Daftar Pustaka
Asri Wahyu, Widi Astuti.2012. Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga (Suatu Kajian Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan Anak, Di Desa Bejen Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung. Jurnal
unnes
Adawiah.2012. “Pandangan Buruh Penyadap Karet Terhadap Pendidikan Anak
(Studi Kasus Di Desa Bungin, Kec Paringin, Kab Balang )”. Jurnal
penelitiaan Universitas Negeri Lampung
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
ClaraR.P.Ajisuksmo.2009. “Gambaran_Pendidikan_Anak Yang Membutuhkan
Perlindungan Khusus “(Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan.
Jurnallaporan penelitian
Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group.
Hartomo dan Arnicum.199. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan, Individu, Masyarakat Dan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press
Maliki, zainuddin. 2008. Sosiologi Pendidikan . yogyakarta: Gaja Mada University Press.
Narwoko, Dwi dan Bagong Suryanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar Dan
Terapan. Surabaya: Kencana Pranada Media Group.
Nasution, 2014. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Sztopka, Piotr. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Penanda Pernanda Media Group
Ritzer, george. 1992. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda . Jakarta: Rajawali Press
Saripuddin, Didin. 2010. Interpretasi Sosiologi Dalam Pendidikan. Bandung: Karya Putra Darwati
Setiadi, M. Elly.2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta Dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya. Jakarta:
Prenada Media Group
Widiya Kristianti.2013.“ Motivasi Anak Bekerja Di Perkebunan” . Universitas Jember
Yulia Anas, SE Dan Prof. Elfindri. 2009. Dalam jurnal Penelitiannya “Strategi
Penuntasan Belajar 9 Tahun Pada Level Rumah Tangga Buruh ”
Website :
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis metode penelitian yang digunakan adalah study
kasusdengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif diartikan sebagai
pendekatan penelitian yang menghasilkan berupa data, tulisan, dan tingkah laku
yang didapat dan apa yang diamati serta untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subyek penelitian.
Studi kasus dimaksudkan untuk memberikan satu kasus yang menjelaskan
secara mendalam tentang nilai pendidikan anak dikalangan buruh penderes di
Desa Perkebunan Aek Tarum PT. Bridgestone, Kecamatan Bandar Pulau,
Kabupaten Asahan.Jenis penelitian menggunakan pendekatan kualitatif karena
analisis data yang dilakukan tidak untuk menerima atau menolak hipotesis
melainkan berupa deskripsi atas gejala-gejala yang diamati, yang tidak selalu
harus berbentuk angka-angka atau koefisien antarvariabel (Wirartha).
Pelaksanaannya tidak terbatas kepada pengumpulan data melainkan juga meliputi
analisa dan interprestasi dari data itu. Dengan demikian penelitian ini berusaha
mengurutkan,menganalisa, mengklasifikasi, memperbandingkan dan sebagainya.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Perkebunan Aek Tarum PT. Bridgestone
Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan. desa Aek Tarum terdapat III
Afdeling dan 11 Dusun. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena di daerah ini
sudah berdiri lama PT Bridgestone yang merupakan perusahaan Jepang yang
perkembangan kehidupan masyarakat buruh yang ada di daerah ini. Disamping
itu, lokasi penelitian ini merupakan daerah tempat tinggal peneliti sehingga
peneliti sudah banyak mengetahui dan memahami kehidupan masyarakat
perkebunan di daerah ini.
3.3 Unit Analisis Dan Informan 3.3.1. Unit Anasilisis
Unit analisis adalah satuan yang diperhitungkan sebagai subyek
penelitian. Salah satu ciri dan karakteristik dari penelitan sosial adalah
menggunakan apa yang disebut dengan “unit of analisys”. Ada dua jumlah unit
yang lazim digunakan pada penelitian sosial yaitu individu, kelompok dan sosial.
Adapun yang menjadi unit analisis dan objek kajian dalam penelitian ini adalah
kalangan buruh penderes di Desa Perkebunan Aek Tarum PT. Bridgestone,
Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan.
3.3.2 Informan
Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi dalam
melakukan penelitian. Informan peneliti adalah subjek penelitian sebagai pelaku
maupun orang lainyang memahami objek penelitian (Bungin, 2007 : 76).
Penentuan informan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel informasi secara sengaja berdasarkan karakteristik yang telah
ditentukan.Teknik purposiveSampling digunakan jika dalam pemilihan informan
peneliti menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu(Idrus, 2009).Adapun
a) Orang tua adalah mereka yang bertempat tinggal dikawasan perkebunan
bekerja menjadi buruh penderes minimal 10 tahun :
a. Buruh memiliki anak dalam usia sekolah
b. Buruh yang mengalami anak putus sekolah dan yang pernah
menyekolahkan anak.
c. Anak : anak buruh berusia minimal 14 tahun yang berada di desa
perkebunan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan informasi serta
data-data yang diperlukan untuk dpat menjelaskan dan menjawab permasalahan
yang bersangkutan didalam penelitian secara objekif. Teknik pengumpulan data
yang diperolah melalui data primer dan data sekunder:
1. Data Primer
Data primer merupakan data penelitian yang utama harus diperoleh dari
lokasi penelitian, data primer menjadi yang utama untuk menjawab permasalahan
penelitian.
a) Observasi pengamatan langsung merupakan suatu data untuk
mendapatkan informasidi lokasi masyarakat perkebunan, mendapatkan
data sehingga mendukung jawaban penelitian tentang orang tua
memaknai nilai pendidikan pada anak. Dan cara yang dilakukan orang
tua untuk mendukung pendidikan anak melauli aktifitas kesehararian
buruh, mengamati aktifitas anakdiluar pendidikan, alasan anak
berpartisipasi dalam pekerjaan orang tuanya di perkebunan Karet PT.
b) Wawancara mendalam : wawancara secara mendalam langsung kepada
informan karyawan penderes sesuai dengan kriterian. Peneliti
melakukan wawancara secara mendalam untuk menggali informasi dari
orang tua yang bekerja sebagai penderes. Peneliti melakukan
wawancara berdasarkan pedoman wawancara (Interview Guide) supaya
wawancara terarah bahkan mendapat jawaban terbaru yang terkait
dengan penelitian sehingga menjawab permasalahan penelitian di
Perkebunan PT. Bridgestone Desa Aek Tarum.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dai objek
penelitian. Penelitian data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen kepala
desa, catatan pribadi, laporan penelitian/ jurnal, dan bahan-bahan dari situs
internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.
3.5 Interpretasi Data
Interpretasi data atau penafsiran data merupakan suatu kegiatan
menggabungkan antara hasil analisis dengan permasalahan penelitian untuk
menemukan makna yang ada dalam permasalahan. Bogdan dan Biklen (Moleong,
2006 : 248) dikutip dalam skripsi Novi Khairani tahun 2010 menjelaskan
interpretasi data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain.
Interpretasi data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia yang
didapat melalui observasi, wawancara, dan juga dokumentasi. Setelah itu
kemudian data akan dipelajari dan ditelaah kembali menggunakan teori yang
digunakan dan diinterpretasikan secara kualitatif untuk menganalisis
permasalahan tersebut. Menginterpretasikan data juga dengan dukungan teori
dalam kajian pustaka, kemudian data tersebut akan diatur, diurutkan,
dikelompokkan ke dalam kategori, pola atau uraian tertentu. Disini peneliti akan
megelompokkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dan sebagainya,
selanjutnya akan dipelajari dan ditelaah secara saksama agar diperoleh hasil atau
BAB IV
TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1.1 Sejarah Desa Perkebunan Aek Tarum
Desa Perkebunan Aek Tarum adalah salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan. Desa Perkebunan Aek Taum
memiliki sejarah yang cukup panjang. Awal terbentuknya desa ini bukan karena
ditemukan pemukiman masyarakat tetapi pemerintah swasta Belanda pertama
sekali datang ke Aek Tarum dan haboko untuk membuka lahan perkebunana.
Desa Aek Tarum dan Haboko di temui memiliki potensi alam terhadap kesuburan
tanah dalam bercocok tanam. Pada tahun 1938 pemerintahan Belanda pertama
sekali datang ke desa ini bertujuan untuk membentuk suatu perkebunan yaitu
kebun Teh yang di kelola oleh perusahaan Belanda PT. Lonsum. Pihak
perkebunan mememerlukan sumber daya manusia dalam menggerjakan
perkebunan teh, maka diambilah tenaga kerja manusia dari pulau Jawa untuk
dijadikan karyawan membantu mengerjakan perkebunan terebut. Perkebunan teh
diolah PT. Lonsum dengan jarak ± 46 km dari desa ini ke Kisaran.
Desa perkebunan ini dengan nama Aek Tarum memiliki arti aek bahasa
batak yang artinya sungai, tarum bahasa dari Belanda. Desa ini terdapat banyak
anak sungai memiliki titik temu menyebabkan banyaknya jembatan besar dan
jembatan kecil. Seiring berjalannya waktu Desa perkebunan Aek Tarum teh
semakin ramai penduduknya karena banyak transmigran datang ke Desa Aek
Tarum untuk bekerja dan menjadi karyawan tetap perkebunan miliki PT.
Ha. Pada tahun 1970 perkebunan teh PT. Lonsum mengalami financial
loss(kerugian) sehingga pekebunanan teh dijual kepada PT. Goodyear pada tahun
1975. Setelah sah dinyatakan, tanaman Teh dibongkar lalu keseluruhan lahan
digantikan dengan tanaman karet karet milik PT. GoodYear. Desa perkebunan
karet PT. GoodYear membangun Pabrik Cram Rubber untuk menghasilkan bahan
baku karet. Pusat perkebunan karet berada di Dolok Merangir, Naga Raja dan
Dolok Ulu berada di Siantar Kabupaten Simalungun dan perkebunan karet PT.
Goodyear yang berada di Aek Tarum merupakan suatu cabang perkebunan.
Pada 9 Agustus 2005 perkebunan karet dan saham saham PT. Goodyear
Plantations memiliki konflik perjanjian dengan pemerintahan Indonesia sehingga
dibeli bala tentara Jepang PT.Bridgestone Sumatera Rubber Estate (BSRE)
sampai sekarang inilah Desa Aek Tarum perkebunan karet milik perusahaan PT.
Bridgestone.
4. 1.2. Keadaan Geografis Desa Perkebunan
Desa Perkebunan Aek Tarum Kecamatan Bandar Pulau terdiri dari III
Afdelingdan 11 Dusun. Afdeling I Aek Tarum terdapat 5 dusun yaitu dusun I
terdiri dari 142 KK ( 433 jiwa), dusun II terdiri dari 135 KK ( 349 jiwa), dusun III
terdiri dari 131 KK ( 498 jiwa), dusun IV 85 KK ( 331 jiwa), dusun V 62 KK
(247 jiwa). Afdeling II Haboko terdapat 4 dusun yaitu dusun VI 84 KK (376
jiwa), dusun VII 70 KK (218 jiwa), dusun VIII 86 KK (309 jiwa), dusun IX 35
KK (160 jiwa). Afdeling III Rambong Merah terdiri dari dusun X 93 KK (300
Desa Perkebunan Aek Tarum PT. Bridgestone Kecamatan Bandar Pulau
kondisi wilayah dataran dan perbukitan dengan ketinggian sekitar 60 meter
sampai dengan 90 meter dari permukaan laut. Desa perkebunan ini jauh dari pusat
kota sehingga memerlukan jarak tempuh ± 46 Km dari desa ke kota Kisaran.
Perkebunan ini berada di tengah-tengah wilayah pemukiman warga desa yang
bukan perkebunan milik perusahan. Desa perkebunan memilki batas Wilayah
berikut ini :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aek Nagali Kecamatan Bandar
Pulau Kabupaten Asahan
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Buntu Maraja Kecamatan Bandar
Pulau.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Hutarao Kecamatan Bandar Pulau
Kabupaten Asahan
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Gonting Malaha Kecamatan Bandar
Pulau Kabupaten Asahan.
4.1.3. Sarana dan Prasarana di Desa Perkebunan Aek Tarum a. Sarana Pendidikan
Dalam kehidupan dunia pendidikan sangatlah penting karena pendidikan
sebagai upaya untuk mencerdaskan kehidupan seluruh bangsa tanpa memandang
status sosial masyarakat termasuk di daerah perdesaan. Adapun sarana-sarana
pendidikan yang ada di Desa Perkebunan Aek Tarum Taman Kanak-kanak,
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas yang
Tabel 4.1
Sarana Pendidikan Desa Perkebunan Aek Tarum
Sumber: RPJM Desa Perkebunan Aek Tarum 2011
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa di kawasan perkebunan sudah
tersedia pendidikan dari mulai tingkat TK sampai tingkat SMA untuk mendukung
pendidikan anak perkebunan. Keberadaan perusahaan perkebunan PT.
Bridgestone memberikan dampak positif serta pihak perkebunan antusias
terhadap pendidikan terbukti dari kontribusi lahan perkebunan untuk di bangun
sekolah yang terdapat disetiap III afdeling minimal tingkat TK sampai tingkat
SD. Sarana Pendidikan yang ada dikawasan perkebunan secara keseluruhan
berjumlah 8 gedung sekolah. Sekolah Negeri sebanyak 5 dengan rincian Sekolah
SD terdapat 3 unit, SMA 1 unit, SLTP 1 unit dan sekolah swasta tingkat TK
terdapat 3 unit.
Berdasarkan jumlah diatas sarana pendidikan yang terdapat di kawasan
perkebunan cukup memadai mendukung kesejahteraan pendidikan anak dengan
membandingkan kondisi geografis kawasan perkebunan. Walaupun pihak
perkebunan hanya memberi kontribusi lahan diizinkan dinas pendidikan
membangun sekolah di kawasan perkebunan, namun masyarakat tetap
mensyukuri dan menilai semakin baik sumbangsih pihak perkebunan PT.
Bridgestone. Terkhusus para buruh menyadari pihak perkebunan rela
memberikan lahan untuk membangun sekolah yang seharusnya mengahasilkan
No Saranan Pendidikan Negeri Swasta Lokasi (Afdeling) Jumlah
1 TK - 3 Af 1, Af II, Af III 3
2. SD 4 - Af 1, Af II, Af III 4
3. SMP 1 - Af 1 1
4. SMA 1 - Af 1 1
uang dengan di tanami karet, tetapi terlebih mementingkan lahan untuk sarana
sekolah.
b. Sarana Peribadahan
Desa Perkebunan Aek Tarum PT. Bridgestone juga menyediakan sarana
peribadatan untuk mempermudah seluruh masyarakat beragama dapat beribadah
sesuai dengan nilai kepercayaan yang dianut setiap individu. Jumlah sarana
peribadahan yang diberikan pihak perkebunan sesuai dengan kuantitas masyarakat
yang menganut agamanya masing-masing. Dalam tabel berikut ini ada beberapa
rumah ibadah di setiap afdeling.
Tabel 4.2
Sarana Peribadatan di Desa Perkebunan Aek Tarum Sumber: data dari kantor Desa Perkebunan Aek Tarum 2011
Berdasarkan tabel 4.2 diatas sarana peribadahan yang terdapat di desa ini
berjumlah 13 unit dengan berbagai jenis rumah peribadahan. 13 unit diantaranya
10 masjid terdapat setiap dusun 1 sampai XI. Banyaknya bangunan masjid
disetiap afdeling di perkebunan karena masyarakat perkebunan PT. Bridgestone
mayoritas beragama Islam berjumlah 2.980 jiwa sehingga membutuhkan masjid di
setiap dusun. Bangunan gereja terdapat 1 unit lokasinya terletak di afdeling 1
yaitu gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan). Gereja HKBP ini untuk
No Jenis Sarana Prasarana Lokasi (afdeling) Jumlah
keseluruhan masyarakat perkebunan yang beragama kristen karena masyarakatnya
tergolong minoritas namun, mayotitas masyarakatnya menganut aliran HKBP
berjumlah 630 jiwa sehingga dapat di perkirakan bangunan gereja sesuai dengan
kuantitas masyarakat.
c. Sarana Kesehatan
Tabel 4.3
Sarana Kesehatan di Desa Perkebunan Aek Tarum
No Sarana Kesehatan Lokasi Jumlah
1 Poliklinik Af 1 1
2 Apotik Af 1 2
3. Posyandu Af 1, II, III 10
Jumlah 13
Data dari kantor Desa Perkebunan Aek Tarum 2011
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat sarana kesehatan yang berada di
Desa Perkebunan Aek Tarum terdapat13 unit seperti poliklinik 1 unit lokasinya
berada di afdeling 1, apotik 2 unit lokasi berada di afdeling II dan posyandu 10
unit di setiap afedeling terdapat posyandu. Sarana kesehatan yang terdapat di Desa
Perkebunan Aek Tarum untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat
perkebunan yang di beri pihak perkebunan secara gratis dan menjadi hak milik
para masyarakat perkebunan untuk memperoleh kesehatan. Pelayanan kesehatan
yang di berikan perkebunan kepada masyarakat yang memiliki hubungan kerja
dengan pihak perkebunan. Ketika para karyawan mengalami sakit dengan mudah
menempuh jarak yang dekat berkunjung ke poliklinik memperoleh kesehatan
supaya para karyawan dapat kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa bekerja
di perkebunan sesuai dengan status pekerjaannya.
Sarana kesehatan rumah sakit perkebunan PT. Bridgestone berada di pusat
tarum belum mengalami pemulihan kesehatan dalam waktu berhari-hari maka
pasien akan di rujuk kerumah sakit pusat yang berada di pusat perkebunan rumah
sakit Dolok Merangir, Pita Insani di Pematang Siantar.
c. Sarana Olahraga
Pihak perkebunan karet PT. Bridgestone menanamkan kesehatan kepada
seluruh karyawan di perkebunan supaya didalam tubuh yang sehat terdapatt jiwa
yang kuat sehingga mengantisipasi kehadiran penyakit melalui sarana olahraga
yang di sediakan pihak perkebunan.
Tabel 4.4
Sarana Olahraga di Desa Perkebunan Aek Tarum
No Jenis Olahraga Lokasi ( Afdeling) Jumlah
1 Lapangan Bola Volly Af I ( 2 )
Sumber:Data dari kantor Desa Perkebunan Aek Tarum 2011
Berdasarkan tabel 4.4 di atas sarana olahraga yang disediakan pihak
perkebunan ada 4 unit lapangan bola volly di setiap afdeling, supaya orang tua
perempuan atau laki-laki dan remaja di perkebunan dapat olahraga dan melatih
diri untuk bertanding bermain bola volly antar afdeling. Lapangan bola kaki juga
ada di setiap afdeling, sehingga para orang tua yang laki-laki yang memiliki
kemampuan dalam bertanding bermain bola kaki dapat melatih diri melalui sarana
terdapat di afdeling 1 dan olahraga tenis meja, sarana olahraga ini biasa di
mainkan para staf seperti manager, assisten, terdapat di afdeling 1.
Masyarakat perkebunan mendukung adanya sarana olahraga yang
disediakan oleh pihak perkebunan karena melalui olahraga melatih mental dan
fisik yang kuat supaya memiliki keberanian dalam pertandingan. Para orang tua
yang berada di perkebunan menyarankan kepada anak-anaknya mengikuti
olahraga dan berlatih bersama-sama bagi anak yang memiliki sedikit talenta
dalam olahraga. Anak perkebunan yang ikut bermain bola memiliki dampak
positif terhadap nilai olahraganya disekolah sebab kemampuannya berolahraga
dapat ditingkatkan diluar sekolah yaitu dengan menggunakan sarana yang telah di
sediakan pihak perkebunan.
4. 1.4 Gambaran Penduduk di Desa Perkebunan Aek Tarum
4.1.4.1.Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Perkebunan AekTarum
Jumlah penduduk yang bertempat tinggal di Desa Perkebunan Aek Tarum
PT. Bridgestone adalah 3.610 Jiwa, terdiri dari laki-laki berjumlah 1.807 jiwa dan
perempuan berjumlah 1.803 jiwa. Berdasarkan data dari Desa Perkebunan Aek
Tarum pada tahun 2011-2015 afdeling I, II, dan III tercatat 1.015 KK. Tabel
dibawah ini memperlihatkan dengan rinci jumlah populasi penduduk berdasarkan
jenis kelamin.
Tabel 4.5
Komposisi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia di Desa Perkebunan Aek Tarum
No Jenis kelamin Usia Jumlah Persentasi
1.
Laki-laki
0-15 495 13,72
16-55 1.264 35,01
2
Perempuan
0-15 483 13,37
16-55 1.271 35,22
>55 49 1,35
Jumlah 3.610 jiwa 100%
Sumber: Data dari kantor Desa Perkebunan Aek Tarum 2011
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat jumlah penduduk yang berada
di desa ini berjumlah 3.610 jiwa, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki berusia
0-15 tahun berjumlah 495 orang, penduduk yang berusia 16-55 tahun berjumlah
1.264, penduduk yang berusia diatas 55 tahun berjumlah 49 orang total
keseluruhan 1.807 orang (50,06%). Penduduk yang berjenis kelamin perempuan
berusia 0-15 tahun berjumlah 483 orang, penduduk perempuan yang berusia 16-55
tahun berjumlah 1.271 orang dan penduduk yang berusia diatas 55 tahun berjumlah
49 orang, maka jumlah keseluruhan 1.803 orang (49,94 %). Masyarakat yang
berada di Desa Perkebunan Aek Tarum penduduknya dominan berjenis kelamin
laki-laki 50,06% di bandingkan perempuan.
4.1.4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Ditinjau dari agama yang dianut oleh penduduk yang berada di Desa
Perkebunan Aek Tarum terdapat dua kelompok penganutnya yaitu penganut
Agama Islam dan Kristen Protestan. Dan masyarakat di desa ini mayoritas
beragama islam dan minoritas kristen. Untuk lebih terperinci data dapat dilihat
pada tabel 6.6:
Tabel 4.6
Komposisi Penduduk berdasarkan Agama di Desa Perkebunan Aek Tarum
No Agama Jumlah Penganut Persentase
1. Islam 2.980 82, 54
2. Kristen Protestan 630 17,46
4. Hindu -
5. Budha
-Jumlah 3.610 Jiwa 100%
Sumber: Data dari kantor Desa Perkebunan Aek Tarum 2011
Berdasarkan tabel 6.6 di atas dapat dilihat bahwa masyaraka yang berada di
desa perkebunan karet PT. Bridgestone mayoritas beragama islam masyarakatnya
dengan jumlah 2.980 jiwa dengan presentase 82, 54% dan masyarakat perkebunan
yang memeluk agama kristen merupakan masyarakat minoritas dengan jumlah 630
Jiwa dengan presentase 17,46%. Walaupun di desa perkebunan terdapat
masyarakat mayoritas dan minoritas akan tetapi hubungan interaksi antara agama
masih berjalan dengan baik dan sikap saling menghargai masih ditanamkan.
4.1.4.3Penduduk Berdasarkan Etnis Tabel 4.7
Komposisi Penduduk berdasarkan Etnis Desa Perkebunan Aek Tarum
No Jeni Etnis Jumlah Persentase
1 Jawa 2000 55,40
Sumber: Data dari kantor Desa Perkebunan Aek Tarum 2011
Berdasarkan tabel 4.7 di atas Desa Perkebunan Aek Tarum masyarakatnya
berawal dari seorang perantauan dari berbagi etnis dan berbagai daerah mencari
pekerjaan menjadi karyawan di perkebunan untuk mempertahankan hidup.
Masyarakat dari berbagai suku ini menjadi satu lingkungan tempat tinggal dan
hidup berdampingan di kawasan perkebunan untuk mengerjakan pekerjaannya
sesuai dengan tujuan awal masyarakat karyawan. Masyarakat ini bersifat
dengan presentase 55,40%, etnis Batak Toba 1.000 orang dengan presentase
27,70%, etnis Batak Simalungun 350 orang dengan presentase 9,69%, Melayu
100 orang presentase 2,77%, Mandailing 100 orang presentase 2,77% dan etnis
Nias 60 orang dengan presentase (1,66%). Maka dapat di lihat masyarakat yang
bekerja di perkebunan karet ini adalah masyarakat mayoritas etnis Jawa, karena
awal terbentuknya perkebunan ini pemerintahan Belanda mengambil pekerjanya
dari pulau Jawa.
4.1.4.4 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Penduduk yang berada di kawasan Desa Perkebunan Aek Tarum mata
pencaharian utamanya adalah bekerja sebagai karyawan sesuai dengan status
pekerjaan seseorang di perkebunan. Penduduk yang bekerja di perkebunan
menjadi pekerja tetap berjumlah 1.015 orang. Untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga masyarakat di perkebunan memiliki berbagai sumber pengahasilan lain
atau yang sering di sebut pekerjaan sampingan dengan cara bekerja setelah selesai
pekerjaan di perkebunan. Tabel di bawah ini memperlihatkan dengan rinci.
Tabel 4.8
Komposisi Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian
No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
1. Penjahit 12 2,71
Berdasarkan tabel 4.8 di atas penduduk ini selain bekerja di perkebunan juga
memiliki pekerjaan lain atau biasa di sebut pekerjaan sampingan. Pekerjaan
sampingan ini dikerjakan dengan sendiri atau isterinya juga ikut mengerjakan.
Pekerjaan sampingan masyarakat perkebunan dominan bekerja di kebun kelapa
sawit atau karet milik pribadi, berdagang ikan, sayuran dan lainnya. Penduduk
desa ini mata pencaharian sampingan yang paling dominan sebagai Pedagang
sekitar 200 orang (45,24%), bekerja sebagai petani 150 orang sekitar (33, 94%)
mengerjakan lahan perkebunan sawit atau karet milik pribadi dan pekerjaan ini
biasanya dikerjakan setelah pulang dari dinas kerja. Ada yang bekerja sebagi
penjahit laki-laki dan perempuan 12 orang (2,71%), penduduk yang bekerja
sebagai PNS berjumlah 45 orang (10,18%), penduduk yang bekerja sebagai
Perangkat Desa berjumlah 4 orang (0,90%), penduduk yang memiliki pekerjaan
sampingan sebagai Tukang Kayu berjumlah 3 orang (0,67%), Tukang Batu 2
orang (0,45%), penduduk yang pensiunan berjumlah 20 orang (4,52%), Pengerajin
berjumlah 3 orang (0,67%). Penduduk yang melakukan pekerjaan sampingan di
perkebunan berjumlah 422 orang. Penduduk mengerjakan pekerjaan sampingan
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi keluarga terkhusus mendukung biaya
pendidikan anak melalui usaha yang dikerjakan orang tua, supaya pendidikan
anak tidak terkendala oleh faktor ekonomi.
4.1.4.5 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan hak milik semuah manusia. Pendidikan suatu wadah
untuk mencerdaskan manusia dengan berbagai cara. Individu yang menginginkan
melalui berbagai jenis pendidikan seperti pendidikan Formal, pendidikan Informal
dan pendidikan Non Formal sesuai dengan pengetahuan yang dibutuhkan
individu. Pendidikan yang diraih individu dapat menentukan status kehidupan
sosial masyarakat.
Pendidikan masyarakat di Desa Perkebunan Aek Tarum PT. Bridgestone
memiliki jenjang pendidikan baik dari jenjang Taman Kanak sampai ke jenjang
Perguruan Tinggi. Tabel berikut ini akan memperlihatkan secara rinci populasi
penduduk berdasarkan pendidikan.
Tabel 4.9
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Perkebunan Aek Tarum
No Tingkat Pendidikan Jumlah ( Jiwa ) Persentase ( %)
Sumber: Data dari kantor Desa Perkebunan Aek Tarum 2011
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat penduduk Desa Perkebunan Aek Tarum
PT. Bridgestone mengecap pendidikan formal dengan berbagai jenjang
pendidikan. Penduduk yang tingkat pendidikannya Sekolah Dasar (SD) berjumlah
1.030 orang (28,53%), penduduk yang tingkat pendidikan Sekolah Menenengah
Pertama ( SMP ) berjumlah 735 orang (20,36%), penduduk pendididikannya
tingkat SMA 700 orang (19,40%), TK 300 orang (8,31%), penduduk
pendididikannya tingkat Sarjana 95 orang (2,63%), penduduk yang tingkat
sekolah berjumlah 300 orang (8,31%) dan terdapat anak masyarakat yang belum
sekolah berjumlah 400 orang (11,08%).
Masyarakat di desa ini di lihat dari presentasenya mengecap pendidikan
dominan tingkat SD, SMP, dan SMA. Hal ini di dukung oleh terdapat sarana
pendidikan formal berbagai jenjang berada di kawasan perkebunan sehingga jarak
tempuh dari rumah sekolah dekat.
4.2. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Bridgestone Sumatera Ruber Etate yang berada di sumatera utara adalah
suau perusahaan yang bergerak dibidang usaha perkebunan dan pengolahan karet.
Perusahaan ini didirikan karena semakin meningkatnya kebutuhan akan karet
sehingga perusahaan ini sangat memepertahankan penanaman karet. Pemilihan
lokasi didasarkan keadaan tanah yang memiliki potensi terhadap keserasian
tumbuh tanaman karet yang baik.
1. Nama Perusahaan : PT. Bridgestone Sumatera Utara Ruber Estate
2. Bidang Usaha : Perkebunan Karet Dan Karet Remah
3. Pimpinan Perusahaan : Guillermo Lazaro Igot
4. Status Perusahaan : Penanaman Modal Asing (PMA)
5. Alamat Kantor Pusat : Dolok Merangir, Serbelawan 2115, Sumatera
6. Pemilikan Saham Perseroan : - Bridgestone Corp. Japan 95%
- PT. Agro 5%
7. Luas Areal HGU : 18.000,03 Hektar
8. Lokasi dan luas perkebunan :
b. Divisi II Dolok Merangir : 4.590,81 Hektar
c. Divisi III Dolok Ulu : 3.157, 20 Hektar
d. Divisi IV Dolok Ulu : 2.770,20 Hektar
e. Divisi V Aek Tarum : 4.129,75 Hektar
10. Jumlah Pabrik : 5 unit (DM, DX, FM, NBI, dan NB2)
4.2.1Ketenagakerjaan
4.2.1.1 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Pekerja
Pihak perusahaan menyusun program penerimaan tenaga kerja, seleksi dan
penempatan dengan cara melakukan perekrutan pelamar kerja yang diharapkan
dapat memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan baik dari segi kualitas dan
kuantitas. Perekrutan karyawan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam
mengelola perkebunan karet. Tempat kerja lokal adalah tenaga kerja Indonesia
yang ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan skill masing-masing tenaga kerja,
seperti Mandor, Analist, Asistant Dan Karyawan ( baik lapangan maupun kantor).
Jumlah seluruh pekerja di PT. Bridgestone Sumatera Ruber Estate adalah :
a. Tenaga kerja asing : 6 orang
b. Staf : 96 orang
c. Karyawanan bulanan : 1.353 orang
d. Karyawan Harian :
Jumlah : 5.457 orang 4.002 orang
4.2.1.2. Jam Kerja
Pihak perusahaan perkebunan PT. Bridgestone Sumatera Ruber Estate telah
menentukan waktu kerja kepada karyawan diatur menurut shiftadalah 40 jam 1
Jadwal kerja dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Non shift, ini berlaku untuk karyawan umum dan bagian adminstrasi
memiliki jam kerja Senin-Jumat , pukul 0.7.00-15.30 (istirahat pukul
12.00-13.00) dan Sabtu pukul 07.00-12.00
2. Shift, ini berlaku untuk bagian produksi dibagi dalam 3 shift, yaitu :
o Shif I : Pukul 07.00-15.00
o Shift II : Pukul 15.00-23.00
o Shift III : Pukul 23.00-07.00
Apabila keadaan mendesak dan memerlukan jam kerja yang melebihi jam kerja
normal maka perusahaan akan memperhitungkan sebagai jam kerja lembur.
4.2.1.3 Pengupahan
Hak pekerja/ karyawan yang diberikan perusahaan setiap bulannya adalah :
a. Gaji pokok :
- Tingkat upah pekerja terendah Rp 500.000;-
- Tingkat upah pekerja tertinggi Rp 3.122.175;-
b. Jenis tambahan/tunjangan gaji :
- Lembur - Premi - Fooding
- Bonus - THR
4.2.1.4 Fasilitas Karyawan
Karyawan yang bekerja di perkebunanini sebagai buruh memiliki hak asasi
kelompok, perusahaan menyediakan fasilitas kepada seluruh karyawan sebagai
berikut :
a. Tunjangan Ban Sepeda Motor diberikan untuk status pekerjaannya lebih
tinggi seperti Mandor I,II sampat status staf
b. Tunjang Sepeda Motor diberikan kepada seluruh pekerja tetap dari
pekerjaan terendah sampai pekerjaan jenjang atas.
c.Tunjangan kesehatan dan catu beras 2 kali I bulan
d.Pekerja diberikan Perumahan seseuai dengan status pekerjaan
e.Air dan listrik disediakan perusahaan untuk para pekerja
a. Sarana Transportasi diberikan perusahaan untuk memeringankan pekerjaan
karyawan bahkan dapat juga gunakan para karyawan sesuai dengan
keperluan memudahkan pekerjaan. Transportasi membawa karyawan yang
mengalami sakit parah untuk dirujuk kerumah sakit pusat milik perusahaan.
Rumah Ibadah disediakan perusahaan untuk semua karyawan
b. Rumah Sakit dan poliklinik disediakan untuk para karyawan, isteri dan anak
karyawan selama bekerja di perkebunan milik perusahaan
c. Sarana Olahraga di berikan kepada seluruh masyarakat perkebunan untuk
menggunakannya.
d. Unit Kas Bank Perusahaan, Unit Kas Bank Syariah Mandiri, Koperasi
disediakan perusahaan untuk para pekerja/karyawan yang mengalami
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak maka perusahaan ini
akan memberikan pinjaman uang dengan cara memotong gaji perbulan
4.2.1.5 Fasilitas Anak Karyawan
Pihak perusahaan tidak hanya memberikan berbagai hak dan memfasilitasi
karyawan saja, tetapi anak karyawan juga diberikan berbagai fasilitas yang
mendukung perkembangan anak. Namun fasilitas yang diberikan anak karyawan
memiliki berbagai syarat yaitu dimulai dari anak karyawan yang berada dalam
kandungan, ketikan anak karyawan masa sekolah dan berada dalam proses meraih
pendidikan sampai kejenjang paling tinggi. Berikut ini berbagai fasilitas dari
pihak perusahaan untuk anak pekerja diperkbunan :
a. Fasilitas Kesehatan : anak karyawan yang mengalami sakit akan diberikan
hak fasilitas rumah sakit untuk pemulihan penyakit anak karyawan secara.
Fasilitas yang ditanggung oleh pihak perkebunan diberikan secara gratis.
b. Fasilitas Pangan : anak karyawan yang sedang mengecap pendidikan akan
diberikan catu beras 2 kali 1 bulan
c. Fasilitas Transportasi : anak karyawan diberikan kemudahan untuk
melangkah cepat sampai ketujuan sekolah dengan mengendari tarnsportasi
yang telah di sediakan pihak perusahaan untuk mengantarkan dan
menjemput anak karyawan yang sekolah.
d. Fasilitas Dana : pihak perusahaan telah menyediakan dana dalam bentuk
beasiswa kepada anak pekerja/karyawan yang memiliki prestasi dalam
mengecap pendidikan. Anak yang jenjang pendidikannya Sekolah Dasar
(SD) sampai jenjang SMA memiliki prestasi atau pringakat sekolah, maka
akan diberikan beasiswa dengan cara anak tersebut memberikan bukti hasil
raport yang menunjukan siswa berprestasi kepada pihak perusahaan. Anak
untuk menerima beasiswa dari perusahaan dengan syarat memiliki prestasi
dengan kriteria minimal IP. 2,75, namun perusahaan juga akan melakukan
seleksi IP terbaik. Beasiswa yang diberikan pihak perkebunan berlaku
hanya 2 semester.
Anak karyawan selama mengecap pendidikan diwajibkan meminta surat
keterangan sekolah dari pihak sekolah dan diberikan kepada pihak perusahaan.
Kepada anak karyawan yang tidak mengecap pendidikan dan tidak memiliki surat
keterarangan sekolah maka, anak tersebut tidak menerima berbagai fasilitas yang
ditanggung oleh pihak perusahaan.
4.3.1 Profil Informan
I. Informan Pertama (Afdelling I Dusun V Pondok Narunggit)
Nama : Supangat
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 49 tahun
Agama : Islam
Etnis : Jawa
Pendidikan Terakhir : Alia/ SMU
Pekerjaan : Buruh Penderes
Bapak Supangat merupakan informan pertama sekali peneliti temui di
lokasi penelitian. Peneliti melihat bapak Supangat sedang menulis data
masyarakat dusun V, beliau mendapat tugas dari Kantor Kepala desa karena
beliau Kepala Dusun V Pondok Narunggit Afdeling I. Beliau dapat mengerjakan
perkebunan pada pukul 15.00 WIB. Bapak Supangat sudah 24 tahun bekerja di
perkebunan ini, mulai jam kerja pada pukul 06.30 WIB-15.00 WIB.Beliau
mengatakan bekerja di perkebunan merupakan pekerjaan utama dan penghasilan
utama, pendapatan beliau 1 bulan gaji pokok RP.1.950.000;-gaji akan bertambah
kalau ada lembur dan primi, maka kalau di jumlahkan akan mencapai ±
RP.2.500.000;-. Beliau sudah berkeluarga dan memiliki istri bernama Ibu Ani
sebagai ibu rumah tangga, mereka memiliki 4 orang anak dengan berbagai jenjang
pendidikan.
Anak yang pertama pendidikannya terakhir sampai MT,s/ SLTP dan
sudah menikah sekarang memiliki 2 orang anak, kedua jenjang pendidikannya
hanya sampai MT,s/ SLTP dan sudah menikah memiliki 1 orang anak, sewaktu
masih sekolah jarak dari rumah ke sekolah anak beliau 7 Km menggunakan
transportasi yang disediakan pihak perusahaan perkebunan Anak yang ketiga
sudah menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMK Tridikayasa Asahan jurusan
otomotif di Aek Songsongan Bandar Pulau dengan jarak rumah ke sekolah 44
Km. menempuh jarak dengan menggunakan sepeda motor milik pribadi dan
terkadang menginap dirumah saudara (pak lek), dan anak yang ke empat kelas 4
SD jarak dari rumah ke sekolah anak sekitar 2,5 Km. anak beliau kesekolah
dengan mengendarai transportasi dari pihak perkebunan terkadang menggunakan
sepeda motor milik pribadi abangnya yang sudah menyelesaikan SMK.
Tanggungan beliau 1 orang anak yaitu anak yang duduk di Sekolah Dasar (SD).
Bapak supangat mengatakan pendidikan sangat penting dan beliau
mendukung suatu pendidikan. Beliau menerapkan pentingnya pendidikan kepada
Memperhatikan dan menemani anaknya dalam mengerjakan pekerjaan rumah
(PR). Beliau mendengarkan kesulitan anak sekolah dan memberikan solusi. Beliau
sekeluarga merupakan salah satu keluarga yang taat beragama maka itu beliau dan
isterinya menanamkan dan mengajarkan nilai agama kepada anaknya karena
agama menurut beliau dapat membawa keluarga pada kehidupan yang lebih baik.
Beliau sering memberikan hadiah berbentuk baju, dan sepatu kepada anaknya
yang masih sekolah supaya menambah semangat belajar. Supaya termotivasi
dengan adanya hadiah merasa dihargai kerja keras anak dalam belajar.
2.Informan Kedua(Afdelling I Dusun V Pondok Narunggit)
Nama : Misdi
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 5I
Agama : Islam
Etnis : Jawa
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaaan : Buruh Penderes
Bapak Misdi menjadi buruh penderes sudah 26 tahun sampai sekarang
dengan pengahasilan perbulan di perkirakan RP 2.500.000;-. Selama beliau
bekerja di perkebunan ini beliau sering dimutasikan pekerjaan dari perkebunan
Aek Tarum ini ke perkebunan pusat yang berada di Dolok Merangir Pematang
Siantar dan sekarang dimutasikan bekerja di Aek Tarum cabang perkebunan ini
sudah 2 tahun. Beliau memiliki istri bernama ibu Lina sebagai ibu rumah tangga
Anak yang pertama laki-laki dengan pendidikan terakhirnya hanya sampai tingkat
SLTP sekarang sudah menikah dan memiliki anak. Anak beliau yang pertama
bekerja di perkebunan dengan status pekerjaan dalam tahap BHL (Buruh Harian
Lepas ) perusahaan milik swasta. Anak yang kedua perempuan pendidikan
terakhirnya tingkat SLTP sekarang sudah menikah, anak beliau yang ketiga hanya
sampai kelas 2 SLTP mengalami putus sekolah dan anak beliau sekarang bekerja
sebagai anggota berdaganga seorang buruh penderes setempat, usaha seperti
berjualan ikan laut dan sayur-sayuran ke daerah perkebunan, anak yang ke empat
masih berusia 4,5 tahun dan akan memasuki sekolah TK. Tanggungan anak beliau
hanyasatu yaitu anak yang ke 4.
Beliau mengatakan anak beliau yang ke 2 memiliki prestasi yang sangat
baik sewaktu sekolah dari mulai tingkat SD sampai tingkat SMP selalu mendapat
pringkat terbaik seperti juara I atau 2. Menurut beliau pendidikan penting , tetapi
dalam keluarga beliau kondisi pendidikan sangat kurang harus bersifat memaksa
dalam hal menyuruh anaknya untuk sekolah. Beliau mengatakan memiliki
keterbatasan ekonomi dalam menyekolahkan anak.
3. Informan Ke Tiga ( Afdeling I Dusun IV Pondok Pule-Pule)
Nama : Maruli Lumban Gaol
Umur : 42 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Suku : Batak Toba
Pendidikan Terakhir : SMP
Bapak Maruli biasa di panggil Marbun buruh penderes sudah I7 tahun
bekerja di perkebunan. Beliau mengatakan tentang pendapatannya dalam I bulan
kalau bekerjanya penuh 30 hari di perkirakan RP 3.000.000;- dari mulai pukul
06.30-I5.00 WIB. Bapak maruli sebagai kepala keluarga dan istrinya bernama R.
Br Ringo-ringo mereka memiliki 5 anak dengan berbagai jenjang pendidikan.
Isteri beliau sebagai ibu rumah tangga juga bekerja di perkebunan mengutip lom
sisahan karet, bekerja dengan status BHL dengan pendapatan I bulan sekitar Rp
700.000;-. Beliau mengatakan dengan tujuan untuk membantu perekonomian
keluarga terkhusus biaya pendidikan anak.
Jenjang pendidikan anak beliau yang pertama kos di Medan sedang
mengecap pendidikan di Nomensen Medan semester 5 jurusan Matematika. Anak
beliau yang barada di Perguruan Tinggi memiliki IP (Indeks Prestasi) baik
sehingga mendapat bantuan dari kampus melalui pengurangan biaya SPP 30%.
Anak yang kedua di tahun ini sudah menyelesaikan pendidikannya di tingkat
SMA ingin melanjutkan tingkat pendidikan ke Perguruan Tingggi Teologia (STT)
dan sudah mengikuti test seleksi namun belum beruntung tidak lulus seleksi
masuk ke STT di Pematang Siantar dan beliau mengatakan mengikuti test seleksi
menggunakan biaya sekitar RP 7.000.000;- namun karena tidak lulus seleksi maka
sekarang anak beliau memilih bekerja dalam I tahun lalu tahun depan anak beliau
kembali lagi akan mengikuti test seleksi di STT pematang siantar. Anak yang
ketiga kelas 2 SMA, ke empat kelas 2 SMP dan yang kelima kelas 6 SD
Bapak Marbun memandang pendidikan sangat bagus dan penting sekali
dalam keluarganya terkhusus untuk anak-anaknya. Beliau mengatakan apapun
upaya anak beliau dapat mengecap pendidikan yang tinggi sesuai cita-cita yang
ingin dicapai anak. Bapak Maruli dan isterinya bekerja sama dalam mengontrol
anak sekolah. Ketika beliau pergi bekerja beliau menyerahkan kepada isterinya
supaya memperhatian anak sekolah sebelum berangkat sekolah memperhatikan
sarapan, berpakaian ke sekolah haruslah rapi, bersih, memperhatikan
perlengkapan sekolah dan keperluan anak sekolah serta keberangkatan anak
sekolah sampai pulang sekolah. Beliau menentukan jam belajar dan jam bermain
anak-anak dan beliau selalu mengiming-imingkan hadiah akan diberikan kepada
anaknya yang memiliki prestasi di sekolah.
4. Informan Ke Empat (Afdeling II Dusun VI Pondok Haboko )
Nama : Wiyono
Usia : 45 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjan : Buruh Penderes
Bapak Wiyono buruh penderes tetap bekerja di perkebunan sudah 25 tahun
beliau mengatakan dari mulai masa remajanya pada tahun I990 sudah diterima
bekerja di perkebunan ini. Beliau memiliki isteri bernama ibu Lia dan memiliki 4
anak masing-masing memiliki jenjang pendidikan. Anak yang pertama perempuan
pendidikan terakhir hanya sampai tingkat SMP dan sekarang anak beliau sudah
menikah dan memiliki anak 1 berusia 2 tahun, anak beliau yang kedua laki-laki
pendidikannya ke jenjang Perguruan Tinggi , tetapi tahun depan akan melanjutkan
pendidikan ke jenjang kulia jurusan pertanian. Menunggu tahun depan anak beliau
saat ini bekerja status BHL bekerja meracun rumput di perkebunan. Anak beliau
yang ketiga perempuan sudah menyelesaikan pendidikan tingkat SMP dan tidak
melanjutkan pendidikannya ke tingkat SMA, dan sekarang hanya dirumah saja.
Anak beliau yang ke empat sekarang kelas 1 SMA di Aek Tarum. Anak beliau
yang ke 4 ini selama sekolah memiliki prestasi yang baik .
Anak beliau yang ke 2 dan 4 memiliki cita-cita dan ingin mencapai
pendidikan ke tingkat Perguruan Tinggi, ada yang menginginkan bekerja di
bidang pertanian, ada yang menginginkan seorang Polwan (polisi wanita). Bapak
Wiyono sangat mendukung setiap cita-cita anaknya bahkan terlihat sangat senang
terhadap cita-cita yang di inginkan anak-anaknya terlihat ketika diwawancara
peneliti beliau selalu menceritakan prestasi anaknya yang ke 4 membuat bangga.
Bentuk apresiasi beliau berikan kepada anak yang memiliki prestasi dengan
memfasilitasi pendidikan anak memberikan sepeda motor untuk kendaraan ke
sekolah dan membelikan labtop supaya anak semakin memahami pelajaran
komputer di sekolah semakin meningkatkan prestas. Beliau selalu memperhatikan
yang menjadi keluhan-keluhan anaknya ketika masa sekolah dan memberikan
solusi kepada anaknya supaya tidak mengalami kendala ketika mencapai
pendidikan.
5. Informan Ke 5 ( Afdeling 1 Dusun II Pondok Aek Tarum )
Nama : Mujiono
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan Terakhir : MTs/SMP
Pekerjan : Buruh Penderes
Bapa Mujiono sudah lama bekerja di perkebunan karet PT. Bridgestone ini
sejak tahun 1989 sampai sekarang ini sekitar 26 tahun bekerja sebagai buruh
penderes dengan penghasilan pokok perbulan sekitar Rp 1.980.000;- disertai
dengan lembur, primi, dan kontanan maka di perhitungkan sebulan pendapatan
sekitar Rp 2.700.000;. Bapak Mujiono seorang yang patuh dan taat beragama
terlihat dari cara berpakaian, dan pola hidupnya teratur sehingga beliau terpanggil
untuk memiliki peran sebagai pembantu Bilal di Masjid. Beliau memiliki isteri
bernama Ibu Rini memiliki peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan bekerja
menjadi BHL di perkebunan tersebut. Beliau memiliki dua orang putri, anak yang
pertama sedang mengecap pendidikan sekarang semester 5 jurusan PAI
(Pendidikan Agama Islam) di Institut Agama Islam Negri ( IAIN ) Medan dan
anak yang kedua kelas 1 SMA di SMAN 1 Bandar Pulau berlokasi di Desa
Perkebunan Aek Tarum.
Sumber pengahasilan utama beliau yaitu bekerja di perkebunan sebagai
buruh penderes , tetapi beliau memiliki pekerjaan sampingan menjual pakaian dan
menjual madu ke masyarakat setempat yang berada di kawasan perkebunan.
Setiap sore beliau berkeliling pondok perkebunan untuk menjualkan pakaian dan
madu secara kredit kepada masyarakat sekitar. Setiap bulannya menerima uang
kredit dari masyarakat yang membeli dagangannya. Modal dan usaha yang
beliau untuk diperjualkan dan hasilnya akan dibagi dua antara beliau dan
sahabatnya. Isteri beliau juga bekerja sebagai BHL mengetrel yang artinya bekerja
menaburkan obat yang mengandung zat untuk pohon karet supaya tetap subur
serta melancarkan getah pohon karet.
Bapak Mujiono dan isterinya melakukan aktivitas bekerja supaya
perekonomian keluarga memadai untuk memenuhi biaya pendidikan anak dengan
berbagai usaha yang dikerjakan. Anak yang mengecap pendidikan dapat merubah
perilakunya, pola pikir dan cara bica yang lebih baik dibandingkan dengan anak
yang tidak mengecap pendidikan. Menurut beliau pendidikan untuk
mensejahterakan anak supaya anak memiliki prinsip hidup yang lebih matang
melalui pendidikan yang dimiliki anak. Beliau memberikan saran kepada anak
agar dalam pendidikan anak tersebut memiliki tanggungjawab terhadap status
seorang anak didik atau sebagai siswa dan ilmu pengetahuan yang dipahami dan
diperolah disekolah atau dikampus dapat dibagikan kepada masyarakat yang
membutuhkan. Beliau mengizinkan anaknya untuk membawa alat komunikasi
handphone (HP) ke sekolah atau ke kampus supaya beliau dapat mengontrol
anaknya benar-benar belajar atau tidak.
6. Informan Ke Enam (Afdeling 1 Dusun I Pondok Aek Tarum )
Nama : Sugeng
Usia : 47 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjan : Buruh Penderes
Bapak Sugeng sebelum berada di Desa perkebunan Aek Tarum beliau
berada di kota Sebelawan karena Serbelawan merupakan kota kelahiran beliau
sekaligus tempat tinggal beliau semasa mudanya, namun karena mencari-cari
pekerjaan kesana kesini maka beliau sampai ke Desa Perkebunan Aek Tarum ini.
Beliau menjadi buruh penderes perkebunan ini pada tahun 1993 sampai saat ini
sudah 22 tahun menjadi buruh penderes di perkebunan PT.Bridgestone. Beliau
bekerja sebagai buruh penderes karet pukul 06.00-15.00 WIB dengan pendapatan
beliau dalam 1 bulan sekitar Rp 2.700.000;-3.000.000;-. Stelah pulang dari
pekerjaanya beliau melanjutkan pekerjaan pribadinya yaitu mengerjakan lahan
perkebunan karet milik pribadi. Beliau mengerjakan pekerjaan menderes di ladang
bersama isteri supaya lebih cepat selesai karena isteri beliau juga dapat bekerja
menderes di ladang.
Bapak Sugeng memiliki isteri bernama Ibu Inem sebagai ibu tumah
tangga, dan mereka memiliki 3 anak dengan berbagai jenjang pendidikan. Anak
beliau yang pertama pendidikan hanya sampai tingkat SD, pada tahun 2007anak
beliau memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMP.
Keluarga beliau sudah menyarankan anaknya untuk melanjutkan sekolah namun
anaknya menolak. Anak beliau sekarang aktivitasnya sehari-hari mengikuti
kelompok para pemusik keyboard memainkan keyboard ketika masyarakat
mengadakan acara pesta pernikahan atau khitanan sehingga membutuhkan
hiburan. Anak beliau yang kedua baru menyelesaikan pendidikan ditingkat SMA
1jurusan Ekonomi di Yayasan Amik Kisaran dan anak ke tiga sedang mengecap
pendidikan ditingkat Sekolah Dasar kelas IV.
Beliau menerapkan pentingnya pendidikan kepada anak dengan cara
menyuruh anaknya sekolah. Beliau menyaranakan anaknya untuk mengikuti
pendidikan diluar sekolah mengikuti les untuk menambah ilmu pengetahuanya.
7. Informan Ke Tujuh ( Anak Buruh Penderes)
Nama : Jeni Marbun
Usia : 20 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Suku : Batak Toba
Pendidikan : Mahasiswa Semester 5
Jeni adalah salah satu anak buruh penderes PT. Bridgestone Afdeling I
Dusun V Pondok Pule-Pule. Jeni anak dari bapak Maruli Lumban Gaol dan ibu R.
br Siringo-Ringo, dan beliau anak pertama dari 5 bersaudara. Jeni salah satu
alumni dari SMA N 1 Bandar Pulau, Jl Besar Desa Perkebunan, Aek Tarum. Jeni
seorang mahasiswa semester 5 Departement Pendidikan Matematika di
Universitas HKBP Nomensen (UHN) Medan. Jeni saat menjadi anak kost
bertempat tinggal di Medan. Kost tempat tinggal jeni jarak tempuh cukup dekat
dengan kampus beliau di perkirakan sekitar 15 menit berjalan kaki dari kost ke
kampus. Jeni menjadi kepengurursan BEPMJ (Badan Kepengurusan Mahasiswa
Jurusan) bagian Seki Dana, dimana program organisasi jurusan akan melakukan
Jeni adalah seorang mahasiswa yang berprestasi dilihat dari IP (Indeks
Prestasi) mencapai 3.50 sehingga beliau layak mendapat apresiasi dari kampus
HKBP Nomensen terhadap prestasi. Bentuk apresiasi kampus diberikan dalam
keringan membayar SPP di kurangi 30%. Menurut beliau pendidikan sangat
penting karna zaman modern sekarang pendidikan itu modal pertama dalam
bekerja, bekerja menghasilkan uang untuk memenui kehidupan lebih masa depan.
8. Informan Ke Delapan ( Anak Buruh Penderes Putus Sekolah)
Nama : Anisa
Usia : I6 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Nama Sekolah : MTs Gonting Malaha
Kelas : VII MTs
Anisa merupakan salah satu anak buruh penderes di perkebunan afdeling I
dusun V pondok Narunggit. Anisa anak dari Bapak Dani yang bekerja sebagai
penderes di perkebunan dan ibunya bernama Ani sebagai ibu rumah tangga. Anisa
3 bersaudara dan Anisa anak yang pertama, kedua adik Anisa sekarang kelas VI
SD, adiknya yang ke tiga berusia 3,5 tahun. Orang tua Anisa sudah lama tinggal
di perkebunan karena kakeknya bekerja di perkebunan sampai sekarang. Anisa
mengatakan kedua orang tuanya sebelum diterima bekerja di perkebunan PT.
Bridgestone ini sering bekerja di perkebunan swasta lain dan jika pendapatannya
tidak mencukupi dalam memenuhi kebutuhan pokok keluarga maka orang tua
Anisa mengatakan jika ayahnya pindah-pindah bekerja maka anisa juga
mengalami pemindahan sekolah karena mengikuti pekerjaan orang tuanya.
Bahkan ketika Anisa berada di tingkat Sekolah Dasar sudah 3 tempat sekolahnya
yang harus dijalaninya sesuai pekerjaan orang tua dan Anisa merasakan kelelahan
terhadap pindah-pindah sekolah merasa tergangggu.
Orang tua Anisa memilih pekerjaan yang lebih menjamin yaitu di
perkebunan karet PT. Bridgestone sampai sekarang supaya Anisa dapat fokus
sekolah ke tingkat yang lebih baik karena kedua orang tua Anisa juga
menginginkan anaknya dapat mengecap pendidikan yang lebih baik. Orang tua
Anisa memandang kalau Anisa memiliki kemampuan daya nalar cukup baik dapat
dilihat melalui prestasi Anisa di sekolah menadapat pringkat 2. Pendidikan
terakhir anisa hanya sampai tingkat MTs sederajat kelas VIII (B) tetapi Anisa
tidak ingin melanjutkan sekolahnya dan memutuskan berhenti sekolah disebabkan
oleh berbagai faktor diantaranya anisa memiliki masalahpribadi dengan teman
sekelasnya, prestasinya menurun, dan faktor ekonomi. Menurutnya pendidikan
penting tetapi karena ada berbagai masalah yang mengganggu pribadinya
sehingga membuat Anisa memiliki rasa malas untuk meneruskan sekolah.
4.3 Gambaran Pendidikan di Perkebunan
Ketika kita menginjakan kaki memasuki jalan besar Desa Perkebunan Aek
Tarum PT. Bridgestone, maka pertama sekali yang terlihat didepan mata adalah
pohon karet yang begitu luas di sepanjang jalan. Pohon karet tumbuh dengan
sangat rapi dan teratur, hal ini yang disebut dengan kawasan perkebunan karet
dengan pelosok atau pedalaman dan memiliki jarak tempuh yang sangat jauh dari
pusat kota. Jarak tempuh dari pusat kota Kisaran ke kawasan perkebunan Aek
Tarum adalah ± 46 Km. Perkebunan karet milik perusahaan asing PT. Bridgestone
ini mengelola hasil getah menjadi karet untuk diproduksi menjadi ban. Perusahaan
perkebunan miliki Jepang ini mencari keutungan yang sebesar-besarnya dari hasil
tumbuhan karet dan potensi tanah yang membuat tanaman subur.
Perusahaan perkebunan lain jarang di temukan berbagai gedung seperti
gedung sekolah, dan lainnya karena lebih baik ditanami tumbuhan karet atau
lainnya untuk mencari keuntungan , tetapi PT. Bridgestone ini memberikan lahan
untuk membangun lembaga pendidikan seperti bangunan sekolah dari jenjang TK
sampai SMA. Hal ini merupakan bentuk apresiasi pihak perkebunan terhadap
pendidikan anak masyarakat perkebunan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang mengatakan
perusahaan perkebunan ini memberikan perhatiannya kepada anak masyarakat
perebunan, dikemukankan oleh bapak Maruli Lumban Gaol yaitu :
Jadi anak buruh penderes mengecap pendidikan sudah menempuh jarak yang
dekat. Terutama mengecap pendidikan di tingkat SMP, dan SMA tidak lagi
menempuh jarak ± 46 Km ke pusat kota karena di kawasan perkebunan sudah
tersedia sekolah. Dari ke III afdeling menempuh jarak ke sekolah sekitar ada yang
3 Km, 6 km, dan 8 Km. Pendapatan buruh penderes di perkebunan sering
mengalami keterbatasan ekonomi dalam menyekolahkan anak di jenjang SMA
namun, keberadaan sekolah di tengah-tengah masyarakat perkebunan sangat
membantu meringankan beban perekonomian para buruh sebab jarak sekolah ke
rumah sudah terjangkau dan tidak perlu memberikan biaya pendidikan anak
khususnya transportasi. Banyak perusahaan perkebunan yang kurang memberikan
perhatian terhadap pendidikan formal anak pekerja di perkebunan. Sesuai dengan
data hasil wawancara dengan informan meberikan pernyataan bahwa perkebunan
PT. Bridgestone memberikan apresiasi kepada anak buruh karet.
Para staf pengajar Honorer dan PNS yang berada di SD, SMP, dan SMA
berasal dari putera putri yang memiliki profesi sebagai pengajar dan mendidik
siswa merupakan anak masyarakat perkebunan dan ada juga guru yang berasal
dari desa lain. Masyarakat perkebunan dan orang tua siswa sebagian sudah
mengenali guru/ wali kelas anaknya dengan demikian para porang tua siswa dapat
mengontrol perilaku anak disekolah melalui guru. Menurut orang tua di
perkebunan guru dan orang tua siswa sudah saling mengenali dan tegur sapa
merupakan kerja sama antara guru dan orang tua. Masyarakat dikawasan
perkebunan sering melakukan penilaian terhadap naik turunnya kualitas
pendidikan anak terlihat dari kedisiplinan saat belajar seorang siswa, cara
Kondisi geografis Desa Perkebunan Aek Tarum jauh dari pusat pendidikan
mempengaruhi sulitnya mengakses pendidikan diluar sekolah. Kawasan
perkebunan memiliki keterbatasan untuk menambah pendidikan di luar sekolah
hanya les bahasa inggris dan les matematika untuk tingkat SD saja, hal ini sesuai
dengan pernyataan dari informan bapak Maruli Lumban Gaol yaitu :
“Kalau disini karna masih perkebunan yah memang mungkin hanya dari sekolah saja ya, istilahnya mau awak dukung dari yang lain pun tidak ada misalnya ada les komputer, les bahas inggis tidak ada. kemaren ada janji guru dari luar ingin membuat les tapi harus 15 orang muridnya rupanya yang mau les hanya dua orang, orang tua yang lainnya tidaak ada yang mau kurang mendukung. Yah tidak jadilah karena dua orang tidak cukup gajinya untuk membayar uang minyak sepeda motor guru.
Masyarakat perkebunan sebagian menginginkan anak dapat mengikuti
kursus komputer dan bahasa inggris tingkat SMP dan SMA namun, sedikit orang
tua anak yang sependapat untuk memberikan les kepada anak.
Anak masyarakat perkebunan memiliki aktifitas diluar sekolah yaitu
aktifitas bekerja. Sepulang sekolah mengerjakan berbagai aktifitas seperti bekerja
membantu pekerjaan orang tuanya sebagai penderes karet untuk meringankan
pekerjaan orang tua. Setelah membantu pekerjaan orang tua anak bekerja sebagai
pengutip karet yang tersisah dari para buruh penderes selesai dari pekerjaanya.
Pekerjaan yang dilakukan anak dengan status BHL di perkebunan. Pihak
perkebunan telah menetapkan undang-undang dan peraturan larangan anak
bekerja di bawah usia dan sedang mengecap pendidikan, ini disampaikan kepada
orang tua pekerja di perkebunan supaya anaknya dilarang untuk membantu orang
tua bekerja dan mengerjakan aktifitas lain. Pada kenyataannya anak masih
melakukan aktifitas bekerja yang dilarang, tujuan bekerja supaya mendapatkan
memperkerjakan anak dibawah usia karena anak masih memiliki hak untuk
memperoleh pendidikan dari orang tua. Tetapi pada kenyataanya diluar kontrol
pihak perkebunan banyak yang masih mengerjakan pekerjaan diperkebunan.
Pendidikan anak masyarakat perkebunan tingkat pendidiknya secara
keseluruhan dari jenjang TK 200 orang, SD 566 orang, SMP 150 orang, SMA 150
orang, dan jenjang Perguruan Tinggi 90 orang dan anak yang putus sekolah 223
orang.
4.4.1 Apresiasi Karyawan Penderes Terhadap Pendidikan Anak
Apresiasi orang tua yang bekerja sebagai penderes di perkebunan PT.
Bridgestone terhadap pendidikan formal anak dinyatakan dalam segala hal yang
berkaitan dengan pendidikan anak :
1. Orang tua memperhatikan anak belajar dirumah
2. Memberikan penghargaan kepada prestasi anak
3. Mengawasi perilaku anak di rumah
4.4.1.1Orang tuaMemperhatikan Anak Belajar di Rumah
Belajar merupakan suatu strategi atau cara-cara yang dilakukan seseorang
dalam mencapai suatu tujuan yang di inginkan. Melalui belajar sendiri tanpa
meminta bantuan dari orang lain sering sekali mengalami kesusahan yang
mengakibatkan seseorang mandek belajar. Berdasarkan hasil penelitian di
lapangan anak buruh penderes yang sedang mengecap pendidikan formal saat
belajar di sekolah saja tidak cukup sehingga perlu belajar di rumah. Kita ketahui
bahwa waktu belajar anak memperoleh ilmu pengetahuan di sekolah dari jenjang
waktu anak lebih banyak menghabiskan di rumah. Untuk itu orang tua dan
sekolah harus memiliki hubungan yang baik bekerja sama dalam menjadikan anak
baik dalam hal pengetahuan dan perilaku. Peran aktif orang tua sangat sangat
dibutuhkan untuk anak saat dirumah atau berada di luar jam sekolah dimana orang
tua harus memperhatikan waktu belajar anak, membimbing perilaku di rumah dan
mengajari anak saat belajar. Anak di masa sekolah sering mengalami keterbatasan
pengetahuan atau kurang mengerti pelajaran yang disampaikan guru maka, dalam
hal ini dibutuhkan kehadiran orang tua di samping anak untuk mengajari dan
memberikan pemahaman akan pelajaran kepada anak. Orang tua memiliki hak
dalam menentukan waktu belajar anak dan waktu istirahat malam. Hal ini sesuai
dengan yang dinyatakan oleh Bapak Wiyono yaitu :
“ Kalau malam jam belajar pukul 19.00 WIB sampai 21.30 WIB, yah kami dampingi anak kami sampai dengan selesai belajar. Kadang anak saya nanyak kepada saya tugasnya “ pak ini macem mana ini caranya pak” ya kalau kemampuan saya terbatas jadi yang saya ngerti soalnya saya ajari. Anak-anak jam 21.30 harus sudah tidur, jangan karna belum siap-siap PR nya sampe jam 22.00 terus gak tidu jadi,kalau belum selesai tugasnya yah dilanjutkan besok pagi jam 05.30 saya banguni untuk melanjutkan mengerjakan PR sampe siap jangan sampe ke sekolah tidak siap PR nya (Hasil Wawancara 23 Agustus 2015).
Jadi, orang tua tidak dapat menghindari tanggung jawab dari pendidikan
anak. Buruh penderes ini menemani anaknya belajar sampai dengan jam yang
sudah ditetapkan pada anak saat belajar pada malam hari. Waktu belajar anak
ditentukan orang tua dengan tujuan agar stamina kondisi fisik dan mental tetap
terjaga. Kedua orang tua ini memberikan waktu terhadap jam belajar anak pada
malam hari dengan mendampingi anak belajar sampai dengan selesai. Karena
anak sering mengalami hambatan dalam pelajaran di mana si anak kurang
membutuhkan orang tua di samping anak belajar untuk mengajari anak pada
pelajaran yang tidak di mengerti anak.
Peran orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak terkhusus peran
mendampingi jam belajar anak memberikan solusi pada masalah pengetahuan
anak dapat menghindari kemandekan dalam belajar. Kehadiran orang tua
mendampingi anak belajar juga dapat di katakan sebagai bentuk perhatian orang
tua dan dukungan orang tua pada pendidikan anak. Kedua orang tua dalam
keluarga harus memiliki interaksi yang baik dalam hubungan keluarga supaya
anak semakin percaya dengan keluarga untuk saling berbagi dan merasa nyaman
dengan kerukunan keluarga. Dengan demikian orang tua dengan mudah
memainkan perannya di tengah-tengah keluarga sesuai yang diharapkan keluarga.
Orang tua laki-laki secara waktu memiliki kesibukan terstruktur yaitu
bekerja sebagai buruh penderes sudah ditentukan oleh pihak perusahaan.
Terkadang orang tua keterbatasan dalam memperhatikan anak sekolah karena
sibuk bekerja tetapi karena adanya kerjasama yang baik kedua orang tua mendidik
anak maka seorang ibu yang memperhatikan anak berangkat sekolah sampai
pulang. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Maruli Lumbangaol
PR mereka yang sulit dikerjakan, namanya juga saya tamatan SMP jadi pengetahuan sudah hambar lihat soal anak SMP, SMA susah tidak bisa ku jawab, solusinya saya bilang ke anak-anak telephone kakakmu yang dimedan mintak ajari atau SMS ya saat itu juga diajari kakaknya melalui telepon”
Pekerjaan orang tua sebagai buruh penderes di perkebunan memerlukan
waktu yang cukup lama dan tenaga ekstra. Menurut buruh ini pekerjaan sebagai
buruh penderes kerap kali menjadi alasan sedikit perhatian orang tua terhadap
pendidikan anak karena sibuk bekerja maka tidak jarang akan mengkibatkan
penurunan kualitas pendidikan anak. Akan , tetapi buruh penderes ini bekerja
sama dengan isterinya dalam pendidikan anak agar memberikan tanggung jawab
memperhatikan pada pagi hari anak berangkat sekolah sampai anak pulang
sekolah dan sampai fasilitas yang hendak di minta dari orang tua. Saat sore
sampai malam hari maka seorang bapak yang memiliki tanggung jawab dalam
mengontrol keberadan anak dirumah. Pada malam hari keluarga buruh ini secara
serentak anak-anak belajar dan didampingi kedua orang tua. Orang tua menyadari
anak terkadang mengalami keterbatasan berpikir sehingga anak membutuhkan
dampingan seseorang yang memiliki pengetahuan lebih tinggi dari anak supaya
dapat mengajari dengan baik pelajaran. Orang tua ini juga sering memiliki
keterbatasan pengetahuan dalam mengajari anak karena pelajaran dahulu tidak
sama dengan pelajaran di zaman sekarang sudah banyak mengalami perubahan
sesuai dengan kebutuhan mengikuti perkembangan zaman. Akan , tetapi hal
tesebut tidak menutup kemungkinan mengalami stagnan belajar karena masih ada
seorang kakak yang memiliki pendidikan lebih tinggi dalam keluarga. Maka
seorang kakak dapat mengajari adik-adiknya supaya anak tidak sempat
melanjutkan belajar. Walaupun si kakak berada di tempat yang berbeda sehingga
mengajari adik-adiknya melalui komunikasi telepon.
Buruh penderes ini memiliki sikap tegas terhadap peraturan yang dibuat
untuk anak jika anak melanggar peraturan orang tua seperti berada di luar rumah
pada malam hari dan jam belajar anak maka orang tua ini akan memberikan
pelajaran kepada anak dengan membiarkan anak berada di luar rumah beberapa
jam saja. Hal ini dilakukan orang tua agar membentuk pola pikir anak akan
pentingnya kedisipilan dalam mengecap pendidikan. Orang tua mengetahui peran
yang dimainkan orang tua harus aktif dalam memperhatikan pendidikan anak
sebab orang tua juga mengetahui nilai yang terkandung dalam pendidikan untuk
anak-anaknya harus ditanamkan.
4.4.1.2 Memberikan Penghargaan terhadap Prestasi Anak
Individu mengharapkan pujian dari orang lain terhadap suatu hasil
karyanya yang diwujudkan di tempat umum. Pujian yang diharapkan merupakan
bukti perhatian dan dukungan kepada individu yang menerima supaya
kedepannya lebih baik lagi menampilkan prestasinya. Orang tua di kalangan
penderes selalu mengiming-imingkan suatu hadiah akan diberikan kepada anak
yang sedang mengecap pendidikan formal. Namun Orang tua menetapkan syarat
seperti anak sekolah yang naik kelas, anak yang berprestasi dengan peringkat dari
1 sampai peringkat 10. Jika anaknya dapat memenuhi syarat tersebut maka orang
tua akan memberikan hadiah kepada anak sesuai dengan permintaan supaya
Hadiah yang diberikan orang tua kepada anak membawa berbagai
perubahan yang baik dalam pendidikan anak. Berdasarkan data hasil wawancara
dengan Bapak Maruli Lumban Gaol
“Saya akan berjanji kepada anak akan memberikan hadiah apa saja yang mereka minta akan saya berikan dengan syarat anak yang berprestasi mendapat ranking 10 besar. Selain dari ranking 10 besar saya katakan kepada anak tidak akan memberikan hadiah. Saya sangat bersyukur anakku yang 5 sejauh ini mendapat ranking yah mereka langsung menuntut saya, tetapi saya memberikan hadiah kepada anak pada saat karyawan perkebunan menerima bonus atau THR karena pada saat itu lah keuangan kami para penderes dapat dikatakan lebih dari cukup. Yah anak saya sudah mengerti kesitu. sejauh ini permintaan hadiah atas prestasi anak bermacam-macam lah, kalau tingkat SD meminta buku, raket ( bulu tangkis), kalau SMP sepatu bola, SMA handphone, yah saya berikan karena saya sudah berjanji dan ada perubahan anak kami”. (Hasil Wawancara 20 Juli 2015).
Hal ini senada dengan jawaban yang dinyatakan Bapak Wiyono
yaitu:
“Anak saya yang nomor 4 sewaktu duduk di bangku MTs/SMP memiliki prestasi bagus pringkat 2 dan memiliki permintaan : minta hadiah laptob yah saya belikan supaya mendorong prestasi anak saya untuk kedepannya, menjadi giat belajar.Respon anak saya mengalami perubahan yang drastis dalam hal belajar semakin giat, prestasinya semakin meningkat, membantu pekerjaan mamanya dirumah juga semakin giat yah karna itu tadi fasilitas pendidikan anak saya sediakan atau dipenuhi untuk mendukung sekolahnya.(Hasil Wawancara 23 Agustus 2015).
Orang tua penderes ini memberikan hadiah sebagai bentuk apresiasi
terhadap anaknya karena tekun belajar sehingga anaknya mendapatkan peringkat
yang baik dan orang tua akan memberikan apa saja yang diinginkan
anak-anaknya. Namun ada orang tua memberikan hadiah kepada anaknya tidak dengan
syarat peringkat yang harus dimiliki anak tetapi cukup dengan syarat naik kelas
saja orang tua akan memberikan pujian dan penghargaan. Hal ini sesuai dengan