• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Persepsi Pasien pada Pelayanan Keperawatan terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD DR. R. M. Djoelham Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Persepsi Pasien pada Pelayanan Keperawatan terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD DR. R. M. Djoelham Binjai"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI PASIEN PADA PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP KELAS III

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. R.M. DJOELHAM BINJAI

TAHUN 2011

T E S I S

Oleh :

RETNO SARI DEWI 087013021/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

THE INFLUENCE OF THE PERCEPTION OF PATIENT IN NURSING SERVICE ON THE LOYALTY OF THE C LASS III IN – PATIENT

PATIENTS AT DR. R.M. DJOELHAM GENERAL HOSPITAL BINJAI 2011

THESIS

BY

RETNO SARI DEWI 087013021/IKM

MAGISTER OF COMMUNITY HEALTH SCIENCE STUDY PROGRAM FACULTY OF PUBLIC HEALTH

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

PENGARUH PERSEPSI PASIEN PADA PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP KELAS III

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. R.M. DJOELHAM BINJAI

TAHUN 2011

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Administrasi Rumah Sakit pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh

RETNO SARI DEWI 087013021/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(4)

Judul Tesis : PENGARUH PERSEPSI PASIEN PADA PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. R.M. DJOELHAM BINJAI TAHUN 2011 Nama Mahasiswa : Retno Sari Dewi

Nomor Induk Mahasiswa : 087013021

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Administrasi Rumah Sakit

Menyetujui, Komisi Pembimbing

( Prof. Ritha F. Dalimunthe, M.Si ) ( dr. Heldy B.Z., M.P.H Ketua Anggota

)

Dekan

( Dr. Drs. Surya Utama, M.S )

(5)

Telah diuji

Pada Tanggal : 8 Februari 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, S.E. M.Si Anggota : 1. dr. Heldy B.Z., M.P.H

(6)

PERNYATAAN

PENGARUH PERSEPSI PASIEN PADA PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP KELAS III

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. R.M. DJOELHAM BINJAI

TAHUN 2011

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah tertulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Maret 2012

(7)

ABSTRAK

Persepsi pasien pada Pelayanan keperawatan yang profesional dan sesuai dengan tuntutan pemakai jasa pelayanan akan meningkatkan loyalitas pasien untuk datang kembali mendapatkan pelayanan Rumah Sakit .

Penelitian ini merupakan penelitian survai explanatori yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh persepsi pasien terhadap pelayanan keperawatan rawat inap di kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai tahun 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap yang di rawat inap di kelas III Di Rumah Sakit DR.R.M. Djoelham Binjai bulan November sampai Januari 2012 yang berjumlah sebanyak 200 orang. Metode pengumpulan data meliputi data primer melalui wawancara dan pengamatan serta data sekunder dari catatan dan dokumen Rumah Sakit DR.R.M. Djoelham Binjai dan dianalisis dengan regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tangibles, responsiveness, assurance, dan reliability tidak berpengaruh terhadap loyalitas pasien di Rumah SakitUmum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai.Hasil regresi linier berganda menunjukkan variabel reliability (p=0,103), responsiveness (p=0,068), assurance (p=0,036), tangibles (p=0,230). Dan Variabel emphaty(p=0,030) , variabel empathy dan variabel assurance berpengaruh terhadap loyalitas pasien di Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai dan variabel assurance menjadi variabel yang paling dominan dengan nilai nilai β (0,169).

Disarankan kepada manajemen RSUD DR. R.M. Djoelham Binjai agar 1.M eningkatkan kemampuan pelayanan keperawatan. kepada pasien seperti ketrampilan perawat, kesigapan dan kecekatan dalam melaksanakan tugas, melalui pelatihan pelatihan serta penampilan perawat lebih diperhatikan. 2. Meningkatkan sarana prasarana medis maupun non medis di ruangan rawat inap . Dengan pelayanan yang seperti diharapkan pasien akan membuat pasien akan datang kembali untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD DR. R.M. Djoelham Binjai.

(8)

ABSTRACT

Perception of nursing care that patients in accordance with the demands of professionals and service users will increase the loyalty of patients to come back to get service Hospitals.

This study was done with explanatory survey research that aims to explain the influence of the patient's perception of inpatient nursing services in class III at the General Hospital DR. R.M. Djoelham Binjai in 2011. The population in this study were all hospitalized patients in inpatient in class III Hospital DR.RM Djoelham Binjai November to January 2012, amounting to as many as 200 people. Data collection methods include primary data through interviews and observations and secondary data from hospital records and documents DR.RM Djoelham Binjai and analyzed by multiple linear regression.

The results showed that the variables tangibles, responsiveness, assurance, and reliability no effect on the loyalty of patients at the General Hospital DR. R.M. Djoelham Binjai. Multiple linear regression showed variabel reliability (p=0,103), responsiveness (p=0,068), assurance (p=0,036), tangibles (p=0,230). And variable emphaty(p=0,030) . empathy and assurance variables affectthe loyalty of patients and assurance variables is the most dominant variable affect the loyalty of patients at the General Hospital DR. R.M. Djoelham Binjai .

It is suggested to the management of hospitals. R.M. Djoelham Binjai that: 1). 1. Provide training officer / nurse in the ability of nursing services. nurses to patients such as skill, allertness, deft in executing the task, the appearance of a nurse. With survices such as so that patients will be loyal and will come back to get health services in hospitals DR.R.M. Djoelham Binjai.

(9)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas berkat dan karuniaNya

sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh

Persepsi Pasien pada Pelayanan Keperawatan terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap

Kelas III di RSUD DR. R. M. Djoelham Binjai” Penulisan tesis ini merupakan tugas

akhir pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi

Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses penelitian dan penyusunan tesis ini penulis tidak terlepas dari

bantuan, dukungan, bimbingan dan doa dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM)., Sp. A(K) selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara Medan,

4. Dr. Ir. Eva Warni Aritonang, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

(10)

5. Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, S.E M.Si selaku Ketua komisi pembimbing yang

telah memberikan dorongan, semangat, dan arahan bagi penulis.

6. dr. Heldy B.Z, M.P.H. selaku anggota komisi pembimbing yang telah

memberikan dorongan, semangat dan arahan bagi penulis.

7. Dr. Endang Sulistyarini S.E, M.Si selaku penguji tesis yang telah memberikan

arahan dan masukan kepada penulis demi kesempurnaan penulisan tesis ini.

8. Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes selaku penguji tesis yang telah

memberikan arahan dan masukan kepada penulis demi kesempurnaan

penulisan tesis ini.

9. Seluruh staf pengajar pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

10. Drg. Effendi Ibral selaku Direktur RSUD DR. R.M. Djoelham Binjai beserta

seluruh staf, yang telah memberikan izin dan bantuan bagi penulis sehingga

penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

11. Ayahanda Slamet Anantoputro, S.H, dan Ibu Sutinah, Ibu mertua Hj. Sri Jiarti

Rukiah yang selalu mendorong dan memberi motivasi, serta dukungan doa

yang tiada henti-hentinya dalam menyelesaikan tesis ini.

12. Suami tercinta Eddy Sutrisno Hendrowasito dan anak-anakku tersayang

Febriantono Eddy Putranto, Yanuar Aristya Edi Putra, Jelita Plastcynthia Sari

yang selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

13. Teman-teman mahasiswa/i Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

(11)

2008 yang telah memberikan bantuan dan motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya yang telah

banyak membantu penulis selama penyelesaian tesis ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas segala bantuan dan

kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

dalam penulisan tesis ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bertujuan untuk menyempurnakan tesis ini.

Mudah-mudahan tesis ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi yang

membacanya.

Medan, Februari 2012

Penulis

(12)

RIWAYAT HIDUP

Retno Sari Dewi lahir pada tanggal 31 Desember 1962 di Klaten Propinsi

Jawa Tengah, berjenis kelamin perempuan, beragama Islam, anak kedua dari 8

bersaudara dari pasangan ayahanda Slamet Anantoputro,S.H dan ibunda Sutinah.

Menikah dengan Eddy Sutrisno Hendrowasito dan telah dikaruniai tiga orang anak,

bertempat tinggal di Jalan Sei Bahbolon 40 Medan Baru, Kota Medan.

Riwayat Pendidikan, SD K Klaten, Lulus Tahun 1973, SMP K Klaten,

Lulus Tahun 1976 SMAN I Klaten, Lulus Tahun 1980, Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret, Lulus Tahun 1987. Pada tahun 2008 penulis mengikuti

pendidikan lanjut S2 di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi

Administrasi Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara.

Riwayat Pekerjaan, sebagai dokter di Puskesmas Juata Laut Di Tarakan

Kalimantan Timur, sejak Oktober 1987 sampai dengan tahun 1991. Tahun 1991

sampai dengan 1997, penulis bekerja di RS AL DR. Ramelan Surabaya, Jawa Timur .

Tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 bekerja di Rumah Sakit Umum A. Wahab

Syahrani Samarinda Kalimantan Timur.Tahun 2001 sampai sekarang penulis bekerja

(13)

DAFTAR ISI

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 34

3.3. Populasi dan Sampel... ... 34

3.3.1. Populasi... ... 34

3.3.2. Sampel ... 34

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 35

3.5. Variabel dan Definisi Operacional ... 37

3.6. Metode Pengukuran ... 39

3.7. Metode Analisis Data ... 40

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 42

4.1. Sejarah Ringkas dan Perkembangan RSUD DR. RM Djoelham Binjai ... 42

4.2. Karakteristik Responden ... 49

(14)

4.4. Analisis Bivariat ... 59

4.5. Analisis Multivariat ... 60

BAB 5 PEMBAHASAN ... 64

5.1. Pengaruh Persepsi Pasien pada Pelayanan Keperawatan Variabel Kehandalan terhadap 5.2. Pengaruh Persepsi Pasien pada Pelayanan Keperawatan Variabel Daya Tanggap terhadap Loyalitas Pasien ... 64

5.3. Pengaruh Persepsi Pasien pada Pelayanan Keperawatan Variabel Jaminan terhadap Loyalitas Pasien ... 65

5.4. Pengaruh Persepsi Pasien pada Pelayanan Keperawatan Variabel Perhatian terhadap Loyalitas Pasien ... 68

Loyalitas Pasien ... 67

5.5. Pengaruh Persepsi Pasien pada Pelayanan Keperawatan Variabel Bukti Fisik terhadap Loyalitas Pasien ... 70

5.6. Keterbatasan Penelitian ... 71

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

6.1. Kesimpulan... 72

6.2. Saran ... 72

DAFTAR PUSAKA ... 74

(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 36

3.2. Variabel Independen ... 38

4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik responden ... 49

4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Reliability... 50

4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Responsiveness ... 52

4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Assurance ... 53

4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Empathy ... 55

4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Tangibles ... 56

4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Loyalitas ... 58

4.8. Hubungan Variabel Pelayanan dengan Loyalitas Pasien ... 59

4.9 Hasil Uji Bivariat untuk Identifikasi Variabel Independen yang Dimasukkan ke Dalam Uji Multivariat ... 61

(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 77

2. Hasil Analisis Univariat ... 80

(18)

ABSTRAK

Persepsi pasien pada Pelayanan keperawatan yang profesional dan sesuai dengan tuntutan pemakai jasa pelayanan akan meningkatkan loyalitas pasien untuk datang kembali mendapatkan pelayanan Rumah Sakit .

Penelitian ini merupakan penelitian survai explanatori yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh persepsi pasien terhadap pelayanan keperawatan rawat inap di kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai tahun 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap yang di rawat inap di kelas III Di Rumah Sakit DR.R.M. Djoelham Binjai bulan November sampai Januari 2012 yang berjumlah sebanyak 200 orang. Metode pengumpulan data meliputi data primer melalui wawancara dan pengamatan serta data sekunder dari catatan dan dokumen Rumah Sakit DR.R.M. Djoelham Binjai dan dianalisis dengan regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tangibles, responsiveness, assurance, dan reliability tidak berpengaruh terhadap loyalitas pasien di Rumah SakitUmum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai.Hasil regresi linier berganda menunjukkan variabel reliability (p=0,103), responsiveness (p=0,068), assurance (p=0,036), tangibles (p=0,230). Dan Variabel emphaty(p=0,030) , variabel empathy dan variabel assurance berpengaruh terhadap loyalitas pasien di Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai dan variabel assurance menjadi variabel yang paling dominan dengan nilai nilai β (0,169).

Disarankan kepada manajemen RSUD DR. R.M. Djoelham Binjai agar 1.M eningkatkan kemampuan pelayanan keperawatan. kepada pasien seperti ketrampilan perawat, kesigapan dan kecekatan dalam melaksanakan tugas, melalui pelatihan pelatihan serta penampilan perawat lebih diperhatikan. 2. Meningkatkan sarana prasarana medis maupun non medis di ruangan rawat inap . Dengan pelayanan yang seperti diharapkan pasien akan membuat pasien akan datang kembali untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD DR. R.M. Djoelham Binjai.

(19)

ABSTRACT

Perception of nursing care that patients in accordance with the demands of professionals and service users will increase the loyalty of patients to come back to get service Hospitals.

This study was done with explanatory survey research that aims to explain the influence of the patient's perception of inpatient nursing services in class III at the General Hospital DR. R.M. Djoelham Binjai in 2011. The population in this study were all hospitalized patients in inpatient in class III Hospital DR.RM Djoelham Binjai November to January 2012, amounting to as many as 200 people. Data collection methods include primary data through interviews and observations and secondary data from hospital records and documents DR.RM Djoelham Binjai and analyzed by multiple linear regression.

The results showed that the variables tangibles, responsiveness, assurance, and reliability no effect on the loyalty of patients at the General Hospital DR. R.M. Djoelham Binjai. Multiple linear regression showed variabel reliability (p=0,103), responsiveness (p=0,068), assurance (p=0,036), tangibles (p=0,230). And variable emphaty(p=0,030) . empathy and assurance variables affectthe loyalty of patients and assurance variables is the most dominant variable affect the loyalty of patients at the General Hospital DR. R.M. Djoelham Binjai .

It is suggested to the management of hospitals. R.M. Djoelham Binjai that: 1). 1. Provide training officer / nurse in the ability of nursing services. nurses to patients such as skill, allertness, deft in executing the task, the appearance of a nurse. With survices such as so that patients will be loyal and will come back to get health services in hospitals DR.R.M. Djoelham Binjai.

(20)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

indikator Indonesia Sehat, dinyatakan bahwa bangsa Indonesia diharapkan akan

mencapai tingkat kesehatan tertentu. Tingkat derajad kesehatan tersebut ditandai oleh

penduduknya yang (1) hidup dalam lingkungan yang sehat, (2) mempraktekkan

perilaku hidup bersih dan sehat, serta (3) mampu menyediakan dan memanfaatkan

(menjangkau) pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga (4) memilik derajat

kesehatan yang tinggi.”

Rumah Sakit menjadi ujung tombak pembangunan dan pelayanan kesehatan

masyarakat, namun tidak semua rumah sakit yang ada di Indonesia memiliki standar

pelayanan dan kualitas yang sama. Semakin banyak rumah sakit di Indonesia serta

semakin tingginya tuntutan masyarakat akan fasilitas kesehatan yang berkualitas dan

terjangkau, rumah sakit harus berupaya survive di tengah persaingan yang semakin

ketat sekaligus memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut. Dasar Rumah Sakit dalam

memberikan pelayanan prima pada setiap jenis pelayanan yang diberikan baik untuk

pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap maupun pelayanan gawat darurat.

Pelayanan prima pada dasarnya ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada

pasien. Dalam usaha memberikan pelayanan yang prima ini, ditinjau dari aspek

(21)

pelayanan, kejelasan dan kepastian pelayanan, bagaimana keamanan dan kenyamanan

yang diberikan oleh rumah sakit, dan bagaimana rumah sakit ini memberikan

informasi kepada pasien, sehingga pasien loyal terhadap rumah sakit tersebut.

Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang unik, karena merupakan

institusi padat karya, dikatakan unik, karena pelayanan bersifat menyeluruh (holistic)

yang artinya mencakup biopsikososial dan spiritual. Petugas kesehatan yang ada di

dalam organisasi rumah sakit sangat penting memberikan pelayanan secara

menyeluruh (Hidayat, 2007).

Peran penting dari rumah sakit adalah penyelenggaraan pelayanan

keperawatan. Pelayanan keperawatan harus mampu memberikan pelayanan

keperawatan yang profesional dan sesuai dengan tuntutan pemakai jasa pelayanan

serta melalui penerapan kemajuan ilmu, teknologi, sesuai dengan standar, nilai- nilai

moral dan etika profesi keperawatan (Nursalam, 2001).

Pelayanan keperawatan pada dasarnya adalah memberikan asuhan

keperawatan, yaitu mulai dari melaksanakan pengkajian keperawatan, merumuskan

diagnosis keperawatan, menyusun tindakan keperawatan, melakukan tindakan

keperawatan (termasuk tindakan medik yang dapat dilakukan oleh perawat) sampai

evaluasi terhadap hasil tindakan dan akhirnya mendokumentasikan hasil keperawatan

seperti tercantum dalam standar operasional procedure (SOP).

Perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan harus mempunyai

kompetensi. Perawat harus mempunyai 2 kompetensi yaitu kompetensi inti yang

(22)

pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk mendukung tugas perawat dalam

memenuhi tuntutan dan kebutuhan yang dinamis serta perkembangan teknologi.

Kedua kompetensi ini sangat mendukung kinerja perawat sehingga

mempunyai tingkat pengetahuan dan ketrampilan yang memadai untuk memberikan

pelayanan kesehatan secara optimal bagi masyarakat.

Perawat mempunyai peran untuk memahami motivasi pasien menjalani

rehabilitasi, pelaksana pelayanan kesehatan dan penyuluh tenaga kesehatan. Perawat

juga sebagai pengelola dalam bidang pelayanan keperawatan dan institusi

keperawatan, sebagai peneliti dan pengembangan ilmu pengetahuan (Depkes RI,

2001)

Pelayanan keperawatan suatu rumah sakit dinilai dari kepuasan pasien yang

sedang atau pernah dirawat yang merupakan ungkapan rasa lega atau senang karena

harapan tentang sesuatu kebutuhan pasien terpenuhi oleh pelayanan keperawatan.

Dengan terpenuhinya kebutuhan pasien maka akan muncul rasa puas dan akan loyal

dengan rumah sakit, namun tenaga kesehatan sering tidak menyadari bahwa

pelayanan terhadap kebutuhan pasien sudah merupakan dimensi mutu pelayanan.

Dimensi tersebut dijabarkan dalam 5 indikator sebagai berikut : bukti fisik dari rumah

sakit (tangible), kehandalan dan keakuratan dalam memberikan pelayanan kepada

pasiennya (reliability), kualitas pelayanan yang cepat tanggap dan segera

(responsiveness), pelayanan dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada

pasien (assurance), pelayanan dengan komunikasi yang baik dan perhatian pribadi

(23)

obat yang dimakan, sangat dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan berupa keramahan

dan rasa empathy kepada pasien. Mereka menginginkan agar dilayani tanpa

membeda-bedakan golongan, suku dan agama. (Efendy, 2010).

Griffin (2003) menyatakan loyalitas secara umum adalah merupakan

kesetiaan seseorang atas suatu produk. Loyalitas merupakan kesetiaan pelanggan

terhadap perusahan atau organisasi yang telah menyediakan barang atau jasa

kepadanya.

Hizrani (2002) menyebutkan bahwa loyalitas adalah persentase dari orang

yang pernah membeli dalam kerangka waktu dan melakukan pembelian ulang sejak

pembeliannya yang pertama. Alasan untuk tetap tertarik terhadap suatu produk yang

akan mengarahkan pelanggan untuk berminat membeli ulang adalah pengalaman

yang memuaskan terhadap produk.

Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai merupakan salah satu

rumah sakit pemerintah yang ikut berperan dalam upaya pembangunan kesehatan di

Kota Binjai. Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan oleh peneliti, dari dua lift

yang ada, pada saat mau digunakan satu lift tidak dapat berfungsi sementara pasien

klas III berada di lantai empat, dan wawancara kepada pasien dan keluarganya

perawatan yang diberikan sampai dengan tindakan perawatan yang diberikan kepada

pasien terkesan kurang cepat dalam melakukan pemeriksaan perawat terkesan, sikap

perawat yang tidak segera melayani pasien, dan masih ada perawat yang kurang

ramah terutama dalam memberikan jawaban atas pertanyaan pasien, namun pasien

(24)

satu kali di Rumah sakit Djoelham Binjai dengan pertimbangan dekat dengan tempat

tinggal, pasien mempunyai jaminan seperti jamkesmas, jamkesda Kota Binjai yang

memang bisa dipergunakan untuk mendapatkan pelayanan yang gratis.

Berdasarkan data jumlah pasien yang di rawat inap bulan Juni 2010 sampai

dengan Mei 2011 sebanyak 2076 pasien di ruangan kelas III dari seluruh pasien rawat

inap yang berjumlah 4721 pasien, berarti 50% pasien dirawat di kelas III.

Persaingan serta pelanggan yang semakin selektif dan berpengetahuan

mengharuskan bangsal rawat inap kelas III Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M.

Djoelham Binjai selaku salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk selalu

meningkatkan kualitas pelayanannya. Sering muncul keluhan adalah oleh karena

sebagian besar pasien di Klas III Rumah sakit adalah pasien tidak mampu dan sebagai

peserta Jamkesmas maupun Jamkesda mereka merasa mendapat perlakuan yang

berbeda, dan dengan banyaknya Rumah sakit yang melayani peserta ini akan

membuat peserta mencari Rumah sakit yang dapat melayani dengan harapannya.

Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan, terlebih dahulu harus

diketahui apakah pelayanan yang telah diberikan kepada pasien/pelanggan selama ini

telah sesuai dengan harapan pasien/pelanggan atau belum serta menginginkan

kembali pasien untuk menjalani perawatan kembali di Rumah Sakit Djoelham

Binjai.Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk melihat apakah ada

pengaruh persepsi pasien pada pelayanan keperawatan terhadap loyalitas pasien

rawat inap kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai tahun

(25)

1.2.Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang ingin diteliti

pada penelitian ini adalah pengaruh persepsi pasien pada pelayanan keperawatan

(bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, perhatian) terhadap loyalitas

pasien rawat inap kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai

tahun 2011.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

persepsi pasien pada pelayanan keperawatan terhadap loyalitas pasien rawat inap

kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai tahun 2011.

1.4. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini apakah terdapat pengaruh Persepsi pasien pada

pelayanan keperawatan (bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, perhatian)

terhadap loyalitas pasien rawat inap kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah DR.

R.M. Djoelham Binjai tahun 2011.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Memberikan masukan kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah Dr.R.M.

Djoelham Binjai untuk sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan dalam

(26)

menyusun strategi dan jenis pelayanan unit rawat inap yang sesuai dengan

harapan pasien

2. Dapat dijadikan bahan acuan penelitian selanjutnya tentang tingkat pemanfaatan

pelayanan kesehatan di rumah sakit serta dapat mengetahui landasan dan

pengolahan data dalam penelitian.

3. Memberikan sumbangan pikiran terhadap Rumah Sakit Umum Daerah Dr.R.M.

Djoelham Binjai bahwa hasil penelitian ini dapat sebagai masukan untuk

meningkatkan pelayanan keperawatan dalam pelayanan kesehatan terhadap

loyalitas pasien rawat inap klas III di rumah sakit Umum Daerah

(27)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu

mengorganisasikan dan menginterprestasikan impresi sensorinya supaya dapat

memberikan arti kepada lingkungan sekitarnya, meskipun persepsi sangat

dipengaruhi oleh pengobyekan indra maka dalam proses ini dapat terjadi penyaringan

kognitif atau terjadi modifikasi data. Persepsi diri dalam bekerja mempengaruhi

sejauh mana pekerjaan tersebut memberikan tingkat kepuasaan dalam

dirinya.(Mangkunegara,2002)

Menurut Robbins (2003), persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses

yang ditempuh individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan

individu agar memberikan makna bagi lingkungan. Menurut Gibson (2000), persepsi

adalah proses – proses kognitif yang dipergunakan seseorang untuk menafsirkan dan

memahami dunia sekitarnya, mencakup penafsiran objek atau tanda dari sudut

pengalaman orang yang bersangkutan.

Persepsi merupakan proses internal yang bermanfaat sebagai filter atau

metode untuk mengorganisasikan stimulus, yang memungkinkan individu

menghadapi lingkungannya. Proses persepsi dengan mekanisme melalui stimulus

(28)

otomatik dan bekerja dengan cara yang sama pada masing-masing individu sehingga

secara tipikal menghasilkan persepsi-persepsi yang berbeda-beda (Winardi, 2001).

Menurut Kotler & Amstrong (2001), persepsi adalah proses seseorang

memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran

yang berarti mengenal dunia.

2.1.1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persepsi

Beberapa faktor dapat memengaruhi persepsi yaitu:

a. Pelaku persepsi (perceiver), yaitu: pelaku persepsi (perceiver) memandang suatu

target dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat

dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik pribadinya. Karakteristik pribadi yang

lebih relevan memengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat,

pengalaman masa lalu dan pengharapan.

b. Objek atau target yang dipersepsikan, yaitu: target/objek yang dipersepsikan juga

mempunyai karakteristik-karakteristik yang dapat memengaruhi persepsi yaitu

kedekatan, semakin besar kedekatan itu, maka semakin besar kemungkinan

individu akan cenderung mempersepsikan objek tersebut sebagai suatu kelompok

bersama.

c. Situasi yang membuat persepsi itu dilakukan, yaitu: unsur-unsur lingkungan

sekitar dan waktu memengaruhi persepsi individu. (Robbins, 2003).

Joewono (2003), mengatakan bahwa persepsi juga dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu:

(29)

b. Faktor psikologis, melibatkan daya ingat, pengetahuan produk, kepercayaan,

dan nilai yang diterima konsumen.

c. Faktor image, yaitu image perusahaan atau produk yang ada di benak

konsumen.

2.1.2. Proses Persepsi

Thoha (1999) mengemukakan bahwa proses pembentukan persepsi antara satu

individu dengan individu lain berbeda-beda. Pembentukan persepsi tergantung pada

berbagai faktor yang memengaruhinya, baik faktor internal seperti: pengalaman,

keinginan, proses belajar, pengetahuan, motivasi, pendidikan, maupun faktor

eksternal, seperti: lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, faktor sosial budaya,

lingkungan fisik dan hayati dimana seseorang itu bertempat tinggal.

Luthans (2006) mengatakan bahwa ada tiga mekanisme pembentukan persepsi

yaitu selectivity, closure, dan interpretation. Dimana proses selectivity terjadi apabila

seseorang menerima pesan maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan yang

dianggap penting dan tidak penting yang diperoleh dengan cara menyimpulkan dan

menafsirkan pesan, proses closure akan menyeleksi hasil kesimpulan kemudian

disusun suatu kesatuan kumpulan pesan atau stimuli dan yang terakhir interpretation

terjadi bila pesan tersebut diinterpretasikan atau penafsiran pola stimulus secara

menyeluruh kedalam lingkungan individu.

Menurut Kotler & Amstrong (2001), seseorang dapat membentuk persepsi

yang berbeda-beda mengenai rangsangan yang sama karena ada tiga macam proses

(30)

a. Perhatian selektif, yaitu kecenderungan seseorang untuk menyaring sebagian

besar informasi yang dihadapi, sehingga membuat para marketer harus bekerja

sangat keras untuk menarik perhatian konsumen. Pesan marketer akan hilang

bila diberikan pada orang-orang yang tidak berada dalam pasaran produk.

b. Distorsi selektif, yaitu menguraikan kecenderungan orang untuk

menginterpretasi informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah

diyakini.

c. Retensi selektif, yaitu kecenderungan untuk mempertahankan informasi yang

mendukung sikap dan kepercayaan individu. Karena perhatian, distorsi dan

retensi selektif, para marketer harus bekerja keras menyampaikan pesan.

2.2. Proses Keperawatan 2.2.1 Pengertian

Proses keperawatan adalah sesuatu yang disengaja, dengan pendekatan

pemecahan masalah untuk menemukan kebutuhan keperawatan pasien dalam

pelayanan kesehatan. Meliputi pengkajian (pengumpulan data), diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi, serta menggunakan modifikasi

mekanisme umpan balik untuk meningkatkan upaya pemecahan masalah.

Proses keperawatan adalah metode yang sitematik dan rasional dalam

merencanakan dan memberi pelayanan keperawatan kepada individu.Tujuannya

untuk mengindentifikasi status kesehatan klien, kebutuhan atau masalah kesehatan

(31)

diidentifikasi dan melaksanakan intervensi keperawatan spesifik sesuai dengan

kebutuhan (Kozier et al.1995).

Ciri-ciri perawat profesional adalah lulusan pendidikan tinggi keperawatan

minimal DIII keperawatan mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan

pendekatan proses keperawatan, mentaati kode etik, mampu berkomunikasi dengan

pasien, keluarga dan masyarakat serta baik dalam rangka penyuluhan kesehatan,

mampu memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia secara berdaya guna dan

berhasil guna mampu berperan sebagai agen pembaharu dan mengembangkan ilmu

dan teknologi keperawatan.

2.2.2. Tujuan dan Manfaat Proses Keperawatan

Tujuan dari penerapan proses keperawatan pada tantanan pelayanan kesehatan

adalah :

1. Untuk mempraktekkan suatu metoda pemecahan masalah dalam praktek

keperawatan.

2. Sebagai standar untuk praktek keperawatan

3. Untuk memperoleh suatu metode yang baku, sistematis, rasional, serta ilmiah

dalam memberikan asuhan keperawatan.

4. Untuk memperoleh suatu metoda dalam memberikan asuhan keperawatan

yang dapat digunakan dalam segala situasi sepanjang siklus kehidupan.

5. Untuk memperoleh hasil asuhan keperawatan yang bermutu.

a. Pengakuan otonomi keperawatan

(32)

c. Meningkatkan kepuasan kerja tenaga keperawatan

d. Untuk mengembangkan ilmu keperawatan

2.2.3. Standar praktik keperawatan

Penilaian kualitas pelayanan keperawatan kepada klien, digunakan standar

praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan

asuhan keperawatan. Standar praktik keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (2000)

yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan yang meliputi : Pengkajian,

diagnosis keperawatan, mperencanaan, implementasi dan evaluasi.

Standar I ; Pengkajian

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sitematis,

menyeluruh , akurat, singkat dan berkesinambungan

Standar II : Diagnosis keperawatan

Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosa

keperawatan.

Standar III : Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah

dan meningkatkan kesehatan klien.

Standar IV : Implementasi keperawatan

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam

(33)

Standar V : Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam

pencapaian tujuan, dan merevisi data dasar dan perencanaan.

Dengan standar asuhan keperawatan tersebut, maka pelayanan keperawatan

menjadi lebih terarah.

2.3. Pelayanan Kesehatan

Menurut Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 pelayanan kesehatan

adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan terdiri dari 4 yaitu pelayanan

kesehatan preventif, pelayanan kesehatan promotif, pelayanan kesehatan kuratif,

dan pelayanan kesehatan rehabilitatif.

Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap

suatu masalah kesehatan/penyakit. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu

kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih

mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.

Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan

penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan

agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.

Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan untuk mengembalikan bekas

(34)

masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai

dengan kemampuannya.

Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan

dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun

temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai

dengan norma yang berlaku di masyarakat.

2.3.1. Rumah Sakit

Rumah sakit adalah bagian yang sangat penting dari suatu sistem kesehatan.

Rumah sakit merupakan organisasi yang bersifat padat karya, padat modal, padat

teknologi dan padat ketrampilan. Menurut Azwar (1996) yang mengutip pendapat

Wolper (2001) rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima

pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa

kedokteran, perawat, dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan.

Menurut peraturan Menkes RI No.983/Menkes/SK/IX/1992 rumah sakit

adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa

pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, dan pelayanan rawat darurat yang

mencakup pelayanan medik dan penunjang medik serta dapat dimanfaatkan untuk

pendidikan kesehatan dan penelitian.

Menurut Depkes (2001) tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya

kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya-upaya

penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan

(35)

misinya adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2.3.2. Manajemen Rumah Sakit

Perkembangan hubungan segitiga antara rumah sakit (Corporate /Rumah

Sakit , Customer / Pasien dan Competitor / pesaing)

a. Customer

Konsumen sudah terbiasa dimanjakan oleh produsen dan pedagang dalam

industri dan jasa lain yang lebih dulu menempatkan kepuasan pelanggan sebagai

faktor utama layananya. Jadi kita harus mengetahui tantangan pertama bagi rumah

sakit adalah bagaimana menbuat sikap dan perilaku kita semua menjadi berfokus

pada upaya sungguh – sungguh meningkatkan kepuasan konsumen atau pasien.

b. Competitor

Tantangan kedua adalah dari competitor. Persaingan dapat bersumber disemua

pesaing. Persaingan dapat bersumber disesama rumah sakit satu wilayah atau kota

lain didalam negeri atau bahkan dari rumah sakit pesaing, dari kawasan ASEAN /

AFTA (misalnya Singapura dan Malaysia) dan dari APEC (Australia). Kita semua

tahu betapa giatnya negara-negara tetangga melakukan promosi di Indonesia tetapi

disini harus diingat bahwa pesaing bukan hanya sesama rumah sakit, tetapi harus

diperhitungkan juga sarana-sarana dan upaya-upaya kesehatan baru seperti Medical

(36)

praktek bersama dengan spesialis, karena terfokus pada spesialis dan jumlah jasa

pelayanan yang terbatas, mereka lebih efisien dan efektif.

c. Corporate

Rumah sakit mempunyai 2 (dua ) tantangan sekaligus, yaitu :

1. Konsumen yang semakin tinggi tuntutan dan harapannya

2. Pesaing –pesaing yang tangguh dan banyak ragamnya

Kelemahan –kelemahan umum rumah sakit antara lain :

1. Kemampuan dan profesionalisme dalam manajemen masih lemah

2. Rumah sakit belum sesungguhnya berfokus pada kepuasan pelanggan /

pasien,banyak yang berpersepsi tradisional, bahwa pasienlah yang membutuhkan

rumah sakit bukan sebaliknya .

3. Manajemen mutu belum mencakup seluruh bidang kegiatan

4. Pengembangan SDM, perlu mendapatkan perhatian sungguh - sungguh

5. Efisiensi dalam pemberdayaan sumber daya masih perlu ditingkatkan

6. Kegiatan pemasaran perlu lebih mendapat perhatian

Untuk mengatasi masalah dan tantangan ini perlu diterapkan Total Quality

Manajement ( TQM ) :

1. Fokus tujuan akhir adalah kepuasan konsumen atau pasien

2. Dicapai dengan upaya berlanjut meningkatkan mutu dengan terus menerus

menyempurnakan proses-proses di rumah sakit (Continuous Quality Improvemen,

(37)

3. Dengan partisipasi dan keterlibatan setiap orang dan setiap satuan kerja rumah

sakit

4. Dengan menerapkan teknik-teknik dan cara-cara yang terbukti efektif

meningkatkan mutu.

Pelayanan jasa rumah sakit dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :

a. Pelayanan Medik, adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien sesuai dengan

ilmu kedokteran mutahir, kemampuan serta fasilitas rumah sakit. Dapat

dilaksanakan di Unit Rawat Jalan, Unit Gawat Darurat, Unit Rawat Inap, Kamar

Bedah dan Kamar Bersalin, sehingga diperlukan kebijakan, prosedur kerja dan

uraian tugas yang jelas di setiap unit tersebut. Pelayanan medic di sebuah rumah

sakit tergantung dari jenis rumah sakit, kelas rumah sakit, jenis perlatan medic dan

ahli yang tersedia.

b. Pelayanan penunjang medik, adalah merupakan tugas pokok dari kegiatan rumah

sakit yang lebih bersifat struktural sehingga pengontrolan oleh pihak manajemen

rumah sakit lebih mudah karena ada prosedur khusus. Pelayanan penunjang medik

terdiri dari palayanan radiology, pelayanan Laboratorium, pelayanan Anastesi,

pelayanan Gizi, pelayanan Farmasi, dan pelayanan Rehabilitasi medik. Jenis

pelayanan yang bisa diberikan kepada pasien dari setiap rumah sakit tergantung

dari tipe rumah sakit, jenis perawatan yang tersedia dan jenis tenaga yang ada.

c. Pelayanan Administrasi, adalah merupakan kegiatan penunjang yang member

dukungan untuk melaksanakan jasa professional terdiri dari administrasi umum

yang mengelola informasi yang tepat, teliti dalam bidang ketatausahaan, keuangan,

(38)

Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang dalam melakukan

aktivitasnya, tidak boleh lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kedua hal tersebut meningkatkan kesadaran dan tuntutan masyarakat terhadap

pelayanan jasa kesehatan yang semakin baik. Hal ini juga menyebabkan nilai (value)

masyarakat berubah terhadap pelayanan jasa kesehatan yang lebih bermutu.

Perubahan ini merupakan tantangan bagi pihak rumah sakit yang dihadapkan pada

lingkungan usaha yang berubah.

Kualitas dan kepuasan tidak dapat dipisahkan, seperti layaknya dua sisi mata

uang. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pasien untuk menjalin ikatan yang

kuat dengan rumah sakit. Dalam jangka panjang, ikatan seperti ini memungkinkan

rumah sakit untuk memahami dengan seksama harapan pasien serta kebutuhan

mereka. Dengan demikian, rumah sakit dapat meningkatkan kepuasan pasien

sehingga rumah sakit memaksimumkan pengalaman pasien yang menyenangkan dan

meminimumkan atau meniadakan pengalaman yang kurang menyenangkan. Yang

pada akhirnya, kepuasan pasien dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pasien

kepada rumah sakit yang memberikan kualitas memuaskan.

2.3.3. Pelayanan Rawat Inap

Rawat inap merupakan salah satu jenis perawatan yang pasiennya dirawat di

rumah sakit untuk jangka waktu tertentu dan pasien tinggal di rumah sakit untuk

mendapat perawatan. Pasien datang ke rumah sakit dapat datang sendiri tanpa rujukan

(39)

meneruskan ke ruang perawatan untuk diperiksa dan didiagnosis secara terperinci dan

spesifik.

Pasien sejak masuk ruang perawatan hingga pasien dinyatakan boleh pulang

mendapat pelayanan antara lain:

1. Pelayanan penerimaan atau administrasi;

2. Pelayanan dokter;

3. Pelayanan perawat;

4. Pelayanan makanan atau gizi;

5. Pelayanan penunjang medik dan non medik.

2.4. Loyalitas

James (2003) Loyalitas secara umum diartikan sebagai kepatuhan dari

seseorang kepada seseorang atau lembaga/institusi yang disenanginya. Namun

loyalitas dalam arti yang lebih luas sering juga diartikan sebagai kesetiaan seseorang

atas suatu produk, baik barang maupun jasa tertentu dan merupakan manifestasi dan

kelanjutan dari kepuasan konsumen dalam menggunakan fasilitas maupun jasa

pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan, serta untuk tetap menjadi konsumen

dari perusahaan tersebut.

Loyalitas seorang pelanggan merupakan suatu kesetiaan yang diberikan

pelanggan terhadap suatu perusahaan/lembaga/organisasi yang telah menyediakan

barang atau jasa kepadanya secara memuaskan. Etimologi latin dari loyalitas adalah

(40)

Menurut Griffin (2003) loyalitas seseorang umumnya lebih mengarah pada suatu

kebiasaan yang ditujukan pada pembeliaan secara terus menerus yang didasarkan

pada unit pengambilan keputusan yang telah teruji.

Loyalitas merupakan persentase dari orang yang pernah membeli barang/jasa

dalam kerangka waktu tertentu dan melakukan pembelian selanjutnya secara

berulang-ulang. Alasan untuk tetap tertarik terhadap suatu produk yang akan

mengarahkan pelanggan untuk berminat membeli ulang adalah pengalaman yang

memuaskan terhadap produk/jasa tersebut (Hizrani, 2002)

Caruana (2000), menyebutkan perihal loyalitas terhadap barang/jasa meliputi

tiga komponen utama yang saling terkait antara lain pembelian ulang, perilaku dan

adanya kesadaran atau pengertian terhadap barang dan jasa tersebut.

Kotler (2002) menyampaikan bahwa produk jasa umumnya memiliki ciri

kualitas berdasarkan kepercayaan yang mengakibatkan konsumen jasa lebih

mengandalkan pada kabar dari mulut ke mulut (orang ke orang), dan konsumen juga

lebih memperhatikan harga, pemberi jasa dan isyarat fisik untuk menilai kualitas jasa

sehingga konsumen akan sangat loyal bila pemberi jasa layanan tersebut memuaskan

mereka. Mutu atau kualitas sangat bersifat subjektif, tergantung pada persepsi,

sistem nilai, latar belakang sosial, pendidikan, ekonomi, budaya, dan banyak faktor

lain pada masyarakat atau pribadi yang terkait dengan jasa pelayanan perusahaan

tersebut. Mutu adalah keadaan produk yang selalu mengacu pada kepuasan

pelanggan, karena kepuasan pelanggan merupakan kunci utama yang menjadikan

(41)

jangka panjang. Selanjutnya dikatakan suatu produk hanya dapat dijamin dengan

menerapkan Total Quality Management yang dapat dilandasi metode manajemen

yang dipicu oleh pelanggan. Mutu dapat diartikan sebagai alat organisasi untuk

meningkatkan produktivitas, alat organisasi untuk mengurangi pemborosan, alat

untuk menurunkan biaya atau untuk meningkatkan financial return atau sisa hasil

usaha (Sabarguna, 2004).

Mutu pelayanan tidak ditentukan semata-mata oleh hasil evaluasi pelayanan

yang diberikan jasa pelayanan kesehatan kepada pelanggan (pasien), tetapi juga

ditentukan oleh proses bagaimana pelayanan tersebut diberikan. Di samping itu

penilaian pasien atas pelayanan perlu dipahami sungguh-sungguh, bahwa kriteria

yang dipakai oleh pasien amat menentukan penilaian baik atau buruk atas suatu

pelayanan yang mereka terima. Persepsi pasien atas mutu pelayanan sebetulnya

terkait erat dengan harapan-harapanatau ekspektasi yang mereka ingin capai, rasakan

dan nikmati.

Menurut Robert dan Prevest dalam Lupiyoadi (2001), mutu pelayanan

kesehatan bersifat multi dimensi. Ditinjau dari pemakai jasa pelayanan kesehatan

(health consumer) maka pengertian mutu pelayanan lebih terkait pada ketanggapan

petugas memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi antara petugas dalam

melayani pasien, kerendahan hati dan kesungguhan. Ditinjau dari penyelenggaraan

pelayanan kesehatan (health provider), maka kualitas pelayanan lebih terkait pada

kesesuaian pelayanan yang diselenggarakan dengan perkembangan ilmu dan

(42)

oleh masing-masing profesi dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai

dengan kebutuhan pasien.

Menurut Azwar (1996), pengertian mutu pelayanan kesehatan perlu dilakukan

pembatasan yang secara umum dapat disebutkan bahwa yang dimaksud dengan mutu

pelayanan kesehatan adalah mengacu pada tingkat kesempurnaan pelayanan

kesehatan. Pada satu sisi dapat menimbulkan kepuasan kepada pasien, sedang pada

sisi lain prosedurnya harus sesuai dengan kode etik standar profesi yang ditetapkan.

Selanjutnya Kotler (2002) mengklasifikasikan tahapan loyalitas seseorang

kedalam delapan tahapan antara lain :

1. Suspects, meliputi semua orang yang membeli barang atau jasa seseorang/

perusahaan tapi pembeli tersebut belum tau apapun mengenai barang, seseorang

dan perusahaan tersebut;

2. Prospects, adalah orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa tertentu

dan mempunyai kemampuan untuk membelinya, walaupun konsumen belum

melakukan pembelian namun mereka telah mengetahui keberadaan perusahaan

dan barang atau jasa yang ditawarkan karena seseorang telah merekomendasikan

barang atau jasa tersebut;

3. First Time Consumens, adalah pelanggan yang membeli untuk pertama kali dan

merupakan pelanggan baru;

(43)

5. Client, ada orang yang secara rutin membeli barang atau jasa yang mereka

butuhkan dan mereka biasanya tidak terpengaruh oleh persaingan dari produk

lain;

6. Members, adalah pelanggan yang membeli secara rutin dan mendapat perlakuan

khusus karena pembelian secara teratur dan dalam jumlah yang besar;

7. Advocates, adalah pelanggan seperti members namun mereka menyarankan

teman-teman mereka untuk membeli barang atau jasa tersebut dan membawa

pelanggan untuk perusahaan tersebut.

Berbeda halnya dengan Kotler yang membagi tahapan loyalitas menjadi 8

tahapan, Baloglu (2002) membagi tingkatan loyalitas hanya dalam 4 (empat)

tingkatan, tingkatan tersebut didasarkan pada penilaian perilaku dan kebiasaan orang

tersebut, antara lain :

1. High (true) loyalty, orang tersebut memiliki ciri-ciri dengan pola pembelian yang

tinggi serta menunjukkan perilaku loyal yang tinggi.

2. Latent loyalty, orang tersebut dengan ciri-ciri pola perilaku pembelian yang

rendah, meskipun mereka mempunyai komitmen yang kuat terhadap perusahaan.

Perilaku pembelian yang rendah tersebut dapat disebabkan karena harga yang

mahal, keterkangkauan atau distribusinya yang tidak tersebar dengan baik.

3. Spurious/artificial loyalty, dengan ciri-ciri mereka melakukan pembelian yang

berulang meskipun tidak suka atau secara emosional tidak terikat terhadap merek

tertentu, hal tersebut dapat dikarenakan oleh beberapa faktor seperti kebiasaan

(44)

Low loyalty, menunjukkan lemahnya perilaku loyal dan rendahnya perilaku

pembelian. Hal yang perlu diperhitungkan oleh pihak provider, adalah kriteria yang

digunakan pelanggan untuk menilai baik-buruknya pelayanan keperawatan :

1. Bukti fisik, yaitu kemampuan suatu provider dalam menentukan eksistensinya

kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik

perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan

yang diberikan oleh pemberi jasa, meliputi: fasilitas fisik (gedung, gudang, dan

sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi) serta

penampilan pegawainya.

2. Kehandalan, yaitu kemampuan provider untuk memberikan pelayanan sesuai

dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan

harapan pelanggan yang berarti: ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk

semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang

tinggi.

3. Ketanggapan, yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan

yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian

informasi yang jelas. Membiarkan pasien menunggu tanpa adanya alasan yang

jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam mutu pelayanan.

4. Jaminan, yaitu pengetahuan, komponen antara lain komunikasi (communication),

kredibilitas (credibility), keamanan (security), kompetensi (competence) dan

(45)

5. Perhatian), yaitu perhatian / attensi penuh dan rasa “care” secara individual tiap

karyawan medis dan non-medis dari provider yang dapat menyentuh hati dan

perasaan pelanggan/pasien. Di mana suatu provider diharapkan memiliki

pengertian dan pengetahuan tentang pasien, memahami kebutuhan pasien secara

spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman.

Hal paling menarik yang perlu diperhitungkan oleh pihak provider, adalah

kriteria yang digunakan pelangganuntuk menilai baik-buruknya mutu pelayanan.

Terdapat 10 dimensi kriteria mutu pelayanan yang perlu diperhitungkan oleh

provider untuk menarik minat calon-calon pelanggan/pasien, yakni : (Zeithaml,

Valerie.A. dkk,1990):

1. Tangibles

Penampilan fasilitas-fasilitas fisik (keindahan dan kelengkapan gedung, termasuk

antara lain pertamanan yang cantik, tempat parkir yang cukup memadai, furniture

dengan desain interior yang indah, lift, cafetaria, toko souvenir, toilet yang

bersih, dsb), peralatan kedokteran yang lengkap, penampilan karyawan (antara

lain seragam), dan bahan-bahan komunikasi, dsb.

2. Reliability

Kepercayaan atas kemampuan provider untuk mewujudkan pelayanan yang telah

dijanjikan dengan baik, dan teliti, sebagaimana yang telah di publikasikan.

3. Responsiveness

Tanggapan yang cepat dan keinginan yang kuat serta niat baik dari seluruh

(46)

memberikan pelayanan yang bermutu.

4. Competence

Semua tenaga yang bekerja pada provider memiliki keterampilan dan

pengetahuan yang baik yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas-tugas

pelayanan.

5. Courtesy

Sikap sopan-santun, ramah-tamah, rasa hormat, tegur-sapa penuh senyum,

perhatian, dan rasa persahabatan dari karyawan tenaga medis dan non-medis,

terutama bagi contact personne), serta pihak manajemen dari provider.

6. Credibility

Keyakinan dan kepercayaan pelanggan/pasien terhadap bagusnya reputasi

provider dalam pelayanan yang diberikan kepada pelanggan/pasien,

7. Security

Perasaan bebas pelanggan / pasien dari segenap bahaya apa pun, risiko dan

keragu-raguan, yang ditimbulkan provider dan seluruh sistemnya.

8. Access

Kemudahan-kemudahan dalam berhubungan dan kontak dengan provider dan

karyawannya. Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu

menunggu yang tidak terlalu lama, dan lain-lain.

9. Communication

Memelihara hubungan dengan pelanggan dengan bahasa yang menyentuh dan

(47)

keluhan, saran, usul, pendapat atau permintaan pelanggan.

10. Understanding the Customer

Upaya semua tenaga provider untuk mengenali dan memahami apa dan siapa

pelanggan / pasien dan apa kebutuhan mereka.

Menurut Garvin (Lovelock, 1994), dimensi-dimensi kualitas pelayanan kesehatan

adalah:

1. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti, misalnya

kecepatan, jumlah pasien, kemudahan dalam pembayaran/ pendaftaran,

kenyamanan, dan sebagainya.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau

pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior rumah sakit.

3. Kehandalan (reliability), yaitu diagnose tepat, terapi cepat, dan sebagainya.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana

karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan

sebelumnya. Misalnya standar keamanan, tindakan sesuai dengan prosedur,

pendaftaran sesuai prosedur.

5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat terus

digunakan.

6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, serta penanganan

keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya

sebelum penjualan, tetapi juga selama penjualan hingga purna jual.

(48)

tunggu, desain kamar rawat inap, dll.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk

serta tanggung jawab organisasi pelayanan kesehatan terhadapnya. Biasanya

karena kurangnya pengetahuan pasien akan atribut/ ciri-ciri produk/ pelayanan

yang akan diperoleh, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek

harga, nama organisasi pelayanan kesehatan, iklan, reputasi organisasi pelayanan

kesehatan.

Menurut Andersen (1995) dalam Pohan (2007) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi pencarian pelayanan kesehatan dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga)

bagian, yaitu :

1. Faktor predisposisi (predisposing factor)

Komponen predisposisi menggambarkan karakteristik pasien yang mempunyai

kecenderungan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan terdiri dari:

a. Demografi (umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi)

b. Struktur sosial (suku, ras, kebudayaan, pekerjaan, pendidikan)

c. Kepercayaan (kepercayaan terhadap penyakit, dokter, petugas kesehatan)

2. Faktor pemungkin (enabling factor)

3. Faktor pemungkin terdiri atas:

a. Mutu pelayanan kesehatan

Hasil penelitian Bank Dunia di Indonesia pada tahun 1988 menunjukkan salah

satu penyebab rendahnya pemanfaatan rumah sakit oleh masyarakat adalah

(49)

b. Jarak pelayanan

Salah satu pertimbangan pasien dalam menentukan sikap untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan adalah jarak yang ditempuh dari tempat tinggal pasien

sampai ke tempat sumber perawatan.

c. Status sosial ekonomi

Status ekonomi memengaruhi seseorang dalam membayar pelayanan

kesehatan. Setiap orang dari segala lapisan sosial berhak menerima kesehatan.

Tetapi kenyataannya menunjukkan bahwa lebih sering diprioritaskan orang

dengan status ekonomi yang lebih tinggi. Status ekonomi merupakan salah

satu faktor terhadap pelayanan kesehatan.

4. Kebutuhan Pelayanan (need)

Keadaan status kesehatan seseorang menimbulkan suatu kebutuhan yang

dirasakan dan membuat seseorang mengambil keputusan untuk mencari

pertolongan kesehatan. Selain dipengaruhi faktor di atas ada beberapa faktor yang

memengaruhi pelayanan kesehatan, yaitu:

a. Tarif atau biaya

Tarif atau biaya kesehatan sangat penting untuk menentukan dalam

pemanfaatan pelayanan kesehatan. Adanya peningkatan harga pelayanan

kesehatan akan menyebabkan penurunan permintaan.

b. Fasilitas

Fasilitas yang baik akan memengaruhi sikap dan perilaku pasien,

pembentukan fasilitas yang benar akan menciptakan perasaan sehat, aman,

(50)

mempunyai pandangan yang mungkin menambahi atau mengurangi kepuasan

pasien dan penampilan kerja (Kotler, 1997).

c. Pelayanan personil

Pelayanan personil memegang peranan dalam menjaga mutu pelayanan

sehingga pemakai jasa pelayanan kesehatan menjadi puas. Personil itu terdiri

atas dokter maupun perawat, tenaga para medis serta penunjang non medis.

Pelayanan personil dapat berupa pelayanan profesional dan keramahan

sehingga meningkatkan citra dari rumah sakit tersebut.

d. Lokasi

Lokasi pelayanan kesehatan yang berada di lingkungan sosial ekonomi rendah

biasanya yang berkunjung, juga pelanggan dari masyarakat miskin, karena

orang berpenghasilan tinggi tidak akan datang ke lingkungan miskin untuk

perawatan medis (Kotler, 2002). Lokasi adalah yang paling diperhatikan bagi

pencari pelayanan kesehatan karena jarak yang dekat akan memengaruhi bagi

pencari pelayanan kesehatan karena jarak yang dekat akan memengaruhi bagi

pencari pelayanan kesehatan untuk berkunjung. Suatu studi mengatakan

bahwa alasan yang penting untuk memilih rumah sakit adalah yang dekat

lokasi.

e. Kecepatan dan Kemudahan Pelayanan

Pada dasarnya manusia ingin kemudahan, begitu juga dengan mencari

pelayanan kesehatan, mereka suka pelayanan yang cepat mulai dari

(51)

f. Informasi

Dengan adanya iklan dan promosi sangat efektif karena dapat langsung

didengar dan dilihat baik itu mengenai fasilitas, harga yang akan

memengaruhi pilihan konsumen. Informasi dapat berupa pengalaman pribadi,

teman-teman, surat kabar.

Keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan merupakan kombinasi

dari kebutuhan normatif dengan kebutuhan yang dirasakan, karena untuk konsumsi

pelayanan. Konsumen sering tergantung kepada informasi yang disediakan oleh

institusi pelayanan kesehatan ditambah dengan profesinya. Faktor-faktor lain yang

berpengaruh antara lain pendapatan, harga, lokasi, dan mutu pelayanan .

Menurut Groner dan Sorhin (1977) dalam Pohan (2007), ada 5 (lima) faktor

utama yang memengaruhi demand terhadap pelayanan kesehatan:

a. Persepsi sakit

b. Realisasi kebutuhan (harapan, kepercayaan, pengalaman sebelumnya, adat

istiadat)

c. Kemampuan membayar

d. Motivasi untuk memperoleh pelayanan kesehatan

e. Lingkungan (tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan)

2.5. Landasan Teori

Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan

(52)

kelangsungannya sangat ditentukan oleh proses pelayanan yang diberikan perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan. Kualitas pelayanan harus dimulai dari

kebutuhan pasien dan berakhir pada persepsi pasien. Tingkat kualitas pelayanan tidak

dapat dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan/rumah sakit tetapi harus

dipandang dari sudut pandang pasien.

Parasuraman dkk tahun 1990 (Dalam Zeithamil dan Biter) penilaian terhadap

kualitas jasa ada lima yang perlu diperhatikan :

1. Bukti fisik, yaitu meliputi fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.

2. Empati, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang

baik, perhatian pribadi dalam memahami kebutuhan para pelanggan.

3. Daya tanggap, yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan

memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Kehandalan, yaitu kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan

segera, akurat, kehandalan dan memuaskan.

5. Jaminan, yaitu mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat yang

dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf.

Kelima dimensi mutu pelayanan berhubungan dengan apa yang biasanya

diharapkan dari suatu pelayanan jasa kesehatan. Ketika pihak pasien mengalami

pelayanan tersebut secara realistis, maka mereka kemudian akan merasa dipuaskan

terutama bila pelayanan yang mereka peroleh sepadan bahkan lebih dari apa yang

mereka harapkan. Diharapkan pasien akan datang kembali untuk memperoleh

(53)

2.6. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Pelayanan Keperawatan :

- Bukti fisik

- Kehandalan

- Daya Tanggap

- Jaminan

- Empati

(54)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan tipe explanatory research.

Penelitian tipe ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh persepsi pasien pada

pelayanan keperawatan terhadap loyalitas pasien rawat inap klas III di Rumah Sakit

Umum Daerah DR. R.M. Djoelham Binjai tahun 2011.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah sakit Umum Daerah Dr.R.M.Djoelham

Binjai. Penelitian dimulai bulan Juli 2011 – Maret 2012

3.3.Populasi dan sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap yang dirawat di

kelas III Di Rumah Sakit DR.R.M. Djoelham Binjai bulan November 2011 sampai

Januari 2012 yang berjumlah sebanyak 200 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari pasien rawat inap yang dirawat di kelas III di

Rumah Sakit DR.R.M. Djoelham Binjai. Penentuan jumlah sampel dengan

(55)

n =

d = Tingkat ketepatan yang diinginkan

Dari rumus diatas diperoleh sampel dalam penelitian ini sebanyak 67 pasien.

Penelitian ini mengambil sampel secara insidental dimana pasien yang dirawat di

ruang rawat inap kelas III pada saat penelitian berlangsung.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Daftar pertanyaan (questionere) yang diberikan kepada responden yaitu

pasien di klas III ruang rawat inap RS. DR.R.M Djoelham Binjai.

b. Wawancara (interview) kepada yang berhak dan berwenang memberikan data

dan informasi yang mendukung penelitian ini.( Direktur, Staf Dik lat, perawat

ruang rawat inap klas III RSUD DR Djoelham Binjai )

c. Dokumentasi dengan mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan

dengan obyek penelitian yang diperoleh dari Rumah Sakit DR.R.M Djoelham

(56)

Uji Validitas dan Reliabilitas.

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauhmana suatu ukuran atau nilai

yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara

mengukur korelasi antara variabel dengan skor total variabel pada analisis reliability

dengan melihat nilai correlation corrected item, dengan ketentuan jika nilai r hitung

> r tabel, maka dinyatakan valid dan sebaliknya.

Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan

metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali

pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai r alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel

(Sugiyono, 2004). Nilai r Tabel dalam penelitian ini menggunakan critical value of

the product moment pada taraf signifikan 95%, maka untuk sampel 30 orang yang

diuji nilai r-Tabelnya adalah sebesar 0,361. Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 30

pasien rawat inap kelas III di Rumah Sakit Dr. Djoelham Binjai.

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

No Pertanyaan Corrected

Item-Total Correlation

Nilai Hitung Alpha Cronbach

0,949 Reliabel

2 Daya Tanggap

Pertanyaan 1 0,645 Valid

(57)

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Pertanyaan 3 0,882 Valid

Pertanyaan 4 0,916 Valid

Pertanyaan 5 0,882 Valid

Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,931 Reliabel

3 Jaminan

Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,918 Reliabel

4 Perhatian

Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,849 Reliabel

5 Bukti fisik

Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,923 Reliabel

6 Loyalitas

Pertanyaan 1 0,542 Valid

Pertanyaan 2 0,761 Valid

Pertanyaan 3 0,803 Valid

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Tabel 3.2. Variabel Independen dan Dependen
+7

Referensi

Dokumen terkait

lembar keperawatan pasien rawat inap berdasarkan shift kerja di RSUD dr.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara etika pelayanan perawat dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD dr. Jenis penelitian ini adalah deskriptif

Ho : Tidak terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan. kepuasan pasien di ruang rawat inap kelas III RSUD

Tujuan secara umum penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam penulisan dokumentasi keperawatan di instalasi rawat inap RSUD dr

pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien Pengguna BPJS Kelas III di. Ruang Rawat Inap

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT Di RSUD Dr Hardjono Ponorogo.. PROGRAM STUDI D III

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana dalam melakukan pendokumentasian keperawatan di ruang rawat inap RSUD Dr..

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana dalam melakukan pendokumentasian keperawatan di ruang rawat inap RSUD Dr..