Seminar Hasil Tesis Magister
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN BIDAN TERHADAP ASUHAN KEBIDANAN
PASIEN PASKA PERSALINAN DI RUANG RAWAT INAP RSUP H. ADAM MALIK & RS JEJARING MEDAN
OLEH
ARIES MISRAWANY
PEMBIMBING
Dr. YUSUF R. SURBAKTI, SpOG (K) Dr. RUSLI P. BARUS, SpOG (K)
PENGUJI
Dr. NAZARUDDIN JAFFAR, SpOG (K) Dr. YOSTOTO B. KABAN, SpOG (K) Dr. SARAH DINA, M.Ked. (OG), SpOG (K)
DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP H. ADAM MALIK/RS PIRNGADI
PENELITIAN INI DI BAWAH BIMBINGAN TIM 5
PEMBIMBING : Dr. Yusuf R. Surbakti. SpOG (K)
Dr. Rusli P Barus, SpOG (K)
PENYANGGAH : Dr. Nazaruddin Jaffar, SpOG (K)
Dr. Yostoto B Kaban, SpOG (K)
Dr. Sarah Dina, Mked (OG), SpOG
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat
untuk mencapai gelar kedokteran Magister Kedokteran
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat Ridha dan Karunia-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Magister Kedokteran Klinis Obstetri dan Ginekologi. Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang :
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN BIDAN
TERHADAP ASUHAN KEBIDANAN
PASIEN PASKA PERSALINAN DI RUANG RAWAT INAP
RSUP H. ADAM MALIK & RS JEJARING MEDAN
Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran dan Magister Kedokteran Klinis Obstetri dan Ginekologi USU Medan.
2.
3.
Prof. Dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG (K), Ketua Departemen Obstetri dan
Ginekologi FK-USU Medan; DR.Dr M. Fidel Ganis Siregar,SpOG(K),
Sekretaris Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Dr.
Henry Salim Siregar, SpOG (K), Ketua Program Studi Dokter Spesialis
Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Dr. M. Rhiza Z. Tala, SpOG (K),
Sekretaris Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
FK-USU Medan, guru-guru besar saya Prof. Dr. M. Jusuf Hanafiah, SpOG (K);
Prof. Dr. Djafar Siddik, SpOG (K); Prof. Dr. Hamonangan Hutapea, SpOG
(K); Prof. DR. Dr. M. Thamrin Tanjung, SpOG (K); Prof. Dr. R. Haryono
Roeshadi, SpOG (K); Prof. Dr. T. M. Hanafiah, SpOG (K); Prof. Dr. Budi R.
Hadibroto, SpOG (K);Prof. Dr. M. Fauzie sahil, SpOG (K), dan Prof. Dr.
Daulat H. Sibuea, SpOG (K); yang secara bersama-sama telah
berkenan menerima saya untuk mengikuti pendidikan dokter
spesialis di Departemen Obstetri dan Ginekologi.
Dr.Yusuf Surbakti ,SpOG(K) yang telah memberikan pengarahan
kepada saya dalam melakukan penelitian ini sekaligus sebagai
pembimbing utama saya bersama dengan Dr.Rusli P. Barus, SpOG(K)
yang telah meluangkan waktu yang sangat berharga untuk
membimbing, memeriksa dan melengkapi penulisan tesis ini hingga
4. Dr. Nazaruddin Jaffar, SpOG (K), Dr. Yostoto B. Kaban, SpOG (K) dan Dr. Sarah Dina, MKed(OG), SpOG(K) selaku tim penyanggah dan nara sumber dalam penulisan tesis ini, yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan tesis ini.
5. Prof. Dr. Budi Hadibroto, SpOG (K), selaku Bapak Angkat saya selama menjalani masa pendidikan ini, yang telah banyak mengayomi, membimbing dan memberikan nasehat-nasehat bermanfaat kepada saya dalam menghadapi masa-masa sulit selama pendidikan.
6. Dr. Christofel L.Tobing, SpOG(K), selaku pembimbing minireferat Magister saya yang berjudul ”Farmakoterapi Pada Kehamilan”.
7. Kepada Dr. Surya Dharma, MPH yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing saya dalam penyelesaian uji statistik tesis ini.
8. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU/ RSUP H. Adam Malik- RSUD Dr. Pirngadi Medan, yang secara langsung telah banyak membimbing dan mendidik saya sejak awal hingga akhir pendidikan.
9. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan dan Direktur RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan Magister Kedokteran Klinis Obstetri dan Ginekologi di departemen Obstetri dan Ginekologi.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik guru-guru saya.
10. Kepada teman sejawat, Asisten Ahli, Dokter Muda, Bidan, Paramedis, karyawan/karyawati, dan pasien-pasien yang telah ikut membantu dan bekerjasama dengan saya dalam menjalani pendidikan Magister Kedokteran Klinis Obstetri dan Ginekologi di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU/RSUP H. Adam Malik
Tiada kata yang dapat saya ucapkan selain rasa syukur dan sembah sujud
kepadaTuhan Yang Maha Esa serta hormat dan terima kasih yang tidak terhingga
yang telah membesarkan, membimbing, mendoakan, serta mendidik saya dengan penuh kasih sayang dari masa kanak-kanak hingga kini, memberi contoh yang baik dalam menjalani hidup serta motivasi selama mengikuti pendidikan ini.
Khususnya kepada suami saya Dr Nilwan Arif yang sangat saya hormati dan sayangi dan anak-anak saya yang sangat saya kasihi dan cintai; Savira Laniari Putri, Kevin Rhesa Putra, Jasmine Raisa Rizky Putri, M. Raja Alamsyah Putra, Faridz Fadillah,dan Farell Fatin Favian terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan dan diiringi permohonan maaf saya yang sebesar-besarnya karena kesibukan menyelesaikan tugas-tugas di pendidikan ini, tugas saya sebagai istri dan ibu sedikit terabaikan. Tanpa pengorbanan, doa dan dukungan dari suami dan anak-anak saya tercinta, tidak mungkin tugas-tugas ini dapat saya selesaikan.
K
Akhirnya kepada seluruh keluarga handai tolan yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah-Nya kepada kita semua. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
epada kedua saudara kandung saya, Beatris Naini SH dan Leonisa
Sawitri Amd, terima kasih atas bantuan doa dan dukungan kepada saya
selama menjalani pendidikan .
Medan, Juli 2014
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ………... 2
1.3.1. Tujuan Umum ………...………….. 2
1.3.2. Tujuan Khusus ... 2
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Definisi Paska Persalinan ... 5
2.2. Perubahan Aspek Anatomi ... 6
2.4. Dasar Hukum dan Aspek Kinerja Bidan Berkualitas .... 8
2.5. Kerangka Konsep ... 14
BAB III. METODE PENELITIAN ... 15
3.1. Desain Penelitian ... 15
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian ………... 15
3.2.1. Tempat Penelitian ... 15
3.2.2. Waktu Penelitian ... 15
3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian ……… 15
3.3.1. Populasi Penelitian ... 15
3.3.2. Sampel ... 16
3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ……… 17
3.4.1. Kriteria Inklusi ... 17
3.4.2. Kriteria Eksklusi ... 17
3.5. Metode Pengumpulan Data ……….... 17
3.6. Instrumen Penelitian ... 17
3.7. Aspek Pengukuran ... 18
3.7.1. Pengetahuan ... 18
3.7.3. Tindakan ... 19
3.8. Etika Penelitian ... 19
3.9. Pengolahan Data Dan Analisa Statistik ... 20
3.10. Defenisi Operasional ... 20
3.10.1. Pengetahuan ... 20
3.10.2. Sikap ... 20
3.10.3. Tindakan ... 20
3.10.4. Usia ... 20
3.10.5. Lama bekerja ... 20
3.10.6. Pendidikan ... 20
3.10.7. Pelatihan ... 20
3.11. Alur Penelitian ... 21
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 34
5.1. Kesimpulan ... 34
5.2. Saran ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 36
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS) .. 6
Tabel 4.1.Tabel Distribusi Karakteristik Sampel Penelitian ... 22
Tabel 4.2. Tabel Distribusi Tingkat Pengetahuan Sampel Penelitian.... 25
Tabel 4.3. Tabel Distribusi Tingkat Sikap Sampel Penelitian... 25
Tabel 4.4. Tabel Distribusi Tingkat Tindakan Sampel Penelitian... 26
Tabel 4.5. Hubungan umur dengan tingkat pengetahuan, sikap
dan tindakan bidan ... 27
Tabel 4.6. Hubungan lama kerja dengan tingkat pengetahuan, sikap
dan tindakan bidan ... 28
Tabel 4.7. Hubungan pendidikan dengan tingkat pengetahuan, sikap
dan tindakan bidan ... 30
Tabel 4.8. Hubungan pelatihan dengan tingkat pengetahuan, sikap
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN BIDAN TERHADAP ASUHAN KEBIDANAN
PASIEN PASKA PERSALINAN DI RUANG RAWAT INAP RSUP H. ADAM MALIK & RS JEJARING MEDAN
Misrawany A
Jaffar N, Kaban YB, Dina S , Surbakti YR, Barus RP
Departemen Obstetridan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
RSUP H Adam Malik Medan
ABSTRAK
Latar Belakang: Paska persalinan adalah masa yang paling penting untuk melakukan pemantauan optimal karena risiko mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Harus ada asuhan kebidanan yang optimal dan maksimal untuk wanita paska persalinan dengan dukungan pengetahuan, sikap, dan tindakan bidan yang baik.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan bidan terhadap asuhan kebidanan pasien paska persalinan di RSUP.H.Adam Malik dan RS.Jejaring Medan.
Metode:Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional yang
bertempat di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP H.Adam Malik Medan dan RSUD Jejaring Medan, bulan November sampai April tahun 2014. Setelah informed consent pada sampel, dilakukan wawancara berdasarkan kuesioner untuk selanjutnya ditabulasi dan dianalisis dengan komputerisasi.
Hasil: Tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan bidan tergolong baik (masing-masing 88%, 82%, 79%). Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur, tingkat pendidikan, pelatihan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan para bidan. Hanya ditemukan hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan sikap para bidan (p=0,003).
Diskusi: Tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan bidan yang baik dalam penelitian ini didukung oleh lingkungan kerja yaitu di Rumah Sakit yang mengharuskan bidan untuk melakukan perawatan paska persalinan.
DESCRIPTION OF THE LEVEL OF KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND ACTIONS OF MIDWIFE CARE OF HOSPITALIZATION OBSTETRIC POSTPARTUM PATIENTS IN RSUP H. ADAM MALIK & OTHER MESH
HOSPITAL
Misrawany A
Jaffar N, Kaban YB, Dina S , Surbakti YR, Barus RP
Department of Obstetrics and Gynecology
Faculty of Medicine Universitas Sumatera Utara
RSU H Adam Malik Medan
ABSTRACT
Background: The postpartum period is the crucial period with high morbidity and mortality that need optimal monitoring. There should be an optimal postpartum care by midwife, ensured by good knowledge, attitudes, and actions of midwife.
Purpose: To describe the knowledge, attitudes, and actions of postpartum care by midwife in Adam Malik General Hospital and networking hospital in Medan.
Methods: This study is a descriptive study with cross sectional design, conducted in Department of Obstetrics and Gynecology Adam Malik General Hospital and networking hospital in November to April 2014. After informed consent, case and control samples, conducted interviews based questionnaire for further tabulated and analyzed by computerized.
Results: The level of knowledge, attitudes, and actions quite good midwife (respectively 88%, 82%, 79%). There is no significant relationship between age, education level, training, attitudes, and actions of the midwife. There is significant association between length of employment with the attitude of the midwives (p=0.003).
Discussion: The level of knowledge, attitudes, and actions are considered good because samples were taken in General Hospital.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN BIDAN TERHADAP ASUHAN KEBIDANAN
PASIEN PASKA PERSALINAN DI RUANG RAWAT INAP RSUP H. ADAM MALIK & RS JEJARING MEDAN
Misrawany A
Jaffar N, Kaban YB, Dina S , Surbakti YR, Barus RP
Departemen Obstetridan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
RSUP H Adam Malik Medan
ABSTRAK
Latar Belakang: Paska persalinan adalah masa yang paling penting untuk melakukan pemantauan optimal karena risiko mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Harus ada asuhan kebidanan yang optimal dan maksimal untuk wanita paska persalinan dengan dukungan pengetahuan, sikap, dan tindakan bidan yang baik.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan bidan terhadap asuhan kebidanan pasien paska persalinan di RSUP.H.Adam Malik dan RS.Jejaring Medan.
Metode:Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional yang
bertempat di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP H.Adam Malik Medan dan RSUD Jejaring Medan, bulan November sampai April tahun 2014. Setelah informed consent pada sampel, dilakukan wawancara berdasarkan kuesioner untuk selanjutnya ditabulasi dan dianalisis dengan komputerisasi.
Hasil: Tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan bidan tergolong baik (masing-masing 88%, 82%, 79%). Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur, tingkat pendidikan, pelatihan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan para bidan. Hanya ditemukan hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan sikap para bidan (p=0,003).
Diskusi: Tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan bidan yang baik dalam penelitian ini didukung oleh lingkungan kerja yaitu di Rumah Sakit yang mengharuskan bidan untuk melakukan perawatan paska persalinan.
DESCRIPTION OF THE LEVEL OF KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND ACTIONS OF MIDWIFE CARE OF HOSPITALIZATION OBSTETRIC POSTPARTUM PATIENTS IN RSUP H. ADAM MALIK & OTHER MESH
HOSPITAL
Misrawany A
Jaffar N, Kaban YB, Dina S , Surbakti YR, Barus RP
Department of Obstetrics and Gynecology
Faculty of Medicine Universitas Sumatera Utara
RSU H Adam Malik Medan
ABSTRACT
Background: The postpartum period is the crucial period with high morbidity and mortality that need optimal monitoring. There should be an optimal postpartum care by midwife, ensured by good knowledge, attitudes, and actions of midwife.
Purpose: To describe the knowledge, attitudes, and actions of postpartum care by midwife in Adam Malik General Hospital and networking hospital in Medan.
Methods: This study is a descriptive study with cross sectional design, conducted in Department of Obstetrics and Gynecology Adam Malik General Hospital and networking hospital in November to April 2014. After informed consent, case and control samples, conducted interviews based questionnaire for further tabulated and analyzed by computerized.
Results: The level of knowledge, attitudes, and actions quite good midwife (respectively 88%, 82%, 79%). There is no significant relationship between age, education level, training, attitudes, and actions of the midwife. There is significant association between length of employment with the attitude of the midwives (p=0.003).
Discussion: The level of knowledge, attitudes, and actions are considered good because samples were taken in General Hospital.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Periode paska persalinan atau masa nifas merupakan masa yang penting
yang melibatkan peran ibu dan rentan terhadap kematian. Paska persalinan
merupakan hal yang perlu diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan
bayi di Indonesia.
Paska persalinan juga merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga
kesehatan khususnya bidan untuk selalu melakukan pemantauan. Karena
pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai
masalah yang berlanjut pada komplikasi paska persalinan seperti sepsis puerperalis,
cacat, bahkan sampai kematian.
1,2,3
Pelayanan pada paska persalinan yang tidak sesuai dengan harapan ibu
dapat menyebabkan masalah psikologis. Masalah psikologis pada paska persalinan
bukanlah merupakan komplikasi yang jarang ditemukan. Masalah ini dapat dihindari
dengan adanya dukungan sosial serta dukungan pelaksana pelayanan kesehatan
pada paska persalinan.
4,5,6
1,2,3,4,5,7,8,9
Kanotra dkk. (2007), menganalisis data di 10 negara bagian pada tahun 2000
untuk mengetahui tantangan yang dihadapi wanita dari 2-9
bulan pertama setelah persalinan. Dari penelitian tersebut didapatkan dukungan
sosial menempati urutan pertama. Kemudian dilanjutkan dengan menyusui,
pengetahuan perawatan bayi yang tidak memadai, depresi, lama perawatan,
Kegiatan perawatan di rumah sakit meliputi mobilisasi dini, perawatan
payudara, pemberian ASI pada bayi. Mobilisasi dini merupakan hal yang penting
dalam periode paska bedah.
Kepuasan pasien terhadap asuhan kebidanan yang dilaksanakan oleh bidan
merupakan salah satu indikator untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan.
Mengingat pentingnya adaptasi pada masa ini maka bidan diharapkan dapat
menyediakan asuhan kebidanan dengan baik, memberikan pengetahuan, sikap dan
tindakan tentang perawatan ibu dan bayi kepada ibu paska persalinan. Oleh karena
itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana pengetahuan, sikap dan tindakan bidan
terhadap asuhan kebidanan pasien pada paska persalinan.
1
1,3,6
1.2.Rumusan Masalah
Bagaimana pengetahuan, sikap dan tindakan bidan terhadap asuhan
kebidanan pasien paska persalinan di ruang rawat inap.
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi tentang hubungan tingkat pengetahuan, sikap
dan tindakan dengan karakteristik bidan terhadap asuhan kebidanan pasien paska
persalinan di ruangan.
1.3.1 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan karakteristik bidan bidan terhadap
asuhan kebidanan pasien paska persalinan di ruang rawat inap RSUP H. Adam
b. Untuk mengetahui hubungan sikap dan karakteristik bidan terhadap asuhan
kebidanan pasien paska persalinan di ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik dan
RS jejaring Medan.
c. Untuk mengetahui hubungan tindakan dan karakteristik bidan terhadap asuhan
kebidanan pasien paska persalinan di ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik dan
RS jejaring Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai data dasar dan informasi hubungan tingkat
pengetahuan, sikap dan tindakan dan karakteristik bidan terhadap asuhan
kebidanan pasien paska persalinan di ruangan untuk penelitian selanjutnya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi dan review bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Paska Persalinan
Periode paska persalinan atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan
berakhir setelah 6 minggu. Walaupun relatif tidak kompleks dibandingkan dengan
kehamilan, paska persalinan dikarakteristikan dengan berbagai macam perubahan
fisiologis. Beberapa perubahan ini bisa menyusahkan ibu, bahkan komplikasi serius
bisa terjadi. Seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
dalam waktu 3 bulan. Perubahan-perubahan alat-alat genital ini dalam
keseluruhannya disebut involusi. Di samping involusi ini, terjadi juga
perubahan-perubahan penting lain, yakni hemokonsenterasi dan timbulnya laktasi. 1,5, 6,10,11,12
Beberapa ibu merasa diabaikan karena fokus tertuju pada bayi yang baru
dilahirkan. Masa nifas atau paska persalinan juga saat dimana kecemasan
meningkat pada beberapa wanita. Pelayanan pada paska persalinan yang tidak
sesuai dengan harapan ibu dapat menyebabkan masalah psikologis. Masalah
psikologis pada paska persalinan bukanlah merupakan komplikasi yang jarang
ditemukan. Masalah ini dapat dihindari dengan adanya dukungan sosial serta
dukungan pelaksana pelayanan kesehatan pada paska persalinan.
1,2,3,4,5,7,8,9,13
Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS) mengumpulkan
data dari populasi berdasarkan sistem surveilance mulai 1987 oleh Center for
Disease Control and Prevention (2007). Data tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.
berikut.
Tabel 2.1. Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS).
1,5,8,9
MASALAH Percent
Centers for Disease Control and Prevention (2007).
Data from Kanotra and associates (2007). 1
Ibu dalam paska persalinan memerlukan informasi dan konseling mengenai
pengasuhan anak dan pemberian asi, perubahan fisik, termasuk kemungkinan
tanda-tanda infeksi, asuhan bagi diri sendiri, kebersihan dan penyembuhan luka,
kehidupan seksual, kontrasepsi, serta gizi.
Monitoring ibu paska persalinan juga di evaluasi mulai saat proses persalinan,
tipe anestesi atau analgesia yang digunakan, identifikasi komplikasi. Manajemen
nyeri paska anestesi juga harus berdasarkan protokol standar dari bagian anestesi
dan obstetri .
1,3,14,15,16,17
2.2. Perubahan Aspek Anatomi
18
Masalah dapat timbul selama paska persalinan, terutama yang meliputi aspek
anatomis. Beberapa aspek anatomis yang mengalami perubahan pada paska
persalinan antara lain :
• Vagina dan Ostium Vagina
• Uterus
• Saluran kemih
• Peritoneum dan Dinding Abdomen
• Perubahan Komposisi Darah dan Cairan
• Payudara dan Laktasi
• Keluhan neurologis.
2.3. Asuhan Kebidanan
1,,17,18,19,20,21,22,23,24
Asuhan kebidanan paska persalinan adalah proses pengambilan keputusan
dan tindakan yang dilakukan bidan pada masa nifas atau paska persalinan sesuai
dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan. 13
Perawatan Rumah Sakit
Pada jam pertama setelah pelahiran, tekanan darah dan nadi harus diperiksa
setiap 15 menit atau lebih sering jika ada indikasi. Palpasi fundus uteri untuk
memastikan kontraksi baik dan jumlah perdarahan per vagina diawasi. Jika teraba
lemas, uterus dipijat melalui dinding abdomen, bila diperlukan dapat diberikan
uterotonin. Darah dapat berakumulasi di dalam uterus tanpa perdarahan eksternal
dengan mendeteksi pembesaran uterus selama palpasi fundus dalam jam-jam
pertama setelah pelahiran.
Ambulansi Awal
1,7,8
Ambulansi awal; ibu turun dari tempat tidur dalam beberapa jam setelah
pelahiran, menurunkan frekuensi trombosis vena puerperal dan embolisme paru.
Keuntungannya mencakup komplikasi kandung kemih yang jarang terjadi dan yang
lebih jarang lagi, konstipasi.
Perawatan Perineal
Vulva dibersihkan dari anterior ke posterior – dari vulva ke arah anus. Edema
dan ketidaknyamanan selama beberapa jam pertama akibat laserasi atau episiotomi
dapat dikurangi dengan aplikasi kantung es ke perineum atau pemberian semprotan
anestetik lokal. Kira-kira 24 jam setelah pelahiran, pemanasan basah dengan
berendam dalam sitz bath hangat dapat digunakan untuk menurunkan
ketidaknyamanan lokal.
Depresi
1,8,14,20,21,22,23,24
Postpartum blues merupakan konsekuensi dari sejumlah faktor, termasuk
gangguan emosional yang menyertai kegembiraan dan ketakutan yang dialami
selama kehamilan dan persalinan, ketidaknyamanan pada nifas awal, kelelahan
karena tidur yang terganggu, kecemasan akan kemampuan merawat bayi yang tepat
dan masalah citra tubuh. 1,17,25
Diet
Tidak ada batasan diet bagi wanita yang telah melahirkan per vagina. Jumlah
kalori dan protein yang dikonsumsi selama kehamilan harus ditingkatkan sedikit
selama menyusui seperti yang direkomendasikan oleh Food and Nutrition Board dari
National Research Council.
Pemberian suplementasi besi paling sedikit 3 bulan setelah melahirkan dan
memeriksa hematokrit pada kunjungan pertama paska persalinan merupakan
prosedur standar di rumah sakit kita.
1,5,6
Imunisasi
Wanita yang belum kebal terhadap campak rubella atau rubeola dapat
diberikan kombinasi vaksinasi campak-mumps-rubella sebelum keluar dari rumah
sakit. Injeksi booster difteri-toksoid tetanus juga diberikan kepada wanita paska
persalinan sebelum keluar dari rumah sakit di Parkland-Hospital.
Perawatan Pulang Dari Rumah Sakit
1
Pemberian instruksi tentang antisipasi terhadap perubahan fisiologik normal
pada nifas, termasuk pola lokia, kehilangan berat badan karena diuresis, dan
produksi ASI. Juga demam, perdarahan per vagina yang berlebihan, atau nyeri kaki,
pembengkakan, atau nyeri. 1
Kontrasepsi
Pemberian pendidikan tentang keluarga berencana dilakukan selama
perawatan di rumah sakit. Haid biasanya kembali dalam 6 sampai 8 minggu jika
seorang wanita tidak menyusui. Jadi, konsepsi mungkin saja terjadi selama masa
nifas. Kelly dkk. (2005) melaporkan bahwa pada bulan ketiga paskapartum, 58%
remaja telah kembali berhubungan seksual, namun hanya 80% yang menggunakan
kontrasepsi.
2.4. Dasar Hukum dan Aspek Kinerja Bidan Berkualitas
1,5,6
Paska persalinan merupakan masa yang penting bagi tenaga kesehatan
untuk selalu melakukan pemantauan. Pelayanan atau pelaksanaan yang kurang
pada komplikasi masa nifas. Tenaga kesehatan atau bidan dalam memberikan
pelayanan paska persalinan harus mampu menerapkan pelayanan yang berorientasi
pada penerapan kode etik dan standar pelayanan kebidanan, sehingga kepuasan
pasien
terhadap pelayanan kebidanan dapat tercapai. Hal ini sesuai dengan Permenkes
No. 900/SK/VII/2002 yang menyebutkan bahwa bidan memiliki wewenang untuk
memberikan pelayanan kebidanan yang meliputi: pelayanan pranikah, kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan balita .
1,3,4,5,6,14,15,16
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/149/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan,
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah
terintegrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bidan dalam
menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi :
A. Pelayanan Kebidanan
B. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan ; dan
C. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi antara lain penyuluhan dan konseling;
pemeriksaan fisik; pelayanan antenatal pada kehamilan normal; pertolongan
persalinan normal; pelayanan ibu nifas normal.
Bidan harus memiliki kualifikasi untuk mengerjakan semua asuhan kehamilan
yang normal (sesudah dokter ahli obstetri menangani semua kelainan yang terjadi
atau potensila terjadi), mengawasi persalinan serta melangsungkan proses kelahiran
normal dan merawat ibu postpartum serta bayi baru lahir yang normal.
26
Terdapat beberapa standar yang dipersyaratkan sehingga seorang bidan dapat
dikategorikan sebagai bidan berkualitas. Menurut Hogberg (2004) syarat bidan
berkualitas antara lain meliputi :
1. Mempunyai pengalaman dan masa kerja minimal 2 tahun
2. Mengikuti program pelatihan di pendidikan formal selama 6 bulan.
3. Mempunyai peran sebagai guru yang setiap tahunnya mengajar 12 siswa.
Bidan berkualitas diukur dengan indikator pelaksanaan praktek profesionalnya.
Pengertian profesional sendiri pada dasarnya merupakan suatu bentuk
pekerjaan yang spesifik (khusus), membutuhkan pendidikan khusus, etika yang jelas
(kode etik), dukungan pengetahuan, pelatihan dan orientasi utama memberikan
pelayanan kebidanan. Menurut Wahyuningsih (2007), praktik kebidanan adalah
serangkaian kegiatan pelayann kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien
(individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya.
26
Sementara menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
369/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Kebidanan, Bidan adalah
seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan serta
diakui oleh pemerintah dan telah lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku dan
memperoleh kualifikasi untuk regristrasi serta memperoleh izin untuk melaksanakan
praktik kebidanan. Perilaku profesional bidan antara lain meliputi :
1. Berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal.
2. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan klinis yang
3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan ketrampilan mutakhir
4. Menggunakan cara pencegahan universal untuk penyakit, penularan dan
strategis dan pengendalian infeksi.
5. Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan
kebidanan.
6. Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktik kesehatan,
kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak.
7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerjasama dengan kaum wanita/ibu
agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang
semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka
bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.
8. Menggunakan ketrampilan mendengar dan memfasilitasi.
9. Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada ibu dan keluarga.
10. Advokasi tehadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan. 26
Di dalam standar kompetensi bidan dijelaskan bahwa bidan memberikan
asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap
budaya setempat. Asuhan masa nifas atau paska persalinan difokuskan pada upaya
pencegahan infeksi dan menuntut bidan untuk memberikan asuhan kebidanan
tingkat tinggi. Asuhan yang diberikan kepada ibu bertujuan untuk :
1) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi
2) Pencegahan, diagnosis dini dan pengobatan komplikasi pada ibu
3) Merujuk ibu ke tenaga ahli bilamana perlu
4) Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu serta memungkinkan ibu untuk
5) Imunisasi ibu terhadap tetanus
6) Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak,
serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak. 14
Peran dan tanggung jawab bidan dalam paska persalinan, antara lain :
1) Teman terdekat sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapai saat-saat
kritis masa nifas
2) Pendidikan dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu dan
keluarga
3) Pelaksana asuhan kepada kepada pasien dalam hal tindakan perawatan,
pemantauan, penanganan masalah, rujukan dan deteksi dini komplikasi masa nifas .
Pada asuhan paska persalinan secara spesifik bidan mempunyai tanggung
jawab sebagai berikut :
13
1) Melakukan evaluasi kontinu dan penatalaksanaan perawatan kesejahteraan
wanita
2) Memberikan bantuan pemulihan dari ketidaknyamanan fisik
3) Memberikan bantuan dalam menyusui
4) Memfasilitasi pelaksanaan peran sebagai orang tua
5) Melakukan pengkajian bayi selama kunjungan rumah
6) Memberikan pedoman antisipasi dan instruksi
7) Melakukan penapisan kontinu untuk komplikasi puerperium 13
Variabel independen Variabel dependen
Karakteristik bidan:
- Umur
- Lama bekerja
- Pendidikan
- Pelatihan
Pengetahuan, sikap dan tindakan bidan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
cross sectional study.
3.2.Tempat Dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di ruang rawat inap Obstetri dan Ginekologi RSUP H
Adam Malik dan RS jejaring Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan november 2013 sampai dengan April 2014.
3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah bidan yang bertugas di ruang rawat inap
obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Haji Adam Malik dan RS jejaring Medan.
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh bidan yang bertugas ruang rawat
inap obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Haji Adam Malik dan RS jejaring Medan
tempat penelitian ini berlangsung.
Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus:
Zα2
d p q
n = besar sampel
2
d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang
diinginkan 15 % (0,15)
Zα = 1,96 ; dengan tingkat kepercayaan (α) = 0,05 dengan
CI = 95%
P = Proporsi keadaan yang dicari, bila proporsi sebelumnya tidak
diketahui, maka dipergunakan nilai :
p = 0,50 q = 1,0-p q = 0,5
Jadi jumlah sampel minimal adalah 43 orang, namun dalam penelitian ini
akan menggunakan sampel sebanyak 100 orang.
3.4 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi
3.4.1 Kriteria Inklusi
n =
- Bidan yang bekerja di ruang rawat inap obstetri dan ginekologi RS H. Adam Malik
dan RS jejaring Medan yang bersedia ikut serta dalam penelitian.
- Bidan yang mengerti untuk mengisi kuisioner.
3.4.2 Kriteria Eksklusi
1. Tidak mengisi seluruh data dan pertanyaan di lembar kuisioner.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh langsung dari sumber data. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara secara langsung oleh peneliti terhadap responden dengan
kuisioner yang telah disiapkan.
3.6 Instrumen Penelitian
Data untuk penelitian ini dikumpulkan dengan mempergunakan kuesioner
yang telah teruji validitas dan reabilitasnya pada penelitian sebelumnya.
3.7 Aspek Pengukuran
3.7.1 Pengetahuan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dari responden diukur dengan
a. pengetahuan baik, bila responden memperoleh skor jawaban >15(>75% dari total
skor)
b. pengetahuan sedang, bila responden memperoleh skor jawaban 8-15 (40%-75%
dari total skor)
c. pengetahuan kurang, bila responden memperoleh skor jawaban < 8
( <40% dari total skor)
3.7.2 Sikap
Untuk mengetahui tingkat sikap dari responden diukur dengan menjumlahkan
skor dari tiap pertanyaan-pertanyaan/kuesioner.
a. Sikap baik, bila responden memperoleh skor jawaban >7 (>75% dari total skor)
b. Sikap sedang, bila responden memperoleh skor jawaban 4-7 (40%-75% dari total
skor)
c. Sikap kurang, bila responden memperoleh skor jawaban < 4 (<40% dari total skor)
3.7.3 Tindakan
Untuk mengetahui tingkat sikap dari responden diukur dengan menjumlahkan
skor dari tiap pertanyaan-pertanyaan/kuesioner.
a. Tindakan baik, bila responden memperoleh skor jawaban >15 (>75% dari total
skor)
b. Tindakan sedang, bila responden memperoleh skor jawaban 8-15 (40%-75% dari
c. Tindakan kurang, bila responden memperoleh skor jawaban <8 (<40% dari total
skor)
3.8 ETIKA PENELITIAN
Setiap responden diperlakukan sesuai dengan prinsip etika sebagai berikut :
1. Mendapat izin dari Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
untuk melakukan penelitian
2. Sebelum penelitian dimulai, dijelaskan terlebih dahulu tentang tujuan penelitian
yang akan diikuti responden.
3. Responden berhak atas jaminan kerahasiaan identitas nama.
4. Peneliti, pengelola data atau siapapun yang terlibat dalam penelitian ini wajib
merahasiakan setiap jawaban yang diberikan responden.
5. Setiap responden tidak dikenai biaya.
3.9 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA STATISTIK
Data yang terkumpul di entry dengan komputer, kemudian disajikan dalam
bentuk diagram atau tabel distribusi frekwensi. Analisa data dilakukan secara
deskriptif.
3.10 DEFINISI OPERASIONAL
3.10.1 Pengetahuan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui
berkenaan dengan hal. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hal
adalah pengetahuan tentang asuhan kebidanan pasien postpartum di
3.10.2 Sikap didefinisikan sebagai kecenderungan seseorang untuk
menunjukkan perasaan, keyakinan dan perilaku yang menetap, yang
ditujukan kepada orang, konsep atau pendapat tertentu.
3.10.3 Tindakan adalah segala sesuatu yang dilakukan; perbuatan.
3.10.4 Usia adalah usia responden yang terhitung sejak dilahirkan hingga saat
penelitian dilaksanakan
3.10.5 Lama bekerja adalah masa bekerja yang sedang dijalani atau ditekuni
oleh responden pada saat penelitian dilakukan.
3.10.6 Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah dijalani responden
3.10.7 Pelatihan adalah pendikan khusus yang pernah didapatkan atau ditekuni
oleh responden sampai saat penelitian dilakukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 100 orang bidan. Gambaran
karakteristik responden ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Tabel Distribusi Karakteristik Sampel Penelitian
Pendidikan :
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden pada
penelitian ini sebagian besar adalah pada kelompok umur 21-30 tahun (47%) dan
umur 31-40 tahun (25%), serta sebagian kecil pada kelompok umur <21 tahun (2%)
dan >50 tahun (4%). Hal ini menunjukkan bahwa responden sebagian besar pada
kelompok dewasa muda dan produktif.
Menurut Wijaya RF (2008) di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, 2008, responden
penelitian terbanyak berusia ≥ 40 tahun (54,55%), sedangkan paling sedikit berusia
30-40 tahun (18,18%).
Bila ditinjau dari lama bekerja maka sebagian besar responden telah bekerja
berkisar 1-5 tahun (52%) dan sebagian kecil yang bekerja 11-15 tahun (8%). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian tenaga bidan yang ada adalah tenaga yang relatif
pegawai baru. Sedangkan menurut Wijaya RF (2008), lama bekerja responden ≥ 15
tahun sebanyak 45,45 %. .
11
Berdasarkan tingkat pendidikan responden menunjukkan bahwa umumnya
dengan latar belakang pendidikan D3 kebidanan 81 orang (81%), 9 orang
berpendidikan D1 kebidanan, 7 orang berpendidikan D4 kebidanan, dan 3 orang S1
kebidanan. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tenaga bidan yang
ada sudah memadai. Demikian juga menurut Wijaya RF (2008), responden dengan
pendidikan D3 kebidanan sebanyak 90,90%.
Berdasarkan pelatihan yang pernah diterima, menunjukkan bahwa masih lebih
banyak yang belum mendapatkan pelatihan tambahan guna meningkatkan kapasitas
para bidan (58%). Pelatihan tambahan sangat penting untuk meningkatkan
kapasitas para bidan agar dapat melakukan pekerjaannya lebih baik dan efektif
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Para bidan yang belum mendapatkan
pelatihan umumnya adalah mereka yang masa kerjanya relatif baru (1-5 tahun).
11
Menurut Wijaya RF (2008), bedasarkan pelatihan yang pernah diterima
menunjukkan 11 orang (100%) yang telah mengikuti pelatihan.
Tabel 4.2. Tabel Distribusi Tingkat Pengetahuan Sampel Penelitian
11
Frekuensi Presentase
Baik 88 88
Sedang 12 12
Jumlah 100 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pengetahuan para bidan
tentang asuhan kebidanan pasien paska persalinan di ruangan umumnya sudah
dengan baik dan efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh karena latar belakang
pendidikan para bidan umumnya sudah tinggi yaitu D3 (81%).
Sedangkan menurut Wijaya RF, pengetahuan responden sebanyak 90,06%,
dengan latar belakang pendidikan D3 (90,90%). 11
Tabel 4.3. Tabel Distribusi Tingkat Sikap Sampel Penelitian
Frekuensi Presentase
Baik 82 82
Sedang 18 18
Jumlah 100 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa sikap para bidan tentang asuhan kebidanan
pasien paska persalinan di ruangan umumnya sudah baik (82%). Hal ini dapat
didasarkan oleh tingkat pengetahuan yang juga umumnya sudah baik (88%).
Tabel 4.4. Tabel Distribusi Tingkat Tindakan Sampel Penelitian
Frekuensi Presentase
Baik 79 79
Sedang 20 20
Kurang 1 1
Jumlah 100 100%
Bila dilihat dari tindakan para bidan tentang asuhan kebidanan pasien paska
persalinan di ruangan maka sebagian besar sudah baik (79%) dan hanya 1 orang
oleh pengetahuan dan sikap para bidan yang umumnya sudah baik (>80%).
Tindakan asuhan kebidanan pasien postpartum di ruangan yang baik akan memberi
dampak terhadap kecepatan pemulihan pasien postpartum, mencegah terjadinya
komplikasi pasca persalinan serta meningkatkan kepuasan pasien terhadap
pelayanan kebidanan yang diberikan yang akhirnya meningkatkan citra pemberi
pelayanan atau rumah sakit.
Tabel 4.5. Hubungan umur dengan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada setiap kelompok umur
umumnya dengan pengetahun baik dan secara statistik dengan uji Fisher's Exact
Test oleh karena uji Chi square tidak memenuhi syarat didapatkan nilai p >0,05 yang
menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna umur dengan pengetahuan para
bidan.
Demikian juga dapat dilihat bahwa pada setiap kelompok umur umumnya
dengan sikap baik dan secara statistik dengan uji Fisher's Exact Test oleh karena uji
Chi square tidak memenuhi syarat didapatkan nilai p >0,05 yang menunjukkan tidak
ada hubungan yang bermakna umur dengan sikap para bidan.
Tabel di atas juga menunjukkan bahwa pada setiap kelompok umur umumnya
dengan tindakan baik dan secara statistik dengan uji Fisher's Exact Test oleh
karena uji Chi square tidak memenuhi syarat didapatkan nilai p >0,05 yang
menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna umur dengan tindakan para
bidan.
Tabel 4.6. Hubungan lama kerja dengan tingkat pengetahuan, sikap dan
tindakan bidan.
Lama Kerja Kat_Pengetahuan
11 – 15 tahun 3 (37,5%) 5 (62,5%) 8 (100%) 0,003
>15 tahun 5 (20,8%) 19 (79,2%) 24 (100%)
Total 17 (17%) 83 (83%) 100 (100%)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada setiap kelompok
berdasarkan lama kerja umumnya dengan pengetahun baik dan secara statistik
dengan uji Fisher's Exact Test oleh karena uji Chi square tidak memenuhi syarat
didapatkan nilai p >0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna
lama kerja dengan pengetahuan para bidan.
Demikian juga dapat dilihat bahwa pada setiap kelompok berdasarkan lama
kerja sebagian besar dengan sikap baik dan secara statistik dengan uji Fisher's
Exact Test oleh karena uji Chi square tidak memenuhi syarat didapatkan nilai p
<0,05 yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna lama kerja dengan sikap
para bidan.
Tabel di atas juga menunjukkan bahwa pada setiap kelompok berdasarkan
lama kerja umumnya dengan tindakan baik dan secara statistik dengan uji Fisher's
Exact Test oleh karena uji Chi square tidak memenuhi syarat didapatkan nilai p
>0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna lama kerja dengan
tindakan para bidan.
Lama Kerja Kat_Tindakan
Tabel 4.7. Hubungan pendidikan dengan tingkat pengetahuan, sikap dan
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada setiap jenjang
pendidikan umumnya dengan pengetahun baik dan secara statistik dengan uji
Fisher's Exact Test oleh karena uji Chi square tidak memenuhi syarat didapatkan
nilai p >0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna tingkat
pendidikan dengan pengetahuan para bidan.
Demikian juga dapat dilihat bahwa pada setiap kelompok umur umumnya
Chi square tidak memenuhi syarat didapatkan nilai p >0,05 yang menunjukkan tidak
ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap para bidan.
Tabel di atas juga menunjukkan bahwa pada setiap kelompok umur umumnya
dengan tindakan baik dan secara statistik dengan uji Fisher's Exact Test oleh
karena uji Chi square tidak memenuhi syarat didapatkan nilai p >0,05 yang
menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna tingkat pendidikan dengan
tindakan para bidan.
Tabel 4.8. Hubungan pelatihan dengan tingkat pengetahuan, sikap dan
tindakan bidan.
Tabel di atas menunjukkan bahwa berdasarkan pernah atau tidaknya
mendapatkan pelatihan kebidanan umumnya dengan pengetahun baik dan secara
memenuhi syarat didapatkan nilai p >0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan
yang bermakna pelatihan dengan pengetahuan para bidan.
Demikian juga dapat dilihat bahwa berdasarkan pernah atau tidaknya
mendapatkan pelatihan kebidanan umumnya dengan sikap baik dan secara statistik
dengan uji uji Continuity Correction Test oleh karena uji Chi square tidak memenuhi
syarat didapatkan nilai p >0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang
bermakna pelatihan dengan sikap para bidan.
Tabel di atas juga menunjukkan bahwa berdasarkan pernah atau tidaknya
mendapatkan pelatihan kebidanan sebagian besar dengan tindakan baik dan
secara statistik dengan uji uji Continuity Correction Test oleh karena uji Chi square
tidak memenuhi syarat didapatkan nilai p >0,05 yang menunjukkan tidak ada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Karakteristik responden pada penelitian ini sebagian besar adalah pada
kelompok umur 21-30 tahun (47%) dan umur 31-40 tahun (25%), telah
bekerja berkisar 1-5 tahun (52%), umumnya dengan latar belakang
pendidikan D3 kebidanan (81%), dan masih lebih banyak yang belum
mendapatkan pelatihan tambahan guna meningkatkan kapasitas para bidan
(58%).
2. Berdasarkan perilaku para bidan tentang asuhan kebidanan pasien
postpartum di ruangan menunjukkan umumnya pengetahuan para bidan
sudah baik (88%).
3. Berdasarkan perilaku para bidan tentang sikap juga umumnya sudah baik
(82%).
4. Berdasarkan perilaku para bidan tentang tindakan bidan sebagian besar
sudah baik (79%).
5. Berdasarkan hubungan umur dengan tingkat perilaku bidan, tidak ada
hubungan yang bermakna.
6. Berdasarkan hubungan lama kerja dengan perilaku bidan, hanya sikap bidan
yang menunjukkan ada hubungan bermakna dengan lama bekerja.
7. Berdasarkan hubungan pendidikan dengan perilaku bidan, tidak ada
hubungan yang bermakna.
8. Berdasarkan hubungan pelatihan dengan perilaku bidan, tidak ada hubungan
5.2. Saran
Meskipun tingkat pengetahuan dan sikap para bidan sudah baik (>80%) dan
tindakan bidan sebagian besar sudah baik (79%), tetapi masih diperlukan pelatihan
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al : The Puerperium. Williams
Obstetrics, 23rd Edition, 2010.
2. Cahyo K, Rimawati E, Widagdo L, et al : Kajian Adaptasi Sosial Psikologis Pada
Ibu Setelah Melahirkan (Post Partum) Di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Semarang.
Universitas Diponegoro, 2008.
3. Prafitri LD : Kepuasan pasien rawat inap kelas III ruang kebidanan terhadap
pelayanan postpartum di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Prodi DIII Kebidanan, 2011.
4. Fitri M, Trisyani M, Maryati I : Hubungan intensitas nyeri luka sectio caecarea
dengan kualitas tidur pada pasien post partum hari ke-2 di ruang rawat inap RSUD
Sumedang. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa
Barat, 2012.
5. WHO, Report of a Technical Working Group : Postpartum care of the mother and
newborn, 1998.
6. Islami, Aisyaroh N: Efektifitas kunjungan nifas terhadap pengurangan
ketidaknyamanan fisik yang terjadi pada ibu selama masa nifas, 2009.
7. Menteri negara pemberdayaan perempuan : Angka Kematian Ibu Melahirkan
(AKI).
8. Candra S, Imavike F, Ragil P : Hubungan dukungan sosial suami dengan gejala
gangguan psikologi postpartum blues selama masa nifas pada ibu primipara di bidan
9. Ratnawati R, Zuhriyah L, Wulandari UA : Pengaruh dukungan sosial suami pada
kejadian postpartum blues di wilayah kerja puskesmas Gribig kecamatan
Kedungkandang Malang, 2013.
10. Wijaya RF : Pengaruh penggunaan media bantu VCD dan modul terhadap
tingkat pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan pada ibu postpartum di
bangsal anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito. Universitas Gadjah Mada, 2008.
11. Hermanto D : Pengaruh persepsi mutu pelayanan kebidanan terhadap kepuasan
pasien rawat inap kebidanan di RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Bulungan
Kalimantan Timur. Program pasca sarjana Undip, 2010.
12. Case-Lo C : Postpartum care. Definition and pasien Education, 2013.
13. Kemenkes RI. Standar kompetensi bidan. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia; 2007.
14. PUSDIKNAKES : Asuhan kebidanan postpartum. Panduan pengajaran asuhan
kebidanan fisiologis bagi dosen diploma III kebidanan., 2003.
15. Sulistyawati A. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, 2009.
16. Ward AM. The midwife confronts postpartum hemorrhage, 2007
17. Intrapartum and Postpartum Care of the Mother. Guidlines for the American
College of Obstetricians and Gynecologists, 6th ed. Washington, DC, 2007.
18. Rudman AI : Women’s evaluations of intrapartumand postpartum care.
19. Rudman A, Waldenstrom U : Critical views on postpartum care expressed by
new mothers. Sweden, Karolinska Intitutet, Campus Solna, 2007.
20. Dewi D, Ratnawati R, Berlian I : Hubungan mobilisasi dini dengan kecepatan
kesembuhan luka perineum pada ibu post partum di seluruh wilayah kerja
puskesmas singosari kabupaten Malang, 2012.
21. Rahayuningsih FB : Hubungan tingkat kepatuhan pelaksanaan protap perawatan
luka dengan kejadian infeksi luka post sectio caecarea (SC) di ruang Mawar I RSUD.
Moewardi Surakarta.
22. Neena D, Celia M, Kay D : Antibiotic prophylaxis for prevention perineal wound
complication : A randomized controlled trial, 2007
23. Segel S, Hashima J, Gregory WT : A new approach to postpartum rounds :
Patient-centered collaborative care improves efficiency, 2010.
24. Mulyana DS : Analisa penyebab insiden keselamatan pasien oleh perawat di unit
rawat inap rumah sakit X Jakarta, 2013.
25. Nadine MJ : Postpartum Care. The Gale Group Inc. 2010.
26. The Indonesian Public Health Portal Http://www.indonesian-publichealth
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN
Ibu bidan Yth,
Nama saya dr. Aries Misrawany, saat ini saya sedang menjalani program pendidikan
Magister Kedokteran Klinik dan pendidikan spesialis kebidanan dan kandungan
(OBGIN) FK-USU.
Saya sedang meneliti tentang Gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan
bidan terhadap asuhan kebidanan pasien paska persalinan di ruang rawat inap
RSUP H. Adam Malik & RS jejaring Medan. Saya ingin mengingatkan kembali dan
meningkatkan pengetahuan tentang asuhan kebidanan di ruangan agar pasien
mendapatkan pelayanan yang optimal, karenanya saya tertarik untuk meneliti hal
tersebut.
Adapun tujuan penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang hubungan tingkat
pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan karakteristik bidan terhadap asuhan
kebidanan pasien paska persalinan di ruang rawat inap.
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan sebagai data dasar gambaran tingkat
pengetahuan, sikap dan tindakan bidan terhadap asuahn kebidanan pasien paska
persalinan di ruangan untuk penelitian selanjutnya, menjadi evaluasi dan review bagi
manajemen rumah sakit terhadap kinerja bidan, dan menjadi bahan masukan dan
Pada penelitian ini, saya akan melakukan tanya jawab dengan ibu bidan dengan
menggunakan lembaran kuesioner, yang berisi beberapa pertanyaan dimana ibu
bidan hanya memberikan informasi asuhan kebidanan pasien paska persalinan di
ruang rawat inap. Kerahasiaan pribadi ibu-ibu tetap saya jaga.
Penelitian ini tidak berbahaya, dan biaya penelitian ini sepenuhnya tidak dibebankan
kepada ibu-ibu. Partisipasi ibu bidan dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa
paksaan, maupun tekanan dari pihak manapun.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan ibu
bidan yang terpilih sebagai sukarela dalam penelitian ini dapat mengisi lembar
persetujuan turut serta dalam penelitian yang telah disiapkan.
Terimakasih saya ucapkan kepada ibu bidan yang telah berpartisipasi di dalam
penelitian ini. Jika selama menjalani penelitian ini terdapat hal-hal yang kurang jelas
maka ibu-ibu dapat menghubungi dr. Aries Misrawany, Departemen Obgin FK-USU
telp : 061-77162851 atau telepon genggam 081361338295. Terima kasih.
Medan, November 2013
Hormat saya
Dr. Aries Misrawany
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
Saya yang namanya tersebut dibawah ini:
Umur :
Tempat bekerja :
Alamat :
Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan
penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan
bersedia berpartisipasi pada penelitian ini. Bila ingin mendapatkan penjelasan lebih
lanjut saya akan bisa mendapatkannya dari dokter peneliti.
Medan, /November/ 2013
Peserta Penelitian
Dokter peneliti
_____________________
Dr. Aries Misrawany
Dept. Obstetri & Ginekologi FK USU-RSHAM
Telp. 061-77162851/081361338295
Kuesioner Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan bidan terhadap
pasien masa nifas di ruangan
Blok 1: Identitas Responden
Blok I : Identitas Responden
1. Nama
2. Alamat
3. Usia
4. Lama bekerja
5. Pendidikan :
D1 Kebidanan
D3 Kebidanan
D4 Kebidanan
S1 kebidanan
S2 kebidanan
6. Pelatihan :
1.Pernah
2.Tidak pernah
Jika pernah, sebutkan ...
Blok 2 : Pengetahuan Responden terhadap pasien paska persalinan di
ruangan
Berikut disediakan pernyataan mengenai pengetahuan tentang asuhan kebidanan
pasien postpartum di ruangan, berilah tanda (√) pada salah satu kolom.
Kolom benar, jika Anda merasa bahwa pernyataan tersebut benar; kolom salah, jika
No Pernyataan Benar Salah
1 Cara menopang payudara yang benar dengan
meletakkan ibu jari di atas payudara sambil menekan
dan keempat jari lainnya menopang di bawahnya
2 Perawat perlu menganjurkan kepada ibu untuk terus
menerus menyusui tanpa menunda munyusui
3 Kompres hangat dapat dilakukan pada payudara yang
tersumbat
4 Ibu menyusui minimal harus minum 8 gelas sehari
5 Pada metode rooming in memungkinkan adanya bentuk
pendidikan kesehatan untuk persiapan perawatan bayi
dan ibu di rumah
6 Membersihkan area vagina dan perineum dapat
dilakukan dari belakang ke depan
7 Cara merawat daerah kemaluan dengan dibersihkan,
dikeringkan dan diolesi antiseptic
8 Perineum basah baik untuk kesehatan
9 Cara mengoles kapas steril pada saat membersihkan
perineum adalah dari bawah ke atas
10 Kateterisasi dilakukan jika terjadi distensi kandung
kemih
11 Terapi antibiotik perlu dilakukan jika terdapat tanda
infeksi
12 Perdarahan bisa terjadi bila terjadi distensi kandung
13 Bila ada obstipasi dan timbul BAB yang keras, bidan
bisa menganjurkan agar ibu mengkonsumsi makanan
yang mengandung serat tinggi, buah-buahan dan
minum banyak.
14 Pengertian dan dukungan suami tidak diperlukan dalam
menunjang keberhasilan menyusui.
15 Kecemasan dan ketidakpercayaan ibu tidak
berpengaruh pada proses menyusui.
16 Ibu hendaknya mencari dukungan sosial dari orang di
sekitarnya untuk menolong proses penyesuaian diri.
17 Beristirahat dan mau menerima bantuan orang lain bisa
mempercepat pemulihan kondisi ibu dan bayi.
18 Bayi baru lahir sebaiknya dimandikan dengan teknik
sponge bath.
19 Suhu bayi tidak perlu dipehatikan sebelum dilakukan
teknik mandi seka (sponge bath).
20 Tanda-tanda infeksi pada tali pusat meliputi bau yang
menyengat, kemerahan, dan pembengkakan.
Blok 3 : Sikap Responden Terhadap pasien paska persalinan di ruangan
Berilah tanda (√) pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai menurut Anda.
Keterangan: S : Setuju
1. Ada ibu hamil dengan infeksi HIV memerlukan pemeriksaan dalam (PD). Apakah
ibu bidan bersedia melakukan pemeriksaan?
a. Setuju.
b. Tidak setuju.
2. Ada ibu hamil dalam masa persalinan dengan infeksi HIV memerlukan
pertolongan segera. Apakah ibu bidan bersedia memerlukan pemeriksaan?
a. Setuju.
b. Tidak setuju.
3. Ibu post partum dengan HIV di atas memerlukan perawatan lanjutan. Apakah ibu
bidan bersedia melakukan pemeriksaan?
a. Setuju.
b. Tidak setuju.
4. Apakah penderita HIV/AIDS harus dikucilkan?
a. Setuju.
b. Tidak setuju.
5. Pada saat memberi pertolongan kepada penderita yang terluka, ibu bidan harus
selalu memakai sarung tangan.
a. Setuju.
b. Tidak setuju.
6. Alat suntik bekas dipakai penderita tidak boleh dipakai orang lain/penderita lain.
b. Tidak setuju.
7. Alat suntik bekas setelah dipakai harus dibuang di tempat sampah khusus.
a. Setuju.
b. Tidak setuju.
8. Ibu bidan harus hati-hati agar jarum tidak menusuk tangan sendiri pada saat
melakukan tindakan penyuntikan.
a. Setuju.
b. Tidak setuju.
9. Sarana kerja seperti sarung tangan, alat pelindung, spuit, alkohol harus selalu
tersedia cukup di ruangan/tempat kerja.
a. Setuju.
b. Tidak setuju.
10. Sprei, handuk, alat makan dan barang lain bekas penderita HIV/AIDS harus
selalu dibakar.
a. Setuju.
Blok 4 : Tindakan Responden Terhadap pasien paska persalinan di ruangan
Berilah tanda (√) pada salah satu kolom yang paling sesuai menurut Anda.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Rekan kerja bidan di ruangan mampu bekerja
sama dengan baik dalam memberikan pelayanan
pada pasien.
2 Rekan kerja bidan di ruangan saling
mengingatkan jika ada teman yang melakukan
kesalahan dalam memberikan asuhan kebidanan
kepada pasien.
3 Rekan kerja bidan di ruangan bisa membantu
ketika dibutuhkan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada pasien.
4 Anda sering mendapatkan pekerjaan lain di luar
tugas tanggung jawab anda sebagai perawat
pelaksana.
5 Anda suka mendapatkan pekerjaan lain yang
harus dilakukan ketika sedang memberikan
asuhan kebidanan kepada pasien.
6 Keharmonisan dan hubungan baik antara bidan di
ruangan tempat anda bekerja telah terjalin dengan
baik.
7 Pengaturan tugas dan tanggung jawab pekerjaan
8 Dokter memberikan instruksi tertulis dengan jelas
mengenai tindakan yang harus diakukan oleh
bidan.
9 Sesama rekan kerja saling bertukar informasi
mengenai kondisi pasien yang menjadi tanggung
jawabnya.
10 Standar Prosedur Operasional (SPO) mengenai
tindakan asuhan kebidanan dapat dimengerti dan
dipahami dengan baik.
11 Standar Prosedur Operasional mempermudah
tindakan asuhan kebidanan.
12 Standar Prosedur Operasional yang sudah ada
membuat pekerjaan menjadi efektif dan efisien.
13 Selama bekerja di ruang perawatan belum pernah
membaca Standar Prosedur Operasional terkait
asuhan kebidanan.
14 Kondisi sarana dan prasarana di tempat anda
bekerja mempermudah dalam memberikan
asuahan kebidanan kepada pasien.
15 Tingkat kebisingan di tempat anda bekerja
mendukung dalam memberikan asuahan
kebidanan yang aman bagi pasien.
16 Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien atau
tidak melakukan asuhan kebidanan yang
kejadian nyaris cedera atau kejadian tidak
diharapkan pada pasien.
17 Instruksi dokter tidak jelas sehingga terjadi salah
pengertian dalam melaksanakan pelayanan.
18 Melakukan metode 6 Benar dalam pelayanan obat
kepada pasien. (Benar Pasien, Benar Obat, Benar
Dosis, Benar Cara/rute pemberian, Benar Waktu,
Benar Dokumentasi)
19 Penyimpanan obat yang rupa/bentuk dan namanya
hampir sama diletakkan terpisah.
20 Anda mencuci tangan setiap selesai memberikan
Crosstabs
Kel_umur * Kat_Pengetahuan
Crosstab
Kat_Pengetahuan
Total Sedang Baik
Kel_umur 1,00 Count 0 1 1
% within Kel_umur ,0% 100,0% 100,0%
2,00 Count 4 43 47
% within Kel_umur 8,5% 91,5% 100,0%
3,00 Count 4 22 26
% within Kel_umur 15,4% 84,6% 100,0%
4,00 Count 3 19 22
% within Kel_umur 13,6% 86,4% 100,0%
5,00 Count 0 4 4
% within Kel_umur ,0% 100,0% 100,0%
Total Count 11 89 100
Chi-Square Tests
a. 6 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,11.
b. The standardized statistic is -,375.
% within Kel_umur ,0% 100,0% 100,0%
a. 6 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,17.
b. The standardized statistic is ,507.
% within Kel_umur 3,8% 7,7% 88,5% 100,0%
4,00 Count 0 3 19 22
% within Kel_umur ,0% 13,6% 86,4% 100,0%
5,00 Count 0 1 3 4
% within Kel_umur ,0% 25,0% 75,0% 100,0%
Total Count 1 19 80 100
% within Kel_umur 1,0% 19,0% 80,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 10,850a 8 ,210 ,124
Likelihood Ratio 10,179 8 ,253 ,123
Fisher's Exact Test 14,011 ,107
Linear-by-Linear
Association
1,565b 1 ,211 ,218
N of Valid Cases 100
a. 11 cells (73,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,01.
Pendidikan * Kat_Pengetahuan
Crosstab
Kat_Pengetahuan
Total Sedang Baik
Pendidikan D1 Count 0 8 8
% within Pendidikan ,0% 100,0% 100,0%
D3 Count 10 70 80
% within Pendidikan 12,5% 87,5% 100,0%
D4 Count 0 8 8
% within Pendidikan ,0% 100,0% 100,0%
S1 Count 0 3 3
% within Pendidikan ,0% 100,0% 100,0%
SPK Count 1 0 1
% within Pendidikan 100,0% ,0% 100,0%
Total Count 11 89 100
% within Pendidikan 11,0% 89,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Likelihood Ratio 9,020 4 ,061 ,043
Fisher's Exact Test 5,819 ,178
N of Valid Cases 100
a. 6 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
,11.
Pendidikan * Kat_Sikap
Crosstab
Kat_Sikap
Total Sedang Baik
Pendidikan D1 Count 2 6 8
% within Pendidikan 25,0% 75,0% 100,0%
D3 Count 14 66 80
% within Pendidikan 17,5% 82,5% 100,0%
D4 Count 0 8 8
% within Pendidikan ,0% 100,0% 100,0%
S1 Count 0 3 3
% within Pendidikan ,0% 100,0% 100,0%
SPK Count 1 0 1
% within Pendidikan 100,0% ,0% 100,0%
Total Count 17 83 100
Chi-Square Tests
a. 6 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
Crosstab
Fisher's Exact Test 7,716 1,000
N of Valid Cases 100
a. 11 cells (73,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is