• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PETA KONSEP DALAM TATANAN STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN PERILAKU SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD 064020 MEDAN SUNGGAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PETA KONSEP DALAM TATANAN STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN PERILAKU SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD 064020 MEDAN SUNGGAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PETA KONSEP DALAM TATANAN STUDENTS TEAM ACHIEVMENT DIVISION (STAD) DAN PERILAKU SOSIAL

TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD 064020 MEDAN SUNGGAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

TESIS

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

JUNIKO ESRA TARIGAN

NIM : 8126181009

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PETA KONSEP

DALAM TATANAN STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

(STAD) DAN PERILAKU SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR

IPA SISWA KELAS IV SD 064020 MEDAN SUNGGAL

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Juniko Esra Tarigan

Pendidikan Dasar

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan peta konsep dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD tanpa peta konsep; (2) perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki perilaku sosial tinggi dengan siswa yang memiliki perilaku sosial rendah; dan (3) interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan perilaku sosial dalam mempengaruhi hasil belajar IPA siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 064020 Medan Sunggal Tahun Pelajaran 2015/2016 pada semester ganjil tahun ajaran 2015-2016 yang terdiri dari 2 kelas. Seluruh siswa berjumlah 81 orang, terdiri dari kelas IV-A terdiri dari 40 orang, kelas IV-B terdiri dari 41. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel (total sampling). Peneliti menetapkan siswa kelas IV-A diberikan perlakukan STAD dengan peta konsep dan siswa kelas IV-B diberikan perlakukan STAD tanpa peta konsep. Metode penelitian menggunakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum dan sesudah perlakuan serta instrument test perilaku sosial berupa angket untuk mengetahui kemampuan awal perilaku sosial siswa. Analisis data yang digunakan adalah ANAVA Faktorial 2 × 2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: (1) hasil belajar IPA siswa kelas model pembelajaran kooperatif STAD menggunakan peta konsep lebih tinggi dari hasil belajar IPA siswa kelas model pembelajaran kooperatif STAD tanpa menggunakan peta konsep dengan Fhitung>

Ftabel (16,801>3,26); (2) hasil belajar IPA siswa yang memiliki perilaku sosial

tinggi lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang memiliki perilaku sosial rendah dengan Fhitung> Ftabel (27,100>3,26); dan (3) ada interaksi antara model

pembelajaran dan perilaku sosial terhadap hasil belajar IPA siswa dengan Fhitung>

Ftabel (17,054>3,26). Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat diterapkan

bagi guru dan sekolah dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan peta konsep dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu perlu ditingkatkan perilaku sosial siswa dalam pembelajaran di kelas.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Peta Konsep Dalam Tatanan Students Team Achievement Division (STAD) dan Perilaku Sosial Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 064020 Medan Sunggal Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Penyusunan tesis ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Studi Magister Pendidikan di Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd selaku Wakil Rektor I Universitas Negeri

Medan

3. Bapak Dr. Restu, M.S selaku Wakil Rektor II Universitas Negeri Medan

4. Bapak Prof. Dr. Sahar Siagian, M.Pd selaku Wakil Rektor III Universitas Negeri

Medan

5. Bapak Prof. Manihar Situmorang, M.Sc, Ph.D selaku Wakil Rektor IV

Universitas Negeri Medan

(7)

iii Universitas Negeri Medan

7. Bapak Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd selaku Wakil Direktur II Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan

8. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si dan Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

9. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si selaku Dosen Pembimbing I, yang telah

menyediakan waktu mulai dari proses pengajuan judul, memberikan bimbingan dan arahan sampai dengan selesainya pembuatan tesis ini.

10. Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, M.S, S.Psi, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah menyediakan waktu mulai dari proses pengajuan judul, memberikan bimbingan dan arahan sampai dengan selesainya pembuatan tesis ini.

11. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu serta memberikan arahan dan masukkan kepada penulis sehingga tesis ini

dapat selesai dengan baik.

12. Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu serta memberikan arahan dan masukkan kepada penulis

sehingga tesis ini dapat selesai dengan baik.

13. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd selaku Dosen Penguji III yang telah meluangkan

waktu serta memberikan arahan dan masukkan kepada penulis sehingga tesis ini dapat selesai dengan baik.

14. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah

(8)

iv

15. Orang tua saya yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis selama ini.

16. Bapak Kepala Sekolah SD Negeri 064020 Medan Sunggal yang telah memberikan tempat dan izin melakukan penelitian kepada penulis.

17. Ibu Rosni Br Bangun selaku Wali Kelas IV A yang telah membantu penulis

dalam pelaksanaan penelitian.

18. Ibu Olga Suzanna Purba, S.Pd selaku Wali Kelas IV B yang telah membantu

penulis dalam pelaksanaan penelitian.

19. Seluruh guru-guru SD Negeri 064020 Medan Sunggal yang telah membantu dan

membimbing penulis selama proses penelitian.

Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di sisi Tuhan Yang Maha Esa sebagai amal ibadah, Amin.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

kritik saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Amiin.

Medan, April 2016

(9)

v

2.1.3 Pengaruh Perilaku Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 24

2.1.4 Hakikat Pembelajaran Kooperatif ... 28

2.1.5 Hakikat Metode Peta Konsep ... 34

2.1.6 Pengaruh Pembelajaran Model STAD dan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar ... 38

2.2.Penelitian Yang Relevan ... 40

2.3. Kerangka Berfikir ... 41

(10)

vi

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

3.2. Populasi dan Sampel ... 45

3.3. Metode Penelitian ... 46

3.4. Disain Penelitian ... 46

3.5. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakukan ... 47

3.6. Pengontrolan Perlakukan ... 51

3.7. Variabel dn Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 51

3.8. Instrumen Penelitian ... 52

3.9. Uji Coba Instrumen ... 52

3.10. Teknik Analisa Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1 Deskripsi Data ... ... 59

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis ... .... 68

4.3 Pengujian Hipotesis ... .... 73

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... ... 82

V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... ... 88

5.1 Kesimpulan ... ... 88

5.2 Implikasi ... 89

5.3 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(11)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Data Hasil Observasi Awal ... ... 5

Tabel 3.1. Distribusi Jumlah Siswa Kelas IV ... ... 45

Tabel 3.2. Disain Penelitian ... ... 46

Tabel 3.3. Tahapan Pembelajaran Tentang Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan dengan Model STAD .. ... 49

Tabel 3.4. Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar .. ... 53

Tabel 3.5. Klasifikasi Daya Pembeda ... ... 55

Tabel 3.6. Kisi-kisi Angket Perilaku Sosial ... ... 56

Tabel 4.1. Tabel Anava Perilaku Sosial dengan Model Pembelajaran .. ... 66

(12)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Contoh Peta Konsep .. ... 37

Gambar 2.2. Bagan Alur Pikir Penelitian .. ... 43

Gambar 4.1. Diagram Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa ... 61

(13)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... ... 94

Lampiran 2. Materi Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan . ... 100

Lampiran 3. Angket Perilaku Sosial . ... 110

Lampiran 4. Soal-soal Tes Hasil Belajar .. ... 112

Lampiran 5. Perhitungan Uji Validitas Angket Perilaku Sosial Siswa .. ... 117

Lampiran 6. Perhitungan Uji Realibilitas Angket Perilaku Sosial Siswa . ... 118

Lampiran 7. Perhitungan Uji Validitas Soal Tes Hasil Belajar .. ... 119

Lampiran 8. Perhitungan Uji Realibilitas Soal Tes Hasil Belajar .. ... 120

Lampiran 9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Tes Hasil Belajar ... ... 121

Lampiran 10. Perhitungan Daya Beda Soal Tes Hasil Belajar ... ... 122

Lampiran 11. Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen ... ... 123

Lampiran 12. Data Hasil Penelitian Kelas Kontrol ... ... 124

Lampiran 13. Data Hasil Belajar Setelah Dikelompokkan Berdasarkan Perilaku Sosial ... ... 125

Lampiran 14. Distribusi Frekuensi Data Penelitian ... ... 126

Lampiran 15. Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku dan Varians Data Hasil Penelitian ... ... 133

Lampiran 16. Perhitungan Uji Normalitas Data ... ... 138

Lampiran 17. Uji Homogenitas Data Penelitian ... ... 144

Lampiran 18. Perhitungan Uji Hipotesis ... ... 147

Lampiran 19. Uji Scheffe ... ... 151

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang

berkualitas. Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai

kemanusiaan. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk melahirkan

insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif dan berbudi

pekerti luhur. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah diundangkan

dalam bentuk Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional RI NO. 20 Tahun

2003, dinyatakan bahwa : “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan demokratis serta bertanggung jawab”.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan harapan pemerintah, maka

perlu diselenggarakan pendidikan formbangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga Negara yanal melalui lembaga pendidikan sekolah

baik dikelolah oleh pemerintah maupun lembaga swasta.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan

kemampuan siswa SD dalam bidang akademis, terutama pada 5 bidang studi yaitu

PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS. Selain itu kemajuan ilmu

(15)

2

pengetahuan dan teknologi juga sangat diperlukan untuk melanjutkan belajar ke

sekolah yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan bakat, minat, dan

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Misalnya dengan mata pelajaran IPA

dapat melatih keterampilan anak untuk berpikir secara kreatif dan inovatif. IPA

merupakan latihan awal bagi siswa untuk berpikir dalam mengembangkan daya

cipta dan minat siswa secara dini kepada alam sekitarnya.

Pembelajaran IPA merupakan konsep pembelajaran mempunyai hubungan

yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat

berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi. IPA diharapkan

bisa menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

pengembangan lebih lanjut dalam penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas jelas bahwa pengajaran IPA

menunjang kemajuan perkembangan teknologi. Keberhasilan pengajaran IPA

ditentukan oleh berbagai hal antara lain, kemampuan siswa dan kemampuan guru

itu sendiri di dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang bermakna sesuai

dengan tujuan pengajaran IPA yang terdapat dalam kurikulum. Siswa sebagai

objek pengajaran, memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada yang cerdas, ada

pula yang kurang. Untuk itu guru harus pandai dalam menyampaikan materi

kepada siswa karena keragaman yang ada pada siswa.

Paradigma lama dalam kegiatan belajar mengajar menyatakan bahwa guru

memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif, sekarang ini telah banyak

berubah karena tuntutan perkembangan zaman (globalisasi). Saat ini paradigma

(16)

3

mengajar siswa aktif. Dalam proses pembelajaran diharapkan dapat terjadi

aktivitas siswa, yaitu siswa mau dan mampu mengungkapkan pendapat sesuai

dengan apa yang dipahami. Selain itu diharapkan pula siswa mampu berinteraksi

dengan orang lain secara positif, misalnya antara siswa dengan siswa maupun

antara siswa dengan guru apabila ada kesulitan-kesulitan yang terkait dengan

materi pelajaran.

Profesi guru pun dalam dunia pendidikan memiliki peran yang sangat

penting dalam mensukseskan proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Maka

dari itu dalam melaksanakan tugasnya, guru harus menentukan dan membuat

perencanaan pembelajaran secara seksama dalam meningkatkan kesempatan

belajar bagi siswa dan memperbaiki strategi mengajar IPA. Guru juga harus

mengoptimalkan sarana prasarana yang ada di lingkungan. Selain itu, siswa juga

perlu dilibatkan langsung dalam pembelajaran sebab jika siswa mengalami langsung pengalaman-pengalaman belajar, mereka akan dengan mudah

memahami materi yang mereka pelajari.

Seorang guru yang profesional idealnya memiliki kompetensi pendidikan,

yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Terutama dalam

proses pembelajaran guru dituntut pula menguasai berbagai strategi pembelajaran

agar suasana pembelajaran di kelas lebih bergairah dan menyenangkan. Cara guru

dalam menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi jalannya proses

pembelajaran dan motivasi siswa terhadap suatu materi pelajaran, sehingga proses

pembelajaran menuntut guru untuk menekankan pada penguasaan siswa akan

(17)

4

Sejalan dengan uraian di atas, siswa sebagai subjek pendidikan dituntut

supaya aktif dalam belajar mencari informasi dan mengeksplorasi sendiri atau

secara berkelompok. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing

kearah pengoptimalan pencapaian ilmu pengetahuan yang dipelajari. Diharapkan

dalam proses pembelajaran, siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat

sesuai dengan apa yang telah ia dipahami dan kesulitan yang dihadapinya.

Namun kenyataannya, aktivitas yang ditunjukkan siswa pada pembelajaran

masih rendahnya minat siswa untuk belajar kelompok. Pada umumnya siswa cenderung pasif, hanya menerima apa yang di sampaikan guru tanpa bisa

mengeluarkan pendapat, bertanya, serta menjawab pertanyaan. Jika guru mengajukan pertanyaan, siswa tidak berani menjawab, jika ada itupun hanya 4-5 orang siswa saja. Apabila ada kendala, siswa tidak berani bertanya, dan nilai yang di peroleh siswa

masih di bawah standar ketuntasan belajar.

Materi pelajaran tentang “Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan” merupakan salah satu bahasan yang akan diberikan pada siswa kelas IV di semester 1. Berdasarkan hasil observasi di SD 064020 Medan Sunggal mengenai hasil belajar siswa pada

materi “Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan” ternyata nilai rata-rata siswa hanya sebesar 65 sementara Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sebesar 70. Dari 34

siswa, hanya sebanyak 14 siswa (41,17%) yang nilainya di atas nilai KKM (tuntas). Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru faktor mendasar yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA adalah siswa hanya mengandalkan guru saat belajar.

(18)

5

dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembalajaran, sehingga siswa tidak

banyak menyerap materi pembelajaran tersebut dengan baik.

Berikut ini adalah data hasil observasi peneliti dengan guru kelas IV SD negeri 064020 Medan Sunggal pada tanggal 11 Mei 2015 mengenai hasil belajar siswa materi “Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan” sebagai berikut :

Tabel 1. Data Hasil Observasi Awal

No Hasil Observasi Keterangan Jumlah Siswa Persentase

1. > 70 Tuntas 14 41,17%

2. < 70 Tidak Tuntas 20 58,83%

Jumlah 34 100,00%

(Sumber : Tata Usaha SD 064020 Medan Sunggal Tahun 2015)

Peneliti menduga bahwa penyampaian materi yang cenderung monoton

dan tidak mengaktifkan siswa tersebut menyebabkan rendahnya hasil belajar

siswa. Berdasarkan kondisi yang diamati selama ini pada kelas IV SD 064020

Medan Sunggal, sebagian besar siswa terlihat pasif, beberapa siswa cenderung

lebih bersifat acuh atau bermain, berbicara dengan siswa lain dalam mengikuti

mata pelajaran IPA yang terkesan berisi materi yang cukup banyak. Metode

pembelajaran IPA yang umumnya digunakan oleh guru kelas selama ini adalah

metode konvensional yang mengandalkan ceramah, tanya jawab dan pemberian

tugas dan alat bantu utamanya adalah papan tulis. Metode konvensional yang

digunakan pada saat mengajar cenderung lebih menonjolkan keaktifan guru,

sedangkan siswa cenderung tidak aktif.

Kini sudah saatnya guru mengurangi dominasi dan determinasi di dalam

(19)

6

sendiri pengetahuannya. Guru bukanlah orang yang bertugas mentransfer ilmu

kepada siswa, melainkan orang yang seharusnya memegang peranan penting

sebagai fasilitator belajar. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat

saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah

pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam

pemahaman masing-masing.

Ironisnya, pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam

pendidikan, walaupun orang Indonesia mengembangkan sifat gotong-ronyong dan

bekerjasama dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat. Keengganan guru

dalam menerapkan sistem kerjasama kelompok dalam pembelajaran kooperatif

karena berbagai alasan yang sebenarnya kurang tepat. Sebenarnya hal ini tidak

perlu terjadi jika guru benar-benar melaksanakan pembelajaran kooperatif yang

sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Slavin (1995) mengemukakan bahwa, pertama penggunaan pembelajaran

kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan

kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan

orang lain. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa

dalam belajar berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan

dengan ketrampilan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rorong A., (2012) mengenai

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa,

diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh positif

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran analisa rangkaian listrik setelah

(20)

7

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa proses belajar siswa dan proses

mengajar guru merupakan keterpaduan yang memerlukan pengaturan dan

perencanaan yang seksama sehingga menimbulkan pengaruh pada hasil belajar

siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk

meningkatkan hasil belajar adalah dengan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD).

Model pembelajaran kooperatif tipe Sudent Teams Achievement Division (STAD) dapat memacu siswa agar saling mendorong dan bekerja sama satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Jika siswa menginginkan

kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Siswa harus mendorong teman sekelompok

untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma–norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Siswa diberi waktu untuk bekerja sama setelah pelajaran diberikan oleh guru, tetapi tidak saling membantu ketika menjalani kuis, sehingga setiap siswa harus menguasai materi itu (tanggungjawab

perseorangan).

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD diadakan untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap perbedaan individu dan juga untuk pengembangan

sikap sosial. Menurut Slavin (dalam Nurasma, 2008 : 50), dalam STAD : siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima siswa yang merupakan campuran dari siswa dengan kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap

(21)

8

Menurut Ausubel (dalam Dahar, 1989) “belajar dapat diklasikfikasikan ke

dalam dua dimensi”. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau

materi pelajaran disajikan kepada siswa, melalui penerimaan atau penemuan.

Di-mensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu

pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif adalah fakta-fakta,

konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa.

Pada tingkat kedua, siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada

pengetahuan (berupa peta konsep atau lain- lain) yang telah dimilikinya.

“Peta konsep adalah suatu alat yang digunakan untuk menyatakan

hubu-ngan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi.

Pro-posisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh

kata-kata dalam suatu unit semantik” (Dahar, 1989:122). Dalam pendidikan, peta

konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuan. Menurut Dahar (1989:129)

menyatakan bahwa berdasarkan tujuannya, fungsi peta konsep ada empat, yakni

(1). Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa, (2). Mempelajari cara belajar,

(3). Mengungkapkan konsep yang salah dan (4). Sebagai alat evaluasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Atep Sujana (2012), mengenai

peta konsep (Concept Maps) dalam pembelajaran sains: studi pada siswa kelas

V Sekolah Dasar (SD), diperoleh hasil analisis statistik, menunjukkan

bahwa peta konsep dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman

siswa pada pembelajaran sains, terutama pada pokok bahasan

(22)

9

Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti akan

melakukan suatu penelitian sebagai upaya dalam melakukan perbaikan terhadap pembelajaran. Penelitian ini akan membahas tentang pengaruh pembelajaran menggunakan peta konsep dalam tatanan Students Team

Achievement Division (STAD) dan perilaku sosial terhadap hasil belajar IPA

Siswa Kelas IV SD 064020 Medan Sunggal Tahun Pelajaran 2015/2016.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran mata pelajaran IPA dengan materi

pokok “Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan”, + 60% siswa memiliki nilai

dibawah KKM.

2. Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan.

3. Kurangnya semangat dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPA.

4. Masih rendahnya kualitas perilaku sosial siswa.

5. Guru belum menerapkan metode pembelajaran yang bersifat kooperatif dalam

(23)

10

1.3. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan penulis baik dari segi kemampuan dan waktu, peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang “Penerapan pembelajaran menggunakan peta konsep dalam tatanan Students Team Achievement Division (STAD) dan perilaku sosial dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD

064020 Medan Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016”.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD)

menggunakan peta konsep lebih baik dari tanpa menggunakan peta konsep

pada siswa kelas IV SD 064020 Medan Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016?

2. Apakah hasil belajar siswa yang memiliki perilaku sosial tinggi lebih baik dari

siswa yang memiliki perilaku sosial rendah pada siswa kelas IV SD 064020

Medan Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016?

3. Apakah ada pengaruh interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Students

Team Achievement Division (STAD) dan perilaku sosial terhadap hasil belajar

siswa kelas IV SD 064020 Medan Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang diajar dengan model

(24)

11

menggunakan peta konsep dengan tanpa menggunakan peta konsep pada siswa

kelas IV SD 064020 Medan Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016.

2. Hasil belajar siswa yang memiliki perilaku sosial tinggi dengan siswa yang memiliki perilaku sosial rendah pada siswa kelas IV SD 064020 Medan

Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016.

3. Pengaruh interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Students Team

Achievement Division (STAD) dan perilaku sosial terhadap hasil belajar siswa

pada siswa kelas IV SD 064020 Medan Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah : a. Manfaat Teoretis

Adapun manfaat penelitian ini secara teoretis adalah untuk dapat memberikan

sumbangan bagi perkembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD)

menggunakan peta konsep untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa SD. b. Manfaat Praktis

1. Bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPA kelas IV SD 064020 Medan Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016.

2. Bagi guru mata pelajaran IPA menjadi bahan masukan mengenai penerapan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan peta konsep yang lebih baik. 3. Bagi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran

(25)

88

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilitian yang telah di uraikan pada bab sebelumnya,

maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran STAD dengan menggunakan peta konsep dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran STAD tanpa menggunakan peta konsep. Kelompok siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran STAD dengan menggunakan peta konsep memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diajar dengan model STAD tanpa menggunakan peta konsep (F-hitung = 16,801 > F-tabel = 3,26).

2. Terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang memiliki perilaku sosial tinggi dengan kelompok siswa yang memiliki perilaku sosial rendah. Siswa yang memiliki perilaku sosial tinggi memperoleh hasil belajar tinggi dari pada kelompok siswa yang memiliki perilaku sosial rendah (F- hitung = 27,100 > F-tabel=3,26)

3. Terdapat interaksi antara penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran STAD dengan menggunakan peta konsep dan model pembelajaran STAD tanpa menggunakan peta konsep dengan tinggi rendahnya perilaku sosial siswa terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD 064020 Medan Sunggal Tahun Pelajaran 2015/2016 (F-hitung= 17,054 > F-tabel= 3,26).

(26)

89

5.2. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan, di antaranya:

1. Dalam diterimanya hipotesis pertama, maka perlu dilakukan upaya dalam pengembangan pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran STAD menggunakan peta konsep dalam meningkatkan hasil belajar IPA. Dengan model pembelajaran STAD menggunakan peta konsep, siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran. Penggunaan model pembelajaran STAD dengan peta konsep harus terus dikembangkan mengingat kesimpulan penelitian menyatakan hasil belajar siswa meningkat. 2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka setiap menyampaikan materi pelajaran harus memperhatikan karaktarestik siswa, apakah dia memiliki perilaku sosial tinggi atau perilaku sosial rendah.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka disarankan hal hal sebagai berikut :

1. Dalam proses pembelajaran, guru harus lebih cermat dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran agar sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 2. Perlunya penggunaan model pembelajaran bagi guru guru bidang studi IPA

(27)

90

3. Perlu kiranya menjadi pertimbangan bagi pihak kepala sekolah SD 064020 Medan Sunggal dalam upaya meningkatkan keterampilan mengajar guru yang dapat mendukung hasil belajar khususnya hasil belajar IPA.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Albert Bandura. (1981). Social Foundations of Thought and Action. New Jersey: Prentice Hall. Erna R. Rahadjeng. 2011. Analisis Perilaku Investor Perspektif Gender Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Di Pasar Modal. Humanity, Vol. 6, No. 2, hlm. 90-97.

Asmawati R., (2011). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Bunyi . Jurnal. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendididkan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung

A.M. Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Djamarah S.B. dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Johnson, D. W., & Johnson, R. (1989). Cooperatif Learning. Edina, MN: Interaction Book Company

Krech et.al.(1962). Individual in Society. Tokyo : McGraw-Hill Kogakasha. Lie A. (2010). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo

Muslichah A. (2006). Penerapan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

Nasution,S. (1995). Berbagai pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara

Roger T. and David W. Johnson,.(1993). An Overview Of Cooperative Learning. Brookes Press, Baltimore.

Rorong A.R., (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Menganalisa Rangkaian Listrik Dengan Mengontrol Kemampuan Awal Siswa. Jurnal. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Negeri Manado. Syah M.(2010). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja GrafIndo Persada.

Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

(29)

Sulistyorini S. (2007). Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sulastri Y. dan Diana R., (2011). Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran Biologi di SMPN 2 Cimalaka. Jurnal. Pendidikan Ke-SD-an, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudjana N.(2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru

(30)

Gambar

Tabel 1.1. Data Hasil Observasi Awal ..................................................
Gambar 2.1. Contoh Peta Konsep .. ..............................................................
Tabel 1. Data Hasil Observasi Awal

Referensi

Dokumen terkait

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

Pedestrian mall, yaitu jalur yang dibuat untuk pejalan kaki sebagai sarana.. berbagai macam aktivitas, seperti berjualan, duduk santai,

Kedua orang tua peneliti yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil, menuntun peneliti dengan sabar serta doa restu yang selalu diberikan kepada peneliti

terhadap Keputusan Nasabah menggunakan Rekening Ponsel CIMB Niaga.. di

PENGARUH ARUS KAS OPERASI DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR..

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana kebijakan Dinas Kehutanan dalam menanggulangi upaya menanggulangi pembalakan hutan di wilayah KPH Malang.Ingin

Saudara diminta untuk menyiapkan seluruh data/dokumen penawaran dan kualifikasi perusahaan yang asli dan sah sesuai yang disampaikan dalam penawaran dan dapat

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan