• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penambahan konsentrasi ekstrak Bunga Rosella terhadap aktivitas antioksidan minuman fungsional Pisang-Rosella

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penambahan konsentrasi ekstrak Bunga Rosella terhadap aktivitas antioksidan minuman fungsional Pisang-Rosella"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI EKSTRAK

BUNGA ROSELLA TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

MINUMAN FUNGSIONAL PISANG-ROSELLA

MUHAMAD RIVQI ZAELANI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penambahan Konsentrasi Ekstrak Bunga Rosella terhadap Aktivitas Antioksidan Minuman Fungsional Pisang-Rosella adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2014

Muhamad Rivqi Zaelani

(4)
(5)

ABSTRAK

MUHAMAD RIVQI ZAELANI. Pengaruh Penambahan Konsentrasi Ekstrak Bunga Rosella terhadap Aktivitas Antioksidan Minuman Fungsional Pisang-Rosella. Dibimbing oleh EVY DAMAYANTHI.

Bunga rosella dan buah pisang memiliki potensi sebagai bahan dasar minuman fungsional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari penambahan berbagai konsentrasi ekstrak bunga rosella terhadap aktivitas antioksidan minuman fungsional pisang-rosella. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yang terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama merupakan penelitian pendahuluan untuk mempelajari konsistensi minuman dengan berbagai rasio pisang dan ekstrak rosella secara kualitatif. Tahap kedua merupakan penelitian utama untuk mempelajari pengaruh konsentrasi ekstrak rosella terhadap sifat fisik, kimia, dan organoleptik minuman fungsional. Pembuatan minuman pisang ini dicampur dengan ekstrak rosella yang terdiri dari 3 taraf, yaitu 15%, 20%, dan 25%. Hasil penelitian menunjukkan kisaran kandungan kalium dan natrium dari ketiga perlakuan sebesar 85.85-99.66 mg/100 g dan 20.18-28.85 mg/100 g. Aktivitas antioksidan pada ketiga perlakuan sebesar 604.47-790.92 mg vit C/100 g (AEAC). Kandungan total fenol pada ketiga perlakuan sebesar 685.17-927.52 mg TAE/100 g. Pemilihan formula terpilih berdasarkan beberapa kriteria penilaian. Kriteria penilaian tersebut adalah nilai keseluruhan hedonik, aktivitas antioksidan, dan total fenol pada produk. Formula terpilih dalam penelitian ini adalah produk dengan konsentrasi ekstrak rosella sebesar 20%.

Kata kunci: antioksidan, bunga rosella, kalium, minuman fungsional, pisang

ABSTRACT

MUHAMAD RIVQI ZAELANI. Additional influences of concentration extract rosella flower to antioxidant activity in banana-rosella functional drink.Supervised by EVY DAMAYANTHI.

Rosella flower and banana are highly potential as major component in functional drink making process.The aim of this research was to study the additional effects of rosella flower extract in various concentration toward antioxidant activity in banana-rosella functional drink. This research was experimental research, consisted of two stages. The first stage was preliminary research to learn about liquid consistency various banana and rosella extract ratio qualitatively. The second stage was main research to study the influence of extract rosella concentration on physical, chemical and organoleptic properties. There are three standards used in banana-rosella drink making process, 15%, 20% and 25%. The result showed a range of potassium and sodium content of the three treatments were 85.85-99.66 mg/100 g and 20.18-28.85 mg/100 g. Antioxidant activity in the third treatment was 604.47-790.92 mg vit C/100 g (AEAC) and the content of a total of phenol on third treatment was 685.17-927.52 mg TAE/100 g. The determination of the selected formula was based on some criteria, those are total value of hedonic levels, antioxidant activity, and total phenol content on product. The selected formula in this research is a product with 20% concentration of the rosella extract.

(6)
(7)

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI EKSTRAK

BUNGA ROSELLA TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

MINUMAN FUNGSIONAL PISANG-ROSELLA

MUHAMAD RIVQI ZAELANI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi

dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Pengaruh Penambahan Konsentrasi Ekstrak Bunga Rosella terhadap Aktivitas Antioksidan Minuman Fungsional Pisang-Rosella

Nama : Muhamad Rivqi Zaelani NIM : I14100045

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Evy Damayanthi, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Rimbawan Ketua Departemen

(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi penerang dan suri tauladan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 ini ialah pengembangan produk, dengan judul Pengaruh penambahan konsentrasi ekstrak bunga rosella terhadap aktivitas antioksidan minuman fungsional pisang-rosella.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Ir Evy Damayanthi MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan dukungan dalam penulisan karya ilmiah ini.

2. Bapak Dr. Rimbawan selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, saran, dan pengalaman dalam menjalani studi. 3. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati MS selaku dosen pemandu seminar dan penguji

yang telah memberikan nasehat dan evaluasi terhadap penulisan karya ilmiah ini.

4. Kedua orangtua tercinta (Sukardi dan Eti Suryati), kakak dan adik tersayang (Upit Puspitawati, Titin Suhartini, Yuyun Yuningrum, Nurul Ainy), serta seluruh keluarga atas kasih sayang, doa, nasihat, dukungan, semangat, dan pengertian kalian sehingga penulis dapat terus berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin.

5. Pak Mashudi, Ibu Rizqi, Ibu Antin, Pak Taufik dan Ibu Endang atas bantuannya dalam proses penelitian.

6. Kirana Fajar Rahmah sebagai pendamping penelitian yang paling setia dalam berjalannya penelitian ini.

7. Kepada para saudara Ats Tsabat yang telah berjuang bersama dan saling mendoakan dari SMA, serta keluarga KASKEMAH BEM FEMA.

8. Sahabat-sahabat tersayang yang telah memberikan bantuan dan motivasinya : Kirana Fajar Rahmah, Riana Pangestu Utami, Ramadhini, M Enra Sujanawan, Putu Rossi Tya Lestari, Ramadhani.

9. Rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian: Kadek, Novi, Imelda, Ine, Rizky Ichwansyah, Rizki A. Thoif, Zahra, dan Evi.

10. Keluarga besar Gizi Masyarakat 47 seperjuangan yang penuh semangat, kakak-kakak GM44, GM45, GM46, adik-adik GM 48, GM 49, dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2014

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR LAMPIRAN iv

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODOLOGI 2

Waktu dan Tempat 2

Alat dan Bahan 2

Prosedur Penelitian 3

Rancangan Percobaan 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Formulasi Minuman 6

Sifat Fisik Minuman 6

pH (keasaman) 6

Warna 7

Sifat Kimia Minuman 9

Kadar air dan abu 9

Kadar kalium dan natrium 10

Total fenol dan aktivitas antioksidan 11

Sifat Organoleptik Minuman 13

Pemilihan Produk Minuman Terpilih 16

Karakteristik produk minuman terpilih 16

Kandungan gizi produk terpilih per takaran saji 16

SIMPULAN DAN SARAN 17

Simpulan 17

Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 18

LAMPIRAN 22

(14)

iv

DAFTAR TABEL

1 Persentase ekstrak rosella 3 2 Contoh komposisi bahan pembuatan minuman pisang-rosella 4 3 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap pH pada minuman

pisang-rosella 7

4 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap pengukuran warna dengan kromameter pada minuman pisang-rosella 8 5 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap kadar air dan kadar

abu pada minuman pisang-rosella 9 6 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap kadar kalium dan

natrium pada minuman pisang-rosella 10 7 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap total fenol dan

aktivitas antioksidan minuman pisang-rosella 11 8 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap uji hedonik minuman

pisang-rosella 13

9 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap persentase penerimaan

minuman pisang-rosella 14

10 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap rata-rata nilai mutu hedonik minuman pisang-rosella 15 11 Kandungan gizi produk minuman pisang-rosella per 200 g 17

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir pembuatan minuman pisang-rosella 4 2 Produk minuman pisang-rosella 6 3 Produk terpilih (ekstrak rosella 20%) 16

DAFTAR LAMPIRAN

1 Uji mutu hedonik 22

2 Uji hedonik 23

3 Dokumentasi penelitian 24 4 Prosedur analisis penelitian 25

(15)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini telah diketahui bahwa salah satu zat aktif yang bermanfaat bagi kesehatan adalah antioksidan. Antioksidan adalah komponen dalam pangan yang melindungi sel tubuh dari bahaya yang disebabkan oleh radikal bebas (ADA 2010). Secara umum, senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan berkaitan erat dengan manfaatnya bagi kesehatan, termasuk perlindungan dari serangan penyakit. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Vinson dan kawan-kawan menunjukkan bahwa lebih dari 100 jenis makanan mengandung antioksidan, termasuk sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, rempah-rempah, minyak, dan minuman (Winarsi 2011).

Salah satu bahan yang memiliki kandungan antioksidan adalah bunga rosella. Bunga rosella memiliki kandungan antioksidan tinggi yang mampu menangkap radikal bebas penyebab kanker (Mangan 2009). Sementara itu gossy peptin anthocyanin dan glucoside hisbiscin yang terkandung di dalamnya dapat mencegah tekanan darah tinggi (Purwaningrum et al. 2008; Mangan 2009).

Selain bunga rosella, buah pisang juga mengandung antioksidan. Selain antioksidan yang tinggi terkandung dalam pisang, pisang juga memiliki kadar kalium yang tinggi dibandingkan buah segar lainnya (Selby 2005). Kalium merupakan salah satu zat gizi mikro yang dapat mempengaruhi tekanan darah pada tubuh seseorang. Menurut Muliyati et al. (2011), seseorang yang mengonsumsi makanan berkalium tinggi akan mengurangi terjadinya hipertensi. Keefektifan makanan kaya akan sumber kalium dalam menurunkan tekanan darah sudah dilakukan oleh banyak penelitian (Kumar et al. 2012).

Buah pisang kaya akan vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan (Suyanti & Supriyadi 2008). Oleh karena itu, buah pisang dapat diolah atau dimanfaatkan menjadi produk makanan ataupun minuman kesehatan. Begitu juga bunga rosella yang telah dimanfaatkan sebagai salah satu bahan dasar pembuatan produk minuman (Hastuti 2012). Dengan kata lain, bunga rosella dan buah pisang dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan minuman fungsional.

Minuman fungsional merupakan salah satu pangan fungsional yang dapat dikonsumsi dan memiliki manfaat bagi tubuh manusia. Potensi yang dimiliki oleh berbagai minuman fungsional harus selalu dikembangkan terutama untuk peningkatan kesehatan masyarakat. Salah satu potensi yang dimiliki oleh minuman fungsional adalah khasiat untuk kesehatan dan kebugaran (Widowati 2011; Winarti & Nurdjanah 2005). Herold (2007) mengemukakan bahwa tren minuman fungsional sedang diminati oleh konsumen karena dipercaya berkhasiat bagi kesehatan. Menurut Nirmala (2012), masyarakat masa kini menjaga kesehatan dengan cara mengonsumsi makanan dan minuman sehari-hari. Minuman merupakan salah satu bentuk pangan fungsional yang dirasa praktis dan mengandung zat aktif pangan lebih banyak daripada makanan yang diolah.

(16)

2

Indonesia dan mempunyai potensi di bidang kesehatan. Oleh karena itu, pembuatan minuman dengan bahan dasar pisang dan bunga rosella dapat menjadi minuman fungsional yang diduga bisa menjadi obat antihipertensi dan dapat meningkatkan diversifikasi pangan.

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Mempelajari pembuatan dan penambahan berbagai konsentrasi ekstrak bunga rosella terhadap aktivitas antioksidan pada minuman fungsional pisang-rosella.

Tujuan Khusus

1. Mempelajari pembuatan minuman fungsional pisang rosella.

2. Menganalisis pengaruh penambahan ekstrak bunga rosella terhadap sifat fisik (pH dan warna), sifat kimia (kadar air, abu, natrium, kalium, total fenol, dan aktivitas antioksidan), dan sifat organoleptik minuman fungsional pisang-rosella.

3. Menentukan formula minuman fungsional pisang-rosella yang terbaik.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan alternatif solusi dalam mengonsumsi makanan sebagai obat, khususnya pada penderita hipertensi. Selain itu, diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat, pemerintah, dan perusahaan yang bergerak di bidang industri pangan agar dapat menyediakan produk sesuai dengan permasalahan gizi yang ada.

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2014 di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Penilaian Organoleptik, dan Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan Program Studi Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Laboratorium PAU, Departemen Ilmu Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

(17)

3

blender, baskom, pisau, gelas plastik, kukusan, panci, timbangan analitik, dan timbangan. Alat yang digunakan dalam analisis sifat fisik dan kimia adalah tanur pengabuan, cawan porselen, desikator, penjepit cawan, oven, dan timbangan analitik, instrumen AAS, alat-alat gelas khusus untuk analisis AAS, hot plate atau penangas uap, oven, desikator, kertas saring Whatman No. 42, erlenmeyer, labu takar, tabung reaksi, pH meter, dan alat penguji warna merk MINOLTA CR 310.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan minuman, serta bahan-bahan untuk analisis sifat fisik dan kimia. Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan minuman adalah pisang ambon dan kelopak bunga rosella yang diperoleh dari Pasar Anyar dan penjual rosella, Bogor. Bahan-bahan lainnya dalam pembuatan minuman adalah air, gula (sukralosa), dan garam.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi ke dalam dua tahap, yaitu tahap pertama merupakan penelitian pendahuluan dan tahap kedua merupakan penelitian utama. Penelitan pendahuluan terdiri dari trial and error untuk mempelajari terkait konsistensi minuman dengan berbagai rasio pisang dan ekstrak rosella secara kualitatif. Penelitian utama untuk mempelajari pengaruh konsentrasi ekstrak rosella terhadap sifat fisik (pH dan warna), kimia (kadar air, abu, natrium, kalium, aktivitas antioksidan, dan total fenol), dan organoleptik (hedonik, mutu hedonik, dan persentase penerimaan) minuman fungsional pisang-rosella. Kemudian melakukan pemilihan produk dan menganalisis kandungan gizi produk terpilih.

1. Formulasi pembuatan minuman

Formulasi pada pembuatan minuman ini didasarkan pada konsistensi cairan minuman pisang-rosella yang dihasilkan dan konsentrasi dari ekstrak bunga rosella. Berdasarkan kekentalan cairan minuman yang dihasilkan dari perbandingan buah pisang dan ekstrak rosella yang digunakan (1:1, 1:2, dan 1:5), maka diperoleh kekentalan yang diinginkan, yaitu pada perbandingan buah pisang dan ekstrak rosella sebesar 1:5. Pada Tabel 1 dapat dilihat persentase ekstrak rosella.

Tabel 1 Persentase ekstrak rosella

Bahan 15% (b/v) Ekstrak Rosella 20% (b/v) 25% (b/v)

Bunga rosella (g) 150 200 250

Air (ml) 1000 1000 1000

(18)

trial-4

error untuk mencari ketahanan warna cairan minuman yang tepat. Pada Tabel 2 dapat dilihat contoh komposisi bahan pembuatan minuman fungsional pisang-rosella

Tabel 2 Contoh komposisi bahan pembuatan minuman pisang-rosella

Bahan Berat (g) Persentase (%) Ekstrak rosella 200 83.3

Pisang 40 16.7

Sukralosa 0.02 0.01

Garam 0.12 0.05

2. Pembuatan minuman pisang-rosella

Proses pembuatan minuman pisang dimulai dari pemilihan pisang dengan kualitas yang baik. Kemudian pisang yang telah dipilih, dicuci, dan dibersihkan, lalu dikupas. Kemudian pisang dipotong sebesar 1 ruas jari, lalu diblansir dengan menggunakan uap panas selama 8 menit. Setelah itu, pisangdan ekstrak rosella (masing-masing konsentrasi mulai 15%, 20%, dan 25%) dimasukkan ke dalam

blender. Kemudian dicampurkan dengan garam dan sukralosa, lalu dilakukan pemanasan, dan dimasukkan dalam kemasan gelas plastik.

Gambar 1 Diagram alir pembuatan minuman pisang-rosella

3. Analisis fisik dan kimia dari setiap formula

Setiap formulasi produk akan dilakukan analisis fisik dan kimia. Analisis fisik yang dilakukan, yaitu pada aspek pH dan warna. Analisis kimia yang diamati pada penelitian ini adalah kadar air, kadar abu, kalium, natrium, total fenol, dan

Pisang dipilih dengan mutu baik

Pembersihan dan pengupasan

Pencampuran pisang dengan ekstrak bunga Rosella di dalam blender

Diitambahkan sukralosa dan garam, lalu Dilakukan pemanasan

Dituang dalam wadah gelas tertutup

Minuman pisang-rosella Bunga rosella ditimbang dan dibersihkan

dengan air mengalir, kemudian direbus dengan air selama 10 menit

(pada setiap konsentrasi 15%, 20%, dan 25%)

Disaring hingga menghasilkan air ekstrak rosella, lalu ditiriskan.

(19)

5

aktivitas antioksidan. Analisis fisik dan kimia setiap produk dilakukan dengan dua ulangan.

Pengujian pH menggunakan pH meter (Maitimu et al. 2012) dan pengujian warna mengggunakan chromameter (Misnawi 2011; Santoso, Basito, Rahadian 2013). Penetapan kadar air dan kadar abu dengan metode SNI 01 2891 1992 (Uji makanan dan minuman), penetapan kadar kalium dan natrium dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom atau Atomic Absorbance Spektrofotometri (AAS) (Nielsen 2010), penentuan total fenol dengan metode Folin-Ciocalteu (Malangngi

et al. 2012), penentuan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (Molyneux 2004), dan analisis proksimat lengkap kandungan gizi pada produk terpilih (AOAC 1980). Seluruh prosedur analisis disajikan pada lampiran 4.

4. Uji sifat organoleptik minuman

Tahapan selanjunya menguji sifat organoleptik formula minuman pisang menggunakan uji hedonik dan uji mutu mutu hedonik (Susiwi 2009). Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan atau kelayakan suatu produk agar dapat diterima oleh panelis (konsumen). Uji ini dilakukan oleh 39 orang panelis semi terlatih. Parameter yang diuji pada uji hedonik (uji kesukaan), meliputi warna, aroma, tekstur, dan rasa dari produk yang dihasilkan. Metode hedonik ini, panelis diminta memberikan penilaian berdasarkan tingkat kesukaan. Skor yang digunakan adalah 1 (sangat tidak suka), 2 (tidak suka), 3 (biasa), 4 (suka), dan 5 (sangat suka).

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua kali ulangan, yaitu dengan menambahkan ekstrak bunga rosella ke dalam minuman pisang dengan 3 taraf perlakuan sebagai berikut: 15%, 20%, dan 25%. Peubah respon dari penelitian ini adalah sifat fisik, kimia, dan organoleptik minuman pisang-rosella. Model linier rancangan tersebut adalah sebagai berikut :

Yij = µ + Ti + εij

Keterangan :

Yij = Peubah respon minuman karena pengaruh formula minuman perlakuan ke- i dengan ulangan ke-j

µ = Nilai rataan umum

Ti = Pengaruh formula minuman pada taraf ke-i terhadap peubah respon

i = Taraf konsentrasi ekstrak rosella (i=15%, 20%, dan 25%) j = Ulangan (j = 1, 2)

(20)

6

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan Micrososft Excel 2013. Data hasil uji organoleptik hedonik dan mutu hedonik dianalisis dengan uji statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis. Data dari persentase penerimaan produk, analisis sifat fisik, dan kimia, selanjutya akan dilakukan uji ragam (ANOVA) yang selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan apabila terdapat pengaruh yang signifikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Formulasi Minuman

Bahan yang digunakan dalam pembuatan minuman ini terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan utama yang digunakan adalah buah pisang dan ekstrak bunga rosella, sedangkan bahan tambahan berupa garam dan sukralosa. Formulasi yang dilakukan untuk pembuatan minuman ini terdiri dari rasio perbandingan jumlah pisang dan taraf ekstrak rosella yang digunakan. Pemilihan rasio jumlah buah pisang dan air ekstrak rosella yang digunakan adalah dengan perbandingan 1:5. Berdasarkan rasio tersebut menunjukkan konsistensi minuman yang sesuai, yaitu cair. Kemudian untuk taraf konsentrasi rosella ditentukan dengan estimasi akan bertahan dalam memberikan warna pada minuman. Ketiga taraf tersebut adalah ekstrak rosella 15%, 20%, dan 25%. Berdasarkan taraf konsentrasi 15% itu sudah dapat mempertahankan warna merah pada minuman, karena jika taraf konsentrasi 10% tidak dapat mempertahankan warna merah. Sedangkan pada taraf konsentrasi 25% dijadikan taraf konsentrasi sebagai batas atas, karena warna yang dihasilkan cenderung pekat dan hampir gelap. Bahan tambahan yang berupa sukralosa dan garam ditambahkan sebanyak 0.01% dan 0.05% (Nirmala 2012) dari total minuman. Sukralosa dan garam diberikan sebagai pemberi dan pemantap rasa pada minuman.

Gambar 2 Produk minuman pisang-rosella

Sifat Fisik Minuman

pH (keasaman)

(21)

7

akan dilakukan. Berikut merupakan data hasil pengukuran pH pada ketiga minuman yang akan disajikan pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap pH pada minuman pisang-rosella

Konsentrasi rosella pH ekstrak rosella pH pada minuman pisang-rosella

15% 2.57 3.30a

20% 2.51 3.14b

25% 2.46 2.95c

Keterangan :

Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang nyata (p<0.05)

Berdasarkan Tabel 3 pengukuran pH pada minuman di atas menunjukkan bahwa terjadi penurunan pH ketiga minuman dengan penambahan ekstrak rosella. Hasil pengukuran pH pada minuman dengan konsentrasi ekstrak rosella 15% didapatkan hasil sebesar 3.30. Hasil pengukuran pH pada minuman dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% sebesar 3.14 dan pada pH minuman dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% sebesar 2.95. Ketiga hasil pengukuran pH pada minuman selanjutnya dilakukan uji ragam. Hasil uji tersebut menerangkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata (p<0.05) pada penambahan ekstrak rosella terhadap pH minuman dan terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) antara penambahan ekstrak rosella terhadap pH minuman yang dihasilkan.

Terlihat dari tabel pengukuran pH minuman dapat disimpulkan bahwa produk minuman yang dihasilkan tergolong asam dengan kisaran pH 3. Menurut Trisnanto dalam Gaaniyati (2011), berdasarkan pH-nya, minuman dengan pH kurang dari 4.6 disebut acidic juice. Merujuk kepada nilai pH ekstrak rosella murni yang dibandingkan dengan nilai dari pH pada produk minuman jadi, terlihat bahwa terjadi penurunan pH pada ekstrak rosella murni dan pH pada minuman dengan perbedaan konsentrasi. Hal ini menunjukkan bahwa sumber dari rasa asam karena adanya penambahan ekstrak rosella yang menjadikan minuman menjadi asam.

Minuman dengan pH yang asam diduga dapat mempertahankan kandungan bahan aktif yang terdapat di dalamnya, sehingga dapat mengoptimalkan manfaat atau kekuatan dari bahan aktif tersebut. Penelitian Sari et al. (2005); Hayati et al.

(2012); Hwang dan Ki (2013) menunjukkan bahwa pada pH dibawah 4.5 dapat menstabilkan warna antosianin. Namun, konsumsi minuman asam perlu diperhatikan dengan hati-hati, dikarenakan minuman asam dapat menyebabkan beberapa kerugian, seperti erosi gigi. Proses demineralisasi enamel adalah rusaknya hidroksi apatit gigi yang merupakan komponen utama enamel akibat proses kimia (Gaaniyati 2011).

Warna

Produk minuman yang telah dihasilkan dilakukan uji sifat fisik, yaitu berupa uji warna. Uji warna dilakukan untuk melihat deskripsi warna yang dihasilkan dan melihat adanya pengaruh dari taraf yang diberikan pada warna yang dihasilkan. Berikut hasil uji sifat fisik warna dapat dilihat pada Tabel 4.

(22)

8

Begitu pula dengan warna produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% dan produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% yaitu memiliki nilai Hue sebesar 11.98 dan 13.69. Berdasarkan nilai Hue tersebut terlihat bahwa penambahan berbagai ekstrak Rosella pada minuman mengakibatkan semakin meningkatnya nilai Hue sehingga mendekati nilai batas atas Red-Purple (RP) pada diagram Munsel. Namun uji beda menggunakan uji ragam menunjukkan tidak adanya pengaruh yang nyata (p>0.05) dengan perbedaan penambahan berbagai konsentrasi ekstrak rosella terhadap nilai Hue pada minuman.

Tabel 4 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap pengukuran warna dengan kromameter pada minuman pisang-rosella

Konsentrasi

Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang nyata (p<0.05)

Minuman produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% memiliki nilai L (kecerahan) terkecil dan produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% memiliki nilai L yang terbesar. Nilai kecerahan ini merupakan tingkat kecerahan pada skala 0 (putih) hingga 100 (gelap) (Polat & Caliskan 2008); (Crissoto et al. 2010). Setiap perlakuan tidak memiliki pengaruh yang nyata (p>0.05) terhadap nilai L (kecerahan), ini bisa terjadi karena minuman yang dihasilkan tidak berupa minuman dengan larutan yang homogen (suspensi).

Berdasarkan nilai kromatik yang dipengaruhi oleh nilai a dengan kisaran -a (hijau) hingga +a (merah) dan nilai b dengan kisaran –b (biru) hingga +b (kuning), menghasilkan nilai C terbesar pada formula produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% dan nilai terkecil pada produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 15%. Walaupun terjadi kenaikan warna atau kepekatan warna dengan ditambahkannya ekstrak rosella mulai yang terkecil pada formula produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 15% hingga penambahan berbagai ekstrak rosella yang terbesar pada formula dengan konsentrasi ekstrak rosella 25%, perlakuan perbedaan penambahan berbagai konsentrasi ekstrak rosella pada minuman ini tidak berpengaruh nyata (p>0.05) pada warna kromatik tersebut. Peningkatan kepekatan warna pada setiap penambahan berbagai konsentrasi ekstrak rosella ini diduga karena peningkatan kadar antosianin dan penurunan pH yang mempengaruhi warna pada setiap produk (Supiyanti et al. 2010).

(23)

9

Sifat Kimia Minuman

Minuman pisang-rosella merupakan produk minuman yang dibuat berbahan dasar buah pisang dan ekstrak rosella. Kombinasi dari buah pisang dan bunga rosella ini diharapkan bisa menjadi minuman fungsional yang bermanfaat. Analisis kandungan gizi produk minuman ini meliputi kadar air, kadar abu, kadar kalium,dan kadar natrium. Selain itu, dilakukan pula analisis terhadap aktivitas antioksidan yang terkandung dalam minuman yang dapat mendapat mereduksi radikal bebas yang dinyatakan dalam AEAC (Ascorbic Acid Equivalent Antioxidant Capacity).

Kadar air dan abu

Air merupakan komponen terbesar dalam pembuatan produk minuman, kadar abu dapat mempresentasikan seberapa besar kandungan mineral padasebuah produk pangan. Berikut merupakan hasil pengujian kadar air dan kadar abu dalam produk minuman pisang-rosella.

Tabel 5 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap kadar air dan kadar abu pada minuman pisang-rosella

Konsentrasi rosella Kadar Air (bb) Kadar Abu (bk)

15% 95.15%a 3.31%a

20% 95.05%a 2.49%a

25% 95.14%a 3.42%a

Keterangan :

Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang nyata (p<0.05)

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui kadar air untuk formula produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 15% sebesar 95.15%, formula produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% sebesar 95.05%, dan formula produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% sebesar 95.14%. Kadar air yang tinggi pada produk terjadi karena bentuk produk adalah minuman, kemudian pengenceran yang terjadi dari penambahan ekstrak rosella yang lebih tinggi dari pada pisang yang dicampurkan. Perbandingan pisang dan ekstrak rosella adalah 1:5. Hasil uji ragam dengan menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang nyata (p>0.05) yang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan.

Kadar air dalam minuman ini termasuk tinggi, hingga mencapai 95%. Hal ini karena sampel berasal dari produk cair, sehingga kadar air dapat mempengaruhi mutu dan kualitas produk. Menurut Angkasa (2011), kadar air berpengaruh terhadap mutu dan daya simpan suatu produk, makin tinggi kadar air suatu bahan makin mudah rusak.

(24)

10

Kadar kalium dan natrium

Kalium dan natrium merupakan zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh manusia. Peranan kedua zat gizi mikro tersebut menjadi salah satu bagian terpenting dalam kinerja tekanan darah dalam tubuh. berikut merupakan hasil pengujian kadar kalium dan natrium dalam produk minuman pisang-rosella.

Tabel 6 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap kadar kalium dan natrium pada minuman pisang-rosella

Konsentrasi rosella Kadar Kalium (mg/100 g) Kadar Natrium (mg/100 g)

15% 93.48a 28.85a

20% 85.85a 20.18a

25% 99.66a 24.24a

Keterangan :

Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang nyata (p<0.05)

Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa kadar kalium pada formula produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 15% sebesar 93.48 mg/100 g, formula produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% sebesar 85.85 mg/100 g, dan formula produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% sebesar 99.66 mg/100 g. Kadar kalium yang terkandung dalam minuman bersumber pada kandungan kalium pada buah pisang, karena berat atau jumlah pisang yang dijadikan bahan dasar pembuatan minuman ini jumlahnya sama pada setiap formula. Hasil uji ragam dilakukan terhadap kadar kalium minuman dengan menggunakan ANOVA yang menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang nyata (p>0.05) yang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan.

Sedangkan untuk kadar natrium diketahui bahwa kadar natrium pada formula produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 15% sebesar 28.85 mg/100 g, formula produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% sebesar 20.18 mg/100 g, dan formula produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% sebesar 24.24 mg/100 g. Kadar natrium yang terkandung dalam minuman bersumber pada kandungan natrium pada buah pisang dan garam yang diberikan sebagai pemantap rasa, karena berat atau jumlah pisang dan garam yang diberikan pada pembuatan minuman ini jumlahnya sama pada setiap formula. Hasil uji ragam dilakukan terhadap kadar natrium dalam minuman dengan menggunakan ANOVA yang menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang nyata (p>0.05) yang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan.

Kadar natrium pada produk minuman ini termasuk rendah jika dibandingkan dengan produk minuman komersial. Kadar natrium yang terkandung dalam minuman rata-rata sebesar 24 mg/100 ml. Menurut Gaaniyati (2011), kandungan mineral, khususnya natrium dalam produk komersial rata-rata sebesar 39.57 mg/100 ml. Menurut BPOM (2011) menyatakan bahwa batas klaim minuman sangat rendah natrium adalah memiliki persyaratan tidak lebih dari 0.04 g per 100 g produk, sehingga pada produk minuman ini dapat diklaim sebagai minuman yang sangat rendah natrium karena mengandung natrium sebesar 0.024 g per 100 g produk minuman.

(25)

11

juga dapat menjaga kenormalan cairan didalam tubuh dan keseimbangan elektrolit dalam sel. Namun, pada minuman ini belum memenuhi syarat sebagai minuman sumber kalium atau tinggi kalium menurut BPOM (2011)

Total fenol dan aktivitas antioksidan

Uji total fenol dilakukan untuk melihat seberapa besar kandungan bahan aktif yang terdapat dalam suatu bahan pangan (Malangngi 2012), sedangkan aktifitas antioksidan pada minuman pisang rosella untuk melihat persentase kemampuannya (Molyneux 2004), kemudian melihat besar kemampuan mereduksi radikal bebas yang setara dengan vitamin C (AEAC) (Ascorbic Acid Equivalent Antioxidant Capacity).

Tabel 7 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap total fenol dan aktivitas antioksidan minuman pisang-rosella

Konsentrasi

rosella Total Fenol (mg TAE/100 g)

Aktivitas Antioksidan

Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang nyata (p<0.05)

Berdasarkan Tabel 7 di atas diperoleh bahwa rata-rata kadar total fenol terkecil terdapat pada produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 15%, yaitu sebesar 685.17 mg TAE/100 g. Rata-rata kadar total fenol pada produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% sebesar 825.77 mg TAE/100 g dan rata-rata kadar total fenol pada produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% memiliki rata-rata kadar total fenol tertinggi, yaitu sebesar 927.52 mg TAE/100 g. Hasil yang diperoleh dinyatakan sebagai ekuivalen standar asam tanat (Tanat Acid Equivalent/TAE). Selanjutnya dilakukan uji ragam terhadap kadar total fenol pada ketiga formula minuman. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi ekstrak rosella tidak memberikan pengaruh yang nyata (p>0.05) pada kadar total fenol minuman tersebut. Akan tetapi dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa penambahan konsentrasi ekstrak rosella akan meningkatkan kadar total fenol yang terkandung di dalam minuman.

Fenol merupakan kelompok senyawa kimia yang ditemukan sangat luas pada tanaman. Senyawa ini memiliki ciri khas yakni memiliki gugus fenol pada molekulnya, dan berperan dalam memberi warna pada tumbuhan. Senyawa fenol antara lain terdiri dari flavonoid dan asam fenolat (Wrasiati et al. 2011). Antosianin merupakan bagian dari senyawa dalam flavonoid yang dapat memberikan efek warna merah pada tanaman (Einbond et al. 2003; Raghvendra et al. 2011). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Eveline et al. (2014) menunjukkan bahwa dalam bunga rosella terdapat kandungan senyawa fenolik. Hal ini juga dikemukakan oleh Alfian & Susanti (2012); Puspitowati et al. (2012); bahwa pada uji adanya senyawa fenolik pada bunga rosella memberikan hasil yang positif.

(26)

12

rata-rata aktivitas antioksidan sebesar 33.28%. Formula produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% menunjukkan bahwa produk memiliki rata-rata kekuatan mereduksi setara dengan 790.92 mg vit C/100 g dan rata-rata aktivitas antioksidan sebesar 41.29%. Formula produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% menunjukkan bahwa produk memiliki rata-rata kekuatan mereduksi setara dengan 719.08 mg vit C/100 g dan rata-rata aktivitas antioksidan sebesar 30.26%. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak rosella yang diberikan tidak berpengaruh nyata (p>0.05) terhadap nilai AEAC produk minuman. Pada penelitian yang dilakukan oleh Permana et al. 2012 dalam minuman fungsional bubuk kulit buah manggis mempunyai nilai AEAC sebesar 1 972 mg vit C/ 100 g. Hal ini menunjukkan bahwa minuman pisang-rosella memliki nilai yang lebih rendah. Tetapi jika dibandingkan dengan minuman bekatul awet yang memiliki nilai AEAC sebesar 28.74 mg vit C/ 100 g pada penelitian yang dilakukan oleh Damayanti et al. 2010, minuman pisang-rosella memiliki nilai AEAC yang lebih besar.

Penelitian yang dilakukan oleh Widyanti et al. (2014) menunjukkan bahwa kandungan antioksidan dapat memberikan efek terhadap penurunan tekanan darah sebagai antihipertensi secara tidak langsung. Hal ini juga ditunjukkan oleh penelitian Sulastri & Liputo (2011) menunjukkan bahwa konsumsi antioksidan dapat mempengaruhi salah satu ekspresi gen yang dapat mempengaruhi tekanan darah pada masyarakat Minangkabau.

Peningkatan nilai AEAC (Ascorbic Acid Equivalent Antioxidant capacity) sebagai kemampuan yang setara dengan vitamin C dalam mereduksi radikal bebas terlihat pada peningkatan konsentrasi ekstrak rosella yang diberikan, namun terjadi penurunan pada produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25%. Hal ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, bahwa peningkatan aktivitas antioksidan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan konsentrasi dalam sampel minuman (Angkasa 2011). Hal ini juga dinyatakan oleh Lin et al. (2010) yang menyatakan bahwa kemampuan menangkal radikal bebas dari ekstrak methanol daun Perilla frutescens bergantung pada dosis atau konsentrasi ekstrak, semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi kemampuannya.

Penurunan hasil aktivitas antioksidan yang diakibatkan oleh lamanya proses pemanasan karena perbedaan profil gelatinasi pati pada minuman pisang-rosella dipengaruhi oleh keadaan asam (pH) pada setiap minuman. Profil gelatinisasi tersebut mempengaruhi nilai viskositas (kekentalan) minuman yang dihasilkan, karena proses pemasakan minuman hanya dilakukan oleh kondisi visual (penglihatan) untuk menentukan viskositas yang diinginkan. Menurut Hung et al.

(2013); Vatanasuchart et al. (2012); Arvanitoyannis et al. (2008) buah pisang mengandung pati yang terakumulasi di dalamnya.

(27)

13

suhu dalam proses pemasakan minuman menjadikan efektifitas aktivitas antioksidan dalam produk berkurang, sehingga menurunkan nilai aktivitas antioksidan pada produk yang mempunyai tingkat keasaman lebih tinggi. Hal ini juga dinyatakan oleh penelitian Angkasa (2011) yang menyatakan bahwa antioksidan sensitif terhadap kenaikan suhu dan oksidasi sehingga berpengaruh terhadap terjadinya penurunan aktivitas antioksidan.

Sifat Organoleptik Minuman

Dilakukan uji organoleptik pada produk minuman. Uji organoleptik dilakukan pada panelis semi terlatih sebanyak 39 orang dan dilakukan 2 kali pengulangan. Uji organoleptik ini dilakukan untuk mengetahui minuman yang paling disukai oleh para panelis. Terdapat beberapa atribut yang digunakan dalam penilaian uji organoleptik diantaranya adalah warna, aroma, tekstur, dan rasa. Nilai keseluruhan diperoleh dari hasil penjumlahan setiap atribut aroma, tekstur, warna, dan rasa dengan memberikan bobot pada masing-masing atribut tersebut. Bobot untuk atribut aroma dan warna adalah 0.3 dan bobot untuk tekstur dan rasa adalah 0.2. Pemilihan bobot ini didasarkan pada atribut yang lebih dominan dalam daya tarik dari produk minuman yang dibuat (berdasarkan pertimbangan peneliti).

Tabel 8 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap uji hedonik minuman pisang-rosella

Konsentrasi rosella

Aroma Tekstur Warna Rasa Keseluruhan

15% 4a 3c 3a 3a 3c

20% 4a 4a 4a 3b 4a

25% 4a 4b 4a 2c 3b

Keterangan :

Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0.05)

a. Aroma

Berdasarkan Tabel 8 untuk atribut aroma terlihat bahwa nilai modus penilaian uji hedonik untuk produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 15% adalah 4, produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% adalah 4, dan produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% adalah 4. Hasil tersebut menunjukkan kisaran nilai adalah 4. Nilai ini menunjukkan bahwa kisaran tingkat hedonik panelis adalah suka. Hasil pengujian nonparametrik menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi pada ketiga formulasi tidak memberikan perbedaan yang nyata (p>0.05) terhadap penilaian atribut aroma.

b. Tekstur

(28)

14

c. Warna

Berdasarkan atribut warna terlihat bahwa nilai modus penilaian uji hedonik produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 15% adalah 3, produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% adalah 4, dan produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% adalah 4. Hasil tersebut menunjukkan kisaran nilai rata-rata dari 3 hingga 4. Nilai ini menunjukkan bahwa kisaran tingkat hedonik panelis mulai dari biasa hingga suka. Hasil pengujian nonparametrik menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi pada ketiga formulasi tidak memberikan perbedaan yang nyata (p>0.05) terhadap penilaian atribut warna.

d. Rasa

Berdasarkan atribut rasa terlihat bahwa nilai modus penilaian uji hedonik produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 15% adalah 3, produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% adalah 3, dan produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% adalah 2. Hasil tersebut menunjukkan kisaran nilai rata-rata dari 2 hingga 3. Nilai ini menunjukkan bahwa kisaran tingkat hedonik panelis mulai dari tidak suka hingga biasa. Hasil pengujian nonparametrik menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi pada ketiga formulasi memberikan perbedaan yang nyata (p<0.05) terhadap penilaian atribut rasa.

e. Keseluruhan

Berdasarkan nilai modus keseluruhan yang diperoleh untuk produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 15% adalah 3, produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% adalah 4, dan produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% adalah 3. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kisaran nilai rata-rata dari 3 hingga 4. Nilai ini menunjukkan bahwa kisaran nilai keseluruhan hedonik panelis mulai dari biasa hingga suka. Hasil pengujian nonparametrik menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi pada ketiga formulasi memberikan perbedaan yang nyata (p<0.05) terhadap nilai keseluruhan hedonik.

Dilihat dari sebaran hasil uji hedonik dapat diketahui persentase penerimaan panelis terhadap produk. Persentase penerimaan panelis merupakan perbandingan jumlah panelis yang memilih nilai skala 3 (biasa), 4 (suka), dan 5 (sangat suka) terhadap total panelis. Persentase penerimaan panelis terhadap produk minuman disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap persentase penerimaan minuman pisang-rosella

Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang nyata (p<0.05)

(29)

15

adalah produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% sebesar 97.5%, produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% sebesar 93.5%, dan produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 15% sebesar 84.5%. Berdasarkan atribut warna persentase penerimaan yang paling tinggi adalah produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% sebesar 93.5%, sedangkan produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 15% dan produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% sebesar 58% dan 89.5%. Berdasarkan atribut rasa persentase penerimaan yang paling tinggi adalah produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 15% sebesar 74.5%, sedangkan produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% dan produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 25% adalah sebesar 63% dan 37.5%.

Dilihat dari hasil uji ragam diketahui bahwa penambahan berbagai konsentrasi ekstrak rosella memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase penerimaan panelis pada atribut warna dan rasa (p<0.05), tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata (p>0.05) terhadap persentase penerimaan panelis pada atribut aroma dan tekstur.

Seluruh atribut penilaian organoleptik selanjutnya dilakukan uji nilai mutu hedonik untuk melihat asumsi deskripsi panelis. Berikut merupakan hasil dari uji nilai mutu hedonik yang disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap rata-rata nilai mutu hedonik minuman pisang-rosella

Konsentrasi Rosella Aroma Tekstur Warna Rasa

15% 4a 4c 3a 4a

20% 4a 4a 2a 2b

25% 4a 4b 2a 1c

Keterangan :

Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0.05)

Berdasarkan Tabel 10, nilai modus mutu hedonik minuman untuk atribut aroma memiliki nilai 4. Hal ini menunjukkan bahwa aroma dari produk minuman ini beraroma harum. Nilai modus mutu hedonik pada atribut tekstur memiliki kisaran nilai sebesar 4. Hal ini menunjukkan bahwa tekstur dari produk minuman ini bertekstur halus. Nilai modus mutu hedonik pada atribut warna memiliki kisaran nilai sebesar 2 hingga 3. Hal ini menunjukkan bahwa warna dari produk minuman antara pekat hingga biasa. Nilai modus mutu hedonik pada atribut rasa memiliki kisaran nilai sebesar 1 hingga 4. Hal ini menunjukkan bahwa rasa dari produk minuman tersebut antara sangat asam hingga manis.

(30)

16

Pemilihan Produk Minuman Terpilih

Produk terpilih memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Kriteria yang diberikan pada proses pemilihan produk terpilih pada penelitian ini adalah aktivitas antioksidan, uji hedonik (keseluruhan), dan total fenol pada minuman (berdasarkan pertimbangan peneliti). Pada kriteria total fenol, produk minuman yang memiliki kadar total fenol terbesar yaitu pada produk minuman dengan konsentrasi ekstrak rosella 25%. Untuk kriteria aktivitas antioksidan, terlihat bahwa aktivitas antioksidan terbesar ada pada produk minuman dengan konsentrasi 20%. Berdasarkan efektifitas dari aktivitas antioksidan, maka yang dijadikan sebagai produk terpilih adalah produk minuman pisang-rosella dengan konsentrasi ekstrak rosella sebesar 20%. Selain itu produk tersebut mempunyai nilai keseluruhan hedonik yang paling disukai.

Gambar 3 Produk terpilih (ekstrak rosella 20%)

Karakteristik produk minuman terpilih

Produk terpilih pada penelitian ini adalah produk dengan konsentrasi ekstrak rosella 20%. Produk minuman dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% merupakan produk minuman yang memiliki kadar natrium terendah yaitu sebesar 20.18 mg/100 g, aktivitas antioksidan tertinggi yaitu sebesar 41.29% atau setara dengan 790.92 mg vit C/100 g. Selain itu warna dari minuman tersebut memiliki kepekatan atau kecerahan yang cukup. Dilihat dari nilai keseluruhan hedonik, minuman dengan konsentrasi ekstrak rosella 20% ini memiliki nilai keseluruhan (hedonik) tertinggi, yaitu memiliki nilai modus 4 atau dapat diartikan disukai.

Kandungan gizi produk terpilih per takaran saji (200 g)

Produk terpilih selanjutnya dilakukan analisi terhadap kandungan gizi yang terkandung di dalamnya. Berikut merupakan kandungan gizi yang terkandung dalam produk minuman pisang-rosella per 200 g.

(31)

17

Tabel 11 Kandungan gizi produk minuman pisang-rosella per 200 g

Komponen Satuan Jumlah

Konsumsi makanan kalium lebih tinggi dibandingkan dengan kadar natrium dapat menutunkan terjadinya hipertensi (Muliyati et al. 2011). Penelitian Novadela & Karbito (2012) menunjukkan bahwa pemberian minuman teh rosella dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi. Kandungan antioksidan di dalamnya diduga dapat memberikan efek positif terhadap penurunan tekanan darah. Konsumsi minuman pisang-rosella diharapkan bisa menjadi minuman fungsional antihipertensi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penambahan berbagai konsentrasi ekstrak rosella terhadaphasil organoleptik dan mutu organoleptik berdasarkan uji nonparametrik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0.05) terhadap atribut aroma dan warna, sedangkan pada atribut tekstur, rasa, dan nilai keseluruhan terjadi perbedaan yang nyata (p<0.05). Berdasarkan uji ragam yang dilakukan pada sifat fisik (pH dan warna), sifat kimia (kadar air, abu, kalium, natrium, total fenol, dan aktivitas antioksidan), dan persentase penerimaan, terlihat bahwa tidak ada pengaruh yang nyata (p>0.05) antara penambahan berbagai konsentrasi ekstrak rosella terhadap nilai warna, kadar air, abu, kalium, natrium, total fenol, aktivitas antioksidan, serta persentase penerimaan aroma dan tekstur. Tetapi terdapat pengaruh yang nyata (p<0.05) antara penambahan berbagai konsentrasi ekstrak rosella terhadap nilai pH, persentase penerimaan hedonik atribut warna dan rasa.

(32)

18

Produk minuman ini diduga dapat dijadikan sebagai minuman pencegah hipertensi (antihipertensi).

Saran

Penelitian produk minuman pisang-rosella ini merupakan penelitian untuk mencari formulasi terbaik, sehingga masih banyak aspek penilaian yang belum diketahui. Produk minuman ini masih belum memiliki bentuk yang baik, sehingga perlu adanya penelitian tentang pengaruh emulsifier terhadap produk minuman ini untuk memperbaiki tampilannya. Selain itu, produk minuman ini memiliki kadar air (aw) yang tinggi, sehingga ada kecenderungan untuk terjadinya pertumbuhan bakteri. Produk ini juga merupakan produk alami yang belum terdapat penambahan pengawet makanan di dalamnya, sehingga masih perlunya penelitian lanjutan tentang pengujian umur dan daya simpan dari produk minuman ini. Produk minuman ini juga sebaiknya dilakukan uji in vitro atau in vivo pada daya inhibisi sebagai antihipertensi untuk melihat adanya pengaruh terhadap penurunan hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

[ADA] American Dietetic Association. 2010. Antioxidants.

[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 1980. Official Method of Analysis of Association of Official Analytical Chemist. Ed ke-13. AOAC inc, Airlington.

Alfian R, Susanti H. 2012. Penetapan kadar fenolik total ekstrak metanol kelopak bunga rosella merah (Hibiscus sabdariffa Linn) dengan variasi tempat tumbuh secara spektrofotometri. Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 2 (1): 73-80.

Ali F, Ferawati, Arqomah R. 2013. Ekstraksi zat warna dari kelopak bunga rosella (study pengaruh konsentrasi asam asetat dan asam sitrat). Jurnal Teknik Kimia. 19(1): 26-34.

Amin NA. 2013. Pengaruh suhu fosforilasi terhadap sifat fisikokimia pati tapioka termodifikasi [skripsi]. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin.

Angkasa D. 2011. Pengembangan minuman fungsional sumber serat dan antioksidan dari daun hantap [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Arvanitoyannis IS, Mavromatis AG, Grammatikaki-Avgeli G, Sakellariou M.

2008. Banana: cultivars, biotechnological approaches and genetic transformation. Int. J. Of Food Science and Technology. 43:1871-1879.doi:10.11 11/j.1365-2621.2008.01766.x

[BPOM] Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2011. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Tentang Acuan Label Gizi Produk Pangan. Jakarta (ID): BPOM RI.

(33)

19

Damayanthi E, Kustiyah L, Khalid M, Farizal H. 2010. Aktivitas antioksidan bekatul lebih tinggi daripada jus tomat dan penurunan aktivitas antioksidan serum setelah intervensi minuman kaya antioksidan. J. Gizi dan Pangan.

5(3): 205-210.

Einbond LS, Reynertson KA, Luo XD, Basile MJ, Kennelly EJ. 2003. Anthocyanin antioxidants from edible fruits. Food Chemistry. 84(2004): 23-28. doi:10.1016/S0308-8146(03)00162-6.

Eveline, Cahyana AH, Widjojo JR. 2014. Pengaruh jenis ampas rosella (Hibiscus sabdariffa l.) dan metode hidrolisis terhadap komponen pangan fungsional.

Prosiding SNST . 1(1): 16-21.

Gaaniyati F. 2011. Aspek gizi dan pH berbagai minuman komersial [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hastuti ND. 2012. Pembuatan minuman fungsional dari madu dan ekstrak rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.). Jurnal Teknologi Pangan. 3(1): 30-63.

Hayati EK, Budi US, Hermawan R. 2012. Konsentrasi total senyawa antosianin ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.): pengaruh temperatur dan pH. Jurnal Kimia. 6(2): 138-147.

Herold. 2007. Formulasi minuman fungsional berbasis kumis kucing (Orthosiphon aristatusbl. Miq) yang didasarkan pada optimasi aktivitas antioksidan, mutu citarasa dan warna [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hung PV, Cham NTM, Truc PTT. 2013. Characterization of Vietnamese banana starch and its resistant starch improvement. IFRJ. 20(1): 205-211.

Hwang ES, Ki KN. 2013. Stability of the anthocyanin pigment extracted from aronia (Aronia melancocarpa). Korean J. Food Sci. Technol. 45(4): 416~421. Kumar KPS, Bhowmik D, Duraivel S, Umadevi M. 2012. Traditional and Medicinal Uses of Banana. J. of Pharmacognosy and Phytocchemistry. 1(3): 51-63.

Kristie A. 2008. Efek pencampuran ekstrak zat warna kayu secang dengan beberapa sumber antosianin terhadap kualitas warna merah dan sifat antimikrobanya [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Lin ES, Ju Chou H, Kuo P-L, Huang YC. 2010. Antioxidant and antiproliferative activities of methanolic extracts of Perilla frutescens. Journal of Medicinal Plants Research. 4(6): 477-483.

Maitimu CV, Legowo AM, Al-Baari AN. 2012. Parameter keasaman susu pasteurisasi dengan penambahan ekstrak daun aileru (Wrightia caligria). J. Aplikasi Teknologi Pangan. 1(1): 7-11.

Malangngi LP, Sangi MS, Paendong JJE. 2012. Penentuan kandungan tanin dan uji aktivitas antioksidan ekstrak biji buah alpukat (Persea americanaMill.). J. MIPA Unsrat Online. 1(1): 5–10.

Mangan Y.2009. Solusi Sehat Mencegah & Mengatasi Kanker. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.

Misnawi. 2011. Pengaruh fruktosa dan tepung tapioka terhadap sifat fisik dan organoleptik cokelat batangan. J. Penelitian Kopi dan Kakao. 27(3): 216-229. Molyneux P. 2004. The Ude of stable Free radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. Songklanakarin J. Sci. Technol. 26(2): 211-219.

(34)

20

di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Media Gizi Masyarakat Indonesia. 1(1): 46-51.

Nielsen SS. 2010. Food Analysis Fourth Edition. New York (US): Springer. Nirmala LC. 2012. Pengaruh intervensi minuman emulsi ready to drink minyak

bekatul-cokelat terhadap profil lipid plasma mahasiswa obes [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Novadela NIT, Karbito. 2012. Pengaruh pemberian teh rosellaterhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi. J. Kesehatan. 3(1): 15-20.

Permana AW, Widayanti SM, Prabawati S, Setyabudi DA. 2012. Sifat antioksidan bubuk kulit buah manggis (Garcinia mangostanal.) instan dan aplikasinya untuk minuman fungsional berkarbonasi. J. Pascapanen. 9(2): 88-95.

Polat AA, Caliskan O. 2008. Fruit characteristics of table fig (Ficus carica) cultivars in subtropical climate conditions of the Mediterranean region. NZJCHS. 36: 107-115.

Purwaningrum CR, Rohmiati Z, Sadek NF, Haji DE, Wahyudi A. 2008. Pembuatan

La Rossa Syrup minuman herbal alami kaya antioksidan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Puspitowati OH, Ulfah M, Sasmito E. 2012. Uji aktivitas imunostimulator fraksi airdari ekstrak etanol kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffaL.) terhadap proliferasi sel limfosit mencit galur swiss secara in vitrobeserta identifikasi kandungan kimianya. J. Ilmu Farmasi & Farmasi Klinik. 9(2): 23-31. Raghvendra, Sharma V, Shakya A, Hedaytullah MD, Arya GS, Mishra A, Gupta

AD, Pachpute AP, Patel D. 2011. Chemical and potential aspects of anthocyanins a water soluble vacuolar flavonoid pigments: a review. Int. J. of Pharmacutical Sciences Review and Research. 6(1): 28-33.

Santoso EB, Basito, Rahadian D. 2013. Pengaruh penambahan berbagai jenis dan konsentrasi susu terhadap sifat sensoris dan sifat fisikokimia puree labu kuning (Cucurbita moschata). J. Teknosains Pangan. 2(3): 15-26.

Sari P, Agustina F, Komar M, Unus, Fauzi M, Lindriati T. 2005. Ekstraksi dan stabilitas antosianin dari kulit buah duwet (Syzygium cumini). J Teknologi dan Industri Pangan. 16(2): 142-148.

Selby A. 2005. Makanan Berkhasiat. Jakarta (ID): Erlangga.

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 1992. Uji makanan dan minuman. Jakarta (ID): BSN RI.

Sulastri D, Liputo NI. 2011. Konsumsi antioksidan dan ekspresi gen eNOS3Alel-786T>C pada penderita hipertensi etnik Minangkabau. MKB. 43(1): 1-9. Supiyanti W, Wulansari ED, Kusmita L. 2010. Uji aktivitas antioksidan dan

penentuan kandungan antosianin total kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Majalah Obat Tradisional. 5(2): 64-70.

Susiwi S. 2009. Penilaian Organoleptik. Bandung (ID): Universitas Pendidikan Indonesia.

Suyanti, Supriyadi A. 2008. Pisang, Budi Daya, Pengolahan, dan Prospek Pasar (edisi revisi). Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Vatanasuchart N, Niyomwit B, Wongkrajang K. 2012. Resistant starch content, in vitro starch digestibility and physico-chemical properties of flour and starch from Thai bananas. Maejo Int. J. Sci. Technol. 6(2): 259-271.

(35)

21

Widyanti IK, Padaga MC, Wuragil DK. 2014. Pengaruh terapi Water Soluble Extract (WSE) yogurt susu kambing terhadap kadar Malondialdehyde

(MDA) dan gambaran histopatologi jantung tikus (Rattus norvegicus) model hipertensi induksi Deoxycorticosterone Acetate (DOCA)-Salt. Student Journal Universitas Brawijaya. 1(4): 1-13.

Winarsi H. 2011. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas: Potensi dan Aplikasinya dalam Kesehatan. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Winarti C dan Nurdjanah N. 2005. Peluang tanaman rempah dan obat sebagai sumber pangan fungsional. Jurnal Litbang Pertanian. 24(2): 47-55.

Wrasiati LP, Hartati A, Yuarini DAA. 2011. Kandungan senyawa bioaktif dan karakteristik sensoris ekstrak simplisia bunga kamboja (Plumeria sp.). J. Biologi. 15(2): 39-43.

(36)

22

LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji mutu hedonik

UJI ORGANOLEPTIK

Nama :……….. Tanggal : Jenis Kelamin : L/P No Hp : Produk : Minuman Pisang-Rosella

Di hadapan Anda disajikan sampel Minuman Pisang-Rosella. Berikan penilaian Anda terhadap aroma, tekstur, warna, dan rasa dengan instruksi sebagai berikut:

1. Cicipilah sampel yang akan diuji.

2. Netralkan lidah dengan air putih sebelum mencicipi sampel yang berikutnya, tunggu beberapa saat hingga benar-benar terasa netral.

3. Nyatakan pilihan Anda dengan memberi nilai dari 1 sampai 5 pada kolom yang disediakan, sesuai dengan kategori nilai yang ada di bawah tabel. 4. Mohon TIDAK MEMBANDINGKAN antar sampel.

Uji Mutu Hedonik

Indikator Nomor Sampel

131 219 199 312 991 332

Aroma Tekstur Warna Rasa

Berikut merupakan keterangan dari kategori penilaian untuk diberikan: -aroma : -tekstur : -warna : -Rasa

Sangat wangi : 5 -sangat halus : 5 -sangat cerah : 5 -Sangat manis : 5 Wangi : 4 -halus : 4 -cerah : 4 -Manis : 4 Biasa : 3 -biasa : 3 -biasa : 3 -Biasa : 3 Apek : 2 -kasar : 2 -gelap : 2 -Asam : 2 Sangat apek : 1 -sangat kasar : 1 -sangat gelap : 1 -Sangat asam : 1

Komentar dan saran:

……… ……… ………

(37)

23

Lampiran 2 Uji hedonik

UJI ORGANOLEPTIK

Nama :……….. Tanggal : Jenis Kelamin : L/P No Hp : Produk : Minuman Pisang-Rosella

Di hadapan Anda disajikan sampel Minuman Pisang-Rosella. Berikan penilaian Anda terhadap aroma, tekstur, warna, dan rasa dengan instruksi sebagai berikut:

1. Cicipilah sampel yang akan diuji.

2. Netralkan lidah dengan air putih sebelum mencicipi sampel yang berikutnya, tunggu beberapa saat hingga benar-benar terasa netral.

3. Nyatakan pilihan Anda dengan memberi nilai dari 1 sampai 5 pada kolom yang disediakan, sesuai dengan kategori nilai yang ada di bawah tabel. 4. Mohon TIDAK MEMBANDINGKAN antar sampel.

Uji Hedonik

Indikator Nomor Sampel

131 219 199 312 991 332

Aroma Tekstur Warna Rasa

Berikut merupakan keterangan dari kategori penilaian untuk diberikan: -sangat suka : 5

-suka : 4 -biasa : 3 -tidak suka : 2 -sangat tidak suka : 1

Komentar dan saran:

……… ……… ………

(38)

24

(39)

25

Lampiran 4 Prosedur analisis penelitian

1. Prosedur pengamatan pH (nilai keasaman) (Maitimu, Legowo, Al-Baarri 2012)

Prosedur pengukuran adalah pH meter dinyalakan dan dicuci dengan aquades, lalu dilap menggunakan kertas hisap. Pengukuran pH dilakukan dengan memasukkan elektroda ke dalam minuman, kemudian dibaca nilai pH yang tertera. Setiap kali pH meter selesai digunakan maka elektrodanya dibersihkan seperti pada tahap awal pengukuran pH (Hadiwiyoto dalam Maitimu, Legowo, Al-Baarri 2012)

2. Prosedur pengamatan terhadap warna (Misnawi 2011); (Santoso, Basito, Rahadian 2013)

Produk atau sampel diletakkan pada tempat contoh dan dilakukan pengukuran terhadap nilai L*, a* dan b*. Sebelum melakukan pengukuran sampel, colourimeter terlebih dahulu dikalibrasi sesuai dengan petunjuk dan spesifikasi alat. Pengukuran nilai L* menunjukkan tingkat kecerahan yang merupakan kisaran warna hitam sampai putih. Nilai a* menunjukkan tingkat kemerahan, sedangkan nilai b* menunjukkan tingkat kekuningan.

3. Prosedur analisis kadar air dan abu (SNI 01 2891 1992) - Kadar Air

a. Timbang dengan seksama 1g-2g cuplikan pada sebuah botol timbang bertutup yang sudah diketahui bobotnya. Untuk contoh berupa cairan, botol timbang dilengkapi dengan pengaduk dan pasir kuarsai kertas saring berlipat;

b. Keringkan pada oven suhu 105"C selama 3 jam; c. Dinginkan dalam eksikator;

d. Timbang, ulangi pekerjaan ini hingga diperoleh bobot tetap. Perhitungan:

Kadar air= W x 100% W1

Dimana:

W adalah bobot cuplikan sebelum dikeringkan, dalam g; W1 adalah kehilangan bobot setelah dikeringkan, dalam g.

- Kadar Abu

a. Timbang dengan seksama 2g-3g contoh ke dalam sebuah cawan porselen (atau platina) yang telah diketahui bobotnya, untuk contoh cairan uapkan di atas penangas air sampai kering;

b. Arangkan di atas nyala pembakar, lalu abukan dalam tanur listrik pada suhu maksimum 550̊C sampai pengabuan sempurna (sekali-kali pintu tanur dibuka sedikit, agar oksigen bisa masuk);

c. Dinginkan dalam eksikator, lalu timbang sampai bobot tetap. Perhitungan:

Kadar abu=W1-W2 x 100%

(40)

26

W adalah bobot contoh sebelum diabukan, dalam g;

W1 adalah bobot contoh + cawan sesudah diabukan, dalam g;

W2adalah bobot cawan kosong, dalam g

4. Prosedur analisis mineral natrium dan kalium metode Spektrofotometri Serapan Atom atau Atomic Absorbance Spektrofotometri (AAS) (Nielsen 2010)

Sampel yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak lebih kurang 5 g dalam erlenmeyer

Ditambahkan H2SO4 10 ml dan HNO310ml dalam ruang asam dan

dibiarkan semalam

Erlenmeyer berisi larutan sampel dipanaskan perlahan-lahan sampai berwarna gelap

Ke dalam erlenmeyer ditambahkan 5 ml HNO3dan pemanasan

dilanjutkan sampai warna tidak gelap lagi

Kemudian sampel ditambahkan akuades lalu didinginkan

Kemudian larutan disaring kedalam labu takar 50 ml dan ditera dengan air bebas ion

(41)

27

5. Prosedur pengujian total fenol (Malangngi et al. 2012)

6. Prosedur pengujian aktivitas antioksidan (Molyneux 2004)

7. Prosedur analisis proksimat produk terpilih

a. Kadar Air: sebanyak 1 gram sampel ditimbang dalam cawan.masukkan ke dalam oven suhu 1050C, selama 8 jam, lalu timbang. Kadar air dihitung dengan rumus : Kadar air = Bobot sample (segar-kering) x 100%

Bobot sample segar

b. Kadar Abu: sebanyak 1gram sample ditempatkan dalam cawan porselain lalu dibakar sampai tidak berasap, kemudian diabukan dalam tanur suhu 600 0C selama 4 jam. lalu timbang.

Kadar Abu = Bobot Abu x 100% Bobot sample

c. Kadar Lemak Kasar:Sebanyak 2 gram sample disebar di atas kapas yang beralas kertas saring dan digulung membentuk thimble, lalu dimasukkan ke dalam labu soxhlet. Kemudian ekstraksi selama 6 jam, dengan pelarut lemak berupa heksan sebanyak 150 ml. Lemak yang terekstrak, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100 0C selama 1 jam.

Kadar lemak = Bobot lemak terekstrak x 100% Bobot sampel

Sebanyak 0,1 mL ekstrak metanol dimasukkan dalam tabung reaksi

Ditambah 0,1 mL reagen Folin Ciocalteu 50%

Lalu ditambah 2 mL larutan Na2CO3 2%

Selanjutnya campuran disimpan dalam ruangan gelap selama 30 menit

Dibaca absorbansi pada λ = 750 nm dengan spektrofotometer UV-VIS

Hasilnya diplotkan tehadap kurva standar asam tanat yang dipersiapkan dengan cara sama

Sebanyak 5 ml ekstrak diambil 100 µl ekstrak sampel ditera dengan air bebas ion sampai volume 1 ml, dicampur dengan vorteks

Ditambahkan 1 ml larutan DPPH 0.5 mM, dicampur dengan vorteks

Ditambahkan 3 ml air bebas ion, kemudian dicampur dengan vorteks

(42)

28

d. Kadar protein kasar:Sebanyak 0.25 gram sample, dimasukkan dalam labu kjeldahl 100 ml dan tambahkan selenium 0.25 gram dan 3 ml H2SO4 pekat. Kemudian

lakukan destruksi (pemanasan dalam keadaan mendidih) selama 1 jam, sampai larutan jernih.setelah dingin tambahkan 50ml aquadest dan 20 ml NaOH 40%, lalu didestilasi. Hasil destilasi ditampung dalam labu Erlenmeyer yang berisi campuran 10 ml H3BO3 2% dan 2 tetes indicator Brom Cresol Green-Methyl Red berwarna merah muda. Setelah volume hasil tampungan (destilat) menjadi 10 ml dan berwarna hijau kebiruan, destilasi dihentikan dan destilasi dititrasi dengan HCL 0,1 N sampai berwarna merah muda. Perlakuan yang sama dilakukan juga terhadap blanko. Dengan metode ini diperoleh kadar Nitrogen total yang dihitung dengan rumus:

%N = (S-B)x NHCL x 14 x 100% w x 1000

ket. S : volume titran sample (ml); B: volume titran blanko (ml); w : bobot sample kering (mg). Kadar protein diperoleh dengan mengalikan kadar Nitrogen dengan Faktor perkalian untuk berbagai bahan pangan berkisar 5,18 - 6,38 (AOAC, 1980). e. Kadar Serat Kasar : Sebanyak 1 gram sample dilarutkan dengan 100 ml H2SO4

1.25%, dipanaskan hingga mendidih lalu dilanjutkan dengan destruksi selama 30 menit.kemudian saring dengan kertas saring dan dengan bantuan corong Buchner.residu hasil saringan dibilas dengan 20 - 30 ml air mendidih dan dengan 25 ml air sebanyak 3 kali. Residu didestruksi kembali dengan NaOH 1.25% selama 30 menit. Lalu saring dengan cara seperti di atas dan di bilas berturut-turut dengan 25 ml H2SO4 1.25% mendidih, 25 ml air sebanyak tiga kali dan 25 ml

alkohol.residu dan kertas saring dipindahkan ke cawan porselain dan dikeringkan dalam oven 1300C selama 2 jam.setelah dingin residu beserta cawan porselain

ditimbang(A), lalu dimasukkan dalam tanur 6000C selama 30 menit, didinginkan

dan ditimbang kembali.(B) Ket . Bobot serat kasar = W - W0

W = bobot residu sebelum dibakar dalam tanur

= A - (bobot kertas saring + cawan) : A : bobot residu + kertas sarimg +cawan W0= bobot residu setelah dibakar dalam tanur

= B - (bobot cawan) : B : bobot residu + cawan

Kadar serat Kasar = bobot serat kasar x 100%

Bobot sample

f. Kadar Karbohidrat: Kadar karbohidrat total ditentukan dengan metode

(43)

29

Lampiran 5 Hasil uji statistik

1. Hasil uji ragam terhadap pH minuman

ANOVA

pH

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .106 2 .053 208.049 .001

Within Groups .001 3 .000

Total .107 5

pH

Duncan

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Rosella 25% 2 2.9800

Rosella 20% 2 3.0675

Rosella 15% 2 3.2950

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

2. Hasil uji ragam terhadap warna (fisik) minuman

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

L Between Groups 47.158 2 23.579 1.594 .338

Within Groups 44.377 3 14.792

Total 91.534 5

A Between Groups 76.307 2 38.153 5.775 .094

Within Groups 19.820 3 6.607

Total 96.127 5

B Between Groups 10.423 2 5.211 4.249 .133

Within Groups 3.679 3 1.226

Total 14.102 5

Croma Between Groups 85.157 2 42.578 5.676 .096

Within Groups 22.504 3 7.501

Total 107.660 5

Hue Between Groups 8.845 2 4.423 2.129 .266

Within Groups 6.232 3 2.077

Gambar

Tabel 1  Persentase ekstrak rosella
Tabel 2  Contoh komposisi bahan pembuatan minuman pisang-rosella
Tabel 3  Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap pH pada minuman pisang-rosella
Tabel 4  Pengaruh rasio konsentrasi ekstrak rosella terhadap pengukuran warna dengan kromameter pada minuman pisang-rosella
+7

Referensi

Dokumen terkait

The determination of suitable cutting parameters of the Inconel 625 material machining process took place during straight turning by determining durability and amount of wear of

hubungan pengetahuan dengan sikap mahasiswa dalam keputusan pembelian produk halal pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang..

Kesimpulan: Kombinasi minyak atsiri bawang putih dan minyak atsiri cabe jawa dengan dosis 0,05 ml selama 3 minggu per sonde lambung tidak menurunkan jumlah neutrofil tikus

Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat model kompor kotak dengan panci selubung, meneliti pengaruh penggunaan selubung vakum terhadap daya dan efisiensi yang dihasilkan

Hasil analisis regresi koefisien harga sayuran buah sebesar 0,361 dan signifikan pada α % yang berarti bahwa apabilaharga sayuran buah mengalami kenaikan sebesar satu

Orang lain 2 Penyajian  Menyajikan presentasi,  Menyampaikan pertanyaan baik pertanyaan retorik maupun pertanyaan terbuka  Memperhatikan keterlibatan siswa di kelas

Berdasarkan hasil pengukuran kadar fenolik total, ekstrak yang memiliki kandungan total fenolik tertinggi yaitu metanol, selanjutnya digunakan untuk mengekstrak biomassa

Dalam negara hukum modern tugas pokok negara tidak saja terletak pada pelaksanaan hukum, tetapi juga mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Sebagai