• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Determinan Masyarakat Dalam Memilih Transaksi Qard di Penggadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Determinan Masyarakat Dalam Memilih Transaksi Qard di Penggadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian

ANALISIS DETERMINAN MASYARAKAT DALAM MEMILIH TRANSAKSI QARD DIPEGADAIAN SYARIAH CABANG SETIA BUDI

MEDAN Assalamualaikum Wr. Wb.

KepadaYth.

Bapak/Ibu/Saudara/i Di tempat

Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk membantu/berpartisipasi mengisi kuisioner yang terlampir dalam rangka memenuhi Persyaratan S1 saya di Fakultas Ekonomi Departemen Ekonomi Pembangunan dengan konsentrasi Ekonomi Islam. Dengan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i sangat menentukan keberhasilan penulisan skripsi saya yang berjudul Analisis Determinan

Masyarakat Dalam Memilih Transaksi Qard Pegadaian Syariah Cabang Setia

Budi Medan.

Kuesioner ini saya tujukan kepada Bapak/Ibu/Saudara/i yang menjadi sampel dalam penelitian ini Semua respon akan sangat dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis semata.

Saya mohon masing-masing kuisioner dapat diisi secara lengkap.Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan Terimakasih.

(2)

IDENTITAS RESPONDEN

Kami mohon Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi daftar pertanyaan di bawah dengan cara mengisi titik-titik dan memberikan tanda silang atau lingkaran pada huruf yang sesuai dengan identitas diri Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian.

1. Nama:……….………... 5. Pendidikan terakhir :

a. SD e. S1

a. Pegawai Negeri/swasta e. Wiraswasta f.Ibu rumah tangga b. Angkatan g. Pekerjaan lainnya:

c. Petani

7. Agama

a.islam c..hindu

b. Kristen katolik d. Kristen protestan

8. Pendapatan (Gaji + Penghasilan lainnya) a. <Rp 1.500.000

b. < Rp 2.500.000

c. Rp 2.500.000 – Rp 5.000.000 d. > Rp 5.000.000

9. Pengeluaran perbulan a. <Rp 1.500.000 b. <Rp 2.000.000

c. RP 3.000.000 – Rp 5.000.000 d. >Rp 5.000.000

(3)

b. 110 Meter

c. 260 Meter – 350 Meter 250 Meter

d. 360 Meter – 450 Meter II. Pertanyaan

1. Menurut Bapak/Ibu bagaimanakah pemahaman masyarakat tentang Pegadaian Syariah

a. Sangat baik b. Baik

c. Kurang baik d. Sangat kurang baik

2. Menurut Bapak/Ibu faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam menggunakan jasa pegadaian syariah?

a. Pegadaian syariah segai tempat menggadaikan barang. b. Pegadaian syariah sebagai dapat dijadikan sebagai tempat

menabung.

c. Pegadaian syariah dapat dijadikan sebagai tempat penitipan barang beharga.

d. Pegadaian dapat dijadikan untuk mengetahui keasliah kadar emas. 3. Berapa lama Bapak/Ibu menjadi nasabah di Pegadaian Syariah

a. 1 bulan b. 3 bulan c. 6 bulan d. 1 tahun

4. Produk – produk dan layanan yang diminati oleh nasabah Pegadaian Syariah

(4)

DAFTAR PERNYATAAN

Berilah tanda (√) pada setiap jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i pilih dari daftar pernyataan yang diberikan.SS untuk Sangat Setuju (5) untuk Setuju,S (4)R untuk Ragu-Ragu(3), TS untuk Tidak Setuju,(2) dan STS untuk Sangat Tidak Setuju (1)

Faktor Pendapatan

No Pernyataan SKALA LIKERT TOTAL

5 4 3 2 1

1 Tingkat pendapatan

masyarakat tidak mencukupi kebutuhan pokok sehingga masyarakat menjadi nasabah pegadaian syariah

2 Pendapatan asyarakat kurang mampu sehingga menjadi

No Pernytaan SKALA LIKERT TOTAL

5 4 3 2 1

2 Tingginya tingkat kebutuhan hidup mempengaruhi

Bapak/Ibu dalam menggunakan jasa gadai syariah

3 Daya tarik yang ditawarkan oleh pegadaian untuk

mengatasi kebutuhan yang tiba-tiba

4 Proses pencairan dana sangat cepat dan tidak berbelit belit sehingga cocok untuk

(5)

Faktor Keamanan

No Pernyataan SKALA LIKERT T0TAL

5 4 3 2 1

1 Proses penggunaan jasa gadai syariah cepat dan aman

Minat Masyarakat Terhadap Pegadaian Syariah

No Pernyataan SKALA LIKERT TOTAL

5 4 3 2 1

(6)

LAMPIRAN II

OUTPUT SPSS UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

(7)

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Y 3,49 ,620 50

X1 3,04 ,847 50

X2 2,93 ,530 50

X3 3,13 ,661 50

Correlations

Y X1 X2 X3

Pearson Correlation Y 1,000 ,445 -,362 ,376

X1 ,445 1,000 -,282 -,110

X2 -,362 -,282 1,000 -,102

X3 ,376 -,110 -,102 1,000

Sig. (1-tailed) Y . ,001 ,005 ,004

X1 ,001 . ,024 ,223

X2 ,005 ,024 . ,241

X3 ,004 ,223 ,241 .

(8)

Correlations

Y X1 X2 X3

Pearson Correlation Y 1,000 ,445 -,362 ,376

X1 ,445 1,000 -,282 -,110

X2 -,362 -,282 1,000 -,102

X3 ,376 -,110 -,102 1,000

Sig. (1-tailed) Y . ,001 ,005 ,004

X1 ,001 . ,024 ,223

X2 ,005 ,024 . ,241

X3 ,004 ,223 ,241 .

N Y 50 50 50 50

X1 50 50 50 50

X2 50 50 50 50

X3 50 50 50 50

Variables Entered/Removed

Model

b

Variables Entered Variables Removed Method

1 X3, X2, X1a .

Enter

a. All requested variables entered.

(9)

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Faktor Pendapatan, faktor Kebutuhan Faktor Keamanan

b. Dependent Variable: Y Minat Masyarakat Terhadap Pegadaian Syariah

ANOVA

a. Predictors: (Constant), Faktor Pendapatan, Faktpr Kebutuhan ,Faktor Keamanan

(10)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,023 ,692 2,923 ,004

Faktor

pendapatan

,317 ,087 ,433 3,649 ,001

Faktor

Kebutuhan

,232 ,139 ,199 1,676 ,001

Faktor

Keamanan

,379 ,107 ,404 3,529 ,001

(11)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 2,67 4,25 3,49 ,400 50

Std. Predicted Value -2,053 1,886 ,000 1,000 50

Standard Error of Predicted Value ,072 ,256 ,132 ,042 50

Adjusted Predicted Value 2,68 4,35 3,50 ,401 50

Residual -1,030 1,138 ,000 ,473 50

Std. Residual -2,109 2,329 ,000 ,969 50

Stud. Residual -2,137 2,393 -,004 1,005 50

Deleted Residual -1,058 1,202 -,004 ,509 50

Stud. Deleted Residual -2,227 2,530 -,004 1,026 50

Mahal. Distance ,093 12,430 2,940 2,635 50

Cook's Distance ,000 ,150 ,019 ,032 50

Centered Leverage Value ,002 ,254 ,060 ,054 50

a. Dependent Variable: Minat Masyarakat Terhadap Pegadaian Syariah

(12)
(13)

Multikulonearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2,023 ,692 2,923 ,005

X1 ,317 ,087 ,433 3,649 ,001 ,901 1,110

X2 -,232 ,139 -,199 -1,676 ,101 ,902 1,108

(14)
(15)
(16)
(17)

41 5 3 2 5 3 1 3 4 1 5 4 4 2 42 5 3 2 5 3 1 3 4 4 5 4 4 3 43 5 3 2 2 3 1 5 4 4 3 4 4 3 44 5 4 2 2 2 1 5 3 4 3 4 4 3 45 5 4 2 2 2 1 5 4 4 3 4 2 3 46 5 4 1 2 2 5 5 4 4 5 4 2 3 47 1 3 1 2 2 5 5 4 1 5 4 2 3 48 1 3 1 2 2 5 5 4 1 5 4 2 3

49 1 3 1 2 3 1 3 4 4 5 4 2 3

(18)

DAFTAR PUSTAKA

, 2002. Bank dan Lemabaga Keuangan Lainnya Edisi Keenam, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Ali, Zainuddin, 2008. Hukum Gadai Syariah, Jakarta: Sinar Grafika.

Anshori, Ghofur Abdul, 2006. Gadai Syariah diIndonesia, Gajah Mada University press

Antonio, Muhammad Syafe’i, 2001. Bank Syariah, Jakarta: Gema Insani.

Hadi, Muhammad Sholikul, 2002. Pegadaian Syariah, Yogyakarta: Salemba Diniyah.

Hamzah Gufron ,2007 “Faktor-Faktor Yang Mempenagruhi Minat Nasabah Dalam Produk Qardh Dengan Gadai Emas Di PT Bank Sumut Syariah Cabang Medan. Skripsi.Medan:Universitas Sumatera Utara.

Kasmir, 2009. Bank dan Lembaga Keuagan Lainnya Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta.

Lubis, Irsyad, 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, USU Press, Medan

(19)

Meilinda sari, 2007. “Persepsi Masyarakat Tentang Gadai Emas DiPenggadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan. Skripsi.Medan:Universitas Sumatera Utara.

Priyatno, Duwi. 2011. Buku Saku SPSS. Analisis Statistik dengan Microsof Excel &SPSS.Penerbit Andi. Yogyakarta.

Randi Saputra,2010. “Analisis Potensi Dan Kendala Pengembangan Pegadaian

Syariah Di Kota Medan.Skripsi.Medan:Universitas Sumatera

Utara.

Santosa P. Budi dan Ashari, 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Exccel & SPSS.Penerbit Andi. Yogyakarta.

Sarwono, Jonathan, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu, Jakarta.

Sinulingga, Sukaria, 2011. Metode Penelitian, USU Press, Medan

Situmorang, Syafrizal Helmi, et al, 2008. Analisis Data Penelitian (Menggunakan Program SPSS), USU Press, Medan.

Sudradjat, Ilyda. 2012. Modul Statistik NonParametrik. USU Press. Medan.

Pelelangan Barang Jaminan di PT. Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi, Medan.Skripsi.Medan:Universitas Sumatera Utara.

Website

Anonimus. 2010. Produk dan Sejarah Pegadaian. Diakses pada tanggal 10

januari 2015 da

http:

(20)

(http://www.teori-penawaran-islami-syariah.html (10 februari 2015

http :

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dan metode penelitian kuntitatif.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan kantor cabang pegadaian syariah, yaitu Jl Raya Setia Budi No. 84 Tanjung Rejo, waktu penelitian dilakukan pada Maret sampai dengan selesai.

3.3 Defenisi Operasional

Penelitian ini dilakukan berdasarkan batasan yang akan diteliti yaitu mencakup faktor-faktor masyarakat dalam memilih transaksi Qard Pegadaian Syariah dikota Medan, dalam hal ini faktor – faktor masyrakat dalam minat gadai, dan pengetahuan, pegadaian syariah dikota Medan.

a. Variabel Bebas (X) antara lain:

1. Pendapatan adalah hasil yang diperoleh masyarakat dari masyarakat setelah melakukan atau mengerjakan pekerjaanya.

(22)

3. Keamaan adalah keadaan bebas dari bahaya atau keadaan yang terjamin keamananya.

b. Variabel Terikat yaitu minat masyarakat dalam memilih transaksi qardh dipegadaian syariah cabang Setia Budi Medan

3.4 Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri- ciri yang telah ditetapkan(Nazir,2003:271) populasi dari penelitian ini adalah nasabah penggadaian syariah Setia Budi No 84 Tanjung Rejo, Medan.

2. Sample

(23)

3.5 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Jenis Data

1. Data primer adalah data yang berasal dari dari sumber asli atau pertama, data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi atau dalam bentuk file, data ini diperoleh dari narasumber atau responden (Sarwono, 2006:8), melalui quisioner yang diberikan kepada nasabah pegadaian syariah Setia Budi, Medan.

2. Data skunder adalah data yang telah tersedia sehingga peneliti bisa

mencari dari website resmi pegadaian serta bahan bacaan lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.5.2.1 Metode Pengumpulan Data

1. Quisioner penulis membuat daftar pertanyan yang sesuai dengan penelitian, kuisioner ini diajukan kepada nasabah yang menggunakan jasa gadai.

2. Studi kepustakaann yaitu mengumpulkan data dan infomasi melalui berbagai literatur yang sesuai dengan penelitian dalam penulisan skripsi seperti dari buku, internet, jurnal dan lain- lain.

3. Observasi, dengan melakukan penelitian langsung terhadap objek yang

(24)

3.6. Alat Analisis Data

Alat analisis data yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian yaitu:

1. Dengan menggunakan program komputer SPSS 19 disamping itu juga digunakan aplikasi Microsoft Office World 2007 dalam penulisan penelitian dan Microsoft Office Excel 2007 sebagai program pembantu, untuk meminimalkan kesalahan dalam pencatatan data jika dibandingkan dengan pencatatan ulang secara manual.

2. Skala likert, menurut Kinenear (dalam Muhammad 2008: 154) skala likert berhubungan dengan peryataan sikap dalam meghadapi sesuatu.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan, pernytaan sikap sebagai berikut:

Sangat setuju (SS) dengan skor 5

Setuju (S) dengan skor 4

Ragu-ragu (R) dengan skor 3

Tidak setuju (TS) dengan skor 2

Sangat tidak setuju(STT) sengan skor 1

(25)

3.6.1 Uji Validitas

Untuk menguji skala pengukuran yang digunakan, peneliti menggunakan Uji validitas dan Uji realibilitas. Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sarwono, 2006: 99).

Uji validitas, yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan program SPSS 21, dengan membandingkan nilai r hasil Corrected Item Total Correlation (r-hitung) dengan r tabel (situmorang, 2008: 43). Adapun kriterianya adalah sebagai berikut:

- Apabila �ℎ�����>������, maka pertanyaan dinyatakan valid. - Apabila �ℎ�����<������, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

3.6.2.Uji Realibilitas

(26)

3.7 Model Analisis Data

Dalam upaya pembuktian atas hipotesis yang telah dibuat maka harus dilakukan pengujian atas hipotesis itu sendiri dengan menggunakan metode/ stategi/ pendekatan/ desain penelitian yang sesuai. Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang dibuat maka penelitian ini menerapkan metode analisa data deskriptif kuantitatif dengan pemodelan regresi linier berganda. Penerapan metode ini akan menghasilkan tingkat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Dengan demikian dapat ditunjukkan seberapa besar kontribusi variabel-variabel bebas (variable independen) terhadap variabel terikatnya (variabel dependen) serta arah hubungan yang terjadi (hubungan negatif atau positif.

Model analisis yang digunakan dalam menganalisa adalah model Statistik Parametrik, sedangkan metode yang dipakai adalah metode regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

(27)

Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut:

1. ��

��1>0, artinya jika terjadi kenaikan pada X1 (Pendapatan ) maka Y (Minat Masyarakat dengan transaksi Qardh) mengalami kenaikan,ceteris paribus.

2. ��

��2> 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (Kebutuhan) makaY (Minat Masyarakat dengan transaksi Qardh) mengalami kenaikan, ceteris paribu.

3. ��

��3> 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X3 (Keamanan) maka Y (Minat masyarakat dalam transaksi Qardh) mengalami kenaikan, ceteris paribus. 3.7.1 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit)

Uji kesesuaian (Test of Goodness of Fit) merupakan pengujian kecocokan atau kebaikan antara .hasil pengamatan (frekuensi pengamatan) tertentu dengan frekuensi yang diperoleh berdasarkan nilai harapannya (frekuensi teoritis), atau uji yang digunakan untuk melihat sejauh mana garis regresi mencocok data.

3.7.2 Uji Koefisien Determinasi (R-square)

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen dimana nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1(0≤R 2≤1). Semakin

besar nilai R2, maka semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan

oleh variasi variabel – variabel independen. Sebaliknya jika R2 kecil, maka akan

(28)

3.7.3 Uji t-statistik

Uji t-statistik merupakan pengujian untuk mengetahui apakah masing- masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependen variabel. Dengan menganggap variabel independen lainya konstan.

Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:

t hitung

=

(��−�) ��(��)

Dimana :

bi = koefesien variabel ke – i b = nilai hipotesis nol

Se(bi) = simpangan baku dari variabel independent ke-i

Dalam uji t ini digunakan perumusan bentuk hipotesis sebagai berikut : Ho : bi = b

Ha : bi ≠ b

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke I nilai parameter hipotesis, dan biasanya b dianggap=0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Y. Pengujian dilakukan melalui uji-t dengan membandingkan statistik dengan t-tabel. Apabila hasil perhitungan menunjukkan :

a. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t-hitung < t-tabel dengan tingkat kepercayaan sebesar (α).

(29)

b. Ho ditolak dan Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel dengan tingkat kepercayaan (α).

Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat, dimana terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar (α)

3.7.4 Uji F-statistik

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap dependen variabel.

Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus

F- hitung= R

2/(K-1)

(1-R2)/(N-K) Dimana:

R2 : Koefisien determinasi k : Jumlah variabel independen n : Jumlah sampel

Untuk uji F-statistik ini digunakan hipotesis sebagai berikut: H0 : b1 = b2 = bn………..bn=0(tidak ada pengaruh)

Ha : b1 ≠ 0………bi=1(ada pengaruh) Kriteria pengambilan keputusan:

Ho: b1 = b2 = 0 H0 diterima (F-hitung < F-tabel) artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

(30)

3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Agar pengujian hipotesis berdasarkan model analisis tidak bias atau bahkan menyesatkan, maka perlu digunakan uji penyimpangan asumsi klasik.

3.8.1. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah alat yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat (kombinasi linier) diantara independen variabel. Multikolinieritas dikenalkan oleh Ragnar Frisch (1934). Suatu model regresi linier akan menghasilkan estimasi yang baik apabila model tersebut tidak mengandung multikolinieritas. Multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan yang kuat antara sesama variabel independen dari suatu model estimasi. Adanya multikolinieritas ditandai dengan:

• Standart error tidak terhingga

• Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α= 1%, α= 5%, α= 10%

• Terjadi perubahan tanda atau berlawanan dengan teori • R2 sangat tinggi

Cara mendeteksi apakah terdapat gejala multikolonearitas dapat dikatakan terbebas dari gejala multikolinearitas jika nilai correlation antar variabel

independen lebih kecil dari 0,8 (correlation <0,8).

3.8.2 Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi apabila variabel pengganggu (Error Term) tidak mempunyai varian yang konstan (sama) untuk semua observasi sehingga residual variabel pengganggu tidak bernilai nol atau E()2 ≠ �P

(31)

Ini merupakan pelanggaran salah satu asumsi klasik tentang model regresi linier berdasarkan metode kuadrat terkecil biasa.

Heterokedastisitas pada umumnya lebih banyak ditemui pada data cross section yaitu data yang menggambarkan keadaan pada suatu waktu tertentu misalnya data hasil suatu survei. Keberadaan heterokedastisitas akan dapat menyebabkan kesalahan dalam penaksiran sehingga koefisien regresi menjadi tidak efisien dan dapat meyesatkan. (Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Usman, 2006:109).

3.8.3 Uji Linearitas

(32)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Pegadaian Syariah

4.1.1 Sejarah Pegadaian Secara Umum

Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Lembaga semacam ini pada awalnya dikenal mulai dari Eropa, yaitu negara Italia, Inggris, dan Belanda. Sistem gadai tersebut memasuki Indonesia dibawa dan dikembangkan oleh orang Belanda (VOC) yaitu sekitar abad ke – 19, dengan Gubernur Jenderal VOC Van Imhoff mendirikan Bank Van Lening, yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia melalui surat keputusan tertanggal 28 Agustus 1746. Namun ketika VOC bubar di Indonesia pada tahun 1800 maka usaha pegadaian diambil alih oleh Pemerintahan Hindia Belanda. Dimasa pemerintahan Deandels, dikeluarkan peraturan tentang barang yang dapat diterima sebagai jaminan gadai seperti perhiasan, kain dan lain-lain.

(33)

badan usaha dimaksud cukup menguntungkan pihak pemerintah, sehingga didirikan Pilot Project di Sukabumi. Setelah berhasil maka dikeluarkan Staatsblad No. 131 pada tanggal 1 April 1901, sebagai dasar hukum bagi pendirian Pegadaian Negeri pertama di Indonesia. Tanggal 1 April 1901 yang kemudian dijadikan sebagai hari lahirnya Pegadaian di Indonesia.

Seiring dengan perjalanan waktu, pegadaian negeri tersebut semakin berkembang dengan baik sehingga pemerintahan Hindia Belanda mnegeluarkan peraturan monopoli, yaitu Staatsblad No. 749 Tahun 1914, dan Staatsblad No. 28 Tahun 1921. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan monopoli pun diatur oleh pihak pemerintah Hindia Belanda dalam KUHP yang tercantum dalam pasal 509 dan Staatsblad No. 266 Tahun 1930. Sesudah bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tahun 1945, yaotu pada tangga 1 Januari 1967 penguasaan terhadap Pegadaian Negara mengalami peralihan sehingga Pegadaian Negara dijadikan Perusahaan Negara (PN) dan berada dalam lingkup Departemen Keuangan Pemerintahan RI berdasarkan PP No. 176 Tahun 1961.

(34)

Jawatan (Perjan) menjadi Perusahaan Umum (Perum) pegadaian. Berdasarkan perubahan status hukum sebagai perusahaan umum, pegadaian diharapkan mampu mengelola usahanya secara profesional, berwawasan bisnis oriental tanpa meninggalkan misinya (Zainudin Ali, 2008:11) yaitu:

a. Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai b. Mencegah timbulnya praktik ijon, pegadaian gelap, riba, dan pinjaman

tidak wajar lainnya

Berdasarkan hal diatas, lembaga pegadaian dimaksudkan sebagai suatu lembaga yang memberikan fasilitas bagi warga masyarakat untuk dapat memperoleh pinjaman uang secara praktis. Pinjamn uang dimaksud lebih mudah diperoleh calon nasabah karena menjaminkan barang-barnga yang mudah didapat pula. Hal ini membuat lembaga pegadaian diminati oleh banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat. Karena itu, lembaga pegadaian secara relatif mempunyai kelebihan bila dibandingkan lembaga keuangan lainnya.

4.4.2 Sejarah Pegadaian Secara Khusus (Pegadaian Syariah)

(35)

berpendapat bahwa operasionalisasi Pegadaian pra Fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 tentang Bunga Bank, telah sesuai dengan konsep syariah meskipun harus diakui belakangan bahwa terdapat beberapa aspek yang menepis anggapan itu. Berkat Rahmat Alloh SWT dan setelah melalui kajian panjang, akhirnya disusunlah suatu konsep pendirian unit Layanan Gadai Syariah sebagai langkah awal pembentukan divisi khusus yang menangani kegiatan usaha syariah.

(36)

4.2 Pegadaian Syariah Di Indonesia

Keberadaan Pegadaian Syariah pada awalnya didorong oleh berkembangnya lembaga keuangan syariah. Disamping itu, masyarakat Indonesia yang menjadi nasabah Pegadaian kebanyakan umat Islam, sehingga dengan keberadaan Pegadaian Syariah ini, maka akan memperluas pangsa pasar pegadaian dan nasabah akan merasa aman dikarenakan transaksinya sesuai dengan syariat Islam. Berarti pinjaman yang diterapkan adalah pinjaman tanpa bunga dan halal.

Rahn (gadai syariah) adalah produk jasa yang berlandaskan pada prinsip- prinsip syariah dengan mengacu pada sistem administrasi modern yaitu azas rasionalitas, efisiensi dan efektifitas yang diselaraskan dengan nilai Islam. Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara sukarela atas dasar tolong- menolong dan tidak untuk mencari keuntungan. Dalam transaksi rahn yang tidak mengenal istilah “bunga uang”, maka pemberi gadai tidak dikenakan tambahan pembayaran atas pinjaman yang diterimanya, namun bagi penerima gadai memperoleh imbalan berupa ijarah (pengganti pengelolaan agunan) dari penyimpanan marhun (barang jaminan/ agunan). Produk yang disalurkan adalah Gadai Syariah (Ar- Rahn) yang mulai diluncurkan sejak Januari 2003 dengan cabang Pegadaian Syariah pertama kantor cabang Dewi Sartika

(37)

1. Tujuan Usaha Gadai

a. Mengimplementasikan dan mensosialisasikan produk gadai syariah khususnya kepada masyarakat muslim Indonesia.

b. Menjawab kebutuhan nasabah muslim di Indonesia yang menginginkan transaksi pinjaman sesuai syariah.

2. Lapangan Usaha

Dengan mengindahkan prinsip – prinsip syariah islam dalam transaksi ekonomi dan terjaminnya keselamatan kekayaan negara, perusahaan menyelenggarakan usaha gadai syariah sebagai berikut:

a. Penyaluran pinjaman secara gadai yang didasarkan pada penerapan prinsip syariah islam dalam transaksi ekonomi secara syariah.

b. Penyaluran usaha dalam bentuk skim lainnya yang dibenarkan menurut hukum syariat islam.

4.3 Gambaran Khusus Pegadaian Syariah

4.3.1 Profil Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan

(38)

Setia Budi No. 84 Tanjung Rejo, Kec. Medan Sunggal pada tanggal 27 Mei 2010, dan terakhir di Jl. Asrama No. 185A Kel. Helvetia Kec. Medan Helvetia pada juli 2010.Perkembangan PT Peagadaian syariah semakin berkembang dengan ditandai meningkatnya laba yang dan semakin diminati oleh masyarakat dengan dilihat dari jumlah nasabah yaitu sebanyak 4950 nasabah dan semakin bertambah dari hari kehari karena kebutuhan masyarakat. Dengan demikian dapat diketahui bahwa minat masyarakat dalam menggadaikan emas cukup besar atau antusias karena didorong dengan berbagai kebutuhan yang yang terus meningkat terutama pada saat menjelang bulan rahmadhan menjelang idul fitri dan pada saat anak – anak masuk sekolah karena kebutuhan yang meningkat maka menggadaikan emas adalah cara yang efektif karena prosesnya ang cepat dan aman.

4.3.2 Jenis Produk dan Usaha Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan

Produk - produk yang disalurkan pegadaian syariah cabang Setia Budi Syariah pada masyarakat, yaitu:

1. Gadai Syariah (pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai) . 2. Galeri 24 (penjualan emas secara tunai).

3. Arrum (kredit yang diberikan untuk pengusaha mikro). 4. Amanah (pembiayaan pembelian kendaraan).

(39)

1. Produk Rahn/gadai syariah yaitu produk jasa gadai yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah dengan mensyaratkan pemberian pinajaman atas dasar penyerahan barang jaminan oleh nasabah2.

2. Gold Counter/ Mulia penjualan logam mulia oleh Pegadaian kepada masyarakat yang berminat untuk berinvestasi pada emas secara tunai dan angsuran.

3. Produk ARRUM yaitu pembiayaan kepada pengusaha mikro dan

kecil

4. Amanah yaitu pembiayaan pembelian kendaraan, pegadaian syariah menyediakan .

untuk pengembangan usaha dengan jaminan fidusi yang berprinsip syariah

5. Mulia yaitu penjualan emas dengan cara cicilan yang disediakan oleh pegadaian kepada masyarakat yang berkualitas dan aman.

4.4 Visi dan Misi Pegadaian Syariah

(40)

4.4.1 Visi Pegadaian Syariah

“Pegadaian pada tahun 2013 menjadi “ Champion” dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fidusia bagi masyarakat golongan menengah ke bawah”

a. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi atas dasar hukum gadai dan fudisia.

b. Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya perusahaan yang baik secara konsisten

c. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat.

4.4.2 Misi Pegadaian

(41)

1. Membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah dan bermanfaat dan bila perlu memperluas daerah operasinya.

2. Ikut serta mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, pegadaian gelap, dan praktek riba lainnya.

3. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai kepada para petani, nelayan, pedagang kecil, industri kecil, yang bersifat produktif, kaum buruh/pegawai negeri yang ekonominya lemah dan bersifat konsumtif

4. Disamping menyalurkan kredit, maupun usaha-usaha lainnya yang bermanfaat terutama bagi pemerintah dan masyarakat

5. Bertolak dari misi Pegadaian tersebut dapat dikatakan bahwa sebenarnya Pegadaian adalah sebuah lembaga dibidang keuangan yang mempunyai visi dan misi bagaimana masyarakat mendapat perlakuan dan kesempatan yang

adil dalam perekonomian

4.5 Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi

(42)

Struktur organisasi

Adapun struktur organisasi pegadaian syariah di kota Medan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan

Struktur organisasi pada pegadain syariah sama dengan struktur organisasi pegadaian konvensional, yaitu sama-sama mempunyai satu pimpinan dan beberapa karyawannya, yaitu pimpinan KCPS, bagian penaksir, bagian kasir, petugas gudang dan bagian administrasi.

Demikianlah struktur organiasi pegadaian syariah, namun kenyataannya pada pegadaian syariah tidaklah demikian setelah kita melihat langsung kelapangan (kantor pegadaian syariah). Seharusnya sebuah perusahaan harus membagi para karyawannya dan meletakkan pada bagiannya masing- masing, agar kinerja dari seorang karyawan tersebut bisa fokus dan bekerja dengan baik.

Pimpinan KCPS (Murni S.E)

Penaksir Septian Rizki

Kasir Asmadi

Petugas Gudang

(43)

Namun terdapat adanya kekurangan atau kelemahan dari sturktur organisasi didalam pegadaian syariah yaitu masih kurangnya kuantitas karyawan yang diperlukan dalam bidangnya disetiap kantor caban yang bekerja sesuai dengan bidang

4.6 Analisis Hasil dan Pembahasan

4.6.1 Analisis Karakteristik Responden

Adapun jumlah responden yang menjadi sampel yaitu 50 responden dan yang dianalisis dalam penelitian antara lain, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan perbulan

a. Umur

Berdasarkan umur responden dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 15 – 30 tahun, 31- 40 tahun, 41 – 50tahun serta usia 50 tahun keatas. Data karakteristik umur responden adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Persentase

1 15- 30 Tahun 32 64%

2 31 – 40 Tahun 12 24%

3 41 – 50 Tahun 3 6%

4 >50Ttahun 3 6%

5 Jumlah 50 100

Sumber : Data Diolah

(44)

sebanyak 3 orang (6%). Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang paling banyak menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu pada usia 15-30 yaitu berjumlah 32 responden dan usia 31-40 yaitu berjumlah 12 responden.

Gambar 4.2

Data Responden Menurut Umur

b. Jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin maka responden yang diambil adalah laki- laki dan perempuan, sehingga diperoleh dari quisioner yang diperoleh dari responden adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki – laki 27 54%

2 Perempuan 23 46%

3 Jumlah 50 100

Sumber :Data diolah

Umur

(45)

Dari tabel yang telah diolah dari responden maka dapat diketahui bahwa yang paling banyak yang menjadi responden adalah laki –laki dengan jumlah 27(54%), sedangkan perempuan sebanyak 23 responden (46%). Hal ini disebabkan pada saat penyebarn responden lebih banyak ditemukan nasabah laki-laki yang ditemukan yaitu sebanyak 27 responden atau (54%).

Gambar 4.3

Data Responden Menurut Jenis Kelamin

c. Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan yang diambil maka profil responden yang digunakan untuk sample adalah SD, SMP, SMA, Diploma , Strata1, Srata2 dan Strata2. Dari hasil quisioner maka diperoleh sebagai berikut

27%

23% jumlah

50%

Jenis Kelamin

(46)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentase

Berdasarkan hasil yang telah diolah yang menjadi responden yang terbanyak yang adalah pendidikan SMA yaitu sebanyak 30 (60%) dan responden yang terbanyak kedua adalah Strata1 7(14%), SMP sebanyak 5(10%) SD sebanyak 4 (8%) serta Diploma sebanyak 4 (8%) sementara Strata 2 dan Strata3 adalah( 0). Responden yang paling banyak ditemui adalah tingkat pendidikan SMA 30 (60%) dan Strata1 7 (14%), karena pada saat penelitin banyak menemukan tingkat pendidikan SMA dan Strata 1

Gambar 4.4

(47)

d. Pekerjaan

Berdasarkan pekerjaan maka karakteristik responden yang diperoleh adalah pegawai Negeri/Swasta, angkatan, petani, wiraswasta dan ibu rumahtangga adalah sebagai berikut

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Pegawai Negeri/ Swasta 5 10%

2 Angkatan 3 6%

3 Petani 5 10%

4 Wiraswasta 29 58%

5 Ibu Rumahtangga 8 16%

6 Jumlah 50 100

Sumber: Data diolah

Berdasarkan karakteristik data yang telah diolah maka dapat diketahui bahwa pegawai negeri/swasta sebanyak 5 (10%) angkatan sebanyak 3 orang (6%) petani sebanyak 5 (10%) wiraswasta sebanyak 29 (58%) dan ibu rumahtangga sebanyak 8 orang (16%) dari hasil olah data diketahui responden yang banyak ditemui adalah wiraswasta sebanyak 29 orang dan ibu rumahtangga yang ditemui saat penelitian yaitu sebanyak 8 (16%)

Pekerjaan

Pegawai Negeri/ Swasta

Angkatan

(48)

e. Pendapatan

Berrdasarkan pendapatan maka dikelompokkan menjadi 4 bagian yaitu Rp > 1.500.000., Rp >2.500.000; Rp>2.500.000 dan Rp > 5.000.000;

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan

No Pendapatan Jumlah Persentase

1 Rp .< 1.500.000 18 36%

2 Rp < 2.500.000 15 30%

3 Rp <2.500.000-5.000.000 14 28%

4 > 5.000.000 3 6%

5 Jumlah 50 100

Sumber : Data diolah

Berdasarkan pendapatan Rp < 1.500.000; sebanyak 18 orang atau (36%), Rp < 2.500.000; sebanyak 15 orang atau (30%), Rp <2.500.000-5.000.000; sebanyak 14 orang atau28%; > 5.000.000 sebanyak 3 orang atau 6%. Dengan demikian responden yang paling banyak ditemui adalah yang berpendapatan < 1.500.000; sebanyak 18 orang atau 36% kemudian Rp < 2.500.000; sebanyak 15 orang atau (30%), Rp dan <2.500.000-5.000.000; sebanyak 14 orang atau28%.

Gambar 4.6

(49)

4.8 Distribusi Jawaban Responden Tabel 4.6

4.8.1 Analisis Determinan Masyarakat Dalam Memilih Transaksi Qard diPegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan

Hasil Distribusi jawaban responden atas Faktor Pendapatan pada tabel berikut:

Faktor Pendapatan

NO Pernyataan Skala Likert TOTAL

5 4 3 2 1 1 Tingkat pendapatan tidak

mencukupi kebutuhan pokok dan kebutuhan mendesak sehingga masyarakat menjadi nasabah pegadaian syariah.

23 14 5 4 4 50

2 Tingkat pendapatan

masyarakat kurang mampu menetukan masyarakat menggunakan jasa gadai syariah

10 13 14 3 10 50

3 Tingkat pendapatan

menetukan masyarakat dalam menggunakan jasa gadai syariah

10 10 5 5 20 50

(50)

Tabel 4.7 Faktor Kebutuhan

No Pernyataan SKALA LIKERT TOTAL

5 4 3 2 1

1 Daerah tempat tinggal bapak /ibu mentukan menggunakan jasa gadai syariah

(51)

Tabel 4.8 Faktor Keamanan

No Pernytaan SKALA LIKERT TOTAL

5 4 3 2 1

1 Proses penggunaan jasa gadai syariah cepat dan aman

3 Barang yang digadaikan terjamin keamanannya

(52)

Tabel 4.9 Minat Masyarakat

No Pernyataan SKALA LIKERT TOTAL

5 4 3 2 1

1 Menurut Bapak/Ibu, Masyarakat sangat

(53)

4.8 Pembahasan

4.8.1 Uji Validitas dan Realibilitas

Suatu instrumen yang baik harus memiliki tingkat validitas serta tingkat realibilitas yang tinggi. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila instrumen penelitian tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen penelitian tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Berikut ini merupakan tabel output hasil uji validitas dan realibilitas menggunakan SPSS

Tabel 5.0

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

No Pernyataan

r-hitung

cronbach's alpha

1

Tingkat pendapatan masyarakat tidak mencakupi kebutuhan pokok sehingga masyakat menjadi nasabah pegadaian syariah

0,059 0,957

2 Pendapatan masyarakat kurang mampu

sehingga menjadi nasabah pegadaian syariah 0,122 0,956 3 Tingkat pendapatan menentukan masyarakat

dalam menggunakan jasa gadai syariah 0,128 0,956 4 Daerah tempat tinggal Bapak/Ibu menetukan

untuk menggunakan jasa gadai syariah 0,418 0,952 5

Tingkat tingkat kebutuhan hidup

mempengaruhi mempengaruhi Bapak/Ibu dalam mengunakan jasa gadai syariah

0,463 0,952

6 Daya tarik yang ditawarkan oleh pegadaian

(54)

dan aman

9 Dapat sebagai tempat penyimpanan benda

beharga 0,815 0,948

10

Barang yang digadaikan terjamin

keamanannya karena pegadaian memiliki jasa penitipan barang/jasa

0,909 0,947

11

Menurut Bapak/Ibu masyarakat sangat berpartisipasi dengan adanya pegadaian syariah

0,911 0,947

12 Menurut Bapak/Ibu tingginya tingkat

konsumsi masyarakat sehingga mempengarihi minat masyarakat terhadap pegadaian syariah

0,896 0,946

13 Kebutuhan yang sangat mendesak

mempengaruhi minat masyarakat menjadi nasabah dipegadaian syariah.

0,885 0,945

Berdasarkan nilai r tabel untuk n = 50 DF = 48 dengan tingkat signifikansi 5% adalah 0,2787 dapat dilihat bahwa tiap-tiap pernyataan memiliki r-hitung>r-tabel, yang menandakan bahwa masing-masing pernyataan dapat dinyatakan valid dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan diatas valid. dan tiap-tiap pernyataan memiliki cronbach’s alpha> 0,60 yang menandakan bahwa masing-masing pernyataan dapat dinyatakan reliabel.

4.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda

(55)

Persamaan regresi linear berganda dapat diperoleh dari tabel diatas adalah sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3

2,023 + 0,317X

+ e

1 + 0,232X2 + 0,397X3

SE = 0,692 0,087 0,139 0,107 e

+ e

t = 2,923 3,649 1,676 3,529 e

R2 = 0,416

Interprestasi model: F = 10,942

1. Variabel Faktor Pendapatan 0,317 menunjukkan bahwa variabel Faktor pendapatan berpengaruh positif terhadap Minat Masyarakat terhadap Pegadaian Syariah(Y).

2. Variabel Faktor Kebutuhan 0,232 menunjukkan bahwa variabel Faktor Kebutuhan berpengaruh positif terhadap Minat Masyarakat Terhadap Pegadaian Syariah (Y).

(56)

4.8.3 Uji Goodness of Fit

Uji Goodness of Fit merupakan pengujian kecocokan atau kebaikan sesuai antara hasil pengamatan (frekuensi pengamatan) tertentu dengan frekuensi yang diperoleh berdasarkan nilai harapannya (frekuensi teoritis).

1. Koefisien Determinasi (R2

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai R

)

2

semakin besar atau mendekati satu maka pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen semakin besar. Begitu juga sebaliknya, jika R2

Tabel 5.1 Hasil Uji Determinasi (R

semakin kecil atau mendekati nol, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen akan semakin kecil

a. Predictors: (Constant), Faktor Pendapatan, Faktor Kebutuhan Faktor Keamanan

b. Dependent Variable: Y Minat Masyarakat Terhadap Pegadaian Syariah

Besarnya pengaruh variabel Faktor Pendapatan (X1), Faktor Kebutuhan

(57)

dapat diketahui dengan melihat nilai R2pada tabel Model Summary. Interpretasi yang didapatkan adalah nilai R2= 0,416 = 41,6%. Nilai ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel Faktor Pendapatan(X1), Faktor Kebutuhan (X2), Faktor

Keamanan (X3

2. Uji Parsial (Uji t)

) secara simultan terhadap variabel Minat Masyarakat

Uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas independen parsial tidak terhadap variabel dependen. Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Tabel 5.2 Hasil Uji Parsial t

(58)

Coefficientsa

a. Dependent Variable: Minat Masyarakat Terhadap Pegadaian Syariah

sumber Hasil Penelitian (2015), data diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

a. Variabel Faktor Pendapatan berpengaruh signifikan terhadap Minat Masayarakat untuk menjadi nasabah diPegadaian Syariah . Hal ini terlihat dari tingkat signifikan variabel Nilai Faktor Pendapatan sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05).

(59)

c. Variabel Faktor Keamanan berpengaruh signifikan terhadap Minat Masayrakat untuk menjadi nasabah diPegadaian Syariah ini telihat dari tingkat signifikan variabel sebesar 0,001 Lebih kecil dari 0,05(0,001<0,5) 3.Uji Signifikan Bersama-Sama ( Uji F)

Uji F ini dilakukan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dengan menggunakan statistik F (uji F). Jika Fhitung< Ftabel,

maka H0 diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika Fhitung> Ftabel

Tabel 5.3

, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 7,836 3 2,612 10,942 ,000a

Residual 10,981 46 ,239

Total 18,817 49

a. Predictors: (Constant), pendapatan,kebutuhan,keamanan

b. Dependent Variable: Minat Masayarakat Terhadap pegadaian syariah

(60)

minat masyarakat untuk menjadi nasabah diPegadaian Syariah karena nilai signifikan 0,000 < 0,05. Artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas Nilai faktor Pendapatan(X1), kebutuhan(X2), keamanan (X3

4.8.3 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

) berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel minat masayarakat

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji apakah suatu model layak atau tidak digunakan dalam suatu penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Uji Heterokedastisitas

(61)

2. Uji Multikolineritas

Uji Multikolineritas adalah kondisi terdapat hubungan linier atau korelasi yang tinggi antara masing-masing variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi diantara variabel independen. Deteksi untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolineritas dalam model regresi dapat dilakukan dengan cara melihat Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Hasil pengolahan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.4

a. Dependent Variable: Minat Masyarakat Terhadap Pegadaian Syariah

(62)

3.Uji Linearitas

Pengujian Linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah data sesuai dengan garis linier atau tidak atau dengan kata lain apakah hubungan antar variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak.

Dari hasil uji.linearitas menggunakan SPSS, didapatkan hasil bahwa signifikansi pada tabel Anova sebagai berikut:

Tabel 5.5

(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal dalam penelitian ini yaitu:

1. Dari hasil uji R2

2. Dari hasil uji F-test pada diperoleh nilai F hitung sebesar 10,942 dengan nilai Sig. sebesar 0,00. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas Nilai faktor Pendapatan(X

pada penelitian ini adalah 0,416 atau dalam persen adalah 41,6% yang artinya pengaruh variabel Faktor pendapatan(X1), kebutuhan (X2), keamanan(X3), berpengaruh secara simultan terhadap variabel Minat Masyarakat Kota Medan menjadi nasabah diPegadaian Syariah cabang Setia Budi Medan..

1), kebutuhan(X2), keamanan

(X3

3. Berdasarkan hasil uji t dinyatakan bahwa faktor pendapatan, kebutuhan dan keamanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat masyarakat menjadi nasabah Pegadaian Syariah syariah dan faktor yamn mempunyai pengaruh paling besar adalah fakto keamanan.

) berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel minat masyarakat.

(64)

54%, dari segi Pendidikan yaitu tingkat pendidikan SMA sebnyak 30 0rang atau 60% dari segi Pekerjaan yaitu Wiraswasta sebnyak 29 orang atau 58% dari segi pendapatan maka diperoleh tingkat pendapatan <1500.000; dengan 18 responden atau 36% dari masing-masing reponden yang telah jelaskan adalah data responden yang paling banyak menggunakan jasa pegadaian syariah khususnya gadai emas.

(65)

5.2 SARAN

1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kebutuhan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi masyarakat menjadi nasah diPegadaian Syariah, oleh karena itu diharapkan agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.

2. Pegadaian Syariah cabang Setia Budi Medan agar dapat menambah produk-produk sehingga dapatmengembagkan pelayanan kepada masayarak dengan transaksi qard dengan gadai emas yang sangat diminati masyarakat.

3. Perlunya peningkatan layanan sehingga pegawai bekerja sesuai bidang masing-masing sehingga masayrakat dapat terlayani dengan lebih baik lagi.

4. Pegadaian Syariah menjadi solusi dana cepat bagi masayarakat yang sangat mendesak kebutuhannya dan terhidar dari praktek lintah darat dan lain sebagainya

(66)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pegadaian

Dalam istilah bahasa Arab, gadai di istilahkan dengan rahn dan juga dapat dinamai dengan al-habsu (pasaribu,1996:139).Secara etimologis, arti rahn adalah tetap dan lama, sedangkan al-habsu berarti penahan terhadap suatu barang dengan hak sehingga dapat di jadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut (syafe’i,2000:159).Sedangkan menurut Sabiq (1987:139), rahn adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan syara’ sebagai jaminan hutang, hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang atau ia bisa mengambil sebagian (manfaat) barangnya tersebut.

Pengertian gadai dalam Burgerlijk Wetbook (Kitab Undang-undang Hukum Perdata) (pasal1150 KUH Peerdata) adalah suatu hak yang diperoleh seorang piutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seseorang yang berhutang atau orang lain atas namanya yang membeikan kekuasaan kepada kepada siberpiutang itu untuk memberi kekuasaan kepada siberpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang yang berpiutang lainya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang brang tersebut dan biaya-biaya mana yang harus di dahulukan.

(67)

yaitu menyerahkan tanah untuk menerima pembayaran sejumlah uang secar tunai, dengan ketentuan si penjual (pegadai) tetap berhak atas pembelian tanahnya dengan jalan menebusnya kembali (pasaribu, 1996:140).

Pengertian gadai menurut (kasmir,2003) yaitu kegiatan menjaminkan barang-barang beharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan memperoleh sejumlah uang dan barang yang akan dijaminkan akan akan ditrbus kembali sesuai dengan perjanjian nasabah dengan lembaga pegadaian.

Menurut (Syafi’e Antonio,2001) gadai atau rahn adalah menahan salah satu

harta milik peminjam (rahin) sebagai barang jaminan (marhum) atas pinjaman

(marhum bih) yang diterimanya. Marhum tersebut memiliki nilai ekonomis

sehingga pihak yang menahan/penerima gadai (murtahin

2.2 Gadai di Penggadaian Syariah

) memperoleh jaminan

untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.

2.2.1 Gadai Dalam Fiqih Muamalah

Ar-Rahn atau gadai merupakan perjanjian penyerahan barang yang digunakan segai agunan untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan. Berberapa ulama mendefinisikan rahn sebagai harta oleh pemiliknya digunakan pemiliknya digunakan sebgai jaminan terhadap utang yang mungkin dijadikan sebagi pembayar kepada pemberi utang baik seluruhnya atau sebagian apabila pihak yang berhutang tidak mampu melunasinya.

(68)

banyak faedah atau manfaat yang terkandung dalam rangka hubungan antar sesama manusia.(Ismail,2011:209)

2.2.2 Dasar hukum gadai 1. Al-Qur’an

Al-Qur’an surah Al-Baqarah Ayat 283 Merupakan alasan yang dijadikan dasar dalam membangun konsep gadai syariah (Rahn). Arti bunyi ayat tersebut sebagai berikut:

Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai), sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis maka hendaklah ada barang tanggungan yang di pegang oleh yang berpiutang.(al- baqarah 283)

2. As-Sunah

Aisyah berkata bahwa Rasul bersabda: Rasulullah SAW membeli makanan dari seorang Yahudi dengan menjadikan baju besinya sebagai barang jaminan.” (HR.Buchori dan Muslim dari Aisyah Binti Abu Bakar.

HR. Malik, Kitab Al Aqdiyat:

Dari Said bin Musayyab, sesungguhnya Rasululah saw bersabda:” Barang jaminan

tidak berpindah hak” Malik berkata: menurut pendapatku, dan Alloh lebih mengetahui

(kebenarannya), penjelasannya adalah bahwa seorang lelaki yang meminjam (rahin)

sesuatu dengan memberikan barang jaminan kepada orang lain (murtahin), dimana

barang jaminannya itu memiliki nilai lebih daripada pinjamannya, maka Rahin berkata

kepada Murtahin: Jika aku dapat mengembalikan pinjaman darimu pada waktu yang

ditentukan (maka barang jaminan tersebut dikembalikan kepadaku), dan bila tidak maka

barang jaminan ini menjadi milikmu sebab apa-apa yang menjaminkan aku di dalam

(69)

Dari Abu Hurairah r.a. Nabi SAW bersabda: tidak terlepas dari kepemilikan barang gadai dari pemilik yang menggadaikannya, Ia memperoleh manfaat dan menaggung resikonya. (HR Asy’Syafii, al Darulquthni dan Ibnu Majah).

3. Ijtihad

Berkaitan dengan pembolehan perjanjian gadai ini jumhur ulama juga berpendapat boleh dan mereka tidak pernah berselisih pendapat mengenai hal ini. Jumhur ulama berpendapatbahwa di syariatkan pada waktu tidak berpergian maupun pada berpergian dengan berargumentasi pada perbuatan Rasulullah SAW terhadap riwayat hadis tentang orang yahudi tersebut di Madinah. Ada pun keadaan dalam perjalanan di tentukan dalam (QS. Al-Baqarah:283), karena melihat kebiasaan dimana pada umumnya rahn dilakukan pada waktu bepergian (Sayyid Sabiq, 1987: 141)

4. (BAMUI)

Fatwa Dewan Syariah Nasional Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 25/DSN-MUI/III/2002, yang ditetapkan tanggal 28 Maret 2002 oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Syariah Nasional tentang rahn menetukan bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagi barang jaminan hutang dalam bentuk rahn dibolehkan dengan ketentuan :

(70)

2) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 09/DSN-MUI/IV/2000, tentang pembiayaan ijarah

3) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 10/DSN-MUI/IV/2000, tentang wakalah

4) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 43/DSN-MUI/VIII/2004, tentang Ganti Rugi.

2.3. Tujuan Pegadaian Syariah.

Lembaga Keuangan Gadai Syariah mempunyai fungsi sosial yang sangat besar. Karena pada umumnya, orang-orang yang datang ke tempat ini adalah mereka yang secara ekonomi sangat kekurangan dan biasanya pinjaman yang dibutuhkan adalah pinjaman yang bersifat komsumtif dan sifatnya mendesak. Pendirian pegadaian syariah oleh Bank Muamalat Indonesia dan PT pegadaian melalui perjanjian musyarakah ditetapkan visi dan misi dari penggadaian syariah yang akan didirikan yang menandakan tujuan didirikannya pegadaian syariah. Sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan masyarakat umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan yang baik. Oleh karena itu Pegadaian Syariah

a. Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pembiayaan/pinjaman atas dasar hukum gadai

(71)

b. Pencegahan praktik ijon, pegadaian gelap, dan pinjaman tidak wajar lainnya

c. Pemanfaatan gadai bebas bunga pada gadai syariah memiliki efek jaring pengaman sosial karena masyarakat yang butuh dana mendesak tidak lagi dijerat pinjaman/pembiayaan berbasis bunga

d. Membantu orang-orang yang membutuhkan pinjaman dengan syarat mudah.

2.3.1 Manfaat Pegadaian Syariah

Banyak manfaat lain yang bisa diperoleh dari pegadaian syariah Adapun manfaat pegadaian antara lain ( Ghofur, 2005:93).

a. Bagi nasabah : tersedianya dana dengan prosedur yang relative lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan pembiayaan/ kredit perbankan. Di samping itu, nasabah juga mendapat manfaat penaksiran nilai suatu barang bergerak secara professional. Mendapatkan fasilitas penitipan barang bergerak yang aman dan dapat dipercaya.

b. Bagi perusahaan pegadaian :

1. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana

2. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa tertentu

(72)

masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur yang relative sederhana

4. Berdasarkan PP No. 10 Tahun 1990, Laba yang diperoleh digunakan untuk :

i. Dana pembangunan (55%) ii. Cadangan umum (20%) iii. Cadangan tujuan (5%) iv. Dana sosial (20%).

2.4 Rukun Syarat Gadai dan Berakhirnya Akad Gadai 2.4.1. Rukun Gadai

Pada dasarnya aspek hukum keperdataan Islam dalam hal transaksi baik dalam benutki jual beli, sewa menyewa, gadai maupun yang semacamnya mempersyaratkan rukun dan syarat sah termasuk dalam transaksi gadai. Demikian juga hak dan kewajiban bagi pihak-pihak yang melakukan transaksi gadai. Hal dimaksud di ungkapkan sebagai berikut (Zainudin, 2008:20)

a.

Menurut jumhur ulama rukun gadai ada 4 (empat):

b.

Shigat (lafal ijab dan qabul)

c.

Orang yang berakad (Akid)

d.

(73)

2.4.2 Syarat Gadai

Berikut syarat dalam melakukan transaksi gadai (Zainuddin , 2008:21) : 1. Orang yang berakad cakap hukum

2. Isi akad tidak mengandung akad bathil.

3. Marhun Bih (Pinjaman). Pinjaman merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada murtahin dan bisa dilunasi dengan barang yang dirahnkan tersebut serta pinjaman itu jelas dan tertentu.

4. Marhun (barang yang dirahnkan). Marhun bisa dijual dan nilainya seimbang dengan pinjaman, memiliki nilai, jelas ukurannya,milik sah penuh dari rahin, tidak terkait dengan hak orang lain, dan bisa diserahkan baik materi maupun manfaatnya.

5. Jumlah utang tidak melebihi dari nilai jaminan Rahin dibebani jasa manajemen atas barang berupa biaya asuransi, biaya penyimpanan, biaya keamanan, dan biaya pengelolaan serta administrasi.

2.4.3 Berakhirnya Akad Gadai

Akad gadai akan berakhir apabila ( Ghofur, 2005:96) : a. Barang gadai telah diserahkan kembali pada pemiliknya

b. Rahin telah membayar hutangnya

c. Pembebasan utang dengan cara apapun, walaupun dengan pemindahan oleh murtahin

(74)

2.5 Perbedaan Pegadaian Syariah dan Pegadaian Konvensional

Tabel 2.1

Perbedaan Pegadaian Syariah dan Pegadaian Konvensional

No

Pegadaian Syariah Pegadaian Konvensional

1

Biaya administrasi menurut

ketetapan berdasakan golongan barang.

Biaya administrasi menurut persentase berdasarkan golongan barang.

2

Jasa simpanan berdasarkan taksiran

Sewa modal berdasarkan pinjaman

3

Bila lama pengembalian melebihi perjanjian, barang diual kepada msyarakat.

Bila lama pengembalian melebihi perjanjian, barang di lelang kepada masyarakat.

4

Jasa simpanan dihitung dengan kosntanta X taksiran.

Sewa modal di hitung berdasarkan persentase X uang pinjaman.

5 Maksimal jagnka waktu 4 bulan.

Maksimal jangka waktu 3 bulan.

6

Uang kelebihan = hasil penjualan – (uang pinjaman + jasa penitipan + biaya penjualan).

Uang kelebihan = hasil lelang – (uang pinajaman + sewa modal + biaya lelang).

7

Biaya uang kelbihan dalam satu tahun tidak diambil diserahkan kepada lembaga ZIS.

Bila uang kelebihan dalam satu tahun tidak diambil menjadi milik penggadaian.

(75)

2.5.1 Pendanaan Pegadaian Syariah dan Pegadaian Konvensional

Aspek syariah tidak hanya menyentuh bagian operasionalnya saja, pembiayaan kegiatan dan pendanaan bagi nasabah, harus diperoleh dari sumber yang benar-benar terbebas dari unsur riba. seluruh kegiatan Pegadaian syariah termasuk dana yang kemudian disalurkan kepada nasabah, murni berasal dari modal sendiri ditambah dana pihak ketiga dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Pegadaian telah melakukan kerja sama dengan Bank Muamalat sebagai fundernya, ke depan Pegadaian juga akan melakukan kerjasama dengan lembaga keuangan syariah lain untuk memback up modal kerja.Dari uraian ini dapat dicermati perbedaan yang cukup mendasar dari teknik transaksi Pegadaian Syariah dibandingkan dengan Pegadaian konvensional, yaitu (

1. Di Pegadaian konvensional, tambahan yang harus dibayar oleh nasabah yang disebut sebagai sewa modal, dihitung dari nilai pinjaman.2.

http://ulgs.tripod.com)

(76)

Pendanaan pegadaian syariah memiliki sumber-sumber dana sebagai berikut (Zainudin , 2008:52).

1. Modal sendiri

2. Penerbitan obligasi syariah

3. Mengadakan kerja sama atau syirkah dengan lembaga keuangan lainnya 4. Pendanaan kegiatan operasional gadai syariah meliputi gaji pegawai,

honor, perawatan gedung, peralatan dan sebagainya.

5. Penyaluran dana yang ada, sebagian besar digunakan untuk kegiatan pembiayaan. Bahkan lebih dari 50% dan dimaksud disalurkan pada aktifitas pembiayaan, yaitu pemberian pinjaman kepada warga masyarakat yang membutuhkan.

6. Investasi lain, yaitu dan-dan yang belum digunakan untuk membiayai kegiatan operasional pegadaian syariah, atau belum disalurkan kepada masyarakat, maka dapat diinvestasikan dalam bentuk lain, baik investasi jangka pendek maupun jangka menengah

2.5.2 Prosedur Pemberian dan Pelunasan Kredit Gadai 2.5.3. Pemberian Pinjaman

Tata cara pelaksanaan memperoleh pinjaman yaitu sebagai berikut (Zainuddin, 2008: 74):

a. Prosedur Memperoleh Pinjaman (marhun bih)

Untuk memperoleh pinjaman uang (marhun bih) dikantor pegadaian syariah maka seorang nasabah (rahin) harus menyanggupi syarat- syarat yang ditentukan sebagai berikut:

(77)

2. Membawa barang gadai (marhun) yang memenuhi syarat, seperti emas, barang elektronik dan alat- alat rumah tangga

3. Kepemilikan barang merupakan milik pribadi

4. Ada surat kuasa dari pemilik barang jika dikuasakan dengan disertai materai dan KTP asli dari pemilik barang

5. Menandatangani akad rahn dan akad ijarah dalam Surat Bukti Rahn (SBR)

b. Tata cara pelaksanaan pencairan pinjaman (marhun bih) dikantor pegadaian syariah adalah sebagai berikut:

1. Calon nasabah (rahin) mengisi Formulir Permintaan Pinjaman (FPP) dan menandatanganinya

2. Calon nasabah (rahin) mendatangi loket penaksir dan menyerahkan barang gadai (marhun) untuk ditaksir nilainya

3. Calon nasabah (rahin) menandatangani Surat Bukti Rahn (SBR) dengan menyetujui akad rahn dan akad ijarah, kemudian Calon nasabah (rahin) menuju loket kasir untuk menerima pencairan pinjaman (marhun bih)

(78)

Gambar 2.1

Skema Tata Cara Memperoleh Pinjaman

(Sumber: Zainudin, 2008: 75)

Keterangan

1. Nasabah (rahin) datang langsung ke murtahin (dalam hal ini penaksir) dan menyerahkan barang (marhun) yang akan digadaikan/jaminannya dengan menunjukkan bukti identitas diri seperti KTP, atau keterangan identitas lainnya.

(79)

dipinjam oleh nasabah (rahin). Besar uang pinjaman ditetapkan oleh penaksir lebih kecil dari harga pasar nilai barang.

3. Setelah itu, uang pinjaman dapat diambil oleh nasabah dibagian kasir,

2.5.4. Pelunasan Pinjaman

Proses pelunasan uang pinjaman (marhun bih) dan pengambilan barang gadai dikantor pegadaian syariah adalah sebagai berikut (Zainuddin Ali, 2008: 76):

1) Setiap saat uang pinjaman (marhun bih) dapat dilunasi tanpa harus menunggu habisnya jangka waktu akad (jatuh tempo)

2) Proses pengembalian pinjaman (marhun bih) sampai penerimaan kembali barang gadai/ jaminan (marhun), tidak dikenakan biaya apapun, kecuali membayar jasa simpanan sesuai tarif yang berlaku.

(80)

Keterangan:

1. Nasabah (rahin) mendatangi langsung ke murtahin (dalam hal ini kasir) dengan membawa SBR (Surat Bukti Rahn)

2. Kasir memberitahu petugas penyimpan marhun untuk mengeluarkan barang gadai tersebut

3. Barang gadai (marhun) dikembalikan kepada nasabah (rahin). 2.6Penelitian Terdahulu

1. Gufron Hamzah, 2007 dengan penelitian yang berjudul ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Dalam Produk Qardh Dengan Gadai Emas Di PT Bank Sumut Syariah Cabang Medan”. Dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner, studi kepustakaan, dan observasi kelapangan. Adapun responden dalam penelitian ini adalah nasabah pada Bank Sumut Syariah Cabang Medan sebanyak 83 orang dengan menggunakan tehnik (Simple Random Sampling) dengan analisis regresi berganda (OLS). Hasil dari analisis penelitian menunjukkan bahwa faktor Promosi, prosedur pencairan pinjaman, dan Harga taksiran barang memiliki pengaruh positif dan signifikan pada α 1% terhadap Minat nasabah untuk

(81)

2. Meilinda Sari, 2007 dengan penelitian yang berjudul “Persepsi Masyarakat Tentang Gadai Emas diPenggadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan”. Penelitian ini dengan menggunakan menggunakan program komputer SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 16,0 dan Microsoft Excel 2007. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif. Disamping itu dilakukan pula dengan bentuk analisis lain seperti : grafik tabulasi silang (cross tab), tabel, frekuensi dan gambar (grafik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan data yang diperoleh dari Pegadaian Syariah cabang Setia Budi Medan, dapat diketahui bahwa motif nasabah dalam menggadaikan emasnya karena kebutuhan hidup/konsumsi yaitu sebanyak 72%.Pemahaman nasabah tentang proses gadai emas yang diberikan oleh Pegadaian Syariah sebanyak 88%. Dan alasan nasabah memilih Pegadaian Syariah sebagai suatu solusi dalam menggadaikan emas sebanyak 72% yaitu karena proses menggadaikan emas dengan syarat yang mudah, cepat dan aman walaupun ada yang memilih karena segala biaya yang ada persesntasenya (%) kecil sehingga tidak memberatkan peminjam yaitu sebanyak 18%.

(82)

pegadaian syariah kota Medan berada pada Kuadran I (positif – positif)/ keunggulan progresif dengan menggunakan strategi SO, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar- besarnya.

(83)

2.7kerangka Konseptual

Adapun kerangka pemikiran peneliti yang menjadi dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gamabar 2.3 Kerangka Konseptual (dibuat oleh peneliti)

2.8Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana kebenarannya masih perlu untuk diuji. Maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Faktor pendapatan berpengaruh positif dengan minat masyarakat menjadi nasabah dipegadaian syariah cabang Setia Budi Medan.

2. Faktor kebutuhan berpengaruh positif dengan minat masyarakat menjadi nasabah dipegadaian syariah cabang Setia Budi Medan.

3. Faktor keamanan berpengaruh positif dengan minat masyarakat menjadi nasabah dipegadaian syariah cabang Setia Budi Medan

Minat Masyarakat ( Y)

Pendapatan (X1)

Kebutuhan (x2)

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pegadaian Syariah  Cabang Setia Budi Medan
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4.3 Data Responden Menurut Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah nasabah yang antusias melakukan transaksi gadai syariah pada PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan yang rata-rata 30 s/d 33 orang

Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah nasabah yang antusias melakukan transaksi gadai syariah pada PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan yang rata-rata 30 s/d 33 orang

Penelitian ini dilakukan berdasarkan batasan yang akan diteliti yaitu mencakup minat masyarakat terhadap jual-beli emas di Pegadaian Syariah cabang Setia Budi Medan, dalam hal

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dengan minat masyarakat terhadap jual beli emas di pegadaian syariah cabang setia

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dengan minat masyarakat terhadap jual beli emas di pegadaian syariah cabang setia

Kuesioner ini berguna untuk penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Minat Masyarakat Terhadap Jual Beli Emas di Pegadaian Syariah cabang Setia budi Medan”.. Identitas

Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Setia Budi Medan merupakan lembaga perbankan yang termuka diIndonesia dan termasuk dalam perusahaan BUMN dari Bank

Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah nasabah pada PT Pegadaian Cabang Pegadaian Syariah Setia Budi yang memakai produk EmasKu pada tahun 2016, 2017, 2018 berjumlah