METODE PEMBELAJARAN INKUIRIPADA SISWA KELAS VSDN 2KRESNOWIDODO
KABUPATEN PESAWARAN
ILZAM FANANI
Berdasarkan hasil observasi awal di Sekolah Dasar Negeri 2 Kresnowidodo hasil belajar tematiksiswa kelas V masih dibawah KKM yang ditentukan yakni 66. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkanhasil belajar tematik pada siswa kelas V dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri.
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar observasi kinerja guru dan hasil belajar siswa pada setiap siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran inkuiri
dapat meningkatkan hasil belajar tematik. Hal ini ditunjukkan data dimana pada siklus Isecara klasikal ketuntasan hasil belajar sebesar 50% dan siklus II ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 86%.
Kesimpulan penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pembelajaran
inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar tematik pada siswa kelas V SDN2 Kresnowidodo Kabupaten Pesawaran.
Oleh
ILZAM FANANI
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Penulis dilahirkan di Branti Raya pada tanggal 24 Juli
1987, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari
pasangan Bapak Suwarji Ramli dan Ibu Muti’ah.
Pendidikan sekolah dasar SD Negeri 2 Branti Raya
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan pada
tahun 2000. Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) di SMP Negeri 1 NatarKabupaten
Lampung Selatan tahun 2003, dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di
SMANegeri 1 Natar Lampung Selatan tahun 2006 dan perguruan tinggi Diploma
II di Universitas Lampung UPP Tanjung Karang tahun 2008.
Pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswa program studi PGSD guru
dalam jabatan di FKIP UNILA. Saat ini penulis mengajar di SDN 2
Kresnowidodo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran sejak tahun 2009
Puji syukur saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Bapak, ibu, istri serta adik-adik ku tercinta yang selalu memberikan do’a dan
dukungannya.
2. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu memberi semangat dan
Kesuksesan akan diraih dengan terus belajar
Pendidikan bukan hanya untuk yang muda tetapi untuk semua
umur
Rahasia keberhasilan adalah kerja keras dan belajar dari
kegagalan
Pengalaman dan kegagalan akan membuat orang menjadi
lebih bijak
Selama ada keyakinan, semua akan menjadi mungkin
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan laporan penelitianini dengan baik dan lancar. Penelitian
ini berjudul ”Meningkatkan hasil belajar tematik melalui metode
pembelajaraninkuiri pada siswa Kelas V SDN 2 Kresnowidodo Kabupaten
Pesawaran”.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini, antara lain kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan tanda tangannya.
2. Dr. Riswanti Rini, M.Si., sebagai Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan tanda tangannya.
3. Dr. Darsono, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi
S1 PGSD dalam Jabatan yang telah memberikan tanda tangannya.
4. Drs. Mugiadi, M.Pd.,sebagai dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini
yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dengan kesabaran.
5. Dra. Nelly Astuti, M.Pd., sebagai dosen pembahas yang telah memberikan
banyak saran dan masukan dalam penyempurnaan daripenulisan penelitian ini.
6. Bapak dan Ibu dosen selaku tim pengajar dalam pelaksanaan Program S1
PGSD dalam Jabatan yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan
selama penulis menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
selesainya tugas akhir ini.
8. Keluargaku yang kusayangi atas segala dukungan, doa,sertakasih sayang
dalam perjalanan hidup dan pendidikanku.
9. Teman-teman peserta Program S1 PGSD Dalam Jabatan yang telah banyak
memberikan semangat dan bantuan serta jalinan persaudaraan.
10.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan laporan
penelitian ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.
Penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi kemajuan karya
lainnya di masa yang akan datang. Semoga penulisan penelitian ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bandar Lampung, Mei 2015
Halaman A.Pembelajaran Tematik... 7
1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu ... 7
2. Pendekatan Saintifik ... 9
B. Teori Belajar yang Mendasari Metode Inkuiri ... 10
1. Pengertian Metode Inkuiri ... 10
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri ... 12
3. Jenis-jenis Metode Pembelajaran Inkuiri ... 13
4. Langkah-langkah Metode Inkuiri ... 15
C. Hasil Belajar ... 16
1. Pengertian Hasil Belajar ... 16
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar ... 18
3. Penilaian Autentik ... 19
D. Matematika ... 24
1. Pengertian Matematika ... 24
E. Hipotesis ... 26
BAB III METODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian... 27
B.Setting Penelitian ... 28
C.Data Penelitian ... 28
D.Rencana Tindakan ... 29
E.Teknik Pengumpulan Data ... 30
F. Instrumen Penelitian ... 31
G.Teknik Analisis Data ... 36
H. Teknik Analisis Data Kualitatif ... 37
I. Teknik Analisis Data Kuantitatif... 39
J. Prosedur Penelitian ... 41
b. PelaksanaanPertemuan I Tindakan I ... 52
c. Observasi Pertemuan I Tindakan I ... 54
1) Observasi Kinerja Guru Pertemuan I ... 54
2) Observasi Hasil Belajar Pertemuan I ... 55
a) Hasil Penilaian Sikap Siswa Pertemuan I ... 55
b) Hasil Penilaian Keterampilan Pertemuan I ... 56
c) Hasil Penilaian Kognitif Pertemuan I ... 57
d. Refleksi Tindakan I ... 58
Pertemuan II (Tindakan II) ... 59
a. Perencanaan Pertemuan II Tindakan II ... 59
b. Pelaksanaan Pertemuan II Tindakan II ... 61
c. Observasi Pertemuan II Tindakan II ... 64
1) Observasi Kinerja Guru Pertemuan II ... 64
2) Observasi Hasil Belajar Pertemuan II ... 66
a) Hasil Penilaian Sikap Siswa Pertemuan II ... 66
b) Hasil Penilaian Keterampilan Pertemuan II ... 68
c) Hasil Penilaian Kognitif Pertemuan II ... 70
d. Refleksi Tindakan II ... 72
2. Siklus II ... 73
Pertemuan I (Tindakan I) ... 73
a. Perencanaan Pertemuan I Tindakan I ... 73
b. Pelaksanaan Pertemuan I Tindakan I ... 75
c. Observasi Pertemuan I Tindakan I ... 78
1) Observasi Kinerja Guru Pertemuan I ... 78
2) Observasi Hasil Belajar Pertemuan I ... 79
a) Hasil Penilaian Sikap Siswa Pertemuan I ... 79
b) Hasil Penilaian Keterampilan Pertemuan I ... 80
c) Hasil Penilaian Kognitif Pertemuan I ... 81
d. Refleksi Tindakan I ... 82
Pertemuan II (Tindakan II) ... 83
a. Perencanaan Pertemuan II Tindakan II ... 83
b. Pelaksanaan Pertemuan II Tindakan II ... 85
c. Observasi Pertemuan II Tindakan II ... 88
1) Observasi Kinerja Guru Pertemuan II ... 88
2) Observasi Hasil Belajar Pertemuan II ... 91
a) Hasil Penilaian Sikap Siswa Pertemuan II ... 91
b) Hasil Penilaian Keterampilan Pertemuan II ... 93
c) Hasil Penilaian Kognitif Pertemuan II ... 95
1. Hasil evaluasi kelas V smester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 3
2. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru... 31
3. Instrumen Penilaian Kinerja Guru ... 31
4. Pedoman Penskoran Kinerja Guru ... 33
5. Instrumen Sikap Siswa ... 34
6. Rubrik Sikap Siswa ... 34
7. Instrumen Keterampilan Siswa ... 35
8. Rubrik Keterampilan Siswa ... 35
9. Konversi Nilai Kinerja Guru ... 38
10. Kategori Penilaian Hasil Belajar Siswa Kompetensi Keterampilan ... 39
11. Predikat Nilai Kognitif Siswa ... 40
12. Hasil Instrument Penilaian Kinerja GuruSiklus I Pertemuan I ... 54
13. Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus IPertemuan I ... 55
14. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus IPertemuan I ... 56
15. Hasil Belajar Kognitif SiswaSiklus IPertemuan I ... 58
16. Hasil Instrument Penilaian Kinerja GuruSiklus I Pertemuan II ... 64
17. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus I ... 65
18. Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus I Pertemuan II ... 66
19. Hasil Penilaian Sikap SiswaSiklus I ... 67
20. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus I Pertemuan II ... 68
21. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus I ... 69
22. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I Pertemuan II ... 70
23. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I ... 71
24. Hasil Instrument Penilaian Kinerja GuruSiklus II Pertemuan I ... 79
25. Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus II Pertemuan I ... 80
26. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus II Pertemuan I ... 81
27. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II Pertemuan I ... 82
28. Hasil Instrument Penilaian Kinerja GuruSiklus II Pertemuan II ... 89
29. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus II ... 89
30. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II ... 90
31. Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus II Pertemuan II ... 91
32. Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus II ... 92
33. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus II Pertemuan II ... 93
34. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus II ... 94
35. Hasil Belajar Kognitif Siswa Pertemuan II ... 95
36. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II ... 96
37. Hasil Rata-rata Belajar Kognitif Siswa Siklus II ... 97
38.Rekapitulasi Skor Pengamatan Kinerja Guru ... 99
39. Rekapitulasi Penilaian Sikap Siswa ... 101
40. Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Siswa ... 102
Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ... 137
2. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 142
3. Lampiran Penilaian Siklus I Pertemuan 1 ... 143
4. Lembar Kunci Jawaban Siklus I Pertemuan 1 ... 144
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ... 145
6. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 150
7. Lampiran Penilaian Siklus I Pertemuan 2 ... 151
8. Lembar Kunci Jawaban Siklus I Pertemuan 2 ... 152
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ... 153
10. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 159
11. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 160
12. Lampiran Penilaian Siklus II Pertemuan 1 ... 161
13. Lembar Kunci Jawaban Siklus II Pertemuan 1 ... 162
14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ... 163
15. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 169
16. Lampiran Penilaian Siklus II Pertemuan 2 ... 170
Halaman
1.Alur PelaksanaanTindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas... 29
2.Grafik Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II ... 100
3. Grafik Penilaian Sikap Siswa ... 101
4. Grafik Keterampilan Siswa ... 103
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis
dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan
perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada
semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan
masa depan.
Menurut Astrid, 2013 guru merupakan faktor penentu pertama yang menentukan keberhasilan pembelajaran di dalam kurikulum 2013 yaitu kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) dengan kurikulum dan buku teks. Persiapan diri guru menjadi hal yang sangat penting karena guru akan mengemban amanah pembelajaran yang bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempersentasikan), terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pelajaran.
Seiring dengan berkembangnya pendidikan dan perubahan kurikulum di Indonesia maka pedoman standar nasional pendidikan telah mengalami perubahan, jika sebelumnya berdasarkan No.19 Tahun 2005 masa sekarang No.32 tahun 2013 dengan tujuan tercapainya pendidikan nasional dan sesuai dengan Peraturan Perundangan tersebut berhubungan dengan standar proses yang menyatakan guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran. Hal ini selaras juga dengan perubahan standar proses yang terkandung di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.41 Tahun 2007 yang telah mengalami perubahan menjadi Permendiknas No.65 tahun 2013 yang disesuaikan dengan Kurikulum 2013. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
E. Mulyasa, 2008 mengatakan Standar Nasional Pendidikan tersebut meliputi : standar isi; standar proses ; standar kompetensi kelulusan; standar tenaga kependidikan; standar sarana dan prasarana; standar pengelolaan; standar pembiayaan; dan standar penilaian. Dalam hal pengembangan kurikulum, Standar Isi (SI) dan Standar kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005, Pasal 20 dinyatakan bahwa“ perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar “.Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan guru dalam menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan bimbingan, melaksanakan pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik. Kegiatan bimbingan adalah kegiatan guru dalam menyusun rencana bimbingan , melaksanakan bimbingan, mengevaluasi proses dan hasil bimbingan, serta melakukan perbaikan tindak lanjut bimbingan dengan memanfaatkan hasil evaluasi (Permenpan 16 pasal 1, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di SD Negeri 2 Kresnowidodo
Kabupaten Pesawaran20 Oktober 2014 semester 1 tahun pelajaran 2014/2015
66. Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan guru masih
konvensional, guru hanya menggunakan ceramah. Selain itu siswa jarang
diberi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan di sekitar
yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran secara nyata dan
menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran yang berlangsung setiap harinya,
guru juga kurang mampu mengelola kelas dengan baik,kegiatan belajar
mengajar guru jarang menggunakan alat peraga, dan guru juga belum pernah
menggunakan metode inkuiri.Hal inilah yang diduga menyebabkan lemahnya
siswa dalam memahami konsep-konsep dasar pembelajaran tematik, hal ini
bisa dilihat dari hasil belajar yang rendah.
Tabel 1.1
Hasil Evaluasi BelajarKelas V Smester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015 SD Negeri 2 Kresnowidodo Kab Pesawaran
Melihat kenyataan tersebut di atas, penulis memandang perlu diadakan langkah
perbaikan demi mengupayakan peningkatan hasil belajar siswa kelas V dengan
memanfaatkan metode pengajaran yang lebih menarik bagi siswa, dari
beberapa metode yang menarik untuk di kaji diantaranya adalah metode
pembelajaran inkuiri, karena merupakan langkah ilmiah yang dapat di
kolaborasikan dengan kurikulum 2013 yang di dalamnya terdapat pendekatan
scientific. Untuk itu penulis mencoba mengambil langkah penelitian dengan
judul ”Meningkatkan hasil belajar tematikmelalui metode pembelajaran Inkuiri
padasiswa kelas V SDN 2 Kresnowidodo Kabupaten Pesawaran”.
B.Identifikasi Masalah
Hasil perolehan nilai siswa dalam pembelajaran tematik dalam kenyatannya
masih ada yang belum memenuhi standar. Berdasarkan pengalaman penulis di
SD Negeri 2 Kresnowidodo Kabupaten Pesawaran semester satu tahun
pelajaran 2014/2015 hal ini disebabkan oleh :
1. Teknik pembelajaranguru yang masih konvensional.
2. Guru hanya menggunakan ceramah.
3. Siswa jarang diberi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan
lingkungan di sekitar yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran
secara nyata dan menyenangkan.
4. Guru kurang mampu mengelola kelas dengan baik.
5. Guru jarang menggunakan alat peraga.
7. Hasil belajar siswa masih rendah
C.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :BagaimanakahMetode
PembelajaranInkuiri dapat meningkatkan hasilbelajartematikpada siswa kelas
V SDN 2 KresnowidodoKabupaten Pesawaran?
D.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : Untuk meningkatkanhasil belajartematikmelalui
metode inkuiri pada siswa kelas V SDNegeri2 KresnowidodoKabupaten
Pesawaran.
E.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain adalah :
1. Bagi siswa
Dapat meningkatkan keberanian siswa bertanya, menjawab, dan
mengemukakan pendapat, makna pembelajaran bagi siswa, dan
meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
2. Bagi Guru
Penelitian ini menjadi pengalaman, sebagai maasukan sekaligus sebagai
pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan guru dalam
mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang profesional.
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi SDN 2 Kresnowidodo Kabupaten Pesawaran
untuk lebih meningkatkan kegiatan belajar mengajar di sekolah melalui
kelengkapan sarana sekolah dan lainnya untuk peningkatan hasil belajar
siswa.
4. Bagi Penulis
Dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
penelitian, untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh dan berlatih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) menggunakan model
pembelajaran tematik terpadu. Model pembelajaran ini berangkat dari
pendekatan tematis sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran.
Tema yang dibuat dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata
pelajaran tertentu maupun antar mata pelajaran.
Menurut Poerwadarminta (1983), Pembelajaran Tematik Terpadu adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengajarkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna pada siswa, tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang
menjadi pokok pembicaraan.
Sedangkan menurut Ahamanani Fauzan (2014), Pembelajaran Tematik
Terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema.
Pembelajaran tematikdiyakini sebagai salah satu model pembelajaran yang
efektif karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi
emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau di lingkungan
sekolah. Premis utama pembelajaran tematik adalah bahwa peserta didik
menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat
mengkonseptualisasi dan mensintesis.
Pembelajaran tematik memiliki perbedaan kualitatif dengan model
pembelajaran lain. Pembelajaran tematik sifatnya memandu peserta didik
mencapai kemampuan berfikir tingkat tinggi atau keterampilan berfikir
dengan mengoptimalisasi kecerdasan ganda, sebuah proses inovatif bagi
pengembangan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Pembelajaran tematik berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi
peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang
tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena
materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata dan bermakna bagi
peserta didik.
Menurut Gultom Syawal (2014:16), Ciri – cirri pembelajaran tematik yaitu berpusat pada anak, memberikan pengalaman langsung pada anak, pemisahan antarmuatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan), menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran, bersifat luwes, dan hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Kegiatan pembelajaran akan bermakna jika dilakukan dalam lingkungan
yang nyaman dan memberikan rasa aman, bersifat individual dan
kontekstual, anak mengalami langsung yang dipelajarinya, hal ini akan
diperoleh melalui pembelajaran tematik. Pembelajaran yang menggunakan
pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema berperan sebagai
pemersatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan beberapa muatan
pelajaran sekaligus. Adapun muatan pelajaran yang dipadukan adalah
muatan pelajaran PKn, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Matematika, Seni
Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Gultom Syawal (2014 : 17) mengatakan Pembelajaran tematik melalui beberapa tahapan yaitu pertama guru harus mengacu pada tema sebagai pemersatu berbagai muatan pelajaran untuk satu tahun. Kedua guru melakukan analisis Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan membuat indikator dengan tetap memperhatikan muatan materi dari Standar isi. Ketiga membuat hubungan pemetaan antara kompetensi dasar dan indikator dengan tema. Keempat membuat jaringan KD, indikator. Kelima menyusun silabus tematik dan keenam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menerapkan pendekatan saintifik.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
tematik terpadu sengaja dirancang untuk meningkatkan kemampuan
berfikir tingkat tinggi dan memudahkan cara belajar siswa, karena dalam
pembelajarannya menerapkan kegiatan sehari-hari dan nyata yang di alami
oleh peserta didik.
2. Pendekatan Saintifik
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik
kesimpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang
fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara
keseluruhan. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas
suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru,
atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Gultom Syawal (2014 : 16) mengatakan untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis.
Melihat dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan yang sangat di anjurkan
pada pembelajaran tematik yang mengedepankan proses ilmiah dan
mengacu pada kurikulum 2013, karena di dalamnya terdapat proses
mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan.
B. Teori Belajar yang Mendasari Metode Inkuiri 1. Pengertian Metode Inkuiri
pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah. Siswa
betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam
Metode inkuiri didefinisikan oleh Sund dan Trowbridge, 1973 dalam (E. Mulyasa, 2008:109) sebagai pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri, dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
Dahar (1988) dalam (E. Mulyasa, 2008) mendefinisikan metode inkuiri
sebagai pengajaran dimana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan. Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.
Menurut (Trowbridge, 1990)dalam ( E. Mulyasa, 2008) menyatakan
bahwa metode inkuiri adalah metode proses pengajaran yang berdasarkan
atas teori belajar dan perilaku. Inkuirimerupakan suatu cara mengajar
murid-murid bagaimana belajar dengan menggunakan keterampilan,
proses, sikap, dan pengetahuan berfikir rasional.
Sementara itu, Trowbridge (1990) dalam (Putrayasa, 2001) menjelaskan
metode inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki
masalah-masalah, merupakan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data,
dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut.
Hal senada dikatakan oleh Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inkuiri
adalah suatu perluasan proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses discovery, inkuiri
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri
merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan
masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi,
dalam metode inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk
memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian,
siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti,
tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri
kelebihan metode inkuiri ini menurut Roestiyah (1998) adalah :
1. Siswa akan dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.
2. Penggunaan metode inkuiri pada pembelajarn tematik ini akan menimbulkan ketertarikan siswa pada materi, mengusir kebosanan dan menghilangkan monotonitas kelas yang biasanya didominasi oleh peran guru saja
3. Memicu tumbuhnya sikap siswa yang seperti para ilmuwan sains yaitu teliti, tekun, ulet, objektif, jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.
Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses
discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa (kompleks).
Sebagai tambahan pada proses discovery (menemukan), sehingga ada
1. Inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya,
misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan
eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data
2. Apabila dalam penerapannya tidak disertai dengan persiapan yang
matang akan menimbulkan kesulitan pada siswa.
3. Jenis-jenis Metode Pembelajaran Inkuiri 1. Inkuiri Terbimbing
Menurut Wartono 1999, Dalam proses belajar mengajar dengan metode
inkuiri terbimbing, siswa dituntut untukmenemukan konsep melalui
petunjuk-petunjuk seperlunya dari seorang guru, Petunjuk- petunjuk itu
pada umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing.
Selain pertanyaan-pertanyaan, guru juga dapat memberikan
penjelasan-penjelasanseperlunya pada saat siswa akan melakukan percobaan, misalnya
penjelasantentang cara-cara melakukan percobaan. Metode inkuiri
terbimbing biasanya digunakan bagisiswa-siswa yang belum
berpengalaman belajar dengan menggunakan metode inkuiri, Padatahap
permulaan diberikan lebih banyak bimbingan, sedikit demi sedikit
bimbingan itu dikurangi
2. Inkuiri Bebas
(Wartono 1999) Metode ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekataninkuiri, Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan, Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki,menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
3. Inkuiri Bebas Modifikasi
(Wartono 1999) Metode ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua strategi inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas, Meskipun begitu permasalahanyang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau mempedomi dan acuan kurikulum yang telah ada, Artinya, dalam metode ini siswa tidak dapat memilih ataumenentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar denganmetode ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidakterstruktur.
Di dalam perkembangannya, ternyata metode pembelajaran inkuiri
mempunyai peranan yang penting terhadap pendidikan di sekolah baik
untuk guru maupun siswa karena metode pembelajaran inkuiri menitik
beratkan kepada keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran sedangkan
guru berperan sebagai fasilitator dan motivator di dalam proses
pembelajaran, dengan demikian penulis menerapkan metode Inkuiri
4. Langkah-langkah Metode Inkuiri
Di dalam perkembangannya, ternyata metode pembelajaran inkuiri
mempunyai peranan yang penting terhadap pendidikan di sekolah baik
untuk guru maupun siswa karena metode pembelajaran inkuiri menitik
beratkan kepada keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran sedangkan
guru berperan sebagai fasilitator dan motivator di dalam proses
pembelajaran, dan tidak menjadikannya guru sebagai satu-satunya sumber
belajar.
MenurutSyaefudin Udin (2008: 169) mengemukakan bahwa metode inkuiri
merupakan metode yang dipergunakan dalam proses pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Tindakan guru bukan memberikan materi pembelajaran untuk dihafalkan, melainkan merancang pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Belajar merupakan proses mental seseorang menuju perkembangan intelektual, mental emosional, dan kemampuan individu yang utuh.
MenurutSyaefudin Udin (2008: 169) langkah-langkah sistematis dalam
metode inkuiri adalah (1) merumuskan masalah, (2) mengajukan hipotesis,
(3) mengumpulkan data, (4) menguji hipotesis berdasarkan data yang
dikumpulkan, (5) membuat kesimpulan.
kegiatan yaitu (1) Mengajukan pernyataan-pertanyaan, (2) Merumuskan masalah yang ditemukan, (3) Merumuskan hipotesis, (4) Merancang dan melakukan eksperimen, (5) Mengumpulkan dan menganalisis data, (6) Menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah yaitu objektif, jujur, rasa ingin tahu, terbuka, berkemanuan dan tanggung jawab.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
metode Inkuirimerupakan suatu metode belajar berdasarkan pencarian dan
penemuan melelui proses berfikir sistematis dengan langkah-langkah yang
telah di tentukan sebelumnya, hal ini dapat memudahkan kegiatan belajar
yang akan dilakukan oleh guru dan siswa.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Fontanadalam Winataputra, 2008:2, Learning(belajar)
mengandung pengertian proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku
individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga
dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) menyebutkan hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evluasi
pengajaran dari puncak proses belajar.Sudjana Nana (2009: 3)
mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan, maka perlu diadakan tes hasil belajar.
Menurut pendapat Winata Putra dan Rosita (2009; 191) tes hasil belajar
adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk
menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar
atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan. Adapun
dasar-dasar penyusunan tes hasil belajar adalah sebagai berikut :
a) Tes hasil belajar harus dapat mengukur apa-apa yang dipelajari dalam
proses pembelajaran sesuai dengan tujuan intruksional yang tercantum
dalam kurikulum yang berlaku.
b) Tes hasil belajar disusun sedemikian sehingga benar-benar mewakili
bahan yang telah dipelajari
c) Bentuk pertanyaan tes hasil belajar hendaknya disesuaikan dengan
aspek-aspek tingkat belajar yang diharapkan.
d) Tes hasil belajar hendaknya dapat digunakan untuk memperbaiki proses
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia
menerima pengalaman pembelajaran. Sejumlah pengalaman yang diperoleh
peserta didik mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil
belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran karena
akan memberikan sebuah informasi kepada guru tentang kemajuan peserta
didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui proses
kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya setelah mendapat informasi
tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta
didik lebih lanjut baik untuk individu maupun kelompok belajar.
Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Munadi
(2008:24) antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal :
a) Faktor Internal
1) Faktor Fisiologis
Secara umum fisiologis seperti kesehatan yang prima tidak dalam
keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan
sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam
menerima materi pelajaran.
2) Faktor Psikologis
Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki
kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut
meliputi intlegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi,
kognitif dan daya nalar peserta didik.
b) Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Faktr lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor
lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan social.
Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar
pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan
sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran
pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan
yang cukup untuk bernafas lega.
2) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan.
Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
3. Penilaian Autentik
a. Pengertian Penilaian Autentik
Hymes dalam Gultom Syawal, 2014:33, Penilaian autentik adalah suatu
istilah/terminology yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode
kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan
masalah.
Hymes 1991 dalam E.Mulyasa 2007 mengatakan Penilaian autentik
adakalanya disebut penilaian respontif, suatu metode yang sangat popular untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang miliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian
autentik dapat juga diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umunya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran.
Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang
menggunakan standar tes berbasis, norma, pilihan ganda, benar-salah,
menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Tentu saja, pola
penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena
memang bisa digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik.
Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar,
kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta
keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari
proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagai pemahaman
tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan
berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus
mereka lakukan.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik
metode yang di pakai oleh guru, penilaian ini memungkinkan siswa
untuk mendemonstrasikan kemampuannya menyelesaikan tugas-tugas.
b. Penilaian Autentik dan Belajar Autentik
Menurut Ormiston dalam(Kemendiknas, 2013:35), belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh pesert didik dikaitkan dengan realitas di luar sekolah atau kehidupan pada umumnya. Penilaian semacam ini cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual bagi peserta didik, yang memungkinkan mereka secara nyata menunjukkan kompetensi atau keterampilan yang dimilikinya.
Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama,
pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan
dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat
kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan
yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang
digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.
Dengan demikian, penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk
menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil
akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda. Kontruksi sikp,
keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di
mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif.
Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna
c. Jenis-jenis Penilaian Autentik
Penilaian Sikap
Menurut Gultom Syawal (2014 : 35) Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi , penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal. Penilaian sikap ini bukan merupakan penilaian yang terpisah dan berdiri sendiri, namun penilaian yang pelaksanaannya terintegrasi (mengacu kepada pemahaman bahwa pengembangan dan penilaian KI1 dan KI2 dititipkan melalui kegiatan yang didesain untuk mencapai KI3 dan KI4)
1) Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format
observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
2) Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk melakukan refleksi diri/perenungan dan mengemukakan
kelebihan dan kekurangan dirinya.
3) Penilaian Antar Teman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku
keseharian peserta didik.
4) Jurnal Catatan Guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku.
Penilaian Pengetahuan
Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut ini :
1) Tes Tulis
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik
mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan,
menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan
sebagainya atas materi yang sudah dipelajari.
2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan guru secara ucap
sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara
ucap juga sehingga menimbulkan keberanian.
3) Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan pendidik yang dapat
berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok.
Penilaian Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut :
1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa
yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan.
2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas
yang harus diselesaikan oleh peserta didik.
3) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu.
D. Matematika
1. Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang
mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti
mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang
berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata
mathematikeberhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama,
yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi,
berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu
pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Menurut
Russeffendi ET, 2006:93, Matematika lebih menekankan kegiatan
eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena
pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran.
Menurut Russefendi ET (2006:260) Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.
James dan James (Suherman Erman, 2001), mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah 13 yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Namun ada pula kelompok lain yang beranggapan bahwa matematika adalah ilmu yang dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Ilmu adalah untuk ilmu, dan matematika adalah ilmu yang dikembangkan untuk kepentingan sendiri. Matematika adalah ilmu tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak, dan ketat.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
akurat, representasinya dengan lambang-lambang atau simbol dan
memiliki arti serta dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka yang diuraikan, maka dapat ditarik
kesimpulan hipotesis penelitian tindakan kelas adalah jika
pembelajarantematik dilaksanakan dengan metode inkuiridengan
langkah-langkah yang tepat makadapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan classroom action
research. Dalam penelitian ini, penulis berkolaborasi dengan guru dalam
memecahkan persoalan di kelasnya dan juga berupaya meningkatkan hasil
belajar siswa. Pengertian PTK menurut Carr dan Kemmis dalam Wardhani
(2007:1.4) merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan
refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat
didalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai
aspek.
Penelitian yang digunakan berbentuk siklus, dimana siklus ini tidak hanya
berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tujuan pembelajaran di kelas
tercapai. Menurut Kurt Lewin dalam Aqib (2006: 21) menyatakan bahwa
dalam satu siklus terdiri atas empat langkah, yaitu: (1) perencanaan, (2) aksi,
(3) observasi dan (4) refleksi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peneltian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas guna
Pada pelaksanaannya, PTK bersifat tentatif (menyesuaikan) yaitu penelitian
ini berhenti ketika perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.
B. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas V
SDN 2 KresnowidodoKabupaten Pesawaran dengan jumlah siswa 14 anak
yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Kresnowidodo Kecamatan
TeginenengKabupaten Pesawaran. Sekolah ini merupakan tempat tugas
penulis.
3. Waktu Penelitian
Penelitiandilaksanakan pada semester genapTahun Pelajaran 2014/2015,
selama 1 bulan yaitu pada bulan januari.
C.Data Penelitian
Data penelitian yaitu data kualitatif berupa hasil observasi terhadap kinerja
guru, sikap dan keterampilan siswadan data kuantitatif berupa nilai
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri
dari empat tahap yaitu: perencanaan, implementasi (tindakan), observasi dan
refleksi. (Depdiknas, 2004)
Rencana pelaksanaan penelitian dapat dilihat dari yang digambarkan sebagai
berikut:
IDENTIFIKASI MASALAH
PERENCANAAN TINDAKAN SIKLUS I OBSERVASI REFLEKSI
SIKLUS I SIKLUS I SIKLUS I SIKLUS I
REFLEKSI OBSERVASI TINDAKAN PERENCANAAN
SIKLUS II SIKLUS II SIKLUS II SIKLUS II
E.Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh melalui tes dan pengamatan (observasi).
1. Tes
Seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang di tes, dan
berdasarkan hasil pelaksanaan tugas-tugas tersebut, akan dapat ditarik
kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut (Poerwati, dkk,
2008). Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan
datanilai siswa guna mengetahui hasil belajar pada siswa kelas V SD
Negeri 2 Kresnowidodo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran.
2. Non Tes
Teknik nontes dapat dilakukan melalui observasi (Poerwati, dkk, 2008).
Secara sederhana, observasi dapat diartikan sebagai prosedur yang
sistematis dan baku untuk memperoleh data. Observasi digunakan untuk
mengumpulkan data tentang kinerja guru, keterampilan, dan sikap siswa.
dengan menggunakan metode inkuiri pembelajaran di kelas akan lebih
efisien, apa pengaruhnya serta bagaimana pembelajaran yang akan
dilakukan. Observasi dilakukan oleh observer terhadap sikap, keterampilan
F. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang akurat peneliti menggunakan instrumen
penelitian. Untuk mempermudah penelitian penulis menggunakan alat bantu
pengumpul data antara lain :
1. Tes yang digunakan adalah tes obyektif tertulis untuk mengukur hasil
belajar siswa.
2. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti untuk mengamati kinerja
guru, sikap dan keterampilan siswa.
Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru
Tabel 3.2. Instrumen Penilaian Kinerja Guru
Aspek yang diamati Skor
Kegiatan pendahuluan
No Indikator Kinerja Guru Berkenaan dengan Pendekatan Inkuiri dan Scientific
1 Memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan melalui kegiatan mengamati
2 Mengarahkan siswa untuk menemukan pengetahuan awal melalui proses menalar
3 Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi/eksperimen
4
Mengarahkan siswa untuk merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan menyimpulkan hasil eksperimen
5 Mengarahkan siswa untuk bertanya berdasarkan kegiatan mengamati dan menalar
Aspek yang diamati Skor
Apersepsi dan motivasi
1. Mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya 6. Menyampaikan rencana kegiatan, misalnya individual, kerja
kelompok, dan melakukan observasi
1 2 3 4 5
Kegiatan Inti
Penguasaan Materi Pelajaran
1. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran
1 2 3 4 5
2. Kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan iptek, dan kehidupan nyata
1 2 3 4 5
3. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat 1 2 3 4 5 4. Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari
konkret ke abstrak)
1 2 3 4 5
Penerapan metode pembelajaran inkuiri dan Scientific
1. Memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan melalui kegiatan mengamati
1 2 3 4 5
2. Mengarahkan siswa untuk menemukan pengetahuan awal melalui proses menalar
1 2 3 4 5
3. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi/eksperimen
1 2 3 4 5
4 Mengarahkan siswa untuk merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan menyimpulkan hasil eksperimen
1 2 3 4 5
5 Mengarahkan siswa untuk bertanya berdasarkan kegiatan mengamati dan menalar
1 2 3 4 5
6 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 5 7 Melakukan penilaian secara autentik 1 2 3 4 5 Pemanfaatan Sumber Belajar / Media dalam pembelajaran
1. Menunjukan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar 1 2 3 4 5 2. Menunjukan keterampilan dalam penggunaan media
pembelajaran
1 2 3 4 5
3. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5 4. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar
pembelajaran
1 2 3 4 5
5. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran
1 2 3 4 5
Aspek yang diamati Skor 5. Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam
belajar
1 2 3 4 5
Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 1 2 3 4 5 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 3 4 5 Kegiatan Penutup
1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa
1 2 3 4 5
2. Memberikan tes tertulis 1 2 3 4 5 3. Mengoreksi dan mengumpulkan hasil kerja 1 2 3 4 5 4. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan
kegiatan berikutnya dan tugas di rumah.
1 2 3 4 5
( Adaptasi dari Poerwanti, 2009: 7.8)
Tabel 3.3.Pedoman Penskoran Kinerja Guru
Skor Kategori Indikator
dengan tiga kesalahan
2 Kurang Aspek yang diamati dilaksanakan oleh guru dengan kurang baik, guru melakukan lebih dari lima kesalahan 1 Sangatkurang Aspek yang diamati tidak dilaksanakan
oleh guru
Tabel 3.4. Instrumen Sikap Siswa
No Kriteri Yang Diamati
1. Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok 2. Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok 3. Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok 4. Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok 5. Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain
Tabel 3.5. Rubrik Sikap Siswa
No Kriteria Skor
Selalu Tampak Sering Tampak Mulai Tampak
Selalu Tampak Sering Tampak Mulai Tampak
Selalu Tampak Sering Tampak Mulai Tampak
Selalu Tampak Sering Tampak Mulai Tampak
Selalu Tampak Sering Tampak Mulai Tampak
lain
(Sumber : Kemendikbud, 2013)
Tabel 3.6. Instrumen Keterampilan Siswa
No Kriteri Yang Diamati
1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Deskripsi pengamatan
3. Menafsirkan peristiwayang akan terjadi 4. Melakukan praktik
5. Mempresentasikan hasil praktik
Tabel 3.7. Rubrik Keterampilan Siswa
secara
Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang
dibuat, mulai dari tahap persiapan, proses sampai hasil pekerjaan atau
pembelajaran, dalam arti apakah kegiatan beserta langkah-langkahnya dengan
analisis terhadap kegiatan pembelajaran, analisis dilakukan untuk
memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya
1. Mengumpulkan semua data dari hasil pengamatan selama siklus I, baik
data kuantitatif maupun kualitatif.
2. Menganalisa data dengan membuat tabulasi dan presentase, serta disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik.
3. Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil
pengolahan data dengan indikator keberhasilan antara hasil tes siklus I dan
siklus II.
H. Teknik Analisis Data Kualitatif
a. Kinerja guru
Tingkat pencapaian kinerja guru dapat diperoleh dengan rumus:
NA = ��
�� 100 %
Keterangan:
NA = Nilai aktivitas yang dicari atau diharapkan
JS = Jumlah skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati
100 = Bilangan tetap
Diadopsi dari Aqib dkk. (2009: 41)
Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori keberhasilan guru sebagai
Tabel 3.8. Konversi Nilai Kinerja Guru
Nilai Kategori
90 ≤ nilai ≤ 100 Sangat Baik
75 ≤ nilai < 90 Baik
60 ≤ nilai < 75 Cukup Baik
20 ≤ nilai < 60 Kurang nilai < 20 Sangat kurang (sumber: Kemendikbud, 2013: 313)
b. Hasil penilaian sikap siswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
� ℎ
� 4 = ℎ�
Contoh :
Skor yang diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor
akhir:
14
20 4 = 2,8
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilaiadalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
c. Hasil Belajar Siswa Kompetensi Keterampilan
Keterangan:
NK = Nilai Keterampilan
SP = Skor perolehan
SM = Skor maksimum
100 = Bilangan tetap
(Sumber: Kunandar, 2013: 264).
Nilai tersebut selanjutnya dikategorikan dalam kategori keterampilan
siswa yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.9. Kategori Penilaian Hasil Belajar Siswa Kompetensi Keterampilan
Rentang Nilai Kategori
I. Teknik Analisis Data Kuantitatif SM = ��
Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika
kemajuan kualitas hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan
materi yang diajarkan guru.
a. Nilai hasil belajar kognitif siswa secara individual diperoleh dengan rumus:
Nilai individu = jumlah skor
skor maksimal x 100
Tabel 3.10. Predikat Nilai Kognitif Siswa
(sumber: Adaptasi Kemendikbud, 2013: 8)
b. Nilai persentase ketuntasan belajar siswa dalam ranah kognitif secara individu peroleh dengan rumus:
Konversi nilai akhir
Predikat Skala 100 Skala 4
86 -100 4 A
81- 85 3.66 A-
76 – 80 3.33 B+
71-75 3.00 B
66-70 2.66 B-
61-65 2.33 C+
56-60 2 C
51-55 1.66 C-
46-50 1.33 D+
c. Nilai persentase ketuntasan belajar siswa dalam ranah kognitif secaraklasikal diperoleh dengan rumus:
P = � � � �−
� x 100%
(sumber: adaptasi Aqib, 2009: 41)
J. Prosedur Penelitian 1. Siklus 1
a. Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Mengidentifikasi bahan pembelajaran
2. Menyusun RPP
3. Menyiapkan alat bantu pembelajaran
4. Menyiapkan lembar tes
5. Menyiapkan lembar observasi
Siswa membaca cerita pengantar pembelajaran, kemudian mengamati
gambar “Bagian Tubuh Kita”. Gambar ini merupakan stimulus supaya
siswa mengenal setiap bagian tubuhnya
Siswa mencermati setiap bagian yang terdapat pada gambar dan
mencatat setiap informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan
gambar (kegiatan mengamati)
Siswa membaca teks “Bagian Tubuh Manusia”. Di akhir bacaan, siswa
diajak untuk bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempurnaan tubuh dan berfungsi dengan baik.
Siswa mencermati dan mencari informasi penting yang terdapat dalam
bacaan secara cermat dan teliti (kegiatan mengamati).
Siswa menggali informasi dengan cara bertanya kepada guru tentang
anggota tubuh manusia dan fungsinya (Kegiatan menanya)
Siswa membaca instruksi di buku siswa secara mandiri.
Siswa mengisi tabel anggota tubuh manusia dan fungsinya di buku
siswa. Kegiatan ini dikerjakan secara berkelompok; disesuaikan
dengan kondisi kelas.
Merumuskan masalah
Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (4-5 orang)
Sebutkan hubungan satuan kuantitas dengan kehidupan sehari-hari?
Sebutkan berbagai alat rumah tangga yang dapat di hitung dengan
menggunakan satuan kuantitas?
Mengajukan Hipotesis
Guru membimbing siswa untuk membuat hipotesis dengan cara
mengajukan pertanyaan yaitu : Alat rumah tangga manakah yang
sering di sebutkan dengan menggunakan satuan kuantitas?
Mengumpulkan data
Siswa melaksanakan percobaan sederhana untuk mengetahui bahan
atau benda apa saja yang sering di sebutkan dengan menggunakan
satuan kuantitas(kegiatan menalar).
Siswa menggali informasi dan membangun pengetahuan tentang cara
mengkonversi satuan kuantitas.
Siswa menyelesaikan tugas yang melibatkan satuan kuantitas.
Menguji hipotesis
Masing – masing kelompok menyampaikan hasil kerja mereka di
depan kelas atau ditulis pada papan tulis(kegiatan
mengkomunikasikan).
Guru bersama siswa menyocokan hasil kerja kelompok dengan
Guru memberi penguatan untuk kelompok yang hasil kerjanya telah
benar, dan memotivasi kelompok yang masih kurang.
Menarik kesimpulan sebagai kegiatan penutup
Beberapa hal yang diharapkan dalam siklus ini adalah :
Siswa mengalami peningkatan minat belajar dan aktivitas di kelas
selama guru melakukan kegiatan pembelajaran
Terdapat peningkatan konsentrasi belajar siswa sehingga aktivitas
siswa menjadi terfokus dalam penyelesaian tugas-tugas yang
diberikan oleh guru
Siswa memiliki kemauan dan keberanian untuk bertanya kepada
guru tentang kesulitan yang dialami pada saat menyelesaikan tugas
yang diberikan.
c. Observasi
Dalam tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan
berlangsung. Teman guru yang diminta bantuan untuk ikut mengamati
selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan lembar observasi kinerja guru, sikapdan keterampilan
siswa.
Tahap ini merupakan tahap menganalisa, mensintesa hasil dari catatan
selama kegiatan proses pembelajaran menggunakan instrumen lembar
pengamatandan tes. dalam refleksi melibatkan siswa dan teman sejawat.
untuk melakukan perencanaan pada siklus berikutnya, peneliti
mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah yang timbul pada
pembelajaran siklus I.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan siklus II, peneliti melakukan
perbaikan-perbaikan terkait dengan temuan-temuan pada siklus I.
b. Tindakan / Pelaksanaan
Guru memberi stimulus dengan mengajukan pertanyaan, “Apa fungsi
hidung untuk manusia?”
Siswa mengamati gambar dan membaca teks yang berisi deskripsi
maksud gambar (kegiatan mengamati).
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
berdiskusi dengan teman sehingga mereka dapat saling bertukar
Siswa dibimbing guru untuk menyimpulkan proses bernapas pada
manusia.
Rasa ingin tahu siswa dipancing dengan menunjukkan gambar organ
dalam ikan.
Siswa menggali informasi dari bacaan sambil mengamati gambar
organ dalam ikan (kegiatan mengamati)
Siswa mencatat materi yang di anggap penting dari bacaan
menggunakan bahasa sendiri.
Siswa menuliskan nama organ dalam ikan beserta fungsinya pada tabel
yang disiapkan di buku siswa.
Siswa mengerjakan soal-soal untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran (kegiatan menalar)
Siswa menggali informasi dari bacaan “Penggolongan Hewan Sesuai
Makanannya”.
Siswa menulis materi penting pada buku catatannya dengan bahasa
sendiri.
Guru memperlihatkan sembilan gambar hewan dan meminta siswa
mengklasifikasikan gambar hewan tersebut berdasarkan jenis
makanannya: Tanda K untuk Karnivora, Tanda H untuk herbivora, dan
Merumuskan masalah
Siswa mencermati persoalan-persoalan matematika yang disajikan
dalam buku siswa, kemudian mengajukan pertanyaan:
Apakah tujuan penggunaan rumus kecepatan, jarak, dan waktu?
Mengajukan hipotesis
Membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis dengan cara
mengajukan pertayaan, yaitu;
Apakah yang dimaksud dengan kecepatan, jarak, dan waktu?
Mengumpulkan data
Siswa mengidentifikasikan informasi-informasi penting yang mereka
dapatkan dalam uraian cerita persoalan matematika.
Siswa menggunakan pemahaman dan keterampilannya mengenai
kecepatan, jarak dan waktu dalam menyelesaikan persolan-persoalan
matematika yang disajikan (kegiatan menalar)
Menguji hipotesis
Guru membimbing siswa menganalisis data yang telah dihasilkan.