UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI EXTENSION M E D A N
SKRIPSI
ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA
KEPADA DEBITUR SMALL-MEDIUM ENTERPRISE (SME) PADA PT. BANK ICB BUMIPUTERA, TBK CABANG MEDAN
Oleh :
NAMA : ROBBY SATYA ANDHIKA
NIM : 060522035
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
“ Analisis Rasio Laporan Keuangan Dalam Pemberian Kredit Modal
Kerja Kepada Debitur Small-Medium Enterprise (SME) Pada PT. Bank ICB
Bumiputera, Tbk Cabang Medan “ adalah benar hasil kerja saya sendiri dan judul
yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa
lain dalam konteks penulisan skripsi Program Ekstensi S1 Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi
yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh pihak Universitas.
Medan, 28 Agustus 2010
Yang Membuat Pernyataan
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul, “Analisis
Rasio Laporan Keuangan Dalam Pemberian Kredit Modal Kerja Kepada Debitur
Small-Medium Enterprise (SME) Pada PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang
Medan”.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu penulis terbuka menerima saran dan kritik dari pembaca guna
perbaikan skripsi ini di masa yang akan datang.
Dalam pembuatan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan,
bantuan, dorongan dan saran-saran dari semua pihak. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati, penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga selesainya penulisan skripsi ini,
antara lain kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi yang telah memberikan saran dan waktu yang berharga kepada
penulis sehingga penulisan laporan ini dapat selesai.
3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi
4. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. selaku dosen pembimbing yang mana
di tengah kesibukannya berkenan memberikan bimbingan, bantuan, saran
dan waktu yang berharga bagi penulis.
5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak. selaku Dosen Pembanding dan Penguji I
yang bersedia memberikan sumbangan, saran dan pemikiran dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Risanty, SE, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding dan Penguji II yang
bersedia memberikan sumbangan, saran dan pemikiran dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Ucapan terimakasih untuk kedua orangtuaku tercinta Ayahanda Mahyar Ray
dan Ibunda Cut Puspa Ayunda serta saudaraku Feby Ayu Maria, Nanda
Rizki Ayu, Muhammad Abdillah serta teman-teman yang telah memberikan
doa, dorongan dan bantuan yang tak terhingga kepada penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya,maupun bagi pembaca umumnya.
Medan, 28 Agustus 2010
Yang Membuat Pernyataan
ABSTRAK
Selain dari menghimpun dana dari masyarakat, pemberian kredit merupakan salah satu dari fungsi kegiatan perbankan mempunyai resiko yang relatif besar. Oleh karena itu manajemen bank harus melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan pengelolaannya. Untuk menjamin agar kredit yang diberikan adalah kredit layak, maka bank melakukan proses seleksi atas seluruh proposal kredit yang diterimanya, meliputi analisis laporan keuangan debitur. Analisis laporan keuangan merupakan metode yang digunakan oleh manajemen bisnis perbankan untuk menilai keadaan yang telah lalu, saat ini, dan proyeksi yang akan datang dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit. Salah satu jenis informasi yang dapat memberikan informasi keuangan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laba rugi dan perubahan posisi keuangan. Agar laporan keuangan tersebut bermanfaat dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pemakainya maka laporan keuangan tersebut harus dianalisa.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa analisa rasio laporan keuangan sudah diterapkan dengan baik oleh PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan untuk memberikan keputusan kredit kepada debitur Small-Medium Enterprise (SME). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menganalisa data yang sudah diperoleh penulis menggunakan Metode Analisa Deskriptif.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Analisa Rasio Laporan Keuangan Sudah Diterapkan Dengan Baik Untuk Memberikan Keputusan Kredit Kepada Debitur Small-Medium Enterprise (SME) Pada PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari kriteria pemberian kredit, prosedur pemberian kredit, laporan keuangan dan analisa laporan keuangan.
ABSTRACT
Apart from collecting funds from society, credit is one of the functions of the banking activity has a relatively large risk. Therefore, bank management should implement the principle of prudence in carrying out its management. To ensure that loans are credit worthy, then the bank does the selection process for the receipt of all credit proposals, including financial statement analysis of debtors. Financial statement analysis is a method used by management to assess the state of the banking business that was past, present, and future projections and performance of companies that will submit a credit application. One type of information that can provide the financial information is financial statements consisting of balance sheets, profit and loss and changes in financial position. In order for these financial statements are useful and can provide information needed by the wearer of such financial statements must be analyzed.
The purpose of this research is to know that the ratio analysis of financial statements has been implemented well by PT. ICB Bank Bumiputera Tbk Medan Branch to give credit to the debtor's decision Small-Medium Enterprise (SME). Data used in this research is secondary data. The data collection techniques used by the author in conducting this research is observation, interview and documentation. To analyze the data that was obtained by the author using descriptive analysis method.
The conclusion of this research is Ratio Analysis of Financial Statements Already Applied With Good Credit To Deliver Decision To Debtor Small-Medium Enterprise (SME) at. ICB Bank Bumiputera Tbk Medan Branch. It can be seen from the lending criteria, lending procedures, financial reporting and analysis of financial statements.
ABSTRAK
Selain dari menghimpun dana dari masyarakat, pemberian kredit merupakan salah satu dari fungsi kegiatan perbankan mempunyai resiko yang relatif besar. Oleh karena itu manajemen bank harus melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan pengelolaannya. Untuk menjamin agar kredit yang diberikan adalah kredit layak, maka bank melakukan proses seleksi atas seluruh proposal kredit yang diterimanya, meliputi analisis laporan keuangan debitur. Analisis laporan keuangan merupakan metode yang digunakan oleh manajemen bisnis perbankan untuk menilai keadaan yang telah lalu, saat ini, dan proyeksi yang akan datang dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit. Salah satu jenis informasi yang dapat memberikan informasi keuangan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laba rugi dan perubahan posisi keuangan. Agar laporan keuangan tersebut bermanfaat dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pemakainya maka laporan keuangan tersebut harus dianalisa.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa analisa rasio laporan keuangan sudah diterapkan dengan baik oleh PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan untuk memberikan keputusan kredit kepada debitur Small-Medium Enterprise (SME). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menganalisa data yang sudah diperoleh penulis menggunakan Metode Analisa Deskriptif.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Analisa Rasio Laporan Keuangan Sudah Diterapkan Dengan Baik Untuk Memberikan Keputusan Kredit Kepada Debitur Small-Medium Enterprise (SME) Pada PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari kriteria pemberian kredit, prosedur pemberian kredit, laporan keuangan dan analisa laporan keuangan.
ABSTRACT
Apart from collecting funds from society, credit is one of the functions of the banking activity has a relatively large risk. Therefore, bank management should implement the principle of prudence in carrying out its management. To ensure that loans are credit worthy, then the bank does the selection process for the receipt of all credit proposals, including financial statement analysis of debtors. Financial statement analysis is a method used by management to assess the state of the banking business that was past, present, and future projections and performance of companies that will submit a credit application. One type of information that can provide the financial information is financial statements consisting of balance sheets, profit and loss and changes in financial position. In order for these financial statements are useful and can provide information needed by the wearer of such financial statements must be analyzed.
The purpose of this research is to know that the ratio analysis of financial statements has been implemented well by PT. ICB Bank Bumiputera Tbk Medan Branch to give credit to the debtor's decision Small-Medium Enterprise (SME). Data used in this research is secondary data. The data collection techniques used by the author in conducting this research is observation, interview and documentation. To analyze the data that was obtained by the author using descriptive analysis method.
The conclusion of this research is Ratio Analysis of Financial Statements Already Applied With Good Credit To Deliver Decision To Debtor Small-Medium Enterprise (SME) at. ICB Bank Bumiputera Tbk Medan Branch. It can be seen from the lending criteria, lending procedures, financial reporting and analysis of financial statements.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan mempunyai tujuan, baik itu perusahaan yang
berorientasi mencari laba maupun perusahaan nirlaba. Pada umumnya ada
empat tujuan perusahaan sebagaimana yang dikemukakan oleh Parentahen
Purba (2002:93) yaitu :
1. Kemakmuran perusahaan menyangkut daya hidup dan daya tumbuh
2. Kemakmuran pemilik perusahaan
3. Tanggung jawab sosial
4. Laba maksimum
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan adanya tuntutan
era globalisasi, maka dalam mencapai tujuannya perusahaan selalu berusaha
mengembangkan kegiatan usaha dengan segala potensi yang ada dan
memanfaatkan setiap kesempatan dan peluang bisnis yang akan memberikan
keuntungan bagi perusahaan sehingga dengan demikian perusahaan tersebut
mampu menghadapi persaingan dan perkembangan pada masa yang akan
datang.
Dalam mengembangkan kegiatan usaha dan mengatasi persaingan dari
perusahaan lain tidak terlepas dari faktor modal usaha. Melalui kegiatan
penyaluran pengkreditan, bank sebagai lembaga keuangan dapat membantu
kegiatan operasi dan mengembangkan usahanya sehingga mampu
meningkatkan produktivitas dan daya saing.
Selain dari menghimpun dana dari masyarakat, pemberian kredit
merupakan salah satu dari fungsi kegiatan perbankan mempunyai resiko yang
relatif besar. Oleh karena itu manajemen bank harus melaksanakan prinsip
kehati-hatian dalam melaksanakan pengelolaannya. Untuk menjamin agar
kredit yang diberikan adalah kredit layak, maka bank melakukan proses
seleksi atas seluruh proposal kredit yang diterimanya, meliputi analisis laporan
keuangan debitur. Analisis laporan keuangan merupakan metode yang
digunakan oleh manajemen bisnis perbankan untuk menilai keadaan yang
telah lalu, saat ini, dan proyeksi yang akan datang dan kinerja perusahaan
yang akan mengajukan aplikasi kredit.
Salah satu jenis informasi yang dapat memberikan informasi keuangan
adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laba rugi dan perubahan
posisi keuangan. Agar laporan keuangan tersebut bermanfaat dan dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pemakainya maka laporan
keuangan tersebut harus dianalisa.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam menganalisa laporan
keuangan suatu perusahaan. Salah satu cara untuk mengalisa laporan
keuangan adalah dengan cara mempelajari hubungan antara berbagai pos-pos
dalam laporan keuangan. Hubungan antara masing-masing pos dinyatakan
dalam bentuk angka yang dinyatakan dalam rasio yaitu alat utama
Menurut Arthur J. Keown, David F. Scott, Jhon D Martin, J William
Petty terjemahan Chaerul D. Djahman (2002:170) rasio keuangan bermanfaat
untuk
1. Meneliti rasio antara waktu untuk mengetahui arah perkembangan perusahaan
2. Membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan lain. 3. Rasio-rasio tersebut dapat menjawab beberapa pertanyaan mengenai
kegiatan perusahaan yaitu :
a. Seberapa jauh likuidasi perusahaan
b. Apakah manajemen mengasilkan laba operasi yang cukup atas aktiva perusahaan yang ada.
c. Bagaimana perusahaan mendanai aktivanya.
d. Apakah pemilik mendapatkan pengembalian yang cukup atas investasi yang diberikan.
Di dalam industri perbankan, analisa rasio laporan keuangan sangat
diperlukan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa lalu dan untuk
menilai prospek dan potensi sebuah perusahaan yang akan datang. Dengan
demikian analisa rasio laporan keuangan merupakan instrumen informasi
keuangan yang sangat dibutuhkan dan bermanfaat dalam menentukan
keputusan keputusan pemberian kredit dan mengurangi resiko kerugian bisnis.
Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah PT. Bank ICB
Bumiputera, Tbk yang merupakan salah satu bank devisa nasional. Dalam
menyalurkan kredit, PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk sangat selektif dalam
melakukan analisa pemberian kredit kepada nasabah, guna menghindari kredit
macet atau non performing loan (NPL). Dikarenakan core bisnis PT. Bank
ICB Bumiputera, Tbk. adalah pada sektor usaha Small Medium Enterprise
(SME), maka dalam hal ini, yang akan menjadi focus pembahasan adalah pada
PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk sebagai salah satu bank yang
memberikan kredit kepada banyak para debitur yang sangat membutuhkan
dana segar untuk menjalankan usahanya, tentunya harus sangat selektif untuk
memilih dan memberikan pinjaman. Perusahaan juga menjadi salah satu
pilihan bagi para debitur untuk memohon agar diberikan pinjaman, sebab di
perusahaan dalam memberikan pelayanan sangat baik, selain itu juga cepat.
Namun dengan demikian perusahaan berusaha agar pinjaman yang diberikan
kepada debitur dapat kembali.
Sebahagian besar debitur yang memohon untuk diberikan kredit adalah
debitur yang bergerak pada sektor Small – Medium Enterprise (SME). PT.
Bank ICB Bumiputera, Tbk sebagai salah satu bank yang memberikan
pinjaman, melihat bahwa core business dari SME ini sangat baik secara
prospek masa depan, selain itu juga PT. Bank ICB Bumiputera selalu menjaga
tingkat Non Performance Loan (NPL) dari pinjaman yang diberikan agar tidak
melebihi 5% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang terdahulu oleh Basrin (2006) menyatakan
bahwa sangat besar sekali peranan analisa laporan keuangan di dalam proses
pemberian kredit kepada nasabah, terbukti dari dapat tidaknya permohonan
kredit tersebut dikabulkan tergantung dari hasil analisa yang dilakukan oleh
pihak analisis kredit bank.
Dari uraian tersebut maka penulis merasa penting untuk melakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh analisis laporan keuangan yang
pemberian kredit. Adapun judul penelitian ini adalah “Analisis Rasio
Laporan Keuangan Dalam Pemberian Kredit Modal Kerja Kepada Debitur Small-Medium Enterprise (SME) pada PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan”
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah formulasi dugaan mengapa terjadinya
kesenjangan yang dinyatakan dalam latar belakang yang berguna untuk
membantu rumusan dan identifikasi data – data yang relevan sehingga
penelitian menjadi lebih terarah.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya maka perumusan
masalah pada penelitian ini adalah “Apakah Analisa Rasio Laporan
Keuangan tahun 2009 Sudah Diterapkan Dengan Baik Untuk Memberikan Keputusan Kredit Kepada Debitur Small-Medium Enterprise (SME) Pada PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa analisa rasio
laporan keuangan sudah diterapkan dengan baik oleh PT. Bank ICB
Bumiputera, Tbk Cabang Medan untuk memberikan keputusan kredit kepada
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :
a. Untuk menambah pengetahuan penulis dibidang manajemen keuangan
khususnya rasio laporan keuangan
b. Untuk memberikan masukkan dan saran yang mungkin bermanfaat bagi
pihak manajemen akan pentingnya analisa laporan keuangan
c. Untuk menerapkan teori yang diperoleh dari akademi dan untuk
mengetahui apakah teori dapat diterapkan sebagai pemecahan kasus dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
Laporan keuangan sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu
proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang menggambarkan
keadaan keuangan suatu perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap perkembangan suatu perusahaan dapat mengetahui keadaan
keuangan dan posisi keuangan perusahaan dari laporan keuangan yang disusun
dan disajikan oleh perusahaan.
Laporan keuangan merupakan sumber informasi keuangan.
Berdasarkan hal tersebut manajer dapat mengetahui kondisi keuangan
perusahaan dan juga sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Menurut Harahap (2004:105) :
Laporan keuangan mengambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha pada perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan inilah yang menjadi sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisis keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam satu periode, dan arus dana (kas) perusahaan periode tertentu.
Sedangkan menurut IAI (2007:17) :
1. Fungsi Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2004:8) fungsi laporan keuangan bagi bank sebagai
pemberi pinjaman adalah :
a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yanng akan diberikan.
c. Melihat dan memprediksikan prospek keuangan keuntungan yang mungkin diperolah perusahaan atau menilai rate of return perusahaan. d. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan
sebagai dasar pertimbangan keputusan kredit.
e. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati.
2. Analisis Laporan Keuangan
a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan Keuangan (financial statement analysis)
adalah metode yang digunakan oleh managemen bisnis perbankan
untuk menilai keadaan yang telah berlalu, saat ini, dan proyeksi yang
akan datang dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi
kredit.
Pengertian analisis laporan keuangan yang diberikan oleh
Yusuf (2005:3) adalah “Aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk
laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang nerkaitan untuk
menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis
bisnis”.
Dengan kata lain informasi yang diperoleh dari
informasi dari data yang terdapat dalam suatu laporan keuangan,
sehingga lebih bermanfaat bagi para pengambil keputusan.
Sedangkan menurut Harahap ( 2004 : 189 )
Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara kuantitatif maupun data kualitatif yang tujuannya untuk mengetahui kondisi keuanngan lenih dalam yang sangat penting dalam proses mennghasilkan keputusan yang tepat.
b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui apakah
keadaan keuangan, hasil usaha kemajuan keuangan perusahaan
memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan
mengukur hubungan antar unsur-unsur laporan keuangan dan
bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun dan untuk
mengetahui arah perkembangannya
Menurut Djarwanto (2001:111) manfaat analisis laporan
keuangan berdasarkan pada kepentingan para pemakai laporan yaitu :
1) Untuk mengetahui hubungan antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain baik dalam satu laporan keuangan maupun antar laporan keuangan, sehingga apabila terjadi kelemahan dalam satu atau beberapa perusahaan dari laporan keuangan akan diambil tindakan untuk memperbaikinya.
2) Dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan
3) Bersama dengan anggaran kas dapat digunakan untuk memprediksi laporan keuangan dimasa yang akan datang.
Analisis yang dilakukan terhadap neraca dan laporan laba rugi
merupakan penelaahan hubungan-hubungan dan tendensi atau
kecenderungan untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi
serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknis
analisis (alat-alat analisis) yang digunakan untuk mengukur hubungan
antara pos-pos yang ada dalam laporan sehingga dapat diketahui
perubahan-perubahan dari setiap pos tersebut dengan
memperbandingkannya dengan periode yang lalu atau
membandingkannya dengan alat-alat pembanding yang lain seperti
nerca dan laporan laba rugi yang dibudgetkan ataupun dengan laporan
keuangan perusahaan lain yang sejenis.
Secara lengkap menurut Harahap (2004 : 195 ) kegunaan
analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagi berikut :
1) Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat pada laporan keuangan biasanya.
2) Dapat mengali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (eksplisit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuanngan (implicit).
3) Dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4) Dapat membongkar hal-hal yang bersifat konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5) Mengetahui sifat-sifat hubungan akhirnya dilapangan untuk prediksi dan peningkatan (rating).
6) Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut criteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
7) Dapat membendingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standart industri normal atau standart ideal.
9) Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dilakukan perusahaan dimasa yang akan datang.
10) Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain:
a) Dapat menilai Prestasi perusahaan
b) Dapat memproyeksikan kauangan perusahaan.
c) Dapat menilai kondisi masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu.
d) Posisi keuangan e) Hasil-hasil perusahaan f) Liquiditas
g) Solvabilitas h) Aktivitas
i) Rentabilitas dan Prifitabilitas j) Indikator pasar modal
c. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Salah satu cara untuk melakukan analisis laporan keuangan
ialah dengan jalan mempelajari hubungan antara berbagai pos-pos
yang lain yang dinyatakan dengan angka yang dinamakan dengan
rasio. Rasio-rasio penting bagi analisis ekstern yang menilai suatu
perusahaan dari laporan-laporan perusahaan yang diumumkan.
Penilaian yang harus dilakukan itu antara lain meliputi rentabilitas,
likuiditas, solvabilitas. Efisiensi dari manajemen dan prospek
perusahaan dimasa depan. Disamping itu rasio tersebut berguna bagi
para analisis intern untuk membantu manajemen membuat evaluasi
mengenai hasil-hasil operasinya memperbaiki kesalahan dan
menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan.
Banyak teknik/cara yang dapat dilakukan untuk menganalisis
common size, analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis
rasio keuangan, analisis break even dsb. Hingga saat ini metode
analisis ratio keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk
mengidentifikasi dan menjelaskan posisi keuangan maupun kinerja
keuangan dari suatu perusahaan.
Seperti yang diketahui terdapat banyak teknik analisa laporan
keuangan yang digunakan oleh perusahaan – perusahaan. Pada
penelitian ini yang digunakan hanya beberapa, yang berkaitan dengan
analisis laporan keuangan untuk kebijakan pemberian kredit,
diantaranya adalah :
1) Rasio Likuiditas
a) Rasio Lancar / Current Ratio
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan
aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan
perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current
Ratio ini dapat dibuat dalam betuk persentase atau dalam
bentuk berapa kali apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100%, ini
berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang
lancar sehingga mampu membayar kewajiban lancarnya tanpa
mengganggu operasi perusahaan. Harta Lancar
b) Rasio Kas / Cash Ratio
Rumus umum yang digunakan adalah
Cash Ratio sering juga disebut ratio of immediate solvency.
Dari rumus diatas dapat menunjukan kemampuan untuk
membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang
tersedia ditambah efek-efek likuid.
c) Rasio Cepat / Quick Ratio
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling
likuid mampu menutupi semua hutang lancar. Semakin besar
rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid Test Ratio.
2) Rasio Solvabilitas
a) Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Modal / Long Term
Debt To Equity Ratio.
Rumus umum yang digunakan adalah :
Rasio ini menunjukan bagian dari setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.
b) Rasio Total Hutang terhadap Total Aset / Total Debt To Total
Asset Ratio Kas + Efek
Hutang Lancar
Aktiva Lancar + Efek + Piutang
Hutang Lancar
Hutang Jangka Panjang
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini menunjukan berapa besar aktiva yang digunakan
untuk menjamin pengembalian hutang, baik hutang jangka
pendek maupun jangka panjang.
c) Rasio Total Hutang terhadap Modal / Total Debt To Equity
Ratio
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini menunjukan seberapa jauh perusahaan dibelanjai
dengan hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang
dibandingkan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini
berarti semakin besar aktiva perusahaan dibiayai dengan modal
asing atau hutang dampak penggunaan modal sendiri. Bagi
kreditur, semakin rendah rasio ini lebih baik karena lebih
terjamin pengembalian piutangnya.
d) Rasio Ketahanan Laba terhadap Pembayaran Bunga Hutang
Jangka Panjang / Time Interest Earned Ratio
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini menunjukan besarnya jaminan keuntungan untuk
membayar bunga hutang jangka panjang. Total Hutang
Total Harta
Total Hutang
Modal Sendiri
EBIT
e) Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Aktiva Non Lancar /
Long Term Debt To Non Current Asset
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini menunjukan perbandingan antara hutang jangka
panjang dengan aktiva selain aktiva lancar. Rasio ini biasa
dipergunakan untuk menilai solvabilitas perusahaan dengan
standar rata-rata dipergunakan sebesar 50% atau 1:2.
3) Rasio Aktivitas
a) Rasio Perputaran Persediaan / Inventory Turn Over Ratio
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini menunjukan kemampuan dana yang tertanam dalam
inventory, berputar dalam suatu periode tertentu. Bila rasio ini
rendah berarti masih banyak stok yang belum terjual.
b) Rasio Perputaran Persediaan Rata-Rata / Average Day’s
Inventory Ratio
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini menunjukan periode rata-rata persediaan barang
berada digudang.
c) Rasio Perputaran Piutang / Receivable’s Turn Over Ratio Hutang Jangka Panjang
Aktiva Tetap
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Rata-rata
Persediaan Rata-Rata
Harga Pokok Penjualan
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini menunjukan kemampuan dana yang tertanam dalam
piutang berputar dalam suatu periode tertentu. Dengan rasio ini
dapat juga diketahui cepat atau lambat perubahan piutang jadi
uang tunai. Semakin besar rasio ini berarti semakin cepat pula
perubahannya menjadi kas.
d) Rasio Perputaran Total Asset / Total Asset Turn Over Ratio
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini menunjukan kemampuan dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau
kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan
revenue.
e) Rasio Perputaran Modal Kerja / Working Capital Turn Over
Ratio.
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini menunjukan kemampuan modal kerja (netto) berputar
dalam suatu periode tertentu atau indikasi dari perputaran kas
sebuah perusahaan. Rasio ini menggambarkan hubungan antara Penjualan Kredit
Piutang Rata-rata
Penjualan Bersih
Total Harta
Penjualan Bersih
modal kerja dengan penjualan dan menunjukan banyaknya
penjualan yang diperoleh untuk tiap rupiah modal kerja.
4) Rasio Profitabilitas
a) Rasio Margin Laba Kotor / Gross Profit Margin Ratio
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini dipengaruhi oleh penjualan dan biaya operasi. Rasio
yang rendah bisa disebabkan penjualan turun lebih besar
daripada turunnya ongkos, dan sebaliknya setiap perusahaan
menginginkan profit margin yang tinggi.
b) Rasio Margin Laba Operasi / Operating Profit Margin Ratio
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini menunjukan laba operasi sebelum bunga dan pajak
(net operating income) yang dihasilkan oleh setiap rupiah
penjualan Operating Profit Margin
c) Rasio Margin Laba Bersih / Net Profit Margin Ratio
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini menunjukan besarnya keuntungan netto per rupiah
penjualan.
Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan
Penjualan Bersih
Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan – Beban Ops
Penjualan Bersih
EAT
d) Ratio Tingkat Pengembalian Modal Investasi / Earning Power
of Total Investment (Rate of Return on Total Asset)
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan bagi semua investor (pemegang saham dan
obligasi).
e) Rasio Tingkat Modal untuk Laba Bersih / Rate of Return on
Net Worth (Rate of Return For the Owner)
Rumus umum yang digunakan adalah
Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan
saham biasa.
B. Modal Kerja
1. Pengertian Modal Kerja
Menurut Lukman (2000:133) “Istilah modal kerja disini
diartikan kas ataupun net working capital. Dari definisi tersebut, modal
kerja dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu modal kerja sebagai
kas dan modal kerja sebagai modal (net working capital)”. EBIT
Total Harta
EAT
Namun menurut Keown, et al, terjemahan Haryandini
(2000:144) pengertian modal kerja adalah “investasi total perusahaan
dalam aset lancar ini disebut juga modal kerja brutto, sedangkan modal
kerja netto adalah perbedaan antara aset lancar perusahaan dan
kewajiban lancarnya”.
Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang
dipergunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan selalu
mengalami perputaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa modal
kerja tersebut akan terus menerus berputar dalam jangka pendek dalam
rangka operasional perusahaan untuk dapat menghasilkan laba dari
modal kerja yang dipergunakan.
Modal kerja adalah modal yang bergerak secara efektif dan
dinamis dalam operasi suatu perusahaan yang membuat perubahan
bentuk dari wujud satu kewujud yang lainnya. Suatu analisa terhadap
sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting bagi penganalisa
intern maupun extern, disamping masalah modal kerja ini erat
hubungannya dengan operasi perusahaan sehari-hari juga
menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur
terutama kreditur jangka pendek.
Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu
perusahaan karena dengan modal kerja yang cukup itu memungkinkan
bagi perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan
bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan
keuangan. Akan tetapi adanya modal kerja yang berlebihan
menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dan hal ini akan
menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan
untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan. Sebaliknya adanya
ketidak-cukupan maupun miss-management dalam modal kerja
merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan.
Setiap perusahaan selalu menggunakan modal kerja untuk
membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari, misalnya untuk membeli
bahan baku, membayar upah buruh, membayar hutang dan lain-lain.
Kekurangan uang tunai atau kas akan menyebabkan perusahaan tidak
bisa membayar kewajiban jangka pendeknya sedangkan kekurangan
persediaan akan menyebabkan perusahaan tidak dapat memperoleh
keuntungan karena calon pembeli tidak jadi membeli perusahaan
tersebut. Perusahaan yang membiayai kebutuhan modal kerja
pinjaman, bila tidak dilakukan dengan perencanaan yang matang selain
akan mengurangi laba yang semestinya diperoleh, juga akan
memberikan beban berat pada perusahaan diwaktu yang akan datang.
2. Jenis Modal Kerja
Pada umumnya terdapat dua konsep utama modal kerja : modal
kerja bersih dan modal kerja kotor. Jika seorang akuntan menggunakan
bersih, yaitu perbedaan jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Konsep ini merupakan ukuran sampai sejauh mana perusahaan
dilindungi dari masalah likuiditas . namun dari sudut pandang
manajemen, agak sulit untuk mengelola secara aktif perbedaan bersih
antara aktiva dan kewajiban lancar, terutama jika perbedaan tersebut
mengalami perubahan secara terus menerus.
Namun menurut Munawir (2004:114) ada tiga konsep modal
kerja antara lain :
1) Konsep kuantitatif
Konsep ini menitik beratkan kepada kuantum yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai
operasinya yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana
(fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam
konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva
lancar (gross working capital).
2) Konsep kualitatif
Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam
konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar
terhadap hutang jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah
aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun
dari para pemilik perusahaan.
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya
jangka pendek) dan menunjukkan pula margin of protection atau
tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek, serta
menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman
jangka pendek dengan jaminan aktiva lancarnya.
Dalam konsep kuantitatif tidak mementingkan kwalitas dari modal
kerja, apakah modal kerja dibiayai dari modal para pemilik, hutang
jangka panjang maupun hutang jangka pendek; sehingga dengan
modal kerja yang besar tidak mencerminkan margin of safety para
kreditur jangka pendek yang besar juga, bahkan modal kerja yang
besar menurut konsep ini tidak menjamin kelangsungan operasi
yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas perusahaan
yang bersangkutan.
Untuk memperjelas perbedaan antara konsep modal kerja yang
kuantitatif dengan konsep modal kerja kualitatif berikut ini ilustrasi
sebagai berikut :
31 desember
Aktiva lancar
1977 1978
Kas Rp. 600.000 Rp. 600.000
Piutang dagang 1.300.000 1.300.000
Persediaan barang dagang 3.500.000 3.500.000
Persekot biaya 100.000
Jumlah aktiva lacar Rp. 5.500.000 Rp. 5.500.000
Hutang lancar
Hutang dagang Rp. 1.550.000 Rp. 550.000
Hutang wesel 1.700.000 1.200.000
Hutang pajak 1.250.000 500.000
Hutang deviden 1.500.000
Jumlah hutang lancar Rp. 6.000.000 Rp. 2.750.000
500.000
Sumber : Munawir S (2004:123)
Dari data tersebut menurut konsep modal kerja yang kuantitatif
dari tahun 1977 ke tahun 1978 tidak terjadi perubahan modal kerja,
karena jumlah modal kerja untuk kedua saat tersebut sama yaitu
Rp. 5.500.000,-, tetapi menurut konsep yang kualitatif keadaan
modal kerja tahun 1978 jauh lebih baik dibandingkan dengan
modal kerja akhir tahun 1977. Modal kerja tahun 1977 mengalami
defisit Rp. 500.000,- sedangkan dalam akhir tahun 1978 modal
kerjanya sebesar Rp. 2.750.000,-.
3) Konsep fungsionil
Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam
rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok
perusahaan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh suatu
perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba
sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana
digunakan untuk menghasilkan laba periode saat ini (current
income) ada sebagaian dana yang akan digunakan untuk
memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang akan datang.
Misalnya : Bangunan, mesin-mesin, pabrik, alat-alat kantor dan
Dari aktiva tetap tersebut yang menjadi bagian dari modal kerja
tahun ini adalah sebesar penyusutan (depresiasi) aktiva-aktiva
tersebut untuk tahun ini. Aktiva lancar sebagian besar merupakan
unsur modal kerja, walaupun tidak seluruhnya, ada sebagian aktiva
lancar yang bukan merupakan modal kerja : misalnya dalam
piutang tersebut terdiri dari dua unsur, yaitu harga pokok barang
yang dijual dan laba penjualan barang tersebut. Harga pokok dari
barang yang dijual tersebut merupakan unsur modal kerja,
sedangkan keuntungannya bukan merupakan unsur modal kerja,
tetapi merupakan modal kerja yang potensial.
3. Unsur Modal Kerja
Lukman (2000:144) menjelaskan bahwa unsur modal kerja
menurut konsep kualitatif dan kuantitatif terdiri dari aktiva lancar dan
hutang lancar.
1) Aktiva lancar
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK no.9 Penyajian Aktiva lancar dan kewajiban
jangka pendek 2004:par 19) menyatakan bahwa : “dalam praktek
yang di klasifikasikan sebagai aktivitas lancar adalah aktiva yang
diharapkan dapat direalisasikan dalam waktu satu tahun dapat
dalam siklus operasional perusahaan.” Dari pernyataan tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa aktiva lancar yang dimaksud
a) Kas dan Bank
b) Surat-surat berharga yang mudah dijual dan tidak dimaksudkan
untuk ditahan
c) Deposito jangka panjang
d) Wesel tagih yang akan jatuh tempo
e) Piutang
f) Pembayaran uang muka untuk pembelian aktiva lancar
g) Pembayaran uang muka untuk pembelian aktiva lancar
h) Biaya dibayar dimuka.
2) Hutang lancar
Hutang lancar merupakan jangka pendek perusahaan kepada pihak
lain yang harus dipatuhi dalam jangka waktu yang normal
umumnya 1 tahun. Yang termasuk kewajiban jangka pendek
meliputi :
a) Pinjaman bank dan pinjaman lainnya
b) Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam
waktu 1 tahun sejak tanggal neraca
c) Hutang usaha dan biaya yang masih harus dibayar
d) Uang muka penjualan
e) Hutang pembelian aktiva tetap dan hutang lain-lainnya yang
harus diselesaikan dalam waktu 1 bulan
f) Penyisihan kewajiban pajak-pajak
C. Prosedur Pemberian Kredit
4. Fungsi dan Tujuan Pemberian Kredit
Menurut Warman (2000:169) bahwa fungsi kredit adalah :
1) Kredit dapat meningkatkan efisiensi penggunaan uang atau modal dengan meningkatkan produktivitas perusahaan.
2) Kredit meningkatkan efisiensi penggunaan barang karena kredit dapat membantu proses produksi dari bahan mentah menjadi barang jadi dan sekaligus membantu proses pemindahan barang dari produsen kepada konsumen dalam proses marketing, kredit ikut memperlancar arus barang.
3) Kredit dapat meningkatkan arus peredaran lalu lintas uang misalnya melalui penggunaan cek, giro, promes dan kartu yang diterbitkan oleh bank.
4) Kredit dapat menjadi alat stabilitas moneter yang dilakukan melalui kredit misalnya dengan politik dikonto oleh bank sentral. Walaupun bersifat tidak langsung, bank sentral dengan cara menaikan suku bunga pada inflasi dan menurunkannya pada saat deflasi maka uang yang beredar diharapkan menjadi stabil.
5) Kredit dapat berfungsi sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan suatu negara.
6) Kredit dsapat menciptakan daya beli baru bagi para debitur meskipun debitur-debitur tidak memiliki uang tunai dalam saldo neracanya. Tentu saja kebijakan uang murah (easy money) policy) waktunya tidak tepat, bukan situasi moneter yang strabil yang dapat diraih, namun meningkatnya harga-harga umum dalam kadar kian berbahaya yang akan terjadi.
Sedangkan menurut Hasibuan (2005:88) bahwa fungsi kredit bagi
masyarakat adalah:
1) Menjadi motovator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian.
2) Memperluas kerja bagi masyarakat 3) memperlancar arus uang dan barang. 4) Maningkatkan hubungan internasional. 5) Maningkatkan produktivitas dana yang ada. 6) Meningkatan data guna barang.
7) Maningkatkan kegairahan berusahan masyarakat. 8) Memperlancar modal perusahaan.
10) Mengubah cara berpikir/bertindak mesyarakat untuk lebih ekonomis.
Sedangkan tujuan penyaluran kredit, antara lain untuk :
1) Memperoleh pendapatan bank dari buanga kredit.
2) Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada. 3) Memanfaatkan kegiatan operasional bank.
4) Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat. 5) Memperlancar arus lalu lintas pembayaran. 6) Menambah modal kerja perusahaan.
7) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
5. Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur pemberian kredit yang secara umum berlakku di bank yaitu :
1) Permohonan Kredit
Proses penyaluran kredit dimulai dari masuknya permohonan
kredit ke bank, yanng biasanya berawal dari hasil perbincangan
calon debitur dengan pihak bank atau melalui pengajuan tertulis.
Kenyataannya pengajuan tertulis baru dilakukan setelah didahului
oleh pembicaraan secara lisan. Pengejuan tertulis. Kenyataan
pengajuan tertulis baru dilakukan setelah didahului oleh
pembicaraan secara lisan. Pengajuan tertulis berisikan infoemasi
perubahan yang diberikan kepada bank. Pengajuan tertulis ini
disebut dengan proposal kredit.
Begitu permohonan diterima lisan mauoun tulisan bank mulai
bekerja lewat investigasi awal mereka mulai mencari tahu
mengenai di calon debitur keberbagai sumber. Apabila segalanya
tetapi, bila sebaliknya maka dengan cepat bank akan menilak
permohonan kredit.
2) Pengumpulan Data Usaha dan Peninjauan Jaminan
Jika bank menilai bahwa permohonan kredit layak diperoleh lebih
lanjut, bank akan menelpon permohonan kredit untuk membuat
perjanjian pertemuan. Pada saat kunjungan ini, bank berusaha
mengenal bisnis calon debitur sejelas-jelasnya. Calon debitur harus
memberikan dukungan penuh kepada officer bank yang melakukan
kunjungan. Dukungan juga dapat diberikan pada peninjauan
jaminan. Calon debitur harus memberikan keterangan yang jelas
mengenai jaminan yang akan diberikan kepada bank. Misalnya
kalau jaminan yang akan diberikan adalah tanah kosong, maka
calon debitur harus menunjukan betas-batas tanah dengan jelas.
Bila jaminannya adalah mobil harus menunjukan nomor mesin atau
rangka yang jelas, dan sebagainya. Penilaian jaminan pada
umumnya,dilakukan oleh karyawan bank (kecuali ditentukan lain
oleh peraturan yang mengahruskan bank memanfaatkan jasa
penilaian independen. Walaupun demikian tentu saja calon debitur
boleh meminta jasa penilai luar bank untuk menilai jaminannya.
Hasilnya dapat diberikan sebagai pembanding.
3) Analisis Kredit
Menurut Abdullah (2005:92), dalam dunia perbankan analisis
a) Character (Watak)
Account Office (AO) harus mencari tahu sifat-sifat dari calon
debitur. Hal ini terutama berhubungan dengan kemampuan
debitur untuk melakukan kewajiban-kewajibannya. Bank ingin
selalu kredit yang diberikan dapat kembali (dilunasi) pada
waktunya. Untuk itu bank akan selalu berusaha memberikan
kredit hanya kepada debitur yang memiliki komitmen yang
tinggi terhadap persetujuan yang dibuat. Analisis ini lebih
cenderung merupakan analisis kualitatif yang tidak bisa terbaca
dengan angka-angka yang disajikan, tanpa itikad yang baik dari
debitur, lebih baik kredit tidak diberikan.
b) Capacity (Kapasitas)
Pada analisis ini bank berusaha mengetahui kemampuan
managemen mengoperasikan perusahaan sehingga dapat
memenuhi segala kewajibannya terhadap bank secara rutin dan
pada saat jatuh tempo. Kapasitas ini menunjukan kemampuan
ril dari perusahaan untuk merealisasikan rencana yanng telah
dibuatnya. Sebagian aspek ini dapat dibaca dari laporan
keuangan yang disediakan perusahaan, seperti kondisi
liquiditas (kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pemdek maupun solvabilitas atau kewajiban jangka
panjang yang jatuh tempo), rentabilitas (kemampuan
aspek keuangan lainnya yang merupakan repleksi kemampuan
manajemen. Disamping angka-angka aspek kapasitas ini jiga
harus dianalisis secara kualitatif, yaitu kemampuan manajemen
meliputi umur, pengalaman dibidangnya dan pendidikan.
Untuk mengukur kemampuan ini maka sering kali Acoount
Officer meminta daftar riwayat hidup dari calon debitur atau
manajemennya apabila calon debitur adalah perusahaan.
c) Capital (Modal)
Analisis aspek kepital ini meliputi struktur modal disetor,
cadangan–cadangan dan laba yang ditahan dalam struktur
perusahaan. Besarnya modal sendiri ini menunjukan suatu
tingkat resiko yang dipikul oleh dibitur dalam pembiayaan
suatu proyek.
d) Condition (Kondisi)
Analisis terhadap aspek ini meliputi analisis terhadap variabel
makro yang melingkupi perusahaan baik regional, nasional,
maupun internasional. Variabel yang diperhatikan terutama
adalah variabel ekonomi (walaupun tidak terlepas bank juga
perlu memperhatikan variabel lain seperti kondisi politik,
perundang-undangan dan lain-lain).
e) Colleteral (Jaminan)
Penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan yang
bank, penilaian tersebut meliputi kecenderungan nilai jaminan
dimasa depan dan tingkat kemudahan mengkonversikannya
menjadi uang tunai (marketability).
D. Hubungan Analisa Rasio Laporan Keuangan Dengan Pemberian Kredit
Dengan memperhatikan pembahasan sebelumnya maka sudah dapat
diketahui hubungan yang terjadi antara analisa rasio laporan keuangan dengan
pemberian kredit. Hubungan ini merupakan korelasi yang erat dan sulit untuk
dipisahkan karena berbagai aspek yaitu antara lain meliputi segi keahlian dan
kemampuan pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaan, rencana
penggunaan kredit yang diminta serta rencana pembayaran kembali kredit
tersebu.
Sehubungan dengan penilaian terhadap keahlian dan kemampuan
pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaannya, pihak bank harus
benar – benar memperhatikan aspek – aspek likuiditas, rentabilitas, aktivitas
dan stabilitas dari perusahaan tersebut. Hal ini dapat diketahui apabila kita
melakukan penilaian terhadap laporan keuangan yang disajikan perusahaan
dengan teliti. Manajemen harus dapat menilai tingkat likuiditas perusahaan
debitur untuk melihat apakah calon nasabah atau nasabah mampu melunasi
kredit pada waktu yang ditentukan. Manajemen harus dapat mengevaluasi
aktivitas perusahaan debitur atau calon debitur untuk melihat apakah dengan
kredit yang diberikan nasabah mampu meningkatkan aktivitas dengan lebih
efisien. Hal tersebut sangat penting karena peningkatan usahayang tidak
kreditnya dan manajemen juga harus dapat memastikan rentabilitas
perusahaan debitur atau calon debitur untuk mengetahui apakah usaha yang
dibiayai mampu menghasilkan laba, karena laba merupakan sumber pelunasan
yang sangat penting.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa rasio laporan
keuangan sangat bermanfaat dalam rangka menetapkan keputusan pemberian
kredit. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tanpa melakukan
penganalisaan terhadap laporan keuangan nasabah atau calon nasabah bank
akan mengalami kesulitan untuk memutuskan menyetujui atau menolak
permohonan kredit yang diajukan calon debitur dan jika memberikan atau
menolak permohonan kredit tanpa adanya analisa rasio laporan keuangan akan
dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dari segi resiko dan dari segi
jumlah kredit yang disalurkan kepada masyarakat.
E. Kerangka Konseptual
Berdasarkan judul skripsi yang dibawakan oleh penulis yaitu analisa
rasio laporan keuangan dalam pemberian kredit pada nasabah PT. Bank ICB
Bumiputera, Tbk. Cabang Medan, maka berikut ini adalah kerangka
konseptual yang menggambarkan hubungan dan keterkaitan antara analisa
Gambar I.1 : Kerangka Konseptual
PT. Bank ICB Bumiputera,Tbk Cabang Medan, menjalankan fungsi
sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada
pihak yang membutuhkan dalam bentuk kredit. Dari pihak yang mengajukan
kredit/pinjaman tersebut, diwajibkan untuk menyerahkan laporan
keuangannya untuk dilakukan analisa oleh petugas bank. Jika hasil analisa
laporan keuangan calon debitur menunjukkan hasil yang baik dan layak untuk
diberikan kredit, maka bank akan memberikan kredit/pinjaman. namun jika
hasil analisa laporan keuangan calon debitur menunjukkan hasil yang tidak
baik, maka bank akan memutuskan tidak akan memberikan kredit kepada
calon nasabah. Analisa ini dilakukan oleh bank untuk memastikan bank dapat
memperoleh laba dari pendapatan bunga dan mengurangi atau menghindari
terjadinya kredit macet (Non Performing Loan) yang menyebabkan bank akan A. Masyarakat
Pemilik dan Penyimpan Dana
B. Bank menjalankan fungsi mediator untuk Mengumpulkan & Menyalurkan Dana dari dan kepada Masyarakat F. Keputusan Kredit E. Analisa Laporan Keuangan Nasabah D. Laporan
Keuangan Debitur / Calon Debitur
C. Calon Debitur dan Debitur
Small-Medium Enterprise. (SME)
mengalami kerugian dan untuk menjaga kredibilitas bank agar selalu menjadi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jadwal dan Lokasi Penelitian 1. Jadwal Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai dengan
[image:43.595.131.507.343.504.2]Mei 2010. Dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Rencana Waktu Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan Judul
2 Pembuatan Proposal 3 Perbaikan Proposal 4 Seminar Proposal 5 Riset
6 Bimbingan Skripsi 7 Penyusunan Skripsi
April Januari Februari
No Kegiatan Desember Maret
2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan
yang berlokasi di Jl. M. T. Haryono No. A-1 East Tower Uniland Plaza
Medan.
B. Jenis Data
Data sekunder merupakan data yang sudah di olah yang bersumber dari
sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan debitur antara lain neraca
dan laporan laba-rugi dua tahun terakhir.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara yaitu melakukan tanya jawab kepada pihak-pihak yang
berkompeten di dalam perusahaan megenai masalah yang terkait yang
dijadikan segagai objek peneliti.
2. Dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan
data yang dibutuhkan dari dokumen yang ada di perusahaan yang
bersangkutan.
3. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan secara
langsung ke perusahaan untuk memperoleh gambaran mengenai objek
yang diteliti.
D. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tehnik analisis diskriptif
yaitu dengan mengumpulkan, menelaah, memaparkan data-data sehingga
diperoleh suatu kesimpulan yang bisa menjawab anggapan bahwa dengan
membandingkan data-data yang diperoleh dari lapangan dengan landasan
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Bank Bumiputera didirikan pada tahun 1989 sebagai perusahaan
yang dimiliki sepenuhnya oleh AJB Bumiputera 1912, kemudian tumbuh
menjadi bank yang mempunyai kinerja dan reputasi yang sehat menjadi
bank public sejak bulan Juli 2002.
PT. Bank Bumiputera Tbk didirikan berdasarkan akta No. 49
tanggal 31 Juli 1989 yang di buat dihadapan notaris Sri Rahayu, SH di
Jakarta. Anggaran Dasar Bank telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C-2.7223.HT.01.01
tahun 1989 serta diumumkan dalam Berita Nrgara Republik Indonesia No.
75 tanggal 19 September 1989, Tambahan No. 1917.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran dasar, ruang lingkup kegiatan
bank adalah melakukan usaha di bidang perbankan. Seperti kebanyakan
lainnya, Bank Bumiputera,Tbk mengandalkan penyaluran kredit ke sector
korporasi yang pada tahun 1997 mencapai lebih dari 90% dari total
portofolio kredit senilai Rp.600 miliar lebih.
Bank Bumuputa,Tbk mulai operasi secara komersial pada tanggal
4 Januari 1990 sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No.
30/146/KEP/DIR tanggak 5 Desember 1997, status bank meningkat
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan,
yang terakhir dengan akta no. 40 tanggal 11 April 2001 yang dibuat
dihadapan notaries Poerbaningsih Adi Warsito, SH antara lain mengenai
peningkatan modal dasar Bank menjadi Rp. 500 miliar yang terdiri dari 5
miliar saham dengan nilai nominal Rp. 100 per saham, penyesuaian
Anggaran Dasar Bank dengan Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas dan Undana-undang No. 8 tahun 1995 tentanngPasar
Modal, Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-13/PM/1997 tanggal 30 April
1997 dan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Perubahan Anggaran Dasar ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia dalam Surat KAputusan No.
C-00142.HT.01.04/2001 tanggal 17 April 2001.
PT. Bank Bumiputera, Tbk. mengalami perubahan nama menjadi
PT. Bank ICB Bumiputera yang disahkan oleh Gubernur Bank Indonesia
melalui Surat Keputusan No.11/45/KEP.BI.2009 tanggal 11 September
2009 tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT. Bank Bumiputera,
Tbk. menjadi izin usaha atas nama PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk dengan
saham mayoritas kepada ICB Financial Group Holding AG dimana
sebelumnya telah melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
tanggal 16 April 2009 yang dituangkan di dalam akta notaris DR. A.
Partomuan Pohan, SH. L.LM No.7 Tanggal 17 April 2009 yang sudah
disahkan oleh Departemen Hukum dan HAM RI No.AHU
Kantor pusat bank beralamat di Wisma Bumiputera Jl. Sudirman
Kav.75 Jakarta. Bank Bumiputera memiliki 46 kantor dibawah kantor
cabang yang seluruhnya berlokasi di Indonesia.
2. Struktur Organisasi
Oragnisasi adalah sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai
suatu tujuan tertentu, sehinngga struktur organisasi itu merupakan suatu
gambaran secara skematis tentang hubungan-hubungan kerjasama dari
orang-orang yang terdapat di dalam organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi tersebut.
Struktur organisasi disusun sesuai dengan luas perusahaan,
kegiatan perusahaan, jenis perusahaan dan factor-faktor lain yang
mempengaruhi perusahaan sehingga memberikan gambaran yang
menyeluruh mengenai pembagian kerja, bidang pekerjaan serta
menetapkan hubungan kerja antar bagian-bagian yang ada.
Adapun struktur organisasi yang terdapat di Bank Bumiputera,Tbk
Gambar IV.1 Struktur Organisasi PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan
Sumber : PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan, 2010.
PUSPA
AAO
Staff CSR SDB Teller Kliring Deposito Teller CSR Teller CSR Loan Akunting Bills GA BRANCH MANAGER
HRD Div Head
MDH SBM UNILAND RM ISMUD RM GATSU Operation Unit Head
CS & Adm
3. Tugas dan Wewenang
Uraian tugasnya adalah sebagai berikut;
a. Kepala Cabang (Branch Manager
1) Pengembangan bisnis cabang
2) Perencanaan dan penyusunan kebijakan
3) Pengawasan dan persetujuan transaksi bisnis cabang
b. HRD Unit
Membantu kepala cabang dalam pengelolaan kegiatan usaha bank
khususnya mengenai tugas-tugas yang dilaksanakan di
unit-unit/seksi-seksi yang ada menurut struktur organisasi serta tanggung jawab dan
wewenang maisng-masing unit.
c. Retail Servise 1) Teller
a) Menerima, setoran tunai untuk rekening tabungan, giro dan
deposito dan anggaran kredit.
b) Menerima setoran tunai untuk pembayaran pajak, rekening
listrik / telp dan kiriman uang.
c) Menerima setoran tunai lainnya, baik administrasi maupun
payment point.
d) Melakukan pembayaran tunai kepada nasabah tabungan, giro
dan deposito.
2) Customer Service
nasabah / calon nasabah.
b) Memberi informasi tentang rekening (saldo, transaksi dan
lain-lain).
c) Melayani pembukaan rekening baru (tabungan deposito dan
giro)
d) Melayani konfirmasi saldo dari cabang lain.
e) Melayani pencairan deposito dan penutupan rekening, tabungan
/ giro.
f) Melayani penggantian buku tabungan percetakan buku
tabungan baru.
g) Melayani komplain (keluhan) mengenai tabungan, deposito
giro dan transaksi uang.
h) Melayani amplikasi ATM.
i) Melayani pelayanan / informasi lainnya kepada nasabah.
d. Loan Akunting
1) Melakukan pembukuan transaksi harian.
2) Menangani transaksi pajak dan pelaporan pajak.
3) Menangani laporan bulanan Bank ke Bank Indonesia.
e. Loan Service
1) Menerima permohonan kredit.
2) Melakukan wawancara calon debitur.
3) Melakukan peninjauan untuk melakukan kelayakan calon debitur.
5) Menyampaikan hasil keputusan kepada calon-calon debitur.
6) Menyusun perjanjian kredit dan melaksanakan akan kredit.
7) Melayani dan menyelesaikan klaim debitu.
8) Melayani administrasi pelunasan kredit dan penyerahan dokumen
pokok.
9) Melayani dan memproses permohonan jadwal ulang pinjaman.
4. Visi dan Misi
a. Visi Bank ICB Bumiputera,Tbk
1) Fokus pada penyediaan layanan keuangan kepada individual
dunia usaha dengan costomer base yang besar.
2) Menyediakan produk dan layanan perbankan, produksi dan
investasi sesuai dengan tahapan kehidupan individu atau keluarga.
3) Mudah dijangkau baik melalui perluasan jaringan distribusi
maupun dengan perantara teknologi informasi yang tepat guna.
4) Didukung dengan sumber daya manusia yang kompeten dan
berdedikasi tinggi.
b. Misi Bank ICB Bumiputera, Tbk
PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk menjadi perusahaan jasa
keuangan yang berorientasi kepada nasabah yang menawarkan
barang jasa maupun produk perbankan yang bersahabat, dikemas
secara menarik dan disampaikan melalui layanan dikantor cabang,
memelihara hubungan dengan nasabah melalui customer realtionship
program yang bertujuan menjadikan Bank ICB Bumiputera, Tbk
sebagai Bank sahabat keluarga Mitra Cerdas Ceria.
B. Analisa Hasil Penelitian 1. Kriteria Pemberian Kredit
Pemberian kredit kepada nasabah, bank harus melakukan penilaian
yang ketat dengan cara menetapkan syarat – syarat tertentu bagi nasabah
yang bersangkutan. Adapun syarat – syarat yang digunakan oleh PT. Bank
ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan dalam memutuskkan dapat atau
tidaknya suatu permohonan kredit untuk dipertimbangkan adalah sebagai
berikut :
a. Pemohon harus memiliki usaha yang memenuhi kriteria yang layak
dibiayai atau mendapatkan kredit
b. Mempunyai izin usaha dari instansi yang berwenang
c. Harus ada jaminan yang mampu untuk menjamin kredit, dan sekaligus
menyerahkan laporan keuangan tahun terakhir dari sebelum tahun
pinjaman.
d. Belum pernah merugikan bank, baik moral maupun material
e. Pemohon tidak sedang menikmati kredit dari bank lain yang
Dalam penyaluran kredit perlu untuk memahami secara tepat dari pejabat
kredit lini yang menyangkut kebijakan, sifat dan prinsip – prinsip dasar
pemberian kredit yaitu :
a. Umum, artinya kredit dapat diberikan kepada siapa saja dalam arti
tidak dibatasi dalam sektor ekonomi tertentu, sepanjang calon nasabah
yang bersangkutan telah memenuhi segala ketentuan dan persyaratan
yang telah ditetapkan.
b. Individual, artinya pemberian kredit dilakukan dengan pendekatan
secara individual dan kasus per kasus, bukan berbentuk paket
c. Selektif, artinya pemberian pinjaman dilaksanakan secara selektif
kepada nasabah yang usahanya dinilai layak dan putusan kredit harus
sesuai dengan pertimbangan teknis. Usaha yang mempunyai prospek
bagus dan tidak bertentangan dengan perundang – undangan, moral
agama dan adat istiadat masyarakat dan tidak merusak lingkungan
d. Bisnis, artinya keputusan akhir atas suatu permohonan kredit
ditentukan oleh PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan sesuai
dengan pertimbangan yang dilakukan oleh bank.
2. Prosedur Pemberian Kredit
Pemberian kredit meliputi proses sejak pengajuan permohonan oleh
nasabah sampai dengan pengawasan dan pengarahan atas jalannya
pinjaman. Sebelum memutuskan untuk menyetujui atau menolak
yang harus dilalui terlebih dahulu dan hal ini juga perlu diketahui oleh
nasabah, yaitu :
a. Nasabah diwajibkan mengisi formulir surat permohonan meminjam
uang dan lampiran yang menyertainya untuk diteruskan ke manajer
kredit
b. Jika permohonan disetujui oleh Kepala Cabang maka diadakan
penelitian ke lapangan (on the spot) oleh pihak surveyor untuk melihat
jaminan. Hal – hal yang diteliti dalam hal ini adalah ;
1) Aspek Kredit
2) Lokasi dan lingkungan usaha
3) Keadaan fisik
4) Kegiatan usaha
5) Konfirmasi dengan pihak ketiga
Bersamaan dengan itu pihak bank juga mengadakan penganalisaan
terhadap laporan keuangan nasabah berdasarkan keterangan
permohonan nasabah.
c. Setelah penelitian ke lapangan maka surveyor membuat laporan hasil
pemeriksaan dilapangan yang meliputi prospek usaha yaitu, aspke
produksi, pemasaran, manajemen, keuangan dan aspek sosial ekonomi.
d. Penilaian agunan yang meliputi persyaratan agunan (ditinjau dari
syarat ekonomis dan yuridis) dan pemeriksaan agunan sesuai dengan
e. Setelah pengisian berkas – berkas yang berkaitan dengan pemeriksaan
ditempat usaha dan agunan calon nasabah diselesaikan, selanjutnya
surveyor segera menentukan pengisian lembar usulan yang
menyangkut tipe dan struktur kredit yang meliputi hal – hal :
1) Analisa rasio
2) Besarnya kredit yang diusulkan
3) Jangka waktu dan pola angsuran
4) Bentuk kredit dan suku bunga
f. Selanjutnya hasil analisa surveyor diberikan kepada Kepala Cabang
untuk diproses lebih lanjut dan diputus sesuai dengan kewenangan
plafonnya masing – masing.
g. Untuk kredit yang disetujui segera dibuat pengikat agunan di hadapan
notaris yang berisikan pengakuan hutang kepada bank dan memberi
hak kepada bank untuk memasang hypotek atas jaminan apabila
nasabah tidak sanggup membayar kembali kreditnya, dengan
pengikatan agunan akte bank memiliki hak preferensi atas jaminan.
h. Setelah mendapatkan putusan maka kredit dapat direalisasikan dan
serentak dengan itu nasabah harus menyelesaikan dokumen – dokumen
yang harus diisi dan ditanda tangani antara lain :
1) formulir permohonan kredit, kwitansi penerimaan pinjaman dan
sejumlah uang
2) Surat Perjanjian
4) Surat kuasa, surat pernyataan, surat rekomendasi
i. Untuk pengamanan atas barang jaminan dibuat surat pemberitahuan
agunan kepada instansi yang berwenang, misalnya :
1) Untuk barang bergerak seperti kenderaan diberitahukan kepada
pihak kepolisian
2) Untuk barang tidak bergerak seperti tanah, diberitahukan kepada
kantor agraria.
j. Untuk menjaga hal – hal yang tidak diinginkan dengan jiwa nasabah,
maka nasabah ditutup dengan asuransi jiwa
k. Kemudian untuk mengetahui perkembangan perusahaan debitur, maka
melakukan kunjungan sebagai tindakan pengawasan atas usaha debitur
3. Laporan Keuangan
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulu bahwa laporan
keuangan yang disusun dan disajikan oleh suatu perusahaan, pada
dasarnya adalah merupakan alat komunikasi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan tersebut.dalam hal permohonan atau
pemberian kredit, bank sebagai kreditur adalah merupakan pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan (pemohon) sebagai debitur.
Sebelum menyetujui pemberian kredit kepada debitur tersebut, pihak
bank harus terlebih dahulu meminta laporan keuangan debitur untuk
dianalisa dan bagi lembaga keuangan seperti bank, kemampuan dalam
penting sebelum memutuskan untuk menyetujui atau menolak
permohonan kredit yang diajukan oleh nasabahnya.
PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk meminta untuk kepada debitur SME
untuk memberikan laporan keuangannya kepada bank. Berikut adalah
laporan keuangan yang disajikan oleh salah satu deb