• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Program Pendidikan Konservasi bagi Anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancangan Program Pendidikan Konservasi bagi Anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

KELUARGA (PKK) DI KELURAHAN CILINCING,

JAKARTA UTARA

BAGAS ARDYANTORO KARYADI

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

(2)

Program Pendidikan Konservasi bagi Anggota Pemberdayaan

Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara.

Dibimbing oleh BURHANUDDIN MASYUD dan RESTI MEILANI.

Pendidikan konservasi diperlukan untuk melakukan perubahan pada pengetahuan, sikap, dan perilaku serta keputusan-keputusan dari tiap-tiap individu agar dapat selaras dengan prinsip-prinsip konservasi. PKK yang beranggotakan para perempuan atau ibu, dipilih sebagai kelompok sasaran pendidikan konservasi berdasarkan pertimbangan bahwa para ibu memiliki peran sebagai pendidik bagi anak-anak mereka sehingga bisa turut mengajarkan prinsip-prinsip konservasi di dalam keluarga. Selain itu sebagai sebuah organisasi, PKK memiliki peran strategis dalam menyampaikan prinsip-prinsip konservasi kepada anggota masyarakat lainnya di lingkungan tempat tinggalnya. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Cilincing karena merupakan wilayah perkotaan yang dapat mempengaruhi kondisi ekosistem mangrove di muara sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain rancangan program pendidikan konservasi sesuai karakteristik kelompok sasaran dan lingkungannya yang difokuskan untuk memperbaiki teknik penanganan sampah guna mengurangi pencemaran air di Kelurahan Cilincing.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara terstruktur dengan kuesioner, wawancara semiterstruktur, studi dokumen, dan observasi terfokus dengan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase jumlah responden yang memberikan jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan pada aspek kognitif sebanyak 25,2%, aspek afektif sebanyak 75,7%, dan aspek psikomotorik sebanyak 49,2%. Arikunto (1996) menyatakan bahwa apabila persentase jumlah responden yang memberikan jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan kurang dari 55% dari seluruh responden, maka tergolong dalam kategori ”kurang”. Oleh karena itu, bobot materi program pendidikan konservasi lebih ditekankan pada aspek kognitif dan aspek psikomotorik kelompok sasaran, terutama dalam mengatasi pencemaran air dan penanganan sampah. Program pendidikan konservasi yang dirancang bertemakan Kelestarian Lingkungan di Telapak Kaki Ibu, yang terdiri dari tiga program utama, yaitu Lingkungan Jakarta Sahabatku, Memanen Sampah, dan Anakku untuk Lingkunganku. Program pendidikan konservasi ini akan dilaksanakan dalam delapan pertemuan selama delapan minggu. Program ini akan dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan tambahan PKK dalam Pokja II dan Pokja IV.

(3)

Education Program for Members of Family Welfare Empowerment in

Cilincing, North Jakarta. Under supervision of BURHANUDDIN

MASYUD and RESTI MEILANI.

Conservation education is needed to make changes in knowledge, attitudes, behaviors and decisions of each individual, in line with the principles of conservation. The Family Welfare Empowerment, well known as PKK, is an organization which members are women or mothers. PKK was chosen as the target group of conservation education program based on consideration that mothers is educators for their children so they can teach about the principles of conservation in the family. In addition, as an organization, PKK has strategic role in conveying the principles of conservation to other community members in the neighborhood. This research was conducted at Cilincing because it was urban area that can affect the conditions of mangrove ecosystem. This study aimed at designing conservation education programs based on the characteristics of the target group and their environment, which focuses on improving waste management techniques to reduce water pollution at Cilincing.

This study used a qualitative approach. Data was collected through structured interviews using questionnaires, semistructured interviews, documents study, and focused observations with documentation.

The results showed that the percentage of respondents who gave answers which most similar to the expected response was as much as 25,2% on the cognitive aspects, 75.7% on the affective aspect, and 49.2% on the psychomotor aspects. Arikunto (1996) stated that if the percentage of respondents who gave answers that close to the expected response were less than 55% of all respondents, it is classified in the category of "less". Therefore, the subjects of conservation education programs was to focus on the cognitive and psychomotoric aspects of the target group, particularly in dealing with water pollution and waste management. The theme of the conservation education program was Mothers, The Hero of Environment, which consists of three main programs, namely The Environment of Jakarta is My Friend, Harvesting the Waste, and My Children for My Environment. Conservation education program would be implemented in eight sessions for eight weeks, as part of the additional PKK activities in the II Work Group and IV Work Group.

(4)

KELUARGA (PKK) DI KELURAHAN CILINCING,

JAKARTA UTARA

BAGAS ARDYANTORO KARYADI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

(5)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Rancangan Program Pendidikan Konservasi bagi Anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, April 2011

(6)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Rancangan Program Pendidikan Konservasi bagi Anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara

Nama Mahasiswa : Bagas Ardyantoro Karyadi

NRP : E34060946

Program Studi : Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Waktu Pelaksanaan : Desember 2010 - Januari 2011

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ir. Burhanuddin Masyud, MS Resti Meilani, S.Hut, MSi NIP. 19581121 198603 1 003 NIP: 19770514 200501 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, M.S. NIP. 19580915 198403 1 003

(7)

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kasih karena berkat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, ide, serta doa hingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan doa dan dukungan semangat dalam proses penyusunan skripsi.

2. Bapak Dr. Ir. Burhanuddin Masyud, MS dan Ibu Resti Meilani, S.Hut, MSi selaku dosen pembimbing, yang selalu memberikan bimbingan, motivasi, dan dukungan ide dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Haji Suud yang telah memberikan fasilitas penginapan selama beberapa minggu di Kelurahan Cilincing, sekaligus membimbing dalam pencarian informan-informan kunci untuk diwawancarai; Ibu Oni (Umi Sakilah) yang telah mendampingi secara rutin dalam kegiatan arisan bulanan PKK Kelurahan Cilincing, pengajian bulanan Majelis Ta’lim Kelurahan Cilincing, program pendidikan anak usia dini di beberapa RW di Kelurahan Cilincing, dan program Jumat Bersih.

4. Bapak Tulus Harjo selaku Lurah Cilincing; Ibu Meiyatin Tulus selaku Ketua PKK Kelurahan Cilincing; Ibu Nurhasanah selaku Sekretaris Kelurahan Cilincing; seluruh aparat pemerintahan Kelurahan Cilincing; seluruh pengurus PKK Kelurahan Cilincing; dan seluruh tokoh masyarakat Kelurahan Cilincing yang telah diwawancarai dan telah bekerja sama untuk mendukung pencarian data dan informasi dalam penelitian.

(8)

terkasih di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Komisi Pelayanan Siswa – Persekutuan Mahasiswa Kristen Institut Pertanian Bogor, Gereja Kristen Jawa Nehemia, dan Gereja Bethel Indonesia Rehobot yang telah memberikan dukungan yang tidak ternilai demi kelancaran penyusunan skripsi.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca.

Bogor, September 2011

(9)

Penulis dilahirkan di Manado pada tanggal 16 September 1989. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari keluarga Sukaryadi (ayah) dan Titiek Soedarmastoeti (ibu).

Pendidikan formal dimulai di TK Kutilang pada tahun 1993, SD Negeri 2 Bojongsari, Depok dari tahun 1994 hingga tahun 2000, SMP Negeri 1 Pamulang, Tangerang Selatan dari tahun 2000 hingga tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMA Negeri 1 Serpong, Tangerang dan lulus pada tahun 2006. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2006. Tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa Mayor Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB.

(10)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Kerangka Pemikiran ... 2

1.3. Rumusan Masalah ... 4

1.4. Tujuan Penelitian ... 4

1.3. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Pendidikan ... 6

2.1.1. Definisi Pendidikan ... 6

2.1.2. Pendidikan Nonformal ... 6

2.1.3. Prinsip dan Karakteristik Belajar Orang Dewasa ... 6

2.1.4. Metode Pendidikan Orang Dewasa ... 8

2.1.5. Unsur-unsur Program Pendidikan ... 9

2.2. Pendidikan Konservasi ... 12

2.3. Gerakan PKK ... 14

2.3.1. Organisasi PKK ... 14

2.3.2. Peranan Perempuan dalam Masyarakat ... 15

BAB III. METODE PENELITIAN ... 17

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

3.2. Alat dan Bahan ... 17

3.3. Metode Penelitian ... 17

3.3.1. Pendekatan Penelitian ... 17

3.3.2. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 18

3.4. Metode Analisis Data ... 20

3.3.2. Metode Pengolahan dan Analisis Data Kuesioner ... 21

3.5. Langkah Penyusunan Program ... 21

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ... 24

4.1. Letak dan Luas ... 24

4.2. Kondisi Fisik ... 25

4.3. Aksesibilitas ... 25

4.4. Sarana dan Prasarana ... 25

4.5. Kependudukan ... 25

(11)

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

5.1. Karakteristik Lingkungan Bio-Fisik ... 27

5.2. Karakteristik Sosial-Budaya ... 31

5.3. Karakteristik Umum PKK ... 34

5.4. Karakteristik Umum Kelompok Sasaran ... 38

5.4.1. Karakteristik Kognitif Kelompok Sasaran ... 39

5.4.2. Karakteristik Afektif Kelompok Sasaran ... 44

5.4.3. Karakteristik Psikomotorik Kelompok Sasaran ... 49

5.8. Rancangan Program Pendidikan Konservasi ... 52

5.8.1. Program: Lingkungan Jakarta Sahabatku ... 54

5.8.2. Program: Memanen Sampah ... 58

5.8.3. Program: Anakku untuk Lingkunganku ... 61

5.9. Rekomendasi untuk Pelaksanaan Program Pendidikan Konservasi ... 63

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

6.1. Kesimpulan ... 64

6.2. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(12)

No. Halaman 1. Strategi penentuan bobot materi program pendidikan konservasi

berdasarkan karakteristik kelompok sasaran ... 23

2. Agama dan etnik penduduk Kelurahan Cilincing ... 31

3. Mata pencaharian dan tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Cilincing ... 32

4. Rangkuman kegiatan PKK Kelurahan Cilincing Tahun 2010 ... 36

5. Usia dan lama tinggal kelompok sasaran ... 38

6. Pekerjaan dan pendidikan terakhir kelompok sasaran ... 39

7. Persentase kriteria jawaban pertanyaan aspek kognitif yang telah dijawab responden ... 40

8. Hasil analisis jawaban aspek kognitif responden terhadap jawaban yang diharapkan ... 43

9. Persentase kriteria jawaban pertanyaan aspek afektif yang telah dijawab responden ... 44

10. Hasil analisis jawaban aspek afektif responden terhadap jawaban yang diharapkan ... 48

11. Persentase kriteria jawaban pertanyaan aspek psikomotorik yang telah dijawab responden ... 49

12. Hasil analisis jawaban aspek psikomotorik responden terhadap jawaban yang diharapkan ... 52

13. Rancangan program pendidikan konservasi bagi anggota PKK Kelurahan Cilincing “Lingkungan Jakarta Sahabatku” ... 56

14. Rancangan program pendidikan konservasi bagi anggota PKK Kelurahan Cilincing “Sampah itu Sahabatku” ... 59

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka pemikiran dalam penelitian ... 3

2. Komponen analisis data kualitatif ... 20

3. Peta batas-batas wilayah Kelurahan Cilincing ... 24

4. Pepohonan di sekitar jalan Kelurahan Cilincing ... 27

5. Pekarangan SDN 2 Cilincing ... 28

6. Tumbuhan yang tersisa di pekarangan SDN 2 Cilincing ... 28

7. Penanaman tanaman di dalam pot ... 29

8. Penanganan sampah yang buruk di Kelurahan Cilincing ... 30

9. Perbandingan pemukiman: (a) sekitar kantor kelurahan dan (b) sekitar sungai ... 31

10. Struktur organisasi PKK... 35

11. Arisan bulanan PKK Kelurahan Cilincing ... 36

12. Pengajian bulanan PKK Kelurahan Cilincing ... 37

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman 1. Daftar informan kunci yang diwawancarai ... 69 2. Tabel hasil analisis tabulasi silang antara tingkat pendidikan

terakhir responden dan kriteria jawaban pertanyaan aspek

(15)

1.1 Latar Belakang

Perusakan dan pencemaran lingkungan hidup dapat ditemukan di kawasan hutan dan kawasan bukan hutan, baik di pedesaan maupun perkotaan. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Faktor manusia yang dimaksud terdiri dari tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku serta keputusan-keputusan yang berpotensi untuk merusak lingkungan. Oleh karena itu, pendidikan konservasi diperlukan untuk melakukan perubahan pada pengetahuan, sikap, dan perilaku serta keputusan-keputusan dari tiap-tiap individu agar dapat selaras dengan prinsip-prinsip konservasi, yaitu pengawetan keanekaragaman sumberdaya hayati, perlindungan sistem penyangga kehidupan, dan pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari.

Program pendidikan konservasi berbeda-beda karena bergantung pada karakteristik kelompok sasaran, karakteristik lingkungan bio-fisik, dan karakteristik sosial-budaya dari daerah yang menjadi sasaran program pendidikan konservasi tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu rancangan program pendidikan konservasi yang spesifik dan sesuai dengan karakteristik kelompok sasaran, lingkungan bio-fisik, dan lingkungan sosial-budaya dari daerah tersebut.

(16)

Program pendidikan konservasi diharapkan dapat membantu mengatasi pencemaran air dan penanganan sampah yang buruk sehingga untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitasnya, program pendidikan konservasi perlu ditujukan kepada kelompok sasaran yang memiliki peran strategis. Kelompok sasaran yang dipilih untuk program pendidikan konservasi ini adalah para anggota PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga). Ada dua alasan dipilihnya para anggota PKK sebagai kelompok sasaran potensial program pendidikan konservasi di Kelurahan Cilincing. Pertama, para anggota PKK terdiri dari para ibu yang memiliki peranan sebagai pendidik bagi anak-anak mereka (Barnhouse 1988) sehingga bisa turut mengajarkan prinsip-prinsip konservasi di dalam keluarga. Kedua, para anggota PKK merupakan suatu perkumpulan orang-orang dewasa yang memiliki peran strategis sebagai pendukung kegiatan pembangunan di masyarakat sehingga mereka bisa menyampaikan prinsip-prinsip konservasi kepada para tetangga di lingkungan tempat tinggalnya. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rancangan program pendidikan konservasi yang spesifik dan sesuai dengan karakteristik kelompok sasaran dan karakteristik lingkungannya serta mampu memberikan solusi atas permasalahan lingkungan di Kelurahan Cilincing.

1.2 Kerangka Pemikiran

Situasi sosial yang ditetapkan sebagai tempat penelitian ini adalah Kelurahan Cilincing. Sebagai situasi sosial, di Kelurahan Cilincing beserta lingkungan bio-fisiknya (place), terdapat masyarakat setempat dan para anggota PKK (actor) yang menyelenggarakan aktivitas hidupnya berkenaan dengan masalah lingkungan hidup di Kelurahan Cilincing. Permasalahan lingkungan hidup utama di Kelurahan Cilincing adalah penanganan sampah yang buruk yang menyebabkan pencemaran air. Oleh karena itu, fokus penelitian tersebut akan diarahkan untuk mendesain sebuah program pendidikan konservasi yang dapat mengurangi pencemaran air dan memperbaiki teknik penanganan sampah, dengan mengumpulkan data-data sebagai berikut:

(17)

2. Karakteristik lingkungan bio-fisik Kelurahan Cilincing. 3. Karakteristik lingkungan sosial-budaya Kelurahan Cilincing.

Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini disusun sebagai berikut (Gambar 1):

Gambar 1. Kerangka pemikiran dalam penelitian

Penyusunan program pendidikan konservasi mempertimbangkan ketiga aspek utama yang dimiliki oleh kelompok sasaran, yaitu aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Selain itu, karakteristik lingkungan bio-fisik dan karakteristik lingkungan sosial-budaya juga dipertimbangkan.

Adapun karakteristik lingkungan bio-fisik, seperti kondisi tanah dan air, akan menunjukkan perilaku masyarakat setempat terhadap lingkungannya dan

Pengumpulan Data

Karakteristik Kelompok Sasaran (kognitif,

psikomotorik, afektif)

Karakteristik Lingkungan Bio-fisik

Karakteristik Lingkungan Sosial-budaya

Analisis Data

Rancangan Program Pendidikan Konservasi

1. Tujuan

2. Sasaran/Indikator Pencapaian

3. Pokok/Satuan Bahasan atau Materi Pengajaran 4. Metode Pengajaran

5. Media dan Buku Sumber 6. Proses Belajar Mengajar 7. Alokasi Waktu

(18)

juga dapat menunjukkan potensi-potensi yang tersedia dan dapat digunakan untuk mendukung penyelenggaraan program pendidikan konservasi.

Sedangkan karakteristik lingkungan sosial-budaya dapat menunjukkan sikap dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan melalui berbagai kegiatan dan ritual yang biasa dilakukan masyarakat. Karakteristik lingkungan sosial-budaya juga dapat menunjukkan seberapa besar dukungan masyarakat untuk terselenggaranya program pendidikan konservasi.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan tersebut, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik lingkungan bio-fisik di Kelurahan Cilincing, yang meliputi kondisi tanah, air, dan udara/iklim; kondisi dan jenis tumbuh-tumbuhan dan satwaliar; dan isu-isu lingkungan yang ada?

2. Bagaimana karakteristik lingkungan sosial budaya di Kelurahan Cilincing, yang meliputi kebiasaan-kebiasaan masyarakat setempat berkaitan dengan lingkungan hidup, cara publikasi/sosialisasi terbaik terhadap masyarakat, data-data kependudukan, dan profil organisasi PKK?

3. Bagaimana karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik kelompok sasaran berkaitan dengan penanganan sampah yang buruk yang menyebabkan pencemaran air di Kelurahan Cilincing?

4. Bagaimana rancangan program pendidikan konservasi yang tepat dan sesuai dengan karakteristik kelompok sasaran dan karakteristik lingkungannya?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengidentifikasi karakteristik lingkungan bio-fisik, karakteristik sosial-budaya di Kelurahan Cilincing, dan karakteristik kelompok sasaran (anggota PKK).

(19)

1.5 Manfaat Penelitian

(20)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan

2.1.1 Definisi Pendidikan

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003) mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini membentuk sebuah konsep pendidikan yang jelas bahwa melalui pendidikan, peserta didik diharapkan dapat mengubah perilakunya dengan dorongan dari penambahan pengetahuan dan keterampilan, perubahan sikap, dan perubahan keputusan dalam aktivitas hidup sehari-hari.

2.1.2 Pendidikan Nonformal

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003) mendefinisikan pendidikan nonformal sebagai jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan Suprijanto (2007) menyatakan bahwa pendidikan nonformal sekurang-kurangnya mempunyai ciri, antara lain memiliki sistem di luar persekolahan, jarang ditemukan berjenjang, dan tidak memiliki ketentuan-ketentuan yang ketat. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan nonformal bisa dilaksanakan secara berjenjang maupun tidak berjenjang.

2.1.3 Prinsip dan Karakteristik Belajar Orang Dewasa

Program pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip belajar orang dewasa demi tercapainya proses dan hasil belajar yang optimal. Suprijanto (2007) mengemukakan prinsip-prinsip belajar orang dewasa, sebagai berikut:

(21)

2. Orang dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut mana yang menarik baginya dan ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari.

3. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang dipelajari bermanfaat dan praktis.

4. Dorongan semangat dan pengulangan yang terus-menerus akan membantu seseorang belajar lebih baik.

5. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya dan keterampilannya dalam waktu yang cukup.

6. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu dan daya pikir dari peserta didik.

7. Saling pengertian yang baik dan sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang dewasa membantu pencapaian tujuan dalam belajar.

Karakteristik belajar orang dewasa juga perlu diketahui untuk menyusun program pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa. Karakteristik belajar orang dewasa (Suprijanto 2007), antara lain:

1. Orang dewasa mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda 2. Orang dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa bahwa dia tidak

dapat menentukan kehidupannya sendiri.

3. Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran dari pada digurui

4. Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya.

5. Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau disalahkan 6. Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai

kecendrungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya.

7. Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap pemahamannya. 8. Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama.

9. Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan iktikad yang baik, adil dan masuk akal.

(22)

12. Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalin hubungan dekat dengan teman baru.

2.1.4 Metode Pendidikan Orang Dewasa

Marsidi (2007) mengemukakan bahwa ada dua jenis garis besar dalam menentukan pemilihan metode pendidikan yang tepat bagi orang dewasa, yaitu: 1. Rancangan proses untuk mendorong orang dewasa mampu menata dan

mengisi pengalaman baru dengan berdasarkan masa lampau yang pernah dialami, misalnya dengan latihan keterampilan, melalui tanya jawab, wawancara, konsultasi, latihan kepekaan, dan sebagainya, sehingga mampu memberi wawasan baru ada masing-masing individu untuk dapat memanfaatkan apa yang sudah diketahuinya.

2. Proses pembelajaran yang dirancang untuk tujuan meningkatkan transfer pengetahuan baru, pengalaman baru, keterampilan baru, untuk mendorong masing-masing individu dapat meraih semaksimal mungkin ilmu pengetahuan yang diinginkannya, apa yang menjadi kebutuhannya, keterampilan yang diperlukannya, misalnya belajar menggunakan program komputer yang dibutuhkan di tempat ia bekerja.

Orang dewasa membutuhkan metode pendidikan tertentu demi tercapainya proses dan hasil belajar yang optimal. Gafar (2007) mengemukakan empat metode terbaik yang dapat membantu orang dewasa untuk belajar, sebagai berikut:

1. Presentasi. Teknik ini meliputi antara lain: ceramah, debat, dialog, wawancara, panel, demonstrasi, film, slide, pameran, darmawisata, dan membaca.

2. Teknik partisipasi peserta. Teknik ini meliputi antara lain: Tanya jawab, permainan peran, kelompok pendengar panel reaksi, dan panel yang diperluas. 3. Teknik diskusi. Teknik ini terdidi atas diskusi terpimpin, diskusi yang

bersumberkan dari buku, diskusi pemecahan masalah, dan diskusi kasus. 4. Teknik simulasi. Teknik ini terdiri atas permainan peran, proses insiden

(23)

2.1.5 Unsur-Unsur Program Pendidikan

Adapun unsur-unsur yang biasanya terkandung dalam suatu program pendidikan (Ibrahim dan Syaodih 2002), antara lain:

1. Tujuan

Tujuan yang dicantumkan dalam program pendidikan adalah tujuan-tujuan yang masih bersifat umum, yaitu tujuan kurikuler dan instruksional umum. 2. Sasaran/Indikator Pencapaian

Sasaran menunjukkan hal-hal yang akan dicapai setelah terjadinya pengajaran. 3. Pokok/Satuan Bahasan dan Materi Pengajaran

Pokok/satuan bahasan menunjukan judul materi pelajaran yang akan diajarkan. Materi Pengajaran menunjukkan isi materi yang akan diajarkan, 4. Metode Pengajaran

Metode pengajaran adalah metode-metode yang akan digunakan dalam mengajar.

5. Media dan Buku Sumber

Media berupa alat-alat bantu dalam melakukan pengajaran. Buku sumber merupakan buku-buku yang akan digunakan untuk pengajaran, meliputi nama penulis, judul buku, tahun dan penerbit, dan bagian-bagian yang akan diacu dalam pengajaran.

6. Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar menunjukkan pada gambaran kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.

7. Alokasi Waktu

Alokasi Waktu perlu dicantumkan untuk mengetahui waktu-waktu yang dialokasikan untuk setiap pengajaran sehingga dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.

8. Evaluasi Pengajaran

Evaluasi pengajaran berguna untuk mengevaluasi seluruh kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan selama program.

(24)

secara sederhana dengan mengajukan sejumlah pertanyaan mengenai peserta program, pengajar, materi, sarana, metode dan pendekatan, lingkungan manusia, dan lingkungan bukan manusia. Berikut ini daftar pertanyaan yang dapat dijadikan bahan untuk mengevaluasi program:

1. Pertanyaan tentang peserta program:

a. Apakah kehadiran peserta program sudah baik, lengkap, dan tepat waktu? b. Apakah peserta program tertarik pengajaran kita?

c. Apakah peserta mau aktif melibatkan diri dalam seluruh kegiatan belajar mengajar?

d. Apakah seluruh peserta mampu mencapai pemahaman sesuai dengan indikator atau target yang telah ditetapkan?

2. Pertanyaan tentang pengajar:

a. Apakah sebelum mengajar, pengajar sudah menguasai materi yang akan diajarkan dengan sebaik-baiknya?

b. Apakah pengajar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta program dengan memuaskan?

c. Apakah pengajar dapat berlaku adil kepada seluruh peserta program? d. Apakah pengajar dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya

kepada seluruh peserta program? 3. Pertanyaan tentang materi:

a. Seberapa tinggikah tingkat pemahaman pengajar terhadap materi yang telah disepakati?

b. Apakah pengajar dapat menyajikan materi secara urut seperti urutan penyajian yang telah disepakati?

c. Apakah materi yang telah disepakati tidak terlalu sulit bagi peserta program?

d. Bagaimanakan kaitan antara satu materi dengan materi lainnya? 4. Pertanyaan tentang sarana:

a. Apakah pokok bahasan yang memerlukan alat peraga atau media sudah dipenuhi kebutuhannya?

b. Apakah alat peraga atau media yang dipilih sudah tepat?

(25)

d. Apakah peserta program sudah cukup dilibatkan dalam penggunaan alat peraga atau media?

5. Pertanyaan tentang metode dan pendekatan:

a. Apakah dengan metode yang digunakan, hasil belajar peserta program sudah cukup tinggi?

b. Apakah dengan metode yang dipilih ini, peserta program mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan bergairah?

c. Dengan pengelompokan yang diambil, apakah seluruh peserta program sudah terlibat aktif?

d. Apakah hasil pekerjaan praktek yang diselesaikan oleh peserta program tidak terlihat bahwa ada satu sampai dua orang peserta saja yang mendominasi kawannya dalam bekerja?

6. Pertanyaan tentang lingkungan manusia:

a. Apakah pengajar sudah memanfaatkan orang-orang yang ada di lingkungan peserta program untuk menunjang kegiatan belajar mengajar? b. Adakah orang-orang di sekitar peserta yang memiliki pengaruh yang

kurang baik terhadap peserta?

c. Apakah pengajar sudah mengarahkan peserta program untuk mencoba memanfaatkan orang-orang yang ada sebagai narasumber untuk menambah pengetahuannya?

7. Pertanyaan tentang lingkungan bukan manusia:

a. Apakah pengajar sudah memanfaatkan dengan baik hal-hal yang ada di lingkungan peserta program untuk menunjang kegiatan belajar mengajar? b. Apakah peserta program sudah diarahkan untuk memanfaatkan lingkungan

menurut kepentingan mereka.

(26)

2.2 Pendidikan Konservasi

2.2.1 Definisi Pendidikan Konservasi

Definisi pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bila digabungkan dengan definisi konservasi sumberdaya alam hayati menurut UU No. 5 Tahun 1990, dapat disimpulkan bahwa pendidikan konservasi adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk mengelola sumberdaya alam hayati, yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam (2007) menjelaskan bahwa pendidikan konservasi adalah suatu cara atau proses kegiatan dalam memberikan informasi dan penyadaran masyarakat terhadap konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya kepada masyarakat.

Pendidikan konservasi juga berorientasi pada bagaimana cara meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam hayati dan bagaimana cara mengurangi tingkat kerusakan lingkungan hidup (Wood 1985). Wood (1985) juga menjelaskan bahwa pendidikan konservasi harus mampu mencapai tiga hal utama, yaitu membantu masyarakat menjadi lebih sadar dan lebih menghargai kelimpahan sumberdaya alam hayati dan proses-proses ekologis yang telah memelihara kehidupan mereka; membantu masyarakat agar menjadi lebih mengetahui dan mengerti hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup, bagaimana cara mengelola atau berkontribusi dalam meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup; dan membantu masyarakat agar dapat mengajak orang lain untuk ikut berkontribusi dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Berdasarkan hal tersebut, pendidikan konservasi memiliki tujuan yang searah dengan tujuan pendidikan lingkungan hidup, yaitu:

(27)

2. Pengetahuan, yaitu memberikan pengertian dasar mengenai fungsi/kerja lingkungan, cara berinteraksi dengan lingkungan, dan cara memecahkan permasalahan lingkungan yang mucul.

3. Sikap, mengembangkan seperangkat nilai dan kepedulian terhadap lingkungan, motivasi, dan komitmen untuk berpartisipasi aktif dalam perlindungan dan pengembangan lingkungan.

4. Keterampilan, mempraktikkan keterampilan untuk mengidentifikasi dan menginvestigasi lingkungan beserta permasalahannya, serta berkontribusi dalam pemecahan masalah-masalah lingkungan.

5. Partisipasi, memberikan peluang untuk terlibat secara aktif pada semua tahapan pemecahan masalah lingkungan.

Pendidikan konservasi juga harus bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan peran serta masyarakat di bidang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya (Ditjen PJLWA 2007). Oleh karena itu, perlu diketahui prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan konservasi. Wittman (1997) menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu diketahui oleh kelompok sasaran dalam mencapai tujuan pendidikan konservasi, antara lain: 1. Pengetahuan mengenai cara kerja dan akibat-akibatnya di berbagai lapangan

aktivitas pada mekanisme ekologis, ruang, dan manusia.

2. Kemampuan pengamatan dan penyelidikan yang tercurah pada keadaan-keadaan dan perubahan-perubahan dalam lingkungan.

3. Pemahaman pentingnya suatu tindakan yang bertanggung jawab untuk melindungi lingkungan sebagai basis kehidupan alami manusia, melindungi alam dari pengaruh-pengaruh tindakan manusia yang merugikan, dan memperbaiki kerusakan-kerusakan akibat tindakan manusia.

4. Kesediaan aktif dalam menghindari pencemaran lingkungan.

(28)

2.3 Gerakan PKK

2.3.1 Organisasi Gerakan PKK

Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2000 tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga menyatakan bahwa Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan gerakan nasional yang tumbuh dari, oleh, dan untuk masyarakat, dengan perempuan sebagai motor penggeraknya menuju terwujudnya keluarga bahagia, sejahtera, maju dan mandiri. Program pokok PKK adalah program dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk terwujudnya kesejahteraan keluarga, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dari setiap anggota keluarga secara material, sosial, mental dan spiritual sehingga dapat hidup layak sebagai manusia yang bermartabat. Tim Penggerak PKK adalah mitra kerja pemerintah, dan organisasi kemasyarakatan, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing tingkat pemerintahan untuk terlaksananya program PKK.

Gerakan PKK bertujuan memberdayakan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan lahir bathin menuju terwujudnya keluarga yang berbudaya, bahagia, sejahtera, maju, mandiri, hidup dalam suasana harmonis yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sasaran Gerakan PKK adalah keluarga di perdesaan dan perkotaan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan kemampuan dan kepribadiannya dalam bidang:

1. Mental spiritual, meliputi sikap dan perilaku sebagai insan hamba Tuhan, anggota masyarakat dan warga negara dinamis dan bermanfaat, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

2. Fisik material, yang meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, kesempatan kerja yang layak serta lingkungan hidup yang lestari melalui peningkatan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan.

Adapun program-program pokok dalam gerakan PKK, meliputi: 1. Penghayatan dan Pengamalan Pancasila;

2. Gotong Royong; 3. Pangan;

(29)

5. Perumahan dan tata laksana rumah tangga; 6. Pendidikan dan keterampilan;

7. Kesehatan;

8. Pengembangan kehidupan berkoperasi; 9. Pelestarian lingkungan hidup;

10.Perencanaan sehat.

Kegiatan pendidikan konservasi dapat dimasukkan ke dalam program pendidikan dan keterampilan, serta program pelestarian lingkungan hidup salah satu kegiatan utama dalam program-program pokok PKK.

2.3.2 Peranan Perempuan dalam Masyarakat

Para perempuan memiliki peranan yang penting dalam keluarga dan masyarakat (Sajogyo 1981). Sajogyo (1981) menyatakan bahwa para perempuan sering kali berperan ganda, yaitu sebagai ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan rumah tangga dan sekaligus sebagai peran produktif yang tidak langsung atau langsung menghasilkan pendapatan.

Supriyantini (2002) menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan yang ada di rumah tangga dan hampir semuanya dilakukan oleh para ibu, meliputi:

1. Pekerjaan yang berhubungan dengan anak, seperti merawat anak, mendidik anak, bermain dengan anak, menjaga kebersihan anak, memberi makan anak, mengawasi anak, menanamkan disiplin pada anak, dan menyayangi anak secara ekspresif.

2. Pekerjaan menyiapkan makanan, termasuk berbelanja, memasak, menyediakan sarapan, dan makanan selingan di rumah serta membereskan peralatan makan.

3. Pekerjaan mengurus pakaian, seperti mencuci menyetrika, menjahit, membeli pakaian, atau memperbaiki pakaian yang rusak.

(30)

5. Perawatan diri, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan penampilan diri sendiri, seperti menyediakan peralatan mandi dan berdandan, dan menyiapkan keperluan pribadi.

6. Mengelola keuangan yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan pengaturan keuangan.

7. Mengadakan kegiatan rekreasi yang bertujuan menghibur dan menjalin hubungan dengan lingkungan sosial keluarga.

Para perempuan dalam kedudukannya juga berperan sebagai pengambil keputusan di masyarakat. Sajogyo (1981) menjelaskan empat bidang tingkat pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para ibu baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, sebagai berikut:

1. Tingkat keputusan dihubungkan dengan bidang produksi (pembelian sarana produksi, pembelian alat-alat dan penanaman modal).

2. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pengeluaran dalam kebutuhan pokok (makanan, pakaian, perumahan, biaya pendidikan anak, pembelian peralatan rumah tangga, dan perawatan kesehatan).

3. Tingkat keputusan dihubungkan dalam pembentukan keluarga (jumlah anak, sosialisasi anak, pembagian kerja antara anak-anak, pendidikan).

4. Tingkat keputusan dihubungkan dengan kegiatan sosial sesuai dengan yang ada dalam masyarakat (selamatan, gotong royong, pengeluaran untuk pengajian, arisan, koperasi, atau lumbung desa).

(31)

BAB III METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama dua bulan, pada bulan Desember 2010 – Januari 2011, di Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta.

3.2 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan adalah buku catatan dan alat tulis, alat perekam, kamera, dan sarana pengolah data (komputer dan kalkulator). Bahan yang digunakan adalah kuesioner dan panduan wawancara.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendesain rancangan program pendidikan konservasi yang efektif dan sesuai dengan karakteristik kelompok sasaran dan karakteristik lingkungannya. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan data yang mengandung makna dengan mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, dengan berinteraksi dengan mereka, dan dengan berusaha memahami perasaan dan pendapat mereka tentang lingkungan di sekitarnya sehingga dapat menghasilkan data yang lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian ini dapat tercapai (Sugiyono 2009).

(32)

3.3.2 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Data karakteristik kelompok sasaran, terdiri dari:

A. Karakteristik pengetahuan (kognitif), dengan rincian sebagai berikut: a) Pengetahuan kelompok sasaran mengenai definisi lingkungan hidup

dan konservasi.

b) Pengetahuan kelompok sasaran mengenai jenis-jenis kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di sekitar Kelurahan Cilincing.

c) Pengetahuan kelompok sasaran mengenai perbedaan antara sampah organik dan sampah nonorganik.

d) Pengetahuan kelompok sasaran mengenai dampak yang ditimbulkan dari pengolahan sampah yang buruk.

e) Pengetahuan kelompok sasaran mengenai jenis-jenis flora dan fauna di sekitar Kelurahan Cilincing.

f) Pengetahuan kelompok sasaran mengenai fungsi tumbuhan bagi kehidupan manusia.

B. Keterampilan (psikomotorik), dengan rincian sebagai berikut:

a) Keterampilan kelompok sasaran dalam penanganan sampah dan pengolahan sampah.

b) Keterampilan kelompok sasaran dalam membimbing anak untuk memperlakukan lingkungan.

c) Keterampilan kelompok sasaran dalam membuat pupuk organik (kompos).

d) Keterampilan kelompok sasaran dalam membuat kerajianan tangan dengan bahan dari limbah.

C. Karakteristik sikap (afektif), dengan rincian sebagai berikut:

a) Sikap kelompok sasaran dalam menilai kondisi lingkungan di sekitar Kelurahan Cilincing.

(33)

c) Sikap kelompok sasaran dalam menanggapi adanya salah seorang anggota keluarga yang kedapatan membuang sampah sembarangan. d) Sikap kelompok sasaran dalam menanggapi usulan diadakannya

program pendidikan konservasi bagi mereka.

e) Sikap kelompok sasaran mengenai alasan mereka apabila bersedia mengikuti program pendidikan konservasi.

f) Sikap kelompok sasaran mengenai siapa saja yang seharusnya berperan penuh dalam melestarikan lingkungan hidup.

Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara terstruktur menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan berisikan sejumlah pertanyaan yang bersifat tertutup dan terbuka. Sumber datanya adalah para pengurus PKK yang aktif di kegiatan bulanan PKK Kelurahan Cilincing. Jumlah para pengurus PKK yang aktif dalam setiap pertemuan bulanan adalah 43 anggota pada tingkat PKK Kelurahan Cilincing.

2. Data karakteristik lingkungan bio-fisik yang dikumpulkan, antara lain: A. Kondisi tanah, air, dan iklim di Kelurahan Cilincing.

B. Kondisi dan jenis tumbuh-tumbuhan dan satwaliar di Kelurahan Cilincing. C. Isu-isu lingkungan di sekitar Kelurahan Cilincing.

Data dikumpulkan dengan metode wawancara semiterstruktur (semistructured

interview) menggunakan panduan wawancara, studi dokumen, dan observasi

terfokus dengan dokumentasi. Sumber datanya adalah Kepala Kelurahan Cilincing, para aparat Kelurahan, tokoh-tokoh agama, dan masyarakat tertentu yang sudah lama menetap dan dianggap berpengaruh di masyarakat.

3. Data karakteristik lingkungan sosial-budaya yang dikumpulkan, antara lain: A. Adat dan kebiasaan atau ritual yang biasa dilakukan masyarakat setempat. B. Sikap masyarakat terhadap lingkungan hidup.

C. Cara sosialisasi terbaik terhadap masyarakat. D. Data-data kependudukan di Kelurahan Cilincing.

E. Informasi mengenai aktivitas dan organisasi PKK di Kelurahan Cilincing. Data dikumpulkan dengan metode wawancara semi terstruktur (semistructured

interview) menggunakan panduan wawancara, studi dokumen, dan observasi

(34)

Cilincing, para aparat Kelurahan, tokoh-tokoh agama, peneliti dari LSM terkait dan masyarakat tertentu yang sudah lama menetap dan dianggap berpengaruh di masyarakat.

Teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data, yaitu dengan membandingkan antara sumber data yang satu dengan sumber data yang lain dengan metode pengumpulan data yang berbeda-beda, di antaranya observasi terfokus, kuesioner, dan wawancara semi terstruktur (Sugiyono 2009).

3.4 Metode Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2009), analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas hingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data kualitatif meliputi data

[image:34.612.125.509.360.527.2]

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Gambar 2. Komponen analisis data kualitatif (Sugiyono 2009)

1. Data Reduction

Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan dari lapangan dirangkum dengan memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema serta polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk pencarian data selanjutnya apabila masih diperlukan (data belum jenuh).

Data Collection

Data Reduction

Data Display

(35)

2. Data Display

Data disajikan dalam bentuk tabel dan gambar/bagan serta dijelaskan secara deskriptif untuk mempermudah memahami makna data. Dalam mendeskripsikan setiap bentuk hubungan di kuesioner antara pertanyaan dan jawaban kelompok sasaran secara sederhana digunakan metode analisis statistik deskriptif.

3. Conclusion Drawing/Verification

Setelah data direduksi dan disajikan, kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan tersebut menjawab rumusan masalah yang dijelaskan sejak awal.

3.4.1 Metode Pengolahan dan Analisis Data Kuesioner

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah dan menganalisis data kuesioner, sebagai berikut:

1. Menentukan jawaban yang diharapkan dari setiap pertanyaan dalam kuesioner.

2. Mengelompokkan hasil jawaban responden yang menjawab dengan jawaban yang sama pada setiap pertanyaan.

3. Menghitung persentase jumlah responden dari setiap kelompok hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.

4. Menentukan satu atau beberapa kelompok hasil jawaban responden yang mendekati jawaban yang diharapkan pada setiap pertanyaan.

5. Menghitung persentase jumlah responden dari setiap kelompok hasil jawaban responden yang mendekati jawaban yang diharapkan pada setiap pernyataan. 6. Menghitung rataan persentase jumlah responden dari seluruh hasil jawaban

yang mendekati jawaban yang diharapkan.

3.5 Penyusunan Program Pendidikan Konservasi

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan program pendidikan konservasi bagi para anggota PKK di Kelurahan Cilincing (modifikasi Ibrahim dan Syaodih 2002) sebagai berikut:

1. Menentukan tema program pendidikan.

(36)

4. Menentukan nama-nama program dan tujuannya.

5. Menentukan sasaran/indikator pencapaian program pendidikan. 6. Menentukan pokok/satuan bahasan dan materi pengajaran. 7. Menentukan metode pengajaran.

8. Menentukan media dan buku sumber yang digunakan 9. Menentukan rincian kegiatan proses belajar mengajar. 10.Menentukan alokasi waktu program pendidikan. 11.Menentukan rincian kegiatan evaluasi pengajaran.

Kriteria untuk menentukan bobot materi untuk menyusun program pendidikan konservasi menggunakan analisis statistik deskriptif. Rumus yang digunakan dalam analisis statistik deskriptif (Arikunto 1996), sebagai berikut:

% = n/N x 100% Keterangan:

n = jumlah responden yang memilih jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan

N = jumlah total seluruh responden

% = persentase jumlah responden yang memilih jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan

Dalam menentukan bobot materi yang akan diberikan dalam program pendidikan konservasi, kriteria persentase jumlah responden yang memberikan jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan sebagai berikut:

a. Persentase antara 0% sampai 30% tergolong dalam kategori “kurang sekali”. b. Persentase antara 31% sampai 55% tergolong dalam kategori “kurang” c. Persentase antara 56% sampai 65% tergolong dalam kategori “cukup” d. Persentase antara 66% sampai 79% tergolong dalam kategori “baik”

(37)
[image:37.612.87.513.61.769.2]

Tabel 1. Strategi penentuan bobot materi program pendidikan konservasi berdasarkan karakteristik kelompok sasaran

Aspek Karakteristik Kelompok Sasaran yang Berada di Bawah 55%

Kognitif Psikomotorik Afektif

Kognitif Bobot materi akan diarahkan untuk meningkatkan aspek kognitif (pengetahuan) kelompok sasaran.

Bobot materi pengajaran dan kegiatan belajar mengajar akan diarahkan

untuk meningkatkan aspek kognitif (pengetahuan) dan

psikomotorik (keterampilan) kelompok

sasaran, terutama dalam mengatasi pencemaran air

dan penanganan sampah.

Bobot materi pengajaran dan kegiatan belajar mengajar akan diarahkan

untuk meningkatkan aspek kognitif (pengetahuan) dan afektif (sikap) kelompok sasaran terhadap lingkungan di

sekitarnya.

Psikomotorik

Bobot materi akan diarahkan untuk meningkatkan aspek

psikomotorik (keterampilan) kelompok

sasaran, terutama dalam mengatasi pencemaran air

dan penanganan sampah.

Bobot materi akan diarahkan untuk meningkatkan aspek

psikomotorik (keterampilan), terutama

dalam mengatasi pencemaran air dan penanganan sampah serta

afektif (sikap) kelompok sasaran terhadap lingkungan di sekitarnya..

Afektif

Bobot materi akan diarahkan untuk meningkatkan aspek afektif (sikap) kelompok

(38)

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas

Lokasi penelitian ini berada di Kelurahan Cilincing, sebagai salah satu kelurahan di Kecamatan Cilincing, Kota Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta. Data monografi Kelurahan Cilincing 2010 menunjukkan Kelurahan Cilincing terdiri dari 133 Rukun Tetangga (RT) dan 10 Rukun Warga (RW). Luas wilayah Kelurahan Cilincing adalah 831,25 Ha. Batas-batas wilayah Kelurahan Cilincing (Gambar 3) sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kali Banglio/Pantai Laut Jawa. Sebelah Timur : Kali Blencong, Kelurahan Marunda.

Sebelah Selatan : Kali Gubug Genteng, Kelurahan Semper Timur. Sebelah Barat : Jalan Pedongkelan, Kelurahan Semper Timur dan Jalan

[image:38.612.133.497.366.635.2]

Baru, Kelurahan Kali Baru.

(39)

4.2 Kondisi Fisik

Data monografi Kelurahan Cilincing 2010 menunjukkan karakteristik fisik wilayah ini adalah daerah dengan topografi datar dan bergelombang. Wilayah ini berada pada ketinggian 0,25 m dari permukaan laut. Suhu maksimun pada wilayah ini adalah 330C dan suhu minimumnya adala 310C. Curah hujan rata-rata pada wilayah ini adalah 142,54 mm/tahun dengan maksimal curah hujan pada bulan september. Kondisi wilayah yang berupa daerah pantai dan tempat bermuaranya sungai-sungai, menyebabkan wilayah ini merupakan daerah rawan banjir, baik banjir kiriman maupun banjir pasang air laut.

4.3 Aksesibilitas

Data monografi Kelurahan Cilincing 2010 menunjukkan jarak wilayah ini dari Pusat Pemerintahan Propinsi DKI Jakarta adalah 40 km. Jarak wilayah ini dari Pusat Pemerintahan Kota Jakarta Utara adalah 10 km. Sedangkan jarak wilayah ini dari Kecamatan Cilincing adalah 1 km. Wilayah ini dapat diakses dengan mudah dengan angkutan umum dan dapat ditempuh selama 15-30 menit dari Terminal Tanjung Priuk.

4.4 Sarana dan Prasarana

Data monografi Kelurahan Cilincing 2010 menunjukkan wilayah ini terdapat sarana-sarana keagamaan, antara lain: 13 mesjid, 21 mushola, 5 gereja, 1 pura, dan 1 wihara. Sarana-sarana pendidikan di wilayah ini, antara lain: 16 Sekolah Dasar, 6 Sekolah Menengah Pertama, dan 2 Sekolah Menengah Atas, serta 1 Madrasah Tsanawiyah. Sarana-sarana kesehatan terdiri dari: 2 Puskesmas, 11 Rumah Sakit Bersalin, 2 Balai Pengobatan, 4 Tempat Praktek Dokter Umum, 9 Tempat Praktek Bidan, 1 Apotik, 22 Posyandu, 2 Klinik Keluarga Berencana, dan 1 Laboratorium.

4.5 Kependudukan

(40)

perempun sebanyak 16.215 jiwa. Agama-agama yang dianut oleh penduduk di wilayah ini bervariasi. Penduduk yang beragama Islam sebanyak 16.973 jiwa, Kristen sebanyak 11.554 jiwa, Hindu sebanyak 1.962 jiwa, dan Budha sebanyak 2.255 jiwa. Wilayah ini juga dihuni oleh penduduk yang berasal dari berbagai etnik/suku, yaitu Jawa (35,16%), Betawi (27,65%), Sunda (15,27%), Batak (3,61%), Minangkabau (3,18%), Melayu (1,62%), Bugis (0,59%), Madura (0,57%), Banten (0,25%), dan Banjar (0,10%).

4.6 Mata Pencaharian dan Tingkat Pendidikan

(41)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Lingkungan Bio-Fisik

[image:41.612.123.493.68.695.2]

Hasil wawancara dan observasi terfokus menunjukkan bahwa latar belakang Kelurahan Cilincing dahulu berupa lahan pertanian, pertambakan, dan perkebunan. Namun, sekarang Kelurahan Cilincing sudah menjadi wilayah pemukiman yang padat penduduk. Lahan terbuka hijau dan daerah resapan air jarang ditemukan di sekitar Kelurahan Cilincing. Padatnya pemukiman menyebabkan jarang ditemukannya pohon-pohon di sekitar Kelurahan Cilincing. Beberapa pohon hanya dapat ditemukan di sekitar jalan raya, sebelah luar Kelurahan Cilincing (Gambar 4). Jenis-jenis pohon yang dapat ditemukan di sepanjang jalan, sebelah luar Kelurahan Cilincing, antara lain angsana dan mangga.

(42)

Selain itu, beberapa tumbuhan juga dapat ditemukan di sekitar pekarangan SDN 2 Cilincing (Gambar 5). Pekarangan SDN 2 Cilincing dijadikan tempat penanaman tumbuhan obat oleh warga. Tumbuhan obat yang ditanam di sekitar pekarangan SDN 2 Cilincing kebanyakan tidak dapat tumbuh lagi. Tumbuhan obat yang pernah ditanam tetapi tidak dapat tumbuh lagi, antara lain daun dewa, seledri, saga, pegagan, kumis kucing, sirih, kayu manis, pala, jahe, kencur, cabai dan temulawak.

Gambar 5. Pekarangan SDN 2 Cilincing

[image:42.612.106.474.64.737.2]

Tumbuhan obat dan tumbuhan lainnya yang masih dapat ditemukan di sekitar pekarangan SDN 2 Cilincing, antara lain belimbing, pacar cina, mangga, pandan, jambu biji, adenium, jeruk nipis, kunyit, dan lengkuas (Gambar 6).

(43)
[image:43.612.146.454.209.417.2]

Beberapa tumbuhan obat tidak dapat tumbuh lagi diduga karena ketidaksesuaian tanah dan air di Kelurahan Cilincing terhadap tumbuhan obat. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar masyarakat tidak menanam tanaman di pekarangan rumah tetapi hanya di dalam pot (Gambar 7). Jenis-jenis tumbuhan yang ditanam warga di dalam pot adalah jenis-jenis tanaman hias, antara lain adenium, aglaonema, kere payung, flamboyan, dan jenis tanaman bunga lainnya.

Gambar 7. Penanaman tanaman di dalam pot

Hasil wawancara dan observasi terfokus juga menunjukkan bahwa satwaliar yang dapat ditemukan di Kelurahan Cilincing hanya beberapa jenis burung antara lain pipit dan kutilang. Hewan-hewan yang sering ditemukan di Kelurahan Cilincing adalah hewan ternak, seperti ayam, entog, burung dara, dan burung merpati. Kondisi sungai yang sangat kotor diduga menjadi penyebab ikan tidak dapat hidup.

(44)
[image:44.612.128.505.138.280.2]

sampah yang besar. Selain itu, semakin sempitnya lahan terbuka hijau yang tersedia juga menjadi permasalahan lingkungan di Kelurahan Cilincing.

Gambar 8. Penanganan sampah yang buruk di Kelurahan Cilincing

Sungai di Kelurahan Cilincing berada dalam kondisi tercemar. Hal ini ditunjukkan dengan warna air yang hitam pekat dan aroma yang tidak sedap, serta banyaknya sampah di permukaan air. Sebagian besar sampah tersebut adalah sampah organik dan sampah rumah tangga. Hal ini tentunya akan membahayakan organisme perairan di sungai tersebut. Hidrogen sulfida yang diproduksi oleh mikroorganisme pembusuk dari sampah-sampah organik bersifat racun terhadap ganggang dan seluruh organisme perairan (Fardiaz 1992).

(45)

(a) (b)

Gambar 9. Pemukiman: (a) kantor kelurahan dan (b) sekitar sungai

5.2 Karakteristik Lingkungan Sosial-Budaya

[image:45.612.91.504.51.776.2]

Hasil studi dokumen di Kantor Kelurahan Cilincing menunjukkan jumlah penduduk 32.744 jiwa (11.937 kepala keluarga), yang terdiri dari laki-laki 16.529 jiwa dan perempuan 16.215 jiwa. Wilayah ini dihuni oleh penduduk yang berasal dari berbagai etnik/suku dan agama (Tabel 2). Sebagian besar penduduk wilayah ini berasal dari Jawa dan menganut agama Islam.

Tabel 2. Agama dan etnik penduduk Kelurahan Cilincing

Kategori Jumlah Penduduk (jiwa)

Agama Islam Kristen Hindu Budha

16.973 11.554 1.962 2.255

Etnik Jawa Betawi Sunda Batak

Minangkabau Melayu Bugis Madura Banten Banjar

[image:45.612.126.502.80.252.2]
(46)
[image:46.612.97.507.63.777.2]

Mata pencaharian dan tingkat pendidikan penduduk di wilayah ini pun beraneka ragam (Tabel 3). Kebanyakan penduduk di wilayah ini adalah wiraswasta dan pedagang. Tingkat pendidikan sebagian besar penduduk di wilayah ini berasal dari tamatan SD, SMP, dan SMA.

Tabel 3. Mata pencaharian dan tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Cilincing

Kategori Jumlah Penduduk (jiwa)

Mata Pencaharian Petani

Nelayan Buruh

Karyawan Swasta Pegawai Negeri Sipil Tentara Nasional Indonesia Pensiunan

Wiraswasta Lain-Lain

1.856 2.278 346 2.304 2.151 2.328 2.251 7.742 8.608 Tingkat Pendidikan

SD SMP SMA Akademi Universitas

9.525 8.249 6.357 2.122 4.231 Sumber: Monografi Kelurahan Cilincing 2010

Hasil wawancara dan observasi terfokus menunjukkan bahwa kegiatan bermasyarakat di Kelurahan Cilincing cukup aktif. Hal ini ditandai dengan rutinnya diadakan kerja bakti setiap dua minggu sekali. Frekuensi kerja bakti untuk tiap-tiap RW berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan kondisi kebersihan lingkungan tiap-tiap RW. Selain itu, beberapa masyarakat pun aktif mengikuti pengajian di mesjid-mesjid terdekat setiap malam. Selain itu, ada juga kegiatan-kegiatan lainnya seperti kegiatan-kegiatan pokja PKK, karang taruna, rapat antar pengurus kelurahan, RW, dan RT pun rutin dilakukan.

(47)

adalah masa berlakunya kartu tanda penduduk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

Kebersamaan kelompok masyarakat penghuni lama ternyata cukup kuat. Hal ini ditandai dengan keaktifan mereka dalam menjalankan program-program yang diperintahkan oleh pihak kelurahan secara rutin dan teratur. Program-program yang berkaitan dengan lingkungan yang rutin dijalankan oleh masyarakat penghuni lama antara lain kerja bakti, penanaman tanaman obat, dan pembuatan lubang biopori. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat ikatan yang kuat antara sesama warga yang tergolong dalam kelompok masyarakat penghuni lama. Selain itu, sebagian besar masyarakat penghuni lama selalu membuang sampah mereka pada tempat sampah yang disediakan. Namun, sebagian kecil dari mereka masih melakukan pembakaran sampah dalam menangani sampah-sampah mereka.

Masyarakat penghuni baru adalah masyarakat yang menetap di Cilincing kurang dari 5 tahun (Kemendagri 2006). Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa warga yang tergolong dalam kelompok masyarakat penghuni baru, alasan mereka menetap di Kelurahan Cilincing antara lain untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan. Kelompok masyarakat penghuni baru hanya menyewa rumah atau kost dalam jangka waktu 1-3 tahun saja tetapi ada juga yang menetap hingga lebih dari tiga tahun. Kelompok masyarakat penghuni baru lebih jarang ditemukan dalam kegiatan-kegiatan bermasyarakat bila dibandingkan dengan kelompok masyarakat penghuni lama. Alasan mereka jarang mengikuti pertemuan-pertemuan rutin adalah kesibukan mereka dalam pekerjaan. Kebanyakan dari mereka mengakui bahwa jam kerja mereka yang panjang membuat mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk berada di lingkungan rumah mereka dan mereka menghabiskannya untuk beristirahat. Selain itu, mereka juga tidak sempat memikirkan mengenai kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka yang disebabkan oleh kesibukannya tersebut. Kebanyakan di antara mereka membuang sampah mereka ke dalam sungai. Selain itu, salurah pembuangan limbah air kecil dan air besar juga langsung diarahkan menuju sungai.

(48)

(Ahmadi 1991). Program pendidikan konservasi akan dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan tambahan PKK dalam Pokja II dan Pokja IV agar mereka dapat menyampaikan prinsip-prinsip konservasi kepada orang-orang di sekitar mereka, terutama kepada masyarakat penghuni baru.

5.3 Karakteristik Umum PKK

(49)

Gambar 10. Struktur organisasi PKK Kelurahan Cilincing

PKK Kelurahan Cilincing merupakan PKK yang berjalan aktif. Hal ini ditunjukkan dengan diselenggarakannya beberapa kegiatan PKK selama tahun 2010 (Tabel 4). Hasil wawancara dengan para pengurus PKK menunjukkan bahwa arisan bulanan merupakan wadah utama bagi seluruh pengurus PKK RW di Kelurahan Cilincing dan semua anggota PKK untuk bertemu dan berkumpul untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan pokja yang telah dilaksanakan selama satu

Pelindung Utama

Pelindung

Dewan Penyantun Ketua Umum

Para Ketua Penasihat

Bendahara Para Bendahara Sekretaris Umum Para Sekretaris POKJA I (penghayatan dan pengamalan Pancasila serta gotong royong) Ketua Wakil Ketua Sekretaris Para Anggota POKJA II (pendidikan dan keterampilan serta kehidupan berkopera-si) Ketua Wakil Ketua Sekretaris Para Anggota POKJA III (sandang, pangan, perumahan dan tata laksana rumah tangga) Ketua Wakil Ketua Sekretaris Para Anggota POKJA IV

(kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup) Ketua Wakil Ketua Sekretaris Para Anggota

PKK RW: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Para Anggota.

(50)

bulan dan merencanakan kegiatan-kegiatan pokja di bulan berikutnya. Selain itu, arisan bulanan juga dapat berfungsi sebagai wadah untuk menyampaikan pesan penting dari PKK pusat kepada seluruh pengurus PKK, dan sebagai wadah untuk saling berkomunikasi dan berinteraksi antara para anggota PKK RW satu dengan RW lainnya (Gambar 11).

Tabel 4. Rangkuman Kegiatan PKK Kelurahan Cilincing Tahun 2010

No. Nama Kegiatan Frekuensi Keterangan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Arisan

Pengajian bersama Majelis Ta’lim

Pendidikan Anak Usia Dini

Program Jumat Bersih

Kegiatan Posyandu

Monitoring PIK Keluarga

Pembinaan Kadarkum

Pembinaan administrasi (umum dan keuangan) tingkat RW & RT.

Penyuluhan Narkoba dan Penanganan Masalah Sosial Kerja Bakti

Pelatihan Pembuatan Sirup Wormas

Pemanfaatan TOGA (tumbuhan obat keluarga) Pelatihan Pembuatan Kerajinan Tangan Bulanan Bulanan Harian Mingguan Bulanan Bulanan Sekali Mingguan Sekali Bulanan Sekali Harian Sekali

Wadah utama kegiatan PKK Kelurahan Cilincing.

Wadah utama peningkatan kerohanian PKK Kelurahan Cilincing.

Pengajaran anak-anak usia dini secara sukarela.

Pemberantasan nyamuk demam berdarah setiap jumat.

Peningkatan kesehatan anak-anak di Kelurahan Cilincing.

Melakukan pemantauan terhadap masalah-masalah rumah tangga. Pembinaan untuk peningkatan kesadaran hukum anggota PKK. Peningkatan penyelenggaraan administrasi PKK.

Peningkatan kesadaran sosial para anggota PKK.

Peningkatan kebersihan lingkungan.

Peningkatan keterampilan kader.

Peningkatan kesehatan dan kemandirian tiap warga.

[image:50.612.115.501.197.706.2]

Peningkatan keterampilan dan penghasilan bagi para anggota.

(51)

Kegiatan arisan bulanan merupakan salah satu wadah yang ideal untuk mempublikasikan program pendidikan konservasi yang akan diselenggarakan. Wadah ini juga dapat berperan sebagai wadah untuk mengevaluasi jalannya program pendidikan konservasi. Kegiatan arisan bulanan juga merupakan bukti bahwa kegiatan PKK di Kelurahan Cilincing berjalan secara rutin dan teratur.

[image:51.612.107.490.51.743.2]

Kegiatan rutin lainnya adalah pengajian bulanan yang tergabung dalam Majelis Ta’lim Kelurahan. Kegiatan ini menjadi wadah bagi para anggota PKK dan anggota Majelis Ta’lim untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi sekaligus meningkatkan kualitas kerohanian mereka (Gambar 12).

Gambar 12. Pengajian bulanan PKK Kelurahan Cilincing.

Selain itu, kegiatan yang paling rutin dilakukan adalah kegiatan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang dilaksanakan setiap hari di setiap RW (Gambar 13). Kegiatan ini dilaksanakan oleh para anggota PKK yang rela menyediakan waktunya untuk mendidik anak-anak usia dini tanpa dibayar. Kegiatan PAUD memberikan peluang kepada PKK Kelurahan Cilincing untuk menyampaikan pesan-pesan konservasi kepada anak-anak usia dini.

(52)

Program Jumat Bersih rutin dilakukan oleh beberapa pengurus PKK pada setiap Jumat. Program Jumat Bersih adalah program yang didedikasikan untuk membantu masyarakat dalam memberantas peredaran nyamuk demam berdarah. Program ini dilakukan dengan cara mendatangi rumah warga satu per satu untuk dilakukan pemeriksaan genangan air, seperti pada bak mandi, sumur, kolam, dan sebagainya dengan menggunakan senter. Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah ada jentik nyamuk yang hidup di dalam genangan air. Apabila ditemukan adanya jentik nyamuk, pengurus PKK akan memperingatkan warga untuk segera mengganti/menguras air dengan air yang baru dan lebih bersih. Setelah kegiatan program Jumat Bersih, seluruh pengurus yang bertugas wajib memberikan laporan mingguan mengenai kegiatan mereka. Program Jumat Bersih juga dapat menjadi peluang bagi PKK untuk menyampaikan pesan-pesan konservasi kepada masyarakat secara langsung.

5.4. Karakteristik Umum Kelompok Sasaran

Hasil pengambilan data terhadap 43 anggota aktif PKK Kelurahan Cilincing (24% dari 171 anggota) yang merupakan anggota-anggota PKK yang aktif dalam kegiatan bulanan PKK Kelurahan Cilincing menunjukkan bahwa sebagian anggota PKK (48,8%) berusia 40-49 tahun dan kebanyakan anggota PKK (90,7%) sudah menetap di Kelurahan Cilincing selama 10 tahun ke atas (Tabel 5).

Tabel 5. Usia dan lama tinggal kelompok sasaran

Kategori Jumlah Persentase Usia Responden (tahun)

20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 1 8 21 10 3 2,3 18,6 48,8 23,3 7

Total 43 100

Lama Tinggal Responden (tahun)

0-9 10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 4 9 12 9 4 5 9,3 20,9 28 20,9 9,3 11,6

(53)

Sebagian besar anggota PKK (72%) berperan sebagai ibu rumah tangga dan pendidikan terakhirnya adalah tamatan SMA (Tabel 6). Peran sebagian besar anggota PKK sebagai ibu rumah tangga tersebut menunjukkan bahwa dalam keluarganya anggota PKK berperan penting dalam pekerjaan yang berhubungan dengan merawat dan mendidik anak, menyiapkan makanan, mengurus pakaian, merawat rumah, dan mengelola keuangan (Supriyantini 2002). Hal ini akan memberikan peluang bagi pendidikan konservasi agar anggota PKK dapat menyampaikan pesan-pesan konservasi kepada anak-anak mereka ketika mereka melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan merawat dan mendidik anak. Selain itu, pendidikan konservasi juga akan memberikan peluang kepada mereka untuk merawat rumah dan lingkungan di sekitar rumah sesuai dengan prinsip-prinsip konservasi.

Tabel 6. Pekerjaan dan pendidikan terakhir kelompok sasaran

Kategori Jumlah Persentase (%) Pekerjaan Responden

Ibu Rumah Tangga Pengajar/Guru

Wiraswasta

31 6 6

72 14 14

Total 43 100

Pendidikan Terakhir Responden Jumlah Persentase (%)

SD SMP SMA Diploma

S1

5 7 28

2 1

11,6 16,3 65,1 4,7 2,3

Total 43 100

Hermawan (2001) menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu rumah tangga, semakin baik pula perilaku ibu rumah tangga dalam memelihara kebersihan lingkungan. Dengan demikian, tingkat pendidikan para peserta program yang sebagian besar tamatan SMA memerlukan program pendidikan konservasi yang lebih memadai.

5.4.1 Karakteristik Kognitif Kelompok Sasaran

Aspek kognitif dalam tujuan pendidikan lingkungan hidup berkenaan dengan bagaimana kelompok sasaran memberikan pengertian dasar mengenai fungsi/kerja lingkungan, cara berinteraksi dengan lingkungan, dan cara

(54)

Gambar

Gambar 1. Kerangka pemikiran dalam penelitian
Gambar 2. Komponen analisis data kualitatif (Sugiyono 2009)
Tabel 1. Strategi penentuan bobot materi program pendidikan konservasi berdasarkan karakteristik kelompok sasaran
Gambar 3. Peta Batas-Batas Wilayah Kelurahan Cilincing
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil perhitungan uji signifikansi korelasi (r y.12 ) dapat dinyatakan bahwa koefisien korelasi berpikir kreatif dan penguasaan diksi dengan kemampuan menulis

Untuk data sosial dan kelembagaan menggunakan Data sekunder yaitu data yang diperoleh dan dimodifikasi dari hasil penelitian Review Monitoring Kesehatan

Faktor yang mempengaruhi terhambat kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Bumiaji Kecamatan Bumiaji Kota yaitu masyarakat masih

Sebagai contoh dapat kita lihat adanya kegiatan seperti: Provinsi Sumatera Selatan telah mencanangkan “ Visit Musi 2008”; Daerah Khusus Jakarta dengan programnya “ Enjoy

Pada penelitian ini ingin menentukan jumlah substrat tali rafia sebagai media penempelan telur yang terbaik untuk meningkatkan produksi larva pada pemijahan

Tentunya masalah kesehatan selalu dihadapi setiap saat, tidak ada kondisi sempurna masyarakat bahwa dalam keadaan sehat secara keseluruhan tetapi kondisi dimana

Guru meminta siswa untuk menjelaskan sejarah Kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan Malaka, Kerajaan Aceh Darussalam, Kerajaan Demak, Kerajaan Banten, Kerajaan Mataram, Kerajaan

Dalam penelitian ini dilakukan analisa untuk menunjukkan sifat fisikokimia dari surimi meliputi kadar protein, water holding capacity, gelasi, kapasitas emulsi,