• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada An. Rdengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nyeri Akut di RSUD dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada An. Rdengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nyeri Akut di RSUD dr. Pirngadi Medan"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan Pada An R dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nyeri Akut

di RSUD dr. Pirngadi Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi D III Keperawatan

Oleh

KHADIJAH ELVINA

112500036

Program Studi D III Keperawatan

Fakultas Keperawatan

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkatkan kepada Allah Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaika Karya Tulis Ilmiah ini.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahlimadya Keperawatan dari Program Studi DIII Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan. Adapun judul Karya Tulis Ilmiah adalah “Asuhan Keperawatan pada An. Rdengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Nyeri Akut di RSUD dr. Pirngadi Medan”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Erniyati, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakulatas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Yesi Ariani, S.Kep,Ns,M.Kep selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Rosina Br. Tarigan, S.Kp.M.Kep,Sp.KMB, selakupenguji.

6. Kedua orangtua Bapak dan Ibu serta kakaksayayang tidak pernah lelah memberikan dukungan moril maupun materil dengan kasih dan sayang. 7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

Medan khususnya Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2011 yang telah berpartisipasi dan mendukung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis mengharapkan agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juni 2014

(4)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 3

II. PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nyeri ... 4

1. Pengkajian ... 6

2. Analisa Data ... 9

3. Rumusan Masalah ... 10

4. Perencanaan ... 11

1. Asuhan KeperawatanKasus... 13

2. Analisa Data ... 22

3. Rumusan Masalah ... 23

4. Perencanaan ... 24

5. Implementasi ... 28

6. Evaluasi ... 28

III. KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 34 DAFTAR PUSTAKA

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penyakit campak merupakan penyebab kematian pada anak-anak diseluruh dunia yang meningkat sepanjang tahun.Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta orang yang menderita campak. Pada tahun 2002, dilaporkan 777.000 kematian akibat campak diseluruh dunia, 202,000 kematian diantaranya berasal dari Negara ASEAN, serta 15% dari kematian akibat campak tersebut berasal dari Indonesia. Di Indonesia diperkirakan lebih dari 30.000 anak meninggal setiap tahun kerena kompilikasi yang diakibatkan oleh penyakit campak. Pada tahun 2005, diperkirakan 345.000 kematian terjadi akibat penyakit campak didunia dan sekitar 311.000 terjadi pada anak-anak usia dibawah lima tahun. Pada tahun 2006, diperkirakan terjkadi 663 kematian setiap harinya atau 27 kematian terjadi setiap jamnya (WHO,2007).

Campak (disebut juga sebagai rubeola atau measles) adalah penyakit virus yang sangat menular, manusia merupakan satu-satunya hospes alam virus ini. Virus morbili sangat peka terhadap temperature virus campak termaksuk famili paramyxovirus yang berukuran diameter 140 milimikro virus ini tidak tahan panas akan mati pada pH kurang dari 4,5 (Soedarto, 2009)

Menifestasi klinis campak adalah organisme yang sangat menular yang ditularkan melalui rute udara dari seseorang yang terinfeksi pada orang lainyang rentan.Perjalanan klinis campak umumnya dimulai dengan demam dan lemah sekitar 10 sampai 14 hari setelah terkenak. Dalam 24 jam dari awal muncul gejala, pasien biasanya mengalami drainase hidung, batuk dan kongjuvitis. Pada akhir priode ini bercak koplik, noda kecil, sering terlihat pada membran mukosa mulut dan tenggorok.Setelah 2-3 hari gejala memburuk dan muncul ruam. Ruam kemeraha tabda pertama yang tampak diwajah dan leher dan kemudia melebar ke tubuh dan ekstermitas (Smeltzer & Bare, 2002)

(6)

penderita campak selalu mengalami gangguang rasa nyaman yaitu nyeri(Soedarto, 2009)

Nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri, nyeri bersifat individu tidak menyenangkan merupakan suatu kekuatan yang medominasi dan bersifat tidak berkesudahan, nyeri melelahkan dan menuntut energy seseorang. Nyeri tidak dapat diukur secara objektif, seperti menggunakan sinar-X atau pemeriksaan darah (Potter & Perry, 2006)

Nyeri mengganggu hubungan dan kemampuan individu untuk mempertahankan perawatan dirinya. Dengan menyadari prasangka atau kesalahpahaman, maka perawat akan dapat menangani masalah klien dengan lebih profesional. Perawat, yang berperan sebagai seorang pengamat yang aktif dan memiliki pengetahuan tentang klien yang mengalami nyeri, akan menganalisa lebih objektif tentang pengalaman nyeri. Klien membuat diagnosis bahwa ia mengalami nyeri dan perawat bekerja untuk menerapkan teknik-teknik dan keterampilan yang pada akhirnya akan menghilangkan nyeri (Potter & Perry, 2006).

(7)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan melakukan asuhan keperawatan nyeri pada pasien morbili di RSUD dr. Pirngadi Medan.

Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengkajian nyeri pada pasien morbili b. Mengetahui diagnosa nyeri pada pasien morbili c. Melakukan perencanaan nyeri pada pasien nyeri d. Melakukan Implementasi nyeri pada pasien morbili e. Melakukan evaluasi nyeri pada pasien morbili C. Manfaat

a. Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar dan tolok ukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan dengan prioritas masalah nyeriyang dapat digunakan sebagai acuan bagi praktik keperawatan guna meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa DIII keperawatan.

b. Bagi Praktik Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan masukan bagi praktisi keperawatan guna meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah nyeri.

c. Bagi Kebutuhan Klien

(8)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nyeri

Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terkadang dialami individu. Kebutuhan terbatas darei rasa nyeri itu merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada seorang pasien dirimah sakit (Prasetyo, 2010)

Bagaimana nyeri merambat dan dipersepsikan oleh individu masih belum sepenuhnya dimengerti. Akan tetapi, bisa tidaknya nyeri dirasakan dan hingga derajat mana nyeri tersebut mengganggu dipengaruhi oleh interaksi antara sistem algesia tubuh dan transmisi sistem saraf serta inter prestasi stimulus (Mubarok & Chayatin, 2008).

Nyeri mengganggu hubungan dan kemampuan individu untuk mempertahankan perawatan dirinya. Dengan menyadari prasangka atau kesalahpahaman, maka perawat akan dapat menangani masalah klien dengan lebih profesional. Perawat, yang berperan sebagai seorang pengamat yang aktif dan memiliki pengetahuan tentang klien yang mengalami nyeri, akan menganalisa lebih objektif tentang pengalaman nyeri. Klien membuat diagnosis bahwa ia mengalami nyeri dan perawat bekerja untuk menerapkan teknik-teknik dan keterampilan yang pada akhirnya akan menghilangkan nyeri (Potter & Perry, 2006).

Berdasarkan klasifikasinya secara umum, menurut (Mubarok & Chayatin, 2008) nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis.

a) Nyeri Akut

(9)

b) Nyeri Kronis

Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyeri bisa diketahui atau tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan biasanya tidak dapat disembuhkan. Selain itu penginderaan nyeri menjadi lebih dalam sehingga penderita menjadi mudah tersinggung dan sering mengalami insomnia. Akibatnya, mereka menjadi kurang perhatian, sering merasa putus asa, dan terisolir dari kerabat dan keluarga. Nyeri kronis biasanya hilang timbul dalam periode waktu tertentu (Mubarok & Chayatin, 2008).Adapun factor-faktor yang mrmpengaruhi nyeri menurut (Potter & Perry, 2006) sebagai berikut:

a). Usia

Usia merupakan veriabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-anak dan lansia. Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak lansia breaksi terhadap nyeri.

b). Jenis Kelamin

Secara umum, pria dan waktu tidak berbeda secara bermakna dalam berespon terhadap nyeri.Akan tetapi, toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh factor-faktor biokimia dan merupakan hal yang unik pada setiap individu.

c). Kebudayaan

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharpkan dan apa yang diterima oleh kebudayan meraka. Hal ini meliputi bagaimana breaksi terhadap nyeri.

d). Makna Nyeri

Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar belakang budaya individu tersebut.

e). Perhatian

(10)

f). Ansietas

Hubungan anatara nyeri dan ansietas bersifat kompleks.Ansietas seringkali meningkat persepsi nyeri, terdapi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan satu perasaan ansietas.

g). Keletihan

Keletihan meningkatkan peresepsi nyeri.Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan kopoing.Hal ini dapat menjadi masalah umum pada setiap individu yang menderita penyakit dalam jangka lama.

h). Pengalaman Sebelumnya

Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri. Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah masa yang aka datang. Apabila seorang klien tidak pernah merasakan nyeri, maka persepsi pertama dapat mengganggu koping terhadap nyeri.

i). Gaya Koping

Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat anda merasakan kesepian.Hal yang sering terjadi adalah klien yang merasa kehilangan kontrol terehap lingkungan atau kehilanagan kontrol terhadap hasil akhir dari peristiwa yang terajdi.

j). Dukungan Keluarga dan Sosial

Faktor lain yang bermakana mempengaruhi respon nyeri ialah kehadiran orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien.

1. Pengkajian

Prasteyo (2010) mengatakan tindakan perawat yang perlu dilalukan oleh perawat dalam melakuka pengkajian pada pasien nyeri akut adalah:

a) Mengkaji perasaan klien (respon psikologi yang muncul).

b) Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri. c) Mengkaji tingkat keperawatan dan kulit nyeri.

(11)

perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuanitas persepsi klien terhadap nyeri.

Terdapat beberpa komponen yang harus diperhatikan seprang, perawat di dalam melalui mengkaji respon nyeri yang dialami oleh klien. Donovan dan Girton (1984) dalam prasteyo, mengidentifikasi komponen-komponen tersebut diantaranya:

1. Penentuan ada tidaknya nyeri:

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercai ketika pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka.Setiap nyeri yang dilaporkan oleh klien adalah nyata. Sebaiknya, ada beberapa pasien yang terkadang justru menyembunyikan rasa nyerinya untuk ,menghindari pengobatan.

2. Karakteristik Nyeri (P,Q,R,S,T) a. Faktor Pencetus (P: Provocate)

Perawat menkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan obsevasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri psikogenik maka perawat harus dapat mengeksplore persaan klien dan menanyakan perasaan-perasaan klien dan menanyakan perasaan-perasaan apa yang dapat mencetus nyeri.

b. Kualitas (Q: Quality)

Kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subjektif yang diungkapkan oleh klien,seringkali klien mendeskripsikan nyeri dengan kalimat-kalimat: seperti tajam, tumul, berdenyut, berpindah-pindah, seperti tertindih, perih, tertusuk dan lain-lain dimana tiap-tiap klien mungkin berbeda-beda dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan.

c. Lokasi (R: Region)

(12)

d. Keparahan (S: Severe)

Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, nyeri sedang, atau berat.

Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, nyeri sedang atau berat. Namun kesulitannya adalah makna dari istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan klien serta tidak adanya batasan-batasan khusus yang membedakan anatar nyeri ringan, sedang dan berat. Hal ini juga bias disebabkan karena memang pengalaman nyeri pada masing-masing individu berbeda-beda.

e. Durasi (T: Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi dan rangkain nyeri. Perawat dapat menanyakan: “Kapan nyeri mulai di rsakan?”, “Sudah berapa lama nyeri dirasakan?, “Apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu yang sama setiap hari?”,”Seberapa sering nyeri kambuh?” atau dengan kata-kata lain yang semakna.

3. Respon fisiologi

Tabel 1. Respon fisiologis yang timbul akibat nyeri antara lain:

Respon fisiologis terhadap nyeri Respon simpatik Peningkatan frekuensi pernafasan

Dilatasi saluran bronkiolus

Peningkatan frekuensi denyut jantung

Vasokontriksi perifer (pucat, peningkatan tekanan darah)

Peningkatakan kadar glukosa darah Peningkatan tegangan otot

Dilatasi pupil

(13)

Respon parasipatik Pucat

Ketegangan otot

Penurunan denyut jantung atau tekanan darah Pernafasan cepat dan tidak teratur

Mual dan muntah

Kelemahan dan kelelahan

Perawat perlu untuk mengkaji klien berkaitan adanya perubahan-perubahan pada respon fisiologis terhadap nyeri di atas untuk mendukung diagnose dan membantu dalam memberikan terapi yang tepat.

4. Respon prilaku

Respon perlu belajar dan mengenal berbagai repon perilaku tersebut untuk memudahkan dan membantu dalam mengidentifikasi masalah nyeri yang dirasakan klien. Respon prilaku yang bias ditunjukkan adalah merubah tubuh, menghusap bagian yang sakit, menggeretakan gigi, menunjukan ekspresi wajah meringis, mengerang, mengaduh, menjerit, meraung.

5. Respon efektif

Respon efektif juga perlu diperhatikan oleh seorang perawat didalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri.

6. Pengaruh nyeri terhadap kehidupan klien

Klien yang merasakan nyeri setiap hari akan mengalami gangguan dalam kegiatan sehari-harinya.

7. Peresepsi klien tentang nyeri

Dalam hal ini perawat perlu mengkaji perespsi klien tentang nyeri, bagaimana klien menghubungkan antara nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri atau lingkungan disekitarnya.

8. Mekanisme adaptasi klien terhadap nyeri

Perawat dalam hal ini perlu mengkaji cara-cara apa saja yang biasa klien gunakan saat klien menjalani perawatan di rumah sakit.

2. Analisa data

(14)

kategori diagnostik. Kriteria klinis adalah tanda dan gejala objektif dan subjektif atau faktor risiko (Capernito, 1995). Batas karakteristik multiple yang dihasilkan dari data pengkajian mendukung diagnosa keperawatan (Capernito, 1995).

3. Rumusan Masalah

Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien. Bila data pengkajian mulai menunjukkan masalah, perawat diarahkan pada pemilihan diagnosa yang sesuai. Diagnosa keperawatan berfokus pada mendefinisikan kebutuhan dasar keperawatan dari klien (Gordon,1994). Untuk mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual (Potter & Perry, 2005).

Diagnosa keperawatan NANDA mungkin muncul pada klien dengan

masalah nyeri adalah (Potter & Perry, 2006).

1. Nyeri yang berhubungan dengan

a. Cedera fisik atau trauma.

b. Penurunan suplai darah ke jaringan.

c. Proses melahirkan normal.

2. Nyeri kronik yang berhubungan dengan a. Jaringan parut.

b. Kontrol nyeri yang tidak adekuat.

3. Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan a. Nyeri kronik

4. Hambatan mobilisasi fisik yang berhubungan dengan a. Nyeri muskuloskeletal

b. Nyeri insisi

5. Resiko cedera yang berhubungan dengan a. Penurunan resepsi nyeri

6. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan a. Nyeri muskuloskeletal

(15)

a. Nyeri artritis panggul

8. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan a. Nyeri punggung bagian bawah.

4. Perencanaan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005). Berikut contoh perencanaan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri berdasarkan intervensi NIC dan kriteria hasil NOC

dengan diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan. No.

Dx Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan dan Kriterria Hasil:

1. Memperlihatkan teknik relaksasi individual yang efektif untuk mencapai keamanan.

2. Pasien akan mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri.

3. Pasien akan melaporkan nyeri pada penyedia kesehatan. 4. Pasien melaporkan pola tidurnya membaik.

Rencana Tindakan Rasional Lakukan pengkajian nyeri yang

komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intesitas atau keparahan nyeri faktor presipitasinya.

Kaji tanda-tanda vital.

Gunakan pengendalian nyeri sebelum menjadi berat.

Lakukan distraksi pada pasien yaitu dengan mendengarkan music.

Mengetahui derjat/skala nyeri yang dialami.

Nyeri yang berlanjut akan berdampak pada peningkatan tanda-tanda vital.

Jika kondisi nyeri keluhan nyeri masih menunjukkan tahap awal, baiknya berikan

langsung therapy awal

pengendalian nyeri (Mis. Napas dalam).

(16)

Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (mis. Umpan balik biologis, hypnosis, relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi music, distraksi, kompres hangat/ dingin, dan masase) sebelum, setelah dan jika memungkinkan, selama aktivitas yang menyakitkan; sebelum nyeri terjadi atau meningkat; dan selama penggunaan tindakan pengurangan nyeri yang lain.

Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (Misalnya, suhu ruangan, cahaya dan kegaduhan).

Laporkan pada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri di masa lalu.

Agar pasien dan keluarga

mengetahui cara

mengehilangkan nyeri dengan teknik nonfarmakologis atau tanpa obat.

Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar dan meningkatkan istirahat atau realsasi.

Jika nyeri tidak bias diatasi

dengan tindakan

nonfarmakologis maka

diperlukan tindakan

farmakologis dengan

memberikan terapi analgesic

untuk menurunkan atau

(17)

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

Nama : An.R

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 2 Tahun

Status Perkawinan : -

Agama : Kristen Pendidikan : -

Pekerjaan : -

Alamat : Jalan Rawa Cangkuk Gg Gereja Tanggal Masuk RS : 2 Juni 2014

Ruangan/Kamar : Ruang 3 Golongan Darah : -

Tanggal Pengkajian : 4 Juni 2014 Diagnosa Medis : Morbili

II. KELUHAN UTAMA

Bintik-bintik merah diseluruh badan dengan disertai demam III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

A.Provocation/Palliative 1. Apa Penyebabnya

Virus Morbili

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan Minum obat dan istirahat

B.Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

(18)

2. Bagaiman dilihat Pasien tampak meringis C.Region

1. Dimana lokasinya

Lokasi penyakit pasien diseluruh badan 2. Apakah menyebar

Menyebar keseluruh badan D.Severety

Ibu pasien mengatakan badan anaknya gatal-gatal E.Time

Tidak teratur

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

Tidak ada penyakit yang pernah dialami B. Pengobatan atau tindakan yang dilakukan

Tidak ada pengobatan yang dilakukan C. Pernah dirawat atau pernah dioperasi

Tidak pernah dioprasi D. Lama dirawat

- E. Alergi

Pasien tidak pernah mengalami alergi F. Imunisasi

Imunisasi lengkap

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Orang tua pasien tidak mempunyai masalah kesehatan B. Saudara kandung

(19)

C. Penyakit keturunan

Orang tua pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan dalam keluarga

D. Anggota keluarga yang menggalami gangguan jiwa

Orang tua pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Orang tua Pasien mengatankantidak ada anggota keluarga yang meninggal VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya -

B. Konsep Diri

a. Gambaran diri : - b. Ideal diri : - c. Harga diri : - d. Peran diri : - e. Identitas : - C. Keadaan Emosi

-

D. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti Ibu pasien

b. Hubungan dengan keluarga

Orang tua pasien mengatakan ia memiliki hubungan yang baik dengan semua keluarga

c. Hubungan dengan orang lain

Orang tua pasien mengatakan ia memiliki hubungan baik dengan orang lain

d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

(20)

E. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : Pasien beragama kristen, dalam kehidupan sehari-hari pasien mengikuti nilai dan keyakinan yang sesuai dengan agama

b. Kegiatan ibadah : - VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum

Pasien tempak meringis merasa nyeri dan merasa gatal-gatal pada seluruh tubuh

B. Tanda-tanda vital

a. Suhu tubuh : 38,5 °C b. Tekanan darah : -

c. Nadi : 108 x/menit

d. Pernafasan : 34 x/menit e. Skala nyeri : Sedang (4)

f. TB : -

g. BB : 12 kg

C. Pemeriksaan head to toe 1. Kepala dan rambut

a. Bentuk : Bulat dan simetris.

b. Kulit kepala : Kulit kepala pasien bersih. Rambut

a. Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran rambut merata di kepala, rambut lurus

b. Bau : Rambut pasien tidak berbau.

c. Warna rambut : Warna kulit klien berwarna hitam. Wajah

(21)

2. Mata

a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Struktur mata pasien lengkap dan simetris antara mata kanan dan mata kiri.

b. Palpebra : Tidak ada edema pada palpebra. c. Konjungkiva dan sklera : Konjungtiva pasien tidak anemis dan sklera berwarna putih.

d. Pupil : Pupil pasien isikor kanan dan kiri.

e. Cornea dan iris : Tidak terjadi pengapuran katarak pada mata klien dan tidak ada peradangan pada mata pasien.

f. Visus : Visus klien bernilai 6/6.

g. Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan 3. Hidung

a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tulang hidung simetris dan posisi septum, nasi ditengah. b. Lubang hidung : Lubang hidung bersih dan

seimetris.

c. Cuping hidung : Tidak ada cuping hidung pada pasien.

4. Telinga

a. Bentuk telinga : Bentuk telinga pasien normal. b. Ukuran telinga : Ukuran telinga pasien simetris

kiri dan kanan.

c. Lubang telinga : Lubang telinga pasien tidak ada kelainan.

(22)

5. Mulut dan faring

a. Keadaan bibir : Mukosa bibir tidak kering. b. Keadaan gusi dan gigi : Tidak ada pendarahan pada gusi

dan gigi pasien.

c. Keadaan lidah : Tidak ada kelainan pada lidah pasien.

d. Orofaring : Tidak ada kelainan orofaring pada pasien.

6. Leher

a. Posisi trakea : Posisi trakea pasien normal. b. Thyroid : Tidak ada pembesaran thyroid. c. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar

limfe.

d. Vena jugularis : Tidak ada distensi vena jugularis.

e. Denyut nadi karotis : Denyut nadi karotis pasien teraba.

D. Pemeriksaan integumen

a. Kebersihan : Kebersihan kulit pasien terjaga. b. Kehangatan : Ekstremitas pasien teraba

hangat.

c. Warna : Warna kulit sawomateng.

d. Turgor : Turgo kulit kembali < 2 detik. e. Kelembaban : Kelembaban kulit pasien teraba

hangat.

f. Kelainan pada kulit : Terdapat bintik-bintik merah pada seluruh badan

E. Pemeriksaan payudara dan ketiak

a. Ukuran dan bentuk : -

b. Warna payudara dan areola : - c. Kondisi payudara dan puting : -

(23)

e. Aksila dan clavicula : - F. Pemeriksaan thoraks/dada

a. Inspeksi thoraks : Normal

b. Pernafasan (frekuensi, irama) : 34 x/ menit, iramat teratur c. Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada kesulitan bernafas G. Pemeriksaan paru

a. Palpasi getaran suara : Fremitus taktil simetris kiri dan kanan.

b. Perkusi : Resonan.

c. Auskultasi : Suara vesikuler

H. Pemeriksaan jantung

a. Inspeksi : inspeksi tidak ada retraksi dada b. Palpasi : Iktus cordis pada ics 5% mid

clavicula sinistra teraba teratur c. Perkusi : Batas jantung intercostal (4 dan

%)

d. Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 terdengar jelas dan normal (lup-dup), bunyi tambahan tidak ada I. Pemeriksaan abdomen

a. Inspeksi (bentuk,benjolan) : Pada saat di inspeksi abdomen tidak ada benjolan dan abdomen tidak terjadi distensi

b. Auskultasi : Pada saat di auskultasi

peristaltic pasien 10 x/menit dantidak ada suara tambahan

c. Palpasi : Pada saat di palpasi tidak

ada nyeri tekan

d. Perkusi : Pada saat abdomen pasien

(24)

J. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya a. Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) :

1. Rambut pubis : ada

2. Lubang uretra : ada

b. Anus dan perineum (lubang anus, kelainan pada anus, perineum):

1. Lubang anus : ada

2. Kelainan pada anus : tidak ada

3. Perineum : normal

K. Pemeriksaan muskuluskeletal/ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot,

edema)

1. Kesimetrisan : simetris

2. Kekuatan otot : 5 5

5 5

3. Edema : tidak ada edema pada

ekstremitas pasien VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola makanan dan minuman

a. Frekuensi makanan/hari : 3 kali sehari.

b. Nafsu/selera makan : Nafsu selera makan pasie menurun

c. Nyeri ulu hati : -

d. Alergi : Ibu pasien mengatakan anaknya

tidak ada alergi makanan e. Mual dan muntah : Ibu pasien mengatakan anaknya

tidak ada mual dan muntah f. Waktu pemberian makan : Waktu pemberikan makan

pasien pagi pukul 7.00 WIB, siang pukul 12.00 WIB, dan malam 18.00 WIB

g. Jumlah dan jenis makan : Tidak teratu, jenis makanan bubur

(25)

i. Masalah makan dan minum : Tidak ada II. Perawatan diri/personal hygiene

a. Kebersihan tubuh : Klien terlihat bersih. b. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi pasien tidak ada yang

berlubang

c. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan terlihat pendek dan bersih

1. Pola kegiatan/aktivitas

a. Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total

Pasien mandi dengan bantuan total dari ibu pasien. Pada saat makan pasien disuapin ibu pasien. Pada saat eliminasi urine pasien menggunakan pampers. Pada saat eliminasi feses pasien menggunakan pampers. Pada saat ganti pakaian pasien diganti dengan ibunya.

b. Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit Pasien belum beribadah karna masih kecil.

2. Pola eliminasi a. BAB

1) Pola BAB : Normal

2) Karakter feses : Kuning, lembek 3) Riwayat perdarahan : tidak ada 4) BAB terakhir : 3 Juni 2014

5) Diare : Tidak diare

6) Pengguanaan laksatif : Tidak ada penggunaan laksanatif

b. BAK

1) Pola BAK : Terpasang Pampers

(26)

ANALISA DATA

No. Data Penyebab Masalah

Keperawatan

1 Ds :

Ibu pasien mengatakan nyeri pada bagi seluruh tubuh, akibat lesi morbili dan ibu pasien mengatakan 2 hari yang lalu skala nyeri 6 saat ini skala nyeri 4.

Do :

-Skala nyeri saat ini 4 -Pasien meringis kesakitan

Morbili

Terdapat lesi pada kulit

Rasa tidak nyaman

Nyeri

Nyeri

2. Ds :

Ibu pasien mengatakan anaknya merasa tidak nyaman karena gatal-gatal pada kulit tubuhnya.

Do :

Banyak terdapat rash pada tubuh dan pasien menggaruk-garuk kulit tubuhnya.

Kulit menonjol sekitar sabsea dan folikel rambut

Kulit eritema membentuk

Rash pada kulit balik telinga leher, pipi mukak,

seluruh tubuh dsn terasa gatal

Gangguan intergritas kulit

Gangguan intergritas

(27)

3 Ds :

Ibu pasien mengatakan anaknya terjaga pada malam hari karna gatal-gatal disertai demam

Do :

-Pasien tampak mengantuk pada pagi hari

-Mata tampak kantung mata

-Anak tampak rewel -Hipertermi

-Suhu 38°C

Virus morbili

Reaksi inflamasi

Hipertermi

Gatal-gatal pada kulit seluruh badan

Gangguan pola tidur

Gangguan pola tidur

Rumusan Masalah a. Masalah Keperawatan

1. Nyeri

2. Gangguan intergritas kulit 3. Gangguan pola tidur

b. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)

1. Nyeri berhubungan dengan lesi kulit ditandai dengan anak meringis, skala nyeri 6.

2. Kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan penyakit morbili/lesi ditandai dengan macula kecil berwarna merah diseluruh tubuh.

(28)

4. Perencanaan

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL No.

Dx Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan dan Kriterria Hasil:

1. Memperlihatkan teknik relaksasi individual yang efektif untuk mencapai keamanan.

2. Pasien akan mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri.

3. Pasien akan melaporkan nyeri pada penyedia kesehatan. 4. Pasien melaporkan pola tidurnya membaik.

Rencana Tindakan Rasional Pengkajian

Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intesitas atau keparahan nyeri faktor presipitasinya.

Kaji tanda-tanda vital.

Tindakan Mandiri

Gunakan pengendalian nyeri sebelum menjadi berat.

Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (mis. Umpan balik biologis, hypnosis, relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi music, distraksi, kompres hangat/ dingin, dan masase) sebelum, setelah dan jika memungkinkan, selama aktivitas yang menyakitkan; sebelum nyeri terjadi atau meningkat; dan selama penggunaan tindakan pengurangan nyeri yang lain.

Mengetahui derjat/skala nyeri yang dialami.

Nyeri yang berlanjut akan berdampak pada peningkatan tanda-tanda vital.

Jika kondisi nyeri keluhan nyeri masih menunjukkan tahap awal, baiknya berikan langsung therapy awal pengendalian nyeri (Mis. Napas dalam).

(29)

Kolaborasi

Laporkan pada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri di masa lalu.

Edukasi Kolaborasi

Lakukan distraksi pada pasien yaitu dengan mendengarkan music.

Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (Misalnya, suhu ruangan, cahaya dan kegaduhan)

Jika nyeri tidak bias diatasi dengan tindakan nonfarmakologis maka diperlukan tindakan farmakologis dengan memberikan terapi analgesic untuk menurunkan atau mengurangi sensasi nyeri yang dirasa.

Menenangkan pikiran dan mengalihkan pikiran terhadap nyeri.

(30)

No. Dx

Perencanaa Keperawatan 2 Tujuan dan Kriteria Hasil:

1. 1. Memperlihatkan tingkat kenyamanan.

2. 2. Memperlihatkan perbaikan kenyamanaan fisik. 3. 3.Suhu tubuh kembali normal .

4. 4.Memperlihatkan perbaikan kemampuan koping.

Rencana Tindakan Rasional

Pengkajian

Modifikasi lingkungan yang tenang dan nyaman

Ajarkan keluarga untuk kompres bila demam Memberikan kompres dingin/hangat

Monitor perubahan suhu Tindakan Mandiri

Pertahankan kuku anak tetap pendek

Tindakan Kolaborasi

Kolaborasi medis untuk terapi antipiretik.

Edukasi Kolaborasi

Pertahankan pakaian yang dipakai pasien tetap bersih

Untuk memberikan kenyamanaan agar pasien istirhat dengan nyaman.

Agar keluarga lebih koperatif dalam terapi

Untuk membantu dalam penurunan suhu tubuh pada pasien

Untuk memngetahui dan merencanakan intervensi selanjutnya

Agar anak tidak biasa menggaruk terlalu kuat pada lesi di kulit

Antipiretik bekerja untuk menurunkan adanya kenaikan suhu tubuh agar tetap normal.

(31)

No. Dx

Perencanaan Keperawatan 3 Tujuan dan Kriteria Hasil:

1. Pasien akan mengidentifikasi dan melakukan tindakan yang dapat meningkatkan tidur atau istirahat.

2. Beristirahat minimal sesuai kebutuhan 3. Tidur 8 sampai 10 jam setiap hari

Rencana Tindakan Rasional

Pengkajian

Bantu pasien mengidentifikasi faktor yang dapat menghilangkan rasa kantuk, seperti nyeri.

Ajarkan dampak apnea tidur pada keamanan dan kondisi psikologis. Fasilitasi pemeliharaan rutinitas pasien sebelum tidur.

Bantu pasien membatasi waktu tidur siang dengan memberi aktivitas yang meningkatkan keterjagaan.

Tindakan mandiri

Memberikan tempat tidur yang aman dan nyaman buat paien fasilitas beberapa barang milik pasien (misalnya: bantal, guling, selimut).

Tingkatkan rengimen kenyamanan waktu tidur(misalnya, minum susu sebelum tidur).

Mengetahui penyebab pasien tidak merasakan kantuk.

Meningkatkan pengetahuan pasien tetang pola tidur.

Mendapatkan rasa nyaman

Terlalu lama tidur pada siang hari mengakibatkan sulit tidur pada malam hari.

Agar pasien nyaman dissat tidur.

(32)

5. Implementasi dan Evaluasi

PELAKSANAA KEPERAWATAN

Hari/ Tanggal

No. Dx Implementasi Keperawatan

1. Melakukan pengkajian nyeri yang komperensif meliputi lokasi, karakteristik.

P: Nyeri disebabkan pada luka macula Q: Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk R: Nyeri menyebar diseluruh badan S: Skala nyeri 6 T: Durasi nyeri yang dirasakan tidak teratur 2. Mengkaji tanda-tanda

vital.

3. Memberikan posisi yang aman dan nyaman.

Semifowler

Tempat tidur bersih dan rapi 2. Wajah tampak

meringis

3. HR: 108x/menit RR: 34x/menit Suhu tubuh 38,5°C A: Masalah belum teratasi

nyeri dilesi kulit P: Intervensi dilanjutkan

(33)

Hari/ Tanggal

No. Dx

Implementasi

Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Kamis 05 Juni 2014

2 Pengkajian

1. Mengmodifikasi lingkungan aman dan nyaman

Tempat tidur bersih dan rapi

Ruangan tenang Fentilasi lancar

2. Ajarkan ibu pasien untuk memotong kuku pasien agar kulit anak tidak jadi luka pada saat menggaruk

3. Penggantian alat tenun setiap hari.

4. Pertahankan pakain yang dipakai selalu bersih dan ketika basah baju harus diganti.

S: - O:

Macula kecil diseluruh badan

A:

Masalah belum teratasi pada intergritas kulit P:

(34)

Hari/ Tanggal

No.

Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Kamis

05 Juni 2014

3 Pengkajian:

1. Membantu pasien mengidentifikasi faktor yang dapat menghilangkan rasa kantuk, seperti nyeri.

2. Mengajarkan orang tua pasien dampak apnea tidur, sesak nafas, kelelahan pada pagi hari pada keamanan dan kondisi psikologis.

3. Memfasilitasi pemeliharaan rutinitas pasien sebelum tidur dengan minum susu sebelum tidur.

4. Membantu pasien membatasi waktu tidur siang dengan memberi aktivitas menggambar dan mewarnain. 5. Melakukan kompres hangat. 6. Kolaborasi pemberian obat

paracetamol250mg/8jam A: Masalah gangguan

pola tidur belum teratasi

(35)

Hari/ Tanggal

No.

Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi(SOAP) Jumat 06

Juni 2014

1 Pengkajian:

1. Melakukan pengkajian nyeri yang komperensif meliputi lokasi, karakteristik.

P: Nyeri disebabkan pada luka insisi

Q: Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk

R: Nyeri menyebar diseluruh badan

S: Skala nyeri 2

T: Durasi nyeri yang dirasakan tidak teratur 2. Mengkaji tanda-tanda vital. 3. Memberikan posisi yang

aman dan nyaman. Semifowler

Masalah teratasi sebagian nyeri berkurang

P:

(36)

Hari/ Tanggal

No.

Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi(SOAP) Jumat 06

Juni 2014

2 Pengkajian:

1. Mengmodifikasi lingkungan aman dan nyaman

2. Ajarkan ibu pasien untuk memotong kuku agar kulit anak tidak terjadi luka pada saat menggaruk

3. Penggantian alat tenun setiap hari

4. Pertahanka pakain selalu bersih dan ketika baju basah harus diganti.

S: - O:

Macula kecil sebagian hilang, hanya terdapat dipunggung pasien A:

Masalah macula di kulit pasien sebagaian teratasi

P:

(37)

Hari/ Tanggal

No. Dx

Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Jumat 06 Juni 2014

3 Pengkajian:

1. Membantu pasien mengidentifikasi faktor yang dapat menghilangkan rasa kantuk, seperti nyeri. 2. Mengajarkan orang tua

pasien dampak apnea tidur, sesak nafas, kelelahan pada pagi hari pada keamanan dan kondisi psikologis. 3. Memfasilitasi pemeliharaan

rutinitas pasien sebelum tidur dengan minum susu sebelum tidur.

4. Membantu pasien membatasi waktu tidur siang dengan memberi aktivitas menggambar dan mewarnai

S: - O:

Pasien terlihat segar A:

Masalah gangguan pola tidur teratasi sebagian

P: Intervensi

(38)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Pengkajian yang telah dilakukan An.R pada tanggal 5 Juni 2014 dengan kebutuhan dasar nyeri didaptkan 3 diagnosa yaitu:

1. Diagnosa nyeri: Saat awal dikaji skala nyeri 6 anak tidak beraktivitas, namun saat akhir pengkajian skala nyeri 2, anak tampak riang lesi sudah sebagian besar hilang hanya terdapat dipunggung.

2. Diagnosa intergritas kulit: Saat awal dikaji hampir semua kulit memiliki macula dan lesi namun akhir pengkajian hanya terdapat dipunggung.

3. Diagnosa gangguan pola tidur: Saat awal dikaji ibu pasien mengatakan sulit untuk tidur akhir pengkajian anak sudah biasa tidur.

B. Saran

1. Bagi praktek keperawatan

Para praktisi keperawatan dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah gangguan rasa nyaman nyeri, misalnya mempelajari penatalaksanaa nyeri nonfarmakologi dipelayanan rumah sakit. 2. Bagi mahasiswa

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, I, W, & Cahyatin N. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC

Potter, P, A & Perry, A, G. (2005). Buku Ajar Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Vol.1, editor edisi bahasa Indonesia, Devi Yulianti & Monica Ester. E/4. Jakarta: EGC

2006. Buku Ajar Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Vol.2,

editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Devi Yulianti, & Intan Parulian. E/4. Jakarta: EGC

Prasetyo, S, N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan nyeri. Edisi 1. Cetakan 1. Yogyakarta: Graha Ilmu

Smeltzer, S, C & Bare, B, G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal–Bedah Brunner & Suddarth. Vol. 3. E/8. Jakarta: EGC

Soedarto, (2009). Buku PenyakitMenular Di Indonesia. Jakarta: CV Sagung Seto WHO (World health organization). 2010. Karakteristik Milomauteri.

http//eprints.uns.ac.id diakses tanggal 8 Juni jam 15.00 WIB

(40)

Lampiran

Implementasi dan evaluasi keperawatan

No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan 1

II

III

Kamis, 05 Juni 2014

08.45

09.00

10.15

11.45

12.00

12.15 13.00

Merapikan tempat tidur pasien dan keadaan sekitar.

Mengkaji skala nyeri pada pasien.

Mengkaji tanda-tanda vital pasien.

Membantu pasien membatasi waktu tidur siang dengan memberi aktivitas menggambar. Memberikan diet adekuat pada pasien

Anjurkan pasien istirahat. Memantau macula kecil berwarna merah pada sekitar tubuh pasien. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien semifowler.

(41)

Impementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan I

II

III

06 Juni 2014 08.45

09.10 09.45

10.15

12.00

12.45 14.00

14.20

Merapikan tempat tidur pasien dan keadaan sekitar Mengkaji skala nyeri pasien, skala nyeri berkurang

Mengkaji tanda-tanda vital pasien

Mengkaji apakah pasien masih sulit untuk tidur pada malam hari

Memberikan diet adekuat pada pasien

Anjurkan pasien istirahat Mengkaji macula diseluruh badan pasien, macula bintik-bintik merah sudah hilang hanya terdapat dipunggung pasien.

Gambar

Tabel 1. Respon fisiologis yang timbul akibat nyeri antara lain:

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menangani masalah nyeri tersebut maka dilakukan tindakan keperawatan antara lain : mengkaji nyeri, lokasi, skala nyeri, dan tanda-tanda vital, mengajarkan teknik

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nyaman Nyeri .... Analisa

Pada diagnosa yang pertama perawat mengkaji skala nyeri, durasi dan intensitas nyeri pasien, ditemukan skala nyeri 5, durasi 10-15 menit dan nyeri terasa di bagian kaki

Pada tahap pengkajian data yang ditemukan pada klien Tn.I dengan gangguan kebutuhan dasar Imobilisasi, klien mengatakan nyeri di daerah luka bakar, klien terlihat gelisah,

Teknik prosedural keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan..

Pada diagnosa yang pertama perawat mengkaji skala nyeri, durasi dan intensitas nyeri pasien, ditemukan skala nyeri 5, durasi 10-15 menit dan nyeri terasa di bagian kaki

• Membantu pasien mengidentifikasi tingkat kenyamanannya seperti menanyakan skala nyeri yang dirasakannya, lokasi nyeri, menganjurkan tekhnik relaksasi dan menganjurkan

dengan skala numerik 0-10 mengatakan bahwa nyeri yang ia rasakan pada angka. Klien B dengan fraktur femuralis saat dikaji dengan skala numerik