• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh keterlibatan pimpinan kantor Akuntan Publik dan representasi masalah terhadap perencanaan Audit dengan informasi klien sebagai variabel moderating (studi empiris pada kantor akuntansi publik di DKI Jakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh keterlibatan pimpinan kantor Akuntan Publik dan representasi masalah terhadap perencanaan Audit dengan informasi klien sebagai variabel moderating (studi empiris pada kantor akuntansi publik di DKI Jakarta)"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KETERLIBATAN PIMPINAN

KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN REPRESENTASI

MASALAH TERHADAP PERENCANAAN AUDIT DENGAN

INFORMASI KLIEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi

Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

DENNIS STEVEN ERTHANEGARA

NIM: 104082002752

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ANALISIS PENGARUH KETERLIBATAN PIMPINAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN REPRESENTASI MASALAH TERHADAP PERENCANAAN

AUDIT DENGAN INFORMASI KLIEN SEBAGAI VARIABEL

MODERATING

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Dennis Steven Erthanegara NIM: 104082002752

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Yahya Hamja, Dr., MM. Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak. NIP 130 676 334 NIP 150 370 232

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

Hari ini Kamis Tanggal 05 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Dennis Steven Erthanegara NIM:104082002752 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH

KETERLIBATAN PIMPINAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN

REPRESENTASI MASALAH TERHADAP PERENCANAAN AUDIT

DENGAN INFORMASI KLIEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 5 Maret 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Afif Sulfa, SE., M.Si., Ak. Rini, SE., M.Si., Ak.

Ketua Sekretaris

(4)

Hari ini Selasa Tanggal 10 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Dennis Steven Erthanegara NIM:104082002752 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH

KETERLIBATAN PIMPINAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN

REPRESENTASI MASALAH TERHADAP PERENCANAAN AUDIT

DENGAN INFORMASI KLIEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Maret 2009

Tim Penguji Ujian Skripsi

Afif Sulfa, SE., M.Si., Ak. Rini, SE., M.Si., Ak.

Ketua Sekretaris

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Dennis Steven Erthanegara

2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 18 April 1987 3. Tinggal di : Jakarta

4. Alamat : Jl. P. Jayakarta, Budirahayu IV No.1 RT 007/ 09 Jakarta Pusat 10730

5. Telepon : 021 6265637 dan 0813 8309 8797

6. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD : SD Negeri Pinangsia 06 Pagi, Jakarta Barat (1992-1998)

2. SLTP : SLTP Negeri 22, Jakarta (1998-2001) 3. SMU : SMU Negeri 2, Jakarta (2001-2004) 4. S1 : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta (2004-2009) III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Pencak Silat “Tapak Suci” Muhammadiyah Jakarta 2. Anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMUN 2 Jakarta 3. Ketua Kelas Akuntansi E Tahun 2006

4. Traceur Parkour Jakarta IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Rudy Awwam

2. Tempat & Tgl. Lahir : 13 Maret 1957

3. Alamat : Jl. P. Jayakarta, Budirahayu IV

No.1 RT 007/ 09

Jakarta Pusat 10730

4. Telepon : 0812 908 4587

5. Ibu : Ermi Fitriany

6. Tempat & Tgl. Lahir : 9 Maret 1966

7. Alamat : Jl. P. Jayakarta, Budirahayu IV

No.1 RT 007/ 09

Jakarta Pusat 10730

8. Telepon : 021 6265637

(6)

ANALISIS PENGARUH KETERLIBATAN PIMPINAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN REPRESENTASI MASALAH TERHADAP PERENCANAAN

AUDIT DENGAN INFORMASI KLIEN SEBAGAI VARIABEL

MODERATING

By:

Dennis Steven Erthanegara

Abstract

This research is purposed to examined the effect of executive involvement and problem representation toward audit planning using client’s information as moderating variable. Hypotheses that proposed on this research is executive involvement and problem representation will have significant effect on audit planning. The client information will have significant effect on the relationship between executive involvement, problem representation, and audit planning.

The populations are managing partners, partners, and managers on the public accountant firm that located in DKI Jakarta. Purposive sampling used to take the samples. The sample was taken about 34 respondents which collected by using questionnaires. The analysis methods were consist of test quality data, descriptive statistic, classical assumption test, and hypotheses analysis used multiple regression analysis and test of absolute difference value.

From computation, fifteen of the 86 items of questionnaires were not valid. The result of reliability test and classical assumption test show that all variables are reliable and fulfilled the classical assumption. The result of hypotheses analysis show that executive involvement and problem representation collectively have significantly effect on audit planning. Furthermore, client information have not significantly effect on the relationship between executive involvement, problem representation, and audit planning.

(7)

ANALISIS PENGARUH KETERLIBATAN PIMPINAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN REPRESENTASI MASALAH TERHADAP PERENCANAAN

AUDIT DENGAN INFORMASI KLIEN SEBAGAI VARIABEL

MODERATING

Oleh:

Dennis Steven Erthanegara Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik dan representasi masalah terhadap perencanaan audit dengan menggunakan informasi klien sebagai variabel moderating. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik dan representasi masalah berpengaruh signifikan terhadap perencanaan audit. Informasi klien berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik, representasi masalah dan perencanaan audit.

Populasi dalam penelitian ini adalah managing partner, partner, dan manajer pada kantor akuntan publik yang berlokasi di wilayah DKI Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang diambil berjumlah 34 responden yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Metode analisis data yang digunakan terdiri dari uji kualitas data, statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear berganda dan uji nilai selisih mutlak.

Berdasarkan hasil pengujian, lima belas dari 86 butir pertanyaan dalam kuesioner tidak valid. Hasil uji reliabilitas dan asumsi klasik menunjukkan bahwa semua variabel dinyatakan reliabel dan memenuhi asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa keterlibatan pimpinan akuntan publik dan representasi masalah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perencanaan audit. Lebih lanjut, informasi klien tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik, representasi masalah dan perencanaan audit.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Puji syukur kepada Alloh SWT yang telah melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya. Atas berkah, rahmat dan kasih sayang-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik dan Representasi Masalah Terhadap Perencanaan Audit dengan Informasi Klien Sebagai Variabel Moderating (Studi Empris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah DKI Jakarta)”. Mengingat kemampuan penulis yang serba terbatas, penulis mohon maaf apabila dalam skripsi ini banyak terdapat kekurangan. Meskipun demikian mudah-mudahan skripsi ini dapat memberkan manfaat bagi semua pihak.

Penulis juga menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh adalah juga berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, tidak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Papa dan Emak beserta adik dan seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan serta bantuan baik moril maupun materil yang sangat penulis butuhkan hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan banyak waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

3. Bapak Amilin SE., Ak., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang begitu telaten dan sabar dalam membimbing penulis, serta banyak memberi pengarahan dan masukan selama proses pengerjaan skripsi.

4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(9)

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

8. Staf akademik FEIS UIN yang telah banyak membantu: Bu Lili, Bu Dewi, Bu Siska, Pak Rahmat, Pak Bambang.

9. Pihak-pihak yang turut berkontribusi dalam pemberian informasi responden dan pendistribusian kuesioner: Papa, Hery, Ema, Dayat, Ipank, Bahri, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

10.Rekan-rekan seperjuangan di Akuntansi E yang telah banyak membantu: Nata, Bahri, Rizky, Ipank, Njet, Sawal, Hery, Nofan, Ema, Endang, Aisyah, Husnul, Shinta, Tami, Sucy, Tika, Riska, Irna, Sri, Randy, Ria, Puput, Janah, Abenk, Iman (alm).

11.Rekan-rekan seperjuangan di kelas Audit: Nata, Bahri, Parwis, Hery, Fian, Idris, Ginanjar, Chandra, Ahmad Sudarmadji, Ahmad, Muchlis, Yahya. 12.Seluruh rekan Akuntansi angkatan 2004: Parwis, Idris, Khaled, Lutfi, Rodit,

Imah, Ghina, Nicca, Nurma, Doni, Uking, Ginanjar dan seluruh rekan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

13.Seluruh responden yang turut berpartisipasi dalam pengisian kuesioner serta semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini.

Mohon maaf apabila ada pihak-pihak yang namanya tidak tercantum. Semoga Alloh SWT memberikan balasan atas semua kebaikan kepada pihak-pihak yang selama ini telah banyak membantu penulis.

Jakarta, 12 Maret 2009

(10)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ...i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ...ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ...iii

Daftar Riwayat Hidup ...iv

Abstract ...v

Abstrak ...vi

Kata Pengantar ...vii

Daftar Isi ...ix

Daftar Tabel ...xiv

Daftar Gambar ...xvi

Daftar Lampiran...xviii

Bab. I. Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Perumusan Masalah ...6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...7

1. Tujuan Penelitian ...7

2. Manfaat Penelitian ...7

a. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) ...7

b. Kantor Akuntan Publik (KAP) ...7

c. Auditor ...8

d. Perusahaan (auditee) ...8

e. Dunia akademisi ...8

Bab. II. Tinjauan Pustaka A. Kerangka Teoritis ...9

(11)

a. Hubungan keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement)

dengan perencanaan audit ...10

b. Hubungan keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement) dengan representasi masalah (problem representation) ...11

2. Representasi Masalah (Problem Representation)...11

a. Hubungan antara representasi masalah (problem representation), informasi klien, dan perencanaan audit ...13

3. Informasi Klien ...13

a. Hubungan antara keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement),informasi klien, dan perencanaan audit ...16

b. Hubungan antara informasi klien, representasi masalah (problem representation), dan perencanaan audit ...16

4. Perencanaan Audit ...17

B. Kerangka Pemikiran ...21

C. Hipotesis ...22

Bab. III. Metodologi Penelitian A. Ruang Lingkup Penelitian...24

B. Metode Penentuan Sampel ...24

C. Metode Pengumpulan Data ...25

1. Data Primer (Penelitian Lapangan) ...25

2. Data Sekunder (Penelitian Kepustakaan) ...26

D. Metode Analisis Data ...26

1. Analisis Statistik Deskriptif ...27

a. Ukuran Lokasi Pusat Data ...27

b. Ukuran Variabilitas Data ...27

2. Uji Kualitas Data ...28

a. Uji Validitas ...28

b. Uji Reliabilitas ...29

3. Uji Asumsi Klasik...31

(12)

b. Uji Heteroskedastisitas ...33

c. Uji Normalitas ...34

4. Uji Hipotesis ...34

a. Menilai Goodness of fit Suatu Model ...35

1) Koefisien Determinasi ...35

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ...36

(a) Quick look ...36

(b) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F menurut tabel ...36

3) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ...36

(a) Quick look ...37

(b) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel ...37

b. Uji Hipotesis Pertama (Ha1) ...37

c. Uji Hipotesis Kedua (Ha2) ...38

d. Uji Hipotesis Ketiga (Ha3) ...39

e. Uji Hipotesis Keempat (Ha4) ...40

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ...41

1. Variabel Independen ...41

a. Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) ...41

b. Representasi Masalah (Problem Representation) ...43

2. Variabel Moderating ...45

3. Variabel Dependen ...47

Bab. IV. Penemuan dan Pembahasan A. Gambaran Umum Objek Penelitian...50

1. Tempat dan Waktu Penelitian ...50

(13)

B. Analisis Statistik Deskriptif ...54

1. Instrumen Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) ...54

2. Instrumen Informasi Klien ...56

3. Instrumen Representasi Masalah (Problem Representation) ...58

4. Instrumen Perencanaan Audit ...59

C. Uji Kualitas Data ...60

1. Uji Validitas ...60

a. Instrumen Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) ...61

b. Instrumen Informasi Klien ...62

c. Instrumen Representasi Masalah (Problem Representation) ..64

d. Instrumen Perencanaan Audit ...66

2. Uji Reliabilitas ...70

D. Uji Asumsi Klasik ...71

1. ... Uj i Multikolinearitas ...71

2. ... Uj i Heteroskedastisitas ...76

3. ... Uj i Normalitas ...88

E. Pengujian Hipotesis ...97

1. ... Ha sil Uji Hipotesis Pertama (Ha1) ...97

a. Koefisien Determinasi ...97

b. Uji Signifikansi Simultan F (Uji Statistik F) ...100

c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ...100

2. ... Hasi l Uji Hipotesis Kedua (Ha2) ...103

a. Koefisien Determinasi ...103

(14)

c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ...105

3. ... Hasi l Uji Hipotesis Ketiga (Ha3) ...106

a. Koefisien Determinasi ...107

b. Uji Signifikansi Simultan F (Uji Statistik F) ...108

c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ...108

4. ... Hasi l Uji Hipotesis Keempat (Ha4) ...110

a. Koefisien Determinasi ...111

b. Uji Signifikansi Simultan F (Uji Statistik F) ...112

c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ...113

d. Analisis Suplemen (Pelengkap) ...114

F. Pembahasan ...116

Bab. V. Kesimpulan dan Implikasi A. Kesimpulan ...121

B. Implikasi ...123

Daftar Pustaka ...125

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Operasional Variabel Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan

Publik (Executive Involvement) ...42

Tabel 3.2. Operasional Variabel Representasi Masalah (Problem Representation) ...44

Tabel 3.3. Operasional Variabel Informasi Klien ...46

Tabel 3.4. Operasional Variabel Perencanaan Audit ...48

Tabel 4.1. Gambaran Distribusi Kuesioner ...51

Tabel 4.2. Demografi Responden ...51

Tabel 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot) Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) dan Perencanaan Audit ...79

Tabel 4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot) Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Representasi Masalah (Problem Representation) dan Perencanaan Audit ...82

Tabel 4.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot) Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement), Representasi Masalah (Problem Representation), dan Perencanaan Audit ...85 Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh

(16)

Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation) Terhadap Perencanaan Audit...89 Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh

Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) dan Perencanaan Audit ...91 Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh

Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Representasi Masalah (Problem Representation) dan Perencanaan Audit ...93 Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Biaya dan Nilai Informasi ...16 Gambar 2.2. Model Hubungan Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive

Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation) Terhadap Perencanaan Audit ...21 Gambar 2.3. Model Hubungan Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive

Involvement) Terhadap Perencanaan Audit dengan Informasi Klien Sebagai Variabel Moderating ...21 Gambar 2.4. Model Hubungan Representasi Masalah (Problem Representation)

Terhadap Perencanaan Audit dengan Informasi Klien Sebagai Variabel Moderating ...22 Gambar 2.5. Model Hubungan Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive

Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation) Terhadap Perencanaan Audit dengan Informasi Klien Sebagai Variabel Moderating ...22 Gambar 4.1. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot) Pengaruh

Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation) Terhadap Perencanaan Audit...76 Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot) Pengaruh

(18)

Gambar 4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot) Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Representasi Masalah (Problem Representation) dan Perencanaan Audit ...82 Gambar 4.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot) Pengaruh

Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement), Representasi Masalah (Problem Representation), dan Perencanaan Audit ...85 Gambar 4.5. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh

Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation) Terhadap Perencanaan Audit...89 Gambar 4.6. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh

Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) dan Perencanaan Audit ...91 Gambar 4.7. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh

Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Representasi Masalah (Problem Representation) dan Perencanaan Audit ...93 Gambar 4.8. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ...127

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian (Draft) ...141

Lampiran 3 Daftar Jawaban Responden ...151

Lampiran 4 Deskriptif Statistik ...156

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas ...166

Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas ...194

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perencanaan adalah hal yang sangat penting yang harus dilakukan jika ingin mencapai tujuan. Seorang mahasiswa melakukan perencanaan untuk mencapai kelulusan. Seorang ibu rumahtangga melakukan perencanaan dengan menyusun daftar belanja ketika hendak ke pasar untuk membuat masakan. Perusahaan melakukan perencanaan dengan membuat anggaran. Perencanaan adalah hal pertama yang dilakukan seseorang agar sukses dalam meraih tujuan yang hendak dicapainya. Matz dan Usry (1980:2) menuturkan:

Planning is fundamental to the management process, a process of sensitizing an organization to external opportunities and threats, of determining desirable and possible objectives, and of deploying resources to match the objectives.

(21)

biaya audit tetap wajar agar dapat bersaing. Selain itu, standar pekerjaan lapangan yang pertama dari SPAP menghendaki perencanaan yang memadai: ”Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.” (IAI, 2001:150.1).

Beberapa penelitian bidang auditing yang menaruh perhatian dalam perencanaan audit diantaranya adalah Christ (1993) yang menguji apakah ada perbedaan representasi masalah (problem representation) antara auditor yang lebih berpengalaman dengan auditor yang kurang berpengalaman didalam merencanakan audit. Menurut Christ (1993) semakin berpengalaman auditor maka struktur pengetahuannya akan berubah sehingga ia tidak melihat suatu permasalahan dari permukaannya saja namun lebih abstrak, lebih total, dan lebih memahami bagaimana informasi yang tersedia saling terkait satu sama lain. Hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh Christ (1993) menemukan bahwa terdapat perbedaan representasi masalah dalam merencanakan audit diantara manajer atau partner dengan senior dan junior. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Nelson, Libby, dan Bonner (1995) yang menguji pengaruh perbedaan struktur pengetahuan antara auditor yang lebih berpengalaman dengan auditor yang kurang berpengalaman terhadap perencanaan audit.

(22)

Nelson et. al. (1995) menerangkan bahwa banyak literatur dan aplikasi yang menunjukkan hal sebaliknya, bahwa kebanyakan penugasan audit mengharuskan auditor untuk menilai apakah tujuan audit sesuai dengan setiap siklus transaksi. Hasil penelitian Nelson et. al. (1995) menemukan bahwa struktur pengetahuan yang bertolak belakang ini memiliki pengaruh yang kurang baik didalam perencanaan audit.

Mengenai variabel keterlibatan pimpinan KAP (Kantor Akuntan Publik), peneliti mendapat inspirasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Hapsari (2008). Dalam penelitian tersebut, Hapsari (2008) ingin menguji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan klien dan kualitas audit. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah pengalaman KAP dalam melakukan audit (client experience), memahami industri klien (industry expertise), responsif atas kebutuhan klien (responsiveness), kompetensi terhadap prinsip-prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan (technical competence), dan keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement) berpengaruh tidak signifikan dan negatif (tingkat signifikansi 0.448) terhadap kepuasan klien dan kualitas audit.

(23)

Lehmann dan Norman (2006) menyelidiki representasi masalah yang kompleks dari profesional akuntan dengan menguji apakah terdapat perbedaan dalam keringkasan representasi diantara berbagai tingkat pengalaman akuntan. Hasil studi Lehmann dan Norman (2006) mengindikasikan bahwa auditor profesional yang lebih berpengalaman memiliki representasi masalah yang lebih ringkas dan lebih tepat dibandingkan auditor pemula dan auditor intermediari. Lehmann dan Norman (2006) dalam menyebutkan keringkasan dan ketepatan representasi masalah dari auditor profesional ini dengan menggunakan istilah lebih terkapsulisasi (encapsulate).

Hammersley (2006) menyelidiki representasi masalah dari segi auditor spesialis-industri. Hammersley (2006) menyelidiki berdasarkan percobaan atau eksperimen apakah auditor spesialis-industri mengembangkan representasi masalah mengenai salah saji yang dapat timbul (seeded misstatement) untuk memudahkan interpretasi dari pola yang tidak lengkap. Hammersley (2006) menemukan bahwa auditor spesialis-industri (yaitu mereka yang bekerja dalam industrinya) dapat menginterpretasikan dan melengkapi pola yang tidak lengkap (sebagian) dari salah saji yang dapat timbul, sementara auditor bukan spesialis (tidak cocok dengan industri dimana mereka bekerja) tidak dapat mengenali pola salah saji yang dapat timbul walaupun terdapat pola salah saji yang lengkap dan jelas.

(24)

risiko salah saji yang lebih tinggi, dan menyarankan prosedur yang efisien dan efektif mengarah kepada kehadiran salah saji yang dapat timbul. Sementara itu, walaupun menilai tinggi risiko salah saji ketika menerima pola tidak lengkap, representasi masalah dari auditor bukan spesialis sangat lemah dan menyarankan prosedur yang tidak menunjukkan kefokusan pada salah saji yang dapat timbul.

Termotivasi oleh penelitian-penelitian terdahulu, sedikitnya literatur penelitian yang membahas perencanaan audit, dan keingintahuan peneliti untuk menemukan variabel yang menentukan perencanaan audit dapat efektif dan efisien maka penelitian kali ini ingin menguji pengaruh keterlibatan pimpinan KAP dan representasi masalah terhadap perencanaan audit disertai dengan informasi klien sebagai variabel moderasi hubungan keduanya.

Alasannya, karena Christ (1993:319) membenarkan pengaruh dari faktor keterlibatan pimpinan (executive involvement) KAP (manajer dan partner) bahwa audit yang efektif dan efisien dapat direncanakan jika manajer dan partner terlibat aktif dalam proses karena menurut penelitiannya, semakin berpengalaman seorang auditor maka struktur pengetahuannya dalam memahami dan menafsirkan suatu kasus akan berubah sehingga ia tidak melihat suatu permasalahan dari permukaannya saja namun lebih abstrak dan lebih memahami bagaimana variabel-variabel yang berbeda saling terkait satu sama lain.

(25)

perencanaan, auditor memiliki sejumlah besar informasi yang tersedia dan struktur pengetahuan mereka mempengaruhi bagaimana informasi ini digunakan untuk membentuk representasi masalah.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penelitian kali ini ingin menghubungkan variabel keterlibatan pimpinan KAP, informasi klien, representasi masalah, dan perencanaan audit. Maka penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik dan Representasi Masalah Terhadap Perencanaan Audit Dengan Informasi Klien Sebagai Variabel Moderating”.

B. Perumusan Masalah

Peneliti selanjutnya merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah keterlibatan pimpinan KAP dan representasi masalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap perencanaan audit?

2. Apakah informasi klien sebagai variabel moderating berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara keterlibatan pimpinan KAP dan perencanaan audit?

3. Apakah informasi klien sebagai variabel moderating berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara representasi masalah dan perencanaan audit?

(26)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apakah keterlibatan pimpinan KAP dan representasi masalah dapat mempengaruhi perencanaan audit.

b. Untuk mengetahui apakah informasi klien dapat menjadi moderasi hubungan antara keterlibatan pimpinan KAP dan perencanaan audit. c. Untuk mengetahui apakah informasi klien dapat menjadi moderasi

hubungan antara representasi masalah dan perencanaan audit.

d. Untuk mengetahui apakah informasi klien dapat menjadi moderasi hubungan antara keterlibatan pimpinan KAP, representasi masalah, dan perencanaan audit.

2. Manfaat Penelitian

a. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Berpotensi untuk mengembangkan dan menerapkan standar profesi yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keahlian para akuntan publik.

b. Kantor Akuntan Publik (KAP)

(27)

c. Auditor

Memberikan kontribusi praktis dalam membuat perencanaan audit yang tepat sehingga pelaksanaan audit dapat berjalan secara efektif dan efisien.

d. Perusahaan (auditee)

Mendapatkan kepuasan atas pekerjaan audit yang diberikan oleh auditor karena efektivitas dan efisiensinya serta tidak terlalu mengganggu kelancaran aktivitas bisnis perusahaan.

e. Dunia akademisi

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

D. Kerangka Teoritis

1. Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement)

Istilah eksekutif sering digunakan untuk menggambarkan seorang manajer pada tingkat perencanaan strategis dan di beberapa perusahaan, direktur dan sejumlah wakil direktur membentuk suatu komite eksekutif yang menangani masalah-masalah besar yang dihadapi perusahaan (McLeod dan Schell, 2004:6).

(29)

accountants, dan staff accountants. Biasanya, tanggung jawab utama dalam membuat perencanaan audit ada pada auditor senior.

Holmes dan Burns (1979:51) pun menuturkan:

Senior should be able to plan an audit, to supervise semiseniors and staff accountants and direct their work, and to assume responsibility for the completion of an audit in the field―all in accordance with firm policy or instructions delegated by a partner or manager.

Hogart (1991:277) dalam Christ (1993:319) juga mengatakan bahwa penafsiran masalah dan pengetahuan perencanaan auditor senior kemungkinan cukup memadai untuk membuat perencanaan audit yang efektif dan efisien. Jadi, biasanya yang bertanggung jawab untuk merencanakan audit adalah auditor senior. Namun, dalam penelitian ini peneliti ingin menguji bagaimana pengaruhnya jika yang merencanakan audit adalah partner dan manajer.

a. Hubungan keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement) dengan perencanaan audit

(30)

maka struktur pengetahuannya dalam memahami dan menafsirkan suatu kasus akan berubah sehingga ia tidak melihat suatu permasalahan dari permukaannya saja namun lebih abstrak dan lebih memahami bagaimana variabel-variabel yang berbeda saling terkait satu sama lain.

Selain itu, Frederick et al (1994:240) dalam Nelson et al.

(1995:27) menyatakan bahwa struktur pengetahuan auditor yang lebih berpengalaman atas kesalahan laporan keuangan cenderung kepada tujuan audit sebagai dimensi organisasi utama dan siklus transaksi sebagai yang kedua.

b. Hubungan keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement) dengan representasi masalah (problem representation)

Christ (1993:308) mengemukakan bahwa dalam studi audit sebelumnya, Weber (1980), Frederick dan Libby (1986), Libby dan Frederick (1990), Ashton (1991), dan Tubbs (1992) semua berpendapat bahwa kebanyakan auditor yang berpengalaman seperti managing partner, partner, dan manajer memiliki pengetahuan yang lebih banyak dimana peningkatan pengetahuan ini akan mempengaruhi

problem representation (representasi masalah) yang dibentuk. Dengan kata lain, pimpinan kantor akuntan publik memiliki representasi masalah yang lebih baik.

(31)

Problem representation adalah cara auditor untuk menafsirkan atau mendeskripsikan suatu permasalahan. Chi et al. (1981) dalam Christ (1993:306) menyatakan bahwa:

A problem representation is a decision maker’s understanding and interpretation of a problem situation.

Brewer (1987) dalam Hammersley (2006) berpendapat:

Problem representations are a function of external cues currently attended to and knowledge stored in memory.

Greeno (1989) dalam Hammersley (2006) menuturkan:

Problem representations are cognitive representations of complex phenomena that people use to “run” thought experiments that allow inferences to be made.

Selanjutnya, Christ (1993:306) menambahkan bahwa problem representation ini dikembangkan dengan memetakan seluruh informasi yang ada untuk menyelesaikan suatu tugas kedalam struktur pengetahuan yang berhubungan dengan jenis dari tugas tersebut.

Lebih jauh, Ashton et al. (1988:108) dalam Christ (1993:305) menjelaskan tentang struktur pengetahuan:

The role of schemata is particularly relevant in auditing, because the schemata developed by auditors through experience and prior knowledge of client situations may affect the manner in which the auditor perceives the evaluation of assertions and the need to accumulate and interpret evidence about these assertions.

(32)

pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan yang merepresentasikan konsep umum.

Penelitian psikologi kognitif mengemukakan bahwa struktur pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan mempengaruhi bagaimana informasi yang tersedia dikombinasikan untuk membentuk sebuah

problem representation dari situasi keputusan (Christ, 1993:305).

Christ (1993:306) ketika berbagai tahap perencanaan dilalui,

problem representation berevolusi dan auditor mengembangkan

pemahamannya atas kemungkinan kesalahan dalam laporan keuangan. a. Hubungan antara representasi masalah (problem representation),

informasi klien, dan perencanaan audit

Glaser (1984) dalam Christ (1993:305) problem representation

ini secara signifikan mempengaruhi efisiensi dan efektivitas dari seluruh proses informasi berikutnya dan Christ (1993:305) menambahkan bahwa oleh karena itulah, hal ini memiliki pengaruh yang signifikan pada keputusan perencanaan audit.

3. Informasi Klien

(33)

Informasi adalah sumber daya konseptual yang digunakan untuk mengelola sumber daya fisik (McLeod dan Schell, 2004:3). Selanjutnya Hansen dan Mowen (2006:5) menerangkan bahwa informasi dibutuhkan untuk membantu mengidentifikasi berbagai peluang untuk perbaikan dan untuk mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai dalam mengimplementasikan berbagai tindakan yang didesain untuk menciptakan perbaikan.

Menurut Romney dan Steinbart (2003:12) karakteristik informasi yang berguna adalah sebagai berikut:

a. Relevan; informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian, memperbaiki kemampuan pengambil keputusan untuk membuat prediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya.

b. Andal; informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi.

c. Lengkap; informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.

(34)

e. Dapat dipahami; informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas.

f. Dapat diverifikasi; informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.

Namun demikian, Romney dan Steinbart (2003:14) mengatakan bahwa informasi yang lebih banyak belum tentu lebih baik karena terdapat batas jumlah informasi yang dapat diserap dan diproses otak manusia secara efektif dan ketika batas tersebut dilewati maka terjadilah apa yang disebut sebagai kelebihan informasi (information overload). Romney dan Steinbart (2003:14) menuturkan bahwa kelebihan informasi itu mahal, karena kualitas pengambilan keputusan menurun sementara biaya untuk menyediakan informasi meningkat. Jadi, kelebihan informasi mengurangi nilai informasi itu sendiri. Hariadi (1992:12) juga berpendapat sama bahwa nilai informasi akan menurun ketika jumlahnya makin banyak. Sawyer et al. (2006:235) menuturkan bahwa informasi yang tidak perlu harus dihindari dalam melakukan audit karena rincian yang berlebihan akan menghabiskan waktu orang yang menyusun program dan yang membacanya.

(35)
[image:35.595.145.520.256.673.2]

sumber daya yang dipakai untuk mendistribusikan informasi yang dihasilkan ke para pembuat keputusan. Hariadi (1992:12) mengemukakan bahwa biaya penyediaan informasi dapat saja dikaitkan dengan pengeluaran kas (walau tidak akurat), tapi manfaat yang bisa diraih akan sulit dikuantifisir, walaupun secara teoretis ini bisa dihitung dengan konsekuensi yang timbul dari masing-masing alternatif dengan banyaknya informasi yang diperlukan untuk masing-masing. Kemudian Hariadi (1992:12) menggambarkan dalam sebuah grafik dimana informasi berada pada titik optimal (keuntungan maksimal) ketika perbedaan antara biaya penyediaan informasi dengan manfaat adanya informasi tersebut terjadi:

Gambar 2.1.

Biaya dan Nilai Informasi

Sumber: Bambang Hariadi, 1992 , hal. 12.

Biaya & Manfaat

Biaya

Manfaat

(36)

a. Hubungan antara keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement),informasi klien, dan perencanaan audit

Menurut Hariadi (1992:3) manajer yang berhasil memerlukan informasi untuk melakukan perencanaan dan pengendalian yang baik. b. Hubungan antara informasi klien, representasi masalah (problem

representation), dan perencanaan audit

Christ (1993:304) ketika membuat perencanaan, auditor memiliki sejumlah besar informasi yang tersedia dan struktur pengetahuan mereka mempengaruhi bagaimana informasi ini digunakan untuk membentuk problem representation.

4. Perencanaan Audit

Koontz dan O’Donnel (1976:129) menyatakan:

Planning is deciding in advance what to do, how to do it, when to do it, and who is to do it. Planning bridges the gap from where we are to where we want to go.

Machfoedz (1989:317) perencanaan adalah proses pada rencana-rencana yang akan dikerjakan oleh perusahaan dan jumlah perkiraan dari sumber-sumber dana dan daya yang dialokasikan pada tiap-tiap rencana. Jadi, formulasi terinci dari kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan (Hansen dan Mowen, 2006:7). Perencanaan adalah proses manajemen yang menetapkan apa yang harus dilakukan suatu organisasi dan bagaimana sebaiknya melakukannya (Griffin dan Ebert, 2003:155).

(37)

Planning is fundamental to the management process, a process of sensitizing an organization to external opportunities and threats, of determining desirable and possible objectives, and of deploying resources to match the objectives.

Suatu tahap penting dari setiap perikatan audit adalah perencanaan. Dalam setiap hal, perencanaan menghasilkan pengaturan atas urutan dari bagian-bagian atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Boynton, Johnson, dan Kell, 2003:284). Fayol (1949) dalam Austin (1990:7) menyarankan bahwa perencanaan tindakan yang baik memiliki empat unsur: kesatuan (unity), kontinuitas (continuity), fleksibilitas (flexibility), dan ketepatan (precision).

Sulastiningsih (1997:82) perencanaan audit harus dibuat agar pelaksanaan audit berjalan lancar, efisien dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan (IAI, 2001:311.1). Selain itu, standar pekerjaan lapangan yang pertama dari SPAP menghendaki perencanaan yang memadai: ”Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.” (IAI, 2001:150.1).

(38)

tuntutan hukum dan memelihara nama baik dalam komunitas bisnis; menjaga biaya tetap wajar membantu kantor akuntan publik agar tetap bersaing dan oleh karena itu dapat mempertahankan dan menambah jumlah kliennya, dengan asumsi bahwa kantor akuntan publik memiliki nama baik dalam melakukan pekerjaan berkualitas tinggi; menghindari kesalahpahaman dengan klien adalah hal yang penting untuk menjalin hubungan baik dengan klien dan untuk memudahkan dalam mengerjakan pekerjaan berkualitas tinggi pada biaya yang wajar (Elder, Beasley, Arens, 2006:194).

Felix dan Kinney (1982) dalam Christ (1993:305) menyatakan bahwa dalam tahap perencanaan awal, auditor mengembangkan ekspektasi mengenai kemungkinan kesalahan dalam laporan keuangan dan merancang suatu strategi audit yang tepat untuk suatu kondisi. Selanjutnya, Felix dan Kinney (1982) dalam Christ (1993:305) ekspektasi mereka terbentuk sebagai hasil dari mempertimbangkan berbagai variabel yang berbeda, termasuk informasi dari kertas kerja audit sebelumnya, notulen rapat dewan direksi, laporan keuangan interim, prosedur analitis awal, diskusi dengan klien, jurnal perdagangan dan industri, dan isu-isu ekonomi dan lingkungan yang relevan.

(39)

yang sudah ada sebelum terkena dampak dari biaya signifikan yang tidak dapat ditutupi; kedua, auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit dan informasi ini akan mempengaruhi bagian selanjutnya dari proses perencanaan audit; ketiga, auditor memperoleh pemahaman dengan klien dalam menyamakan persepsi dari suatu perikatan untuk menghindari kesalahpahaman; akhirnya, staf untuk perikatan dipilih, termasuk dibutuhkannya auditor spesialis (Elder et al., 2006:194).

AICPA, Codification of Statement on Auditing Standards dalam Sulastiningsih (1997:82) menjelaskan dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan hal-hal berikut:

a. Hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan usaha dan bidang usaha dari obyek yang diaudit.

b. Kebijakan dan prosedur akuntansi.

c. Antisipasi mengenai seberapa jauh efektifitas dari pengendalian intern. d. Pos-pos dalam laporan keuangan yang mungkin sekali memerlukan

koreksi atau penyesuaian.

e. Keadaan yang memerlukan perluasan atau modifikasi pengujian seperti keadaan yang membawa kemungkinan adanya kekeliruan yang bersifat matrial atau adanya transaksi-transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (related party transaction).

(40)

BAPEPAM, atau laporan khusus, umpamanya tentang ketaatan terhadap ketentuan kontrak.

E. Kerangka Pemikiran

Gambar di bawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat dalam model penelitian mengenai pengaruh keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement) dan representasi masalah (problem representation) terhadap perencanaan audit. Selain itu, peneliti juga memperluas penelitiannya dengan menambahkan informasi klien sebagai variabel moderating.

Gambar 2.2.

Model Hubungan Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation) Terhadap

Perencanaan Audit

Gambar 2.3.

Model Hubungan Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive Involvement) Terhadap Perencanaan Audit Dengan Informasi Klien Sebagai Variabel

Moderating Keterlibatan Pimpinan KAP

(Executive Involvement)

Perencanaan Audit Representasi Masalah

[image:40.595.117.522.85.469.2]
(41)

Gambar 2.4.

Model Hubungan Representasi Masalah (Problem Representation) Terhadap Perencanaan Audit Dengan Informasi Klien Sebagai Variabel

Moderating

Gambar 2.5.

Model Hubungan Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation) Terhadap

Perencanaan Audit Dengan Informasi Klien Sebagai Variabel Moderating

F. Hipotesis

Informasi Klien

Perencanaan Audit

Perencanaan Audit Keterlibatan Pimpinan KAP

(Executive Involvement)

Representasi Masalah (Problem Representation)

Informasi Klien

Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive Involvement)

Perencanaan Audit

Informasi Klien Representasi Masalah

(42)

Berdasarkan pemikiran di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ha1 : Keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement) dan representasi

masalah (problem representation) berpengaruh positif dan signifikan terhadap perencanaan audit.

Ha2 : Informasi klien berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan

antara keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement) dan perencanaan audit.

Ha3 : Informasi klien berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan

antara representasi masalah (problem representation) dan perencanaan audit.

Ha4 : Informasi klien berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengambil objek pada semua Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah DKI Jakarta. Pemilihan wilayah tersebut didasari oleh (1) wilayah tersebut terdapat banyak Kantor Akuntan Publik dan (2) wilayah tersebut mudah dijangkau oleh peneliti. Data penelitian berupa beberapa subyek pada waktu tertentu (cross sectional). Penelitian ini dirancang untuk menganalisa hubungan yang kausal antara keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive involvement) dan representasi masalah (problem representation) terhadap perencanaan audit disertai dengan informasi klien sebagai pemoderasi hubungannya.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling

(44)

terlibat aktif dalam proses perencanaan audit. Purposive sampling adalah metode sampling yang menentukan sampelnya berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu yang dianggap tepat oleh peneliti.

Kriteria yang digunakan sebagai dasar purposive sampling adalah sebagai berikut:

1. Responden adalah auditor eksternal yang bekerja di Kantor Akuntan Publik dan berkedudukan di wilayah DKI Jakarta.

2. Auditor eksternal tersebut sedang menduduki jabatan atau berada pada tingkatan managing partner, partner dan manajer.

C. Metode Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan baik data sekunder maupun data primer dalam melaksanakan penelitiannya. Data sekunder dikumpulkan oleh peneliti melalui studi kepustakaan. Sedangkan data primer diperoleh peneliti dari studi lapangan dengan menggunakan kuesioner.

1. Data Primer (Penelitian Lapangan)

(45)

partner dan manajer di kantor-kantor akuntan publik yang berada di wilayah DKI Jakarta.

Kuesioner dikirimkan langsung oleh peneliti ke kantor akuntan publik dimana responden tersebut bekerja. Sebelum melakukan pengiriman, peneliti menelepon kantor akuntan publiknya untuk mengetahui apakah mereka ingin menerima kuesioner atau tidak, berapa jumlah managing partner, partner, dan manajer di kantor akuntan publik tempat mereka bekerja, kapan mereka ingin dikirimkan, dan kepada siapa kuesioner diberikan. Biasanya mereka mengajukan kepada peneliti bahwa kuesioner akan dikembalikan dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah kuesioner diterima. Maka, setelah 2 (dua) minggu peneliti kembali menelepon responden yang bersangkutan untuk menanyakan apakah kuesioner sudah selesai diisi atau belum. Jika belum, peneliti akan menunggu 1 (satu) minggu lagi dan menelepon kembali responden yang bersangkutan. Jika belum kembali diisi, maka peneliti menganggap kuesioner tersebut batal atau gugur dengan sendirinya.

2. Data Sekunder (Penelitian Kepustakaan)

Dalam penelitian kepustakaan, peneliti mengumpulkan data-data teoritis serta mempelajari secara seksama teori-teori yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang dibahas sebagai landasan dan dasar untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini. Data-data teoritis tersebut berupa buku-buku, jurnal, artikel, dan skripsi.

(46)

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan statistik, yaitu dengan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 12.0. Ghozali (2001:15) SPSS adalah suatu software yang berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik untuk statistik parametrik maupun non-parametrik dengan basis windows. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data demografi responden (jika ada) (Indriantoro dan Supomo, 2002:170). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2001:19). Berikut ini adalah penjelasannya (Uyanto, 2006:66):

a. Ukuran Lokasi Pusat Data

Ukuran lokasi pusat data merupakan nilai pusat tipikal yang memberikan gambaran terbaik data itu. Ukuran lokasi pusat data yang sering digunakan adalah purata aritmetika (arithmetic mean), modus (mode), median.

(47)

Ukuran variabilitas atau bentangan (spread) data mencoba mengestimasi variabilitas data. Ukuran variabilitas data yang sering digunakan adalah: ragam (variance), simpangan baku (standard deviation), kisaran (range), dan Interquartile Range.

2. Uji Kualitas Data

Kesimpulan penelitian yang berupa jawaban dan pemecahan masalah penelitian, dibuat berdasarkan hasil proses pengujian data yang meliputi: pemilihan, pengumpulan, dan analisis data. Kesimpulan, oleh karena itu, tergantung pada kualitas data yang dianalisis dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002:179). Artinya, suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang reliable dan kurang valid. Sedang, kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data (Indriantoro dan Supomo, 2002:180).

Jika data penelitian dan instrumennya tidak berkualitas maka kesimpulan penelitian juga menjadi tidak berkualitas dan perlu dipertanyakan. Peneliti melakukan uji kualitas data atas data primer dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

(48)

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2001:45). Misal, penggunaan suatu instrumen oleh peneliti dimaksudkan untuk mengukur kepuasan pada tugas. Jika kemudian yang terukur oleh instrumen tersebut adalah kepuasan pada atasan atau dimensi kepuasan yang lain, maka validitas instrumen tersebut patut dipertanyakan (Indriantoro dan Supomo, 2002:182). Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur (Ghozali, 2001:45).

Pengujian validitas menggunakan Pearson Correlation dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor yang terlihat dalam tabel Pearson Correlation mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid (Santoso, 2001:168).

b. Uji Reliabilitas

(49)

Mengetahui bagaimana butir-butir pertanyaan dalam kuesioner anda saling berhubungan, 2) Mendapat nilai alpha Cronbach yang merupakan indeks internal consistency dari skala pengukuran secara keseluruhan, 3) Mengidentifikasi pertanyaan dalam kuesioner yang bermasalah dan harus direvisi atau dihilangkan.

Uyanto (2006:240) Alpha Cronbach merupakan salah satu koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan. Uyanto (2006:239) koefisien Alpha Cronbach merupakan model internal consistency score berdasarkan korelasi purata antara butir-butir (items) yang ekivalen.

Nunnaly (1978) dan Nunnaly and Bernstein (1994) dalam Uyanto (2006:240) skala pengukuran yang reliabel sebaiknya memiliki nilai Alpha Cronbach minimal 0,70. SPSS juga menghitung

Cronbach’s Alpha if Item Deleted untuk setiap butir pertanyaan. Bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted ini memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan, maka butir atau item tersebut sebaiknya dihilangkan atau direvisi (Uyanto, 2006:240). Nilai Alpha Cronbach negatif menunjukkan pengkodean data yang tidak konsisten atau akibat pencampuran butir dengan dimensi pengukuran yang berbeda (Uyanto, 2006:240). Rumus korelasi Alpha Cronbach (Uyanto, 2006:264):

k

si2 1 – i=1

sp2

αCronbach = k

(50)

Di mana:

k = jumlah butir dalam skala pengukuran

si2 = ragam (variance) dari butir ke-i

sp2 = ragam (variance) dari skor total

3. Uji Asumsi Klasik

Teknik estimasi variabel dependen yang melandasi analisis regresi disebut Ordinary Least Square (pangkat kuadrat terkecil biasa). Inti metode OLS adalah mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut (Ghozali, 2001:82).

Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2001:82) asumsi utama yang mendasari model regresi linear klasik dengan menggunakan model OLS adalah: 1) Model regresi linear, artinya linear dalam parameter seperti persamaan Yi = b1 + b2Xi + ui; 2) Nilai X diasumsikan non-stokastik, artinya nilai X dianggap tetap dalam sampel yang berulang; 3) Nilai rata-rata kesalahan adalah nol, atau E (ui/ Xi) = 0; 4) Homoskedastisitas, artinya variance kesalahan sama untuk setiap periode (Homo = sama, Skedastisitas = sebaran) dan dinyatakan dalam bentuk

matematis Var (ui/ Xi) = σ2

(51)

Xj) = 0; 6) Antara ui dan Xi saling bebas, sehingga Cov (ui/ Xi) = 0; 7) Jumlah observasi, n, harus lebih besar daripada jumlah parameter yang diestimasi (jumlah variabel bebas); 8) Adanya variabilitas dalam nilai X, artinya nilai X harus berbeda; 9) Model regresi telah dispesifikasi secara benar. Dengan kata lain tidak ada bias (kesalahan) spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis empirik; 10) Tidak ada multikolinearitas yang sempurna antar variabel bebas. Ghozali (2001:123) regresi dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) akan memberikan hasil yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) jika memenuhi semua asumsi klasik.

a. Uji Multikolinieritas

(52)

memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen.

Collinearity Diagnostics digunakan untuk mengetahui apakah terdapat multicollinearity atau korelasi di antara variabel independen X1, X2, X3 (Uyanto, 2006:218). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya mulikolonieritas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2001:92). Tolerance berkisar antara 0-1, dengan 0= high collinearity dan 1= low collinearity (Uyanto, 2006:224). Ghozali (2001:91) tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ Tolerance). b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2001:105). Pengujian dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot, uji statistik Park, dan uji statistik Glejser .

(53)

pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji statistik Park dan uji statistik Glejser, Ghozali (2001:108) apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas pada model tersebut tidak dapat ditolak.

c. Uji Normalitas

Ghozali (2001:110) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan melihat grafik normal probability plot dan uji statistik Kolmogorov-Smirnov

(K-S).

Ghozali (2001:110) distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

(54)

Kolmogorov-Smirnov (K-S) signifikan secara statisttik, maka data residual disimpulkan tidak terdistribusi secara normal.

4. Uji Hipotesis

Dalam melakukan pengujian hipotesisnya, peneliti ingin menguji satu-persatu terlebih dahulu untuk setiap elemen model penelitiannya. Setelah itu, peneliti menguji model penelitiannya secara keseluruhan. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui apakah keseluruhan model berpengaruh secara signifikan atau hanya sebagian elemen saja. Cara pengujian seperti ini juga dapat mendeteksi elemen model penelitian yang paling berpengaruh secara signifikan dari model penelitian keseluruhan. a. Menilai Goodness of Fit Suatu Model

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam setiap analisis regresi adalah menilai goodness of fit dari suatu model penelitian. Ghozali (2001:83) ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t.

1) Koefisien Determinasi

(55)

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Namun, dalam penelitian ini, peneliti lebih memilih untuk menggunakan nilai Adjusted R2. Karena menurut Ghozali (2001:83) kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Ghozali (2001:84) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat. Ghozali (2001:84) untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

(56)

menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

(b) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan menerima HA.

3) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Ghozali (2001:84) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Ghozali (2001:85) cara melakukan uji t adalah sebagai berikut:

(a) Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

(57)

b. Uji Hipotesis Pertama (Ha1)

Untuk menguji hipotesis pertama, digunakan analisis regresi linear berganda dengan persamaan:

Y = a + β1X1+ β2X2 + e

Dimana:

Y = perencanaan audit (AUD_PLAN) a = konstanta

β1, β2 = koefisien regresi/ parameter dari model regresi berganda

X1 = keterlibatan pimpinan KAP (EXEC_INV)

X2 = representasi masalah (PROB_REP)

e = error

Jika goodness of fit dalam model hipotesis pertama diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t seluruhnya sesuai dan terpenuhi maka model regresi hipotesis pertama dapat diterima.

c. Uji Hipotesis Kedua (Ha2)

Hipotesis kedua menggunakan analisis regresi dengan variabel moderating. Ghozali (2001:150) ada tiga cara menguji regresi dengan variabel moderating yaitu: (1) uji interaksi, (2) uji nilai selisih mutlak, dan (3) uji residual. Dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan cara kedua yaitu uji nilai selisih mutlak.

(58)

Fokusnya adalah perbedaan nilai absolut yang besar yang dihasilkan dari deviasi hubungan linear antar variabel independen. Adapun model persamaan regresinya sebagai berikut:

Y = a + β1X1+ β3X3 + β4|X1−X3| + e

Keterangan:

Y = perencanaan audit (AUD_PLAN) a = konstanta

β1, β3, β4 = koefisien regresi

X1 = variabel independen yaitu keterlibatan pimpinan KAP

(EXEC_INV)

X3 = variabel moderating yaitu informasi klien (CLI_INFO)

e = error

Persamaan regresi (2) menggambarkan apakah variabel informasi klien merupakan variabel moderating dan ini ditunjukkan dengan nilai koefisien β4 perencanaan audit yang signifikan (yang

berarti terjadi perbedaan nilai absolut yang besar antar variabel independen).

d. Uji Hipotesis Ketiga (Ha3)

(59)

Y = a + β2X2+ β3X3 + β5|X2−X3| + e

Keterangan:

Y = perencanaan audit (AUD_PLAN) a = konstanta

β2, β3, β5 = koefisien regresi

X2 = variabel independen yaitu representasi masalah

(PROB_REP)

X3 = variabel moderating yaitu informasi klien (CLI_INFO)

e = error

Informasi klien dianggap variabel moderating jika nilai koefisien parameternya signifikan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa telah terjadi perbedaan nilai absolut yang besar antar variabel independen.

e. Uji Hipotesis Keempat (Ha4)

Dalam menguji model penelitian secara keseluruhan yaitu apakah informasi klien berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement), representasi masalah (problem representation), dan perencanaan audit maka juga digunakan uji nilai selisih mutlak didalam regresi. Persamaan regresi yang digunakan adalah:

Y = a + β1X1+ β2X2+ β3X3 + β4|X1−X3| + β5|X2−X3| + e

Keterangan:

(60)

a = konstanta

β1, β2, β3, β4, β5 = koefisien regresi

X1 = variabel independen yaitu keterlibatan pimpinan KAP

(EXEC_INV)

X2 = variabel independen yaitu representasi masalah (PROB_REP)

X3 = variabel moderating yaitu informasi klien (CLI_INFO)

e = error

Dalam hal ini jika terjadi asosiasi yang besar antar variabel independen (perbedaan nilai absolut besar) yaitu keterlibatan pimpinan KAP dan representasi masalah tinggi berasosiasi dengan informasi klien yang juga tinggi, maka perencanaan audit juga tinggi. Sebaliknya jika terjadi asosiasi yang kecil antara keterlibatan pimpinan KAP dan representasi masalah dengan informasi klien (perbedaan nilai absolut kecil) yaitu keterlibatan pimpinan KAP dan representasi masalah tinggi berasosiasi dengan informasi klien yang rendah, maka perencanaan audit akan rendah.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini, peneliti akan menguraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya agar ada kesamaan makna atas suatu variabel. Penjelasan masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(61)

Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo, 2002:63). Variabel independen dalam penelitian ini diantaranya adalah:

a. Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement)

Eksekutif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pimpinan KAP (Kantor Akuntan Publik) yang meliputi partner dan manajer. Jadi, executive involvement adalah keterlibatan eksekutif yang mengacu kepada partner dan manajer.

[image:61.595.148.520.193.491.2]

Untuk mengukur tingkat keterlibatan pimpinan KAP digunakan instrumen yang diadaptasi oleh peneliti dari penelitian terdahulu. Yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2008) yang terdiri dari 5 butir pertanyaan menggunakan skala Likert dengan rentang 1 sampai dengan 5 dan pilihan jawabannya (1) Sangat Tidak Memuaskan, (2) Tidak Memuaskan, (3) Cukup Memuaskan, (4) Memuaskan, (5) Sangat Memuaskan. Peneliti mengadaptasinya menjadi 15 butir pertanyaan dengan menggunakan skala Likert dengan rentang 1 sampai dengan 5. Adaptasi dilakukan karena variabel dependen yang berbeda. Variabel dependen Hapsari (2008) adalah kepuasan klien dan kualitas audit. Sedangkan penelitian kali ini menggunakan variabel dependen perencanaan audit. Pilihan jawaban adalah (1) Tidak Pernah, (2) Jarang, (3) Kadang-kadang, (4) Sering, (5

Gambar

Gambar 2.1.
Gambar di bawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat
Tabel 3.1.
Tabel 3.1. ini berlanjut menuju halaman 43
+7

Referensi

Dokumen terkait

Makanan Adalah Bahan Atau Organisme Yang Dapat Dimanfaatkan Ikan Untuk Menunjang Kebutuhan Terhadap Informasi Tentang Makanan Dan Kebiasaan Makan Ikan. Fisiologi

Program yang dihasilkan mencakup: struktur materi konsep dasar kimia yang diperlukan bagi mahasiswa PGSD, model perkuliahan konsep dasar kimia berbasis masalah

[r]

Pada penulisan Ilmiah ini Penulis mencoba untuk membuat suatu aplikasi multimedia pemasaran perumahan dengan menggunakan Macromedia Flash MX untuk membantu bagian

[r]

Dalam hubungannya dengan hal diatas, penulisan ilmiah ini membahas bagaimana sebuah program aplikasi sederhana yang dibuat dengan Microsoft Visual C++ 6.0 untuk

[r]

Demikian pula dengan kurikulum, apabila tidak memiliki pondasi yang kuat maka kurikulum tersebut akan mudah terombang-ambing dan yang akan dipertaruhkan adalah