PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PETA KONSEP DALAM TATANAN STUDENTS TEAM ACHIEVMENT DIVISION (STAD) DAN PERILAKU SOSIAL
TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD 064020 MEDAN SUNGGAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016
TESIS
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh :
JUNIKO ESRA TARIGAN
NIM : 8126181009
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PETA KONSEP
DALAM TATANAN STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISION
(STAD) DAN PERILAKU SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR
IPA SISWA KELAS IV SD 064020 MEDAN SUNGGAL
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Juniko Esra Tarigan
Pendidikan DasarAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan peta konsep dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD tanpa peta konsep; (2) perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki perilaku sosial tinggi dengan siswa yang memiliki perilaku sosial rendah; dan (3) interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan perilaku sosial dalam mempengaruhi hasil belajar IPA siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 064020 Medan Sunggal Tahun Pelajaran 2015/2016 pada semester ganjil tahun ajaran 2015-2016 yang terdiri dari 2 kelas. Seluruh siswa berjumlah 81 orang, terdiri dari kelas IV-A terdiri dari 40 orang, kelas IV-B terdiri dari 41. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel (total sampling). Peneliti menetapkan siswa kelas IV-A diberikan perlakukan STAD dengan peta konsep dan siswa kelas IV-B diberikan perlakukan STAD tanpa peta konsep. Metode penelitian menggunakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum dan sesudah perlakuan serta instrument test perilaku sosial berupa angket untuk mengetahui kemampuan awal perilaku sosial siswa. Analisis data yang digunakan adalah ANAVA Faktorial 2 × 2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: (1) hasil belajar IPA siswa kelas model pembelajaran kooperatif STAD menggunakan peta konsep lebih tinggi dari hasil belajar IPA siswa kelas model pembelajaran kooperatif STAD tanpa menggunakan peta konsep dengan Fhitung>
Ftabel (16,801>3,26); (2) hasil belajar IPA siswa yang memiliki perilaku sosial
tinggi lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang memiliki perilaku sosial rendah dengan Fhitung> Ftabel (27,100>3,26); dan (3) ada interaksi antara model
pembelajaran dan perilaku sosial terhadap hasil belajar IPA siswa dengan Fhitung>
Ftabel (17,054>3,26). Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat diterapkan
bagi guru dan sekolah dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan peta konsep dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu perlu ditingkatkan perilaku sosial siswa dalam pembelajaran di kelas.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Peta Konsep Dalam Tatanan Students Team Achievement Division (STAD) dan Perilaku Sosial Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 064020 Medan Sunggal Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Penyusunan tesis ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Studi Magister Pendidikan di Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd selaku Wakil Rektor I Universitas Negeri
Medan
3. Bapak Dr. Restu, M.S selaku Wakil Rektor II Universitas Negeri Medan
4. Bapak Prof. Dr. Sahar Siagian, M.Pd selaku Wakil Rektor III Universitas Negeri
Medan
5. Bapak Prof. Manihar Situmorang, M.Sc, Ph.D selaku Wakil Rektor IV
Universitas Negeri Medan
iii Universitas Negeri Medan
7. Bapak Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd selaku Wakil Direktur II Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan
8. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si dan Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
9. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
menyediakan waktu mulai dari proses pengajuan judul, memberikan bimbingan dan arahan sampai dengan selesainya pembuatan tesis ini.
10. Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, M.S, S.Psi, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah menyediakan waktu mulai dari proses pengajuan judul, memberikan bimbingan dan arahan sampai dengan selesainya pembuatan tesis ini.
11. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu serta memberikan arahan dan masukkan kepada penulis sehingga tesis ini
dapat selesai dengan baik.
12. Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu serta memberikan arahan dan masukkan kepada penulis
sehingga tesis ini dapat selesai dengan baik.
13. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd selaku Dosen Penguji III yang telah meluangkan
waktu serta memberikan arahan dan masukkan kepada penulis sehingga tesis ini dapat selesai dengan baik.
14. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah
iv
15. Orang tua saya yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis selama ini.
16. Bapak Kepala Sekolah SD Negeri 064020 Medan Sunggal yang telah memberikan tempat dan izin melakukan penelitian kepada penulis.
17. Ibu Rosni Br Bangun selaku Wali Kelas IV A yang telah membantu penulis
dalam pelaksanaan penelitian.
18. Ibu Olga Suzanna Purba, S.Pd selaku Wali Kelas IV B yang telah membantu
penulis dalam pelaksanaan penelitian.
19. Seluruh guru-guru SD Negeri 064020 Medan Sunggal yang telah membantu dan
membimbing penulis selama proses penelitian.
Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di sisi Tuhan Yang Maha Esa sebagai amal ibadah, Amin.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Amiin.
Medan, April 2016
v
2.1.3 Pengaruh Perilaku Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 24
2.1.4 Hakikat Pembelajaran Kooperatif ... 28
2.1.5 Hakikat Metode Peta Konsep ... 34
2.1.6 Pengaruh Pembelajaran Model STAD dan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar ... 38
2.2.Penelitian Yang Relevan ... 40
2.3. Kerangka Berfikir ... 41
vi
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45
3.2. Populasi dan Sampel ... 45
3.3. Metode Penelitian ... 46
3.4. Disain Penelitian ... 46
3.5. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakukan ... 47
3.6. Pengontrolan Perlakukan ... 51
3.7. Variabel dn Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 51
3.8. Instrumen Penelitian ... 52
3.9. Uji Coba Instrumen ... 52
3.10. Teknik Analisa Data ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
4.1 Deskripsi Data ... ... 59
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis ... .... 68
4.3 Pengujian Hipotesis ... .... 73
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... ... 82
V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... ... 88
5.1 Kesimpulan ... ... 88
5.2 Implikasi ... 89
5.3 Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Data Hasil Observasi Awal ... ... 5
Tabel 3.1. Distribusi Jumlah Siswa Kelas IV ... ... 45
Tabel 3.2. Disain Penelitian ... ... 46
Tabel 3.3. Tahapan Pembelajaran Tentang Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan dengan Model STAD .. ... 49
Tabel 3.4. Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar .. ... 53
Tabel 3.5. Klasifikasi Daya Pembeda ... ... 55
Tabel 3.6. Kisi-kisi Angket Perilaku Sosial ... ... 56
Tabel 4.1. Tabel Anava Perilaku Sosial dengan Model Pembelajaran .. ... 66
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Contoh Peta Konsep .. ... 37
Gambar 2.2. Bagan Alur Pikir Penelitian .. ... 43
Gambar 4.1. Diagram Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa ... 61
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... ... 94
Lampiran 2. Materi Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan . ... 100
Lampiran 3. Angket Perilaku Sosial . ... 110
Lampiran 4. Soal-soal Tes Hasil Belajar .. ... 112
Lampiran 5. Perhitungan Uji Validitas Angket Perilaku Sosial Siswa .. ... 117
Lampiran 6. Perhitungan Uji Realibilitas Angket Perilaku Sosial Siswa . ... 118
Lampiran 7. Perhitungan Uji Validitas Soal Tes Hasil Belajar .. ... 119
Lampiran 8. Perhitungan Uji Realibilitas Soal Tes Hasil Belajar .. ... 120
Lampiran 9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Tes Hasil Belajar ... ... 121
Lampiran 10. Perhitungan Daya Beda Soal Tes Hasil Belajar ... ... 122
Lampiran 11. Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen ... ... 123
Lampiran 12. Data Hasil Penelitian Kelas Kontrol ... ... 124
Lampiran 13. Data Hasil Belajar Setelah Dikelompokkan Berdasarkan Perilaku Sosial ... ... 125
Lampiran 14. Distribusi Frekuensi Data Penelitian ... ... 126
Lampiran 15. Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku dan Varians Data Hasil Penelitian ... ... 133
Lampiran 16. Perhitungan Uji Normalitas Data ... ... 138
Lampiran 17. Uji Homogenitas Data Penelitian ... ... 144
Lampiran 18. Perhitungan Uji Hipotesis ... ... 147
Lampiran 19. Uji Scheffe ... ... 151
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang
berkualitas. Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai
kemanusiaan. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk melahirkan
insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif dan berbudi
pekerti luhur. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah diundangkan
dalam bentuk Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional RI NO. 20 Tahun
2003, dinyatakan bahwa : “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan demokratis serta bertanggung jawab”.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan harapan pemerintah, maka
perlu diselenggarakan pendidikan formbangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yanal melalui lembaga pendidikan sekolah
baik dikelolah oleh pemerintah maupun lembaga swasta.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan
kemampuan siswa SD dalam bidang akademis, terutama pada 5 bidang studi yaitu
PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS. Selain itu kemajuan ilmu
2
pengetahuan dan teknologi juga sangat diperlukan untuk melanjutkan belajar ke
sekolah yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan bakat, minat, dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Misalnya dengan mata pelajaran IPA
dapat melatih keterampilan anak untuk berpikir secara kreatif dan inovatif. IPA
merupakan latihan awal bagi siswa untuk berpikir dalam mengembangkan daya
cipta dan minat siswa secara dini kepada alam sekitarnya.
Pembelajaran IPA merupakan konsep pembelajaran mempunyai hubungan
yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat
berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi. IPA diharapkan
bisa menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
pengembangan lebih lanjut dalam penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas jelas bahwa pengajaran IPA
menunjang kemajuan perkembangan teknologi. Keberhasilan pengajaran IPA
ditentukan oleh berbagai hal antara lain, kemampuan siswa dan kemampuan guru
itu sendiri di dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang bermakna sesuai
dengan tujuan pengajaran IPA yang terdapat dalam kurikulum. Siswa sebagai
objek pengajaran, memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada yang cerdas, ada
pula yang kurang. Untuk itu guru harus pandai dalam menyampaikan materi
kepada siswa karena keragaman yang ada pada siswa.
Paradigma lama dalam kegiatan belajar mengajar menyatakan bahwa guru
memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif, sekarang ini telah banyak
berubah karena tuntutan perkembangan zaman (globalisasi). Saat ini paradigma
3
mengajar siswa aktif. Dalam proses pembelajaran diharapkan dapat terjadi
aktivitas siswa, yaitu siswa mau dan mampu mengungkapkan pendapat sesuai
dengan apa yang dipahami. Selain itu diharapkan pula siswa mampu berinteraksi
dengan orang lain secara positif, misalnya antara siswa dengan siswa maupun
antara siswa dengan guru apabila ada kesulitan-kesulitan yang terkait dengan
materi pelajaran.
Profesi guru pun dalam dunia pendidikan memiliki peran yang sangat
penting dalam mensukseskan proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Maka
dari itu dalam melaksanakan tugasnya, guru harus menentukan dan membuat
perencanaan pembelajaran secara seksama dalam meningkatkan kesempatan
belajar bagi siswa dan memperbaiki strategi mengajar IPA. Guru juga harus
mengoptimalkan sarana prasarana yang ada di lingkungan. Selain itu, siswa juga
perlu dilibatkan langsung dalam pembelajaran sebab jika siswa mengalami langsung pengalaman-pengalaman belajar, mereka akan dengan mudah
memahami materi yang mereka pelajari.
Seorang guru yang profesional idealnya memiliki kompetensi pendidikan,
yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Terutama dalam
proses pembelajaran guru dituntut pula menguasai berbagai strategi pembelajaran
agar suasana pembelajaran di kelas lebih bergairah dan menyenangkan. Cara guru
dalam menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi jalannya proses
pembelajaran dan motivasi siswa terhadap suatu materi pelajaran, sehingga proses
pembelajaran menuntut guru untuk menekankan pada penguasaan siswa akan
4
Sejalan dengan uraian di atas, siswa sebagai subjek pendidikan dituntut
supaya aktif dalam belajar mencari informasi dan mengeksplorasi sendiri atau
secara berkelompok. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing
kearah pengoptimalan pencapaian ilmu pengetahuan yang dipelajari. Diharapkan
dalam proses pembelajaran, siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat
sesuai dengan apa yang telah ia dipahami dan kesulitan yang dihadapinya.
Namun kenyataannya, aktivitas yang ditunjukkan siswa pada pembelajaran
masih rendahnya minat siswa untuk belajar kelompok. Pada umumnya siswa cenderung pasif, hanya menerima apa yang di sampaikan guru tanpa bisa
mengeluarkan pendapat, bertanya, serta menjawab pertanyaan. Jika guru mengajukan pertanyaan, siswa tidak berani menjawab, jika ada itupun hanya 4-5 orang siswa saja. Apabila ada kendala, siswa tidak berani bertanya, dan nilai yang di peroleh siswa
masih di bawah standar ketuntasan belajar.
Materi pelajaran tentang “Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan” merupakan salah satu bahasan yang akan diberikan pada siswa kelas IV di semester 1. Berdasarkan hasil observasi di SD 064020 Medan Sunggal mengenai hasil belajar siswa pada
materi “Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan” ternyata nilai rata-rata siswa hanya sebesar 65 sementara Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sebesar 70. Dari 34
siswa, hanya sebanyak 14 siswa (41,17%) yang nilainya di atas nilai KKM (tuntas). Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru faktor mendasar yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA adalah siswa hanya mengandalkan guru saat belajar.
5
dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembalajaran, sehingga siswa tidak
banyak menyerap materi pembelajaran tersebut dengan baik.
Berikut ini adalah data hasil observasi peneliti dengan guru kelas IV SD negeri 064020 Medan Sunggal pada tanggal 11 Mei 2015 mengenai hasil belajar siswa materi “Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan” sebagai berikut :
Tabel 1. Data Hasil Observasi Awal
No Hasil Observasi Keterangan Jumlah Siswa Persentase
1. > 70 Tuntas 14 41,17%
2. < 70 Tidak Tuntas 20 58,83%
Jumlah 34 100,00%
(Sumber : Tata Usaha SD 064020 Medan Sunggal Tahun 2015)
Peneliti menduga bahwa penyampaian materi yang cenderung monoton
dan tidak mengaktifkan siswa tersebut menyebabkan rendahnya hasil belajar
siswa. Berdasarkan kondisi yang diamati selama ini pada kelas IV SD 064020
Medan Sunggal, sebagian besar siswa terlihat pasif, beberapa siswa cenderung
lebih bersifat acuh atau bermain, berbicara dengan siswa lain dalam mengikuti
mata pelajaran IPA yang terkesan berisi materi yang cukup banyak. Metode
pembelajaran IPA yang umumnya digunakan oleh guru kelas selama ini adalah
metode konvensional yang mengandalkan ceramah, tanya jawab dan pemberian
tugas dan alat bantu utamanya adalah papan tulis. Metode konvensional yang
digunakan pada saat mengajar cenderung lebih menonjolkan keaktifan guru,
sedangkan siswa cenderung tidak aktif.
Kini sudah saatnya guru mengurangi dominasi dan determinasi di dalam
6
sendiri pengetahuannya. Guru bukanlah orang yang bertugas mentransfer ilmu
kepada siswa, melainkan orang yang seharusnya memegang peranan penting
sebagai fasilitator belajar. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat
saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah
pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam
pemahaman masing-masing.
Ironisnya, pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam
pendidikan, walaupun orang Indonesia mengembangkan sifat gotong-ronyong dan
bekerjasama dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat. Keengganan guru
dalam menerapkan sistem kerjasama kelompok dalam pembelajaran kooperatif
karena berbagai alasan yang sebenarnya kurang tepat. Sebenarnya hal ini tidak
perlu terjadi jika guru benar-benar melaksanakan pembelajaran kooperatif yang
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Slavin (1995) mengemukakan bahwa, pertama penggunaan pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan
kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan
orang lain. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa
dalam belajar berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan
dengan ketrampilan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rorong A., (2012) mengenai
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa,
diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh positif
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran analisa rangkaian listrik setelah
7
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa proses belajar siswa dan proses
mengajar guru merupakan keterpaduan yang memerlukan pengaturan dan
perencanaan yang seksama sehingga menimbulkan pengaruh pada hasil belajar
siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk
meningkatkan hasil belajar adalah dengan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD).
Model pembelajaran kooperatif tipe Sudent Teams Achievement Division (STAD) dapat memacu siswa agar saling mendorong dan bekerja sama satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Jika siswa menginginkan
kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Siswa harus mendorong teman sekelompok
untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma–norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Siswa diberi waktu untuk bekerja sama setelah pelajaran diberikan oleh guru, tetapi tidak saling membantu ketika menjalani kuis, sehingga setiap siswa harus menguasai materi itu (tanggungjawab
perseorangan).
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD diadakan untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap perbedaan individu dan juga untuk pengembangan
sikap sosial. Menurut Slavin (dalam Nurasma, 2008 : 50), dalam STAD : siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima siswa yang merupakan campuran dari siswa dengan kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap
8
Menurut Ausubel (dalam Dahar, 1989) “belajar dapat diklasikfikasikan ke
dalam dua dimensi”. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau
materi pelajaran disajikan kepada siswa, melalui penerimaan atau penemuan.
Di-mensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu
pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif adalah fakta-fakta,
konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa.
Pada tingkat kedua, siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada
pengetahuan (berupa peta konsep atau lain- lain) yang telah dimilikinya.
“Peta konsep adalah suatu alat yang digunakan untuk menyatakan
hubu-ngan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi.
Pro-posisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh
kata-kata dalam suatu unit semantik” (Dahar, 1989:122). Dalam pendidikan, peta
konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuan. Menurut Dahar (1989:129)
menyatakan bahwa berdasarkan tujuannya, fungsi peta konsep ada empat, yakni
(1). Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa, (2). Mempelajari cara belajar,
(3). Mengungkapkan konsep yang salah dan (4). Sebagai alat evaluasi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Atep Sujana (2012), mengenai
peta konsep (Concept Maps) dalam pembelajaran sains: studi pada siswa kelas
V Sekolah Dasar (SD), diperoleh hasil analisis statistik, menunjukkan
bahwa peta konsep dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman
siswa pada pembelajaran sains, terutama pada pokok bahasan
9
Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti akan
melakukan suatu penelitian sebagai upaya dalam melakukan perbaikan terhadap pembelajaran. Penelitian ini akan membahas tentang pengaruh pembelajaran menggunakan peta konsep dalam tatanan Students Team
Achievement Division (STAD) dan perilaku sosial terhadap hasil belajar IPA
Siswa Kelas IV SD 064020 Medan Sunggal Tahun Pelajaran 2015/2016.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran mata pelajaran IPA dengan materi
pokok “Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan”, + 60% siswa memiliki nilai
dibawah KKM.
2. Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan.
3. Kurangnya semangat dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPA.
4. Masih rendahnya kualitas perilaku sosial siswa.
5. Guru belum menerapkan metode pembelajaran yang bersifat kooperatif dalam
10
1.3. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan penulis baik dari segi kemampuan dan waktu, peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang “Penerapan pembelajaran menggunakan peta konsep dalam tatanan Students Team Achievement Division (STAD) dan perilaku sosial dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD
064020 Medan Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016”.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD)
menggunakan peta konsep lebih baik dari tanpa menggunakan peta konsep
pada siswa kelas IV SD 064020 Medan Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016?
2. Apakah hasil belajar siswa yang memiliki perilaku sosial tinggi lebih baik dari
siswa yang memiliki perilaku sosial rendah pada siswa kelas IV SD 064020
Medan Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016?
3. Apakah ada pengaruh interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Students
Team Achievement Division (STAD) dan perilaku sosial terhadap hasil belajar
siswa kelas IV SD 064020 Medan Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang diajar dengan model
11
menggunakan peta konsep dengan tanpa menggunakan peta konsep pada siswa
kelas IV SD 064020 Medan Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016.
2. Hasil belajar siswa yang memiliki perilaku sosial tinggi dengan siswa yang memiliki perilaku sosial rendah pada siswa kelas IV SD 064020 Medan
Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016.
3. Pengaruh interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Students Team
Achievement Division (STAD) dan perilaku sosial terhadap hasil belajar siswa
pada siswa kelas IV SD 064020 Medan Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah : a. Manfaat Teoretis
Adapun manfaat penelitian ini secara teoretis adalah untuk dapat memberikan
sumbangan bagi perkembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD)
menggunakan peta konsep untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa SD. b. Manfaat Praktis
1. Bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPA kelas IV SD 064020 Medan Sunggal Tahun Ajaran 2015/2016.
2. Bagi guru mata pelajaran IPA menjadi bahan masukan mengenai penerapan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan peta konsep yang lebih baik. 3. Bagi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran
88
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitian yang telah di uraikan pada bab sebelumnya,
maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran STAD dengan menggunakan peta konsep dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran STAD tanpa menggunakan peta konsep. Kelompok siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran STAD dengan menggunakan peta konsep memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diajar dengan model STAD tanpa menggunakan peta konsep (F-hitung = 16,801 > F-tabel = 3,26).
2. Terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang memiliki perilaku sosial tinggi dengan kelompok siswa yang memiliki perilaku sosial rendah. Siswa yang memiliki perilaku sosial tinggi memperoleh hasil belajar tinggi dari pada kelompok siswa yang memiliki perilaku sosial rendah (F- hitung = 27,100 > F-tabel=3,26)
3. Terdapat interaksi antara penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran STAD dengan menggunakan peta konsep dan model pembelajaran STAD tanpa menggunakan peta konsep dengan tinggi rendahnya perilaku sosial siswa terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD 064020 Medan Sunggal Tahun Pelajaran 2015/2016 (F-hitung= 17,054 > F-tabel= 3,26).
89
5.2. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan, di antaranya:
1. Dalam diterimanya hipotesis pertama, maka perlu dilakukan upaya dalam pengembangan pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran STAD menggunakan peta konsep dalam meningkatkan hasil belajar IPA. Dengan model pembelajaran STAD menggunakan peta konsep, siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran. Penggunaan model pembelajaran STAD dengan peta konsep harus terus dikembangkan mengingat kesimpulan penelitian menyatakan hasil belajar siswa meningkat. 2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka setiap menyampaikan materi pelajaran harus memperhatikan karaktarestik siswa, apakah dia memiliki perilaku sosial tinggi atau perilaku sosial rendah.
5.3. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka disarankan hal hal sebagai berikut :
1. Dalam proses pembelajaran, guru harus lebih cermat dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran agar sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 2. Perlunya penggunaan model pembelajaran bagi guru guru bidang studi IPA
90
3. Perlu kiranya menjadi pertimbangan bagi pihak kepala sekolah SD 064020 Medan Sunggal dalam upaya meningkatkan keterampilan mengajar guru yang dapat mendukung hasil belajar khususnya hasil belajar IPA.
DAFTAR PUSTAKA
Albert Bandura. (1981). Social Foundations of Thought and Action. New Jersey: Prentice Hall. Erna R. Rahadjeng. 2011. Analisis Perilaku Investor Perspektif Gender Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Di Pasar Modal. Humanity, Vol. 6, No. 2, hlm. 90-97.
Asmawati R., (2011). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Bunyi . Jurnal. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendididkan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung
A.M. Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Djamarah S.B. dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Johnson, D. W., & Johnson, R. (1989). Cooperatif Learning. Edina, MN: Interaction Book Company
Krech et.al.(1962). Individual in Society. Tokyo : McGraw-Hill Kogakasha. Lie A. (2010). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo
Muslichah A. (2006). Penerapan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
Nasution,S. (1995). Berbagai pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara
Roger T. and David W. Johnson,.(1993). An Overview Of Cooperative Learning. Brookes Press, Baltimore.
Rorong A.R., (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Menganalisa Rangkaian Listrik Dengan Mengontrol Kemampuan Awal Siswa. Jurnal. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Negeri Manado. Syah M.(2010). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja GrafIndo Persada.
Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Sulistyorini S. (2007). Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sulastri Y. dan Diana R., (2011). Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran Biologi di SMPN 2 Cimalaka. Jurnal. Pendidikan Ke-SD-an, Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudjana N.(2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru