyarakat pengamat.
Bidang seni dan desain adalah bidang yang menuntut kemampuan dan keterampilan khusus dan
telah menjadi disiplin ilmu sejalan dengan perkembangan industri seni yang dinamis. Sedikitnya
pendidikan seni dan desain yang bersifat formal di Indonesia belum menjadi suatu permasalahan di
dalam masyarakat. Pada perkembangannya disiplin ilmu seni dan desain di indonesia belum
dikelola dengan baik dalam suatu wadah pendidikan dan pelatihan untuk mendapatkan sumber daya
manusia yang handal dalam bidang ini. Oleh karena itu ada tuntutan yang mendesak untuk
menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan ahli dalam bidangnya. Sehingga
diperlukan suatu wadah pendidikan dan pengembangan SDM terutama difokuskan untuk kualitas
SDM yang terlatih, terampil dan ahli.
Dalam 5 (lima) tahun terakhir ini, terjadi peningkatan angka siswa lulusan Sekolah Menengah Atas
(SMA) kota Medan melanjutkan pendidikan tinggi di bidang seni dan desain di luar negeri,
terutama di Negara Malaysia dan Singapura.3
3
www.republika.com
Para siswa ini memiliki minat dan bakat di bidang
seni dan desain, tetapi tidak ada pendidikan seni dan desain yang bersifat formal di kota Medan
sehingga mereka lebih memilih melanjutkan pendidikan di luar negeri. Kendala utama yang
dihadapi adalah tingginya biaya pendidikan dan biaya hidup, sehingga hanya penduduk yang
memiliki tingkat ekonomi tinggi saja yang mampu bersekolah di luar negeri. Banyak siswa-siswi
yang merasa memiliki bakat dan talenta di bidang seni dan desain, namun terhalang oleh
permasalahan biaya dan akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan di bidang
tersebut.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut maka perlu suatu usaha untuk ikut merealisasikan penyaluran
bakat masyarakat Medan, sekaligus menyediakan sarana yang mampu menunjang kegiatan
Medan Art and Design College direncanakan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat
kota Medan yang memiliki bakat dan ingin melanjutkan pendidikan dibidang seni dan desain, dan
juga memberikan sarana seni visual dan pertunjukkan yang up to date agar dapat meningkatkan
nilai jual pariwisata kota Medan.
I. 2. TUJUAN DAN MANFAAT PROYEK
Tujuan dilaksanakan studi kasus proyek ini adalah :
• Menyediakan fasilitas pendidikan dan sarana pelatihan bagi mahasiswa untuk mengikuti kurikulum pendidikan nasional dibidang seni dan desain.
• Menyediakan fasilitas penunjang selain fasilitas pendidikan sebagai fasilitas utama, diantaranya adalah sarana pertunjukkan seni dan galeri yang dikelola oleh mahasiswa yang
nantinya dapat diakses oleh para wisatawan dan penduduk kota Medan dan diharapkan dapat
menjadi salah satu tujuan wisata di Sumatera Utara, sekaligus melatih kemampuan dan
kecakapan mahasiswa dengan menampilkan hasil studi mereka.
Sedangkan manfaat dari kasus proyek ini adalah :
• Merencanakan suatu wadah yang menyediakan fasilitas galeri dan teater untuk menampilkan
karya-karya seni visual dan seni pertunjukan bermutu tinggi.
• Menciptakan penataan ruang yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan sehingga dapat dirasakan nyaman dan aman bagi pengunjung dan pengguna bangunan.
• Dengan adanya Medan Art and Design College diharapkan dapat memperkenalkan seni
kepada masyarakat sehingga membangkitkan minat masyarakat untuk mengembangkan seni
di Indonesia.
I. 3. ALASAN PEMBANGUNAN
Alasan perlunya pembangunan Art and Design College di kota Medan adalah :
• Medan merupakan kota metropolitan ke 3 (tiga) di Indonesia dan merupakan pusat segala aktivitas
• Tingkat ekonomi dan pengetahuan masyarakat sudah cukup tinggi dibanding dengan kota-kota lainnya di pulau Sumatera
• Tidak adanya sarana pendidikan formal dibidang seni dan desain di pulau Sumatera
• Bertambahnya jenis lapangan kerja yang bersifat wiraswasta karena tamatan Art and Design College dapat membuka lapangan kerja sendiri
• Kota Medan memiliki fasilitas bandar udara yang memungkinkan bertambahnya devisa
Negara melalui kunjungan pariwisata budaya,para investor, apresiator, dan pecinta karya
seni dari mancanegara
• Adanya fasilitas transportasi darat yang baik menuju dan keluar kota Medan
I. 4. PERUMUSAN MASALAH
Masalah perancangan yang diperkirakan dapat muncul dalam proyek ini adalah:
• Perkotaan
Medan Art and Design College direncanakan berlokasi di kawasan yang dipusatkan sebagai
kawasan pendidikan dan hiburan. Permasalahan yang akan timbul adalah bagaimana nantinya
bangunan Medan Art and Design College dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
• Lingkungan Tapak
Adapun permasalahan tapak yang dapat timbul yaitu posisi site yang berada di persimpangan jalan
yang memberikan dampak timbulnya kemacetan. Kemudian batasan KDB, GSB, dan KLB yang
disesuaikan dengan konteks bangunan di sekitarnya.
• Tema
Bagaimana mengkaitkan keberadaan gedung Medan Art and Design College sebagai pusat
pendidikan seni dan desain formal dan juga sebagai pusat hiburan ditinjau dari fungsi,
kegiatan-kegiatan, persyaratan teknis ruang dan bangunan serta kondisi iklim serta lingkungan sekitar dengan
tema yang akan diangkat, yaitu Arsitektur Ekspresionisme.
• Fungsional
Adanya kegiatan edukasi, eksibisi, dan hiburan yang berlangsung memerlukan besaran-besaran
ruang dan penataan zoning ruang yang fleksibel dan dinamis.
• Bangunan
Permasalahan yang akan timbul nantinya yaitu :
- Pemilihan struktur bangunan.
- Teknologi bangunan yang akan dipilih
- Ketinggian bangunan dikaitkan dengan peraturan-peraturan daerah
I. 5. METODA PENDEKATAN
• Pendekatan berdasarkan standar-standar ukuran ruangan yang mengakomodasi setiap jenis kegiatan di dalam ruangan maupun di luar bangunan.
• Pendekatan berdasarkan fungsi bangunan.
• Pendekatan berdasarkan tema bangunan.
• Pendekatan berdasarkan sistem struktur bangunan.
I. 6. LINGKUP DAN BATASAN PROYEK
Lingkup dan batasan yang akan digunakan adalah:
• Seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan dan perancangan mengenai bangunan Art and Design College yang mengabungkan fungsi pendidikan, rekreasi
(entertainment) dan komersil yang menyangkut lingkungan tapak, masa bangunan dan
besaran ruang.
• Perpaduan perancangan fungsi rekreasi, pendidikan, komersil dan fasilitas pendukung lainnya serta pengolahan ruang dalam dan ruang luar sebagai satu kesatuan.
I. 7. KERANGKA BERPIKIR
Tujuan dan Manfaat
1. Menyediakan edukasi seni dan desain formal
2. Merencanakan suatu wadah yang menyediakan
fasilitas galeri dan teater untuk menampilkan
karya-karya visual and performing arts.
Latar Belakang
1. Apresiasi masyarakat terhadap seni pertunjukan dan seni visual mulai meningkat.
2. Tidak adanya sarana pendidikan formal dibidang seni dan desaindi pulau Sumatera
Judul : Medan Art and Design College
Tema Perancangan : Arsitektur Ekspresionis
Perumusan Masalah
• Bagaimana mendapatkan konsep bangunan yang menarik serta mampu menggambarkan fungsi bangunan.
• Bagaimana menyatukan fasilitas edukasi formal, galeri, dan theatre dalam suatu wadah yang membuat para penggunanya merasa betah dan tertarik.
• Masalah komunikasi dengan bangunan sehingga mudah dimengerti dan familiar oleh masyarakat awam serta mendukung penghayatannya pada aktifitas dalam
bangunan.
• Bagaimana pemecahan struktur masa bangunan yang merupakan tuntutan dari fungsi bagunan dengan segala beban dan fasilitas tersebut
Data Perencanaan
− Data Tapak
− Studi Literatur
− Studi Banding
− Survei Lapangan
Analisa Tapak (Analisa Fisik)
View, sirkulasi, orientasi, dll.
Analisa Fungsional (Analisa Nonfisik)
Pengguna, alur kegiatan, dll
Konsep Perancangan :
Konsep ruang luar, ruang dalam, massa, tema, struktur, dan utilitas.
I. 8. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
berisi kajian tentang latar belakang pembangunan pabrik daur ulang kertas, maksud dan tujuan,
masalah perancangan, lingkup dan batasan, dan metode pendekatan.
BAB II. DESKRIPSI PROYEK
berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi
eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding
arsitektur dengan fungsi sejenis.
BAB III. ELABORASI TEMA
menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan
judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.
BAB IV. ANALISA PERANCANGAN
menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi,
analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan.
BAB V. KONSEP PERANCANGAN
menjelaskan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
II. 1. TINJAUAN JUDUL PROYEK
Pengertian Medan Art and Design College adalah :
• Medan adalah salah satu nama kota terbesar ke-3 di Indonesia yang merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara yang berada di Pulau Sumatera.
• Art adalah :
Memproduksi pengaturan bunyi, warna, bentuk, atau unsur-unsur lainnya yang serasi
dipengaruhi oleh segi keindahan atau estetika.4
Seni adalah proses dan produk dari memil
penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas
dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan,
gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu.
Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan
juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat
simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah
yang bermaksud cinta).5
• Design adalah sistem atau cara pengaturan dalam menghasilkan sebuah karya yang mampu memenuhi persyaratan suasana memuaskan, menyenangkan, nyaman, baik, indah dan
mampu melayani segala kebutuhan secara fisik maupun emosional sesuai keinginan
penghuni atau pemilik maupun konsumen dan si perencana dengan pengertian praktis,
efisien, ekonomis dan juga estetis. 6
• College adalah perguruan tinggi, universitas.7
Dari penguraian judul diatas, maka Medan Art and Design College adalah suatu kelompok
bangunan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan program pendidikan professional yang
akan mempelajari bidang kesenian dan perancangan secara khusus dan akan ditempatkan pada ibu
kota provinsi Sumatera Utara, yaitu kota Medan.
4
The American Heritage College Dictionary
5
www.wikipedia.com
6
Suptandar, Pamudji, Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Desain Dan Arsitektur, FSRD, Universitas Trisakti, Jkarta 1999.
7
II.2. TINJAUAN UMUM
Tinjauan umum membahas tentang kesenian secara keseluruhan dan secara umum.
II. 2. 1. Tinjauan Terhadap Seni
II.2.1.1. Pengertian Kesenian
Kesenian adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang yang diungkapkan secara sadar dan
diwujudkan dalam bentuk nada, kata dan warna medium (media/alat) sehingga dapat menggugah
rasa seseorang untuk melihat ataupun mendengar. 8
Kesenian adalah segala sesuatu mengenai seni yang merupakan ekspresi hasrat manusia akan rasa
keindahan dan dilahirkan melalui perantara alat-alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat
ditangkap oleh indera pengelihatan atau dilahirkan melalui perantara gerak.9
Pemahaman kesenian mencakup makna cantik, anggun, lembut, utuh, seimbang, padu, hening,
tenang, tegang hampa, suram, dinamik, kokoh, hidup, bergerak, selaras, hambar, sentimental,
penting, berharga dan tragis.10
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari Keindahan di sini pada hakekatnya mengacu pada pengertian
berbagai hal yang mensyaratkan adanya persentuhan selera, pemahaman, dan kepekaan, guna
membedakan dan mengapresiasi makna dari karya seni yang mengakibatkan tumbuhnya perasaan
elok, cantik, selaras, bagus, dan lain-lain seperti dikemukakan di atas. Persentuhan selera,
pemahaman, dan penghayatan yang menumbuhkan rasa pesona itu akan memperoleh maknanya
jika orang yang terlibat di dalamnya menggunakan simbol yang dipahami bersama dalam konteks
kebudayaannya.
Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari
dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing indiv
parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan
produk dari memili
nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk
menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin
untuk medium itu.
8
www.wikipedia.com
9
www.wikipedia.com
10
II. 2. 1. 2. Jenis dan Bentuk Kesenian
Berdasarkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, jenis dan bentuk kesenian dibagi
menjadi:
Berdasarkan Jenis:
♠ Kesenian Tradisional
Yaitu suatu bentuk seni yang bersumber dan berakar, serta telah dirasakan sebagai milik
oleh masyarakat di lingkungannya. Pengolahan didasarkan atas cita rasa masyarakat
pendukung dan diterima sebagai tradisi.
♠ Kesenian Modern
Yaitu merupakan seni yang penggarapannya didasarkan atas cita rasa masyarakat
pendukungnya. Cita rasa baru umumnya merupakan pembaharuan atau penemuan sebagai
akibat dari pengaruh luar11
♠ Seni Rupa (Visual Art) Berdasarkan Bentuk:
Yaitu karya seni yang dapat dinikmati dengan indera mata melalui media ekspresi garis,
warna, bahan dan wujud. Karya seni yang diperlihatkan tidak bergerak, contohnya seperti
seni lukis, seni patung, dan desain. Visual art bisa disebut juga sebagai karya seni diam
(statis), penciptaan atau pengolahan benda mati oleh manusia, jadi yang tersaji tetap benda
mati, walaupun wujudnya dapat berupa makhluk hidup.12
♠ Seni Pertunjukan (Performance Arts)
Yaitu karya seni yang menggunakan perantara atau media ekspresi bunyi, gerak, dan irama.
Karya seni yang dipertunjukan bergerak dan hidup. Adapun seni pertunjukan terdiri dari
seni tari, seni musik, dan seni drama. Karya seni pertunjukan dapat juga disebut sebagai
hasil seni yang bergerak (dinamis), hal ini karena digerakkan atau dilakonkan oleh manusia,
jadi yang diciptakan adalah patokan-patokan, irama, komposisi dari gerak ataupun suara.
SENI RUPA (VISUAL ART)
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa visual arts adalah seni atau pengaturan
bentuk, warna dan elemen-elemen lain yang dilakukan secara sadar dimana mempengaruhi rasa
11
Garis-garis Besar Estetika, PT Karya, Yogyakarta, 1979, hal 61.
12
keindahan dan hanya dapat dinikmati melalui pemakaian indera pengelihatan atau visual
manusia.
Sejarah Visual Arts
Perkembangan visual arts pada dasarnya mulai terjadi awal abad ke-20.
Istilah visual arts berasal dari karya-karya seniman Amerika, dimana
dapat berupa lukisan, patung, grafis, desain, dan sebagainya, yang
menarik perhatian si pengamat seni melalui penggunaan indera
pengelihatan (visual). Kemudian setelah melalui pergantian waktu,
segala sesuatu yang ada di lingkungan dan kehidupan manusia
sehari-hari dijadikan media dalam penciptaan karya para seniman, seperti
misalnya menggunakan tubuh sebagai alat untuk menghasilkan karya
seni yang merupakan hasrat si seniman. Hal tersebut sedikit berbeda dengan perkembangnya di
Eropa. Hasil karya visual arts di Eropa merupakan kelanjutan dari fine arts dimana lebih bersifat
klasik dan perkembangan tersebut menandai lahirnya suatu era seni modern atau modern art.
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata
dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konse
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yait
murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara
kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai
perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni
rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual
arts.
Ruang Lingkup Visual Arts
Berdasarkan National Art Education Association, seni rupa dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
Seni Murni
Desain
Kria
Seni Murni
Seni murni merupakan istilah untuk menandai bahwa karya yang dihasilkan tidak
dimaksudkan untuk memenuhi tujuan praktis atau fungsional, tetapi murni sebagai media
ekspresi dengan berbagai teknik beserta aliran-alirannya seperti realisme, naturalisme,
abstrak, surealisme, dan lain-lain. Sebagai media ekspresi murni, seni murni dapat
menumbuhkan rasa senang, rasa haru, dan empati yang ditimbulkan karena adanya
keterpaduan dari unsur-unsur bentuk yang menunjang wujud utuh dari karya tersebut seperti
komposisi warnanya, unsur garis yang digunakan, berbagai bentuk bidang, kemiripan
bentuk dengan acuannya atau justru menghadirkan bentuk baru yang tidak ada acuannya di
alam, aspek tematik yang diungkapkan, keunikannya, teksturnya, dan lain-lain. Jenis seni
murni adalah seni lukis, seni patung, dan seni grafis.
− Seni Lukis
Seni lukis adalah sebagai salah satu bagian dari karya seni tertua di dunia, selalu
menjadi ciri dan bagian dari seni rupa yang tak terlepaskan. Baik untuk pendidikan,
komersil, maupun bagian dari kebutuhan manusia saat ini.
− Seni Patung
Sejak awal peradaban, manusia sudah berkarya membuat patung dengan berbagai
macam material dan bentuk, hal yang menjadi terobosan baru pada dunia pematung
saat ini adalah membuat kerangka kerja konseptual sebelum berkarya.
− Seni Grafis
Seni grafis banyak digunakan untuk tujuan yang bersifat komersil.
Pada era digital saat ini, manusia telah menemukan salah satu cabang seni murni yang
menggunakan teknologi, yaitu fotografi. Fotografi adalah seni atau proses penghasilan
gambar dan cahaya pada film. Penjabaran dari fotografi itu tak lain berarti menulis atau
melukis dengan cahaya. Tentunya hal tersebut berasal dari arti kata fotografi itu sendiri
yaitu berasal dari bahasa Yunani, photos (cahaya) dan graphos (tulisan). Melihat pengertian
tersebut terlihat ada persamaan antara fotografi dan karya seni lukis atau menggambar.
Yang jelas perbedaannya terletak pada media yang digunakannya. Bila dalam seni lukis
yang dipakai gambar dengan menggunakan media warna (cat), kuas dan kanvas. Sedangkan
dalam fotografi menggunakan cahaya yang dihasilkan lewat kamera. Tanpa adanya cahaya
yang masuk dan terekam di dalam kamera, sebuah karya seni fotografi tidak akan tercipta.
Desain
Ada beberapa pengertian tentang desain menurut beberapa kamus dan ensiklopedia, yaitu :
Menurut The American College Dictionary, desain adalah
· Menyiapkan rencana pendahuluan; perancangan
· Membentuk atau memikirkan sesuatu di dalam benak kita; merancang ‘rencana’
· Merupakan pekerjaan artistik
Menurut The Nes Book of Knowledge, desain adalah
· Menunjukkan suatu cara bagaimana setiap bagian menyempurnakan suatu objek
secara bersama, baik yang ditemukan di alam atau buatan manusia dan setiap objek tersebut
memiliki susunannya masing-masing. Ketika objek itu dilihat sebagai suatu kesatuan, maka
pada saat itu pula kita melihat itu sebagai satu desain. Kesatuan ini merupakan unsur yang
paling penting dalam satu desain yang berhasil.
Menurut Encyclopedia Britanica, desain adalah
· Merupakan susunan garis atau bentuk yang menyempurnakan rencana kerja seni
dengan memberi penekanan khusus pada aspek proporsi, struktur, gerak dan keindahan
secara terpadu; identik dengan pengertian koposisi yang berlaku pada perbagai cabang seni,
meskipun secara khusus kerap dikaji sebagai seni terapan.
Menurut Encyclopedia of The Art, desain adalah
· Dorongan keindahan yang diwujudkan dalam suatu bentuk komposisi; rencana
komposisi; sesuatu yang memiliki kekhasan; atau garis besar suatu komposisi, misalnya
bentuk yang berirama, desain motif, komposisi nada dan lain-lain.
Membentuk sebuah kesimpulan, bahwa desain adalah sistem atau cara pengaturan dalam
menghasilkan sebuah karya yang mampu memenuhi persyaratan suasana memuaskan,
menyenangkan, nyaman, baik, indah dan mampu melayani segala kebutuhan secara fisik
maupun emosional sesuai keinginan penghuni atau pemilik maupun konsumen dan si
perencana dengan pengertian praktis, efisien, ekonomis dan juga estetis.13
Desain merupakan salah satu bagian dari dunia kesenian. Munculnya berbagai jenis cabang
ilmu dalam desain, seperti desain interior, desain lansekap, desain produk, desain grafis, dan
13
banyak lagi cabang keilmuan didalam desain merupakan buah dari tingginya kreativitas seni
yang dimiliki manusia.
Istilah desain (seni terap) berasal dari bahasa Italia yaitu designo yang artinya gambar. Kata
desain diberi makna baru dalam bahasa Inggris pada abad ke 17, semakna dengan kata craft.
Atas jasa Morris dan Ruskin, tokoh anti industri di inggris pada abad ke 19, kata desain
mempunyai makna sebagai art and craft, yaitu paduan antara seni dan keterampilan. Pada
masa Revolusi Industri dan masa-masa sesudahnya, kegiatan desain dikenal sebagai
Industrial Art, Commercial Art, Applied Art, Machine Art, Decorative Art, dan sebagainya.
Dalam dunia seni rupa di Indonesia, kata desain sering disepadankan dengan kata reka
bentuk, rekarupa, tatarupa, perupaan, anggitan, rancangan, rancang bangun, gagas rekayasa,
perencanaan, dan lain-lain. Perkembangan selanjutnya di Indonesia kegiatan desain dibagi
menjadi desain interior (ruang dalam), desain lansekap (tapak), desain arsitektur
(bangunan), desain tekstil, dan desain grafis.
− Desain Interior
desain interior adalah sebuah perencanaan tata
letak dan perancangan ruang dalam di dalam
bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi
kebutuhan dasar kita akan naungan dan
perlindungan, mempengaruhi bentuk aktivitas
dan memenuhi aspirasi kita dan
mengekspresikan gagasan yang menyertai tindakan kita, disamping itu sebuah
desain interior juga mempengaruhi pandangan, suasana hati dan kepribadian
kita.Oleh karena itu tujuan dari perancangan interior adalah pengembangan fungsi,
pengayaan estetis dan peningkatan psikologi ruang interior.14
− Desain Lansekap
Desain lansekap adalah suatu seni dan sekaligus fungsi
untuk menciptakan dan melestarikan keindahan
lingkungan disekitar manusia, kemudian bagaimana
caranya meningkatkan kenyamanan, kemudahan, dan
kesehatan.15
14
D.K. Ching, Francis, Architecture, Space and Order, New York, New York: Maxmillan Publishing Company, 2002.
15
[image:30.595.117.549.353.751.2]A Introduction to The Study of Landscape Design
Gambar 2 Hasil Desain Interior
− Desain Grafis
Desain grafis adalah salah satu bentuk seni
lukis (gambar) terapan yang memberikan
kebebasan kepada sang desainer
(perancang) untuk memilih, menciptakan,
atau mengatur elemen rupa seperti
ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas
suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai
sebuah pesan. Gambar maupun tanda yang digunakan bisa berupa tipografi atau
media lainnya seperti gambar atau fotografi. Desain grafis umumnya diterapkan
dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lain-lain.
Kria
Istilah seni kria mempunyai makna berbeda dengan
makna istilah seni murni dan desain tersebut di atas.
Kria merupakan kata khas dan asli Indonesia yang
bermakna keahlian, kepiawaian, kerajinan, dan
ketekunan. Seni kria merupakan karya seni rupa
Indonesia asli yang mempunyai akar kuat, dan
mempunyai ciri khas yang unik dan eksotis. Dalam
pohon ilmu seni rupa saat ini, seni kria terletak pada daerah abu-abu antara seni murni dan
terap. Pembagian jenis seni kria biasanya berdasarkan bahan dan teknik pembuatannya,
yaitu kria kayu dengan teknik pahat atau ukir, kria logam dengan teknik wudulan, filligre,
dan tuang atau cor, kria bambu dengan teknik ukir dan anyam, kria rotan dengan teknik ikat
dan anyam, kria tekstil dengan teknik batik, sablon dan tenun, kria kulit dengan teknik pahat
atau anyam, dan lain-lain.
Performing Arts
Dapat disimpulkan bahwa performing arts adalah seni atau pengaturan bentuk, warna, suara dan
elemen-elemen lain yang diperagakan dan dipertunjukan secara dramatis di hadapan sebuah
penonton dimana mempengaruhi rasa keindahan. Gambar 4 Hasil Desain Grafis
Seni pertunjukan performance art) adalah karya seni yang melibatkan aksi
individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan biasanya melibatkan empat
unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton.
Meskipun seni performance bisa juga dikatakan termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan seni
mainstream seperti
umumnya lebih dikenal dengan istilah 'seni pertunjukan' (performing arts). Seni performance
adalah istilah yang biasanya mengacu pada
Ruang Lingkup Performing Arts
Dalam bahasa Indonesia, Performing Arts adalah seni pertunjukan. Menurut A.Karim Achmat, Seni
Pertunjukan dibagi menjadi 3, yaitu:16
♠ Seni Tari
Tari adalah gerak ritmis sebagian atau seluruh tubuh yang terdiri dari pola individual atau
berkoelompok yang disertai ekspresi id tertentu. Media utama terletak pada gerak yang ditimbulkan
oleh tubuh manusia yang diserasikan dengan ruang dan gerak dalam waktu. Jadi tari adalah seni
sesaat dari ekspresi yang dipertunjukan dengan bentuk serta gaya tertentu lewat tubuh manusia
yang bergerak dalam ruang.
♠ Seni Musik
Musik adalah suatu bentuk seni yang merupakan cetusan ekspresi pikiran atau perasaan yang
dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi.
♠ Seni Peran / Drama
Adalah suatu bentuk seni dimana pengungkapanya berupa laku atau dialog. Sedikit berbeda dengan
teater, dimana teater pengungkapannya selain dapat berupa laku atau dialog juga menggunakan tari,
musik, dan segala sesuatu yang mendukung adanya suatu pertunjukan.
16
Achmad, A Karim, Pendidikan Seni Teater, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990, hal 3
II. 2. 2. Tinjauan Terhadap Pendidikan
• Sistem Edukasi Seni di Indonesia
a. Edukasi Informal
1. Cara Tradisional
Masih dilakukan di desa-desa yang berpotensi adatnya menonjol, edukasi ini dimulai dari
usia kanak-kanak. Latihan dilakukan di pendopo atau pusat-pusat pelatihan baik pagi
ataupun sore hari. Pada edukasi cara tradisional ini cenderung tidak terjadi perubahan teknik
dari tahun ke tahun.
2. Kursus-kursus Seni
Umumnya terdapat di kota-kota, dimana murid-murid atau pesertanya beragam, mulai dari
anak-anak, remaja dan dewasa. Jenis-jenis latihannya pun bermacam-macam mulai dari
menggunakan teknik daerah (tradisional) hingga ke teknik yang modern.
b. Edukasi Formal
1. Pendidikan Menengah (Sekolah Menengah Kejuruan/SMK Jurusan Seni)
Edukasi meliputi 60% kelas praktek dan teori 40%, dengan dua jalur studi:
Studi Vocational, yaitu menghasilkan seniman untuk masyarakat.
Studi Akademis, menghasilkan calon mahasiswa pendidikan tinggi seni.
2. Pendidikan Tinggi
Indonesia memiliki pendidikan tinggi seni, contohnya: Institut Kesenian Jakarta, Akademi
Seni Rupa Indonesia di Yogyakarta, Institut Teknologi Bandung jurusan seni dan
sebagainya. Tahap edukasi adalah untuk mencapai sarjana muda atau sarjana penuh, dengan
lingkup pendidikan 60% praktek dan 40% kelas teori.
• Sistem Edukasi Seni di Luar Negeri
Sistem edukasi seni di luar negeri pada dasarnya sama dengan di Indonesia. Namun yang
membedakannya adalah jenis-jenis budaya serta majunya kesadaran akan apresiasi seni
sehingga memungkinkan kesenian di luar negeri lebih tergali. Edukasi seni informal di luar
negeri dapat diperoleh dari art center dan kursus-kursus seni yang ada sedangkan edukasi
• Sistem Perguruan Tinggi
Universitas negeri dan swasta merupakan wadah penyelenggaraan program diploma dan
sarjana di lingkungan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional. Disamping itu, penyelenggaraan program diploma dan sarjana pada perguruan
tingggi negeri dan swasta dapat diwadahi dalam bentuk akademi dan sekolah tinggi, dengan
ketentuan bahwa akademi dapat menyelenggarakan program studi setinggi-tingginya hanya
sampai dengan jenjang D III, sedangkan sekolah tinggi hanya sampai dengan jenjang D IV.
Program pendidikan didalam Art dan Design College adalah merupakan jenjang pendidikan
tinggi yang dikembangkan, mengingat mendesaknya kebutuhan akan ahli professional yang
berpengalaman dan terampil.
a) Pola Pendidikan
Art and desing College memenuhi pola pendidikan seperti dibawah ini :
Program pendidikan tersebut diatas merupakan program pendidikan berjenjang, yakni
merupakan proses pendidikan yang berkelanjutan, yang setiap jenjang dapat menghasilkan
lulusan yang siap bekerja professional.
b) Sasaran
Sasaran dari Art and Design College adalah :
• Menghasilkan diploma dan sarjana yang memiliki keahlian dan ketrampilan tertentu
• Melengkapi keahlian yang sudah dimiliki oleh tenaga kerja
• Meningkatkan produktivitas mutu dan efisiensi kerja
c) Sistem Pendidikan
Mengingat program pendidikan pada Art and design College menitikberatkan pada
ketrampilan, berdasarkan PP No. 3 Tahun 1980 mengenai pendidikan maka sistem
pertimbangan kurikulumnya adalah sebagai berikut :
D III S I
SISWA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS / KEJURUAN
• Proporsi pelajaran antara teori dan praktek adalah :
Teori berkisar antara 40 – 50% dari jumlah keseluruhan mata pelajaran
Praktek berkisar antara 50 – 60% dari jumlah keseluruhan mata pelajaran
• Paket kurikulum yang diajukan adalah :
URAIAN D III S I
Paket kurikulum 6 semester 8 semester
Beban Studi 110-120 SKS 144-160 SKS
Proporsi SKS :
MKDU
MKDK
MKK
10 %
20-25 %
65-70 %
10 %
20-25 %
65-70 %
d) Staf Pengajar
Dalam program pendidikan Art and college kedudukan ketenagaan antara lain sebagai
berikut :
a. Tenaga Edukatif
Tenaga edukatif terdiri dari tenaga akademik (dosen) dan instruktur. Tenaga edukatif tetap
adalah tenaga edukatif perguruan tinggi yang bersangkutan. Tenaga edukatif tidak tetap
adalah tenaga edukatif bantuan dari instansi lain di luar perguruan tinggi yang bersangkutan
yang berstatus pegawai pemerintah, perusahaan Negara, atau swasta. Tenaga akademik
mempunyai fungsi menjamin penyelenggaraan kurikulum dan program akademik lainnya
melalui peningkatan ketrampilan professional.
b. Tenaga non Edukatif
Tenaga non edukatif terdiri dari tenaga administratif dan tenaga teknis.
• Tenaga Administratif tenaga administratif mempunyai fungsi menjamin terselenggaranya administrasi pendidikan dengan baik, yang menyangkut tata usaha umum program,
kepegawaian, keuangan, dan administrasi pendidikan.
• Tenaga teknis
Tenaga teknis mempunyai fungsi menjamin kesinambungan penyelenggaraan kurikulum
melalui pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan pengaturan sarana fisik yang
e) Persyaratan Mahasiswa
Calon mahasiswa yang akan ditampung dalam program diploma maupun sarjana, memiliki
persyaratan lulusan Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan. Tidak ada aturan mengenai
batasan umur, karena sasaran calon mahasiswa adalah para siswa lulusan SMA atau SMK,
praktisi yang sudah berkecimpung dibidangnya dan ingin menambah ilmu, para ibu rumah
tangga yang berkeinginan melanjutkan sekolah, dan semua lapisan masyarakat yang
memiliki kemauan dan minat di bidang seni dan desain.
II. 3. TINJAUAN FUNGSI
Masyarakat medan yang saat ini diperkirakan berjumlah kurang lebih 2.036.185 jiwa. Tidak kurang
90% diantaranya adalah orang yang membutuhkan atau terlibat langsung dalam dunia seni. Dan
50% lainnya adalah orang-orang yang rela mengeluarkan uang lebih untuk melihat dan menikmati
kegiatan seni. Karena kurangnya fasilitas merupakan salah satu faktor kurangnya promosi kesenian
di Medan. Dibawah ini merupakan tabel minat masyarakat terhadap kesenian di Sumatera Utara
khususnya kota Medan. Presentase penduduk 10 tahun keatas yang menonton kesenian menurut
golongan umur dan jenis kesenian yang paling sering ditonton :
Gol. Umur
Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Jlh
Seni Musik
Seni Tari
Seni Teater
Seni Pahat
Seni Lukis
Seni Lainnya
1 2 3 4 5 6 8 9
10-14 37.98 53.62 0.00 0.00 0.00 0.00 100%
15-19 40.23 44.83 6.90 2.30 1.15 3.45 100%
20-24 53.62 33.33 5.80 0.00 0.00 7.25 100%
25-29 59.32 25.42 5.08 0.00 0.00 10.17 100%
30-64 60.12 17.34 6.36 0.00 0.58 8.67 100%
65+ 66.67 0.00 0.00 0.00 0.00 33.33 100%
Jlh 51.96 31.30 5.22 0.43 0.43 7.31 100%
[image:36.595.134.487.422.676.2]Sumber : Direktorat Kesenian Ditjen. NBSF
Jenis usaha jasa dibidang seni merupakan salah satu golongan pokok usaha yang diminati, terlihat
pada tingkat pertumbuhan rata-rata sektor jasa komersial Sumatera Utara, dipengaruhi pula dengan
angka seni dan budaya, seperti pada tabel :
Tabel 3 Tingkat Pertumbuhan Rata-Rata Sektor Jasa Komersial
Sektor Jasa Komersial Presentase Per Tahun
Pasar, Perdagangan, Hotel, dan Restoran 27 %
Pengangkutan dan Komunikasi 18.24 %
Seni dan Sosial Kemasyarakatan 9.31 %
Keuangan, Asuransi, Sewa Bangunan dan Tanah, dan Jasa Perusahaan 16.86 %
Hal ini terlihat dengan tabel presentase penduduk 10 tahun keatas yang menonton kesenian menurut
[image:37.595.87.505.411.744.2]golongan rata-rata pengeluaran rumah tangga sebulan, yaitu :
Tabel 4 Pengeluaran Penduduk Kota Medan untuk Kegiatan Seni
Gol. Rata-rata pengeluaran rumah
tangga/bln (Rp)
Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan JUMLAH
Seni
Musik
Seni
Tari
Seni
Theatre
Seni
Pahat
Seni
Lukis
Seni
Lainnya
<30.000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100%
30.000-39.999 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100%
40.000-49.999 25.00 50.00 0.00 0.00 0.00 25.00 100%
50.000-74.999 33.33 19.44 11.11 0.00 0.00 19.44 100%
75.000-99.999 41.88 22.22 4.27 1.71 0.00 10.26 100%
100.000-149.999 45.24 21.55 6.02 0.19 0.00 10.29 100%
150.000-199.999 57.06 17.15 6.72 1.27 0.14 8.23 100%
200.000-299.999 63.39 16.95 4.80 0.40 0.08 7.35 100%
300.000-399.999 55.24 24.37 6.04 1.78 0.18 7.64 100%
400.000-499.999 53.39 21.53 7.96 0.88 0.59 10.91 100%
>500.000 51.04 22.17 5.54 3.00 0.92 13.16 100%
Sumber : Direktorat Kesenian Ditjen. NBSF
Tahun 2009 merupakan tahun Indutri Kreativitas yang telah dicanangkan oleh Pemerintah
Indonesia.17
Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan produksi iklan, antara lain:
riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan,
promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak dan elektronik. Yang dikategorikan dalam 14 Industri kreatif yakni:
Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan cetak biru bangunan dan informasi
produksi antara lain: arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi,
konservasi bangunan warisan, dokumentasi lelang, dll.
Pasar seni dan barang antik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan
perdagangan, pekerjaan, produk antik dan hiasan melalui lelang, galeri, toko, pasar
swalayan, dan internet.
Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan distribusi produk kerajinan
antara lain barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, aksesoris, pandai emas, perak,
kayu, kaca, porselin, kain, marmer, kapur, dan besi.
Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, interior, produk, industri,
pengemasan, dan konsultasi identitas perusahaan.
Desain Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki,
dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi
lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.
Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi Video,
film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video,film. Termasuk didalamnya
penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.
Permainan interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan
distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi.
Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi, dan ritel
rekaman suara, hak cipta rekaman, promosi musik, penulis lirik, pencipta lagu atau musik,
pertunjukan musik, penyanyi, dan komposisi musik.
Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan
pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian
kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik,
desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
17
Penerbitan & Percetakan : kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten
dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor
berita.
Layanan Komputer dan piranti lunak: kegiatan kreatif yang terkait dengan
pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti
lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain
prasarana piranti lunak & piranti keras, serta desain portal.
Televisi & radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan
pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio.
Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkati dengan usaha inovatif yang
menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut
untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru,
metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Fakta menunjukkan industri kreaktif di Tanah air berkembang pesat dengan potensi yang masih
sangat luas untuk dieksplorasi. Sejauh ini kontribusinya sudah mencapai 6,3 % dari Produk
Domestik Bruto (PDB) den telah menciptakan 5,4 juta lapangan kerja. Potensi pasarnya masih
sangat luas, mencakup 47% penduduk Indonesia, yang berumur dibawah 29 tahun. Untuk 2009,
menurut Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, menyatakan sebanyak 6% lebih dari PDB
diperkirakan berasal dari industri kreatif. Dari angka itu sebesar 44% akan berasal dari industri
fashion. Kontribusi sejumlah industri kreatif lain adalah industri kerajinan sebesar 28%. Kemudian,
desain dan perikanan masing-masing sebesar 7%. Selanjutnya, percetakan dan penerbitan sebesar
3,5%; arsitektur sebesar 3,2%; radio dan TV sebesar 2%; penelitian dan pengembangan serta
konsultan teknologi informasi (TI) dan piranti lunak masing-masing sebesar 1%; pasar seni dan
barang antik sebesar 0,6%; film, video, dan fotografi serta game masing-masing sebesar 0,3%;
serta seni pertunjukan sebesar 0,1%
Medan Art and Design College dapat meningkatkan taraf pendapatan masyarakat kota Medan
dengan impian masyarakat kota untuk membuka lapangan kerja sendiri di bidang-bidang yang
berkaitan dengan industri kreatif, seperti fotografi, seni pertunjukkan, musik, berbagai jenis desain,
II. 3. 1. Tinjauan Pengguna dan Kegiatan
Berdasarkan pengguna dan pelaku kegiatannya dibagi ke dalam tiga pelaku utama :
• Mahasiswa/i
a. Mahasiswa/i adalah orang-orang yang berkuliah di Art and Design College dan
melaksanakan kegiatan perkuliahan, baik yang bersifat praktek maupun teori.
b. Usia mahasiswa/i 17-40 tahun tergabung didalam satu kelas yang dibedakan menurut
tingkatan pendidikan. Masing-masing kelas melaksanakan perkuliahan dengan 30 orang
mahasiswa/i diluar para pengajar.
c. Kegiatan yang dilakukan:
o Berkuliah baik praktek maupun teori, frekuensi setiap hari
o Diskusi
o Pertunjukan dan pameran
• Staf Pengajar
a. Staf pengajar adalah orang-orang yang memberikan materi perkuliahan.
b. Staf pengajar merupakan orang yang ahli di bidangnya masing-masing, setiap kelas
memiliki 1 (satu) orang staf pengajar.
c. Kegiatan yang dilakukan adalah mengajar.
Pulang
Istirahat
Pameran / pertunjukan Datang
Latihan
Diskusi
Skema 2 analisa kegiatan mahasiswa
Pulang
Istirahat
Pameran / pertunjukan Datang
Mengajar
Diskusi
• Pengunjung
a. Pengunjung adalah warga yang mendomisili di kota Medan serta turis dalam dan luar
negeri.
b. Kegiatan yang dilakukan pengunjung:
o Menonton pertunjukan atau melihat pameran
o Membeli dan melihat-lihat produk yang disediakan oleh retail-retail pengunjung.
o Menikmati makanan yang ada di kafetaria dan coffe shop
o Rekreasi
• Pengelola
Pengelola adalah yang mengendalikan kegiatan bangunan. Terdiri dari manager, staf (promosi dan
publikasi), teknisi (pada pencahayaan, sound system, dan penataan panggung) serta bagian servis
yang membersihkan dan merawat peralatan utilitas.
Pulang
Istirahat
Datang
Melihat pertunjukan
Melihat pameran
Pulang
Istirahat
Datang
Bekerja
Administrasi Penelitian
Skema 4 analisa kegiatan pengunjung
II. 3. 2. Tinjauan Lokasi
Kriteria Pemilihan Lokasi
Kota Medan yang merupakan Ibu kota dari Propinsi Sumatera Utara adalah salah satu pusat
pelayanan terpadu bagi Propinsi Sumatera Utara menurut peraturan daerah. Kota Medan menjadi
pusat berbagai kegiatan untuk melayani Propinsi Sumatera Utara. Adapun kriteria dalam pemilihan
lokasi untuk proyek ini adalah:
Tabel 5 Kriteria Pemilihan Lokasi
NO. Kriteria Lokasi
1. Rencana Umum Tata Ruang Kota
(RUTRK) Kota Medan
Wilayah lokasi pembangunan yang memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan, rekreasi dan komersial yang disesuaikan dengan RUTRK Kota Medan. Dapat dilihat melalui tabel Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan (WPP), wilayah WPP D yang sesuai.
2. Tinjauan Terhadap Struktur Kota Berada di kawasan pusat kota yang merupakan daerah pusat
pendidikan, permukiman penduduk, rekreasi dan perkantoran.
3. Pencapaian Dapat diakses mudah dari seluruh penjuru kota, baik dengan
angkutan umum dan pribadi. Mudah diakses bagi pendatang dari berbagai daerah kabupaten/kota di dalam wilayah Propinsi Sumatera Utara.
4. Area Pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang dapat saling
mendukung dengan bangunan yang direncanakan.
Peruntukkan Lahan ditentukan menurut RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota) yang dibagi
dalam WPP (Wilayah Pengembangan Pembangunan) Kota Medan terdiri dari 5 WPP, beserta
wilayah per WPP, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 6 Wilayah Pengembangan Kota Medan
WPP Cakupan
Kecamatan
Pusat
Pengembangan
Peruntukan Lahan Program Pembangunan
A M. Belawan
M. Marelan M. Labuhan
BELAWAN Pelabuhan, Industri,
Permukiman, Rekreasi, Maritim
Jalan baru, jaringan air minum, septic tank,
sarana pendidikan dan permukiman.
B M. Deli TJ. MULIA Perkantoran,
Perdagangan, Rekreasi Indoor, Permukiman
Jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, sarana pendidikan.
C M. Timur AKSARA Permukiman, Sambungan air minum,
M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas Perdagangan, Rekreasi
septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan.
D M. Johor M. Baru M. Kota M. Maimoon M Polonia
INTI KOTA CBD, Pusat Pemerintahan,
Hutan Kota, Pusat
Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman Perumahan permanen, pembuangan sampah,
sarana pendidikan.
E M. Barat
M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan
SEI SEKAMBING Permukiman,
Perkantoran, Perdagangan,
Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota
Sambungan air minum, septic tank, jalan baru,
rumah permanen, sarana
pendidikan dan kesehatan.
Keberadaan kawasan perencanaan dapat dilihat pada peta dibawah ini:
WPP D
[image:43.595.66.507.70.390.2]CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman WPP E Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota WPP A Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim WPP B Perkantoran, Perdagangan, Rekreasi Indoor, Permukiman WPP C Permukiman, Perdagangan, Rekreasi Sumber: RUTRK Kota Medan 2005
Alternatif Lokasi Tapak
•
Jalan A H. Nasution (sebelah Asrama Haji Medan) Alternatif A
Batas- batas:
- Utara : Jalan Pangkalan Mashyur
- Timur : Asrama Haji Medan
- Selatan : Jalan Karya Budi
- Barat : Perumahan Penduduk
Kondisi eksisting site : Lahan terbuka
Posisi terhadap Struktur Ruang Kota:
- Berada pada kecamatan Medan Johor
- Berdasarkan WPP D dengan fungsi CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat
Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman.
Kelebihan :
- Berada pada jalan arteri sekunder, yaitu Jalan AH. Nasution
- Pencapaian mudah karena banyak angkutan umum yang melewati site.
- Kawasan telah dikenal sangat baik oleh Penduduk Sumatera Utara karena dekat dengan
Asrama Haji Medan
Kekurangan :
- Letak site relatif jauh dari pusat kota
•
Jalan Jendral S. Parman ( Simpang jalan Hasanuddin) Alternatif B
Batas- batas:
- Utara : Jalan Hasanuddin
- Timur : Jalan S. Parman
- Selatan : Jalan Hayam Wuruk
- Barat : Jalan Majapahit
Kondisi Eksisting Site :
- Perumahan Penduduk
- Sekolah swasta
- Bangunan Sewa
Posisi terhadap Struktur Ruang Kota:
- Berdasarkan WPP D dengan fungsi CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat
Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman
Kelebihan :
- Berada pada jalan arteri sekunder, yaitu Jl. Jendral S. Parman
- Pencapaian mudah karena banyak angkutan umum yang melewati site.
- Kawasan telah dikenal sangat baik oleh Penduduk Sumatera Utara
Kekurangan :
- Letak site relatif mengalami kemacetan pada pagi hari
Gambaran Alternatif Lokasi A
Batas sebelah timur: Asrama Haji Medan Kondisi eksisting lokasi
Batas sebelah Barat: tanah kosong
Batas sebelah utara: Restoran ACC Batas sebelah timur: SPBU
Keadaan Jalan Utama di sebelah utara lokasi tapak
Gambaran Alternatif Lokasi B
Pemilihan Lokasi Tapak
Berikut terlihat tabel perbandingan lokasi tapak yang akan dipilih sebagai tapak bangunan :
Kriteria Lokasi
Alternatif A Alternatif B
Tingkatan Jalan
(4)
Jalan Arteri Sekunder
(4)
Jalan Arteri Sekunder
U
Batas sebelah barat: Jl. Maja Pahit
Batas sebelah utara:
Jl. Hasanuddin Batas sebelah Timur:
Jl. S. Parman
Kondisi Eksisting Lokasi
Batas Sebelah Selatan: Jl. Hayam Wuruk
Pencapaian ke Lokasi
(5)
Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan
umum
(5)
Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan
umum
Jangkauan terhadap Struktur Kota
(4)
Berada relatif jauh dengan pusat kota dengan kepadatan penduduk sedang
dan merupakan daerah pengembangan pendidikan dan
rekreasi
(5)
Berada relatif dekat dengan pusat kota dengan kepadatan penduduk
tinggi dan merupakan daerah pengembangan pendidikan dan
perdagangan
Fungsi Pendukung Sekitar Lokasi
(5)
Permukiman penduduk, perkantoran, tempat ibadah, dan sekolah
(5)
Permukiman penduduk, perkantoran, sekolah, tempat ibadah, perkantoran,
dan pertokoan
RUTRK (Pengembangan Pendidikan) (3) Kurang sesuai (5) Sesuai Fungsi Eksisting (5) Lahan Kosong (4)
Permukiman penduduk dan bangunan sewa
Kontur Relatif Datar Relatif datar
Pengenalan Entrance
(3)
- mudah
- hanya ada satu jalan menuju site
- berada di dekat Asrama Haji Medan
(5)
- mudah
- terdapat empat jalan menuju site
- berada di dekat Cambridge Square
Total Nilai 29 33
Peringkat 2 1
Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan
Kasus Proyek : Medan Art and Design College Status Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Pihak Swasta
Lokasi Tapak : Jln. S. Parman, Kecamatan Medan Baru, Medan, Sumatera Utara
Batas-batas site
o Batas Utara : JL.Hasanuddin, Perumahan Penduduk o Batas Timur : JL.S. Parman, Kawasan Komersil
o Batas Selatan : JL. Hayam Wuruk, Perumahan Penduduk, Kawasan Sekolah o Batas Barat : JL.Majapahit, Perumahan Penduduk, Sekolah
Luas Lahan : + 1,6 Ha (+ 16.000 m2
Kontur : Datar
)
KDB : 80 %
KLB : 3-5 lantai
GSB