SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI
SUMATERA UTARA
Oleh :
ELLY SABETH GINTING
112102154
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala kasih dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS
PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA”.
Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
guna mengakhiri proses pembelajaran di Program Diploma III Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.
Dalam melaksanakan proses penyelesaian penulisan Tugas Akhir
ini, penulis tidak terlepas dari hambatan-hambatan dan banyak kesulitan
dalam menyelesaikannya Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pihak yang membantu dalam proses menyelesaikan Tugas Akhir ini,
antara lain:
1. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Drs.Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi DIII
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Drs.Rasdianto, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan serta petunjuk dalam penyelesaian
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis beserta staff
pegawai.
5. Bapak Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Medan
Selatanyang telah memberikan kesempatan untuk riset dan telah
membantu selama proses penelitian berlangsung.
6. Bapak dan Ibu pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera
Utara yang telah membantu selama proses penelitian ini berlangsung.
7. Bapak dan Ibu pegawai Sistem Administrasi Manunggal dibawah Satu
Atap (SAMSAT) yang telah membantu serta mendukung dalam
proses penelitian hingga pembuatan Tugas Akhir berlangsung.
8. Teristimewa kepada Ayah dan Ibunda Tercinta N.Ginting dan T. Br
Sitepu yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada
henti-hentinya selama ini.
9. Buat saudara/I ku tersayang Annicke Ned Ginting dan Tommy Ned
Ginting yang telah membantu dan senantiasa mendukung penulis
dalam Doa.
10. Sahabat-sahabat ku terima kasih atas dukungan serta bantuan yang
telah dilakukan selama proses perkuliahan serta pada semua yang
telah kita lalui selama ini, semoga persahabatan kita akan tetap abadi.
11. Buat teman-teman yang tidak tersebut namanya satu persatu terkhusus
Grup C Angkatan 2011.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun
maksimal dan banyaknya bantuan dari segala pihak, akhirnya Tugas Akhir
ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan Tugas Akhir
ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, saya
ucapkan terima kasih.
Medan, Agustus 2014 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI ...iv
DAFTAR TABEL...vi
DAFTAR GAMBAR...vii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1
B. Rumusan Masalah...5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...6
D. Rencana Penulisan...7
1. Jadwal Penelitian...7
2. Rencana Isi...8
BAB II : DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATER UTARA A. Sejarah Ringkas ...10
B. Struktur Organisasi...12
C. Uraian Tugas (Job description)...13
D. Jaringan Usaha/Kegiatan...31
E. Kinerja Terkini...33
BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK KENDARAAN
BERMOTOR PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH
PROVINSI SUMATERA UTARA
A. Sistem Informasi Akuntansi...36
B. Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi
Pajak Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan
Daerah Provinsi Sumatera Utara...38
C. Perancangan Sistem Informasi Akuntansi
Pendapatan pada Pajak Kendaraan Bermotor...42
D. Analisis Sistem Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ...44
E. Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
dari Pajak Kendaraan Bermotor...50
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...57
B. Saran...59
DAFTAR TABEL
TABEL Judul Halaman
1.1. Jadwal Penulisan...7
2.1. Program & Kegiatan...32
2.2. Tujuan & Indikator Kerja...34
3.1. Target Penerimaan PKB Provinsi Sumatera Utara...43
3.2. Sistem Organisasi SAMSAT...46
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Judul Halaman
2.1. Strukutur Organisasi Dinas Pendapatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam meningkatkan kehidupan masyarakat, ini dapat dibuktikan
dengan adanya semakin tinggi tingkat konsumsi terhadap barang-barang
produksi. Dengan pembangunan yang semakin meningkat sehingga
diperlukan dana yang tidak sedikit jumlahnya. Maka dari itu instansi
kepemerintahan akan memenuhi dalam pembiayaan pembangunan ini
memperoleh sumber pembiayaan baik dari luar negeri berupa pinjaman
dari luar negeri.
Sumber yang diperoleh dalam negeri merupakan berupa penjualan
hasil alam dan produksi dalam negeri serta penerimaan pemerintah dari
sektor pajak. Dengan adanya kebijaksanaan dari pemerintah, maka sumber
pembiayaan yang bersumber dari pembiayaan dalam negeri baik dengan
ekspor komoditi serta penerimaan pemerintah yang berasal dari sektor
pajak. Adapun sumber pembiayaan pembangunan yang diperoleh dari
dalam negeri hendaknya digali secara intensif dan efektif serta
bertanggungjawab tanpa melupakan azas keadilan bagi masyarakat. Yang
mana dalam hal ini pemerinta berperan dan tanggungjawab masyarakat
dalam keikutsertaannya dapat dilihat dari berbagai bidang pembangunan
yang sangat diharapkan oleh pemerintah, salah satu peran dari mayarakat
yang merupakan keikutsertaan dalam tanggungan tersebut adalah sebagai
kewajibannya membayar pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah.
Untuk memenuhi pembiayaan program-program pembangunan daerah,
maka pemerintah daerah memperoleh sumber pendapatan daerah yang
salah satunya adalah Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor.
Adapun sumber pendapatan daerah tersebut digunakan dan
dimanfaatkan dalam pembiayaan pembangunan daerah dan Pajak
Kendaraan Bermotor ini sangat tergantung dari seberapa banyak
kendaraan bermotor yang beredar di masyarakat.
Dalam melakukan pemungutan pajak kendaraan bermotor ini telah
melibatkan tiga instansi pemerintah yaitu: Dinas Pendapatan Daerah,
Polisi Republik Indonesia, dan PT. Persero Asuransi Kerugian Jasa
Raharja. Dalam melaksanakan proses pencatatan dan pembayaran pajak
kendaraan bermotor menggunakan Sistem Administrasi Manunggal
dibawah Satu Atap (SAMSAT) yang dilakukan oleh SAMSAT terdiri
dalam melakukan proses pengeluran STNK, pembayaran pajak, BBNKB
dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).
Selanjutnya dalam mewujudkan tercapainya kesatuan dalam
rangka wawasan nusantara serta kebijakan yang baik bagi masyarakat
sekitar wilayah Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, maka
pengaturan yang akan dilakukan bagi pajak kendaraan bermotor oleh
daerah dilaksanakan dalam melakukan pola keterpaduan dan keseragaman
secara Nasional sehingga diperlukan perkembangan teknologi semakin
informasi yang berbasis teknologi. Dampak dari globalisasi terasa
berbagai aspek terlebih dalam bidang komputerisasi perusahaan atau
organisasi telah mengakui peran komputer yang sangat membantu,
terutama dalam menanggapi tuntutan era teknologi yang meningkatkan
kemampuan berkomputerisasi.
Salah satu syarat untuk dapat berkomputerisasi adalah penyediaan
suatu sistem informasi akuntansi yang cepat, tepat dan akurat. Dengan
adanya informasi yang cepat, tepat dan akurat maka suatu perusahaan atau
organisasi dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat pula.
Penerapan teknologi dalam sistem informasi perusahaan hendaknya
mempertimbangkan pemakai sistem sehingga teknologi yang diterapkan
dapat bermanfaat sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai.
Dengan otomatisasi atau sistem informasi yang berdasarkan pada
komputer berbagai fungsi dapat dilakukan secara tepat dan cepat sehingga
disetiap organisasi yang ada saat ini telah banyak tersedia peralatan
dengan teknologi tinggi yang bernilai sangat mahal. Peralatan tersebut
digunakan untuk mendukung sistem informasi yang mereka butuhkan,
sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja organisasi.
Keberhasilan sistem informasi suatu perusahaan tergantung bagaimana
sistem itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya, dan
pemanfaatan teknologi yang digunakan.
Sistem informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai
pengembangan sistem informasi. Pengembangan dan pemanfaatan
teknologi informasi pada dasarnya sebagai sarana atau alat. Namun
demikian keberadaannya sangat penting dan sangat signifikan untuk
meningkatkan efesiensi dan efektifitas kerja. Demikian juga dilingkungan
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pengembangan
teknologi informasi sudah dimulai. Beberapa produk pengembangan
teknologi informasi dilingkungan Dinas Pendapatan Daerah salah satunya
pelayanan Samsat Corner dan Samsat Gerai. Adapun yang dimaksud
dengan Pelayanan Samsat yaitu pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor dengan tidak memperhatikan domisili dari wajib pajak.
Pelayanan untuk Samsat Corner terletak di Sun Plaza dan Plaza Medan
Fair dan untuk Samsat Gerai terletak di Samsat Gerai Marelan dan Samsat
Gerai. Pelayanan Samsat Link, sistem ini selain berpengaruh terhadap
kinerja individu lebih efektif dan efisien juga banyak direspon oleh
masyarakat karena untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor.
Berdasarkan uraian diatas dinyatakan bahwa sistem informasi
akuntansi sangat berperan dalam melaksanakan proses pelayanan di
lingkungan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara salah
satunya merupakan Pajak Kendaraan Bermotor. Oleh karena itu penulis
tertarik untuk membuat Tugas Akhir yang berjudul “SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA
B. Rumusan Masalah
Adapun pokok bahasan penelitian ini, akan ditinjau rumusan masalah
berikut:
1. Bagaimana peranan Sisitem Informasi Akuntansi pada Pajak
Kendaraan Bermotor yang ditargetkan pada Dinas Pendapatan
Daerah Provinsi Sumatera Utara, yang meliputi:
a. Banyak penjual/pembeli kendaraan bermotor menunda
melaporkan tranksaksi jual beli pada kantor Samsat setempat,
sehingga sulit untuk menjaring BBN-II
b. Masih banyak pemilik beca bermotor yang tidak memenuhi
kewajibannya membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
serta biaya pemeliharaan kendaraan bermotor.
c. Adanya kecenderungan angkutan plat hitam ingin merubah
plat menjadi kuning agar ringan membayar pajak, padahal
dalam operasionalnya angkutan ini lebih berorientasi mencari
keuntungan
d. Kurangnya kesadaran pihak leasing untuk melunasi Pajak
Kendaraan Bermotor terhadap kendaraan kendaraan yang
ditarik dari wajib pajak, padahal subjek dan wajib PKB
adalah orang atau badan yang menguasi curian motor
(RANMOR). Ini terjadi karena keterbatasan kewenangan
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam hal
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi adanya
Pendapatan Asli Daerah dari Pajak Kendaraan Bermotor pada
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian yang dicapai antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengembangkan dan menerapkan berbagai pengetahuan
dalam bidang ekonomi akuntansi yang akan diperoleh mahasiswa
di bangku kuliah pada praktik dunia kerja sesungguhnya.
2. Menambah ilmu pengetahua dan kemampuan yang dimiliki
mahasiswa/i sebagai bekal menghadapi dunia ekonomi.
3. Untuk menunjang kompetensi tenaga ahli madya akuntansi
4. Untuk memenuhi pesyaratan menyelesaikan perkuliahan DIII
Akuntansi.
5. Untuk mempersiapkan mental mahasiswa dalam berinteraksi
dengan keadaan dunia kerja yang nyata.
6. Menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas, serta
menerapkan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan.
Manfaat penelitian yang dicapai dengan antara lain sebagai berikut:
1. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas
dalam menganalisis sistem informasi pada Pajak Kendaraan
Bermotor serta mendapatkan pengetahuan dalam sistem
2. Bagi Akademis, menambah perbendaharaan perpustakaan sehingga
dapat dijadikan acuan mahasiswa yang akan mendapatkan
penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan Sistem
Informasi Akuntansi Pajak Kendaraan.
3. Bagi Instansi, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
penyempurnaan dalam perbaikkan sistem informasi dan mengamati
kinerja petugas yang didasarkan oleh kemampuan sistem informasi.
D.Rencana Penulisan
1. Jadwal Survei/Observasi
Adapun jadwal yang akan dilakukan dari bulan Juni sampai selesai
dibulan Juli 2014 dalam melakukan riset di Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi Sumatera Utara serta yang akan dilakukan dalam proses
penyusunan Tugas Akhir. Agar lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 1.1
Jadwal Survei/Observasi
No.
Kegiatan
JUNI 2014
I II III IV
1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir
2 Pengajuan Judul
3 Permohonan Izin Riset
4 Penunjukkan Dosen Pembimbing
5 Pengumpulan Data
6 PenyusunanTugas Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Untuk mempermudah dalam melakukan proses penulisan Tugas
Akhir ini, Penulis telah membuat sistematika pembahasan dalam 4 (empat)
bab, dimana setiap bab akan saling berkaitan dalam proses penyusunan.
Agar lebih jelas penulis membuat sistematika berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam Bab ini penulis akan membahas tentang Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian dan Rencana Penulisan. Rencana Penulisan terbagi
atas dua yaitu Jadwal Survei/Observasi serta Rencana Isi.
BAB II : DINAS PENDAPATAN DAERAH SUMATERA UTARA
Pada Bab II ini penulis akan membahas tentang Sejarah
Singkat, Struktur Organisasi dan Personalia, Uraian Tugas
(Job Description), Kegiatan Instansi, dan Rencana Kegiatan
Instansi.
BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTASI PAJAK
KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS
PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
Pada Bab III ini penulis akan membahas tentang Sistem
Informasi Akuntansi, Pengendalian dan Sistem Informasi
Akuntansi Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas
Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan Pajak Kendaraan
Bermotor, Analisis Sistem Informasi Pemungutan Pajak
Kendaraan Bermotor serta Upaya Peningkatan Pendapatan
Asli Daerah dari Pajak Kendaraan.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab IV ini penulis akan membahas tentang Kesimpulan
dan Saran.
BAB II
DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA
A. Sejarah Ringkas
Pada mulanya urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada
dalam koordinasi Biro Keuangan sebagai Bagian Pajak dan Pendapatan.
Berdasarkan surat keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor
102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang Susunan Oranisasi Tata Kerja
Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, sejak 16 Mei 1973 Biro Keuangan
berubah nomenkltur menjadi Direktorat Keuangan. sebagai konsekuensi
perubahan tersebut maka Bagian Pajak dan Pendapatan mengalami
perubahan menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktoriat
Keuangan. Perubahan terus dilakukan dengan diterbitkannya SK Gubernur
Sumatera Utara tanggal 21 Maret 1975 Nomor 137/II/GSU (sebagai
tindaklanjut Surat Keputusan Menteri dalam Negeri R.I. tanggal 7
nopember 1974 Nomor Finmat 7/15/3/74), sehingga sejak tanggal 1 April
1975, Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan statusnya menjadi
Direktorat Pendapatan Daerah. Selanjutnya, melalui SK Mendagri No.
KUPD 3/12/43 tertanggal 1 September 1975 tentang “Pembentukan Dinas
Pendapatan Daerah Tingkat II seluruh Indonesia”, Direktorat Pendapatan
Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah. Semula
Pembentukannya dilakukan berdasarkan SK Gubernur Sumatera Utara
Perda Propinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1976 (mulai berlaku
tanggal 31 Maret 1976).
Sebagai tindaklanjut dari UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia (PP R.I)
Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Orgnisasi Perangkat Daerah ,
Pemeritahan Provinsi Sumater Utara mengeluarkan Peraturan Daerah
(Perda) Nomor 3 tanggal 31 juli 2001 tentang Dinas-Dinas sebagai Instusi
teknis, yang membentuk Pemerintah Provinsi (Gubernur) dalam
melaksanakan tugas desentralisasi, desentralisasi dan tugas pembantu
(medebewind). Salah satu dinas tersebut adalah DINAS PENDAPATAN
DAERAH PROINSI SUMATERA UTARA (DIPENDASU). Mengingat
luasnya wilayah kerja Dinas Pendapatan yang meliputi seluruh wilayah
Sumatera Utara maka untuk efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
tupoksinya maka dibentuk UPTD/Unit Pelaksana Teknis Dinas
(sebelumnya disebut cabang dinas). UPTD ini terdapat organisasi Sistem
Administrasi Bersama di Bawah Satu Atap (SAMSAT). Sampai tahun
2004, telah dibentuk sebanyak 14 unit, yang terkait dengan Kantor
Bersama SAMSAT. Sebagai pernyelenggara sebagian kewenangan
pemerintah maupun tugas dekonsentrasi dibidang pendapatan daerah,
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara memiliki peranan yang
strategis “sebagai pengelola utama sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang digunakan mendanai belanja Provinsi Sumatera Utara, dengan
B. Struktur Organisasi
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara
Nomor : 08 Tahun 2008 Tanggal : 28 Nopember 2008
Tentang : Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah
Provinsi Sumatera Utara
Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
(Sumber: Buku Profil Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
UPTD
DAN PENGENDALIAN
SEKRETARIAT KENDARAAN DIATAS AIR
BIDANG PAJAK KENDARAAN DI ATAS
B. Uraian Tugas (Job Description)
1. KEPALA DINAS
(1) Kepala Dinas Pendapatan mempunyai tugas membantu Gubernur
dalam melaksanakan tugas otonomi, tugas dekonsentrasi dan tugas
pembantu di bidang pendapatan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas Kepala Dinas menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyiapan konsep kebijakan daerah, ketentuan dan standar
pelaksanaan daerah kabupaten/kota serta standar pelaksanaan
tugas-tugas dinas dibidang pendapatan daerah.
b. Penyelenggaraan koordinasi dan kerja sama dengan pihak
terkait, pembinaan, pengendalian teknis dan evaluasi panggilan
potensi, pemberdayaan potensi dan pemungutan sumber yang
di tetapkan.
c. Penyusunan dan pelaksanaan rencana jangka menengah dan
tahunan dibidang pendapatan daerah, sesuai kebijakan daerah,
ketentuan dan standar yang diterapkan.
d. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah sesuai
standar yang ditetapkan.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur dan
sekretaris daerah sesuai standar yang ditetapkan masukan yang
(3) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Kepala Dinas dibantu oleh :
A. Sekretaris .
B. Kepala Bidang Pengembangan dan Pengendalian.
C. Kepala Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan
di Atas Air.
D. Kepala Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya.
E. Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi Sumatera Utara.
F. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi Sumatera Utara.
A. Sekretaris
(1) Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
pembinaan dan pengelolaan kepegawaian, keuangan, umum dan
penyusunan program.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud point (1),
Seretaris menyelanggarakan fungsi :
a. Penyusunan dan penyempurnaan standar penyelenggaraan
urusan pemberdayaan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan
administrasi umum barang / perlengkapan serta penyusunan
program.
b. Perencanaan dan pengadaan, kebutuhan internal dan kebuuhan
administrasi umum barang/ perlengkapan serta penyempurnaan
c. Perencanaan, pengelolaan dan peningkatan pendayagunaan
organisasi dan kepegawaian, sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan.
d. Perencanan, pengelolaan, dan pengurusan pertanggung
jawaban keuangan dinas, sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan.
e. Perencanaan dan peningkatan sistem kerja serta pengelolaan
barang/perlengkapan dinas, sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas, sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya.
g. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas, sesuai
bidang tugas dan fungsinya.
(3) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaiman di maksud point
(1), sekretaris dibantu oleh :
a. Sub Bagian Sekretaris Umum
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Program
a) Sub Bagian Umum mempunyai tugas:
a. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data
untuk penyempurnaan dan penyusunan standar prosedur
penyelenggaraan urusan tata usaha, administrasi umum
b. Menyelenggarakan urusan tata usaha, administrasi, umum
dan barang/ perlengkapan serta administrasi kepegawaian
sesuai ketentuan standar yang ditetapkan.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris,
sesuai bidang tugasnya.
d. Memberikan masukan yang perlu kepada Sekretaris,
sesuai bidang tugasnya.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada Sekretaris, sesuai standar yang
ditetapkan.
b) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :
a) Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data
untuk perencanaan pembaharuan dan penyempurnaan
standar prosedur dan akuntabilitas pengelolaan keuangan.
b) Menyelenggarakan administrasi keuangan dan membuat
laporan keuangan sesuai ketentuan dan standar yang
diterapkan.
c) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris,
sesuai bidang tugasnya.
d) Memberikan masukan yang perlu kepada Sekretaris,
sesuai bidang tugasnya.
e) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
c) Sub Bagian Program mempunyai tugas :
a. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data
untuk penyempurnaan dan penyusunan standar prosedur
penyusunan program dinas.
b. Menghimpun dan menyusun rencana belanja dinas, sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris,
sesuai bidang tugasnya.
d. Memberikan masukan yang perlu kepada Sekretaris sesuai
bidang tugasnya.
2. Kepala Bidang Pengembangan dan Pengendalian
(1) Kepala Bidang Pengembangan dan Pengendalian mempunyai tugas
membentu Kepala Dinas dalam bidang penyusunan perencanaan
dan pengembangan pendapatan daerah, evaluasi dan pengendalian
pendapatan daerah serta hokum dan publikasikan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud point(1), Kepala
Bidang Pengembangan dan Pengendalian menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan rencana strategis jangka menengah dan tahunan
dinas, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
b. Pelaksanaan penyusunan perencanaan dan pengembangan
pendapatan daerah, evaluasi dan pengendalian pendapatan
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai bidang tugas dan fungsinya.
d. Pemberian yang dimasukan yang perlu kepada Kepala Dinas
sesuai bidang tugasnya.
e. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas peaksanaan tugas
dan fungsinya kepada kepala dinas sesuai standar yang
ditetapkan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud poin (1), Kepala
Bidang Pengembangan dan Pengendalian dibantu oleh :
1. Seksi Pengembangan dan Pengendalian Pendapatan Daerah;
2. Seksi Evaluasi dan Pengendalian Pendapatan Daerah;
3. Seksi Hukum dan Publikasi;
1) Seksi Pengembangan dan Pengendalian Pendapatan Daerah,
mempunyai tugas :
a. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data
untuk menyempurnakan dan penyusunan standar
penerimaan, panggilan dan pengolahan potensi daerah
dan perencanaan target pendapatan daerah.
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Pengembangan dan Pengendalian, sesuai
bidang tugasnya.
c. Memberikan masukan yang kepada Kepala Bidang
d. Melaksanakan pengkajian dakam pengembangan
pengolahan sumber pendapatan daerah, sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang
Pengembangan dan Pengendalian sesuai standar yang
ditetapkan.
2) Seksi Evaluasi dan Pengendalian Pendapatan Daerah,
mempunyai tugas:
a. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data
untuk penyempurnaan dan penyusunan standar evaluasi
pengendalian pendapatan daerah.
b. Melaksanakan evaluasi dan pembinaan pendapatan
daerah, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Pengembangan dan Pengendalian sesuai bidang
tugasnya.
d. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala
Bidang Pengembangan dan Pengendalian sesuai bidang
tugasnya.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bidang
3) Seksi Hukum dan Publikasi mempunyai tugas :
a. Menyelenggarakan penyusunan dan eksaminasi produk
hukum.
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Pengembangan dan Pengendalian sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data
untuk penyempurnaan dan penyusuhan bahan laporan
untuk publikasi.
d. Menyelenggrakan publikasi sesuai standard dan
rencana yang di tetapkan.
e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala
Bidang Pengembangan dan Penegendalian sesuai
bidang tugasnya.
f. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bidang
Pengembangan dan Pengendalian sesuai standar yang
ditetapkan.
3. Kepala Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di
Atas Air (PKB-KAA)
(1) Kepala Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air yang selanjutnya disebut PKB-KAA mempunyai tugas
keberatan dan sengketa PKB-KAA, pembukuan dan pelaporan
PKB-KAA serta Bea Balik Nama/Kendaraan Bermotor-Kendaraan
di Atas Air yang selanjutnya disebut BBN/KB-KAA.
(2) Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Bidang PKB-KAA,
mempunyai tugas:
a. Penyusunan dan penyempurnaan standar teknis pengelolaan
PKB-KAA serta BBN/KB-KAA, penatausahaan dan
pemberian pertimbangan penyelesaian keberatan pajak,
intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan, pembukuan dan
pelaporan.
b. Pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengendalian program
jangka menengah dan tahunan dibidang teknis perpajakan,
keberatan PKB-KAA, pembukuan dan pelaporan sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Penyelenggaraan koordinasi dan pengolahan data dalam
pengelolaan PKB-KAA serta BBN/KB-KAA, Intensifikasi
dan Ekstifikasi, Keberatan PKB-KAA, sesuai ketentuan dan
standar yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala dinas
sesuai bidang tugas dan fungsinya.
e. Pemberian masukan yang perlu dari kepala Bidang PKB
kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas bidang yang
f. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas
dan fungsinya kepada Kepala Dinas, sesuai standar yang
ditetapkan.
(3) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud point
(1), Kepala Bidang PKB-KAA dibantu oleh :
a. Seksi Teknis PKB-KAA.
b. Seksi Keberatan dan Sengketa PKB-KAA.
c. Seksi Pembukuan dan Pelaporan.
a) Seksi Teknis PKB-KAA mempunyai tugas :
a. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data
untuk penyempurnaan dan penyusunan standar bimbingan
teknis pemungutan dan pengelolaan surat paksa serta
intensifikasi dan ekstifikasi pemungutan PKB-KAA serta
BBN/KB-KAA.
b. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data
untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan
pengembangan dan peningkatan teknis perpajakan sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Menyelenggarakan pemberian bimbingan teknis
pemungutan dan pengelolaan intansifikasi/ekstensifikasi
pemungutan serta sosialisasi ketentuan yang berlaku
sesuai ketentuan dan standar yang telah ditetapkan
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang PKB-KAA sesuai bidang tugasnya.
e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang
PKB-KAA sesuai bidang tugasnya.
f. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada Kepala Bidang PKB-KAA sesuai standar
yang ditetapkan.
b) Seksi Keberatan, Piutang dan Penagihan PKB-KAA
mempunyai tugas :
a. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data
untuk penyempunaan dan penyusunan standar pengajuan
permohana atas keberatan Pajak Kendaraan Bermotor
yang selanjutnya disebut PKB, Pajak Kendaraan di Atas
Air yang selanjutnya disebut PKAA, Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor yang selanjudnya disebut BBN-KB,
Bea Balik Nama Kendaraan di Atas Air yang selanjutnya
di sebut BBN-KAA dari wajib pajak, memberikan
pertimbangan atas keberatan PKB-PKAA, BBN-KB,
BBN-KAA, merumuskan kebijakan dalam rangka
penagihan piutang PKB-KAA, BBN-KB dan BBN-KAA.
b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data
pengembangan dan peningkatan pembukuan pelaporan
sesuai ketentuan dan standar yang di tetapkan.
c. Menyelenggarakan urusan pembukuan, penelitian dan
pembuatan laporan dan Unit-unit Pelaksana Teknis Dinas
sesuai ketentuan standar yang ditetapkan.
d. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data
untuk perhitungan biaya pemungutan PKB/BBN-KB,
PKA/BBN-KAA, bagi hasil PKB/BBN-KB,
PKAA/BBN-KAA kepada pemerintah kabupaten / kota.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh /kepala
Bidang PKB-KAA sesuai bidang tugasnya.
f. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang
PKB-KAA, sesuai bidang tugasnya.
4. Kepala Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya
(1) Kepala Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya, mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam bidang teknis perpajakan,
keberatan dan sengketa perpajakan, pembukuan dan pelaporan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud point (1),
Kepala Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya menyelenggarakan
fungsinya :
a. Penyusunan dan penyempurnaan standar teknis perpajakan,
keberatan dan sengketa perpajakan, pembukuan dan
b. Pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengendalian program
pembangunan jangka menengah dan tahunan sesuai standar
yang di tetapkan, rencana jangka menengah tahunan dibidang
teknis perpajakan, keberatan dan sengketa perpajakan,
pembukuan dan pelaporan.
c. Pelaksanaan, koordinasi dan pendataan dalam pengelolaan
teknis perpajakan, keberatan dan sengketa perpajakan,
pembukuan dan pelaporan sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan.
(3) Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud
point (1) Kepala Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya dibantu oleh:
a. Seksi Teknis Perpajakan
b. Seksi Keberatan dan Sengketa Perpajakan
c. Seksi Pembukuan dan Pelaporan
a) Seksi Teknis dan Perpajakan
a. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/ata
untuk penyempunaan dan penyusunan standar bimbingan
teknis pemungutan dan pengelolaan surat paksa serta
pengembalian dan pemanfaatan air bawah tanah/air
permukaan yang selanjutnya disebut PPP-ABT/APU dan
pajak bahan bakar kendaraan bermotor yang selanjudnya
disebut PBB-KB
b. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data
untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan
pengembangan dan peningkatan teknis perpajakan sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Menyelenggarakan bimbingan teknis pemungutan
pengelolaan, pengelolaan surat paksa,
intensifikasi/ekstensifikasi pemungutan serta sosialisasi
ketentuan yang berlaku sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan.
d. Melaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Pajak Air dan Lainnya sesuai bidang tugasnya.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanan
tugasnya kepada Kepala Bidang Pajak Air dan Lainnya
sesuai bidang tugasnya.
b) Seksi Keberatan dan Sengketa Perpajakan mempunyai tugas :
a. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data
untuk penyempurnaan dan penyusunan standar-standar
pengajuan permohonan keberatan, penetapan denda dan
b. Mengumpulkan, megelola dan menyajikan bahan/data
untuk penyusunan rencana jagka menengah dan tahunan
pengembangan dan peningkatan keberatan perpajakan
lainnya sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Menyelenggarakan penangan atas keberatan dri wajib
pajak, pemberian pertimbangan atas keberatan perpajakan
lainnya sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
d. Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya sesuai bidang
tugasnya.
e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang
Pajak Air dan Pajak Lainnya sesuai bidang tugasnya.
f. Melaporkan dan mempertangungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada Kepala Bidang Pajak Air dan Pajak
Lainnya sesuai bidang tugasnya.
c) Seksi Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas :
a. Mengumpulkan, megolah dan menyajikan bahan/data
untuk penyempurnaan dan penyusunan standar
pembukuan, pembuatan laporan, penelitian laporan dan
perhitungan bagian provinsi dan kabupaten/kota dari
PPP-ABT/APU dan PBB-KB.
b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data
pengembangan dan peningkatan pembukuan pelaporan
sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Menyelenggarakan urusan pembukuan, penelitian an
pembuatan laporan penetapan dan realisas, denda dan
tunggakan serta penelitia laporan dari Unit Pelaksanaan
Teknis Dinas sesuai ketentuan dan stanar yang ditetapkan.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya sesuai bidang
tugasnya.
e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang
Pajak Air dan Pajak Lainnya sesuai bidang tugasnya.
f. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada Kepala Bidang Pajak Air dan Pajak
Lainnya sesuai bidang tugasnya.
5. Kepala Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya
(1) Kepala Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya mempunyai
tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang teknis retribusi,
pendapatan lainnya, pembukuan dan pelaporan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud point (1),
Kepala Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan dan penyempurnaan standar teknis retribusi,
b. Pelaksanaan dan pengkoordinasian dan pengendalian rencana
pembangunan jangka menengah dan tahunan dibidang
retribusi dan pendapatan lainnya sesuai ketentuan dan standar
yang ditetapkan.
c. Pelaksanaan koordinasi, bimbingan teknis, sosialisasi dan
penetapan dan pemungutan retribusi dan pendapatan lainnya,
menyiapkan bahan dalam teknis retribusi dan pendapatan
lainnya, intensifikasi dan ekstensifikasi serta pembukuan dan
pelaporan sesuai ketentuan dan stanar yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai bidang tugas dan fungsinya.
e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai
bidang tugas dan fungsinya.
(3) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud point
(1) Kepala Kepala Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya
dibantu oleh :
a. Seksi Retribusi
b. Seksi Pendapatan Lainnya
c. Seksi Pembukuan dan Pelaporan
a) Seksi Retribusi mempunyai tugas :
a. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data
untuk penyempurnaan dan penyusunan standar penetapan
retribusi, penetapan target serta koordinasi dan kerja sama
dalam pemungutan retribusi.
b. Mengumpulan, mengolah dan menyajikan bahan/data
untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan
pengembangan dan peningkatan teknis retribusi sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Menyelenggraan bimbingan teknis penetapan,
pemungutan dan administrasi retrebusi, sosialisasi standar
yang ditetapkan, serta penetapan target retribusi sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya sesuai bidang
dan tugasnya.
e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang
Retribusi dan Pendapatan Lainnya sesuai bidang tugasnya.
f. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada Kepala Bidang Retribusi dan Pendapatan
Lainnya sesuai bidang tugasnya.
b) Seksi Pendapatan Lainnya, mempunyai tugas:
a. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data
untuk penyempurnaan dan penyusunan standar koordinasi,
pemungutan dan pengadministrasian serta optimalisasi
(BHP-
BP), Penerimaan Lainnya dan setoran laba Badan Usaha
Milik Daerah yang selanjutnya disebut BUMD;
b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data
untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan
pengembangan dan peningkatan pendapatan lainnya,
sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;
c. Menyelenggarakan koordinasi dan optimalisasi
pendapatan lainnya dan setoran laba BUMD, sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan;
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya, sesuai bidang
tugasnya;
e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang
Retribusi dan Pendapatan Lainnya, sesuai bidang
tugasnya;
f. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada Kepala Bidang Retribusi dan Pendapatan
Lainnya, sesuai standar yang ditetapkan;
c) Seksi Pembukuan dan Pelaporan, mempunyai tugas:
a. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data
untuk penyempurnaan dan penyusunan standar – standar
pendapatan lainnya, serta penelitian laporan dari instansi
pemungut;
b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data
untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan
pengembangan dan peningkatan pembukuaan dan
pelaporan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;
c. Menyelenggarakan pembukuaan dan pelaporan
penerimaan retribusi, pendapatan lainnya serta penelitiaan
atas pelaporan dari unit pemungut, sesuai ketentuan dan
standar yang ditetapkan;
C. Jaringan Usaha/Kegiatan
Strategi pencapaian tujuan/sasaran Dinas Pendapatan Provinsi
Sumatera Utara terdiri dari kebijakan dan program. Kebijakan merupakan
ketentuan-ketentuan yang telah disepakati untuk dijadikan
pedoman/pegangan atau petunjuk dalam pelaksanaan program dan
kegiatan agar lebih terarah, terpadu sesuai dengan situasi dan kondisi yang
ada. Kebijakan yang telah ditetapkan dijabarkan secara rinci dalam
program strategis dan selanjutnya kebijakan dan program ini akan
dijabarkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan.
Strategi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara yang
dapat mendukung dalam tercapainya proses kegiatan yang melewati
sasaran dan target dapat dilihat dalam program dan kegiatan-kegiatan
Tabel 2.1
Program dan Kegiatan
PROGRAM KEGIATAN
Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur
1 Penyediaan Prasarana
(membangun gedung baru)
2 Perbaikan Prasarana (rehabilitasi gedung)
3 Perbaikan Sarana (fasilitas) Kantor
4 Pemenuhan Sarana (melengkapi
fasilitas) Kantor Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
1 Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada PNS untuk mengikuti jenjang pendidikan formal (program belajar dan izin belajar)
2 Penyertaan PNS pada diklat teknis (kursus penjenjangan untuk peningkatan karier)
3 Penyertaan PNS pada diklat fungsional (kursus untuk meningkatkan kemampuan fungsional)
4 Melaksanakan study banding keluar Provinsi Sumatera Utara 5 Melaksanakan bimbingan teknis
implementasi peraturan perundang-undangan
6 Melakukan evaluasi secara
berkala terhadap kinerja para staf Program Peningkatan
Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
1 Pemasangan dan Pengembangan Jaringan Teknologi Informasi
Program Peningkatan Pendapatan Daerah
1 Meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak
2 Melakukan sosialisasi
3 Melakukan Razia
4 Pendistribusian Wilayah
D. Kinerja Terkini
Untuk mengetahui pencapaian kinerja Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi Sumatera Utara perlu diketahui capaian kinerja kebijakan,
program, dan sasaran kegiatan. Capaian kinerja ini menunjukkan hal-hal
yang ingin dicapai oleh seluruh jajaran Dinas Pendapatan Kota Medan
melalui implementasi seluruh kebijakan program dan kegiatan.
Dalam penilaian maupun pengukuran kinerja kegiatan yang
dilakukan dapat dilihat dari sejauh mana adanya kesesuaian antara
program dengan kegiatan yang dilaksanakan yang dapat dilihat daril
Tujuan dan Indikator Kinerja berikut:
Tabel 2.2
Tujuan dan Indikator Kerja
NO TUJUAN INDIKATOR KINERJA
1 Meningkatkan Kualitas Administrasi Perkantoran
Meningkatkan kelancaran rutinitas tugas pokok dan fungsi
2 Meningkatkan Sarana
Prasarana Aparatur
Menyediakan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan dan berkualitas
3 Meningkatkan Disiplin
Aparatur
Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan kepegawaian
4 Memfasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS
Mengoptimalkan sistem administrasi kepegawaian
5 Meningkatkan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
Mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki integritas serta akuntabel)
6 Meningkatkan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Mempersiapkan tercapainya sistem pelaporan pendapatan daerah cepat, tepat dan akuntabel 7 Meningkatkan Pendapatan
Daerah
E. Rencana Usaha/Kegiatan
Rencana Usaha Kegiatan merupakan tindakan nyata untuk
melakukan program, dalam jangka waktu tertentu, yang dilaksanakan
untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu sesuai dengan kebijakan yang
telah ditentukan.
Tujuan penyusunan rencana usaha kegiatan Dinas Pendapatan
Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah untuk mencapai sasaran dengan
tujuan yang sudah ditetapkan. Berikut kebijakan yang yang telah
ditentukan:
1. Kebijakan Optimalisasi Pajak Provinsi
2. Kebijakan Optimalisasi Retribusi Provinsi
3. Kebijakan Optimalisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah
4. Kebijakan Penetapan Harga
BAB III
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK KENDARAAN
BERMOTOR PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH
PROVINSI SUMATERA UTARA
A. Sistem Informasi Akuntansi
Tugas pengolahan data instansi dilaksanakan oleh sistem informasi
akuntansi (SIA) yang mengumpulkan data kegiatan Instansi yang lalu
memprosesnya menjadi informasi yang berguna bagi pihak internal
maupun eksternal instansi, kecuali pesaing. Dengan jenis yang demikian,
akhirnya dapat diketahui beberapa karakteristik Sistem Informasi
Akuntansi (SIA), yaitu melaksanakan tugas yang diperlukan, berpegang
pada prosedur standar, menangani data yang rinci, berfokus pada data
masa lampau, dan menyediakan informasi pemecah masalah yang
minimal.
Dalam mengemukakan pengertian Sistem Informasi Akuntansi
secara rinci penulis mengemukakan pengertian setiap suku kata yang
terdapat dalam peristilahan tersebut, sebagai berikut:
1. Sistem
Menurut Mulyadi (2001:5), “Sistem merupakan suatu organisasi
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa
untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen
Menurut James A. Hall (2009:6), “Sistem merupakan kelompok dari
dua atau lebih komponen atau subsistem saling berhubungan yang
berfungsi dengan tujuan yang sama”.
2. Informasi
Menurut James A. Hall (2009:15), “Informasi merupakan penyebab
pengguna data mengambil tindakan yang akan dilakukan atau tidak
dilakukan dan dilihat dari apakah informasi tersebut memungkinkan
penggunannya untuk mengambil tindakan dalam mengatasi masalah,
mengurangi ketidakpastian, serta dalam membuat keputusan”.
3. Akuntansi
Menurut Carl S. Warren, James M, Reeve, dan Philip E, Fees
(2005:10), “Akuntansi merupakan defenisi sebagai sistem informasi
yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.
Menurut Muhammad Gadde (1993:85), “Akuntansi adalah suatu
proses pengumpulan, pencatatan, penganalisaan peringkasan,
pengklasifikasian, dan pelaporan tranksaksi keuangan dari suatu
kesatuan ekonomi untuk menyediakan informasi keuangan bagi para
pemakai laporan yang berguna untuk pengambilan keputusan.
Jadi, Sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu komponen yang
mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan
mengkombinasikan informasi keuangan yang relevan untuk
B. Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi Pajak Kendaraan
Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
Kendaraan bermotor merupakan semua kendaraan beroda beserta
gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat dan digerakkan
oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi
untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak
kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar dalam
operasinya menggunakan roda motor dan tidak melekat secara permanen
serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air. Adapun juga yang
disebut dengan kendaraan bermotor umum yang merupakan setiap
kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang atau orang
dengan dipungutnya bayaran, kendaraan tersebut harus membayar tarif
Pajak Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut dengan PKB yang
merupakan pajak atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor.
Jenis kendaraan bermotor terdiri dari sepeda motor, mobil
penumpang, mobil bus, mobil barang, alat-alat berat dan alat-alat besar.
Kendaraan bermotor juga ada yang disebut dengan penguasaan Kendaraan
Bermotor yang dimaksud dengan penguasa kendaraan bermotor adalah
kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan
semua jenis jalan darat, yang terdiri dari:
a. Kereta Api
b. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk
c. Kendaraan Bermotor yang dimiliki atau dikuasai kedutaan,
konsulat, perwakilan negara asing dan asas timbal balik dan
lembaga-lembaga Internasional yang memperoleh fasilitas
pembebasan pajak dari pemerintah
d. Kendaraan Bermotor yang dioperasikan diatas air
Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dihitung sebagai
perkalian dari dua unsur pokok yang terdiri dari:
a. Nilai jual Kendaraan Bermotor
b. Bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan
dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan
bermotor
Namun ketentuan perhitungan dasar pengenaan pajak kendaran
bermotor sebagaimana yang diatas dapat ditinjau kembali setiap tahunnya.
Khusus untuk kendaraan bermotor yang digunakan diluar jalan umum,
termasuk alat-alat besar serta kendaraan di air, dasar pengenaan pajak
kendaraan bermotor adalah nilai jual kendaraan bermotor, namun nilai jual
kendaran bermotor ditentukan berdasarkan harga pasaran umum atas suatu
kendaraan bermotor. Dalam harga pasaran umum suatu kendaraan
bermotor tidak diketahui, nilai jual kendaraan bermotor dapat ditentukan
berdasarkan sebagian atau seluruh faktor-faktor berikut:
a. Harga kendaraan bermotor dengan isi silinder atau satuan tenaga
b. Penggunaan kendaraan bermotor untuk umum atau pribadi
c. Harga kendaraan bermotor dengan merek kendaraan bermotor
yang sama
d. Harga kendaraan bermotor dengan tahun pembuatan kendaraan
bermotor yang sama
e. Harga kendaraan bermotor dengan pembuat kendaraan bermotor
f. Harga kendaraan bermotor dengan kendaraan bermotor yang
sejenis
g. Harga kendaraan bermotor berdasarkan dokumen Pemberitahuan
Import Barang (PIB)
Pada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Pasal 8 Tentang Pajak
Daerah Provinsi Sumatera Utara tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
ditetapkan sebesar:
a. 1,75% kepemilikan pertama untuk Kendaraan Bermotor Pribadi;
b. 1% untuk kendaraan bermotor angkutan umum;
c. 0,5% untuk kendaraan ambulans, pemadam kebakaran, sosial
keagamaan; Pemerintah/TNI/POLRI dan Pemerintah Daerah;
d. 0,2% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar;
Kepemilikan Kendaraan Bermotor pribadi kedua dan seterusnya untuk
kendaraan roda dua atau lebih, tarif pajaknya ditetapkan secara progresif,
kepemilikan kendaraan bermotor didasarkan atas nama dan alamat yang
a. Kepemilikan kedua 2%
b. Kepemilikan ketiga 2,5%
c. Kepemilikan keempat 3%
d. Kepemilikan kelima dan seterusnya sebesar 3,5%
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dikenakan untuk masa pajak 12
bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor,
untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang karena keadaan kahar masa
pajaknya tidak sampai 12 bulan, dapat dilakukan restitusi atas pajak yang
belum dilalui 14 hari sebelum berakhirnya masa PKB, Gubernur atau
Kepala Dinas dapat menerbitkan Surat Pemberitahuan Kewajiban Pemilik
Kendaraan Bermotor (Super KPKB), Surat pemberitahuan kewajiban
pemilik kendaraan bermotor (Super KPKB) sebagaimana dalam bentuk
surat dan elektronik.
Setiap wajib pajak melaporkan data objek pajak, pelaporan yang
akan dilakukan harus secara jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani
oleh Wajib Pajak sehingga kecil kemungkinan terjadi kesalahan jika
dilakukan secara akurat, orang yang diberi kuasa olehnya atau ahli waris,
pelaporan disampaikan paling lambat:
a. Untuk kendaraan baru 30 (tiga puluh) hari sejak saat kepemilikan
b. Untuk kendaraan bermotor mutasi, 30 (tiga puluh) hari sejak
tanggal Surat Keterangan Fiskal/Kwitansi/Surat Keterangan
c. Untuk kendaraan bukan baru sampai dengan tanggal berakhirnya
masak pajak.
C. Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan Pajak
Kendaraan Bermotor
Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu primadona bagi
pembiayaan pembangunan di Daerah, Pajak Kendaraan Bermotor
merupakan pemungutan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara dan merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang
potensial, yang pemungutannya diatur berdasarkan Peraturan Daerah No.1
Pasal 3 Tahun 2011 tentang Pajak Kendaraan Bermotor. Dijelaskan pula,
bahwa semua orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai
kendaraan bermotor wajib membayar pajak dengan nama Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) yang dipungut di Wilayah Daerah tempat kendaraan
bermotor didaftarkan.
Fakta bahwa Pajak Daerah bermasalah antara target dan
realisasinya, demikan juga terhadap Pajak Kendaraan Bermotor. Maka dari
itu penermaan Pajak Kendaraan Bermotor haruslah diimbangi dengan
efektivitas dalam proses pemungutannya. Pengelolaan Pajak Kendaraan
Bermotor dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
efektivitas penerimaan-penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor sebagai
komponen Pendapatan Asli Daerah khususnya pada Provisnsi Sumatera
efektif apabila realisasi melampui target yang telah ditetapkan. Berikut ini
merupakan target dan realisasinya Pajak Kendaraan Bermotor di Provinsi
Sumatera Utara.
Tabel 3.1
Target Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Provinsi Sumatera Utara
TAHUN TARGET
PENERIMAAN
REALISASI SELISIH
2011 20.014.015.000 34.503.070.678 172.39%
2012 1.199.234.457,34 1.211.332.519.878 100.22%
2013 1.340.999.154.058 1.343.966.124.830 172.39%
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas dari tahun 2012 hingga tahun 2013
penerimaan dari Pajak Kendaraan Bermotor mengalami kenaikan yang
cukup siginifikan, apalagi jika dilihat pada tahun 2013, hal ini tentunya
dapat membangun pemikiran yang positif dari masyarakat bahwa
pihak-pihak yang terkait dalam pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ini telah
menjalankan peran dan fungsinya masing-masing dengan baik
dikarenakan kenaikan yang terjadi pada penerimaan pendapatan pajak
tersebut. Namun perlu diperhatikan bahwa kenaikan yang cukup
siginifikan ini tidak dibarengi dengan hasil yang berkesinambungan,
dalam arti lain selalu berfluktuasi. Namun jika dilihat secara keseluruhan
dari tahun 2011 ke 2012 presentase keefektifannya Penerimaan Pajaknya
bahwa penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pernah mengalami
penurunan yang signifikan dalam penerimaan tarif pajak tersebut.
Maka dari itu sebaiknya pihak-pihak yang terkait dan berwenang
dalam pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ini harus perlu
mengevaluasi, mengkaji kembali, lalu berusaha lebih meningkatkan
kinerjanya dalam pemungutan maupun dalam mengelola Pajak Kendaraan
Bermotor ini, sehingga diharapkan kedepannya Pajak Kendaraan Bermotor
ini dapat diandalkan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang
nantinya diperlukan untuk membiayai pembangunan Provinsi Sumatera
Utara
D. Analisis Sistem Informasi Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor
Sistem pemungutan pajak kendaraan bermotor dilingkungan
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu primadona pendapatan
pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dikarenakan tiap
tahunnya jumlah kendaraan bermotor mengalami penambahan.
Untuk menghasilkan kinerja pelayanan yang baik dalam hal ini wajib
pajak kendaraan bermotor, maka terbenutuklah loket-loket yang terdiri
dari:
1) Loket 1 : pengambilan formulir
2) Loket2 : pendaftaran, penerbitan SKPD, penetapan PKB, dan
penetapan SWDLLJ
3) Loket 3 : Pembayaran PKB dan pengecapan
Dalam melakukan pembayaran wajib pajak instansi memberikan
layanan bagi masyarakat melalui sistem kerja sama dengan jasa perbankan
dalam hal ini Bank Daerah SUMUT untuk memudahkan wajib Pajak
dalam memenuhi kewajibannya membayar PKB/KB layanan ini sejalan
dengan budaya organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara
yakni melakukan Prima dalam Pelayanannmya, berikut fasilitas yang telah
diberikan:
1. Samsat Drive Thru : Counter layananan pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) dengan pengesahan STNK sehingga mempermudah
Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya dalam membayar Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB).
2. Sistem dan prosedur layanan Samsar Drive Thru membawa kendaraan
yang bersangkutan ke lokasi Dhrive Thru. Wajib Pajak tidak perlu
turun dari kendaraannya, cukup hanya mempersiapkan dokumen asli.
3. Samsat Corner yakni layanan pengesahan STNK, pembayaran PKB
dan SWDKLIJ di pusat pembelanjaan (Mall, Supermarket,
Hypermarket). Durasi maksimal 5 menit (terhitung sejak berkas
diproses). Samsat Corner yang telah beroperasi Samsat Corner Sun
Plaza dan Samsat Corner Plaza Medan Fair.
4. Bus Keliling merpakan fasilitas layanan pembantu yang disiapkan
untuk pengesahan STNK, pembayaran PKB dan SWDKLLJ dengan
menggunakan kendaraan bermotor yang beroperasi dari satu tempat
Adapula faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dalam
sistem pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan
Daerah Provinsi Sumatera Utara, yang meliputi:
Pertama, luasnya wilayah pengelolaan pajak Provinsi Sumatera
Utara, maka sejak dibentuk tanggal 1 September 1975 dalam rangka
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, secara
bertahap dilakukan pembentukan/pengembangan Unit Pelaksana Teknis
Dinas/UPTD. Dalam perkembangannya, pada beberapa UPTD ini terdapat
organisasi SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal dibawah Satu
Atap). Sampai tahun 2004, telah terbentuk sebanyak 14 unit UPTD, yang
sekaligus terkait dengan Kantor Bersama SAMSAT, yakni:
Tabel 3.2
SAMSAT PEMBANTU UNIT
1 Kota Medan & Sebagian
Deli Serdang
Medan Utara;
Didukung oleh Samsat Corner Plaza Medan Fair, Bus Keliling; Samsat Keliling Drive Thru;
1
Medan Selatan;
Didukung oleh Samsat Corner Sun Plaza, Bus Setempat Keliling dan Samsat Gerai Marelan;
5 Kabupaten Serdang
Berdagai
Sei Rampah 1
7 Kota Pematangsiantar Pematangsiantar 1
8 Kabupaten Simalungun Perdagangan 1
9 Kabupaten Tiba Samosir Balige 1
10 Kabupaten Samosir Pangururan 1
11 Kabupaten Tapanuli Utara Tarutung 1
12 Kabupaten Humbang
Hasundutan
Dolok Sanggul 1
13 Kota Sibolga Sibolga 1
14 Kabupaten Tapanuli
Tengah
Barus 1
15 Kota Tanjung Balai Tanjung Balai 1
16 Kota Padang Sidempuan Padang Sidempuan 1
17 Kabupaten Tapanuli
Selatan
Sibuhuan 1
18 Kabupaten Asahan Kisaran 1
19 Kabupaten Batu Bara 1. Lima Puluh
2. Samsat Gerai Indrapura
1
20 Kabupaten Dairi Sidikalang 1
21 Kabupaten Pakpak Bharat Salak 1
22 Kabupaten Karo Kabanjahe 1
23 Kabupaten Labuhan Batu Rantau Prapat 1
24 Kabupaten Labuhan Batu
Selatan
Kota Pinang 1
25 Kabupaten Labuhan Batu
Utara
Aek Kanopan 1
26 Kabupaten Mandailing Natal
29 Kabupaten Nias Selatan Teluk Dalam 1
30 Kabupaten Nias Utara -
31 Kota Gunung Sitoli -
32 Kabupaten Padang Lawas Sibuhuan 1
33 Kabupaten Padang Lawas
Utara
Gunung Tua 1
Agar unit pelayanan ini proporsional dalam memberikan pelayanan
sehingga menghasilkan pengelolaan yang efesien dan efektif sesuai
dengan keberadaan Kabupaten dan Kota yang saat ini berjumlah 32
Kabupaten/Kota, maka disetiap Kabupaten/Kota harus terdapat
Kedua, Rendahnya tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar
pajak, yang dapat berpengaruh pada besarnya penerimaan pajak yang
digunakan untuk pembangunan daerah. Karena masih banyak wajib pajak
yang menunggak dalam pembayaran pajak
Ketiga, Masih kurangnya pengetahuan tentang pajak oleh wajib
pajak mengakibatkan proses pemungutan pajak jadi terhambat.
Keempat, ketidak seimbangnya antara jumlah petugas pemungutan
pajak dengan jumlah wajib pajak yang setiap tahun semakin meningkat.
Kelima, secara umum kondisi sarana dan prasarana yang ada
belum memadai untuk mendukung kelancaran proses administrasi. Oleh
sebab itu, dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah, upaya-upaya
penataan terus dilakukan, baik dengan cara meningkatkan kualitasnya
maupun dengan cara menambah kuantitasnya.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas sistem pemungutan Pajak
Kendaraan Bermotor pada Unit Pelayanan Pendapatan Daerah khususnya
pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor yang terdiri dari faktor internal
dan faktor eksternal
Faktor internal dapat dilihat dari sarana dan prasarana yang belum
memadai, petugas yang masih terbatas yang dapat memperlambat
dan waktu yang kurang efesien dalam pelayanan sehingga belum
mencapai target.
Sedangkan faktor eksternal dapat dilihat dari luas wilayahnya yang
menyebabkan penerimaan belum mencapai target karena keterlambatan
dalam proses pelaporan dari wajib pajak dan tingkat kesadaran wajib pajak
yang masih kurang dalam tata cara pemungutan.
E.
Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dari Pajak
Kendaraan Bermotor
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan indikator penting untuk
menilai tingkat kemandirian pemerintah daerah dibidan keuangan,
semakin tinggi peranan Pendapatan Asli Daerah dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), mencerminkan keberhasilan
usaha atau tingkat kemampuan daerah dalam pembiayaan dan
penyelenggaraan pembangunan serta pemerintah, dengan meningkatnya
PAD, akan mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap
subsidi atau bantuan pemerintah pusat. Selain itu pemerintah daerah akan
lebih leluasa membelanjakan penerimaannya sesuai dengan prioritas
pembangunan yang sedang dilaksanakan didaerahnya.
Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu pemasok
Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan PAD merupakan salah satu bagian
dari APBD. APBD merupakan dasar dan modal penyelenggaraan otonomi
pentingnya posisi dan fungsi PKB dalam pelaksanaan otonomi dan
pembangunan daerah. Oleh karena itu upaya peningkatan PAD melalui
PKB perlu dilakukan terlebih penyelenggaraan otonomi dan pembangunan
daerah memerlukan modal finansial yang begitu banyak, dan jumlah
kendaraan bermotor semakin lama semakin banyak. Hal ini merupakan
peluang bagi upaya peningkatan PAD. Hal ini pula yang menyebabkan
PKB menjadi primadona dalam upaya peningkatan PAD.
Jika melakukan upaya peningkatan PAD melalui sektor PKB,
berarti harus melakukan upaya peningkatan PKB terlebih dahulu.
Meningkatnya perolehan PKB menjadikan meningkatnya pula PAD, dan
meningkatnya PAD maka meningkat pula APBD. Demikian juga
sebaliknya jika perolehan PKB menurun maka mengakibatkan penurunan
terhadap PAD, dan menurunnya PAD akan menurunkan perolehan APBD.
Jadi diantara PKB, PAD, dan APBD memiliki hubungan dan pengaruh
yang signifikan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan PKB, antara lain:
1. Dengan membuat aturan yang dapat menunjang upaya peningkatan
PKB;
2. Melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
meningkatkan upaya pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor
3. Dengan memberitahukan kepada masyarakat tentang penitingnya
membayar pajak, agar masyarakat dapat membayar wajib pajak taat
Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah pada Pajak Kendaraan
Bermotor juga mengalami banyak hambatan, berikut yang dapat dilakukan
PKB sehinggan dapat menanggulangi hambatan-hambatan yang terjadi,
antara lain:
a. Memperbaiki aturan hukumnya;
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas petugas pelaksana
c. Melengkapi fasilitas (sarana dan prasarana)
d. Memerbaiki kondisi masyarakat, meningkatkan kesadaran wajib
Pajak Kendaraan Bermotor agar taat dan tepat melaksanakan
kewajibannya membayar Pajak Kendaraan Bermotor.
Akan tetapi walaupun demikian hambatan jugan akan tetap ada. Hal ini
wajar karena memang kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan, watak,
sifat masyarakat yang beraneka ragam, sehingga dapat mempengaruhi
ketaatan mereka dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor.
Hambatan-hambatan yang ditemui diwilayah Kantor Bersama SAMSAT adalah:
a. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor yang pindah alamat tanpa
pemberitahuan. Hal ini akan menyulitkan petugas dalam
mencarinya;
b. Kendaraan yang dibeli secara kredit dengan menggunakan jasa
leasing akan tetapi karena tidak dapat mengangsur cicilannya
kemudian kendaraan ditarik kembali. Hal ini menyebabkan pembeli
c. Kendaraan yang sudah rusak atau hilang yang kemudian
menyebabkan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor tidak mau
membayar Pajak Kendaraan Bermotornya;
d. Kendaraan yang sudah dipindahtangankan (dijual) kepada pihak
lain tetapi masih belum balik nama. Karena merasa sudah menjual
kendaraannya maka pemilik pertama tidak mau membayar PKB
nya, sedangkan pemilik baru juga kurang memperhatikan
kewajiban membayar Pajak Kendaraan Bermotornya.
Fakta lain menyatakan, walaupun jumlah penerimaan daerah yang
berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) cenderung menunjukkan
peningkatan dan memberikan konstribusi yang besar terhadap penerimaan
daerah, pencapaian hasil relatif masih dibawah target. Khususnya
pencapaian target (realisasi) penerimaan pajak daerah dari sub-sektor
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB), berikut realisasi penerimaan Pendapatan Asli
Daerah.
Tabel 3.3
Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Untuk Bulan Mei Tahun 2014