TUGAS AKHIR
PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN
INTERN PADA AKTIVA TETAP PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA
UTARA AREA MEDAN
OLEH :
NOVITA ADELINA S.M 102102181
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : NOVITA ADELINA S.M
NIM : 102102181
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : PERANAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN
INTERN PADA AKTIVA TETAP PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN
Tanggal : Maret 2013 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak NIP. 19760705 200212 1 002
Tanggal : Maret 2013 Ketua Program Studi DIII Akuntansi
Drs. Rustam, M.Si,Ak NIP. 131 127 370
Tanggal : aret 2013 Dekan Fakultas Ekonomi USU
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : NOVITA ADELINA S.M
NIM : 102102181
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : PERANAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN
INTERN PADA AKTIVA TETAP PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN
Medan, Juni 2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tak
lupa shalawat beriringkan salam kita hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, yang kelak kita harapkan Syafa’at nya da Yaumil Mahshar kelak,
Amin ya Rabbal Alamin.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
dan semua pihak yang memerlukannya. Namun sebagai manusia biasa penulis pasti
memiliki keterbatasan dan penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna dalam penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak menerima bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. BapakProf. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah
memberikan saran dan masukkan kepada penulis.
3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku sekretaris Program Studi Diploma
4. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing telah bersedia
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan
petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Teristimewa kepada orang tua penulis, Ayahanda Susanto dan Ibunda Tuti
Endrawati, yang telah membesarkan dan memberikan kasih sayang, serta
memberikan dukungan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
6. Kepada abang dan adik saya, Oki Ramta Herianto dan Suci Suriani Muchsin
yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan yang tiada hentinya
kepada saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Tak luipa saya ucapkan terima kasih kepada adik sepupu saya yang selalu
mendukung dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yaitu Siti Vivi Lestari.
8. Teristimewa kepada Harry Mubaraq, yang tak lelah memberikan semangat serta
senantiasa mendoakan kelancaran penyelesaian Tugas Akhir ini. Serta kepada
Tria Mentari, Sweztika Indra Swari, Febrianti, Seftira Eliza, Atsarina Awanis,
Tengku Siti Sonia Nizam, Novira Hardika, Youli Tessa Haloho, Wulandari,
Ardi Maratin Tarigan, Yuli Saptiani serta sahabat-sahabat terbaik yang tidak
bisa disebutkan satu persatu yang selalu mendukung dan memberi semangat
serta doa.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga ALLAH
SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dan membalas
segala kebaikan semua pihak yang mendukung kelancaran dalam penyusunan tugas
akhir ini. Akhirnya dari hasil penulisan dalam bentuk tugas akhir ini penulis
berharap dapat bermanfaat bagi kita semua, semoga kita selalu dijalan yang di ridhoi
Medan, Juni2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Permasalahan ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1. Manfaat Penelitian ... 4
2. Tujuan Penelitian ... 5
D. Rencana Penulisan ... 5
1. Jadwal Survei ... 5
2. Rencana Isi ... 6
BAB II : PROFIL PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN MEDAN ... 8
A. Sejarah Ringkas PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan ... 8
B. Struktur Organisasi dan Personalia ... 16
C. Job Description ... 16
E. Kinerja Kegiatan Terkini ... 24
F. Rencana Kegiatan ... 24
BAB III : PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN PADA AKTIVA TETAP PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN ... 25
A. Pengertian Aktiva Tetap ... 25
B. Penggolongan Aktiva Tetap ... 26
C. Cara Perolehan Aktiva Tetap ... 28
D. Penggantian Aktiva Tetap ... 30
E. Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal ... 31
1. Sistem Informasi akuntansi ... 31
2. Pengendalian Internal ... 35
F. Alur Dokumen Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Aktiva Tetap ... 36
BAB IV : PENUTUP ... 39
A. Kesimpulan ... 39
B. Saran ... 40
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Logo PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1 Gambar Struktur Organisasi PT PLN ( Persero )
Wilayah Sumatera Utara Area Medan ... 42 Lampiran 2 Daftar Aktiva Tetap PT PLN ( Persero )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Didalam proses menciptakan manusia-manusia unggul dan berprestasi,
dibutuhkan beberapa faktor untuk mendukung proses sasaran tersebut, salah
satunya adanya aktiva tetap (fixed asset). Ada berbagai macam aktiva tetap di PT.
PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan seperti: gedung, tanah,
mesin, peralatan, perlengkapan dan lain-lain. Aktiva tetap merupakan asset
perusahaan yang sangat penting, tanpa adanya aktiva tetap, PT PLN ( Persero )
Wilayah Sumatera Utara Area Medan tidak dapat menjalankan kegiatan
operasional rutin dengan baik.
Aktiva tetap berdasarkan wujudnya digolongkan dua kelompok yaitu :
1. aktiva berwujud (tangible asset)
2. aktiva tidak berwujud (intangible asset).
Aktiva berwujud (tangible asset) adalah aktiva yang memiliki wujud yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dulu yang
digunakan dalam proses produksi, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam
rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
Aktiva tidak berwujud (intangible asset) adalah aktiva berumur panjang
dalam operasi perusahaan yang tidak disimpan untuk dijual dan tidak mempunyai
Untuk mengendalikan aktiva tetap tersebut diperlukan peranan Sistem
Informasi Akuntansi guna meningkatkan efektifitas pengendalian intern aktiva
tetap milik Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara .
Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang
saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai satu tujuan. Sistem hampir
selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing melakukan
fungsi khusus yang penting untuk dan mendukung bagi sistem yang lebih besar,
dan memiliki tempat yang berbeda.
Sistem informasi akuntansi terdiri dari lima komponen yaitu :
a. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan
berbagai fungsi.
b. Prosedur-prosedur baik manual maupun yang terotomatisasi yang
dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data
tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
c. Data tentang proses-proses bisnis organisasi
d. Software yang dipakai untuk memproses data.
e. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan
pendukung, dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Kelima komponen ini secara bersama-sama memungkinkan Sistem
Informasi Akuntansi memenuhi tiga fungsi pentingnya dalam organisasi yaitu;
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang
dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh
tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang
berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.
2. Mengubah data menjadi Informasi yang berguna bagi pihak manajemen
untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset
organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut
tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan handal.
Berdasarkan keterangan dan uraian di atas, maka penulis mencoba
membahas lebih dalam mengenai peranan informasi akuntansi yang diterapkan
pada PT. PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA
MEDAN, yang selanjutnya menyusun tugas akhir yang berjudul “Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern terhadap Aktiva Tetap Milik PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan”
B.Permasalahan
Setiap perusahaan akan selalu menghadapi permasalahan dalam
menjalankan kegiatan perusahaannya. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan
tersebut adalah berbeda - beda satu sama lainnya. Berdasarkan pada latar belakang
diatas maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan serangkaian penelitian dan
aktiva tetap pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan sudah
berjalan dengan baik?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Manfaat Penelitian
Adapun yang diharapkan dapat menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Penulis
Dapat memperdalam wawasan penulis danpengetahuanmengenai
penerapan sistem informasi akuntansi dan sebagai bahan untuk
membandingkan teori yang didapatkan dibangku kuliah dengan
masalah-masalah yang dihadapi perusahaan guna membantu perusahaan
dalam mengolah data..
b. Bagi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan
Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi PT PLN (Persero)
Wilayah Sumatera Utara Area Medan untuk melihat sejauh mana
penerapan yang telah dilakukan dalam memaksimalkan penggunaan
sistem informasi akuntansinya hingga pada waktu ke depan, sehingga
perusahaan dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
c. Bagi Pembaca
Sebagai informasi perbandingan didalam penelitian dan untuk
memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis lainnya dalam
2. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai, tanpa adanya tujuan yang
jelas akan mengakibatkan suatu kegiatan yang kurang terarah. Sesuai dengan
penjelasan diatas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
a. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
pada program Diploma III.
b. Untuk memahami lebih jauh lagi tentang teori yang didapat dalam
perkuliahan dengan melihat penerapannya yang dilaksanakan oleh PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan.
c. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai cara yang efektif
dalam penerapan sistem informasi akuntansi.
d. Untuk mengetahui bagaimana cara PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera
Utara Area Medan dalam menerapkan penggunaan sistem informasi
akuntansinya.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal survei
Tempat : PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan
Waktu : Tanggal 01 Mei 2013 s/d 07 Juni 2013.
Tabel 1.1
Jadwal Survei
2. Rencana Isi
Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling
berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir
yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sisitematis.
Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab ini penulis akan menguraikan bahasan mengenai Latar
Belakang Masalah, Permasalahan, Tujuan dan Manfaat Penelitian
dan Rencana Penulisan.
BAB II : PROFIL PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai Sejarah Ringkas
PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, Struktur
Kegiatan
1. Pengajuan dosen pembimbing
2. Pengajuan Judul
3. Pengumpulan Data
4. Pengolahan dan Analisis Data 5. Penyusunan Tugas Akhir
6. Bimbingan dan Penyempurnaan Tugas Akhir
Organisasi dan Personalia, Job Description, Jaringan Kegiatan,
Kinerja Kegiatan Terkini, dan Rencana Kegiatan PT PLN ( Persero )
Wilayah Sumatera Utara Area Medan
BAB III : PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN
INTERN PADA AKTIVA TETAP MILIK PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN
Pada bab ini penulis menguraikan mengenai Pengertian Aktiva
Tetap, Penggolongan Aktiva Tetap, Cara Perolehan Aktiva Tetap,
Penggantian Aktiva Tetap, Sistem Informasi akuntansi dan
Pengendalian Internal, dan Alur Dokumen Jaringan Prosedur yang
Membentuk Sistem Akuntansi Aktiva Tetap,
BAB IV : PENUTUP
Pada bab terakhir ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran
terhadap hasil penelitian tentang Peranan Sistem Informasi
Akuntansi Dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern
Pada Aktiva Tetap PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area
BAB II
PROFIL PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN
A.
Sejarah Ringkas PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area
Medan
Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai
ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia (Jakarta sekarang), maka
30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di
tanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jl. Listrik No. 12
Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan swasta Belanda.
Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan
Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM) Brastagi dan
Tarutung (1929), Tanjung Balai (1931) milik Gemeente-Kotapraja, Labuhan
Bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).
Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan
Perusahaan Listrik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan
perluasan jaringan. Daerah kerja dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera
Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi
pemerintahan tentara Jepang waktu itu.
Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan
Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk
Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada
Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang
peristiwa ambil alih itu, maka dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD/45
ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah memang
membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam
hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan
Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik
swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) UUD 1945.
Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan
Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan
Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno (merangkap kepala di Aceh),
tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan
SK Menteri PPUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan
dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Eksploitasi.
Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9
/PRT/64 dan dengan Peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian
daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi. Sumatera Utara tetap
menjadi Eksploitasi I.
Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara
tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS 009/DIRPLN/66
tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu
sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar (Berkedudukan di
Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab
membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh
Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara
diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.
Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang
merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi
PLN Wilayah II Sumatera Utara.
Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23/1994 tanggal 16 Juni
1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero. Adapun yang
melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi
kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini.
Dimana pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak harus mampu
menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur
Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang
berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center.
Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggung jawabnya
cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi
dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.
Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan
semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan,
mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara
dimasa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor
078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang
jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Bagian Utara.
Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN (Persero) Pembangkitan
dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PT PLN (Persero)
Wilayah II, maka fungsi-fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya
dikelola PT PLN (Persero) Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaanya
ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PT PLN
(Persero) Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.
Pada Tahun 2003 PT PLN (Persero) Wilayah II Berubah Menjadi PT
PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.
1. Visi Perusahaan PT PLN ( Persero )
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul
dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
2. Misi Perusahaan PT PLN ( Persero )
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan memiliki
beberapa misi yaitu :
1. Menjalankan bisnis kelistirikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
5. Membantu usaha-usaha melalui pelayanan listrik
6. Memberikan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan pada pelanggan
atau masyarakat.
7. Memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat dalam
pendistribusian tenaga listrik.
8. Mengembangkan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan.
3. Motto PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan memiliki motto
“Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”. Dengan motto tersebut PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan berharap akan mencapai
kesuksesan dalam pelayanan dan pembangunan ketenagalistrikan.
4. Nilai-Nilai PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan
Nilai-nilai pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan
adalah sebagai berikut:
a. Peka terhadap kebutuhan pelanggan, senantiasa berusaha untuk tetap
memberikan pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan
b. Menjunjung harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan
kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam
menjalankan bisnis.
c. Integritas, menjunjung tinggi nilai kejujuran, dan objektifitas dalam
pengelolaan bisnis.
d. Kualitas produk, meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara
terus menerus dan. terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam
menjalankan perusahaan.
e. Peluang untuk maju, memberikan peluang yang sama dan
seluas-luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan
menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang
ditentukan.
f. Inovatif, bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama
anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta meghargai
ide dan karya inovatif.
g. Mengutamakan kepentingan perusahaan untuk mencegah terjadinya
benturan kepentingan.
h. Menjamin setup keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan
perusahaan.
i. Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya
meningkatkan nilai investasi pemegang saham.
5. Makna Logo Perusahaan
Bentuk, warna dan makna lambang perusahaan resmi yang digunakan
adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan
Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 01 Juni 1976, mengenai
Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.
Gambar 2.1 : Logo PT PLN ( Persero)
Sumber : PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan mempunyai logo
sebagai identitas. Yang terdiri dari:
1. Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya,
melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang
terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan
pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat
yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
2. Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai
produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah
melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia
dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta
keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman.
3. Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang
usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan
distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero)
guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk
menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap
diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan
keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan
terbaik bagi para pelanggannya.
Logo tersebut menandakan bahwa perusahaan ini bergerak dalam bidang
B.Struktur Organisasi dan Personalia
Setiap Perusahaan pasti memiliki struktur organisasi, struktur organisasi
sangat penting didalam perusahaan karena berfungsi sebagai landasan bagi
seluruh fungsi yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas,wewenang
dan tanggung jawab dari setiap fungsi.
Struktur organisasi pada setiap perusahaan berbeda-beda. Adapun struktur
organisasi PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dapat dilihat
pada lampiran 1.
C.
Job Description
PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan menganut
struktur organisasi garis lurus staf (line staff organization) yang sesuai dengan
kondisi perusahaan tersebut karena :
a) Pembagian tugas secara jelas dapat dibedakan
b) General manajer langsung memerintah dan memberikan petunjuk-petunjuk
kepada kepala bagian untuk diteruskan kepada bawahannya yang sudah
ditentukan berdasarkan spesialisasi tugas.
Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan sepenuhnya kepada
bawahannya dalam bidang pekerjaan sepanjang yang menyangkut bidang
kerjanya.
Berdasarkan Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Wilyah
Uraian Fungsi dan Tugas Pokok Pada Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara terdiri dari :
1. Manajer Area Cabang
Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik, pelayanan
pelanggan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik di
wilayah kerjanya secara efisien sesuai tata kelola perusahaan yang baik
berdasarkan kebijakan Kantor Induk untuk menghasilkan pendapatan perusahaan
yang didukung dengan pelayanan, tingkat mutu dan keandalan pasokan yang baik
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan , serta melakukan pembinaan dan
pemberdayaan Unit Asuhan dibawahnya.
2. Bagian Jaringan
Mengkordinasikan perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana
pendistribusian tenaga listrik yang efektif,efisien dengan mutu serta keandalan
yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Melaksanakan
pengoperasian sistem pendistribusian tenaga listrik dan penertiban penggunaan
jaringan distibusi tenaga listrik kepada pelanggan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di jelaskan diatas, Bagian
Jaringan mempunyai fungsi:
a. Merencanakan pengembangan sistem pendistribusian tenaga listrik untuk
meningkatkan mutu dan keandalan pendistribusian tenaga listrik
b. Merencanakan pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga
c. Merencanakan dan melaksanakan pembangunan sarana pendistribusian
tenaga listrik dan bangunan sipil
d. Merencanakan kebutuhan material untuk pengoperasian dan pemeliharaan
sarana pendistribusian tenaga listrik
e. Mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan system pendistribusian
tenaga listrik
f. Melaksanakan pelayanan gangguan pendistribusian tenaga listrik
g. Menyusun RAO/UAI bagian distribusi
h. Mengkaji dan mengevaluasi mutu dan keandalan pendistribusian tenaga
listrik yang menunjang tingkat mutu pelayanan
i. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan gardu serta jaringan
distribusi jaringan listrik
j. Melaksanakan kegiatan pengaturan operasional system pendistribusian
tenaga listrik
k. Melaksanakan pelayanan / penanggulangan gangguan jaringan tenaga
rendah,gardu distribusi, alat pengukur dan pembatas (APP) rangkaian ke
pelanggan
l. Melaksanakan penyusunan sasaran opersai pemeriksaan (P2TL) APP
pelanggan
m. Melaksanakan pembuatan berita acara pemeriksaan dan penyimpanan
dokumen serta bukti penyalahgunaan jaringan listri pada pelanggan
n. Melaksanakan pengawasan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga
o. Melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan JTM & JTR serta
peralatan jaringan listrik
p. Mengawasi pekerjaan pemeliharaan distribusi yang dilakukan oleh pihak
ketiga
3. Bagian Transaksi Energi
Mengkoordinasikan pengoperasian / pemeliharaan peralatan
pengukuran, proteksi dan mengawasi pengoperasian / pemeliharaan AMR
untuk meningkatkan keandalan penyaluran tenaga listrik yang efektif &
efesien kepada masyarakat pelanggan.
Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana pemasaran yang
menjamin tercapainya target pendapatan penjualan tenaga listrik yang
berorientasi kepada kebutuhan pelanggan, serta kesediaan standar pelaksanaan
kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana dan
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana butir 2 diatas, bagian
transaksi energi memiliki tugas :
a. Merencanakan jadwal pemeliharaan proteksi dan pengukuran
b. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan system proteksi dan pengukuran
c. Mengkordinir pengoperasian & pemeliharaan perangkat AMR
d. Mengawasi kegiatan peneraan KWh meter dan pemeliharaan peralatan
tera
e. Menghitung arus gangguan dan merencanakan koordinasi setting relay
f. Memonitor unjuk kerja system proteksi dan pengukuran
g. Merencanakan pengembangan system proteksi dengan konfigurasi
loop-scheme
h. Membuat SOP pekerjaan pemasangan / pemeliharaan system proteksi
& pengukuran
i. Mengawasi pelaksanaan pemasangan / pemeliharaan APP pelanggan
khususnya pelanggan > 66 KVA
j. Mengevaluasi hasil pembacaan KWh terima dari G.induk, Pembangkit
yang menjadi energi terima di unit Cabang
k. Mengevaluasi dan analisa data DLPDyang ditampilkan dari hasil
pembacaan AMR
l. Membuat data asset / inventaris peralatan pengukuran dan proteksi di
unit cabang
m. Menyusun RAO / UAI bagian pengukuran dan proteksi
n. Menyusun rancangan kebijakan dan strategi pemasaran yang
berorientasi pada pelanggan
o. Menyusun dan mengendalikan anggaran rutin investasi perluasan
jaringan
p. Melaksanakan riset pasar dan menyusun data potensi pasar
q. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan
r. Menyusun segmentasi pelanggan
s. Menyusun rencana penjualan energi dan pendapatan
u. Menyusun strategi peningkatan pelayanan pelanggan
v. Menyusun standar dan produk pelayanan
w. Menyusun dan mengevaluasi tingkat mutu pelayanan
x. Membuat pedoman SPJBTL untuk pelanggan
y. Mengevaluasi perkembangan Captive Power
z. Menghitung biaya subtitusi tenaga listrik pada sisi konsumen
4. Bagian Pelayanan dan Administrasi
Melaksanakan upaya pencapaian pendapatan, penyelamatan
pendapatan dari penjualan tenaga listrik, dan melaksanakan kebijakan
penjualan tenaga listrik serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
Melaksanakan kegiatan inventarisasi, pembukuan dan penagihan rekening
listrik ke pelannggan yang menunggak
Mengkoordinasikan penyelenggaraan pengelola anggaran,keuangan,
perpajakan dan asuransi sesuai dengan prinsip manajemen dan membuat
laporan keuangan dan akuntansi akurat dan tepat waktu. Bertanggung jawab
melaksanakan administrasi tata usaha keuangan pengusahaan, sarana
penyediaan tenaga listrik dan pelaporan penggunaan setiap pos anggaran.
Melaksanakan kegiatan administrasi tata usaha langganan meliputi
pelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, penagihan dan kegiatan
pemutusan dan penyambungan.
Untuk melaksanakan tugas pokok bagian pelayanan dan administrasi
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bagian niaga dan pelayanan
pelanggan
b. Mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan pelanggan
sesuai kebijakan manajemen
c. Menyusun RAO/UAI bagian niaga dan pelayanan secara berkala
d. Mengkaji laporan-laporan yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan
pelanggan
e. Melaksanakan inventarisasi piutang listrik
f. Melakukan pembukuan piutang listrik
g. Melaksanakan kegiatan penangihan rekening listrik
h. Melaksanakan kegiatan pengawasan piutang listrik
i. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas di lingkungan bagian
keuangan
j. Mengendalikan kegiatan yang berkaitan dalam pengelolaan keuangan
k. Mengkoordinasikan usulan RAO/UAI sesuai kebutuhan unit
pelaksanaan
l. Menyusun laporan laporan yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan
keuangan.
m. Memberikan informasi tentang BP dan UJL kepada calon pelanggan
n. Mengelola data pelanggan meliputi jumlah, jenis tarif, dan
penggolongan rekening listrik
o. Mengelola DIL dalam rangka pengusahaan penjualan tenaga listrik
q. Mengevaluasi Kwh meter yang terpakai akibat pemakaian ilegal
sebagai dasar penurunan susut jaringan
r. Melaksanakan penjualan rekening listrik berdasarkan rekenining
bercetak
s. Melaksanakan forum komunikasi dengan pelanggan
t. Melaksanakan kegiatan penagihan rekening listrik
u. Melaksanakan kegiatan pengawasan piutang listrik
v. Melaksanakan pengawasan atas pendapatan dari hasil penjualan
rekening listrik.
D. Jaringan Kegiatan
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan menjalankan
bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasaan
pelanggan, anggota perusahaan, dan pemilik modal. Menjadikan tenaga listrik
sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan membawahi 9
(sembilan) rayon yaitu:
1. Rayon Medan Kota
2. Rayon Medan Baru
3. Rayon Medan Selatan
5. Rayon Sunggal
6. Rayon Helvetia
7. Rayon Labuhan
8. Rayon Belawan
9. Rayon Johor
E. Kinerja KegiatanTerkini
Pada tahun 2011 ini PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area
Medan memiliki beberapa buah proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang
telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan.
Adapun proyek-proyek tersebut antara lain:
a. Penyelesaian pekerjaan Gardu Induk 150 Kv Perbaungan
b. Pekerjaan transmission line 150 kV Sei Rotan - Belawan,
c. Pekerjaan transmission Line 150 kV Lamhotma - Labuhan,
d. Pekerjaan Gardu Induk 150 kV Lamhotma,
e. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan,
f. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan - Belawan,
F. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area
Medan pada tahun 2014 adalah meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjalin
kerja sama dengan instansi-instansi dan memberikan pelayanan yang lebih baik
BAB III
PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN
INTERN PADA AKTIVA TETAP PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA
UTARA AREA MEDAN
A. Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan aktiva operasional yang digunakan perusahaan
dalam menjalankan kegiatan operasinya yang menjadi hak milik perusahaan dan
dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan normal perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Menurut Mulyadi (2002 : 192) Aktiva tetap atau plant assets adalah
kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih
dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan, bukan untuk dijual kembali.
Menurut Soemarso (2003 : 20) aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang
(1) Masa manfaatnya lebih dari satu tahun; (2) Digunakan dalam kegiatan
perusahaan ; (3) Dimiliki untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan
serta; (4) Nilainya cukup besar.
Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 58) berpendapat bahwa “Aktiva tetap
adalah aktiva tetap berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu,
yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
rangka kegiatan normal perusahaan, dan mempunyai manfaat lebih dari satu
Dari penjelasan dan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap
memiliki karakteristik (1) Mempunyai bentuk fisik; (2) Digunakan secara efektif
dalam kegiatan normal perusahan; (3) Dimiliki tidak sebagai investasi dan tidak
untuk dijual; (4) memiliki masa manfaat relative permanen (lebih dari satu
periode akuntansi/lebih dari satu tahun); (5) Memberi manfaat dimasa yang akan
datang.
B. Penggolongan Aktiva Tetap
Aktiva tetap dapat digolongkan dalam dua sudut. Kedua sudut tersebut
adalah sudut substansi dan sudut disusutkan atau tidak disusutkan.
1. Aktiva tetap berdasarkan wujudnya dogolongkan kepada dua kelompok yaitu:
a. Aktiva berwujud (tangible asset) adalah aktiva yang memiliki wujud
yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dulu
yang digunakan dalam proses produksi, tidak dimaksudkan untuk dijual
kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai
manfaat lebih dari satu tahun.
b. Aktiva tidak berwujud (intangible asset) adalah aktiva berumur panjang
dalam operasi perusahaan yang tidak disimpan untuk dijual dan tidak
mempunya bentuk fisik.
2. Dari sudut disusutkan atau tidak disusutkan, aktiva tetap dibagi menjadi dua
yaitu :
a. Aktiva tetap yang disusutkan (depreciated plant asset) contohnya,
b. Aktiva tetap yang tidak ( undepreciated plant asset) disusutkan contohnya
tanah.
Pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, aktiva
tetap dikelompokkan secara khusus, semua aktiva tetap yang dimiliki dicatat dan
dipergunakan sebagai mana mestinya. Fungsi dikelompokkannya aktiva-aktiva
tetap ini ialah untuk memperlihatkan sejauh mana aktiva tetap telah digunakan
dan untuk mengetahui nilai manfaat dari aktiva tersebut untuk dilakukan tindakan
selanjutnya, apakah masih layak aktiva tetap untuk dipergunakan. Semua aktiva
tetap yang dimiliki PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan
merupakan harta kekayaan milik PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara
Area Medan
C. Cara Perolehan Aktiva Tetap
Menurut Warren, et.all ( 2005 : 10 ) Aktiva tetap dapat diperoleh dengan
berbagai cara yaitu : pembelian tunai, pembayaran yang ditangguhkan, sewa guna
usaha, aktiva tetap yang diperoleh secara pertukaran, perolehan dengan penerbitan
efek, konstruksi sendiri, perolehan melalui sumbangan, perolehan aktiva dengan
biaya restorasi yang signifikan pada saat penghentian aktiva, akuisi suatu
perusahaan secara keseluruhan, dan aktiva yang diperoleh tidak secara tertentu.
Menurut Kusnadi, et.all (2001:12) Aktiva tetap dapat diperoleh dengan
berbagai cara yaitu :
1. Pembelian Tunai
Aktiva tetap yang dibeli dengan tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan
aktiva, dikurangi potongan harga yang diberikan baik karena pembelian dalam
jumlah besar maupun karena pembayaran dipercepat.
2. Pembelian secara kredit jangka panjang.
Aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam hal harga
perolehan tidak termasuk bunga, dalam kontrak pembelian dapat menyebutkan
bahwa pembelian akan dilakukan dalam beberapa kali angsuran ditambah
dengan pembayaran bunga.
3. Pembelian dengan surat berharga.
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham obligasi
perusahaan, dicatat dalam buku besar, harga pasar saham atau obligasi tidak
diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aset
tersebut. Harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar tidak
diketahui, dalam keadaan seperti ini, nilai pertukaran ditentukan oleh
keputusan pimpinan perusahaan.
4. Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah / donasi.
Jika aktiva tetap diperoleh dengan cara dihadiahkan maka transaksi ini disebut
nonreciprocal transfer (transfer yang tidak memerlukan umpan balik). Aset
ini harus dicatat sebesar harga pasar berdasarkan penilaian yang dilakukan
oleh pihak perusahaan penilai yang independen.
5. Aktiva tetap yang dibangun sendiri.
Dalam pembuatan aktiva, semua biya yang langsung (biaya variabel), yaitu
bahan dan upah langsung serta overhead pabrik digunakan untuk
6. Aktiva tetap yang diperoleh secara pertukaran.
Aktiva tetap menurut cara ini diperoleh dengan cara menukarkan aktiva tetap
yang kita miliki dengan aktiva tetap lainnya yang dimiliki pihak lain.
Pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, perolehan
aktiva tetap diperoleh dengan cara :
a. Pembelian Tunai.
Pembelian aktiva tetap diatas Rp15.000.000. dilakukan dengan cara
penawaran harga kepada pihak perusahaan ataupun distributor langsung,
sedangkan pembelian aktiva tetap diatas Rp 50.000.000 dilakukan dengan cara
tender.
b. Hadiah atau Hibah
Hadiah atau hibah diberikan oleh pihak ketiga yaitu Pemerintah Daerah
Provinsi Sumatera Utara.
c. Di Bangun Sendiri
Aktiva tetap yang dimiliki PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area
Medan ada juga yang di bangun sendiri, seperti gedung yang dimiliki PT PLN
( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan Sekarang ini yang biayanya
diperoleh dari perusahaan sendiri.
d. Pertukaran atau Relokasi
Aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan ini juga ada yang di dapat dari
D. Penggantian Aktiva Tetap
Aktiva tetap yang tidak lagi berguna bisa dibuang, dijual, atau ditukar
tambah dengan aktiva tetap lainnya. Penggantian aktiva tetap bisaanya dimulai
dari manajer departemen (pemakai) yang mengakui kebutuhan untuk
mendapatkan aktiva tetap yang baru setelah menjual aktiva yang lama. Prosedur
otorisasi dan persetujuan yang terlibat dalam transaksi ini akan bergantung pada
biaya aktiva tersebut. Dalam keputusan ini, manajer departemen sering kali
memiliki otorisasi umum untuk menyetujui pembelian aktiva tetap yang tidak
mahal. Namun demikian, untuk pengeluaran modal di atas batas materialitas yang
ditetapkan, manajer tersebut harus mencari persetujuan eksplisit.
Penggantian aktiva juga dapat dilakukan dengan pertukaran. Perusahaan
menukar peralatan yang lama dengan yang baru, yang memiliki kegunaan sama.
Dalam kasus semacam ini, pembeli menerima peralatan lama yang dimaksud dari
penjual. Jumlah ini, yang dinamakan dengan nilai tukar tambah (trade-in
allowance) mungkin lebih tinggi atau lebih rendah daripada nilai buku peralatan
lama, yang mengakibatkan keuntungan dan kerugian pertukaran. Jumlah yang
terutang dapat dibayarkan secara tunai atau suatu kewajiban dicatat. Selisih ini
bisaanya dinamakan dengan sisa yang terutang (boot), yang merupakan nama
pajaknya.
Pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan aktiva
tetap yang sudah tidak bermanfaat lagi maka akan dijual atau dilelang,
PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara area Medan dan digantikan dengan
aktiva lain.
E. Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal 1. Sistem informasi akuntansi
Akuntansi merupakan alat penting bagi pihak perusahaan untuk
melaksanakan beberapa tahapan dari mekanisme sistem informasi. Informasi
sangat penting bagi manajemen baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun
pengendalian. Sementara Sistem Informasi Akuntansi memiliki pengertian
masing-masing yang terdiri dari tiga elemen yaitu : sistem, informasi, dan
akuntansi. Dimana setiap kata memiliki arti sendiri, dan apabila digabungkan
akan menghasilkan sebuah definisi yang baru. Ketiga elemen tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:
Suatu sistem dapat dijelaskan yaitu kumpulan elemen-eleman atau
sumberdaya yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu
hubungan hirarkis tertentu dan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu
Menurut Hall(2001 : 5)“Sistem merupakan sekelompok dua atau lebih
komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang
bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).”
Sistem terdiri dari sub-subsistem, yang terdiri dari subsistem-subsistem
yang lebih kecil lagi atau modul-modul dan seterusnya sampai komponen terkecil.
Sistem akuntansi misalnya yang terdiri dari subsistem akuntansi penjualan,
subsistem akuntansi pembelian, subsistem akuntansi biaya, subsistem akuntansi
pelayanan pesanan, subsistem penagihan, dan subsistem penerimaan kas dari
piutang. Subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak berdiri lepas
sendiri-sendiri, melainkan saling berinteraksi serta saling berhubungan membentuk satu
kesatuan terpadu sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Pada
sistem akuntansi tujuan tersebut antara lain adalah menyajikan laporan akuntansi
keuangan dan laporan akuntansi manajemen. Subsistem adalah bagian dari sistem,
dan interaksi yang berkaitan sehingga dicapai suatu kesatuan atau terintegrasi.
Hal diatas menjelaskan bahwa sistem itu sendiri bukanlah seperangkat
unsur yang tersusun secara tidak teratur, tetapi terdiri dari unsur-unsur yang saling
mengisi satu sama lainnya. Dan sistem itu sendiri juga mencakup tiga kegiatan
sebagai berikut :
1. Masukan atau Input.
2. Pengolahan atau Processing.
3. Hasil dari pengolahan atau Output.
Informasi berasal dari data. Data adalah fakta tentang peristiwa atau
kenyataan lain yang mendukung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna
penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan atau penetapan keputusan.
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang sesuai dengan
keinginan si penerima.
Menurut MC.Leod (2000 : 12) “ Informasi adalah data yang telah
diproses, atau data yang sudah lebih memiliki arti tertentu bagi kebutuhan
Informasi sangat berguna bagi pihak manajemen dalam proses
pengambilan keputusan, maka dari informasi yang berguna harus memiliki
kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Akurat, Informasi harus terbebas dari adanya kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan para penggunanya.
2. Relevan, Informasi yang relevan harus memberikan arti dan mempunyai manfaat dengan bisa meningkatkan nilai dari suatu kepastian atau mengurangi
ketidakpastian.
3. Tepat Waktu ( Timely ), Informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan dan informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat karena
dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan .
4. Lengkap ( Complete ), Informasi yang disajikan harus lengkap, termasuk didalamnya semua data yang relevan.
5. Dimengerti ( Understandable ), Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh si pembuat keputusan.
6. Verifiable, Informasi yang dihasilkan tidak bias, menyebabkan perbedaan dalam memahaminya.
7. Accessible, Informasi dikatakan accessible bila tersedia pada saat diperlukan dalam format yang sesuai dengan kepentingannya.
Dalam hal ini sistem informasi dapat didefinisikan sebagai sebagai
kumpulan eleman-elemen/ sumberdaya dan jaringan prosedur yang saling
berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan
Unsur-unsur sistem informasi adalah sebagai berikut :
a. Peralatan antara lain adalah komputer dan komunikasi maupun peralatan kantor lainnya ( hardware )
b. Prosedur, tata kerja ketentuan-ketentuan peraturan, termasuk sistem operasi
(operating system/ system software) dan aplikasi komputerisasi
program-program komputer ( application software )
c. Tenaga Kerja, pelaksana operasional ( operator ), pimpinan pada bidang tugasnya masing-masing staf yang merupakan pengguna sistem ( Knowledge
Based Professional Staff ), termasuk teknisi komputer dan analisis informal.
Menurut Soemarso SR, (2003 : 3) “Akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi yang penting sehingga memungkinkan adanya
pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien. Akuntansi juga
dapat didefenisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan
informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang
jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut “.
Dari uraian diatas maka pengertian Sistem informasi akuntansi merupakan
struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik
dan komponen lain, untuk merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi
informasi akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi
para pengguna atau pemakainya.
Pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan bentuk
sistem informasi akuntansi yang digunakan adalah sistem informasi akuntansi
diperoleh dengan mudah dan disimpan dengan aman yang merupakan fasilitas
dari software-software komputer yang mendukung pengoperasian sistem
informasi akuntansi.
2. Pengendalian Internal
Menurut Romney dan Steinbart (2006 : 229) edisi 9, pengendalian internal
(internal control) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan
untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong
dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian
dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
Struktur pengendalian interanal (internal control structure) terdiri dari
kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan tingkat jaminan yang
wajar atas pencapaian tujuan tertentu organisasi. Pengendalian internal
melaksanakan tiga fungsi penting, yaitu : pengendalian untuk pencegahan
(preventive control), pengendalian untuk pemeriksaan (detective control), dan
pengendalian kolektif (corrective control).
Unsur-unsur pengendalian intern aktiva tetap yaitu organisasi dan sistem
otorisasi.
1. Organisasi, struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang melakukan pemisahan fungsi, berikut diuraikan organisasi sebagai unsur
pengendalian intern antara lain :
semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisah dari
fungsi pemakai aktiva tetap,
b. Transaksi perolehan, penjualan, penghentian pemakaian aktiva tetap
harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja secara
independen, untuk menciptakan pengecekan intern dalam setiap
transaksi yang mengubah aktiva tetap,unit organisasi dibentuk
sedemikian rupa sehingga tidak ada satupun transaksi yang mengubah
aktiva tetap yang dilaksanakan secara penuh hanya oleh satu unit
organisasi saja.
2. Sistem otorisasi, sistem otorisasi dirancang untuk memudahkan pengendalian intern terhadap anggaran pengadaan aktiva tetap.
Pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan
pengendalian internal aktiva tetap dilakukan dengan Sistem Informasi Akuntansi
yang sudah dirancang khusus oleh PT PLN ( Persero ) Pusat.
F. Alur Dokumen Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Aktiva Tetap
Berikut diuraikan alir dokumen jaringan prosedur yang membentuk sistem
akuntansi aktiva tetap antara lain :
1. Sistem pembelian aktiva tetap,
Jika membutuhkan sebuah aktiva yang harus dibeli maka user ( pengguna
yang memohon pembelian aktiva ) harus meminta/mengajukan proposal
permohonan tersebut telah disetujui oleh ASMAN Jaringan, maka user harus
mengajukan pembelian kepada manajer area agar permohonan disetujui. Jenis
aktiva yang akan dibeli akan mempengaruhi sejauh mana persetujuan tersebut
dilanjutkan, apakah hanya sampai kepada manajer area atau bahkan ke manajer
wilayah. Selanjutnya yang dilakukan adalah langkah pembelian. Setelah aktiva
tetap diterima oleh fungsi penerimaan, aktiva tetap kemudian diserahkan ke fungsi
aktiva tetap untuk ditempatkan ke tangan fungsi yang mengajukan permintaan
otorisasi aktiva tetap,
2. Sistem perolehan aktiva tetap melalui pembangunan sendiri.
Sistem ini dirancang untuk mencatat harga pokok aktiva tetap yang
diperoleh perusahaan dari pembangunan yang dilaksanakan sendiri oleh
perusahaan. Work order merupakan dokumen yang digunakan untuk
mengumpulkan biaya konstruksi. Jika aktiva tetap selesai dibangun maka bukti
memorial yang dilampiri dengan surat perintah kerja dipakai sebagai dokumen
sumber untuk mencatat harga pokok aktiva tetap tersebut kedalam kartu aktiva
tetap dan jurnal umum,
3. Sistem pengeluaran belanja
Sistem ini dirancang untuk mencatat tambahan harga pokok aktiva tetap
dengan adanya pengeluaran modal. Setiap pengeluaran modal memerlukan
dokumen surat permintaan otorisasi reparasidari kasub perlengkapan. Pelaksanaan
surat permintaan otorisasi reparasi dilaksanakan berdasarkan dokumen surat
perintah kerja. Pencatatan biaya biaya yang terjadi untuk work order dilakukan
besarnya pengeluaran belanja untuk surat perintah kerja tertentu, dan dapat
dihitung tambahan harga pokok aktiva yang bersangkutan,
4. Sistem penghentian pemakaian aktiva tetap.
Sistem ini dirancang untuk mencatat pengurangan harga pokok dan
akumulasi penyusutan aktiva tetap yang dihentikan pemakaiannya serta laba rugi
yang timbul sebagai akibat penghentian pemakaian aktiva tetap tersebut.
Dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan penghentian pemakaian
aktiva tetap adalah bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung
berupa surat permintaan penghentian dan transfer aktiva tetap,
5. Sistem revaluasi aktiva tetap.
Sistem ini dirancang untuk mencatat transaksi penilaian kembali aktiva
tetap. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan adalah bukti
memorial.
6. Sistem pencatatan depresiasi aktiva tetap.
Sistem ini dirancang untuk mencatat biaya depresiasi aktiva tetap.
BAB IV PENUTUP
Dalam bab terakhir ini,penulis mengemukakan beberapa kesimpulan dan
saran dari pembahasan bab-bab terdahulu tentang bagaimana penerapan Sistem
Informasi Akuntansi pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area
Medan. Adapun kesimpulan dan saran akan dikemukankan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil penulis berdasarkan pembahasan
yang telah dilakukan.
1. Sistem informasi akuntansi merupakan struktur yang menyatu dalam suatu
entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk
merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna atau
pemakainya.
2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam meningkatkan efektifitas
pengendalian intern pada aktiva tetap PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera
Utara Area Medan sangatlah penting, ini dapat dilihat dari penggunaan Sistem
Informasi Akuntansi dalam sistem pembelian aktiva tetap, sistem perolehan
aktiva tetap melalui pembangunan sendiri, sistem pengeluaran belanja, sistem
penghentian pemakaian aktiva tetap, sistem revaluasi aktiva tetap, dan sistem
3. Efektivitas pengendalian intern dalam mengelola aset sudah baik dengan
adanya dokumen-dokumen, pemilihan pegawai yang berpendidikan, jujur dan
profesional dalam melakukan pekerjaannya.
B. Saran
Saran yang penulis sampaikan dibawah ini berdasarka kesimpulan yang
telah dibuat pada bagian sebelumnya. Saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi
kepentingan PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dimasa
yang akan datang adalah sebagai berikut :
1. Sistem informasi akuntansi berbasis komputer pada PT PLN ( Persero )
Wilayah Sumatera Utara Area Medan perlu lebih ditingkatkan lagi. Beberapa
dokumen yang masih diproses secara manual sudah seharusnya diubah dengan
memproses data menggunakan komputer.
2. Sebaiknya aktivitas-aktivitas pengendalian aktiva tetap yang dilakukan oleh
PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dengan cara
penjagaan aset melalui cara pencatatan yang lebih memadai agar lebih
ditingkatkan. Kegiatan ini harus dilakukan secara terus-menerus agar
DAFTAR PUSTAKA
Hall, James A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Buku 2, Edisi ke- 1, Terjemahan Amir Abadi Jusuf, Salemba Empat, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.
Kusnadi.et.all. 2001. Intermediate Accounting. Buku 1, Edisi 15, Salemba Empat, Jakarta.
Marshall B, Romney & Paul John Steinbart. 2006. Sistem Informasi Akuntansi.
Terjemahan Deny Arnos Kwary & Dewi Fitriasari, Edisi Sembilan, Salemba Empat , Jakarta.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi ke-6, Jilid I, Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi. 2002. Sistem Akuntansi. Edisi ketiga, Cetakan ketiga, Salemba Empat, Jakarta.
Soemarso. 2003. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku I, Salemba Empat, Jakarta.
Warren.et.all. 2005. Pengantar Akuntansi. Buku 1. Edisi ke-21. Terjemahan Aria