• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru Dalam Mengajar (Studi Di SDIT Al-Mubarak Jakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru Dalam Mengajar (Studi Di SDIT Al-Mubarak Jakarta)"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh: Nurul Fauziah

109018200049

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i AL-MUBARAK JAKARTA)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kompetensi guru di

SDIT Al-Mubarak Jakarta serta bagaimana dampak sertifikasi terhadap kompetensi

guru dalam mengajar.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dari fenomena objek yang

diteliti yaitu Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar

(Studi di SDIT Al-Mubarak Jakarta) untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam

penelitian ini, penulis menggunakan beberapa instrumen, antara lain: observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Setelah data-data tersebut diperoleh, penulis

menginterpretasikan data dan menganalisisnya. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk

mendeskripsikan hasil penelitian dan juga mendapatkan data-data yang akurat

mengenai objek yang akan diteiti.

Setelah penelitian ini dilakukan penulis memperoleh hasil, bahwa kompetensi

guru setelah di sertifikasi mengalami perkembangan yang baik, diantarannya

mengalami peningkatan kompetensi profesional dan pedagogis, semakin memahami

Kurikulum 2013, RPP, media pembelajaran dan perencanaan pembelajaran.

Walaupun kompetensi personal dan sosial tidak terlalu signifikan perkembangannya.

(7)

ii

CERTIFICATION ON THE COMPETENCY OF TEACHER IN TEACHING (STUDIED AT SDIT AL-MUBARAK JAKARTA)

This research was conducted to determine the teachers competency in SDIT

Al-Mubarak Jakarta and to know the impact of teachers certification on teacher

competency in teaching.

Qualitative research method is used in this research, that describe the real

condition from the observed object, that is The Impact of Teacher Certification on the

Competency of Teacher in Teaching (Studied at SDIT Al-Mubarak Jakarta). Some

instruments those the author used to collect data are: observation, interview, and

documentation. Then, the author interpreted and analyzed it. The purpose of this

research is to describe the result and obtain the accurate data of the observed object.

After this research, the author obtains the result that the competency of

teacher after being certified is well growth, these are professional and pedagogic

competence, teachers are could understand about 2013 curriculum, lesson plan,

although personal and social competence has no significant growth.

Key words: Teacher’s Certification, Competency of Teacher, SDIT Al-Mubarak

(8)

iii Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmat

dan karunia yang telah diberikan. Dengan rahmat serta hidayah tak terkira yang

penulis rasakan sehingga mendapatkan kekuatan, kemudahan, kesabaran, serta

pemahaman hingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Dampak Sertifikasi Guru terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar (Studi di SDIT

Al-Mubarak Jakarta)”.

Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar

Sarjana Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa adanya

bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak baik itu secara individu

maupun secara umum, terutama bimbingan dan pengarahan yang tulus dan ikhlas

dari pembimbing, untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Faktultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sekaligus dosen pembimbing yang selalu membimbing dan menyemangati

penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Dr. Zahruddin, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing

penulisan skripsi ini dengan sabar, pengertian, dan begitu baik dalam

memberi arahan kepada penulis.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu

(9)

iv

dan Ibu guru, juga murid SDIT Al-Mubarak Jakarta yang telah bersedia

diwawancarai oleh penulis.

6. Bapak Mohammad Dehir dan Ibu Eti Sugiarti, orang tua yang telah

memberi cinta yang tanpa batas, doa yang paling tulus, serta nafas dalam

perjuangan penulis selama ini, serta adik-adik kesayangan Syifa Zulaeha

dan Nabila Aisyiyah.

7. Muhammad Taufik Hidayat, suami tercinta yang selalu mendukung

penulis dengan penuh cinta. Serta Benjamin Alfarabi Taufik, ananda

tercinta yang selalu menjadi pembangkit semangat dikala jenuh melanda.

8. Bapak Tri Djoko Mulyo dan Ibu Agustina Nasution, mertua yang juga

selalu mendoakan penulis dalam setiap langkah. Serta adik-adik ipar yang

selalu mendukung penulis Fikri ahsan Maulana, Anisa Djogi Mulyo,

Aprillia Dewi Puspa Lestari, dan Angitta Sukma Nauli

9. Seluruh Mahasiswa KIMP angkatan 2009 kelas B, teman-teman yang telah

memberikan banyak pengalaman dan pembelajarannya di dalam kelas.

10.Sulhan, Ismail, Ruslan, Yona Septiani, Mahmud Hidayat, Fahmie

Alhudorie, Ahmad Rojali, Taufik Firdaus, Devi Rusmaningtyas, Siti

Shofwatunnida, Welvy Redasuryani, Meifrida Ayunani, Mitsny Choiry,

sahabat seperjuangan yang selalu setia menemani dan memotivasi penulis.

11.Sahabat-sahabat di PAUD ASOKA yang penuh pengertian membantu dan

menggantikan penulis mengelola kelas selama pengerjaan skripsi

berlangsung.

12.Sahabat-sahabat di RA. Al-Mubarak yang selalu medukung dan

mendoakan penulis selama mengerjakan penulisan skripsi.

13.Sahabat-sahabat yang jauh diseberang sana, Gita Pradipta, Hilda Nuriyah

Hidayat, dan Nadiya Lulu, yang selalu mensupport penulis dan selalu

(10)

v Allah SWT. Aamiin.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memenuhi persyaratan untuk

mendapat gelar sarjana pendidikan. Semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya berbagai pihak sebagai

tambahan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini

masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan

adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini.

Jakarta, Juli 2016

Penulis,

(11)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Sertifikasi Guru ... 7

1. Pengertian Sertifikasi ... 7

2. Dasar Hukum, Tujuan Sertifikasi Guru ... 8

3. Prinsip-prinsip Sertifikasi Guru ... 11

4. Pelaksanaan Sertifikasi Guru ... 14

5. Efektifitas dan Manfaat Sertifikasi Guru ... 17

B. Kompetensi Guru ... 18

1. Pengertian Kompetensi ... 18

2. Kompetensi Dasar Guru ... 18

(12)

v

E. Kerangka berfikir ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

B. Jenis penelitian ... 32

C. Data dan Sumber Penelitian ... 33

D. Metode Pengumpulan Data ... 34

E. Instrument Penelitian ... 36

F. Sistematika Penulisan ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SDIT... 37

1. Visi-misi Sekolah ... 37

2. Kurikulum ... 37

3. Target Pembelajaran ... 38

4. Budaya Sekolah ... 38

5. Ekstrakurikuler ... 40

6. Sarana dan Prasarana ... 41

B. Analisis Data ... 42

1. Kompetensi Profesional ... 42

2. Kompetensi Pedagogik ... 45

3. Kompetensi Kepribadian ... 50

(13)

vi

DAFTAR PUSTAKA... 56 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

1

Guru merupakan sosok yang mengemban tanggung jawab untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang telah dijelaskan dalam UU

No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.1

Pendidikan membutuhkan sumber daya yang mendukung dan menunjang

pelaksanaannya agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Guru adalah sosok yang

menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Guru

merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

Sehingga, guru dituntut untuk meningkatkan kualitas dalam melaksanakan

tugasnya agar memiliki kinerja yang tinggi.

Kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,

merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan pengajaran, keterampilan

peguasaan proses pembelajaran ini sangat erat kaitannya dengan tugas dan

tanggung jawab guru sebagai pengajar, pendidik dan fasilitator belajar siswa. Jadi,

kinerja guru berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang

berkualitas.

Banyaknya tuntutan yang harus dicapai dan dilalui oleh seorang pendidik,

melaju seiring dengan tantangan perubahan zaman dewasa ini yang memandang

sebelah mata tugas beratnya. Pada zaman dahulu masyarakat memandang profesi

guru sebagai profesi yang tinggi dari profesi apapun, derajatnya lebih tinggi dan

bermartabat. Namun zaman sekarann sebaliknya dengan menganggap remeh

profesi guru, dengan mudahnya orang mencibir dan meremehkannya. Beberapa

faktor yang menjadi alasan diantaranya a). Banyaknya guru yang belum mengasah

1

(15)

keterampilannya dalam profesionalisme guru, sehingga gampang diremehkan, b).

Masyarakat beranggapan bahawa siapapun bisa dapat menjadi guru dengan

berbekal pengalaman saja, c). Kekurangan guru yang berkompeten menjadi faktor

utama minimnya kualitas pendidikan, d). Lain halnya di kota, banyaknya guru

yang diangkat dari kalangan minim pengetahuan dipicu dari minimnya pemberian

financial (gaji), sehingga banyak sekolah yang mengangkat guru sekadarnya, e)

Yang paling santer bahan menjadi perbincangan bahwa dengan menjadi seorang

guru susah dalam mencapai kesejahteraan finansial.

Melihat faktor-faktor yang menyebabkan adanya anggapan bahwa profesi

guru merupakan profesi yang rendah, maka sudah saatnya guru meningkatkan

kompetensinya dan profesionalismenya. Guru harus menjadi pendidik profesional

seperti yang dijelaskan dalam buku Mazhab Pendidikan Kritis bahwa:

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Pendidik harus memiliki kualifikasi minimal dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.2

Guru adalah ujung tombak pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, upaya

peningkatan kualitas guru sudah seharusnya menjadi bagian rencana strategis dan

masuk dalam kelompok prioritas utama. Jika kualitas diri guru meningkat,

otomatis kualitas pendidikan pun akan meningkat, begitu juga dengan output-nya.

Oleh karena itu, program pengembangan dan peningkatan kualitas guru

merupakan hal yang urgen.

Program pengembangan dan peningkatan kualitas guru sangat diperlukan

dalam upaya untuk mencegah kehancuran dari dunia pendidikan kita. Peningkatan

kualitas guru penting sebab dalam proses pendidikan dan pembelajaran,

keberadaan guru terkait dengan kualitas proses. Dengan adanya guru, anak didik

dapat mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran dengan sebaik-baiknya.

Salah satu cara pengembangan dan peningkatan kualitas guru ini adalah

pendidikan profesi. Pendidikan profesi seharusnya menjadi dasar kompetensi

2

(16)

setiap profesional, termasuk guru agar dapat menjalankan tugas dan kewajibannya

secara maksimal. Pendidikan profesi adalah bekal keahlian yang harus dimiliki

oleh seseorang untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi

keprofesionalitasnya, termasuk guru. Pendidikan profesi atau peningkatan kualitas

kemampuan profesi menjadi prasyarat agar penyelenggaraan kegiatan profesi

dapat dilaksanakan secara maksimal. Hanya dengan melakukan pendidikan

profesi, seseorang dapat meningkatkan kemampuannya dan layak

menyelenggarakan proses pendidikan yang berkualitas.3

Guru harus memiliki penguasaan terhadap materi pelajaran, penguasaan

profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri

dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya, disamping itu guru harus

menjadi pribadi yang berkembang dan bersifat dinamis. Hal ini sesuai dengan

yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban (1)

menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,

dinamis, dan dialogis, (2) mempunyai komitmen secara profesional untuk

meningkatkan mutu pendidikan dan (3) memberi teladan dan menjaga nama baik

lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan

kepadanya.

Berbagai cara yang bisa dilakukan oleh para guru agar dapat meningkatkan

profesionalismenya salah satunya dengan menempuh program sertifikasi guru.

Program sertifikasi ini adalah bentuk proses pemberian sertifikat pendidik untuk

guru dan dosen, dan tujuan sertifikasi adalah untuk menentukan kelayakan guru

dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan

profesionalisme guru, meningkatkan proses dan hasil pendidikan, dan

mempercepat terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Program sertifikasi bagi

guru ditempuh melalui dua jalur yaitu penilaian portofolio dan jalur pendidikan.

Dengan dilaksanakannya sertifikasi guru bukan hanya untuk mendapatkan

sertifikat pendidik saja namun dengan adanya sertifikasi diharapkan kinerja guru

3

(17)

akan menjadi lebih baik dan tujuan pendidikan nasional akan tercapai dengan

baik. Guru yang telah disertifikasi diharapkan bisa menjadi guru yang profesional,

dapat mengajar dengan baik, bisa mengembangkan ilmu pengetahuan yang

dimilikinya, dan dapat menjunjung tinggi profesi guru sehingga dapat menjaga

nama baik dan martabat seorang guru.

Kami sebagai peneliti memilih Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Mubarak

dilatarbelakangi oleh banyaknya guru berkualitas yang sudah menempuh serta

lulus sertifikasi, begitu pula sebaliknya. Sekolah tersebut merupakan sekolah

dasar yang berbasis Islam dengan manajemen yang bagus, serta tersedianya sarana

dan prasarana memadai dengan pembiayaan pendidikan yang mudah dijangkau

oleh elemen masyarakat bawah dan menengah sehingga orang tua murid

menjadikan sekolah ini tujuan favorit untuk menyekolahkan anak-anaknya.

Tercatat kelas 1 sampai dengan kelas 6 terdapat 18 rombongan belajar. Dengan

pertimbangan tersebut sekolah ini menjadi menarik untuk dijadikan tempat

penelitian skripsi ini.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengangkat tema penelitian

skripsi dengan judul “Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar Di SDIT Al-Mubarak Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan diatas dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Tantangan guru dewasa ini semakin besar.

2. Kurangnya pengajar berkompetensi, sehingga berpengaruh pada hasil kegiatan

pembelajaran.

3. Kurangnya pemenuhan kesejahteraan guru

4. Pelaksanaan sertifikasi guru kurang efektif

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, diketahui banyak

(18)

dan sebagainya, maka penelitian ini hanya membatasi masalah kajiannya pada

Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar di SDIT Al

Mubarak Jakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

permasalahan yang menjadi bahan pengkajian dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi kompetensi guru sebelum sertifikasi, di SDIT Al-Mubarak

Jakarta?

2. Bagaimana dampak sertifikasi terhadap peningkatan kompetensi guru dalam

mengajar, di SDIT Al-Mubarak Jakarta?

E. Tujuan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimana kompetensi guru di SDIT Al-Mubarak Jakarta

2. Mengetahui bagaimana dampak sertifikasi terhadap kompetensi guru dalam

mengajar di SDIT Al-Mubarak Jakarta

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a) Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan yang

secara teoritis dapat dipelajari untuk peningkatan nilai profesionalisme

guru dalam mengajar.

2. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini bermanfaat sebagai sarana

pertimbangan dalam penelitian di masa yang akan datang demi

(19)

b) Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti, penelitian inii diharapkan dapat membantu guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien

serta kondusif dalam peningkatan produktifitas pembelajaran

2. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih yang

positih untuk memperbaiki SDM dan pelaksanaan pembelajaran di

sekolah

3. Bagi penyelenggara sertifikasi, bertujuan untuk bahan evaluasi dan

bahan pengkajian program sertifikasi yang lebih baik di masa yang

(20)

7

1.

Pengertian Sertifikasi

Mulyasa mendefinisikan sertifikasi guru sebagai proses uji kompetensi

bagi calon guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau

meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi

pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi guru alah

sertifikat kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas

kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan

pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu.1

Sedangkan Sertifikasi menurut Martinis Yamin, “Sertifikasi adalah proses

pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai

pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional”.2 Sertifikasi dalam istilah makna kamus berarti surat keterangan (sertifikat)

dari lembaga yang berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus

pernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas. Bagi

guru agar dianggap layak dalam mengembang tugas profesi mendidik, maka harus

memiliki sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik tersebut diberikan kepada guru

dan dosen yang telah memenuhi persyaratan.

Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 adalah proses pemberian sertifikat

pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikasi pendidik adalah bukti formal sebagai

pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional,

guru wajib memilliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Pada pasal 1 ayat (1) PERMENPAN Nomer 11 Tahun 2011

1

Ramdan, Dampak Positif Sertifikasi THD Kinerja Guru di SD Babakanmadang di Bogor, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: skripsi, 2013) hal. 25

2

(21)

tentang sertifkasi bagi guru dalam jabatan dijelaskan bahwa sertifikasi bagi guru

dalam jabatan selanjutnya disebut “Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat

pendidik kepada guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru

bimbingan konseling, dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan

pendidikan”. Sertifikasi dilaksanakan melalui: a. Penilaian portofolio,

b. Pendidikan latihan dan profesi keguruan,

c. Pemberian sertifikasi pendidik secara langsung; atau

d. Pendidikan profesi guru

Dari beberapa penjelasan mengenai sertifikasi, penulis menyimpulkan

bahwa sertifikasi guru adalah legalitas yang diberikan oleh lembaga sertifikasi

sebagai bukti formal kelayakan profesi kepada guru atau dosen yang telah

memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan

pendidikan setelah dinyatakan lulus dari uji kompetensi dan portofolio.

2.

Dasar Hukum, Tujuan Sertifikasi Guru

Dasar hukum sertifikasi guru dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen membahas secara detail hal-hal yang berkaitan dengan guru dan dosen,

adapun sebagai berikut;3

a. Pasal 8, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Pasal 9, Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh

melalui pendidikan tinggi program sarjanan atau program diploma empat.

c. Pasal 10 ayat (1), Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,

dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

3

(22)

d. Pasal 11 ayat (1), Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8

diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.

e. Pasal 12, Setiap orang yang telah memperoleh sertifikat pendidik memiliki

kesempatan yang sama untuk diangkat menjadi guru pada satuan pendidikan

tertentu.

f. Pasal 14 ayat (1),

g. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:

1) Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan

kesejahteraan sosial;

2) Mendapat promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi

kerja;

3) Memperoleh perlindungan dalm melaksanakan tugas dan hak atas

kekayaan intelektual;

4) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya;

5) Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran

untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalannya;

6) Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan

kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai

dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan

perundang-undangan;

7) Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan

tugas;

8) Memiliki kebebasan untk berserikat dalam organisasi profesi;

9) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan

pendidikan.

10)Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan menningkatkan

kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau

11)Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

Dari penjelasan diatas disimpulkan sertifkasi pendidik tidak hanya melekat

(23)

pendidikan yang menjadikannya tempat untuk mengaplikasikan

keprofesionalitasannya. Guru dan Dosen secara mendasar harus mempunyai nilai

kompetensi yang mumpuni ditunjang dengan hak fasilitas yang didapatkan, tidak

serta merta serifikasi melekat dalam jabatannya. Disamping jabatan sertifikasi,

Guru dan Dosen diprioritaskan terus mengembangkan kualitas kompetensi kepada

lembaga yang menaunginya.

Landasan hukum lainnya sebagai pedoman pelaksanaan sertifikasi guru

diantaranya:

1) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

2) Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 16 Tahun 2007 tentang

Standar Kualifikasi dan Kompetensi guru.

4) Fatwa/ Pendapat Hukum Menteri dan Hak Asasi Manusia

No.1.UM.01,02-253.

5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan.

6) Keputusan Mendiknas Nomer 122/P/2007 Tahun 2007 tentang Penetapan

Perguruan Tinggi penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan.

7) Keputusan Mendiknas Nomer 122/P/2007 Tahun 2007 tentang Penetapan

Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan Melalui

Jalur Pendidikan.

Ada dua sasaran yang menjadi tujuan dalam pelaksanaan sertifikasi:

Pertama, Para lulusan sarjana pendidikan maupun non kependidikan yang

menginginkan guru sebagai pilihan profesinya. Kedua, para guru dalam

jabatannya.4

Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan

kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai

4

(24)

bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kopetensi sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan. Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi

bagi calon atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan meningkatkan

kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi pemenuhan standar

kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi kompetensi adalah sertifikat

kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru

atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan profesi pada

jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Selain itu, tujuan sertifikasi adalah untuk

meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru. Guru

yang telah lolos uji sertifikasi akan diberikan tunjangan profesi sebesar satu kali

gaji pokok sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru.

3. Prinsip-prinsip Sertifikasi Guru

Adapun prinsip-prinsip sertifikasi guru menurut Depdiknas, dalam buku 1

Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi adalah: a) Dilaksanakan secara objektif,

transparan, dan akuntabel. b) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan

nasional melalui peningkatan kompetensi dan kesejateraan guru. c) Dilaksanakan

sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. d) Dilaksanakan secara

terencana dan sistematis. e) Menghargai pengalaman kerja guru. f) Jumlah peserta

guru ditetapkan oleh pemerintah.5

a. Dilaksanakan Secara Objektif, Transparan, dan Akuntabel,

Yang dimaksud dengan objektif yaitu berpedoman pada proses perolehan

sertifikat pendidik, serta memenuhi standar pendidikan nasional. Transparan

yaitu berpedoman kepada proses sertifikasi yang memberikan peluang kepada

para pemangku kepentingan pendidikan untuk memeproleh akses informasi

tentang proses dan hasil sertifikasi. Akuntabel merupakan proses sertifikasi

yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan

secara administratif, finansial, dan akademik.

5

(25)

b. Berujung pada Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional Melalui Peningkatan

Kompetensi dan Kesejahteraan Guru,

Alih-alih peningkatan kesejahteraan guru disyaratkan pada peningkatan

kompetensinya, menjadi tidak cukup sekedar bermodalkan kualifikasi

akademik saja melainkan seorang guru memenuhi kompetensi kepribadian,

akademik, profesional dan sosial. Sertifikasi guru merupakan upaya

pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang dibarengi dengan

peningkatan kesejahteraan guru. Oleh karena itu, guru yang telah lulus uji

sertifikasi akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai

bentuk upaya pemerintah dakam meningkatkan kesejahteraan guru.

Tunjangan tersebut berlaku, baik guru yang berstatus pegawai negeri sipil

(PNS) maupun bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri sipil (swasta).

Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan dapat

meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara

berkelanjutan.

c. Dilaksanakan Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan,

Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Perundang-undangan tersebut

merupakan suatu ketepan politik bahwa guru adalah pekerja profesional, yang

berhak mendapatkan hak-hak sekaliggus kewajiban profesional, sekaligus

sebagai landaasan hukum dan pelaksanaan sertifikasi agar tidak muncul

berbagai penyimpanagn dari aturan main yang sudah ada. Penyimpangan

yang harus diwaspadai adalah pelakasanaan sertifikasi yang tidak benar. Oleh

karenanya, begitu ada gejala penyimpangan, pemerintah harus mengambil

tindakan tegas. Seperti mencabut hak melaksanakan sertifikasi dari lembaga

yang dimaksud. Atau menetapkan seseorang tidak boleh menjadi penguji

(26)

d. Dilaksanakan Secara Terencana dan Sistematis,

Agar pelaksanaan sertifikasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien harus

direncanakan secara matang dan sistematis. Sertifikasi mengacu pada

kompetensi guru dan standar kompetensi guru. Jumlah peserta sertifikasi guru

ditetapkan oleh pemerintah. Untuk alasan efektifitas dan efisensi pelaksanaan

sertifikasi guru serta penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta

pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahun ditetapkan oleh

pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut,

maka disusunlah kuota guru peserta sertifikasi untuk masing-masing provinsi

dan Kabupaten/Kota. Penyusunan dan penetapan kuota tersebut didasarkan

atas jumlah data individu guru per Kabupaten/Kota yang masuk di pusat data

Direktorat jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.

e. Menghargai Pengalaman Guru

Pengalaman kerja guru disamping lamanya guru mengajar juga termasuk

pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti, karya yang pernah dihasilkan

baik dalam bentuk tulisan maupun media pembelajaran, serta aktifitas lain

yang menunjang profesionalitas guru dalam mengajar. Dalam beberapa hal,

guru yang mempunyai masa kerja lebih lama akan lebih berpengalaman

dalam melakukan pembelajaran dibanding dengan guru yang masih relatif

baru. Oleh karena itu, pengalaman kerja guru perlu mendapat penghargaan

sebagai salah satu komponen yang diperhitungkan dalam sertifikat guru.

f. Jumlah Peserta Sertifikat Guru ditetapkan oleh Pemerintah,

Untuk alasan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan sertifkasi guru serta

penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta pendidikan profesi dan

uji kompetensi setiap tahunnya ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan

jumlah yang ditetapkan pemerintah tersebut, maka disusunlah kuota tersebut

didasarkan atas jumlah data individu guru per Kabupaten/Kota yang masuk

dipusat data Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

(27)

4.

Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Dasar pelaksanaan sertifikasi terdapat dalam Undang Undang Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 8 yang berbunyi “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani

serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional” dan di

Pasal 11 ayat 1 yang berbunyi “Sertifikat pendidik yang sebagaimana dimaksud

dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan”. Dasar

pelaksanaan sertifikasi guru yang lain adalah:

1. Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan

yang ditetapkan 4 Mei 2007.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

4. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan

Kompetensi Guru.

Sertifikasi dilakukan oleh perguruan tinggi penyelenggara tenaga

kependidikan yang terakreditasi dan dutetapkan oelh pemerintah. Uji kempetensi

guru dilakukan melalui tes tertulis untuk menguji kompetensi profesional dan

pedagogik dan penilaian kinerja untuk menguji kompetensi sosial dan

kepribadian.

Sertifikasi dilakukan dengan mendata semua yang dimiliki tiap guru.

Data tersebut dapat berupa ijazah, diploma, tanda lulus kursus, tanda mengikuti

pelatihan. “Seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik.”6

Guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikat

pendidik wajib memenuhi kualifikasi akademik dari sertifikat pendidik paling

lama 10 tahun sejak berlakunya Undang-Undang. Salah satu penerapan dari

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 adalah program

sertifikasi guru dalam jabatan yang dilaksanakan melalui:

6

(28)

a.

Penilaian portofolio guru sebagaimana dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi Guru dalam jabatan.

b.

Jalur pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Guru

dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan.

Namun saat ini cara yang dilakukan oleh pemerintah agar para guru dapat

meningkatkan profesionalismenya salah satunya adalah dengan menempuh

program sertifikasi guru lewat Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Bagi peserta

program sertifikasi guru dalam jabatan yang belum lulus melalui jalur portofolio,

maka direkomendasikan oleh Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk

mengikuti PLPG.

Pelaksanaan Sertifikasi Guru merupakan salah satu implementasi dari

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Agar sertifikasi

guru dapat direalisasikan dengan baik perlu pemahaman bersama antara berbagai

unsur yang terlibat, baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena itu, perlu adanya

koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan sertifikasi guru agar pesan

Undang-Undang tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan.

Salah satu bagian penting dalam sertifikasi guru adalah rekrutmen dan

penetapan calon pesertanya. Untuk itu diperlukan sebuah pedoman yang dapat

menjadi acuan bagi dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota,

Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan, kepala sekolah, guru, guru yang diangkat

dalam jabatan pengawas, dan unsur lain yang terkait dalam sertifikasi guru dalam

jabatan.

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru bertujuan untuk meningkatkan

kompetensi, profesionalisme, dan menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi

yang belum mencapai batas minimal skor kelulusan pada penilaian portofolio.

Peserta PLPG adalah guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata

pelajaran, guru bimbingan konseling atau konselor, serta guru yang diangkat

(29)

kelulusan pada penilaian portofolio dan direkomendasikan untuk mengikuti PLPG

pada panggilan berikutnya pada tahun berjalan selama PLPG masih dilakukan.

Peserta yang tidak memenuhi 2 kali panggilan dan tidak ada alasan yang

bisa dipertanggungjawabkan dianggap mengundurkan diri. Apabila sampai akhir

masa pelaksanaan PLPG peserta masih tidak dapat memenuhi panggilan karena

alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, peserta tersebut diberi kesempatan

untuk mengikuti PLPG hanya pada tahun berikutnya tanpa merubah nomor

peserta. Bagi peserta yang tidak dapat menyelesaikan PLPG dengan alasan yang

dapat dipertanggungjawabkan diberi kesempatan untuk melanjutkan PLPG pada

tahun berikutnya.

Didalam program sertifikasi guru terdapat persyaratan yang harus

dipenuhi oleh peserta sertifikasi. Untuk itu penulis mencoba memberikan

gambaran mengenai persyaratan sertifikasi yang bersifat umum. Diantaranya

sebagai berikut:

a. “Persyaratan penting sertifikasi adalah memiliki ijazah akademik atau kualifikasi akademik minimum S1 Atau D4. Guru yang masih aktif mengajar

di sekolah dibawah binaan Kementerian Pendidikan Nasional yaitu guru yang

mengajar di sekolah umum, kecuali guru Agama. Sertifikasi guru bagi guru

Agama (termasuk guru Agama yang memiliki NIP 13) dan semua guru yang

mengajar di Madrasah (termsauk guru bidang studi umum yang memiliki NIP

13) diselenggarakan oleh Kementrian Agama dengan kuota dan aturan

penetapan peserta dari Kementrian Agama.

b. Guru bukan PNS satuan pendidikan swasta/yayasan harus memiliki SK

sebagai guru tetap dari penyelenggara pendidikan, sedangkan guru bukan

PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari dinas pendidikan

provinsi/kabupaten/kota.

c. Calon peserta sertifikasi harus memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga

(30)

5.

Efektifitas dan Manfaat Sertifikasi Guru

Manfaat Sertifikasi Guru adalah sebagai berikut: “1) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi

guru. 2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak

berkualifikasi dan tidak profesional. 3) Menjaga lembaga penyelenggara

pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan

eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.7

Sedangkan efektifitas sertifikasi guru menurut UU No. 14 Tahun 2005

pasal 14 ayat (1) antara lain:

a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan

kesejahteraan sosial.

b. Mendapat promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan

intelektual.

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk

menunjang kelancaran tugas ke profesionalannya.

f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan

kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan

kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.

g. Memperleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.

h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.

i. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi

akademik dan kompetensi.8

Alasan yang digadang-gandang bahwa merosotnya kompetensi guru saat

ini tak lain adalah kecilnya pendapatan upah dan jaminan kehidupan. Namun

7

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007), hal. 79

8

(31)

semua itu bukanlah hal yang menjadi dasar pelaksanaan sertifikasi ini, melainkan

efektifitas pelaksanaan sertifikasi ini semata mata untuk meningkatkan kualitas

guru dan kompetensinya dalam dunia pendidikan. Dan hal yang menjadi tolok

ukur keberhasilan sertifikasi ini dapat dilihat dari peserta didik bertambah gairah

dalam belajar, bila hasil belajar peserta didik meningkat, bila disiplin sekolah

membaik, bila hubungan antara guru, orang tua, dan masyarakat menjadi mesra.9

B.

Kompetensi Guru

1.

Pengertian Kompetensi

Sertifikasi menurut Jejen Musfah dalam bukunya Peningkatan Kompetensi

Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktek “Kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan

sikap, yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri

dan lingkungan”. 10

Jika dilihat dari dalam Bahasa Indonesia kompetensi

merupakan serapan dari bahasa Inggris “competence” yang berarti kecakapan dan kemampuan. Dengan demikian jelaslah bahwa kompetensi merupakan

kemampuan yang harus dimiliki seseorang baik pengetahuan, keterampilan,

maupun nilai dan sikap untuk melakukan suatu pekerjaan yang tidak dapat

dilakukan oleh orang lain yang tidak memiliki kemampuan tersebut.

2.

Kompetensi Dasar Guru

Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi. 11 Kompetensi pedagogik adalah

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

9

Depatemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005), hal. 12

10

Musfah, Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktek, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet ke 1, hal. 27

11

(32)

Kemampuan pedagogik adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan mengembangkan peserta didik untuk mengkualifikasikan berbagai potensi yang dimilikinya, (Peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan).12

kemampuan ini sangat menentukan terhadap kualitas kegiatan belajar

mengajar, karena seorang guru harus memahami kondisi peserta didik dan

mengetahui bagaimana mengelola kegiatan transferknowledge serta

mengevaluasinya.

a. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

berakhlaq mulia, arif, berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.13

Menurut pepatah Jawa bahwa seorang guru harus digugu dan ditiru, ,menjadi

suri tauladan dalam setiap tindak-tanduknya, menjadi suatu keharusan

seorang guru mencerminkan kepribadian yang baik kepada anak didik,

sesama guru dan masyarakat (Social Sense)

b. Kompetensi profesional adalah penguasaan materi pelajaran secara luas dan

mendalam. Kompetensi ini harus dimiliki oleh seorang guru dimana

pengetahuan yang luas akan menjadi referensi penting dalam penyampaian

materi.

c. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,

orang tua wali/peserta didik, dan masyarakat. Hubungan sosial ini merupakan

bentuk pembuktian bahwa seorang guru tidak hanya berinteraksi dengan

murid didalam kelas saja, melainkan harus mempunyai kepekaan sosial dan

lingkungannya.

12

Nazarudin Rahman, Regulasi Pendidikan Menjadi Guru Profesional Pasca Sertifikasi, (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2009) hal. 37

13

(33)

3.

Kompetensi Guru dalam Mengajar

Kompetensi guru dalam sertifikasi terdapat dalam Undang Undang Guru

dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 10 yang berbunyi Kompetensi guru

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi kepribadian,

kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

a) Kompetensi Pedagogik

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

diampu.

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

10.Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

b) Kompetensi Kepribadian

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

nasional Indonesia.

2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan

teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa.

4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga

(34)

5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

c) Kompetensi Profesional

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang

diampu.

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri.

d) Kompetensi Sosial

1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang

keluarga, dan status sosial ekonomi.

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia

yang memiliki keragaman sosial budaya.

4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara

(35)

4.

Bentuk-bentuk Kompetensi Profesional

Menurut Uzer Usman, seperti disebutkan dalam bukunya, bentuk-bentuk

kompetensi profesionalisme, yaitu sebagai berikut:14

a. Menguasai Landasan Kependidikan.

Untuk memenuhi kompetensiprofesionalisme yang baik, seorang guru

harus menguasai landasan kependidikan sebagai berikut:

1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional;

a) Mengkaji tujuan pendidikan nasional.

b) Mengkaji tujuan pendidikan dasar dan menengah.

c) Meneliti kaitan antara tujuan pendidikan dasar dan menengah

dengan tujuan pendidikan nasional.

d) Mengkaji kegiatan-kegiatan pengajaran yang menunjang

pencapaian tujuan pendidikan nasional.

2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat

a) Mengkaji peranan sekolah sebagai pusat pendidikan dan

kebudayaan.

b) Mengkaji peristiwa-peristiwa yang mencerminkan sekolah sebagai

pusat pendidikan dan kebudayaan.

3) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat

dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.

a) Mengkaji jenis perbuatan untuk memperoleh pengetahuan,

keterampilan, dan sikap.

14

(36)

b) Mengkaji prinsip-prinsip belajar.

c) Menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan belajar

mengajar.15

b. Menguasai Bahan Pengajaran

Hal yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah menguasai bahan

pengajaran yang akan diajarkan kepada siswa, yaitu:

1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendiidkan dasar dan

menengah

a) Mengkaji kurikulum pendidikan dasar dan menengah.

b) Menelaah buku teks pendidikan dasar dan menengah.

c) Menelaah buku pedoman khusus bidang studi.

d) Melaksanakan kegiatan dalam buku teks dan buku pedoman

khusus.

2) Menguasai bahan pengayaan

a) Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan bahan bidang

studi/mata pelajaran.

b) Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan profesi guru.

c. Menyusun Program Pengajaran

Selanjutnya adalah dapat menyusun program-program pengajaran dengan

baik seperti:

1) Menetapkan tujuan pembelajaran

a) Mengkaji cirri-ciri tujuan pembelajaran.

15

(37)

b) Dapat merumuskan tujuan pembelajaran.

c) Menetapkan tujuan pembelajaran untuk satu satuan

pembelajaran/pokok pembahasan.

2) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran.

a) Dapat memilih bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

b) Mengembangkan bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

3) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar

a) Mengkaji berbagai metode mengajar.

b) Dapat memilih metode mengajar.

c) Merancang prosedur belajar mengajar yang tepat.

4) Memilih dan mengembangkan media pembelajaran yang sesuai

a) Mengkaji berbagai media pembelajaran.

b) Memilih media pembelajaran yang tepat.

c) Membuat media pembelajaran yang sederhana.

d) Menggunakan media pembelajaran.

5) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

a) Mengkaji berbagai jenis dan kegunaan sumber belajar.

(38)

d. Melaksanakan Program Pengajaran

Melaksanakan program pengajaran yang terkait dengan mata pelajaran

yang bersangkutan, yaitu:

1) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat

a) Mengkaji prinsip-prinsip pengelolaan yang tepat

b) Mengkaji factor-faktor yang mempengaruhi suasana belajar

mengajar

c) Menciptakan suasana belajar mengajar yang baik

d) Menangani masalah pengajaran dan pengelolaan

2) Mengatur ruangan belajar

a) Mengkaji belbagai tata ruang belajar

b) Mengkaji kegunaan saarana dan prasarana kelas

c) Mengatur ruang belajar yang tepat

3) Mengelola interaksi belajar mengajar

a) Mengkaji cara-cara mengamati kegiatan belajar mengajar

b) Dapat mengamati kegiatan belajar mengajar

c) Menguasai belbagai keterampilan dasar mengajar

d) Dapat menggunakan berbagai keterampilan kegiatan belajar

(39)

Tabel. 1

Peta Tugas dan Fungsi Profesional Guru16

Tugas Fungsi Uraian Tugas

Mendidik, mengajar,

membimbing dan melatih

1. Pendidik a. Mengembangkan potensi

kemampuan dasar peserta

2. Pengajar a. Merencanakan pembelajaran,

b. Melaksanakan pembelajaran,

c. Menilai proses dan hasil

pembelajaran.

3. Pembimbing a. Mendorong berkembangnya

perilaku positif dalam

pembelajaran,

b. Membimbing peserta didik

memecahkan masalah dalam

pembelajaran.

4. Pelatih a. Melatih

keterampilan-keterampilan yang

(40)

Membantu pengembangan

e. Menilai Hasil dan Proses Belajar Mengajar yang Telah Dilaksanakan

Menilai proses belajar mengajar untuk mengetahui hasil yang didapatkan,

dengan cara:

1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran

a) Mengkaji konsep dasar penilaian

b) Mengkaji belbagai teknik penilaian

c) Menyusun alat penilaian

d) Mengkaji cara mengelola dan menafsirkan data untuk menetapkan

taraf pencapaian murid

e) Dapat menyelenggarakan penilaian pencapaian murid

2) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

a) Menyelenggarakan penilaian untuk perbaikan proses belajar

mengajar

b) Dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan proses

(41)

C.

Pentingnya Uji Kompetensi Guru

Uji kompetensi guru yang terdapat dalam standar sertifikasi guru memiliki

manfaat yang sangat penting, terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan

melalui peningkatan kualitas guru. Pentingnya uji kompetensi dalam sertifikasi

guru antara lain dapat dikemukakan berikut ini (Mulyasa, 2007):

a. Sebagai alat untuk mengembangkan standar kompetensi guru

Uji kompetensi guru dapat digunakan untuk mengembangkan standar

kompetensi guru. Berdasarkan hasil uji dapat diketahui kemampuan rata-rata

para guru, aspek mana yang perlu ditingkatkan, dan siapa guru yang perlu

mendapat pembinaan secara kontinyu, serta siapa guru yang telah mencapai

standar kemampuan minimal.

b. Merupakan alat seleksi penerimaan guru

Uji kompetensi diharapkan dapat menjaring guru-guru yang kompeten, kreatif,

profesional, inovatif, dan menyenangkan, sehingga mampu meningkatkan

kualitas pembelajaran di sekolahnya. Dengan uji kompetensi yang digunakan

sebagai alat seleksi, penerimaan guru baru dapat dilakukan secara profesional,

tidak didasarkan atas suka-tidak suka, atau alasan subjektif lain, yang

bermuara pada korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), tetapi berdasarkan

standar kompetensi yang objektif, dan berlaku secara umum untuk semua

calon guru.

c. Untuk pengelompokkan guru

Hasil uji kompetensi guru dapat digunakan untuk mengelompokkan dan

menentukan mana guru profesional yang berhak menerima tunjangan

profesional, tunjangan jabatan dan penghargaan profesi serta guru yang tidak

profesional yang tidak berhak menerimanya. Dalam hal ini, guru-guru dapat

dikelompokkan berdasarkan hasil uji kompetensi, misalnya kelompok tinggi,

kelompok sedang, dan kelompok kurang.

d. Sebagai bahan acuan dalam pengembangan kurikulum

Keberhasilan lembaga pendidikan dalam mempersiapkan calon guru

ditentukan oleh berbagai komponen dalam lembaga tersebut, antara lain

(42)

mempersiapkan calon guru harus dikembangkan berdasarkan kompetensi

guru.

e. Merupakan alat pembinaan guru

Uji kompetensi mengandung syarat yang menjadi kriteria calon guru, maka

akan terdapat pedoman bagi para administrator dalam memilih, menseleksi,

dan menempatkan guru sesuai dengan karakteristik dan kondisi, serta jenjang

sekolah.

f. Mendorong kegiatan dan hasil belajar

Kegiatan pembelajaran, dan hasil belajar peserta didik tidak saja ditentukan

oleh manajemen sekolah, kurikulum, sarana dan prasarana pembelajaran,

tetapi sebagian besar ditentukan oleh guru. Oleh karena itu, uji kompetensi

guru akan mendorong terciptanya kegiatan dan hasil belajar yang optimal,

karena guru yang teruji kompetensinya akan senantiasa menyesuaikan

(43)

30

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDIT Al-Mubarak Jakarta yang

bertempat di Jalan Pramuka Sari III, Jakarta Pusat. Adapun waktu penelitian ini

dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2016

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field

research). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi mendalam terhadap

suatu lembaga pendidikan Islam, sehingga menghasilkan informasi yang

terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai lembaga pendidikan Islam

tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial sikap,

kepercayaan, persepdi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, pertama; menggambarkan dan

mengungkap (to describe and explore), dan kedua menggambarkan dan

menjelaskan (to descibe and explain).1

C. Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah berupa data primer dan

sekunder. Data primer diambil berdasarkan hasil pengumpulan data melalui

angket yang dibagikan kepada responden secara langsung, serta melalui observasi

langsung terhadap objek. Sedangkan data sekunder didapatkan melalui laporan

kegiatan belajar mengajar disekolah serta ditunjang dengan program kegiatan guru

yang ada disekolah.

1. Data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan

diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan. Data primer

1

(44)

dapat berbentuk opini subjek secara individual atau kelompok, dan hasil

observasi terhadap karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan dan hasil

pengujian tertentu.2 Dalam penelusuran data primer ini akan dilaksanakan

melalui angket dan wawancara langsung dengan:

a) Kepala Sekolah

Peneliti akan memperoleh informasi dari kepala sekolah/wakil kepala

sekolah mengenai kompetensi guru sebelum dan setelah mengikuti

sertifikasi dalam mengajar.

b) Guru yang telah bersertifikasi

Salah satu sumber yang akan memberikan informasi kepada peneliti yang

menyangkut semua hal yang berkaitan dengan kompetensi guru setelah

melaksanakan sertifikasi.

c) Guru yang belum sertifikasi

Untuk meminta informasi dari para guru yang belum mengikuti

sertifikasi

d) Para siswa

Untuk mendapatkan respon dari siswa mengenai kompetensi guru setelah

mengikuti sertifikasi

2. Data Sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga

lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan

dalam suatu penelitian tertentu.

D. Metode Pengumpulan Data

1) Metode Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan

data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar,

siswa belajar, kepala sekolah yang memberikan pengarahan, personil

2

(45)

bidang kepegawaian yang sedang rapat dan sebagainya.3 Observasi adalah

alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati secara

sistematik gejala-gejala yang terjadi dilapangan yang berkaitan dengan

kompetensi guru sebelum dan sesudah mengikuti sertifikasi dalam

mengajar. Penelitian ini menggunakan Observasi Partisipasi Pasif (passive

participation): mean the research is prevent at the sense of action but does

not interact or participate. Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat

kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan

tersebut.4

2) Metode Wawancara

Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan

data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan

deskriptif kuantitatif, wawancara dilaksanakan secara lisan dalam

pertemuan tatap muka secara individual. Dalam penelitian ini peneliti akan

menggunakan metode wawancara semi terstruktur (semistructure

interview), peneliti lebih bebas membahas apa saja karena penelitian ini

bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana

pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam

melakukan wawancara ini peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan

mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Peneliti akan melakukan

wawancara dengan Kepala Madrasah, guru yang telah bersertifikat

pendidik, guru yang belum mengikuti sertifikasi dan siswa di SDIT

Al-Mubarak Jakarta.

3) Dokumentasi

Metode dokumentasi atau studi dokumenter (documentary study)

merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan

menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun

3

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2008) hal. 60

4

(46)

elektronik.5 Dalam penelitian ini pengumpulan data juga diperoleh dengan

cara melihat dokumen-dokumen yang memiliki oleh madrasah tersebut.

4) Tringulasi Data

Tringulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.6 Dalam

penelitian ini untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan kepada guru lain yang belum mengikuti sertifikasi guru dan

kepada kepala sekolah, siswa, serta Wakil Kepala Kurikulum dengan

maksud mengecek keberhasilan data hasil wawancara.

5) Metode Analisis Data

Analisis data induktif mengungkap data khusus, detail untuk menemukan

kategori, dimensi, hubungan penting dan asli dengan pertanyaan terbuka.

Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh dianalisis dengan cara

menarik kesimpulan dari data yang bersifat khusus menjadi data yang

bersifat umum untuk mengetahui seberapa besar dampak sertifikasi guru

terhadap kompetensi guru dalam mengajar diukur dengan ukuran pengaruh

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti adalah instrument yang paling utama, namun

untuk memperjelas dan membantu peneliti untuk focus pada apa yang diteliti,

maka dikembangkan instrumen penelitian yang sederhana yang dapat melengkapi

data hasil penelitian

Adapun in strumen tersebut antara lain:

1. Pedoman observasi atau pengamatan (observation)

2. Pedoman wawancara (interview guide)

3. Pedoman dokumentasi (check list)

4. Field note berfungsi untuk mencatat data hasil opbservasi dan wawancara.

5. Alat rekam

5

ibid

6

(47)

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab. Untuk mempermudah dalam

memahami isi dari skripsi ini penulis akan menguraikan tentang sistematika

penulisan.

1. Pada bab I pendahuluan yaitu untuk mengantarkan pembahasan isi secara

menyeluruh, yaitu meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

2. Dan pada bab II akan diuraikan mengenai landasan teori dari penelitian.

3. Sedangkan bab III menjelasakan tentang metode penelitian, meliputi: tempat

dan waktu penelitian; jenis penelitian data dan sumber penelitian, metode

pengumpulan data, serta instrument penelitian.

4. Bab IV merupakan pembahasan inti yaitu berisi tentang pembahasan dan hasil

analisi dampak sertifikasi guru terhadap kompetensi guru dalam mengajar.

(48)

35

1. Visi-Misi Sekolah

Visi: Mewujudkan pendidikan berkarakter dalam membangun peradaban

bangsa sehingga mampu membentuk generasi yang cerdas, kreatif, mandiri dan

bertaqwa.

Misi: Adapun misi merupakan penerjemahan visi ke dalam program

sekolah, adapun diantaranya:

1. Mengintegrasikan kurikulum, metodologi dan program pendidikan.

2. Menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan

menyenangkan.

3. Mempersiapkan murid yang berprestasi, cerdas, kreatif, mandiri dan

bertaqwa.

4. Melakukan pembinaan keagamaan, pengembangan potensi dan bimbingan

konseling.

5. Memberikan jaminan pelayanan yang prima dalam berbagai hal untuk

mendukung proses belajar dan bekerja yang harmonis dan selaras.

2. Kurikulum

Kurikulum adalah program dan isi dari suatu system pendidikan yang

berupaya melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar tercapai dengan baik,

dengan kata lain kurikulum merupakan alat sentral pendidikan untuk mencapai

keberhasilan pendidikan di sekolah

Kurikulum yang dipakai oleh SDIT Al-Mubarak adalah:

1. Kurikulum Terpadu, adalah perpaduan kurikulum nasional dengan Agama

dengan prinsip; At-takamul, At-tawazun, As-syumul, Al-ittishal.

(49)

3. Program unggulan: Out Bound, Outing Class, Fun Cooking, FieldTrip.

4. Full day: Kelas 1-3 jam 07.00 – 14.00, Kelas 4-6 jam 07.00 – 15.30.

3. Target Pembelajaran

Target pembelajaran merupakan tolok ukur keberhasilan sekolah dalam

mendidik perserta didiknya sekaligus sebagai pedoman orang tua dalam

penilaian keberhasilan. Target pembelajaran ini sebagai hasil tujuan akhir dari

program yang dijalankan oleh sekolah. Adapun diantaranya:

1. Bertaqwa

a. Salimul ‘aqidah (aqidah yang selamat) b. Shalihul ibadah (ibadah yang benar)

2. Mandiri

a. Matinul khuluq (pribadi yang matang)

b. Mujahidin linafsihi (bersunggung-sungguh, disiplin)

c. Munadzzomun fi syu’nihi (tertib, cermat dan berusaha rapi) d. Harisun ala waqtihi (mengoptimalkan pemanfaatan waktu)

e. Nafiun lighairihi (dapat bermanfaat bagi orang lain)

3. Kreatif

a. Qawiyyul jismi (sehat dan kuat)

b. Qawiyyul fanny (kemampuan dan keterapilan yang memadai)

4. Cerdas

1. Mutsafaqul fikri (cerdas dan berwawasan)

4. Budaya Sekolah

Sekolah ini menerapkan; Student of the month, out bound, sholat dhuha,

outing class, reading record. Budaya sekolah merupakan cerminan dari

manajemen yang baik dan penegakan kedisiplinan warga sekolah secara disiplin.

Hal tersebut akan memberikan dampak yang baik terhadap pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar di sekolah, adapun program yang di laksanakan oleh SDIT

(50)

a) Program Harian:

1. Salam pagi

2. Tilawah pagi

3. Inspirasi pagi

4. Sholat dhuha

5. Kultum

6. KBM ala PAKEM

7. Infaqku

8. Sholat berjamaah

b) Program Pekanan:

1. Upacara hari senen

2. Ekskul pilihan

3. Reading record

4. English & Arabic day

5. Senam bersama

6. Apresiasi prestasi

7. Mutaba’ah yaumiyah 8. Takhasus

9. Pramuka (pandu Al-Mubarak)

c) Program bulanan:

1. Student of the month

2. Ifthor jama’i 3. Mabit

4. Up grading

(51)

d) Program Semesteran:

Ektrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang diprogramkan sekolah

untuk menyalurkan bakat dan minat siswa. Peserta didik dapat menyalurkan dan

mengembangkan kreatifitas mulai sejak dini. Hal tersebut dilaksanakan sekolah

sebagai tujuan mengakomodir dan menfasilitasi pengembangan kemampuan yang

tidak didapatkan didalam kelas. Adapun kegiatan tersebut diantaranya:

Gambar

gambaran mengenai persyaratan sertifikasi yang bersifat umum. Diantaranya
Tabel. 1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis penggunaan bahan ajar sejarah Indonesia yang digunakan di SMA Negeri 1 Surakarta, (2) Mendeskripsikan prosedur

Pada industri kerajinan di Kasongan, pemimpin perusahaan dapat memilih diantara enam karakteristik dimensi budaya perusahaan tersebut dalam menjalankan perusahaan sesuai

Warna kain hasil pencelupan ekstrak warna biji alpukat memberikan perubahan warna pada kain yang cukup signifikan pada setiap menitnya, membuat hasil akhir kain menjadi gelap

Dari segi akses, sirkulasi, parkir dan ruang terbuka tata hijau pada skala tapak ditemukan beberapa hal yang tidak sesuai dengan standar yang ada.. Begitu pula dalam skala bangunan

[r]

Dengan merestrukturisasi keduanya menjadi entitas anak terkendali yang dimiliki secara langsung oleh Perseroan, maka pembinaan dan dukungan yang diperlukan dapat diberikan langsung

Kasus yang dirawat dengan: advanced wound dressing , tindakan necrotomy-debridement , tidak diberikan insulin SC, dan dilakukan pemberian nutrisi IV akan

“Kalau memang benar pemuda itu adalah Pangeran Indra Bangsawan, berarti anak itu yang aku cari selama ini karena dialah yang dapat membantu Raja Kabir untuk membebaskan negerinya