• Tidak ada hasil yang ditemukan

Apresiasi Masyarakat Perkebunan Terhadap Pendidikan Formal Anak (Studi Kasus : Pada Buruh Penderes di Desa Perkebunan Aek Tarum, PT. Bridgestone, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Apresiasi Masyarakat Perkebunan Terhadap Pendidikan Formal Anak (Studi Kasus : Pada Buruh Penderes di Desa Perkebunan Aek Tarum, PT. Bridgestone, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Pustaka

Asri Wahyu, Widi Astuti.2012. Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Keluarga (Suatu Kajian Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan Anak, Di Desa Bejen Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung. Jurnal

unnes

Adawiah.2012. “Pandangan Buruh Penyadap Karet Terhadap Pendidikan Anak

(Studi Kasus Di Desa Bungin, Kec Paringin, Kab Balang )”. Jurnal

penelitiaan Universitas Negeri Lampung

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

ClaraR.P.Ajisuksmo.2009. “Gambaran_Pendidikan_Anak Yang Membutuhkan

Perlindungan Khusus “(Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan.

Jurnallaporan penelitian

Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group.

Hartomo dan Arnicum.199. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan, Individu, Masyarakat Dan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press

Maliki, zainuddin. 2008. Sosiologi Pendidikan . yogyakarta: Gaja Mada University Press.

Narwoko, Dwi dan Bagong Suryanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar Dan

Terapan. Surabaya: Kencana Pranada Media Group.

Nasution, 2014. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Sztopka, Piotr. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Penanda Pernanda Media Group

Ritzer, george. 1992. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda . Jakarta: Rajawali Press

Saripuddin, Didin. 2010. Interpretasi Sosiologi Dalam Pendidikan. Bandung: Karya Putra Darwati

Setiadi, M. Elly.2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta Dan Gejala

Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya. Jakarta:

Prenada Media Group

(2)

Widiya Kristianti.2013.“ Motivasi Anak Bekerja Di Perkebunan” . Universitas Jember

Yulia Anas, SE Dan Prof. Elfindri. 2009. Dalam jurnal Penelitiannya “Strategi

Penuntasan Belajar 9 Tahun Pada Level Rumah Tangga Buruh

Website :

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis metode penelitian yang digunakan adalah study

kasusdengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif diartikan sebagai

pendekatan penelitian yang menghasilkan berupa data, tulisan, dan tingkah laku

yang didapat dan apa yang diamati serta untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subyek penelitian.

Studi kasus dimaksudkan untuk memberikan satu kasus yang menjelaskan

secara mendalam tentang nilai pendidikan anak dikalangan buruh penderes di

Desa Perkebunan Aek Tarum PT. Bridgestone, Kecamatan Bandar Pulau,

Kabupaten Asahan.Jenis penelitian menggunakan pendekatan kualitatif karena

analisis data yang dilakukan tidak untuk menerima atau menolak hipotesis

melainkan berupa deskripsi atas gejala-gejala yang diamati, yang tidak selalu

harus berbentuk angka-angka atau koefisien antarvariabel (Wirartha).

Pelaksanaannya tidak terbatas kepada pengumpulan data melainkan juga meliputi

analisa dan interprestasi dari data itu. Dengan demikian penelitian ini berusaha

mengurutkan,menganalisa, mengklasifikasi, memperbandingkan dan sebagainya.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Perkebunan Aek Tarum PT. Bridgestone

Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan. desa Aek Tarum terdapat III

Afdeling dan 11 Dusun. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena di daerah ini

sudah berdiri lama PT Bridgestone yang merupakan perusahaan Jepang yang

(4)

perkembangan kehidupan masyarakat buruh yang ada di daerah ini. Disamping

itu, lokasi penelitian ini merupakan daerah tempat tinggal peneliti sehingga

peneliti sudah banyak mengetahui dan memahami kehidupan masyarakat

perkebunan di daerah ini.

3.3 Unit Analisis Dan Informan 3.3.1. Unit Anasilisis

Unit analisis adalah satuan yang diperhitungkan sebagai subyek

penelitian. Salah satu ciri dan karakteristik dari penelitan sosial adalah

menggunakan apa yang disebut dengan “unit of analisys”. Ada dua jumlah unit

yang lazim digunakan pada penelitian sosial yaitu individu, kelompok dan sosial.

Adapun yang menjadi unit analisis dan objek kajian dalam penelitian ini adalah

kalangan buruh penderes di Desa Perkebunan Aek Tarum PT. Bridgestone,

Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan.

3.3.2 Informan

Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi dalam

melakukan penelitian. Informan peneliti adalah subjek penelitian sebagai pelaku

maupun orang lainyang memahami objek penelitian (Bungin, 2007 : 76).

Penentuan informan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan

sampel informasi secara sengaja berdasarkan karakteristik yang telah

ditentukan.Teknik purposiveSampling digunakan jika dalam pemilihan informan

peneliti menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu(Idrus, 2009).Adapun

(5)

a) Orang tua adalah mereka yang bertempat tinggal dikawasan perkebunan

bekerja menjadi buruh penderes minimal 10 tahun :

a. Buruh memiliki anak dalam usia sekolah

b. Buruh yang mengalami anak putus sekolah dan yang pernah

menyekolahkan anak.

c. Anak : anak buruh berusia minimal 14 tahun yang berada di desa

perkebunan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan informasi serta

data-data yang diperlukan untuk dpat menjelaskan dan menjawab permasalahan

yang bersangkutan didalam penelitian secara objekif. Teknik pengumpulan data

yang diperolah melalui data primer dan data sekunder:

1. Data Primer

Data primer merupakan data penelitian yang utama harus diperoleh dari

lokasi penelitian, data primer menjadi yang utama untuk menjawab permasalahan

penelitian.

a) Observasi pengamatan langsung merupakan suatu data untuk

mendapatkan informasidi lokasi masyarakat perkebunan, mendapatkan

data sehingga mendukung jawaban penelitian tentang orang tua

memaknai nilai pendidikan pada anak. Dan cara yang dilakukan orang

tua untuk mendukung pendidikan anak melauli aktifitas kesehararian

buruh, mengamati aktifitas anakdiluar pendidikan, alasan anak

berpartisipasi dalam pekerjaan orang tuanya di perkebunan Karet PT.

(6)

b) Wawancara mendalam : wawancara secara mendalam langsung kepada

informan karyawan penderes sesuai dengan kriterian. Peneliti

melakukan wawancara secara mendalam untuk menggali informasi dari

orang tua yang bekerja sebagai penderes. Peneliti melakukan

wawancara berdasarkan pedoman wawancara (Interview Guide) supaya

wawancara terarah bahkan mendapat jawaban terbaru yang terkait

dengan penelitian sehingga menjawab permasalahan penelitian di

Perkebunan PT. Bridgestone Desa Aek Tarum.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dai objek

penelitian. Penelitian data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen kepala

desa, catatan pribadi, laporan penelitian/ jurnal, dan bahan-bahan dari situs

internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Interpretasi Data

Interpretasi data atau penafsiran data merupakan suatu kegiatan

menggabungkan antara hasil analisis dengan permasalahan penelitian untuk

menemukan makna yang ada dalam permasalahan. Bogdan dan Biklen (Moleong,

2006 : 248) dikutip dalam skripsi Novi Khairani tahun 2010 menjelaskan

interpretasi data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

(7)

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain.

Interpretasi data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia yang

didapat melalui observasi, wawancara, dan juga dokumentasi. Setelah itu

kemudian data akan dipelajari dan ditelaah kembali menggunakan teori yang

digunakan dan diinterpretasikan secara kualitatif untuk menganalisis

permasalahan tersebut. Menginterpretasikan data juga dengan dukungan teori

dalam kajian pustaka, kemudian data tersebut akan diatur, diurutkan,

dikelompokkan ke dalam kategori, pola atau uraian tertentu. Disini peneliti akan

megelompokkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dan sebagainya,

selanjutnya akan dipelajari dan ditelaah secara saksama agar diperoleh hasil atau

(8)

BAB IV

TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1 Sejarah Desa Perkebunan Aek Tarum

Desa Perkebunan Aek Tarum adalah salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan. Desa Perkebunan Aek Taum

memiliki sejarah yang cukup panjang. Awal terbentuknya desa ini bukan karena

ditemukan pemukiman masyarakat tetapi pemerintah swasta Belanda pertama

sekali datang ke Aek Tarum dan haboko untuk membuka lahan perkebunana.

Desa Aek Tarum dan Haboko di temui memiliki potensi alam terhadap kesuburan

tanah dalam bercocok tanam. Pada tahun 1938 pemerintahan Belanda pertama

sekali datang ke desa ini bertujuan untuk membentuk suatu perkebunan yaitu

kebun Teh yang di kelola oleh perusahaan Belanda PT. Lonsum. Pihak

perkebunan mememerlukan sumber daya manusia dalam menggerjakan

perkebunan teh, maka diambilah tenaga kerja manusia dari pulau Jawa untuk

dijadikan karyawan membantu mengerjakan perkebunan terebut. Perkebunan teh

diolah PT. Lonsum dengan jarak ± 46 km dari desa ini ke Kisaran.

Desa perkebunan ini dengan nama Aek Tarum memiliki arti aek bahasa

batak yang artinya sungai, tarum bahasa dari Belanda. Desa ini terdapat banyak

anak sungai memiliki titik temu menyebabkan banyaknya jembatan besar dan

jembatan kecil. Seiring berjalannya waktu Desa perkebunan Aek Tarum teh

semakin ramai penduduknya karena banyak transmigran datang ke Desa Aek

Tarum untuk bekerja dan menjadi karyawan tetap perkebunan miliki PT.

(9)

Ha. Pada tahun 1970 perkebunan teh PT. Lonsum mengalami financial

loss(kerugian) sehingga pekebunanan teh dijual kepada PT. Goodyear pada tahun

1975. Setelah sah dinyatakan, tanaman Teh dibongkar lalu keseluruhan lahan

digantikan dengan tanaman karet karet milik PT. GoodYear. Desa perkebunan

karet PT. GoodYear membangun Pabrik Cram Rubber untuk menghasilkan bahan

baku karet. Pusat perkebunan karet berada di Dolok Merangir, Naga Raja dan

Dolok Ulu berada di Siantar Kabupaten Simalungun dan perkebunan karet PT.

Goodyear yang berada di Aek Tarum merupakan suatu cabang perkebunan.

Pada 9 Agustus 2005 perkebunan karet dan saham saham PT. Goodyear

Plantations memiliki konflik perjanjian dengan pemerintahan Indonesia sehingga

dibeli bala tentara Jepang PT.Bridgestone Sumatera Rubber Estate (BSRE)

sampai sekarang inilah Desa Aek Tarum perkebunan karet milik perusahaan PT.

Bridgestone.

4. 1.2. Keadaan Geografis Desa Perkebunan

Desa Perkebunan Aek Tarum Kecamatan Bandar Pulau terdiri dari III

Afdelingdan 11 Dusun. Afdeling I Aek Tarum terdapat 5 dusun yaitu dusun I

terdiri dari 142 KK ( 433 jiwa), dusun II terdiri dari 135 KK ( 349 jiwa), dusun III

terdiri dari 131 KK ( 498 jiwa), dusun IV 85 KK ( 331 jiwa), dusun V 62 KK

(247 jiwa). Afdeling II Haboko terdapat 4 dusun yaitu dusun VI 84 KK (376

jiwa), dusun VII 70 KK (218 jiwa), dusun VIII 86 KK (309 jiwa), dusun IX 35

KK (160 jiwa). Afdeling III Rambong Merah terdiri dari dusun X 93 KK (300

(10)

Desa Perkebunan Aek Tarum PT. Bridgestone Kecamatan Bandar Pulau

kondisi wilayah dataran dan perbukitan dengan ketinggian sekitar 60 meter

sampai dengan 90 meter dari permukaan laut. Desa perkebunan ini jauh dari pusat

kota sehingga memerlukan jarak tempuh ± 46 Km dari desa ke kota Kisaran.

Perkebunan ini berada di tengah-tengah wilayah pemukiman warga desa yang

bukan perkebunan milik perusahan. Desa perkebunan memilki batas Wilayah

berikut ini :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aek Nagali Kecamatan Bandar

Pulau Kabupaten Asahan

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Buntu Maraja Kecamatan Bandar

Pulau.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Hutarao Kecamatan Bandar Pulau

Kabupaten Asahan

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Gonting Malaha Kecamatan Bandar

Pulau Kabupaten Asahan.

4.1.3. Sarana dan Prasarana di Desa Perkebunan Aek Tarum a. Sarana Pendidikan

Dalam kehidupan dunia pendidikan sangatlah penting karena pendidikan

sebagai upaya untuk mencerdaskan kehidupan seluruh bangsa tanpa memandang

status sosial masyarakat termasuk di daerah perdesaan. Adapun sarana-sarana

pendidikan yang ada di Desa Perkebunan Aek Tarum Taman Kanak-kanak,

Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas yang

(11)

Tabel 4.1

Sarana Pendidikan Desa Perkebunan Aek Tarum

Sumber: RPJM Desa Perkebunan Aek Tarum 2011

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa di kawasan perkebunan sudah

tersedia pendidikan dari mulai tingkat TK sampai tingkat SMA untuk mendukung

pendidikan anak perkebunan. Keberadaan perusahaan perkebunan PT.

Bridgestone memberikan dampak positif serta pihak perkebunan antusias

terhadap pendidikan terbukti dari kontribusi lahan perkebunan untuk di bangun

sekolah yang terdapat disetiap III afdeling minimal tingkat TK sampai tingkat

SD. Sarana Pendidikan yang ada dikawasan perkebunan secara keseluruhan

berjumlah 8 gedung sekolah. Sekolah Negeri sebanyak 5 dengan rincian Sekolah

SD terdapat 3 unit, SMA 1 unit, SLTP 1 unit dan sekolah swasta tingkat TK

terdapat 3 unit.

Berdasarkan jumlah diatas sarana pendidikan yang terdapat di kawasan

perkebunan cukup memadai mendukung kesejahteraan pendidikan anak dengan

membandingkan kondisi geografis kawasan perkebunan. Walaupun pihak

perkebunan hanya memberi kontribusi lahan diizinkan dinas pendidikan

membangun sekolah di kawasan perkebunan, namun masyarakat tetap

mensyukuri dan menilai semakin baik sumbangsih pihak perkebunan PT.

Bridgestone. Terkhusus para buruh menyadari pihak perkebunan rela

memberikan lahan untuk membangun sekolah yang seharusnya mengahasilkan

No Saranan Pendidikan Negeri Swasta Lokasi (Afdeling) Jumlah

1 TK - 3 Af 1, Af II, Af III 3

2. SD 4 - Af 1, Af II, Af III 4

3. SMP 1 - Af 1 1

4. SMA 1 - Af 1 1

(12)

uang dengan di tanami karet, tetapi terlebih mementingkan lahan untuk sarana

sekolah.

b. Sarana Peribadahan

Desa Perkebunan Aek Tarum PT. Bridgestone juga menyediakan sarana

peribadatan untuk mempermudah seluruh masyarakat beragama dapat beribadah

sesuai dengan nilai kepercayaan yang dianut setiap individu. Jumlah sarana

peribadahan yang diberikan pihak perkebunan sesuai dengan kuantitas masyarakat

yang menganut agamanya masing-masing. Dalam tabel berikut ini ada beberapa

rumah ibadah di setiap afdeling.

Tabel 4.2

Sarana Peribadatan di Desa Perkebunan Aek Tarum Sumber: data dari kantor Desa Perkebunan Aek Tarum 2011

Berdasarkan tabel 4.2 diatas sarana peribadahan yang terdapat di desa ini

berjumlah 13 unit dengan berbagai jenis rumah peribadahan. 13 unit diantaranya

10 masjid terdapat setiap dusun 1 sampai XI. Banyaknya bangunan masjid

disetiap afdeling di perkebunan karena masyarakat perkebunan PT. Bridgestone

mayoritas beragama Islam berjumlah 2.980 jiwa sehingga membutuhkan masjid di

setiap dusun. Bangunan gereja terdapat 1 unit lokasinya terletak di afdeling 1

yaitu gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan). Gereja HKBP ini untuk

No Jenis Sarana Prasarana Lokasi (afdeling) Jumlah

(13)

keseluruhan masyarakat perkebunan yang beragama kristen karena masyarakatnya

tergolong minoritas namun, mayotitas masyarakatnya menganut aliran HKBP

berjumlah 630 jiwa sehingga dapat di perkirakan bangunan gereja sesuai dengan

kuantitas masyarakat.

c. Sarana Kesehatan

Tabel 4.3

Sarana Kesehatan di Desa Perkebunan Aek Tarum

No Sarana Kesehatan Lokasi Jumlah

1 Poliklinik Af 1 1

2 Apotik Af 1 2

3. Posyandu Af 1, II, III 10

Jumlah 13

Data dari kantor Desa Perkebunan Aek Tarum 2011

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat sarana kesehatan yang berada di

Desa Perkebunan Aek Tarum terdapat13 unit seperti poliklinik 1 unit lokasinya

berada di afdeling 1, apotik 2 unit lokasi berada di afdeling II dan posyandu 10

unit di setiap afedeling terdapat posyandu. Sarana kesehatan yang terdapat di Desa

Perkebunan Aek Tarum untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat

perkebunan yang di beri pihak perkebunan secara gratis dan menjadi hak milik

para masyarakat perkebunan untuk memperoleh kesehatan. Pelayanan kesehatan

yang di berikan perkebunan kepada masyarakat yang memiliki hubungan kerja

dengan pihak perkebunan. Ketika para karyawan mengalami sakit dengan mudah

menempuh jarak yang dekat berkunjung ke poliklinik memperoleh kesehatan

supaya para karyawan dapat kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa bekerja

di perkebunan sesuai dengan status pekerjaannya.

Sarana kesehatan rumah sakit perkebunan PT. Bridgestone berada di pusat

(14)

tarum belum mengalami pemulihan kesehatan dalam waktu berhari-hari maka

pasien akan di rujuk kerumah sakit pusat yang berada di pusat perkebunan rumah

sakit Dolok Merangir, Pita Insani di Pematang Siantar.

c. Sarana Olahraga

Pihak perkebunan karet PT. Bridgestone menanamkan kesehatan kepada

seluruh karyawan di perkebunan supaya didalam tubuh yang sehat terdapatt jiwa

yang kuat sehingga mengantisipasi kehadiran penyakit melalui sarana olahraga

yang di sediakan pihak perkebunan.

Tabel 4.4

Sarana Olahraga di Desa Perkebunan Aek Tarum

No Jenis Olahraga Lokasi ( Afdeling) Jumlah

1 Lapangan Bola Volly Af I ( 2 )

Sumber:Data dari kantor Desa Perkebunan Aek Tarum 2011

Berdasarkan tabel 4.4 di atas sarana olahraga yang disediakan pihak

perkebunan ada 4 unit lapangan bola volly di setiap afdeling, supaya orang tua

perempuan atau laki-laki dan remaja di perkebunan dapat olahraga dan melatih

diri untuk bertanding bermain bola volly antar afdeling. Lapangan bola kaki juga

ada di setiap afdeling, sehingga para orang tua yang laki-laki yang memiliki

kemampuan dalam bertanding bermain bola kaki dapat melatih diri melalui sarana

(15)

terdapat di afdeling 1 dan olahraga tenis meja, sarana olahraga ini biasa di

mainkan para staf seperti manager, assisten, terdapat di afdeling 1.

Masyarakat perkebunan mendukung adanya sarana olahraga yang

disediakan oleh pihak perkebunan karena melalui olahraga melatih mental dan

fisik yang kuat supaya memiliki keberanian dalam pertandingan. Para orang tua

yang berada di perkebunan menyarankan kepada anak-anaknya mengikuti

olahraga dan berlatih bersama-sama bagi anak yang memiliki sedikit talenta

dalam olahraga. Anak perkebunan yang ikut bermain bola memiliki dampak

positif terhadap nilai olahraganya disekolah sebab kemampuannya berolahraga

dapat ditingkatkan diluar sekolah yaitu dengan menggunakan sarana yang telah di

sediakan pihak perkebunan.

4. 1.4 Gambaran Penduduk di Desa Perkebunan Aek Tarum

4.1.4.1.Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Perkebunan AekTarum

Jumlah penduduk yang bertempat tinggal di Desa Perkebunan Aek Tarum

PT. Bridgestone adalah 3.610 Jiwa, terdiri dari laki-laki berjumlah 1.807 jiwa dan

perempuan berjumlah 1.803 jiwa. Berdasarkan data dari Desa Perkebunan Aek

Tarum pada tahun 2011-2015 afdeling I, II, dan III tercatat 1.015 KK. Tabel

dibawah ini memperlihatkan dengan rinci jumlah populasi penduduk berdasarkan

jenis kelamin.

Tabel 4.5

Komposisi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia di Desa Perkebunan Aek Tarum

No Jenis kelamin Usia Jumlah Persentasi

1.

Laki-laki

0-15 495 13,72

16-55 1.264 35,01

(16)

2

Perempuan

0-15 483 13,37

16-55 1.271 35,22

>55 49 1,35

Jumlah 3.610 jiwa 100%

Sumber: Data dari kantor Desa Perkebunan Aek Tarum 2011

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat jumlah penduduk yang berada

di desa ini berjumlah 3.610 jiwa, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki berusia

0-15 tahun berjumlah 495 orang, penduduk yang berusia 16-55 tahun berjumlah

1.264, penduduk yang berusia diatas 55 tahun berjumlah 49 orang total

keseluruhan 1.807 orang (50,06%). Penduduk yang berjenis kelamin perempuan

berusia 0-15 tahun berjumlah 483 orang, penduduk perempuan yang berusia 16-55

tahun berjumlah 1.271 orang dan penduduk yang berusia diatas 55 tahun berjumlah

49 orang, maka jumlah keseluruhan 1.803 orang (49,94 %). Masyarakat yang

berada di Desa Perkebunan Aek Tarum penduduknya dominan berjenis kelamin

laki-laki 50,06% di bandingkan perempuan.

4.1.4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Ditinjau dari agama yang dianut oleh penduduk yang berada di Desa

Perkebunan Aek Tarum terdapat dua kelompok penganutnya yaitu penganut

Agama Islam dan Kristen Protestan. Dan masyarakat di desa ini mayoritas

beragama islam dan minoritas kristen. Untuk lebih terperinci data dapat dilihat

pada tabel 6.6:

Tabel 4.6

Komposisi Penduduk berdasarkan Agama di Desa Perkebunan Aek Tarum

No Agama Jumlah Penganut Persentase

1. Islam 2.980 82, 54

2. Kristen Protestan 630 17,46

(17)

4. Hindu -

5. Budha

-Jumlah 3.610 Jiwa 100%

Sumber: Data dari kantor Desa Perkebunan Aek Tarum 2011

Berdasarkan tabel 6.6 di atas dapat dilihat bahwa masyaraka yang berada di

desa perkebunan karet PT. Bridgestone mayoritas beragama islam masyarakatnya

dengan jumlah 2.980 jiwa dengan presentase 82, 54% dan masyarakat perkebunan

yang memeluk agama kristen merupakan masyarakat minoritas dengan jumlah 630

Jiwa dengan presentase 17,46%. Walaupun di desa perkebunan terdapat

masyarakat mayoritas dan minoritas akan tetapi hubungan interaksi antara agama

masih berjalan dengan baik dan sikap saling menghargai masih ditanamkan.

4.1.4.3Penduduk Berdasarkan Etnis Tabel 4.7

Komposisi Penduduk berdasarkan Etnis Desa Perkebunan Aek Tarum

No Jeni Etnis Jumlah Persentase

1 Jawa 2000 55,40

Sumber: Data dari kantor Desa Perkebunan Aek Tarum 2011

Berdasarkan tabel 4.7 di atas Desa Perkebunan Aek Tarum masyarakatnya

berawal dari seorang perantauan dari berbagi etnis dan berbagai daerah mencari

pekerjaan menjadi karyawan di perkebunan untuk mempertahankan hidup.

Masyarakat dari berbagai suku ini menjadi satu lingkungan tempat tinggal dan

hidup berdampingan di kawasan perkebunan untuk mengerjakan pekerjaannya

sesuai dengan tujuan awal masyarakat karyawan. Masyarakat ini bersifat

(18)

dengan presentase 55,40%, etnis Batak Toba 1.000 orang dengan presentase

27,70%, etnis Batak Simalungun 350 orang dengan presentase 9,69%, Melayu

100 orang presentase 2,77%, Mandailing 100 orang presentase 2,77% dan etnis

Nias 60 orang dengan presentase (1,66%). Maka dapat di lihat masyarakat yang

bekerja di perkebunan karet ini adalah masyarakat mayoritas etnis Jawa, karena

awal terbentuknya perkebunan ini pemerintahan Belanda mengambil pekerjanya

dari pulau Jawa.

4.1.4.4 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Penduduk yang berada di kawasan Desa Perkebunan Aek Tarum mata

pencaharian utamanya adalah bekerja sebagai karyawan sesuai dengan status

pekerjaan seseorang di perkebunan. Penduduk yang bekerja di perkebunan

menjadi pekerja tetap berjumlah 1.015 orang. Untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarga masyarakat di perkebunan memiliki berbagai sumber pengahasilan lain

atau yang sering di sebut pekerjaan sampingan dengan cara bekerja setelah selesai

pekerjaan di perkebunan. Tabel di bawah ini memperlihatkan dengan rinci.

Tabel 4.8

Komposisi Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase

1. Penjahit 12 2,71

(19)

Berdasarkan tabel 4.8 di atas penduduk ini selain bekerja di perkebunan juga

memiliki pekerjaan lain atau biasa di sebut pekerjaan sampingan. Pekerjaan

sampingan ini dikerjakan dengan sendiri atau isterinya juga ikut mengerjakan.

Pekerjaan sampingan masyarakat perkebunan dominan bekerja di kebun kelapa

sawit atau karet milik pribadi, berdagang ikan, sayuran dan lainnya. Penduduk

desa ini mata pencaharian sampingan yang paling dominan sebagai Pedagang

sekitar 200 orang (45,24%), bekerja sebagai petani 150 orang sekitar (33, 94%)

mengerjakan lahan perkebunan sawit atau karet milik pribadi dan pekerjaan ini

biasanya dikerjakan setelah pulang dari dinas kerja. Ada yang bekerja sebagi

penjahit laki-laki dan perempuan 12 orang (2,71%), penduduk yang bekerja

sebagai PNS berjumlah 45 orang (10,18%), penduduk yang bekerja sebagai

Perangkat Desa berjumlah 4 orang (0,90%), penduduk yang memiliki pekerjaan

sampingan sebagai Tukang Kayu berjumlah 3 orang (0,67%), Tukang Batu 2

orang (0,45%), penduduk yang pensiunan berjumlah 20 orang (4,52%), Pengerajin

berjumlah 3 orang (0,67%). Penduduk yang melakukan pekerjaan sampingan di

perkebunan berjumlah 422 orang. Penduduk mengerjakan pekerjaan sampingan

untuk mendukung pertumbuhan ekonomi keluarga terkhusus mendukung biaya

pendidikan anak melalui usaha yang dikerjakan orang tua, supaya pendidikan

anak tidak terkendala oleh faktor ekonomi.

4.1.4.5 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan hak milik semuah manusia. Pendidikan suatu wadah

untuk mencerdaskan manusia dengan berbagai cara. Individu yang menginginkan

(20)

melalui berbagai jenis pendidikan seperti pendidikan Formal, pendidikan Informal

dan pendidikan Non Formal sesuai dengan pengetahuan yang dibutuhkan

individu. Pendidikan yang diraih individu dapat menentukan status kehidupan

sosial masyarakat.

Pendidikan masyarakat di Desa Perkebunan Aek Tarum PT. Bridgestone

memiliki jenjang pendidikan baik dari jenjang Taman Kanak sampai ke jenjang

Perguruan Tinggi. Tabel berikut ini akan memperlihatkan secara rinci populasi

penduduk berdasarkan pendidikan.

Tabel 4.9

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Perkebunan Aek Tarum

No Tingkat Pendidikan Jumlah ( Jiwa ) Persentase ( %)

Sumber: Data dari kantor Desa Perkebunan Aek Tarum 2011

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat penduduk Desa Perkebunan Aek Tarum

PT. Bridgestone mengecap pendidikan formal dengan berbagai jenjang

pendidikan. Penduduk yang tingkat pendidikannya Sekolah Dasar (SD) berjumlah

1.030 orang (28,53%), penduduk yang tingkat pendidikan Sekolah Menenengah

Pertama ( SMP ) berjumlah 735 orang (20,36%), penduduk pendididikannya

tingkat SMA 700 orang (19,40%), TK 300 orang (8,31%), penduduk

pendididikannya tingkat Sarjana 95 orang (2,63%), penduduk yang tingkat

(21)

sekolah berjumlah 300 orang (8,31%) dan terdapat anak masyarakat yang belum

sekolah berjumlah 400 orang (11,08%).

Masyarakat di desa ini di lihat dari presentasenya mengecap pendidikan

dominan tingkat SD, SMP, dan SMA. Hal ini di dukung oleh terdapat sarana

pendidikan formal berbagai jenjang berada di kawasan perkebunan sehingga jarak

tempuh dari rumah sekolah dekat.

4.2. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Bridgestone Sumatera Ruber Etate yang berada di sumatera utara adalah

suau perusahaan yang bergerak dibidang usaha perkebunan dan pengolahan karet.

Perusahaan ini didirikan karena semakin meningkatnya kebutuhan akan karet

sehingga perusahaan ini sangat memepertahankan penanaman karet. Pemilihan

lokasi didasarkan keadaan tanah yang memiliki potensi terhadap keserasian

tumbuh tanaman karet yang baik.

1. Nama Perusahaan : PT. Bridgestone Sumatera Utara Ruber Estate

2. Bidang Usaha : Perkebunan Karet Dan Karet Remah

3. Pimpinan Perusahaan : Guillermo Lazaro Igot

4. Status Perusahaan : Penanaman Modal Asing (PMA)

5. Alamat Kantor Pusat : Dolok Merangir, Serbelawan 2115, Sumatera

6. Pemilikan Saham Perseroan : - Bridgestone Corp. Japan 95%

- PT. Agro 5%

7. Luas Areal HGU : 18.000,03 Hektar

8. Lokasi dan luas perkebunan :

(22)

b. Divisi II Dolok Merangir : 4.590,81 Hektar

c. Divisi III Dolok Ulu : 3.157, 20 Hektar

d. Divisi IV Dolok Ulu : 2.770,20 Hektar

e. Divisi V Aek Tarum : 4.129,75 Hektar

10. Jumlah Pabrik : 5 unit (DM, DX, FM, NBI, dan NB2)

4.2.1Ketenagakerjaan

4.2.1.1 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Pekerja

Pihak perusahaan menyusun program penerimaan tenaga kerja, seleksi dan

penempatan dengan cara melakukan perekrutan pelamar kerja yang diharapkan

dapat memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan baik dari segi kualitas dan

kuantitas. Perekrutan karyawan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam

mengelola perkebunan karet. Tempat kerja lokal adalah tenaga kerja Indonesia

yang ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan skill masing-masing tenaga kerja,

seperti Mandor, Analist, Asistant Dan Karyawan ( baik lapangan maupun kantor).

Jumlah seluruh pekerja di PT. Bridgestone Sumatera Ruber Estate adalah :

a. Tenaga kerja asing : 6 orang

b. Staf : 96 orang

c. Karyawanan bulanan : 1.353 orang

d. Karyawan Harian :

Jumlah : 5.457 orang 4.002 orang

4.2.1.2. Jam Kerja

Pihak perusahaan perkebunan PT. Bridgestone Sumatera Ruber Estate telah

menentukan waktu kerja kepada karyawan diatur menurut shiftadalah 40 jam 1

(23)

Jadwal kerja dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Non shift, ini berlaku untuk karyawan umum dan bagian adminstrasi

memiliki jam kerja Senin-Jumat , pukul 0.7.00-15.30 (istirahat pukul

12.00-13.00) dan Sabtu pukul 07.00-12.00

2. Shift, ini berlaku untuk bagian produksi dibagi dalam 3 shift, yaitu :

o Shif I : Pukul 07.00-15.00

o Shift II : Pukul 15.00-23.00

o Shift III : Pukul 23.00-07.00

Apabila keadaan mendesak dan memerlukan jam kerja yang melebihi jam kerja

normal maka perusahaan akan memperhitungkan sebagai jam kerja lembur.

4.2.1.3 Pengupahan

Hak pekerja/ karyawan yang diberikan perusahaan setiap bulannya adalah :

a. Gaji pokok :

- Tingkat upah pekerja terendah Rp 500.000;-

- Tingkat upah pekerja tertinggi Rp 3.122.175;-

b. Jenis tambahan/tunjangan gaji :

- Lembur - Premi - Fooding

- Bonus - THR

4.2.1.4 Fasilitas Karyawan

Karyawan yang bekerja di perkebunanini sebagai buruh memiliki hak asasi

(24)

kelompok, perusahaan menyediakan fasilitas kepada seluruh karyawan sebagai

berikut :

a. Tunjangan Ban Sepeda Motor diberikan untuk status pekerjaannya lebih

tinggi seperti Mandor I,II sampat status staf

b. Tunjang Sepeda Motor diberikan kepada seluruh pekerja tetap dari

pekerjaan terendah sampai pekerjaan jenjang atas.

c.Tunjangan kesehatan dan catu beras 2 kali I bulan

d.Pekerja diberikan Perumahan seseuai dengan status pekerjaan

e.Air dan listrik disediakan perusahaan untuk para pekerja

a. Sarana Transportasi diberikan perusahaan untuk memeringankan pekerjaan

karyawan bahkan dapat juga gunakan para karyawan sesuai dengan

keperluan memudahkan pekerjaan. Transportasi membawa karyawan yang

mengalami sakit parah untuk dirujuk kerumah sakit pusat milik perusahaan.

Rumah Ibadah disediakan perusahaan untuk semua karyawan

b. Rumah Sakit dan poliklinik disediakan untuk para karyawan, isteri dan anak

karyawan selama bekerja di perkebunan milik perusahaan

c. Sarana Olahraga di berikan kepada seluruh masyarakat perkebunan untuk

menggunakannya.

d. Unit Kas Bank Perusahaan, Unit Kas Bank Syariah Mandiri, Koperasi

disediakan perusahaan untuk para pekerja/karyawan yang mengalami

kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak maka perusahaan ini

akan memberikan pinjaman uang dengan cara memotong gaji perbulan

(25)

4.2.1.5 Fasilitas Anak Karyawan

Pihak perusahaan tidak hanya memberikan berbagai hak dan memfasilitasi

karyawan saja, tetapi anak karyawan juga diberikan berbagai fasilitas yang

mendukung perkembangan anak. Namun fasilitas yang diberikan anak karyawan

memiliki berbagai syarat yaitu dimulai dari anak karyawan yang berada dalam

kandungan, ketikan anak karyawan masa sekolah dan berada dalam proses meraih

pendidikan sampai kejenjang paling tinggi. Berikut ini berbagai fasilitas dari

pihak perusahaan untuk anak pekerja diperkbunan :

a. Fasilitas Kesehatan : anak karyawan yang mengalami sakit akan diberikan

hak fasilitas rumah sakit untuk pemulihan penyakit anak karyawan secara.

Fasilitas yang ditanggung oleh pihak perkebunan diberikan secara gratis.

b. Fasilitas Pangan : anak karyawan yang sedang mengecap pendidikan akan

diberikan catu beras 2 kali 1 bulan

c. Fasilitas Transportasi : anak karyawan diberikan kemudahan untuk

melangkah cepat sampai ketujuan sekolah dengan mengendari tarnsportasi

yang telah di sediakan pihak perusahaan untuk mengantarkan dan

menjemput anak karyawan yang sekolah.

d. Fasilitas Dana : pihak perusahaan telah menyediakan dana dalam bentuk

beasiswa kepada anak pekerja/karyawan yang memiliki prestasi dalam

mengecap pendidikan. Anak yang jenjang pendidikannya Sekolah Dasar

(SD) sampai jenjang SMA memiliki prestasi atau pringakat sekolah, maka

akan diberikan beasiswa dengan cara anak tersebut memberikan bukti hasil

raport yang menunjukan siswa berprestasi kepada pihak perusahaan. Anak

(26)

untuk menerima beasiswa dari perusahaan dengan syarat memiliki prestasi

dengan kriteria minimal IP. 2,75, namun perusahaan juga akan melakukan

seleksi IP terbaik. Beasiswa yang diberikan pihak perkebunan berlaku

hanya 2 semester.

Anak karyawan selama mengecap pendidikan diwajibkan meminta surat

keterangan sekolah dari pihak sekolah dan diberikan kepada pihak perusahaan.

Kepada anak karyawan yang tidak mengecap pendidikan dan tidak memiliki surat

keterarangan sekolah maka, anak tersebut tidak menerima berbagai fasilitas yang

ditanggung oleh pihak perusahaan.

4.3.1 Profil Informan

I. Informan Pertama (Afdelling I Dusun V Pondok Narunggit)

Nama : Supangat

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 49 tahun

Agama : Islam

Etnis : Jawa

Pendidikan Terakhir : Alia/ SMU

Pekerjaan : Buruh Penderes

Bapak Supangat merupakan informan pertama sekali peneliti temui di

lokasi penelitian. Peneliti melihat bapak Supangat sedang menulis data

masyarakat dusun V, beliau mendapat tugas dari Kantor Kepala desa karena

beliau Kepala Dusun V Pondok Narunggit Afdeling I. Beliau dapat mengerjakan

(27)

perkebunan pada pukul 15.00 WIB. Bapak Supangat sudah 24 tahun bekerja di

perkebunan ini, mulai jam kerja pada pukul 06.30 WIB-15.00 WIB.Beliau

mengatakan bekerja di perkebunan merupakan pekerjaan utama dan penghasilan

utama, pendapatan beliau 1 bulan gaji pokok RP.1.950.000;-gaji akan bertambah

kalau ada lembur dan primi, maka kalau di jumlahkan akan mencapai ±

RP.2.500.000;-. Beliau sudah berkeluarga dan memiliki istri bernama Ibu Ani

sebagai ibu rumah tangga, mereka memiliki 4 orang anak dengan berbagai jenjang

pendidikan.

Anak yang pertama pendidikannya terakhir sampai MT,s/ SLTP dan

sudah menikah sekarang memiliki 2 orang anak, kedua jenjang pendidikannya

hanya sampai MT,s/ SLTP dan sudah menikah memiliki 1 orang anak, sewaktu

masih sekolah jarak dari rumah ke sekolah anak beliau 7 Km menggunakan

transportasi yang disediakan pihak perusahaan perkebunan Anak yang ketiga

sudah menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMK Tridikayasa Asahan jurusan

otomotif di Aek Songsongan Bandar Pulau dengan jarak rumah ke sekolah 44

Km. menempuh jarak dengan menggunakan sepeda motor milik pribadi dan

terkadang menginap dirumah saudara (pak lek), dan anak yang ke empat kelas 4

SD jarak dari rumah ke sekolah anak sekitar 2,5 Km. anak beliau kesekolah

dengan mengendarai transportasi dari pihak perkebunan terkadang menggunakan

sepeda motor milik pribadi abangnya yang sudah menyelesaikan SMK.

Tanggungan beliau 1 orang anak yaitu anak yang duduk di Sekolah Dasar (SD).

Bapak supangat mengatakan pendidikan sangat penting dan beliau

mendukung suatu pendidikan. Beliau menerapkan pentingnya pendidikan kepada

(28)

Memperhatikan dan menemani anaknya dalam mengerjakan pekerjaan rumah

(PR). Beliau mendengarkan kesulitan anak sekolah dan memberikan solusi. Beliau

sekeluarga merupakan salah satu keluarga yang taat beragama maka itu beliau dan

isterinya menanamkan dan mengajarkan nilai agama kepada anaknya karena

agama menurut beliau dapat membawa keluarga pada kehidupan yang lebih baik.

Beliau sering memberikan hadiah berbentuk baju, dan sepatu kepada anaknya

yang masih sekolah supaya menambah semangat belajar. Supaya termotivasi

dengan adanya hadiah merasa dihargai kerja keras anak dalam belajar.

2.Informan Kedua(Afdelling I Dusun V Pondok Narunggit)

Nama : Misdi

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 5I

Agama : Islam

Etnis : Jawa

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaaan : Buruh Penderes

Bapak Misdi menjadi buruh penderes sudah 26 tahun sampai sekarang

dengan pengahasilan perbulan di perkirakan RP 2.500.000;-. Selama beliau

bekerja di perkebunan ini beliau sering dimutasikan pekerjaan dari perkebunan

Aek Tarum ini ke perkebunan pusat yang berada di Dolok Merangir Pematang

Siantar dan sekarang dimutasikan bekerja di Aek Tarum cabang perkebunan ini

sudah 2 tahun. Beliau memiliki istri bernama ibu Lina sebagai ibu rumah tangga

(29)

Anak yang pertama laki-laki dengan pendidikan terakhirnya hanya sampai tingkat

SLTP sekarang sudah menikah dan memiliki anak. Anak beliau yang pertama

bekerja di perkebunan dengan status pekerjaan dalam tahap BHL (Buruh Harian

Lepas ) perusahaan milik swasta. Anak yang kedua perempuan pendidikan

terakhirnya tingkat SLTP sekarang sudah menikah, anak beliau yang ketiga hanya

sampai kelas 2 SLTP mengalami putus sekolah dan anak beliau sekarang bekerja

sebagai anggota berdaganga seorang buruh penderes setempat, usaha seperti

berjualan ikan laut dan sayur-sayuran ke daerah perkebunan, anak yang ke empat

masih berusia 4,5 tahun dan akan memasuki sekolah TK. Tanggungan anak beliau

hanyasatu yaitu anak yang ke 4.

Beliau mengatakan anak beliau yang ke 2 memiliki prestasi yang sangat

baik sewaktu sekolah dari mulai tingkat SD sampai tingkat SMP selalu mendapat

pringkat terbaik seperti juara I atau 2. Menurut beliau pendidikan penting , tetapi

dalam keluarga beliau kondisi pendidikan sangat kurang harus bersifat memaksa

dalam hal menyuruh anaknya untuk sekolah. Beliau mengatakan memiliki

keterbatasan ekonomi dalam menyekolahkan anak.

3. Informan Ke Tiga ( Afdeling I Dusun IV Pondok Pule-Pule)

Nama : Maruli Lumban Gaol

Umur : 42 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Suku : Batak Toba

Pendidikan Terakhir : SMP

(30)

Bapak Maruli biasa di panggil Marbun buruh penderes sudah I7 tahun

bekerja di perkebunan. Beliau mengatakan tentang pendapatannya dalam I bulan

kalau bekerjanya penuh 30 hari di perkirakan RP 3.000.000;- dari mulai pukul

06.30-I5.00 WIB. Bapak maruli sebagai kepala keluarga dan istrinya bernama R.

Br Ringo-ringo mereka memiliki 5 anak dengan berbagai jenjang pendidikan.

Isteri beliau sebagai ibu rumah tangga juga bekerja di perkebunan mengutip lom

sisahan karet, bekerja dengan status BHL dengan pendapatan I bulan sekitar Rp

700.000;-. Beliau mengatakan dengan tujuan untuk membantu perekonomian

keluarga terkhusus biaya pendidikan anak.

Jenjang pendidikan anak beliau yang pertama kos di Medan sedang

mengecap pendidikan di Nomensen Medan semester 5 jurusan Matematika. Anak

beliau yang barada di Perguruan Tinggi memiliki IP (Indeks Prestasi) baik

sehingga mendapat bantuan dari kampus melalui pengurangan biaya SPP 30%.

Anak yang kedua di tahun ini sudah menyelesaikan pendidikannya di tingkat

SMA ingin melanjutkan tingkat pendidikan ke Perguruan Tingggi Teologia (STT)

dan sudah mengikuti test seleksi namun belum beruntung tidak lulus seleksi

masuk ke STT di Pematang Siantar dan beliau mengatakan mengikuti test seleksi

menggunakan biaya sekitar RP 7.000.000;- namun karena tidak lulus seleksi maka

sekarang anak beliau memilih bekerja dalam I tahun lalu tahun depan anak beliau

kembali lagi akan mengikuti test seleksi di STT pematang siantar. Anak yang

ketiga kelas 2 SMA, ke empat kelas 2 SMP dan yang kelima kelas 6 SD

Bapak Marbun memandang pendidikan sangat bagus dan penting sekali

dalam keluarganya terkhusus untuk anak-anaknya. Beliau mengatakan apapun

(31)

upaya anak beliau dapat mengecap pendidikan yang tinggi sesuai cita-cita yang

ingin dicapai anak. Bapak Maruli dan isterinya bekerja sama dalam mengontrol

anak sekolah. Ketika beliau pergi bekerja beliau menyerahkan kepada isterinya

supaya memperhatian anak sekolah sebelum berangkat sekolah memperhatikan

sarapan, berpakaian ke sekolah haruslah rapi, bersih, memperhatikan

perlengkapan sekolah dan keperluan anak sekolah serta keberangkatan anak

sekolah sampai pulang sekolah. Beliau menentukan jam belajar dan jam bermain

anak-anak dan beliau selalu mengiming-imingkan hadiah akan diberikan kepada

anaknya yang memiliki prestasi di sekolah.

4. Informan Ke Empat (Afdeling II Dusun VI Pondok Haboko )

Nama : Wiyono

Usia : 45 Tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjan : Buruh Penderes

Bapak Wiyono buruh penderes tetap bekerja di perkebunan sudah 25 tahun

beliau mengatakan dari mulai masa remajanya pada tahun I990 sudah diterima

bekerja di perkebunan ini. Beliau memiliki isteri bernama ibu Lia dan memiliki 4

anak masing-masing memiliki jenjang pendidikan. Anak yang pertama perempuan

pendidikan terakhir hanya sampai tingkat SMP dan sekarang anak beliau sudah

menikah dan memiliki anak 1 berusia 2 tahun, anak beliau yang kedua laki-laki

(32)

pendidikannya ke jenjang Perguruan Tinggi , tetapi tahun depan akan melanjutkan

pendidikan ke jenjang kulia jurusan pertanian. Menunggu tahun depan anak beliau

saat ini bekerja status BHL bekerja meracun rumput di perkebunan. Anak beliau

yang ketiga perempuan sudah menyelesaikan pendidikan tingkat SMP dan tidak

melanjutkan pendidikannya ke tingkat SMA, dan sekarang hanya dirumah saja.

Anak beliau yang ke empat sekarang kelas 1 SMA di Aek Tarum. Anak beliau

yang ke 4 ini selama sekolah memiliki prestasi yang baik .

Anak beliau yang ke 2 dan 4 memiliki cita-cita dan ingin mencapai

pendidikan ke tingkat Perguruan Tinggi, ada yang menginginkan bekerja di

bidang pertanian, ada yang menginginkan seorang Polwan (polisi wanita). Bapak

Wiyono sangat mendukung setiap cita-cita anaknya bahkan terlihat sangat senang

terhadap cita-cita yang di inginkan anak-anaknya terlihat ketika diwawancara

peneliti beliau selalu menceritakan prestasi anaknya yang ke 4 membuat bangga.

Bentuk apresiasi beliau berikan kepada anak yang memiliki prestasi dengan

memfasilitasi pendidikan anak memberikan sepeda motor untuk kendaraan ke

sekolah dan membelikan labtop supaya anak semakin memahami pelajaran

komputer di sekolah semakin meningkatkan prestas. Beliau selalu memperhatikan

yang menjadi keluhan-keluhan anaknya ketika masa sekolah dan memberikan

solusi kepada anaknya supaya tidak mengalami kendala ketika mencapai

pendidikan.

5. Informan Ke 5 ( Afdeling 1 Dusun II Pondok Aek Tarum )

Nama : Mujiono

(33)

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan Terakhir : MTs/SMP

Pekerjan : Buruh Penderes

Bapa Mujiono sudah lama bekerja di perkebunan karet PT. Bridgestone ini

sejak tahun 1989 sampai sekarang ini sekitar 26 tahun bekerja sebagai buruh

penderes dengan penghasilan pokok perbulan sekitar Rp 1.980.000;- disertai

dengan lembur, primi, dan kontanan maka di perhitungkan sebulan pendapatan

sekitar Rp 2.700.000;. Bapak Mujiono seorang yang patuh dan taat beragama

terlihat dari cara berpakaian, dan pola hidupnya teratur sehingga beliau terpanggil

untuk memiliki peran sebagai pembantu Bilal di Masjid. Beliau memiliki isteri

bernama Ibu Rini memiliki peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan bekerja

menjadi BHL di perkebunan tersebut. Beliau memiliki dua orang putri, anak yang

pertama sedang mengecap pendidikan sekarang semester 5 jurusan PAI

(Pendidikan Agama Islam) di Institut Agama Islam Negri ( IAIN ) Medan dan

anak yang kedua kelas 1 SMA di SMAN 1 Bandar Pulau berlokasi di Desa

Perkebunan Aek Tarum.

Sumber pengahasilan utama beliau yaitu bekerja di perkebunan sebagai

buruh penderes , tetapi beliau memiliki pekerjaan sampingan menjual pakaian dan

menjual madu ke masyarakat setempat yang berada di kawasan perkebunan.

Setiap sore beliau berkeliling pondok perkebunan untuk menjualkan pakaian dan

madu secara kredit kepada masyarakat sekitar. Setiap bulannya menerima uang

kredit dari masyarakat yang membeli dagangannya. Modal dan usaha yang

(34)

beliau untuk diperjualkan dan hasilnya akan dibagi dua antara beliau dan

sahabatnya. Isteri beliau juga bekerja sebagai BHL mengetrel yang artinya bekerja

menaburkan obat yang mengandung zat untuk pohon karet supaya tetap subur

serta melancarkan getah pohon karet.

Bapak Mujiono dan isterinya melakukan aktivitas bekerja supaya

perekonomian keluarga memadai untuk memenuhi biaya pendidikan anak dengan

berbagai usaha yang dikerjakan. Anak yang mengecap pendidikan dapat merubah

perilakunya, pola pikir dan cara bica yang lebih baik dibandingkan dengan anak

yang tidak mengecap pendidikan. Menurut beliau pendidikan untuk

mensejahterakan anak supaya anak memiliki prinsip hidup yang lebih matang

melalui pendidikan yang dimiliki anak. Beliau memberikan saran kepada anak

agar dalam pendidikan anak tersebut memiliki tanggungjawab terhadap status

seorang anak didik atau sebagai siswa dan ilmu pengetahuan yang dipahami dan

diperolah disekolah atau dikampus dapat dibagikan kepada masyarakat yang

membutuhkan. Beliau mengizinkan anaknya untuk membawa alat komunikasi

handphone (HP) ke sekolah atau ke kampus supaya beliau dapat mengontrol

anaknya benar-benar belajar atau tidak.

6. Informan Ke Enam (Afdeling 1 Dusun I Pondok Aek Tarum )

Nama : Sugeng

Usia : 47 Tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

(35)

Pekerjan : Buruh Penderes

Bapak Sugeng sebelum berada di Desa perkebunan Aek Tarum beliau

berada di kota Sebelawan karena Serbelawan merupakan kota kelahiran beliau

sekaligus tempat tinggal beliau semasa mudanya, namun karena mencari-cari

pekerjaan kesana kesini maka beliau sampai ke Desa Perkebunan Aek Tarum ini.

Beliau menjadi buruh penderes perkebunan ini pada tahun 1993 sampai saat ini

sudah 22 tahun menjadi buruh penderes di perkebunan PT.Bridgestone. Beliau

bekerja sebagai buruh penderes karet pukul 06.00-15.00 WIB dengan pendapatan

beliau dalam 1 bulan sekitar Rp 2.700.000;-3.000.000;-. Stelah pulang dari

pekerjaanya beliau melanjutkan pekerjaan pribadinya yaitu mengerjakan lahan

perkebunan karet milik pribadi. Beliau mengerjakan pekerjaan menderes di ladang

bersama isteri supaya lebih cepat selesai karena isteri beliau juga dapat bekerja

menderes di ladang.

Bapak Sugeng memiliki isteri bernama Ibu Inem sebagai ibu tumah

tangga, dan mereka memiliki 3 anak dengan berbagai jenjang pendidikan. Anak

beliau yang pertama pendidikan hanya sampai tingkat SD, pada tahun 2007anak

beliau memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMP.

Keluarga beliau sudah menyarankan anaknya untuk melanjutkan sekolah namun

anaknya menolak. Anak beliau sekarang aktivitasnya sehari-hari mengikuti

kelompok para pemusik keyboard memainkan keyboard ketika masyarakat

mengadakan acara pesta pernikahan atau khitanan sehingga membutuhkan

hiburan. Anak beliau yang kedua baru menyelesaikan pendidikan ditingkat SMA

(36)

1jurusan Ekonomi di Yayasan Amik Kisaran dan anak ke tiga sedang mengecap

pendidikan ditingkat Sekolah Dasar kelas IV.

Beliau menerapkan pentingnya pendidikan kepada anak dengan cara

menyuruh anaknya sekolah. Beliau menyaranakan anaknya untuk mengikuti

pendidikan diluar sekolah mengikuti les untuk menambah ilmu pengetahuanya.

7. Informan Ke Tujuh ( Anak Buruh Penderes)

Nama : Jeni Marbun

Usia : 20 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Suku : Batak Toba

Pendidikan : Mahasiswa Semester 5

Jeni adalah salah satu anak buruh penderes PT. Bridgestone Afdeling I

Dusun V Pondok Pule-Pule. Jeni anak dari bapak Maruli Lumban Gaol dan ibu R.

br Siringo-Ringo, dan beliau anak pertama dari 5 bersaudara. Jeni salah satu

alumni dari SMA N 1 Bandar Pulau, Jl Besar Desa Perkebunan, Aek Tarum. Jeni

seorang mahasiswa semester 5 Departement Pendidikan Matematika di

Universitas HKBP Nomensen (UHN) Medan. Jeni saat menjadi anak kost

bertempat tinggal di Medan. Kost tempat tinggal jeni jarak tempuh cukup dekat

dengan kampus beliau di perkirakan sekitar 15 menit berjalan kaki dari kost ke

kampus. Jeni menjadi kepengurursan BEPMJ (Badan Kepengurusan Mahasiswa

Jurusan) bagian Seki Dana, dimana program organisasi jurusan akan melakukan

(37)

Jeni adalah seorang mahasiswa yang berprestasi dilihat dari IP (Indeks

Prestasi) mencapai 3.50 sehingga beliau layak mendapat apresiasi dari kampus

HKBP Nomensen terhadap prestasi. Bentuk apresiasi kampus diberikan dalam

keringan membayar SPP di kurangi 30%. Menurut beliau pendidikan sangat

penting karna zaman modern sekarang pendidikan itu modal pertama dalam

bekerja, bekerja menghasilkan uang untuk memenui kehidupan lebih masa depan.

8. Informan Ke Delapan ( Anak Buruh Penderes Putus Sekolah)

Nama : Anisa

Usia : I6 Tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Nama Sekolah : MTs Gonting Malaha

Kelas : VII MTs

Anisa merupakan salah satu anak buruh penderes di perkebunan afdeling I

dusun V pondok Narunggit. Anisa anak dari Bapak Dani yang bekerja sebagai

penderes di perkebunan dan ibunya bernama Ani sebagai ibu rumah tangga. Anisa

3 bersaudara dan Anisa anak yang pertama, kedua adik Anisa sekarang kelas VI

SD, adiknya yang ke tiga berusia 3,5 tahun. Orang tua Anisa sudah lama tinggal

di perkebunan karena kakeknya bekerja di perkebunan sampai sekarang. Anisa

mengatakan kedua orang tuanya sebelum diterima bekerja di perkebunan PT.

Bridgestone ini sering bekerja di perkebunan swasta lain dan jika pendapatannya

tidak mencukupi dalam memenuhi kebutuhan pokok keluarga maka orang tua

(38)

Anisa mengatakan jika ayahnya pindah-pindah bekerja maka anisa juga

mengalami pemindahan sekolah karena mengikuti pekerjaan orang tuanya.

Bahkan ketika Anisa berada di tingkat Sekolah Dasar sudah 3 tempat sekolahnya

yang harus dijalaninya sesuai pekerjaan orang tua dan Anisa merasakan kelelahan

terhadap pindah-pindah sekolah merasa tergangggu.

Orang tua Anisa memilih pekerjaan yang lebih menjamin yaitu di

perkebunan karet PT. Bridgestone sampai sekarang supaya Anisa dapat fokus

sekolah ke tingkat yang lebih baik karena kedua orang tua Anisa juga

menginginkan anaknya dapat mengecap pendidikan yang lebih baik. Orang tua

Anisa memandang kalau Anisa memiliki kemampuan daya nalar cukup baik dapat

dilihat melalui prestasi Anisa di sekolah menadapat pringkat 2. Pendidikan

terakhir anisa hanya sampai tingkat MTs sederajat kelas VIII (B) tetapi Anisa

tidak ingin melanjutkan sekolahnya dan memutuskan berhenti sekolah disebabkan

oleh berbagai faktor diantaranya anisa memiliki masalahpribadi dengan teman

sekelasnya, prestasinya menurun, dan faktor ekonomi. Menurutnya pendidikan

penting tetapi karena ada berbagai masalah yang mengganggu pribadinya

sehingga membuat Anisa memiliki rasa malas untuk meneruskan sekolah.

4.3 Gambaran Pendidikan di Perkebunan

Ketika kita menginjakan kaki memasuki jalan besar Desa Perkebunan Aek

Tarum PT. Bridgestone, maka pertama sekali yang terlihat didepan mata adalah

pohon karet yang begitu luas di sepanjang jalan. Pohon karet tumbuh dengan

sangat rapi dan teratur, hal ini yang disebut dengan kawasan perkebunan karet

(39)

dengan pelosok atau pedalaman dan memiliki jarak tempuh yang sangat jauh dari

pusat kota. Jarak tempuh dari pusat kota Kisaran ke kawasan perkebunan Aek

Tarum adalah ± 46 Km. Perkebunan karet milik perusahaan asing PT. Bridgestone

ini mengelola hasil getah menjadi karet untuk diproduksi menjadi ban. Perusahaan

perkebunan miliki Jepang ini mencari keutungan yang sebesar-besarnya dari hasil

tumbuhan karet dan potensi tanah yang membuat tanaman subur.

Perusahaan perkebunan lain jarang di temukan berbagai gedung seperti

gedung sekolah, dan lainnya karena lebih baik ditanami tumbuhan karet atau

lainnya untuk mencari keuntungan , tetapi PT. Bridgestone ini memberikan lahan

untuk membangun lembaga pendidikan seperti bangunan sekolah dari jenjang TK

sampai SMA. Hal ini merupakan bentuk apresiasi pihak perkebunan terhadap

pendidikan anak masyarakat perkebunan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang mengatakan

perusahaan perkebunan ini memberikan perhatiannya kepada anak masyarakat

perebunan, dikemukankan oleh bapak Maruli Lumban Gaol yaitu :

(40)

Jadi anak buruh penderes mengecap pendidikan sudah menempuh jarak yang

dekat. Terutama mengecap pendidikan di tingkat SMP, dan SMA tidak lagi

menempuh jarak ± 46 Km ke pusat kota karena di kawasan perkebunan sudah

tersedia sekolah. Dari ke III afdeling menempuh jarak ke sekolah sekitar ada yang

3 Km, 6 km, dan 8 Km. Pendapatan buruh penderes di perkebunan sering

mengalami keterbatasan ekonomi dalam menyekolahkan anak di jenjang SMA

namun, keberadaan sekolah di tengah-tengah masyarakat perkebunan sangat

membantu meringankan beban perekonomian para buruh sebab jarak sekolah ke

rumah sudah terjangkau dan tidak perlu memberikan biaya pendidikan anak

khususnya transportasi. Banyak perusahaan perkebunan yang kurang memberikan

perhatian terhadap pendidikan formal anak pekerja di perkebunan. Sesuai dengan

data hasil wawancara dengan informan meberikan pernyataan bahwa perkebunan

PT. Bridgestone memberikan apresiasi kepada anak buruh karet.

Para staf pengajar Honorer dan PNS yang berada di SD, SMP, dan SMA

berasal dari putera putri yang memiliki profesi sebagai pengajar dan mendidik

siswa merupakan anak masyarakat perkebunan dan ada juga guru yang berasal

dari desa lain. Masyarakat perkebunan dan orang tua siswa sebagian sudah

mengenali guru/ wali kelas anaknya dengan demikian para porang tua siswa dapat

mengontrol perilaku anak disekolah melalui guru. Menurut orang tua di

perkebunan guru dan orang tua siswa sudah saling mengenali dan tegur sapa

merupakan kerja sama antara guru dan orang tua. Masyarakat dikawasan

perkebunan sering melakukan penilaian terhadap naik turunnya kualitas

pendidikan anak terlihat dari kedisiplinan saat belajar seorang siswa, cara

(41)

Kondisi geografis Desa Perkebunan Aek Tarum jauh dari pusat pendidikan

mempengaruhi sulitnya mengakses pendidikan diluar sekolah. Kawasan

perkebunan memiliki keterbatasan untuk menambah pendidikan di luar sekolah

hanya les bahasa inggris dan les matematika untuk tingkat SD saja, hal ini sesuai

dengan pernyataan dari informan bapak Maruli Lumban Gaol yaitu :

“Kalau disini karna masih perkebunan yah memang mungkin hanya dari sekolah saja ya, istilahnya mau awak dukung dari yang lain pun tidak ada misalnya ada les komputer, les bahas inggis tidak ada. kemaren ada janji guru dari luar ingin membuat les tapi harus 15 orang muridnya rupanya yang mau les hanya dua orang, orang tua yang lainnya tidaak ada yang mau kurang mendukung. Yah tidak jadilah karena dua orang tidak cukup gajinya untuk membayar uang minyak sepeda motor guru.

Masyarakat perkebunan sebagian menginginkan anak dapat mengikuti

kursus komputer dan bahasa inggris tingkat SMP dan SMA namun, sedikit orang

tua anak yang sependapat untuk memberikan les kepada anak.

Anak masyarakat perkebunan memiliki aktifitas diluar sekolah yaitu

aktifitas bekerja. Sepulang sekolah mengerjakan berbagai aktifitas seperti bekerja

membantu pekerjaan orang tuanya sebagai penderes karet untuk meringankan

pekerjaan orang tua. Setelah membantu pekerjaan orang tua anak bekerja sebagai

pengutip karet yang tersisah dari para buruh penderes selesai dari pekerjaanya.

Pekerjaan yang dilakukan anak dengan status BHL di perkebunan. Pihak

perkebunan telah menetapkan undang-undang dan peraturan larangan anak

bekerja di bawah usia dan sedang mengecap pendidikan, ini disampaikan kepada

orang tua pekerja di perkebunan supaya anaknya dilarang untuk membantu orang

tua bekerja dan mengerjakan aktifitas lain. Pada kenyataannya anak masih

melakukan aktifitas bekerja yang dilarang, tujuan bekerja supaya mendapatkan

(42)

memperkerjakan anak dibawah usia karena anak masih memiliki hak untuk

memperoleh pendidikan dari orang tua. Tetapi pada kenyataanya diluar kontrol

pihak perkebunan banyak yang masih mengerjakan pekerjaan diperkebunan.

Pendidikan anak masyarakat perkebunan tingkat pendidiknya secara

keseluruhan dari jenjang TK 200 orang, SD 566 orang, SMP 150 orang, SMA 150

orang, dan jenjang Perguruan Tinggi 90 orang dan anak yang putus sekolah 223

orang.

4.4.1 Apresiasi Karyawan Penderes Terhadap Pendidikan Anak

Apresiasi orang tua yang bekerja sebagai penderes di perkebunan PT.

Bridgestone terhadap pendidikan formal anak dinyatakan dalam segala hal yang

berkaitan dengan pendidikan anak :

1. Orang tua memperhatikan anak belajar dirumah

2. Memberikan penghargaan kepada prestasi anak

3. Mengawasi perilaku anak di rumah

4.4.1.1Orang tuaMemperhatikan Anak Belajar di Rumah

Belajar merupakan suatu strategi atau cara-cara yang dilakukan seseorang

dalam mencapai suatu tujuan yang di inginkan. Melalui belajar sendiri tanpa

meminta bantuan dari orang lain sering sekali mengalami kesusahan yang

mengakibatkan seseorang mandek belajar. Berdasarkan hasil penelitian di

lapangan anak buruh penderes yang sedang mengecap pendidikan formal saat

belajar di sekolah saja tidak cukup sehingga perlu belajar di rumah. Kita ketahui

bahwa waktu belajar anak memperoleh ilmu pengetahuan di sekolah dari jenjang

(43)

waktu anak lebih banyak menghabiskan di rumah. Untuk itu orang tua dan

sekolah harus memiliki hubungan yang baik bekerja sama dalam menjadikan anak

baik dalam hal pengetahuan dan perilaku. Peran aktif orang tua sangat sangat

dibutuhkan untuk anak saat dirumah atau berada di luar jam sekolah dimana orang

tua harus memperhatikan waktu belajar anak, membimbing perilaku di rumah dan

mengajari anak saat belajar. Anak di masa sekolah sering mengalami keterbatasan

pengetahuan atau kurang mengerti pelajaran yang disampaikan guru maka, dalam

hal ini dibutuhkan kehadiran orang tua di samping anak untuk mengajari dan

memberikan pemahaman akan pelajaran kepada anak. Orang tua memiliki hak

dalam menentukan waktu belajar anak dan waktu istirahat malam. Hal ini sesuai

dengan yang dinyatakan oleh Bapak Wiyono yaitu :

“ Kalau malam jam belajar pukul 19.00 WIB sampai 21.30 WIB, yah kami dampingi anak kami sampai dengan selesai belajar. Kadang anak saya nanyak kepada saya tugasnya “ pak ini macem mana ini caranya pak” ya kalau kemampuan saya terbatas jadi yang saya ngerti soalnya saya ajari. Anak-anak jam 21.30 harus sudah tidur, jangan karna belum siap-siap PR nya sampe jam 22.00 terus gak tidu jadi,kalau belum selesai tugasnya yah dilanjutkan besok pagi jam 05.30 saya banguni untuk melanjutkan mengerjakan PR sampe siap jangan sampe ke sekolah tidak siap PR nya (Hasil Wawancara 23 Agustus 2015).

Jadi, orang tua tidak dapat menghindari tanggung jawab dari pendidikan

anak. Buruh penderes ini menemani anaknya belajar sampai dengan jam yang

sudah ditetapkan pada anak saat belajar pada malam hari. Waktu belajar anak

ditentukan orang tua dengan tujuan agar stamina kondisi fisik dan mental tetap

terjaga. Kedua orang tua ini memberikan waktu terhadap jam belajar anak pada

malam hari dengan mendampingi anak belajar sampai dengan selesai. Karena

anak sering mengalami hambatan dalam pelajaran di mana si anak kurang

(44)

membutuhkan orang tua di samping anak belajar untuk mengajari anak pada

pelajaran yang tidak di mengerti anak.

Peran orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak terkhusus peran

mendampingi jam belajar anak memberikan solusi pada masalah pengetahuan

anak dapat menghindari kemandekan dalam belajar. Kehadiran orang tua

mendampingi anak belajar juga dapat di katakan sebagai bentuk perhatian orang

tua dan dukungan orang tua pada pendidikan anak. Kedua orang tua dalam

keluarga harus memiliki interaksi yang baik dalam hubungan keluarga supaya

anak semakin percaya dengan keluarga untuk saling berbagi dan merasa nyaman

dengan kerukunan keluarga. Dengan demikian orang tua dengan mudah

memainkan perannya di tengah-tengah keluarga sesuai yang diharapkan keluarga.

Orang tua laki-laki secara waktu memiliki kesibukan terstruktur yaitu

bekerja sebagai buruh penderes sudah ditentukan oleh pihak perusahaan.

Terkadang orang tua keterbatasan dalam memperhatikan anak sekolah karena

sibuk bekerja tetapi karena adanya kerjasama yang baik kedua orang tua mendidik

anak maka seorang ibu yang memperhatikan anak berangkat sekolah sampai

pulang. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Maruli Lumbangaol

(45)

PR mereka yang sulit dikerjakan, namanya juga saya tamatan SMP jadi pengetahuan sudah hambar lihat soal anak SMP, SMA susah tidak bisa ku jawab, solusinya saya bilang ke anak-anak telephone kakakmu yang dimedan mintak ajari atau SMS ya saat itu juga diajari kakaknya melalui telepon”

Pekerjaan orang tua sebagai buruh penderes di perkebunan memerlukan

waktu yang cukup lama dan tenaga ekstra. Menurut buruh ini pekerjaan sebagai

buruh penderes kerap kali menjadi alasan sedikit perhatian orang tua terhadap

pendidikan anak karena sibuk bekerja maka tidak jarang akan mengkibatkan

penurunan kualitas pendidikan anak. Akan , tetapi buruh penderes ini bekerja

sama dengan isterinya dalam pendidikan anak agar memberikan tanggung jawab

memperhatikan pada pagi hari anak berangkat sekolah sampai anak pulang

sekolah dan sampai fasilitas yang hendak di minta dari orang tua. Saat sore

sampai malam hari maka seorang bapak yang memiliki tanggung jawab dalam

mengontrol keberadan anak dirumah. Pada malam hari keluarga buruh ini secara

serentak anak-anak belajar dan didampingi kedua orang tua. Orang tua menyadari

anak terkadang mengalami keterbatasan berpikir sehingga anak membutuhkan

dampingan seseorang yang memiliki pengetahuan lebih tinggi dari anak supaya

dapat mengajari dengan baik pelajaran. Orang tua ini juga sering memiliki

keterbatasan pengetahuan dalam mengajari anak karena pelajaran dahulu tidak

sama dengan pelajaran di zaman sekarang sudah banyak mengalami perubahan

sesuai dengan kebutuhan mengikuti perkembangan zaman. Akan , tetapi hal

tesebut tidak menutup kemungkinan mengalami stagnan belajar karena masih ada

seorang kakak yang memiliki pendidikan lebih tinggi dalam keluarga. Maka

seorang kakak dapat mengajari adik-adiknya supaya anak tidak sempat

(46)

melanjutkan belajar. Walaupun si kakak berada di tempat yang berbeda sehingga

mengajari adik-adiknya melalui komunikasi telepon.

Buruh penderes ini memiliki sikap tegas terhadap peraturan yang dibuat

untuk anak jika anak melanggar peraturan orang tua seperti berada di luar rumah

pada malam hari dan jam belajar anak maka orang tua ini akan memberikan

pelajaran kepada anak dengan membiarkan anak berada di luar rumah beberapa

jam saja. Hal ini dilakukan orang tua agar membentuk pola pikir anak akan

pentingnya kedisipilan dalam mengecap pendidikan. Orang tua mengetahui peran

yang dimainkan orang tua harus aktif dalam memperhatikan pendidikan anak

sebab orang tua juga mengetahui nilai yang terkandung dalam pendidikan untuk

anak-anaknya harus ditanamkan.

4.4.1.2 Memberikan Penghargaan terhadap Prestasi Anak

Individu mengharapkan pujian dari orang lain terhadap suatu hasil

karyanya yang diwujudkan di tempat umum. Pujian yang diharapkan merupakan

bukti perhatian dan dukungan kepada individu yang menerima supaya

kedepannya lebih baik lagi menampilkan prestasinya. Orang tua di kalangan

penderes selalu mengiming-imingkan suatu hadiah akan diberikan kepada anak

yang sedang mengecap pendidikan formal. Namun Orang tua menetapkan syarat

seperti anak sekolah yang naik kelas, anak yang berprestasi dengan peringkat dari

1 sampai peringkat 10. Jika anaknya dapat memenuhi syarat tersebut maka orang

tua akan memberikan hadiah kepada anak sesuai dengan permintaan supaya

(47)

Hadiah yang diberikan orang tua kepada anak membawa berbagai

perubahan yang baik dalam pendidikan anak. Berdasarkan data hasil wawancara

dengan Bapak Maruli Lumban Gaol

“Saya akan berjanji kepada anak akan memberikan hadiah apa saja yang mereka minta akan saya berikan dengan syarat anak yang berprestasi mendapat ranking 10 besar. Selain dari ranking 10 besar saya katakan kepada anak tidak akan memberikan hadiah. Saya sangat bersyukur anakku yang 5 sejauh ini mendapat ranking yah mereka langsung menuntut saya, tetapi saya memberikan hadiah kepada anak pada saat karyawan perkebunan menerima bonus atau THR karena pada saat itu lah keuangan kami para penderes dapat dikatakan lebih dari cukup. Yah anak saya sudah mengerti kesitu. sejauh ini permintaan hadiah atas prestasi anak bermacam-macam lah, kalau tingkat SD meminta buku, raket ( bulu tangkis), kalau SMP sepatu bola, SMA handphone, yah saya berikan karena saya sudah berjanji dan ada perubahan anak kami”. (Hasil Wawancara 20 Juli 2015).

Hal ini senada dengan jawaban yang dinyatakan Bapak Wiyono

yaitu:

“Anak saya yang nomor 4 sewaktu duduk di bangku MTs/SMP memiliki prestasi bagus pringkat 2 dan memiliki permintaan : minta hadiah laptob yah saya belikan supaya mendorong prestasi anak saya untuk kedepannya, menjadi giat belajar.Respon anak saya mengalami perubahan yang drastis dalam hal belajar semakin giat, prestasinya semakin meningkat, membantu pekerjaan mamanya dirumah juga semakin giat yah karna itu tadi fasilitas pendidikan anak saya sediakan atau dipenuhi untuk mendukung sekolahnya.(Hasil Wawancara 23 Agustus 2015).

Orang tua penderes ini memberikan hadiah sebagai bentuk apresiasi

terhadap anaknya karena tekun belajar sehingga anaknya mendapatkan peringkat

yang baik dan orang tua akan memberikan apa saja yang diinginkan

anak-anaknya. Namun ada orang tua memberikan hadiah kepada anaknya tidak dengan

syarat peringkat yang harus dimiliki anak tetapi cukup dengan syarat naik kelas

saja orang tua akan memberikan pujian dan penghargaan. Hal ini sesuai dengan

Gambar

Tabel 4.1 Sarana Pendidikan Desa Perkebunan Aek Tarum
Tabel 4.2 Sarana Peribadatan di Desa Perkebunan Aek Tarum
Tabel 4.3  Sarana Kesehatan di Desa Perkebunan Aek Tarum
Tabel 4.4 Sarana Olahraga di Desa Perkebunan Aek Tarum
+6

Referensi

Dokumen terkait