• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH GAYA HIDUP, MEREK, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN LOYALITAS

PRODUK IPAD PADA MAHASISWA/I DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

OLEH

BAGUS AIRLANGGA DWIYANDA 100502133

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH GAYA HIDUP, MEREK, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN LOYALITAS

PRODUK IPAD PADA MAHASISWA/I DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/I pengguna produk iPad yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dengan jumlah sampel 97 orang responden yang diambil menggunakan teknik AccidentalSampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi α = 5% (0,05). Secara simultan, variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan loyalitas. Secara parsial, variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan loyalitas. Nilai Adjusted R Square yang didapat dari hasil pengujian Koefisien Determinan (R²) terhadap keputusan pembelian sebesar 0,503 menjelaskan bahwa 50,3% keputusan pembelian mampu dijelaskan oleh variabel independen gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 49,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Terhadap loyalitas produk iPad sebesar 0,554 menjelaskan bahwa 55,4% loyalitas produk mampu dijelaskan oleh variabel independen gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 44,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Nilai RSquare yang didapat dari hasil pengujian Koefisien Determinan (R²) terhadap keputusan pembelian sebesar 0,253 menjelaskan bahwa 25,3% keputusan pembelian mampu dijelaskan oleh variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 74,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Lalu terhadap loyalitas produk iPad sebesar 0,30 menjelaskan bahwa 30,6% loyalitas produk iPad mampu dijelaskan oleh variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 69,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

LIFESTYLE, BRAND, AND THE REFERENCE GROUP EFFECTS IN PURCHASING DECISIONS AND LOYALTY IPAD PRODUCTS

AMONG STUDENTS IN THE FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

This research aim is to examine effects of lifestyle, brand, and the reference group effects in purchasing decisions and loyalty iPad products among students in the Faculty of Economics and Business University of North Sumatera. This research type is explanatory associative research. The population of this research were students iPad product users in Faculty of Economics and Business University of North Sumatera, with number of samples of 97 people, which are taken by accidental sampling method. Primary data collections are taken using questionnaires and secondary data from literature studies. The hypothesis of this research is analyzed using Multiple Linear Regression with signification level of α = 5% (0,05). Simultaneously, lifestyle, brand, and reference group are affecting positively and significantly in purchasing decisions and loyalty products. Partially, lifestyle, brand, and the reference group are affecting positively significantly in purchasing decisions and loyalty products. Adjusted R Square value of 0,503, which is acquired from Coefficient Determinant (R²) test, stated that 50,3% of purchasing decisions can be described by independent variables that are lifestyle, brand, and the reference group which in the other hand 49,7% of purchasing decisions can be described from the other variables that excluded of this research. The most influential variable in purchasing decisions is brand variables. And then, stated that 55,4% of loyalty iPad products can be described by lifestyle, brand, and the reference group which in the other hand 44,6% of purchasing decisions can be described from the other variables that excluded of this research. R Square Value of 0,253, which is acquired from Coefficient Determinant (R²) test, stated that 25,3% of purchasing decisions can be described by lifestyle, brand, and the reference group, which in the other hand 74,7% of purchasing decisions can be described from the other variables that excluded of this research. And then, R Square Value of 0,306, which is acquired from Coefficient Determinant (R²) test, stated that 30,6% of loyalty products can be described by lifestyle, brand, and the reference group, which in the other hand 69,4% of loyalty products can be described from the other variables that excluded of this research. The most influential variable in loyalty product is lifestyle variable.

(4)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatulahhi Wabarakatuh…

Puji dan Syukur kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa sehingga

penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini yang berjudul

“Pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan

Pembelian dan Loyalitas Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara”, guna memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

Terima Kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kedua orang

tua penulis Alm. Ir. Bagus Hendra Budi dan Hj. Khairuna yang telah

membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan dukungan materil maupun

moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan kuliah dengan

sebaik-baiknya.

Melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

yang setulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E, M.Ec, Ak. Selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, M.E. selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, S.E, M.Si. selaku Sekretaris Departemen

(5)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si. selaku Ketua Program Studi

S1 Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing saya yang

begitu baik memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan saran

kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea S, S.E, M.M. selaku dosen pembanding

I saya yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan

skripsi saya ini.

6. Kepada Bapak dan Ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas didikan dan ilmu

yang telah diberikan kepada saya serta seluruh staf dan pegawai yang

telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.

7. Kepada para sahabat Formasi Asli (Dika, Dini, Hafiz, Kevin, dan

Nuzul) untuk semua tawa, canda, dan kebersamaan selama empat

tahun di perkuliahan untuk segala yang kalian berikan kepada saya

dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada para keluarga dan sahabat dari MNJ’10, d’zeins, Sins

Fraternity (Nopa, Bedol, Randy, Said) dan Partai Jauh untuk bantuan

serta dukungan yang kalian berikan kepada saya

Medan, Januari 2015

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… i

ABSTRACT………. ... ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR………... ix

DAFTAR LAMPIRAN………... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian……….. 10

1.4 Manfaat Penelitian……… 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku Konsumen ... 11

2.1.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 11

2.1.2 Gaya Hidup ... 12

2.1.2.1 Pengukuran Gaya Hidup Konsumen ... 13

2.1.3 Merek ... 15

2.1.3.1 Pengertian Merek ... 15

2.1.3.2 Ekuitas Merek ... 16

2.1.3.3 Kesadaran Atas Merek ... 16

2.1.4 Kelompok Referensi ... 18

2.1.4.1 Jenis Kelompok Referensi ... 19

2.1.4.2 Kelompok Referensi yang Relevan dengan Perilaku Konsumen ... 19

2.1.4.3 Faktor-Faktor yang Menentukan Kekuatan Pengaruh Kelompok Referensi ... 21

2.1.5 Keputusan Pembelian ... 22

2.1.5.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 22

2.1.6 Loyalitas Pelanggan ... 24

2.1.6.1 Pengertian Loyalitas ... 24

2.1.6.2 Loyalitas dan Siklus Pembelian ... 26

2.1.6.3 Jenis Loyalitas ... 26

2.1.6.4 Tingkatan Loyalitas ... 30

2.1.6.5 Model Loyalitas ... 31

2.2 Penelitian Terdahulu ... 33

2.3 Kerangka Konseptual ... 35

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

3.3 Batasan Operasional ... 39

3.4 Definisi Operasional ... 40

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 43

3.6 Populasi dan Sampel ... 44

3.6.1 Populasi ... 44

3.6.2 Sampel ... 44

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 45

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 46

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 47

3.9.1 Uji Validitas ... 47

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 50

3.10 Teknik Analisis Data ... 51

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 51

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 51

3.10.2.1 Uji Normalitas ... 51

3.10.2.2 Uji Heteroskedostisitas ... 51

3.10.2.3 Uji Multikolinearitas ... 52

3.10.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda ... 52

3.10.3.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 53

3.10.3.2 Uji Signifikan Parsial (Uji T) ... 54

3.10.3.3 Uji Determinasi (R2) ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 56

4.1.1 Sejarah iPad ... 56

4.1.2 Strategi Bisnis ... 58

4.1.3 Strategi Pemasaran ... 59

4.1.4 Profil Tablet iPad ... 60

4.1.5 Perkembangan iPad ... 60

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 63

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 63

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 63

4.2.1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

4.2.1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .. 63

4.2.1.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tipe iPad Yang Digunakan ... 64

4.2.1.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan ... 64

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 65

4.2.3 Analisis Statistik Hipotesis I ... 77

(8)

4.2.3.3 Uji Signifikan Simultan (F) ... 84

4.2.3.4 Uji Signifikan Secara Parsial (t) ... 85

4.2.3.5 Analisis Regresi Linear Berganda ... 86

4.2.4 Analisis Statistik Hipotesis II ... 87

4.2.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 87

4.2.4.2 Pengujian Koefisien Determinan (R²) ... 93

4.2.4.3 Uji Signifikan Simultan (F) ... 94

4.2.4.4 Uji Signifikan Secara Parsial (t) ... 95

4.2.4.5 Analisis Regresi Linear Berganda ... 96

4.3 Pembahasan ... 97

4.3.1 Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Diduga Mempunyai Pengaruh Positif Terhadap Keputusan Pembelian Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara ... 97

4.3.2 Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Diduga Mempunyai Pengaruh Positif Terhadap Loyalitas Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….102

5.2 Saran……...………...…..103

DAFTAR PUSTAKA………...105

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 1.1 Indonesia Brand Champion Award Survey Markplus Insight

Tahun 2013 ... 7

2.1 Inventarisasi Gaya Hidup ... 14

2.2 Empat Jenis Loyalitas ... 28

2.3 Penelitian Terdahulu ... 33

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 42

3.2 Instrumen Skala Likert ... 44

3.3 Uji Validitas I ... 47

3.4 Uji Validitas II ... 49

3.5 Uji Reliabilitas ... 50

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 63

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tipe iPad ... 64

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan ... 64

4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Gaya Hidup ... 65

4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Merek ... 68

4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Kelompok Referensi ... 72

4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Keputusan Pembelian ... 74

4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Loyalitas ... 76

4.10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 79

4.11 Uji Glejser ... 81

4.12 Uji Multikolinieritas ... 82

4.13 Pengujian Koefisien Determinan (R²) ... 83

4.14 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 84

4.15 Hasil Uji Secara Parsial (Uji-t) ... 85

4.16 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 89

4.17 Uji Glejser ... 91

4.18 Uji Multikolinieritas ... 92

4.19 Pengujian Koefisien Determinan (R²) ... 93

4.20 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 94

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Model Lima Tahap Pembelian Konsumen ... 23

2.2 Kerangka Konseptual ... 37

4.1 Tablet iPad 1 ... 61

4.2 Tablet iPad 2 ... 61

4.3 Tablet iPad Mini ... 62

4.4 Tablet iPad New ... 62

4.5 Grafik Histogram Uji Normalitas... 78

4.6 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas ... 78

4.7 ScatterPlot Uji Heteroskedastisitas ... 80

4.8 Grafik Histogram Uji Normalitas... 88

4.9 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas ... 88

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 108

2. Distribusi Jawaban Uji Validitas dan Reliabilitas ... 112

3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 114

4. Uji Normalitas ... 115

(12)

ABSTRAK

PENGARUH GAYA HIDUP, MEREK, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN LOYALITAS

PRODUK IPAD PADA MAHASISWA/I DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/I pengguna produk iPad yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dengan jumlah sampel 97 orang responden yang diambil menggunakan teknik AccidentalSampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi α = 5% (0,05). Secara simultan, variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan loyalitas. Secara parsial, variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan loyalitas. Nilai Adjusted R Square yang didapat dari hasil pengujian Koefisien Determinan (R²) terhadap keputusan pembelian sebesar 0,503 menjelaskan bahwa 50,3% keputusan pembelian mampu dijelaskan oleh variabel independen gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 49,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Terhadap loyalitas produk iPad sebesar 0,554 menjelaskan bahwa 55,4% loyalitas produk mampu dijelaskan oleh variabel independen gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 44,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Nilai RSquare yang didapat dari hasil pengujian Koefisien Determinan (R²) terhadap keputusan pembelian sebesar 0,253 menjelaskan bahwa 25,3% keputusan pembelian mampu dijelaskan oleh variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 74,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Lalu terhadap loyalitas produk iPad sebesar 0,30 menjelaskan bahwa 30,6% loyalitas produk iPad mampu dijelaskan oleh variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 69,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(13)

ABSTRACT

LIFESTYLE, BRAND, AND THE REFERENCE GROUP EFFECTS IN PURCHASING DECISIONS AND LOYALTY IPAD PRODUCTS

AMONG STUDENTS IN THE FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

This research aim is to examine effects of lifestyle, brand, and the reference group effects in purchasing decisions and loyalty iPad products among students in the Faculty of Economics and Business University of North Sumatera. This research type is explanatory associative research. The population of this research were students iPad product users in Faculty of Economics and Business University of North Sumatera, with number of samples of 97 people, which are taken by accidental sampling method. Primary data collections are taken using questionnaires and secondary data from literature studies. The hypothesis of this research is analyzed using Multiple Linear Regression with signification level of α = 5% (0,05). Simultaneously, lifestyle, brand, and reference group are affecting positively and significantly in purchasing decisions and loyalty products. Partially, lifestyle, brand, and the reference group are affecting positively significantly in purchasing decisions and loyalty products. Adjusted R Square value of 0,503, which is acquired from Coefficient Determinant (R²) test, stated that 50,3% of purchasing decisions can be described by independent variables that are lifestyle, brand, and the reference group which in the other hand 49,7% of purchasing decisions can be described from the other variables that excluded of this research. The most influential variable in purchasing decisions is brand variables. And then, stated that 55,4% of loyalty iPad products can be described by lifestyle, brand, and the reference group which in the other hand 44,6% of purchasing decisions can be described from the other variables that excluded of this research. R Square Value of 0,253, which is acquired from Coefficient Determinant (R²) test, stated that 25,3% of purchasing decisions can be described by lifestyle, brand, and the reference group, which in the other hand 74,7% of purchasing decisions can be described from the other variables that excluded of this research. And then, R Square Value of 0,306, which is acquired from Coefficient Determinant (R²) test, stated that 30,6% of loyalty products can be described by lifestyle, brand, and the reference group, which in the other hand 69,4% of loyalty products can be described from the other variables that excluded of this research. The most influential variable in loyalty product is lifestyle variable.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini teknologi komunikasi menunjukkan perkembangan yang

sangat signifikan. Dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan teknologi yang

dapat membantu berbagai kegiatan komunikasi searah dengan munculnya

berbagai macam gadget dan aplikasi untuk menunjang kebutuhan itu semua. Penggunaan gadget seperti tablet untuk kegiatan sehari-hari sudah meningkat sesuai dengan tujuan dan manfaatnya. Dengan dukungan layar yang lebih besar,

user dapat menggunakannya untuk keperluan diskusi, rapat, pertemuan penting, dan dapat menggantikan pencatatan secara manual.

Hampir semua kalangan tidak mengenal golongan, umur maupun berbagai

kebutuhan yang dihadirkan sudah tidak bisa lepas lagi dari teknologi tersebut.

Kebutuhan hidup untuk bisa selalu terhubung dengan sesama, bersosialisasi,

menimbulkan gengsi bagi pemakainya yang sudah merupakan suatu jawaban akan

pentingnya gadget bagi kehidupan yang serba modern. Terbukti dengan banyaknya perangkat telekomunikasi yang bermunculan dengan teknologi update. Kemunculan teknologi telekomunikasi yang high class ini juga didorong oleh kebutuhan manusia untuk menghadapi berbagai masalah yang dapat diselesaikan

dalam waktu cepat dan singkat.

Pada saat ini, masyarakat bersaing untuk mendapatkan gadget tablet yang memiliki kualitas canggih dengan harga yang terjangkau. Terbukti dari minat beli

(15)

proses bersaing antar perusahaan gadget tablet yang semakin menunjukkan keunggulan dari produk-produk yang diciptakan. Perkembangan teknologi yang

diciptakan dari masing-masing perusahaan dapat mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen. Keputusan pembelian menjadi suatu hal yang penting untuk

diperhatikan karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana

suatu strategi pemasaran yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan.

Keberhasilan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen dalam keputusan

pembelian sangat didukung melalui upaya membangun komunikasi kepada

konsumen dengan membangun merek kepada konsumen dengan strategi

pemasaran, serta melakukan inovasi untuk varian-varian baru pada suatu produk.

Proses pengambilan keputusan pembelian yang rumit seringkali melibatkan

beberapa keputusan. Suatu keputusan melibatkan pilihan diantara dua atau lebih

alternatif tindakan.

Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat

perusahaan-perusahaan harus mampu memainkan strategi pemasaran yang handal dan mampu

menarik minat konsumen sehingga mampu memenangkan pasar. Produk yang

memiliki kualitas yang baik dengan diferensiasi yang juga baik akan menjadi

produk yang kemungkinan besar membuat konsumen menjadi loyal. Dengan

memahami bagaimana perilaku konsumen akan memberi sumbangsih bagi

perusahaan untuk merumuskan strategi pemasaran yang nantinya akan di

implementasikan dalam memperkenalkan dan mempromosikan produk mereka ke

pasar. Artinya, ketika suatu produk akan diproduksi, jauh sebelumnya telah

(16)

Setelah perusahaan merumuskan strategi yang akan diterapkan dalam

upaya meraih perhatian konsumen, maka membangun komunikasi yang baik

kepada konsumen merupakan langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan

kepada konsumen dan harus dilakukan secara berkelanjutan. Dengan upaya ini,

maka akan diketahui bagaimana respon konsumen akan produk tersebut.

Ketika konsumen sudah memakai sebuah produk, maka konsumen akan

melakukan penilaian terhadap produk tersebut dan jika suatu produk tersebut

mampu memberi kepuasan dan kesan kepada konsumen, maka kemungkinan

besar konsumen tersebut akan loyal terhadap produk yang digunakan. Demikian

juga untuk persepsi, konsumen memiliki persepsi tersendiri terhadap suatu merek

produk. Oleh karena itu, sudah seharusnya perusahaan memiliki produk-produk

yang berkualitas yang mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, karena

hal itu akan mempengaruhi persepsi kualitas konsumen terhadap sebuah produk,

khususnya dalam penelitian ini produk yang diangkat mengenai gadget atau tablet.

Jika produk tersebut mampu memberikan kepuasan kepada konsumen,

tentu hal ini akan menguntungkan pihak perusahaan juga karena akan terjadi

loyalitas konsumen dan sangat memungkinkan konsumen untuk

merekomendasikan merek gadget yang digunakannya kepada teman atau orang yang ada disekitar mereka, karena telah terbukti memberikan kepuasan bagi diri

mereka sebagai individu yang menggunakan produk tersebut.

Dalam hal ini, keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen tentunya

(17)

menjadi bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung

keinginan seseorang untuk mengubahnya. Gaya hidup ini bisa dinilai relatif

tergantung penilaian dari orang lain. Memilki salah satu gadget ataupun teknologi update ini dapat memberi kepuasaan atau kesenangan atas gaya hidupnya. Gaya hidup juga memberikan value tersendiri terhadap suatu produk. Ketika konsumen memiliki gaya hidup yang cenderung mengikuti perkembangan zaman, maka

konsumen tersebut akan terus membeli produk-produk terbaru yang dikeluarkan

oleh perusahaan gadget yang digunakan dan menyebabkan konsumen tersebut loyal akan produk gadget tersebut.

Tingginya tingkat persaingan baik untuk produk yang serupa maupun

produk yang berbeda, menyebabkan konsumen bertindak selektif dalam

melakukan keputusan pembelian, seperti halnya merek. Merek merupakan nama

atau simbol yang diasosiasikan dengan produk atau jasa dan menimbulkan arti

psikologis. Merek suatu produk sangat berperan penting dalam keputusan

pembelian sebagian masyarakat dalam membeli alat komunikasi, khususnya

gadget tablet.

Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi, banyak sekali

merek-merek gadget yang bermunculan yang dapat dipilih oleh konsumen. Masing-masing mempunyai value tersendiri di benak konsumen. Harga dan kualitas yang ditawarkan juga bervariasi sesuai dengan kebutuhan konsumen,

(18)

produk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen, maka konsumen akan

melakukan pembelian ulang atau menjadi loyal dengan merek produk yang

digunakan.

Selain itu faktor lingkunganpun memberi pengaruh penting dalam

mengambil keputusan pembelian. Lingkungan sosial terbagi dua bagian yaitu

lingkungan sosial makro dan mikro. Lingkungan sosial makro diantaranya

budaya, subbudaya dan kelas sosial. Sedangkan lingkungan sosial mikro yaitu

organisasi, keluarga, kelompok referensi dan media. Masing-masing dari faktor

tersebut akan memberi pengaruh terhadap keputusan pembelian. Sebagai contoh

kecil, teman dekat kita akan memberikan pengaruh terhadap kita ketika dia

menggunakan produk yang menarik, dan dengan senang hati teman kita akan

menjelaskan dengan sukarela ketika kita bertanya tentang produk yang

digunakannya, dan secara tidak langsung kita telah mendapatkan informasi

tentang produk tersebut.

Kebutuhan untuk selalu ingin berkomunikasi tidak hanya dengan

menggunakan smartphone, cellular phone dan semacamnya. Saat ini produk gadget yang mulai banyak diperkenalkan oleh beberapa perusahaan adalah Komputer Tablet (Tablet PC). Komputer tablet dapat didefinisikan sebagai

komputer berlayar sentuh dan bersifat portabel berbentuk seperti buku dengan

teknologi yang canggih yang dapat memudahkan pemakainya dalam mengakses

berbagai informasi dan mengolah data. Dalam penelitian ini konsumen yang

menggunakan tablet PC ditujukan kepada generasi muda yaitu para mahasiswa

(19)

Pemakaian gadget semacam tablet sangat happening dikalangan generasi muda, dikarenakan era globalisasi yang semakin modern yang memudahkan

orang-orang untuk mengakses jaringan internet untuk berkomunikasi. Jaringan

sosial media yang saat ini sedang marak-maraknya digunakan menjadi perhatian

generasi muda untuk memilih tablet PC yang sesuai dengan keinginannya.

Pertumbuhaan produk komputer tablet memang luar biasa di dunia

termasuk di Indonesia. Seiring dengan perkembangan teknologi, masyarakat

Indonesia khususnya yang hidup di wilayah perkotaan mulai mengalami

perubahan gaya hidup.

Sudah tidak asing lagi orang mendengar tablet merupakan salah satu alat

komunikasi, salah satunya iPad. iPad adalah salah satu jenis tablet yg di produksi

oleh perusahaan Apple. iPad diperkenalkan pertama kali oleh Steve Jobs, CEO

(yang merupakan singkatan dari Chief Executive Officer) dari Apple Inc. dalam

Apple Special Event yang bertempat di Yerba Buena Center for the Arts, San

Fransisco, Amerika Serikat, pada tanggal 27 Januari 2010. Produk ini dirancang

sebagai sebuah perangkat digital yang berada di antara telepon pintar

(smartphone) dan komputer jinjing (laptop).

Pada masa awal iPad diluncurkan, kebutuhan tersebut telah banyak

merubah alat komunikasi. Dari alat komunikasi ini menjadi penyedia berbagai

kebutuhan lainnya seperti internet, e-mail, bermain game, kamera foto atau video dan masih banyak kegunaan baru lainnya yang lazim disebut tablet atau iPad

(20)

Tabel 1.1

Indonesia Brand Champion Award Survey Markplus Insight Tahun2013

Product Category Tablet PC

1 Samsung

Galaxy Tab

2 Apple iPad

3 Acer Icona Tab

Sumber : the-marketeers.com

Tabel 1.1 menjelaskan tentang peringkat kualitas produk tablet PC yang

sedang diminati, dapat dilihat untuk kategori tablet PC, kualitas produk iPad

dinilai masih kalah daripada kualitas tablet PC kompetitornya yaitu

SamsungGalaxyTab. Dari sisi harga, yang sangat mempengaruhi penjualan iPad

dimana pada akhir tahun 2012 iPad mengeluarkan iPad Mini 7 Inchi dengan

kisaran harga Rp2,5 – Rp 3 juta yang dinilai oleh banyak pengamat IT bahwa jika iPad tidak perlu menciptakan iPad 7 inchi meskipun banyaknya permintaan pasar

akan tablet PC 7 inchi karena akan menghilangkan kesan citra eksklusif dari

produk iPad. Lalu berdasarkan hasil survei Majalah Marketeers dengan mengadakan Indonesia Brand Champion Award, dapat dilihat bahwa merek iPad kembali berada pada urutan kedua setelah Samsung Galaxy Tab, akan tetapi jika

dilihat dari hasil survei majalah Kontan, iPad masih menjadi pilihan nomor 1

untuk pilihan tablet PC yang akan dibeli oleh masyarkat Indonesia.

Di Indonesia sendiri yang paling mencolok adalah persaingan dua vendor

(21)

tersebut sangat mencuri perhatian masyarakat Indonesia, khususnya para penggila

gadget. Dengan spesifikasi dan penggunaan OS (Operating System) yang berbeda dari keduanya, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, setiap produk

mempunyai unique selling point tertentu yang dapat menarik minat konsumen, termasuk harga jualnya. Memang dari kedua vendor tersebut belum merilis angka

penjualan yang pasti mengenai produk mereka di Indonesia, tetapi dari jumlah

konsumen dan peningkatan penjualan yang disampaikan oleh Asosiasi Pengusaha

Komputer Indonesia (Apkomindo) dapat disimpulkan bahwa Apple telah menjadi

market leader dan memiliki pangsa pasar di Indonesia yang tidak jauh dengan pangsa pasar global mereka. Apple dengan iPad nya masih merajai penjualan

tablet PC di Indonesia sejak pertama kali iPad di luncurkan. (Sumber:

www.situsgadget.com)

Selama ini produk-produk dari Apple identik dengan kesan elegan yang

dimilikinya, bentuk produk yang stylish namun tidak kehilangan sisi kemewahan nya. Maka dari itu dapat dilihat pada para konsumen iPad yang rata-rata bukan

merupakan first buyer, mereka yang membeli iPad cenderung orang yang membutuhkan perangkat mobile yang dapat mendukung aktivitas mereka yang sangat padat. Begitu juga dengan Samsung, Galaxy tab di desain serupa untuk

orang-orang yang memiliki kelekatan dengan gadget mereka. Namun, perlu di pahami bahwa Samsung lebih mengarah ke seluruh segmen pasar demi merebut

market share tablet PC yang didominasi oleh iPad.

Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi

(22)

perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam

hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam

menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang

produk atau jasa apa yang dibutuhkan.

Berdasarkan pemaparan teori dan data tentang perkembangan,

pertumbuhan dan pemakai tablet PC maka perlu dianalisis beberapa faktor yang

mendasari minat beli konsumen, khususnya para generasi muda seperti

mahasiswa/mahasiswi untuk produk iPad di masa yang akan datang agar iPad

dapat menerapkan strategi khusus guna meningkatkan penjualan maupun pangsa

pasarnya ke seluruh segmen di pasar tablet PC secara umum di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mengambil topik yang akan

dikembangkan dalam penelitian ini yaitu “Pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk iPad di Kalangan Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan permasalahan

yaitu sebagai berikut :

1. Apakah Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Produk iPad?

(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitan ini bertujuan untuk menemukan

bukti empiris (nyata) tentang :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan

Pembelian Produk iPad.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Produk

iPad.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan manfaat bagi semua pihak,

diantaranya :

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, pengalaman dan dapat langsung mempraktekkan

ilmu yang telah didapatkan di lapangan.

2. Bagi Akademik

Dapat digunakan sebagai informasi yang berguna terhadap dunia ilmu

pendidikan khususnya pengetahuan di bidang pemasaran, dan diharapkan

dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Perusahaan

Adanya input informasi bagi perusahaan yang dapat dijadikan sebagai

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku konsumen

Menurut (Kotler dan Keller 2008:166), Perilaku konsumen adalah studi

tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli,

menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

The America Marketing Association (Setiadi, 2003:3) mendefinisikan bahwa perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi

perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran

dalam hidup mereka.

Sementara itu, Mowen dan Minor (2002:6) mengatakan perilaku

konsumen adalah studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman

serta ide-ide. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku

konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang

mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,

menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas

atau kegiatan mengevaluasi.

2.1.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Kotler dan Keller (2009:166) menyatakan bahwa perilaku pembelian

(25)

1. Faktor Budaya (Cultural Factor)

Budaya merupakan penentu keinginan perilaku paling mendasar.

Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih

memperlihatkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya.

Ketika sub-budaya menjadi semakin besar dan cukup makmur, perusahaan

sering merancang program pemasaran secara khusus untuk melayani

mereka.

2. Faktor Sosial (Social Factor)

Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor

sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran, dan status sosial.

3. Faktor Pribadi (Personal Factor)

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.

Karakteristik pribadi tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup,

pekerjaan dan lingkungan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta

nilai dan gaya hidup pembeli.

4. Faktor Psikologi (Psychological Factor)

Psikologi penting meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori

dapat mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai ransangan

pemasaran.

2.1.2 Gaya Hidup

Konsep gaya hidup dan kepribadian sering kali disamakan, padahal

(26)

individu menjalankan kehidupan, bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana

mamanfaatkan waktunya (Mowen dan Minor 2002:333).

Menurut Setiadi (2003:148), Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai

gaya hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu

mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya

(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga

dunia disekitarnya (pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan

masyarakat yang lainnya. Bahkan, dari masa ke masa gaya hidup suatu individu

atau kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian,

gaya hidup tidak cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup

relatif permanen.

2.1.2.1 Pengukuran Gaya Hidup Konsumen

Untuk mengetahui gaya hidup konsumen dapat dipergunakan pengukuran

psikografis yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menilai gaya

hidup pasar sasaran, karakteristik kepribadian dan karakteristik demografi. Gaya

hidup merupakan salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis.

Pertanyaan-pertanyaan yang umumnya dipakai mengungkapkan aktivitas, minat

dan opini konsumen. Sehingga sering diistilahkan sebagai AIO statement. Pertanyaan aktivitas, menanyakan apa yang dilakukan konsumen, apa yang dibeli

konsumen dan bagaimana konsumen menghabiskan waktunya. Sedangkan

pertanyaan minat menanyakan preferensi dan prioritas konsumen. Dan pertanyaan

(27)

kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan sekitar, baik yang lokal

maupun internasional, masalah-masalah ekonomi, sosial dan moral.

Suryani (2008:74) menyatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur

aktivitas-aktivitas manusia dalam:

1. Bagaimana mereka menghabiskan waktunya.

2. Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya.

3. Pandangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

4. Karakter-karakter dasar seperti daur kehidupan, penghasilan, pendidikan, dan

tempat tinggal.

Tabel di bawah menjelaskan bahwa gaya hidup akan berkembang pada

masing-masing dimensi (aktivitas, interest, opini / AIO) yang didefinisikan oleh Plummer (Setiadi, 2003:148).

Tabel 2.1

Inventarisasi Gaya Hidup

Aktivitas Interest Opini

Bekerja Keluarga Diri mereka sendiri Hobi Rumah Masalah-masalah

sosial Peristiwa

social

Pekerjaan Politik

Liburan Komunitas Bisnis Hiburan Rekreasi Ekonomi Anggota klub Pakaian Pendidikan

Komunitas Makanan Produk Belanja Media Masa depan Olahraga Prestasi Budaya Sumber: Setiadi (2003:148)

Gaya hidup bisa merupakan identitas kelompok. Gaya hidup setiap

kelompok akan mempunyai ciri-ciri unit tersendiri. Walaupun demikian, gaya

(28)

Kecendrungan yang luas dari gaya hidup seperti perubahan peran

pembelian dari pria ke wanita, sehingga mengubah kebiasaan, selera dan perilaku

pembelian. Dengan kata lain, perubahan gaya hidup suatu kelompok akan

mempunyai dampak yang luas pada berbagai aspek konsumen. (Setiadi

2003:148).

2.1.3 Merek

2.1.3.1Pengertian Merek

America Marketing Association dalam Hermawan (2009:121) mendefinisikan merek sebagai berikut: Brand is a name, term, sign, symbol, design, or a combination of them, intended to identify the goods or service of one seller or group of sellers and to differentiate them from those of competitors. Merek bisa berupa nama, simbol, tanda desain, atau kombinasi semuanya yang

dapat menggambarkan segala sesuatu baik berupa barang maupun jasa yang dapat

di tawarkan kepada pelanggan baik berupa barang atau jasa. Merek harus

memiliki nilai yang unik dan berbeda dari pesaing.

Hermawan (2009:121) juga mendefinisikan merek sebagai aset yang

menciptakan value bagi pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan menghargai kualitas.

Definisi tersebut menggambarkan peran merek tidak hanya sebagai

representasi dari suatu produk, tapi juga harus dapat berfungsi untuk menciptakan

nilai bagi pelanggan. Sebagai contoh, PT Philip Moris Indonesia hingga 18 Mei

2005 telah menguasai 97 persen saham perusahaan rokok PT HM Sampoerna

(29)

mengeluarkan dana Rp 45.066 triliun untuk membeli 4.251.510.000 saham HM

sampoerna.

2.1.3.2 Ekuitas Merek

Kotler & Keller (2009:258) mendefinisikan ekuitas merek sebagai berikut:

Brand equity is the added value endowed to products and services. Artinya, Ekuitas Merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Merek

yang dimiliki oleh perusahaan akan menjadi kuat bila memiliki brand equity yang juga kuat. Brand equity yang kuat akan memberikan value, baik kepada pelanggan maupun kepada perusahaan. Untuk pelanggan akan memberikan efek

meningkatkan interpretasi atau proses infomasi pelanggan, meningkatkan

keyakinan pelanggan dalam keputusan pembelian dan meningkatkan kepuasan

mereka dalam menggunakan produk atau jasa. Kepada perusahaan, brand equity akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas program pemasaran perusahaan,

meningkatkan kesetiaan terhadap merek, meningkatkan harga/margin keuntungan, meningkatkan brandextensions, meningkatkan trade leverage, dan meningkatkan keunggulan bersaing.

2.1.3.3 Kesadaran atas Merek

Elemen-elemen yang membangun brand equity antara lain brand awareness, brand associations, brand loyalty, perceived quality, dan other asset. Elemen brand equity yang akan dibahas terlebih dahulu adalah brand awareness.

(30)

merek, memperkenalkan merek, merupakan sinyal bagi keberadaan, komitmen,

dan substansi merek, dan membantu memilih sekelompok merek untuk

dipertimbangkan dengan serius.

Brand association merupakan segala sesuatu yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan ingatan konsumen terhadap suatu merek.

Brand association memberikan banyak value, antara lain: memudahkan pelanggan untuk mendapatkan informasi tentang merek, mempengaruhi

interpretasi pelanggan atas fakta mengenai merek, membedakan merek dari merek

pesaing, memperkuat posisi merek di pasar, alasan pelanggan untuk menggunakan

merek, dasar untuk melakukan perluasan merek.

Brand Loyalty adalah kesetiaan merek, dapat dilihat dari seberapa sering orang membeli merek itu dibandingkan merek lainnya. Brand loyalty memiliki lima tingkatan yaitu: (1) Pembeli tidak loyal atau switchers/price sensitive. (2) Pembeli kebiasaan atau habitual buyer. (3) Pembeli yang puas atau satisfied buyer with switching cost. (4) Pembeli yang memang menyukai suatu barang atau like the brand. (5) Pembeli yang setia atau committed buyer. Setiap merek dipersepsikan memberikan kepuasan yang cukup. Untuk produk rumah bagi

segmen menengah ke bawah, harga sangat berpengaruh terhadap keputusan

pembelian.

Brand loyalty dapat di ukur dengan menggunakan metode repurchase rates. Pengukuran dengan repurchase rates dilakukan dengan melihat tingkat pembelian kembali. Semakin tinggi rata-rata pembelian kembali pelanggan

(31)

rata-rata pembelian kembali terhadap beberapa merek, maka pelanggan tersebut

tidak loyal pada satu merek.

Perceived quality merupakan hal yang tidak berwujud, perasaan keseluruhan tentang merek. Namun, hal ini akan menjadi dasar dalam memahami

dimensi yang melibatkan karakteristik produk dari merek yang disertakan seperti

reliabilitas dan kinerja. Untuk memahami perceived quality, identifikasi dan penilaian pemahaman dimensi akan berguna, namun perceived quality itu sendiri adalah sebuah ringkasan, konstruksi secara global.

2.1.4 Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kotler

dan Keller (2009:170). Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut

kelompok keanggotaan. Beberapa dari kelompok ini merupakan kelompok primer, dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara terus

menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja.

Masyarakat juga menjadi kelompok sekunder, seperti agama, profesional, dan kelompok persatuan perdagangan, yang cenderung lebih resmi dan memerlukan

interaksi yang kurang berkelanjutaan.

Kelompok referensi mempengaruhi anggota setidaknya dengan tiga cara.

Mereka memperkenalkan perilaku dan gaya hidup baru kepada seseorang, mereka

mempengaruhi sikap dan konsep diri, dan mereka menciptakan tekanan

kenyamanan yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek. Orang juga di

(32)

kelompok yang ingin diikuti oleh orang itu, kelompok disosiatif adalah kelompok yang nilai dan perilakunya ditolak oleh orang lain.

Kelompok referensi bisa juga disebut dengan kelompok acuan yang

merupakan individu atau kelompok yang dijadikan rujukan yang mempunyai

pengaruh nyata bagi individu. Konsumen yang mengacu perilakunya pada

kelompok rujukan tertentu belum tentu menjadi anggota kelompok tersebut.

(Suryani 2008:215).

Sementara itu, menurut Setiadi (2003:266) kelompok referensi melibatkan

satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar pembanding atau titik referensi

dalam membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta perilaku seseorang.

2.1.4.1 Jenis Kelompok Referensi

1. Formal/Informal : formal memiliki struktur yang jelas, informal tidak.

2. Primer/Sekunder : primer melibatkan interaksi langsung tatap muka,

sementara grup sekunder tidak.

3. Keanggotaan : seseorang menjadi anggota formal dari keanggotaan kelompok

referensi.

4. Aspirasional : seseorang bercita-cita bergabung atau menandingi kelompok

referensi aspirasional.

5. Disosiatif : seseorang berupaya menghindari atau menolak grup referensi

disosiatif.

2.1.4.2 Kelompok Referensi yang Relevan Dengan Perilaku Konsumen

Suryani (2008:219) menjelaskan bahwa dalam masyarakat ada berbagai

(33)

relevan bagi pemasar untuk dijadikan peluang dalam pemasaran produk atau jasa

dan dijadikan saran strategi pemasaran adalah:

1. Keluarga

Keluarga merupakan bentuk kelompok primer yang berperan penting dalam

sosialisai anggotanya terhadap perilaku penggunaan produk.

2. Kelompok Persahabatan

Kelompok persahabatan merupakan bentuk dari kelompok informal.

Konsumen sebagai manusia membutuhkan hubungan sosial melalui

persahabatan.

3. Kelompok Sosial Formal

Di dalam masyarakat terdapat sekelompok orang-orang yang secara formal

membentuk suatu kelompok. Misalnya kelompok arisan, kelompok

keagamaan dan lain-lain.

4. Kelompok Pembelanja

Kelompok ini mulai banyak bermunculan di kota-kota, sekelompok anak

muda yang punya kesenangan jalan-jalan di mall, cuci mata dan bereblanja,

karena kesamaan minat dan kebutuhan begabung dalam suatu kelompok.

5. Kelompok Kerja

Bagi konsumen yang bekerja yang sebagian besar waktunya dihabiskan di

(34)

6. Kelompok gerakan konsumen

Kosumen yang mempunyai kesadaran akan hak-haknya dan menyadari

pentingnya kontrol terhadap pemenuhan hak-hak konsumen membentuk

suatu kelompok yang disebut kelompok gerakan konsumen.

2.1.4.3 Faktor-Faktor yang Menentukan Kekuatan Pengaruh Kelompok Referensi

1. Menginformasikan atau membuat individu lebih menyadari mengenai produk

atau merek tertentu. Suatu kelompok pembelanja akan mempunyai pengaruh

yang kuat dalam hal pemilihan merek kepada anggota yang bergabung dalam

kelompoknya, jika kelompok tersebut mempunyai informasi yang banyak dan

lengkap tentang bebagai merek dan dalam interaksi komunikasi tentang

pentingnya memilih merek dan informasi berbagai merek dan kinerjanya

sering terjadi antara anggota kelompok.

2. Memberikan kesempatan untuk membandingkan dalam interaksi,

menyampaikan ide dan bertanya kepada yang lainnya. Pengaruh kelompok

akan kuat jika dalam kelompok tersebut terdapat suasana untuk saling

berbagi, pengalaman dan diskusi untuk membanding berbagai pilihan dan

perilaku belanja dan perilaku konsumsi.

3. Mempengaruhi individu untuk mengadopsi sikap kelompok yang mempunyai

pengaruh kuat pada anggotanya untuk menyesuaikan sikap dengan sikap yang

dikembangkan oleh kelompok, akan lebih berpengaruh dibandingkan

(35)

4. Melegitimasi keputusan individu untuk menggunakan produk yang sama

dengan yang digunakan kelompok. Kelompok yang mempunyai kekuatan

dalam memberikan rekomendasi dan bahkan mengharuskan anggotanya

untuk menggunakan suatu produk tertentu akan mempunyai pengaruh kuat

terhadap perilaku konsumsi dan perilaku belanja anggotanya, sehingga secara

langsung berpengaruh terhadap perilaku konsumen.

2.1.5 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen meliputi semua proses yang dilalui

konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan

memilih di antara pilihan-pilihan pembelian mereka. Mowen dan Monir (2002:6).

Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008:181) keputusan pembelian

konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif

yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan

pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan yang kedua faktor

situasional yang tidak diharapkan.

2.1.5.1 Proses pengambilan keputusan pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2009:184), ketika membeli produk, secara

umum konsumen mengikuti proses pembelian konsumen seperti (1) pengenalan

masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian,

(5) perilaku pasca pembelian. Lima tahapan ini mewakili proses secara umum

yang menggerakkan konsumen dari pengenalan produk atau jasa ke evaluasi

pembelian. Proses ini adalah petunjuk untuk mempelajari bagaimana konsumen

(36)
[image:36.595.113.522.113.187.2]

Sumber:Kotler dan Keller (2009:185)

Gambar 2.1

Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen 1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau

kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan

rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang seperti rasa lapar,

haus, seks-naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan atau kebutuhan bisa

timbul akibat rangsangan eksternal.

2. Pencarian Informasi

Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi empat

kelompok:

1. Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.

2. Komersial. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.

3. Publik. Media masa, organisasi pemeringkat konsumen.

4. Eksperimental. Penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah pertimbangan

dari produk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk membuat suatu

keputusan. Konsumen akan menggunakan infomasi yang tersimpan di dalam Pengenalan

masalah

Pencarian

informasi

Evaluasi

alternatif

Keputusan

pembelian

Perilaku

(37)

ingatan, ditambah dengan infomasi yang diperoleh dari luar membangun suatu

kriteria tertentu.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen preferensi antar merek dalam kumpulan

pilihan dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk

lima sub keputusan: merek (merek A), penyalur (penyalur 2), kuantitas (satu

komputer), waktu (akhir minggu), dan metode pembayaran (kartu kredit).

5. Perilaku pasca pembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan

melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan

tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung

keputusannya. Kepuasan pasca pembelian merupakan fungsi kedekatan antara

harapan dan kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan,

konsumen kecewa; jika memenuhi harapan konsumen puas; jika melebihi

harapan, konsumen sangat puas. Tindakan pasca pembelian jika konsumen puas,

mungkin ingin membeli produk itu kembali.

2.1.6 Loyalitas Pelanggan 2.1.6.1 Pengertian Loyalitas

Loyalitas adalah salah satu tujuan akhir yang sangat diharapkan oleh setiap

perusahaan kepada konsumen mereka. Konsumen yang loyal terhadap perusahaan

adalah satu tingkat pencapaian tertinggi karena ketika konsumen loyal maka

mereka akan menjadi konsumen tetap bahkan akan membantu menjadi pemasar

(38)

Loyalitas menurut Aaker adalah suatu ukuran kedekatan yang dimiliki

konsumen kepada suatu merek tertentu (Kartajaya, 2009:130). Sedangkan

menurut Oliver adalah komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli

atau mendukung kembali produk atau jasa yang disukai di masa depan meski

pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih

(Kotler, 2009:131).

Menurut Griffin (2003:31), definisi pelanggan berasal dari kata “costum” yaitu didefinisikan sebagai pembuat suatu menjadi kebiasaan atau biasa dan

memperaktekkan kebiasaan.

Oliver mendefinisikan “loyalitas adalah komitmen pelanggan yang tinggi

untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa yang

disukai secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi

dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan

perilaku”. Suryandari (2008:6)

Menurut Tjiptono (2005:386) perilaku pembelian berulang seringkali

dihubungkan dengan loyalitas merek (brand loyalty). Akan tetapi ada perbedaan diantara keduanya. Bila loyalitas mereka mencerminkan komitmen psikologis

terhadap merek tertentu, maka perilaku pembelian berulang semata-mata

menyangkut pembelian merek tertentu yang sama secara berulang kali. Dengan

kata lain, perilaku pembelian berulang tidak merefleksikan loyalitas merek.

Karena bisa jadi seseorang konsumen sangat menyukai suatu merek namun ia

tidak loyal terhadap merek tersebut. Pembelian ulang bisa merupakan hasil

(39)

satu-satunya alternatif yang tersedia. Konsekuensinya, pelanggan tidak memiliki

peluang untuk memilih. Selain itu, pembelian ulang bisa pula merupakan hasil

dari upaya promosi terus menerus dalam rangka memikat dan membujuk

pelanggan untuk membeli kembali merek yang sama. Pelanggan yang setia pada

merek tertentu cenderung ’terikat’ pada mereka tersebut dan akan membeli

produk yang sama lagi sekalipun tersedia banyak alternatif lainnya.

Griffin (2003:31) memberikan definisi bahwa pelanggan yang loyal adalah:

1. Melakukan pembelian berulang secara teratur.

2. Membeli antar lini produk dan jasa.

3. Mereferensikan kepada orang lain.

4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.

2.1.6.2 Loyalitas dan Siklus Pembelian

Setiap kali pelanggan membeli, ia bergerak melalui siklus pembelian.

Langkah-langkah yang dilewati pelanggan tersebut menurut Griffin (2003:18)

adalah:

1. Kesadaran

Pada tahap ini pelanggan mulai membentuk “pangsa pikiran” yang

dibutuhkan untuk memposisikan produk sebagai produk yang lebih unggul

dari pesaing. Timbulnya kesadaran bisa melalui iklan konvensional (radio,

TV, surat kabar), iklan di web, komunikasi word of mouth, dan lain-lain. 2. Pembelian awal

Pembelian pertama kali merupakan pembelian percobaan, disini perusahaan

(40)

3. Evaluasi pasca pembelian

Setelah pembelian dilakukan, pelanggan secara sadar atau tidak sadar akan

mengevaluasi transaksi. Bila merasa puas atau tidak begitu kecewa dengan

produk yang dibelinya, maka keputusan untuk membeli kembali mungkin

terjadi.

4. Keputusan untuk membeli kembali

Komitmen untuk membeli kembali merupakan sikap yang paling penting bagi

loyalitas. Ini muncul bila pelanggan telah memiliki ikatan emosional yang

kuat dengan produk.

5. Pembelian kembali

Pelanggan benar-benar loyal menolak pesaing dan membeli kembali produk

yang sama kapan saja dibutuhkan.

2.1.6.3 Jenis Loyalitas

Menurut Griffin (2003:22), Empat jenis loyalitas yang berbeda muncul

bila keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasi silang dengan pola pembelian

ulang yang rendah dan tinggi :

1. Tanpa Loyalitas

Beberapa pelanggan tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk atau

jasa tertentu. Keterkaitannya yang rendah dengan tingkat pembelian berulang

yang rendah menunjukkan tidak adanya loyalitas.

2. Loyalitas yang lemah

Keterkaitan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi

(41)

membeli karena kebiasaan. Dengan kata lain, faktor nonsikap dan faktor

situasi merupakan alasan utama pembelian.

3. Loyalitas Tersembunyi

Tingkat prefensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat pembelian

berulang yang rendah menunjukkan loyalitas tersembunyi (latent loyalty). Bila pelanggan memiliki loyalitas yang tersembunyi, pengaruh situasi dan

bukan pengaruh sikap yang menentukan pembelian berulang. Dengan

memahami faktor situasi yang berkontribusi pada loyalitas tersembunyi,

perusahaan dapat menggunakan strategi untuk mengatasinya.

4. Loyalitas Premium

Jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, terjadi bila ada tingkat

keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang tinggi. Pada

tingkat prefensi yang tinggi tersebut, orang bangga karena menemukan dan

menggunakan produk tertentu dan senang membagi pengetahuan mereka

dengan rekan dan keluarga. Para pelanggan ini menjadi pendukung vokal

produk atau jasa tersebut dan selalu menyarankan orang lain untuk

membelinya.

Tabel 2.2 Empat Jenis Loyalitas

Pembelian ulang

Keterkaitan Relatif

Tinggi Rendah

Kuat Loyalitas

Premium

Loyalitas Tersembunyi

Lemah Loyalitas

(42)

a. Tanpa Loyalitas (No Loyalty)

Untuk beberapa alasan, beberapa pelanggan tidak mengembangkan loyalitas

terhadap produk/jasa tertentu. Keterikatannya yang rendah dikombinasikan

dengan singkat pembelian berulang rendah menunjukan tidak adanya loyalitas

secara umum perusahaan harus menghindari membidik para pembeli jenis ini

karena mereka tidak akan pernah menjadi pelanggan yang loyal, mereka hanya

berkontribusi sedikit pada kekuatan keuangan perusahaannya. Tantangannya

adalah menghindari membidik sebanyak mungkin orang-orang seperti ini dan

lebih memilih pelanggan yang loyalitasnya dapat dikembangkan.

b. Loyalitas Yang Lemah (Inertia Loyalty)

Keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi

menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia loyalty). Pelanggan ini membeli

karena kami selalu menggunakannya atau karena sudah terbiasa. Dengan kata

lain, faktor non sikap dan faktor situasi merupakan alasan utama pembeli.

Pembeli ini merasakan tingkat kepuasan tertentu dengan perusahaan atau

minimal tiada ketidakpuasan yang nyata. Pembeli ini rentan beralih ke produk

pesaing yang dapat menunjukan manfaat yang jelas memungkinkan bagi

perusahaan untuk mengubah jenis loyalitas lemah kedalam bentuk loyalitas yang

lebih tinggi dengan secara aktif mendekati pelanggan dan meningkatkan

diferensiasi positif di benak pelanggan mengenai produk dan jasa.

c. Loyalitas Tersembunyi (Latent Loyality)

Tingkat preferensi yang lebih tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang

yang rendah menunjukan loyalitas tersembunyi, pengaruh situasi pelanggan dan

(43)

faktor sikap berkontribusi pada loyalitas tersembunyi perusahaan dapat

menggunakan strategi untuk mengatasinya.

d. Loyalitas Premium (Premium Loyalty)

Loyalitas premium merupakan jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan,

terjadi bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang

yang tinggi juga. Ini merupakan jenis loyalitas yang lebih disukai untuk semua

pelanggan disetiap perusahaan. Pada tingkat preferensi paling tinggi tersebut,

orang bangga karena menemukan dan menggunakan produk tertentu dan senang

membagi pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga.

Berdasarkan pengertian-pengertian pada Tabel 2.2, dapat disimpulkan

bahwa loyalitas adalah suatu tingkatan dimana konsumen benar-benar melekat

kepada suatu perusahaan, baik terhadap suatu merek saja atau keseluruhan

perusahaan. Loyalitas memungkinkan perusahaan dapat bantuan dalam

memasarkan produk yang diciptakan oleh konsumen yang loyal, karena konsumen

yang loyal akan memberitahukan dan menyarankan lingkungan mereka untuk

menggunakan produk atau jasa tersebut.

2.1.6.4 Tingkatan Loyalitas

Menurut Kartajaya (2009:131) loyalitas sendiri memiliki lima tingkatan yaitu:

1. Switchers / Price Sensitive, dimana pada tingkatan ini pelanggan tidak loyal kepada merek atau belum memiliki brand equity yang kuat. Setiap merek dipersepsikan memberikan kepuasan yang cukup.

(44)

terhadap produk perusahaan. Pelanggan juga sensitif terhadap benefit baru

yang ditawarkan kepada mereka.

3. Satisfied buyer with switching cost, dimana pelanggan merasa puas terhadap produk. Mereka harus mengeluarkan biaya tertentu apabila mereka ingin

berpindah merek. Pada tingkatan ini, pelanggan sensitif dengan benefit yang

dapat melampaui biaya beralih merek.

4. Likes the brand, pelanggan sungguh menyukai merek yang ditawarkan perusahaan. Mereka memiliki pertalian emosional dengan merek tersebut.

5. Commited buyer, pelanggan memiliki rasa bangga menggunakan produk yang ditawarkan perusahaan. Mereka merekomendasikan merek yang sama kepada

orang lain. Pada tingkatan ini, merek produk memiliki brand equity yang kuat dimata pelanggan.

Tjiptono dalam Rahmayanty (2010:14) lebih lanjut mengemukakan enam

indikator yang bisa digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen yaitu: 1)

Pembelian ulang, 2) Kebiasaan mengonsumsi merek tersebut, 3) Selalu menyukai

merek tersebut, 4) Tetap memilih merek tersebut, 5) Yakin bahwa merek tersebut

yang terbaik, 6) merekomendasikan merek tersebut pada orang lain.

2.1.6.5. Model Loyalitas

Model loyalitas pelanggan berdasarkan telaah literatur yang dilakukan,

Uncles, et al. (2003) dalam Tjiptono (2005:400) mengidentifikasi tiga model

popular dalam konseptualisasi loyalitas pelanggan.

Model 1 memandang loyalitas sebagai sikap yang kadang-kadang

(45)

komitmen sikap terhadap suatu merek, baru bisa berbentuk loyalitas sejati. Sikap

ini tercermin dalam serangkaian keyakinan positif yang konsisten terhadap merek

yang dibeli. Sikap semacam itu diukur dengan jalan menanyakan kepada

pelanggan seberapa suka mereka terhadap merek tertentu, seberapa kuat

komitmen mereka terhadap merek tersebut, kecendrungan untuk

merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain, serta keyakinan dan

perasaan terhadap merek bersangkutan, relatif dibandingkan merek-merek

pesaing. Kekuatan sikap ini merupakan prediktor kunci pembelian merek dan pola

pembelian uang.

Model 2 mendasarkan loyalitas lebih pada pola pembelian masa lalu

dibandingkan motivasi atau komitmen konsumen terhadap merek. Model ini

mengandalkan data longitudinal tentang pola pembelian diberbagai kategori

produk dan dibanyak negara. Riset-riset berdasarkan perspektif ini menemukan

bahwa hanya sedikit konsumen yang tergolong loyal monogami.

Model 3 merupakan ancangan kontingensi yang beranggapan bahwa

konseptualisasi terbaik untuk loyalitas adalah bahwa hubungan antara sikap dan

perilaku di moderasi oleh variabel-variabel kontingensi, seperti kondisi individu

saat ini, karakteristik individu dan atau situasi pembelian yang dihadapi

konsumen. Dengan demikian, sikap yang positif terhadap sebuah merek mungkin

hanya memberikan prediksi yang lemah mengenai apakah merek tersebut akan

(46)

2.2 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan

[image:46.595.111.513.206.748.2]

dalam penelitian ini, antara lain :

Tabel 2.3

NAMA JUDUL ALAT

ANALISIS HASIL

Afrida Fatharani, Nawazirul Lubis, Reni Shinta Dewi. (2009)

Pengaruh gaya hidup, harga, dan kelompok referensi terhadap keputusan pembelian telepon seluler Blackberry. Analisis regresi berganda

1. Secara simultan gaya hidup, harga dan kelompok referensi berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk telepon seluler.

2. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa gaya hidup, harga, dan kelompok referensi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian baik secara parsial)maupun secara simultan.

3. Variabel yang paling berpengaruh besar adalah kelompok referensi Gusti Putu Bagus Yogi Swara (2011) Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan

Citra Merek terhadap Minat Beli

Ipad di Kota Bandung.

Analisis Regresi Berganda

1.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk, harga, citra merek, dan minat beli iPad di Kota Bandung berada dalam kategori baik.

2. secara simultan minat beli iPad dipengaruhi sebesar 52,8% oleh variabel kualitas produk, harga, dan citra merek.

3.Berdasarkan pengujian hipotesis secara parsial variabel kualitas produk yang memengaruhi minat beli sebesar 35,9%, variabel harga yang memengaruhi minat beli sebesar 7,1%, dan variabel citra merek yang memengaruhi minat beli sebesar 40,2%.

(47)

Agus Rizal (2010)

Analisis Pengaruh Grup Referensi dan Keluarga terhadap Keputusan Pembelian Ponsel Qwerty Analisis Regresi Berganda

1.Variabel grup referensi dan keluarga berpengaruh

terhadap keputusan pembelian.

2. Dalam penelitian ini juga diketahui secara parsial variabel grup referensi dan keluarga berpengaaruh singnifikan terhadap variabel keputusan pembelian.

3. Secara simultan variabel grup referensi dan keluarga berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian.

Puriyani, Dinar (2009)

Pengaruh Citra Merek Susu Ultra Terhadap Loyalitas Konsumen Pada PT. Ultrajaya Milk Industry

Analisis Regresi Berganda

1.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan konsumen akan Brand Image Susu Ultra secara keseluruhan dapat dikatakan baik.

2. Dalam penelitian ini juga diketahui secara parsial variabel grup referensi dan keluarga berpengaaruh singnifikan terhadap variabel keputusan pembelian.

3. Secara simultan pengaruh citra merek susu ultra terhadap loyalitas konsumen sebesar 16,24%.

Kurnia Akbar (2013)

Analisis pengaruh harga, brand image, dan atribut produk terhadap keputusan pembelian handphone atau smartphone jenis Android.

Analisis Regresi Berganda

1. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda, hasilnya yaitu: Y= 0,348X1 + 0,246X2 + 0,272X3.

(48)

2.3 Kerangka Konseptual

Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang

ditawarkan. Keputusan pembelian konsumen meliputi semua proses yang dilalui

konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan

memilih di antara pilihan-pilihan pembelian mereka (Mowen dan Monir, 2002:6).

Gaya Hidup adalah adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain

(Sugihartati, 2010:43). Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola

perilaku tertentu. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain,

sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Dalam

penelitian ini, gaya hidup dapat mempengaruhi dua variabel terikat yaitu

Keputusan Pembelian dan Loyalitas Pelanggan.

Merek menurut Hermawan (2009:121) adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama, huruf, angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur

tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan

barang dan jasa. Merek yang dimiliki oleh perusahaan akan menjadi kuat bila

memiliki ekuitas merek yang juga kuat. Ekuitas merek adalah seperangkat

dan keterpercaya

yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah

(49)

merek yang kuat akan memberikan value, baik kepada pelanggan maupun kepada

Gambar

Gambar 2.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen
Tabel 2.3 ALAT
Gambar : 2.2 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor gaya hidup dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan kelompok referensi berpengaruh positif tetapi

PENGARUH GAYA HIDUP, HARGA DAN INOVASI PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK VANS.. Beserta perangkat yang ada (jika

PENGARUH CITRA MEREK DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE MEREK IPHONE (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Pengaruh Merek, Harga, Fitur Produk dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Menurut Kotler (2012) merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/i di Universitas

Puji dan Syukur kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Gaya Hidup, Merek,

PENGARUH GAYA HIDUP, KUALITAS PRODUK, PROMOSI, DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN EIGER..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Smartphone