• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Determinan Masyarakat Dalam Memilih Transaksi Qard di Penggadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Determinan Masyarakat Dalam Memilih Transaksi Qard di Penggadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan Chapter III V"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis

penelitian lapangan (field research) dan metode penelitian kuntitatif.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan kantor cabang pegadaian syariah, yaitu Jl Raya Setia

Budi No. 84 Tanjung Rejo, waktu penelitian dilakukan pada Maret sampai

dengan selesai.

3.3 Defenisi Operasional

Penelitian ini dilakukan berdasarkan batasan yang akan diteliti yaitu

mencakup faktor-faktor masyarakat dalam memilih transaksi Qard Pegadaian

Syariah dikota Medan, dalam hal ini faktor – faktor masyrakat dalam minat gadai,

dan pengetahuan, pegadaian syariah dikota Medan.

a. Variabel Bebas (X) antara lain:

1. Pendapatan adalah hasil yang diperoleh masyarakat dari masyarakat

setelah melakukan atau mengerjakan pekerjaanya.

2. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk

(2)

3. Keamaan adalah keadaan bebas dari bahaya atau keadaan yang terjamin

keamananya.

b. Variabel Terikat yaitu minat masyarakat dalam memilih transaksi qardh

dipegadaian syariah cabang Setia Budi Medan

3.4 Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri- ciri

yang telah ditetapkan(Nazir,2003:271) populasi dari penelitian ini adalah nasabah

penggadaian syariah Setia Budi No 84 Tanjung Rejo, Medan.

2. Sample

Sample merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

1997:117). Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu tehnik nonprobability sampling atau teknik penentuan jumlah sample dan pemilihan anggota sampel tanpa memperhitungkan nilai peluang atau

kemungkinan terpilihnya setiap anggota populasi (Sholeh, 2005:274). Penulis

mengambil sampel sebanyak 50 nasabah penggadaian syariah Setia Budi, Medan,

dengan jumlah 4950 nasabah, dengan ketentuan Untuk menentukan besarnya

sampel apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya penelitian populasi. Jika subjeknya lebih besar dapat diambil antara

(3)

3.5Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Jenis Data

1. Data primer adalah data yang berasal dari dari sumber asli atau pertama,

data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi atau dalam bentuk file,

data ini diperoleh dari narasumber atau responden (Sarwono, 2006:8),

melalui quisioner yang diberikan kepada nasabah pegadaian syariah Setia

Budi, Medan.

2. Data skunder adalah data yang telah tersedia sehingga peneliti bisa

mencari dari website resmi pegadaian serta bahan bacaan lain yang

berhubungan dengan penelitian.

3.5.2.1Metode Pengumpulan Data

1. Quisioner penulis membuat daftar pertanyan yang sesuai dengan

penelitian, kuisioner ini diajukan kepada nasabah yang menggunakan jasa

gadai.

2. Studi kepustakaann yaitu mengumpulkan data dan infomasi melalui

berbagai literatur yang sesuai dengan penelitian dalam penulisan skripsi

seperti dari buku, internet, jurnal dan lain- lain.

3. Observasi, dengan melakukan penelitian langsung terhadap objek yang

(4)

3.6. Alat Analisis Data

Alat analisis data yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian

yaitu:

1. Dengan menggunakan program komputer SPSS 19 disamping itu juga

digunakan aplikasi Microsoft Office World 2007 dalam penulisan penelitian dan Microsoft Office Excel 2007 sebagai program pembantu, untuk

meminimalkan kesalahan dalam pencatatan data jika dibandingkan dengan

pencatatan ulang secara manual.

2. Skala likert, menurut Kinenear (dalam Muhammad 2008: 154) skala likert

berhubungan dengan peryataan sikap dalam meghadapi sesuatu.Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan, pernytaan sikap sebagai berikut:

• Sangat setuju (SS) dengan skor 5

• Setuju (S) dengan skor 4

• Ragu-ragu (R) dengan skor 3

• Tidak setuju (TS) dengan skor 2

• Sangat tidak setuju(STT) sengan skor 1

Keterangan perhitungan skala likert Pertama, dihitung banyaknya responden

yang memberi nilai pada skor tertentu secara keseluruhan (seluruh butir

pernyataan). Kemudian hitung skor dari keseluruhan butir pertanyaan lalu di

(5)

3.6.1 Uji Validitas

Untuk menguji skala pengukuran yang digunakan, peneliti menggunakan

Uji validitas dan Uji realibilitas. Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila

skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(Sarwono, 2006: 99).

Uji validitas, yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

program SPSS 21, dengan membandingkan nilai r hasil Corrected Item Total Correlation (r-hitung) dengan r tabel (situmorang, 2008: 43). Adapun kriterianya adalah sebagai berikut:

- Apabila �ℎ�����>������, maka pertanyaan dinyatakan valid.

- Apabila �ℎ�����<������, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

3.6.2.Uji Realibilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau

keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen dan hasil pengujian tersebut

merupakan ukuran yang benar dari sesuatu yang diukur. Realibilitas menunjuk

pada adanya konsistensi dan stabilitas hasil pengukuran tertentu (Sarwono, 2006:

100).Sama halnya dengan Uji Validitas, Uji Realibilitas dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 21. Menurut Ghozali dan Kuncoro (dalam

Situmorang, 2008:46) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

(6)

3.7 Model Analisis Data

Dalam upaya pembuktian atas hipotesis yang telah dibuat maka harus

dilakukan pengujian atas hipotesis itu sendiri dengan menggunakan metode/

stategi/ pendekatan/ desain penelitian yang sesuai. Berdasarkan rumusan masalah

dan hipotesis yang dibuat maka penelitian ini menerapkan metode analisa data

deskriptif kuantitatif dengan pemodelan regresi linier berganda. Penerapan metode

ini akan menghasilkan tingkat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.

Dengan demikian dapat ditunjukkan seberapa besar kontribusi variabel-variabel

bebas (variable independen) terhadap variabel terikatnya (variabel dependen) serta

arah hubungan yang terjadi (hubungan negatif atau positif.

Model analisis yang digunakan dalam menganalisa adalah model Statistik

Parametrik, sedangkan metode yang dipakai adalah metode regresi linier berganda

ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas

terhadap variabel terikat.

persamaan regresinya dapat dirumuskan sebagai berikut (Suharyadi dan

Purwanto, 2004:509):

y=a+ b

1

x

1+

b

2

x

2+

b

3

x

3+

Dimana:

e

Y = Minat Masyarakat Terhadap Pegadaian Syariah a = Konstanta

b1,b2,b3,

X1 = faktor Kebutuhan = Koefisien determinasi

(7)

Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut:

1. ��

��1>0, artinya jika terjadi kenaikan pada X1 (Pendapatan ) maka Y (Minat Masyarakat dengan transaksi Qardh) mengalami kenaikan,ceteris paribus.

2. ��

��2> 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (Kebutuhan) makaY (Minat Masyarakat dengan transaksi Qardh) mengalami kenaikan, ceteris paribu.

3. ��

��3> 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X3 (Keamanan) maka Y (Minat masyarakat dalam transaksi Qardh) mengalami kenaikan, ceteris paribus.

3.7.1 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit)

Uji kesesuaian (Test of Goodness of Fit) merupakan pengujian kecocokan

atau kebaikan antara .hasil pengamatan (frekuensi pengamatan) tertentu dengan

frekuensi yang diperoleh berdasarkan nilai harapannya (frekuensi teoritis), atau uji

yang digunakan untuk melihat sejauh mana garis regresi mencocok data.

3.7.2 Uji Koefisien Determinasi (R-square)

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar

variabel-variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai

variabel dependen dimana nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1(0≤R 2≤1). Semakin

besar nilai R2, maka semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan

oleh variasi variabel – variabel independen. Sebaliknya jika R2 kecil, maka akan

semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat di jelaskan oleh variabel

(8)

3.7.3 Uji t-statistik

Uji t-statistik merupakan pengujian untuk mengetahui apakah masing-

masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependen variabel. Dengan

menganggap variabel independen lainya konstan.

Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:

t hitung

=

(��−�)

��(��)

Dimana :

bi = koefesien variabel ke – i

b = nilai hipotesis nol

Se(bi) = simpangan baku dari variabel independent ke-i

Dalam uji t ini digunakan perumusan bentuk hipotesis sebagai berikut :

Ho : bi = b

Ha : bi ≠ b

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke I nilai parameter hipotesis,

dan biasanya b dianggap=0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Y.

Pengujian dilakukan melalui uji-t dengan membandingkan statistik dengan

t-tabel. Apabila hasil perhitungan menunjukkan :

a. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t-hitung < t-tabel dengan tingkat

kepercayaan sebesar (α).

Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat, dimana

tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian

(9)

b. Ho ditolak dan Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel dengan tingkat

kepercayaan (α).

Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat, dimana

terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini

dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar (α)

3.7.4 Uji F-statistik

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujian untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap

dependen variabel.

Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus

F- hitung= R

2 /(K-1) (1-R2

)/(N-K) Dimana:

R2 : Koefisien determinasi k : Jumlah variabel independen n : Jumlah sampel

Untuk uji F-statistik ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = bn………..bn=0(tidak ada pengaruh)

Ha : b1 ≠ 0………bi=1(ada pengaruh)

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho: b1 = b2 = 0 H0 diterima (F-hitung < F-tabel) artinya variabel independen

secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ b2≠0 Ha diterima (F -hitung > F-tabel) artinya variabel independen

(10)

3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Agar pengujian hipotesis berdasarkan model analisis tidak bias atau bahkan

menyesatkan, maka perlu digunakan uji penyimpangan asumsi klasik.

3.8.1. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah alat yang digunakan untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang kuat (kombinasi linier) diantara independen variabel.

Multikolinieritas dikenalkan oleh Ragnar Frisch (1934). Suatu model regresi linier

akan menghasilkan estimasi yang baik apabila model tersebut tidak mengandung

multikolinieritas. Multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan yang kuat

antara sesama variabel independen dari suatu model estimasi. Adanya

multikolinieritas ditandai dengan:

• Standart error tidak terhingga

• Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α= 1%, α= 5%,

α= 10%

• Terjadi perubahan tanda atau berlawanan dengan teori

• R2 sangat tinggi

Cara mendeteksi apakah terdapat gejala multikolonearitas dapat dikatakan

terbebas dari gejala multikolinearitas jika nilai correlation antar variabel

independen lebih kecil dari 0,8 (correlation <0,8).

3.8.2 Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi apabila variabel pengganggu (Error Term) tidak

mempunyai varian yang konstan (sama) untuk semua observasi sehingga residual

variabel pengganggu tidak bernilai nol atau E()2 ≠ �P

(11)

Ini merupakan pelanggaran salah satu asumsi klasik tentang model regresi linier

berdasarkan metode kuadrat terkecil biasa.

Heterokedastisitas pada umumnya lebih banyak ditemui pada data cross section

yaitu data yang menggambarkan keadaan pada suatu waktu tertentu misalnya data

hasil suatu survei. Keberadaan heterokedastisitas akan dapat menyebabkan

kesalahan dalam penaksiran sehingga koefisien regresi menjadi tidak efisien dan

dapat meyesatkan. (Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Usman, 2006:109).

3.8.3 Uji Linearitas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai

hubungan yang linier atau tidak secara signifikan pada tingkat signifikan 0,05.

Apabila nilai signifikan < dari 0,05 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat adalah Linear. Sedangkan apabila nilai signifikan > 0,05 maka

(12)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Pegadaian Syariah

4.1.1 Sejarah Pegadaian Secara Umum

Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Lembaga

semacam ini pada awalnya dikenal mulai dari Eropa, yaitu negara Italia, Inggris,

dan Belanda. Sistem gadai tersebut memasuki Indonesia dibawa dan

dikembangkan oleh orang Belanda (VOC) yaitu sekitar abad ke – 19, dengan

Gubernur Jenderal VOC Van Imhoff mendirikan Bank Van Lening, yaitu lembaga

keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali

didirikan di Batavia melalui surat keputusan tertanggal 28 Agustus 1746. Namun

ketika VOC bubar di Indonesia pada tahun 1800 maka usaha pegadaian diambil

alih oleh Pemerintahan Hindia Belanda. Dimasa pemerintahan Deandels,

dikeluarkan peraturan tentang barang yang dapat diterima sebagai jaminan gadai

seperti perhiasan, kain dan lain-lain.

Pada tahun 1811, kekuasaan di Indonesia diambil alih oleh Inggris, yaitu

Raffles selaku penguasa yang mengeluarkan peraturan bahwa setiap orang Bank

Van Lening selama ia mendapat izin dari pemerintah setempat. Selanjutnya pada

tahun 186 Hindia Belanda kembali menguasai Indonesia dan membuat

Pachstelsel yang semakin berkembang. Pada tahun 1900, pihak pemerintah Hindia Belanda melakukan penelitian mengenai kemungkinan penguasaan

(13)

badan usaha dimaksud cukup menguntungkan pihak pemerintah, sehingga

didirikan Pilot Project di Sukabumi. Setelah berhasil maka dikeluarkan Staatsblad

No. 131 pada tanggal 1 April 1901, sebagai dasar hukum bagi pendirian

Pegadaian Negeri pertama di Indonesia. Tanggal 1 April 1901 yang kemudian

dijadikan sebagai hari lahirnya Pegadaian di Indonesia.

Seiring dengan perjalanan waktu, pegadaian negeri tersebut semakin

berkembang dengan baik sehingga pemerintahan Hindia Belanda mnegeluarkan

peraturan monopoli, yaitu Staatsblad No. 749 Tahun 1914, dan Staatsblad No. 28 Tahun 1921. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan monopoli pun diatur oleh

pihak pemerintah Hindia Belanda dalam KUHP yang tercantum dalam pasal 509

dan Staatsblad No. 266 Tahun 1930. Sesudah bangsa Indonesia

memproklamirkan kemerdekaan pada tahun 1945, yaotu pada tangga 1 Januari

1967 penguasaan terhadap Pegadaian Negara mengalami peralihan sehingga

Pegadaian Negara dijadikan Perusahaan Negara (PN) dan berada dalam lingkup

Departemen Keuangan Pemerintahan RI berdasarkan PP No. 176 Tahun 1961.

Selanjutnya, status badan hukum pegadaian sebagai Perusahaan Pegadaian

Negara kembali mengalami perubahan untuk kesekian kalinya menjadi

Perusahaan Jawatan (Perjan) berdasarkan Instruksi Presiden No. 17 Tahun 1969;

Undang-Undang No. 9 tahun 1969, dan PP No. 17 Tahun 1969; serta Surat

Keputusan Menteri Keuangan RI No.Kep.664/MK/9/1969, yang berlaku efektif

mulai tanggal 1 Mei 1969, penyebab perubahan status hukum pegadaian

dimaksud lebih banyak sebagai suatu perusahaan yang seringkali mengalami

(14)

Jawatan (Perjan) menjadi Perusahaan Umum (Perum) pegadaian. Berdasarkan

perubahan status hukum sebagai perusahaan umum, pegadaian diharapkan mampu

mengelola usahanya secara profesional, berwawasan bisnis oriental tanpa

meninggalkan misinya (Zainudin Ali, 2008:11) yaitu:

a. Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan

program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada

umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai

b. Mencegah timbulnya praktik ijon, pegadaian gelap, riba, dan pinjaman

tidak wajar lainnya

Berdasarkan hal diatas, lembaga pegadaian dimaksudkan sebagai suatu

lembaga yang memberikan fasilitas bagi warga masyarakat untuk dapat

memperoleh pinjaman uang secara praktis. Pinjamn uang dimaksud lebih mudah

diperoleh calon nasabah karena menjaminkan barang-barnga yang mudah didapat

pula. Hal ini membuat lembaga pegadaian diminati oleh banyak orang dari

berbagai lapisan masyarakat. Karena itu, lembaga pegadaian secara relatif

mempunyai kelebihan bila dibandingkan lembaga keuangan lainnya.

4.4.2 Sejarah Pegadaian Secara Khusus (Pegadaian Syariah)

Terbitnya PP/10 tanggal 1 April 1990 dapat dikatakan menjadi tonggak

awal kebangkitan Pegadaian, satu hal yang perlu dicermati bahwa PP10

menegaskan misi yang harus diemban oleh Pegadaian untuk mencegah praktik

riba, misi ini tidak berubah hingga terbitnya PP103/2000 yang dijadikan sebagai

(15)

berpendapat bahwa operasionalisasi Pegadaian pra Fatwa MUI tanggal 16

Desember 2003 tentang Bunga Bank, telah sesuai dengan konsep syariah

meskipun harus diakui belakangan bahwa terdapat beberapa aspek yang menepis

anggapan itu. Berkat Rahmat Alloh SWT dan setelah melalui kajian panjang,

akhirnya disusunlah suatu konsep pendirian unit Layanan Gadai Syariah sebagai

langkah awal pembentukan divisi khusus yang menangani kegiatan usaha syariah.

Konsep operasi Pegadaian syariah mengacu pada sistem administrasi modern

yaitu azas rasionalitas, efisiensi dan efektifitas yang diselaraskan dengan nilai

Islam. Fungsi operasi Pegadaian Syariah itu sendiri dijalankan oleh kantor-kantor

Cabang Pegadaian Syariah/ Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai satu

unit organisasi di bawah binaan Divisi Usaha Lain Perum Pegadaian. ULGS ini

merupakan unit bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya dari

usaha gadai konvensional. Pegadaian Syariah pertama kali berdiri di Jakarta

dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah ( ULGS) Cabang Dewi Sartika di bulan

Januari tahun 2003. Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya, Makasar,

Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di tahun yang sama hingga September

2003. Masih di tahun yang sama pula, 4 Kantor Cabang Pegadaian di Aceh

(16)

4.2 Pegadaian Syariah Di Indonesia

Keberadaan Pegadaian Syariah pada awalnya didorong oleh

berkembangnya lembaga keuangan syariah. Disamping itu, masyarakat Indonesia

yang menjadi nasabah Pegadaian kebanyakan umat Islam, sehingga dengan

keberadaan Pegadaian Syariah ini, maka akan memperluas pangsa pasar

pegadaian dan nasabah akan merasa aman dikarenakan transaksinya sesuai dengan

syariat Islam. Berarti pinjaman yang diterapkan adalah pinjaman tanpa bunga dan

halal.

Rahn (gadai syariah) adalah produk jasa yang berlandaskan pada prinsip-

prinsip syariah dengan mengacu pada sistem administrasi modern yaitu azas

rasionalitas, efisiensi dan efektifitas yang diselaraskan dengan nilai Islam. Rahn

dalam hukum Islam dilakukan secara sukarela atas dasar tolong- menolong dan

tidak untuk mencari keuntungan. Dalam transaksi rahn yang tidak mengenal

istilah “bunga uang”, maka pemberi gadai tidak dikenakan tambahan pembayaran

atas pinjaman yang diterimanya, namun bagi penerima gadai memperoleh imbalan

berupa ijarah (pengganti pengelolaan agunan) dari penyimpanan marhun (barang

jaminan/ agunan). Produk yang disalurkan adalah Gadai Syariah (Ar- Rahn) yang

mulai diluncurkan sejak Januari 2003 dengan cabang Pegadaian Syariah pertama

kantor cabang Dewi Sartika

Tujuan dan lapangan usaha rahn (gadai syariah) tercantum dalam

kesepakatan bersama PT Pegadaian dan Bank Muamalat pasal 1 ayat 2 dan

(17)

1. Tujuan Usaha Gadai

a. Mengimplementasikan dan mensosialisasikan produk gadai syariah

khususnya kepada masyarakat muslim Indonesia.

b. Menjawab kebutuhan nasabah muslim di Indonesia yang

menginginkan transaksi pinjaman sesuai syariah.

2. Lapangan Usaha

Dengan mengindahkan prinsip – prinsip syariah islam dalam transaksi

ekonomi dan terjaminnya keselamatan kekayaan negara, perusahaan

menyelenggarakan usaha gadai syariah sebagai berikut:

a. Penyaluran pinjaman secara gadai yang didasarkan pada penerapan

prinsip syariah islam dalam transaksi ekonomi secara syariah.

b. Penyaluran usaha dalam bentuk skim lainnya yang dibenarkan menurut

hukum syariat islam.

4.3 Gambaran Khusus Pegadaian Syariah

4.3.1 Profil Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan

Pegadaian syariah di Kota Medan baru berdiri pada tahun 2010 atas

persetujuan menteri keuangan untuk membuka pegadaian yang berbasis syariah di

kota Medan dan masih dalam naungan PT. Pegadaian yang Kantor Wilayahnya

berada di Jl. Pegadaian No. 112, Medan. Cabang Pegadaian Syariah pertama kali

yang dibuka yaitu berada di Jl. Kertas No. 105 Sei Sikambing yang berdiri pada

tanggal 1 Februari 2010, kemudian pegadaian syariah Jl. AR. Hakim No. 115

(18)

Setia Budi No. 84 Tanjung Rejo, Kec. Medan Sunggal pada tanggal 27 Mei 2010,

dan terakhir di Jl. Asrama No. 185A Kel. Helvetia Kec. Medan Helvetia pada juli

2010.Perkembangan PT Peagadaian syariah semakin berkembang dengan ditandai

meningkatnya laba yang dan semakin diminati oleh masyarakat dengan dilihat

dari jumlah nasabah yaitu sebanyak 4950 nasabah dan semakin bertambah dari

hari kehari karena kebutuhan masyarakat. Dengan demikian dapat diketahui

bahwa minat masyarakat dalam menggadaikan emas cukup besar atau antusias

karena didorong dengan berbagai kebutuhan yang yang terus meningkat terutama

pada saat menjelang bulan rahmadhan menjelang idul fitri dan pada saat anak –

anak masuk sekolah karena kebutuhan yang meningkat maka menggadaikan emas

adalah cara yang efektif karena prosesnya ang cepat dan aman.

4.3.2 Jenis Produk dan Usaha Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan

Produk - produk yang disalurkan pegadaian syariah cabang Setia Budi

Syariah pada masyarakat, yaitu:

1. Gadai Syariah (pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai) .

2. Galeri 24 (penjualan emas secara tunai).

3. Arrum (kredit yang diberikan untuk pengusaha mikro).

4. Amanah (pembiayaan pembelian kendaraan).

5. Mulia (penjualan emas dengan cara cicilan).

(19)

1. Produk Rahn/gadai syariah yaitu produk jasa gadai yang

berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah dengan mensyaratkan

pemberian pinajaman atas dasar penyerahan barang jaminan oleh

nasabah2.

2. Gold Counter/ Mulia penjualan logam mulia oleh Pegadaian

kepada masyarakat yang berminat untuk berinvestasi pada emas secara

tunai dan angsuran.

3. Produk ARRUM yaitu pembiayaan kepada pengusaha mikro dan

kecil

4. Amanah yaitu pembiayaan pembelian kendaraan, pegadaian

syariah menyediakan .

untuk pengembangan usaha dengan jaminan fidusi yang berprinsip

syariah

5. Mulia yaitu penjualan emas dengan cara cicilan yang disediakan

oleh pegadaian kepada masyarakat yang berkualitas dan aman.

4.4 Visi dan Misi Pegadaian Syariah

Visi dan Misi pegadaian syariah tidak dapat dipisahkan dari Visi dan Misi

PT pegadaian pada umumnya, dikarenakan pegadaian syariah baru berdiri di

(20)

4.4.1 Visi Pegadaian Syariah

“Pegadaian pada tahun 2013 menjadi “ Champion” dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fidusia bagi masyarakat golongan menengah

ke bawah”

a. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu

memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi atas dasar hukum gadai dan

fudisia.

b. Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka

optimalisasi sumber daya perusahaan yang baik secara konsisten

c. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan

kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan

diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat.

4.4.2 Misi Pegadaian

sebagai suatu lembaga yang ikut meningkatkan perekonomian dengan cara

memberikan uang pinjaman berdasarkan hukum gadai kepada masyarakat kecil,

agar terhindar dari praktek pinjaman uang dengan bunga yang tidak wajar

ditegaskan dalam keputusan Menteri Keuangan No. Kep-39/MK/6/1/1971 tanggal

(21)

1. Membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah dan bermanfaat dan

bila perlu memperluas daerah operasinya.

2. Ikut serta mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon,

pegadaian gelap, dan praktek riba lainnya.

3. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas

dasar hukum gadai kepada para petani, nelayan, pedagang kecil, industri

kecil, yang bersifat produktif, kaum buruh/pegawai negeri yang

ekonominya lemah dan bersifat konsumtif

4. Disamping menyalurkan kredit, maupun usaha-usaha lainnya yang

bermanfaat terutama bagi pemerintah dan masyarakat

5. Bertolak dari misi Pegadaian tersebut dapat dikatakan bahwa sebenarnya

Pegadaian adalah sebuah lembaga dibidang keuangan yang mempunyai visi

dan misi bagaimana masyarakat mendapat perlakuan dan kesempatan yang

adil dalam perekonomian

4.5 Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi

Struktur organisasi merupakan gambaran dari susunan fungsi-fungsi yang

ada didalam organisasi. Bagian-bagian yang ada menunjukkan pembagian tugas,

kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing personil yang

bersangkutan sehingga tercipta suatu kerja sama yang baik yang mengarah kepada

ketertiban sehingga organisasi tersebut dapat mewujudkan tujuan yang ingin

dicapai. Struktur organisasi Perum Pegadaian Syariah Kantor Cabang Setia Budi

(22)

Struktur organisasi

Adapun struktur organisasi pegadaian syariah di kota Medan dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan

Struktur organisasi pada pegadain syariah sama dengan struktur organisasi

pegadaian konvensional, yaitu sama-sama mempunyai satu pimpinan dan

beberapa karyawannya, yaitu pimpinan KCPS, bagian penaksir, bagian kasir,

petugas gudang dan bagian administrasi.

Demikianlah struktur organiasi pegadaian syariah, namun kenyataannya

pada pegadaian syariah tidaklah demikian setelah kita melihat langsung

kelapangan (kantor pegadaian syariah). Seharusnya sebuah perusahaan harus

membagi para karyawannya dan meletakkan pada bagiannya masing- masing,

agar kinerja dari seorang karyawan tersebut bisa fokus dan bekerja dengan baik. Pimpinan KCPS

(Murni S.E)

Penaksir

Septian Rizki

Kasir

Asmadi

Petugas Gudang

(23)

Namun terdapat adanya kekurangan atau kelemahan dari sturktur organisasi

didalam pegadaian syariah yaitu masih kurangnya kuantitas karyawan yang

diperlukan dalam bidangnya disetiap kantor caban yang bekerja sesuai dengan

bidang

4.6 Analisis Hasil dan Pembahasan

4.6.1 Analisis Karakteristik Responden

Adapun jumlah responden yang menjadi sampel yaitu 50 responden dan yang

dianalisis dalam penelitian antara lain, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

pekerjaan dan pendapatan perbulan

a. Umur

Berdasarkan umur responden dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 15 – 30 tahun,

31- 40 tahun, 41 – 50tahun serta usia 50 tahun keatas. Data karakteristik umur

responden adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Persentase

1 15- 30 Tahun 32 64%

2 31 – 40 Tahun 12 24%

3 41 – 50 Tahun 3 6%

4 >50Ttahun 3 6%

5 Jumlah 50 100

Sumber : Data Diolah

Dari tabel 4. dapat dilihat bahwa kelompok umur 15-30 tahun yang

menjadi responden adalah sebanyak 32 orang (64%), umur 31-40 tahun sebanyak

(24)

sebanyak 3 orang (6%). Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

yang paling banyak menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu pada usia 15-30

yaitu berjumlah 32 responden dan usia 31-40 yaitu berjumlah 12 responden.

Gambar 4.2

Data Responden Menurut Umur

b. Jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin maka responden yang diambil adalah laki- laki dan

perempuan, sehingga diperoleh dari quisioner yang diperoleh dari responden

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki – laki 27 54%

2 Perempuan 23 46%

3 Jumlah 50 100

Sumber :Data diolah

Umur

15- 30 Tahun

31 – 40 Tahun

41 – 50 Tahun

>50Ttahun

(25)

Dari tabel yang telah diolah dari responden maka dapat diketahui bahwa

yang paling banyak yang menjadi responden adalah laki –laki dengan jumlah

27(54%), sedangkan perempuan sebanyak 23 responden (46%). Hal ini

disebabkan pada saat penyebarn responden lebih banyak ditemukan nasabah

laki-laki yang ditemukan yaitu sebanyak 27 responden atau (54%).

Gambar 4.3

Data Responden Menurut Jenis Kelamin

c. Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan yang diambil maka profil responden yang

digunakan untuk sample adalah SD, SMP, SMA, Diploma , Strata1, Srata2 dan

Strata2. Dari hasil quisioner maka diperoleh sebagai berikut 27%

23% jumlah

50%

Jenis Kelamin

(26)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentase

1 SD 4 8%

2 SMP 5 10%

3 SMA 30 60%

4 Diploma 4 8%

5 S1 7 14%

6 S2 - -

7 S3 - -

8 Jumlah 50 100

Sumber :Data diolah

Berdasarkan hasil yang telah diolah yang menjadi responden yang

terbanyak yang adalah pendidikan SMA yaitu sebanyak 30 (60%) dan responden

yang terbanyak kedua adalah Strata1 7(14%), SMP sebanyak 5(10%) SD

sebanyak 4 (8%) serta Diploma sebanyak 4 (8%) sementara Strata 2 dan Strata3

adalah( 0). Responden yang paling banyak ditemui adalah tingkat pendidikan

SMA 30 (60%) dan Strata1 7 (14%), karena pada saat penelitin banyak

menemukan tingkat pendidikan SMA dan Strata 1

Gambar 4.4

Karakteistik Responden Menurut Pendidikan

Pendidikan

Jumlah 4 5 30 4 7

(27)

-d. Pekerjaan

Berdasarkan pekerjaan maka karakteristik responden yang diperoleh

adalah pegawai Negeri/Swasta, angkatan, petani, wiraswasta dan ibu

rumahtangga adalah sebagai berikut

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Pegawai Negeri/ Swasta 5 10%

2 Angkatan 3 6%

3 Petani 5 10%

4 Wiraswasta 29 58%

5 Ibu Rumahtangga 8 16%

6 Jumlah 50 100

Sumber: Data diolah

Berdasarkan karakteristik data yang telah diolah maka dapat diketahui

bahwa pegawai negeri/swasta sebanyak 5 (10%) angkatan sebanyak 3 orang (6%)

petani sebanyak 5 (10%) wiraswasta sebanyak 29 (58%) dan ibu rumahtangga

sebanyak 8 orang (16%) dari hasil olah data diketahui responden yang banyak

ditemui adalah wiraswasta sebanyak 29 orang dan ibu rumahtangga yang ditemui

saat penelitian yaitu sebanyak 8 (16%)

Gambar 4.5

Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan

Pekerjaan

Pegawai Negeri/ Swasta

Angkatan

(28)

e. Pendapatan

Berrdasarkan pendapatan maka dikelompokkan menjadi 4 bagian yaitu Rp >

1.500.000., Rp >2.500.000; Rp>2.500.000 dan Rp > 5.000.000;

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan

No Pendapatan Jumlah Persentase

1 Rp .< 1.500.000 18 36%

2 Rp < 2.500.000 15 30%

3 Rp <2.500.000-5.000.000 14 28%

4 > 5.000.000 3 6%

5 Jumlah 50 100

Sumber : Data diolah

Berdasarkan pendapatan Rp < 1.500.000; sebanyak 18 orang atau (36%), Rp <

2.500.000; sebanyak 15 orang atau (30%), Rp <2.500.000-5.000.000; sebanyak 14

orang atau28%; > 5.000.000 sebanyak 3 orang atau 6%. Dengan demikian

responden yang paling banyak ditemui adalah yang berpendapatan < 1.500.000;

sebanyak 18 orang atau 36% kemudian Rp < 2.500.000; sebanyak 15 orang atau

(30%), Rp dan <2.500.000-5.000.000; sebanyak 14 orang atau28%.

Gambar 4.6

Karakteristik Menurut Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan

1 Rp .< 1.500.000

2 Rp < 2.500.000

3 Rp <2.500.000-5.000.000

(29)

4.8 Distribusi Jawaban Responden Tabel 4.6

4.8.1 Analisis Determinan Masyarakat Dalam Memilih Transaksi Qard diPegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan

Hasil Distribusi jawaban responden atas Faktor Pendapatan pada tabel

berikut:

Faktor Pendapatan

NO Pernyataan Skala Likert TOTAL

5 4 3 2 1 1 Tingkat pendapatan tidak

mencukupi kebutuhan pokok dan kebutuhan mendesak sehingga masyarakat menjadi nasabah pegadaian syariah.

23 14 5 4 4 50

2 Tingkat pendapatan

masyarakat kurang mampu menetukan masyarakat menggunakan jasa gadai syariah

10 13 14 3 10 50

3 Tingkat pendapatan

menetukan masyarakat dalam menggunakan jasa gadai syariah

10 10 5 5 20 50

Keterangan: Atas jawaban reponden dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa

dalam pernyataan satu mendapat tanggapan sangat setuju(ss)23orang setuju(s)14

orang ragu-ragu(r)5 orang sa tidak setuju(sts)4 orang dan sangat tidak setuju(sts) 4

orang. Butir pertanyaan ke2 sangat setuju10 setuju13 ragu14 tidak setuju3 dan

ssangat tidak setuju 10 responden. Butir pertnyaan ketiga sangat setuju 10 setuju

(30)

Tabel 4.7 Faktor Kebutuhan

No Pernyataan SKALA LIKERT TOTAL

5 4 3 2 1

1 Daerah tempat tinggal bapak /ibu mentukan menggunakan jasa gadai syariah

Keterangan: pada pernyataan 1 sangat setuju 7 orang setuju 10 ragu-ragu

3 tidak setuju 13 dan sangat tidak setuju 10 orang, pada butir pertanyaan ke 2

sangat setuju mandapat respon 8 orang setuju 10 orang ragu-ragu11orang tidak

setuju 11 orang sangat tidak setuju 10 orang. Pada pertanyaan ke 3 sangat setuju 8

orang setuju 10 orang ragu-ragu 10 orang tidak setuju 10 orang dan sangt tidak

setuju 12 orang.butir pertanyaan ke 3 yaitu sangat setuju 11 orang setuju 10 orang

(31)

Tabel 4.8 Faktor Keamanan

No Pernytaan SKALA LIKERT TOTAL

5 4 3 2 1

1 Proses penggunaan jasa gadai syariah cepat dan aman

11 20 1 1

6 2 50

2 Dapat sebagai tempat menyimpan benda beharga

3 11 3 10 22 50

3 Barang yang digadaikan terjamin keamanannya dipegadaian syariah karena pegadaian syariah memiliki jasa penitipan barang/jasa

20 11 9 8 2 50

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa pertanyaan 1 sangat setuju 11

responden setuju 20 responden ragu-ragu11 responden tidak setuju2 responden

dan sangat tidak setuju 2 responden. Pertanyaan ke 2 sangat setuju 3 responden

ragu-ragu 3 responden dan sangat tidak setuju adalah 22 responden, disini

ditemukan bahwa responden menjawab faktor keamanan dalam menggadaikan

(32)

Tabel 4.9 Minat Masyarakat

No Pernyataan SKALA LIKERT TOTAL

5 4 3 2 1

1 Menurut Bapak/Ibu, Masyarakat sangat

Keterangan: berdasarkan pertanyaan pada butir pertama minat mayarakat

terhadap Pegadaian Syariah sangat tinggi dapat dilihat dari sangat setuju 11 setuju

15 ragu-ragu 12 tidak setuju 8 dan sangat tidak setuju 4 rrespnden, sementara

untuk pertanyaan ke 2 sangat setuju 5 setuju 18 ragu-ragu 18 tisak setuju 7 dan

sangat tidak setuju 2 responden,sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa minat

(33)

4.8Pembahasan

4.8.1 Uji Validitas dan Realibilitas

Suatu instrumen yang baik harus memiliki tingkat validitas serta tingkat

realibilitas yang tinggi. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila instrumen

penelitian tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Sedangkan suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen penelitian

tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama.

Berikut ini merupakan tabel output hasil uji validitas dan realibilitas

menggunakan SPSS

Tabel 5.0

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

No Pernyataan

r-hitung

cronbach's alpha

1

Tingkat pendapatan masyarakat tidak mencakupi kebutuhan pokok sehingga masyakat menjadi nasabah pegadaian syariah

0,059 0,957

2 Pendapatan masyarakat kurang mampu

sehingga menjadi nasabah pegadaian syariah 0,122 0,956

3 Tingkat pendapatan menentukan masyarakat

dalam menggunakan jasa gadai syariah 0,128 0,956

4 Daerah tempat tinggal Bapak/Ibu menetukan

untuk menggunakan jasa gadai syariah 0,418 0,952

5

Tingkat tingkat kebutuhan hidup

mempengaruhi mempengaruhi Bapak/Ibu dalam mengunakan jasa gadai syariah

0,463 0,952

6 Daya tarik yang ditawarkan oleh pegadaian

untuk mengatasi kebutuhan yang tiba-tiba 0,633 0,950

7

Proses pencairan dana sangat cepat dan tidak berbelit-belit sehingga cocok untuk kebutuhan yang mendesak

0,661 0,950

(34)

dan aman

9 Dapat sebagai tempat penyimpanan benda

beharga 0,815 0,948

10

Barang yang digadaikan terjamin

keamanannya karena pegadaian memiliki jasa penitipan barang/jasa

0,909 0,947

11

Menurut Bapak/Ibu masyarakat sangat berpartisipasi dengan adanya pegadaian syariah

0,911 0,947

12 Menurut Bapak/Ibu tingginya tingkat

konsumsi masyarakat sehingga mempengarihi minat masyarakat terhadap pegadaian syariah

0,896 0,946

13 Kebutuhan yang sangat mendesak

mempengaruhi minat masyarakat menjadi nasabah dipegadaian syariah.

0,885 0,945

Berdasarkan nilai r tabel untuk n = 50 DF = 48 dengan tingkat signifikansi

5% adalah 0,2787 dapat dilihat bahwa tiap-tiap pernyataan memiliki r-hitung>r-tabel, yang menandakan bahwa masing-masing pernyataan dapat dinyatakan valid

dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan diatas valid. dan tiap-tiap pernyataan

memiliki cronbach’s alpha> 0,60 yang menandakan bahwa masing-masing

pernyataan dapat dinyatakan reliabel.

4.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh variabel bebas (Faktor pendapatan,faktor kebutuhan,faktor

keamanan) terhadap variabel terikat (minat mahasiswa masyaakat). Analisis ini

dilakukan bantuan SPSS versi . Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah

variabel bebas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

(35)

Persamaan regresi linear berganda dapat diperoleh dari tabel diatas adalah

sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3

2,023 + 0,317X

+ e

1 + 0,232X2 + 0,397X3

SE = 0,692 0,087 0,139 0,107 e

+ e

t = 2,923 3,649 1,676 3,529 e

R2 = 0,416

Interprestasi model:

F = 10,942

1. Variabel Faktor Pendapatan 0,317 menunjukkan bahwa variabel Faktor

pendapatan berpengaruh positif terhadap Minat Masyarakat terhadap

Pegadaian Syariah(Y).

2. Variabel Faktor Kebutuhan 0,232 menunjukkan bahwa variabel Faktor

Kebutuhan berpengaruh positif terhadap Minat Masyarakat Terhadap

Pegadaian Syariah (Y).

3. 3.Variabel Faktor Keamanan 0,397 menunjukkan bahwa variabel Faktor

Keamanan berpengaruh fositif terhadap Minat Masyarakat Terhadap

(36)

4.8.3 Uji Goodness of Fit

Uji Goodness of Fit merupakan pengujian kecocokan atau kebaikan sesuai antara hasil pengamatan (frekuensi pengamatan) tertentu dengan frekuensi yang

diperoleh berdasarkan nilai harapannya (frekuensi teoritis).

1. Koefisien Determinasi (R2

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai R

)

2

semakin besar atau

mendekati satu maka pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen

semakin besar. Begitu juga sebaliknya, jika R2

Tabel 5.1

Hasil Uji Determinasi (R

semakin kecil atau mendekati nol,

maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen akan semakin

kecil

a. Predictors: (Constant), Faktor Pendapatan, Faktor Kebutuhan Faktor Keamanan b. Dependent Variable: Y Minat Masyarakat Terhadap Pegadaian Syariah

Besarnya pengaruh variabel Faktor Pendapatan (X1), Faktor Kebutuhan

(37)

dapat diketahui dengan melihat nilai R2pada tabel Model Summary. Interpretasi yang didapatkan adalah nilai R2= 0,416 = 41,6%. Nilai ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel Faktor Pendapatan(X1), Faktor Kebutuhan (X2), Faktor

Keamanan (X3

2. Uji Parsial (Uji t)

) secara simultan terhadap variabel Minat Masyarakat

Uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Uji t digunakan untuk menentukan

seberapa besar pengaruh variabel bebas independen parsial tidak terhadap variabel

dependen. Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan

jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi

dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Tabel 5.2 Hasil Uji Parsial t

(38)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficient

s

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,023 ,692 2,923 ,004

Faktor pendapatan ,317 ,087 ,433 3,649 ,001 Faktor Kebutuhan ,232 ,139 ,199 1,676 ,001 Faktor Keamanan ,379 ,107 ,404 3,529 ,001 a. Dependent Variable: Minat Masyarakat Terhadap Pegadaian Syariah

sumber Hasil Penelitian (2015), data diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian hipotesis adalah

sebagai berikut :

a. Variabel Faktor Pendapatan berpengaruh signifikan terhadap Minat

Masayarakat untuk menjadi nasabah diPegadaian Syariah . Hal ini terlihat

dari tingkat signifikan variabel Nilai Faktor Pendapatan sebesar 0,001

yang lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05).

b. Variabel Faktor Kebutuhan berpengaruh signifikan terhadap Minat

Masyarakat untuk menjadi nasabah diPegadaian Syariah ini terlihat dari

tingkat signifikan variabel sebesar 0,001 yag lebih kecil dari 0,05

(39)

c. Variabel Faktor Keamanan berpengaruh signifikan terhadap Minat

Masayrakat untuk menjadi nasabah diPegadaian Syariah ini telihat dari

tingkat signifikan variabel sebesar 0,001 Lebih kecil dari 0,05(0,001<0,5)

3.Uji Signifikan Bersama-Sama ( Uji F)

Uji F ini dilakukan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima

atau ditolak dengan menggunakan statistik F (uji F). Jika Fhitung< Ftabel,

maka H0 diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika Fhitung> Ftabel

Tabel 5.3

, maka H0

ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H0

ditolak dan Ha diterima

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 7,836 3 2,612 10,942 ,000a

Residual 10,981 46 ,239

Total 18,817 49

a. Predictors: (Constant), pendapatan,kebutuhan,keamanan

b. Dependent Variable: Minat Masayarakat Terhadap pegadaian syariah

e. Hasil uji signifikan pada tabel ANOVA atau F-test pada diperoleh nilai F hitung sebesar 10,942 dengan nilai Sig. sebesar 0,000. Berdasarkan hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel nilai faktor pendapatan,

(40)

minat masyarakat untuk menjadi nasabah diPegadaian Syariah karena nilai

signifikan 0,000 < 0,05. Artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan

demikian, hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas Nilai faktor

Pendapatan(X1), kebutuhan(X2), keamanan (X3

4.8.3 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

) berpengaruh secara simultan

dan signifikan terhadap variabel minat masayarakat

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji apakah suatu

model layak atau tidak digunakan dalam suatu penelitian. Uji asumsi klasik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain atau dengan kata lain untuk menunjukkan bahwa varians

variabel tidak sama untuk semua pengamatan/observasi. Berikut ini adalah hasil

(41)

2. Uji Multikolineritas

Uji Multikolineritas adalah kondisi terdapat hubungan linier atau korelasi

yang tinggi antara masing-masing variabel independen dalam model regresi.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi diantara variabel

independen. Deteksi untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolineritas dalam

model regresi dapat dilakukan dengan cara melihat Variance Inflation Factor

(VIF) dan nilai tolerance. Hasil pengolahan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.4

Coefficients

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2,023 ,692 2,923 ,005

X1 ,317 ,087 ,433 3,649 ,001 ,901 1,110

X2 -,232 ,139 -,199 -1,676 ,101 ,902 1,108

X3 ,379 ,107 ,404 3,529 ,001 ,969 1,032

a. Dependent Variable: Minat Masyarakat Terhadap Pegadaian Syariah

Dari tabel Coefficientsadiatas, dapat diketahui bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala

(42)

3.Uji Linearitas

Pengujian Linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah data sesuai

dengan garis linier atau tidak atau dengan kata lain apakah hubungan antar

variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak.

Dari hasil uji.linearitas menggunakan SPSS, didapatkan hasil bahwa signifikansi

pada tabel Anova sebagai berikut:

Tabel 5.5

Melihat tabel diatas dapat diartikan bahwa signifikansi pada

masing-masing variabel lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal

dalam penelitian ini yaitu:

1. Dari hasil uji R2

2. Dari hasil uji F-test pada diperoleh nilai F hitung sebesar 10,942 dengan

nilai Sig. sebesar 0,00. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa

variabel bebas Nilai faktor Pendapatan(X

pada penelitian ini adalah 0,416 atau dalam persen adalah

41,6% yang artinya pengaruh variabel Faktor pendapatan(X1), kebutuhan

(X2), keamanan(X3), berpengaruh secara simultan terhadap variabel Minat

Masyarakat Kota Medan menjadi nasabah diPegadaian Syariah cabang

Setia Budi Medan..

1), kebutuhan(X2), keamanan

(X3

3. Berdasarkan hasil uji t dinyatakan bahwa faktor pendapatan, kebutuhan

dan keamanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

masyarakat menjadi nasabah Pegadaian Syariah syariah dan faktor yamn

mempunyai pengaruh paling besar adalah fakto keamanan.

) berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel minat

masyarakat.

4. Dari hasil jawaban karakteristik Responden dari segi Umur maka pada usia

15-30 tahun atau 64% yang paling banyak menggunakan jasa gadai syriah

(44)

54%, dari segi Pendidikan yaitu tingkat pendidikan SMA sebnyak 30

0rang atau 60% dari segi Pekerjaan yaitu Wiraswasta sebnyak 29 orang

atau 58% dari segi pendapatan maka diperoleh tingkat pendapatan

<1500.000; dengan 18 responden atau 36% dari masing-masing reponden

yang telah jelaskan adalah data responden yang paling banyak

menggunakan jasa pegadaian syariah khususnya gadai emas.

(45)

5.2 SARAN

1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kebutuhan merupakan

variabel yang paling dominan mempengaruhi masyarakat menjadi nasah

diPegadaian Syariah, oleh karena itu diharapkan agar lebih meningkatkan

kualitas pelayanan terhadap masyarakat.

2. Pegadaian Syariah cabang Setia Budi Medan agar dapat menambah

produk-produk sehingga dapatmengembagkan pelayanan kepada

masayarak dengan transaksi qard dengan gadai emas yang sangat

diminati masyarakat.

3. Perlunya peningkatan layanan sehingga pegawai bekerja sesuai bidang

masing-masing sehingga masayrakat dapat terlayani dengan lebih baik

lagi.

4. Pegadaian Syariah menjadi solusi dana cepat bagi masayarakat yang

sangat mendesak kebutuhannya dan terhidar dari praktek lintah darat dan

lain sebagainya

5. Pegadaian kedepannya lebih meningkatkan produk layanan agar

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pegadaian Syariah  Cabang Setia Budi Medan
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4.3 Data Responden Menurut Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Tulisan ini merupakan Skripsi dengan judul “ Karakteristik Asap Cair Hasil Pirolisis Serbuk Pelepah Kelapa Sawit ,” berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan

Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa sintesa yang lahir dari dialektika antara theosofi Islam dan mistik Jawa adalah paham Kejawen, dari paham itu muncul dalam keberagamaan

Bukti empiris ini mengindikasikan bahwa jika match antara kesulitan pencapaian sasaran ang- garan dengan kebijakan revisi anggaran serta gaya evaluasi anggaran meningkat

[r]

IC performance sektor perbankan relatif lebih baik pada tahun 2004 dibandingkan tahun 2005. Namun kemudian kembali membaik di tahun 2006. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah bank

Dari hasil penelitian diperoleh : 1) Seara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan dribling bola pada permainan sepak bola antara kelompok siswa yang