PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
MEKANISME PELAKSANAAN PENAGIHAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME PADA KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH
KOTA MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh
NOVI SUNDARI HASIBUAN 122101210
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Diploma
Universitas Sumatera Utara Medan
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : NOVI SUNDARI HSB
NIM : 122101210
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL : MEKANISME PELAKSANAAN
PENAGIHAN DAN PEMUNGUTAN
PAJAK REKLAME PADA KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN
Tanggal, Juni 2015 DOSEN PEMBIMBING
Doli M. Jafar Dalimunthe, S.E., M.Si NIP. 19830119 200604 1 001
Tanggal, Juni 2015 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 19741123200012 2 001
Tanggal, Juni 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
i
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang
diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program D-III
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, yang berjudul “Mekanisme Pelaksanaan Penagihan dan Pemungutan Pajak Reklame pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan”, Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penulisan dan kesilapan, sehingga Penulis banyak
mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak sebagai penyempurna
tulisan ini. Dalam kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Fahmi Natigor Nst, MAcc,Ak selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM,Ak, CA selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Ami Dilham, SE, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III
Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
ii Universitas Sumatera Utara.
7. Bapak Doli Muhammad J Dalimunthe, SE, M.Si selaku Dosen
Pembimbing Penulis yang telah membimbing selama penulisan Tugas
Akhir ini.
8. Bapak dan Ibu Staf Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
9. Papa dan Mama tercinta yang senantiasa selalu memberi semangat dan
dukungan kepada Penulis serta Adik tercinta serta saudara-saudara yang
turut serta membantu dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini.
10.Sahabat-sahabat tersayang Nilam, Pipit, Maisyarah, Sofie, Koto, dan Putri
yang selama ini memberikan dukungan, serta teman-teman seperjuangan
Five Bananas dan teristimewa Aji yang selalu memberikan dukungan .
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna sehingga
dibutuhkannya kritik dan saran yang membangun guna menghasilkan sebuah
tulisan yang lebih baik lagi di masa mendatang. Akhir kata Penulis ucapkan
terima kasih untuk semua pihak, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita
semua.
Medan, Juni 2015
Penulis
iii
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II : PROFIL INSTANSI A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 5
B. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan ... 7
C. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 8
D. Job Description ... 10
BAB III : PEMBAHASAN A. Definisi Pajak dan Reklame ... 29
B. Ketentuan Umum ... 32
C. Subjek dan Objek Pajak Reklame ... 34
D. Tata Cara Perizinan Pajak Reklame Melekat/Poster/ /Stiker/Rombong ... 36
E. Penempatan Lokasi, Letak, Ukuran, Ketinggian dan Nilai Strategis ... 39
F. Tata Cara Pembayaran Pajak Reklame ... 43
G. Dasar Pengenaan, Nilai Sewa, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Reklame... 43
H. Tata Cara Penagihan dan Pemungutan Pajak Reklame ... 46
iv
B. Saran ... 51
v
Tabel 3.1 : Pembobotan Kelas Jalan Untuk Jenis Reklame
Billboard/Bando/Videotron/Megatron dan Mini Billboard
sejenisnya ... 40
Tabel 3.2 : Pembobotan Kelas JalanUntuk Jenis Reklame Kain
Berupa Umbul-umbul, Spanduk dan Banner, Reklame
Menempel/Rombong/Reklame Berjalan serta Reklame
Neon Box ... 40
Table 3.3 : Daftar Lokasi Jalan Yang Dibenarkan Untuk
Penyelenggaran Reklame Di Kota Medan ... 41
Tabel 3.4 : Daftar Lokasi Jalan Yang Tidak Dibenarkan Untuk
Penyelenggaraan Reklame Di Kota Medan ... 42
Tabel 3.5 : Besaran Nilai Sewa Reklame Dan Masa Berlaku Izin ... 44
Tabel 3.6 : Data: Realisasi Penerimaan Dinas Pendapatan
vi
Halaman
Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah
1
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini penyelenggaraan publik masih dihadapkan pada kondisi yang
belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal tersebut bisa disebabkan oleh
ketidaksiapan untuk menanggapi terjadinya transformasi nilai yang berdimensi
luas serta dampak berbagai masalah pembangunan yang kompleks.
Pelayanan pemerintah daerah merupakan tugas dan fungsi utama dari
pemerintah daerah. Dengan pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat
maka pemerintah akan dapat mewujudkan tujuan Negara yaitu menciptakan
kesejahteraan masyarakat.
Pelayanan publik yang berkualitas, sangat diperlukan guna mengimbangi
peningkatan kondisi sosial, ekonomi, serta kesadaran masyarakat dalam
bernegara. Izin termasuk layanan publik karena orang yang memanfaatkan
layanan tersebut harus membayar sesuai tarif yang ditetapkan oleh pemerintah.
Izin atau perizinan yang merupakan jasa publik harus sesuai dengan aturan hukum
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Medan selaku penyelenggara
pemerintahan. Sehingga apa yang akan dilaksanakan menjadi legal/resmi dan
tidak bertentangan dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini dimaksudkan
agar masyarakat dalam aktivitasnya sehari-
hari dalam memenuhi kebutuhannya tidak mengganggu ketertiban dan
Membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan
pemerintah merupakan kegiatan yang harus terus-menerus dilakukan oleh
pemerintah dalam fungsinya sebagai pelayanan masyarakat. Pelayanan publik
yang diberikan pemerintah bermacam-macam bentuknya. Namun dalam hal ini,
Penulis hanya membahas pelayanan publik izin reklame serta sistem penagihan
dan pemungutan pajak reklame yang diatur dalam peraturan daerah Kota Medan
tentang pajak reklame.
Sepanjang tahun 2012, sedikitnya 275 perusahaan di kota Medan
menunggak pajak reklame hingga ratusan juta rupiah yang terungkap dalam
laporan yang disampaikan Pemko Medan kepada Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD). Sejumlah perusahaan dan perorangan yang tidak membayar
pajak reklame yang bernilai mulai dari ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah
dengan total Rp 808 juta lebih.
Pajak reklame merupakan salah satu pengelolaan pajak yang sangat besar di
kota Medan namun penerimaan yang diterima daerah tidak sesuai. Masih banyak
reklame yang tidak membayar pajak namun terpasang, karena hasil pengelolaan
dan kinerja yang buruk. Seperti belum adanya SOP, data base yang belum
lengkap, serta penyetoran-penyetoran yang menurut aturan dilakukan setiap hari
tetapi tidak dilakukan. Sehingga pajak reklame yang tidak dibayar tahun 2012
meningkat signifikan dari tahun 2011 senilai Rp 251 juta.
Dalam perkembangan peraturan daerah Kota Medan tentang pajak reklame,
peraturan daerah tersebut telah mengalami dua kali perubahan yaitu dalam kurun
waktu tahun 2004 sampai tahun 2011. Peraturan Daerah Kota Medan tentang
Medan Nomor 11 Tahun 2011. Berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 58
Tahun 2011 tentang petunjuk teknis pelaksanaan peraturan daerah. Pihak yang
turut serta dalam pengurusan pajak reklame ini adalah Dinas Pertamanan dan
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT). Tetapi pada tahun 2014 peraturan
Walikota ini mengalami perubahan yaitu Peraturan Walikota Medan Nomor 17
Tahun 2014 dimana dinas yang mengurus pajak reklame ini berpindah ke Dinas
Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB), Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda),
dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT).
Berdasarkan Pasal 4 ayat (5) Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11
Tahun 2011 tentang Pajak Reklame, dikatakan bahwa “Setiap orang pribadi atau
Badan yang akan menyelenggarakan reklame di Daerah wajib memperoleh izin
tertulis atau pengesahan dari Walikota”. Jadi papan reklame yang tidak memiliki
izin harus ditertibkan dan dilakukan pembongkaran karena banyaknya papan
reklame illegal yang ada di Kota Medan yang terdapat di pinggiran jalan raya.
Berdasarkan penjelasan latar belakang permasalahan di atas, maka Penulis
tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang “Mekanisme Pelaksanaan Penagihan dan Pemungutan Pajak Reklame pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan”.
B. Perumusan Masalah
Dari adanya uraian dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas,
maka rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah :
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana proses penagihan dan pemungutan pajak reklame yang ada pada kantor
Dinas Pendapatan Kota Medan, apakah sudah sesuai dengan peraturan pemerintah
daerah dan peraturan Walikota.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi
pelengkap referensi maupun bahan pengembangan bagi mahasiswa yang
ingin mengadakan penelitian di bidang yang sama khususnya bagi
mahasiswa Departemen Diploma III Manajemen Keuangan.
2. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai pedoman dan sumber
informasi yang dibutuhkan tentang pajak reklame.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini sebagai sarana melatih dan mengembangkan
kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan kemampuan untuk
menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian dan
5
A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Dinas Pendapatan Kota Medan dahulu hanya satu unit kerja yang kecil yaitu
Sub-Bagian Penerimaan pada bagian keuangan dengan tugas pokoknya mengelola
bidang penerimaan/pendapatan daerah. Mengingat pada saat itu potensi pajak
maupun retribusi daerah di kota medan belum begitu banyak, maka dalam
sub-bagian penerimaan tidak terdapat seksi atau urusan.
Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan
penduduk serta Potensi Pajak/Retribusi Daerah Kota Medan, maka melalui
Peraturan Daerah Kota Medan, Sub-Bagian tersebut di atas ditingkatkan menjadi
bagian dengan nama bagian IX yang tugas pokoknya mengelola penerimaan dan
pendapatan daerah. Bagian IX tersebut terdiri dari beberapa Seksi Dengan Pola
Pendekatan Secara Sektoral Pungutan Daerah.
Pada tahun 1978 berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor :
KUPD-7, tahun 1978, tentang penyeragaman Struktur Organisasi Dinas
Pendapatan Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kotamadya di seluruh Indonesia,
maka Pemerintah Kota Medan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun
1978 tentang Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Medan
sebagaimana dimaksudkan dalam Instruksi Mendagri dimaksud. Struktur
Organisasi Dinas Pendapatan Daerah yang baru ini dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang terdiri dari 1 (satu). Bagian Tata Usaha, dengan 3 (tiga) Urusan dan 4
Seiring dengan meningkatnya pembangunan dan pertumbuhan wajib
pajak/retribusi daerah, Struktur Organisasi Dinas Pendapatan selama ini dibentuk
dengan membagi pekerjaan berdasarkan sektor jenis pungutan maka pola tersebut
perlu dirubah secara fungsional.
Dengan keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973-442, tahun 1988,
tanggal 26 Mei 1988 tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan/Retribusi Daerah
dan Pendapatan Daerah lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan di 99
Kabupaten/Kota dan surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
061/1861/PUOD, tanggal 2 Mei 1988 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 1978 tentang Struktur
Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Medan menjadi Peraturan
Daerah Kota Medan Nomor 16 Tahun 1990 tentang susunan Organisasi dan Tata
Kerja dinas Pendapatan Kotamadya Daerah TK.II Medan.
Dalam perkembangan selanjutnya dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri
dan Otonomi Daerah Nomor 50 Tahun 2000, tentang Pedoman Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, maka Pemerintah
Kota Medan membentuk Organisasi Dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah
dilingkungan Pemerintah Kota Medan sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 tahun 2001, sehingga Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tk.Ii Medan Nomor 16 tahun 1990 dinyatakan tidak berlaku
dan diganti dengan SK. Walikota Medan Nomor 25 tahun 2002 tentang Susunan
Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pungutan
di pimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dan bertanggung jawab kepada
kepala daerah melalui sekretaris daerah, terdiri dari 1 (satu). Bagian tata usaha
dengan 4 (empat) sub bagian dan 5 (lima) Sub Dinas dengan masing-masing 4
(empat) seksi serta kelompok jabatan fungsional.
B. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Adapun Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah untuk
menjadi sebuah komitmen departemen
1. Visi
"Mewujudkan Masyarakat Kota Medan Taat Pajak dan Retribusi"
2. Misi
a. Meningkatkan pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Medan.
b. Memberdayakan SDM Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota
Medan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan diluar
Dinas aktif meningkatkan kebersihan Kota Medan.
c. Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat/Wajib Pajak
Daerah dan Wajib Retribusi Daerah.
d. Mengintensifkan Pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
e. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja pengelola
PAD lainnya.
f. Mencari terobosan dalam menggali sumber-sumber PAD yang baru
C. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Struktur organisasi merupakan sebuah sistem hubungan antara para anggota
organisasi. Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan
batas-batas wewenang dan tanggungjawab secara sistematis yang menunjukkan adanya
hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu perusahaan diperlukan suatu
wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan perusahaan tersebut.
Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi
perusahaan.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan
dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan
melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat
dicapai. Suatu perusahaan terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan
perseorangan maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan
serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui
saluran tunggal. Sesuai dengan PP No.41 Tahun 2007, struktur organisasi Dinas
D.Job Description 1. Dinas
Dinas merupakan unsur pelaksana Pemerintah daerah, yang dipimpin
oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
Kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan
daerah berdasarkan asa otonomi dan tugas pembantuan.
Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang
pendapatan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pendapatan; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh sekretaris, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
a. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Dinas lingkup Kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi
umum, keuangan dan penyusunan program.
b. Dalam melaksanakan tugas pokok, Sekretariat menyelenggarakan
fungsi :
1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan kesekretariatan;
3. Pelaksanaan dan penyelenggarakan apelayanan administrasi
kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi
umum,kepegawaian, keuangan, kerumah tanggaan Dinas;
4. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,
pengembangan organisasi dan ketataleksanaan;
5. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas – tugas Dinas;
6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan;
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di
bawah dan bertanggungjawab Kepada Sekretaris. Sub Bagian Umum
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat Lingkup
administrasi umum. Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Umum
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum;
c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolan tata naskah
dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraaan
kerumah tanggaan Dinas.
d. Pengelolaan administrasi kepegawaian;
e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,
f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretari sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
4. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada
di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. Sub Bagian Keuangan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup
pengelolaan administrasi keuangan. Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub
Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan Kegiatan Sub Bagian Keuangan;
b. Penyusunan Bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi
keuangan;
c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan
penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan
vertifikasi;
d. Penyiapan bahan / pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi
keuangan;
e. Penyusunan Keuangan Kepala Dinas;
f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksaan tugas;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan
5. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian,
yang berada di bawah danbertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub Bagian
Penyusuna Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan. Dalam melaksanakan
tugas pokok, Sub Bagian Penyusunan Program;
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan
Program;
b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencan dan
program Dinas;
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan Program Dinas;
d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
6. Bidang Pendataan dan Penetapan Seksi Pendataan dan Pendaftaran
Seksi Pendataan dan Pendaftaran dipimpin oleh Kepala Seksi, yang
berada di bawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan
dan Penetapan.Seksi Pendataan dan Pendaftaran mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendataan dan Penetapan lingkup
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pendataan dan
Pendaftaran;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Pendataan dan
Pendaftaran;
c. Pelaksanaan objek pajak daerah / retribusi daerah dan pendapatan
daerah lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah
(SPTPD) dan Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah(SPTRD).
d. Pelaksanaan pendaftaran wajib pajak / retribusi daerah melalui
formulir pendaftaran;
e. Penyimpanan, pendistribusian, pemberian Nomor Pokok Wajib
Pajak Daerah / Wajib Retribusi Daerah serta penyimpanan surat
perpajakan daerah lainnya yang berkaitan dengan pendaftaran dan
pendataan;
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas danfungsinya.
Seksi Pemeriksaan
Seksi Pemeriksaan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada
dibawah dan bertanggungjawabkepada Kepala Bidang Pendataan dan
Penetapan. Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Pendataan dan Penetapan lingkup pemeriksaan.
Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Pemeriksaan menyelenggarakan
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pemeriksaan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pemeriksaan;
c. Penerimaan laporan hasil pemeriksaan dan unit pemeriksa / tim
pemeriksa.
d. Penatausahaan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek
pajak;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas danfungsinya.
Seksi Penetapan
Seksi penetapan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah
dan bertanggung jawabkepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan.
Seksi Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Pendataandan penetapan lingkup penetapan pokok pajak daerah /
pokok retribusi daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi
Penetapan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penetapan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penetapan;
c. Penyiapan bahan dan data perhitungan penetapan pokok pajak
daerah / pokok retribusidaerah;
d. Penyiapan penerbitan, pendistribusian, serta penyimpanan arsip
surat perpajakan daerah/retribusi daerah yang berkaitan dengan
e. Pelaksanaan perhitungan jumlah angsuran pembayaran/penyetoran
atas permohonanwajib pajak;
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanan
tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas danfungsinya.
Seksi Pengelola Data dan Informasi
Seksi Pengelola Data dan Informasi dipimpin oleh Kepala Seksi,
yang berada dibawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pendataan dan Penetapan.Seksi Pengelola Data dan Informasi mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendataan dan
penetapan lingkup data dan informasi.Dalam melaksanakan tugas pokok,
Seksi PengelolaData dan Informasi menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Data dan
Informasi;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan
informasi;
c. Pengumpulan dan pengolahan data objek pajak daerah / retribusi
daerah;
d. Penuangan hasil pengolahan data dan informasi data ke dalam
kartu data;
e. Pengiriman kartu data kepada Seksi Penetapan;
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
7. Bidang Penagihan
Bidang Penagihan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.Bidang Penagihan mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pembukuan,
vertifikasi, penagihan, perhitungan, pertimbangan, dan retribusi. Dalam
melaksanakan tugas pokok, Bidang Penagihan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan Kegiatan Bidang Penagihan;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembukuan, vertifikasi,
penagihan, perhitungan,pertimbangan dan retribusi;
c. Pelaksanaan pembukuan dan vertifikasi atas pajak daerah, retribusi
daerah dan pendapatan daerah lainnya;
d. Pelaksanaan penagihan atas tungkapan pajak daerah, retribusi daerah
dan pendapatan daerah lainnya;
e. Pelaksanaan perhitungan retribusi dan atau pemindah bukuan atas
pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya;
f. Pelaksanaan telaahan dan saran pertimbangan terhadap keberatan
wajib pajak atas permohonan wajib pajak;
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
penagihan;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
Seksi Pembukuan dan Vertifikasi
Seksi Pembukuan dan Vertifikasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada
dibawah danbertanggung jawab kepada Bidang Penagihan.Seksi Pembukuan dan
Vertifikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang
Penagihan lingkup pembukuan dan Vertifikasi.Dalam melaksanakan tugas pokok,
Seksi Pembukuan dan Vertifikasi menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pembukuan dan
Vertifikasi;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembukuan dan vertifikasi;
c. Pelaksanaan pembukuan dan vertifikasi tentang penetapan dan
penerimaan pajak daerah retribusi daerah dan pendapatan daerah
lainnya;
d. Pelaksanaan pembukuan dan vertifikasi penerimaan dan pengeluaran
benda berhargaserta pencatatan uang dari hasil pungutan benda
berharga ke dalam kartu persediaan benda berharga;
e. Penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan dan
tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah;
f. Penyipan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan,
pengeluaran, dan sisa persediaan benda berharga secara berhala;
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
Seksi Penagihan dan Perhitungan
Seksi Penagihan dan Perhitungan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada
dibawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan. Seksi
Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Penagihan lingkup Penagihan dan Perhitungan. Dalam melaksanakan
tugas pokok, Seksi Penagihan dan Perhitungan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penagihan dan
Perhitungan;
b. Penyusunan bahanpetunjuk teknis lingkup penagiha dan perhitungan;
c. Penyiapan bahan dan data pelaksanakan penagihan atas tunggakan
pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya;
d. Penyiapan bahan dan data penerbitan dan pendistribusian dan
penyimpanan arsip surat perpajakan daerah / retribusi daerah yang
berkaitan dengan penagihan;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Seksi Pertimbangan dan Retribusi
Seksi Pertimbangan dan Retribusi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang
berada dibawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan. Seksi
Pertimbangan dan Retribusi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
melaksanakan tugas pokok, Seksi Pertimbangan dan Retribusi menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan Kegiatan Seksi Pertimbangan
Retribusi;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pertimbangan dan retribusi;
c. Penerimaan permohonan retribusi dan pemindahbukuan dari wajib
pajak;
d. Penelitian kelebihan pembayaran pajak daerah / retribusi daerah yang
dapat diberikan resritusi dan atau pemindahbukuan;
e. Penyiapan surat keputusan kepala dinas tentang pemberian restitusi
dan atau pemindahbukuan;
f. Penerimaan surat keberatan dari wajib pajak / retritusi;
g. Penelitian keberatan wajib pajak / wajib rettribusi;
h. Pembuatan pertimbangan atas surat keberatan wajib pajak / wajib
retribusi;
i. Penyiapan bahan dan data penerbitan surat keputusan kepala dinas
tentang persetujuan atau penolakan atas keberatan;
j. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
8. Bidang Bagi Hasil dan Pendapatan
Bidang Bagi Hasil Pendapatan dipimpin oleh Kepala Bidang yang
Hasil Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Dinas lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak, penatausahaan bagi hasil dan
perundang – undangan dan pengkajian pendapatan. Dalam melaksanakan
tugas pokok, Bidang Bagi Hasil Pendapatan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Bagi Hasil
Pendapatan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak dan bukan
pajak, penata usahaan bagi hasil dan perundang – undangan dan
pengkajian pendapatan;
c. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan
pajak; DAU, DAK, dan lain – lain pendapatan yang syah;
d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan
bukan pajak, DAU, DAK, dan lain – lain pendapatan yang syah;
e. Pelaksanaan perhitungan penerimaan dari dana bagi hasil pajak /
bukan pajak provinsi dan dana bagi hasil pajak / bukan pajak pusat,
DAU, DAK, dan lain – lain pendapatan yang syah;
f. Pelaksaan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang – undangan
dan pengkajian hasil pendapatan daerah dibidang dana perimbangan,
dan lain – lain pendapatan yang syah;
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
bagi hasil pendapatan;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
Seksi Bagi Hasil Pajak
Seksi Bagi Hasil Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan.Seksi Bagi
Hasil Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi
Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil pajak. Dalam melaksanakan tugas pokok,
Seksi Bagi HasilPajak menyelenggarakn fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Pajak;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak;
c. Penerimaan dan pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
(SPPT) dan Daftar Himpunan Pokok Pajak (DHPP) / Daftar Himpunan
Ketetapan Pajak (DHKP), Pajak Bumi Dan Bangunan;
d. Pelaksanaan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan;
e. Pelaksanaan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya,
membantu menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)
Pajak Bumi dan Bangunan kepada wajib Pajak, Penerimaan kembali
hasil pengisian SPOP dan mengirimkannya kepada Kantor Pelayanan
PBB;
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di
Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil bukan pajak. Dalam
melaksanakan tugas pokok, Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Bukan
Pajak;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil bukan pajak;
c. Pelaksanaan perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil pajak
provinsi, dana bagi hasil bukan pajak pusat, DAU, DAK, dan lain –
lain pendapatan yang syah;
d. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Seksi Penatausahaan Bagi Hasil
Seksi Penatausahaan Bagi Hasil dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada
di bawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan.
Seksi Penata Usahaan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup penatausahaan bagi hasil. Dalam
melaksanakan tugas pokok, Seksi Penatausahaan Bagi Hasil menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penatausahaan Bagi
Hasil;
c. Pelaksanaan penatausahaan surat-surat ketetapan Pajak Bumi dan
Bangunan;
d. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak, DAU,
DAK, dan lain-lain pendapatan yang syah;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan
Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan
dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan.Seksi Peraturan Perundang-undangan dan
Pengkajian Pendapatan mempunyai tugas pokokmelaksanakan sebagian tugas
Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup peraturan perundang-undangan dan kajian
pendapatan. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Peraturan
Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Peraturan
Perundang-undangan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup peraturan
perundang-undangan dan pengkajian pendapatan;
c. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait
tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan pengkajian
atas penerimaan pendapatan dana perimbangan, dan lain-lain
d. Pelaksanaan monitoring, dan evaluasi pelaksanaan peraturan
perundang-undangan di bidang dana perimbangan;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dengan tugas
dan fungsinya.
9. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala
Bidang, yang berada di bawahdan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengembangan pajak, retribusi
dan pendapatan lain-lain. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang
Pengembangan Pendapatan Daerah menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengembangan
Pendapatan Daerah;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak,
retribusi dan pendapatan lain-lain;
c. Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan lainnya;
d. Penghitungan potensi pajak dan retribusi daerah;
e. Pelaksanaan monitoring, evalausi, dan pelaporan lingkup bidang
pengembangan Pendapatan daerah;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
Seksi Pengembangan Pajak
Seksi Pengembangan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pengembangan Pendapatan Daerah.
Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup Pengembangan pajak.
Dalam melaksanakan tugas pokok, SeksiPengembangan Pajak menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Pajak;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak;
c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan
daerah di bidang pajak daerah;
d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pajak
daerah;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Seksi Pengembangan Retribusi
Seksi Pengembangan Retribusi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada
di bawahn danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan
Pendapatan Daerah. Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas pokok
melaksanakan tugas Bidang PengembanganPendapatan Daerah
lingkuppengembangan retribusi. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan
Retribusi;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan retribusi;
c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan
daerah dibidang retribusi daerah;
d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi retribusi
daerah;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Seksi Pengembangan Pendapatan dan Lain-lain
Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-Lain dipimpin oleh Kepala Seksi,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pengembangan Pendapatan Daerah. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-Lain
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan
Pendapatan Daerah lingkup pengembangan pendapatan lain-lain. Dalam
melaksanakan tugas pokok, Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-Lain
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan
Pendapatan Lain-Lain;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pendapatan
c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan
daerah di bidang pendapatan lain-lain;
d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi
pendapatan lain-lain;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
10.Unit Pelaksanaan Teknis
Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksanaan
Teknis ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
11.Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan
sebagian Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok Jabatan
Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, terdiri dari sejumlah
tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional, dipimpin oleh
Tenaga Fungsional Senior yang dihunjuk. Jumlah tenaga fungsional,
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan
29
A. Definisi Pajak dan Reklame
1. Pengertian Pajak Daerah dan Reklame
Menurut Priantara (2013: 535), Pajak daerah adalah kontribusi wajib
kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat
Menurut Priantara (2013: 536) terdapat beberapa jenis pajak daerah,
diantaranya :
a. Pajak-pajak provinsi terdiri dari:
1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB);
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB);
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
4. Pajak Air Permukaan; dan
5. Pajak Rokok
b. Pajak-pajak kabupaten/kota terdiri dari:
1. Pajak Hotel;
2. Pajak Restoran:
3. Pajak Hiburan;
4. Pajak Reklame;
6. Pajak Parkir;
7. Pajak Air Tanah;
8. Pajak Sarang Burung Walet;
9. PBB Perdesaan dan Perkotaan; dan
10.BPHTB.
Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame
adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya
dirancang untuk tujuan komersial, memperkenalkan, menganjurkan,
mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa orang
atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati
oleh umum.
Dasar Hukum yang melandasi Pajak Reklame ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi
Daerah.
2. Keputusan Walikota Medan No. 188.342/1006 K/2004 tentang
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan.
3. Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011
Tentang Pajak Reklame.
4. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak
Reklame.
5. Hal-hal yang menyangkut teknis pelaksanaan akan diatur lebih lanjut
2. Fungsi Reklame
Fungsi reklame adalah sebagai berikut :
a. Membantu memberikan penerangan kepada pihak konsumen.
b. Membantu memperbesar produksi hingga meratakan jalan untuk produksi
massa.
c. Memperbesar kecepatan perputaran dalam bidang perniagaan eceran dan
dengan demikian menurunkan biaya-biaya distribusi per kesatuan produk.
d. Menstimulasi produsen untuk mempertahankan kualitas artikel-artikelnya.
3. Izin Reklame
Izin reklame adalah izin yang diberikan kepada Badan atau
orang/perorangan untuk menyelenggarakan/memasang reklame dalam jangka
waktu tertentu. Izin penyelenggaraan reklame dapat diberikan kepada
penyelenggara reklame atau jasa periklanan/biro reklame apabila :
a. Melengkapi persyaratan administrasi;
b. Membayar pajak reklame terutang sebesar 25% dari tarif pajak;
c. Untuk materi reklame rokok, besarnya nilai sewa reklame ditambah 15%
dari pokok pajak;
d. Membayar sewa titik lokasi, khusus untuk penyelenggaraan reklame di
dalam sarana dan prasarana kota;
e. Membayar nilai strategis reklame untuk penyelenggaraan reklame di luar
sarana dan prasarana kota:
f. Membayar biaya jaminan bongkar sebesar 15% dari jumlah pajak reklame
Izin dapat diberikan dalam bentuk izin tetap dan izin terbatas. Izin tetap
diberikan untuk penyelenggaraan reklame dengan jangka waktu tidak terbatas
atau sampai dengan adanya pencabutan ataupun perubahan. Sedangkan izin
terbatas diberikan untuk penyelenggaraan reklame yang masa berlaku izinnya
dibatasi.
B. Ketentuan Umum
Berdasarkan salinan Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11
Tahun 2011 tentang Pajak Reklame di Kota Medan yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Medan
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi, yang seluas-luasnya dalam sistem
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Walikota, dan perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan Daerah.
4. Walikota adalah Walikota Medan.
5. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kota Medan
6. Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.
7. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak
ragamnya dirancang untuk tujuan komersial, memperkenalkan,
terhadap barang, jasa orang atau badan yang dapat dilihat, dibaca,
didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum
8. Reklame Melekat/Poster/Stiker/Rombong adalah reklame yang
diselenggarakan berupa gambar , lukisan dan/atau tulisan berbentuk
lembaran lepas di sablon atau dicetak/offset dengan cara disebarkan;
ditempelkan; dilekatkan; dipasang atau digantungkan pada suatu benda.
9. Nilai Sewa Reklame (NSR) adalah nilai yang ditetapkan sebagai dasar
perhitungan penetapan besarnya pajak reklame.
10.Penyelenggara reklame adalah orang atau badan yang menyelenggarakan
reklame baik untuk dan atas nama sendiri atau untuk dan atas nama pihak
lain yang menjadi tanggungannya.
11.Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan
data objek pajak dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang
sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan
penyetoran.
12.Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pajak yang terhutang.
13.Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) adalah surat yang oleh Wajib
Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran
pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta, dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan daerah.
14.Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) adalah bukti pembayaran atau
telah dilakukan dengan cara lain ke Kas Daerah melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh Walikota.
15.Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) adalah Surat
Ketetapan Pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah
kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi
administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.
16.Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) adalah surat untuk melakukan tagihan
pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.
C. Subjek dan Objek Pajak Reklame 1. Subjek Pajak Reklame
Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan Reklame. Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan
yang menyelenggarakan Reklame. Dalam hal Reklame diselenggarakan sendiri
secara langsung oleh orang pribadi atau Badan, Wajib Pajak Reklame adalah
orang pribadi atau Badan tersebut. Dalam hal Reklame diselenggarakan melalui
pihak ketiga, pihak ketiga tersebut menjadi Wajib Pajak Reklame.
2. Objek Pajak Reklame
Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan Reklame. Objek
Pajak sebagaimana dimaksud meliputi :
a. Reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya;
b. Reklame kain;
c. Reklame melekat, stiker;
e. Reklame berjalan, termasuk pada kenderaan;
f. Reklame udara;
g. Reklame apung;
h. Reklame suara;
i. Reklame film/slide; dan
j. Reklame peragaan
Tidak termasuk sebagai Objek Pajak Reklame adalah :
a. Penyelenggara reklame melalui televisi, radio, warta harian, warta
mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya.
b. Penyelenggara reklame oleh pemerintah pusat dan daerah.
c. Penyelenggara reklame yang semata-mata memuat tempat ibadah dan
panti asuhan.
d. Penyelenggara reklame yang semata-mata mengenai kepemilikan dan
peruntukan tanah dengan ketentuan luasnya tidak boleh lebih dari ¼ m2
dan diselenggarakan diatas tanah tersebut.
e. Merupakan reklame yang disebarkan, apabila benda yang dijadikan
reklame itu dimaksudkan juga bermanfaat bagi yang menerimanya.
f. Diselenggarakan oleh perwakilan diplomatik, perwakilan konsulat,
perwakilan PBB serta badan-badan atau lembaga organisasi internasional
pada lokasi badan-badan tertentu.
D. Tata Cara Perizinan Pajak Reklame Melekat/Poster/Stiker/Rombong
Izin adalah izin reklame yang diberikan oleh Pemerintah Kota Medan
kepada pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pernbinaan, pengaturan,
pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, penyelenggaraan reklame di Kota
Medan guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan
serta penataan tata ruang estetika kota yang ditentukan.
Orang Pribadi atau Badan yang menyelenggarakan reklame baik di ruangan
terbuka maupun ruangan tertutup/dalam gedung, harus terlebih dahulu mendapat
izin dari Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan atas Nama Kepala
Daerah. Masa berlaku izin paling lama 1 (satu) tahun dan izin tersebut dapat
diperpanjang kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
1. Prosedur Perolehan Izin Reklame.
Setiap wajib pajak yang ingin memasang reklame
melekat/poster/stiker/rombong harus mengajukan permohonan secara tertulis
kepada Walikota Medan melalui Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dengan
mencantumkan data-data sebagai berikut:
a. Nama.
b. Alamat.
c. Pekerjaan.
d. Teks Reklame.
e. Ukuran Reklame.
f. Jenis Reklame.
g. Lokasi Pemasangan Reklame.
Permohonan tertulis juga harus melampirkan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Fotocopy identitas diri/penanggung jawab/penerima kuasa (KTP. SIM,
Paspor);
b. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan;
c. Surat Kuasa apabila pemilik/penanggung jawab berhalangan dengan
disertai fotocopy KTP, SIM, Paspor dari pemberi kuasa;
d. Surat Perjanjian kontrak pembuatan dan/atau pemasangan reklame, apabila
diselenggarakan pihak ketiga;
e. Gambar sketsa titik lokasi penyelenggaraan reklame, desain dan tipologi
reklame; dan
f. Surat persetujuan dari pemilik tanah dan/atau bangunan dengan
melampirkan surat kepemilikan atas tanah dan/atau bangunan yang sah,
bagi objek pajak reklame yang pertama kali dimohonkan .
Permohonan izin tersebut disampaikan kepada Kepala Dinas dan wajib
diteliti oleh Kepala Dinas meliputi beberapa aspek yaitu :
a. Keamanan dan Ketertiban Umum.
b. Kesopanan.
c. Kesusilaan.
d. Keagamaan
e. Keindahan
f. Kesehatan
g. Lingkungan Hidup
Jika telah diteliti dan permohonan telah meliputi aspek-aspek di atas maka
diajukan, Apabila lokasi tersebut memungkinkan maka diterbitkan Surat
Penetapan Pajak Reklame (SPPR) dan pemohon menyetor pajaknya ke Kas
Daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan untuk diproses penerbitan
izin.
2. Kewajiban Pemegang Izin Reklame
Pemegang izin Reklame mempunyai kewajiban sebagai berikut :
a. Menyusun naskah reklame dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan
menggunakan huruf cetak dan apabila dipandang perlu dapat menambah
naskah dengan bahasa asing yang ditempatkan disamping atau dibawah
naskah bahasa Indonesia.
b. Memasang reklame pada panggung atau lokasi dalam kawasan/zona yang
telah ditentukan oleh Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah.
c. Memelihara atau merawat supaya benda-benda, alat-alat yang
dipergunakan untuk reklame selalu dalam keadaan baik.
d. Menempatkan tanda berupa stiker, plat dan atau tanda-tanda lain yang
ditetapkan oleh Kepala Dinas atas nama. Kepala Daerah, apabila
penyelenggara reklame tidak menempelkan tanda-tanda tersebut maka
Kepala Dinas berwenang membuat tanda tersebut yang biayanya.
e. Apabila penyelenggara reklame menimbulkan kerugian pada pihak lain,
penyelenggara reklame bertanggung jawab atas segala akibat dari kerugian
tersebut.
f. Menghapus atau menghilangkan dan meniadakan reklame secepatnya
3. Pembuatan Izin Reklame
Izin penyelenggaraan reklame dapat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
lagi apabila :
a. Pemegang izin tidak memenuhi persyaratan, dan aspek-aspek yang telah
ditentukan kepadanya.
b. Reklame yang dipasang tidak sesuai dengan izin yang diberikan.
c. Naskah reklame tidak sesuai dengan ketentuan yang diizinkan oleh pihak
Dinas Pendapatan Kota Medan tidak dipenuhi.
d. Jika menurut pertimbangan kepala Dinas, ternyata pada saat
berlangsungnya penyelenggaraan reklame tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan tidak memenuhi aspek-aspek yang telah ditentukan.
e. Masa berlaku izin telah habis.
E. Penempatan Lokasi, Letak, Ukuran, Ketinggian dan Nilai Strategis
Peletakan reklame berupa spanduk dan poster/stiker, hanya diperkenankan
di panggung-panggung reklame yang ditetapkan oleh Walikota Medan. Reklame
tidak, diperkenankan dipasang didepan Kantor Dinas Pemerintahan, Gedung
Sekolah, Rumah Ibadah dan Bangunan Bersejarah yang tidak dipergunakan untuk
komersial.
Pembobotan kelas jalan dan penempatan lokasi reklame yang
diperkenankan di Kota Medan adalah di lokasi jalan sebagaimana dicantum dalam
PEMBOBOTAN KELAS JALAN
Tabel3.1
Untuk jenis reklame Billboard/Bando/Videotron/Megatron/ dan Mini Billboard sejenisnya ditetapkan sebagai berikut :
NO JENIS REKLAME UKURAN LUAS REKLA ME JANGKA WAKTU PEMASAN GAN
SISI NILAI STRATEGIS
1 2
KELAS JALAN 1 KELAS JALAN 2 KELAS JALAN 3 1 Billboard/Bal iho/Bando/ Videotron/ Megatron
1 m² 1 hari Rp 1.425 Rp 1.480
Rp 215.000 .000 Rp 185.000 .000 Rp 155.000.0 00
2 Mini
Billboard 1 m² 1 hari Rp 3.975 Rp 4.975
[image:48.595.112.517.415.554.2]Rp 37.000. 000 Rp 31.000. 000 Rp 25.000.00 0 Tabel 3.2
Untuk jenis reklame Kain berupa Umbul-umbul, Spanduk dan Banner, Reklame Menempel/Rombong/Reklame Berjalan serta Reklame Neon Box sebagai berikut
NO JENIS REKLAME
UKURAN LUAS REKLAME JANGKA WAKTU PEMASANGAN HARGA SATUAN
1 Kain berupa umbul-umbul,
Spanduk dan Banner 1 m² 1 hari Rp 9.600
2
Reklame
Menempel/Rombong/Reklame Berjalan
1 m² 1 hari Rp 6.000
3 Reklame Neon Box 1 m² 1 hari Rp 1.440
Tabel 3.3
DAFTAR LOKASI JALAN YANG DIBENARKAN UNTUK PENYELENGGARAAN REKLAME DI KOTA MEDAN
A. Jalan Kelas 1 (satu)
NO NAMA JALAN KETERANGAN
1 A.YANI Md Jl. Palang Merah s/d Jl. Pulau Penang 2 A.H.NASUTION Md Jl. Karya Jaya s/d Jl SM.Raja
3 Asia Md Jl. Sutomo s/d Jl. Kapt. Jumhana
4 Adam Malik Md Jl. Gatot Subroto s/d Jl. Kom. Yos Sudarso 5 Asrama Pondok Kelapa Md Jl. Gatot Subroto s/d Jl. Pertempuran 6 Brigjen Katamso Md Jl. Suprapto s/d Jl. Ir. Juanda
7 Balai Kota Md Jl. Bukit Barisan s/d Jl. Perintis
Kemerdekaan
8 Bandung Md Jl. Palangkaraya s/d Jl. Sutomo 9 Cik Ditiro Md Jl. HZ Arifin s/d Jl. Sudirman 10 Cirebon Md Jl. MT Haryono s/d Jl. Pandu 11 Dr. Mansyur Md Jl. Jamin Ginting s/d Jl. Setia Budi
12 Krakatau Md Jl. Karantina s/d Jl. Simpang Pintu Masuk Tol
13 Glugur Md Jl. S. Parman s/d Jl. Gatot Subroto 14 Guru Patimpus Md Jl. Putri Hijau s/d Jl. H.A. Malik
15 Gatot Subroto Md Jembatan Jl. Sei Babura s/d simpang Jl. Kapten Muslim
16 Gajah Mada Md JL. S. Parman s/d Jl. Darussalam 17 H.Z. Arifin Md Jl. Imam Bonjol s/d Jl. S. Parman 18 Juanda Md Jl. SM. Raja s/d Jl. Mongonsidi 19 Irian Barat Md Jl. H.M. Yamin s/d Jl. M.T. Haryono 20 Iskandar Muda Md Jl. Gatot Subroto s/d Jl. Jamin Ginting 21 Karya Jasa Md Jl. Jamin Ginting s/d Jl. Karya Jaya 22 Kejaksaan Md Jl. S. Parman s/d Jl. Imam Bonjol 23 Pattimura Md Jl. Sudirman s/d Jl. Mongonsidi 24 Jamin Ginting Md Simpang Pattimura s/d Simpang Pos 25 Letd. Suprapto Md Jl. Imam Bonjol s/d Jl. Pemuda 26 Mayjend Supadmo Md Jl. Gatot Subroto s/d Jl. Setia Budi 27 Merak Jingga Md Jl. Yos Sudarso s/d Jl. H.M. Yamin 28 Mongonsidi Md Jl. Kapt. Pattimura s/d Jl. Ir. Juanda 29 M.T. Haryono
30 Ngumban Surbakti Md Jl. Jamin Ginting s/d Jl. Perpustakaan 31 Nibung Raya Md Jl. Gatot Subroto s/d Jl. Perpustakaan 32 P. Kemerdekaan Md Jl. Putri Hijau s/d Jl. H.M. Yamin 33 Palang Merah Md Jl. Imam Bonjol s/d Jl. Pegadaian 34 Pemuda Md Jl. Suprapto s/d Jl. Palang Merah
35 Pandu Md Jl. Sutomo s/d Jl. Pemuda
Soekarno-Hatta/Ringroad
40 Sekip Md Jl. Gatot Subroto s/d Jl. Gereja 41 Setia Budi Md Jl. Sunggal s/d Jl. Jamin Ginting 42 Surabaya Md Jl. M.T. Haryono s/d Jl. Pandu
43 Sutomo Md Jl. Rahmadsyah s/d Jl. P. Kemerdekaan 44 Sutrisno Md Jl. Sutomo s/d Jl. A.R. Hakim
45 SM Raja Md Jl. Pandu s/d Jl. Sakti Lubis 46 S. Parman Md Jl. Gatot Subroto s/d Jl. Sudirman
47 T. Amir Hamzah Md Jl. Adam Malik s/d Jl. Brig. H.A. Manaf Lubis
48 Thamrin Md Jl. P. Kemerdekaan s/d Jl. Sutrisno
B Jalan Kelas 2 (dua) Jalan yang tidak termasuk Kelas Jalan 1 (satu) dan Jalan Kelas 3 (tiga)
C Kelas 3 (tiga) Jalan Lingkungan
[image:50.595.109.517.83.313.2]Sumber : Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame (2014) (Diolah)
Tabel 3.4
DAFTAR LOKASI JALAN YANG TIDAK DIBENARKAN UNTUK PENYELENGGARAAN REKLAME DI KOTA MEDAN
NO NAMA JALAN KETERANGAN
1 Jend. Sudirman Md Jl. S. Parman s/d Jl. Imam Bonjol
2 Kapt. Maulana
Lubis
Md Jl. S. Parman s/d Jl. Jembatan Sei Deli
3 Diponegoro Md Jl. Jend Sudirman s/d H. Arifin
4 Imam Bonjol Md Jl. Kapt. Maulana Lubis s/d Jl. Ir. Juanda (kecuali di persimpangan yang dibenarkan)
5 Walikota Md Jl. Jend. Sudirman s/d Jl. Ir. Juanda 6 Pengadilan Md Jl. Kejaksaan s/d Jl. Kapt. Maulana Lubis 7 Kejaksaan Md Jl. Imam Bonjol s/d Jl. Teuku Umar 8 Suprapto Md Jl. Walikota s/d Jl. Jend. Sudirman 9 Balai Kota Md Jl. A. Yani s/d Jl. Bukit Barisan 10 P. Penang Md Jl. Stasiun s/d Jl. Balai Kota 11 Bukit Barisan Md Jl. Balai Kota s/d Jl. Stasiun 12 Stasiun Md Jl. Bukit Barisan s/d Jl. P. Penang 13 Raden Saleh Md Jl. Jembatan Sei Deli s/d Jl. Balai Kota
F. Tata Cara Pembayaran Pajak Reklame
1.Setiap wajib pajak membayar pajak yang terhutang berdasarkan SKPD.
2.Pajak yang terutang dibayar laing lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah
SKPD diterbitkan.
3.Khusus reklame kain seperti Spanduk. Umbul-umbul, dan lain sebagainya,
Wajib Pajak wajib terlebih dahulu melakukan pembayaran dengan
menggunakan SSPD sebelum reklame dipasang.
4.Apabila batas waktu pembayaran bertepatan dengan hari libur, maka batas
waktu pembayaran jatuh pada 1 (satu) hari kerja berikutnya.
5.Apabila pembayaran pajak terutang dilakukan setelah jatuh tempo
pembayaran, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga keterlambatan
sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk jangka waktu paling lama 24
(dua puluh empat) bulan dan ditagih dengan STPD.
6.Wajib Pajak berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan ternyata telah
memasang reklame sebelum melakukan pembayaran pajak, dikenakan
sanksi administrasi dan pembongkaran objek pajak reklame.
7.Pembayaran pajak dapat dilakukan Wajib Pajak dalam bentuk cek, surat
pernyataan utang atau kompensasi dari kewajiban perpajakan daerah
sebelumnya.
G. Dasar Pengenaan, Nilai Sewa, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Reklame
1. Dasar Pengenaan Pajak Reklame
2. Nilai Sewa Reklame
Besaran pajak reklame melekat/Poster/Stiker/Rombong ditetapkan
oleh Kepala Dinas Pendapatan.
Nilai sewa reklame diperhitungkan dengan memperhatikan :
a. Kelas jalan;
b. Luas reklame;
c. Ukuran reklame;
d. Harga satuan; dan
[image:52.595.114.547.349.735.2]e. Jangka waktu pemasangan.
Tabel 3.5
Besaran Nilai Sewa Reklame dan Masa Berlaku Izin
Jenis Reklame Ukuran Waktu Pemasangan
Harga
Satuan Keterangan
Reklame kain berupa umbul-umbul, spanduk, dan banner
1m² 1 Hari Rp 9.600 Paling lama 30 hari
Reklame berjalan 1m² 1 Hari Rp 5.000 Paling lama 1 tahun
Reklame selebaran - Rp 600
Minimal Rp 3.250.000 setiap penyelenggaraan
Reklame udara - Paling lama 1
bulan Rp 2.600.000 Sekali peragaan
Reklame suara - Per 15 detik Rp 1.300
Kurang dari 15 detik dihitung 15
detik
Reklame
Film/Slide - Per 15 detik
Rp 6.500 (dengan
suara) Rp 2.000 (tanpa suara)
Kurang dari 15 detik dihitung 15
Reklame Peragaan - 1 Hari Rp 15.600 Minimal Rp 240.000
Reklame Apung - 1 Bulan Rp 2.600.000 Sekali peragaan
Reklame
Melekat/Stiker cm²
Minimal Rp 3.250.000 setap penyelenggaraan
Sumber : Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2014 (2014) (Diolah)
3. Tarif Pajak Reklame
Tarif pajak reklame yang telah ditentukan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku ada sebesar 25%.
4. Cara Perhitungan Pajak Reklame
Adapun rumus perhitungan pajak reklame adalah sebagai berikut :
Keterangan :
NJOPR : Nilai Objek Pajak Reklame yaitu dengan mengalikan
ukuran reklame dengan jangka waktu dan nilai sewa.
Tarif : Tarif yang akan dikenakan atas NJOPR yang akan dikenakan
yaitu 25%.
H. Tata Cara Penagihan dan Pemungutan Pajak Reklame 1. Penagihan Pajak Reklame
A. Dasar Penagihan Pajak
Menurut Pohan (2014: 128) dasar penagihan pajak adalah sebagai berikut :
1. Surat Tagihan Pajak (STP)
2. Surat Ketetapan Pajak (SKP), yaitu Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar (SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
(SKPDKBT)
3. Surat Keputusan Pembetulan
4. Surat Keputusan Keberatan
5. Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak harus bayar
bertambah, yang tidak dibayar sampai dengan jangka waktu tertentu.
B. Cara Penagihan Pajak Reklame
Tahapan pelaksanaan penagihan pajak terutang yang tidak atau kurang
bayar setelah jatuh tempo pembayaran, diatur sebagai berikut :
a. Dinas Pendapatan dalam waktu sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari
menerbitkan dan menyampaikan Surat Teguran atau Surat Peringatan
atau Surat lain yang sejenis kepada Wajib Pajak setelah berakhirnya
tanggal jatuh tempo pembayaran yang tercantum dalam SPKD, Surat
Pembetulan, Surat Keputusan dan putusan banding dengan meminta
tanda penerimaan surat teguran;
b. Dinas Pendapatan menerbitkan Surat Paksa dan Surat Paksa tersebut
diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada Wajib Pajak atau
setelah Surat teguran diterima Wajib Pajak dengan membuat Berita
Acara Pemberitahuan Surat Paksa;
c. Dinas Pendapatan menerbitkan Surat Perintah Melaksakan Penyitaan
atas penyitaan barang-barang milik Wajib Pajak dalam waktu paling
singkat 2x24 (dua kali dua puluh empat) jam setelah pelaksanaan
dengan membuat Berita Acara Pelaksanaan Penyitaan;
d. Dinas Pendapatan menerbitkan Surat Pencabutan Sita dan Jurusita
Pajak menyampaikannya kepada Wajib Pajak;
e. Dinas Pendapatan dalam waktu paling singkat 14 (empat belas) hari
setelah pelaksanaan penyitaan, mengumumkan penjualan secara lelang
atas barang-barang milik Wajib Pajak yang telah disita melalui media
massa;
f. Dinas Pendapatan melaksanakan penjualan secara lelang atas
barang-barang milik Wajib Pajak bertempat di Badan Urusan Piutang dan
Lelang Negara (BUPLN) dalam waktu paling singkat 14 (empat belas)
hari setelah pengumuman lelang;
g. Dinas Pendapatan menerbitkan Surat kesempatan terakhir untuk
melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dan Jurusita Pajak
menyampaikannya kepada Wajib Pajak;
h. Lelang tidak dilaksanakan apabila Wajib Pajak telah melunasi utang
pajak dan biaya penagihan pajak atau berdasarkan putusan pengadilan
2. Pemungutan Pajak Reklame
Menurut Mardiasmo (2013: 15) pemungutan pajak dilarang
diborongkan. Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang
berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib Pajak yang
memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan Kepala Daerah
dibayar dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau
dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota perhitungan.
Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar
dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Surat
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), dan/atau Surat Ketetapan
Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT).
I. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame
Sebagai salah satu kota terbesar, Kota Medan memiliki mobilitas
perekonomian yang cukup tinggi dimana dalam mempromosikan segala
sesuatunya juga cukup besar. Sehingga, diharapkan menambah pemasukan bagi
kas daerah dari sisi penerimaan Pajak Reklame.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian target adalah sasaran
atau batas ketentuan yang telah ditetapkan untuk dicapai. Oleh karena itu, dalam
melakukan suatu kegiatan atau usaha perlu dibuat suatu target yang dijadikan
sebagai acuan untuk mencapainya. Namun adakalanya target tersebut tidak dapat
Seperti tidak tercapainya target pajak reklame pada Dinas Pertaman Kota
Medan, sehingga pada 2014 pajak reklame pindah kelola ke Dinas Pendapatan,
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan, dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
(BPPT).
[image:57.595.124.538.243.419.2]Adapun realisasi penerimaan pajak reklame pada tahun anggara 2014 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6
Data: Realisasi Penerimaan Dinas Pendapatan Kota Medan Tahun Anggaran 2014
Jenis Penerimaan Target
Realisasi Penerimaan
Persentase
Pajak Reklame:
Dinas Pendapatan Lap. Dinas Pertamanan Lap. TRTB
Lap. BPPT
-
59.161.250.000,00 -
-
6.993.831.867,00 9.620.486.121,00
-
1.089.424.796,00
-
50
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11
Tahun 2011 tentang Pajak Reklame, dimana adanya perubahan tugas
pokok dan fungsi pada Dinas Pertamanan Kota Medan terhadap Dinas
Tata Ruang dan Tata Bangunan, Dinas Pendapatan Kota Medan, dan
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT).
2. Pajak Reklame adalah pajak yang dikenakan atas benda, alat, perbuatan
atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujan
komersil, yang dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau
memujikan suatu barang, jasa atau orang ataupun menarik perhatian
umum.
3. Dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame yang
diperhitungkan dengan memperhatikan kelas jalan, luas reklame, harga
satuan, jangka waktu pemasangan, dan penyelenggaraan dan ukuran
media reklame.
4. Orang pribadi atau badan yang meyelenggarakan reklame baik diruangan
terbuka maupun di ruangan tertutup/dalam gedung, harus terlebih dahulu
mendapat rekomendasi dari Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan, Dinas
5. Permasalahan utama yang di hadapi oleh Dinas Pendapatan Kota Medan
adalah masih kurangnya t