SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN
AIR MINERAL AQUA
(Studi Kasus Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan)
OLEH :
HANIFA RAHMI 080521127
PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPERTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Motivasi (X1), Persepsi (X2), Pembelajaran (X3), Keyakinan dan Sikap (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) air mineral Aqua pada mahasiswa Manajemen Ektensi Fakultas Ekonomi USU Medan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yang termasuk dalam rumpun causal research. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan statistic yang menggunakan alat analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi Linier Berganda. Penelitian ini menggunakan 83 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan accidental sampling.
Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Keyakinan dan Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan. Sedangkan secara parsial variabel Keyakinan dan Sikap mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Keputusan Pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan.
Kata kunci: Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Keyakinan dan Sikap, dan
ABSTRACT
This research aims to examine how the influence of Motivation (X1),
Perception (X2), Learning(X3), Confidence and Attitudes (X4), on Buying
Decision of Aqua mineral water to students of Management Extensions of the Economics Faculty of USU Medan.
This research was a type of quantitative research, which includes the family of causal research. Analysis methods that use were descriptive analysis method and statistic method using multiple linear regression, simultaneous test and partial test. Methods of collecting data were questionnaires and the study of documentation. The processed data using SPSS 17.0 for Windows. Methods of data analysis using descriptive method and quantitative method that was multiple regression analysis. This research were used 83 respondents which determinate by accidental sampling.
The result of this research by multiple linear regression test shows that Motivation, Perception, Learning, Confidence and Attitude have a positive and significant effect on Buying Decision of Aqua mineral water to students of Management Extensions of the Economics Faculty of USU Medan. And based on partial test shows that Confidence and Attitude has the most dominant effect towards Buying Decision of Aqua mineral water in students of Management Extensions of the Economics Faculty of USU Medan.
Keywords: motivation, perception, learning, confidence and attitude, and buying
KATA PENGANTAR
Puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen
Untuk Melakukan Pembelian air mineral Aqua”. Penulisan skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) Ekonomi
Manajemen.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Selaku Ketua Departemen Manajemen
Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi Selaku
Sekretaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistyarini, SE, Msi Selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan
dalam menyusun skripsi ini.
5. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Dosen Penguji I yang
6. Bapak Drs. Chairuddin Nasution selaku Dosen penguji II yang telah
memberikan saran dan dorongan demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Keluarga saya tercinta: Ayahanda Hilman dan Ibunda Nurhanidah, Spd,
serta adik-adik saya Rizka Hasanah dan Intan Rukiyah. Terima kasih atas
dukungan dan do’a yang diberikan sehingga penulis dapat terpacu untuk
menyelesaikan skripsi ini.
8. Untuk teman-teman Manajemen: Eka, Yuyun, Tia, Elda, Novi, Aya, Rina,
serta seluruh anak Manajemen Ekstensi stambuk 2008 lainnya. Terima kasih
atas bantuan, do’a serta dukungannya selama ini.
9. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang dibuat ini masih kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
pencapaian kesempurnaan skripsi ini pada masa yang akan datang.
Medan, Mei 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Uraian Teoritis ... 8
2.1.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 8
2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 8 2.1.3. Proses Keputusan Membeli ... 17
2.2. Penelitian Terdahulu... 20
2.3. Kerangka Konseptual ... 21
2.4. Hipotesis ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
3.1. Jenis Penelitian ... 23
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 23
3.3. Batasan Operasional ... 23
3.4. Definisi Operasional ... 24
3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 27
3.6. Populasi Dan Sampel ... 27
3.7. Jenis Data ... 28
3.8. Metode Pengumpulan Data ... 29
3.9. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 29
3.10.Teknis Analisis ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 34
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 34
4.1.2. Perluasan Produksi Aqua ... 36
4.1.3. Jenis-Jenis Produk Aqua... 37
4.1.4. Sumber Mata Air Aqua ... 37
4.1.5. Sertifikasi dan Penghargaan ... 40
4.3. Analisis Deskriptif ... 44
4.3.1. Deskriptif Responden ... 44
4.3.2. Deskriptif Variabel ... 46
1. Deskriptif Penilaian Terhadap Variabel Motivasi... 46
2. Deskriptif Penilaian Terhadap Variabel Persepsi ... 48
3. Deskriptif Penilaian Terhadap Variabel Pembelajaran 49 4. Deskriptif Penilaian Terhadap Variabel Keyakinan Dan Sikap ... 50
5. Deskripsi Penilaian Terhadap Variabel Keputusan Pembelian... 51
4.4. Uji Asumsi Klasik... 53
4.4.1. Uji Normalitas ... 53
4.4.2. Uji Heterokedastisitas... 55
4.4.3. Uji Multikolinieritas ... 57
4.5. Analisis Regresi Linear Berganda ... 58
4.6. Koefisien Determinan (R2) ... 60
4.7. Pengujian Hipotesis ... 62
4.7.1. Uji Simultan (Uji F) ... 62
4.7.2. Uji Parsial (Uji t) ... 64
4.8. Pembahasan Hasil Penelitian... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
5.1. Kesimpulan ... 70
5.2. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
LAMPIRAN… ... 74
Kuesioner ... 75
Uji Validitas ... 78
Analisis Data Statistik... 82
DAFTAR TABEL
Judul Tabel : Halaman
Tabel 1.1. Jumlah Omset Penjualan Air Mineral Aqua ... 4
Table 3.1. Defenisi Operasional Variabel ... 22
Table 3.2. Instrumen Skala Likert ... 26
Table 3.3. Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Angkatan 2007-2010 ... 27
Tabel 4.1. Mata Air Aqua... 40
Tabel 4.2. Item-Total Statistics ... 42
Tabel 4.3. Item-Total Statistics ... 43
Tabel 4.4. Uji Reliabilitas ... 44
Tabel 4.5. Gambaran Umum Responden ... 45
Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi (X1) ... 46
Tabel 4.7. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Persepsi (X2) ... 48
Tabel 4.8. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pembelajaran (X3) ... 49
Tabel 4.9. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keyakinan dan Sikap (X4) ... 50
Tabel 4.10. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 51
Tabel 4.11. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 55
Tabel 4.12. Uji Glejser ... 57
Tabel 4.13. Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 58
Tabel 4.14. Analisis Regresi Linier Berganda ... 59
Tabel 4.15. Koefisien Determinasi (R) ... 61
Tabel 4.16. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 63
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 22
Gambar 4.1. Grafik Histogram Uji Normalitas ... 53
Gambar 4.2. Scatter Plot Uji Normalitas ... 54
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Motivasi (X1), Persepsi (X2), Pembelajaran (X3), Keyakinan dan Sikap (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) air mineral Aqua pada mahasiswa Manajemen Ektensi Fakultas Ekonomi USU Medan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yang termasuk dalam rumpun causal research. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan statistic yang menggunakan alat analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi Linier Berganda. Penelitian ini menggunakan 83 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan accidental sampling.
Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Keyakinan dan Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan. Sedangkan secara parsial variabel Keyakinan dan Sikap mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Keputusan Pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan.
Kata kunci: Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Keyakinan dan Sikap, dan
ABSTRACT
This research aims to examine how the influence of Motivation (X1),
Perception (X2), Learning(X3), Confidence and Attitudes (X4), on Buying
Decision of Aqua mineral water to students of Management Extensions of the Economics Faculty of USU Medan.
This research was a type of quantitative research, which includes the family of causal research. Analysis methods that use were descriptive analysis method and statistic method using multiple linear regression, simultaneous test and partial test. Methods of collecting data were questionnaires and the study of documentation. The processed data using SPSS 17.0 for Windows. Methods of data analysis using descriptive method and quantitative method that was multiple regression analysis. This research were used 83 respondents which determinate by accidental sampling.
The result of this research by multiple linear regression test shows that Motivation, Perception, Learning, Confidence and Attitude have a positive and significant effect on Buying Decision of Aqua mineral water to students of Management Extensions of the Economics Faculty of USU Medan. And based on partial test shows that Confidence and Attitude has the most dominant effect towards Buying Decision of Aqua mineral water in students of Management Extensions of the Economics Faculty of USU Medan.
Keywords: motivation, perception, learning, confidence and attitude, and buying
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dewasa ini banyak sekali produk instan yang beredar dipasaran dengan
menawarkan berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah
satu produk yang bermain dipasar sekaligus memiliki pasar yang sangat potensial
adalah air mineral. Dengan adanya persaingan antar perusahaan air minum dalam
kemasan akan membuat konsumen benar-benar selektif dalam mengambil
keputusan pembelian. Secara jelas masyarakat cenderung bersikap rasional dan
selektif terhadap pembelian barang yang diinginkannya baik kualitas produk
maupun harganya. Disisi lain dengan tumbuhnya pesaing-pesaiang baru maka
perusahaan dituntut untuk mengambil langkah dan menerapkan strategi yang tepat
untuk mempertahankan pelanggannya.
Konsumen dalam melakukan rencana pembelian dihadapkan pada
berbagai alternatif pilihan produk, tempat, harga, dan pilihan-pilihan lainnya. Oleh
karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan dalam memilih produk
yang bagaimana yang akan dibeli. Keputusan konsumen dalam membeli dan
menggunakan produk bukan sekedar karena nilai fungsi awalnya namun juga
karena nilai sosial dan emosionalnya.
Keseluruhan perubahan kondisi masyarakat secara global mengakibatkan
konsumen kian selektif dan bersikap kritis terhadap semua produk dan kinerja
yang dilakukan perusahaan. Diferensiasi pada tingkat produk makin sulit
inovasi produk untuk melakukan diferensiasi. Usaha menciptakan dan
mempertahankan konsumen yang loyal untuk salah satu jalan untuk menjaga
loyalitas pelanggan dapat dilakukan dengan menciptakan hubungan emosional
antara konsumen dan produk.
Pemasar harus melihat tentang bermacam faktor yang mempengaruhi
konsumen dan mengembangkan pemahaman bagaimana konsumen melakukan
keputusan pembelian untuk meraih keberhasilan. Perilaku konsumen sangat
dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis
konsumen. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan
oleh pemasar, tapi harus benar-benar diperhitungkan. Peran faktor-faktor tersebut
berbeda untuk setiap produk. Dengan kata lain, ada faktor yang dominan pada
pembelian suatu produk sementara faktor lain kurang berpengaruh. Dengan
memahami perilaku konsumen melalui faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen, perusahaan dapat mengenal konsumennya dan memuaskan keinginan
konsumennya yang bertujuan untuk mempengaruhi keputusan konsumen,
mempertahankan konsumen, dan memenangkan persaingan dengan
kompetitornya.
Perilaku pembelian konsumen pada dasarnya merupakan proses memilih,
membeli dan menggunakan produk untuk memenuhi kebutuhan. Perusahaan
dalam menjalankan usahanya harus selalu memantau perubahan perilaku
konsumen sehingga dapat mengantisipasi perubahan perilaku konsumen tersebut
untuk memperbaiki strategi pemasarannya, karena pada hakekatnya tujuan dari
sehingga produk yang ditawarkan dapat laku terjual dan konsumen loyal terhadap
produk yang dihasilkan.
Bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) semakin menggiurkan,
karena kebutuhan akan air minum terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
penduduk. Perusahaan yang menggarap bisnis AMDK pun semakin banyak dan
terus melakukan ekspansi untuk memperluas jaringan pasar produk-produknya.
Kebutuhan masyarakat akan air minum sangat tinggi tetapi ketersediaan air yang
layak minum dalam arti berkualitas dan terjamin dari segi kesehatan semakin sulit
diperoleh. Saat ini masyarakat, terutama di kota-kota besar tidak bisa lagi lepas
dari AMDK.
Dari segi penjualan, industri ini mengalami pertumbuhan dari tahun ke
tahun. Data dari Asosiasi Produsen Air Minum Dalam Kemasan Indonesia
(Aspadin) menunjukkan angka penjualan AMDK pada 2001 mencapai 5,4 miliar
liter, setahun kemudian naik 31,5% menjadi 7,1 miliar liter. Lalu, pada 2003
meningkat 14,1% mencapai 8,1 miliar liter. diakses pada
tanggal 22 Oktober 2010).
Total penjualan AMDK di Indonesia saat ini diperkirakan lebih dari Rp. 3
triliun per tahun. Dari angka tersebut merek
pasar 45%, lalu sebesar 30% oleh merek-merek lain, yaitu Ades, Total
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Produk Aqua terus menguasai pasar untuk produk air mineral. Hal ini
dapat dilihat dari omset penjualan air mineral merek Aqua yang terus meningkat.
Berikut adalah data omset penjualan Aqua :
Tabel 1.1
Jumlah Omset Penjualan Air Mineral Aqua
Tahun Omset Penjualan
(dalam triliun Rupiah)
% Pertumbuhan
2005 1.56
7.7%
16.7%
19.5%
17.3%
2006 1.68
2007 1.95
2008 2.33
2009 2.73
Sumber : www.aqua.com
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa selama lima tahun terakhir jumlah
omset penjualan air mineral Aqua mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kenaikan
yang sangat signifikan dapat dilihat pada tiga tahun terakhir yaitu dimulai pada
tahun 2007 dimana persentase kenaikan omset penjualan adalah 16,7%.
Persentase kenaikan tersebut jauh lebih tinggi disbanding tahun sebelumnya yang
hanya 7,7% dan diikuti oleh kenaikan pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini
membuktikan bahwa Aqua selalu berupaya untuk meningkatkan penjualan agar
dapat bersaing dengan perusahaan air mineral lainnya dan mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan.
Namun kenyataan ini tidak berlangsung lama sebab banyak produsen air
minum lain yang dengan cepat dapat menangkap peluang pasar dengan
mineral bermunculan untuk menjadi pesaing di pasar ini, seperti air mineral Total,
Avita, Club dan sebagainya. Melihat kondisi persaingan yang semakin ketat, yang
juga nampak pada industri air mineral, sehingga untuk dapat mempertahankan
kelangsungan hidup dan mengembangkan usaha suatu perusahaan maka
perusahaan harus melaksanakan kegiatan fungsionalnya secara teratur dan baik.
Rahasia keberhasilan Aqua adalah kemampuannya untuk tumbuh secara
cepat untuk menciptakan ledakan permintaan untuk air dalam botol di Indonesia
dan kemudian memasok permintaan itu. Pada dasarnya, orang Indonesia
mengkonsumsi lebih kecil dari satu liter air dalam botol per tahun. Dibandingkan
dengan 40 liter pertahun diantara orang Amerika dan 60 liter pertahun untuk
orang Eropa. Ada terlihat banyak ruang untuk tumbuh, keduanya didalam negeri
Indonesia dan diseputar kawasan Asia-Pasifik.
diakses pada tanggal 22 Oktober 2010).
Konsumen termotivasi untuk membeli air mineral Aqua karena Aqua
berasal dari 100% air pegunungan yang mengalir sendiri tanpa dipompa (self
flow), sehingga begitu jernih dan mengandung komposisi mineral seimbang. Aqua
diproses dengan teknologi tinggi dan penuh kontrol kualitas di setiap titiknya.
Aqua selalu memperhatikan kualitas produknya, mulai dari pemilihan sumber,
pemrosesan sampai dengan penanganan produk. Ada standar penyimpanan dan
penanganan produk yang harus ditetapkan untuk tetap menjaga kualitas Aqua
sampai di tangan konsumen.
Persepsi konsumen terhadap air mineral Aqua adalah bahwa Aqua
merupakan air mineral yang harganya sesuai dengan kualitasnya, airnya tidak
sertifikat mutu. Aqua mencoba untuk menggunakan pengaruh yang besar dari
sebuah pembelajaran dimana konsumen termotivasi pada proses atau belajar akan
sesuatu hal. Sehatnya mengkonsumsi air mineral dalam kemasan dilihat dari
penelitian yang menunjukkan bahwa pada remaja dan orang dewasa dehidrasi
sering kali terjadi karena kebiasaan minum sehari-hari yang kurang. Menurut The
Indonesian Regional Hydration Study (THIRST), sebuah penelitian yang
mengungkap dehidrasi ringan di berbagai daerah di Indonesia, 46.1% subjek
remaja dan dewasa mengalami dehidrasi ringan.
Keyakinan dan sikap konsumen terhadap air mineral Aqua dapat tumbuh
melalui inovasi yang dilakukan oleh Aqua yaitu selalu melakukan pengembangan
dan diversifikasi terhadap produk Aqua serta membangun aliansi dengan merek
terkenal, yaitu Danone untuk peningkatan kualitas dan memperkuat pasar.
Mahasiswa adalah salah satu segmen pasar dari air mineral merek Aqua.
Para mahasiswa yang seharian dikampus sangat memerlukan air mineral kemasan
yang praktis. Berdasarkan pra survei yang dilakukan, mahasiswa Manajemen
Ekstensi Fakultas Ekonomi USU merupakan salah satu segmen pasar dari air
mineral merek Aqua, hal ini dapat dilihat cukup banyak tersedia air mineral merek
Aqua di warung-warung yang ada disekitar kampus Fakultas Ekonomi USU yang
menjadi langganan mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU.
Berdasarkan gambaran yang disampaikan diatas, penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Faktor-Faktor Psikologis yang
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah faktor-faktor
psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral
Aqua pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan
keputusan pembelian air mineral aqua.
1.4.Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Sebagai masukan membuat strategi pemasaran dalam rangka memenuhi
harapan konsumen.
b. Bagi Penulis
Untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, dan
menerapkan teori-teori atau literature yang diperoleh dari bangku kuliah serta
menambah pengetahuan dan wawasan penulis.
c. Bagi Peneliti Lain
Sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam penelitian
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1. Uraian Teoritis
2.1.1. Pengertian perilaku konsumen
Lamb, Hair, & McDaniel (2001:188) menyatakan bahwa perilaku
konsumen merupakan suatu proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan
membeli, dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang
atau jasa yang dibeli, juga termasuk menganalisa faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk ataupun jasa.
Tjiptono (2002:8) menyatakn bahwa perilaku konsumen perlu dipantau
karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk,
penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi.
Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset pasar), baik
melalui observasi maupun metode survey.
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Menurut Kotler (2005:144-157) faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis.
Faktor-faktor tersebut harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh dapat
mempengaruhi pembelian konsumen.
a. Faktor kabudayaan
Faktor kebudayaan merupakan faktor-faktor yang memiliki pengaruh
pemasar untuk mengetahui pearn yang mempengaruhi konsumen tersebut,
antara lain :
1) Budaya
Budaya adalah faktor penyebab dasar dari keinginan dan perilaku konsumen
yang sebagian besar merupakan hasil proses belajar.
2) Sub budaya
Sub budaya adalah sekelompok orang dengan system nilai terpisah
berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya
termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.
3) Kelas sosial
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relative permanen dan teratur
dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang
serupa.
b. Faktor sosial
Faktor sosial merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
perilaku konsumen yang tidak ditentukan oleh satu faktor saja, seperti
pendapatan, tetapi diukur berdasarkan kombinasi dari pekerjaan, pendidikan,
kekayaan, dan variabel lain. Tingkah laku konsumen juga dapat dipengaruhi
oleh faktor-faktor sosial yaitu :
1) Kelompok
Kelompok adalah dua atau lebih orang yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan yang ada di dalam kelompok tersebut. Beberapa merupakan
kelompok primer yang mempunyai interaksi regular tapi informal seperti
mempunyai interaksi lebih formal dan kurang regular. Mencakup organisasi
seperti kelompok keagamaan, asosiasi professional dan serikat pekerja.
2) Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi anggota keluarga dalam
pembelian berbagai produk dan jasa.
3) Peran dan status
Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut
orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang
mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Konsumen
sering kali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.
c. Faktor pribadi
Faktor pribadi merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
keputusan seorang pembeli yang pada dasarnya dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya
hidup, kepribadian, dan konsep diri.
Faktor-faktor pribadi yang dapat mempengaruhi keputusan membeli
seorang pembeli tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Umur dan tahap daur hidup
Konsumen mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa
hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi selalu
berhubungan dengan usia konsumen. Keputusan pembelian juga dibentuk
oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang akan dilalui oleh keluarga
sasaran dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan suatu produk
yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiah tahap.
2) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Pemasar
berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas
rata-rata akan barang dan jasa yang diproduksi perusahaan. Sebuah
perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk
menurut kelompok pekerjaan tertentu.
3) Situasi ekonomi
Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar
produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam
pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat. Indikator ekonomi harus
diperhatikan pemasar agar dapat mengambil langkah-langkah untuk
merancang ulang strategi pemasaran.
4) Gaya hidup
Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan,
hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode,
keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kepribadian seseorang.
Gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara
keseluruhan di dunia.
5) Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku pembelian.
Kepribadian mengacu kepada karakteristik psikologi unik yang
lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti
sifat-sifat seperti percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi,
mempertahankan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk
menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek
tertentu.
d. Faktor psikologis
1. Motivasi
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:69) “Motivation can be
described as the driving force within individuals that impels them to action”. Artinya motivasi adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang
yang memaksanya untuk melakukan suatu tindakan. Sedangkan Setiadi
(2003:94) mendefinisikan motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. seseorang mempunyai banyak kebutuhan
pada suatu saat. Kebutuhan muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan
akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Sebuah motif
atau dorongan adalah kebutuhan secara cukup dirangsang untuk mengarahkan
seseorang untuk mencari kepuasan (Kotler, 2007:226)
Menurut Sigit (2002:17) menjelaskan bahwa motivasi pembelian adalah
pertimbangan-pertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang untuk
melakukan pembelian. Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan
adalah merupakan tugas penting bagi para produsen, untuk itu pihak produsen
perusahaan yang menghasilkan dan menjual produk yang ditujukan konsumen
konsep motivasi konsumen didalam melakukan pembelian. Dalam pengertian
sehari-hari motivasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang mendorong seseorang
untuk berperilaku tertentu, motivasi membuat seseorang memulai,
melaksanakan dan mempertahankan kegiatan tertentu (Setiadi,2003:93)
Motivasi berasal dari bahasa latin yang berbunyi movere yang berarti
dorongan atau menggerakkan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal
yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia. Motivasi
semakin penting agar konsumen mendapatkan tujuan yang diinginkannya
secara optimum.
Pengertian motivasi menurut para ahli atau pendapat lain Setiadi
(2003:94) : American Encyclopedia : “Motivasi adalah kecenderungan (suatu
sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang
membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi meliputi faktor kebutuhan
biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku
manusia”.
Metode dan bentuk pemberian motivasi:
Setiadi (2003:105) menyatakan bahwa Metode/cara yang digunakan
perusahaan dalam pemberian motivasi terdiri atas:
a) Metode Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi yang diberikan secara langsung kepada
setiap konsumen untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Hal ini
sifatnya khusus, seperti bonus, tunjangan penghargaan terhadap pelanggan
b) Metode Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Metode tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan
fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah konsumen untuk
melakukan pembelian. Seperti pelayanan yang memuaskan, kualitas barang
ditingkatkan, dan lain sebagainya.
c) Motivasi oleh perusahaan dalam bentuk insentif positif maupun negatif
Motivasi positif (insentif positif) : produsen tidak saja memberikan dalam
bentuk sejumlah uang tetapi bisa juga memotivasi (meransang konsumen )
dengan memberikan diskon, hadiah, pelayanan yang optimum ditujukan
pada diferensiasi dan positioning yang dilakukan kepada mereka yang
melakukan pembelian dan melakukan pembelian.
Motivasi negatif (insentif negatif) :Didalam motivasi negative produsen
memotivasi konsumen dengan standar pembelian, maka mereka akan
mendapatkan ganjaran. Dengan motivasi negatif ini semangat konsumen dalam
jangka waktu pendek akan meningkat untuk melaksanakan pembelian karena
mereka mempunyai kepentingan terhadap kebutuhan tersebut.
Menurut Setiadi (2003:107) kebutuhan manusia oleh Maslow
diklasifikasikan atas lima jenjang yang secara mutlak harus dipenuhi menurut
tingkat jenjangnya. Masing-masing tingkat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan mempertahankan hidup dan bukti yang
nyata akan tampak dalam pemenuhanya atas sandang, pangan, dan papan.
b. Kebutuhan keselamatan dan keamanan (Safety Needs and security)
Manifestasinya dapat terlihat pada kebutuhan akan keamanan jiwa,
keamanan harta, perlakuan yang adil, pensiun, dan jaminan hari tua.
c. Kebutuhan sosial (Social Needs), rasa memiliki dan cinta
Kebutuhan sosial ini merupakan kebutuhan yang paling penting untuk
diperhatikan segera setelah kebutuhan rasa aman dan kebutuhan psikologis
sudah terpenuhi.
d. Kebutuhan harga diri (Esteem Needs)
Kebutuhan ini lebih bersifat egoistik dan berkaitan erat dengan status
seseorang. Semakin tinggi status seseorang maka akan semakin tinggi pula
kebutuhannya akan pengakuan, penghormatan, prestise, dan lain-lain.
e. Kebutuhan perwujudan diri (Self-Actualization Needs)
Kubutuhan jenis ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi, yaitu untuk
menunjukkan prestasinya yang maksimal tanpa terlalu menuntut imbalan
dari organisasi. Motivasi yang ada pada diri konsumen akan mewujudkan
suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan yang mencapai sasaran
kepuasan.
2. Persepsi
Persepsi adalah proses yang dilalui konsumen dalam memilih,
mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi guna membentuk
gambaran yang berarti mengenai produk. Konsumen dapat membentuk
persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena 3 macam proses
a. Perhatian selektif
Kecenderungan bagi konsumen untuk menyaring sebagian besar informasi
yang mereka dapatkan, berarti membuat pemasar harus bekerja cukup keras
untuk menarik perhatian konsumen.
b. Distorsi selektif
Menguraikan kecenderungan orang untuk menginterpretasikan informasi
dengan cara yang akan mendukung yang telah mereka yakini selama
mendapatkan informasi.
c. Ingatan selektif
Konsumen cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka pelajari dan
cenderung akan mempertahankan atau mengingat informasi yang
mendukung sikap dan keyakinan mereka karena adanya ingatan selektif.
3. Pembelajaran
Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual
yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi
pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk yang
berhubungan dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang
membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif. Pembelajaran
menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari
pengalaman. Ahli teori pembelajaran mengatakan bahwa kebanyakan tingkah
laku manusia dipelajari, melalui pengaruh dorongan, rangsangan, petunjuk
4. Keyakinan dan sikap
Sikap adalah pernyataan-pernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan
dengan objek, orang atau suatu peristiwa (Robbins, 2006:169). Sedangkan
menurut Kotler (2008:176) sikap adalah menggambarkan evaluasi, perasaan,
dan tendensi yang relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau
ide.
Sedangkan definisi sikap menurut Allport dalam Setiadi (2003:214)
adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk
menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang
mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku. Definisi yang dikemukakan
oleh Allport tersebut mengandung makna bahwa sikap adalah mempelajari
kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik disenangi
ataupun tidak disenangi secara konsisten.
Melalui tindakan dan pembelajaran, konsumen mendapatkan keyakinan
dan sikap. Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari
seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relative konsisten. Sikap
menempatkan orang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai atau
tidak menyukai sesuatu mengenai mendekati atau menjauhinya.
Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang
mengenai sesuatu dan didasarkan pada pengetahuan sebenarnya, pendapat atau
2.1.3. Proses Keputusan Membeli
Menurut Setiadi (2003:16), tahap-tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembelian adalah :
a. Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan.
Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan
kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini disebabkan oleh rangsangan
internal ataupun karena disebabkan oleh rangsangan eksternal seseorang.
b. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari
informasi lebih banyak. Proses mencari informasi secara aktif dimana ia
mencari bahan-bahan bacaan, menelepon teman-temannya, dan melakukan
kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. Salah satu faktor
kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang
dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relative dari masing-masing
sumber terhadap keputusan-keputusan membeli. Sumber-sumber informasi
konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu :
1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
2) Sumber komersil : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, dan pameran.
3) Sumber umum : media massa, organisasi konsumen.
4) Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji, menggunakan produk.
c. Evaluasi alternatif
Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses
konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan
pada pertimbangan yang sadar dan rasional.
d. Keputusan membeli
Tahap evaluasi ini, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek
yang terdapat pada perangkat pilihan. Ada dua faktor yang dapat
mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang pertama
adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi
alternative pilihan seseorang tergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap
negative orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi
konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Tujuan pembelian
berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga
yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan.
e. Perilaku sesudah membeli.
Produk yang dibeli oleh konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan
atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam
tindalakn-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat
pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli,
tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian.
f. Kepuasan sesudah membeli
Tahap ini, konsumen mungkin mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa
pembeli mungkin tidak menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan
bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu
dekatnya antara harapan dari pembeli tentang produk dan kemampuan dari
produk tersebut.
g. Tindakan-tindakan sesudah pembelian
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan
mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia
akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk
itu lagi. Konsumen yang tidak puas itu berusaha mengurangi
ketidakpuasannya. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu atau dua
tindakan. Mereka mungkin akan mengurangi ketidakcocokannya dengan
meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut, atau mereka mungkin
berusaha mengurang ketidakcocokanya dengan mencari informasi yang
mungkin mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai (atau
menghindari informasi yang mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai
bernilai rendah).
2.2.Penelitian Terdahulu
Daniel (2008) skripsi : “Analisis Karakteristik Individu dan Faktor
Psikologis terhadap Keputusan Konsumen Pada Karaoke Keluarga K2 Medan”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen yang mendasari proses keputusan
konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan dan menjelaskan pengaruh variable
pribadi dan psikologis secara bersama-sama maupun parsial terhadap proses
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah faktor pribadi dan faktor
psikologis berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap proses keputusan
konsumen. Secara parsial faktor psikologis lebih berpengaruh daripada faktor
pribadi terhadap pemilihan Karaoke Keluarga K2 Medan.
Ardhika (2010) skripsi : “Analisis Faktor Pribadi dan Faktor Psikologis
Terhadap Keputusan Konsumen pada DNA Gamestation Jl. Halat Medan”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor
yang mempengarhi perilaku konsumen yang mendasari proses keputusan
konsumen pada DNA Gamestation Jl. Halat Medan.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa faktor pribadi dan faktor
psikologis berpengaruh positif dan signfikan terhadap keputusan konsumen pada
DNA Gamestation Jl. Halat Medan. Hal ini dapat dilihat dari Uji F (simultan).
Variabel faktor pskologis adalah yang paling dominan mempengaruhi keputusan
konsumen pada DNA Gamestation Jl. Halat Medan daripada faktor pribadi. Hal
ini dapat dilihat dari hasil Uji t (parsial).
2.3.Kerangka Konseptual
Keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial,
pribadi dan psikologis dari pembeli, sebagian besar tidak dapat dikendalikan oleh
pemasar, dan harus benar-benar diperhitungkan (Setiadi, 2003:11).
Kotler (2002:200) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dapat diukur melalui empat determinan yaitu : faktor budaya,
sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
untuk tiap produk atau jasa memiliki faktor-faktor yang berbeda pula tergantung
dari perilaku konsumennya. Dengan kata lain, ada faktor yang dominan pada
pembelian suatu produk sementara faktor lain kurang berpengaruh.
Pada penelitian ini penulis memilih faktor psikologis sebagai faktor yang
dominan mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian air
mineral aqua dibandingkan faktor budaya, sosial, dan pribadi.
[image:33.595.122.460.250.375.2]Sumber : Setiadi (2003:11), data diolah.
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Faktor-faktor psikologis yang
terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral
aqua pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Keputusan Membeli (Y) Faktor-Faktor Psikologis :
Motivasi(X1)
Persepsi(X2)
Pembelajaran(X3)
Keyakinan dan Sikap(X4)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yang termasuk dalam
rumpun causal research yaitu suatu penelitian yang mencari dan mendeskripsikan
adanya hubungan (sebab-akibat) dan pengaruh dari variable-variabel penelitian
untuk ditarik kesimpulan.
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara Jl. Prof. T.M. Hanafiah, SH Medan. Penelitian dilaksanakan dengan
mengumpulkan data melalui penyebaran kuesioner kepada Mahasiswa
Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Waktu
penelitian akan dilakukan pada bulan April 2011 sampai dengan Juni 2011.
3.3.Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada
variabel lain, yaitu faktor psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran,
keyakinan dan sikap).
b. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
3.4.Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu :
a. Variabel bebas, yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel
lain. Adapun yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah faktor
psikologis yang terdiri dari :
1. Motivasi, adalah dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang
diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan.
2. Persepsi, adalah proses bagaimana seseorang individu memilih,
mengorganisasikan, dan menginterpretasikan masukan-masukan
informasi.
3. Pembelajaran, adalah proses perubahan perilaku yang terjadi sebagai
hasil akibat adanya pengalaman dan informasi.
4. Keyakinan, adalah pola sifat individu yang dapat menentukan
tanggapan untuk bertingkah laku. Dan sikap adalah suatu penilaian
suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek.
b. Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada
penelitian ini variabel terikat (Y) adalah keputusan pembelian yaitu suatu
proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan
kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap
Table 1.2
Defenisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Indiktor Skala
Ukur
Motivasi (X1) Motivasi adalah dorongan
kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan.
1. Kebutuhan akan air minum yang steril
2. Kebutuhan menjaga
kesehatan
3. Kebutuhan akan
manfaat
Likert
Persepsi (X2) Persepsi adalah proses
bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasikan,
dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi.
Manfaat air mineral Keamanan sumber
air mineral 3. Variasi kemasan 4. Popularitas merek air
mineral
Likert
Pembelajaran (X3)
Pembelajaran adalah proses perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman dan informasi.
1. Pembelian karena informasi dari media iklan
2. Pengalaman diri sendiri
3. Informasi dari keluarga
4. Informasi dari teman 5. Informasi dari penjual
Likert
Keyakinan dan sikap (X4)
Keyakinan adalah pola sifat
individu yang dapat
menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. Sikap adalah suatu penilaian suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek.
1. Keyakinan terhadap manfaat air mineral 2. Kepentingan terhadap
air mineral
3. Kepuasan pemakaian 4. Kesesuaian harga 5. Kemudahan mendapatkan air mineral Likert Keputusan Pembelian (Y)
Keputusan pembelian adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang
dianggap paling menguntungkan.
1. Pembelian berdasarkan coba-coba
2. Pembelian berdasarkan merek
3. Pembelian ulang air mineral Aqua
Likert
3.5.Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala
Likert. Skala Likert merupakan skala yang dipergunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Sugiyono, 2008:86). Peneliti memberikan 5 (lima) alternatif
jawaban kepada responden, maka skala yang digunakan 1 sampai 5, bobot
[image:37.595.213.441.299.480.2]pemetaaan adalah sebagai berikut :
Table 3.2
Instrumen Skala Likert
No Pertanyaan Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiono (2005:86)
3.6. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Maanajemen
Ekstensi Fakultas Ekonomi USU angkatan 2005 sampai 2009 yang
Table 3.3
Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Angkatan 2007-2010
Tahun Jumlah Mahasiswa
2007 159 orang
2008 165 orang
2009 81 orang
2010 70 orang
Total 475 orang
Sumber: Bagian Kemahasiswaan FE USU
b. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan pada
rumus Slovin, sebagai patokan untuk menentukan ukuran sampel minimal
yang harus diambil (Umar, 2005:149), yaitu :
N = N 1 + Ne2 = 475 1 + 475(0,1)2
= 82,60 (83) mahasiswa
Dimana : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = taraf kesalahan = 10%
Maka jumlah sampel yang diharapkan adalah 82,60 responden atau
dibulatkan menjadi 83 orang responden. Teknik pengambilan sampel yang
accidental sampling adalah teknik penarikan sampel secara kebetulan
yaitu Mahasiswa Manajemen Ekstensi yang kebetulan ditemui peneliti di
lokasi penelitian yaitu pada Fakultas Ekonomi USU dimana kuesioner
dibagikan kepada mahasiswa yang kebetulan pernah mengkonsumsi air
mineral aqua dengan melalui wawancara awal yang dilakukan penulis.
3.7. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden
terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan
daftar pertanyaan (questionare) kepada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara angkatan 2005 sampai
dengan 2009.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-teori
yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti
mendapatkan data sekunder dari buku-buku, majalah, hasil lapangan dan
3.8. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
a. Daftar pertanyaan (questionare)
Penelitian menyediakan daftar pertanyaan yang akan diisi oleh responden
yang menjadi sampel penelitian.
b. Studi Dokumentasi
Dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku, dokumen, internet,
dan literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah
penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan
(kuesioner). Uji validitas dilakukan pada 30 responden dengan
menyebarkan kuesioner pada mahasiswa Manajemen Reguler Fakultas
Ekonomi USU. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan
antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r table.
Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.00
for windows dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Jika r hitung > r table, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
2. Jika r hitung < r table, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan
Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, akan
ditentukan reabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika r alpha positif atau > r table, maka pernyataan reliable.
2. Jika r alpha negatif atau < r table, maka pernyataan tidak reliable.
3.10. Teknis Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpulkan
sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum dan generalisasi (Ginting dan Situmorang, 2008:187).
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun model
persamaan yang digunakan adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Keterangan: Y = Keputusan pembelian air mineral aqua
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Motivasi
X2 = Persepsi
X3 = Pembelajaran
X4 = Keyakinan dan sikap
c. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik agar perkiraan tidak bias dan efisiensi. Ada
beberapa criteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :
1) Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji ini dilakukan
melalui analisis Kolmogorov smirnov. Dengan menggunakan
tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
diatas nilai signifikansi 5% (0,05) artinya variable residual
berdistribusi normal (Situmorang, et.al 2008:62).
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika probabilitas
signifikan diatas tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan
model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas
(Situmorang, et.al, 2008:73)
3) Uji Multikolinearitas
Artinya variable independen yang satu dengan yang lain dalam
model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna.
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat
dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation
variable terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independen
lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1
atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas
(Situmorang, et.al, 2008:73).
d. Pengujian Hipotesis
1. Uji-t (uji secara parsial)
Uji ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap
variabel dependen.
Kriteria pengujiannya sebagai berikut :
H0 : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : b1≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Dengan kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika thitung<ttabelpada α = 5%
Ha diterima jika thitung>ttabelpada α = 5%
2. Uji Fhitung (Uji Serentak)
Uji Fhitung dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak
variabel bebas mempunyai pengaruh positif signifikan atau tidak
terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji
Fhitung adalah :
H0 : b1 = 0 (variabel secara bersama-sama tidak terpengaruh positif
H0 : b1 ≠ 0 (variabel secara bersama-sama terpengaruh positif
signifikan terhadap variabel terikat).
Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria
pengambilan keputusan yaitu :
H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5%
H0 ditolak bila Fhitung > Ftabelpada α = 5%
3. Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinan adalah untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.
Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada table model
summaryb dan tertulis R square. Koefisien determinan menunjukkan kontribusi veriabel independen (X) terhadap dependen (Y). Semakin
besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan X
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Aqua Golden Mississippi didirikan pada tahun1973 oleh Bapak Tirto
Utomo, sebagai produsen pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia.
Kegiatan fisik perusahaan dimulai pada bulan Agustus 1973, ditandai dengan
pembangunan pabrik di kawasan Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Percobaan
produksi dilaksanakan pada bulan Agustus 1974 dan produk komersil dimulai
sejak tanggal 1 Oktober 1974 dengan kapasitas produksi 6 juta liter setahun.
Produk pertamanya adalah Aqua botol kaca 950 ml yang kemudian disusul
dengan kemasan Aqua 5 galon, pada waktu itu juga terbuat dari kaca.
Semula produk Aqua ditujukan untuk masyarakat golongan menengah
atas, baik perkantoran maupun rumah tangga dan restoran. Namun, saat berbagai
jenis kemasan baru : 1500ml, 500ml, 220ml, dari kemasan plastik mulai
diproduksi sejak 1981, maka produk Aqua dapat terjangkau oleh masyarakat luas,
karena mudahnya transportasi dan harga terjangkau. Pada 1984, pabrik Aqua
kedua didirikan di Pandaan di Jawa Timur, sebagai upaya agar lebih mendekatkan
diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. Pada 1985, pengembangan
produk Aqua dalam bentuk kemasan PET 220ml. Pengembangan ini membuat
produk Aqua menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi. Pada
langkah pendauran ulang botol plastik Aqua menjadi materi plastik yang dapat
digunakan kembali.
Pada 1995, Aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan
sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan
kemasan Aqua dilakukan bersamaan. Hasil sistem in line ini adalah botol Aqua
yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi, sehingga
proses produksi menjadi lebih higienis. Pada 1998, penyatuan Aqua dan grup
Danone pada tanggal 4 September 1998. Langkah ini berdampak pada
peningkatan kualitas produk dan penempatan Aqua sebagai produsen air minum
dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. Pada 2000, bertepatan
dengan pergantian millennium, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua.
Pada 2001, Danone meningkatkan kepemilikan saham di PT. Tirta Investama dari
40% menjadi 74%, sehingga Danone kemudian menjadi pemegang saham
mayoritas Aqua Group.
Aqua menang di ajang Indonesian Best Brand Award. Mulai
diberlakukannya Kesepakatan Kerja Sama (KKB 2002 – 2004) pada 1 Juni 2002.
Pada 2003, perluasan kegiatan produksi Aqua Group ditindaklanjuti melalui
peresmian sebuah pabrik baru di Klaten pada awal tahun. Upaya
mengintegrasikan proses kerja perusahaan melalui penerapan SAP (System
Application and Products for Data Processing) dan HRIS (Human Resources Information System).
Pada 2004, peluncuran logo baru Aqua. Aqua menghadirkan kemurnian
alam baik dari sisi isi maupun penampilan luarnya. Aqua meluncurkan varian baru
strawberry dan orange-mango. Peluncuran produk ini memperkuat posisi Aqua
sebagai produsen minuman. Pada tanggal 27 September, Aqua memproduksi
Mizone, minuman bernutrisi yang merupakan produk dari Danone. Mizone hadir
dengan dua rasa, orange lime dan passion fruit.
4.1.2. Perluasan Produksi Aqua
Diterimanya Aqua oleh masyarakat luas dan wilayah penjualan yang
telah menjangkau seluruh pelosok Indonesia, maka Aqua harus segera
meningkatkan kapasitas produksinya. Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang
terus meningkat itu, lisensi untuk memproduksi Aqua diberikan kepada PT. Tirta
Jayamas Unggul di Pandaan, Jawa Timur pada tahun 1984 dan Tirta Dewata
Semesta di Mambal, Bali pada tahun 1987. Hal yang sama juga diterapkan di
berbagai daerah di Indonesia. Pemberian lisensi ini disertai dengan kewajiban
penerapan standar produksi dan pengendalian mutu yang prima. Upaya ekspor
dirintis sejak 1987 dan terus berjalan baik hingga kini mencakup Singapura,
Malaysia, Maldives, Fiji, Australia, Timur Tengah dan Afrika. Total kapasitas
produksi di seluruh pabrik Aqua pada saat ini adalah 1,665 milyar liter per tahun.
Di luar negeri, tepatnya di Filipina, dijalin pula kerja sama untuk
memproduksi Aqua yang telah berproduksi sejak awal 1998. Sedangkan di Brunei
Darussalam, pada tahun 1991 dilakukan kerja sama dengan membentuk IBIC Sdn.
Bhd untuk memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merek
SEHAT. Nama dipilih karena tidak adanya sumber mata air pegunungan yang
memenuhi standar produksi Aqua, sehingga bahan bakunya diambil dari sumur
4.1.3. Jenis-Jenis Produk Aqua
Produk Aqua terdiri dari beranekaragam kemasan dan ukuran, baik
kemasan sekali pakai (dispossible) maupun kemasan ulang-alik (returnable).
Kemasan sekali pakai terdiri atas :
1. Botol PET (Poly Ethelen Terephthalate) : 150 ml, 625 ml, 600 ml, 330 ml.
2. Gelas plastik PP (Poly propelene) : 240 ml.
Kemasan ulang-alik terdiri atas :
1. Botol kaca : 380 ml.
2. Botol PC (Poly Carbonate) : 5 Galon (19 liter).
Semula Aqua memproduksi botol-botol plastiknya memakai bahan PVC
(Poly Vinyl Chloride) yang kurang ramah lingkungan karena menimbulkan hujan
asam jika dibakar. Pada tahun 1988 Aqua mengganti mesin produksi dan bahan
bakunya dengan PET, sedangkan di Eropa pada saat itu masih memakai PVC.
Aqualah yang pertama-tama merubah botol bulat desain Eropa menjadi standar
dunia. Demikian pula dengan gelas plastik 240 ml yang semula berukuran 220 ml,
diciptakan oleh Research & Development Aqua dan sekarang menjadi teramt
popular di Indonesia.
4.1.4. Sumber Mata Air Aqua
Air Aqua telah melewati proses pemurnian secara alami selama
perjalanannya dari pegunungan hingga mencapai sumber mata air bawah tanah.
Sepanjang perjalanannya ini, air menyerap mineral dan menjaga
keseimbangannya sebagaimana di sumber mata air asalnya, yang merupakan
menjadikan setiap tetes Aqua ciptaan berharga alam semesta yang jernih dan segar
dengan segala kebaikan dan keseimbangan alami mineralnya.
Aqua hanya berasal dari mata air pegunungan pilihan. Aqua berasal dari
sumber mata air terpilih yang mewakili sebagian dari sumber mata air alami
terbaik di Indonesia. Meski Indonesia kaya akan sumber mata air, namun tidak
semuanya layak menjadi sumber mata air Aqua.
Karenanya bagi Aqua, kerja keras untuk mencari sejumlah mata air
terbaik di seluruh Indonesia, bukanlah main-main. Pada saat menemukan sumber
mata air alami, harus dipastikan bahwa setiap sumber mata air pegunungan harus
memenuhi 9 poin kriteria yang kemudian melewati 5 tahap proses seleksi yang
ketat sebelum akhirnya dapat dijadikan sumber mata air untuk Aqua.
9 kriteria yang harus dipenuhi dalam pemilihan mata air pegunungan
adalah :
1. Jumlah debit air dari sumber air harus seimbang dengan kebutuhan. Hal ini
karena Aqua ingin memastikan bahwa lingkungan di sekitar mata air tetap
terjaga.
2. Parameter fisik, misalnya PH atau tingkat konduktivitas.
3. Parameter kimia, seperti misalnya keberadaan elemen kalsium atau
magnesium yang sesuai dengan standar SNI.
4. Parameter mikrobiologi, misalnya ketiadaan bakteri-bakteru yang kurang
baik bagi kesehatan, sesuai dengan standar SNI.
5. Lingkungan mata air dan keberadaan sumber-sumber yang berpotensi
untuk menjadi sumber polutan, karena penting bagi Aqua untuk
6. Stabilitas parameter fisik, yaitu pemantauan jangka panjang terhadap
kemungkinan berubahnya parameter fisik dalam periode waktu tahunan.
7. Stabilitas parameter kimia, yaitu pemantauan jangka panjang terhadap
kemungkinan berubahnya parameter kimua dalam periode waktu tahunan.
8. Kesinambungan sumber air, dimana dalam proses pemilihan mata air,
Aqua memastikan bahwa mata air tersebut dapat bersifat
berkesinambungan, baik dari segi kualitas maupun jumlah debit.
9. Ketersediaan infrastruktur yang mendukung namun tetap menjaga
lingkungan sekitar sumber mata air.
Selanjutnya Aqua berkomitmen untuk melakukan studi yang terintegrasi
oleh tim ahli yang memerlukan waktu lebih dari 1 tahun untuk mempelajari
karakteristik sumber mata air terpilih yang diterapkan dalam 5 tahap proses
seleksi yang ketat, yang terdiri dari :
1. Studi identifikasi prospek, dimana sumber mata air akan dilihat
berdasarkan kesesuaian dengan 9 kriteria diatas.
2. Studi geologi untuk semua sumber mata air untuk memastikan kualitas dan
kuantitas mata air serta lingkungan di sekitarnya. Dan juga rencana untuk
melakukan studi hidrogeologi dan hidrologi guna meningkatkan
pengetahuan akan keunikan semua sumber mata air Aqua.
3. Studi geolistrik untuk menginterpretasi kualitas dan kuantitas air
berdasarkan kondisi mata air serta lingkungan sekitarnya.
4. Studi eksplorasi awal untuk menentukan kemungkinan suatu mata air
5. Studi pendayagunaan mata air yang menyeluruh untuk memastikan
kesinambungan mata air.
Dan setelah melalui proses seleksi yang panjang dan ketat tersebut, saat
ini Aqua telah memiliki 11 mata air pegunungan yang tersebar di seluruh
[image:51.595.117.517.220.408.2]Indonesia, yaitu :
Tabel 4.1 Mata Air Aqua
Mata Air Pegunungan Yang Terkait Dengan Mata Air
Brastagi Gunung Sibayak (±1.250 meter)
Jabung - Lampung Balak Ridge (±245 meter)
Kubang - Sukabumi Gunung Salak (±2.210 meter)
Lido Gunung Salak (±2.210 meter)
Cipondoh - Subang Gunung Tangkubanperahu (±2.209 meter)
Mangli Gunung Sindoro (±3.136 meter)
Sigedang Gunung Merapi (±2.920 meter)
Pandaan Gunung Arjuno (±3.339 meter)
Keboncandi Gunung Bromo (±245 meter)
Mambal Gunung Batur (±245 meter)
4.1.5. Sertifikasi dan Penghargaan
1. ISO 9001:2000 (sistem manajemen mutu). Kemampuan untuk memenuhi
berbagai persyaratan internasional berdasarkan karakteristik/sifat yang
dimiliki suatu produk.
2. ISO 14001 (sistem manajemen lingkungan). Bagian dari sistem
manajemen yang mencakup struktur organisasi, perencanaan, kegiatan,
tanggung jawab, praktek dan sumber daya untuk membangun,
menerapkan, mencapai, menelaah, dan memelihara kebijakan lingkungan.
3. HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points). Sebuah
konsep/gagasan yang sistematik untuk mengidentifikasikan (potensi)
4. GMP (Good Manufactoring Practices) DANONE 2005 Persyaratan Group
DANONE tentang proses produksi yang baik (terdiri atas 153 syarat).
5. Indonesia Best Brand Award 2004-2005.
6. Indonesian Golden Brand award 2003-2005.
7. Indonesia Platimum Brand Award tahun 2006.
8. Packaging Comsumer Branding Award 2005, Gold.
9. Superbrand 2004.
4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.2.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah
penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan
(kuesioner). Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science ) 17.0 for windows
dengan cara one shot method artinya pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner
cukup dilakukan sekali.
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan
kriteria sebagai berikut :
a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
c. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan
kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki
ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka
[image:53.595.117.510.161.644.2]angka yang diperoleh = 0.361.
Tabel 4.2 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00001 77.6333 65.482 .399 .869
VAR00002 77.7000 66.631 .420 .869
VAR00003 78.1333 64.326 .408 .869
VAR00004 77.5000 65.293 .422 .869
VAR00005 77.7667 65.495 .290 .873
VAR00006 78.3333 63.816 .433 .868
VAR00007 78.3333 60.506 .606