• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJUANGAN AYAH UNTUK ANAK DALAM FILM NASIONAL (Analisis Semiotik Film Tampan Tailor Karya Guntur Soeharjanto)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERJUANGAN AYAH UNTUK ANAK DALAM FILM NASIONAL (Analisis Semiotik Film Tampan Tailor Karya Guntur Soeharjanto)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERJUANGAN AYAH UNTUK ANAK DALAM FILM NASIONAL (Analisis Semiotik Film Tampan Tailor Karya Guntur Soeharjanto)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Komunikasi

Disusun Oleh : Dedi Rahmawan 201010040311259

Pembimbing :

1. Novin Farid Styo Wibowo, M. Si 2. Muslimin Machmud, Ph. D

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan limpahan kasih sayang, petunjuk, serta karuniaNya sehingga

penulisan skripsi yang berjudul “PERJUANGAN AYAH UNTUK ANAK

DALAM FILM NASIONAL (Analisis Semiotik Film Tampan Tailor Karya

Guntur Soeharjanto)” dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi merupakan tugas akhir yang harus ditempuh mahasiswa Fakutas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang untuk salah satu

syarat kelulusan guna menempuh tugas akhir S-1 Ilmu Komunikasi.

Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Novin Farid Setyo Wibowo, M. Si selaku Dosen Pembimbing I

yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, petunjuk dan

motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Muslimin Machmud, Ph. D selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak memberikan bantuan, bimbingan, petunjuk dan motivasi hingga

terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Farid Rusman, Drs., M. Si selaku Dosen Penguji I yang telah

banyak memberikan bantuan, masukan dan petunjuk sehingga

(4)

5. Ibu Arum Martikasari, M. Med. Kom selaku Dosen Penguji II yang telah

banyak memberikan bantuan, masukan dan petunjuk sehingga

terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Bapak Sugeng Winarno, MA selaku ketua Jurusan Ilmu Komunikasi.

8. Para Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu kepada

penulis selama masa perkuliahan.

9. Kedua orang tua, Bapak Moh. Yahya dan Ibu Binti Yatimah yang tidak

henti-hentinya memberikan dukungan doa, moril maupun materil.

10.Yulia Nurul Imamah yang telah memberi dukungan dan semangat selama

penyusunan skripsi.

11.Teman-teman Ilmu komunikasi 2010 khususnya Rezzy Febriawan,

Juandana Kawuladini P dan Nungki Sigit W yang telah mengisi keceriaan

dan kesenangan selama di kampus.

12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dan memberikan dorongan dalam pelaksanaan dan penyusunan

skripsi ini.

Dalam penyusunan ini, peneliti menyadari bahwa hasil yang diperoleh

masih jauh dari sempurna. Segala upaya telah di lakukan untuk menyempurnakan

skripsi ini, tetapi jika masih ada kesalahan dengan penuh kerendahan hati

mengaharapkan saran dan kritik demi perbaikan dan semoga skripsi ini

(5)

Akhir kata peneliti berharap semoga Allah SWT senantiasa memberi

petunjuk pada setiap langkah kita untuk selalu berbuat kebaikan dan senantiasa

berada pada lindunganNya, Amin.

Malang, 13 Oktober 2015

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang …... 1

B.Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Film Sebagai Medium Komunikasi Massa ... 8

B.Macam-Macam Genre Film ... 13

C.Teknis senematografi ... 16

D.Tanda Dalam Bahasa Film ... 26

E.Relasi Hubungan Ayah Dengan Anak ... 30

F. Perjuangan Untuk Anak ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A.Pendekatan Penelitian ... 34

B. Tipe Penelitian ... 35

C.Sumber Data Penelitian ... 35

D.Unit Analisis ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Waktu Penelitian ... 37

G.Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV PROFIL FILM TAMPAN TAILOR A.Sinopsis ... 40

B. Genre Film Tampan Tailor ... 42

C.Rumah Produksi Film Tampan Tailor ... 43

D.Distribusi Film Tampan Tailor ... 48

(7)

BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A.Perjuangan Ayah Untuk Anak Dalam Film Tampan Tailor ... 51

B.Sosok Ayah Sebagai Kepala Rumah Tangga ... 52

C.Sosok Ayah Sebagai Pendidik ... 73

D.Sosok Ayah Sebagai Pelindung Bagi Anak ... 83

E.. Sosok Ayah Sebagai Pengganti Ibu ... 94

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 117

B. Saran ... 118

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Peta Tanda Roland Barthes ... 38

3.2 Sajian Data ... 38

5.1 Tabel Kerja Analisis... 53

5.2 Tabel Signifier-Signified... 54

5.3 Tabel Kerja Analisis... 57

5.4 Tabel Signifier-Signified... 59

5.5 Tabel Kerja Analisis... 62

5.6 Tabel Signifier-Signified... 63

5.7 Tabel Kerja Analisis... 66

5.8 Tabel Signifier-Signified... 69

5.9 Tabel Kerja Analisis... 73

5.10 Tabel Signifier-Signified... 75

5.11 Tabel Kerja Analisis... 77

5.12 Tabel Signifier-Signified... 79

5.13 Tabel Kerja Analisis... 84

5.14 Tabel Signifier-Signified... 86

5.15 Tabel Kerja Analisis... 89

5.16 Tabel Signifier-Signified... 90

5.17 Tabel Kerja Analisis... 95

5.18 Tabel Signifier-Signified... 96

5.19 Tabel Kerja Analisis... 99

5.20 Tabel Signifier-Signified... 112

5.21 Tabel Kerja Analisis... 105

5.22 Tabel Signifier-Signified... 107

5.23 Tabel Kerja Analisis... 110

[image:8.595.118.486.139.697.2]
(9)
[image:9.595.116.485.292.532.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Cover Film Tampan Tailor ... 40

5.1 Scene: Berjalan di Tengah Kota... 52

5.2 Scene: Berjalan di Tengah Kota ... 52

5.3 Scene : Berjualan Tiket Kereta ... 57

5.4 Scene : Berjualan Tiket Kereta ... 57

5.5 Scene : Berjualan Tiket Kereta ... 57

5.6 Scene : Berjualan Tiket Kereta ... 57

5.7 Scene : Berjualan Tiket Kereta ... 57

5.8 Scene: Bekerja di Proyek Pembangunan ... 62

5.9 Scene: Bekerja di Proyek Pembangunan ... 62

5.10 Scene: Menggantikan Menjadi Stundman ... 66

5.11 Scene: Menggantikan Menjadi Stundman ... 66

5.12 Scene: Menggantikan Menjadi Stundman ... 66

5.13 Scene: Menggantikan Menjadi Stundman... 66

5.14 Scene: Topan Menasihati Anaknya ... 73

5.15 Scene: Topan Menasihati Anaknya ... 73

5.16 Scene: Topan Memarahi Anaknya ... 77

5.17 Scene: Topan Memarahi Anaknya ... 77

5.18 Scene: Topan Memarahi Anaknya ... 77

5.19 Scene: Topan Memarahi Anaknya ... 77

(10)

5.21 Scene: Bintang Berhenti Sekolah ... 83

5.22 Scene: Bintang Berhenti Sekolah ... 83

5.23 Scene: Bintang Berhenti Sekolah ... 83

5.24 Scene :Melindungi Anaknya Saat di Marahi ... 89

5.25 Scene :Melindungi Anaknya Saat di Marahi ... 89

5.26 Scene: Memandikan Bintang ... 94

5.27 Scene: Memandikan Bintang ... 94

5.28 Scene: Memandikan Bintang ... 94

5.29 Scene: Melihat Suasana Kota di Malam Hari ... 99

5.30 Scene: Melihat Suasana Kota di Malam Hari ... 99

5.31 Scene: Melihat Suasana Kota di Malam Hari ... 99

5.32 Scene: Melihat Suasana Kota di Malam Hari ... 99

5.33 Scene: Mengawasi Anaknya Bermain di Tempat Kerja ... 105

5.34 Scene: Mengawasi Anaknya Bermain di Tempat Kerja ... 105

5.35 Scene: Mengawasi Anaknya Bermain di Tempat Kerja ... 105

5.36 Scene: Ulang Tahun ... 110

5.37 Scene: Ulang Tahun ... 110

5.38 Scene: Ulang Tahun ... 110

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ardianto, E, Komala, L dan Karlinah, S. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatam Media.

Balson, M. 1991. Menjadi Orang Tua Sukses. Jakarta. PT. Grasindo.

Berger, A. A. 2005. Tanda – Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Daldjoeni. N. 1997. Seluk Beluk Masyarakat Kota. Salatiga. PT. Alumni.

Dodson, F. 2006. Mendisiplinkan Anak Dengan Kasih Sayang. Jakarta. Gunung Mulia.

Fiske, J. 2007. Kultural And Communication Studies. Bandung: Jalasutra.

Gea, A. A, Wulandari, A. P Y dan Babari, Y. 2002. Relasi Dengan Sesama. Jakarta. PT. Alex Media Komputindo.

Gunarsa, S. D. 2004. Psikologi Praktis: Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.

Gunarsa, S. D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.

Gunarsa, Y. S. D. 2002. Asas-Asas Psikologi Keluarga Idaman. Jakarta: Gunung Mulia.

Gunarsa. Y. S. D dan Gunarsa. S.D. 2012. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta. Libri.

Herdiansyah, H. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humaika.

Irwanto, B. 1999. Film, Ideologi dan Militer. Yogyakarta: Panduan dan Yayasan Konfiden.

Junaedi, F. 2007. Komunikasi Massa Pengantar Teoritis. Yogyakarta: Santusta.

Kartono, K. 2007. Perkembangan Anak. Bandung. CV Mandar Maju.

Kurniawan. 2001. Semiologi Roland Barthes. Magelang: Yayasan Indonesiatera.

(12)

Moleong, L. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Santoso, E. J. 2013. Bikin Video Dengan Kamera DSLR. Jakarta: Mediakita.

Sobur, A. 2001. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sobur, A. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sujiono, Y. N. 2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.

Wibowo. 2011. Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo.

Wiryanto. 2006. Teori Kominikasi Massa. Jakarta: PT Grasindo.

Internet :

Anonimus. 2013. Pembentukan Jaringan Sosial Pada Komunitas Calo Yang Ada Di Terminal Surabaya. (Online). (http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts17a332a3e7full.pdf.html), diakses pada tanggal 21 september 2015)

Asrori, F.2012. Senematografi, (Online).

(http://muhammadfuadasrori.blogspot.com/2012/10/sinematografi.html?m =1), diakses pada tanggal 16 agustus 2014 pukul 17.00 WIB.

Cipto. 2009. Apakah Arti Perjuangan Itu?, (Online).

(http://cipto.blog.uns.ac.id/2009/05/14/apakah-arti-perjuangan-itu/), diakses pada tanggal 16 agustus 2014 pukul 01.00 WIB.

Darmawan, I. 2012. Unsur – Unsur Dalam Film, (Online).

http://tatasuaraIndonesia.blogspot.com/2012/09/unsur-suara-dalam-film.html?m=1), diakses pada tanggal 8 agustus 2014 pukul 21.00 WIB. Qonita, R. 2013. Peran Bapak Dalam Islam, (Online).

(13)

Sakwati. M. 2011. Sosiologi Keluarga, (Online).

(http://monaliasakwati.blogspot.co.id/2011/11/konsep-sosiologi-keluarga.html), diakses pada tanggal 26 september 2015 pukul 17.00 WIB

Wikimu. 2009. Peran Ayah Dalam Keluarga. (Online).

(http://exc09dharmautomo.wordress.com/), diakses pada tanggal 16 agustus 2014 pukul 16.00 WIB.

Yai, A. A. S. 2010. Hak – Hak Anak Dalam Islam, (Online).

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi di Indonesia saat ini,

hampir semua masyarakat tidak bisa lepas dengan perkembangan teknologi media

massa. Sesuai dengan namanya media massa adalah media yang mempunyai

segmentasi luas dan dapat menimbulkan efek-efek positif dan negatif bagi

khalayak masyarakat atau audience. Dimana media massa itu sendiri terbagi

menjadi tiga, yaitu media cetak seperti koran, majalah, tabloid dan lain-lain,

media online seperti internet dan media elektronik seperti radio, televisi dan film.

Berkaitan dengan hal tersebut, film menjadi suatu media yang paling cepat

ditangkap oleh khalayak karena sifatnya audio visual. Oleh karena itu, pesan -

pesan yang terdapat pada film akan dengan mudah ditangkap dan

diinterpretasikan oleh khalayak umum.

Sejarah perfilman di Indonesia telah mengalami beberapa fase dalam

perkembangannya. Perkembangan film di Indonesia sudah sempat beberapa kali

mengalami pasang surut dan sempat menjadi raja dinegara sendiri pada tahun

1980-an, ketika film indonesia merajai bioskop – bioskop lokal. Film yang

terkenal pada saat itu salah satunya film yang berjudul Catatan si Boy, Blok M

dan masih banyak lainya, namun dunia perfilman Indonesia terus berkembang

(15)

2

ditandai munculnya para sineas muda yang kreatif dan penuh semangat untuk

mendobrak dunia perfilman nasional. Salah satu tokoh sineas yaitu Garin

Nugroho yang memproduksi film berjudul ‘Daun Di Atas Bantal’, ‘Pasir

Berbisik’, ‘Cinta dalam Sepotong Roti dan film-film lainnya yang di produksi

oleh para sineas, seperti, ‘Ada Apa Dengan Cinta?’, ‘Petualangan Sherina’, dan

lain-lain.

Ditengah ketatnya persaingan industri perfilman Indonesia, muncul adanya

sebuah monopoli yang melakukan peredaran film-film Hollywood dipasaran film

nasional melalui jaringan ‘Bioskop 21’. Hal tersebut menyebabkan film nasional

seperti orang asing di negerinya sendiri.Selain itu, tema remaja menjadi sangat

dominan baik difilm layar lebar maupun sinema elektronik. Para sutradara lebih

tertarik mengangkat tema remaja yang lebih menjamin kesuksesan. Hampir semua

produksi film maupun sinetron didominasi genre remaja seperti contohnya film 30

Hari Mencari Cinta dan Love Story, sedangkan sinetron lebih banyak lebih

banyak mengangkat genre remaja yang kebanyakan diadaptasi dari film yang

sukses difilm layar lebar. Selain genre yang monoton, film dan sinetron tersebut

sama sekali tidak menampilkan identitas budaya indonesia.

Film bisa memberikan berpengaruh kepada khalayak oleh adanya unsur

ideologi dari pembuat film, yaitu : unsur budaya, sosial, psikologis, penyampaian

bahasa film, dan unsur–unsur yang menarik atau merangsang imajinasi khalayak.

Dari situlah sebuah ideologi film akan masuk kepada khalayak. Ideologi

merupakan sistem ide-ide yang diungkapkan dalam komunikasi untuk

menyatakan nilai-nilai sosial dari sebuah realitas sosial. Dalam hal ini

(16)

3

dimunculkan dari tipe shot, transisi, maupun pengambilan gambar pada suatu

objek.

Film bertemakan perjuangan hidup yang disutradarai Guntur Soeharjanto,

menjadi dasar kekuatan dari film ‘Tampan Tailor’. Film tersebut disertai dengan

unsur pesan sosial yang menginspirasi yang di ilhami dari kisah nyata. Kehadiran

film ini seolah menjadi bumbu baru dalam menginspirasi kepada khalayak,

tentang perjuangan hidup seorang ayah untuk anaknya. Hal ini yang kemudian

dijadikan tayang-tayangan menarik dalam film ‘Tampan Tailor’. Film jenis sosial

seperti ‘Tampan Tailor’ ini menggambarkan tentang bagaimana kehidupan

seorang penjahit yang baru saja ditinggal istrinya, kehilangan toko jahitnya dan

hampir saja kehilangan masa depan anaknya karena dikeluarkan dari sekolah

karena alasan tidak ada biaya. Meski begitu, tetap tegar dan selalu berusaha untuk

kembali bangkit dan mulai mencoba segala jenis pekerjaan untuk menyambung

hidup keluargga. Mulai dari calo tiket kereta, kuli bangunan hingga pekerjaan

yang perbahaya stunman demi masa depan anaknya yang lebih baik.

Dalam realitas kehidupan sosial, figur ayah sangat berperan dalam

kehidupan anak. Rasanya, tidak ada anak yang tidak membutuhkan ayah dalam

kehidupannya. Figur ayah dalam kehidupan anak-anak mempunyai perbedaan

yang tidak dapat ditemukan dalam figur ibu. Memang sudah kodratnya laki-laki

berbeda dengan wanita,maka begitu pula ayah berbeda dengan ibu. Pertama, ayah

merupakan wakil/agen sosial yang mempersiapkan anak untuk menghadapi dunia

di luar rumah. Kedua, ayah memberikan disiplin yang berbeda dengan disiplin

yang diberikan ibu. Disiplin ibu cenderung lebih melindungi sementara disiplin

(17)

4

ayahnya karena ayah biasanya lebih kreatif. Seluruh tubuh ayah bisa menjelma

atau dapat dijadikan alat permainan. Keempat, pendekatan yang dilakukan ayah

biasanya berbeda dengan yang dilakukan ibu. Ibu melakukan pendekatan yang

serius, penuh cinta dan menenangkan. Sementara ayah melakukan pendekatan

yang penuh rangsangan dan selalu baru.

Ayah pandai memproduksi berbagai kegiatan yang merangsanganak.

Ketika bermain ayah cenderung lebih menggunakan fisik misalnya bergulat,

pantomim dan lain-lain. Sementara ibu lebih banyak menggunakan bahasa lisan

dan menggunakan mainan untuk berinteraksi dengan anak. Sesuai dengan

perkembangannya, anak akan lebih menyukai ayahnya karena ayah mampu

membuat anak bergerak dan melakukan kegiatan fisik, negatif atau positif, penuh

ketakutan atau gembira, mendorong anak untuk bisa mengatur emosinya.Jika

dikaitkan dengan film ‘Tampan Tailor’, maka terdapat kemungkinan alasan

tentang figur perjuangan seorang ayah terhadap anaknya tersebut diangkat untuk

diproduksi dan kemudian dijadikan tayang-tayangan menarik dalam film ‘Tampan

Tailor’.

Penggambaran film yang dibuat sesuai dengan ideologi sebagai kreator

medianya, dapat berpengaruh kepada subjektifitas ideology dalam film. Ideologi

tersebut pada umumnya dikonotasikan berdasarkan paradigma dan diadopsi oleh

pembuatnya untuk menjadi alasan konstruksi realitas dalam teks film. Terkait

dengan hal tersebut, maka representasi makna perjuangan ayah untuk anak dalam

film ‘Tampan Tailor’ ini akan dihubungkan denganrealitas figur seorang ayah

dalam kehidupan sosial yang berperan ganda dalam keluarganya untuk mendidik

(18)

5

untuk melakukan pengamatan sebuah film sebaiknya melibatkan dari sisi mana

saja ideology film ini dikemudi.

Kembali pada penggambaran sebuah perjuangan seorang ayah untuk

anaknya dalam sebuah film, maka tinjauan yang akan dibahas terkait dalam

bentuk sebuah teks film, tidak cukup melalui interpretasi dan teori-teori tentang

tanda saja. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mencoba melihat

keretakan teks agar bersifat lebih kritis untuk bisa berkompetensi dalam

menginterpretasikan makna tanda yang tersirat dalam film ‘Tampan Tailor’.

Penulis ingin mengintrepretasikan tanda–tanda yang dimunculkan untuk

membangun logika khalayak dalam menilai dan mengungkap konotasi yang

mempresentasikan makna perjuangan ayah untuk anaknya dalam sebuah film

‘Tampan Tailor’. Dalam hal ini, penulis menghubungkan teori–teori komunikasi

yang mengkaji tentang simbol – simbol, sebagai acuan untuk membongkar

kesenjangan realita atau ‘retak teks’ film sebagai refleksi realita social yang ada.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika dengan pendekatan

kualitatif deskriptif karena dianggap dapat berkompeten membongkar makna

tanda untuk mengetahui keretakan teks dalam film ‘Tampan Tailor”. Dengan

menggunakan metode penelitian yang mengacu pada teori Roland Barthes,

penulis bermaksud untuk menganalisis dan mencari makna yang tersirat dari

nilai-nilai tentang perjuangan ayah untuk anaknya dalam film ‘Tampan Tailor’. Penulis

akan menyimak film ‘Tampan Tailor’ dengan seksama dengan memperhatikan

unsur-unsur semiotik sehingga penulis dapat melihat nilai-nilai dari suatu kultur

(19)

6

Berangkat dari latar belakang yang telah dituliskan diatas, maka peneliti

tertarik untuk membahasnya dalam bentuk skripsi yang berjudul PERJUANGAN

AYAH UNTUK ANAK DALAM FILM NASIONAL (Analisis Semiotik Film

Tampan Tailor Karya Guntur Soeharjanto). Peneliti ingin mengetahui makna

sebuah simbol yang terkandung dalam film Tampan Tailor tentang perjuangan

seorang ayah untuk anaknya yang digambarkan dalam sebuah film.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana makna perjuangan ayah

untuk anak dalam film Tampan Tailor?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui makna perjuangan ayah untuk anak dalam film Tampan Tailor.

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapakan dapat menjadi refrensi tambahan bagi penelitian

selanjutnya yang meneliti kajian sejenis, khususnya konsentrasi audio visual

Universitas Muhammadiyah Malang untuk mengetahui bagaimana perjuangan

ayah untuk anak direpresentasikan dalam film.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapankan dapat memberikan konstribusi kepada

(20)

7

berkreasi dalam memciptakan karya – karya yang lebih kreatif serta mudah

Gambar

Tabel
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : REPRESENTASI PEREMPUAN PADA TOKOH AUNG SAN SUU KYI (Analisis Semiotik Pada Film “The Lady” Karya Luc

  Keywords:  Budaya Konsumtif, Film, Analisis Semiotik  ABSTRAK  Film

  Keywords:  makna persahabatan, film, analisis semiotik 

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Nilai karakter kerja keras dan tanggung jawab pada film Tampan Tailor, analisis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan dalam analisis semiotik film Wo Ai Ni Indonesia karya Viva Westi merepresentasikan identitas etnis Tionghoa, adalah sebagai berikut :

REPRESENTASI ISLAM RADIKAL DALAM FILM (Analisis Semiotik dalam Film "Timbuktu" karya Abderrahmane Sissako).. xii,

Dengan perjuangan yang eksta dan atas izin Allah SWT, alfiirnya terselesaikan juga skripsi saya yang berjudul MAKNA UMPATAN DALAM FILM (Analisis Semiotik

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan analisis semiotik Roland Barthes melalui interpretasi tanda di dalam film Pintu Terlarang karya Joko