• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI PENERAPAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA TUNADAKSA KELAS IV SEMESTER II SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI PENERAPAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA TUNADAKSA KELAS IV SEMESTER II SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010 2011"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user SKRIPSI

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI PENERAPAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA

TUNADAKSA KELAS IV SEMESTER II SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh : HERLINAH

X 5209005

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR IPS DALAM MEMBACA PETA MELALUI TEHNIK PERMAINAN KARTU BAGI SISWA

TUNA RUNGU WICARA KELAS III SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Khusus Jurusan Ilmu Pendidikan

Oleh :

HERLINAH X 5209005

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

(3)

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Munawir Yusuf, M.Psi Drs. Gunarhadi, MA, PhD NIP. 19550501 198103 1 003 NIP. 19550210 198203 1 004

(4)

commit to user PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd ………..

Sekretaris : Dewi Sri Rejeki, S.Pd., M.Pd ………..

Penguji I : Drs. Munawir Yusuf, M.Psi .………..

Penguji II : Drs. Gunarhadi, M.A. Ph.D ………..

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 1960 0727 198702 1 001

(5)

commit to user ABSTRAK

Herlinah. NIM. X5209005. Peningkatan Ketrampilan Menulis Karangan Sederhana Melalui Penerapan Media Gambar Pada Siswa Tunadaksa Kelas IV Semester II SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV Semester II SDLB Negeri Kota Pekalongan yang berjumlah 2 siswa. Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan keaktifan siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain: informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas yang digunakan adalah dengan trianggulasi data atau sumber data. Teknik analisis data menggunakan deskriptif komparatif. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) pengenalan masalah, (2) persiapan tindakan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) observasi dan interpretasi, (6) refleksi dan (7) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, alokasi waktu pertemuan 2x35 menit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan penerapan media gambar dapat meningkatkan ketrampilan menulis karangan sederhana.

Hasil dari pre test dapat ditunjukkan melalui nilai rata-rata kelas yaitu 55. Siswa yang mendapat nilai > 68 belum ada. Hasil pembelajaran pada siklus I pertemuan ke-1, siswa yang memperoleh nilai > 68 sebanyak 1 siswa atau 50% dari 2 siswa. pada siklus 1 pertemuan ke-2 melalui penggunaan media gambar dikatakan berhasil dengan nilai rata-rata 68. Siswa yang mendapat nilai > 68 sebanyak 2 siswa atau 100%. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan ke-1 nilai rata-rata kelas yang mencapai rata-rata 77,5 dan siswa yang memperoleh nilai > 68 sebanyak 2 siswa (100%) dari 2 siswa. Sedangkan pada Siklus II pertemuan ke-2 mencapai rata-rata 82,5 dari 2 siswa, dan siswa yang memperoleh nilai > 68 sebanyak 2 siswa atau 100%, dari 2 siswa.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: penerapan media gambar dapat meningkatkan ketrampilan menulis karangan sederhana melalui penerapan media gambar pada siswa tunadaksa kelas IV Semester II SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011.

(6)

commit to user ABSTRACT

Herlinah. NIM.X5209005. The Improvement of Simple Essay Writing Skill Using Picture Media in Learning Disabled IV Graders of Semester II of SDLB Negeri of Pekalongan City in the School Year of 2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. June. 2011.

This study used a Classroom Action Research approach. The subject of research was the Learning Disabled IV graders of Semester II of SDLB Negeri of Pekalongan City, consisting of 2 students. The object of research in this action research is the activity occurring in the classroom during the learning process. This research was carried out in collaboration between the researcher, classroom teacher, and involved the student activeness. The data sources employed in this research included: informant, place or location, event, document and archive. The sampling technique used was purposive sampling. Techniques of collecting data used were observation, interview and documentation. The Data validation was done using data or data source triangulations. The technique of analyzing data used was a descriptive comparative technique. The procedure of research included: (1) problem identification, (2) action preparation, (3) action plan development, (4) action implementation, (5) observation and interpretation, (6) reflection, and (7) report writing. The process of research was done in two cycles, each of which consists of four stages: (1) planning, (2) acting, (3) observing and interpreting, and (4) analyzing and reflecting. Each cycle was carried out in 2 meetings, with time allotment of 2 x 35 minutes. Based on the research conducted, it can be concluded that the application of picture media can improve the simple essay writing skill.

The result of pre test can be seen from the mean class value of 55. No student obtains >68 value. The result of research in cycle I in the first meeting shows that 1 student obtains > 68 value or 50% of 2 students. In cycle 1, the second meeting using picture media is stated as successful with the mean value of 68. Two students obtain > 68 value or 100%. In the second meeting of cycle II, the mean class value is 77,5 and 2 students obtain > 68 value (100%) out of 2 students. Meanwhile in the second meeting of Cycle II, 2 students reach the mean value of 82,5 and 2 students of 2 students (100%) obtains > 68 value.

Considering the result of research, it can be concluded that: the application of picture media can improve the simple essay writing skill Learning Disabled IV graders of Semester II of SDLB Negeri of Pekalongan City in the School Year of 2010/2011.

(7)

commit to user MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

( Terjemah QS.Ar-Ra’d: 11)

“Dalam hidup ini tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan, namun satu hal yang pasti Allah tahu apa yang kita butuhkan”

(Penulis)

(8)

commit to user PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

- Ayahanda dan Ibunda tercinta. - Suami tercinta

- Anak-anak tersayang

- Rekan-rekan PKh FKIP UNS. - Murid-murid yang kusayangi. - Almamater.

(9)

commit to user KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Khusus, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi penelitian tindakan kelas ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas. 3. Drs. Gunarhadi, MA, Ph.D, Ketua Program Studi Pendidikan Khusus

(PKh)/PLB dan sebagai pembimbing II yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.

4. Drs. Munawir Yusuf, M.Psi selaku pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Segenap dosen dan staf Program Studi Pendidikan Khusus (PKh)/PLB yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala SDLB Negeri Kota Pekalongan yang telah membantu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam proses penyusunan skripsi.

(10)

commit to user

7. Seluruh staf pengajar di SDLB Negeri Kota Pekalongan yang telah membantu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam proses penyusunan skripsi. 8. Seluruh siswa SDLB Negeri Kota Pekalongan yang telah membantu dan

memberikan informasi yang dibutuhkan dalam proses penyusunan skripsi. 9. Bapak dan ibuku yang telah memberikan doa restu dan motivasinya sehingga

skripsi ini dapat selesai.

10.Suamiku dan anak-anaku, terima kasih atas doa, kasih, dorongan, dan kesetiaan serta kesabarannya, semoga Allah meridhoi kita selamanya. Amin.

11.Teman-teman se-almamater khususnya kelas PPKHB, terima kasih untuk segala bantuannya.

12.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih ada kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya juga masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Semoga kebaikan Bapak, Ibu, mendapat pahala dari Allah SWT., dan menjadi amal kebaikan yang tiada putus-putusnya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

(11)

commit to user DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN ABSTRAK... iv

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

c. Karakteristik Anak Tunadaksa ... 9

d. Faktor Penyebab Tunadaksa ... 10

2. Tinjauan Tentang Mengarang ... 11

a. Pengertian Mengarang ... 11

b. Langkah-langkah Mengarang ... 13

c. Mengarang Sederhana ... 15

3. Langkah-langkah Mengarang ... 15

a. Pengertian Media Gambar ... 15

b. Fungsi Media Gambar ... 15

(12)

commit to user

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 30

1. Tinjauan Historis SDLB Negeri Kota Pekalongan ... 30

2. Letak Geografis SDLB Negeri Kota Pekalongan ... 30

3. Keadaan Personil SDLB Negeri Kota Pekalongan ... 30

4. Keadaan Siswa SDLB Negeri Kota Pekalongan ... 31

5. Keadaan Sarana dan Prasarana SDLB Negeri Kota Pekalongan ... 31

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ... 31

1. Tindakan SIklus I ... 33

2. Tindakan SIklus II ... 40

C. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

(13)

commit to user DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal Waktu Penelitian ... 21

Tabel 2. Data Nilai Prestasi Belajar Siswa Pada Kondisi Awal ... 32

Tabel 3. Data Nilai Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan ke-1 ... 38

Tabel 4. Data Nilai Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan ke-2 ... 40

Tabel 5. Data Nilai Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan ke-1 ... 44

Tabel 6. Data Nilai Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan ke-2 ... 45

Tabel 7. Data Frekuensi Menulis Karangan Sebelum Tindakan Awal ... 46

Tabel 8. Data Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Siklus I Pertemuan ke-1 ... 47

Tabel 9. Data Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Siklus I Pertemuan ke-2 ... 48

Tabel 10. Data Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Siklus II Pertemuan ke-1 ... 49

Tabel 11. Data Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Siklus II Pertemuan ke-2 ... 50

Tabel 12. Nilai Rata-rata Menulis Karangan Sebelum dan Sesudah Tindakan .... 51

Tabel 13. Prosentase Siswa yang Memperoleh Nilai > 6,0 Pada Siklus I & II .... 52

(14)

commit to user

DAFTAR SKEMA DAN GRAFIK

Halaman

Daftar Skema

Skema 1. Skema Kserangka Berpikir ... 19 Skema 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 25

Daftar Grafik

Grafik 1. Grafik Data Nilai Prestasi Belajar Siswa Pada Kondisi Awal ... 32 Grafik 2. Grafik Data Nilai Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I

Pertemuan ke-1 ... 39 Grafik 3. Grafik Data Nilai Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I

Pertemuan ke-2 ... 40 Grafik 4. Grafik Data Nilai Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II

Pertemuan ke-1 ... 44 Grafik 5. Grafik Data Nilai Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II

Pertemuan ke-2 ... 45 Grafik 6. Grafik Peningkatan Nilai Menulis Karangan dari Kondisi Awal . 46 Grafik 7. Grafik Peningkatan Nilai Menulis Karangan Siklus I Pertemuan 1

dan Pertemuan 2 ... 48 Grafik 8. Grafik Peningkatan Nilai Menulis Karangan Siklus I Pertemuan 2

dan Siklus II Pertemuan 1 ... 49 Grafik 9. Grafik Peningkatan Nilai Menulis Karangan Siklus II Pertemuan 1

dan Pertemuan 2 ... 50 Grafik 10. Grafik Nilai Peningkatan Keterampilan Menulis dari Kondisi

Awal, Siklus I dan Siklus II ... 51 Grafik 11. Grafik Nilai Rata-rata Menulis Karangan Sebelum dan Sesudah

Tindakan ... 52

(15)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Silabus Siklus I ... 59

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 62

3. Foto Kegiatan Pada RPP Siklus I ... 74

4. Silabus Siklus II ... 77

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 80

6. Lembar Pre Test ... 91

7. Lembar Post Test ... 92

8. Foto Kegiatan Pada RPP Siklus II ... 94

9. Surat Ijin Penelitian dari Pembantu Dekan I FKIP UNS ... 97

10. Surat Ijin Research / Try Out dari Rektor UNS ... 98

11. Surat Ijin Research / Try Out dari Kepala Sekolah SDLB Negeri Kota Pekalongan ... 99

12. Surat Ijin Penyusunan Skripsi/Makalah dari Dekan FKIP UNS ... 100

13. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah SDLB Negeri Kota Pekalongan ... 101

(16)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik, dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain. Selain itu pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analisis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

Bahasa Indonesia merupakan alat untuk komunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana yakni menghasilkan teks lisan atau tulis yang direalisasikan dalam berbicara, mendengarkan dan menulis.

Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah meliputi semua kecakapan dan pengetahuan yang dapat memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses belajar mengajar bahwa ketrampilan menulis sebuah karangan yang sifatnya sederhana tentu saja melibatkan pendidik dan siswa secara langsung, juga diperlukan pendukung yang lain yaitu alat pelajaran yang memadai, penguasaan metode yang tepat, serta situasi dan kondisi lingkungan yang menunjang.

Dalam tujuan umum pendidikan di negara Indonesia sebagaimana diisyaratkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan sebagai berikut :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menjadikan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

(17)

commit to user

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas, 2003: 3)

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka peranan guru sangatlah menentukan keberhasilannya. Adapun peranan guru adalah menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi dasar sesuai dengan standar isi kurikulum kepada peserta didik, serta memberikan layanan yang efektif dan ifisien kepada peserta didik dalam mengatasi masalah-masalah yang sering muncul dalam pelaksanaan pendidikan, khususnya masalah ketrampilan menulis.

Pendidikan bagi penyandang berkelainan atau ketuntasan ditetapkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 32 disebutkan bahwa “Pendidikan Khusus (Pendidikan Luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pengajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial” (UU Sisdiknas 2003: 21). Ketetapan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tersebut bagi anak penyandang kelainan sangat berarti karena memberikan landasan yang kuat, bahwa anak berkelainan perlu memperoleh kesempatan yang sama sebagaimana yang diberikan kepada anak normal lainnya dalam hal pendidikan dan pengajarannya.

Kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran, berarti memperkecil kesenjangan angka partisipasi pendidikan anak normal dengan anak berkelainan. Untuk bisa memberikan layanan pendidikan yang relevan dengan kebutuhannya sesuai dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki anak berkelainan, guru perlu memahami sosok anak berkelainan, jenis dan karakteristik, penyebab kelainan, dampak psikologis serta prinsip-prinsip layanan pendidikan anak berkelainan. Hal ini dimaksudkan agar guru memiliki wawasan yang tepat tentang keberadaan anak berkelainan, yaitu anak tunadaksa sebagai sosok individu yang masih dapat dilayani secara maksimal, agar anak tunadaksa dapat mandiri serta mengurangi rasa ketergantungan kepada orang lain.

(18)

commit to user

Oleh karena itu sangat menarik perhatian penelitian untuk mencoba strategi belajar mengajar yang dapat membantu menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar tentang menulis karangan sederhana, yaitu strategi pembelajaran dengan cara memakai media gambar agar menarik perhatian siswa. Untuk mengupayakan penanganan kesulitan menulis, perlu mengoptimalkan media gambar dalam proses pembelajaran, karena dengan media gambar ini siswa dituntut aktif. Melalui kegiatan pembelajaran tersebut, akan memberi kesempatan yang luas bagi siswa untuk saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga hal ini diharapkan dapat mengikis rasa malu siswa.

Berkaitan dengan ketrampilan menulis yang penting adalah bagaimana siswa dapat memahami pengalaman yang dimiliki dan konsep-konsep dasar menulis yang merupakan modal dasar menyampaikan gagasan atau perasaan dalam bentuk tulisan. Untuk ini belajar ketrampilan menulis siswa dituntut lebih kreatif, tekun, tidak putus asa di dalam menangani permasalahannya. Dalam mengajarkan menulis untuk anak tunadaksa, harus memperhatikan kondisi anak, kemampuan berfikir, belajar melalui aktifitas konkrit, memperkaya pengalaman dengan memfungsikan seluruh pengindraan dan tingkat kemandirian anak. Dengan memperhatikan kondisi tersebut maka perkembangan berfikir untuk mengungkapkan gagasan anak dalam bentuk tulisan dapat ditingkatkan, sehingga anak dapat memperoleh pengalaman konkrit tentang konsep dasar menulis sebuah karangan yang sederhana. Pengalaman tersebut dapat diperkaya melalui kegiatan yang diulang-ulang dengan variasi dan dinamis, sehingga dengan cara ini dapat dihindari hambatan psikologis yang berlangsung terhadap perkembangan ketrampilan menulis.

(19)

commit to user

keberhasilan anak tersebut. Supaya selaras dengan kenyataan, persiapan mengajar bukan hanya disusun untuk kelas sebagai keseluruan saja, melainkan juga harus disusun untuk tiap-tiap anak dalam kelas.

Untuk memaksimalkan hasil belajar siswa, guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan media mengajar, maupun pendekatan-pendekatan yang disesuaikan dengan materi. Untuk ini dalam menciptakan situasi yang kondusif guru harus pandai memilih media untuk mengajar yang memungkinkan terjadinya kerjasama antara guru dan siswa dan antar siswa. Demikian halnya dengan anak tuna daksa yang merupakan individu utuh dan unik pada umumnya juga memiliki potensi atau kekuatan dalam mengimbangi kelainan yang disandangnya, oleh karena itu layanan pendidikan yang diberikan kepada anak tuna daksa untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal sesuai dengan kemampuannya.

Pemahaman yang jelas tentang siapa anak tunadaksa itu merupakan dasar yang penting untuk dapat menyelenggarakan layanan dan pengajaran yang tepat bagi mereka, dengan kecerdasan yang dimiliki anak tunadaksa, dapat dikembangkan sesuai kemampuan yang dimiliki, lebih-lebih dalam pelajaran seperti : mengarang, menyimpulkan isi bacaan, mengggunakan simbol-simbol dan sebagainya.

Sampai saat ini berdasarkan pengamatan di kelas dapat diidentifikasikan faktor-faktor penyebab ketidakmampuan siswa dalam menulis karangan sederhana antara lain :

1. Kurang tepatnya penggunaan media dan strategi pembelajaran yang dipilih guru

2. Rendahnya minat baca dan motivasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga berpengaruh dalam hal menulis karangan sederhana.

(20)

commit to user

Siswa Tunadaksa Kelas IV Semester II SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang timbul tersebut di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

Apakah Penerapan Media Gambar dapat meningkatkan ketrampilan menulis karangan sederhana pada Siswa Tunadaksa Kelas IV Semester II SDLB Negeri Kota Pekalongan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan menulis karangan sederhana melalui media gambar pada siswa Tunadaksa Kelas IV Semester II SDLB Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil oleh peneliti dalam pembelajaran ketrampilan menulis karangan sederhana melalui media gambar adalah :

1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan bagi penelitian yang akan datang.

2. Manfaat praktis a. Bagi Guru

1) Mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia.

2) Dapat memilih media yang cocok untuk pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Bagi sekolah

(21)

commit to user

2) Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa lebih aktif.

c. Bagi siswa

1) Meningkatnya kreativitas siswa. 2) Meningkatnya hasil belajar siswa

(22)

commit to user

Menurut Harsono Salimo dalam Jurnal Rehabilitasi dan Remediasi (2005: 22) Palsi serebralis adalah suatu kelainan gerakan motorik dan postur yang tidak progesif yang disebabkan oleh karena kerusakan atau gangguan sel-sel motorik pada susunan syaraf pusat yang sedang tumbuh atau belum sel-selesai pertumbuhannya.

Gambaran klinis dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu. Gejala Palsi serebralis sangat bervariasi, mulai dari yang ringan, sedang dan berat. Palsi serebralis sering pula disertai dengan gangguan lain seperti epilepsy, abnormalitas, kemampuan bicara, pendengaran, dan penglihatan. Klasifikasi palsi serebralis yang sering digunakan adalah berdasarkan gangguan motorik yang dominan, bagian tubuh yang terkena dan derajat keparahan penyakit. Faktor resiko terjadi palsi serebralis bersifat multiple, meliputi faktor resiko yang terjadi sebelum kehamilan, antenatal, neonatal, dan post natal (Harsono, 2005: 23).

Secara etimologi, gambaran seseorang yang diidentifikasikan mengalami ketunadaksaan, yaitu seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit, pertumbuhan yang salah bentuk, dan akibatnya kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan. Fungsi anggota tubuh melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal, akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan tidak sempurna.

Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Jika mereka mengalami gangguan

(23)

commit to user

gerakan karena kelayuan pada fungsi syaraf otak disebut dengan cerebral palsy (CP).

Pengertian tunadaksa bisa dilihat dari segi fisiknya dan dari segi anatominya. Dari segi fungsi fisik, tunadaksa diarahkan sebagai seseorang yang fisik dan kesehatannya mengalami masalah sehingga menghasilkan kelainan di dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya dan untuk meningkatkan fungsinya diperlukan program layanan khusus. Pengertian yang didasarkan pada anatomi biasanya digunakan dalam kedokteran. (http://www.slbdharmawanita-bengkulu)

Sedangkan menurut A. Salim Choiri dan Munawir Yusuf (2007) bahwa: Anak tunadaksa adalah anak-anak yang memiliki kelainan fisik, yaitu berbagai kelainan bentuk tubuh yang mengakibatkan kelainan fungsi tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan, kelainan mereka berhubungan dengan tulang, sendi, otot, syaraf dan atau gangguan dari tulang, sendi, otot dan syaraf.

Lebih lanjut tunadaksa adalah kelainan yang meliputi cacat tubuh atau kerusakan tubuh atau kerusakan pada fisik dan kesehatan. Kelainan atau kerusakan yang disebabkan oleh kerusakan otak dan saraf tulang belakang.

(http://www.slb-batam.org/index.php?pilih=hal&id=73)

Berdasarkan dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa anak tuna daksa adalah anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan dan pertumbuhannya, karena kerusakan yang terjadi pada tubuh akan menghambat segala bentuk aktifitasnya, untuk ini guru mempunyai peranan ganda di samping sebagai pengajar, pendidik juga sebagai pelatih. Pelayanan therapy yang diperlukan anak tunadaksa antara lain latihan bicara, fisioterapy, occupational therapy dan hidro therapy.

(24)

commit to user b. Klasifikasi Anak Tunadaksa

Menurut Jamila K A Muhammad dalam bukunya Panduan Pendidikan Khusus Anak-anak ketunaan dan Learning Disabilities (2007 : 133) terdapat tiga jenis cerebrum palsy utama yaitu :

1) Cerebrum palsy spastic. 2) Cerebrum palsy athetosis. 3) Cerebrum palsy ataxia.

Menurut pendapat lain klasifikasi anak tunadaksa meliputi penggolongan anak tunadaksa ini ke dalam sistem selebral (Cerebral System Disorders) yang didasarkan pada letak penyebab kelahiran yang terletak pada sistem saraf pusat. Celebral palsy digolongkan menjadi :

1) Derajat kecacatan

Penggolongan Celebral palsy menurut derajat kecacatan meliputi : Golongan ringan adalah mereka yang dapat berjalan, tanpa menggunakan alat berbicara tegas dan dapat menolong dirinya sendiri. Golongan sedang ialah mereka yang membutuhkan treatment atau latihan untuk bicara, berjalan dan mengurus dirinya sendiri. Golongan berat, golongan ini selalu membutuhkan perawatan dalam ambulasi, bicara dan menolong diri sendiri. 2) Penggolongan Celebral Palsy menurut topografi :

a) Monoplegia, adalah kecacatan satu anggota gerak, kaki kanan.

b) Hemiplegia, adalah lumpuh anggota gerak atas, dan bawah, tangan kanan dan kaki kanan.

c) Paraplegi, lumpuh pada kedua tungkai kakinya. Diplegi, lumpuh kedua tangan kanan dan kiri atau kaki kanan dan kiri.

d) Quadriplegi, adalah kelumpuhan seluruhan anggota geraknya ( http://www.slbk-batam.org/index.php?pilih=hal&id=73)

c. Karakteristik Anak tunadaksa

(25)

commit to user

tunadaksa antara lain, gangguan taktil (http://www.slbk-batam.org/index.php?pilih=hal&id=73).

Secara umum karakteristik kelainan anak yang dikategorikan sebagai penyandang tunadaksa dapat dikelompokkan menjadi anak tunadaksa ortopedi (orthopedically handicapped) dan anak tunadaksa syaraf (neurogically handicapped) (Sukiadi, 2001: 14)

Menyimak keadaan yang nampak pada tunadaksa ortopedi dan tunadaksa syaraf tidak terdapat perbedaan yang mencolok, sebab secara fisik kedua jenis anak tunadaksa memiliki kesamaan, terutama pada fungsi analogi anggota tubuh untuk melakukan mobilitas. Namun apabila dicermati secara seksama sumber ketidakmampuan untuk memanfaatkan fungsi tubuhnya untuk beraktifitas atau mobilitas akan nampak perbedaannya. (http://www.slbdharmawanita-bengkulu).

d. Faktor Penyebab Tunadaksa

Menurut Salim Choiri dan Munawir Yusuf (2007) ada beberapa faktor penyebab tunadaksa adalah sebagai berikut :

1) Penyebab dalam kandungan : a) Penyakit ibu

b) Manutrisi

c) Gangguan lingkungan kehamilan 2) Penyebab dalam proses kelahiran :

a) Prematur

b) Kelahiran dipaksakan c) Kelahiran dihalangi 3) Penyebab setelah kelahiran :

a) Anoksia

b) Faktor penyakit c) Manutrisi

(26)

commit to user

Ada pendapat lain penyebab tunadaksa yaitu dilihat saat terjadinya kerusakan otak terjadi ketika sebelum lahir antara lain : terjadi infeksi penyakit, kelainan kandungan, kandungan radiasi, saat mengandung mengalami trauma (kecelakaan). Sebab-sebab pada saat kelahiran, antara lain proses kelahiran terlalu lama, proses kelahiran yang mengalami kesulitan pemakaian anestasi yang melebihi ketentuan. Sebab-sebab setelah proses kelahiran, anara lain: kecelakaan, infeksi penyakit, dan anoxia. ( http://www.slbk-batam.org/index.php?pilih= hal&id=73)

Pendapat lain penyebab tunadaksa dapat terjadi pada saat sebelum anak lahir (prenatal), saat lahir (neonatal) dan setelah anak lahir (post natal).

Kelainan fungsi anggota tubuh atau ketunadaksaan yang terjadi sebelum bayi lahir atau ketika dalam kandungan, antaranya dikarenakan faktor genetik dan kerusakan pada sistem saraf pusat.

Faktor lain yang menyebabkan kelainan pada bayi selama dalam kandungan ialah :

a) Anoxia prenatal.

b) Gangguan metabolisme pada ibu. c) Faktor rhesus

Kondisi ketunadaksaan yang terjadi pada masa kelahiran bayi, diantaranya:

a) Kesulitan saat persalinan karena letak bayi sungsang. b) Pendarahan pada otak saat kelahiran

c) Kelahiran prematur.

d) Gangguan yang dapat mengurangi oksigen sehingga mengakibatkan terjadinya anoxia.

Adapun kelainan fungsi anggota tubuh atau ketunadaksaan yang terjadi pada masa setelah lahir diantaranya :

a) Faktor penyakit b) Faktor kecelakaan

(27)

commit to user

2. Tinjauan Tentang Mengarang a. Pengertian Mengarang

Seorang pengarang atau penulis perlu memiliki banyak pengalaman dari ide atau gagasan serta ilmu pengetahuan. Keterampilan mengarang sangat penting bagi siswa. Hal ini merupakan modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang pengarang atau penulis. Selain itu seorang pengarang harus mempunyai perbendaharaan kata dan harus mampu menggunakan pilihan kata (diksi) untuk menuangkan ide-ide atau gagasan.

Mengarang adalah kegiatan menulis dengan menyajikan informasi, gagasan, ide, keinginan yang dikemukakan berdasarkan pengetahuan serta pengalaman empiris dengan kemampuan bernalarnya (Rofi’uddin, 2000: 164). Menurut, Y. Budi Artati (2008: 9), mengarang adalah memunculkan gagasan dari hasil merenungkan peristiwa yang dialami. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah kegiatan menulis yang menyajikan informasi, gagasan, dari pengalaman tentang peristiwa yang dialami dengan kemampuan bernalarnya.

Kaitannya dengan konsep di atas ada beberapa jenis karangan seperti: narasi (cerita), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan), dan argumentasi (persuasi). (Sabarti, Akhadiah, 2000: 127).

1) Narasi (cerita)

(28)

commit to user

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa narasi adalah karangan yang menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang terjadi.

2) Eksposisi (paparan)

Menurut Sabarti Akhadiah (2000: 134), eksposisi adalah karangan yang berusaha menerangkan sesuatu yang dapat memperluas pandangan. Menurut Muchlisoh (2000:378), eksposisi adalah karya tulis yang sasarannya menjelaskan sesuatu, memberi keterangan dengan gamblang tentang sesuatu, atau mengembangkan sebuah gagasan.

Dari kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa eksposisi adalah karangan yang berusaha memberikan keterangan dengan jelas dan gamblang untuk memperluas pandangan.

3) Deskripsi (lukisan)

Menurut Sabarti Akhadiah (2000: 131), deskripsi adalah usaha untuk menggambarkan dengan kata-kata wujud atau sifat lahiriah suatu objek. Menurut Y. Budi Artati (2008:3), deskripsi artinya apa yang dapat diamati penulis dan mungkin pembaca, penulis berusaha memaparkan keadaan nyata dari suatu objek sesuai dengan kemampuan dan keinginan penulis dalam mengindera tentang objek dari karya tulisannya.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa deskripsi adalah karangan yang menggambarkan keadaan senyatanya dari suatu objek sesuai dengan kemampuan penulis.

4) Argumentasi (Persuasi)

(29)

commit to user

pemberian alasan yang kuat dan meyakinkan (Sabarti Akhadiah, 2000: 378).

b. Langkah-langkah Mengarang

Menurut Y. Budi Artati (2008: 21), untuk mewujudkan karangan agar menjadi baik perlu langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan Tema

Tema karangan biasanya diwujudkan dalam satu kalimat. Tema dapat dibagi lagi menjadi beberapa topik. Jadi topik karangan ditentukan dari tema karangan.

2) Menentukan Tujuan

Tujuan karangan harus dirumuskan secara jelas, ditetapkan sebelum pengembangan topik. Pengembangan topik sangat bergantung pada tujuan karangan.

3) Mengumpulkan Bahan

Bahan yang diperlukan dalam mengarang adalah data berupa kalimat, angka, gambar, yang diperoleh dari berbagai sumber.

4) Menyusun Karangan

Semua gagasan atau ide yang mendukung topik diwujudkan dalam tulisan yang disertai data. Selanjutnya ide pokok disusun berurutan, tiap ide pokok atau gagasan utama dikembangkan menjadi paragraf-paragraf yang dapat mendukung kerangka karangan atau garis besar sebuah karangan.

5) Mengembangkan Kerangka Karangan

Mengembangkan kerangka karangan adalah menguraikan rancangan karangan menjadi bagian-bagian yang lebih jelas.

6) Koreksi dan Revisi

Bagian karangan yang perlu dikoreksi adalah isi, kalimat dan ejaan. 7) Menulis Naskah

(30)

commit to user

tidak diubah-ubah. Koreksi dan revisi dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dengan demikian karangan akan berbobot dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Sebelum melangkah lebih lanjut untuk memilih karangan perlu memperhatikan beberapa pengertian agar hasil tulisannya lebih bermakna. Adapun pengertian yang perlu diperhatikan antara lain: tema, topik, dan kerangka karangan.

Ketrampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan merangsang ketrampilan siswa dalam merangkai kata. Akan tetapi dalam penerapannya banyak orang mengalami kesulitan untuk membiasakan siswa belajar menulis. Penyebabnya adalah kesalahan dalam hal pengajaran yang terlalu kaku sehingga menimbulkan kesan menulis itu sulit.

Belum banyak guru yang dapat menyuguhkan materi pelajaran dengan cara yang tepat dan menarik. Maka dari itu wajar jika peserta didikpun akhirnya tidak mampu dan tidak menyukai pelajaran menulis.

c. Mengarang Sederhana

Karangan merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu (Hairudin, 2007:192). Menulis atau mengarang pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat gagasan, perasaan keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan ”mengirimkannya” kepada orang lain (Murdiana, 2003:78). Selanjutnya, menurut Tarigan (2003:21), menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca.

(31)

aturan-commit to user

aturan tertentu. Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat memahami apa yang dikomunikasikan penulis. http://www.ilmumanajemen.com/karangan/index.php.htm. Diakses tanggal 10 Maret 2011.

Dengan melihat pengertian karangan di atas, maka pada penelitian yang dilakukan pada siswa SDLB D Negeri Kota Pekalongan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pokok kerangka karangan sesuai Ejaan Yang Disempurnakan hanya difokuskan membuat karangan sederhana yaitu karangan tentang berbagai topik sederhana yang meliputi membuat judul, menggunakan paragraf, serta menggunaan ejaan yang benar. Topik sederhana yang akan dibahas dapat berupa topik tentang kesehatan, pendidikan, lingkungan atau bidang lainnya yang mudah dipahami oleh siswa.

3. Tinjauan Tentang Media Gambar

Dalam pengajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar menulis karangan, media mempunyai peran penting karena beberapa alasan antara lain media pembelajaran membantu guru dalam mengatur proses pengajarannya serta penggunaan waktu di kelas dengan bijak.

a. Pengertian Media Gambar

Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, proyektor (Hamalik, 2003 : 95)

(32)

commit to user b. Fungsi Media Gambar

1) Mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan. 2) Memberikan informasi yang outentik.

3) Mengatasi keterbatasan kemampuan indra. 4) Mengatasi perbedaan pengalaman peserta didik. 5) Mengatasi atas ruang dan kelas.

Diantara sekian banyak media pendidikan, gambar/foto adalah satu-satunya media yang paling umum dipakai, merupakan bahasa umum, dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Seperti pepatah cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari seribu kata.

Ada beberapa kelebihan media gambar/ foto yaitu :

1) Sifatnya konkrit, gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda atau peristiwa dapat dibawa ke kelas dan anak tidak selalu dibawa ke objek. Gambar/ foto dapat mengatasi hal tersebut.

3) Media gambar/ foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

4) Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk usia berapa saja, sehingga dapat mencegah kesalahpahaman.

5) Foto harganya murah dan mudah didapat serta penggunaannya tanpa menggunakan peralatan khusus.

Selain itu media gambar/ foto juga mempunyai kelemahan yaitu : 1) Gambar/ foto hanya menekankan persepsi indera mata

2) Gambar/ foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

(33)

commit to user 1) Autentik

Gambar tersebut harus jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya.

2) Sederhana

Komposisi benda hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok gambar.

3) Ukuran relatif

Gambar/ foto dapat memperbesar atau memperkecil objek/ benda sebenarnya, dan hendaknya dalam foto terdapat sesuatu yang sudah dikenal anak.

4) Gambar/ foto sebaiknya menunjukkan objek dalam keadaan memperlihatkan aktivitas tertentu.

5) Gambar yang bagus belum tentu baik, sebaiknya menggunakan karya siswa akan lebih baik.

6) Tidak setiap gambar bagus merupakan media yang baik gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media gambar merupakan alat peraga untuk memperjelas materi pembelajaran yang disampaikan kepada peserta didik.

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan dengan kajian teori tersebut diatas metode dan pendekatan yang akan digunakan penulis untuk mengupayakan agar ketrampilan menulis karangan dengan penerapan media gambar, guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi tetapi juga harus mampu menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa akan terampil menulis dengan baik.

(34)

commit to user

Skema 1. Skema Kerangka Berfikir Keterangan :

1. Awal Proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Menulis tanpa menggunakan media gambar ternyata hasilnya masih rendah.

2. Tindakan Proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Menulis menggunakan media gambar, pada siklus I hasil yang dicapai belum memenuhi target indikator kerja. Maka akan dilakukan siklus II.

3. Tindakan Proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Menulis menggunakan media gambar, pada siklus II hasil yang dicapai sudah memenuhi target indikator kerja.

4. Kondisi akhir, hasil mata pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Menulis karangan sederhana setelah melakukan tindakan dari siklus I sampai siklus II diduga sudah memenuhi target indikator kerja.

KBM

Diduga KBM menerapkan media gambar dapat meningkatkan kemampuan ketrampilan menulis sederhana siswa kelas IV SDLB Negeri Kota KONDISI

(35)

commit to user

C. Perumusan Hipotesis Tindakan

(36)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Pendekatan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011. Dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas sesuai dengan tempat bertugas sehingga peneliti dapat melakukan penelitian sekaligus melaksanakan tugas sehari-hari tanpa harus mengganggu proses pembelajaran sesuai dengan tugas pokok peneliti, bahkan penelitian ini merupakan hal yang sangat tepat dan menunjang proses kegiatan belajar mengajar.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Menulis semester II tahun pelajaran 2010/2011 selama 4 bulan yaitu mulai bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2011.

Tabel 1. Jadwal Waktu Penelitian

Jenis Kegiatan Februari Maret April Mei

1.Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan proposal c. Perijinan 2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 4. Review 5. Penyusunan Laporan

(37)

commit to user B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini 2 siswa tunadaksa kelas IV SDLB Negeri Kota Pekalongan. Adapun subyek penelitian terdiri 1 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan. Adapun data lengkap mengenai identitas anak tuna tunadaksa dapat diuraikan sebagai berikut :

Subyek pertama adalah Asiyanti Wigati dengan jenis kelamin perempuan dengan kondisi kelahiran prematur (usia kandungan 8 bulan) serta mengalami kesulitan ketika dilahirkan. Ketika dilahirkan terdapat tanda-tanda kelainan berupa ukuran kaki yang mengecil, sedangkan masa perkembangan untuk berdiri dan berjalan sangat lambat dengan berjinjit dan tidak tahan lama untuk berjalan yaitu di atas usia 8 tahun. Subyek merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Kondisi perekonomian keluarga subyek tergolong pas-pasan. Orangtuanya bekerja sebagai sopir dengan rata-rata Rp. 1.000.000, per bulannya.

Subyek kedua adalah Husaeni yang berjenis kelamin laki-laki dengan kondisi kelahiran prematur (usia kandungan 7 bulan). Ketika dilahirkan terdapat tanda-tanda kelainan yaitu kaki panjang satu dan tangan kaku, sedangkan masa perkembangan untuk berdiri dan berjalan sangat lambat yaitu di atas usia 3,4 tahun dan mengalami kesulitan menulis dan berbicara kurang lancar dan tidak jelas dalam pengucapannya. Subyek merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Kondisi perekonomian keluarga subyek tergolongan pas-pasan. Orangtuanya bekerja sebagai buruh dengan penghasilan rata-rata Rp. 700.000, per bulannya.

C. Data dan Sumber Data

Data penelitian berupa informasi tentang kemampuan siswa dalam bidang studi bahasa Indonesia, motivasi siswa dalam bidang menulis karangan, serta kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran (termasuk penggunaan strategi pembelajaran) di kelas. Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi :

1. Informan atau nara sumber

(38)

commit to user

3. Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa kurikulum, rencana pembelajaran, hasil kerja siswa, dan buku penilaian/ raport.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian diperlukan teknik tertentu yang mendukung keberhasilan penelitian. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, dokumen, dan tes yang masing-masing diuraikan sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran seperti keaktifan bertanya, baik yang datang dari guru maupun teman lain, keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dan sebagainya.

Menurut Nana Sudjana (2008: 85) bahwa observasi dibagi menjadi 3 jenis antara lain :

a) Observasi langsung b) Observasi tidak langsung c) Observasi partisipasi

Dalam penelitian ini menggunakan observasi langsung yaitu untuk mengetahui kemampuan belajar siswa dan cara mengajar guru.

2. Dokumen

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengambil gambar sebagai sumber data, untuk mengetahui jumlah siswa serta siswa yang dijadikan subyek penelitian, dan untuk mendapatkan nilai kemampuan awal, berupa nilai mata pelajaran bahasa Indonesia kompetensi dasar menulis semester I. Kajian dokumen juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada, seperti kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru, buku atau materi pelajaran, hasil nilai ulangan.

3. Tes

(39)

commit to user

dengan media gambar setelah kegiatan pemberian tindakan dalam siklus yang ada.

E. Validitas Data

Informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti dan akan dijadikan data dalam penelitian ini perlu diperiksa validitasnya sehingga data validitas tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu triangulasi.

Menurut Sarwiji Suwandi dan Madya Ekosusilo (2007: 34) triangulasi data, penelitian dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sejenis atau sama.

Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data sebagai berikut: observasi, dokumentasi, dan tes.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil akhir setiap siklus.

(40)

commit to user G. Indikator Kerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian tentang peningkatan ketrampilan menulis karangan sederhana melalui penerapan media gambar kelas IV SDLB Negeri Kota Pekalongan.

Untuk mengetahui keberhasilan apabila siswa telah diadakan pembelajaran dengan menggunakan media gambar perolehan nilai meningkat dari sebelumnya baik nilai individu siswa maupun rata-rata kelas sehingga mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 68.

H. Prosedur Penelitian

Secara umum, langkah-langkah operasional yang akan dilakukan peneliti dalam Prosedur Penelitian Tindakan Kerja (PTK) meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan tahap refleksi dengan siklus sebagai berikut:

Skema 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(41)

commit to user 1. Siklus I

a. Perencanaan

Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut :

1) Merupakan pokok bahasan yang akan disampaikan pada kegiatan pembelajaran.

2) Menyusun rencana pembelajaran yang akan diberikan dengan pokok bahasan menulis karangan sederhana kelas IV.

3) Memiliki metode dan alat peraga yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik.

4) Menyusun lembar observasi yang akan dipergunakan menilai siswa dalam mengerjakan tugas.

5) Menyusun soal pre tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. b. Pelaksanaan

Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut : 1) Kegiatan awal

a) Mengkondisikan siswa agar siap belajar dengan mengatur posisi tempat duduk.

b) Berdo’a bersama sebelum pelajaran di mulai. c) Mengabsen kehadiran siswa.

d) Menyiapkan alat peraga yang akan dipergunakan unuk kegiatan pembelajaran.

e) Guru mengadakan tanya jawab pada siswa tentang ketrampilan menulis karangan.

2) Kegiatan inti

a) Guru menjelaskan tentang menulis karangan dengan media gambar b) Guru menjelaskan tentang media gambar yang dipakai dalam

pembelajaran.

(42)

commit to user

d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.

e) Peserta didik mengerjakan tugas dengan dibantu/ dipandu oleh guru. 3) Kegiatan Akhir

a) Peserta didik mencatat rangkuman yang dibuat bersama-sama guru. b) Peserta didik mengerjakan tugas latihan dibantu oleh guru.

c) Guru melaksanakan observasi, saat siswa mengerjakan tugas. d) Guru mengadakan post tes secara individual untuk mengetahui tarap

serap materi pembelajaran menulis karangan yang dikuasai oleh peserta didik.

c. Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan kepada siswa pada waktu mengerjakan tugas di sekolah, dengan menggunakan lembar pengamatan, tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh anak tersebut dapat mengerjakan tugas.

d. Refleksi

Dari hasil pengamatan guru yang diperoleh pada waktu anak mengerjakan tugas di sekolah, serta hasil post tes secara individual, sebagai dasar acuan bagi guru untuk mengetahui kekurangan, kelemahan, serta hambatan (kendala) yang dihadapi siswa. Untuk perbaikan pada siklus/ putaran yang ke II (dua).

2. Siklus II

Siklus kedua tersebut dilaksanakan untuk menangani anak yang belum sesuai dengan standar belajar minimal.

a. Perencanaan

1) Merumuskan masalah yang muncul pada pembelajaran siklus I.

2) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan indikator “penerapan media gambar”

(43)

commit to user

4) Menyusun lembar observasi yang akan dipergunakan unuk menilai siswa dalam kegiatan

5) Menyusun soal pre tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam pembelajaran putaran/ siklus II.

b. Pelaksanaan 1) Kegiatan Awal

a) Mengkondisikan siswa agar siap belajar dengan mengatur posisi tempat duduk.

b) Berdo’a bersama sebelum pelajaran di mulai. c) Mengabsen kehadiran siswa.

d) Menyiapkan media gambar yang akan dipergunakan untuk kegiatan pembelajaran.

e) Guru mengadakan tanya jawab materi pelajaran bahasa Indonesia kompetensi dasar menulis yang telah disampaikan pada putaran/ siklus I.

2) Kegiatan Inti

a) Guru memberikan pre tes, untuk mengetahui daya serap siswa awal mata pelajaran yang sudah dijelaskan oleh guru pada putaran/ siklus I.

b) Guru menjelaskan materi yang disampaikan pada putaran/ siklus II tentang menulis karangan, dengan media gambar.

c) Guru mengadakan tanya jawab kepada peserta didik tentang menulis karangan dengan media gambar.

d) Guru menjelaskan tugas yang dikerjakan siswa. e) Guru memberikan tugas kepada siswa.

f) Guru melaksanakan observasi pada waktu siswa mengerjakan tugas. 3) Kegiatan Akhir

(44)

commit to user

c) Guru mengadakan post tes secara individual untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa tentang menulis karangan, dapat dikuasai oleh peserta didik.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada waktu anak mengerjakan tugas dengan menggunakan lembar pengamatan, unuk mengetahui partisipasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.

d. Refleksi

(45)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Tinjauan Historis Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kota Pekalongan Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kota Pekalongan berdiri pada tahun 1983. Ijin operasional penggunaannya dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah dengan nomor keputusan: 421.2 / 013 / IV / 32 / 85 dengan nomor statistik 101036401076.

2. Letak Geografis Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kota Pekalongan Secara geografis Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kota Pekalongan berada di wilayah Kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan tepatnya di Desa Bendan. Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kota Pekalongan berada di tengah-tengah pemukiman penduduk dengan batas-batas sebagai berikut :

- Batas sebelah timur : Pemukiman penduduk Desa Bendan. - Batas sebelah selatan : Persawahan Desa Bendan

- Batas sebelah barat : Persawahan Desa Bendan - Sebelah utara : Persawahan Desa Bendan

3. Keadaan Personil Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kota Pekalongan Tahun pelajaran 2010/2011 Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kota Pekalongan dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang membawahi 15 orang karyawan terdiri dari 1 orang karyawan berstatus Wiyata Bakti, 2 guru berstatus Wiyata Bakti dan 12 guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai guru kelas.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan demi kelancaran pelaksanaan program sekolah di SDLB Negeri Kota Pekalongan, maka pemangku kepentingan sekolah, guru dan karyawan senantiasa melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan program kerja yang direncanakan pada setiap awal tahun pembelajaran. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, segenap

(46)

commit to user

komponen pengelola SDLB Negeri Kota Pekalongan, mekanisme kerjanya di bawah koordinasi dan pengawasan Kepala Sekolah.

4. Keadaan Siswa Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kota Pekalongan Keadaan siswa SDLB Negeri Kota Pekalongan pada tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 102 siswa, terdiri dari kelas I (A, B, C) sebanyak 22 siswa, kelas II (B, C) 25 siswa, kelas III (A, B, C, D) 21 siswa, kelas IV (A, B, C,D) 17 siswa, kelas V (B, C, D) 13 siswa, dan kelas VI (A, B) 4 siswa.

Walaupun jumlah siswa pada tahun pelajaran 2010/2011 mengalami kenaikan. Dengan jumlah siswa yang ada, kepala sekolah dan para guru tetap berusaha untuk menggali potensi yang ada pada siswa demi peningkatan mutu pendidikan di SDLB Negeri Kota Pekalongan pada khususnya dan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya.

5. Keadaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kota Pekalongan

Bangunan yang ada pada SDLB Negeri Kota Pekalongan adalah 13 ruangan kelas, 1 ruang kantor, 1 kantor guru, 3 ruang komputer, 1 ruang laptop, 1 ruang UKS, 1 ruang sebagai perpustakaan, 1 ruang ketrampilan serta 1 ruang berukuran kecil sebagai gudang tempat menyimpan alat-alat peraga. Selain itu juga ada bangunan WC dan tempat untuk tenis meja.

(47)

commit to user

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada tindakan kelas awal, siswa belum aktif ketika memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru. Kemampuan siswa dalam membuat karangan sederhana dengan beberapa kalimat pada tindakan kelas awal belum menunjukkan perubahan yang berarti. Hal ini disebabkan kreativitas dan inisiatif siswa untuk membuat karangan sederhana dengan beberapa kata masih kurang, hasil dari tindakan kelas awal dapat ditunjukkan melalui nilai rata-rata kelas yaitu 55. Siswa yang mendapat nilai > 68 belum ada.

Tabel 1. Data Nilai Prestasi Belajar Siswa pada Tindakan Kelas Awal

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. AW 60 Belum Tuntas

2. H 50 Belum Tuntas

Rata-rata kelas 55

(48)

commit to user 1. Siklus Pertama

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, satu kali pertemuan (2 x 35 menit) selama satu minggu dalam bulan Maret 2011, minggu pertama. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I sebagai berikut : a. Perencanaan

Sebelum tindakan dilaksanakan terlebih dahulu diadakan evaluasi terhadap proses pembelajaran, informasi yang diperoleh sebagai data awal. Hasil pencatatan dari data awal menunjukkan bahwa dari siswa kelas IV sebanyak 2 siswa terdapat 2 siswa atau 100% yang masih belum mencapai batas ketuntasan. Setelah dilakukan pemeriksaan hasil pekerjaan siswa, ternyata masih banyak siswa belum mampu secara maksimal menyusun karangan tentang topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain) yang baik.

Atas dasar tersebut guru kelas berkolaborasi dengan guru kelas lain melakukan koordinasi dengan kepala sekolah menentukan alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan menulis karangan sederhana siswa kelas IV SDLB Negeri Kota Pekalongan.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan kepala sekolah dan guru-guru lain, guru kelas memilih media gambar untuk meningkatkan ketrampilan menulis karangan sederhana siswa kelas IV SDLB Negeri Kota Pekalongan.

Berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya menyusun paragraf, guru kelas melaksanakan tindakan dalam pembelajaran menggunakan media gambar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Menentukan indikator sesuai dengan kompetensi dasar, 2) Mempersiapkan media atau gambar-gambar yang sesuai dengan pengalaman siswa, 3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. RPP selengkapnya terlampir.

b. Pelaksanaan

(49)

commit to user 1) Pertemuan Ke-1

Pada pertemuan ke-1 materi yang diajarkan adalah menulis karangan berdasarkan topik kedisiplinan dengan indikator menyusun kalimat berdasarkan gambar dalam lima kalimat atau lebih.

Sebagai kegiatan awal, guru menceritakan gambar yang disajikan dalam beberapa kalimat. Kegiatan inti guru menunjukkan contoh gambar yang menggambarkan situasi yang pernah dialami oleh siswa. Siswa mendeskripsikan gambar dalam lima kalimat atau lebih.

Kegiatan ini diulang-ulang dengan gambar yang situasinya berbeda-beda, untuk mengetahui kemampuan siswa mendeskripsikan gambar, guru menempel beberapa gambar di papan tulis, kemudian siswa bergantian menulis kalimat sesuai dengan gambar secara bergantian.

Kemudian guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan secara kelompok. Hasilnya dibahas bersama-sama. Kegiatan akhir adalah memberi evaluasi, guru membagi lembar evaluasi kepada siswa. Sebagai tindakan lebih lanjut guru memberi pesan-pesan dan PR. 2) Pertemuan ke-2

Pada pertemuan ke-2 materi yang diajarkan adalah menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan indikator menyusun paragraf berdasarkan gambar. Kegiatan diawali dengan mengulang materi yang lalu mendeskripsikan gambar.

Sebagai kegiatan inti guru menjelaskan pengertian tentang paragraf. Guru memberi contoh menyusun paragraf berdasarkan gambar yang menggambarkan tentang topik kedisiplinan. Misalnya gambar siswa sedang mengerjakan tugas (PR) hingga berangkat ke sekolah. Gambar ditempel di papan tulis. Dari gambar tersebut dibuat karangan satu paragraf.

(50)

commit to user

diperlukan. Lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas bersama-sama. Sebagai kegiatan akhir, siswa mengerjakan evaluasi.

c. Observasi

Dalam tahap ini guru kelas berkolaborasi dengan guru kelas yang lain untuk memantau terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman berupa kamera. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang dibuat, serta untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan gambar dalam beberapa kalimat. Observasi siswa kelas IV SDLB Negeri Kota Pekalongan ini tidak hanya ditujukan kepada aktivitas siswa saja, tetapi juga pada tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan.

Untuk mengetahui secara jelas dalam melaksanakan observasi setiap pertemuan pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut :

Pertemuan : 1 (satu)

Indikator : Mendeskripsikan gambar dengan lima kalimat atau lebih

Media : Gambar

Hasil observasi : 1) Kegiatan Siswa

Selama pembelajaran observasi kegiatan siswa sebagai berikut : a. Siswa aktif memperhatikan guru.

b. Siswa aktif menjawab pertanyaan.

c. Keberanian dan rasa ingin tahu cukup tinggi. d. Kreativitas dan inisiatif masih kurang.

e. Siswa aktif mengerjakan tugas secara individu maupun kelompok. 2) Kegiatan Guru

Selama pembelajaran berlangsung, observasi kegiatan yang dilakukan guru meliputi :

(51)

commit to user

c. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai.

d. Guru menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

e. Guru melaksanakan pembelajaran dengan strategi yang sesuai dengan tujuan.

f. Guru memanfaatkan media pembelajaran sesuai dengan materi.

g. Guru membangkitkan motivasi siswa dan merespon positif partisipasi siswa.

h. Guru menggunakan bahasa yang komunikatif. i. Guru melakukan refleksi dan tindak lanjut. j. Menggunakan waktu secara tepat.

Pertemuan : 2 (dua)

Indikator : Menyusun paragraf berdasarkan gambar.

Media : Gambar.

Hasil Observasi: 1) Kegiatan Siswa

Selama pembelajaran berlangsung observasi kegiatan siswa sebagai berikut:

a. Keaktifan siswa meningkat.

b. Kreativitas dan inisiatif mengalami peningkatan. c. Siswa aktif menjawab pertanyaan guru.

d. Rasa ingin tahu cukup tinggi.

e. Siswa lebih senang menulis kalimat dengan bantuan media gambar. f. Siswa cukup aktif mengerjakan tugas baik secara individu maupun

kelompok. 2) Kegiatan Guru

Selama pembelajaran berlangsung, observasi kegiatan guru sebagai berikut:

(52)

commit to user

b. Guru membuka pembelajaran dengan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

c. Guru menyampaikan indikator sesuai dengan tujuan.

d. Guru menggunakan strategi pembelajaran yang dapat menumbuhkan kebiasaan positif.

e. Guru memanfaatkan media dan sumber pembelajaran yang sesuai dan menarik.

f. Guru melaksanakan pembelajaran yang bisa merespon positif partisipasi siswa.

g. Guru memantau kreativitas siswa

h. Guru menggunakan bahasa komunikatif.

i. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

j. Guru melaksanakan refleksi dan tindakan lanjut.

d. Refleksi Siklus I

Hasil observasi selama pembelajaran dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan materi menyusun paragraf berdasarkan gambar, telah menunjukkan perubahan baik pada aktivitas siswa, maupun kemajuan pada pencapaian prestasi belajar, sedangkan materi mendeskripsikan gambar dengan beberapa kalimat, menunjukkan perubahan yang signifikan. Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut:

(53)

commit to user

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata kelas mencapai > 68 dan siswa yang mendapat nilai > 68 sebanyak 80%. Dari data siklus I pertemuan ke-1 dan ke-2 menunjukkan bahwa pembelajaran menulis karangan melalui penggunaan media gambar dinyatakan meningkat.

Hasil prestasi belajar siswa dalam menyusun kerangka karangan dikembangkan menjadi paragraf pada pertemuan ke-2 siklus I adalah sebagai berikut:

Pertemuan : 1 (Satu)

Indikator : Mendeskripsikan gambar dengan lima kalimat atau lebih Media : Gambar

Hasil pembelajaran pada siklus I pertemuan ke-1, siswa yang memperoleh nilai > 68 sebanyak 1 siswa atau 50% dari 2 siswa, hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan media gambar belum berhasil. Data nilai prestasi belajar pada pertemuan ke-1 selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Data Nilai Prestasi Belajar Siswa pada Siklus 1 Pertemuan ke-1

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. AW 70 Tuntas

2. H 60 Belum Tuntas

Rata-rata kelas 65

(54)

commit to user Pertemuan : 2 (dua)

Indikator : Mendeskripsikan gambar menjadi paragraf Media : Gambar

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran dan merujuk pada gambar, siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru dan semakin kreatif memunculkan inisiatif menulis kalimat dari gambar yang diamati, disusun menjadi paragraf, sehingga hasil prestasi belajar yang dicapai pada pertemuan ke-2 menunjukkan perubahan yang signifikan. Pada pertemuan ke-2 ini penekanannya pada kreativitas siswa dalam mendeskripsikan gambar menjadi beberapa kalimat secara teratur dan terorganisasi, sehingga membentuk paragraf yang runtut.

Hasil prestasi belajar siswa pada siklus 1 pertemuan ke-2 melalui penggunaan media gambar dikatakan berhasil dengan nilai rata-rata 68. Siswa yang mendapat nilai > 68 sebanyak 2 siswa atau 100%. Data nilai prestasi belajar dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Data Nilai Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I Pertemuan ke-2

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. AW 75 Tuntas

2. H 70 Tuntas

Rata-rata kelas 72,5

Gambar

gambar dapat meningkatkan ketrampilan menulis karangan sederhana melalui Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: penerapan media penerapan media gambar pada siswa tunadaksa kelas IV Semester II SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 201
Gambaran klinis dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu.
   AWAL gambar
Tabel 1. Jadwal Waktu Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan game yang selalu cepat, mendorong minat para penggemar game untuk lebih memahami game itu sendiri, baik saat dimainkan ataupun dalam proses pembuatannya. Game ini

Hasil dari penelitian ini adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengontrol suhu dan dapat dipantau online melalui internet ataupun dengan cara offline melalui interface yang

Di Indonesia hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu.. diperhatikan oleh para tenaga kesehatan yang bekerja di

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian.. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

Ayunan

[r]

NO NPSN NAMA LEMBAGA KODE POS ALAMAT KELURAHAN KODE KECAMATAN KODE KAB/KOTA KODE PROVINSI.. 1 LK00001 LP3I