SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh: Nurul Fauziah
109018200049
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
i AL-MUBARAK JAKARTA)
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kompetensi guru di
SDIT Al-Mubarak Jakarta serta bagaimana dampak sertifikasi terhadap kompetensi
guru dalam mengajar.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dari fenomena objek yang
diteliti yaitu Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar
(Studi di SDIT Al-Mubarak Jakarta) untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam
penelitian ini, penulis menggunakan beberapa instrumen, antara lain: observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Setelah data-data tersebut diperoleh, penulis
menginterpretasikan data dan menganalisisnya. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
mendeskripsikan hasil penelitian dan juga mendapatkan data-data yang akurat
mengenai objek yang akan diteiti.
Setelah penelitian ini dilakukan penulis memperoleh hasil, bahwa kompetensi
guru setelah di sertifikasi mengalami perkembangan yang baik, diantarannya
mengalami peningkatan kompetensi profesional dan pedagogis, semakin memahami
Kurikulum 2013, RPP, media pembelajaran dan perencanaan pembelajaran.
Walaupun kompetensi personal dan sosial tidak terlalu signifikan perkembangannya.
ii
CERTIFICATION ON THE COMPETENCY OF TEACHER IN TEACHING (STUDIED AT SDIT AL-MUBARAK JAKARTA)
This research was conducted to determine the teachers competency in SDIT
Al-Mubarak Jakarta and to know the impact of teachers certification on teacher
competency in teaching.
Qualitative research method is used in this research, that describe the real
condition from the observed object, that is The Impact of Teacher Certification on the
Competency of Teacher in Teaching (Studied at SDIT Al-Mubarak Jakarta). Some
instruments those the author used to collect data are: observation, interview, and
documentation. Then, the author interpreted and analyzed it. The purpose of this
research is to describe the result and obtain the accurate data of the observed object.
After this research, the author obtains the result that the competency of
teacher after being certified is well growth, these are professional and pedagogic
competence, teachers are could understand about 2013 curriculum, lesson plan,
although personal and social competence has no significant growth.
Key words: Teacher’s Certification, Competency of Teacher, SDIT Al-Mubarak
iii Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia yang telah diberikan. Dengan rahmat serta hidayah tak terkira yang
penulis rasakan sehingga mendapatkan kekuatan, kemudahan, kesabaran, serta
pemahaman hingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Dampak Sertifikasi Guru terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar (Studi di SDIT
Al-Mubarak Jakarta)”.
Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar
Sarjana Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa adanya
bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak baik itu secara individu
maupun secara umum, terutama bimbingan dan pengarahan yang tulus dan ikhlas
dari pembimbing, untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Faktultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sekaligus dosen pembimbing yang selalu membimbing dan menyemangati
penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. Dr. Zahruddin, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
penulisan skripsi ini dengan sabar, pengertian, dan begitu baik dalam
memberi arahan kepada penulis.
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
iv
dan Ibu guru, juga murid SDIT Al-Mubarak Jakarta yang telah bersedia
diwawancarai oleh penulis.
6. Bapak Mohammad Dehir dan Ibu Eti Sugiarti, orang tua yang telah
memberi cinta yang tanpa batas, doa yang paling tulus, serta nafas dalam
perjuangan penulis selama ini, serta adik-adik kesayangan Syifa Zulaeha
dan Nabila Aisyiyah.
7. Muhammad Taufik Hidayat, suami tercinta yang selalu mendukung
penulis dengan penuh cinta. Serta Benjamin Alfarabi Taufik, ananda
tercinta yang selalu menjadi pembangkit semangat dikala jenuh melanda.
8. Bapak Tri Djoko Mulyo dan Ibu Agustina Nasution, mertua yang juga
selalu mendoakan penulis dalam setiap langkah. Serta adik-adik ipar yang
selalu mendukung penulis Fikri ahsan Maulana, Anisa Djogi Mulyo,
Aprillia Dewi Puspa Lestari, dan Angitta Sukma Nauli
9. Seluruh Mahasiswa KIMP angkatan 2009 kelas B, teman-teman yang telah
memberikan banyak pengalaman dan pembelajarannya di dalam kelas.
10.Sulhan, Ismail, Ruslan, Yona Septiani, Mahmud Hidayat, Fahmie
Alhudorie, Ahmad Rojali, Taufik Firdaus, Devi Rusmaningtyas, Siti
Shofwatunnida, Welvy Redasuryani, Meifrida Ayunani, Mitsny Choiry,
sahabat seperjuangan yang selalu setia menemani dan memotivasi penulis.
11.Sahabat-sahabat di PAUD ASOKA yang penuh pengertian membantu dan
menggantikan penulis mengelola kelas selama pengerjaan skripsi
berlangsung.
12.Sahabat-sahabat di RA. Al-Mubarak yang selalu medukung dan
mendoakan penulis selama mengerjakan penulisan skripsi.
13.Sahabat-sahabat yang jauh diseberang sana, Gita Pradipta, Hilda Nuriyah
Hidayat, dan Nadiya Lulu, yang selalu mensupport penulis dan selalu
v Allah SWT. Aamiin.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memenuhi persyaratan untuk
mendapat gelar sarjana pendidikan. Semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya berbagai pihak sebagai
tambahan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini
masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.
Jakarta, Juli 2016
Penulis,
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORI A. Sertifikasi Guru ... 7
1. Pengertian Sertifikasi ... 7
2. Dasar Hukum, Tujuan Sertifikasi Guru ... 8
3. Prinsip-prinsip Sertifikasi Guru ... 11
4. Pelaksanaan Sertifikasi Guru ... 14
5. Efektifitas dan Manfaat Sertifikasi Guru ... 17
B. Kompetensi Guru ... 18
1. Pengertian Kompetensi ... 18
2. Kompetensi Dasar Guru ... 18
v
E. Kerangka berfikir ... 30
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
B. Jenis penelitian ... 32
C. Data dan Sumber Penelitian ... 33
D. Metode Pengumpulan Data ... 34
E. Instrument Penelitian ... 36
F. Sistematika Penulisan ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SDIT... 37
1. Visi-misi Sekolah ... 37
2. Kurikulum ... 37
3. Target Pembelajaran ... 38
4. Budaya Sekolah ... 38
5. Ekstrakurikuler ... 40
6. Sarana dan Prasarana ... 41
B. Analisis Data ... 42
1. Kompetensi Profesional ... 42
2. Kompetensi Pedagogik ... 45
3. Kompetensi Kepribadian ... 50
vi
DAFTAR PUSTAKA... 56 LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
Guru merupakan sosok yang mengemban tanggung jawab untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang telah dijelaskan dalam UU
No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.1
Pendidikan membutuhkan sumber daya yang mendukung dan menunjang
pelaksanaannya agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Guru adalah sosok yang
menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Guru
merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.
Sehingga, guru dituntut untuk meningkatkan kualitas dalam melaksanakan
tugasnya agar memiliki kinerja yang tinggi.
Kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,
merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan pengajaran, keterampilan
peguasaan proses pembelajaran ini sangat erat kaitannya dengan tugas dan
tanggung jawab guru sebagai pengajar, pendidik dan fasilitator belajar siswa. Jadi,
kinerja guru berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang
berkualitas.
Banyaknya tuntutan yang harus dicapai dan dilalui oleh seorang pendidik,
melaju seiring dengan tantangan perubahan zaman dewasa ini yang memandang
sebelah mata tugas beratnya. Pada zaman dahulu masyarakat memandang profesi
guru sebagai profesi yang tinggi dari profesi apapun, derajatnya lebih tinggi dan
bermartabat. Namun zaman sekarann sebaliknya dengan menganggap remeh
profesi guru, dengan mudahnya orang mencibir dan meremehkannya. Beberapa
faktor yang menjadi alasan diantaranya a). Banyaknya guru yang belum mengasah
1
keterampilannya dalam profesionalisme guru, sehingga gampang diremehkan, b).
Masyarakat beranggapan bahawa siapapun bisa dapat menjadi guru dengan
berbekal pengalaman saja, c). Kekurangan guru yang berkompeten menjadi faktor
utama minimnya kualitas pendidikan, d). Lain halnya di kota, banyaknya guru
yang diangkat dari kalangan minim pengetahuan dipicu dari minimnya pemberian
financial (gaji), sehingga banyak sekolah yang mengangkat guru sekadarnya, e)
Yang paling santer bahan menjadi perbincangan bahwa dengan menjadi seorang
guru susah dalam mencapai kesejahteraan finansial.
Melihat faktor-faktor yang menyebabkan adanya anggapan bahwa profesi
guru merupakan profesi yang rendah, maka sudah saatnya guru meningkatkan
kompetensinya dan profesionalismenya. Guru harus menjadi pendidik profesional
seperti yang dijelaskan dalam buku Mazhab Pendidikan Kritis bahwa:
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Pendidik harus memiliki kualifikasi minimal dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.2
Guru adalah ujung tombak pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, upaya
peningkatan kualitas guru sudah seharusnya menjadi bagian rencana strategis dan
masuk dalam kelompok prioritas utama. Jika kualitas diri guru meningkat,
otomatis kualitas pendidikan pun akan meningkat, begitu juga dengan output-nya.
Oleh karena itu, program pengembangan dan peningkatan kualitas guru
merupakan hal yang urgen.
Program pengembangan dan peningkatan kualitas guru sangat diperlukan
dalam upaya untuk mencegah kehancuran dari dunia pendidikan kita. Peningkatan
kualitas guru penting sebab dalam proses pendidikan dan pembelajaran,
keberadaan guru terkait dengan kualitas proses. Dengan adanya guru, anak didik
dapat mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran dengan sebaik-baiknya.
Salah satu cara pengembangan dan peningkatan kualitas guru ini adalah
pendidikan profesi. Pendidikan profesi seharusnya menjadi dasar kompetensi
2
setiap profesional, termasuk guru agar dapat menjalankan tugas dan kewajibannya
secara maksimal. Pendidikan profesi adalah bekal keahlian yang harus dimiliki
oleh seseorang untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi
keprofesionalitasnya, termasuk guru. Pendidikan profesi atau peningkatan kualitas
kemampuan profesi menjadi prasyarat agar penyelenggaraan kegiatan profesi
dapat dilaksanakan secara maksimal. Hanya dengan melakukan pendidikan
profesi, seseorang dapat meningkatkan kemampuannya dan layak
menyelenggarakan proses pendidikan yang berkualitas.3
Guru harus memiliki penguasaan terhadap materi pelajaran, penguasaan
profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri
dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya, disamping itu guru harus
menjadi pribadi yang berkembang dan bersifat dinamis. Hal ini sesuai dengan
yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban (1)
menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis, (2) mempunyai komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan (3) memberi teladan dan menjaga nama baik
lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.
Berbagai cara yang bisa dilakukan oleh para guru agar dapat meningkatkan
profesionalismenya salah satunya dengan menempuh program sertifikasi guru.
Program sertifikasi ini adalah bentuk proses pemberian sertifikat pendidik untuk
guru dan dosen, dan tujuan sertifikasi adalah untuk menentukan kelayakan guru
dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan
profesionalisme guru, meningkatkan proses dan hasil pendidikan, dan
mempercepat terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Program sertifikasi bagi
guru ditempuh melalui dua jalur yaitu penilaian portofolio dan jalur pendidikan.
Dengan dilaksanakannya sertifikasi guru bukan hanya untuk mendapatkan
sertifikat pendidik saja namun dengan adanya sertifikasi diharapkan kinerja guru
3
akan menjadi lebih baik dan tujuan pendidikan nasional akan tercapai dengan
baik. Guru yang telah disertifikasi diharapkan bisa menjadi guru yang profesional,
dapat mengajar dengan baik, bisa mengembangkan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya, dan dapat menjunjung tinggi profesi guru sehingga dapat menjaga
nama baik dan martabat seorang guru.
Kami sebagai peneliti memilih Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Mubarak
dilatarbelakangi oleh banyaknya guru berkualitas yang sudah menempuh serta
lulus sertifikasi, begitu pula sebaliknya. Sekolah tersebut merupakan sekolah
dasar yang berbasis Islam dengan manajemen yang bagus, serta tersedianya sarana
dan prasarana memadai dengan pembiayaan pendidikan yang mudah dijangkau
oleh elemen masyarakat bawah dan menengah sehingga orang tua murid
menjadikan sekolah ini tujuan favorit untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Tercatat kelas 1 sampai dengan kelas 6 terdapat 18 rombongan belajar. Dengan
pertimbangan tersebut sekolah ini menjadi menarik untuk dijadikan tempat
penelitian skripsi ini.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengangkat tema penelitian
skripsi dengan judul “Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar Di SDIT Al-Mubarak Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Tantangan guru dewasa ini semakin besar.
2. Kurangnya pengajar berkompetensi, sehingga berpengaruh pada hasil kegiatan
pembelajaran.
3. Kurangnya pemenuhan kesejahteraan guru
4. Pelaksanaan sertifikasi guru kurang efektif
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, diketahui banyak
dan sebagainya, maka penelitian ini hanya membatasi masalah kajiannya pada
Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar di SDIT Al
Mubarak Jakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
permasalahan yang menjadi bahan pengkajian dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kondisi kompetensi guru sebelum sertifikasi, di SDIT Al-Mubarak
Jakarta?
2. Bagaimana dampak sertifikasi terhadap peningkatan kompetensi guru dalam
mengajar, di SDIT Al-Mubarak Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui bagaimana kompetensi guru di SDIT Al-Mubarak Jakarta
2. Mengetahui bagaimana dampak sertifikasi terhadap kompetensi guru dalam
mengajar di SDIT Al-Mubarak Jakarta
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a) Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan yang
secara teoritis dapat dipelajari untuk peningkatan nilai profesionalisme
guru dalam mengajar.
2. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini bermanfaat sebagai sarana
pertimbangan dalam penelitian di masa yang akan datang demi
b) Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti, penelitian inii diharapkan dapat membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien
serta kondusif dalam peningkatan produktifitas pembelajaran
2. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih yang
positih untuk memperbaiki SDM dan pelaksanaan pembelajaran di
sekolah
3. Bagi penyelenggara sertifikasi, bertujuan untuk bahan evaluasi dan
bahan pengkajian program sertifikasi yang lebih baik di masa yang
7
1.
Pengertian Sertifikasi
Mulyasa mendefinisikan sertifikasi guru sebagai proses uji kompetensi
bagi calon guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau
meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi
pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi guru alah
sertifikat kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas
kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan
pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu.1
Sedangkan Sertifikasi menurut Martinis Yamin, “Sertifikasi adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai
pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional”.2 Sertifikasi dalam istilah makna kamus berarti surat keterangan (sertifikat)
dari lembaga yang berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus
pernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas. Bagi
guru agar dianggap layak dalam mengembang tugas profesi mendidik, maka harus
memiliki sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik tersebut diberikan kepada guru
dan dosen yang telah memenuhi persyaratan.
Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 adalah proses pemberian sertifikat
pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikasi pendidik adalah bukti formal sebagai
pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional,
guru wajib memilliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Pada pasal 1 ayat (1) PERMENPAN Nomer 11 Tahun 2011
1
Ramdan, Dampak Positif Sertifikasi THD Kinerja Guru di SD Babakanmadang di Bogor, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: skripsi, 2013) hal. 25
2
tentang sertifkasi bagi guru dalam jabatan dijelaskan bahwa sertifikasi bagi guru
dalam jabatan selanjutnya disebut “Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat
pendidik kepada guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru
bimbingan konseling, dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan
pendidikan”. Sertifikasi dilaksanakan melalui: a. Penilaian portofolio,
b. Pendidikan latihan dan profesi keguruan,
c. Pemberian sertifikasi pendidik secara langsung; atau
d. Pendidikan profesi guru
Dari beberapa penjelasan mengenai sertifikasi, penulis menyimpulkan
bahwa sertifikasi guru adalah legalitas yang diberikan oleh lembaga sertifikasi
sebagai bukti formal kelayakan profesi kepada guru atau dosen yang telah
memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan setelah dinyatakan lulus dari uji kompetensi dan portofolio.
2.
Dasar Hukum, Tujuan Sertifikasi Guru
Dasar hukum sertifikasi guru dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen membahas secara detail hal-hal yang berkaitan dengan guru dan dosen,
adapun sebagai berikut;3
a. Pasal 8, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Pasal 9, Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh
melalui pendidikan tinggi program sarjanan atau program diploma empat.
c. Pasal 10 ayat (1), Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
3
d. Pasal 11 ayat (1), Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.
e. Pasal 12, Setiap orang yang telah memperoleh sertifikat pendidik memiliki
kesempatan yang sama untuk diangkat menjadi guru pada satuan pendidikan
tertentu.
f. Pasal 14 ayat (1),
g. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:
1) Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial;
2) Mendapat promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja;
3) Memperoleh perlindungan dalm melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual;
4) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya;
5) Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran
untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalannya;
6) Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai
dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan
perundang-undangan;
7) Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan
tugas;
8) Memiliki kebebasan untk berserikat dalam organisasi profesi;
9) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan.
10)Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan menningkatkan
kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau
11)Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
Dari penjelasan diatas disimpulkan sertifkasi pendidik tidak hanya melekat
pendidikan yang menjadikannya tempat untuk mengaplikasikan
keprofesionalitasannya. Guru dan Dosen secara mendasar harus mempunyai nilai
kompetensi yang mumpuni ditunjang dengan hak fasilitas yang didapatkan, tidak
serta merta serifikasi melekat dalam jabatannya. Disamping jabatan sertifikasi,
Guru dan Dosen diprioritaskan terus mengembangkan kualitas kompetensi kepada
lembaga yang menaunginya.
Landasan hukum lainnya sebagai pedoman pelaksanaan sertifikasi guru
diantaranya:
1) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
2) Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi guru.
4) Fatwa/ Pendapat Hukum Menteri dan Hak Asasi Manusia
No.1.UM.01,02-253.
5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan.
6) Keputusan Mendiknas Nomer 122/P/2007 Tahun 2007 tentang Penetapan
Perguruan Tinggi penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan.
7) Keputusan Mendiknas Nomer 122/P/2007 Tahun 2007 tentang Penetapan
Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan Melalui
Jalur Pendidikan.
Ada dua sasaran yang menjadi tujuan dalam pelaksanaan sertifikasi:
Pertama, Para lulusan sarjana pendidikan maupun non kependidikan yang
menginginkan guru sebagai pilihan profesinya. Kedua, para guru dalam
jabatannya.4
Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan
kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai
4
bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kopetensi sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi
bagi calon atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan meningkatkan
kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi pemenuhan standar
kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi kompetensi adalah sertifikat
kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru
atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan profesi pada
jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Selain itu, tujuan sertifikasi adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru. Guru
yang telah lolos uji sertifikasi akan diberikan tunjangan profesi sebesar satu kali
gaji pokok sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
3. Prinsip-prinsip Sertifikasi Guru
Adapun prinsip-prinsip sertifikasi guru menurut Depdiknas, dalam buku 1
Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi adalah: a) Dilaksanakan secara objektif,
transparan, dan akuntabel. b) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan
nasional melalui peningkatan kompetensi dan kesejateraan guru. c) Dilaksanakan
sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. d) Dilaksanakan secara
terencana dan sistematis. e) Menghargai pengalaman kerja guru. f) Jumlah peserta
guru ditetapkan oleh pemerintah.5
a. Dilaksanakan Secara Objektif, Transparan, dan Akuntabel,
Yang dimaksud dengan objektif yaitu berpedoman pada proses perolehan
sertifikat pendidik, serta memenuhi standar pendidikan nasional. Transparan
yaitu berpedoman kepada proses sertifikasi yang memberikan peluang kepada
para pemangku kepentingan pendidikan untuk memeproleh akses informasi
tentang proses dan hasil sertifikasi. Akuntabel merupakan proses sertifikasi
yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan
secara administratif, finansial, dan akademik.
5
b. Berujung pada Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional Melalui Peningkatan
Kompetensi dan Kesejahteraan Guru,
Alih-alih peningkatan kesejahteraan guru disyaratkan pada peningkatan
kompetensinya, menjadi tidak cukup sekedar bermodalkan kualifikasi
akademik saja melainkan seorang guru memenuhi kompetensi kepribadian,
akademik, profesional dan sosial. Sertifikasi guru merupakan upaya
pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang dibarengi dengan
peningkatan kesejahteraan guru. Oleh karena itu, guru yang telah lulus uji
sertifikasi akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai
bentuk upaya pemerintah dakam meningkatkan kesejahteraan guru.
Tunjangan tersebut berlaku, baik guru yang berstatus pegawai negeri sipil
(PNS) maupun bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri sipil (swasta).
Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara
berkelanjutan.
c. Dilaksanakan Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan,
Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Perundang-undangan tersebut
merupakan suatu ketepan politik bahwa guru adalah pekerja profesional, yang
berhak mendapatkan hak-hak sekaliggus kewajiban profesional, sekaligus
sebagai landaasan hukum dan pelaksanaan sertifikasi agar tidak muncul
berbagai penyimpanagn dari aturan main yang sudah ada. Penyimpangan
yang harus diwaspadai adalah pelakasanaan sertifikasi yang tidak benar. Oleh
karenanya, begitu ada gejala penyimpangan, pemerintah harus mengambil
tindakan tegas. Seperti mencabut hak melaksanakan sertifikasi dari lembaga
yang dimaksud. Atau menetapkan seseorang tidak boleh menjadi penguji
d. Dilaksanakan Secara Terencana dan Sistematis,
Agar pelaksanaan sertifikasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien harus
direncanakan secara matang dan sistematis. Sertifikasi mengacu pada
kompetensi guru dan standar kompetensi guru. Jumlah peserta sertifikasi guru
ditetapkan oleh pemerintah. Untuk alasan efektifitas dan efisensi pelaksanaan
sertifikasi guru serta penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta
pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahun ditetapkan oleh
pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut,
maka disusunlah kuota guru peserta sertifikasi untuk masing-masing provinsi
dan Kabupaten/Kota. Penyusunan dan penetapan kuota tersebut didasarkan
atas jumlah data individu guru per Kabupaten/Kota yang masuk di pusat data
Direktorat jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.
e. Menghargai Pengalaman Guru
Pengalaman kerja guru disamping lamanya guru mengajar juga termasuk
pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti, karya yang pernah dihasilkan
baik dalam bentuk tulisan maupun media pembelajaran, serta aktifitas lain
yang menunjang profesionalitas guru dalam mengajar. Dalam beberapa hal,
guru yang mempunyai masa kerja lebih lama akan lebih berpengalaman
dalam melakukan pembelajaran dibanding dengan guru yang masih relatif
baru. Oleh karena itu, pengalaman kerja guru perlu mendapat penghargaan
sebagai salah satu komponen yang diperhitungkan dalam sertifikat guru.
f. Jumlah Peserta Sertifikat Guru ditetapkan oleh Pemerintah,
Untuk alasan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan sertifkasi guru serta
penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta pendidikan profesi dan
uji kompetensi setiap tahunnya ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan
jumlah yang ditetapkan pemerintah tersebut, maka disusunlah kuota tersebut
didasarkan atas jumlah data individu guru per Kabupaten/Kota yang masuk
dipusat data Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
4.
Pelaksanaan Sertifikasi Guru
Dasar pelaksanaan sertifikasi terdapat dalam Undang Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 8 yang berbunyi “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional” dan di
Pasal 11 ayat 1 yang berbunyi “Sertifikat pendidik yang sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan”. Dasar
pelaksanaan sertifikasi guru yang lain adalah:
1. Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan
yang ditetapkan 4 Mei 2007.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
4. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan
Kompetensi Guru.
Sertifikasi dilakukan oleh perguruan tinggi penyelenggara tenaga
kependidikan yang terakreditasi dan dutetapkan oelh pemerintah. Uji kempetensi
guru dilakukan melalui tes tertulis untuk menguji kompetensi profesional dan
pedagogik dan penilaian kinerja untuk menguji kompetensi sosial dan
kepribadian.
Sertifikasi dilakukan dengan mendata semua yang dimiliki tiap guru.
Data tersebut dapat berupa ijazah, diploma, tanda lulus kursus, tanda mengikuti
pelatihan. “Seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik.”6
Guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikat
pendidik wajib memenuhi kualifikasi akademik dari sertifikat pendidik paling
lama 10 tahun sejak berlakunya Undang-Undang. Salah satu penerapan dari
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 adalah program
sertifikasi guru dalam jabatan yang dilaksanakan melalui:
6
a.
Penilaian portofolio guru sebagaimana dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi Guru dalam jabatan.b.
Jalur pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Gurudalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan.
Namun saat ini cara yang dilakukan oleh pemerintah agar para guru dapat
meningkatkan profesionalismenya salah satunya adalah dengan menempuh
program sertifikasi guru lewat Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Bagi peserta
program sertifikasi guru dalam jabatan yang belum lulus melalui jalur portofolio,
maka direkomendasikan oleh Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk
mengikuti PLPG.
Pelaksanaan Sertifikasi Guru merupakan salah satu implementasi dari
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Agar sertifikasi
guru dapat direalisasikan dengan baik perlu pemahaman bersama antara berbagai
unsur yang terlibat, baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena itu, perlu adanya
koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan sertifikasi guru agar pesan
Undang-Undang tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan.
Salah satu bagian penting dalam sertifikasi guru adalah rekrutmen dan
penetapan calon pesertanya. Untuk itu diperlukan sebuah pedoman yang dapat
menjadi acuan bagi dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota,
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan, kepala sekolah, guru, guru yang diangkat
dalam jabatan pengawas, dan unsur lain yang terkait dalam sertifikasi guru dalam
jabatan.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi, profesionalisme, dan menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi
yang belum mencapai batas minimal skor kelulusan pada penilaian portofolio.
Peserta PLPG adalah guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata
pelajaran, guru bimbingan konseling atau konselor, serta guru yang diangkat
kelulusan pada penilaian portofolio dan direkomendasikan untuk mengikuti PLPG
pada panggilan berikutnya pada tahun berjalan selama PLPG masih dilakukan.
Peserta yang tidak memenuhi 2 kali panggilan dan tidak ada alasan yang
bisa dipertanggungjawabkan dianggap mengundurkan diri. Apabila sampai akhir
masa pelaksanaan PLPG peserta masih tidak dapat memenuhi panggilan karena
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, peserta tersebut diberi kesempatan
untuk mengikuti PLPG hanya pada tahun berikutnya tanpa merubah nomor
peserta. Bagi peserta yang tidak dapat menyelesaikan PLPG dengan alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan diberi kesempatan untuk melanjutkan PLPG pada
tahun berikutnya.
Didalam program sertifikasi guru terdapat persyaratan yang harus
dipenuhi oleh peserta sertifikasi. Untuk itu penulis mencoba memberikan
gambaran mengenai persyaratan sertifikasi yang bersifat umum. Diantaranya
sebagai berikut:
a. “Persyaratan penting sertifikasi adalah memiliki ijazah akademik atau kualifikasi akademik minimum S1 Atau D4. Guru yang masih aktif mengajar
di sekolah dibawah binaan Kementerian Pendidikan Nasional yaitu guru yang
mengajar di sekolah umum, kecuali guru Agama. Sertifikasi guru bagi guru
Agama (termasuk guru Agama yang memiliki NIP 13) dan semua guru yang
mengajar di Madrasah (termsauk guru bidang studi umum yang memiliki NIP
13) diselenggarakan oleh Kementrian Agama dengan kuota dan aturan
penetapan peserta dari Kementrian Agama.
b. Guru bukan PNS satuan pendidikan swasta/yayasan harus memiliki SK
sebagai guru tetap dari penyelenggara pendidikan, sedangkan guru bukan
PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota.
c. Calon peserta sertifikasi harus memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga
5.
Efektifitas dan Manfaat Sertifikasi Guru
Manfaat Sertifikasi Guru adalah sebagai berikut: “1) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi
guru. 2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
berkualifikasi dan tidak profesional. 3) Menjaga lembaga penyelenggara
pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan
eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.7
Sedangkan efektifitas sertifikasi guru menurut UU No. 14 Tahun 2005
pasal 14 ayat (1) antara lain:
a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial.
b. Mendapat promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual.
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas ke profesionalannya.
f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan
kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
g. Memperleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
i. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi
akademik dan kompetensi.8
Alasan yang digadang-gandang bahwa merosotnya kompetensi guru saat
ini tak lain adalah kecilnya pendapatan upah dan jaminan kehidupan. Namun
7
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007), hal. 79
8
semua itu bukanlah hal yang menjadi dasar pelaksanaan sertifikasi ini, melainkan
efektifitas pelaksanaan sertifikasi ini semata mata untuk meningkatkan kualitas
guru dan kompetensinya dalam dunia pendidikan. Dan hal yang menjadi tolok
ukur keberhasilan sertifikasi ini dapat dilihat dari peserta didik bertambah gairah
dalam belajar, bila hasil belajar peserta didik meningkat, bila disiplin sekolah
membaik, bila hubungan antara guru, orang tua, dan masyarakat menjadi mesra.9
B.
Kompetensi Guru
1.
Pengertian Kompetensi
Sertifikasi menurut Jejen Musfah dalam bukunya Peningkatan Kompetensi
Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktek “Kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap, yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri
dan lingkungan”. 10
Jika dilihat dari dalam Bahasa Indonesia kompetensi
merupakan serapan dari bahasa Inggris “competence” yang berarti kecakapan dan kemampuan. Dengan demikian jelaslah bahwa kompetensi merupakan
kemampuan yang harus dimiliki seseorang baik pengetahuan, keterampilan,
maupun nilai dan sikap untuk melakukan suatu pekerjaan yang tidak dapat
dilakukan oleh orang lain yang tidak memiliki kemampuan tersebut.
2.
Kompetensi Dasar Guru
Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi. 11 Kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.
9
Depatemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005), hal. 12
10
Musfah, Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktek, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet ke 1, hal. 27
11
Kemampuan pedagogik adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan mengembangkan peserta didik untuk mengkualifikasikan berbagai potensi yang dimilikinya, (Peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan).12
kemampuan ini sangat menentukan terhadap kualitas kegiatan belajar
mengajar, karena seorang guru harus memahami kondisi peserta didik dan
mengetahui bagaimana mengelola kegiatan transferknowledge serta
mengevaluasinya.
a. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlaq mulia, arif, berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.13
Menurut pepatah Jawa bahwa seorang guru harus digugu dan ditiru, ,menjadi
suri tauladan dalam setiap tindak-tanduknya, menjadi suatu keharusan
seorang guru mencerminkan kepribadian yang baik kepada anak didik,
sesama guru dan masyarakat (Social Sense)
b. Kompetensi profesional adalah penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam. Kompetensi ini harus dimiliki oleh seorang guru dimana
pengetahuan yang luas akan menjadi referensi penting dalam penyampaian
materi.
c. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orang tua wali/peserta didik, dan masyarakat. Hubungan sosial ini merupakan
bentuk pembuktian bahwa seorang guru tidak hanya berinteraksi dengan
murid didalam kelas saja, melainkan harus mempunyai kepekaan sosial dan
lingkungannya.
12
Nazarudin Rahman, Regulasi Pendidikan Menjadi Guru Profesional Pasca Sertifikasi, (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2009) hal. 37
13
3.
Kompetensi Guru dalam Mengajar
Kompetensi guru dalam sertifikasi terdapat dalam Undang Undang Guru
dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 10 yang berbunyi Kompetensi guru
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi kepribadian,
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
a) Kompetensi Pedagogik
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampu.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
10.Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
b) Kompetensi Kepribadian
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
c) Kompetensi Profesional
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
d) Kompetensi Sosial
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
4.
Bentuk-bentuk Kompetensi Profesional
Menurut Uzer Usman, seperti disebutkan dalam bukunya, bentuk-bentuk
kompetensi profesionalisme, yaitu sebagai berikut:14
a. Menguasai Landasan Kependidikan.
Untuk memenuhi kompetensiprofesionalisme yang baik, seorang guru
harus menguasai landasan kependidikan sebagai berikut:
1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional;
a) Mengkaji tujuan pendidikan nasional.
b) Mengkaji tujuan pendidikan dasar dan menengah.
c) Meneliti kaitan antara tujuan pendidikan dasar dan menengah
dengan tujuan pendidikan nasional.
d) Mengkaji kegiatan-kegiatan pengajaran yang menunjang
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat
a) Mengkaji peranan sekolah sebagai pusat pendidikan dan
kebudayaan.
b) Mengkaji peristiwa-peristiwa yang mencerminkan sekolah sebagai
pusat pendidikan dan kebudayaan.
3) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.
a) Mengkaji jenis perbuatan untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
14
b) Mengkaji prinsip-prinsip belajar.
c) Menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan belajar
mengajar.15
b. Menguasai Bahan Pengajaran
Hal yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah menguasai bahan
pengajaran yang akan diajarkan kepada siswa, yaitu:
1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendiidkan dasar dan
menengah
a) Mengkaji kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
b) Menelaah buku teks pendidikan dasar dan menengah.
c) Menelaah buku pedoman khusus bidang studi.
d) Melaksanakan kegiatan dalam buku teks dan buku pedoman
khusus.
2) Menguasai bahan pengayaan
a) Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan bahan bidang
studi/mata pelajaran.
b) Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan profesi guru.
c. Menyusun Program Pengajaran
Selanjutnya adalah dapat menyusun program-program pengajaran dengan
baik seperti:
1) Menetapkan tujuan pembelajaran
a) Mengkaji cirri-ciri tujuan pembelajaran.
15
b) Dapat merumuskan tujuan pembelajaran.
c) Menetapkan tujuan pembelajaran untuk satu satuan
pembelajaran/pokok pembahasan.
2) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran.
a) Dapat memilih bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
b) Mengembangkan bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar
a) Mengkaji berbagai metode mengajar.
b) Dapat memilih metode mengajar.
c) Merancang prosedur belajar mengajar yang tepat.
4) Memilih dan mengembangkan media pembelajaran yang sesuai
a) Mengkaji berbagai media pembelajaran.
b) Memilih media pembelajaran yang tepat.
c) Membuat media pembelajaran yang sederhana.
d) Menggunakan media pembelajaran.
5) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar
a) Mengkaji berbagai jenis dan kegunaan sumber belajar.
d. Melaksanakan Program Pengajaran
Melaksanakan program pengajaran yang terkait dengan mata pelajaran
yang bersangkutan, yaitu:
1) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat
a) Mengkaji prinsip-prinsip pengelolaan yang tepat
b) Mengkaji factor-faktor yang mempengaruhi suasana belajar
mengajar
c) Menciptakan suasana belajar mengajar yang baik
d) Menangani masalah pengajaran dan pengelolaan
2) Mengatur ruangan belajar
a) Mengkaji belbagai tata ruang belajar
b) Mengkaji kegunaan saarana dan prasarana kelas
c) Mengatur ruang belajar yang tepat
3) Mengelola interaksi belajar mengajar
a) Mengkaji cara-cara mengamati kegiatan belajar mengajar
b) Dapat mengamati kegiatan belajar mengajar
c) Menguasai belbagai keterampilan dasar mengajar
d) Dapat menggunakan berbagai keterampilan kegiatan belajar
Tabel. 1
Peta Tugas dan Fungsi Profesional Guru16
Tugas Fungsi Uraian Tugas
Mendidik, mengajar,
membimbing dan melatih
1. Pendidik a. Mengembangkan potensi
kemampuan dasar peserta
2. Pengajar a. Merencanakan pembelajaran,
b. Melaksanakan pembelajaran,
c. Menilai proses dan hasil
pembelajaran.
3. Pembimbing a. Mendorong berkembangnya
perilaku positif dalam
pembelajaran,
b. Membimbing peserta didik
memecahkan masalah dalam
pembelajaran.
4. Pelatih a. Melatih
keterampilan-keterampilan yang
Membantu pengembangan
e. Menilai Hasil dan Proses Belajar Mengajar yang Telah Dilaksanakan
Menilai proses belajar mengajar untuk mengetahui hasil yang didapatkan,
dengan cara:
1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran
a) Mengkaji konsep dasar penilaian
b) Mengkaji belbagai teknik penilaian
c) Menyusun alat penilaian
d) Mengkaji cara mengelola dan menafsirkan data untuk menetapkan
taraf pencapaian murid
e) Dapat menyelenggarakan penilaian pencapaian murid
2) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
a) Menyelenggarakan penilaian untuk perbaikan proses belajar
mengajar
b) Dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan proses
C.
Pentingnya Uji Kompetensi Guru
Uji kompetensi guru yang terdapat dalam standar sertifikasi guru memiliki
manfaat yang sangat penting, terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan
melalui peningkatan kualitas guru. Pentingnya uji kompetensi dalam sertifikasi
guru antara lain dapat dikemukakan berikut ini (Mulyasa, 2007):
a. Sebagai alat untuk mengembangkan standar kompetensi guru
Uji kompetensi guru dapat digunakan untuk mengembangkan standar
kompetensi guru. Berdasarkan hasil uji dapat diketahui kemampuan rata-rata
para guru, aspek mana yang perlu ditingkatkan, dan siapa guru yang perlu
mendapat pembinaan secara kontinyu, serta siapa guru yang telah mencapai
standar kemampuan minimal.
b. Merupakan alat seleksi penerimaan guru
Uji kompetensi diharapkan dapat menjaring guru-guru yang kompeten, kreatif,
profesional, inovatif, dan menyenangkan, sehingga mampu meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolahnya. Dengan uji kompetensi yang digunakan
sebagai alat seleksi, penerimaan guru baru dapat dilakukan secara profesional,
tidak didasarkan atas suka-tidak suka, atau alasan subjektif lain, yang
bermuara pada korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), tetapi berdasarkan
standar kompetensi yang objektif, dan berlaku secara umum untuk semua
calon guru.
c. Untuk pengelompokkan guru
Hasil uji kompetensi guru dapat digunakan untuk mengelompokkan dan
menentukan mana guru profesional yang berhak menerima tunjangan
profesional, tunjangan jabatan dan penghargaan profesi serta guru yang tidak
profesional yang tidak berhak menerimanya. Dalam hal ini, guru-guru dapat
dikelompokkan berdasarkan hasil uji kompetensi, misalnya kelompok tinggi,
kelompok sedang, dan kelompok kurang.
d. Sebagai bahan acuan dalam pengembangan kurikulum
Keberhasilan lembaga pendidikan dalam mempersiapkan calon guru
ditentukan oleh berbagai komponen dalam lembaga tersebut, antara lain
mempersiapkan calon guru harus dikembangkan berdasarkan kompetensi
guru.
e. Merupakan alat pembinaan guru
Uji kompetensi mengandung syarat yang menjadi kriteria calon guru, maka
akan terdapat pedoman bagi para administrator dalam memilih, menseleksi,
dan menempatkan guru sesuai dengan karakteristik dan kondisi, serta jenjang
sekolah.
f. Mendorong kegiatan dan hasil belajar
Kegiatan pembelajaran, dan hasil belajar peserta didik tidak saja ditentukan
oleh manajemen sekolah, kurikulum, sarana dan prasarana pembelajaran,
tetapi sebagian besar ditentukan oleh guru. Oleh karena itu, uji kompetensi
guru akan mendorong terciptanya kegiatan dan hasil belajar yang optimal,
karena guru yang teruji kompetensinya akan senantiasa menyesuaikan
30
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDIT Al-Mubarak Jakarta yang
bertempat di Jalan Pramuka Sari III, Jakarta Pusat. Adapun waktu penelitian ini
dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2016
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field
research). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi mendalam terhadap
suatu lembaga pendidikan Islam, sehingga menghasilkan informasi yang
terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai lembaga pendidikan Islam
tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial sikap,
kepercayaan, persepdi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, pertama; menggambarkan dan
mengungkap (to describe and explore), dan kedua menggambarkan dan
menjelaskan (to descibe and explain).1
C. Data dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah berupa data primer dan
sekunder. Data primer diambil berdasarkan hasil pengumpulan data melalui
angket yang dibagikan kepada responden secara langsung, serta melalui observasi
langsung terhadap objek. Sedangkan data sekunder didapatkan melalui laporan
kegiatan belajar mengajar disekolah serta ditunjang dengan program kegiatan guru
yang ada disekolah.
1. Data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan
diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan. Data primer
1
dapat berbentuk opini subjek secara individual atau kelompok, dan hasil
observasi terhadap karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan dan hasil
pengujian tertentu.2 Dalam penelusuran data primer ini akan dilaksanakan
melalui angket dan wawancara langsung dengan:
a) Kepala Sekolah
Peneliti akan memperoleh informasi dari kepala sekolah/wakil kepala
sekolah mengenai kompetensi guru sebelum dan setelah mengikuti
sertifikasi dalam mengajar.
b) Guru yang telah bersertifikasi
Salah satu sumber yang akan memberikan informasi kepada peneliti yang
menyangkut semua hal yang berkaitan dengan kompetensi guru setelah
melaksanakan sertifikasi.
c) Guru yang belum sertifikasi
Untuk meminta informasi dari para guru yang belum mengikuti
sertifikasi
d) Para siswa
Untuk mendapatkan respon dari siswa mengenai kompetensi guru setelah
mengikuti sertifikasi
2. Data Sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung
melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga
lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan
dalam suatu penelitian tertentu.
D. Metode Pengumpulan Data
1) Metode Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar,
siswa belajar, kepala sekolah yang memberikan pengarahan, personil
2
bidang kepegawaian yang sedang rapat dan sebagainya.3 Observasi adalah
alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati secara
sistematik gejala-gejala yang terjadi dilapangan yang berkaitan dengan
kompetensi guru sebelum dan sesudah mengikuti sertifikasi dalam
mengajar. Penelitian ini menggunakan Observasi Partisipasi Pasif (passive
participation): mean the research is prevent at the sense of action but does
not interact or participate. Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat
kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut.4
2) Metode Wawancara
Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan
data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif, wawancara dilaksanakan secara lisan dalam
pertemuan tatap muka secara individual. Dalam penelitian ini peneliti akan
menggunakan metode wawancara semi terstruktur (semistructure
interview), peneliti lebih bebas membahas apa saja karena penelitian ini
bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana
pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam
melakukan wawancara ini peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan
mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Peneliti akan melakukan
wawancara dengan Kepala Madrasah, guru yang telah bersertifikat
pendidik, guru yang belum mengikuti sertifikasi dan siswa di SDIT
Al-Mubarak Jakarta.
3) Dokumentasi
Metode dokumentasi atau studi dokumenter (documentary study)
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
3
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2008) hal. 60
4
elektronik.5 Dalam penelitian ini pengumpulan data juga diperoleh dengan
cara melihat dokumen-dokumen yang memiliki oleh madrasah tersebut.
4) Tringulasi Data
Tringulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.6 Dalam
penelitian ini untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan kepada guru lain yang belum mengikuti sertifikasi guru dan
kepada kepala sekolah, siswa, serta Wakil Kepala Kurikulum dengan
maksud mengecek keberhasilan data hasil wawancara.
5) Metode Analisis Data
Analisis data induktif mengungkap data khusus, detail untuk menemukan
kategori, dimensi, hubungan penting dan asli dengan pertanyaan terbuka.
Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh dianalisis dengan cara
menarik kesimpulan dari data yang bersifat khusus menjadi data yang
bersifat umum untuk mengetahui seberapa besar dampak sertifikasi guru
terhadap kompetensi guru dalam mengajar diukur dengan ukuran pengaruh
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti adalah instrument yang paling utama, namun
untuk memperjelas dan membantu peneliti untuk focus pada apa yang diteliti,
maka dikembangkan instrumen penelitian yang sederhana yang dapat melengkapi
data hasil penelitian
Adapun in strumen tersebut antara lain:
1. Pedoman observasi atau pengamatan (observation)
2. Pedoman wawancara (interview guide)
3. Pedoman dokumentasi (check list)
4. Field note berfungsi untuk mencatat data hasil opbservasi dan wawancara.
5. Alat rekam
5
ibid
6
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab. Untuk mempermudah dalam
memahami isi dari skripsi ini penulis akan menguraikan tentang sistematika
penulisan.
1. Pada bab I pendahuluan yaitu untuk mengantarkan pembahasan isi secara
menyeluruh, yaitu meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
2. Dan pada bab II akan diuraikan mengenai landasan teori dari penelitian.
3. Sedangkan bab III menjelasakan tentang metode penelitian, meliputi: tempat
dan waktu penelitian; jenis penelitian data dan sumber penelitian, metode
pengumpulan data, serta instrument penelitian.
4. Bab IV merupakan pembahasan inti yaitu berisi tentang pembahasan dan hasil
analisi dampak sertifikasi guru terhadap kompetensi guru dalam mengajar.
35
1. Visi-Misi Sekolah
Visi: Mewujudkan pendidikan berkarakter dalam membangun peradaban
bangsa sehingga mampu membentuk generasi yang cerdas, kreatif, mandiri dan
bertaqwa.
Misi: Adapun misi merupakan penerjemahan visi ke dalam program
sekolah, adapun diantaranya:
1. Mengintegrasikan kurikulum, metodologi dan program pendidikan.
2. Menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan
menyenangkan.
3. Mempersiapkan murid yang berprestasi, cerdas, kreatif, mandiri dan
bertaqwa.
4. Melakukan pembinaan keagamaan, pengembangan potensi dan bimbingan
konseling.
5. Memberikan jaminan pelayanan yang prima dalam berbagai hal untuk
mendukung proses belajar dan bekerja yang harmonis dan selaras.
2. Kurikulum
Kurikulum adalah program dan isi dari suatu system pendidikan yang
berupaya melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar tercapai dengan baik,
dengan kata lain kurikulum merupakan alat sentral pendidikan untuk mencapai
keberhasilan pendidikan di sekolah
Kurikulum yang dipakai oleh SDIT Al-Mubarak adalah:
1. Kurikulum Terpadu, adalah perpaduan kurikulum nasional dengan Agama
dengan prinsip; At-takamul, At-tawazun, As-syumul, Al-ittishal.
3. Program unggulan: Out Bound, Outing Class, Fun Cooking, FieldTrip.
4. Full day: Kelas 1-3 jam 07.00 – 14.00, Kelas 4-6 jam 07.00 – 15.30.
3. Target Pembelajaran
Target pembelajaran merupakan tolok ukur keberhasilan sekolah dalam
mendidik perserta didiknya sekaligus sebagai pedoman orang tua dalam
penilaian keberhasilan. Target pembelajaran ini sebagai hasil tujuan akhir dari
program yang dijalankan oleh sekolah. Adapun diantaranya:
1. Bertaqwa
a. Salimul ‘aqidah (aqidah yang selamat) b. Shalihul ibadah (ibadah yang benar)
2. Mandiri
a. Matinul khuluq (pribadi yang matang)
b. Mujahidin linafsihi (bersunggung-sungguh, disiplin)
c. Munadzzomun fi syu’nihi (tertib, cermat dan berusaha rapi) d. Harisun ala waqtihi (mengoptimalkan pemanfaatan waktu)
e. Nafiun lighairihi (dapat bermanfaat bagi orang lain)
3. Kreatif
a. Qawiyyul jismi (sehat dan kuat)
b. Qawiyyul fanny (kemampuan dan keterapilan yang memadai)
4. Cerdas
1. Mutsafaqul fikri (cerdas dan berwawasan)
4. Budaya Sekolah
Sekolah ini menerapkan; Student of the month, out bound, sholat dhuha,
outing class, reading record. Budaya sekolah merupakan cerminan dari
manajemen yang baik dan penegakan kedisiplinan warga sekolah secara disiplin.
Hal tersebut akan memberikan dampak yang baik terhadap pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar di sekolah, adapun program yang di laksanakan oleh SDIT
a) Program Harian:
1. Salam pagi
2. Tilawah pagi
3. Inspirasi pagi
4. Sholat dhuha
5. Kultum
6. KBM ala PAKEM
7. Infaqku
8. Sholat berjamaah
b) Program Pekanan:
1. Upacara hari senen
2. Ekskul pilihan
3. Reading record
4. English & Arabic day
5. Senam bersama
6. Apresiasi prestasi
7. Mutaba’ah yaumiyah 8. Takhasus
9. Pramuka (pandu Al-Mubarak)
c) Program bulanan:
1. Student of the month
2. Ifthor jama’i 3. Mabit
4. Up grading
d) Program Semesteran:
Ektrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang diprogramkan sekolah
untuk menyalurkan bakat dan minat siswa. Peserta didik dapat menyalurkan dan
mengembangkan kreatifitas mulai sejak dini. Hal tersebut dilaksanakan sekolah
sebagai tujuan mengakomodir dan menfasilitasi pengembangan kemampuan yang
tidak didapatkan didalam kelas. Adapun kegiatan tersebut diantaranya: