HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN EKONOMI ORANG
TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
(MTs. AL-IKHWANIYAH PONDOK AREN TANGGERANG)
Oleh :
HEPI HILMAWAN NIM: 104011000100
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN EKONOMI ORANG TUA
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DI MTs. AL-IKHWANIYAH PONDOK AREN TANGGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelajar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd. I)
Oleh
Hepi Hilmawan
NIM: 104011000100
Dosen Pembimbing
Drs. Banadjid NIP : 150 202 345
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN EKONOMI ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. AL-IKHWANIYAH PONDOK AREN TANEGGERANG” telah diujikan dalam munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8 Januari 2009. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 8 Januari 2009
Panitia Ujian Sidang Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, MA ………… ………... NIP: 150 236 009
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag ………… ……… NIP : 150 299 477
Penguji I
Drs. Ahmad Ghalib, M.Ag ………… ………... NIP: 150 186 609
Penguji II
Drs. Salman Tumanggor, M. Pd ... ... NIP: 150 191 161
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 pada Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, November 2008
Hepi Hilmawan
ABSTRAK
Hepi Hilmawan
Hubungan Antara Kemampuan Ekonomi Orang Tua dengan Prestasi Belajar
Siswa di MTs. Al_Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang
Perkembangan seorang anak didalam keluarga sangat ditentukan oleh
kondisi situasi keluarga dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh orang
tuanya, sehingga didalam kehidupan masyarakat akan dijumpai bahwa
perkembangan anak yang satu dengan yang lain akan berbeda-beda.
Keadaan social ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap
perkembangan anak-anaknya, misalnya keluarga yang perekonomiannya cukup
menyebabkan lingkungan materil yang dihadapi oleh anak didalam keluarganya
akan terpenuhi, sehingga kebutuhan anak-anak dalam usahanya untuk mencapai
prestasi akan mudak diraih.
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimanakah prestasi belajar siswa,
apakah ada hubungan antara kemampuan ekonomi orang tua dengan prestasi
belajar siswa di MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren tanggerang.
Dalam penulisan skripsi ini, metode yang digunakan adalah deskriftif
analitis, yaitu menganalisa data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data
dan informasi yang berkaitan dengan tema yang diteliti. Adapun dalam
mengumpulkan data penulis menggunakan library Research dan Field Research.
Setelah dianalisa dengan menggunakan rumus product moment, diperoleh
rxy sebesar 0,356, prestasi belajar siswa (variable Y) dipengaruhi oleh variansi
kemampuan ekonomi orang tua (variable X) dan hasil pengujian hipotesis
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemampuan
ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa di MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok
KATA PENGATAR
Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin, penulis mengucapkan puji dan syukur
yang tak terhingga kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat serta
Inyahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam senantiasa penulis cirahkan kepada manusia pilihan,
pembawa Risalah Ilahiya nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan
umatnya yang istiqomah sampai hari kiamat.
Suka cita, senang, gembira menyelimuti hati penulis, seiring dengan
selesainya penyususnan skripsi ini. Selanjutnya, dalam penyusunan skripsi ini
banyak kendalah yang telah penulis hadapi, namun dengan rahmat Allah dan kerja
keras serta bantuan yang berharga dari berbagai pihak, akhirnyapenilis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan niat suci dan kerendahan hati,
maka penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosada, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. H. A.f. Wibisono, M.A dan Sapiudin Shidiq, M.A Ketua dan
Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Banadjid, Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penyususnan skripsi ini.
4. Seluruh dosen serta staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan terutama Dra. Manerah, Abdurrahman Ghazali M. Ag, Dra.
Hj. Eri Rosatria M. Ag, Rusdi Jamil, serta seluruh civitas akademik
yang telah memberikan sumbangsih wawasan keilmuan dan bimbingan
selama penulis berada dalam perkuliahan.
5. Suhandi SM S. Pdi, Kepala Sekolah MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok
Aren Tanggerang, Muanah S. Ag, guru bidang studi Sejarah
Kebudayaan Islam MTs. Ai-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang dan
penulis dalam pengumpulan data sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Ucapan terima kasih tak terhingga, penulis haturkan rasa hormat dan
kasih sayang kepada orang tua yang sangat penulis cintai yaitu
ayahanda Usman dan ibunda Umsanah, yang telah membesarkan dan
memberikan dukungan moril maupun materil serta tak henti-hentinya
mendoakan penulis serta tak akan cukup kata untuk melukiskan jasa
dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis, semoga Allah
SWT senantiasa membalas dan memberkahi kehidupannya. Tak lupa
kepada kakak dan adik penulis, terutama Uus Kusmiati S.Pdi, Eeng
Kurniawan, Dewi Puspita Sari, Ade Nur Ikhsan, dan Alamsyah.
7. Guru-guru penulis: Alm. K.H. Abdurahman dan Keluarga, Syafrial
S.Ag, Nur Ibo, H. Uluan S. Ag, Ust. Romli, H. Bunyamin dan semua
guru yang telah mendidik penulis sampai sekarang.
8. Sahabat-sahabat penulis: Humaidi, Amin, Nur Adha, M. Habsyi,
Abdul Ghofur, Maulana Ibrahim, Sutisna, Zaenal Abidin dan seluruh
Teman-teman PAI angkatan 2004. Khusus untuk “G.P Poncol The
Best” yaitu Heri Haryadi, Oktofianus Sitompul, Irwanto, Heri
Supriyadi, dan Nasrul Hidayat, semoga persahabatan kita akan tetap
abadi selamanya.
Penulis berdoa semoga Allah SWT membalas amal baik mereka dan
selalu melimpahkan rahmat dan Inayahnya atas kebaikan yang mereka
lakukan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang
konstruktif untuk perbaikan dikemudian hari.
Jakarta, November 2008
Penulis,
DAFTAR ISI
Hal
KATA PEGANTAR... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR LAMPIRAN... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4
C. Perumusan Hipotesis... 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teoritis 1. Pengertian Kemampuan Ekonomi... 6
2. Macam-macam Orang Tua... 8
3. Pengaruh Kemampuan Ekonomi Terhadap Keluarga ... 10
4. Pengertian Prestasi Belajar... 13
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 16
6. Keutamaan Belajar dalam Islam... 17
B. Kerangka Berfikir... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
C Variabel Penelitian... 22
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
D. Teknik Pengumpulan Data... 23
E. Teknik Pengolahan, Analisa dan Interpretasi Data... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren... 28
B. Deskripsi Data ... 36
C. Teknik Pengolahan Data ... 56
D. Analisa dan Interpretasi data... 56
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA... 62
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 : Keadaan Guru MTs. Al-Ikhwaniyah ... 33
Tabel 2 : Keadaan Siswa/i MTs. Al-Ikhwaniyah... 35
Tabel 3 : Sarana dan Prasarana MTs. Al-Ihwaniyah ... 35
Tabel 4 : Latar Belakang Pendidikan Ayah... 37
Tabel 5 : Latar Belakang Pendidikan Ibu... 38
Tabel 6 : Pekerjaan Ayah ... 38
Tabel 7 : Pekerjaan Ibu ... 39
Tabel 8 : Selain Pekerjan tetap yang dimiliki... 49
Tabel 9 : Penghasilan Ayah... 40
Tabel 10 : Penghasilan Ibu ... 40
Tabel 11 : Penghasilan yang didapat untuk kebutuhan sehari-hari ... 41
Tabel 12 : Jumlah Pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari... 41
Tabel 13 : Pengeluaran Biaya yang paling banyak... 42
Tabel 14 : Jumlah Anak Orang Tua Siswa... 42
Tabel 15 : Jumlah Saudara Kandung yang masih Sekolah ... 43
Tabel 16 : Status Kepemilikan rumah Orang Tua ... 43
Tabel 17 : Harta Kepemilikan selain Rumah ... 44
Tabel 18 : Kendaraan yang dimiliki Orang Tua... 44
Tabel 19 : Fasilitas yang dimiliki Selain Rumah... 45
Tabel 20 : Keseharian Siswa Belajar di Rumah ... 45
Tabel 21 : Jika Keluarag Sakit dilakukan dimana ... 46
Tabel 22 : Pembayaran SPP di sekolah... 46
Tabel 23 : Orang Tua Memenuhi Buku-buku Pelajaran Siswa... 47
Tabel 24 : Orang Tua Memenuhi Peralatan Selain Buku Pelajaran ... 47
Tabel 25 : Orang Tua Memberikan Uang saku ... 48
Tabel 26 : Jumlah Uang Saku yang diberikan... 48
Tabel 27 : Cara Siswa sampai di sekolah... 49
Tabel 29 : Tabel Distribusi Kemampuan ekonomi Orang Tua ... 51
Tabel 30 : Laporan Hasil Akhir Belajar di MTs. Al-Ikhwaniyah ... 52
Tabel 31 : Tabel Distribusi Prestasi belajar siswa MTs. Al-Ikhwaniyah... 53
Tabel 32 : Skor Jawaban Hubungan Kemampuan ekonomi Orang Tua dengan
Prestasi Belajar Siswa... 54
Tabel 33 : Perhitungan untuk Memperoleh Korelasi Variabel... 55
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama dikenalkan kepada anak,
atau dapat dikatakan bahwa seorang anak mengenal kehidupan sosial
pertama-tama didalam lingkungan keluarga. Adanya interaksi antara anggota keluarga
yang satu dengan yang lainnya itu menyebabkan bahwa seorang anak akan dirinya
bahwa ia berfungsi sebagai individu dan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai
individu dia harus memenuhi segala kebutuhan hidupnya demi untuk
kelangsungan hidupnya didunia ini. sebagai makhluk sosial ia menyesuaikan diri
dengan kehidupan bersama, yaitu saling tolong menolong dan mempelajari adat
istiadat yang berlaku dalam masyarakat ini dan yang memperkenalkannya adalah
orang tuanya, yang akhirnya dimiliki oleh anak-anak itu, sehingga dengan
demikian perkembangan seorang anak didalam keluarga sangat ditentukan oleh
kondisi situasi keluarga dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh orang
tuanya. Sehingga didalam kehidupan masyarakat akan kita jumpai bahwa
perkembangan anak yang satu dengan yang lain akan berbeda-beda.
Pemikiran sosial dalam islam setuju dengan pemikiran sosial modern yang mengatakan bahwa keluarga itu adalah unit pertama dan institusi pertama dalam masyarakat dimana hubungan-hubungan yang terdapat didalamnya sebahagiaan besarnya bersifat hubungan-hubungan langsung. Disitulah bekembang individu dan disitulah terbentuknya tahap-tahap awal proses pemasyarakatan (socialization), dan melalui interaksi dengannya ia memperoleh pengetahuan, keterampilan, minat, nilai-nilai, emosi dan sikapnya dalam hidup dan dengan itu ia memperoleh ketentraman dan ketenangan.1
Keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak, misalnya keluarga yang perekonomianya cukup, menyebabkan lingkungan materil yang dihadapi oleh anak di dalam keluarganya akan lebih luas di dalam memeperkenalkan bermacam-macam kecakapan, yang mana kecakapan-kecakapan tersebut tidak mungkin dapat dikembangkan kalau tidak ada alat-alatnya, misalnya seorang yang berbakat seni musik tidak dapat mengembangkan bakatnya kalau tidak ada alat-alat musiknya. hubungan sosial
1
antara anak-anak dan orang tuanya itu ternyata berlainan juga coraknya, misalnya keluarga yang ekonominya cukup, hubungan orang tua dengan anaknya lebih baik sebab tidak ditekankan dalam mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, sehingga perhatiannya dapat dicurahkan kepada anak-anak mereka.2
Pada umumnya kita telah mengetahui bahwa anak-anak semenjak dilahirkan
sampai menjadi manusia dewasa, orang yang dapat berdiri sendiri dan
bertanggung jawab didalam masyarakat mengalami perkembangan. Baik atau
buruknya hasil perkembangan anak itu terutama tergantung kepada pendidikan
yang diterima anak itu dari lingkungan pendidikan yang dialaminya.
Adapun Macam-macam lingkungan pendidikan itu ialah :
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
Keadaan keluarga berlain pula satu sama lain, ada keluarga yang mampu, ada
keluarga yang kurang mampu, ada keluarga (banyak anggota keluarga), dan ada
pula yang kecil. Ada keluarga yang selalu diliputi oleh suasana yang tenang dan
tentram, ada pula yang selalu gaduh, bertengkar dan sebagainya. Dengan
Sendirinya keadaan dalam keluarga yang bermacam-macam coraknya itu akan
membawa pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap pendidikan anak-anaknya.
Peranan keluarga khususnya orang tua akan sangat menentukan besarnya
pengaruh proses pendidikan anak dilingkungan keluarga, dan pada akhirnya akan
mempengaruhi prestasi belajar anak di sekolah. Tingkat kepedulian sebagian
orang tua dalam mendorong anaknya untuk belajar di rumah masih kurang karena
faktor kemampuan ekonomi keluarga dalam membiayai pendidikan anak-anak
mereka masih sangat kurang, bahkan banyak oang tua yang memiliki anggapan
bahwa pendidikan anaknya adalah tanggung jawab sekolah saja.
Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Dikatakan pendidikan pertama, karena ditempat inilah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya sebelum ia menerima pendidikan yang lainnya Dikatakan pendidikan utama karena pendidikan dari tempat ini mempunyai pengaruh yang dalam bagi kehidupan anak kelak dikemudian hari. Karena
2
perannya demikian penting itu maka orang tua harus benar-benar menyadarinya sehingga mereka dapat memerankannya sebagaimana mestinya.3
Orang tua wajib mendidik anak-anak mereka dengan sebaik-baiknya.
Memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencari pengetahuan. Orang tua
sebagai pemimpin dalam keluarga harus bisa mengayomi anak-anak mereka,
sebagaimana dikemukakan Aqburn yang dikutip yang oleh Abu Ahmadi bahwa
keluarga berfungsi sebagai;
1. Fungsi kasih sayang
2. Fungsi ekonomi
3. Fungsi pendidikan
4. Fungsi memberikan perlindungan
5. Fungsi rekreasi
6. Fungsi status keluarga
7. Fungsi agama
Data menunjukan bahwa prestasi belajar anak di sekolah dipengaruhi oleh
banyak factor, seperti factor keluarga, sekolah, masyarakat dan individu anak
(misalnya IQ dan pendidikan awal anak). Penelitian-penelitian yang pernah
dilakukan, baik di negara maju maupun negara berkembang menunjukan bahwa
pada umumnya keluarga menjadi factor dominan terhadap prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa. Variabel-variabel yang menentukan dalam factor keluarga
tersebut, termasuk kemampuan ekonomi orang tua (tingkat pendidikan, jenis
pekerjaan jumlah penghasilan), ketersediaan sarana belajar dan pemenuhan
kebutuhan sarana pendidikan oleh orang tua kepada anak.
Berdasarkan pemikiran diatas, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut
tentang kemampuan ekonomi orang tua dalam kaitannya dengan prestasi belajar
siswa dalam bentuk karya ilmiah dengan judul; “Hubungan Antara Kemampuan Ekonomi Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa Di MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang”.
3
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
a. Status sosial ekonomi orang tua yang diteliti adalah orang tua siswa di
Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang.
b. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa kelas VII dan
VIII di Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang yang diperoleh
dari aktivitas belajar dalam kurun waktu satu semester (semester
genap) tahun pelajaran 2007/2008.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dipaparkan diatas, perumusan masalah yang hendak dijadikan penelitian adalah :
a. Apakah ada hubungannya antara kemampuan ekonomi orang tua
dengan prestasi belajar siswa di Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren
Tanggerang?
b. Bagaimanakah hubungan antara kemampuan ekonomi orang tua
dengan prestasi belajar siswa di Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren
Tanggerang?
C. Perumusan Hipotesis
Untuk menguji kebenaran penelitian ini, maka penuli mengajukan Hipotesa
sebagai berikut :
Ho : Tidak ada hubungan antara kemampuan ekonomi orang tua dengan prestasi
belajar siswa di MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang.
Ha : Ada hubungan antara kemampuan ekonomi orang tua dengan prestasi
belajar siswa di MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang.
D. Tujuan dan Kegunanan Penelitian 1. Tujuan penelitian
a. Untuk memperoleh informasi tentang kondisi ekonomi orang tua siswa
b. Untuk mengungkap dan menemukan bagaimana kondisi kemampuan
ekonomi orang tua siswa/i di Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren
Tanggerang dan hubungannya dengan prestasi belajar.
c. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa/i kelas VII dan VIII di Mts.
Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang Semester Genap Tahun
Pelajaran 2007/2008.
2. Kegunaan Penelitian
a. Sebagai masukan bagi masyarakat untuk terus meningkatkan
penghasilan dan pendapatan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pihak sekolah dalam mengembangkan pendidikan.
c. Dapat memberikan sumbangan dan ilmu pendidikan islam, khususnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoritis
1. Pengertian Kemampuan Ekonomi
Kata kemampuan berasal dari bahasa Inggris “competency” yang berarti
ability, capability, qualification, eligibity, readness skill, dan eduquancy. Yang
artinya “kemampuan, kesanggupan, keahlian, kecakapan, memenuhi syarat,
kesiapan, kepandaian, dan ketangkasan”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk menentukan
(memutuskan) sesuatu.4
Menurut moh. Uzer Utsman kemampuan berarti sesuatu hal yang
menggambarkan kualifikasi ataupun kemampuan yang dimiliki seseorang baik
yang besifat kualitatif (harta yang bergerak) maupun kuantitatif (harta tak
bergerak).5
Istilah kemampuan menurut ilmu ekonomi terbagi dua yaitu mampu dan kurang mampu. Mampu ekonomi adalah pemilikan hak atas harta keuangan atau atas harta nyata, yang pada dasarnya sudah luar biasa mampu (karena warisan, keahlian atau nasib baik), sedangkan kurang mampu adalah tidak memiliki hak atas harta keuangan atau atas harta nyata serta tidak pula mempunyai penghasilan yang tentu untuk mencukupi keperluannya sehari-hari (selalu dalam kekurangan).6 Sedangkan menurut Soedjono dalam bukunya Sosiologi mengemukakan bahwa, kurang mampu diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai taraf kehidupan kelompok dan juga tidak
1 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-4, h.553
5
Moh. Uzer Utsman, Menjadi Guru Frofesional, (Bandung: PT. Remaja Rodasdakarya, 2000), Cet. Ke-15, h. 14
6
mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tertentu.7 Menurut W.J.S Purwadaminta kemampuan atau kata dasar mampu adalah sanggupnya seseorang dalam melakukan sesuatu.8
Ekonomi atau economic dalam banyak literature ekonomi disebutkan dari bahasa Yunani, yaitu kata “Oikos atau oiku” dan “nomos” yang berarti perataran rumah tangga. Dengan kata lain, pengertian ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan peri kehidupan dalam rumah tangga, tentu saja yang dimaksud dan dalam perkembangannya kata rumah tangga bukan hanya sekedar merujuk pada satu keluarga yang terdiri atas suami, istri dan anak-anaknya melainkan juga rumah tangga yang lebih luas yaitu rumah tangga bangsa, negara dan dunia..9
Adapun pengertian ekonomi sebagaimana tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:
a. Ilmu mengenai azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perinustrian dan perdagangan).
b. Pemanfaatan uang tenaga waktu dan sebagainya yang berharga. c. Tata kehidupan perekonomian (suatu negara).
d. Urusan keuangan rumah tangga (organisasi, negara). 10
Menurut Alfred Marshall dalam bukunya Principles of Ekonomics, yang dikutip oleh Tom Gunadi mengatakan “Ekonomi adalah studi tentang manusia sebagaimana mereka hidup dan berbuat serta berfikir dalam urusan kehidupan biasa. Selanjutnya dikatakannya, bahwa ekonomi mempelajari segi tindakan individu dan masyarakat, yaitu tindakan yangpaling erat berhubungan dengan
perolehan dan penggunaan barang-barang yang diperlukan bagi
kesejahteraan”.11
Sedangkan menurut A. Samuelson dalam bukunya Ekonomic an Introductory Analysis mengatakan Ekonomi sebagai “studi tentang bagaimana manusia dan masyarakat menentukan pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang untuk mengerjakan sumber-sumber produktif yang terbatas untuk menghasilkan berbagai komoditi pada waktunya dan mendistribusikannya untuk konsumsi,
7
Soedjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 365
8
W.J.S Purwadaminta, Kamus Besar Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. 10, h.72
9
Iskandar Putong, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro dan Makro, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), cet. 1, h. 14
10
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustak, 1988), h. 220
11
sekarang dan di hari nanti diantara orang-orang dan kelompok-kelompok masyaraka”t.12
Menurut Parsudi Suparlan dalam bukunya, “Kemiskinan di Perkotaan”, menyatakan “Kemampuan ekonomi ialah suatu standar tingkat hidup seseorang atau keluarga, yaitu adanya suatu tingkat kemampuan materi pada sejumlah atau segolongan orang dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan berdasarkan atas perbedaan kesanggupan untuk memperoleh dan memiliki kekayaan dan harta benda yang berharga. Sehingga dalam suatu masyarakat terdapat adanya ketidaksamaan kedudukan sosial diantara sesama warga masyarakat.13
Dan Penulis menyimpulkan “Kamampuan Ekonomi” adalah suatu keadaan
dimana seseorang khususnya kepala keluarga mampu memenuhi semua
kebutuhan dalam berbagai kehidupan baik dalam urusan rumah tangga (sandang
maupun pangan) serta dalam urusan pendidikan.
2. Macam-macam Orang Tua a. Orang Tua Kandung
Telah disadari oleh banyak ahli pendidikan, bahwa pendidikan berawal
dan dilakukan oleh keluarga, secara sadar atau tidak sadar keluarga lebih
berperan didalamnya yaitu orang tua, yang telah merancang bentuk pengajaran
dan pendidikan untuk masa depan anak-anak mereka, mulai dari bentuk
pengenalan terhadap keluarga, benda dan dirinya, serta bentuk pengenalan
terhadap lingkungan sekitar atau social masyarakat. Seperti ditulis oleh Amir
Dain dalam bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan, bahwa orang tua adalah
orang pertama dan terutama wajib bertanggung jawab atas pendidikan
anak-anaknya.14
Secara definitive orang tua dapat diartikan sebagai orang yang melahirkan
(ibu), membesarkan, merawat, mendidik serta membimbing anak-anaknya.
12
Tom Gunadi, Sistem Perekonomian menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, (Bandung: Angkasa), h. 9
13
Parsudi suparlan, Kemiskinan di Perkotaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995), h. 36
14
Orang tua dapat diartikan ibu dan ayah sebagi suami dan isteri yang
melahirkan anak dan memiliki tanggungjawab keagamaan.15
Sedangkan pendapat lain yang dikemukakan Kartini Kartolo, bahwa yang
dimaksud orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan
siap sedia dalam memikul tanggung jawab sebagi ayah dan ibu dari anak-anak
yang dilahirkan.16 Firman Allah SWT
!"# $
%&'() $
*+
#
, -
“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka” (Q.S. At-Tahrim:6)
Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan
masyarakat dan merupakan kelompok social pertama dimana anak-anak
menjadi anggotanya. Dan orang tua sebagai pemimpin keluarga haruslah
menjadi penanggung jawab atas keselamatan dunia dan akhirat, maka orang
tua wajib mendidik anak-anak mereka dengan sebaik-baiknya, yaitu debgan
memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencari ilmu pengetahuan.
Dalam surat at-Tahrim ayat 6 Allah SWT menegaskan kepada orang tua
bahwa pendidikan keluarga harus dan merupakan kewajiban kodrati untuk
memperhatian anak-anaknya serta mendidknya sejak anak itu kecil, bahkan
sejak didalam kandungan.
Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa orang tua adalah ayah dan ibu
kandung, dan hal ini diperkuat dalam Al-qur’an bahwa istilah orang tua
mengarah kepada ayah dan ibu, seperti dalil berikut ini.
Firman Allah SWT
./01
23
456
7( 8
9:
&
7(<=' >?
@7A B$
C ()
DE=F
93()
@7
'
G H
E&
- (I
J
-K $
15
Syahmini Zaini, Prinsi-prinsip Dasar Konsepsi, Jakarta: Kalam Mulia, 1986), h.133
16
L!MN
EP
8Q( 8
9:
&9
RE=P&S
TLUG8V.9
,W-
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepda dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapinya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu”.(Q.S.Luqman:14)
Sedangkan menurut S. Nasution dalam bukuya yang berjudul Sosiologi
Pendidikan bahwa yang dimaksud orang tua adalah setiap orang yang
bertanggungjawab atas penghidupan anak-anaknya, tanggung jawab tersebut
meliputi: memelihara, membiayai, membimbing dan mendidik anak-anaknya
dari semenjak mereka belum mengenal dirinya sendiri dan lingkungannya,
dimana didalamnya juga termasuk bagaimana orang tua bertanggung jawab
terhadap endidikan yang semestinya diperoleh oleh anak untuk masa
depannya. 17
Jadi pada akhirnya bahwa yang dimaksud dengan Kemampuan Ekonomi
Orang Tua menurut penulis adalah kedudukan orang tua dalam masyarakat
berdasarkan pada pendidikan dan pekerjaan disertai dengan kemampuan orang
tua dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, termasuk kemampuan
orang tua dalam membiayai dan menyediakan fasilitas anak sebagai bentuk
tanggung jawab mereka terhadap anak-anaknya.
b. Orang Tua Angkat
Agama Islam diturunkan dimuka bumi sebagai rahmatal lillamin, sebagai
rahmat bagi seluruh alam. Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan, tetapi juga mencakup seluruh kehidupan baik politik, hukum,
sosial dan budaya, serta masalah pengangkatan anak, orang islam dapat
mengarungi kehidupan dan memecahkan setiap problem dalam kehidupan.
Keinginan untuk mempunyai anak adalah naluri manusiawi dan alami
akan tetapi kadang-kadang naluri ini terbentir pada takdir ilahi, dimana
kehendak mempunyai anak tidak tercapai. Akan tetapi semua kuasa ada di
17
tangan Tuhan. Apapun yang mereka usahakan apabila Tuhan tidak
menghendaki, maka keinginan merekapun tidak akan terpenuhi, hingga jalan
terakhir semua usaha tidak membawa hasil, maka diambil jalan dengan
pengangkatan anak (adopsi).
Untuk menjadi orang tua angkat ada beberapa syarat yang harus terpenuhi,
yaitu:
1). berstatus kawin dan berumur minimal 25 tahun atau maksimum 45
tahun
2). selisih umur antara orang tua angkat dengan anak angkat minimal 20
tahun
3). Pada saat mengajukan permohonan pengangkatan anak
sekurang-kurangnya sudah kawin 5 tahun dengan mengutamakan yang
keadaanya sebagai berikut:
(a) tidak mungkin mempunyai anak (dibuktikan dengan surat
keterangan dokter kebidanan/dokter ahli)
(b) belum mempunyai anak kandung
(c) mempunyai anak angkat seorang dan tidak mempunyai anak
kandung
4) dalam keadaan mampu ekonomi berdasarkan surat keterangan dari
pejabat yang berwenamg minimal Lurah setempat/Kepala Desa
5) Berkelakuan baik berdasarkan surat keterangan dari Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
6) dalam keadaan sehat jasmani dan rohani berdasrkan surat keterangan
dari dokter pemerintah.
7) mengajukan surat pernyataan bahwa pengangkatan anak semata=mata
untuk kepentingan kesejahteraan anak.
8) telah berdomisili dan bekerja tetap di Indonesia sekurang-kurangnya 3
tahun berdasarkan surat keterangan dari pejabat yang berwenang
9) telah memelihara dan merawat anak yang bersangkutan
sekurang-kurangnya 6 bulan untuk dibawah umur 3 tahun dan 1 tahun untuk
anak yang berumur 3 sampai 5 tahun.18
c. Orang Tua Asuh
Orang Tua Asuh (OTA) adalah perorangan, kelompok dan lembaga /
organisasi / badan yang memberikan bantuan kepada anak asuh usia sekolah
dari keluarga tidak mampu agar dapat mengikuti pendidikan dasar sembilan
tahun sampai tamat.
Pada dasarnya setiap warga masyarakat dapat menjadi Orang Tua Asuh,
baik secara perorangan atau berkelompok maupun melalui organisasi /
lembaga / badan penyelenggara program bantuan anak asuh. Kesempatan
menjadi orang tua asuh tidak terbatas, baik mengenai jumlah anak yang ingin
dibantu maupun lamanya pemberian bantuan. Semuanya tergantung dari
kemauan dan kemampuan orang tua asuh sendiri.
Ada beberapa cara untuk menjadi orang tua asuh antara lain:
1. Dapat dilakukan langsung dengan sara menentukan sendiri calon anak
asuh dan memberikan langsung kepada anak asuh. Hal ini seperti seperti
yang biasa dilakukan selama ini oleh keluarga dalam masyarakat.
Diharapkan data anak asuh tersebut dapat disampaikan kepada Yayasan
Lembaga GN-OTA agar tidak terjadi duplikasi dalam pemberian bantuan.
2. Dapat dilakukan secara berkelompok melalui kelompok sosial masyarakat,
antara lain kelompok pengajian, arisan, paguyuban dan sebagainya.
Diharapkan kelompok tersebut menyampaikan data anak asuhnya kepada
Yayasan Lembaga GN-OTA setrempat agar tidak lagi terjadi tumpang
tindih dalam pemberian bantuan.
3. Dapat dilakukan melalui organisasi/lembaga/badan penyelenggara
program orang tua anak asuh, misalnya melalui panti asuhan, non panti
atau badan social lainnya. Data anak asuh beserta orang tua asunya akan
18
disampaikan oleh organisasi / lembaga / badan yang bersangkutan kepada
Yayasan Lembaga GN-OTA setempat.
4. Cara yang paling mudah adalah melalui Yayasan Lembaga GN-OTA
dengan meknisme sebagai berikut:
a. Calon orang tua asuh datang ke Kantor Bank Rakyat Indonesia atau
kesalah satu bank terdekat atau melalui ATM.
b. Calon orang tua asuh dapat menentukan :
(1) Daerah asal anak asuhnya (untuk jumlah bantuan tertentu)
(2) Jumlah calon anak asuh yang akan dibantu
(3) Tingkat pendidikan calon anak asuh yang akan dibantu
(4) Lamanya bantua akan diberikan
(c) Kirimkan uang bantuan kepada Yayasan Lembaga GN-OTA serta kan
identitas lengkap calon anak asuh yang diisi pada waktu pengiriman
uang.
(d) Selanjutnya Yayasan GN-OTA akan menyalurkan bantua yang
diterima kepada anak asuh sesuai dengan permintaaan orang tua asuh.
(e) Setelah bantuan diterima oleh anak asuh, Yayasan Lembaga GN-OTA
akan mengirimkan data identitas anak asuhnya.19
3. Pengaruh Kemampuan Ekonomi Terhadap Keluarga
Pada hakekatnya manusia mempunyai kecenderungan untuk tetap hidup guna
mengembangkan bakat dan kehidupan sosialnya. Sebagai konsekuensinya mereka
harus memenuhi kebutuhan hidupnya, baik primer maupun sekunder agar dapat
hidup layak sesuai dengan harkatnya sebagai anggota masyarakat.
Keadaan sosio-ekonomi keluarga tentulah berpengaruh terhadap
perkembangan anak-anak, apabila kita perhatikan bahwa dengan adanya
perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak didalam
keluarganya itu lebih luas, ia mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk
mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat dikembangkan
apabila tidak ada prasarananya. Hubungan orang tuanya hidup didalam status
19
social-ekonomi serba cukup dan kurang mengalami tekanan-tekanan fundamental
seperti dalam memperoleh nafkah hidupnya yang memadai. Orang tuanya dapat
mencurahkan perhatian yang lebih mendalam pada pendidikan anak-anaknya
apabila ia tidak dibebani dengan masalah-masalah kebutuhan primer kehidupan
manusia.
Faktor ekonomi keluarga sangat berpengaruh terhadap kemajuan anak didik di
sekolah. Misalnya, adanya kesulitan belajar atau kemerosotan prestasi sekolah,
sehingga banyak yang tinggal kelas dan bahkan putus sekolah. Semua itu bukan
hanya disebabkan oleh kebodohan dan kemalasan saja, tetapi biasanya ada
sebab-sebab lain.
Untuk mengklasifikasikan kemampuan ekonomi orang tua, penulis merujuk ke
UMRD (Upah Minimum Regional Daerah) Kota Tangerang.
Upah Minimum Regional
Tahun 2007 2008
Upah Minimum Regional 882,500 958,782 Rupiah Sumber Data : Direktorat Pengupahan dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Pola asuh keluarga kurang mampu berbeda dengan polah asuh keluarga
mampu. Anak-anak yang kurang mampu banyak yang mencari uang untuk
membantu ekonomi rumah tangga dengan jalan menjadi pedagang asongan,
tukang semir sepatu, penjual Koran, mengamen di bis-bis kota atau melakukan
pekerjaan lain di sector informal. Sedangkan anak-anak dari keluarga mampu
ekonominya dapat dengan leluasa memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana dan
selama mengikuti pendidikan formal memperoleh berbagai kemudahan dari orang
tua mereka, seperti menggunakan mobil jemputan atau kendaraan pribadi,
berbagai fasilitas yang menunjang proses belajar seperti ruang belajar yang
nyaman, buku, majalah dan berbagai perlengkapan elektronik.
Betapa besar peranan kemampuan ekonomi dalam kehidupan masyarakat,
rasanya tidak dapat diragukan lagi. Dengan kemampuan ekonomi orang dapat
mudah ia memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena itu banyak orang yang berusaha
keras mencari uang tanpa mengenal lelah.20
Oleh karena itu, dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan memerlukan
berbagai sarana dan prasarana yang didalam hal ini, pengadaannya membutuhkan
dana dan biaya yang cukup. Dengan demikian factor ekonomi keluarga dapat
mempengaruhi prestasi belajar.
4. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Sebelum
mengetahui arti prestasi belajar secara integral terlebih dahulu mengetahui arti
dari prestasi dan belajar secara terpisah.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik
secara individual maupun kelompok. Dalam kamus popular dinyatakan bahwa
prestasi adalah “apa yang telah diciptakan, hasil yang menyenangkan hati yang
diperoleh dengan keuletan bekerja”.21
Menurut Syaiful Bahri Jamarah dalam bukunya “Prestasi Belajar Siswa dan Kompetensi Guru” yang dikutip oleh Sultan bahwa:”Prestasi adalah hasil dari sebuah kegiatan yang dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.” Selanjutnya, yang dimaksud belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.22
Menurut W.S. Winkle “hasil belajar” tidak jauh atau sama dengan “prestasi
Belajar” (Performance); di dalam prestasi hasil belajar menampakkan diri, sulitlah
diperoleh kepastian tentang apa yang telah dipelajari”.23
20
Zakiah Darajat, Zakat Pembersih Harta dan Jiwa, (Jakarta: Ruhamah, 1996), h.12
21
SF. Habey, Kamus Populer, (Jakarta: PT. Nurani, 1983) Cet. Ke-20, h.296
22
Sultan, “Perbandingan Prestasi Belajar Siswa yang Diajar menggunakan LKS dan yang Tidak Menggunakan LKS pada Mata Pelajaran Biologi SMU”, dari www.google.com, 18 Juli 2008.
23
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap.
Menurut Keller, hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh
anak sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada pada penyelesaian
tugas-tugas belajar. Ini berarti bahwa besarnya usaha adalah indicator dari adanya
motivasi; sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan
oleh anak.24
Nana Sudjana menyatakan bahwa belajar adalah “suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan, dimana perubahan tersebut dapat ditunjukan dalam
berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah
laku, keterampilan kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang
ada pada individu yang belajar”.25
Howard L. Kingsley menyatakan “Learning is the procces by wich behavior
(in the broader sense is originated or changed through practice or training”.
bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas ditimbulkan
atau diubah melalui praktek atau latihan).26
Surya (1997:9) dalam bukunya “Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran”
dalam Tohirin (2006) belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.27
Barlow (1985) dalam bukunya Educational Psycology: The
Teaching-Learning Process dalam Syah (1996) menyatakan bahwa learning a process of
24
Mulyono Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet. 1 h. 39
25
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algasindo, 1989), Cet. 2 h. 5
26
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), cet. 1, h. 120
27
progressive behavior adaptation (belajar adalah proses adaptasi atau penyesuaian
tingkah laku yang berlangsung secara progresif).28
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer dinyatakan bahwa prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaran, lazim ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru.29
Menurut Tirtaraharja dalam bukunya “Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar”, yang dikutip oleh Sultan bahwa “Prestasi belajar ialah taraf
kemampuan actual yang bersifat terukur berupa penguasaan ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dicapai siswa dari apa yang telah dipelajari
disekolah”.30
Selanjutnya Mappa dalam bukunya “Psikologi Pendidikan”, yang dikutip oleh
Sultan bahwa “Prestasi belajar ialah hasil yang dicapai siswa dari apa yang apa
yang dicapai dalam hubungannya denagan bahan yang telah dipelajariyang
nampak dalam tingkah lakunya.”31
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar
merupakan perubahan tingkah laku yang tampak pada terjadinya perubahan
pengetahuan, keterampilan dan sikap mental. Secara terperinci dapat dikatakan
bahwa hasil belajar meliputi keterampilan entelektual, keterampilan metodik,
sikap mental, dan kemampuan prestasi belajar untuk menentukan keberhasilan.
Penguasaan hal-hal tersebut diatas diskolah formal dinyatakan dalam bentuk
angka atau nilai.
Jadi menurut Penulis prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara
optimal selama berlangsungnya proses belajar dalam jangka waktu tertentu.
28
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), cet. III, h. 90
29
Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English, 1991), h.1190
30
Sultan, “Perbandingan Prestasi Belajar Siswa yang Diajar menggunakan LKS dan yang Tidak Menggunakan LKS pada Mata Pelajaran Biologi SMU”, dari www.google.com, 18 Juli 2008.
31
Prestasi belajar dalam bentuk kongkrit adalah pemberian nilai dari guru kepada
siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang
diberikannya. Biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau
kalimat dan terdapat dalam priode tertentu.
Prestasi belajar dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka (kuantitatif)
dan pernyataan verbal (kualitatif). Prestasi belajar yang dituangkan dalam bentuk
angka misalnya 10, 9, 8 dan seterusnya. Sedangkan prestasi belajar yang
dituangkan dalam bentuk pernyataan verbal misalnya, baik sekali, baik, sedang,
kurang, dan sebagainya.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu meruakan hasil interaksi antara
berbagai factor yang mempengaruhinya baik dalam diri (faktor internal) maupun
dari luar diri (factor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu
murid dalam membantu prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono bahwa factor yang
mempengaruhi prestasi belajar terbagi 2 (dua), yaitu:
Faktor Internal
a. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperopeh. Yang termasuk factor ini misalnya penglihatan, pendengaran sturktur tubuh, dan sebagainya.
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:
1. Faktor intelektif yang meliputi:
a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
b) Factor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
2. Faktor non intelektif, yaitu unsure-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. 3. Faktor kematangan fisik maupun psikis. 32
32
Faktor eksternal
a. Faktor sosial yang terdiri atas: 1. lingkungan keluarga 2. lingkungan sekolah 3. lingkungan masyarakat 4. lingkungan kelompok
b. Faktor budaya seperti adapt istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.
c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Menurut Drs. H. M. Alisuf Sabri bahwa factor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar terbagi 2 (dua), yaitu:
a. factor internal, yaitu factor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa, terdiri dari:
1. Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan, kebugaran fisik, kondidi panca indra terutama penglihatan dan pendengaran.
2. Faktor kondisi psikologis siswa terdiri dari minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan, berfikir, dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki.
b. factor eksternal, yaitu factor-faktor yang berasal dari luar diri siswa, terdiri dari:
1. Faktor lingkungan, terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu:
a) Factor lingkungan non social/alami ini seperti: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), letak gedung sekolah.
b) Faktor lingkungan social yang terdiri atas: lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
2. Faktor instrumental, terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru, kurikulum/materi pelajaran dan strategi belajar mengajar.33
Sedangkan menurut Muhibbin Syah bahwa factor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar terbagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:
a. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), terdiri dari:
1. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmani), meliputi kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot), kondisi organ-organ khusus siswa, seperti kesehatan indrapendengaran dan indra penglihatan.
33
2. Kondisi psikologis (yang bersifat rohaniah), meliputi intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.
b. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal), terdiri dari:
1. Faktor lingkungan social, meliputi, orang tua, masyarakat, guru, dll. 2. Faktor lingkungan non social, meliputi gedung sekolah dan letaknya, sarana dan prasarana belajara, keadaan cuaca, waktu belajar.
c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.34
6. Keutamaan Belajar dalam Islam
Belajar merupakan jendela dunia. Dengan belajar orang akan menjadi pandai
dan ia dapat mengetahui banyak hal, tanpa belajar orang akan bodoh tidak akan
mengetahui sesuatu pun, oleh sebab itu islam amat menekankan masalah belajar.
Allah SWT. Berfirman
H$ L.
XY[
&
8Q&=
+
\
]='8^
,W-
]='8^
23
456
N3
_]='
,`-H$ L.
8Q
+
a L.b<^
,c-
\
2Y ' J
XY='dS.9
&
,-
2Y ' J
23
456
Yd9
(edf(
,&-
g
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-Alaq : 1-5)
Wahyu yang pertama diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
(Surat Al-Alaq: 1-5) memberikan isyarat bahwa islam memperhatikan soal belajar
(dalam konteks menuntut ilmu), sehingga implementasinya menuntut ilmu
(belajar) itu wajib menurut islam. Didalam Al-qur’an banyak kita temukan
kalimat seperti ya’qilun, yatafakkarun, yubsirun, yasma’un, dan sebagainya.
Kalimat-kalimat diatas mengisyaratkan bahwa Al-qur’an (islam) menganjurkan
agar kita menggunakan potensi-potensi atau organ-organ psiko-psikis, seperti
34
akal, indra penglihatan (mata), dan indra pendengaran (telinga) untuk melakukan
kegiatan belajar.
Allah SWT berfirman
h
i
8j L(2 $
b3 k
-K
l
i
< 8mn B$
op
q V='(
dF
st.%?
o_8
8j
i
d9
8uNV 9
L
G
<^
=v8
t.H<^
w
i
h'8
d9
q
L
NxdF
,yz-
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78)
Af’iddah dalam ayat diatas, menurut Quraisy Shihab berarti “daya nalar”,
yaitu potensi atau kemampuan berfikir logis atau dengan perkataan lain “akal”.
Berkenaan dengan potensi akal, Al-qur’an dalam surat Az-zumar ayat 9
menegaskan bahwa: “ Apakah sama orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran.
Seperti disebutkan diatas, dalam islam, belajar merupakan kewajiban bagi
setiap individu Muslim-Muslimat dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan
sehingga derajat kehidupannya meningkat.
Firman Allah SWT
{udH L
h
i
F B$
2YH'
.9
|5 8j +8/
D
h
8V&
K
'8V(
dF
}TL&Q82
,WW-
Disis lain Allah SWT melalui Rasulnya menganjurkan orang islam belajar
hingga ke hegeri China dan memerintahkan supaya menuntut ilmu dari buaian
hingga liang lahat, menunjukan bahwa islam memandang penting belajar.
Imam Al-Ghazali memandang bahwa belajar sangat penting serta menilai
sebagai kegiatan yang terpuji. Untuk menerangkan keutamaan belajar tersebut
Imam Al-Ghazali mengutip ayat Al-Qur,an. yaitu:
Firman Allah SWT
~
q ?b
K
(dV.9
L "* / 9
H
o•
D
op
='dH
L?" #
3
-€_ b
Q d
L H
i
(‚ k
} ?"ƒ
d
m…S?" † / ‡9
E&
,3
€
ˆ+X%* / 9
Ym
d
d‰&S
8j +
i
Td9&S
Ym '8
d9
q ˆ+?%. dŠ
,W``-
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122)
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulan bahwa belajar merupakan
perbuatan yang terpuji. Disamping belajar dapat untuk menambah ilmu
pengetahuan baik teori maupun praktek, belajar juga dinilai sebagi ibadah kepada
Allah. Orang yang belajar sungguh-sungguh disertai niat ikhlas ia akan
memperoleh pahala yang banyak. Belajar juga dinilai sebagai perbuatan yang
pahalanya sama dengan orang yang berjuang dijalan Allah untuk membela
kebenaran agama Allah.
B. Kerangka Berfikir
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu membutuhkan biaya untuk
dari biaya, karena untuk melaksanakan pendidikan memerlukan alat-alat belajar,
alat-lat belajar tersedia karena ada biaya. Pembiayaan ibarat mesin bagi sebuah
mobil, demikian pula biaya bagi pendidikan. Dengan demikian ekonomi termasuk
alat untuk mencapai tujuan belajar mengajar, sebagai orang tua yang bertanggung
jawab melengkapi sarana belajar anak, harus memperhatikan belajar anak agar
memperoleh prestasi yang tinggi.
Bagi keluarga dimana orang tua mempunyai penghasilan tinggi dengan kata
lain keadaan ekonominya baik, tidak akan sulit dalam memenuhi kebutuhan
sehari- hari. Dengan tingkat ekonomi yang demikian mereka mempunyai
kesempatan yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan anaknya dalam proses
belajar mengajar. Dengan terpnuhinya kebutuhan tersebut maka akan
menumbuhkan semangat untuk belajar serta menciptakan konsentrasi belajar pada
anak, sehingga anak akan fokus perhatiannya dalam proses pembelajaran yang
berlangsung. Hal ini akan menyebabkan anak termotivasi untuk belajar lebih giat
lagi, sehingga pada akhirnya prestasi belajar akan dapat diraih.
Lain halnya anak didik yang berasal dari orang tua yang berpenghasilan
rendah atau ekonominya kurang baik, mereka akan memusatkan perhatiannya
pada kebutuhan sehari-hari dari penghasilan yang diterimanya, akibatnya mungkin
anak harus bekerja mencari nafkah untuk membantu orang tuanya dan akan
mengganggu kegiatan belajar anak tersebut, sehingga kebanyakan ada anak
kurang mampu menunjukan prestasi belajar yang kurang bagus, walaupun tidak
dapat dipungkiri tentang adanya anak didik yang serba kekurangan dan menderita
akibat orang tuanya kurang mampu, justru keadaan itu menjadi cambuk baginya
untuk belajar lebih giat dan prestasi belajarnya meningkat.
Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan akan menjadi
penghambat anak dalam belajar dan mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya. Maka factor ekonomi keluarga yang mampu akan memberikan
kesempatan mencurahkan perhatian yang optimal untuk kepentingan belajar bagi
anak didik, karena tidak disibukkan lagi oleh kegiatan-kegiatan lain untuk
memenuhi kebutuhan primer sehari-hari keluarga. Demikian pula bagi anak didik,
keluarga yang memaksakan dirinya untuk membantu orang tua memenuhi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat atau lokasi yang penulis jadikan objek penelitian ini berlokasi di MTs.
Al-Ikhwaniyah yang terletak di jalan Panti Asuhan Ceger No 73 Jurang Mangu
Pondok Aren Tanggerang. Sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan
Oktober sampai November 2008.
B. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, metode yang digunakan adalah deskriptif analitis,
yaitu menganalisa data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data dan
informasi yang berkaitan dengantema yang diteliti. Adapun dalam mengumpulkan
data, penulis menggunakan:
1. Field Research, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun
langsung ke objek penelitian karena dalam penelitian ini memerlukan
data-data dan fakta yang valid agar dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
2. Library Research, yaitu suatu metode pengumpulan data berdasarkan
literature buku-buku, majalh, surat kabar dan rujukan lain yang berkaitan
dengan tema yang dibahas.
C. Variabel Penelitian
Yang dimaksud dengan variabel penelian adalah ojek penelitian yang
1. Variabel Indevendent (Variabel bebas) adalah kemampuan ekonomi orang
tua siswa.
2. Variabel Devendent (Variabel terikat) adalah prestasi belajar siswa.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, baik manusia ataupun bukan,
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.
Adapun populasi target dalam penulisan ini adalah seluruh siswa Mts.
Al-Ikhwaniyah yang berjumlah sekitar 240 siswa, sedangkan populasi terjangkaunya
adalah seluruh siswa kelas VII dan VIII, yang berjumlah 173 siswa yang terdiri
dari 2 (dua) kelas.
Sampel ialah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini diambil dengan metode random sampling
(penarikan secara acak), yaitu dengan memilih secara acak dari kelas VII
berjumlah 20 siswa dan kelas VIII berjumlah 20 siswa, jadi yang menjadi sample
dalam penelitian ini berjumlah 40 siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Anket (Questionnaires) adalah sejumlah pertanyaan secara tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Adapun angket
yang penulis gunakan adalah bentuk angket tertutup, yaitu angket yang
sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih
jawaban yang sudah ada.35
2. Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara umum
tentang profil lembaga yang akan diteliti, dalam hal ini adalah Mts.
Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang dan untuk memperoleh gambaran
35
secara umum tentang prestasi belajar siswa di Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok
Aren Tanggerang.
3. Dokumentasi adalah penyelididkan benda-benda tertulis seperti
buku-buku, majalah, dokumen, praturan-peraturan, noutulen, rapat, catatan
harian, dan sebagainya. Adapun dokumentasi dalam hal ini dilakukan
untuk mendapatkan data tentang keadaan orang tua siswa, keadaan guru,
keaadaan sarana dan prasarana serta data tentang prestasi belajar siswa di
Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang berupa nilai raport
Semester Genap tahun pelajaran 2007/2008.
F. Teknik Pengolahan, Analisa, dan Interpretasi Data 1. Teknik Pengolahan data
Langkah-langkah penulis dalam mengolah data adalah sebagai berikut:
a. Editing yaitu memperbaiki/mengedit data yang telah diperoleh dari
angket dan mendata ulang, jika ada pernyataan yang belum diisi.
b. Coding, yaitu mengelompokan data sesuai dengan kategori.
c. Scoring, yaitu pemberian skor terhadap data angket kemampuan
ekonomi orang tua.
[image:38.612.102.520.115.530.2]d. Tabulating, yaitu memasukan data yang sudah diberi skor ke dalam
table untuk memudahkan dalam membaca data.
2. Teknik Analisa Data
Setelah data-data dalam penulisan ini terkumpul, peneliti selanjutnya
mengolah dan menganalisa data-data tersesebut untuk mengungkap pokok
masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh kesimpulan. Teknik analisa data
yang digunakan adalah :
a. Prosentase
Prosentase artinya data di prosentasekan setelah ditabulasikan dalam jumlah
frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif jawaban, rumusnya adalah :
Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi N = Number of cases b. Korelasi
Tujuan dari korelasi adalah untuk mengetahui apakah benar terdapat hubungan
antara variabel x dengan variabel y atau sebaliknya. Adapun untuk mencari angka
indeks korelasi “r” dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Carl
Person.36
r
xy = N XY - ( X) ( Y){N X2 – ( x)2 } {N Y2 – ( Y2)}
Keterangan :
r
xy = Angka indeks korelasi “r” product moment N = Number of casesXY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y X = Jumlah seluruh skor X
Y = Jumlah seluruh skor Y
3. Teknik Interpretasi Data
Terhadap angka indeks korelasi yang telah diperoleh dari perhitungan (proses
komputasi) kita dapat memberikan interpretasi atau penafsiran tertentu. Dalam
hubungan ini ada dua macam cara yang dapat kita tempuh, yaitu:
a. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi r Product Moment dengan secara kasar (sederhana)
Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka
indeks korelasi “r” Product Moment (rxy), pada umumnya
dipergunakan pedoman atau ancar-ancarsebagai berikut;
Indeks Korelasi “r” Product Moment
36
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 14, h.193
b. Memberikan Interpretasi terhadap angka Indeks Korelasi “r” Product
Moment, dengan jalan berkonsultasi pada table nilai “r” dengan cara :
1). Merumuskan Membuat Hipotesa alternative (Ha) dan Hipotesa
nihil atau Hipotesa nol (H0).
Hipotesa alternative (Ha) kita rumuskan sebagai berikut :”Ada
(terdapat) korelasi positif atau negatif yang signifikan antara
variabel X dan variable Y”.
Adapun rumusan Hipotesa nihil (H0) adalah sebagai berikut
:”Tidak ada (tidak terdapat) korelasi positif atau negatif yang
signifikan antara variabel X dan variabel Y.
2). Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesa yang telah kita
ajukan diatas tadi dengan jalan memperbandingkan besarnya “r”
yang telah diperoleh dalam proses perhitungan atau “r” observasi
(ro) dengan besarnya “r” ysng tercantum pada table nilai “r” Besarnya “r” Product Moment
(rxy)
Interpretasi
0,00 - 0,20
Antara Variabel X dan Variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu
sangat lemah atau sangat rendah sehingga
korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada
korelasi antara Variabel X dan variabel Y)
0,20 - 0,40 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,40 - 0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan
0,70 - 0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
Product Moment (rt), dengan terlebih deahulu mencari derajat
bebasnya (db) atau degress of freedom (df) yang rumusnya sebagai
berikut:
Keterangan :
Df = Degrees of freedom N = Number of cases
nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Dengan diperolehnya df maka dapat dicari besarnya “r” yang tercantum pada
tabel nilai “r” Product Moment, baik pada taraf signifikansi 5% ataupun padan
taraf signifikansi 1%.
Jika ro sama dengan atau lebih besar dari pada rt maka hipotesa alternatif (Ha)
diterima atau terbukti kebenarannya. Berarti memang benar antara Variabel X dan
Variabel Y terdapat korelasi positif atau negatif yang signifikan. Sebaliknya
Hipotesa Nihil (Ho) tidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak
terbukti kebenarnya. Ini berarti Hipotesa Nihil yang menyatakan tidak adanya
korelasi antara Variabel X dan Variabel Y itu salah.
Untuk mengetahui berapa persen (%) variable X memberikan kontribusi
terhadap variable Y, maka dicari koefisien determinasi dengan menentukan
derajat hubungan antara variabel X dan variable Y digunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan :
KD : Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
r
xy : Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel YDalam penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta terbitan tahun 2007. KD =
r
xy2 x 100% [image:41.612.104.517.125.610.2]BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang 1. Sejarah Berdirinya
Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhwaniyah berdiri sejak tahun 1997. Gedung
Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhwaniyah berada dilingkungan Yayasan Pendidikan
Islam Al-Ikhwaniyah yang terletak di Jurang Mangu Barat Tanggerang. Yayasan
Pendidikan Islam Al-Ikhwaniyah mempunyai luas lahan bangunan kurang lebih
3000 m. Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhwaniyah, sebagai lembaga pendidikan
menyelenggarakan pendidikan dari pendidikan TK, SDIT, MI, MA, SMK dan
Pondok Pesantren. Letak gedung sekolah berada di tengah-tengah pemukiman
perumahan sehingga jauh dari kebisingan dan kesibukan kota.
Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhwaniyah merupakan madrasah yang selalu
berusaha untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas dari tahun ketahun demi
kemajuan madrasah tersebut. Hal ini dapat terlihat dari segi peningkatan
pembangunan saranan dan prasarana madrasah.
Sejak awal berdiri hingga sekarang, Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhwaniyah
telah mengalami 3 (tiga) kali pergantian kepemimpinan (Kepala Madrasah), yaitu:
a. Tahun 1997-2000 dipimpin oleh Bapak Drs. Rahmat Shaleh
b. Tahun 2000-2008 dipimpin oleh Bapak Drs. H. Syarif Muawan
c. Tahun 2008-Sekarang dipimpin oleh Bapak Suhandi SA,g
a. Visi Mts. Al-Ikhwaniyah
Visi MTs. Al-Ikhwaniyah Aren Adalah terwujud Madrasah
Tsanawiyah Swasta teladan yang dapat melahirkan generasi umat dan
bangsa yang berkualitas dan menjadi kebanggaan masyarakat.
b. Misi MTs. Al-Ikhwaniyah
1) Menanamkan keimanan yang kokoh dan melahirkan kesadaran
beribadah serta akhlak mulia dalam kehidupan.
2) Mengembangkan potensi intelektualitas emosi dan kreatifitas
dalam menghadapi dinamika kehidupan kini dan masa depan.
3) Menanamkan dan mengembangkan dasar ilmu dan teknologi
sebagai bekal pendidikan berkelanjutan dan pengabdian
masyarakat.
4) Mengembangkan nilai-nilai kebersamaan, kerukunan dan kesatuan
sebagai pilar kemanusiaan.
3. Struktur Organisasi MTs. Al-Ikhwaniyah Struktur Organisasi
Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang
Sumber Data: Arsip MTs. Al-Ikhwaniyah
GURU-GURU
SISWA/I WAKAMAD
PEMBINA OSIS KEPALA MADRASAH
Pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab dari masing-masing
bagian adalah:
a. Kepala Madrasah
1) Menyususun perencanaan
2) Mengorganisasikan, mengarahkan dan mengkoordinasikan
kegiatan