• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Pelaksanaan Saluran Distribusi Produk Vaksin Dan Serum Pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Pelaksanaan Saluran Distribusi Produk Vaksin Dan Serum Pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Kerja Praktek dilaksanakan karena diambilnya mata kuliah kerja praktek pada jurusan Program Studi Manajemen Program Strata I Universitas Komputer Indonesia. Sedangkan untuk tempat pelaksanaan kerja praktek itu sendiri adalah instansi atau perusahaan yang sesuai dengan keinginan mahasiswa/i yang bersangkutan.

Dengan demikian pada akhir semester VI penulis mengajukan surat keterangan pengajuan kerja praktek dari seketariat jurusan Program Studi Manajemen untuk di ajukan pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung yang bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh sidang akhir sarjana.

Pemasaran adalah suatu kegiatan yang harus diperhatikan oleh perusahaan karena merupakan sebuah factor penting yang bermula dan berakhir untuk kebutuhan konsumen. Banyak cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan guna mencapai target tersebut, termasuk dalam meningkatkan penjualan yang diantaranya yaitu dengan menggunakan saluran distribusi yang tepat dan efektif sehingga mencapai sasaran yaitu mendapat kepuasan konsumen.

(2)

distribusi atau saluran pemasaran adalah beberapa organisasi yang saling berpengaruh dan terlibat dalam proses mengupayakan agar produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi (Kolter, 2005:181). Dalam pemilihan saluran distribusi, yang paling dianggap tepat digunakan oleh perusahaan harus sesuai dengan kondisi dan tujuan perusahaan dikaitkan dengan berbagai faktor internal dan eksternal, saluran distribusi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan dalam usaha menyampaikan barang dari produsen ke konsumen.

Faktor penting dalam saluran distribusi antara lain pendistribusian, pengecer, dan pedagang besar. Peranan saluran distribusi ini dengan sendirinya merupakan sarana yang dapat melakukan penyesuaian masalah kontinuitas dan keragaman produk untuk mencapai target yang diharapkan.

Saat ini hampir 80% anak di dunia secara rutin mendapatkan imunisasi untuk mencegah penularan 7 penyakit infeksi pada awal kehidupan manusia, yaitu polio, difteri, tetanus, campak, pertusis, hepatisis b, dan tuberculosis.

Kendati upaya ini mampu menyelamatkan jutaan jiwa setiap tahunnya, namun tetap saja masih ada anak bayi yang meninggal akibat penyakit tersebut, terutama di negara miskin dan negara dengan derajat kesehatan yang termasuk rendah.

(3)

Agar vaksin-vaksin itu dapat diberikan kepada anak-anak yang membutuhkannya, dibutuhkan rangkaian perusahaan yang sempurna. Salah satu yang masuk ke dalamnya adalah pemasaran.

PT. Bio Farma (Persero) Bandung adalah satu-satunya industri biologi yang memproduksi vaksin dan sera di Indonesia, juga salah satu dari bebrapa produsen dunia yang telah mendapatkan perkualifikasi dari WHO terutama untuk vaksin-vaksin yang tergolong dalam Expanded Program on Immunization (EPI). Akibatnya, vaksin-vaksin ini tidak hanya digunakan untuk program imunisasi nasional saja, bahkan telah lulus hingga 100 negara.

PT. Bio Farma (Persero) membutuhkan adanya penanganan dan pengendalian pemasaran yang tepat, salah satunya adalah dengan pendistribusi persediaan dan pengiriman barang yang baik agar dapat terus meningkatkan kepuasan konsumen. Pemeliharaan jaringan distribusi yang sangat kuat membutuhkan ketepatan dan kecepatan informasi yang akurat mengenai distribusi dan persediaan, sehingga keleluasaan jaringan distribusi tidak menjadi beban tersendiri bagi perusahaan dan dapat menghambat penyaluran barang yang mengakibatkan volume penjualan barang menurun. Selain itu pun kegiatan pendistribusian yang dilakukan oleh perusahaan harus dikerjakan dengan baik.

(4)

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Maksud dan tujuan penulis melakukan kerja praktek ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai pelaksanaan saluran distribusi pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung yang digunakan untuk menyusun laporan Kerja Praktek.

Adapun tujuan dari laporan ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan saluran distribusi produk vaksin dan serum pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.

2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang dipertimbangkan dalam pelaksanaan saluran distribusi produk vaksin dan serum pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.

3. Untuk mengetahui hambatan – hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan saluran distribusi produk vaksin dan serum pada PT. Bio Farma (Persero).

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Selain memperoleh data yang diperlukan dalam menyusun Laporan Kerja Praktek ini, Kerja Praktek ini diharapkan dapat memberikan informasi – informasi yang hasilnya dapat memberikan manfaat antara lain.

1. Bagi Penulis

(5)

2. Bagi Pembaca

Diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi rekan – rekan mahasiswa lain tentang saluran distribusi yang salah satu fungsinya adalah untuk meningkatkan volume penjualan di suatu perusahaan, khususnya PT. Bio Farma (Persero) Bandung yang di dalamnya terdapat banyak informasi mengenai hal – hal yang berkaitan dengan saluran distribusi.

3. Bagi perusahaan

Diharapkan dengan adanya kegiatan kerja praktek ini dapat membantu memberikan jalan keluar bagi pihak perusahaan dalam mengatasi hambatan – hambatan yang dirasakan oleh perusahaan, supaya aktivitas perusahaan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

1. Lokasi kerja praktek

(6)

2 Waktu kerja praktek

(7)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

2.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Bio Farma (Persero) Bandung

PT. Bio Farma (Persero) Bandung yang beralamat di Jl. Pasteur No. 28 Bandung adalah Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) yang bergerak dalam usaha produk biologi, yaitu memproduksi vaksin dan serum dan berada di bawah Kementrian Negara BUMN.

Bio Farma adalah adalah satu-satunya industri biologi yang memproduksi vaksin dan sera di indonesia, juga salah satu dari beberapa produsen dunia yang telah mendapatkan perkualifikasi dari WHO terutama untuk vaksin-vaksin yang tergolong dalam Expanded Program on Immunization (EPI). Akibatnya, vaksin-vaksin ini tidak hanya digunakan untuk program imunisasi nasional saja, bahkan telah lulus hingga 100 negara.

(8)

Sejarah panjang PT. Bio Farma (Persero) Bandung, yang pada tanggal 6 Agustus 2010 merayakan ulang tahun ke-120, adalah aset yang tak ternilai terhadap eksistensi Bio Farma saat ini.

Sejak berdirinya hingga sekarang PT. Bio Farma (Persero) telah banyak mengalami perubahan selama perkembangannya. Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan tahapan perkembangan PT. Bio Farma (Persero) sebagai berikut:

Milestone Sejarah PT. BIO FARMA (PERSERO) • Periode 1890 – 1894

Tanggal dikeluarkannya Surat Keputusan Pemerintahan Hindia Belanda, 6 Agustus 1890 tetang pendirian Parc Vaccinogen atau Landskoepok Inrichting di rumah sakit tentara Weltervren – Batavia, merupakan tonggak sejarah awal berdirinya perusahaan Vaksin dan sera di Indonesia.

• Periode 1895 – 1901

Dengan berjalannya waktu dan semakin meningkatnya kegiatan produksi, lembaga ini berubah menjadi Parc Vaccinogen Instituut Pasteur.

• Periode 1902 – 1941

(9)

• Periode 1942 – 1945

Pada saat Jepang berkuasa, nama lembaga diubah menjadi Bandung Boeki Kenkyushoo dan kegiatannya dipusatkan di Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur Bandung yang dipimpin oleh Kikuo Kurauchi.

• Periode 1946 – 1949

Kegiatan lembaga ini berpindah ke Klaten Jawa Tengah. Selama Bandung diduduki Belanda, sehingga Bandung Boeki Kenkyushoo kembali berganti nama menjadi Landskoepok Inrichting en Institut Pateur. Pada periode ini lembaga dipimpin oleh R. M. Sardjito (1945 – 1946) dan beliau merupakan oranng Indonesia pertama yang memimpin lembaga ini.

• Periode 1950 – 1954

Gedung cacar dan Lembaga Pasteur di Bandung kembali menjadi tempat beroperasi dan berlokasinya kegiatan produksi vaksin dan sera.

• Periode 1955 – 1960

Seiring dengan terjadinya nasionalisasi berbagai perusahaan milik pemerintah Belanda, pemerintah Indonesia pada saat itu mengubah Landskoepok Inrichting en Institut Pasteur menjadi Perusahaan Negara Pasteur.

• Periode 1961 – 1977

(10)

Negara Bio Farma. • Periode 1978 – 1996

Setelah melalui penelitian dan penilaian, bentuk badan usaha Bio Farma resmi menjadi Perusahaan Umum Bio Farma dengan Peraturan Pemerintah RI no. 26 tahun 1978. Periode itu Prof. Dr. Konosuke Fukai telah mengawali upaya transfer teknologi produksi Vaksin Polio dan Campak. • Periode 1997 – Sekarang

Setelah hampir dua puluh tahun berstatus sebagai Perum, melalui Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1997 perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang selanjutnya dikenal sebagai PT. Bio Farma (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara Perublik Indonesia.

2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Adapun visi dari perusahaan ini adalah menjadi produsen vaksin dan sera yang berdaya saing global. Sedangkan misi dari perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Memproduksi dan menyediakan vaksin dan sera yang berkualitas internasional untuk kebutuhan Pemerintah dalam rangka program imunisasi nasional, swasta nasional, regional dan internasional.

(11)

3. Meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, pemegang saham, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya.

2.1.3 Tujuan Perusahaan

Maksud dan tujuan perusahaan adalah menyelenggarakan usaha di bidang produksi biologi dan farmasi dalam arti yang seluas-luasnya yang bertujuan untuk memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan dengan tetap melaksanakan program kesehatan yang mengutamakan kemampuan umum lain yang ditetapkan oleh pemegang saham.

Disamping itu, sesuai dengan visi dan misi tersebut, PT. Bio Farma (Persero) mengerahkan segenap kemampuannya untuk meraih tujuan perusahaan yaitu :

1. Menjadi perusahaan yang memiliki kinerja yang baik, ditinjau dari aspek keuangan, pelanggan, proses internal, organisasi, dan sumber daya manusia. 2. Sumber pendapatan, artinya perusahaan diharapkan dapat memainkan peran

sebagai sumber pendapatan .

3. Meningkatkan produksi yang berkualitas internasional.

4. Memberikan nilai yang tinggi untuk produk kepada pelanggan.

(12)

2.2 Stuktur Organisasi

Dibawah ini adalah gambar struktur organisasi di direktorat pemasaran PT. Bio Farma (Persero) Bandung, sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT PEMASARAN PT BIO FARMA (PERSERO) BANDUNG

Sumber : PT. Bio Farma (Persero) Bandung

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Direktorat Pemasaran PT. Bio Farma (Persero) Bandung

(13)

Pada penerapan struktur organisasi di lingkungan PT Bio Farma (Persero) Bandung terbentuk garis penghubung sebagai tanda atau gambaran tentang adanya hubungan kerja antara satu bagian dengan bagian lainnya, di mana wewenang dari pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi dibawahnya untuk semua bidang pekerjaan.

2.3 Deskripsi Jabatan

Dibawah ini adalah uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian distribusi di direktorat pemasaran tempat penulis melakukan kerja praktek adalah sebagai berikut :

1. Kepala Bagian Distribusi Tugas :

a. Menyusun rencana distribusi tahunan, bulanan, mingguan. b. Mengkoordinir aktivitas dari tiap seksi yang dibawahinya.

c. Memantau dan mengupayakan tingkat pencapaian pendistribusian yang dilakukan.

d. Melaksanakan dan menjabarkan kebijakan dari divisi pemasaran.

e. Membantu ketersediaan stok barang jadi dan mengatur jadwal pendistribusian.

(14)

g. Memantau kesiapan stok gudang barang jadi untuk kelancaran kegiatan pendistribusian yang akan dilakukan.

h. Menyusun jadwal pengiriman atas dasar pola perminaan dari program pemerintah dan dari non pemerintah.

i. Memeriksa dan menandatangani laporan mingguan tentang pengiriman dan persediaan dari seluruh hasil produksi untuk dilaporkan kepada kepala divisi penunjang pemasaran atau direktur pemasaran.

Wewenang :

a. Memeriksa dan menyetujui kartu absensi dan lembur karyawan di bagian distribusi.

b. Memberikan peringatan lisan kepada karyawan di bagian distribusi yang melanggar ketentuan-ketentuan disiplin kerja yang berlaku.

c. Memberikan penilaian kepada karyawan di bagian distribusi, bila perlu memberikan usulan kepada kepala divisi penunjang pemasaran untuk promosi.

d. Merencanakan perbaikan-perbaikan dari sistem yang pernah ada, guna kelancaran proses pendistribusian.

e. Menyetujiu bon permintaan, perintah pengiriman, surat pengantar pengiriman, bon perbaikan, bon pembelian, dan korespondensi.

(15)

Tanggung jawab :

a. Bertanggung jawab pada kelancaran pendistribusian seluruh hasil produksi dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Menyelesaikan seluruh tugan yang telah diberikan oleh atasan dengan baik.

c. Memperhatikan segala kebijakan direksi dan ketentuan direktur pemasaran.

2. Kepala Seksi Stok Barang Jadi

Tugas :

1. Membuat bon permintaan barang ke bagian produksi untuk kebutuhan permintaan maupun non permintaan.

2. Mengerjakan pengadmistrasian untuk penerimaan dan pengeluaran vaksin dan serum.

3. Menyusun kebutuhan dengan kepala seksi pengiriman untuk memberikan informasi ke bagian produksi.

4. Melakukan koordinasi dengan kepala seksi pengiriman untuk memberikan informasi mengenai stok vaksin dan serum serta waktu kadaluarsanya. 5. Membuat laporan mingguan stok gudang kepada kepala bagian. Wewenang :

1. Mengatur pembagian tugas pelaksanaan seksi gudang barang jadi.

(16)

3. Mengusulkan ide-ide baru kepada kepala bagian distribusi untuk menunjang perbaikan-perbaikan yang mungkin dilakukan di seksi stok barang jadi.

Tanggung jawab :

1. Bertanggung jawab atas kelancaran ketersediaan stok barang jadi sesuai dengan kebutuhan baik itu untuk program pemerintah maupun non pemerintah.

2. Bertanggung jawab atas dipatuhinya kebijakan dari direksi dan ketentuan dari direksi dan ketentuan dari direktur pemasaran oleh staf di seksinya.

3. Kepala Seksi Pengiriman

Tugas :

a. Koordinasi dengan kepala seksi stok barang jadi untuk kebutuhan vaksin dan serum yang akan didistribusikan

b. Koordinasi dengan perusahaan angkutan untuk pendistribusiannya. c. Koordinasi dengan tenaga pelaksana untuk pelaksanaan pengepakan. d. Memberikan data-data kepada bagian distribusi untuk selanjutnya

dipergunakan untuk menyusun jadwal pengiriman vaksin dan serum baik mingguan maupun bulanan bersama-sama dengan kepala bagian distribusi.

e. Mengawasi dan memerikasa pengadministrasian dari pengiriman vaksin dan serum.

(17)

Wewenang :

a. Mengatur pembagian tugas kerja kepada tenaga pelaksana yang ada di deksi pengiriman.

b. Memonitor hasil kerja staf di seksinya dan mengusulkan kepada kepala bagian distribusi untuk promosi dan demosi.

c. Mengusulkan ide-ide baru kepada kepala bagian distribusi untuk menunjang perbaikan-perbaikan bilamana dipandang perlu.

Tanggung jawab :

a. Bertanggung jawab atas kelancaran pengiriman vaksin dan serum baik itu untuk sektor pemerintah maupun non pemerintah.

b. Bertanggung jawab atas dipatuhinya kebijakan dari direksi dan ketentuan dari direktur pemasaran oleh staf di direksinya.

4. Pelaksana di bidang distribusi Tugas :

a. Melaksanakan proses pengepakan dan pengiriman produk.

b. Menjaga dan melaksanakan pekerjaan kebersihan di lingkungan direktorat pemasaran.

2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT Bio Farma (Persero) Bandung adalah sebagai berikut :

1. Penggadaan produk biologi dan farmasi.

(18)

3. Melakukan penelitian produk biologi dan farmasi baik yang dilakukan sendiri maupun kerjasama dengan pihak lain, dikaitkan dengan penyakit menular di masa mendatang.

4. Melakukan pengawasan mutu dan pengembangan produk biologi dan farmasi. 5. Memproduksi jenis-jenis produk biologi dan farmasi khusus lainnya yang

ditugaskan oleh Mentri Kesehatan.

6. Laboraturium kesehatan masyarakat yang meliputi kegiatan pemeriksaan/isolasi mikro organisma, dianosa, serta pengamatan penyakit menular pada masyarakat.

7. Laboraturium reference/rujukan untuk beberapa macam mikro organisme.

PT Bio Farma (Persero) Bandung sendirin dalam kegiatan produksinya menjadi empat jenis yang berbeda yaitu vaksin, serum, diagnostika, dan reagensia. Dimana tiap jenis produk ini masih dibagi lagi menjadi beberapa produk yang berbeda. Berikut ini adalah pembagian tiap produk yang dihasilkan oleh PT. Bio Farma (Persero) Bandung :

Tabel 2.1

Produk Vaksin dan Serum

NO PRODUK JENIS

1. VAKSIN a. Vaksin Bacterial (Bacterial Vaccines) o Vaksin BCG Kering.

o Vaksin Jerap Difteri Tetanus.

o Vaksin Jerap Difteri Tetanus Pertusus. o Vaksin Tetanus.

(19)

b. Vaksin Virus (Viral Vaccines) o Vaksin Polio Oral (20 dosis). o Vaksin Polio Oral (19 dosis). o Vaksin Campak Kering.

o Vaksin Hepatitis B Rekombinan.

o Vaksin Hepatitis B Rekombinan (Uniject). o Vaksin Rabies Kering untuk Manusia. 2. SERUM a. Serum Anti Difteri.

b. Serum Anti Tetanus.

c. Serum Anti Bisa Ular Polivalen. d. Serum Anti Rabies.

3. DIASNOSTIKA a. PPD (Purifed Protein Derivative) b. Blood grouping sera.

c. Sera Diagnostik.

d. Bacterial Suspension (Antigen Widal) 4. REAGENSIA a. Asam Klorida 0,1N.

b. Asam Sulfosalisilat 20%. c. Larutan Benedict. d. Larutan Eosin 2%.

e. Larutan Giemza dalam Methamol. f. Methanol.

g. Larutan Gabbet. h. Larutan Turk.

(20)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

PT. Bio Farma (Persero) Bandung adalah tempat dimana penulis

melaksanakan kerja praktek. Penulis ditempatkan pada Sie Stok Barang Jadi

bagian Distribusi Divisi Penunjang Pemasaran.

Dalam menjalankan Kerja Praktek diharapkan penulis dapat membantu

dan mendukung dalam proses perusahaan terutama di Bagian Distribusi.

Bagian Distribusi ini mempunyai tugas membantu kelancaran distribusi

produk sesuai dengan kebutuhan penjualan, menerima order pemesanan, menjaga

kualitas produk barang jadi sebelum dipasarkan, pengecekan barang, pengeluaran

dan pemasukan produk dalam coold room, membantu pengisian administrasi,

membereskan administrasi pengiriman untuk distributor, pengepakan, pengiriman,

dan pemusnaha produk yang sudah kadaluarsa.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan penulis selama melaksanakan Kerja

Praktek di PT. Bio Farma (Persero) Bandung pada intinya adalah membantu

kegiatan dari karyawan. Adapun kegiatan rutin yang dilakukan oleh penulis antara

lain :

(21)

2. Membantu pengisian administrasi seperti stok barang, pengisian produk,

memasukan data pada program SIAP (Sistem Informasi Administrasi

Pemasaran) dan PPIC (Product Planing Inventory Control), pengisian jumlah

dan berat vaksin juga serum yang akan dikirim, mengisi PP (Perintah

Pengiriman) dan SP (Surat Pengantar).

3. Mengarsipkan data pesanan vaksin ada serum.

Alur arsip data :

o Order barang dari fax, surat, atau telepone, dicatatkan pada buku khusus

permintaan.

o Data lalu diimput ke program SIAP (Sistem Informasi Administrasi

Pemasaran) kemudian di masukkan ke dalam PP.

o Mencetak PP dicetak 2 rangkap untuk di tandatangani oleh kepala bagian

distribusi dan kepala seksi stok barang jadi.

o Data di masukan ke dalam buku besar distributor pengeluaran vaksin dan

serum (untuk interen administrasi).

o Membuat SP untuk bukti barang sudah terjual.

o Lalu kemudian diadakan pengepakan.

Untuk laporan triwulan, data akan dimasukan pada program PPIC (Product

Planing Inventory Control) yang tersambung ke seluruh pihak perusahaan.

4. Memfiling data pengiriman barang per bulan.

5. Mengecek kecocokan antara PP dan SP.

(22)

7. Membantu pengepakan, menempelan stiker, mencetak barcode pada kemasan

vaksin.

Pada dasarnya semua tugas yang diberikan oleh pembimbing, oleh penulis

dapat dilaksanakan dengan memperhatikan petunjuk dan cara pelaksanaan yang

diberikan oleh pembimbing yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada unit

organisasi dimana penulis melaksanakan kuliah kerja praktek.

3.3 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.1 Pelaksanaan Saluran Distribusi Produk Vaksin dan Serum pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung

Saluran distribusi merupakan salah satu komponen penting dalam

perusahaan untuk memasarkan produk yang dapat mempengaruhi sukses atau

tidaknya suatu perusahaan. Maka dari itu pemilihan saluran distribusi harus tepat

dan efisien agar arus penjualan barang dan jasa dari produsen ke konsumen

berjalan lancar. Menurut Djaslim Saladin ( 2003 : 107 ) saluran distribusi adalah :

“ Seperangkat lembaga yang melakukan kegiatan ( fungsi ) yang digunakan untuk

menyalurkan produk dan status kepemilikan dari produsen ke konsumen “.

Saluran distribusi yang digunakan dalam suatu perusahaan sangat

berpengaruh terhadap penjualan produk. Sebelum kita memilih saluran distribusi,

kita sebaiknya terlebih dahulu mengetahui jenis dan produk yang dihasilkan. Hal

ini perlu untuk menentukan saluran distribusi karena produsen harus berorientasi

terhadap produk yang dihasilkan. Tipe saluran distribusi yang tepat bagi suatu

(23)

dengan bidang usaha suatu pasar sehingga dapat meningkatkan hasil penjualan

dan juga dapat memperluas daerah pemasaran.

Dalam hal melaksanakan saluran distribusi barangnya PT Bio Farma

(Persero) Bandung mempunyai tujuan, yakni ingin meningkatkan penjualan

produk vaksin dan serum. Dalam melakukan penyaluran barang kepada

konsumen, PT Bio Farma (Persero) Bandung menggunakan saluran distribusi

tidak langsung dengan Two Level Channel / saluran dua tingkat.

Distribusi tidak langsung atau saluran tidak langsung adalah pelaksanaan

distribusi yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan jasa

perantara-perantara seperti distributor atau perwakilan pabrik. Dimana pada PT Bio Farma

(Persero) Bandung ini dilakukan dengan saluran dua tingkat yaitu penjualan yang

mempunyai dua perantara penjualan sebelum produk sampai ke konsumen.

Dibawah ini adalah gambar distribusinya :

o Distribusi Dalam Negri

Gambar 3.1 Distribusi Dalam Negri o Distribusi ke Luar Negri

Gambar 3.2

RS atau Dokter Konsumen

PT Bio Farma (Persero) Bandung

Agen Luar Negri Yang Bersangkutan

(24)

Saluran dua tingkat ini dilakukan karena berbagai pertimbangan. Yang

pertama adalah pertimbangan jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan , yang

kedua pertimbangan jarak yang harus ditempuh pada saat pengiriman barang dan

yang ketiga persiapan distributor .

Produk yang dihasilkan oleh PT Bio Farma (Persero) Bandung adalah

produk yang harus diperhatikan suhu udaranya karena vaksin dan serum itu adalah

produk ethical yang perlakuannya tidak sama dengan produk lain seperti

obat-obatan. Diperlukan suhu yang berbeda untuk setiap produk. Maka dari itu

diperlukan cold room (gudang penyimpanan vaksin dan serum dengan ketinggian

suhu yang telah diatur menurut keperluan) untuk menyimpan vaksin dan serum

tersebut.

Sedangkan pertimbangan jarak yang harus di tempuh, ini juga berkaitan

dengan produk vaksin dan serum pada saat akan dikirimkan, karena pada saat

pengiriman pun harus diperhatikan suhu udaranya maka diperlukan pengepakan

yang benar agar suhu vaksin dan serum yang akan dikirim tidak berubah selama

perjalanan, box yang digunakan untuk pengepakan adalah box polyurethan yang

fungsinya seperti termos yang dapat mempertahankan suhu, produk akan disusun

didalamnya dibalut styrofoam, dimasukan water pack (water pack ada beberapa

warna sesuai suhunya dan digunakan sesuai kebutuhan produk, fungsinya adalah

untuk menjaga suhu di dalam box), dan digunakan pelastik gelembung untuk

melindungi vaksin agar bila terguncang tidak akan pecah. Suhu mobil pengangkut

(25)

Setelah produk sampai ke tangan distributor maka produk tidak langsung

di kirimkan pada rumah sakit atau dokter yang telah memesannya, akan tetapi

produk akan dimasukan ke cold room yang telah disediakan oleh distributor untuk

tetap menjaga suhunya sebelum dipergunakan di rumah sakit atau oleh dokter.

Karena pelaksanaan saluran distribusi adalah salah satu langkah yang

penting dan harus diperhatikan oleh sebuah perusahaan, agar tidak terjadi

hambatan dalam proses penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Maka

sebelum memutuskan saluran distribusi apa yang akan di gunakan, perusahaan

harus memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan

saluran distribusi tersebut. Sehingga dapat diperoleh saluran distribusi yang tepat

sesuai dengan kemampuan dan kondisi perusahaan serta tujuan yang ingin dicapai

oleh perusahaan.

3.3.2 Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Dalam Pelaksanaan Saluran Distribusi Produk Vaksin dan Serum pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan saluran

distribusi sebagai berikut :

o Pertimbangan Pasar

Produk yang di produksi oleh PT. Bio Farma (Persero) Bandung adalah

produk untuk pasar konsumen, setelah produk diambil oleh para disributor

yang tersebar di seuruh indonesia dan dunia maka yang akan menjadi

(26)

o Pertimbangan Produk

Produk yang dihasilkan oleh PT. Bio Farma (Persero) Bandung adalah produk

yang harus diperhatikan suhu udaranya karena vaksin dan serum itu adalah

produk ethical yang perlakuannya tidak sama dengan produk lain seperti

obat-obatan. Diperlukan suhu yang berbeda untuk setiap produk. Bila tidak

diperhatikan maka produk tersebut akan mudah rusak. Satu lagi adalah karena

nilai atau harga produk ini relatif mahal maka saluran distribusinya pendek

saja. Hal ini lah yang harus dipertimbangkan pihak perusahaan dalam

pelaksanaan saluran distribusi

o Pertimbangan Perantara

Karena pertimbangan produk yang mudah rusak seperti di jelaskan di atas,

maka diperlukan distributor yang memiliki perlengkapan untuk menyimpan

produk ini sebelum di salurkan lagi. Perlengkapannya adalah distributor harus

memiliki cold room untuk menyimpan produk sebelum di salurkan kembali.

o Pertimbangan Perusahaan

PT. Bio Farma (Persero) Bandung adalah salah satu perusahaan besar dan

satu-satunya peusahaan yang memproduksi vaksin dan serum di Indonesia bahkan Asia

Tenggara, jadi sumber pembiayaan, pengalaman dan kemampuan manajemen,

(27)

3.3.3 Hambatan-Hambatan yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Saluran Distribusi Produk Vaksin dan Serum pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung

Dalam pelaksanaan saluran distribusi PT. Bio Farma (Persero) Bandung

terdapat beberapa hambatan. Apabila hambatan – hambatan itu tidak cepat diatasi,

maka dapat menghambat kegiatan dan kemajuan perusahaan. Di bawah ini

beberapa hambatan yang dihadapi PT. Bio Farma (Persero) Bandung :

o Jadwal pendistribusian. Hal ini biasanya terjadi apabila perusahaan ekspedisi

atau distributor yang akan mengangkut produk terlambat datang atau sampai

ke gudang distribusi sehingga produk-produk yang sebelumnya telah dikemas

menjadi terlantar. Akibatnya bagian distribusi harus mengatur ulang jadwal

pengiriman barangnya dan masa aktif dari waksin dan serum pun akan

berkurang.

o Cold room atau tempat penyimpanan vaksin dan serum di bagian distribusi

yang biasanya terganggu entah karena rusak atau kelistrikan yang buruk.

o Pengisian pembukuan atau pengarsipan yang biasanya tidak seimbang karena

(28)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh pada saat melaksanakan

kerja praktek pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung yang menyangkut tentang

pelaksanaan saluran distribusi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan saluran distribusi pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung

menggunakan saluran distribusi tidak langsung dengan Two Level Channel /

saluran dua tingkat yaitu penjualan yang mempunyai dua perantara penjualan

sebelum produk sampai ke konsumen. Produsen - distributor -pengecer -

konsumen. Saluran dua tingkat ini dilakukan karena berbagai pertimbangan.

Yang pertama adalah pertimbangan jenis produk yang dihasilkan oleh

perusahaan , yang kedua pertimbangan jarak yang harus ditempuh pada saat

pengiriman barang, dan yang ketiga persiapan distributor . Pelaksanaan

saluran distribusi pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung sudah sempurna

walaupun sesekali terjadi kendala dan hambatan. Tapi selama ini kendala dan

hambatan tersebut bisa diatasi dengan baik yaitu dengan cara kerja sama

setiap anggota.

2. Factor – factor yang perlu dipertimabangkan dalam saluran distribusi produk

vaksin dan serum pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung ini adalah

(29)

pertimbangan perusahaan. Semuanya sangat penting untuk dipertimbangkan

demi kelancaran saluran distribusi yang akan dilaksanakan.

3. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam saluran distribusi produk vaksin

dan serum pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung ini adalah jadwal

pendistribusian yang terlambat, masalah yang terjadi pada cold room, dan

kesalahan pada saat pengisian pembukuan.

4.2 Saran

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh PT. Bio Farma (Persero) Bandung

yang diidentifikasikan dari faktor-faktor yang menghambat dan mendukung

dalam proses pelaksanaan aktivitas distribusi, maka di bawah ini adalah

saran-saran yang dapat penulis berikan :

1. Untuk pelaksanaan saluran distribusian tidak langsung dengan saluran dua

tingkat, sebaiknya petugas yang melaksanakannya terus memperhatikan setiap

pekerjaannya yang dilakukan. Setiap petugas harus melakukan tugasnya

dengan baik. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang

mungkin dapat terjadi sewaktu-waktu. Dan hal ini juga dilakukan untuk

kelancaran pengiriman barang. Bila suatu saat terjadi masalah, maka masalah

itu harus segera diselesaikan agar tidak terjadi kekacauan yang lebih besar.

2. PT. Bio Farma (Persero) Bandung sebaiknya selalu memperhatikan

faktor-faktor dalam pelaksanaan saluran distribusi. Faktor-faktor-faktor ini sangat penting

karena menyangkut kelangsungan perusahaan. Jika salah satu faktor kurang

(30)

Contohnya, bila kita kurang memperhatikan pertimbangan produk, mungkin

saja produk yang dikirimkan akan rusak dan mengakibatkan kerugian bagi

perusahaan.

3. Sebelum membuat jadwal pendistribusian, PT. Bio Farma (Persero) Bandung

sebaiknya melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan perusahaan ekspedisi

atau distributor. Hal ini dimaksudkan untuk dapat menyesuaikan jam pada saat

barang akan dikirimkan agar tidak terjadi keterlambatan.

Melakukan pengecekan yang rutin pada cold room agar tidak terjadi gangguan

pada saat melakukan penyimpanan vaksin dan serum di dalamnya.

Staff yang mengurus pembukuan dan pengarsipan diharapkan lebih teliti dan

berkonsentrasi pada saat pengisian pembukuan atau pengarsipan. Hal ini

dilakukan agar tidak terjadi kesalahan pemasukan data yang bisa

(31)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menempuh jenjang S1

Program Studi Manajemen

Oleh :

Yanti Febriyanti

21207024

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(32)

Karya, Bandung

Kolter Philip. 2005 dialih bahasakan oleh Benyamin Moula. “Manajemen

(33)

Nama : Yanti Febriyanti

NIM : 21207024

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 10 Februari 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kp. Areng Ds. Wangunsari RT. 01/10 Kec.

Lembang Kab. Bandung 40391

Riwayat Pendidikan :

TAHUN KETERANGAN

Lulus 1994-1995 TK Bayangkara

Lulus 1995-2001 SD Pancasila Lembang

Lulus 2001-2004 SMP Negri 1 Lembang

Lulus 2004-2007 SMA Negri 1 Lembang

(34)

ii

Segala puji bagi Allah SWT. Yang senantiasa melimpahkan berkah, rahmat

serta hidayahNya, dan hanya atas petunjuknya jualah penulis dapat menyelesaikan

kuliah Kerja Praktek ini.

Adapun tujuan penyusunan laporan kerja praktek ini adalah guna memenuhi

salah satu persyaratan dalam program kuliah Fakultas Ekonomi pendidikan Strata

I Universitas Komputer Indonesia. Dalam penyusunan laporan ini, penulis

mengambil judul ” Tinjauan Pelaksanaan Saluran Distribusi Produk Vaksin

dan Serum pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung”.

Dalam pelaksanaan studi kasus dan penyusunan laporan akhir ini penulis

banyak menemui kesulitan, tetapi berkat adanya bantuan yang diberikan dari

berbagai pihak akhirnya penulis dapat mengatasi kesulitan – kesulitan tersebut.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih atas

semua bantuan yang telah diberikan dalam penyelesaian laporan kerja praktek ini

kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, selaku Rekor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.,Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

(35)

iii Kerja Praktek.

6. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty, M.SI., selaku Dosen Wali Program Studi

Manajemen-I angkatan 2007 Universitas Komputer Indonesia.

7. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Manajemen Universitas Komputer

Indoneia yang telah memberikan ilmunya.

8. Bapak Dhany Rachmadan, SE, selaku pembimbing di perusahaan.

9. Seluruh Staff distribusi divisi penunjang pemasaran dan karyawan PT. Bio

Farma (Persero) Bandung, terutama Ibu Situ, Ibu Fenny, Bapak Hendy,

Bapak Agung , Bapak Budi, Bapa Dadan, dll. Yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

10. Keluargaku tercinta, terutama mama yang selalu mendoakan dan

memberikan dukungan moril serta materil kepada penulis dalam

menyelesaikan laporan ini.

11. Niko atas doa dan dukungannya yang tidak pernah putus kepada penulis.

12. Teman – teman di kelas MN-1, terima kasih atas dorongan dan

kebersamaannya.

13. Serta pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima

kasih atas segala bantuannya hingga laporan kerja praktek ini dapat selesai.

Berpijak pada kenyataan bahwa tidak ada satu pun hasil karya manusia yang

(36)

iv

rekan – rekan sekalian atas segala bantuan dan dukungannya yang diberikan

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini

dengan lancar.

Sebagai harapan teratas dari penulis, semoga saja laporan ini dapat

bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya terutama rekan – rekan mahasiswa/i

dan bisa dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, Oktober 2010

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi  Direktorat Pemasaran PT. Bio Farma
Tabel 2.1 Produk Vaksin dan Serum
Gambar 3.1 Distribusi Dalam Negri

Referensi

Dokumen terkait

Farma (Persero) telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan teori tetapi tidak semua prosedur sama karena didalam sebuah perusahaan memiliki bagian-bagian yang

Berdasarkan hasil wawancara dengan Staf IT di PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Bandung implementasi sistem informasi yang digunakan saat ini belum maksimal, salah satunya

Surat dukungan pabrik merupakan salah satu syarat yang ada didalam melaksanakan penjualan produk vaksin dan serum pada sektor swasta di divisi penjualan

Ibu Ratna Djuwita selaku Kepala Seksi Hubungan Internal Bagian Corporate Communications PT Bio Farma (Persero) yang telah memberikan arahan selama melaksanakan

Peneliti mencoba membahas hasil penelitian mengenai Efektivitas Komunikasi Kegiatan Roadshow „Bio Farma Goes To School ‟ Oleh Public Relations PT Bio Farma

Bagian PR Public Relations PT Bio Farma (Persero) sangat diperlukan dalam membantu menginformasikan pada publik internal (dalam organisasi) dan publik eksternal

Sedangkan pertimbangan jarak yang harus di tempuh, ini juga berkaitan dengan produk vaksin dan serum pada saat akan dikirimkan, karena pada saat pengiriman pun harus

Di dalam Bio Farma tedapat salah satu divisi yaitu Pengembangan Produk, namun didalam monitoring barang yang dimiliki maupun yang akan dipesan masih menggunakan metode manual