• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keracunan Pangan oleh Mikroba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Keracunan Pangan oleh Mikroba"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KERACUN AN PAN GAN OLEH M I KROBA

ALBI N ER SI AGI AN

Fa k u lt a s Ke se h a t a n M a sya r a k a t Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

PEN D AH ULUAN

Selam a proses produksi, yang m eliput i pengolahan, pengem asan, t ransport asi, penyiapan, penyim panan dan penyaj ian, m akanan m ungkin t erpapar pada k ont am inasi m ik roba peny ebab infek si at au int ok sikasi. Jik a m ik roba at au t oksin yang dihasilkanya m encapai j um lah yang cukup dan dikonsum si oleh m anusia, m aka t erj adilah keracunan pangan.

Unt uk m enent uk an apak ah suat u k ej adian ( Out break) keracunan pangan oleh m ik roba t elah t erj adi, m ak a perlu dilak uk an peny elidikan pada m ak anan, k orban keracunan dan t em pat kej adiannya. I lm u yang secara khusus m em pelaj ari hal ini disebut epidem iologi. Proses penyelidikan epidem iologi ini bert uj uan unt uk m engident ifikasi m akanan penyebab, sebab t erj adinya keracunanan sert a ada t idak ny a m ik roba pat ogen y ang sam a pada m ak anan dan pada spesim en penderit a. Apabila m ik roba pat ogen peny ebab k eracunan dapat diident ifik asi, m ak a dapat diberik an pengobat an y ang t epat bagi k orban k eracunan. Peny elidikan ini dapat j uga m enunj ukkan t it ik krit is dim ana kont am inasi m ungkin t elah t erj adi. Hasil peny elidikan y ang didisem inasik an k em asy arak at ak an m eningk at k an k ew aspadan m asy arak at aw am at au indust ri pangan t ent ang k eam anan pangan sehingga kej adian serupa t idak t erulang. Unt uk m enunj ang suksesnya penyelidikan epidem iologi m ak a diperluk an rencana peny elidikan y ang t epat , sum ber day a m anusia y ang t eram pil dan prosedur det ek si pat ogen y ang t epat dan cepat .. Dalam m akalah ini akan dibahas cara m elakukan penyelidikan pada kej adian keracunan pangan oleh m ik roba dengan m engacu pada prosedur y ang dipublikasikan oleh The I nt ernat ional Associat ion of Milk, Food and Env ironm ent al Sanit arians. Beberapa cara det ek si pat ogen pangan, baik k onv ensional m aupun baru ak an dibahas dibaw ah ini

PEN YAKI T YAN G D I SEBABKAN OLEH PATOGEN ASAL M AKAN AN

Secara t eorit is pem buk t ian bahw a suat u peny ak it disebabk an oleh m ik roba pat ogen dapat dilak uk an sesuai dengan post ulat k och. Berdasark an post ulat t ersebut suat u m ikroba yang bersifat pat ogen harus m em enuhi syarat sebagai berikut :

1. Secara k onsist en bisa diisolasi dari orang y ang sak it 2. Bisa dit um buhk an pada m edia sint et is dilaborat orium

3. Kult ur yang dit im bulkan bisa sunt ikkan kepada hew an percobaan dan m enghasilkan penyakit yang sam a

4. Dari hew an t ersebut harus bisa diisolasi m ikroba yang sam a.

Cara pem buk t ian t ersebut t erny at a t idak bisa dit erapk an dengan m udah pada beberapa peny ak it y ang disebabk an k arena pat ogen asal m ak anan ( Foorborne

pat hogen) . Hal ini disebabkan karena :

1. Pat ogen asal m akanan bisa m enyebabkan int oksikasi yang disebabkan oleh t ok sin y ang dihasilkan sehingga sel m ik roba m ungk in t idak pent ing lagi k eberadaanny a ( Misalny a pada ent orot ok sin St apylococcus aureus)

(2)

3. Sering kali penyakit nya bersifat spesifik- inang sehingga t idak bisa dilakukan pem bukt ian dengan hew an percobaan

4. Beberapa peny ak it y ang disebabk anny a m em erluk an w ak t u ink ubasi y ang cukup lam a.

Oleh k arna pem buk t ian sera epidem iologi paling bany ak dit erapk an unt uk m enangani k asus- k asus at au k ej adian k eracunan pangan. Dengan m et ode ini isolat y ang secara k onsist en dit em uk an pada spesim en dam bahan pangan y ang paling dom inan dalam suat u k ej adian disim pulk an sebagai pat ogen peny ebab k ej adian t ersebut .. Penyelidikan sem acam inilah yang dit erapkan sehingga “ dit em ukan“ Escherichia coli ent erohem oragik ( 0157: H7) sebagai peny ebab k ej adian diare berdarah yang disebabkan oleh konsum si ham burger yang pert am a kali diket ahui pada t ahun 1982. Cara yang sam a digunakan dalam penet apan List eria m onocyt ogenes sebagai peny ebab k ej adian k eracunan k ej u lunak di negara bagian California pada t ahun 1985 yang m engakibat kan 30 kem at ian pada ibi- ibu ham il.

Ke r a cu n a n Pa n ga n

Ke j a dia n ( out break) adalah t erj adiny a dua at au lebih k asus peny ak it y ang disebabkan oleh suat u j enis m akanan. Unt uk kasus keracunan t ert ent u ( bot u lism

ole h Clost ridium bot ulinim , oleh t ok sin paralis y ang disebabk an k arena k onsum si

k erang) y ang sering hany a t erdiri dari sat u k asus t et api berak ibat fat al, disebut in side n .

Pe n ye lidik a n k e j a dia n

Pe n ca t a t a n Ke lu h a n

Peny elidikan t erhadap suat u k ej adian diaw ali dengan m endat a sem ua k eluhan ( com plaint ) , baik y ang dilaporkan oleh perseorangan, dok t er, at au laborat orium rum ah sak it . Keluhan dari perseorangan biasany a berupa gej ala sak it , dok t er bisa m elaporkan beberapa orang sak it dengan gej ala y ang sam a pada w ak t u selang y ang bersam aan sedangkan laborat orium m ungkin m elapor karena pada selang w akt u t ert ent u m engisolasi m ik roba pat ogen dengan frekuensi t inggi. Peny elidikan ini um um nya dilakukan oleh depart em en kesehat an. Pencat at an keluhan m encakup dat a pribadi orang, m akanan at au m inum an yang dikonsum si selam a 72 j am sebelum gej ala yang dikeluhkan m uncul, sert a kalau m ungkin m akanan at au m inum an yang dicurigai.

Se j a r a h k a su s

(3)

Jika m akanan yang dicur igai m asih t er sedia, m aka m akanan seger a dikoleksi dan dilakukan penguj ian m ikrobiologis. Jika m akanan t ersebut t idak t ersedia dan m erupak an produk olahan pabrik at au rest oran m ak a biasany a diam bil m ak anan ( st ok ) y ang sam a dari lot y ang sam a. Berdasark an inform asi t ent ang gej ala peny ak it dan sebagainya m aka bisa direkom endasikan penguj ian yang akan m enunj ang st udi epidem iologi it u. Pat ogen dan at au m et abolit nya yang um um diuj i adalah : St aphylococci ent erot oksin dari St aphy lococci Clost ridium perferingens, Bacillus cereus, Salm onella,Shigella, Escheriachia coli, Vibrio parahaem oly t icus, koliform , Koliform fekal, Ent erobact eriaceae at au y ang dianggap perlu. Penguj ian serupa dilakukan t erhadap spesim en penderit a yang dikoleksi. Spesim en t ersebut bisa berupa feses, v om it us, darah dan sebagainy a. Terhadap t em pat k ej adian j uga dilak uk an evaluasi bahay a ( hazard assesm ent ) , y ait u dengan cara m em buat diagram alir it u dicant um k an t ahap pengolahan, pek erj a y ang bert anggung j aw ab t erhadap t ahap pengolahan t ersebut , dan apakah t ahap perlakuan m em ungkinkan kont am inasi, survival at au t erbunuhnya m ikroba pat ogen ( Lam piran 4) . Dari diagram alir ini dapat diident ifikasi t it ik kendali krit is, krit eria pengedalian dan pem ant auanny a. Hasil ini diduk ung oleh analisa laborat orium t erhadap alat dan pekerj a yang m ungkin m erupakan sum ber kont am inasi

I n t e r pr e st a si da t a

Dat a- dat a diat as k em udian direk apit ulasi sehingga m em ungk ink an int erprest asiny a. I nt erprest asi ini ak an dik um pulk an sehingga dapat dibuat laporan lengk ap t ent ang suat u k ej adian y ang dapat dipublikasikan unt uk m enghent ikan peredaran m akanan, m e’recall” at au m engkarant ina produk.

Beberapa k esim pulan y ang dapat dit arik dari dat a t ersebut dij abarkan dalam :

1 . Ku r v a e pide m ik

Kurva ini m enunj ukkan w akt u dim ulainya ( onset ) t iap- t iap kasus. Selang w akt u onset um um nya diukur dari sej ak gej ala kasus pert am a sam pai kasus t erkhir dim ulai.

2 . Ge j a la ya n g dom in a n

(4)

15

c

12

a

s

e

9

s

6

3

4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12

P M A M

Waktu dimulainya gejala

Ga m ba r 1 . Ku r v a e pide m ik ( se la n g on se t = 1 2 j a m )

Ta be l 1 . Ge j a la dom in a n pa da k e j a dia n k e r a cu n a n

Gej ala Jum lah k orban Persent ase

Mual 44 88

Munt ah 36 71

Diare 15 30

Kej ang perut 2 4

Dem am 4 8

Lain- lain 5 10

* D a r i 5 0 k or ba n ya n g t e r liba t da la m sa t u k e j a dia n

3 . W a k t u in k u ba si

Wakt u inkubasi adalah w akt u ant ara saat m engkonsum si m akanan penyebab keracunan sam pai di m ulainya suat u gej ala penyakit . Karena hal ini t idak m udah diperoleh, m ak a perlu w ak t u ink ubasi biasany a diperkirak an dari k urva epidem ik. Misalnya j ika kasus ke 25 ( dar i 50 kasus dalam sat u kej adian) t er j adi j am 12 siang hari j um at dan selang onset adalah 24 j am , m ak a diperkirak an bahw a m ak anan penyebab keracunan dikonsum si 24 j am dini dari kasus ke- 25 t ersebut y ait u pada hari k am is j am 12 siang ( Gam bar 2) .

[image:4.612.181.472.86.381.2]
(5)

12

one

span’

s p a n = 2 4 h o u r s

before 9

median

onset

6

... ... ....

3

_ _ _ _ _ _ _

12 n

10 12 4 8 12 4 8 12

A M P M

W a k t u d i m u l a i n y a g e j a l a

Ga m ba r 2 . Pe r k ir a a n w a k t u in k u ba si da r i k u r v a e pide m ik

4 . Food- spe sific a t t a ck r a t e

Hal lain yang sangat pent ing adalah perhit ungan food- spesific at t ack rat e ( angka k eracunan m ak anan t ert ent u) . Unt uk set iap m ak anan y ang dicurigai sebagai peny ebab k eracunan, persent ase peny ak it di ant ara orang y ang m engkonsum sikannya ( at t ack rat e) dibandingk an dengan at t ack rat e diant ara orang yang t idak m engkonsum si m akanan t ersebut . Dari beberapa m akanan y ang dicurigai t ersebut m ak anan y ang perbedaan persent ase at t ack rat e- nya t erbesar adalah yang paling m ungkin m erupakan penyebab keracunan t ersebut . Tabel 2. m em berikan cont oh penent uan food- spesific at t ack rat e.

Ta be l 2 . An gk a k e r a cu n a n pa da m a k a n a n t e r t e n t u

Makanan Kelom pok yang

m engkonsum si ( kasus)

Kelom pok y ang t idak m engkonsum si ( kont rol)

Sak it Tidak

sakit

% Sak it

Sak it Tidak sakit

% Sak it

Perbedaan ( % )

Rendang 83 4 95 2 19 10 85

Sot o ay am 58 14 81 29 7 81 0

Gado- gado 43 20 68 42 3 93 - 25

Puding m ok a 84 29 81 1 3 25 56

[image:5.612.115.465.83.333.2]
(6)

Sepert i dik em uk ak an di m uk a, adany a produser y ang t epat bagi pat ogen m akanan akan sangat m em bant u penyelidikan kej adian dari kasus keracunan pangan. Met ode y ang t epat diharapk an cepat , m urah, sensit if dan spesifik.

Met ode y ang sensit if m em ungk ink an pat ogen dalam j um lah rendah dapat didet eksi, sedangkan uj i yang spesifik akan m engurangi m endapat kan hasil posit if salah ( false posit ive) . Pada um uny a m et ode penguj ian pat ogen t erdiri dari beberapa t ahap sehingga m em erlukan w akt u yang sam a.

M e t ode Kon v e n sion a l

Met ode konvensional unt uk ident ifikasi dan penghit ungan j um lah pat ogen biasany a m erupak an k om binasi dari pem upuk an, penggunaan m ik rosop dan Most probable Num ber ( MPN) . Dengan m et ode ini penguj ian bisa t erdiri dari t ahap- t ahap pengkayaan, dan pengkayaan selekt if dan uj i lengkap ( biokim iaw i) .

Pengkayaan biasanya dilakukan pada m edia kaya unt uk m endukung pert um buhan pat ogen y ang um um ny a t erdapat dalam j um lah sedik it di dalam m akanan. Pengkay aan selekt if dilakukan dengan m edia selek t if yang dapat m engham bat m ikroba yang t idak diinginkan. Hal ini biasanya dilakukan dengan pengguna zat pengham bat at au penggunaan suhu inkubasi t ert ent u. Cont oh aplikasi sem acam ini adalah penam bahan bila pada agar v iolet red bile ( VRBA) unt uk m engham bat bak t eri Gran posit if, pengunaan t et rahionat dalam t et rahoinat e brot h y ang dapat dit oleransi oleh Salm onella ( karena m em iliki t et rahionat oksidase) t et api t idak oleh m ik roba lainny a. Kelem ahan dari penggunaan zat pengham bat adalah t erj adi luka ( inj ury) pada m ikroba yang diinginkan. Oleh karena it u usaha perbaikan m et ode pem upuk an pada m edia selek t if t erus dik em bangk an agar m enek an j um lah inj ury. Pada m et ode overlay dengan VRBA unt uk m endekt esi koliform , m isalnya, t elah dilakukan berdasarkan sifat unik yang dim iliki oleh bakt eri pat ogen t ersebut . Salm onella m isalnya, m em iliki kem am puan unt uk m enghasilkan H2S, t um buh pada

sit rat sebagai sat u- sat uny a sum ber k arbon, t idak m em bent uk indol m ot il, t idak m em ferm ent asi lak t osa dan sebagainy a.

Masalah ut am a dengan m et ode ini adalah lam any a w ak t u y ang diperluk an unt uk m endapat kan hasil penguj ian. Penguj ian t erhadap salm onella, m isalny a dapat m enghabiskan w akt u selam a 6- 8 hari. Oleh karena it u beberapa m odifikasi t elah banyak dilakukan. Uj i lengkap biokim ia unt uk Salm onella m isalny a dapat dilak uk an dengan perangk at ( k it ) k om ersial y ang berisi subst rat y ang t elah dik ering bek uk an sehingga analisa dapat diam at i hasilny a dalam w ak t u 4 j am .

M e t ode I m u n ok im ia

Met ode penguj ian pat ogen secara im unok im ia didasari oleh reak si spesifik dan ant ibodi. Mik roba pat ogen adalah prot ein ant igen y ang disunt ik k an k e hew an ak an m enginduk si t erbent uk ny a ant ibodi. Ant ibodi y ang t erbent uk ak an berik at an secara spesifik pada daerah- daerah ant igenik ( ant igenic det erm iant s) at au epit op yang dim iliki oleh pat ogen. Reaksi ant igen- ant ibodi ini t erj adi karena adanya sisi pada k edua m olek ul dengan st ruk t ur y ang saling m elengk api.

Sebenarny a reak si ant igen- ant ibodi t elah digunak an unt uk ident ifik asi bak t eri sej ak lam a, m isalnya unt uk aglut inasi. Beberapa form at lainnya yang dikenal dengan gel difusi, oucht erlony, dan sebagainy a.

(7)

spesifik bereak si dengan ant igen. Pem berian ant ibodi k edua y ang berligan enzim ak an m eny ebabk an ikat an dengan k om plek s ant igen- ant ibodi pert am a. Subsrat spesifik unt uk enzim lalu dit am bahk an. Ak t ifit as enzim dalam m engubah subsrat ( y ang dit am bahk an k em udian) m enj adi produk sebanding dengan j um lah ant igen yang diuj i. Produk yang dihasilkan biasanya m em iliki w arna t ert ent u yang bisa diukur absorbansinya dengan spekt rofot om et er.

Alt ernat if lain dari ELI SA la n gsu n g di at as adalah form at ELI SA sa n dw ich . Dengan cara ini, diperluk an dua ant ibodi bagi ant igen diuj i. Ant ibodi pert am a diim obilisasikan ke fase padat , ant igen yang dit am bahkan dit angkap olehnya, lali ant ibodi k edua dit am bahk an, “ sandw ich” ant ibodi 1- ant igen- ant ibodi 2 ini lalu direak sik an dengan ant ibodi berligan enzim dan selanj ut ny a sepert i pada ELI SA langsung. Produser lain yang m ungkin digunakan adalah ELI SA k om pe t it if dim ana m ik roba pat ogen y ang diuj i harus bersaing dengan ant igen serupa y ang dik et ahui j um lahnya unt uk berikat an dengan ant ibodi.

Penggunaan ELI SA unt uk analisa pat ogen asal m akanan m akin m eningkat dengan dik em bangk anny a An t ibodi m on ok n a l. Ant ibodi m onok nal dihasilkan oleh sel hibridom a hasil fusi lim fa t ik us ( y ang t elah disunt ik dengan ant igen) dengan sel m ielom a. Set elah skrining m aka klon sel hibridom a yang m enghasilkan ant ibodi spesifik t erhadap ant igen bisa diisolasi. Karena berasal dari sel t unggal dari sel lim fa, m ak a bisa dihasilkan ant ibodi y ang hany a bereak si dengan sat u epit op saj a. Dengan dem ik ian m ak a reak si silang dengan pat ogen serupa dapat dit ek an serendah m ungk in. Hal ini berbeda debgan sifat - sifat a n t ibodi polik lon a l. Ant ibodi poliklinal dihasilkan dengan cara m enyunt ikkan ant igen ke dalam kelinci lalu m em urnikan ant ibodi dari serum dalah k elinci. Ant ibodi ini um uny a bereak si dengan bany ak epit op sehingga k urang spesifik dibandingk an dengan ant ibodi m onok lonal. Penelit ian dan perangk at k om ersial ant ibodi sudah bany ak t ersedia, diant arany a ant ibodi unt uk ent erot ok sin perfringens dan sebagainy a. Ant ibodi m onok lobal t elah dan t erus dit elit i unt uk m enghasilkan pereak si pendet eksi bagi beberapa pat ogen,m isalny a E. coli ent erohem oragik.

M e t ode D N A H ibr idisa si

Met ode ini didasarkan pada ikat an k om plem ent er dari dua ut as DNA y ang hom olog. Secara alam i, rant ai DNA yang berut as ganda t erdiri ut as DNA yang berikat an sat u sam a lain m elalui ikat an hidrogen ant ara asam nukleat yang spesifik. I kat an t ersebut dapat didenat urasi oleh pH> 12 dan > 95oC m enghasilkan dua ut as DNA t unggal. Jika pH at au suhu dit runkan m aka dua ut as DNA it u dapat berikat an k em bali ( renat urasi) .

Pelacak ( probe) DNA bisa t erdiri at as DNA ut as ganda at au ut as t unggal ( oligonukleot ida) yang t erdiri dari keseluruhan gen at au segm en gen dengan fungsi yang diket ahui dari suat u m ikroba pat ogen. Pelacak ni biasanya m em iliki label radioisot op sepert i 32P,3H,125I ,14C. Label lainnya spert i enzim , biot in dan lainnya j uga t elah dit elit i kem ungkinan penggunaannya.

(8)

Pada um um ny a j um lah pat ogen y ang rendah pada m ak anan dapat diat asi dengan t ek nik polym erase chain react ion ( PCR) . Dengan PCR m ak a adany a DNA dapat diam plifikasi besarny a sehingga m em ungk ink an analisa hidradisasi dilak uk an. PCR berlangsung k arena adany a enzim Taq polim erase t ahap panas y ang dit am bahk an y ang t erus- m enerus m em buat t iruan dari ut as DNA y ang ada pada cont oh m akanan at aupun spesim en. Penggunaan PCR pada pat ogen asal m akanan t elah digunakan unt uk m endet eksi E.coli ent erot oksigenik, List eria m onocyt ogenes, Vibrio v ulnificus, Shigella dan lain- lain.

M e t ode Fisik Ce pa t

Beberapa m et ode cepat unt uk m endet eksi pat ogen asal m ak anan t elah dik em bangk an. Pada um um ny a ini t idak dit uj uk an unt uk m ingident ifik asi pat ogen t ert ent u t et api m enghit ung j um lah pat ogen y ang ada. Hasil analisisny a dapat digunakan unt uk m enent ukan dosis infeksi ( I D50= infect ious dose 50) dan

sebagainy a.

2 . Biot y pin g

Biot y ping adalah penggolongan m ik roba pat ogen berdasark an k em am puanny a m enggunak an subst rat t ert ent u. Vibrio cholerae m isalnya, t erdiri dari dua biot ipe yait u V. cholerae biot ipe cholerae ( klasik) dan V cholerae biot ipe El- Tor. Penggolongan ini didasarkan pada k em am puan m asing- m asing k elom pok dalam m engaglut inasi dan m eghidrolisis sel darah m erah. Kedua kelom pok ini m em iliki t ingkat vir ulen yang ber beda.

3 .Ph a ge Ty pin g

Penggolongan ini didasarkan pada k et ahanan bak t eri t ert ent u t erhadap bak t eriofag ( bact eriphage at au phage) . S. ent erit idis yang sering t erlibat dalam kasus keracunan t elur y ang diduga t erkont am inasi sej ak di dalam ovary ayam .

4 . Pla sm id Pr ofile

Plasm id sering k ali m enj adi fak t or v irulen pent ing dari m ik roba pat ogen sepert i prot ein m em bran t erluar at au t oksin. Oleh karena it u kadang- kadang dilakukan analisa t erhadap plasm id pat ogen. Analisi plasm id bisa berupa peney = t uan ukurannya ( dengan gel elekt roforesis) at aupunpola pot ongan DNA- nya set elah dipot ong oleh enzim endonuk lease rest rik si.

Gambar

Tabel 1 . Gejala dom inan pada kejadian keracunan
Tabel 2 . Angka keracunan pada m akanan tertentu

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya tahapan evaluasi penawaran oleh Kelompok Kerja (POKJA) Konstruksi 1 Dinas Pekerjaan Umum pada Peningkatan dan Rehabilitasi Jalan Paket 1

GREECE From the Central Committee of the Communist Party of Greece Greek communists especially respect the SACP as a Party faithful to the principles of Marxism-Leninism, which is

Results Human resources The human resources available for eye care and cataract surgery in 2006 in the indigent population of South Africa are far below the number recommended for the

7 SAMJ and comparable sensitivity and specificity with NFS, the use of APRI is proposed as part of a simple, user-friendly and reliable algorithm to predict advanced fibrosis in

Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah bagaimana pandangan Murtadha Muthahhari tentang hijab, dan bagaimana implikasi hijab menurut Murtadha Muthahhari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang mengguna kan media alat peraga “Kotak Geser” dan kelas yang tidak

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Iman Teguh Putra Manurung: Analisis manajemen aliran kas pada CV... Iman Teguh Putra Manurung: Analisis manajemen aliran kas

PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, 2004... UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Masniati Nasution: Analisa Manajemen Piutang pada PT... Masniati Nasution: Analisa Manajemen Piutang

Sofia Ratna Sari Harahap: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penjualan Obat Sanbe (Studi Kasus..., 2002... Sofia Ratna Sari Harahap: Analisis Faktor-Faktor yang