• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBUDAYAAN ETNIS BATAK DI KUTACANE KABUPATEN ACEH TENGGARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBUDAYAAN ETNIS BATAK DI KUTACANE KABUPATEN ACEH TENGGARA."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KEBUDAYAAN ETNIS BATAK TOBA

DI KUTACANE KABUPATEN

ACEH TENGGARA

Diajukan Sebagai Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Skripsi

Oleh :

MUSTIKA

3103122040

JURUSAN PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

MUSTIKA NIM 3103122040. KEBUDAYAAN ETNIS BATAK DI KUTACANE KABUPATEN ACEH TENGGARA. JURUSAN PENDIDIKAN ANTROPOLOGI. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagai mana kebudayaan etnis Batak Toba yang ada di Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara yang di spesifikasikan melalui bahasa. Dalam penelitian lapangan dilakukan dengan metode wawancara dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif denga pendekatan deskriptip, yang mana peneliti mengajukan pertanyaan-petanyaan secara terbuka kepada responden, adapun wawacara dilakukan kepada para ketua adat dan beberapa masyarakatat Etnis Batak Toba yang tinggal di Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara. Selama proses bermigrasi etnis Batak Toba membawa misi budaya yang dibawanya dari kampung halaman kedaerah yang akan dituju.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kebudayaan etnis Batak Toba di Kutacane khususnya bahasa batak Toba sampai saat ini masih dapat eksisi. Kebudayaan bersifat dinamis karena budaya cepat mengalami perkembangan, hal ini juga berdampak kepada kebudayaan etnis Batak Toba di Kutacane khususnya kepada bahasanya. Terjadinya migrasi Batak Toba ke Kutacane karena Adaya pembukaan jalan dari Sidikalang menuju Kutacane salah satu faktor yang mempermudah etnis Batak Toba untuk bermigrasi ke daerah Kutacane. Tersedianya lahan yang subur di daerah Kutacane sehingga etnis Batak Toba tertarik untuk bermigrasi ke Kutacane. Dalam proses migrasi etnis Batak Toba ke Kutacane pada umumnya terjadi pada dua tahap yaitu secara langsung dan tak langsung. Faktor migrasi etnis Batak Toba ke Kutacane disebabkan karena tingginya jumlah kapasitas penduduk etnis Batak Toba di daerah Tapanuli dan susahnya untuk mendapatkan kesejahteraan di kampung halaman sehingga etnis Batak Toba migrasi ke Kutacane. tetap menjunjung tinggi warisan-warisan budaya yang dimiliki khususnya di daerah kutacane Kabupaten Aceh Tenggara.

(6)

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr.wb

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT, atas rahmat dan karuniannya

yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi “

Kebudayaan Etnis Batak Toba di Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara “. Dan tak lupa pula

salawat beriring salam di tunjukan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW telah

membimbing semua ke jalan yang benar.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar

sarjana pendidikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna baik isi, teknik

penulisan, maupun nilai ilmiahnya, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang

penulis miliki. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

hingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan, namun berkat bantuan

dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis manyadari bahwa

bimbingan dan dukungan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung sangat

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terimakasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada :

 Teristimewa kepada orang tua saya, H. Alamsyah dan ibunda Hamidah yang telah

memberikan do’a, membesarkan, membimbing, dan memberikan semangat

dengan penuh kasih sayang serta pengorbanan yang tiada taranya.

 Untuk yang terkasih Abangda Prada darmawan yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

 Kakanda penulis, Yani Yana, S.Pd, Sumardianto, S.Pd dan adinda penulis Rafi’I abas yang selalu memberikan dukungan menyelesaikan skripsi ini dan seluruh

keluarga besar ku yang tercinta.

 Bapak Erond Litno Damanik, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi. Terimakasih sebesar-besarnya karena telah begitu sabar memberikan

(7)

ii

 Bapak Prof. Ibnu Hajar, M.Si selaku rektor Univrsitas Negeri Medan  Bapak Drs. Restu, MS selaku dekan FIS Universitas Negeri Medan

 Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Antropologi dan Pembimbing Akademik.

 Bapak Drs. Waston Malau, M.Sp selaku dosen penguji I  Ibu Dra. Nurjannah, M.Pd selaku dosen penguji II

 Ibu Bahagia Wati, S.Pd, M,AP selaku Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara.

 Sahabat Penulis Tutur Sinurat, Leli purba,Lailan Nazlah Daulay, Ramadaniaty, Ayu Mentari terimakasih telah menjadi sahabat-sahabat terbaik yang menjadikan

kuliah ini penuh warna dan penuh canda-tawa serta menjadi teman seperjuangan

dalam penyususunan skripsi ini.

 Teman –Teman seperjuangan stambuk 2010 khusunya Khania Puspita Lestari, Desi Angkat dan Jeni Melisa, dan idris sony siregar.

 Sahabat penulis Dani Agustina Nasution, Eva Kartika, Santi siahaan serta kakak kost kak warni dan adik-adik kost ku Indah, hanapi, novilda, ulfa, dan ahmad.

Penulis mengucapkan Terimakasih telah membantu penulis dalam penyususunan

skripsi ini serta memberikan dukungan kepada penulis.

 Teman-teman PPLT UNIMED 2013 SMA NEGERI 1 SELESAI. Terimakasih telah menjadi Keluarga baru penulis khususnya kepada Renny Ristanty, Dini,

Lena, yessi, ade, bunda, Nelly, herlin dan teman-teman lainya.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah bersedia membantu, yang

tidak mampu penulis menuliskan satu persatu. Semoga skripsi ini bermanffat bagi yang

membaca dan menjadi bahan masukan bagi yang membutuhkannya.

Medan Maret 2015

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

a. Jenis dan pendekatan penelitian ... …… 27

b. LokasiPenelitian ... …… 27

(9)

ii

d. TeknikPengumpulan Data ... …… 29

e. TeknikAnalisa Data ... …… 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... …… 32

A. Hasil Penelitiam ……….. 32

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... …… 32

a. Letak Geogerafis dan Lingkugan alam Aceh Tenggara ... …… 32

b. SejarahSuku Alas ... …… 34

c. Sejarah PemerintahanKabupaten Aceh Tenggara ... …… 38

d. komposisi PendudukKabupaten Aceh Tenggara ... …… 42

2. Migrasi Etnis Batak Toba ke Kutacane ... …… 48

3. Bahasa etnis Batak Toba dikutacane... …… 57

4. Faktor migrasi etnis Batak Toba ke Kutacane ... …… 63

B. Pembahasan ……… 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... …… 80

a. Kesimpulan ………. .... …… 80

b. Saran ………. ... …… 82

DAFTAR PUSTAKA………... 84

LAMPIRAN ………. 87

DAFTAR INFORMAN ………. 87

PERTANYAAN INFORMAN ……….. 88

DOKUMENTASI PENELITIAN ………. 90

(10)

DAFTAR TABEL

I. Komposisi Luas Wilayah Perkecamatan di Kabupten Aceh Tenggara... ……... 33

II. Nama ibukota, Kecamatan serta jarak ke ibukota Kabupatan, Luas pembagian daerah, administrasi, dan jumlah pemukiman,desa dan kelurahan …. 41 III. Jumlah penduduk dan jenis kelamin menerut kecamatan di Kabupaten AcehTenggara ……… ... 42

IV. Komposisi penduduk Berdasarkan etnis ………. ... 43

V. Komposisi penduduk menurut agama perkecamatan di Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara……….. ... 44

VI. Jumlah tempat ibadah di Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara …… ... 45

VII.Sarana pendidikan di Kabupaten Aceh Tenggara………. ... 46

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah

diketahui bahwa penduduk Indonesia adalah multietnik (plural society).

Indonesia merupakan negara yang memiliki beranekaragam suku bangsa. Antara

suku yang satu dengan lainya terdapat perbedaan kebudayaan sehinga memiliki

corak tradisi kebudayaan yang berbeda-beda. Suku Batak Toba adalah salah satu

kelompok etnis di Indonesia

Orang Batak Toba tinggal di sekitar Danau Toba yang termasuk kedalam

Kabupaten Tapanuli Utara sebelum adanya pemekaran. Kemudian Tapanuli

Utara dimekarkan menjadi Tapanuli Utara(Taput) dan Kabupaten Humbang

Hasudutan, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) dan Kabupaten Samosir. Batak

Toba secara turun temurun mendiami pendalaman Sumatra. Di sebelah Barat

Danau Toba terletak Gunung Pusuk Buhit, yang dipercaya tempat turunnya

leluhur orang Batak. Menurut mite penciptaan, dikaki gunung inilah Siraja

Batak,manusia pertama Batak mendirikan kampungnya (huta),yaitu Sianjur

Mulamula yang menjadi awal semua kampung Orang Batak.

Kabupaten Tapanuli Utara sebelum pemekaran meliputi wilayah

Silindung,Humbang, Toba dan Samosir merupakan wilayah yang kurang subur,

(12)

dikawasan itu. Sulitnya mencampai impian yang diidamkan setiap orang Batak

Toba yaitu hagabeon,hamaraon, hasangapon menyebabkan migrasi. Mereka

memasuki daerah Simalungun,Dairi,TapanuliTengah,Tapanuli Selatan,Asahan,

Labuhan Batu, Deli Serdang, bahkan ke Aceh yaitu Tanah Alas dan Singkil.

Pembukaan jalan dari Sidikalang ke Kutacane pada tahun

1904-1914,menjadi sebuah informasi penting bagi Orang Batak Toba yang datang

kemudian hari. Informasi itu berasal dari para pekerja yang dibawa kolonial

Belanda dari Tapanuli Utara dan sekitarnya sebelum dilakukan pemekaran. Dalam

kurun waktu itu, masyarakat Batak Toba dan pekerja-pekerja tersebut

memperoleh informasi tentang Tanah Kutacane atau Tanah Alas. Dalam dialek

Kutacane Alas artinya Hutan,berarti orang Alas adalah orang yang tinggal di

hutan, yang pada waktu itu wilayahnya sebagian besar terdiri dari hutan.

Pada tahun 1920-an terdapat sekitar 14.790 jiwa penduduk Etnis Batak

Toba pindah ke Kutacane(Tarutung dalam angka 1979). Kedatangan Etnis Batak

Toba ke Kutacane di sambut baik oleh masyarakat, karena terjadinya asimilasi

antara etnis Batak Toba dengan suku Alas, sehingga terbentuklah rasa ikatan

kekeluargaan dalam ikatan Dalihan Na Tolu. Serta adanya ikatan perjuangan

dalam perlawanan menentang Kolonialisme Belanda.

Perpindahan etnis Batak Toba ke Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara,

yang bermaksud untuk mendapatkan kesejahteraan hidupnya. Setelah menetap

dan beradaptasi maka pertumbuhan penduduk etnis Batak Toba mulai

(13)

yang menyebutkan bahwa orang Batak Toba di perantauan harus mampu

mendirikan kerajaan pribadi mereka (sahala harajaon). Kebudayaan yang dimiliki

etnis Batak Toba diperantauan akan menjadi identitas yang penting bagi

masyarakat etnis Batak Toba yang ada di Kutacane. Misi budaya yang dimiliki

oleh Orang Batak Toba, maka setiap etnis Batak Toba harus mampu

mempertahankan kebudayannya dan menjaga adat-istiadat mereka di perantauan.

Etnis Batak Toba memiliki nilai budaya yang sangat berperan penting

untuk kelangsungan hidup mereka. Kebudayaan sebagai salah satu ciri identitas

mereka didaerah perantauan. Etnis Batak Toba merupakan sebuah etnis yang

memiliki sistem atau struktur sosial yang bersifat horizontal (Simanjuntak 2012

:233). Menurut pandangan orang Batak Toba , kebudayaan memiliki sistem nilai

budaya yang amat penting, sehingga menjadi tujuan dan pandangan hidup mereka

turun-temurun, yakni kekayaan (hamoraon), keturunan (hagabeon), kehormatan

(hasangapon).

Etnis Batak Toba sering menyebut nilai-nilai sentral kebudayaan mereka

dalam tiga kata yaitu, (hagabeon) keturunan, (hamaraon) kekayaan, dan

(hasangapon) kehormatan. Hagabeon dalam bangsa Batak adalah kebahagian

apabila memiliki keturunan atau anak (laki-laki) dan boru(perempuan) dan

memiliki cucu dari anak-anak tersebut. Hamoraon, atau kaya dari segi materi dan

finansial berjuang selagi muda dan tidak segan untuk merantau, sedangkan

hasangapon menunjukan orang yang diakui, dihormati,terpuji dan memiliki

(14)

orang yang sudah memiliki hasangapon berarti sudah memiliki hamoraon dan

hagabeon.

Nilai yang paling fundamental dalam kebudayaan Batak Toba adalah

mengikuti adat (Hasselgren 1994:64). Dimana adat merujuk pada segala sesuatu

yang ada didalam alam yang selalu mengikuti caranya sendiri yang khas, sehingga

adat memiliki asal usul keilahian dan merupakan seperangkat norma yang

diturunkan nenek moyang etnis Batak Toba.

Masyarakat Batak Toba memiliki falsafah sekaligus sebagai struktur

dalam kemasyarakatan yakni dalam bahasa adat Batak Toba yang disebut

Dalihan Na Tolu. Adat yang telah menjadi falsafah hidup orang Batak Toba dan

merupakan landasan kultural tetap bertahan sampai saat ini. Sebab adat itu sendiri

yang menjadikan sumber identitas bagi orang Batak Toba dan menjadi bagian

hidup mereka. Norma adat menanamkan persekutuan antar individu dan golongan

dalam masyarakat.

Kesatuan yang terbentuk atas solidaritas anggota terdorong oleh ikatan

Dalihan Na tolu yang melandasi segala hidup etnis Batak Toba dan adat

istiadatdalam masyarakat Batak Toba. Keseluruhan hidup orang Batak Toba

diatur didalam adat, dimana fungsinya yang utama ialah menciptakan keteraturan

di dalam masyarakat (Simanjuntak 2009:95).

Dengan adanya adat yang mengatur dalam kehidupan masyarakat etnis

Batak Toba, sehingga didaerah rantau mereka harus bisa menciptakan keteraturan

(15)

masyarakatnya mayoritas suku Alas. Disinilah tantangan bagi etnis Batak Toba

yang akan berhadapan langsung dengan kebudayaan asli suku Alas yang memiliki

kebudayaan serta adat-istiadat yang berbeda bahkan sistem sosial yang berbeda

pula. Sehingga akan mempengaruhi pola pikir penilaian terhadap sistem sosial dan

budaya yang berbeda dengan etnis Batak Toba.

Etnis Batak Toba sebagai suku pendatang, jika ingin bertahan hidup

didaerah perantauan, maka harus melakukan proses adaptasi atau menyesuaikan

diri dengan lingkungan sekitar mereka tinggal. Etnis Batak Toba harus mampu

beradaptasi dengan masyarakat setempat. Dalam proses perpindahan etnis Batak

Toba ke Kutacane sering terjadinya konflik. Konflik yang sering terjadi akibat

benturan-benturan dan kesalahpahaman antara etnis Batak Toba dan masyarakat

setempat sehingga munculah stereotif atau perasaan jelek terhadap kelompok

pendatang. Dalam penelitian ini, kebudayaan etnis Batak Toba di Kutacane yang

inggin dilihat dari asfek bahasa, migrasi dan faktor-faktor lainya. Hal ini dilihat,

dalam kajiannya, walaupun Batak Toba telah lama bermukim di Kutacane,tetapi

bahasa Batak Toba tetap eksis diwilayah itu. Oleh karena itu, peneliti menjadi

tertarik untuk mengkajinya dalam skripsi ini. Melihat begitu kompleksnya uraian

latar belakang di atas maka penulis ingin meneliti tentang: “KEBUDAYAAN

ETNIS BATAK TOBA DI KUTA CANE KABUPATEN ACEH

(16)

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka peneliti mengidentifikasikan masalah

sebagai berikut :

1. Latar belakang migrasi etnis Batak Toba ke Kutacane Kabupaten Aceh

Tenggara

2. Interaksi sosial Batak Toba dengan Alas di Kutacane

3. Hubungan sosial antara etnis di Kutacane

4. Eksistensi kebudayaan Batak Toba di Kutacane

5. Adaptasi etnis Batak Toba etnis Alas di Kutacane

6. Benturan antara budaya Batak Toba dan alas di Kutacane

C Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah memahami permasalahan, perlu adanya pembatasan

masalah, sehingga tidak menyimpang dari persoalan pokok. Oleh sebab itu

pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sejarah dan faktor-faktor migrasi Etnis Batak Toba ke Kutacane

2. Wujud kebudayaan Batak Toba di Kutacane terutama menyangkut bahasa

Batak Toba yang tetap bertahan di Kutacane.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam rencana penelitian ini adalah sebagaimana

(17)

1. Bagaimana sejarah migrasi orang Batak Toba ke Kutacane Kabupaten

Aceh Tenggara ?

2. Apakah yang menjadi faktor migrasi etnik Batak Toba di Kutacane ?

3. Bagaimana wujud kebudayaan etnis Batak Toba di Kutacane melalui

bahasa ?

E. Tujuan penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah dimana berbagai data dan

informasi dikumpulkan, diolah,dan dianalisayang bertujuan untuk

mengembangkan ilmu pengetahuandan juga dalam rangka membantumemecahkan

suatu masalah yang dihadapi. Tujuan penelitian ini mempunyai fungsi sebagai

tolak ukur dan dasar yang inggin dicapai. Sesuai dengan permasalahan diatas,

maka penulis menentukan tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui sejarah migrasi kebudayaan Etnis Batak Toba ke Kutacane

Kabupaten Aceh Tenggara

2. Untuk mengetahui bagaimana eksistensi kebudayaan etnis Batak Toba di

Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara.

3. Untuk mengetahui apa faktor-faktor yang mendorong eksistensi bahasa

(18)

F. Manfat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut di bawah ini, yaitu :

1. Secara teoritis, penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

bagi ilmu pengetahuan yaitu pengetahuan mengenai kebudayaan etnis

Batak Toba di Kutacane

2. Menambah pengetahuan penulis tentang kebudayaan etnis Batak Toba di

Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara

3. Sebagai bahan masukan dan sumber pengetahuan bagi peneliti lain yang

berhubung dengan objek penelitian ini

4. Memberi motivasi serta ilmu yang bersifat positif bagi masyarakat serta

pembacanya,tentunya didalam kajian kebudayaan Etnis Batak Toba

5. Menambah pengetahuan khalayak umum mengenai kebudayaan Batak

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari beberapa uraian diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Migrasinya etnis Batak Toba ke Kutcane untuk pertama kalinya mereka

tinggal di desa Mbatu mbulan. Adaya pembukaan jalan dari Sidikalang menuju

Kutacane salah satu faktor yang mempermudah etnis Batak Toba untuk

bermigrasi ke daerah Kutacane. Tersedianya lahan yang subur sehingga

membuat etnis Batak Toba tertarik untuk bermigrasi ke Kutacane. Dalam proses

migrasi etnis Batak Toba ke Kutacane pada umumnya terjadi pada dua tahap

yaitu secara langsung dan tak langsung. Migrasi nya orang Batak Toba ke

Kutacane karena alasan keadaanya lingkungan, keadaan ekonomi dan sosial

budaya. Sulitnya mendapatkan kehidupan yang sejahtera di daearh Tapanuli

sehingga mendorong etnis Batak Toba untuk meninggalkan kampung

halamanya.

2. Faktor migrasi etnis Batak Toba ke Kutacane disebabkan karena tingginya

jumlah kapasitas penduduk etnis Batak Toba di daerah Tapanuli yang

menyebabkan faktor migrasinya etnis Batak Toba ke Kutacane. Sulitnya untuk

mencapai impian yang diidamkan oleh setiap etnis Batak Toba yaitu hagabeon,

hamorao dan hasangapon di daerah Tapanuli dan sekitarnya yang penyebab

(20)

daerah Kutacane. Adanya lahan pertanian yang bagus yang menyebabkan faktor

menarik etnis Batak Toba untuk bermigrasi.

Tersedianya sumber daya alam yang sangat subur di daerah kutacane sehingga

menarik etnis Batak Toba bermigrasi, karena mereka inggin mengubah

perekonomian hidupnya. Hal ini faktor yang membut etnis Batak Toba

bermigarasi ke Daerah Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara. Etnis Batak Toba

bermigrasi selalu membawa misi budayanya yaitu mendirikan kerajaan

pribadinya atau sahala harajaon dimana mereka bermigarasi.

3. Bahasa Batak Toba di Kutacane merupakan bahasa ibu bagi etnis Batak

Toba yang tinggal didaerah Kutacane. Bahasa Batak Toba di Kutacane sampai

saat ini masih bertahan walaupun selama proses migrasi dan menetap di

Kutacane terjadi pergeseran dalam kebudayaan Batak Toba yaitu dalam hal

bahasa. Hal ini terjadi karena etnis Batak Toba harus menyesuaikan kehidupan

mereka dengan kehidupan kultur di mana mereka tinggal. Karena bahasa

merupakan salah satu budaya yang cepat mengelami perkembangan atau pun

pergeseran. Hal ini terjadi kepada etnis Batak Toba yang tingggal di Kutacane

setelah mereka bermigrasi. Terjadinya pergeseran bahasa Batak Toba di

Kutacane karena kurangnya minat para generasi muda etnis Batak Toba untuk

mempertahnkan identitas budayanya terutama bahasa yang dimilikinya.

Perkembangan bahasa Batak Toba di Kutacane sampai saat ini masih terus

digunakan walaupun pada kenyatannya ada dualisime yang terjadi didalam

(21)

serta menjunjung tinggi kebudayaanya dan disatu sisi lainya dimana para

generasi etnis Batak Toba sudah mulai meninggalkan Budayanya khususnya

bahasa nya. Hal ini dilakukan karna para generasi etnis Batak Toba lebih

cendrung lebih terbuka dengan budaya lain dilingkungan tempat mereka

tinggal. Pemertahanan bahasa terkait dengan perubahan dan stabilitas

penggunaan bahasa disatu pihak dengan penggunaan proses psikologis, sosial,

dan kultur dipihak lain dalam masyarakat multi bahasa.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan diatas dapatlah di penulis menyarankan yaitu:

- Bagi seluruh Etnis Batak Toba yang ada di kutacane Kabupaten Aceh

Tenggara hendaknya terus menjaga dan memupuk rasa persaudaraan dan

kekeluargaan serta kebersamaan.

- Bagi para generasi muda cintailah budaya peninggalan leluhurmu yang

menjadi identitasmu.

- bagi masyarakat etnis Batak Toba agar terus melestarikan dan menjunjung

tinggi kebudayaan mu, agar kebudayaan yang di miliki tidak di telan oleh

zaman.

- Sebagai generasi penerus dan para pemuda-pemudi jaga dan pelihara

kebudayaan bangsa nenek moyangmu, sebab budaya itu sangat peting untuk

kehidupan manusia.

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna memberikan kesempurnaan

(22)

- Pemerintah kiranya perlu memberikan perhatian kepada warisan-warisan

budaya dan nilai-nilai budaya dari bangsa Indonesia ini, supaya budaya yang

yang dimiliki tidak di ambil oleh bagsa lain. Agar budaya bagsa indonesia tetap

terjaga dan tidak hilang di telan oleh zaman. Khususnya budaya Batak Toba

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham.,Clark E 1958 The Postwar Migration of the toba-Bataks To East Sumatra. New Haven : Yale University. Southeast Asia Studies.

Abdul.,Chaer. Leonie Agustina 2004 Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Depdikbud 1997 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Depdikbud 2003 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Effendi, Usman 1960 Dalam Kenangan-kenangan Musyawarah Masyarakat Alas. Aceh Tenggara. LAKA Kutacane.

Feedrik, Barth 1969 Ethnic groups and Boundaries the social organization of cultural diference: Erick wolf 1982. europe and the people without history

Soerjono Soekamto 2006 Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Hasselgren.,Johan 2000 Batak Toba Di Medan : Perkembangan Etnpreligius Batak Toba di Medan (1912-1965).Medan : Bina Media Printis

Hasibuan.,J.s 1985 Sejarah Batak : Jakarta : PT. Agung Offset

Iwabuchi.,Annonimous 1994 Adat dan Reusan Masyarakat Suku Alas dan Gayo Kabupaten Aceh Tenggara Daerah Tingkat II : Aceh Tenggara. LAKA Kutacane

Lee., Eveeret 1976 Suatu Teori Migrasi. Jogjakarta : Lembaga Kependudukan UGM

Nainggolan., Togar 2012 Batak Toba di Jakarta : Kontinuitas dan Perubahan Identitas. Medan: Bina Media Perintis

Perret ., Daniel 2010 Kolonialisme Dan Etnisitas : Batak dan Melayu di Sumatra Timur Laut. Jakarta : Kepustakaan Gramedia

Pelly Usman & Menanti Asih 1994 Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(24)

Purba., O.H.S, Purba F Elvis 1997 Migrasi Spontan Batak Toba (Marserak) : sebab, motif dan akibat perpindahan penduduk dari dataran tinggi Toba. Medan : CV Manora.

Purba., O.H.S, Purba F Elvis 1998 Migrasi Batak Toba di Luar Tapanuli Utara Suatu Deskriftif. Medan : CV Manora

Rondenburg ., J. 1997 In the shadow of migration : Rural women and theirhousehold inNorth Tapanuli, Indonesia : KITLV Press

Hasan.,Spradely 2008 Metode Etnografi . Jogjakarta : Tiara Wacana

Kreemer, Azis, Bachtiar 1922 Keanekaragaman Suku dan Budaya di Aceh

Radermacher 1781 Sejarah Lembah Alas dan masyarakat Alas.

Sugiyono 2010 Metode Penelitian Kualitatif dan R & B. Bandung : Alfabet

Sangti., Batara 1978 Sejarah Batak. Balige : Karl Company

Simanjuntak., B., A 2009 Konflik Status dan Kekuasaan orang Toba. Jakarta : Obor Indonesia

Suparlan.,Parsudi 1984 Manusia Kebudayaan dan Lingkungan. Jakarta : FEUI

Milan, J. Titus. 2001 Migrasi antar daerah di Indonesia. Yogjakarta:PusatPenelitianKependudukanUniversitasGadjahMada

Moleong 2012. Metodologi Penelitian Kualiatif . Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Perempuan batak toba pekerja pengasuh anak etnis batak toba menutupi pekerjaan sebagai pengasuh anak dikarenakan pekerjaan tersebut menandakan status sosial yang rendah dan

Dari urain di atas peneliti dapat mengetahui apa saja yang menjadi permasalahan dalam meningkatkan minat di TK Humairah Kutacane Aceh Tenggara, minat yaitu

karunianya yang telah di berikan kepada penulis , sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi “ Dampak Migrasi Terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Etnis

Suku Batak, khususnya Batak Toba selain akrab dengan budaya bertani, terkenal juga dengan budaya bertenun yaitu bertenun kain Batak (ulos). Martonun ulos merupakan salah

Penelitian ini membahas tentang bagaimana kehidupan seorang janda pada etnis batak toba yang berkaitan dengan filosofi Batak yaitu Dalihan Na Tolu.. Fenomena Orang tua

Hendra Sigalingging| Politik Identitas Etnis Batak Toba dalam Novel Bulan Lebam di Tepian Toba Karya Sihar Ramses Simatupang | 8 Entitas pertama adalah representasi stereotipe

Walaupun etnis Tionghoa di Tapaktuan adalah pendatang tetapi tidak membuat etnis Tionghoa terasing di tempat perantauan, etnis Tionghoa tetap mengikuti

Kearifan Lokal Tradisi Pemamanen Suku Alas Ritual Tradisi suku Alas di Desa Bambel Kabupaten Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara Suku Alas memiliki banyak tradisi budaya yang unik dan