• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan Rancangan Infant Incubator dengan Mengintegrasikan Metode Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering di RSU Kabanjahe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbaikan Rancangan Infant Incubator dengan Mengintegrasikan Metode Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering di RSU Kabanjahe"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PERBAIKAN RANCANGAN INFANT INCUBATOR DENGAN

MENGINTEGRASIKAN METODE KANO, QFD DAN VALUE

ENGINEERING DI RSU KABANJAHE

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

RINI PASKAH BR BARUS

1 0 0 4 0 3 0 4 1

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Peralatan medis menjadi salah satu faktor penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Infant incubator sebagai peralatan medis yang digunakan untuk merawat bayi yang baru lahir, mendapatkan keluhan-keluhan dari dokter dan perawat bagian anak. Keluhan tersebut menunjukkan adanya ketidakpuasan konsumen terhadap produk infant incubator yang ada di rumah sakit. Hal ini akan berpengaruh pada menurunnya kinerja dokter dan perawat dan kualitas pelayanan rumah sakit. Secara garis besar, keluhan terhadap infant incubator terdapat pada rancangan yang tidak sesuai dan harga infant incubator yang mahal. Sehingga untuk mengatasi keluhan tersebut peneliti mengintegrasikan metode Kano,

Quality Function Deployment dan Value Engineering untuk mendapatkan rancangan yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan biaya yang lebih ekonomis. Model Kano digunakan untuk mendapatkan kategori atribut produk sebagai prioritas perbaikan. Penelitian menunjukkan bahwa kategori attractive

digunakan sebagai prioritas perbaikan yaitu Fungsi tambahan tempat tabung oksigen dan ukuran lubang pintu 15 cm. QFD fase I menghasilkan karakteristik teknis yang digunakan sebagai penentu part kritis. Pengolahan QFD fase II mendapatkan part kritis cabinet sebagai bagian yang membutuhkan biaya paling tinggi sehingga part ini digunakan sebagai prioritas untuk melakukan value engineering. Pengolahan Value Engineering dilakukan dengan cara meningkatkan fungsi produk sesuai output dari Model Kano dan meminimisasi biaya sesuai QFD II dengan penghematan biaya sebesar 6,23%.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler

S1, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul dari tugas sarjana ini

adalah “Perbaikan Rancangan Infant Incubator dengan Mengintegrasikan Metode

Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering di RSU Kabanjahe”. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas

sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas

sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis, perpustakaan Universitas Sumatera

Utara maupun pembaca lainnya.

Medan, Februari 2015

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada

Tuhan Yang Maha Esayang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta

telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas

sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun

administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas

Sarjana ini.

2. Bapak Ir. Sugiharto Pujangkoro, MM selaku Dosen Pembimbing I atas

waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada

penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MTselaku Dosen Pembimbing II atas waktu,

bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis

dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Belasen Sembiring selaku Kepala Perawat Bagian Anak dan

pembimbing lapangan di RSU Kabanjahe yang telah memberikan bantuan

berupa waktu, bimbingan, serta informasi dan data selama melakukan

(9)

5. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Mijo, Bang Nurmansyah, Kak Dina,

Bang Ridho, Bang Kumis, Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas

bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana

ini.

6. Orangtua, Kak Listra dan Alfonzo yang tiada hentinya mendukung penulis

baik secara moril, doa, maupun materil sehingga laporan ini dapat

diselesaikan.

7. Teman-teman TITEN 2010 di Departemen Teknik Industri USU yang

telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

8. Teman-teman dan adik-adik asisten Laboratorium Proses Manufaktur

Teknik Industri USU: Yusuf, Nadia, Wahyu, Danu, Sofyan, Edgard, Fajar,

Awal, Rozak, Fadhlik, Elfa, Anggi, Angel, Dicky dan Gomal.

9. Teman-teman seperjuangan bimbingan: Fina, Ayu, Lisa, Arie, Rois, Adel,

Cici, Novri dan Suryadi yang telah memberi banyak bantuan dan masukan

dalam melakukan penelitian ini.

10.Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan

laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis

mengucapkan terima kasih. Kiranya laporan ini bermanfaat bagi kita

semua.

Medan, Februari 2015

(10)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

ABSTRAK ... xxii

I PENDAHULUAN ... .... I-1

1.1 Latar Belakang ... I-1

1.2 Rumusan Masalah ... I-5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-5

1.4 Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-7

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-8

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.2 Motto, Visi dan Misi RSU Kabanjahe ... II-2

2.2.1 Motto ... II-2

2.2.2 Visi ... II-2

2.2.3 Misi ... II-2

2.3 Ketenagakerjaan RSU Kabanjahe ... II-3

2.4 Struktur Organisasi ... II-4

2.5 Penatalaksanaan Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah dalam

Inkubator ... II-4

2.6 Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah di Dalam Inkubator ... II-7

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1 Perancangan Produk ... III-1

3.2 Model Kano ... III-3

3.3 QFD (Quality Function Deployment) ... III-8 3.4 Value Engineering ... III-15 3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... III-17

(12)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.5.2 Non-Probability Sampling ... III-21 3.6 Validitas Data ... III-23

3.7 Reliabilitas Data ... III-24

3.8 Infant Incubator... III-25 3.8.1 Infant Incubator Gea Medical YP-100 ... III-26 8.8.1.1Prosedur Pemakaian Infant Incubator ... III-26

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2 Jenis Penelitian ... IV-1

4.3 Objek Penelitian ... IV-1

4.4 Variabel Penelitian ... IV-2

4.5 Kerangka Konseptual ... IV-2

4.6 Definisi Variabel Operasional ... IV-4

4.7 Rancangan Penelitian ... IV-5

4.8 Pengumpulan Data ... IV-6

(13)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

4.9 Pengolahan Data ... IV-12

4.9.1 Metode Kano ... IV-12

4.9.2 Quality Function Deployment (QFD) Fase I ... IV-14 4.9.3 Quality Function Deployment (QFD) Fase II ... IV-15 4.9.4 Membuat Analisis Value Engineering ... IV-16 4.10 Analisis Pemecahan Masalah ... IV-17

4.11 Kesimpulan dan Saran ... IV-17

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1 Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1Kuesioner Terbuka ... V-1 5.1.2 Kuesioner Tertutup ... V-5

5.1.2.1 Kuesioner Derajat Kepentingan Atribut

Pertanyaan ... V-5

5.1.2.2 Kuesioner Kano ... V-6

5.1.2.3 Kuesioner Kepuasan Konsumen ... V-11

5.2 Pengolahan Data ... V-13

5.2.1Uji Validitas dan Reliabilitas ... V-13 5.2.1.1.Uji Validitas ... V-13

(14)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.2.1.1.2 Uji Validitas Model Kano ... V-17

5.2.1.1.3 Uji Validitas Kepuasan Konsumen ... V-21

5.2.1.2 Uji Reliabilitas Data ... V-25

5.2.1.2.1 Uji Reliabilitas Tingkat Kepentingan ... V-25

5.2.1.2.2 Uji Reliabilitas Model Kano ... V-26

5.2.1.2.3 Uji Reliabilitas Kepuasan Konsumen ... V-28

5.3 Identifikasi Atribut Berdasarkan Metode Kano ... V-30

5.3.1 Analisis Kuantitas Kano ... V-32

5.3.1.1 Menghitung Nilai CS dan DS ... V-32

5.3.1.2 Menentukan Titik CS dan DS ... V-33

5.3.1.3 Menentukan Fungsi Kepuasan Konsumen ... V-34

5.3.1.4 Melakukan Plotting Kurva Fungsi Kepuasan

Konsumen ... V-37

5.4 Membangun Quality Function Deployment (QFD) Fase I ... V-43 5.4.1 Penentuan Customer Requirement (CR)... V-43 5.4.2 Menentukan Tingkat Kepentingan / Customer

(15)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.4.5 Menetapkan Tingkat Hubungan Antara Karakteristik

Teknis Produk dengan Keinginan Konsumen ... V-48

5.4.6 Penentuan Planning Matrix ... V-49 5.4.7 Penentuan Technical Matrix ... V-54 5.5 Membangun Quality Function Deployment (QFD) Fase II ...

5.5.1 Menetapkan Karakteristik Teknis Prioritas

Berdasarkan QFD Fase I ...

5.5.2 Menetapkan Part Kritis ... V-60

5.5.3 Menetapkan Hubungan antara Part Kritis ... V-60

5.5.4 Menetapkan Hubungan antara Karakteristik Teknis

dengan Part Kritis ... V-62

5.5.5 Penentuan Technical Matrix ... V-63 5.6 Meningkatkan Nilai Produk (Product Value) dengan

Menggunakan Metode Value Engineering ... V-68 5.6.1 Tahap Informasi ... V-68

5.6.2 Tahap Analisis Fungsi ... V-69

5.6.3 Tahap Kreatif ... V-70

5.6.4 Tahap Evaluasi ... V-71

(16)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ... VI-1

6.1 Analisis Data Kuesioner ... VI-1

6.2 Analisis Pengolahan Hasil Model Kano... VI-2

6.3 Analisis Kuantitatif Kano ... VI-3

6.4 Analisis QFD Fase I ... VI-3

6.4.1 Analisis Matriks Variabel Atribut Kategori Kano

Terhadap Tingkat Kepentingan ... VI-4

6.4.2 Analisis Matriks Ukuran Kinerja pada QFD Fase I ... VI-5

6.5 Analisis QFD Fase II ... VI-6

6.5.1 Analisis Matriks Ukuran Kinerja pada QFD Fase II ... VI-7

6.6 Analisis Value Engineering ... VI-7

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1 Kesimpulan... VII-1

7.2 Saran ... VII-1

(17)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1 Jenis Peralatan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi

Komprehensif Rumah Sakit ... I-1

1.2 Spesifikasi Produk Infant Incubator ... I-3 1.3 Rekapitulasi Kuesioner Pendahuluan ... I-4 2.1 Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Umum

Kabanjahe ... II-3 3.1 Keterangan Kuesioner Kano ... III-6 3.2 Evaluasi Kano ... III-6

4.1 Variabel Operasional ... IV-3

4.2 Data Jumlah Dokter dan Perawat Bagian Anak di Rumah Sakit di

Kabupaten Karo ... IV-11

5.1 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-3

5.2 Rekapitulasi Kuesioner Derajat Kepentingan ... V-5

5.3 Rekapitulasi Kuesioner Kano Fungsional ... V-6

5.4 Rekapitulasi Kuesioner Kano Disfungsional ... V-7

5.5 Ketentuan Rekapitulasi Model Kano ... V-8

5.6 Kuesioner Kano Fungsional untuk Responden I ... V-9

5.7 Kuesioner Kano Disfungsional untuk Responden I ... V-9

5.8 Contoh Berdasarkan Tabel Ketentuan Evaluasi Model Kano ... V-10

(18)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.10 Contoh Hasil Rekapitulasi Model Kano untuk Responden I ... V-11

5.11 Rekapitulasi Kuesioner Kepuasan Konsumen ... V-11

5.12 Tabulasi Jawaban Responden untuk Tingkat Kepentingan ... V-14

5.13 Proporsi dan Nilai Z Setiap Skala ... V-15

5.14 Nilai Skala Interval ... V-16

5.15 Hasil Perhitungan Validitas Derajat Kepentingan ... V-17

5.16 Tabulasi Jawaban Responden untuk Model Kano ... V-18

5.17 Proporsi dan Nilai Z Setiap Skala ... V-18

5.18 Nilai Skala Interval ... V-20

5.19 Hasil Perhitungan Validitas Model Kano ... V-21

5.20 Tabulasi Jawaban Responden untuk Kepuasan Konsumen ... V-22

5.21 Proporsi dan Nilai Z Setiap Skala ... V-22

5.22 Nilai Skala Interval ... V-24

5.23 Hasil Perhitungan Validitas Kepuasan Konsumen ... V-25

5.24 Perhitungan Varians Tingkat Kepentingan ... V-26

5.25 Perhitungan Varians Model Kano ... V-27

5.26 Perhitungan Varians Kepuasan Konsumen ... V-28

5.27 Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut ... V-30

5.28 Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut Menurut Blauth’s Formula . V-31

(19)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.30 Penentuan Fungsi Kepuasan Konsumen ... V-34

5.31 Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Tiap Atribut... V-36

5.32 Customer Requirement (CR) terhadap Produk Infant Incubator ... V-44

5.33 Customer Importance (CI) terhadap Kategori Kano ... V-45 5.34 Karakteristik Teknis Produk Infant Incubator ... V-46 5.35 Tingkat Kepuasan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-49

5.36 Nilai Rasio Perbaikan untuk Setiap Variabel Kebutuhan ... V-50

5.37 Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-52

5.38 Hasil Perhitungan Bobot Absolut untuk Setiap Variabel ... V-52

5.39 Hasil Perhitungan Bobot Relatif untuk Setiap Variabel ... V-53

5.40 Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesulitan ... V-55

5.41 Rekapitulasi Perhitungan Derajat Kepentingan ... V-56

5.42 Rekapitulasi Perhitungan Perkiraan Biaya ... V-57

5.43 Karakteristik Teknik Infant Incubator ... V-60 5.44 Part Kritis Produk Infant Incubator ... V-60 5.45 Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesulitan ... V-63

5.46 Rekapitulasi Perhitungan Derajat Kepentingan ... V-63

5.47 Rekapitulasi Perhitungan Perkiraan Biaya ... V-65

5.48 Data Biaya dan Kuantitas Penyusun Produk ... V-68

(20)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.50 Urutan Ranking dan Pembobotan Kriteria ... V-72

5.51 Pemilihan Alternatif untuk Kriteria Biaya Pelaksanaan ... V-73

5.52 Penilaian untuk Kriteria Biaya Pelaksanaan ... V-73

5.53 Pemilihan Alternatif untuk Kualitas Bahan Baku ... V-74

5.54 Penilaian untuk Kualitas Bahan Baku... V-74

5.55 Pemilihan Alternatif Berdasarkan Kemudahan Proses Pengolahan V-75

5.56 Penilaian untuk Kriteria Kualitas Bahan Baku ... V-75

5.57 Pemilihan Alternatif untuk Daya Tahan Bahan ... V-76

5.58 Penilaian untuk Daya Tahan Bahan ... V-76

5.59 Pemilihan Alternatif Berdasarkan Waktu Penyelesaian ... V-76

5.60 Penilaian untuk Waktu Penyelesaian ... V-76

5.61 Penganalisaan untuk Setiap Alternatif ... V-77

6.1 Hasil Perhitungan Validitas Model Kano ... VI-1

6.2 Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut ... VI-2

6.3 Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Tiap Atribut... VI-3

(21)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1 Infant Incubator Gea Medical YP-100 ... I-3 2.1 Struktur Organisasi RSU Kabanjahe ... II-5

3.1 Diagram Model Kano ... III-5

3.2 Empat Fase QFD ... III-10

3.3 Gambaran Inkubator Bayi ... III-21

3.4 Jenis Konsumen ... III-19

4.1 Kerangka Konseptual ... IV-3

4.2 Blok Diagram Langkah-Langkah Penelitian ... IV-7

4.3 Diagram Alir Pembuatan Konsumen ... IV-10

4.4 Blok Diagram Pengolahan Data... IV-13

4.5 Diagram Alir Pengolahan Data Model Kano ... IV-14

4.6 Diagram Alir Pembangunan QFD I ... IV-15

4.7 Diagram Alir Pembangunan QFD Fase II ... IV-16

4.8 Diagram alir Membuat Analisis dengan Metode Value

Engineering ... IV-17 5.1 Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut Fungsi

Tambahan pada Infant Incubator yaitu Tempat Tabung Oksigen ... V-38 5.2 Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut Ukuran Lubang

(22)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

5.3 Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut Harga Infant

Incubator Rp 10.000.000 ... V-40 5.4 Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut Dimensi Infant

Incubator 70 cm x 50 cm x 40 cm ... V-41 5.5 Jarak Lantai dari Dasar Compartment 100 cm ... V-42 5.6 Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut Bahan

Compartment Infant Incubator yaitu Acrylic ... V-42 5.7 Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut Posisi

Controller pada Infant Incubator Berada di Samping Kanan Atas .. V-43

5.8 Hubungan Antar Karakteristik Teknik Infant Incubator ... V-47 5.9 Matriks Antara CI dengan Karakteristik Teknis Infant Incubator... V-48 5.10 Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan

Biaya ... V-57

5.11 QFD Fase I Produk Infant Incubator ... V-58

5.12 Hubungan Part Kritis Produk Infant Incubator ... V-61

5.13 Hubungan Antar Part Kritis dan Spesifikasi Teknis Produk ... V-62

5.14 Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan

Biaya ... V-66

(23)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

5.17 Infant Incubator Usulan ... V-77 6.1 Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan

Biaya QFD Fase I... VI-6

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner Terbuka ... L.1

2. Kuesioner Tertutup ... L.2

3. Kuesioner Wawancara Karakteristik Teknik dan Hubungan .... L.3

4. Kuesioner Wawancara Part Kritis dan Hubungan ... L.4

5. Tabel Product Moment ... L.5 6. Form Tugas Akhir ... L.6

7. Surat Penjajakan ... L.7

8. Surat Balasan ... L.8

9. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L.9

10. Lembar Asistensi Dosen ... L.10

(25)

ABSTRAK

Peralatan medis menjadi salah satu faktor penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Infant incubator sebagai peralatan medis yang digunakan untuk merawat bayi yang baru lahir, mendapatkan keluhan-keluhan dari dokter dan perawat bagian anak. Keluhan tersebut menunjukkan adanya ketidakpuasan konsumen terhadap produk infant incubator yang ada di rumah sakit. Hal ini akan berpengaruh pada menurunnya kinerja dokter dan perawat dan kualitas pelayanan rumah sakit. Secara garis besar, keluhan terhadap infant incubator terdapat pada rancangan yang tidak sesuai dan harga infant incubator yang mahal. Sehingga untuk mengatasi keluhan tersebut peneliti mengintegrasikan metode Kano,

Quality Function Deployment dan Value Engineering untuk mendapatkan rancangan yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan biaya yang lebih ekonomis. Model Kano digunakan untuk mendapatkan kategori atribut produk sebagai prioritas perbaikan. Penelitian menunjukkan bahwa kategori attractive

digunakan sebagai prioritas perbaikan yaitu Fungsi tambahan tempat tabung oksigen dan ukuran lubang pintu 15 cm. QFD fase I menghasilkan karakteristik teknis yang digunakan sebagai penentu part kritis. Pengolahan QFD fase II mendapatkan part kritis cabinet sebagai bagian yang membutuhkan biaya paling tinggi sehingga part ini digunakan sebagai prioritas untuk melakukan value engineering. Pengolahan Value Engineering dilakukan dengan cara meningkatkan fungsi produk sesuai output dari Model Kano dan meminimisasi biaya sesuai QFD II dengan penghematan biaya sebesar 6,23%.

(26)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) sekitar 15 juta bayi lahir prematur setiap tahunnya di dunia. Lebih dari satu juta bayi prematur meninggal sesaat setelah lahir. Indonesia menduduki peringkat ke-5 jumlah kematian bayi prematur terbanyak di dunia dengan jumlah 20.000 bayi pada tahun 2013. Data jumlah kematian bayi prematur yang tinggi tersebut menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak pada masa persalinan dan segera sesudahnya.

2

1

http://who.int/gho/publications/world_health_statistics/2014/en/, diakses tanggal 10 Januari 2015, pukul 11.00 WIB.

2

Nurlandi, Farida. 2010. Desain Inkubator Bayi dengan Kontrol Otomatis yang Ekonomis untuk Klinik Persalinan (Ecobator). Surabaya: ITS.

Bayi prematur maupun yang baru lahir membutuhkan perhatian khusus karena diperlukan waktu untuk beradaptasi dengan dunia luar. Prosedur standar pasca neonatal

mengatakan bahwa bayi baru lahir harus dimasukkan ke dalam inkubator dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan tingkat kesehatan bayi tersebut. Infant incubator adalah salah satu peralatan medis yang dapat membantu bayi untuk beradaptasi dengan dunia luar terutama dalam hal perbedaan suhu.

(27)

Tabel 1.1. Jumlah Kelahiran Bayi Prematur di RSU Kabanjahe April 2014 –

September 2014

Bulan Jumlah Bayi Prematur

April 9

Mei 8

Juni 8

Juli 6

Agustus 10

September 10

Sumber: Rekam Medis RSU Kabanjahe

Data diatas menyimpulkan bahwa kebutuhan RSU Kabanjahe terhadap infant incubator cukup tinggi sehingga kualitas infant incubator yang tersedia tentunya akan berpengaruh pada kualitas pelayanan yang ditawarkan rumah sakit. Infant Incubator yang digunakan pada RSU Kabanjahe adalah Infant Incubator jenis Gea Medical YP-100 seperti Gambar 1.1 berikut.

Sumber:

(28)

Spesifikasi infant incubator yang terdapat di RSU Kabanjahe dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Spesifikasi Produk Infant Incubator

Spesifikasi Keterangan

Nama Produk Gea Medical YP-100

Kebutuhan Daya AC 220 V – 230 V /50 Hz, 850 W

Power Input 680 VA

Variabilitas Temperatur 0.5

Range Temperatur Udara 25oC – 37oC

Umur 8 tahun

Harga Rp 17.000.000,00/unit

Sumber: RSU Kabanjahe

Dokter dan perawat bagian anak sering memiliki keluhan dalam penggunaan

infant incubator yang terdapat di rumah sakit. Keluhan-keluhan ini dikumpulkan dari penyebaran 30 kuesioner pendahuluan kepada dokter dan perawat bagian anak. Rekapitulasi jenis dan jumlah keluhan dari dokter dan perawat bagian anak dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Rekapitulasi Kuesioner Pendahuluan

No Jenis Keluhan Jumlah Responden

1 Sulit melakukan perawatan dan pembersihan alat 9

2 Tidak ada sensor air pendingin 8

(29)

Tabel 1.3 Rekapitulasi Kuesioner Pendahuluan (Lanjutan)

No Jenis Keluhan Jumlah Responden

4 Bentuk pegangan 3

5 Lubang keluar masuk tangan yang terlalu kecil 2

Sumber: Pengumpulan Data

Keluhan-keluhan yang diperoleh tersebut menunjukkan ketidakpuasan dokter dan perawat bagian anak terhadap infant incubator yang tersedia. Ketidakpuasan tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap penurunan kinerja dokter dan perawat maupun kualitas pelayanan yang ditawarkan oleh RSU Kabanjahe.

Berdasarkan permasalahan tersebut, Model Kano, Quality Function Deployment

(QFD) dan Value Engineering diintegrasikan untuk menciptakan solusi yang tepat dalam upaya perbaikan infant incubator. 3Model Kano adalah suatu alat yang berguna untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan mengubahnya menjadi karakteristik desain,

spesifikasi teknis dan pada akhirnya detail produk.

4

3

Dominici, Gandolfo. 2013. How to Build an E-learning Product: Factors for Student/ Customer Satisfaction. Italia: Universitas Palermo. Hal 4

4

Jaiswal, Eshan. 2012. A Case Study on Quality Function Deployment. India: Universitas Mewar. Hal 2

(30)

5

Value Engineering adalah aplikasi sistematis dari teknik yang diakui oleh tim multidisiplin, mengidentifikasi fungsi dari produk atau jasa, membangun suatu nilai fungsi, menghasilkan alternatif melalui penggunaan berpikir kreatif dan menyediakan fungsi yang dibutuhkan, keandalan pada biaya keseluruhan terkecil.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menangani keluhan dokter dan perawat bagian anak di rumah sakit yang digunakan untuk memberikan usulan perbaikan rancangan infant incubator dengan menggunakan metode Kano, QFD dan Value Engineering agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan umum penelitian tugas akhir ini adalah mengatasi keluhan dokter dan perawat bagian anak danmemberi perbaikan rancangan dan peningkatan fungsi inkubator bayi dengan metode Kano, QFD dan Value Engineering.

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah:

5

(31)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah RSU Kabanjahe

Rumah Sakit Umum Kabanjahe didirikan oleh Pemerintah Hindia-Belanda

pada tahun 1921 dengan nama Bataks Institute, pada tahun 1923 diserahkan kepada Nederlands Zending Genotschap. Setelah kemerdekaan tahun 1945, pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo. Selama

dalam pengelolaan Pemerintah Daerah Kabupaten Karo telah mengalami

pergantian pimpinan/direktur sebanyak 17 kali yaitu:

1. dr. Kwee Bingkong (Periode 1945 – 1963)

2. dr. Gosiat Tiat (Periode 1963 – 1972)

3. dr. Batur Ginting (Periode 1972 – 1974)

4. dr. Djeki Tarigan (Periode 1974 – 1983)

5. dr. D.H. Munthe (Periode 1983 – 1985)

6. dr. Sobat Sinulingga (Periode 1985 – 1989)

7. dr. Jalison Saragih (Periode 1989 – 1991)

8. dr. Selamat Sebayang (Periode 1991 – 1994)

9. dr. Ngarapdat Tarigan (Periode 1994 – 1996)

10. dr. Melky Tarigan (Periode 1996 – 1999)

11. dr. Lidia Melanita Weko (Periode 1999 – 2002)

12. dr. Saberina Tarigan (Periode 2002 – 2005)

(32)

14. dr. Suara Ginting, SpPD (Periode 2006 dan 2011 – 2012)

15. dr. Terry Surbakti (Periode 2012 – 2013)

16. dr. Jansen Perangin-angin (Periode 2013)

17. dr. Jasura Pinem, M.Kes (Periode 2013 – sekarang)

RSU Kabanjahe telah memenuhi klasifikasi rumah Sakit Umum Kelas C

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

2.2 Motto, Visi dan Misi RSU Kabanjahe

2.2.1 Motto

Motto RSU Kabanjahe adalah MALEM (Murah, Akurat, Lemah Lembut,

Efisien, Memuaskan).

2.2.2 Visi

RSU Kabanjahe mempunyai visi sebagai tujuan yang ingin dicapai pada

masa yang akan datang, yaitu :”Menjadikan RSU Kabupaten yang terbaik di

Provinsi Sumatera Utara”.

2.2.3 Misi

1. Memberikan pelayanan rumah sakit yang prima.

2. Melengkapi sarana dan prasarana rumah sakit secara bertahap.

3. Meningkatkan profesionalisme pegawai.

(33)

2.3 Ketenagakerjaan RSU Kabanjahe

Jumlah sumber daya manusia di RSU Kabanjahe yang mendukung

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi RSU Kabanjahe sebanyak 254 orang yang

terdiri dari 14 orang pejabat struktural, 198 orang tenaga fungsional/teknis, 42

orang tenaga administrasi serta 46 orang tenaga honor. Jumlah tenaga kesehatan

di RSU Kabanjahe sebanyak 221 orang, dengan jumlah terbanyak adalah tenaga

perawat (SPK) sebanyak 57 orang. Komposisi tenaga kesehatan berdasarkan

pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Umum

Kabanjahe

No Jenis Tenaga Jumlah (orang)

1 Dokter Spesialis 18

2 Dokter Umum 10

3 Dokter Gigi 4

4 Apoteker 2

5 S.1 Keperawatan 1

6 S.1 Kesehatan Masyarakat 5

8 D III Analis 10

9 D III Gizi 5

10 D III Kesling (APK) 11

(34)

Tabel 2.1 Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit

Umum Kabanjahe (Lanjutan)

No Jenis Tenaga Jumlah (orang)

12 D III Kebidanan 5

13 D III Penata Rontgen 4

14 Bidan 7

15 SPK 57

16 SPRG 7

17 SAA/SMF 10

18 SPPH 2

19 Perawat Bidan 17

20 Fisioterapi 2

21 Anestesi 1

Sumber: RSU Kabanjahe

2.4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi RSU Kabanjahe adalah struktur organisasi matriks (matrix

of authority flows), dimana terdapat dua jenis wewenang, yaitu wewenang yang

mengalir secara horizontal pada unit fungsional dan wewenang yang mengalir secara

vertikal pada pimpinan struktural atau manajerial. Struktur organisasi matriks ini

menyadari adanya ketergantungan antara berbagai fungsi. Struktur organisasi di RSU

(35)

2.5. Penatalaksanaan Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah dalam

Inkubator 6

1. Asfiksia kelahiran

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat

badan kurang atau sama dengan 2500 gram. BBLR dapat dikelompokkan menjadi

prematuritas dan dismaturitas. Prematuritas yaitu bayi dengan masa kehamilan

kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia

kehamilan, Dismaturitas yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan

yang seharusnya untuk usia kehamilan. Perawatan bayi baru lahir rendah dimulai

saat kelahiran ketika dilakukan pemeriksaan bayi secara lengkap. Pemeriksaan ini

merupakan pemeriksaan pertama setelah kelahiran yang digunakan untuk

menemukan adanya abnormalitas sedini mungkin. Pemantauan abnormalitas bayi

dapat dilakukan secara teliti selama perawatan dalam persalinan juga dapat

mendeteksi secara dini masalah-masalah yang membutuhkan pemeriksaan lebih

lanjut. Perawatan bayi baru lahir rendah dalam inkubator merupakan cara

perawatan pada bayi dengan memasukkan bayi ke dalam alat (inkubator) yang

berfungsi untuk menciptakan lingkungan dengan suhu yang cukup hangat untuk

bayi. Kriteria bayi yang dirawat dalam inkubator:

Asfiksia atau kekurangan oksigen kadangkala menyerang bayi sebelum atau

selama kelahiran karena gangguan terhadap ari – ari atau tali pusat. Asfiksia

berat dapat mempengaruhi semua sistem tubuh.

6

(36)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Perancangan Produk7

Proses pengembangan produk adalah seluruh rangkaian kegiatan yang dibutuhkan untuk membawa konsep baru ke keadaan kesiapan pasar. Rangkaian ini mencakup segala sesuatu dari awal inspirasi visi produk baru, kegiatan bisnis analisis kasus, upaya pemasaran, kegiatan desain rekayasa teknis, pengembangan rencana manufaktur, dan validasi desain produk agar sesuai dengan rencana ini. Seringkali bahkan termasuk pengembangan saluran distribusi untuk pemasaran strategis dan memperkenalkan produk baru.

Proses desain adalah serangkaian kegiatan teknis dalam proses pengembangan produk yang bekerja untuk memenuhi pemasaran dan kasus bisnis visi. Set ini meliputi penyempurnaan dari visi produk ke spesifikasi teknis, pengembangan konsep baru, dan rekayasa embodiement produk baru. Tidak selalu mencakup semua kegiatan bisnis dan manajemen keuangan pengembangan produk maupun kegiatan pemasaran dan pengembangan distribusi yang luas.

8

7

Kevin Otto & Kristin Wood, Product Design. (London: Prentice Hall, 2001), h. 5-6.

8

Rosnani Ginting,Perancangan Produk. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.19-21.

(37)

yang lainnya. Setiap fase terdiri dari beberapa kegiatan yang dinamakan langkah-langkah dalam fase. Salah satu deskripsi perancangan adalah deskripsi yang menyebutkan bahwa proses perancangan terdiri dari fase-fase berikut:

1. Langkah Pra Perancangan Produk

a. Penetapan asumsi perancangan

b. Orientasi produk yang meliputi:

− Analisa kelayakan produk

− Uraian kegiatan perancangan produk

− Jaringan kerja perancangan produk

− Perhitungan maju dan mundur waktu kegiatan

− Penentuan jalur kritis

− Perhitungan waktu penyelesaian proyek 2. Langkah Perancangan Produk

a. Fase informasi

Fase ini bertujuan untuk memahami seluruh aspek yang berkaitan dengan

produk yang hendak dikembangkan dengan cara mengumpulkan

informasi-informasi yang dibutuhkan secara akurat.

b. Fase kreatif

Fase ini bertujuan untuk menampilkan alternatif yang dapat memenuhi

fungsi yang dibutuhkan.

(38)

Fase ini bertujuan untuk menganalisa alternatif-alternatif yang dihasilkan

pada fase kreatif dan memberikan rekomendasi terehadap

alternatif-alternatif terbaik.

d. Fase pengembangan

Fase ini bertujuan memilih salah satu alternatif tunggal dari beberapa

alternatif yang ada yang merupakan alternatif terbaik dan merupkan

output dari fase analisa.

e. Fase presentasi

Fase ini bertujuan untuk mengkomunikasikan secara baik dan menarik

terhadap hasil pengembangan produk.

3.2. Model Kano9

Konsultan TQM Jepang Noriaki Kano, memberikan suatu model yang sangat berguna mengenai kepuasan pelanggan yang berkaitan dengan karakteristik produk. Istilah “karakteristik” digunakan untuk merujuk pada fitur atau kemampuan suatu produk.

10

1. Must-Be (M) (dissatisfier atau faktor dasar): Pelanggan mempertimbangkan kebutuhan ini sebagai faktor dasar. Keberadaannya tidak akan meningkatkan Kano mengklasifikasikan atribut produk/jasa dalam enam kategori berdasarkan dampaknya pada kepuasan pelanggan:

9

Lou Cohen,Quality Function Deployment : How to Make QFd Work for You. (USA : Addison-Wesley Publishing Company.1995), h: 36-40

10

(39)

tingkat kepuasan pelanggan secara signifikan tetapi ketiadaannya akan

menyebabkan ketidakpuasan yang tinggi.

2. One Dimensional (O) (faktor kinerja): Faktor ini menyebabkan kepuasan jika kinerjanya tinggi dan akan menyebabkan ketidakpuasan jika kinerjanya

rendah. Atribut ini linear dan simetris karena secara tipikal berhubungan

dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Perusahaan harus mencoba

untuk bersaing disini.

3. Attractive (A) (satisfiers atau faktor ketertarikan): Kebutuhan ini menyebabkan kepuasan pelanggan jika diberikan dan tidak akan memberikan

ketidakpuasan jika tidak diberikan. Perusahaan dapat menggunakan faktor ini

untuk membedakannya dari pesaing dengan cara yang positif.

4. Indifferent (I): Pelanggan tidak peduli terhadap fitur ini.

5. Reverse (R): Pelanggan tidak menginginkan atribut produk ini dan juga berharap kebalikannya.

6. Questionable (Q): Tidak jelas apakah pelanggan mengharapkan atribut ini karena mereka memberikan respon yang tidak dapat digunakan akibat

kesalahpahaman terhadap pertanyaan pada survei atau membuat kesalahan

(40)

Sumber: Gandolfo, Dominici (2013)

Gambar 3.1. Diagram Model Kano

11

Menurut kategori Kano, tim pengembangan produk harus memahami karakteristik teknis respon mereka. Mereka harus memeriksa karakteristik respon teknis dengan meminta mereka untuk pelanggan mereka dalam bentuk survei pelanggan menggunakan kuesioner Kano. Kuesioner Kano terdiri dari dua pertanyaan kali lipat, pertanyaan fungsional dan pertanyaan disfungsional. Pertanyaan fungsional meminta sikap pelanggan jika respon teknis yang berfungsi dengan baik. Jika tidak, pertanyaan disfungsi nasional adalah pertanyaan yang menanyakan persepsi pelanggan jika respon teknis tidak bekerja atau tidak ada. Kategori respon teknis dapat ditentukan dengan mempertimbangkan kombinasi jawaban pelanggan. Keterangan dari kuesioner Kano dapat dilihat pada Tabel 3.1.

11

(41)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di RSU Kabanjahe yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat milik pemerintah. Rumah sakit ini berlokasi di Jl. Kapten Selamat Ketaren No 8 Kabanjahe, Karo.

4.2. Jenis Penelitian12

12

Sinulingga, Sukaria, Metodologi Penelitian.( Medan : USU Press, 2013). Hal. 31-32

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang berbentuk

survey research. Penelitian deskriptif survey research yaitu penyelidikan yang bertujuan memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual untuk mendapatkan kebenaran. Penelitian ini mnggunakan kuesioner yang diisi oleh para responden dari objek penelitian yang yang ditetapkan dengan metode tertentu.

(42)

Objek penelitian yang diamati adalah inkubator bayi pada bagian anak di RSU Kabanjahe yang digunakan oleh bayi yang terlahir prematur. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan perbaikan dan peningkatan fungsi inkubator bayi.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen

a. Dimensi

b. Jarak lantai – dasar compartment

c. Bahan

d. Fungsi Tambahan

e. Ukuran Lubang Pintu

f. Harga

g. Posisi Controller

h. Karakteristik Teknis

2. Variabel Dependen a. Kategori Kano b. Karakteristik Desain c. Part Kritis

d. Alternatif Rancangan Produk

4.5. Kerangka Konseptual

(43)

konseptual inilah yang merupakan landasan awal dalam melaksanakan penelitian. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Alternatif

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual

4.6 Definisi Variabel Operasional

Berdasarkan variabel-variabel operasional diatas, maka ditentukan definisi operasional dari variabel-variabel terkait. Variabel operasional yang terkait dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Variabel Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur

- Posisi Controller

Atribut produk yaitu daftar kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap atribut produk

infant incubator.

- Kuesioner

- Wawancara dengan

(44)

Tabel 4.1. Variabel Operasional (Lanjutan)

No Variabel Definisi Alat Ukur

2 Karateristik Teknis Respon teknis yang dilaksanakan perusahaan atas bentuk spesifikasi produk infant incubator

- Kuesioner Karakteristik Teknis

3 Karakteristik Desain Karakteristik desain yaitu daftar kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap proses produksi produk infant incubator.

- Kuesioner Terbuka - Kuesioner Tertutup

4 Must Be Konsumen menjadi tidak puas apabila kinerja dari

atribut yangbersangkutan rendah. Tetapi kepuasan konsumen tidak akan meningkatjauh diatas netral meskipun kinerja dari atribut tersebut tinggi.

- Kuesioner Kano

5 One Dimensional Tingkat kepuasan konsumen berhubungan linear dengan kinerja atribut, sehingga kinerja atribut yang tinggi akan mengakibatkan tingginya kepuasan konsumen pula.

- Kuesioner Kano

6 Attractive Tingkat kepuasan konsumen akan meningkat

sampai tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut.

- Kuesioner Kano

7 Indifferent Kepuasan konsumen tidak dipengaruhi oleh sifat

produk yang fungsional atau tidak fungsional.

(45)

Tabel 4.1. Variabel Operasional (Lanjutan)

No Variabel Definisi Alat Ukur

8 Reverse Penetapan dari perusahaan terbalik dengan apa

yang dirasakan oleh konsumen.

- Kuesioner Kano

9 Questionable Jawaban dari konsumen (responden) tidak jelas atau kurang sesuai dengan pertanyaan yang ada.

- Kuesioner Kano

10 Part Kritis Merupakan karakteristik part atau komponen yang paling utama dalam pembuatan produk.

- Kuesioner Part Kritis

11 Alternatif

Rancangan Produk

Rancangan perbaikan yang digunakan untuk rancangan yang lebih baik.

- Observasi - Studi Literatur

4.7. Rancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pada awal penelitian dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui keluhan konsumen, kondisi perusahaan, proses produksi, dan informasi pendukung yang diperlukan serta studi literatur tentang metode pemecahan masalah yang digunakan dan teori pendukung lainnya.

2. Tahapan selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data. 3. Data yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu:

a. Data primer berupa data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner.

(46)

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik penyebaran kuesioner kepada

responden. Kuesioner dibagikan dalam 2 tahapan, tahapan pertama merupakan

kuesioner terbuka. Kuesioner ini merupakan bentuk pertanyaan yang diajukan

kepada 35 responden tentang penilaian harapan operator infant incubator (dokter dan perawat bagian anak).

Jawaban responden yang tertuang pada kuesioner terbuka menghasilkan

beberapa modus yang menjadi pendukung atribut pertanyaan pada kuesioner

tahap kedua, yaitu kuesioner tertutup. Responden pada kuesioner tertutup ini

berjumlah 35 responden dokter dan perawat bagian anak. Penentuan jumlah

responden ini berdasarkan metode sampling yang digunakan dalam penelitian yaitu totalsampling (penelitian populasi).

5.1.1 Kuesioner Terbuka

Kuesioner terbuka berisi pertanyaan mengenai harapan konsumen

(47)

Tabel 5.1 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka

Bahan Fungsi Tambahan Ukuran Pintu

(cm) Harga (Rp) Posisi Controller

1 50 x 40 x 40 90 Kaca Plastik Outlet Oksigen 20 10.000.000 Terpisah dengan

inkubator

2 70 x 40 x 70 150 Acrylic Tempat Perlengkapan

Bayi 20 10.000.000 Di kanan inkubator

(48)

Tabel 5.1 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka (Lanjutan)

Bahan Fungsi Tambahan Ukuran Pintu

(cm) Harga (Rp) Posisi Controller

(49)

Tabel 5.1 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka (Lanjutan)

Responden

Atribut Dimensi

(cm)

Jarak Lantai - Dasar Comp

(cm)

Bahan Fungsi Tambahan Ukuran Pintu

(cm) Harga (Rp) Posisi Controller

34 60 x 30 x 100 70 Acrylic Lemari 40 10.000.000 Melekat pada infant

incubator

35 70 x 50 x 40 100 Kaca Tempat tabung oksigen 20 10.000.000 Di samping kanan atas

MODUS 70 x 50 x 40 100 Acrylic Tempat Tabung

Oksigen 15 10.000.000 Di sebelah kanan atas

(50)

5.1.2 Kuesioner Tertutup

5.1.2.1 Kuesioner Derajat Kepentingan Atribut Pertanyaan

Kuesioner derajat kepentingan atribut pertanyaan menggunakan skala

likert 1- 5. Data dari derajat kepentingan ini digunakan untuk mengetahui derajat

kepentingan antar atribut. Rekapitulasi Kuesioner Derajat Kepentingan dapat

dilihat pada Tabel 5.2.

Keterangan:

Tabel 5.2 Rekapitulasi Kuesioner Derajat Kepentingan

(51)

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

6.1 Analisis Metode Kano

6.1.1 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel yang digunakan dalam perbaikan rancangan infant incubator

pada kuesioner Kano berjumlah 7 variabel. Hasil data kuesioner Kano yang

didapat dilakukan pengujian validitas dari pertanyaan 1 hingga 7 dengan

menggunakan persamaan korelasi product moment (Pearson) yang disebarkan kepada 35 responden dokter dan perawat bagian anak. Rekapitulasi uji validitas

model kano dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Rekapitulasi Perhitungan Validitas Model Kano

Atribut Koef. Korelasi r Tabel N Keterangan

1 0.499 0.334 35 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Nilai koefisien korelasi product moment untuk semua atribut berada di atas 0,334, sehingga disimpulkan bahwa atribut pertanyaan pada kuesioner adalah

valid atau dengan kata lain terdapat konsistensi internal dalam variabel tersebut.

Nilai reliabilitas yang didapatkan adalah sebesar 0,5021. Dari tabel kritis

(52)

dinyatakan reliabel dan disimpulkan bahwa kuesioner kano dapat dipercaya

kebenaran datanya.

6.1.2 Analisis Kategori Terpilih

Berdasarkan nilai yang diberikan oleh konsumen didapatkan kategori -

kategori Kano. Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2 Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut

No Atribut Kategori Kano

1 Dimensi Infant Incubator 70 cm x 50 cm x 40 cm M 2 Jarak lantai dari dasar compartment 100 cm M 3 Bahan compartment infant incubator yaitu

Acrylic M

4 Fungsi Tambahan pada infant incubator yaitu

Tempat Tabung Oksigen A

5 Ukuran lubang pintu yaitu 15 cm A

6 Harga infant incubator Rp 10.000.000 O 7 Posisi controller pada infant incubator berada di

samping kanan atas M

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Pemetaan kategori kano menghasilkan 2 atribut yang berada pada kategori

Attractive, 1 atribut yang berada pada kategori One dimensional, dan 4 atribut yang berada pada kategori Must be. Dengan melihat kategori Kano pada tiap atribut, perusahaan dapat melakukan prioritas pengembangan produk tersebut.

Contohnya pada atribut-atribut yang masuk dalam kategori must be akan lebih baik bila tidak dikembangkan lebih lanjut dengan investasi yang tinggi. Hal ini

karena atribut tersebut memang merupakan atribut yang harus ada. 13

13

Mokh Suef. 2013.”Quality Initiatives as QFD-Kano Technical Responses: a Conceptual Model”. Proceeding of Industrial Engineering and Service Science.

Lebih baik

(53)

seharusnya memenuhi kategori attractive karena akan menciptakan kemungkinan besar untuk perbedaan, yaitu membedakan produk perusahaan dengan pihak

pesaing.

6.1.3 Analisis Kuantitatif Kano

Tujuan analisis kuantitatif kano adalah mengkuantifikasi hubungan antara

kepuasan konsumen (S) dengan pemenuhan keinginan konsumen (CR) dengan

sebuah persamaan14

. Persamaan kepuasan konsumen dan nilai kepuasan

konsumen dengan tingkat pemenuhan 1 untuk masing-masing atribut yang

diperoleh dapat dilihat pada Tabel 6.3

Tabel 6.3 Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Tiap Atribut

No Atribut Kategori

2 Jarak lantai dari dasar

compartment 100 cm M S2 = 1.294

-y2

+ 0.840 0,364

3 Bahan compartment infant

incubator yaitu Acrylic M S3 = 0.989

-y3

+ 0.583 0,219

4

Fungsi Tambahan pada infant incubator yaitu Tempat Tabung Oksigen

Posisi controller pada infant incubator berada di samping kanan atas

M S7 = 1.582e-y7 + 0.982 0,400

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Nilai kepuasan yang paling tinggi dari persamaan dengan tingkat

pemenuhan yang sama terhadap masing-masing atribut terdapat pada kategori

Kano attractive pada atribut “fungsi tambahan tempat tabung oksigen” dan yang

14

(54)

paling rendah terdapat pada kategori Kano must be pada atribut “Bahan

compartment infant incubator yaitu Acrylic

Pendekatan analisis kuantitatif kano dalam menentukan fungsi kepuasan

kepuasan konsumen menunjukkan bahwa fungsi tambahan tempat tabung oksigen

menghasilkan tingkat kepuasan yang paling tinggi yaitu 1.955 sehingga jika

atribut tersebut dipenuhi maka kepuasan konsumen akan meningkat tajam.

6.2 Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) Fase I

6.2.1 Analisis Planning Matrix15

Kategori

Total tingkat kepentingan atribut perancangan produk ditunjukkan dengan

nilai sales point, importance weightdan bobot perencanaan relatif dari suatu variabel terhadap variabel lainnya ditunjukkan oleh relative weight. Nilai dalam planning matrixdari produk infant incubator dapat dilihat pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4. Nilai Importance Weight dan Relative Weight

Atribut CI Sales

A Fungsi Tambahan pada Infant Incubator yaitu

Tempat Tabung Oksigen 4 1,5 6,504 22,63%

M Bahan compartment infant incubator yaitu

Acrylic 5 1,2 6,924 24,09%

M Posisi controller pada infant incubator berada

di samping kanan atas. 5 1 6,158 21,42%

Sumber: Hasil Pengolahan Data

15

(55)

Fungsi tambahan tempat tabung oksigen menjadi prioritas perbaikan

karena memiliki bobot terbesar yaitu 22,63% dan sales poin yang tinggi.

Penentuan karakteristik teknis merupakan salah satu tahap penting dalam

pembuatan QFD.Karakteristik teknis merupakan kemampuan teknis perusahaan

untuk memenuhi kebutuhan konsumen16

No

. Karakteristik teknisdari proses produksi

infant incubator Gea Medical YP-100 berdasarkan wawancara dengan pihak

supplier adalah sebagai berikut pada Tabel 6.5

Tabel 6.5 Karakteristik Teknis Produk Infant Incubator

Karakteristik Teknis Produk

Sumber: Hasil pengumpulan data

Karakteristik teknis diatas digunakan dalam pembangunan House of Quality (QFD Fase I).

6.2.2 Analisis Matriks Ukuran Kinerja pada QFD Fase I

Ukuran kinerja kinerja berupa tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan

perkiraan biaya ditentukan berdasarkan karakteristik teknis produk. Hasil ukuran

kinerja berupa tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya dapat

dilihat pada Gambar 6.1

16

(56)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis

yang telah dilakukan antara lain:

1. Kategori Kano terhadap 7 atribut keinginan konsumen dibagi menjadi

attractive, one dimensional dan must be. Atribut dengan kategori attractive

digunakan sebagai atribut perbaikan, yaitu fungsi tambahan adalah tempat

tabung oksigen dan ukuran lubang pintu 15 cm.

2. Karakteristik teknis yang menjadi input pada QFD Fase II adalah Ergonomy, Cost, User Friendly, Features, Safe Operation, Durability dan Aesthetics

sedangkan Part Kritis yang menjadi input pada metode Value Engineering

adalah Cabinet.

3. Pembangunan Quality Function Deployment Fase I dan Fase II menghasilkan ukuran kinerja karakteristik teknis dan part kritis yaitu tingkat kesulitan,

derajat kepentingan dan perkiraan biaya. Karakteristik teknis user friendly

dan part kritis cabinet memiliki tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya yang terbesar sehingga menjadi prioritas perbaikan.

4. Peningkatan nilai produk dengan metode Value Engineering dilakukan dengan meningkatkan fungsi dan meminimisasi biaya pada bahan penyusun

(57)

5. Perbaikan rancangan infant incubator untuk menangani keluhan dokter dan perawat dilakukan dengan memberikan fungsi tambahan tempat tabung

oksigen, mengubah ukuran lubang pintu menjadi 15 cm dan mengubah bahan

penyusun kabinet dari stainless steel menjadi kayu MDF.

7.2 Saran

Saran yang dapat diajukan setelah melakasanakan tugas sarjana yaitu :

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mencakup atribut produk infant incubator secara lebih detail agar hasil perbaikan rancangan dapat lebih maksimal.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengembangkan perbaikan

rancangan produk dengan metode yang lain sehingga hasil perbaikan dapat

dibandingkan dengan metode lain.

3. Perusahaan perlu memperhatikan karakteristik teknis dalam proses produksi

yang memperoleh nilai tingkat kepentingan paling tinggi dari QFD

4. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan ide-ide atau alternatif-alternatif pada

tahap kreatif agar didapat lebih banyak lagi sehingga memungkinkan

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Cohen, Lou. 1995.Quality Function Deployment : How to Make QFd Work for You. USA : Addison-Wesley Publishing Company.

Dominici, Gandolfo. 2013. How to Build an E-learning Product: Factors for Student/ Customer Satisfaction. Italia: Universitas Palermo.

Gea Medical. Operator’s Manual YP-100 Infant Incubator.

Ginting, Rosnani. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jaiswal, Eshan. 2012. A Case Study on Quality Function Deployment. India: Universitas Mewar.

Miles, Lawrence D. 1972.Techniques of Value Analysis and Engineering 2nd Edition. Edisi Kedua; United States of Amerika: McGraw Hill.

Nurlandi, Farida. 2010. Desain Inkubator Bayi dengan Kontrol Otomatis yang Ekonomis untuk Klinik Persalinan (Ecobator). Surabaya: ITS.

Otto, Kevin, Kristin Wood. 2001. Product Design. London: Prentice Hall.

Sharma, Amit. 2011. A Case Study Analysis Through The Implementation of Value Engineering. India: PEC University of Technology.

Sinulingga, Sukaria. 2013.Metode Penelitian. Edisi 3, Medan: USU Press.

Suef, Mokh. 2013. Quality Initiatives as QFD-Kano Technical Responses: A Conceptual Model, Proceeding of Industrial Engineering and Service Science.

World Health Organization, Medical Devices

Yuhazri. 2012. How To Measure And Identify The Ultimate Improvement Required For Customer Satisfaction. Universiti Teknikal Malaysia Melaka Malaysia

(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)

Gambar

TABEL
TABEL
Gambar 1.1. Infant Incubator Gea Medical YP-100
Tabel 1.2. Spesifikasi Produk Infant Incubator
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dengan metode QFD didapatkan tigaatribut yang berpengaruh signifikan terhadap biaya perakitan produk yang akan dijadikan sebagai fokus utama dalam perbaikan