• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) DAN TRIZ (THEORY OF INVENTIVE PROBLEM SOLVING) DALAM PERBAIKAN RANCANGAN ALAT KESEHATAN ARM SLING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) DAN TRIZ (THEORY OF INVENTIVE PROBLEM SOLVING) DALAM PERBAIKAN RANCANGAN ALAT KESEHATAN ARM SLING"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

No. Dok.: FM-GKM-S1TI-FT-6-06-07; Tgl. Efektif : 09 Juli 2018; Rev : 01; Halaman : 1 dari 1

PENERAPAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) DAN TRIZ (THEORY OF INVENTIVE PROBLEM SOLVING) DALAM PERBAIKAN RANCANGAN

ALAT KESEHATAN ARM SLING

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

LANI DIYANA ETANIYA NIM : 170403068

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A M E D A N

2 0 2 1

Universitas Sumatera Utara

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Alat kesehatan merupakan salah satu fasilitas yang membantu proses penyembuhan pasien dari suatu rumah sakit atau klinik. Beberapa pasien merasakan adanya keluhan saat menggunakan alat Arm Sling. Fungsinya adalah untuk menyangga daerah lengan serta tangan dengan upaya membatasi gerakan bahu ataupun siku pada saat proses penyembuhan pada keluhan patah tulang ataupun terkilir. Untuk mengatasi keluhan yang dirasakan oleh pasien maka dilakukan perbaikan rancangan alat dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) dan Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ).

QFD adalah metode yang digunakan untuk melakukan perencanaan maupun pengembangan produk dengan cara menentukan secara jelas keinginan serta kebutuhan pelanggan, dan kemudian mengevaluasi setiap produk atau kemampuan layanan yang diusulkan secara sistematis dalam kaitannya dengan dampaknya dalam memenuhi kebutuhan tersebut. TRIZ merupakan sebuah ilmu yang memungkinkan tidak hanya untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah kreatif di setiap bidang pengetahuan, tetapi juga untuk mengembangkan pemikiran kreatif (inventif) serta mengembangkan fitur-fitur kreatif. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa pada QFD Fase I terdapat karakteristik teknis yang paling penting adalah Convenience of Use dimana perbaikan yang dilakukan antara lain dengan memberikan tumpuan pada bahu berupa busa. Pada QFD Fase II terdapat part kritis yang paling penting adalah Kekuatan Tali dimana perbaikan yang dilakukan antara lain dengan mengganti tali menjadi bahan yang kuat dan nyaman digunakan. Sedangkan untuk Metode TRIZ didapati 2 buah kontradiksi pada part kritis yaitu Dimensi kain dengan Kompleksitas Desain.

Kata kunci : Perbaikan Rancangan Alat, Arm Sling, Quality Function Deployment (QFD), Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ)

Universitas Sumatera Utara

(7)

ABSTRACT

Medical devices are one of the facilities that help the healing process of patients from a hospital or clinic. Some patients experience complaints when using the Arm Sling tool. Its function is to support the arm and hand area by limiting the movement of the shoulder or elbow during the healing process for complaints of fractures or sprains. To overcome the complaints felt by the patients, improvements were made to the design of the tool using the Quality Function Deployment (QFD) and Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) methods.

QFD is a method used to plan and develop products by clearly determining customer wants and needs, and then evaluating each proposed product or service capability systematically in relation to its impact on meeting those needs. TRIZ is a science that allows not only to identify and solve creative problems in every field of knowledge, but also to develop creative thinking (inventive) and develop creative features. The results of the study found that in QFD Phase I, the most important technical characteristic was Convenience of Use where improvements were made, among others, by providing support on the shoulders in the form of foam. In QFD Phase II, the most important critical part is the strength of the rope where improvements were made, among others, by changing the rope to a strong and comfortable material. Meanwhile, for the TRIZ method, there are 2 contradictions in the critical part, namely fabric dimensions and design complexity.

Keywords: Improvement of Tool Design, Arm Sling, Quality Function Deployment (QFD), Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ)

Universitas Sumatera Utara

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

Tugas Sarjana merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi reguler strata satu (S-1), Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Tugas sarjana ini berjudul Penerapan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dan TRIZ (Theory Of Inventive Problem Solving) Dalam Perbaikan Rancangan Alat Kesehatan Arm Sling

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Sarjana ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik atau saran yang membangun untuk penyempurnaan Tugas Sarjana. Semoga Tugas Sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

MEDAN, JULI 2021

Universitas Sumatera Utara

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis memanjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan terimakasih kepada kedua Orang Tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis selama menempuh perkuliahan baik dari segi moril, doa, maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Dalam pelaksanaan penelitian tugas sarjana, banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT, IPM., sebagai Ketua

Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 2. Bapak Buchari, ST., M.Kes., sebagai Sekretaris Departemen Teknik Industri,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., selaku Dosen Pembimbing Tugas Sarjana yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE. dan Bapak Aulia Ishak, ST., MT., Ph.D selaku Koordinator Tugas Sarjana yang telah memberi saran dan masukan untuk Tugas Sarjana.

5. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.

Universitas Sumatera Utara

(10)

viii

6. Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis

7. Dokter Iman Dwi Winanto Sp.O.T yang telah membantu dan memberikan pengarahan serta bimbingan dalam penelitian Tugas Sarjana ini.

8. Abang Alfin Fauzi Malik, ST yang telah memberikan masukan serta saran kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana.

9. Teman-teman dalam satu tim penelitian dengan penulis yaitu Diah Sri Kemala Bellina dan Stefry yang telah memberikan saran dan motivasi dalam pengerjaan Tugas Sarjana.

10. Sahabat TAYO yaitu Agustina dan Felix Kurniawan yang telah menemani Penulis melewati masa-masa perkuliahan dan senantiasa mendukung Penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana.

11. Seluruh Rekan sahabat SETAN yaitu Agustina, Brian, Erica Luhur, Evita Dewi, Fernando, Fionna Inggrid, Felix Kurniawan, Kelvin, Stefry, Supriadi, Thomas Tanopo, Vandrick, Vinezsia Kokita dan Yence Wijaya yang telah menemani Penulis melewati masa-masa perkuliahan dan senantiasa mendukung Penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana.

12. Sahabat-sahabat APAYAHM yaitu Annisa Amelia, Assilla Sekar Cendani, Chintia Tiur, Diah Sri Kemala Bellina, Mutiara Khofifah, Nabila Safira dan Rizky Hanifah Dwi Ningrum yang telah menemani Penulis melewati masa- masa perkuliahan dan senantiasa mendukung Penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana.

Universitas Sumatera Utara

(11)

ix

13. Rekan kerja di Laboratorium Sistem Produksi yaitu Agnes Aneni, Aulia Syahda, Chalisa Humaira, Diah Sri Kemala Bellina, Jhofandy Ricky, Nicholas, Ramadhan, Stefry dan Supriadi yang telah memberi motivasi dan masukan kepada penulis selama penyelesaian Tugas Sarjana ini.

14. Teman-teman penulis di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara khususnya angkatan 2017 “ATLANTIS” yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana.

15. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Universitas Sumatera Utara

(12)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR. ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Rumusan Masalah ... I-5 1.3 Tujuan Penelitian ... I-5 1.4 Manfaat Penelitian ... I-6 1.5 Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-7 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-8

Universitas Sumatera Utara

(13)

xi

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1 Rumah Sakit XYZ ... II-1 2.2 Alat Arm Sling Pada Rumah Sakit XYZ ... II-2 III TINJAUAN PUSTAKA ... III-1 3.1. Quality Function Deployment (QFD) ... III-1 3.1.1. Struktur Quality Function Deployment (QFD) III-3 3.2. Tahap-Tahap Quality Function Deployment (QFD) ... III-5 3.2.1. Quality Function Deployment (QFD) Fase I ... III-6 3.2.2. Quality Function Deployment (QFD) Fase II ... III-11 3.3. Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) ... III-14 3.3.1. Konsep TRIZ ... III-15 3.4. Hubungan Quality Function Deployment (QFD)

dengan Theory of Inventive Problem Solving

(TRIZ) ... III-26 3.5. Kuesioner ... III-28 3.6. Teknik Sampling ... III-29 3.6.1. Probability Sampling... III-29 3.6.2. Non-Probability Sampling... III-30 3.7 Keabsahan Data ... III-31 3.7.1. Uji Validitas ... III-32

Universitas Sumatera Utara

(14)

xii

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.7.2. Uji Reliabilitas... III-33

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Jenis Penelitian ... IV-1 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... IV-1 4.3. Objek dan Subjek Penelitian ... IV-1 4.4 Variabel Penelitian ... IV-2 4.5. Kerangka Konseptual ... IV-4 4.6. Definisi Operasional ... IV-5 4.7. Rancangan Penelitian ... IV-6 4.8. Pengumpulan Data ... IV-8 4.8.1. Sumber Data ... IV-8 4.8.2. Instrumen Penelitian ... IV-9 4.8.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... IV-12 4.8.4. Metode Pengumpulan Data ... IV-13 4.9. Metode Pengolahan Data ... IV-14 4.9.1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... IV-14 4.9.2. Membangun Matriks House of Quality (HOQ)

Pada QFD Fase I ... IV-16

Universitas Sumatera Utara

(15)

xiii

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.9.3. Membangun Matriks Part Deployment Pada

QFD Fase II ... IV-17 4.9.4. Menentukan Spesific Solution dengan Metode

Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) ... IV-18 4.10. Analisis dan Pembahasan Hasil... IV-19

IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Kuesioner Terbuka ... V-1 5.1.2. Kuesioner Tertutup ... V-3 5.1.3. Desain Produk Awal... V-4 5.2. Pengolahan Data ... V-5 5.2.1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... V-5 5.2.1.1. Uji Validitas ... V-5 5.2.1.2. Uji Reliabilitas ... V-11 5.2.2. Quality Function Deployment (QFD) Fase I ... V-13

5.2.2.1. Penentuan Kebutuhan Konsumen/Customer

Requirement (CR) ... V-13 5.2.2.2. Penentuan Tingkat Kepentingan/Customer

Importance (CI) ... V-14

Universitas Sumatera Utara

(16)

xiv

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.2.3. Penentuan Planning Matrix... V-14 5.2.2.4. Penentuan Karakteristik Teknis

Terhadap Kebutuhan Konsumen ... V-19 5.2.2.5. Penentuan Hubungan Antara

Karakteristik Teknis ... V-20 5.2.2.6. Penentuan Tingkat Hubungan Antara

Karakteristik Teknis Produk Dengan

Keinginan Konsumen ... V-21 5.2.2.7. Penentuan Technical Matrix ... V-23 5.2.3. Quality Function Deployment (QFD) Fase II ... V-30

5.2.3.1. Penetapan Karakteristik Teknis Prioritas Berdasarkan Quality

Function Deployment (QFD) Fase I .... V-30 5.2.3.2. Penetapan Part Kritis ... V-30 5.2.3.3. Penetapan Hubungan antara Part

Kritis ... V-31 5.2.3.4. Penetapan Hubungan antara

Karakteristik Teknis dengan Part

Kritis ... V-32 5.2.3.5. Penentuan Technical Matrix ... V-33

Universitas Sumatera Utara

(17)

xv

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.4. Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) ... V-41 5.2.4.1. Penentuan Spesific Problem ... V-41 5.2.4.2. Penentuan General Problem ... V-42 5.2.4.3. Penentuan General Solution dengan

Website TRIZ ... V-42 5.2.4.4. Penjelasan General Solution ... V-47 5.2.4.5. Penentuan Solusi Kontradiksi Part

Kritis pada Part Deployment ... V-48

VI ANALISA DAN PEMBAHASAN ... VI-1 6.1. Analisa Data Kuesioner... VI-1 6.1.1. Uji Validitas ... VI-1 6.1.2. Uji Reliabilitas... VI-1 6.2. Analisa Quality Function Deployment (QFD) Fase I.... VI-2 6.3. Analisa Quality Function Deployment (QFD) Fase II .. VI-4 6.4. Analisa Theory of Inventif Problem Solving (TRIZ) ... VI-7

Universitas Sumatera Utara

(18)

xvi

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

(19)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN 1.1. Rekapitulasi Keluhan Pengguna Arm Sling ... I-2 2.1. Spesifikasi Alat Arm Sling RS XYZ ... II-3 3.1. The 39 Parameter of TRIZ ... III-17 3.2. The 40 Inventive Principle... III-25 4.1. Definisi Operasional Penelitian ... IV-5 5.1. Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-2 5.2. Atribut-atribut Pertanyaan Kuesioner Tertutup ... V-3 5.3. Rekapitulasi Kuesioner Tertutup ... V-4 5.4. Tabulasi Frekuensi Jawaban Responden ... V-6 5.5. Proporsi, Proporsi Kumulatif dan Nilai Z Masing-Masing

Skala ... V-7 5.6. Nilai Densitas untuk Masing-masing Nilai Z ... V-7 5.7. Nilai Scale Value untuk Masing-masing Skala ... V-8 5.8. Skala Interval dari Data Ordinal ... V-9 5.9. Perhitungan Nilai Korelasi Atribut 1 ... V-10 5.10. Hasil Perhitungan Validitas Variabel ... V-11 5.11. Perhitungan Varians Derajat Kepentingan Tiap Atribut ... V-12 5.12. Hasil Identifikasi Kebutuhan Konsumen... V-13 5.13. Tingkat Kepentingan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-14 5.14. Tingkat Kepuasan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-15

Universitas Sumatera Utara

(20)

xviii

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN 5.15. Nilai Rasio Perbaikan untuk Setiap Variabel Kebutuhan... V-16 5.16. Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-17 5.17. Hasil Perhitungan Bobot Absolut untuk Setiap Variabel ... V-18 5.18. Hasil Perhitungan Bobot Relatif untuk Setiap Variabel ... V-19 5.19. Hubungan Antar Karakteristik Teknis Alat Arm Sling ... V-23 5.20. Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesulitan Karakteristik

Teknis ... V-24 5.21. Matriks Antara Keinginan Konsumen dengan Karakteristik

Teknis Alat Arm Sling ... V-25 5.22. Rekapitulasi Perhitungan Derajat Kepentingan Karakteristik

Teknis ... V-25 5.23. Rekapitulasi Perhitungan Perkiraan Biaya Karakteristik Teknis V-26 5.24. Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan

Perkiraan Biaya ... V-27 5.25. Karakteristik Teknis Produk ... V-30 5.26. Part Kritis Alat Arm Sling ... V-31 5.27. Rekapitulasi Hubungan Antar Part Kritis Alat Arm Sling ... V-34 5.28. Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesulitan Part Kritis ... V-35 5.29. Rekapitulasi Hubungan Antar Karakteristik Teknis dan Part

Kritis Alat Arm Sling ... V-35

Universitas Sumatera Utara

(21)

xix

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN 5.30. Rekapitulasi Perhitungan Derajat Kepentingan Part Kritis ... V-36 5.31. Rekapitulasi Perhitungan Perkiraan Biaya Part Kritis ... V-37 5.32. Pengembangan Spesific Problem menjadi General Problem ... V-42 5.33. Pengembangan General Problem menjadi General Solution ... V-47 6.1. Karakteristik Teknis Alat Arm Sling ... VI-2 6.2. Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan Biaya

Karakteristik Teknis ... VI-2 6.3. Perbandingan Produk Awal dan Produk Hasil Quality Function

Deployment (QFD) Fase I ... VI-3 6.4. Part Kritis Alat Arm Sling ... VI-4 6.5. Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan Biaya

Part Kritis ... VI-4 6.6. Perbandingan Produk Awal dan Produk Hasil Quality Function

Deployment (QFD) Fase II ... VI-5 6.7. Perbandingan Produk Awal dan Produk Hasil Theory of

Inventive Problem Solving (TRIZ) ... VI-7 6.8. Perbandingan Alat Arm Sling ... VI-8

Universitas Sumatera Utara

(22)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Alat Arm Sling ... II-2 3.1. House of Quality (HoQ) ... III-3 3.2. Diagram Alir Pembangunan QFD Fase I ... III-10 3.3. Diagram Alir Pembangunan QFD Fase II ... III-13 3.4. Blok Diagram Pengolahan Data TRIZ... III-16 3.5. Fitur Peningkatan 1-20 Vs 1-13 ... III-19 3.6. Fitur Peningkatan 1-20 Vs 14-26 ... III-20 3.7. Fitur Peningkatan 1-20 Vs 27-39 ... III-21 3.8. Fitur Peningkatan 21-39 Vs 1-13 ... III-22 3.9. Fitur Peningkatan 21-39 Vs 14-26 ... III-23 3.10. Fitur Peningkatan 21-39 Vs 27-39 ... III-24 3.11. Hubungan antara Quality Function Deployment (QFD) dan

Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) ... III-27 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-4 4.2. Langkah-Langkah Rancangan Penelitian ... IV-7 4.3. Diagram Alir Pembuatan Kuesioner Terbuka ... IV-10 4.4. Diagram Alir Pembuatan Kuesioner Tertutup ... IV-11 4.5. Diagram Alir Pembangunan Matriks House of Quality (HoQ) ... IV-16 4.6. Diagram Alir Pembangunan Matriks Part Deployment ... IV-17 4.7. Diagram Alir Penentuan Spesific Solution... IV-19

Universitas Sumatera Utara

(23)

xxi

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.1. Alat Arm Sling ... V-4 5.2. Hubungan Antar Karakteristik Teknis Alat Arm Sling ... V-21 5.3. Matriks Antara Keinginan Konsumen dengan Karakteristik

Teknis Alat Arm Sling... V-22 5.4. House of Quality (HoQ) pada Quality Function Deployment

(QFD) Fase I Alat Arm Sling ... V-28 5.5. Tumpuan Bahu ... V-29 5.6. Hubungan Part Kritis Alat Arm Sling... V-32 5.7. Hubungan Antara Part Kritis dan Karakteristik Teknis Alat Arm

Sling ... V-33 5.8. Part Deployment pada Quality Function Deployment (QFD)

Fase II Alat Arm Sling ... V-38 5.9. Tali Arm Sling ... V-39 5.10. Gesper ... V-40 5.11. Buckle... V-40 5.12. Tampilan Link Website ... V-43 5.13. Tampilan Website ... V-43 5.14. Tampilan Input Feature To Improve ... V-44 5.15. Tampilan Input Feature To Preserve... V-44 5.16. Tampilan Solusi-Solusi ... V-45

Universitas Sumatera Utara

(24)

xxii

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.17. Tampilan Solusi Segmentation ... V-45 5.18. Tampilan Solusi Asymmetry ... V-46 5.19. Tampilan Solusi Dynamics ... V-46 5.20. Tampilan Solusi Pneumatics and Hydraulics ... V-46 5.21. Rancangan Akhir Alat Arm Sling ... V-48

Universitas Sumatera Utara

(25)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

L-1 Kuesioner Terbuka L-2 Kuesioner Tertutup

L-3 Kuesioner Penentuan Karakteristik Teknis

L-4 Kuesioner Penentuan Hubungan antara Karakteristik Teknis

L-5 Kuesioner Penentuan Hubungan antara Karakteristik Teknis dan Keinginan Konsumen

L-6 Kuesioner Penentuan Part Kritis

L-7 Kuesioner Penentuan Hubungan antara Part Kritis

L-8 Kuesioner Penentuan Hubungan antara Part Kritis dan Karakteristik Teknis

L-9 Tabel r

L-10 Gambar Teknik Busa L-11 Gambar Teknik Tali L-12 Gambar Teknik Gesper L-13 Gambar Teknik Buckle L-14 Gambar Teknik Arm Sling L-15 Surat Permohonan Tugas Sarjana L-16 Formulir Penetapan Tugas Sarjana L-17 Surat Keputusan Tugas Sarjana L-18 Ethical Clearance

L-19 Lembar Asistensi Tugas Sarjana Dosen Pembimbing

Universitas Sumatera Utara

(26)

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Alat kesehatan merupakan salah satu fasilitas yang membantu proses penyembuhan pasien dari suatu rumah sakit atau klinik. Rumah sakit XYZ merupakan salah satu rumah sakit yang berfokus pada bidang Ortopedi, bedah Urologi, bedah Plastik dan bedah Digestif. Rumah sakit XYZ dipilih menjadi tempat penelitian dikarenakan rumah sakit tersebut merupakan salah satu rumah sakit yang memberikan pelayanan dalam bidang Ortopedi serta menunjang beberapa fasilitas berupa alat kesehatan salah satunya adalah alat Arm Sling.

Beberapa pasien yang menggunakan alat Arm Sling pada Rumah sakit XYZ merasakan adanya keluhan saat menggunakan alat Arm Sling kemudian keluhan tersebut disampaikan oleh pasien kepada dokter Ortopedi sehingga perlu dilakukannya perbaikan untuk alat Arm Sling.

Alat Arm Sling merupakan alat kesehatan yang berfungsi untuk menyangga daerah lengan serta tangan dengan upaya membatasi gerakan bahu ataupun siku pada saat proses penyembuhan pada keluhan patah tulang ataupun terkilir.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu dokter Ortopedi melalui Google Form didapatkan beberapa keluhan. Keluhan yang dirasakan oleh pasien saat penggunaan alat Arm Sling dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Universitas Sumatera Utara

(27)

I-2

Tabel 1.1. Rekapitulasi Keluhan Penggunaan Arm Sling

No Keluhan Pasien

1 Lecet pada bagian Bahu

2 Tali penyangga kurang kuat sehingga gampang kendor

3 Perekat antara tali penyangga dengan kain pembungkus gampang terlepas

Sumber : Pengumpulan Data

Kesimpulan dari hasil wawancara didapatkan bahwa adanya keluhan yang dialami oleh pasien yaitu lecet pada bagian bahu dikarenakan pada alat arm sling tidak memiliki tumpuan bahu, tali penyangga yang gampang kendor dikarenakan bahan tali adalah polyester dan perekat antara tali penyangga gampang terlepas dikarenakan jenis perekat yang digunakan adalah velco strap. Keluhan tersebut yang akan menjadi fokus perbaikan pada penelitian ini.

1Pada penelitian yang berjudul “Effect of Arm Swaying from Wearing a Self-Applied Arm Sling with A Loop on Walking and Other Mobility Skills”

menyatakan kelemahan dari Arm Sling antara lain adalah menimbulkan ketidaknyamanan saat berjalan.

Perbaikan perancangan diterapkan pada produk yang sudah ada dan dapat diterima untuk beberapa kriteria dan dibutuhkan solusi baru, yang dikembangkan melalui beberapa pendekatan. Pada perbaikan rancangan alat Arm Sling peneliti menggunakan pendekatan metode Quality Function Deployment (QFD) dan Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ).

1 Kakae, Shiori dkk. 2020. Effect of Arm Swaying from Wearing a Self-Applied Arm Sling with A IILoop on Walking and Other Mobility Skills. The Journal of Physical Therapy Science, 32(10)

Universitas Sumatera Utara

(28)

I-3

2Fokus utama dari Quality Function Deployment (QFD) antara lain yaitu melibatkan pelanggan pada proses pengembangan produk sedini mungkin, dengan tujuan agar kebutuhan dan keinginan pelanggan dijadikan sebagai titik awal (starting point) dari proses Quality Function Deployment (QFD). Metode Quality Function Deployment (QFD) didefinisikan sebagai suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk menentukan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu Quality Function Deployment (QFD) disebut sebagai voice of customer.

3Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) merupakan sebuah ilmu yang memungkinkan tidak hanya untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah kreatif di setiap bidang pengetahuan, tetapi juga untuk mengembangkan pemikiran kreatif (inventif) serta mengembangkan fitur-fitur kreatif.

4Penelitian perbaikan rancangan dengan menggunakan konsep yang sama dapat dilihat pada penelitian yang berjudul “The Improvement of Thresher Design by Using The Integration of TRIZ and QFD Approach”. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan rancangan perbaikan desain mesin perontok dengan metode QFD dan TRIZ. Dari kombinasi kedua metode tersebut dihasilkan konseptual mesin perontok yang sesuai dengan preferensi dari pelanggan. Modifikasi desain produk dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Pada mesin rancangan yang baru diberikan roda untuk memudahkan mobilisasi, menggunakan gigi perontok tipe sekrup dengan baut dan meja pada mesin dirancang sesuai dengan antropometri demi meningkatkan kenyamanan terhadap operator.

2 Ginting, Rosnani. 2016. Quality Function Deployment. Usu Press. Hal. 2.

3IPetrov, Vladimir. 2019. TRIZ Theory of Inventive Problem Solving. Spinger International Publishing. Hal. 13.

4 Tri Putri, Nilda dkk. 2018. The Improvement of Thresher Design by Using The Integration of jiTRIZ and QFD Approach. International Journal Productivity and Quality Management, 25(4)

Universitas Sumatera Utara

(29)

I-4

5Penelitian perbaikan rancangan dengan menggunakan konsep yang sama juga dapat dilihat pada penelitian yang berjudul “Innovation Design Driven by QFD and TRIZ to Develop New Urban Transportation Means”. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan rancangan perbaikan desain mesin hoverboard dengan metode QFD dan TRIZ. Analisis QFD dapat menunjukkan karakteristik teknis yang harus dimiliki oleh mesin hoverboard sedangkan analisis TRIZ dapat memberikan saran yang inovatif dan sesuai dengan harapan pelanggan.

6Pada jurnal yang berjudul “Penyusunan Kebutuhan Perancangan Mesin Hemodialisis Menggunakan Kansei Engineering Serta Aplikasi QFD dan TRIZ”

disebutkan bahwa Quality Function Deployment (QFD) dirancang untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan kualitas produk dan jasa. Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) adalah metode untuk menangani masalah khusus atau penghalang dalam melakukan inovasi. Masalah tersebut adalah kontradiksi baik fisik maupun teknis. Kontradiksi fisik membawa kepada empat pemisahan Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ), sementara kontradiksi teknis membawa kepada 40 prinsip inventif. Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) digunakan untuk menyelesaikan kontradiksi pada respon teknis. Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) merupakan alat pemecah masalah, analisis dan peramalan yang berasal dari studi tentang pola-pola penemuan dalam literatur paten global.

5 Donnici, Giampiero. 2019. Innovation Design Driven by QFD and TRIZ to Develop New Urban ii Transportation Means. Australian Journal of Mechanical Engineering, 25(4)

6 Khawarita, Rosnani, dan Ikhsan. 2017. Penyusunan Kebutuhan Perancangan Mesin Hemodialisis Menggunakan Kansei Engineering serta Aplikasi QFD dan TRIZ. Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik : Universitas Sumatera Utara, Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

(30)

I-5

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini antaralain adanya keluhan pasien terhadap penggunaan alat Arm Sling berdasarkan hasil wawancara yang telah dijabarkan pada latar belakang. Berdasarkan masalah tersebut maka akan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) dan Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ).

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini terbagia atas dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum penelitian tugas akhir ini adalah untuk memberikan solusi bagi keluhan pengguna dan melakukan perbaikan rancangan alat Arm Sling menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) dan Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) sesuai dengan keinginan konsumen.

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah:

1. Mengidentifikasi karakteristik teknik terhadap alat Arm Sling dengan menggunakan metode Quality Function Deployment fase I.

2. Mengidentifikasi part kritis dari alat Arm Sling dengan menggunakan metode Quality Function Deployment fase II.

3. Menyelesaikan kontradiksi dari part kritis untuk menghasilkan perbaikan alat Arm Sling dengan menggunakan Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ).

Universitas Sumatera Utara

(31)

I-6

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah alat kesehatan Arm Sling. Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk memproduksi alat Arm Sling dengan fitur yang lebih baik sesuai dengan keinginan konsumen.

2. Bagi Kasanah Pengetahuan Ilmiah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi perbandingan dengan teori-teori lainnya serta pengaplikasiannya dalam dunia nyata. Selain itu penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi bahan yang dapat membantu untuk penelitian selanjutnya terutama dalam aplikasi perbaikan perancangan produk

3. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dan meningkatkan kemampuan untuk menerapkan teori ilmiah yang telah dipelajari semasa kuliah dengan tujuan untuk mencari serta memberikan solusi untuk permasalahan- permasalahan yang terjadi dalam hal penerapan metode Quality Function Deployment (QFD) dan Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) guna memenuhi keinginan konsumen.

Universitas Sumatera Utara

(32)

I-7

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian dilakukan pada RS. XYZ untuk desain alat Arm Sling.

2. Pasien Ortopedi dan dokter Ortopedi adalah responden yang menggunakan alat Arm Sling.

3. Alat Arm Sling yang diteliti merupakan ukuran S

4. Langkah-langkah pengolahan data menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) dibatasi sampai fase II

5. Analisis rancangan alat Arm Sling menggunakan Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) untuk menyelesaikan kontradiksi pada part kritis

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Responden kuesioner terbuka dan tertutup merupakan pasien yang sedang mengalami cedera lengan dan menggunakan alat Arm Sling

2. Responden kuesioner karakteristik teknis dan part kritis merupakan dokter spesialis Ortopedi dan berpengalaman karena telah memiliki beberapa pasien cedera lengan yang menggunakan Arm Sling

3. Atribut yang digunakan berdasarkan teori Kevin Otto dan Kristin Wood 4. Atribut pertanyaan pada kuesioner hanya terbatas pada atribut yang diteliti 5. Pada saat pengisian kuisioner, responden tidak dipengaruhi.

Universitas Sumatera Utara

(33)

II-1

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Rumah Sakit XYZ

Rumah Sakit XYZ berada di Kota Medan, Sumatera Utara. Rumah Sakit XYZ berdiri sejak tahun 2011.

Pada Rumah Sakit XYZ memberikan beberapa pelayanan. Pelayanan diantaranya adalah :

1. Poliklinik Orthopaedic & Traumatologi 2. Poliklinik Tulang Belakang (Spine)

3. Poliklinik Sendi Panggul dan Sendi Lutut (Hipe & Knee) 4. Poliklinik Ginjal dan Saluran Kemih (Urologi)

5. Poliklinik Bedah Hati dan Saluran Cerna (Digestive) 6. Poliklinik Bedah Tumor (Onkologi)

7. Poliklinik Bedah Anak

Terdapat beberapa pasien Ortopaedi pada Rumah Sakit XYZ yang menggunakan alat Arm Sling untuk menyangga daerah lengan serta tangan dengan upaya membatasi gerakan bahu ataupun siku pada saat proses penyembuhan pada keluhan patah tulang ataupun terkilir.

Universitas Sumatera Utara

(34)

II-2

2.2. Alat Arm Sling Pada Rumah sakit XYZ

Alat Arm Sling yang digunakan para pasien dapat dilihat pada gambar berikut

Sumber: Pengumpulan Data

Gambar 2.1. Alat Arm Sling

Tata cara penggunaan alat Arm Sling yang adalah sebagai berikut

1. Tekuk area lengan yang cedera dan tahan posisi tersebut di depan tubuh.

Posisikan jempol menghadap ke arah atas

2. Masukkan lengan yang cedera kedalam arm sling 3. Lingkarkan tali pengikat arm sling mengelilingi leher 4. Masukkan perekat untuk mengencangkan arm sling

5. Sesuaikan ketinggian dengan arm sling dengan tinggi lengan

15,2 cm

Universitas Sumatera Utara

(35)

II-3

Spesifikasi alat Arm Sling yang digunakan pasien adalah dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Spesifikasi Alat Arm Sling RS XYZ

Gambar Spesifikasi

1. Kain Pembungkus - Bahan Katun

- Dimensi panjang 25,4 cm - Dimensi tinggi 15,2 cm 2. Tali

- Jenis tali Polyester - Dimensi panjang 85 cm - Dimensi lebar 3 cm - Dimensi tebal 0,1 cm 3. Jenis Pengencang

- Jenis Rectangle Ring Strap - Bahan besi

- Dimensi panjang 4 cm - Dimensi lebar 2 cm - Dimensi tebal 0,3 cm 4. Jenis Pengait

- Jenis Velco Strap - Bahan kain

- Dimensi panjang 7,5 cm - Dimensi lebar 3cm - Dimensi tebal 0,4 cm

Sumber: Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara

(36)

III-1

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Quality Function Deployment (QFD)

1Quality Function Deployment (QFD) adalah metode yang digunakan untuk melakukan perencanaan maupun pengembangan produk dengan cara menentukan secara jelas keinginan serta kebutuhan pelanggan, dan kemudian mengevaluasi setiap produk atau kemampuan layanan yang diusulkan secara sistematis dalam kaitannya dengan dampaknya dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

2Pada tahun 1972, Quality Function Deployment (QFD) pertama kali dikembangkan oleh Mitsubishi’s Shipyard di Kobe, Jepang. Inti dari Quality Function Deployment (QFD) antara lain adalah menghubungkan apa keinginan pelanggan dengan bagaimana suatu produk akan didesain dan akan diproduksi agar memenuhi keinginan pelanggan tersebut.

Quality Function Deployment (QFD) memiliki fokus utama yaitu dengan sedini mungkin melibatkan pelanggan, dengan melibatkan pelanggan sedini mungkin dapat membantu proses pengembangan produk lebih baik dikarenakan kebutuhan dan keinginan mereka dapat dijadikan sebagai titik awal (starting point) dari proses Quality Function Deployment (QFD)

1 Ficalora, J.P., 2009. Quality function deployment and six sigma: A QFD handbook. Pearson ssEducation. Hal 4.

2lGinting, Rosnani. 2016. Quality Function Deployment. USU Press. Hal 1-2

Universitas Sumatera Utara

(37)

III-2

3Tujuan utama dari Quality Function Deployment (QFD) adalah untuk memastikan bahwa suara pelanggan (Voice Of Customer) sepenuhnya dipahami serta digabungkan selama proses desain dan pengembangan dari suatu produk atau layanan. Voice Of Customer terdiri dari bagaimana suatu proses harus dilakukan seperti yang didefinisikan oleh pelanggan. Quality Function Deployment (QFD) membantu organisasi untuk memahami secara baik hal tersebut untuk memuaskan pelanggan saat ini, apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan di masa depan untuk produk atau layanan baru.

4Manfaat utama dari Quality Function Deployment (QFD) antara lain : 1. Memenuhi keperluan pelanggan dengan cara fokus pada rancangan produk dan

jasa baru. Memastikan bahwa kebutuhan pelanggan dipahami dan proses desain didorong oleh kebutuhan pelanggan yang objektif dari teknologi

2. Melaksanakan analisis kinerja produk utama dari perusahaan guna memenuhi kebutuhan para pelanggan utama

3. Melaksanakan pengurangan perubahan desain setelah dikeluarkan dengan memastikan upaya yang difokuskan pada tahap perencanaan

4. Menyediakan cara untuk membuat dokumentasi proses dan menyediakan suatu dasar yang kukuh untuk mengambil keputusan rancangan.

5. Mengutamakan kegiatan-kegiatan desain guna memastikan proses desain dipusatkan pada kebutuhan pelanggan

3iDuffy, G.L., Moran, J.W. and Riley, W., 2010. Quality Function Deployment and Lean Six

aiSigma Applications in Public Health. Quality Press. Hal. 20

4iGinting, Rosnani. 2009. Perancangan Produk. Graha Ilmu. Hal 136-137

Universitas Sumatera Utara

(38)

III-3

6. Melaksanakan fokus pada upaya perancangan guna mengurangi lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan daur rancangan secara keseluruhan sehingga dapat mengurangi waktu untuk memasarkan prosuk-produk baru

7. Mendorong terciptanya kerja tim dalam menangani segala rintangan antar bagian dengan melibatkan pemasaran, rekayasa teknik dan pabrikasi sejak awal proyek

3.1.1. Struktur Quality Function Deployment (QFD)

5Penerapan metodologi Quality Function Deployment (QFD) dalam proses perancangan produk/jasa diawali dengan pembentukan matriks perencanaan produk/jasa atau disebut dengan House of Quality. Bagan House of Quality dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Sumber : Ginting, Rosnani. 2016. Quality Function Deployment

Gambar 3.1. House of Quality (HoQ)

5 Op. Cit. Quality Function Deployment. Hal. 2-3.

Universitas Sumatera Utara

(39)

III-4

6House of Quality merupakan bagan yang menampilkan kebutuhan serta keinginan pelanggan dan respon teknis dari tim pengembang untuk memenuhi hal tersebut. Bagan ini terdiri dari beberapa bagian yang bergantung bersama dalam berbagai cara dan masing-masing berisi informasi yang berkaitan satu sama lain.

7Bagian A : Ruang pertama dari House of Quality yang akan dibangun adalah kebutuhan dan keinginan pelanggan (customer needs and benefits).

Kebutuhan dan keinginan pelanggan biasanya berasal dari kata-kata pelanggan yang didapatkan dari beberapa metode berupa interview. Setelah semua kebutuhan dan keinginan pelanggan dikumpulkan maka akan dikembangkan menjadi hierarki melalui proses Diagram Afinitas. Susunan dimulai dari tingkat kebutuhan paling rendah hingga tingkat yang paling tinggi.

Bagian B : Ruang kedua dari House of Quality adalah Planning Matrix.

Planning Matrix dapat melakukan penetapan sasaran produk berdasarkan interpretasi data riset pasar. Tujuannya adalah untuk menggabungkan prioritas bisnis dengan prioritas pelanggan. Oleh karena itu langkah ini sangat penting dalam perancangan produk.

Bagian C : Ruang ketiga dari House of Quality adalah technical response.

Technical response dapat dianggap sebagai sekumpulan produk atau persyaratan proses. Berbagai jenis informasi dapat ditempatkan dalam bagian ini. Alternatif yang paling umum adalah :

1. Persyaratan dari sebuah produk atau sebuah layanan jasa

2. Fitur dan kemampuan dari sebuah produk atau sebuah layanan jasa

6 Op. Cit. Quality function deployment and six sigma: A QFD handbook. Hal. 4.

7 Ibid. Hal. 114-118.

Universitas Sumatera Utara

(40)

III-5

Bagian D : Ruang keempat dari House of Quality adalah relationships, Bagian ini merupakan ruang terbesar dari matriks dikarenakan mewakili volume terbesar dari pekerjaan. Bagian ini menggunakan Matriks Prioritas.

8Bagian E : Ruang kelima House of Quality adalah technical correlations, matriks yang bentuknya menyerupai atap (roof). Matriks ini digunakan untuk membantu tim Quality Function Deployment (QFD) dalam menentukan desain yang mengalami bottleneck dan menentukan kunci komunikasi di antara para desainer.

Bagian F : Ruang keenam ini berisi tiga jenis data yaitu:

1. Technical response priorities, urutan tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis.

2. Competitive technical benchmark, informasi hasil perbandingan kinerja persyaratan teknis produk yang dihasilkan dari perusahaan terhadap kinerja produk pesaing.

3. Target technical, target kinerja persyaratan teknis untuk produk atau jasa baru yang akan dikembangkan.

3.2. Tahap – Tahap Quality Function Deployment (QFD) 9

Pengunaan Quality Function Deployment (QFD) pada proses perancangan produk akan membantu perusahaan dalam memperoleh keunggulan kompetitif dan atribut kualitas yang mampu meningkatkan kepuasan pelanggan.

8 Op. Cit. Quality Function Deployment. Hal. 4.

9 Ibid. Hal. 5-6.

Universitas Sumatera Utara

(41)

III-6

Penerapan Quality Function Deployment (QFD) dalam proses perancangan produk secara lengkap dan detail terdiri dari empat tahapan, yang masing-masing tahapan akan membentuk matriks House of Quality (HOQ), yang mana output dari setiap tahap akan menjadi input untuk tajap berikutnya.

Keempat tahapan Quality Function Deployment (QFD) tersebut adalah : 1. Tahap Perencanaan Produk (Product Design)

Merupakan Fase I yaitu menterjemahkan kebutuhan-kebutuhan pelanggan kedalam kebutuhan-kebutuhan teknis (Technical Requirement)

2. Tahap Perencanaan Komponen (Part Deployment)

Merupakan Fase II yaitu menterjemahkan kebutuhan-kebutuhan teknis kedalam karakteristik komponen

3. Tahap Perencanaan (Process Planning)

Merupakan Fase III yaitu mengidentifikasi langkah-langkah proses dan parameter serta menterjemahkannya kedalam karakteristik proses

4. Tahap Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Production Planning Control) Merupakan Fase IV yaitu menetapkan atau menentukan metode-metode pengendalian untuk mengendalikan karakteristik proses.

3.2.1. Quality Function Deployment (QFD) Fase I10

Quality Function Deployment (QFD) pada fase I adalah membuat House of Quality (HoQ). Langkah-langkah Quality Function Deployment (QFD) Fase I yaitu sebagai berikut :

10 Ginting, Rosnani. 2018. Perencanaan dan Pengembangan Produk. USU Press. Hal. 72-84.

Universitas Sumatera Utara

(42)

III-7

1. Penentuan Customer Requirement (CR)

Penentuan customer requirement dilakukan melalui survey dengan menggunakan kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup.

2. Menentukan Tingkat Kepentingan/Customer Improvement (CI)

Penentuan tingkat kepentingan konsumen digunakan untuk mengetahui sejauh mana konsumen memberikan penilaian atau harapan dari kebutuhan konsumen yang ada. Penilaian tingkat kepentingan terhadap variabel kebutuhan konsumen diperoleh berdasarkan nilai modus pada kuesioner tertutup.

3. Menentukan Karakteristik Produk

Penentuan karakteristik produk dilakukan dengan cara berdiskusi dan melakukan wawancara dengan pihak perusahaan.

4. Menetapkan Hubungan antara Karakteristik Teknis

Penentuan hubungan antara masing-masing karakteristik teknis yang ada dilaksanakan dengan menganalisis apakah antara karakteristik teknis tersebut terdapat hubungan yang saling mendukung (positif) atau bertolak belakang (negatif). Tingkat hubungan antara masing-masing karakteristik teknis yang ada digambarkan dengan menggunakan simbol :

: Tingkat hubungan positif kuat : Tingkat hubungan positif sedang O : Tidak ada hubungan

∆ : Tingkat hubungan negatif sedang

▲ : Tingkat hubungan negatif kuat

Universitas Sumatera Utara

(43)

III-8

5. Menetapkan Tingkat Hubungan antara Karakteristik Teknis Produk dengan Keinginan Konsumen

Relation Matrix dilaksanakan untuk mengetahui tingkat hubungan antara keinginan konsumen dan karakteristik teknis produk. Penetapan tingkat hubungan antara karakteristik teknis produk dengan keinginan konsumen dilakukan dengan cara berdiskusi dan melakukan wawancara dengan pihak perusahaan. Tingkat hubungan dimulai dari skala kuat, sedang, lemah dan tidak berhubungan sama sekali. Penilaian yang diberikan berdasarkan aturan :

- Nilai 9 : Menunjukkan hubungan yang kuat - Nilai 3 : Menunjukkan hubungan yang sedang - Nilai 1 : Menunjukkan hubungan yang lemah

- Nilai 0 : Menunjukkan tidak ada hubungan sama sekali 6. Penentuan Planning Matrix

Penentuan Planning Matrix dilakukan dengan melihat nilai kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut pelayanan yang diberikan. Penyusunan Planning Matrix ini dilakukan untuk mendapatkan urutan atau prioritas variabel kebutuhan konsumen yang akan diusahan dipenuhi oleh pihak perusahaan. Matriks perencanaan ini merupakan hasil kalkulasi dari beberapa jenis data dan oleh karena itu dalam penyusunan matriks ini diperlukan beberapa tahapan yaitu :

a. Pengukuran Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap Produk

Weighted Average Performance =∑[(Number of Respondents at Performance Value i)i]

(Total number of Respondents)

Universitas Sumatera Utara

(44)

III-9

b. Menghitung nilai rasio perbaikan (Improvement ratio) untuk setiap variabel tingkat kepentingan (harapan)

Improvement Ratio = Goal

Current Statisfaction Performance c. Menetapkan “sales point” untuk setiap variabel kebutuhan

Tahapan ini akan didapatkan nilai jual (sales point) dari variabel produk untuk masa mendatang yang diharapkan akan meningkatkan kepuasan konsumen untuk menjadi faktor dalam persaingannya. Diperlukan suatu skala prioritas yang biasanya menggunakan 3 nilai skala yakni :

- Skala 1,0 : Tidak terlalu berpengaruh bagi peningkatan keuntungan perusahaan

- Skala 1,2 : Berpengaruh bagi peningkatan keuntungan perusahaan - Skala 1,5 : Sangat berpengaruh bagi peningkatan keuntungan

perusahaan

d. Menghitung bobot perencanaan (absolut) untuk setiap variabel

Bobot absolut = tingkat kepentingan x rasio perbaikan x sales point e. Menghitung bobot perencanaan relatif untuk setiap variabel

Bobot relatif =Bobot absolut variabel kebutuhan

total bobot absolut kebutuhan x 100%

7. Penentuan Technical Matrix

Penentuan Technical Matrix dilakukan berdasarkan ukuran kinerja dari HoQ yang terdiri dari 3 aspek yaitu tingkat kesulitan, tingkat kepentingan dan perkiraan biaya

Universitas Sumatera Utara

(45)

III-10

a. Penentuan Tingkat Kesulitan

Tingkat Kesulitan = Bobot Karakteristik Teknis

Total bobot Karakteristik Teknisx 100%

b. Penentuan Derajat Kepentingan

Derajat Kepentingan =Bobot Tiap Karakteristik Teknis dengan Atribut

Total bobot Karakteristik Teknis dengan Atributx 100%

c. Perkiraan Biaya

Tingkat Kesulitan =Tingkat Kesulitan Karakteristik Teknis

Total Tingkat Kesulitan x 100%

Data yang telah didapatkan pada langkah-langkah sebelumnya, selanjutnya dibuat matriks House of Quality (HoQ). Langkah-langkah pengolahan data Quality Function Deployment (QFD) Fase I dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Identifikasi Kebutuhan Responden

Penentuan Tingkat Kepentingan

Menetapkan Karakteristik Teknis Produk

Menetapkan Hubungan antara Karakteristik Produk

Menetapkan Tingkat Hubungan antara Karakteristik Teknis Produk dengan Kebutuhan Responden

Menyusun Matriks Perencanaan/Planning Matrix

Membangun Matriks House of Quality Produk

Menentukan Prioritas Karakteristik Teknis

Sumber: Ginting, Rosnani.2018.Perancangan dan Pengembangan Produk

Gambar 3.2. Diagram Alir Pembangunan QFD Fase I

Universitas Sumatera Utara

(46)

IV-1

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian1

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif (descriptive research). Berdasarkan metode, penelitian ini merupakan penelitian survei (survey research). Metode survei pada umumnya menggunakan instrumen kuesioner (questionnaire) yang diisi oleh para responden dari objek penelitian yang telah ditetapkan dengan metode tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk merancangan perbaikan dari alat Arm Sling.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit XYZ yang berada di Kota Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan April 2021 hingga Juli 2021

4.3. Objek dan Subjek Penelitian

Objek pada penelitian ini merupakan alat Arm Sling di Rumah Sakit XYZ dengan subjek penelitian adalah pasien serta dokter Ortopedi. Penelitian ini dilakukan untuk merancangan perbaikan dari alat Arm Sling.

1 Sinulingga, Sukaria. 2018. Metode Penelitian Edisi 3. USU Press. Hal. 31-32.

Universitas Sumatera Utara

(47)

IV-2

4.4. Variabel Penelitian2

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen

Variabel independen yang dikenal sebagai variabel prediktor (predictor variable) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun secara negatif. Variabel independen dalam penelitian ini antara lain adalah :

a. Pengukuran Dimensi (Kevin Otto & Kristin Wood, 2001)

Pengukuran dimensi dilakukan untuk mengetahui dan mengukur ukuran serta bentuk sesuatu.

b. Maksimum, minimum, dan rata-rata ketebalan bahan (Kevin Otto & Kristin Wood, 2001)

Maksimum minimum dan rata-rata ketebalan bahan merupakan dimensi dari bahan yang digunakan

c. Bahan (Kevin Otto & Kristin Wood, 2001)

Bahan merupakan materi ataupun komponen fisik dari sesuatu yang dibuat atau dapat dibuat

d. Warna (Kevin Otto & Kristin Wood, 2001)

Warna merupakan tampilan yang disebabkan oleh perbedaan kualitas cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan

2 Ibid. Hal.85.

Universitas Sumatera Utara

(48)

IV-3

e. Fungsi Tambahan (Kevin Otto & Kristin Wood, 2001)

Fungsi tambahan merupakan fungsi yang ditambah dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen

2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang dikenal sebagai variabel kriteria (criterion variable) merupakan variabel yang nilai atau valuenya dipengaruhi atau ditentukan oleh nilai variabel lain. Varial dependen dalam penelitian ini antara lain adalah : a. Karakteristik Teknis (Joseph dan Lou Cohen, 2009)

Karakteristik teknis merupakan karakteristik yang memenuhi persyaratan dalam perbaikan rancangan produk.

b. Part Kritis (Joseph dan Lou Cohen, 2009)

Part kritis merupakan karakteristik part atau komponen yang paling utama dalam perbaikan rancangan produk.

c. Perbaikan Rancangan Alat Arm Sling

Perbaikan rancangan alat Arm Sling merupakan hasil perbaikan dengan penyelesaian antara kontradiksi yang ditemukan sehingga dapat menghasilkan rancangan sesuai dengan keinginan konsumen.

Universitas Sumatera Utara

(49)

IV-4

4.5. Kerangka Konseptual

3Penyusunan kerangka konseptual merupakan langkah awal dari analisis masalah karena sebuah kerangka konseptual menjelaskan pola hubungan antara variabel yang menjadi fondasi dalam analisis masalah. Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Maksimum, Minimum dan Rata-rata Ketebalan

Bahan

Bahan

Warna

Fungsi Tambahan

Karakteristik Teknis Part Kritis Perbaikan Rancangan Alat Arm Sling Bahan

Pengukuran Dimensi

Sumber: Microsoft Visio 2010

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual diatas menjelaskan pengukuran dimensi, maksimum, minimum dan rata-rata ketebalan bahan, bahan yang digunakan, warna, dan fungsi tambahan merupakan beberapa atribut yang mempengaruhi karakteristik teknis. Karakteristik teknis pada QFD Fase I yang paling penting akan mempengaruhi part kritis. Kontradiksi part kritis yang paling mempengaruhi pada Part kritis QFD Fase II merupakan hal yang harus diselesaikan dengan mencari solusi kontradiksi dengan metode Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) sehingga dapat dilakukan perbaikan rancangan alat Arm Sling.

3 Ibid. Hal.93.

Universitas Sumatera Utara

(50)

IV-5

4.6. Definisi Operasional4

Definisi operasional merupakan penjelasan sistematis dari konsep dan variabel yang membentuk kerangka teoritis.

Definisi operasional dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Definisi Operasional Penelitian

No Variabel Definisi Alat Ukur

1

Atribut Produk - Pengukuran

Dimensi - Maksimum,

Minimum dan Rata-rata ketebalan bahan

- Bahan - Warna

- Fungsi Tambahan

Atribut produk yang merupakan kebutuhan serta keinginan konsumen

terhadap atribut alat Arm Sling

a. Wawancara dengan dokter Ortopedi b. Kuesioner c. Studi Literatur

2 Karakteristik Teknis

Karakteristik teknis merupakan karakteristik-

karakteristik yang memenuhi persyaratan

Alat Arm Sling

a. Kuesioner

3 Part Kritis

Part Kritis merupakan karakteristik part atau komponen yang paling utama dalam pembuatan

produk

a. Kuesioner

4 Perbaikan Rancangan Alat Arm Sling

Perbaikan rancangan alat Arm Sling sesuai dengan

kebutuhan konsumen

a. Matriks Kontradiksi b. The 39 Parameter of

TRIZ

c. The 40 Inventive Principle

Sumber: Pengumpulan Data

4 Ibid. Hal.102.

Universitas Sumatera Utara

(51)

IV-6

4.7. Rancangan Penelitian

5Rancangan penelitian memiliki peran sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian tersebut dalam mengintegrasikan kegiatan dan jadwal sehingga proses penelitian dilakukan secara sinkron, terkendali dan tetap dalam jalur ilmiah. Langkah-langkah dalam rancangan penelitian antara lain:

1. Studi pendahuluan merupakan tahap pertama penelitian untuk mengetahui kondisi alat Arm Sling pada Rumah Sakit XYZ, lalu dikumpulkan informasi mengenai metode pemecahan masalah yang tepat untuk digunakan serta teori pendukung mengenai metode tersebut.

2. Pengumpulan data terhadap data yang dibutuhkan 3. Pengolahan data primer dan data sekunder

4. Analisis terhadap hasil pengolahan data.

5. Kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang dilakukan

Langkah-langkah dalam rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.

5 Ibid. Hal.129-130.

Universitas Sumatera Utara

(52)

IV-7

Mulai

Studi Literatur

1. Teori Buku 2. Jurnal Penelitian Studi Pendahuluan

1. Kondisi Pasien RS XYZ 2. Kondisi alat arm sling RS XYZ 2. Wawancara dengan dokter Ortopedi

Identifikasi Masalah Awal

Keluhan pasien terhadap alat Arm sling di Rumah Sakit XYZ

Rumusan Masalah

Perbaikan rancangan alat arm sling berdasarkan keluhan dari pengguna

Penetapan Tujuan

Merancang perbaikan alat arm sling sesuai kebutuhan dan harapan

pengguna

Pengumpulan Data

1. Data Primer - Kuesioner Terbuka - Kuesioner Tertutup - Kuesioner Karakteristik Teknis - Kuesioner Part Kritis 2. Data Sekunder - Studi Literatur

Pengolahan Data

1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas hasil kuesioner 2. Membangun Matriks House of Quality untuk QFD Fase I 3. Membangun Matriks Part Deployment untuk QFD Fase II 4. Menentukan Spesific Solution terhadap kontradiksi yang ada menggunakan TRIZ

5. Perbaikan rancangan alat Arm Sling

Analisis Pemecahan Masalah

Analisis serta evaluasi dari usulan perbaikan rancangan alat arm sling menggunakan Quality Function Deployment (QFD) dan

Theory of Inventive Solving (TRIZ)

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Sumber: Pengumpulan Data

Gambar 4.2. Langkah-Langkah Rancangan Penelitian

Universitas Sumatera Utara

(53)

IV-8

4.8. Pengumpulan Data 4.8.1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah.

1. Data primer

a. Keluhan Konsumen

Keluhan yang dirasakan oleh konsumen didapatkan dari hasil wawancara dengan dokter Ortopedi mengenai keluhan yang dialami para pasien yang menggunakan alat Arm Sling.

b. Harapan konsumen

Harapan dari konsumen terkait alat Arm Sling dikumpulkan melalui teknik survei dengan instrumen yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup yang disebar kepada 12 orang responden yang pernah menggunakan alat Arm Sling.

c. Karakteristik teknis

Data karakteristik teknis dan hubungannya dari alat Arm Sling diperoleh dengan menggunakan teknik survei dengan instrumen kuesioner karakteristik. Kuesioner ini diberikan kepada 1 orang yang ahli terhadap produk tersebut yaitu dokter Ortopedi. Teknik sampling yang digunakan adalah judgment sampling.

d. Part kritis

Data part kritis dan hubungannya dari alat Arm Sling diperoleh dengan menggunakan teknik survei dengan instrumen kuesioner part kritis.

Kuesioner ini diberikan kepada dokter Ortopedi sebagai responden.

Universitas Sumatera Utara

(54)

IV-9

2. Data sekunder a. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk dari alat Arm Sling yang digunakan oleh pasien Rumah Sakit XYZ

b. Studi Literatur

Studi literatur mengenai penelitian alat Arm Sling

4.8.2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner Terbuka

6Kuesioner terbuka memberi kesempatan luas kepada responden untuk memberikan jawaban yang mereka inginkan. Kuesioner terbuka dapat mengetahui atribut yang diinginkan oleh pasien pengguna alat Arm Sling dan kuesioner ini berbentuk goolge forms. Kuesioner terbuka akan dibagikan kepada 12 orang responden yang pernah menggunakan alat Arm Sling..

Diagram Alir Pembuatan kuesioner terbuka dapat dilihat pada Gambar 4.3.

6 Op. Cit. Metode Penelitian Edisi 3. Hal.180.

Universitas Sumatera Utara

(55)

IV-10

Tetapkan informasi yang ingin diketahui

Tentukan isi dari masing-masing pertanyaan

Tentukan banyak respon atas setiap pertanyaan

Tentukan kata-kata yang digunakan untuk setiap pertanyaan

Tentukan urutan pertanyaan

Tentukan karakteristik fisik kuesioner

Uji kembali langkah 1 sampai 6 dan lakukan perubahan jika perlu

Lakukan uji awal atas kuesioner dan lakukan perubahan jika perlu

Sumber: Ginting, Rosnani.2015.Kuesioner

Gambar 4.3. Diagram Alir Pembuatan Kuesioner Terbuka

2. Kuesioner Tertutup

7Kuesioner tertutup menyediakan alternatif jawaban terhadap setiap pertanyaan yang diajukan dan responden diberi kebebasan untuk memilih salah satu alternatif yang dianggapnya paling sesuai dengan pengetahuan dan persepsinya. Kuesioner tertutup dapat mengetahui tingkat kepentingan dari atribut produk oleh pasien yang menggunakan alat Arm Sling dan kuesioner ini berbentuk goolge forms. Kuesioner tertutup akan dibagikan kepada 12 orang responden yang pernah menggunakan alat Arm Sling. Diagram Alir Pembuatan kuesioner tertutup dapat dilihat pada Gambar 4.4.

7 Ibid. Hal.180.

Universitas Sumatera Utara

(56)

V-1

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Rancangan perbaikan alat Arm Sling dirancang berdasarkan hasil pengolahan dari beberapa data yang dikumpulkan.

5.1.1. Kuesioner Terbuka

Tahap pertama dalam pengumpulan data adalah penyebaran kuesioner terbuka. Kuesioner ini menggunakan 9 atribut pertanyaan mengenai alat Arm Sling yang akan dibagikan kepada 12 responden. Penentuan jumlah responden pada penelitian ini menggunkan teknik total sampling dimana semua anggota populasi menjadi sampel penelitian.

Responden pada penelitian ini merupakan pasien yang menggunakan alat Arm Sling. Penyebaran kuesioner terbuka menggunakan metode Purposive sampling.

Hasil rekapitulasi kuesioner terbuka dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Universitas Sumatera Utara

Gambar

Gambar 2.1. Alat Arm Sling
Tabel 2.1. Spesifikasi Alat Arm Sling RS XYZ
Gambar 3.1. House of Quality (HoQ)
Gambar 3.2. Diagram Alir Pembangunan QFD Fase I
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menangani keluhan dokter dan perawat bagian anak di rumah sakit yang digunakan untuk memberikan usulan perbaikan rancangan

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memberikan usulan rancangan perbaikan produk spring bed yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan menggunakan metode

Adapun judul untuk tugas sarjana ini adalah “Rancangan Alat Pencacah Pelepah Sawit Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Kualitas

Oleh karena itu, diperlukan perbaikan rancangan alat yang sesuai dengan perasaan dan emosional konsumen menggunakan integrasi antara metode Kansei Engineering

Setelah dilakukan perbaikan rancangan antarmuka pengguna SIAM UB, dilakukan evaluasi akhir menggunakan UEQ dan pengujian usability terhadap solusi desain dalam bentuk

Tujuan penelitian ini yaitu untuk membantu mengatasi keluhan dokter co-ass terhadap penggunaan alat serta memberi usulan rancangan perbaikan alat tersebut. Kebutuhan dokter

Selanjutnya dilakukan perbaikan rancangan produk untuk mereduksi waktu perakitan, jumlah komponen dan biaya perakitan produk dengan mengurangi atau menghilangkan komponen

Setelah penyebab defect dan waste sudah dapat diidentifikasi maka perusahaan diberikan usulan perbaikan yang tepat dengan.. menggunakan matriks Theory of Inventive Problem