• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Agen Penjualan Dalam Upaya Meningkatkan Volume Penjualan Pada PT Yakult Indonesia Persada Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Agen Penjualan Dalam Upaya Meningkatkan Volume Penjualan Pada PT Yakult Indonesia Persada Cabang Medan"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERANAN AGEN PENJUALAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT YAKULT INDONESIA PERSADA

CABANG MEDAN

OLEH

SRI RANJETHA 070502015

PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian tentang pengaruh peranan agen terhadap volume penjualan ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari variabel peranan agen (X) yang diterapkan pada PT Yakult Indonesia Persada terhadap peningkatan variabel volume penjualan (Y).

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif. Penulis melakukan wawancara dengan para agen yakut lady pada PT. Yakult Indonesia Persada Cabang Medan, sehingga penulis mendapatkan analisa atau jawaban tentang peranan agen dan volume penjualan di perusahaan. Penulis juga melakukan metode analisis deskriptif dengan menggunakan crosstabulasi data. Hasil dari crosstabulasi data pada penelitian ini adalah agen yakult lady yang berumur 36 tahun sebanyak 4 orang dan agen yakult lady yang berumur 37 tahun sebanyak 3 orang. Para agen yakult lady lebih banyak yang berpendidikan SMEA yaitu sebanyak 7 orang. Semua agen yakult lady berjenis kelamin wanita. Crosstabulasi data diproses dengan bantuan SPSS 17,00.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan antara umur agen penjualan dan volume penjualan. Sehingga volume penjualan tidak bergantung dengan umur dari para agen penjualan. Ini dapat dilihat dari nilai p-value Pearson Chi-Square 0,291 ( > 0,05 ). Dan juga tidak terdapat hubungan antara pendidikan agen dengan volume penjualan. Sehingga volume penjualan tidak bergantung dengan pendidikan dari para agen penjualan. Ini dapat dilihat dari nilai p-value Pearson Chi-Square 0,341 ( > 0,05 ).

(3)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know and to analyse the influence of agent role (X) which was done in PT. Yakult Indonesia Persada Cabang Medan to increase sales volume (Y).

This research used qualitative analyse method. The writer does interview with yakult lady agentin PT. Yakult Indonesia Persada Branch Medan, so that writer got analyse or answer about agent roles and sales volume in the company. The writer has done descriptive analyse method also in using crosstabulation data. The result of crosstabulaion data in this research is yakult lady agent aged 36 years old 4 persons and yakult lady agent aged 37 years old 3 persons. Many of the yakult lady agent have educated SMEA, there are 7 persons. All of the yakult lady agent are woman. Crosstabulation data was processed with the help from program software SPSS 17,00 for windows.

Based on the result of the research there is no influence between age of agent and sales volume in PT. Yakult Indonesia Persada Branch Medan, so that sales volume not depend with age of agent. This can see from value of p-value Person Chi-Square 0,291 ( > 0,05 ). And there is no influence between agent education and sales volume. So that sales volume not depend with education of agent. This can see from value of p-value Pearson Chi-Square 0,341 ( > 0,05 ).

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas segala kasih, berkat, dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan

pembuatan skripsi ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih yang tak terhingga penulis persembahkan kepada my dearest

mommy Malar Mathi yang merupakan sumber inspirasi dan senantiasa

memberikan kasih sayang, motivasi, nasehat, serta doa yang selalu menyertai

penulis.

Selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis telah

banyak mendapat bimbingan, nasehat, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(5)

6. Ibu Frida Ramadhini SE, MM selaku Dosen Penguji I penulis.

7. Ibu Dra. Setri Hiyanti selaku Dosen Penguji II penulis.

8. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Wali penulis.

9. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

10.Seluruh agen di PT.YAKULT INDONESIA PERSADA CABANG MEDAN,

special thanks buat ibu Puji Astuti.

11.Sepupu-sepupuku Tika dan Wiwin, my special one Jayaraj, my one heart

friends Nony, Maya Sari, Siti Rahayu, Imla Hasanah dan Muhammad Fauzi,

my friendship from SMA Ruth Medya dan Maristella, sahabat-sahabatku

Lanie, Khania, Cendika, Virgin, Iis, Liana, Mohan, Anita, Brilianty, Aulia

Avrianty, Sita, Emi, Umi, Rina, Desy, Khairani, Nostra, Aulia Rizky, Rudi,

Hasan, Agus, Yuda, Frendy, Rio, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat

disebutkan namanya satu-persatu. Terima kasih atas doa, motivasi, semangat,

dukungan, perhatian dan persahabatan yang diberikan kepada peneliti.

12.Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dalam penulisan Skripsi ini.

Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Medan, Februari 2011

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… i

ABSTRACT………. ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI... ... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN………... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1 Uraian Teoritis……... 7

2.2 Penelitian Terdahulu………...… 31

2.3 Kerangka Konseptual………... 32

2.4 Hipotesis………... 33

BAB III METODE PENELITIAN……… 35

3.1 Jenis Penelitian………35

3..2 Tempat dan Waktu Penelitian………. 35

3.3 Batasan Operasional………... 35

3.4 Defenisi Operasional……….. 36

3.5 Skala Pengukuran Variabel……… 37

3.6 Populasi dan Sampel………... 38

3.7 Jenis dan Sumber Data………... 40

3.8 Metode Pengumpulan Data……… 40

3.9 Teknik Analisis………... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 43

4.1 Gambaran Umum Perusahaan……… 43

4.2 Hasil Penelitian………... 56

4.3 Pembahasan……… 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 77 DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel... 37

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert………. 38

Tabel 4.1 Identitas Responden Agen ……….. 57

Tabel 4.2 Crosstabulassi Data Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur ....…... 58

Tabel 4.3 Crosstabulasi Data Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan…. 58 Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Usia………..…….. 59

Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………..…... 60

Tabel 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Konsumsi Minuman Kesehatan Yakult………... 60

Tabel 4.7 Dengan adanya agen maka konsumen dapat lebih mudah membeli dan mengkonsumsi minuman kesehatan Yakult………... 61

Tabel 4.8 Para agen dapat memberikan pelayanan kepada konsumen dengan cara menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan minuman kesehatan Yakult……….. 62

Tabel 4.9 Para agen selalu datang tepat waktu untuk mengantarkan Yakult kepada para pelanggannya……….….. 62

Tabel 4.10 Para agen memiliki wawasan/pengetahuan tentang minuman kesehatan Yakult……….…. 63

Tabel 4.11 Para agen memiliki manfaat sebagai penyalur sehingga konsumen dapat membeli Yakult dengan mudah……….. 64

Tabel 4.12 Konsumen tertarik dengan penjelasan para agen sehingga tertarik untuk membeli dan mengkonsumsi Yakult……….. 64

Tabel 4.13 Para agen memiliki keramah-tamahan yang baik……….... 65

Tabel 4.14 Penampilan para agen rapi dan bersih……….. 65

Tabel 4.15 Bahasa yang digunakan para agen kepada para pelanggan baik dan sopan………... 66

Tabel 4.16 Harga dari minuman Yakult cukup terjangkau/murah daripada di toko-toko………... 67

Tabel 4.17 Para agen akan memberikan potongan harga/diskon jika pelanggan membeli Yakult dalam jumlah banyak………... 67

Tabel 4.18 Harga per satuan Yakult yang disalurkan agen sangat terjangkau... 68

Tabel 4.19 Umur Agen versus Penjualan Agen………. 69

Tabel 4.20 Chi-Square Tests 1……….. 71

Tabel 4.21 Pendidikan Agen Versus Penjualan Agen……… 72

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(10)

ABSTRAK

Penelitian tentang pengaruh peranan agen terhadap volume penjualan ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari variabel peranan agen (X) yang diterapkan pada PT Yakult Indonesia Persada terhadap peningkatan variabel volume penjualan (Y).

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif. Penulis melakukan wawancara dengan para agen yakut lady pada PT. Yakult Indonesia Persada Cabang Medan, sehingga penulis mendapatkan analisa atau jawaban tentang peranan agen dan volume penjualan di perusahaan. Penulis juga melakukan metode analisis deskriptif dengan menggunakan crosstabulasi data. Hasil dari crosstabulasi data pada penelitian ini adalah agen yakult lady yang berumur 36 tahun sebanyak 4 orang dan agen yakult lady yang berumur 37 tahun sebanyak 3 orang. Para agen yakult lady lebih banyak yang berpendidikan SMEA yaitu sebanyak 7 orang. Semua agen yakult lady berjenis kelamin wanita. Crosstabulasi data diproses dengan bantuan SPSS 17,00.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan antara umur agen penjualan dan volume penjualan. Sehingga volume penjualan tidak bergantung dengan umur dari para agen penjualan. Ini dapat dilihat dari nilai p-value Pearson Chi-Square 0,291 ( > 0,05 ). Dan juga tidak terdapat hubungan antara pendidikan agen dengan volume penjualan. Sehingga volume penjualan tidak bergantung dengan pendidikan dari para agen penjualan. Ini dapat dilihat dari nilai p-value Pearson Chi-Square 0,341 ( > 0,05 ).

(11)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know and to analyse the influence of agent role (X) which was done in PT. Yakult Indonesia Persada Cabang Medan to increase sales volume (Y).

This research used qualitative analyse method. The writer does interview with yakult lady agentin PT. Yakult Indonesia Persada Branch Medan, so that writer got analyse or answer about agent roles and sales volume in the company. The writer has done descriptive analyse method also in using crosstabulation data. The result of crosstabulaion data in this research is yakult lady agent aged 36 years old 4 persons and yakult lady agent aged 37 years old 3 persons. Many of the yakult lady agent have educated SMEA, there are 7 persons. All of the yakult lady agent are woman. Crosstabulation data was processed with the help from program software SPSS 17,00 for windows.

Based on the result of the research there is no influence between age of agent and sales volume in PT. Yakult Indonesia Persada Branch Medan, so that sales volume not depend with age of agent. This can see from value of p-value Person Chi-Square 0,291 ( > 0,05 ). And there is no influence between agent education and sales volume. So that sales volume not depend with education of agent. This can see from value of p-value Pearson Chi-Square 0,341 ( > 0,05 ).

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya tujuan pokok yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah

untuk dapat menghasilkan laba, mengalami perkembangan dan menjaga

kelangsungan hidup perusahaan. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha

maka semakin tajam pula tingkat persaingan antara sesama perusahaan. Martono

dan Harjito (2001:2), mengatakan bahwa perusahaan memiliki tiga tujuan utama

yang saling berkaitan, yaitu mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk

kemakmuran pemilik perusahaan, menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going

concern), mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial

perusahaan.

Untuk meraih tujuan tersebut, perusahaan dapat menempuh jalur pemasaran.

Salah satu strategi pemasaran yang dapat digunakan adalah sistem direct selling

yang dapat mendistribusikan produk langsung ke tangan konsumen. Kekuatan dari

sistem direct selling adalah tradisi kemandirian layanan ke konsumen dan

komitmen untuk pertumbuhan kewirausahaan dalam sistem pasar bebas. Sistem

direct selling menawarkan peluang usaha kepada mereka yang mencari alternatif

untuk mendapatkan penghasilan tanpa melihat suku, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, umur maupun pengalaman. Sistem ini menawarkan peluang untuk

mendapatkan penghasilan dengan bekerja paruh waktu maupun penuh waktu.

(13)

yang memuaskan bagi mereka yang mencapai kesuksesan dan memilih untuk

bekerja secara full time.

Metode direct selling mempunyai kelebihan antara lain, operasinya lebih

fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan menyesuaikan

pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat diminimalkan, pelanggan yang berminat

biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina hubungan jangka

panjang dengan pelanggannya. Di dalamnya terkandung praktik salesmanship,

negotiating, dan relationship marketing, yang sangat dibutuhkan di era persaingan

pasar bebas. Selain itu, keuntungan lain dari sistem ini yaitu penjual dapat

menikmati kebebasan waktu, kebebasan dalam menentukan keuntungan,

memperoleh pelatihan gratis dari perusahaan/sponsor, dan memperbolehkan orang

berbisnis dengan produk atau jasa yang unik dan inovatif, membawa mereka ke

pasar tanpa mengeluarkan biaya iklan dan media massa yang sangat besar, dan

tanpa harus bersaing di toko-toko pengecer.

Di sisi pelanggan, biasanya penjual akan mendatangi langsung si calon

pelanggan, sehingga mereka tidak perlu repot-repot keluar rumah. Mereka akan

mendapatkan penjelasan akan produk sejelas-jelasnya, dan mereka juga bisa

langsung menanyakan ketidakjelasannya ketika penjual sedang mempresentasikan

produk yang dijualnya.

Meskipun demikian, sistem direct selling juga menghadapi

masalah-masalah seperti orang yang terganggu karena penjualan yang agresif, timbulnya

citra buruk bagi industri bila ada salah satu penjual yang menipu pelanggannya,

(14)

memanfaatkan atau mengeksploitasi pembeli impulsif atau pembeli yang kurang

mengerti teknologi. Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan

kegagalan direct selling, antara lain manajemen yang buruk karena kurangnya

pengalaman serta komitmen yang diperlukan, kurangnya komunikasi secara

efektif dengan para distributor, serta kegagalan memotivasi para distributor.

Produk-produk yang dijual mutunya rendah atau pasarnya terbatas.

Uraian diatas memperlihatkan bahwa penggunaan sistem direct selling

merupakan salah satu hal yang sangat penting peranannya dalam meningkatkan

penjualan dan memperkuat posisi perusahaan di tengah–tengah persaingan serta

mendorong perkembangan perusahaan, karena untuk mendorong perkembangan

perusahaan, perusahaan harus mampu melakukan inovasi–inovasi baru terhadap

produknya sehingga konsumen tidak bosan.

PT. Yakult Indonesia Persada menggunakan strategi pemasaran yang

dinamakan dengan sistem direct selling yang mendistribusikan produk secara

langsung ke tangan konsumen. Sistem direct selling dalam PT. Yakult Indonesia

Persada dinamakan dengan sistem Yakult Lady. Melalui sistem ini, Yakult

didistribusikan oleh ibu-ibu rumah tangga kepada masyarakat di lingkungan

tempat tinggal mereka. Ketika melayani masyarakat, Yakult Lady juga melakukan

propaganda yang berisi tentang penjelasan mengenai manfaat Yakult. Yakult Lady

disini merupakan peranan agen yang mendistribusikan langsung produknya ke

tangan konsumen. Peranan agen penjualan merupakan salah satu stategi

(15)

PT. Yakult Indonesia Persada merupakan usaha patungan dengan status

Penanaman Modal Asing (PMA) antara PT. Perkasa Simpati Persada dan Yakult

Honsha Co.Ltd. (Jepang). Secara komersial Yakult mulai diproduksi pada tanggal

1 Januari 1991 dari pabrik di Jl. Kiwi Pekayon Pasar Rebo Jakarta. Pada tahun

1997 lokasi pabrik di Pasar Rebo yang kapasitas produksinya 720.000 botol per

hari dipindahkan ke Desa Pesawahan, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat dan

kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 1.800.000 botol per hari. Pada bulan

Desember 2001 PT. Yakult Indonesia Persada menjadi PMA murni dengan

permodalan dari Yakult Honsha Co. Ltd dan Yakult Management Service Co.Ltd

di Jepang.

Produk minuman kesehatan Yakult sangat sensitif terhadap temperatur.

Perubahan temperatur sangat berpengaruh terhadap bakteri Lactobacillus casei

yang terdapat dalam minuman Yakult. Bakteri Yakult harus dipertahankan hidup.

Karenanya harus diusahakan agar setelah dibotolkan, bakteri-bakteri tersebut tidak

lagi melakukan proses fermentasinya. Untuk itu Yakult harus selalu disimpan

didalam pendingin (dibawah 10°C) karena penyimpanan didalam pendingin akan

menjaga bakteri Yakult tetap non aktif. Berkenaan dengan itu untuk menjaga

mutunya, distribusi Yakult ditangani langsung oleh staff perusahaan.

Melihat bahwa pada kenyataannya sistem direct selling dapat

mempertemukan agen-agen penjualan langsung kepada pembeli/pelanggan, dan

hal tersebut mempunyai peranan yang penting dalam menciptakan permintaan

yang berguna untuk meningkatkan volume penjualan, maka penulis tertarik

(16)

Penjualan Dalam Upaya Meningkatkan Volume Penjualan Pada PT. Yakult

Indonesia Persada Cabang Medan“.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka

penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah peranan agen penjualan

berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Yakult Indonesia

Persada Cabang Medan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui dan menganalisis bahwa peranan agen penjualan berpengaruh

terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Yakult Indonesia Persada

Cabang Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini merupakan informasi bagi perusahaan untuk mengetahui

keefektifan strategi pemasaran yang dilakukan dalam meningkatkan

volume penjualan suatu produk.

b. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau sumbangan

(17)

melakukan penelitian selanjutnya khususnya mengenai peranan agen

penjualan dengan volume penjualan.

c. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam

bidang pemasaran terutama dalam memahami seberapa besar peranan

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

A. Pengertian Pemasaran (Marketing)

Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting,

karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, melakukan perkembangan

terhadap perusahaan dan untuk pencapaian tujuan perusahaan dalam memperoleh

laba. Masyarakat awam pada umumnya seringkali menyamakan pemasaran

dengan penjualan. Pandangan ini terlalu sempit karena penjualan hanya satu dari

beberapa aspek yang ada pada pemasaran. Pemasaran berusaha mengidentifikasi

kebutuhan dan keinginan konsumen pasar sasarannya serta bagaimana

memuaskan mereka melalui proses pertukaran dengan tetap memperhatikan

semua pihak dan tujuan yang terkait dengan kepentingan perusahaan.

Pengertian pemasaran (marketing) oleh para ahli dikemukakan

berbeda-beda dalam penyajian dan penekanannya, tetapi semua itu sebenarnya mempunyai

pengertian yang hampir sama antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini

beberapa defenisi mengenai pemasaran :

Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, pengertian pemasaran sebagai

berikut :

“Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk

(19)

mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan

para pemilik sahamnya” (Kotler, 2007 : 6).

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007 : 6) pengertian

pemasaran adalah sebagai berikut :

“Suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.

Menurut Miller dan Layton dalam Tjiptono (2005 : 2) pengertian pemasaran

adalah sebagai berikut :

“Sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan,

menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk, jasa, dan

gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka

mencapai tujuan organisasi”.

Peter Drucker seorang ahli manajemen terkemuka, mengatakan bahwa

orang dapat mengasumsikan akan selalu ada kebutuhan penjualan. Akan tetapi,

tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana-mana.

Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa

sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual

dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan

yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah

menyediakan produk atau jasa itu (Kotler, 2007 : 7).

Dari defenisi-defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran

(20)

memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan, penawaran, dan

pertukaran (nilai) produk dengan pihak lain, dimana hal ini juga diharapkan

mampu memberikan kepuasan kepada konsumennya.

B. Bauran Pemasaran

Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan tergantung dari susunan strategi pemasaran yang ada di perusahaan

tersebut. Setiap perusahaan menggunakan sejumlah alat untuk mendapat respon

dari konsumen terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Salah satu alat yang digunakan perusahaan dalam menyusun strategi pemasaran

adalah dengan menggunakan bauran pemasaran. Berikut ini beberapa defenisi

mengenai bauran pemasaran yang dikutip dari para ahli :

Menurut Saladin (2003 : 3), bauran pemasaran adalah : “Serangkaian dari

variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk

mencapai tujuan dalam pasar sasaran”.

Menurut Dharmesta (2002 : 42), marketing mix adalah : “Kombinasi dari

empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran

perusahaan, yakni : produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem

distribusi”.

Menurut Lamb, dkk yang diterjemahlan Octarevia (2001 : 55) bauran

pemasaran adalah : “Paduan strategi produk, distribusi, promosi, dan penentuan

harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang

(21)

Dengan demikian, dapatlah dijelaskan bahwa bauran pemasaran merupakan

kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem

pemasaran perusahaan, yakni :

a. Produk (Product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat

memuaskan keinginan dan kebutuhan.

b. Harga (Price)

Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau

jasa.

c. Saluran Distribusi (Place)

Saluran pemasaran/saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang

melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk

dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen.

d. Promosi (Promotion)

Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang

bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak

mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut

(Saladin, 2003 : 123).

Keempat unsur atau variabel marketing mix ini saling berkaitan dan saling

mempengaruhi satu sama lain dalam pencapaian tujuan perusahaan. Sehingga

tidak ada satu pun dari variabel tersebut yang dianggap paling penting, tetapi

(22)

C. Saluran Distribusi

Saluran distribusi itu adalah bagian dari marketing mix (bauran pemasaran).

Keputusan mengenai saluran distribusi dalam pemasaran adalah merupakan salah

satu keputusan yang paling kritis yang dihadapi manajemen. Saluran yang dipilih

akan mempengaruhi seluruh keputusan pemasaran yang lainnya. Dalam rangka

menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen maka perusahaan

harus benar-benar memilih atau menyeleksi saluran distribusi yang akan

digunakan, sebab kesalahan dalam pemilihan saluran distribusi ini dapat

menghambat usaha menyalurkan barang atau jasa tersebut.

Menurut David A. Revzan dalam Marketing Organization Through The

Channel mendefenisikan bahwa: “Saluran distribusi sebagai suatu jalur yang

dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai

kepada pemakai. Definisi ini masih bersifat sempit, dan istilah barang sering

diartikan sebagai suatu bentuk fisik.

Menurut Alex S. Nitisemito mengemukakan bahwa: “Saluran distribusi

adalah lembaga-lembaga distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang

mempunyai kegiatan untuk menyalurkan barang-barang atau jas-jasa dari

produsen ke konsumen”.

Defenisi lain tentang saluran distribusi ini adalah dikemukakan oleh The

American Marketing Association yang mengemukakan bahwa : “Saluran

(23)

perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar dan pengecer, yang

melaluinya sebuah komoditi, produk atu jasa dipasarkan.

Defenisi yang lebih luas mengenai saluran distribusi adalah yang

dikemukakan oleh C. Gleen Walters sebagai berikut : “Saluran distribusi adalah

sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara

pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi

pasar tertentu”.

Dari defenisi-defenisi tersebut diatas dapat diketahui adanya beberapa unsur

penting, yaitu :

1. Saluran distribusi merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk

memindahkan produk mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih.

2. Saluran mengalihkan kepemilikan produk baik secara langsung maupun tidak

langsung dari produsen kepada konsumen.

3. Saluran distribusi bertujuan untuk mencapai pasar tertentu. Jadi pasar

merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran.

4. Saluran distribusi merupakan suatu kesatuan dan melaksanakan sistem kegiatan

(fungsi) yang lengkap dalam menyalurkan produk.

(24)

Saluran distribusi terdiri dari beberapa macam, yaitu :

1. Perantara Pedagang

Pada dasarnya perantara pedagang (Merchant Middlemen) ini bertanggung

jawab terhadap kepemilikan semua barang yang dipasarkannya. Dalam

hubungannya dengan pemindahan milik, kegiatan perantara pedagang ini berbeda

dengan lembaga lain. Adapun lembaga-lembaga yang termasuk dalam golongan

perantara pedagang adalah :

a) Pedagang Besar (Wholesaler)

Istilah pedagang besar ini hanya digunakan pada perantara pedagang yang

terikat dengan kegiatan perdagangan besar dan biasanya tidak melayani

penjualan eceran kepada konsumen akhir. Untuk lebih jelasnya defenisi dari,

Pedagang Besar adalah sebuah unit usaha yang membeli dan menjual kembali

barang-barang kepada pengecer dan pedagang lain dan/atau kepada pemakai

industri, pemakai lembaga, dan pemakai komersial yang tidak menjual dalam

volume yang sama kepada konsumen akhir.

b) Pengecer (Retailer)

Perdagangan eceran meliputi semua kegiatan yang berhubungan secara

langsung dengan penjualan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk

keperluan pribadi (bukan untuk keperluan usaha). Namun demikian tidak

tertutup kemungkinan adanya penjualan secara langsung dengan para

pemakai industri karena tidak semua barang industri selalu dibeli dalam

(25)

lembaga yang melakukan kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen

akhir untuk keperluan pribadi.

2. Perantaraan Agen

Perantara agen (Agen Middlemen) ini dibedakan dengan perantara pedagang

karena tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang ditangani. Untuk lebih

jelasnya, agen adalah lembaga yang melaksanakan perdagangan dengan

menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang berhubungan dengan penjualan

atau distribusi barang, tetapi mereka tidak mempunyai hak untuk memiliki barang

yang diperdagangkan.

Pada dasarnya perantara agen dapat digolongkan kepada dua golongan, yakni:

a) Agen Penunjang (Facilitating Agent)

Agen penunjang merupakan agen yang mengkhususkan kegiatannya dalam

beberapa aspek pemindahan barang dan jasa. Mereka terbagi dalam beberapa

golongan, yaitu:

1) Agen pengangkutan borongan (Bulk Transportation Agent)

2) Agen penyimpanan (Storage Agent)

3) Agen pengangkutan khusus (Specialty Shipper)

4) Agen pembelian dua penjualan (Purchase and sales agent)

(26)

barang-pembeli dua penjual. Jadi agen penunjang ini melayani kebutuhan-kebutuhan

dari setiap kelompok secara serempak. Dalam praktek agen semacam ini

dapat dilakukan sendiri oleh si penerima barang.

b) Agen Pelengkap (Supplemental Agent)

Agen Pelengkap berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam

penyaluran barang dengan tujuan memperbaiki adanya

kekurangan-kekurangan. Apabila pedagang atau lembaga lain tidak dapat melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang, maka agen

pelengkap dapat menggantikannya. Jasa-jasa yang dilakukannya antara lain

berupa:

1. Jasa pembimbing/konsultan

2. Jasa Finansial

3. Jasa Informasi

4. Jasa khusus lainnya

Berdasarkan bermacam jasa yang mereka tawarkan tersebut, agen pelengkap

dapat digolongkan ke dalam :

1) Agen yang membantu di bidang keuangan, seperti bank.

2) Agen yang membantu dalam mengambil keputusan, seperti biro iklan,

lembaga penelitian, dokter, dan sebagainya.

3) Agen yang membantu dalam penyediaan informasi, seperti televisi, surat

kabar, radio, dan sebagainya.

(27)

Kedua macam perantara (agen dan pedagang) tersebut sama-sama pentingnya

dalam pemasaran. Perlu diketahui bahwa agen dapat menyewa agen-agen

yang lain. Sebagai contoh: Sebuah biro periklanan dapat menggunakan radio

atau televisi sebagai media periklanan bagi perusahaan, begitu pula dalam hal

pengangkutan, perusahaan angkutan dapat menyewa alat-alat transport

kepada perusahaan lain.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1234/1/manajemen-arlina%20lbs4.pdf)

Produsen harus mempertimbangkan berbagai macam faktor yang sangat

berpengaruh dalam pemilihan saluran distribusinya. Pemilihan saluran distribusi

yang efektif akan mampu mendorong peningkatan penjualan yang diharapkan,

sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin.

Faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Pertimbangan Pasar (Market Consideration)

Saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, oleh

karena itu keadaan pasar merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran

tersebut.

Beberapa faktor pasar yang harus diperhatikan adalah:

a) Konsumen atau Pasar Industri

Apabila pasarnya berupa pasar industri, maka pengecer jarang atau bahkan

tidak pernah digunakan dalam saluran ini. Jika pasarnya berupa konsumen

(28)

b) Jumlah Pembeli Potensial

Jika jumlah konsumen relatif kecil dalam pasarnya, maka perusahaan dapat

mengadakan penjualan secara langsung kepada pemakai.

c) Konsentrasi Pasar Secara Geografis

Secara geografis, pasar dapat dibagi kedalam beberapa konsentrasi seperti:

industri tekstil, industri kertas, dan sebagainya. Untuk daerah konsentrasi

yang mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi maka perusahaan dapat

menggunakan distributor industri.

d) Jumlah Pesanan

Volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat berpengaruh

terhadap saluran yang dipakainya. Jika volume yang dibeli oleh pemakai

industri tidak begitu besar, atau relatif kecil, maka perusahaan dapat

menggunakan distributor industri.

e) Kebiasaan dalam pembelian

Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai industri sangat

berpengaruh pula terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran. Termasuk

dalam kebiasaan membeli ini, antara lain:

a. Kemauan untuk membelanjakan uangnya.

b. Tertariknya pada pembelian dengan kredit.

c. Lebih senang melakukan pembelian yang tidak berkali-kali.

d. Tertariknya pada pelayanan penjual.

2. Pertimbangan Barang (Product Consideration)

(29)

a. Nilai unit

Jika nilai unit dari barang yang dijual relatif rendah, maka produsen

cenderung untuk menggunakan saluran distribusi yang panjang. Tetapi

sebaliknya, jika nilai unitnya relatif tinggi, maka saluran distribusinya

pendek atau langsung.

b. Besar dan berat barang

Manajemen harus mempertimbangkan ongkos angkut dalam hubungannya

dengan nilai barang secara keseluruhan, dimana besar dan berat barang

sangat menentukan. Jika ongkos angkut terlalu besar dibandingkan dengan

nilai barangnya, sehingga terdapat beban yang berat bagi perusahaan, maka

sebagian beban tersebut dapat dialihkan kepada perantara. Jadi, perantara

dapat menanggung sebagian dari ongkos angkut.

c. Mudah rusaknya barang

Jika barang yang yang dijual mudah rusak, maka perusahaan tidak perlu

menggunakan perantara. Jika ingin menggunakannya maka harus dipilih

perantara yang memiliki fasilitas penyimpanan yang cukup baik.

d. Sifat teknis

Beberapa jenis barang industri seperti instalasi, biasanya disalurkan secara

langsung kepada pemakai industri. Dalam hal ini produsen harus

mempunyai penjual yang dapat menerangkan berbagai masalah teknis

penggunaan dan pemeliharaannya. Mereka juga harus dapat memberikan

pelayanan, baik sebelum, maupun sesudah penjualan. Pekerjaan semacam

(30)

e. Barang standard dan pesanan

Jika barang yang dijual berupa barang standard, maka dipelihara sejumlah

persediaan pada penyalur. Demikian sebaliknya, kalau barang dijual

berdasarkan pesanan, maka penyalur tidak perlu memelihara persediaan.

f. Luasnya product line

Jika perusahaan hanya membuat satu macam barang saja, maka penggunaan

pedagang besar sebagai penyalur adalah baik. Tetapi, jika macam barangnya

banyak, maka perusahaan dapat menjual langsung kepada pengecer.

3. Pertimbangan Perusahaan

Dari segi perusahaan beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:

a) Sumber pembelanjaan

Penggunaan saluran distribusi langsung atau yang pendek biasanya

memerlukan jumlah dana yang lebih besar. Oleh karena itu saluran

distribusi pendek ini kebanyakan hanya dilakukan oleh perusahaan yang

kuat dibidang keuangannya. Perusahaan yang tidak kuat kondisi

keuangannya akan cenderung menggunakan saluran distribusi yang lebih

panjang.

b) Pengalaman dan kemampuan manajemen

Biasanya perusahaan yang menjual barang baru, atau ingin memasuki

pasaran baru, lebih suka menggunakan perantara. Hal ini disebabkan karena

umumnya cara perantara sudah mempunyai pengalaman, sehingga

manajemen dapat mengambil pelajaran dari mereka.

(31)

c) Pengawasan saluran

Faktor pengawasan saluran kadang-kadang menjadi pusat perhatian

produsen dalam kebijaksanaan saluran distribusinya. Pengawasan akan lebih

mudah dilakukan jika saluran distribusinya pendek. Jadi yang ingin

mengawasi penyaluran barangnya cenderung memilih saluran yang pendek

walaupun ongkosnya tinggi.

d) Pelayanan yang diberikan oleh penjual

Jika produsen ingin memberikan pelayanan yang lebih baik, seperti

membangun ruang peragaan, mencarikan pembeli untuk perantara, maka

akan banyak perantara yang bersedia menjadi penyalurnya.

4. Pertimbangan Perantara

Dari segi perantara, terdapat beberapa faktor yang pertu dipertimbangkan yaitu:

a) Pelayanan yang diberikan oleh perantara

Jika perantara ingin memberikan pelayanan yang lebih baik, misalnya

dengan menyediakan fasilitas penyimpanan, maka produsen akan bersedia

menggunakannya sebagai penyalur.

b) Kegunaan perantara

Perantara akan digunakan sebagai penyalur, apabila ia dapat membawa

barang produsen dalam persaingan, dan selalu mempunyai inisiatif untuk

memberikan usul tentang barang baru.

c) Sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen

Kalau perantara bersedia menerima resiko yang dibebankan oleh produsen,

(32)

penyalur. Hal ini dapat memperingan tanggung jawab produsen dalam

menghadapi berbagai macam resiko.

d) Volume penjual

Dalam hal ini produsen cenderung memilih perantara yang dapat

menawarkan barangnya dalam volume yang besar untuk jangka waktu yang

lama.

e) Ongkos

Jika ongkos dalam penyaluran barang dapat lebih ringan dengan

digunakannya perantara, maka hal ini dapat dilaksanakan terus.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1234/1/manajemen-arlina%20lbs4.pdf)

Saluran distribusi menggerakkan barang dan jasa dari produsen kepada

konsumen. Mereka memecahkan kesenjangan utama seperti waktu, tempat,

pemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari mereka yang ingin

menggunakannya. Saluran distribusi melakukan beberapa fungsi kunci. Sebagian

membantu dalam melengkapi transaksi :

1.Informasi

Mengumpulkan dan mendistribusikan riset pemasaran dan informasi

intelijen tentang faktor-faktor dan kekuatan-kekuatan dalam lingkungan

pemasaran yang dibutuhkan untuk merencanakan dan membantu terjadinya

(33)

2.Promosi

Mengembangkan dan menyebarluaskan komunikasi persuasif berkenaan

dengan suatu penawaran.

3.Kontak

Menemukan dan berkomunikasi dengan pembeli prospektif.

4.Mencocokkan

Membentuk dan menyesuaikan penawaran terhadap kebutuhan pembeli.

5.Negosiasi

Mencapai suatu kesepakatan atas harga dan kondisi lain dari penawaran

sehingga kepemilikan dapat dipindahkan.

Yang lainnya membantu menyempurnakan transaksi yang telah terpenuhi :

1. Distribusi Fisik

Memindahkan dan menyimpan barang.

2. Pendanaan

Mendapatkan dan menggunakan dana untuk menutup biaya kegiatan

pendistribusian.

3. Pengambilan Risiko

Memperhitungkan risiko menjalankan tugas pendistribusian (Kotler, 2001

: 8).

Strategi distribusi tidak terlepas dari peran distributor dan agen. Distributor

dan agen perlu diberdayakan, agar bisa memperluas area distribusi. Tanpa

distributor dan agen yang andal, produk tidak dapat didistribusikan dengan baik.

(34)

nya, sementara ia juga harus mempertahankan produknya berhadapan dengan

banyak kompetitor.

Pertimbangan dalam mencari distributor atau agen adalah kapabilitas

distributor atau agen. Ada beberapa kriteria untuk distributor dan agen yang

bonafid dan andal adalah :

a. Memiliki jaringan distribusi yang luas. Produsen akan mendapat

keuntungan yang cukup besar, jika distributornya memiliki jaringan

distribusi yang kuat. Sebab, pemilik brand yakin bahwa dengan nama

besar dan tingkat pelayanan yang diberikan distributor akan sangat

mempengaruhi pendistribusian produk.

b. Memiliki kapasitas keuangan yang memadai.

c. Memiliki sarana transportasi atau armada pengiriman yang memadai.

d. Memiliki armada penjualan yang besar.

e. Memiliki cakupan area yang luas. Distributor yang menguasai cakupan

area yang luas memiliki keunggulan tersendiri, sehingga produk dapat

terdistribusi secara merata.

f. Memiliki pengalaman yang memadai dalam mendistribusikan produk

sejenis.

g. Memiliki tingkat pelayanan yang baik di mata pelanggan. Produsen perlu

menyelidiki dan menganalisis hal ini, sebab tingkat pelayanan sangat

penting untung meningkatkan awareness terhadap brand corporate.

(35)

Agen diperlukan dalam jaringan distribusi karena ada dua alasan. Pertama,

produk dapat terdistribusi dengan baik karena terfokus pada produk yang

ada. Kedua, sistem keagenan memberi kinerja yang penuh komitmen

karena agen harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh produsen

yaitu hanya menjual produk dari satu produsen. Kalau dalam praktik ada

age yang tidak hanya menjual satu produk, ia telah melanggar sistem

keagenan (David Sukardi Kodrat, 2009 : 124).

D. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran langsung merupakan sistem pemasaran yang menggunakan

berbagai media untuk berinteraksi langsung dengan konsumen dan untuk

mendapatkan respon secara langsung dari konsumen. Dalam pemasaran langsung,

komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan

tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik

melalui telepon, pos atau mendatangi langsung konsumen.

Menurut Kotler (2001 : 242), pemasaran langsung (direct marketing) terdiri

atas komunikasi langsung dengan konsumen perorangan sasaran untuk

memperoleh tanggapan segera. Dengan demikian, para pemasar langsung

berkomunikasi langsung dengan pelanggan, sering berdasarkan pertemuan

satu-lawan-satu secara interaktif. Mereka benar-benar menyepadankan penawaran dan

komunikasi pemasaran mereka dengan kebutuhan segmen sempit atau bahkan

pembeli perorangan. Di luar pembangunan merek dan citra, mereka biasanya

(36)

Menurut Saladin (2006 : 191) :

“Pemasaran langsung adalah suatu sistem pemasaran yang menggunakan

suatu media iklan atau lebih, guna mendapatkan respons dan/atau transaksi yang

bisa diukur di suatu lokasi”.

Menurut Kotler (2001 : 243) pemasaran langsung memberikan manfaat

kepada pelanggan dalam berbagai cara. Pelanggan melaporkan bahwa berbelanja

dari rumah itu menyenangkan, mudah, dan tidak repot. Berbelanja dari rumah ini

menghemat waktu dan memperkenalkan kepada mereka pilihan barang lebih

beragam.

Penjual juga memperoleh manfaat. Dengan teknologi sekarang, seorang

pemasar langsung dapat memilih kelompok kecil atau bahkan konsumen

perorangan, menyesuaikan tawarannya dengan kebutuhan dan keinginan khusus

konsumen, dan mempromosikan tawaran ini melalui komunikasi yang telah

disesuaikan dengan konsumen sasaran. Pemasar langsung ini dapat membangun

hubungan yang berkelanjutan dengan setiap pelanggan.

Bentuk-bentuk komunikasi pemasaran langsung menurut Kotler (2001 :

241) adalah :

a. Penjualan tatap muka (face to face selling)

Bentuk pertama dari direct marketing ini merupakan kunjungan penjualan

yang dilakukan oleh para tenaga penjual atau armada penjual.

b. Pemasaran pengeposan langsung (direct mail marketing)

Direct mail marketing adalah aktivitas promosi barang atau jasa yang

(37)

(mail), kaset video, bahkan disket komputer, dengan harapan dapat

menciptakan transaksi langsung. Tetapi akhir-akhir ini tiga bentuk baru

pengiriman pos telah menjadi populer, yaitu: surat fax yang

memungkinkan pengiriman pesan medium-kertas melalui jaringan telepon.

Surat fax memiliki keunggulan utama atas surat biasa yaitu pesan tersebut

dapat dikirim dan diterima hampir sesaat. Selain surat fax ada juga e-mail

(electronic mail) yang memungkinkan pengguna mengirim pesan atau file

langsung dari komputer ke komputer lainnya dan surat suara (voice mail)

yang merupakan suatu sistem untuk menerima dan menyimpan pesan lisan

di alamat telepon.

c. Pemasaran katalog (catalog marketing)

Pemasaran melalui katalog adalah bentuk pemasaran langsung dimana

perusahaan mengirimkan satu atau lebih katalog kepada konsumen atau

calon konsumen dengan harapan penerima katalog akan memesan.

d. Telemarketing

Telemarketing adalah penjualan barang/jasa melalui telepon. Pemasar

menggunakan pemasaran telepon keluar untuk menjual langsung kepada

konsumen dan bisnis.

e. Pemasaran televisi tanggap-langsung (direct-response television

marketing)

Pemasaran televisi tanggap-langsung adalah pemasaran langsung melalui

televisi, termasuk pengiklanan televisi tanggapan-langsung atau saluran

(38)

f. Pemasaran kios (kios marketing)

Kios marketing adalah pemasaran melalui “mesin penerima pesan

pelanggan”, yang ditempatkan di toko, bandara dan tempat-tempat lain.

g. Pemasaran online (online marketing)

Pemasaran online adalah pemasaran yang dapat dijangkau seseorang

melalui computer dan modem.

E. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)

Penjualan tatap muka merupakan komunikasi secara individual sehingga

tenaga-tenaga penjual secara langsung mengetahui keinginan, motif perilaku

konsumen dan sekaligus dapat melihat reaksi konsumen.

Menurut Saladin (2003 : 139), personal selling adalah persentasi lisan

dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan

menciptakan penjualan.

Orang yang melakukan kegiatan penjualan memiliki beberapa macam

sebutan, beberapa diantaranya adalah: wiraniaga (sales people), perwakilan

penjualan (sales representative), account executive, konsultan penjualan (sales

consultant), insinyur penjual (sales engineer), agen (agent), manajer distrik

(district manager), dan perwakilan pemasaran (marketing representative).

Wiraniaga adalah seseorang yang bekerja untuk suatu perusahaan dengan

melakukan salah satu atau lebih dari berbagai aktivitas berikut ini yaitu

memprospek, berkomunikasi, melayani, dan mengumpulkan informasi (Kotler,

(39)

Fungsi penting penjualan tatap muka (personal selling) menurut Saladin

(2006 : 181), yaitu :

1) Meningkatkan posisi persediaan barang (increased stock position).

2) Menciptakan kegairahan pedagang terhadap suatu produk.

3) Mendapatkan lebih banyak pedagang yang mengambil produk.

F. Volume Penjualan

Menurut Ismaya (2006 : 253), sales volume adalah penjualan yang berhasil

dicapai atau ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam suatu jangka waktu

tertentu. Sales volume adalah jumlah produk atau merk suatu perusahaan yang

terjual dalam suatu periode. Dapat disimpulkan bahwa volume penjualan adalah

penjualan yang berhasil dicapai atau ingin dicapai oleh suatu perusahaan melalui

jumlah produk atau merk suatu perusahaan yang terjual dalam suatu jangka waktu

tertentu.

Strategi penjualan adalah memindahkan posisi pelanggan ke tahap

pembelian (dalam proses pengambilan keputusan) melalui penjualan tatap muka.

Umumnya tujuan penjualan dinyatakan dalam volume penjualan. Tujuan ini dapat

dipecah berdasarkan penentuan apakah volume penjualan yang ingin dicapai itu

berdasarkan per wilayah operasi atau per sales person di dalam suatu wilayah

operasi. Tujuan operasi juga biasanya dinyatakan dalam target gross margin,

tingkat pengeluaran maksimum atau pencapaian tujuan tertentu seperti merebut

pelanggan pesaing. (Tjiptono, 2008 : 249).

(40)

1. Apakah penekanan diutamakan pada mempertahankan pelanggan saat ini

atau menambah pelanggan yang ada. Keputusan tersebut ditentukan oleh

lamanya wiraniaga berurusan dengan pelanggan, pertumbuhan status

industri, kekuatan dan kelemahan perusahaan, kekuatan pesaing dan tujuan

pemasaran (khususnya dalam menambah pelanggan).

2. Meningkatkan produktivitas wiraniaga. Pemanfaatan biaya tinggi (untuk

meningkatkan motivasi), kemajuan teknologi (telemarketing,

teleconferencing, cybermarketing, dan penjualan terkompeterisasi) dan

teknik penjualan inovatif (seperti persentasi dengan video) banyak

menguntungkan pemasar dalam hal memproduktifkan sumber-sumber

armada penjualnya.

3. Siapa yang harus dihubungi bila berurusan dengan pelanggan organisasi.

Hal ini menjadi masalah karena eksekutif yang berbeda dari pelanggan

organisasi memiliki pengaruh masing-masing pada setiap tahap pada

proses pembelian (consideration, acceptance, selection, dan evaluation).

Untuk mengatasinya penyusun strategi, penjualan perlu mengetahui dan

menentukan kapan dan siapa yang harus berhubungan dengan pelanggan

organisasi, serta menganalisis situasi untuk menentukan siapa orang kunci

yang harus dihubungi di pelanggan organisasi.

4. Besarnya armada penjual yang efektif. Ada dua metode yang digunakan

(41)

a. Jumlah wiraniaga harus ditambah jika laba penjualan dari wiraniaga

baru itu lebih besar atau sama dengan pengeluaran untuk sales people

yang bersangkutan.

b. Banyaknya wiraniaga harus ditentukan berdasarkan beban kerja.

5. Metode kontak wiraniaga dengan pembeli :

a. Penjual individual dan pembeli individual.

b. Penjual individual dan kelompok pembeli.

c. Tim penjual dan kelompok pembeli.

d. Conference selling.

e. Seminar selling.

6. Jenis penjual yang digunakan :

a. Company salesforce, yaitu karyawan penuh atau karyawan paruh

waktu (part-time) yang digaji perusahaan.

b. Contractual salesforce, organisasi atau individu yang dibayar

berdasarkan transaksi penjualan yang dilakukannya, misalnya sales

agent, broker, industrial agent, dan lain-lain.

7. Struktur armada penjual :

a. Territorial-structured salesforce, yaitu setiap wiraniaga yang

ditugaskan di wilayah-wilayah tersendiri yang eksklusif dan menjual

semua lini produk perusahaan.

b. Product-structured salesforce, yaitu setiap wiraniaga yang

(42)

c. Market-structured salesforce, yaitu setiap wiraniaga dispesialisasikan

berdasarkan lini pelanggan atau industri.

d. Complex-structured salesforce, yaitu menggabungkan ketiga jenis

struktur armada penjual diatas.

(Tjiptono, 2008 : 250)

2.2 Penelitian Terdahulu

Dewi Diana Banjarnahor (2006) melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Saluran Distribusi Terhadap Peningkatan Volume Penjualan Produk Pocari Sweat pada PT. Amerta Indah Otsuka Medan”. Tujuan dari

penelitian tersebut adalah untuk mengetahui biaya dari saluran distribusi

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap volume penjualan atau tidak,

serta untuk mengetahui efektif dan efisienkah saluran distribusi yang digunakan

perusahaan. Metode analisis penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif

dan analisis kuantitatif. Hasil dari analisis penelitian ini menyatakan bahwa

saluran distribusi perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

peningkatan volume penjualan. Hasil penelitian tersebut adalah nilai koefisien b =

103,34 yang menunjukkan bahwa apabila biaya distribusi naik sebesar Rp 1-,

maka volume penjualan akan mengalami peningkatan sebesar Rp 103,34,

sedangkan nilai dari korelasi adalah 0,88. Hasil dari pengujian hipotesis diperoleh

nilai > (3,347 > 3,182) yang berarti bahwa saluran distribusi

berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan dan nilai dari koefisien

(43)

(volume penjualan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (biaya distribusi)

sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar distribusi.

Fadil Zubaidy (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis

Hubungan Harga dengan Tingkat Volume Penjualan pada PT. Sejati Utama

Furniture Medan”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui

apakah ada hubungan signifikan antara harga dengan tingkat volume penjualan

pada PT. Sejati Utama Furniture Medan. Metode analisis penelitian yang

digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis korelasi Pearson. Hasil dari

analisis penelitian ini menyatakan bahwa koefisien korelasi antar variabel harga

dengan variabel tingkat volume penjualan adalah -0,822 yang artinya terdapat

hubungan negatif antara kedua variabel tersebut. Hasil dari pengujian hipotesis

yang dilakukan dengan uji t menunjukkan bahwa nilai > yaitu

31,821 > -1,43 sehingga hipotesis ditolak dan hipotesis diterima yang

artinya bahwa harga memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat volume

penjualan.

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2004 : 49) kerangka konseptual merupakan sintesa

tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan. Sedangkan menurut Kuncoro (2003 : 44) kerangka konseptual

adalah pondasi utama di mana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dalam hal

(44)

dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi

melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur.

Menurut Kotler dan Gary Amstrong (2001 : 231), saluran distribusi dapat

didefenisikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan

mempermudah penyampaian produk jasa dari produsen ke konsumen sehingga

penggunaannya sesuai dengan yang dikelola.

Pemasar menggunakan saluran distribusi untuk memamerkan atau

menyerahkan produk fisik atau jasa kepada pembeli atau pengguna. Saluran

distribusi disini termasuk distributor, gosir, pengecer dan agen, Kotler (2007 : 31).

Peranan saluran distribusi bila dikaitkan dengan peningkatan volume

penjualan yaitu adanya pembagian distribusi yang sesuai atau tepat ke pasar

sasaran. Hal ini terjadi apabila harga yang merupakan satu-satunya unsur dalam

bauran distribusi menghasilkan pendapatan penjualan.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dibuat suatu skema kerangka

konseptual penelitian, adalah :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Kotler Amstrong 2001 (Data Diolah)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak dicari kebenarannya

melalui penelitian. Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya

merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan

masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji terlebih dahulu melalui

(45)

analisis data, Sulisyanto (2006 : 53). Sedangkan menurut Ginting & Situmorang

(2008 : 99) hipotesis adalah kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan kerangka

pikiran, berupa proposisi deduksi. Merumuskan hipotesis berarti membentuk

proposisi yang sesuai dengan kemungkinan-kemungkinannya serta tingkat-tingkat

kebenarannya.

Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka konseptual, maka

hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :

“Peranan agen penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

peningkatan volume penjualan pada PT. Yakult Indonesia Persada Cabang

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan), penelitian ini dapat

dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan kepada tujuan dan objeknya. Pada

tingkat eksplanasi penelitian termasuk kedalam penelitian asosiatif, yakni

penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh,

yaitu peranan agen (X) berpengaruh terhadap volume penjualan (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di PT. YAKULT INDONESIA PERSADA

CABANG MEDAN yang beralamat di Jl. Rajawali No. 4 Sei Sikambing B

Medan. Waktu penelitian ini adalah sejak Oktober 2010 – Desember 2010.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Agen Penjualan (X).

(47)

3.4 Defenisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yang terdiri dari :

a. Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang dapat

mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai

hubungan yang positif ataupun negatif bagi variabel dependen nantinya.

Variabel bebas merupakan variabel yang nilainya tidak tergantung pada

variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini

adalah agen penjualan (X) yang merupakan para pemasar yang

menginformasikan, membujuk, mengingatkan para calon pembeli untuk

membeli suatu produk yang ditawarkan..

b. Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang menjadi

perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel terikat merupakan

variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas. Adapun yang menjadi

variabel terikat dalam penelitian ini adalah volume penjualan (Y) yang

merupakan penjualan yang berhasil dicapai atau ingin dicapai oleh suatu

(48)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Pengu kuran Agen

Penjualan (X)

Para pemasar yang menginformasikan,

membujuk, mengingatkan para

calon pembeli untuk membeli suatu produk yang

ditawarkan.

1. Pelayanan perantara 2. Kegunaan perantara 3. Sikap perantara 4. Harga perantara

Likert atau ingin dicapai

oleh suatu perusahaan dalam suatu jangka waktu

tertentu.

1. Mempertahankan/menambah pelanggan

2. Produktivitas wiraniaga 3. Hubungan dengan pelanggan 4. Penambahan armada penjual

Rasio

Sumber: Philip Kotler (2000) dan Tjiptono (2008), data diolah

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel agen penjualan dalam penelitian ini menggunakan

skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert

maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang

dapat berupa pertanyaan, Sugiyono (2004 : 86). Skala likert menggunakan lima

tingkatan jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Pengukuran variabel volume penjualan dalam penelitian ini menggunakan

skala rasio. Skala rasio adalah suatu bentuk interval yang jaraknya (interval) tidak

(49)

nilai nol absolute, karena ada titik nol maka perbandingan rasio dapat ditentukan,

Situmorang, Syafrizal Helmi dkk (2010 : 5).

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3.6 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono

(2004 : 72). Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk yang tinggal

di daerah sekitar Sei Sikambing Medan, karena letak PT. YAKULT

INDONESIA PERSADA berada di daerah sekitar Sei Sikambing

sehingga banyak penduduk sekitar yang mengkonsumsi minuman yakult

dan para agen yakult lady pada PT.YAKULT INDONESIA PERSADA

CABANG MEDAN Jl. Rajawali No. 4 Sei Sikambing B Medan.

b. Sampel

Untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui

(unidentified), menurut Supramono (2003 : 64), alternatif formula yang

(50)

Dimana :

= Jumlah sampel

= Z tabel dengan tingkat signifikan tertentu

P = Proporsi populasi yang diharapkan melalui karakteristik tertentu

Q = (1-P), proporsi populasi yang diharapkan tidak memiliki

karakteristik tertentu

d = Tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi

Berdasarkan hasil riset awal terhadap 20 penduduk yang menyukai

minuman Yakult, diketahui 95% dari penduduk atau 19 orang memiliki

karakteristik yang sesuai dengan teknik pengambilan sampel. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu

mengambil sejumlah penduduk yang memiliki kriteria-kriteria tertentu

untuk dijadikan responden. Kriteria yang ditetapkan yaitu responden dengan

usia minimal 15 tahun, karena usia tersebut dianggap peneliti cukup matang

dalam proses berpikir untuk memberikan responnya terhadap penelitian ini.

Selain harus berusia minimal 15 tahun, kriteria lainnya adalah responden

harus pernah mengkonsumsi minuman yakult minimal dua kali pembelian.

Riset dilakukan di daerah Sei Sekambing B Medan mulai bulan Oktober

2010 – Desember 2010.

Penetapan jumlah sampel dengan tingkat signifikan 5% dan tingkat

(51)

Maka jumlah pengguna yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah 73 orang.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yakni :

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yaitu

wawancara dengan para agen yakult lady pada PT.YAKULT

INDONESIA PERSADA CABANG MEDAN Jl. Rajawali No. 4 Sei

Sikambing B Medan.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan

mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, informasi

dari tempat penelitian ataupun internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

a. Daftar pertanyaan/kuesioner

Mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar

pertanyaan kepada responden yang dijadikan sampel.

b. Observasi

(52)

c. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data-data melalui informasi dari buku-buku, tulisan

ilmiah, jurnal ataupun artikel dan internet yang memiliki relevansi

dengan penelitian.

d. Wawancara

Melakukan wawancara langsung dengan para agen yakult lady pada

PT.YAKULT INDONESIA PERSADA CABANG MEDAN Jl. Rajawali

No. 4 Sei Sikambing B Medan.

3.9 Teknik Analisis

a. Metode Analisis Kualitatif

Metode analisis kualitatif merupakan jawaban atau analisa berdasarkan

dengan jawaban esai dari hasil wawancara dengan manager atau

pihak-pihak yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti, dari

data dan informasi oleh penulis.

b. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data

yang ada melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data

sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai objek penelitian.

Metode deskriptif yang digunakan dengan menggunakan metode

crosstabulasi data. Metode crosstabulasi data digunakan untuk

mengetahui hubungan atau distribusi respons antara variabel data dalam

(53)

c. Uji Chi-Square Test

Uji Chi-Square adalah teknik klasifikasi yang dapat digunakan untuk

memisahkan, tetapi karena uji Chi Square juga merupakan teknik

memprediksi, adalah cara yang baik untuk mengidentifikasi faktor kunci

pada sebuah pasar. Salah satu analisis statistik yang dapat digunakan

untuk segmentasi atau mengidentifikasi karakteristik suatu target tertentu

(variabel dependen) berdasarkan variabel penjelas (variabel independen)

adalah uji Chi-Square, dimana uji Chi-Square akan memilih variabel

penjelas yang memiliki interaksi yang paling kuat dengan variabel

dependen. Uji Chi-Square merupakan metode segmentasi berbasis data

kategori melalui penelusuran interaksi (keterkaitan) antara variabel

dependen (respon) dan variabel penjelas. Uji Chi-Square merupakan

metode eksplorasi nonparametrik untuk mengetahui variabel yang

dominan menjelaskan variabel respons melalui ada tidaknya interaksi

antara kategori. Proses uji Chi-Square adalah membagi data menjadi

sejumlah anak gugus berdasarkan peubah penjelas yang paling signifikan

menerangkan peubah respons kemudian masing-masing anak gugus

diperiksa (dibagi) kembali berdasarkan peubah lainnya dengan kriteria

(54)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

A. Sejarah Berdirinya PT. Yakult Indonesia Persada

Di abad 20, ilmu kedokteran mencatat perkembangan yang penting dengan

ditemukannya antibiotik. Tetapi ternyata abad ini juga ditandai dengan

masalah-masalah penyakit kanker, jantung dan diabetes. Dengan kata lain bahwa

penyakit-penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup tidak dapat disembuhkan dengan

obat-obatan tetapi lebih melalui perbaikan gaya hidup. Hal ini menjadikan abad

21 sebuah abad dimana pengobatan preventif menjadi fokus perhatian.

Probiotik berasal dari kata probios, yang dalam ilmu biologi berarti untuk

kehidupan. Probiotik adalah pangan mengandung mikroorganisme hidup yang

secara aktif meningkatkan kesehatan dengan cara memperbaiki keseimbangan

flora usus jika dikonsumsi dalam keadaan hidup dalam jumlah yang memadai.

Oleh karena itu, untuk dapat disebut probiotik, bakteri harus mempunyai

persyaratan sebagai berikut :

1. Terbukti aman bagi manusia.

2. Dapat mencapai usus dalam keadaan hidup.

3. Terbukti bermanfaat.

Karena komitmennya terhadap bidang pengobatan preventif, Dr. Minoru

Shirota berusaha meneliti pemanfaatan mikroorganisme untuk mencegah penyakit

(55)

Pada tahun 1930, usaha keras ini menjadikannya orang pertama di dunia

yang berhasil menciptakan strain baru Lactobacillus casei yang unggul, dapat

melewati asam lambung dan cairan empedu, mampu mencapai usus dalam

keadaan hidup sehingga bermanfaat untuk mencegah gangguan kesehatan. Bakteri

ini dinamakan Lactobacillus casei Shirota strain. Meski saat itu ilmu pengobatan

preventif kurang menjadi perhatian para ahli kesehatan, tetapi Dr. Shirota selalu

menekankan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati, beliau juga

menyampaikan ide mencegah gangguan pencernaan dan menjaga usus tetap sehat

adalah kunci menuju hidup sehat dan panjang umur.

Setelah sukses dengan penemuannya yang diawali lebih dari 70 tahun yang

lalu, saat ditemukannya satu jenis bakteri asam laktat yang mempunyai manfaat.

Dr. Minoru Shirota, seorang dokter dan peneliti di bidang mikrobiologi ini setelah

berhasil dikulturkan, bakteri bermanfaat Lactobacillus casei Shirota strain ini,

digunakan untuk meningkatkan kesehatan kita melalui produk Yakult.

Dr. Shirota bercita-cita agar manfaat Yakult dapat terjangkau oleh seluruh

lapisan masyarakat di dunia. Karena itu selain dibuat dengan harga terjangkau,

sejak tahun 1964 Yakult mulai diproduksi dan dipasarkan di Taiwan, kemudian

negara Asia lainnya, Australia dan dipasarkan di Eropa tahun 1990-an.

Walaupun awalnya hanya dipandang sebelah mata oleh para ahli di Eropa,

tetapi setelah manfaatnya dapat dirasakan, perhatian terhadap Lactobacillus casei

Shirota strain meningkat. Istilah probiotik pun menjadi populer terutama setelah

media masa tertarik oleh hasil penelitian kerjasama antara Yakult dengan

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Kotler Amstrong 2001 (Data Diolah)
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Yakult Indonesia Persada
+7

Referensi

Dokumen terkait

Klasifikasi responden (Pegawai dan Konsumen) yang mengatakan bahwa biaya yang dikenakan oleh pos sesuai dengan pelayanan yang

Frekuensi jawaban responden sampel tentang pertanyaan (item) 2 yaitu Harga makanan dan minuman pada Rumah Makan Mie Aceh Titi Bobrok sesuai dengan kualitas dan pelayanan

Perekonornian Indonesia yang kurang mendukung mulai dari krisis moneter hingga pada saat ini terhadap volume pcnjualan di masa yang akan datang, rnaka penyusun mencoba untuk

1) Untuk jawaban pernyataan Lokasi Strategis PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, Regional I Medan mayoritas responden menjawab Sangat Setuju sebesar 58,6%, Setuju

menunjukkan bahwa distribusi frekuensi jawaban responden didominasi oleh. pernyataan sangat setuju (34,3%) dan

Tabel 10 Tenaga Penjual Selalu Menutup Penjualan Sesuai Dengan Target Yang Telah Ditentukan Oleh Perusahaan Tempat Anda Bekerja Jawaban Responden Frekuensi Persentase % Sangat

perantara yang memungkinkan suatu organisasi untuk Komunikasi dapat dilakukan secara tertulis maupun dengan isyarat saja, dimana diperlukan dalam rangka membagi-bagi tugas pengarahan

serta Kakak dan adik ku yang -telah banyak banyak bantuan moril dan material sejak menduduki tinggi hingga selesainya penulisan skripsi Seluruh rekan-rekan yang dengan sabar dorongan