• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Latihan Range Of Motion (ROM) Bahu terhadap Peningkatan ROM pada Pasien Post Mastektomi di RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Efektivitas Latihan Range Of Motion (ROM) Bahu terhadap Peningkatan ROM pada Pasien Post Mastektomi di RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

Efektivitas Latihan

Range Of Motion

(ROM) Bahu terhadap

Peningkatan ROM pada Pasien

Post

Mastektomi

di RSUP H. Adam Malik Medan

SKRIPSI

Oleh Mizratul Aini

111101065

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

SKRIPSI

Oleh Mizratul Aini

111101065

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa tercurah kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “efektivitas latihan range of motion (ROM) bahu terhadap

peningkatan ROM pada pasien post mastektomi di RSUP Haji Adam Malik Medan”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing penulis baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kep selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati S.Kep, MNS sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan Sumatera Utara.

3. Ibu Fatwa Imelda S.Kep, Ns., M.Biomed selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengetahuan, bimbingan, dorongan secara moral, masukan dan arahan yang sangat membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

(6)

Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan selama proses perkuliahan. Semoga Allah SWT membalas ilmu yang telah Bapak/ Ibu berikan dengan keberkahan.

8. Terima kasih kepada direktur dan semua staf RSUP Haji Adam Malik yang telah memberi izin kepada penulis dan membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Teristimewa kepada orang tua penulis, orang tua yang tiada duanya, Syafri dan Yumnawati yang telah memberikan dukungan baik moril maupun material yang tanpa mereka penulis bukanlah apa- apa. Semoga rahmatNya senantiasa tercurah kepada beliau, diberikan umur panjang serta kesehatan dan ketaatan kepada syariahNya. Amin.

10. Kepada abang dan kakak penulis, Lukman, S.Psi, Masni, A.Md, Mardison yang senantiasa mendukung setiap aktivitas penulis baik itu dalam bentuk moril, materil dan doa. Selalu menyemangati disaat downdan selalu berusaha memberikan yang terbaik buat penulis. 11. Kepada keluarga besar penulis yang selalu memotivasi untuk

menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

(7)

selama menjalani pendidikan serta anak- anak beliau yang pintar dan baik hati yang selalu menghibur Alif, Alya, Daffa, dan Dinda.

13. Teman- teman seperjuangan di Hizbut Tahrir Indonesia yang dengan mereka penulis akhirnya mengenal indahnya Islam, yang melalui mereka lisan ini mampu menyampaikan kebenaran, yang dengannya tujuan hidup menjadi jelas. Semoga perjuangan ini semakin menyebar ke seluruh pelosok negri hingga akhirnya kehidupan Islam kembali tercipta.

14. Serta teman seperjuangan selama pendidikan yakni teman-teman skill lab dan teman- teman FKEP 2011 yang merasakan pahit manisnya perjuangan demi menjadi sarjana.

15. Teman- teman “Manshofa” yang sangat luar biasa, yang memberi warna hidup serta sabar menghadapi penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi.

16. Terima kasih tak terhingga kepada para responden yang sudah membantu dalam penelitian ini hingga akhirnya penelitian ini terselesaikan. Serta kepada keluarga para responden yang telah sabar menerima kedatangan penulis ke kediaman dalam rangka menyelesaikan latihan kepada responden. Semoga Ibu diberikan kesembuhan dan latihan ini bisa bermanfaat tentunya.

(8)

skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Medan, Juni 2015

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... ii

PENGESAHAN HASIL SIDANG ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR SKEMA... xii

ABSTRAK... xiii

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah…...5

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara ... 8

2.1.1 Definisi Kanker Payudara ... 8

2.1.2 Etiologi Kanker Payudara ... 8

2.1.3 Faktor Resiko Kanker Payudara... 9

2.1.4 Pengobatan Kanker Payudara ... 10

2.1.5 Mastektomi... 11

2.2 ROM... 14

2.2.1 Defenisi ROM ... 14

2.2.2 Manfaat ROM ... 15

2.2.3 Prinsip Latihan ROM ... 15

2.2.4 Klasifikasi ROM ... 16

(10)

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ... 21

4.2 Populasi dan Sampel... 21

2.1 Populasi ... 21

2.2 Sampel ... 21

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian... 22

4.4 Pertimbangan Etik ... 23

4.5 Instrumen Penelitian ... 24

4.6 Alat dan Bahan ... 24

4.7 Alur Penelitian... 25

4.8 Cara Kerja... 26

4.9 Pengumpulan Data... 26

4.10 Analisa Data ... 27

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian... 29

5.2 Pembahasan ... 34

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 38

6.2 Saran ... 39

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Tentatif Penelitian ... 45

Lampiran 2. Persetujuan Menjadi Responden ... 46

... Lampiran 3. Protokol ROM Bahu ... 47

Lampiran 4. Kuesioner Demografi Penelitin ... 48

Lampiran 5. Lembar Pengukuran ROM ... 49

Lampiran 6. Transaksi Anggaran Dana ... 50

Lampiran 7. Riwayat hidup... 51

Lampiran 8. Lembar bukti bimbingan ... 52

Lampiran 9. Surat izin survei awal ... 53

Lampiran 10.Ethical cleaeance... 54

Lampiran 11. Surat Izin Pengambilan Data ... 55

Lampiran 12. Surat selesai penelitian. ... 56

(12)

Tabel 3. 1 Defenisi Operasional... 19 Tabel 5. 1 Distribusi, Frekuensi, dan Persentase Karakteristik Demografi

Responden ... 28 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase nilai ROM sebelum latihan ... 29 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase nilai ROM setelah latihan ... 31 Tabel 5.4Hasil uji wilcoxon untuk efektivitas latihan ROM bahu sebelum dan

(13)

DAFTAR SKEMA

(14)

NIM : 111101065

Fakultas : Keperawatan USU

Abstrak

Mastektomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat seluruh payudara. Mastektomi merupakan salah satu prosedur pengobatan yang sering dipilih pada penderita kanker payudara. Dampak komplikasi yang ditimbulkan mastektomi salah satunya adalah terjadinya penurunan pada Range of Motion (ROM). Latihan ROM bahu setiap hari berturut- turut selama 1 minggu sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore dengan 8 kali pengulangan pada setiap gerakan merupakan salah satu intervensi yang dapat dipilih untuk mengembalikan ROM pasien post mastektomi. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental yang bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas latihan ROM bahu terhadap peningkatan ROM pada pasien post mastektomi di RSUP Haji Adam Malik Medan. Pengambilan sampel digunakan dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 14 orang. Penelitian ini hanya terdiri dari 1 kelompok yakni kelompok intervensi. Hasil penelitian ini diuji dengan perhitungan statistik menggunakan program aplikasi komputer. Data demografi disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase. Nilai ROM sebelum dan sesudah latihan ROM bahu dianalisis dengan menggunakan uji wilccoxon. Berdasarkan hasil analisa data diketahui bahwa nilai ROM pasienpost mastektomi di RSUP Haji Adam Malik Medan yang sudah diberikan latihan ROM bahu mengalami peningkatan yang signifikan p= 0,00 (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa latihan ROM bahu efektif terhadap peningkatan ROM pasien postmastektomi.

(15)

Title of the Thesis : The Effectiveness of Range of Motion (ROM) Exercise on the Increase in ROM in Post-Mastectomy Patients at RSUP H. Adam Malik, Medan

Name of Student : Mizratul Aini

Std. ID Number : 111101065

Faculty : Nursing, USU

ABSTRACT

Mastectomy is a surgery to lift the entire breast. It is one of the medication procedures which is often chosen by breast cancer patients. The effect is the decrease in Range of Motion (ROM). Shoulder ROM exercise everyday one week consecutively, 2 times a day, morning and afternoon with 8 times of repetition in each movement is one of the interventions which can be chosen to bring back patients’ ROM in the post-mastectomy. The research used quasi experiment method which was aimed to identify the effectiveness of shoulder ROM exercise on increasing ROM in post-mastectomy patients in RSUP Haji Adam Malik, Medan. The samples were 14 respondents, taken by using purposive sampling technique. Demographic data were presented in the form of distribution frequency tables and presentation. ROM value before and after the shoulder ROM exercises was analyzed by using Wilcoxon test. The result of the analysis showed that ROM value of the post-mastectomy patients at RSUP Haji Adam Malik, Medan, after shoulder ROM exercise was given had significant increase of p = 0.00 (p < 0.05) which indicated that shoulder Rom exercise was effective on increasing the ROM of the post-mastectomy patients.

(16)

Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Kematian karena kanker akan terus berkembang hingga mencapai 6,7 juta pada tahun 2015 dan 8,9 juta pada tahun 2030 (WHO, 2010).

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang umum menyerang wanita di dunia. Menurut GLOBOCAN (2012) kejadian kanker payudara menempati posisi pertama yaitu 25,2% dengan 14,7% kematian dan prevalensi dalam 5 tahun yaitu 36,4%. Namun demikian, kanker payudara tidak hanya menyerang wanita, melainkan juga bisa menyerang pria. 1 diantara 100 kasus kanker payudara muncul pada pria ( Lewis & Dirksen, 2000). Kanker payudara adalah kanker yang umum diderita oleh wanita Amerika. Sekitar 1 dari 8 (12%) wanita di Amerika akan mengembangkan kanker payudara infasif selama seumur hidup mereka. Menurut American Cancer Society (ACS, 2014) diperkirakan pada 1 Januari 2024 penderita kanker payudara di Amerika Serikat akan terus bertambah dari 1 Januari 2014 sebesar 3.131.440 (41%) menjadi 3.951.930 (41%).

(17)

2

ganas payudara disusul neoplasma ganas serviks uterus dan neoplasma ganas hati dan saluran intra hepatik. Berdasarkan Riskesdas (2013) prevalensi kanker payudara di Indonesia yaitu 0,5%, berada dibawah kanker serviks dengan prevalensi sebesar 0,8%. Di Sumatera Utara prevalensi kanker payudara yaitu 0,4% dan lebih rendah dibanding dengan prevalensi kanker serviks yaitu 0,7%.

Kanker payudara adalah ancaman menakutkan yang mengintai wanita. Payudara merupakan salah satu organ yang menjadi identitas kesempurnaan wanita. Jika organ tersebut terserang kanker maka kesempurnaan seorang wanita menjadi berkurang. Sehingga seorang wanita yang terserang kanker payudara akan berusaha mencari pengobatan (Mahleda & Hartini, 2012). Banyak cara yang bisa dilakukan dalam pengobatan kanker payudara, seperti: kemoterapi, terapi hormon, radiasi, dan pembedahan. Salah satu cara pengobatan yang paling umum disarankan adalah mastektomi, yaitu pengangkatan seluruh payudara lewat pembedahan (Magee, 2000). Kemajuan ilmu pengetahuan memberikan berbagai jenis pilihan pembedahan tergantung tingkat penyakit, seperti: modifikasi mastektomi radikal, terapi konservasi payudara dan mastektomi total (Dorothy, 2009).

(18)

Selama ini komplikasi yang bersifat fisik masih tinggi (10% - 50%). Komplikasi fisik ini terutama dirasakan pada daerah bekas operasi lengan atas dan lengan bawah (Van de Velde,et al, 1999 dalam Sudarto, 2002). Keterbatasan gerak bahu sedikitnya bisa muncul dalam 2 minggu immobilisasi. Mobilitas lengan dan bahu adalah salah satu yang harus diperhatikan karena akan berdampak pada aktivitas kehidupan sehari- hari penderita kanker payudara (Delburck, 2007). Box, et al (2002) menyebutkan bahwa fungsi bahu jauh berkurang setelah dilakukan operasi yang disebabkan karena gangguan pada saat penyembuhan setelah operasi sehingga akan berdampak pada kualitas hidup.

Sebuah tinjauan sistematis meneliti gejala yang terjadi pada ekstremitas atas setelah operasi dan terapi radiasi dan menemukan variasi yang luas antara studi prevalensi yang dilaporkan dari gangguan range of motion (ROM) pada bahu (<1% sampai 67%), kelemahan lengan (9% sampai 28%), bahu / nyeri lengan (9% sampai 68%), dan lymphedema (0% sampai 34%) ( Lee, 2008 dalam McNeely 2010). Data lain menyebutkan bahwa nyeri (12%-51%), gangguan pada ROM (2%-51%), edema (6%-41%), penurunan kekuatan otot (17%-23%), lymphedema (8%-56%), gangguan fungsi seksual (12%) (Shin, 2014).

(19)

4

Fungsi bahu berkurang setelah menjalani operasi terjadi karena gangguan pada saat pemulihan fungsi lengan yang dioperasi sehingga bisa mempengaruhi kualitas hidup seorang penderita kanker payudara. Untuk mencegah hilangnya fungsi lengan dan mencapai cepat kembali ke kehidupan sosial yang aktif setelah operasi kanker payudara, program rehabilitasi progresif diperlukan untuk mempertahankan fleksibilitas dan elastisitas otot-otot sekitar sendi bahu yang dioperasi ( Box,et al2002 dalam Yan,et al2005).

Kaelin & Coltrera (2005) menyebutkan bahwa latihan merupakan komponen yang penting bagi kesehatan. Latihan juga memiliki peranan penting terhadap penyembuhan setelah operasi pengangkatan payudara. Operasi pengangkatan payudara dan rekonstruksi memiliki efek fisik yang spesifik, seperti masalah skin tightness, masalah postur, ketidakseimbangan otot, dan keterbatasan RGS dan fleksibilitas. Latihan adalah kunci untuk mengurangi efek ini, sehingga bisa kembali pada kondisi mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa.

Latihan membantu pasien post mastektomi untuk mengembalikan ROM, menjaga tonus otot, mencegah kontraktur sendi dan meningkatkan sirkulasi darah dan limph (Dell, 2001). Latihan bisa membantu pasien mengembalikan kualitas hidup setelah mastektomi (Anonymous, 2008). Latihan seperti “memanjat

dinding” dengan jari-jari mendorong pasien untuk menggunakan lengannya dan

(20)

peningkatan kompikasi pasca operasi (Cinar, et al, 2008). Menurut Breast Cancer Care (2010) idealnya sebuah program latihan dimulai pada hari kedua setelah operasi.

Menurut Andreia Cismas, Loredena Masina, Alexandra Lionte, dan Lucian Hoble (2011), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada 4 dari 8 test mobilitas yang dilakukan pada pasien setelah mastektomi total. Skor meningkat saat dilakukan test berupa menyisir rambut pada sisi yang tidak dioperasi, latihan seperti memasang bra di punggung, membentuk posisi seperti patung liberti dan menghapus objek dari sisi yang berlawanan dengan sisi yang dioperasi. Terminologi skor total, perbaikan juga mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai lingkar juga mengalami kemajuan yang signifikan pada lengan atas(arm), lengan bawah (forearm),dan level pergelangan tangan (wrist).

(21)

6

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektivitas latihan range of motion (ROM) bahu terhadap peningkatan ROM pada pasienpostmastektomi di RSUP HAM Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana efektifitas latihan range of motion (ROM) bahu terhadap peningkatan terhadap ROM pada pasienpostmastektomi?

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.3.1 Bagaimana nilai ROM sebelum dilakukan latihan ROM bahu? 1.3.2 Bagaimana nilai ROM sesudah dilakukan latihan ROM bahu? 1.3.3 Bagaimana efektivitas latihan ROM bahu terhadap peningkatan

ROM pada pasienpostmastektomi?

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi efektivitas latihan ROM bahu terhadap peningkatan ROM pada pasienpostmastektomi di RSUP HAM Medan.

1.4. 2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi nilai ROM sebelum dilakukan latihan ROM bahu 2. Mengidentifikasi nilai ROM sesudah dilakukan latihan ROM bahu 3. Mengidentifikasi efektivitas latihan ROM bahu terhadap peningkatan

(22)

1.5 Manfaat Penelititan 1.5.1 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pendidikan keperawatan untuk dapat dijadikan sebagai suatu materi skill lab latihan pada pasienpostmastektomi.

1.5.2 Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bukti akan efek latihan bahu terhadap peningkatan range of motion (ROM) sehingga dapat dijadikan sebagai suatu intervensi keperawatan bagi pasienpostmastektomi.

1.5.3 Penelitian Keperawatan

(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Payudara

2.1.1 Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara adalah entitas patologi yang dimulai dengan perubahan genetik pada sel tunggal dan memerlukan waktu untuk dapat terpalpasi (Smeltzer, 2010). Kanker payudara atau Ca Mamae adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel pada jaringan mamae yang tidak normal yang terbatas yang tumbuh perlahan karena suplai lipatik yang jarang ketempat sekitar jaringan mamae yang mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase (Jitowiyono dan Kristiyanasari, 2010).

Kanker payudara adalah tumor ganas yang berawal dari sel-sel pada payudara. Tumor ganas adalah kelompok dari sel-sel kanker yang bisa tumbuh (menyerbu) sekitar jaringan atau menyebar (metastase) ke bagian tubuh yang jauh (ACS, 2014).

2.1.2 Etiologi Kanker Payudara

(24)

apa yang menyebabkan perubahan genetik. Perubahan genetik termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein baik yang menekan atau yang meningkatkan perkembangan kanker payudara. Hormon esteroid yang dihasilkan ovarium (estradiol dan progesteron) mengalami perubahan dalam lingkungan seluler yang dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara.

2.1.3 Faktor Risiko

Faktor risiko penting diketahui untuk membantu mengembangkan program- program pencegahan. Karena kebanyakan wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor- faktor risiko yang teridentifikasi kecuali hanya lingkungan hormonal mereka.

Smeltzer (2010) menyatakan faktor risiko kanker payudara mencakup : 1. Gender (99% pada wanita)

2. Usia lanjut

(25)

10

4. Kanker payudara sebelumnya. Risiko terjadinya kanker di payudara yang sama atau yang lain meningkat hampir 1% setiap tahun

5. Riwayat keluarga. Memiliki kerabat derajat satu yang menderita kanker payudara (Ibu, anak perempuan, saudara perempuan) meningkatkan risiko hingga dua kali lipat, memiliki dua kerabat derajat satu yang menderita kanker payudara meningkatkan risiko lima kali lipat

6. Mutasi genetik (BRCA1 atau BRCA2) menyebabkan sebagian besar kanker payudara yang diturunkan

7. Faktor hormonal. Menarche dini (sebelum usia 12 tahun), menopause usia lanjut (setelah usia 50 tahun) , dan terapi hormon

8. Riwayat reproduksi. Nulipara atau terlambat kehamilan pertama yaitu diatas usia 30 tahun

9. Kontrasepsi oral. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral beresiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Bagaimanapun, risiko tinggi ini menurun dengan cepat setelah penghentian medikasi.

10. Faktor lain dapat mencakup pajanan terhadap radiasi ionisasi selama masa remaja dan obesitas di masa dewasa awal, asupan alkohol (bir, anggur, atau cairan alkohol).

2.1.4 Pengobatan kanker payudara

(26)

2. Terapi radiasi 3. Kemoterapi 4. Terapi hormon 5. Targeted therapy 6. Bone-directed therapy

2.1.5 Mastektomi

Mastektomi adalah pembedahan untuk mengangkat seluruh payudara. Seluruh jaringan payudara diangkat, kadang- kadang terus ke jaringan lain yang ada di dekatnya (ACS, 2014). Lowdermilk, et al (2012) mengatakan bahwa mastektomi adalah mengangkat payudara, termasuk mengangkat puting dan juga areola.

Indikasi dilakukan bedah mastektomi pada penderita kanker payudara menurut Lowdermilk, et al (2012), yaitu: (1) melakukan radiasi pada payudara, (2) beberapa tumor di payudara menduduki beberapa kuadran payudara, (3) DCIS luas yang menempati area yang luas dari jaringan payudara, (4) tumor besar dibandingkan dengan volume payudara.

Tipe Mastektomi:

1) Mastektomi sederhana

(27)

12

ini jika tidak dilakukan rekonstruksi pada waktu yang bersamaan yaitu sekitar 1 hingga 2 minggu.

2) Skin-sparing mastectomy

Yaitu mengangkat payudara, puting dan areola, menjaga kulit luar payudara tetap utuh. Ini merupakan metode khusus melakukan mastektomi yang memungkinkan untuk hasil kulit yang baik bila dilakukan rekonstruksi segera.

3) Modifikasi mastektomi radikal

Prosedur ini adalah mastektomi sederhana dan menghilangkanaxillary limph nodes. Penyembuhan jika tidak dilakukan rekonstruksi disaat yang sama yaitu sekitar 2 hingga 3 minggu.

4) Radikal mastektomi

Pada operasi besar ini, ahli bedah mengangkat seluruh payudara, axillary lymph nodes dan pectoral (dinding dada) muscle dibawah payudara. Pembedahan ini dilakukan untuk tumor yang sudah besar yang tumbuh ke pectoral muscledibawah payudara.

5) Niple sparing mastectomy

(28)

6) Niple and areola sparing mastectomy

Pada pembedahan ini ahli bedah membuat insisi pada sisi payudara, atau pada sebagian kasus disekitar tepi areola. Payudara dilubangi dan segera dilakukan rekonstruksi disaat bersamaan.

7) Scar sparing mastectomy

Payudara yang terkena kanker dilubangi lalu tindakan tergantung pada apakah dilakukan skin sparing, nipple sparing, areola sparing ataupun campuran. Tujuan dari pembedahan ini adalah untuk meminimalisasikan terlihatnya bekas sayatan. Ini tidak jarang dilakukan untuk sebuah prosedur mastektomi yang akan dilakukan melalui sebuah lubang yang panjangnya kurang dari 2 inci.

8) Preventive/ prophylactic mastectomy

Pembedahan prophylactic ini didesain untuk mengangkat 1 atau 2 payudara yang bertujuan untuk mengurangi risiko menyebarnya kanker payudara. Wanita yang memiliki genetik ataupun riwayat keturuna kanker payudara dapat memilih jenis pembedahan ini. Pembedahan ini tidak mengangkatnodes limphkarena tidak ada bukti yang menunjukkan kehadiran kanker. Diharuskan untuk melakukan mamografi selama 90 hari setelah pembedahan untuk memastikan bahwa jaringan payudara yang sehat dihilangkan untu tujuan pencegahan.

(29)

14

komplikasi dapat berupa : hematoma, infeksi, seroma (penumpukan/ akumulasi cairan pada daerah operasi), keterbatasan ROM, perubahan sensori, dan lymphedema. Seroma biasanya dicegah dengan pemasangan drainase pada lokasi operasi hingga 7 hari setelah operasi. Drainase biasanya dilepas jika terjadi pengurangan cairan sekitar 30 cc per hari. ROM untuk lengan bawah dimulai dalam 24 jam setelah operasi, dan ROM penuh serta latihan bahu lainnya dimulai setelah mendapat izin dari ahli bedah dan setelah drainase dilepas. Perubahan sensori seperti: mati rasa, kelemahan, kulit menjadi sensitive, gatal, berat, dan sensasi phantom dapat berlansung selama setahun.

2.2 Range Of Motion (ROM) 2.2.1 Defenisi ROM

Range of Motion (ROM) adalah kemampuan maksimal seseorang dalam melakukan gerakan. Merupakan ruang gerak atau batas- batas gerakan dari kontraksi otot dalam melakukan gerakan, apakah otot memendek secara penuh atau tidak, atau memanjang secara penuh atau tidak (Lukman dan Ningsih, 2009). Suratun, et al (2006) Range of motion adalah gerakan yang dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan.

(30)

ROM adalah latihan yang menggerakkan persendian seoptimal dan seluas mungkin sesuai kemampuan seseorang yang tidak menimbulkan rasa nyeri pada sendi yang digerakkan. Adanya pergerakan pada persendian akan menyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah ke dalam kapsula sendi (Astrand,et al., 2003).

2.2.2 Manfaat ROM

Nurhidayah,etal (2014) menyatakan bahwa manfaat ROM adalah: 1) Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan

pergerakan

2) Mengkaji tulang, sendi dan otot 3) Mencegah terjadinya kekakuan sendi 4) Memperlancar sirkulasi darah

5) Memperbaiki tonus otot

6) Meningkatkan mobilisasi sendi

7) Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

2.3.3 Prinsip Latihan ROM

1) ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari 2) ROM dilakukan perlahan dan hati- hati sehingga tidak melelahkan

pasien

(31)

16

4) Bagian- bagian tubuh yang dapat dilakukan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki dan pergelangan kaki

5) ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit

6) Melakukan ROM harus pada waktu yang sesuai seperti setelah mandi atau setelah perawatan rutin

2.3.4 Klasifikasi ROM

Suratun, et al (2006), menyatakan bahwa ada beberapa klasifikasi latihan ROM, yaitu:

1) Latihan ROM pasif, yaitu latihan ROM yang dilakukan pasien dengan bantuan dari orang lain, perawat, ataupun alat bantu setiap kali melakukan gerakan. Indikasi : pasien semi koma atau tidak sadar, pasien usia lanjut dengan mobilitas terbatas, pasien tirah baring total, atau pasien dengan paralisis ekstremitas total. Kekuatan otot 50%. 2) Latihan ROM aktif, yaitu latihan ROM yang dilakukan mandiri oleh

pasien tanpa bantuan perawat pada setiap melaukan gerakan. Indikasi : semua pasien yang dirawat dan mampu melakukan ROM sendiri dan kooperatif. Kekuatan otot 75%.

Gerakan pada ROM:

Fleksi : gerakan menekuk persendian Ekstensi : gerakan meluruskan persendian

(32)

Adduksi : gerakan satu anggota tubuh kearah menjauhi aksis tubuh

Rotasi : gerakan memutar atau menggerakkan satu bagian melingkar aksis tubuh

Pronasi : gerakan memutar ke bawah Supinasi : gerakan memutar ke atas Inversi : gerakan ke dalam

Eversi : gerakan ke luar

2.3.5 Latihan ROM

Tabel 2.1 Latihan ROM pada bahu Anggota

(33)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menggambarkan bahwa variabel dependen (terikat) dipengaruhi oleh variabel independen (bebas), dimana latihan ROM bahu (variabel independen) mempengaruhi peningkatan ROM pada pasien postmastektomi di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Dari uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

Keterangan :

: Diteliti : Hubungan

Pre-intervensi Intervensi(Latihan ROM Bahu)

(34)

3.2 Definisi Operasional Tabel 3. 1 Defenisi operasioanal

Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil

(35)

20

3.3 Hipotesa Penelitian

(36)

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental dengan pendekatan pre dan post-test untuk mengidentifikasi efektivitas latihan range of motion(ROM) bahu terhadap peningkatan ROM pasienpostmastektomi.

Penelitian ini menggunakan rancangan one-group pre-post test yaitu melibatkan satu kelompok intervensi yang dilakukan observasi sebelum dan sesudah diberikan intervensi (Nursalam, 2008).

Pada awalnya akan diukur nilai ROM sebelum diberikan intervensi latihan ROM bahu. Selanjutnya setelah diberi latihan ROM bahu setiap hari berturut-turut selama 1 minggu dengan 8 kali pengulangan pada setiap gerakan, 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, maka akan diukur kembali nilai ROM sesudah intervensi.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah pasien post mastektomi yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan dari bulan Januari hingga Desember 2014 yaitu 32 orang.

4.2.2 Sampel

(37)

22

teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007).

Kriteria inklusi: tidak memiliki penyakit jantung, tidak memiliki kelainan sendi/ tulang, sudah mendapat izin dokter untuk latihan, bersedia menjadi responden.

Kriteria eklusi: memiliki penyakit jantung, memiliki kelainan sendi/ tulang, belum mendapat izin dokter untuk latihan, menolak menjadi responden.

Pada penelitian eksperimen, jumlah sampel minimum yaitu 15 orang untuk masing- masing kelompok (Sekaran, 2006). Pada awalnya selama melakukan penelitian dua bulan, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 16 orang. Namun, selama masa penelitian ada 2 orang yangdrop out dikarenakan satu orang responden tempat tinggalnya jauh diluar kota (Aceh), dan satu orang lagi menghentikan latihan di pertengahan penelitian dikarenakan mengalami perdarahan sepulang dari rumah sakit. Sehingga sampai batas waktu penelitian jumlah sampel yang didapatkan adalah sebanyak 14 orang.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

(38)

4.4 Pertimbangan Etik

Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu mengajukan surat permohonan ethical clearance ke komite etik fakultas keperawatan USU dan kemudian mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada fakultas keperawatan USU dan selanjutnya surat izin ke RSUP Haji Adam Malik Medan. Surat persetujuan juga diberikan kepada responden penelitian.

Peneliti menjelaskan tujuan penelitian, manfaat serta risiko yang mungkin muncul dari penelitian ini. Hal ini sesuai dengan prinsip beneficience. Responden bebas menentukan keterlibatannya dalam penelitian ini demi menghindari ketidaknyamanan responden baik secara fisik maupun psikis. Sesuai dengan prinsip etikself determination.

Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dan data dari responden dengan tidak mencantumkan nama pada lembar pencatatan rentang ROM melainkan hanya mencantumkan inisial nama. Hal ini sesuai dengan etika penelitian yaitu anonymity dan confidentiality. Selanjutnya responden diminta kesediannya untuk menjadi subjek penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Latihan yang diberikan sama pada setiap responden, sesuai dengan prinsip etikjustice.

(39)

24

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari : (1) Data demografi meliputi: inisial nama, usia, nomor handphone/ contact person, jenis kelamin, suku/ bangsa, tanggal/ bulan operasi, stadium, jenis operasi. Data demografi digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden (2) Lembar observasi ROM pre dan postintervensi. Hasil pengukuran ROMpredanpostintervensi disajikan dalam bentuk lembar observasi. (3) Prosedur latihan ROM bahu.

4.6 Alat dan Bahan

1) Lembar observasi ROMpre-postlatihan ROM bahu

Pada lembar observasi terdiri dari : nomor, inisial nama, ROM sebelum latihan dan sesudah latihan.

2) Alat dan bahan.

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah Goniometer yang digunakan untuk mengukur derajat ROM

3) Prosedur Latihan ROM bahu

(40)

4.7 Alur Penelitian

Pengisian data demografi

Pemberian latihan ROM bahu setiap hari berturut- turut selama 1 minggu dengan 8 kali pengulangan pada setiap gerakannya, sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Latihan ROM bahu pada sisi tubuh yang dioperasi berupa: gerakan fleksi, ekstensi,

abduksi, adduksi, internal rotasi eksternal rotasi

Pengukuran kembali ROM setelah diberikan latihan ROM bahu 14 orang pasienpostmastektomi

(41)

26

4.8 Cara Kerja

Memberikan kuesioner demografi kepada responden. Lalu mengukur ROM responden dan mencatatnya dilembar pengukuran kemudian memberikan latihan ROM bahu pada sisi tubuh yang dioperasi berupa: gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, internal rotasi eksternal rotasi. Latihan diberikan setiap hari berturut- turut selama 1 minggu dengan 8 kali pengulangan pada setiap gerakannya, sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Latihan dilakukan pada hari kedua setelah operasi. Jika pasien pulang kerumah, maka peneliti mengunjungi dan memberikan latihan ke rumah pasien. Setelah diberikan latihan lalu dilakukan penilaian ROM kembali dan dicatat di lembar pengukuran.

4.9 Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan permohonan izin ethical clearance ke komite etik fakultas keperawatan USU dan klalu mengajukan permohonan izin penelitian ke fakultas keperawatan USU kemudian mengajukan permohonan izin pada rumah sakit yang dijadikan lokasi penelitian. Setelah mendapat persetujuan dari pihak rumah sakit maka peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.

(42)

nama responden demi menjaga kerahasiaan data yang mana ini merupakan prinsip anonimity dan confidentiality, dan responden diminta untuk menandatanganinya. Setelah diberikan kuisioner data demografi untuk diisi oleh responden. Lalu dilakukan pengukuran terhadap ROM pre-test. Setelah diberikan latihan setiap hari selama 1 minggu berturut- turut dengan 8 kali pengulangan pada setiap gerakannya, sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari diukur kembali ROM (post-test). Latihan yang diberikan pada setiap responden adalah latihan yang sama. Hal ini sesuai dengan prinsip etik justice.Selanjutnya data yang terkumpul dianalisa.

4.10 Analisa Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan analisa data. Analisa data dibagi menjadi dua:

1) Analisa univariat

Analisa univariat yang digunakan adalah analisa statistik deskribtif untuk menyajikan karakteristik responden dari kuisioner demografi yaitu : usia, jenis kelamin, suku/ bangsa, stadium, jenis operasi Disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Nilai ROM sebelum dan setelah latihan juga disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

2) Analisa bivariat

(43)

28

(44)

mengenai efektifitas latihan range of motion (ROM) bahu terhadap peningkatan ROM pada pasienpostmastektomi di RSUP Haji Adam Malik Medan.

5. 1 Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan selama dua bulan mulai dari tanggal 24 Maret 2015 hingga 28 Mei 2015 di ruang Rindu B 2 A dan Rindu B 3 RSUP Haji Adam Malik Medan. Hasil penelitian ini menguraikan karakteristik demografi responden, nilai ROM sebelum dan setelah dilakukan latihan ROM bahu pada kelompok intervensi.

5. 1. 1 Karakteristik Demografi Responden

(45)

30

persentase 35,7%. Stadium terbanyak yaitu pada stadium II dengan persentase sebesar 85,7%. Sementara operasi yang paling banyak dilakukan ialah MRM dengan persentase sebesar 85,7% dengan frekuensi 12 orang.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi responden

Karakteristik Demografi Frekuensi Persentase (%)

1. Umur

5. 1. 2 Nilai ROM sebelum dan setelah dilakukan latihan ROM bahu.

(46)

yang paling banyak adalah 80o yaitu 5 orang dengan persentase 35,7%. Sedangkan pada adduksi, yang paling banyak adalah 75o dan 85oyaitu 3 orang dengan persentase 21,4%. Pada gerakan internal rotasi, yang paling banyak adalah pada 50odan 70oyaitu 3 orang dengan persentase 21,4%. Sementara itu pada eksternal rotasi yang paling banyak adalah 70o yaitu 5 orang dengan persentase 35,7%.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase nilai ROM sebelum latihan

Gerakan ROM (o) Frekuensi Persentase (%)

(47)

32

(48)

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase nilai ROM setelah latihan

Gerakan ROM (o) Frekuensi Persentase (%)

(49)

34

5. 1. 3 Hasil ujiWilcoxonuntuk efektivitas latihan ROM bahu sebelum dan setelah intervensi

Setelah dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Shapiro wilk, diperoleh data tidak berdistribusi normal sehingga dilanjutkan dengan pengujian wilcoxon. Dari hasil tabel 5.3 dapat dinyatakan bahwa latihan ROM bahu efektif terhadap peningkatan ROM pada pasien post mastektomi dengan nilai signifikansi p<0,05 yaitu p= 0,00.

Tabel 5.3 Hasil uji wilcoxon untuk efektivitas latihan ROM bahu sebelum dan setelah intervensi (n = 16)

Sesudah Latihan - Sebelum Latihan

Z -7.342a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

5.2 Pembahasan

(50)

Semua responden dalam penelitian ini mendapat latihan ROM bahu. Rata-rata responden memiliki masa rawatan 2 sampai 3 hari. Menurut Lowdermilk, et al (2014) bahwa biasanya pasien setelah menjalani operasi modifikasi radikal mastektomi dirawat selama 1 sampai 2 hari. Responden hanya terdiri dari kelompok intervensi yang berjumlah 16 orang. Sebelum dilakukan latihan ROM bahu berupa gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, internal rotasi dan eksternal rotasi, sebagian besar nilai ROM responden pada masing- masing gerakan bernilai kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sommers & Fannin (2011) yang menyatakan bahwa salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pasien setelah menjalani pembedahan payudara ialah keterbatasan/ penurunan range of motion (ROM). Hasil penelitian Botwala, et al (2013) juga menyimpulkan bahwa terjadi penurunan yang siginfikan pada ROM dan kekuatan bahu kompleks setelah dilakukan MRM

Dengan adanya penurunan range of motion (ROM), pasien akan mengalami kaku bahu (frozen shoulder) jika tidak digerakkan atau diberi latihan sehingga akan mengganggu kualitas hidup pasien setelah pembedahan. Sehingga menurut Chan (2010, dalam Popovic- Petrovic 2013) latihan menjadi efisien, aman dan lebih baik diberikan selama masapostoperative.Menurut Reigle (2006) tipe, durasi, frekuensi dan intensitas latihan berbeda pada setiap penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Andrea Cismas et al (2011) menujukkan terjadi peningkatan fleksibiltas bahu setelah dilakukan 2 minggu intervensi.

(51)

36

pengulangan terdapat peningkatan nilai range of motion yang bermakna pada responden tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Dell (2001) bahwa latihan dapat membantu pasien post mastektomi dalam mengembalikan fungsirange of motiondan mencegah kontraktur otot.

Latihan yang diberikan oleh peneliti dimulai sejak responden menjalani masa rawatan di rumah sakit hingga pulang ke rumah. Sebagian besar latihan dimulai setelah mendapat izin dari dokter yaitu pada hari kedua. Hal ini dilakukan setelah merujuk pada pernyataan Cinar, et al (2008) yang mengatakan bahwa latihan yang lebih dini secara signifikan menunjukkan peningkatan range of motion. Penelitian oleh Na et al (1999) juga menyimpulkan bahwa program rehabilitasi yang dilakukan lebih dini dapat mengembalikan fungsi bahu dan ROM pada pasienpostmastektomi.

Walaupun mengalami peningkatan range of motion pada pasien post mastektomi sebagai hasil intervensi, namun rata- rata pada fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi belum meningkatkan nilai ROM secara penuh. Hal ini mungkin bisa disebabkan karena waktu latihan yang tergolong singkat yaitu latihan hanya diberikan dalam waktu 1 minggu. Menurut Dirksen & Lewis (2000) latihan dapat mengembalikanrange of motionsecara penuh dalam waktu 4 sampai 6 minggu.

(52)

mendapat latihan dari peneliti setiap hari berturut- turut selama 1 minggu sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore dengan 8 kali pengulangan pada setiap gerakan. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Song,et al (2005) yang menyimpulkan bahwa rehabilitasi yang lebih awal dilakukan pada pasienpostmastektomi sangat menguntungkan dalam upaya pengembalian ROM. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Galantino & Stout (2013) yang menyatakan bahwa latihan dapat menghasilkan peningkatan secara signifikan dan berarti pada ROM pasien setelah menjalani pembedahan payudara.

(53)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian quasi eksperimen ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas latihan ROM bahu terhadap peningkatan ROM pada pasien post mastektomi Rumah Sakit H. Adam Malik Medan. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan metode purposive sampling sehingga diperoleh 14 sampel dalam penelitian ini, yang terdiri dari satu kelompok yaitu kelompok intervensi. Pengumpulan data dilakukan selama 2 bulan yaitu pada 24 Maret hingga 28 Mei 2015.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur nilai ROM sebelum (pre-test) diberikan latihan ROM bahu berupa fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, internal rotasi, dan eksternal rotasi. Setelah diberikan latihan ROM bahu setiap hari berturut- turut selama 1 minggu dengan 8 kali pengulangan pada setiap gerakan, sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore dilakukan pengukuran post-test. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur goniometri. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program aplikasi komputer untuk mengetahui hasil dari perhitungan statistik yaitu dengan ujiwilcoxon. 6. 1 Kesimpulan

(54)

6.2 Saran

6. 2. 1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa latihan ROM bahu memberi manfaat yang cukup besar bagi pasienpostmastektomi. Oleh karena itu penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan dalam mengembangkan pendidikan ilmu keperawatan dan juga dapat dijadikan sebagai bahanskill lab.

6. 2. 2 Bagi Pelayanan Kesehatan

Dalam penelitian ini latihan diberikan pada pasien yang baru saja menjalani operasi yaitu 2 haripost operasi sehingga meberikan peningkatan yang bermakna pada range of motion nya. Latihan ini cukup ringan bagi pasien yang baru saja menjalani operasi. Oleh karena itu latihan ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuk penatalaksanaan pasienpostmastektomi.

6. 2. 3 Bagi Penelitian Keperawatan

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan desain penelitian yang lain dan menambahkan jumlah sampel sehingga terdiri dari dua kelompok yakni intervensi dan kontrol sehingga terjadi peningkatan ROM pada pasien mastektomi dapat terlihat apakah karena latihan yang diberikan atau memang karena proses penyembuhan yang terjadi pada tubuh manusia. Serta perlu untuk membedakan jenis operasinya.

6. 2. 4 Keterbatasan Penelitian

(55)

40

(56)

statistics

Anonymous. (2008). Exercising after having mastectomy. Nutrilon health review.

98, 5. Diambil pada 12 Oktober 2014 dari

http://search.proquest.com/docview/220903252/2B06AF85802D4053PQ/1?a ccountid=50257

Astrand, P. O., Rodahl, K., Dahl, H. A., & Stromme, S. 2003, Textbook of work physiology : physiological bases of exercise. Human kinetic: United States Botwala, A., Bhat, L., Sharma, A., & Narwal, R. (2013). Analyzing strength &

ROM variations of shoulder complex in mastectomy subjects: a pilot study. Physiotherapy and Occupational Therapy Journal. 6(4), 163. Diambil pada

22 Nopember 2014 dari The effectiveness of early rehabilitation in patients with modified radical mastectomy. Cancer Nursing, 31(2). Diambil pada 19 Desember 2014 dari http://journals.lww.com/cancernursingonline/Abstract/2008/03000/The_Effec tiveness_of_Early_Rehabilitation_in.13.aspx

Cismas, A., Mesina, L., Lionte, A., & Hoble, L. (2011). Physical therapy after total mastectomy surgery in breast cancer. Timisoara physical education and rehabilitation journal. 4(7), 35. Diambil pada 10 Oktober 2014 pada

Dirksen, S. R., & Lewis, S. M. (2000). Nursing management breast didorders. In Lewis, S. M., Heitkemper, M. M., Dirksen, S. R (Edt), Medical surgical nursing. USA: Mosby

(57)

42

Dulburck, Hermann. (2007). Rehabilitaion and palliation of cancer patients. Paris: Springer-Verlag France.

Galantino, M. L., & Stout, N. L. (2013). Exercise intervention s for upper limb dysfunction due to breast cancer treatment.Physical therapy, 93 (10), 1291. GLOBOCAN. (2012). Estimated cancer insidennce, Mortality and Prevalance

Worldwide in 2012. Diambil pada 16 Oktober 2014 dari http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_population.aspx

Jitowiyono, S., Kristiyanasari, W. (2010). Asuhan keperawatan post operasi pendekatan nanda, nic, noc.Yogyakarta: Nuha Medika.

Kaelin, C. M & Coltrera, F. (2005).Living through breast cancer.USA: Mc Graw Hill

Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., Cashion, M. C., & Aldhen, R. (2012). Maternity & women’s health care (10thedition).USA: Elsevier Mosby

Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing (8th edition).USA: Elsevier Mosby

Lukman & Ningsih,, N. (2009).Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika

Magee, Elaine. (2000). Cegah dini kanker payudara. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer

Mahleda, I., P., M & Hartini, N. (2012). Post-traumatic growth pada pasien kanker payudarapasca mastektomi usia dewasa madya. Jurnal psikologi klinis dan kesehatan mental. 2 (1). 67. Diambil pada 13 Oktober 2014 dari journal.unair.ac.id/filerPDF/110810226_3v.pdf

McNeely, M. L., Campbell, K., Ospina, M., Rowe, B. H., Dabbs, K., Klassen, T. P., Mackey, J., Courneya, K. (2010). Exerciseintervention for upper-limbdysfunction due tobreast cancer treatment (review). The Cochrane Library, 6. Diambil pada 19 Desember 2014 dari www.strengthandcourage.net/.../Exercise%20inter

Na, Y. M., Lee, J. S., Park, J. S., Kang, S. W., Lee, H. D., & Koo, J. Y. (1999). Early rehabilitation program in post mastectomy patients: a prospective clinical trial.Yonsei Medical Journal. 40 (1). 1

Nurhidayah, R. E., Tarigan, R., & Nurbaiti. (2014). Latihan Range Of Motion (ROM). Medan: Fakultas Keperawatan USU

(58)

Popovic-Petrovic, S., Tomic, S., Nedeljkovic, M., Popovic, L., Matovina, G. (2013). Early rehabilitation for patients operated for breast carcinoma. Vojnosanit Pregl.70 (4), 407

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2(4thedition) ( alih bahasa oleh Komalasari, et al). Jakarta: EGC Profil Kesehatan Indonesia. (2008). Diambil pada 13 Oktober 2014 dari

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2008.pdf

Reigle, S. B. (2006). The prevention of disablement: a framework for the breast cancer trajectory. Rehabil Nurs.31 (4): 174- 9

Riskesdas. (2013). Diambil pada 2 Desember 2014 dari www.depkes.go.id/resources/download/.../Hasil%20Riskesdas%202013.pdf Sekaran, U. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Shin, K. Y. (2014).Cancer. New York: Demos Medical Publishing

Smeltzer, S. C., & Brenda G. B. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Volume 3 (8thedition) (alih bahasa oleh Kuncara,et al). Jakarta: EGC

Smeltzer, S. C. (2010). Keperawatan medical bedah Brunner & suddarth (12nd edition) (alih bahasa oleh Yulianti & Kimin). Jakarta: EGC

Sommers, M. S., & Fannin, E. F. (2011). Diseases and disorders, a nursing therapeutics manual (5thedition).Philadelphia: David Plus

Song, W. H., Hwang, C. H., Na, H. J., Sung, I. Y., & Ahn, S. H. (2005). Effect of Intensive Rehabilitation Program in Postmastectomy Patients. J Korean Acad Rehab Med. 29: 98- 101

Sudarto. (2002). Korelasi pemberian terapi tambahan terhadap komplikasi fisik dan kualitas hidup pada penderita karsinoma payudara stadium II post mastektomi,Thesis Ilmu Bedah FK UNDIP.

Sugiyono. (2007). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

Suratun, Heryati, Manurung, S., & Raenah, E. (2006). Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.Jakarta: EGC

Surbakti, Elisabeth. (2013). Hubungan riwayat keturunan dengan terjadinya kanker payudara pada ibu di RSUP H.Adam Malik Medan.Jurnal Precure, 1

(1), 15. Diambil pada 19 Oktober 2014 dari

jurnal.usu.ac.id/index.php/precure/article/view/4526

(59)

44

WHO. (2010). Cancer in developing countries: facing the challenge. Diambil

pada 17 Desember 2014 dari

http://www.who.int/dg/speeches/2010/iaea_forum_20100921/en/ Yan, H., Pei, G., & Xiaoju, Z. (2005). The Effectiveness of Rehabilitation

Program on Shoulder Function of Breast Cancer Patients after Modified Radical Mastectomy. Diambil pada !4 Desember 2014 pada

(60)

Lampiran 1

1 Pengajuan judul penelitian 2 Menyusun Bab 1

3 Menyusun Bab 2 4 Menyusun Bab 3 5 Menyusun Bab 4 6 Menyerahkan proposal

penelitian

7 Ujian sidang proposal 8 Revisi proposal penelitian 9 Pengumpulan data responden 10 Analisa data

11 Pengajuan sidang skripsi 12 Ujian sidang skripsi 13 Revisi skripsi

(61)

46

Lampiran 2

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Efektifitas LatihanRange of Motion(ROM) terhadap Peningkatan ROM pada PasienPostMastektomi RSUP Haji Adam Malik Medan

Oleh:

Mizratul Aini

Saya adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas latihan range of motion (ROM) bahu terhadap peningkatan ROM pada pasien postmastektomi di RSUP Haji adam malik Medan

Saya mengharapkan kesediaan Anda untuk mengisi data demografi yang meliputi: inisial nama, usia, nomor handphone/ contact person, jenis kelamin, suku/ bangsa, tanggal/ bulan operasi, stadium dan jenis operasi. Setelah mengisi data tersebut Anda akan diberikan latihan ROM sebanyak 8 kali pengulangan pada setiap gerakan latihan yang dilakukan selama 2 kali sehari selama 1 minggu dimana saya akan mengukur derajat ROM sebelum diberikan latihan dan setelah 1 minggu diberikan latihan.

Latihan ini tidak akan merugikan dan latihan ini akan membantu meningkatkan ROM Anda. Saya menjamin kerahasiaan hasil pengukuran dan identitas Anda. Hasil yang diperoleh hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lainnya.

(62)

Jika Anda bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan Anda menandatangani formulir persetujuan di bawah ini. Terimakasih atas perhatian dan partisipasi yang Anda berikan.

Tanggal :

Inisial Nama :

(63)

48

Lampiran 3

Protokol Latihan ROM Bahu Pada Pasien Post Mastektomi

No Tindakan

1 Mulai latihan ketika sudah mendapat izin dokter 2 Mengukur ROM sebelum latihan dengan goniometri

3 Latihan dilakukan 8 kali pengulangan, 2 kali sehari yaitu pagi dan sore setiap harinya berturut- turut selama 1 minggu

4 Latihan dilakukan sebatas kemampuan pasien

5 Latihan ROM bahu dilakukan pada sisi / bagian tubuh yang dilakukan mastektomi

5 Minta responden untuk melakukan gerakan fleksi bahu ( menekuk bahu), yaitu mengangkat tangan lurus kedepan menuju kepala

(64)

7 Responden melakukan gerakan abduksi bahu (menjauhkan) dengan cara mengangkat tangan lurus kesamping menjauhi badan

8 Responden melakukan gerakan abduksi bahu (mendekatkan) dengan cara menurunkan tangan mendekati badan

(65)

50

(66)

Lampiran 4

KUESIONER

Efektivitas latihanRange of Motion(ROM) bahu terhadap peningkatan ROM pada pasien post mastektomi di RSUP Haji Adam Malik Medan Petunjuk pengisian:

1. Isilah titik di bawah ini dan beri tanda checklist (√) pada salah satu kolom

kurung ( ) sesuai dengan jawaban menurut anda benar.

2. Bila ada yang kurang di mengerti dapat ditanyakan kepada peneliti. Data Demografi

1. Inisial nama :

2. Usia :

3. Cp/ No.Hp :

4. Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

5. Suku / Bangsa : ( ) Batak ( ) Jawa ( ) Melayu ( ) Minang ( ) Banjar ( ) Aceh 6. Tanggal/bulan operasi :

7. Stadium :

(67)

52

Lampiran 5

Lembar Observasi ROM

Inisial Nama

Gerakan

Sebelum Latihan ROM

Sesudah Latihan ROM Fleksi

Ekstensi Abdukksi

(68)

Lampiran 6

Transaksi Anggaran Dana

1) Persiapan Proposal

- Biaya kertas dan tinta print Rp. 100.000,-- Fotokopi sumber dan tijauan pustaka Rp.

10.000,-- Biaya Internet Rp.

80.000,-- Beli Goniometri Rp.

125.000,-- Biaya mengurus surat izin surevy awal Rp.

172.000,-- Perbanyak proposal dan penjilidan Rp. 100.000,-- Konsumsi saat sidang proposal Rp. 120.000,-2) Perbaikan Proposal

- Print kertas Rp.

50.000,-3) Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

- Izin penelitian Rp.

350.000,-- Sovenir untuk responden Rp.

70.000,-- Buah untuk responden Rp.

150.000,-- Transportasi + parkir Rp.

400.000,-- Fotokopi lampiran Rp.

40.000,-4) Persiapan Skripsi

- Biaya kertas dan tinta print Rp. 100.000,-- Penggandaan skripsi dan penjilidan Rp.

130.000,-- Konsumsi sidang skripsi Rp.

120.000,-- Fotokopi skripsi untuk Sidang di RS Rp. 200.000,-Total

(69)

045.000,-54

Lampiran 7

Riwayat Hidup

Nama : Mizratul ‘Aini

Tempat/ Tanggal Lahir : Joho, 14 Februari 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Karya Baru/ Kemuning No 23/2, Kelurahan Tj. Rejo, Kecamatan Medan Sunggal

Email : mizratulaini@yahoo.co.id

No. Hp : 085365966014

Riwayat Pendidikan

1. SDN 02 Tarok (1999- 2005) 2. MTsN Kamang (2005- 2008)

(70)

Lampiran 8

Lembar Bukti Bimbingan

Nama : Mizratul ‘Aini

NIM : 111101065

Dosen Pembimbing : Fatwa Imelda, S. Kep, Ns., M.Biomed

Tanggal Topik Saran Paraf Dosen

15 Sep 2014

Konsul Bab I, II

Konsul Bab I

Konsul Bab I, II, III,

(71)

56

(72)

15 Juni 2015 penelitian

Konsul Bab V dan VI

(73)

58

(74)
(75)

60

(76)
(77)

62

Lampiran 13

Output SPSS

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 6 37.5 37.5 37.5

2 8 50.0 50.0 87.5

3 2 12.5 12.5 100.0

Total 16 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid perempuan 16 100.0 100.0 100.0

Suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid batak 6 37.5 37.5 37.5

jawa 5 31.2 31.2 68.8

melayu 3 18.8 18.8 87.5

Banjar 1 6.2 6.2 93.8

aceh 1 6.2 6.2 100.0

Total 16 100.0 100.0

Stadium

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid II 13 81.2 81.2 81.2

(78)

Stadium

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid II 13 81.2 81.2 81.2

III 3 18.8 18.8 100.0

Total 16 100.0 100.0

Jenis Operasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid MRM 14 87.5 87.5 87.5

Simple 2 12.5 12.5 100.0

Total 16 100.0 100.0

(79)

64

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Sebelum Latihan .116 96 .003 .950 96 .001

Sesudah Latihan .160 96 .000 .960 96 .005

a. Lilliefors Significance Correction

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Sesudah Latihan - Sebelum

Latihan

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 81b 41.00 3321.00

Ties 15c

Total 96

a. Sesudah Latihan < Sebelum Latihan

b. Sesudah Latihan > Sebelum Latihan

c. Sesudah Latihan = Sebelum Latihan

Test Statisticsb

Sesudah Latihan

- Sebelum

Latihan

Z -7.838a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

Gambar

Tabel 2.1 Latihan ROM pada bahu
Tabel 3. 1 Defenisi operasioanal
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografiresponden
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase nilai ROM sebelum latihan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka kesimpulan penelitian ini yaitu terapi latihan ROM menggenggam bola dengan menggunakan bola karet selama 3 hari yang dilanjutkan

PENGARUH LATIHAN MENELAN TERHADAP STATUS FUNGSI MENELAN PASIEN STROKE DENGAN DISFAGIA.. DI RSUP HAJI ADAM

Hasil; Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan Range of Motion (ROM) aktif ini mampu dilakukan oleh seluruh responden (100%), sebagian besar kekuatan otot pasien post

Berdasarkan penelitian tentang gambaran tekanan darah pada pasien stroke yang mendapat latihan Range Of Motion (ROM) yang telah dilaksanakan pada tanggal 1-26 April 2014 di

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengaruh kombinasi terapi latihan range of motion (ROM) aktif dan kompres hangat terhadap kekuatan motorik ekstremitas pada pasien

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

Berdasarkan empat jurnal yang telah direview tentang pengaruh (ROM) terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke membuktikan bahwa latihan ROM efektif untuk

i PENERAPAN LATIHAN RANGE OF MOTION ROM PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON KARYA TULIS ILMIAH Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu