• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.1 Pengembangan Permukiman - DOCRPIJM 81edb43e3c BAB VIIBab 7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "7.1 Pengembangan Permukiman - DOCRPIJM 81edb43e3c BAB VIIBab 7"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 1 7.1 Pengembangan Permukiman

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

7.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

A. Arahan Kebijakan

Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional.

Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

(2)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 2 Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan.

Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.

B. Lingkup Kegiatan

Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:

a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan;

b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial; c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;

d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

(3)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 3 7.1.2 isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

A. Isu Strategis

Berbagai isu strategis Kabupaten Cianjur yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini selengkapnya disajikan pada table 7.1

Tabel 7.1

Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kabupaten Cianjur

No. Isu Strategis Keterangan

1 Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga kumuh perkotaan.

2 Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin seperti longsor dan banjir.

3 Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.

4 Belum memadainya infrastruktur permukiman, sehingga menurunkan kualitas lingkungan permukiman

5 Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman.

6 Belum optimalnya peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mendukung pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.

Sumber : Hasil Identifikasi Isu Strategis

B. Kondisi Eksisting

(4)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 4 Tabel 7.2

Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati/ Peraturan Lainnya Terkait Pengembangan Permukiman

No PERDA/Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati/Peraturan lainnya

Keterangan

No. Peraturan Perihal Tahun

1 PERDA No. 14 Restribusi Izin Mendirikan Bangunan 2012

2 PERDA No. 14 Bangunan 2002

Sumber : Dinas Tata Ruang dan Permukiman, 2014

A. Perkotaan

Tabel 7.3

Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Cianjur Tahun 2014

No Lokasi Kawasan Kumuh Luas

Kawasan 2 Pabuaran Pasar Beas Kel.

Sayang

7 Bantaran Sungai Cianjur Kp. Pasar Baru Kel. Pamoyanan

5,0

8 RW 18 Kel. Pamoyanan 3,0

9 RW 2 DS. Sindangjaya 2,5

Sumber : Dinas Tata Ruang dan Permukiman, 2014

Tabel 7.4

Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten Cianjur

No Lokasi Rusunawa

Tahun Pemba-ngunan

Terhuni/

Tidak Pengelola

Jumlah

penghuni Kondisi

Prasarana Cipta Kaya

yang Ada 1. Ponpes As suyutiyah

Kec. Cilaku

2014 terhuni yayasan 200 org Baik MCK

2. Armed Kec. Cipanas 2013 Terhuni Armed TNI AD

600 org Baik MCK

3. Ponpes Ibrohimiyah Kec. Ciranjang

2013 terhuni yayasan 300 org Baik MCK

4. Ponpes As suyutiyah Kec. Cilaku

2014 terhuni yayasan 200 org Baik MCK

5. Armed Kec. Cipanas 2013 Terhuni Armed TNI AD

600 org Baik MCK

(5)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 5 B. Perdesaan

Tabel 7.5

Data Program Perdesaan Di Kabupaten Cianjur

No Program/Kegiatan Lokasi Satuan Sumber Dana

1 Penataan Lingkungan Permukiman Penduduk Perdesaan Pekerjaan

Pembuatan Jalan Lingkungan dan Jalan setapak

Tersebar di Kab. Cianjur

1 Paket Kegiatan

Banprop, APBD II

2 Penunjang Program Infrastruktur Perdesaan (PPIP)

Tersebar di Kab. Cianjur

1 Paket Kegiatan

APBN

3 Pembangunan Jembatan Gantung dan Plat

Tersebar di Kab. Cianjur

1 Paket Kegiatan

Banprop, APBD II

Sumber : Dinas Tata Ruang dan Permukiman, 2014

Tabel 7.6

Data Kondisi Infrastruktur Perdesaan Di Kabupaten Cianjur Tahun 2008 - 2013

No Infrastruktur Terbangun Lokasi Volume Satuan Kondisi

1 Jalan Lingkungan lebar 2-3M

9 Saluran Pembuang Limbah

Tersebar 3249 Meter

10 TPA/Gerobak Sampah Tersebar 16 Unit

Sumber : Dinas Tata Ruang dan Permukiman, 2014

C. Permasalahan dan Tantangan Permukiman

(6)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 6 Tabel 7.7

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Cianjur daya dukung lahan dan kestabilan tanah yang mengakibatkan terjadinya longsor

1. Bencana longsor 1. Kajian 2. Adanya permukiman

yang padat maupun kumuh di beberapa lokasi

2. Tidak memenuhi standar perumahan

Adanya tugas dan fungsi yang tidak sesuai dengan struktur organisasi yang ada

Revisi struktur organisasi beserta tugas dan fungsinya

3 Aspek Pembiayaan

Pembiayaan untuk bantuan pembangunan rumah tidak layak huni kurang memadai

Jumlah rumah tidak layak huni cukup banyak

Peran swasta maupun masyarakat untuk kepedulian terhadap permukiman bagi MBR masih kurang

Masih banyak permukiman yang kurang

Sumber : Hasil identifikasi permasalahan, Tahun 2014

7.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

(7)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 7 Tabel 7.8

Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan Untuk 5 Tahun

No Uraian Unit Tahun 2015

Sumber : Hasil perhitungan kebutuhan program pengembangan permukiman, Tahun 2014

Tabel 7.9

Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan Untuk 5 Tahun

No Uraian Unit Kepadatan Penduduk Jiwa/Km2

Proyeksi Persebaran

2 Desa Potensial untuk Agropolitan

Kecamatan Pacet Cipanas Sukares

mi 3 Desa Potensial untuk

Minapolitan

Kecamatan Cidaun Agrabinta Sindang

barang 4 Kawasan Rawan

Bencana

Kecamatan

5 Kawasan Perbatasan Kecamatan Sukares mi

Gekbrong Naring- gul

7 Desa Kategori Miskin Kecamatan 8 Kawasan dengan

Komoditas Unggulan

Kecamatan Cugenang Warung

kondang

(8)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 8 7.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan

perkotaan terdiri dari:

1) Pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta

2) Peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.

Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:

1) pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil, 2) pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE),

desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.

Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan SPPIP dan RPKPP ataupun review bilamana diperlukan.

Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

 Infrastruktur kawasan permukiman kumuh  Infrastruktur permukiman RSH

 Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya

Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

 Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/Minapolitan)  Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana

 Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil  Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)  Infrastruktur perdesaan PPIP

 Infrastruktur perdesaan RIS PNPM

(9)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 9 Sumber: Dit. Pengembangan Permukiman, 2012

Gambar 7.1 Alur Program Pengembangan Permukiman

Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria)

Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut:

1. Umum

 Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.

 Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.  Kesiapan lahan (sudah tersedia).

 Sudah tersedia DED.

(10)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 10

 Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.

 Ada unit pelaksana kegiatan.

 Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.

2. Khusus

Rusunawa

 Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA  Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh

 Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, Air Minum, dan PSD lainnya

 Ada calon penghuni RIS PNPM

 Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.

 Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.  Tingkat kemiskinan desa >25%.

 Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BOP minimal 5% dari BLM.

PPIP

 Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI

 Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum ditangani program Cipta Karya lainnya

 Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik  Tingkat kemiskinan desa >25%

PISEW

 Berbasis pengembangan wilayah

 Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang mendukung (i) transportasi, (ii) produksi pertanian, (iii) pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan sanitasi, (v) pendidikan, serta (vi) kesehatan

 Mendukung komoditas unggulan kawasan

(11)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 11 ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang tinggi, (2) ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum, (3) penurunan kualitas rumah, perumahan, dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas umum, serta (4) pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Lebih lanjut kriteria tersebut diturunkan ke dalam kriteria yang selama ini diacu oleh Ditjen. Cipta Karya meliputi sebagai berikut:

1. Vitalitas Non Ekonomi

a. Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota atau RDTK, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan dalam ruang kota.

b. Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh dalam hal kelayakan suatu hunian berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya.

c. Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang dinilai, mempunyai indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan kerapatan dan kepadatan penduduk.

2. Vitalitas Ekonomi Kawasan

a. Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, apakah apakah kawasan itu strategis atau kurang strategis.

b. Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana keterkaitan dengan faktor ekonomi memberikan ketertarikan pada investor untuk dapat menangani kawasan kumuh yang ada. Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusat aktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun, pertokoan, atau fungsi lainnya.

c. Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian penduduk kawasan permukiman kumuh.

3. Status Kepemilikan Tanah

a. Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman. b. Status sertifikat tanah yang ada.

4. Keadaan Prasarana dan Sarana a. Kondisi Jalan

(12)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 12 5. Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota

a. Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya.

b. Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnya rencana penanganan (grand scenario) kawasan, rencana induk (master plan) kawasan dan lainnya.

7.1.5 Usulan Program dan Kegiatan

A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

Sesuai dengan kondisi eksisting permukiman di Kabupaten Cianjur, baik permukiman perkotaan maupun perdesaan serta perkiraan kebutuhan pengembangan permukiman untuk 5 (lima) tahun mendatang, maka dapat dirumuskan usulan prioritas program dan kegiatan seperti yang disajikan pada tabel 7.10

Tabel 7.10

Usulan dan Prioritas Program Pengembangan Permukiman Kabupaten Cianjur

No Kegiatan Volume Satuan Biaya

(Juta Rp) Lokasi

1 Pembuatan Jalan Lingkungan di Kawasan Permukiman

250 Kilometer 40.000 Tersebar di

Kab. Cianjur 2 Pembuatan Jalan Setapak/Gang di

Kawasan Permukiman

200 Kilometer 27.500 Tersebar di

Kab. Cianjur 3 Pembangunan Jembatan

Gantung/plat di Permukiman yang dilalui aliran sungai

71 Unit 41.000 Tersebar di

Kab. Cianjur

4 Renovasi/Pemugaran Rumah Tidak Layak Huni untuk masyarakat berpenghasilan rendah

2000 Unit 98.000 Tersebar di

Kab. Cianjur

5 Masterplan dan DED kawasan prioritas

1 Paket 200 Kab. Cianjur

6 Kajian Pengembangan Rusunawa 1 Paket 200 Tersebar

7 Penataan kawasan permukiman kumuh

2 Paket 4.000 Tersebar

8 Penyusunan Data base Sarana Prasarana kawasan perumahan dan permukiman

1 Paket 200 Tersebar

9 Pembangunan rusunawa 1 Blok 25.000 Kota Cianjur

Sumber : Hasil usulan prioritas program pengembangan permukiman, Tahun 2014

B. Usulan Pembiayaan Pembangunan Permukiman

(13)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 13 sesuai dengan kemampuan pembiayaan masing-masing pihak. Untuk lebih jelasnya usulan pembiayaan proyek dapat dilihat pada tabel 7.11

Tabel 7.11

Usulan Pembiayaan Proyek

No Kegiatan

1 Pembuatan Jalan Lingkungan di Kawasan Permukiman

25.000 15.000 40.000

2 Pembuatan Jalan Setapak/Gang di Kawasan Permukiman

12.500 15.000 27.500

3 Pembangunan Jembatan Gantung/plat di Permukiman yang dilalui aliran sungai

26.000 15.000 41.000

4 Renovasi/Pemugaran Rumah Tidak Layak Huni untuk masyarakat berpenghasilan rendah

98.000 98.000

5 Masterplan dan DED kawasan prioritas 200 200

6 Kajian Pengembangan Rusunawa 200 200

7 Penataan kawasan Permukiman kumuh

4.000 4.000

8 Penyusunan Data base Sarana Prasarana kawasan perumahan dan permukiman

200 200

9 Pembangunan Rusunawa 25.000 25.000

Sumber: Hasil Usulan Proyek, 2014

(14)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 14 Tabel 7.12

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten Cianjur

No KEGIATAN LOKASI VOLUME SATU

AN

SUMBER DANA TAHUN

APBN

APBD Prov

APBD

Kab Swasta/ Masy

CSR

2015 2016 2017 2018 2019

1 Pembuatan Jalan Lingkungan di Kawasan Permukiman

Tersebar di Kab. Cianjur

250 Km

2 Pembuatan Jalan Setapak/Gang di Kawasan Permukiman

Tersebar di Kab. Cianjur

200 Km

3 Pembangunan Jembatan

Gantung/plat di Permukiman yang dilalui aliran sungai

Tersebar di Kab. Cianjur

71 Unit

4 Renovasi/Pemugaran Rumah Tidak Layak Huni untuk masyarakat berpenghasilan rendah

Tersebar di Kab. Cianjur

2000 Unit

5 Masterplan dan DED kawasan prioritas

Kab. Cianjur 1 Dok.

6 Kajian Pengembangan Rusunawa Tersebar 1 Dok.

7 Penataan kawasan permukiman kumuh

Tersebar 2 Paket

8 Penyusunan Data base Sarana Prasarana kawasan perumahan dan permukiman

Tersebar 1 Dok.

9 Pembangunan rusunawa Kota Cianjur 1 Blok

(15)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 15 7.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan

7.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang-undang dan peraturan antara lain:

1) UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman memberikan amanat bahwa penyelenggaraan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu. Pada UU No. 1 tahun 2011 juga diamanatkan pembangunan kaveling tanah yang telah dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan yang tercantum pada rencana rinci tata ruang dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

2) UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

UU No. 28 tahun 2002 memberikan amanat bangunan gedung harus diselenggarakan secara tertib hukum dan diwujudkan sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung. Persyaratan administratif yang harus dipenuhi adalah:

a. Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah;

b. Status kepemilikan bangunan gedung; dan c. Izin mendirikan bangunan gedung.

(16)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 16 juga mengamatkan bahwa dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran, juga diperlukan peran masyarakat dan pembinaan oleh pemerintah.

3) PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Secara lebih rinci UU No. 28 tahun 2002 dijelaskan dalam PP No. 36 Tahun 2005 tentang peraturan pelaksana dari UU No. 28/2002. PP ini membahas ketentuan fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, peran masyarakat, dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Dalam peraturan ini ditekankan pentingnya bagi pemerintah daerah untuk menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai acuan rancang bangun serta alat pengendalian pengembangan bangunan gedung dan lingkungan.

4) Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan

Sebagai panduan bagi semua pihak dalam penyusunan dan pelaksanaan dokumen RTBL, maka telah ditetapkan Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa RTBL disusun pada skala kawasan baik di perkotaan maupun perdesaan yang meliputi kawasan baru berkembang cepat, kawasan terbangun, kawasan dilestarikan, kawasan rawan bencana, serta kawasan gabungan dari jenis-jenis kawasan tersebut. Dokumen RTBL yang disusun kemudian ditetapkan melalui peraturan walikota/bupati.

5) Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Permen PU No: 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengamanatkan jenis dan mutu pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Pada Permen tersebut dilampirkan indikator pencapaian SPM pada setiap Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian PU beserta sektor-sektornya.

Lingkup Tugas dan Fungsi Direktorat PBL (Permen PU No. 8 tahun 2010)

(17)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 17 Bangunan dan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang penataan bangunan dan lingkungan termasuk pembinaan pengelolaan gedung dan rumah negara. Kemudian selanjutnya pada Pasal 609 disebutkan bahwa Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan termasuk gedung dan rumah negara;

b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik, fasilitasi serta pembinaan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara termasuk fasilitasi bangunan gedung istana kepresidenan;

c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan dan pengembangan keswadayaan masyarakat dalam penataan lingkungan;

d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi revitalisasi kawasan dan bangunan bersejarah/tradisional, ruang terbuka hijau, serta penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan; dan

(18)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 18 Sumber : Dit. PBL, DJCK, 2012

Gambar 7.2 Lingkup Tugas PBL

Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik sehingga terjadi peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan meliputi:

a. Kegiatan penataan lingkungan permukiman

 Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);  Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);

 Pembangunan Prasarana dan Sarana peningkatan lingkungan pemukiman  kumuh dan nelayan;

 Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan pemukiman tradisional.

b. Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung

 Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan bangunan dan lingkungan;

(19)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 19

 Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur;  Pelatihan teknis.

c. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan

 Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan;  Paket dan Replikasi.

7.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan A. Isu Strategis

Berbagai isu strategis Kabupaten Cianjur yang berpengaruh terhadap penataan bangunan dan lingkungan saat ini selengkapnya disajikan pada tabel 7.13

Tabel 7.13

Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten Cianjur

No Kegiatan Sektor

PBL Isu Strategis sektor PBL

1 Penataan Lingkungan Permukiman

a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;

b. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan

c. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal;

d. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal;

e. Pelibatan pemerintah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan

2 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);

b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan gedung

c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal dan mengacu pada isu lingkungan/ berkelanjutan

d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah negara

3 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

a. Jumlah rumah tangga sasaran kategori 1 sampai 4 pada tahun 2012 sebesar 305,082KK (1.220.328 jiwa) atau sekitar 54,69% dari total penduduk Kab. Cianjur

b. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan

Sumber : Hasil identifikasi isu strategis PBL, tahun 2014

B. Kondisi Eksisting

(20)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 20 bangunan gedung dan rumah negara serta pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan. Uraian lebih jelasnya dapat dilihat tabel 7.14

Tabel 7.14

Peraturan Daerah/Peraturan Bupati Terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan

No

Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan

Walikota/Peraturan Bupati/Peraturan lainnya Ket

No Tahun Tentang

1 PERDA No. 14 2013 Bangunan Gedung

2 PERDA No. 14 2012 Restribusi Izin Mendirikan Bangunan

3 PERDA No. 14 2002 Bangunan

Sumber : Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Tahun 2014

Tabel 7.15

Penataan Lingkungan Permukiman

No Kab/

RTH Pemenuhan SPM Penanganan Kebakaran Luas

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan, 2014

C. Permasalahan dan Tantangan

(21)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 21 Tabel 7.16

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kabupaten Cianjur

No

Aspek Penataan Bangunan dan

Lingkungan

Permasalahan yang Dihadapi

Tantangan Pengembangan

Alternatif Solusi I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1 Aspek Teknis Kesulitan dalam

pembebasan lahan untuk RTH

Adanya bangunan legal/non legal

Pendekatan terhadap masyarakat/swasta

2 Aspek Kelembagaan

3 Aspek Pembiayaan Ketersediaan dana untuk pembiayaan RTH kurang memadai

Kurang adanya peran serta masyarakat/swasta

Sosialisasi

masyarakat/swasta 5 Aspek Lingkungan

Permukiman

II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara 1 Aspek Teknis Lokasi kurang memenuhi

standar teknis bangunan

Daerah rawan bencana longsor, gempa

Membangun dengan bangunan tahan gempa dan longsor

2 Aspek Kelembagaan Adanya tugas dan fungsi yang tidak sesuai dengan struktur organisasi yang ada

Revisi struktur organisasi beserta tugas dan fungsinya

3 Aspek Pembiayaan Minimnya dana untuk gedung dan rumah negara

4 Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta

Kurang adanya peran serta masyarakat/swasta

Sosialisasi kepada swasta/masyarakat 5 Aspek Lingkungan

Permukiman

Sumber : Hasil Identifikasi Permasalahan dan Tantangan PBL, Tahun 2014

7.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

(22)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 22 Tabel 7.17

Kebutuhan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Uraian Eksisting

Satuan

Kebutuhan

Keterangan Tahun

2015

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019 I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1 Pemeliharaan RTH 29 titik 30 titik 35 titik 36 titik 37 titik 38 titik

2 Penyusunan dan Analisa data /informasi

pengelolaan RTH 2 Dok. 1 Dok. 1 Dok. 1 Dok. 1 Dok. 1 Dok.

3 Penyusunan Program Pengembangan RTH Dok. 1 Dok. 1 Dok. 1 Dok.

4 Penataan Taman Prawatasari 10 % 20 % 70 %

5 Pengembangan Taman Rekreasi Titik 1 Titik 2 Titik 2 Titik

6 Penataan dan pemeliharaan Penerangan Taman

Kota 50 Titik PJU 63 Titik 100 Titik 100 Titik 110 Titik 120 Titik

7 Penataan Tempat Pemakaman Umum 11 Titik 12 Titik 13 Titik 14 Titik 15 Titik 15 Titik

8 Penyusunan Program pengembangan RTH/

Pemakaman Dok. 1 Dok. 1 Dok. 1 Dok. 1 Dok. 1 Dok.

9 Pengadaan truk penyiram tanaman Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit

10 Penyiraman otomatis setempat

Titik 1 Titik 1 Titik 1 Titik 1 Titik 1 Titik

11 Mobil service (CRANS)/operasional PJU Unit 1 Unit

12 Truk sampah taman Unit 1 Unit

13 Pagar pembatas taman

Titik 1 Titik 1 Titik 1 Titik 1 Titik 1 Titik

II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1 Penyusunan RTBL Kawasan 1 Kaw. 1 Kaw.

2 Pembangunan gedung Unit 8 Unit 8 Unit 9 Unit 9 Unit 10 Unit

3 Pemeliharaan gedung Unit 3 Unit 3 Unit 4 Unit 4 Unit 5 Unit

4 Pendataan dan system informasi bangunan gedung

Paket 1 Paket

(23)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 23 7.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL

Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari: a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman;

b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara; c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan.

Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) maka dibutuhkan Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) yang mencakup antara lain rencana kegiatan rinci, indikator kinerja, komitmen Pemda dalam mendukung pelaksanaan kegiatan melalui penyiapan dana pendamping, pengadaan lahan jika diperlukan, serta pembentukan kelembagaan yang akan menangani pelaksanaan proyek serta mengelola aset proyek setelah infrastruktur dibangun.

Kriteria Kesiapan untuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah:

Fasilitasi RanPerda Bangunan Gedung

Kriteria Khusus:

 Kabupaten/kota yang belum difasilitasi penyusunan ranperda Bangunan Gedung;

 Komitmen Pemda untuk menindaklanjuti hasil fasilitasi Ranperda BG.

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis

Komunitas

Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas:

 Kawasan di perkotaan yang memiliki lokasi PNPM-Mandiri Perkotaan;

 Pembulatan penanganan infrastruktur di lokasi-lokasi yang sudah ada PJM Pronangkis-nya;

 Bagian dari rencana pembangunan wilayah/kota;

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)

Kriteria Lokasi :

 Sesuai dengan kriteria dalam Permen PU No.6 Tahun 2006;  Kawasan terbangun yang memerlukan penataan;

(24)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 24

 Kawasan gabungan atau campuran (fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi sosial/ budaya dan/atau keagamaan serta fungsi khusus, kawasan sentra niaga (central business district);

 Kawasan strategis menurut RTRW Kab/Kota;

 Komitmen Pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan rencana tata ruang dan/atau pengembangan wilayahnya;

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat;  Pekerjaan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.

Penyusunan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan, Ruang Terbuka Hijau

(RTH) dan Permukiman Tradisional/Bersejarah

Rencana Tindak berisikan program bangunan dan lingkungan termasuk elemen kawasan, program/rencana investasi, arahan pengendalian rencana dan pelaksanaan serta DAED/DED.

Kriteria Umum:

 Sudah memiliki RTBL atau merupakan turunan dari lokasi perencanaan RTBL (jika luas kws perencanaan > 5 Ha) atau;

 Turunan dari Tata Ruang atau masuk dlm skenario pengembangan wilayah (jika luas perencanaan < 5 Ha);

 Komitmen pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan Rencana Tata Ruang dan/atau pengembangan wilayahnya;

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan:

 Kawasan diperkotaan yang memiliki potensi dan nilai strategis;  Terjadi penurunan fungsi, ekonomi dan/atau penurunan kualitas;  Bagian dari rencana pengembangan wilayah/kota;

(25)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 25 Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Ruang Terbuka Hijau:  Ruang publik tempat terjadi interaksi langsung antara manusia dengan taman

(RTH Publik);

 Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik alamiah maupun ditanam (UU No. 26/2007 tentang Tata ruang);

 Dalam rangka membantu Pemda mewujudkan RTH publik minimal 20% dari luas wilayah kota;

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Permukiman Tradisional Bersejarah:

 Lokasi terjangkau dan dikenal oleh masyarakat setempat (kota/kabupaten);  Memiliki nilai ketradisionalan dengan ciri arsitektur bangunan yang khas dan

estetis;

 Kondisi sarana dan prasarana dasar yang tidak memadai;

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria Fasilitasi Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

(RISPK):

 Ada Perda Bangunan Gedung;

 Kota/Kabupaten dengan jumlah penduduk > 500.000 orang;

 Tingginya intensitas kebakaran per tahun dengan potensi resiko tinggi

 Kawasan perkotaan nasional PKN, PKW, PKSN, sesuai PP No.26/2008 ttg Tata Ruang;

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria dukungan PSD Untuk Revitalisasi Kawasan, RTH Dan Permukiman

Tradisional/Ged Bersejarah:

 Mempunyai dokumen Rencana Tindak PRK/RTH/Permukiman Tradisional- Bersejarah;

(26)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 26

 Khusus dukungan Sarana dan Prasarana untuk permukiman tradisional, diutamakan pada fasilitas umum/sosial, ruang-ruang publik yang menjadi prioritas masyarakat yang menyentuh unsur tradisionalnya;

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria dukungan Prasarana dan Sarana Sistem Proteksi Kebakaran:

 Memiliki dokumen RISPK yang telah disahkan oleh Kepala Daerah (minimal SK/peraturan bupati/walikota);

 Memiliki Perda BG (minimal Raperda BG dalam tahap pembahasan dengan DPRD);

 Memiliki DED untuk komponen fisik yang akan dibangun;  Ada lahan yg disediakan Pemda;

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria Dukungan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan:

 Bangunan gedung negara/kantor pemerintahan;

 Bangunan gedung pelayanan umum (puskesmas, hotel, tempat peribadatan, terminal, stasiun, bandara);

 Ruang publik atau ruang terbuka tempat bertemunya aktifitas sosial masyarakat (taman, alun-alun);

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

7.2.5 Usulan Program dan Kegiatan

(27)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 27 Tabel 7.18

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penataan Bangunan Kabupaten Cianjur

NO PROGRAM DAN KEGIATAN LOKASI VOLU

A Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1 Pemeliharaan RTH Kab. Cianjur 176 Titik

2 Penyusunan dan Analisa data /informasi pengelolaan RTH

Kab. Cianjur 5

Dok.

3 Penyusunan Program Pengembangan RTH

Kab. Cianjur 3

Dok.

4 Penataan Taman Prawatasari Kab. Cianjur 90 % 5 Pengembangan Taman Rekreasi Kab. Cianjur 5 Titik 6 Penataan dan pemeliharaan

Penerangan Taman kota

Kab. Cianjur 493

Titik

7 Penataan Tempat Pemakaman Umum

Kab. Cianjur

69 Titik

8 Penyusunan Program

pengembangan RTH/ Pemakaman

Kab. Cianjur

5 Dok.

9 Pengadaan truk penyiram tanaman Kab. Cianjur 3 Unit 10 Penyiraman otomatis setempat Kab. Cianjur 5 Titik 11 Mobil service (CRANS)/operasional

PJU

Kab. Cianjur

1 Unit

12 Truk sampah taman Kab. Cianjur 1 Unit

13 Pagar pembatas taman Kab. Cianjur 5 Titik

B Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1 Penyusunan RTBL Kab. Cianjur 2 Dok.

2 Pembangunan gedung Kab. Cianjur 34 Unit

3 Pendataan dan system informasi bangunan gedung

Kab. Cianjur

1 Dok.

4 Pengendalian dan pengawasan gedung

Kab. Cianjur

4 Paket

(28)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 28 7.3 Sistem Penyediaan Air Minum

7.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM. Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam pengembangan system penyediaan air minum (SPAM) antara lain:

1) Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Pada pasal 40 mengamanatan bahwa pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum rumah tangga dilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM). Untuk pengembangan sistem penyediaan air minum menjadi tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

2) Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Program Jangka

Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025

Perundangan ini mengamanatkan bahwa kondisi sarana dan prasarana masih rendah aksesibilitas, kualitas, maupun cakupan pelayanan.

3) Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum

Bahwa Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik. Peraturan tersebut juga menyebutkan asas penyelenggaraan pengembangan SPAM, yaitu asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keberlanjutan, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas.

(29)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 29 Peraturan ini mengamanatkan bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan/ penyediaan air minum perlu dilakukan pengembangan SPAM yang bertujuan untuk membangun, memperluas, dan/atau meningkatkan sistem fisik dan non fisik daam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik dan sejahtera.

5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

Peraturan ini menjelaskan bahwa tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari.

SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air. Pengembangan SPAM menjadi kewenangan/ tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan perundang-undangan, seperti yang diamanatkan dalam PP No. 16 Tahun 2005.

Pemerintah dalam hal ini adalah Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum. Adapun fungsinya antara lain mencakup:

 Menyusun kebijakan teknis dan strategi pengembangan sistem penyediaan air minum;

 Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan system penyediaan air minum termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

 Pengembangan investasi untuk sistem penyediaan air minum;

(30)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 30 7.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

A. Isu Strategis Pengembangan SPAM

Terdapat isu-isu strategis dalam pengembangan SPAM di Kabupaten Cianjur adalah: 1. Peningkatan Akses Pelayanan Air Minum

2. Pengembangan Pendanaan

3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

4. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum

6. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat

7. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis dan Penerapan Inovasi Teknologi

B. Kondisi Eksisting

Pembahasan mengenai kondisi eksisting SPAM di Kabupaten Cianjur mencakup aspek: teknis, aspek pendanaan, kelembagaan, peraturan perundangan, peran serta masyarakat.

i. Aspek Teknis

Berisi hal-hal yang berkaitan dengan jenis dan jumlah sistem jaringan yang terdapat didalam kota/kabupaten, tingkat pelayanan, sumber air baku yang digunakan, serta kondisi pelanggan, sistem pengolahan air, dan jam pelayanan. Di dalam aspek teknis ini perlu juga dimunculkan besarnya unit konsumsi air minum (liter/orang/hari) untuk jaringan perpipaan dan bukan perpipaan

ii. Aspek Pendanaan

Pembiayaan pengelolaan air minum sistem jaringan perpipaan maupun jaringan bukan perpipaan bersumber dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten, PDAM, swasta dan masyarakat. Kemampuan masyarakat dalam pembiayaan air minum berdasarkan efisiensi penagian perbulan rata-rata ± 82 %.

iii. Kelembagaan

(31)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 31 iv. Peraturan Perundangan

Peraturan yang ada dalam pengelolaan air minum di Kabupaten Cianjur antara lain: Perda retribusi air minum

v. Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan air minum terkait dengan kepatuhan membayar retribusi air dapat dikatakan cukup baik. Masyarakat yang daerahnya mempunyai potensi untuk pengembangan SPAM ada yang mempunyai inisiatif tersendiri untuk pengembangan SPAM, yaitu melakukan pembangunan sendiri maupun meminta bantuan kepada pihak pemerintah maupun yang lainnya.

(32)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 32 Tabel 7.19

Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Kabupaten Tahun 2013

Sistem Jaringan

Daerah Pelayanan Tingkat

Pelayanan Sumber Air

Keterangan

WP Luas

WP

Jumlah Pddk WP

(Jiwa)

Jmlh Pddk Terlayani

(Jiwa)

% Pddk

%

Wilayah Lokasi Debit

1. Perkotaan

Wilayah Perkotaan Kaw.

Perkotaan/IKK

669.332 265.032 39,47 56,25 %

2. Perdesaan

Wilayah Perdesaan Kaw. Perdesaan/ rawan air

1.561.775 85,897 5,50 3,61 %

Total (1+2) 2.231.107 350,929 44,97

(33)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 33 C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan SPAM

I. Permasalahan Pengembangan SPAM

Permasalahan pengembangan SPAM di Kabupaten Cianjur dijelaskan sebagai berikut:

1) Peningkatan Cakupan dan Kualitas

a) Tingkat pertumbuhan cakupan pelayanan air minum sistem perpipaan belum seimbang dengan tingkat perkembangan penduduk

b) Jaringan perpipaan masih banyak yang umur teknisnya sudah terlampui tapi masih dipergunakan

c) Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan cukup besar dan tekanan air pada jaringan distribusi umumnya masih rendah.

d) Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas belum menjangkau keseluruhan penduduk

e) Sebagian air yang diproduksi PDAM telah memenuhi kriteria layak minum, namun kontaminasi terjadi pada jaringan distribusi.

2) Pendanaan

a) Penyelenggaraan SPAM mengalami kesulitan dalam masalah pendanaan untuk pengembangan, maupun operasional dan pemeliharaan.

b) Investasi untuk pengembangan SPAM selama ini lebih tergantung dari pinjaman luar negeri.

c) Komitmen dan prioritas pendanaan dari pemerintah daerah dalam pengembangan SPAM belum maksimal.

3) Kelembagaan dan Perundang-Undangan

a) Kelembagaan penyelenggaraan SPAM masih dibatasi oleh pengelolaan wilayah perkotaan dan pengelolaan wilayah perdesaan.

b) Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan oleh penyelenggara SPAM .

4) Air Baku

a) Kesulitan mendapatkan sumber air dari mata air

(34)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 34 5) Peran Masyarakat

a) Potensi yang ada pada masyarakat dan dunia usaha belum sepenuhnya diberdayakan

b) Kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan SPAM belum sepenuhnya menyentuh dalam kesadarannya.

Selengkapnya permasalahan pengembangan SPAM di Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada tabel 7.20 sampai tabel 7.25

Tabel 7.20

Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Kelembagaan

No Aspek Pengelolaan Air Minum A Kelembagaan/

Perundangan

1 Organisasi SPAM Kelembagaan penyelenggaraan SPAM masih dibatasi oleh pengelolaan wilayah perkotaan dan pengelolaan wilayah perdesaan

2 Tata Laksana (SOP, Koordinasi, dll)

Manajemen pengelola belum sempurna

Sumber : Hasil Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Kelembagaan, Tahun 2014

Tabel 7.21

Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Teknis

No

Yang Sudah Dilakukan Yang Sedang Dilakukan B Teknis

Operasional: 1 Sumber Air

Baku

Dari tahun ke tahun sulit untuk mendapatkan sumber air terutama sumber mata air, juga sumber air dari sungai karena pada saat musim kemarau sering terjadi berbenturan dengan kepentingan pertanian

Untuk sumber air yang berasal dari sungai, melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk mengatur kebutuhan air

Koordinasi

Disekitar intake sering terjadi pengikisan saluran terutama pada saat terjadi banjir

Melindungi tanah dari sekitar intake dengan pemasangan bronjong

3 IPA Perlu renovasi untuk IPA yang sudah tua seperti IPA Cibeber dan IPA Cibodas dengan paket baja

Penggantian Nosel, Media Filter

(35)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 35 dan Pompa

Distribusi

berat, karena banyak diperlukan pemakaian pompa, apalagi TDL akan naik

sehingga dapat menurunkan pembayaran listrik

5 Jaringan Transmisi dan distribusi

Masih banyak jaringan transmisi yang umur teknisnya sudah terlampui tapi masih dipergunakan

Penggantian pipa lama ACP dengan pipa PVC/GI secara bertahap

6 Sambungan Rumah

Sambungan rumah belum bisa menjangkau seluruh kebutuhan masyarakat dengan prosentase pelayanan sebesar 10,2 % dari jumlah penduduk keseluruhan Cianjur

Dilakukan pemasangan SR baru dengan program MBR dengan harga pemasangan murah.

Sumber : Hasil Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Teknis, Tahun 2014

Tabel 7.22

Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Pembiayaan

No Aspek Pengelolaan Air Minum

Permasalahan Yang Dihadapi

Tindakan

Yang Sudah Dilakukan Yang Sedang Dilakukan C Pembiayaan

1 Realisasi

penerimaan retribusi

Efisiensi penagihan retribusi perbulan rata-rata baru mencapai ± 82 %

Konsumen yang

menunggak diberi surat peringatan/pemberitahuan, apabila masih belum juga membayar dilakukan pemutusan sambungan

Pembayaran bisa dilakukan melalui bank dimana saja untuk memudahkan

konsumen membayar rekening air

Sumber : Hasil Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Pembiayaan, Tahun 2014

Tabel 7.23

Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Peran Serta Masyarakat

No Aspek Pengelolaan Air Minum

Kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan SPAM belum sepenuhnya menyentuh dalam kesadarannya

Sosialisasi kepada masyarakat

(36)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 36 Tabel 7.24

Analisis Permasalahan melalui Perbandingan Alternatif Pemecahan Masalah Pengembangan SPAM Aspek Kelembagaan

No Parameter Yang Diperbandingkan

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Teknis Manfa

A Kelembagaan

1 Organisasi SPAM

Pembentukan organisasi SPAM

baik sedang

Analisis Permasalahan melalui Perbandingan Alternatif Pemecahan Masalah Pengembangan SPAM Aspek Teknis

N o

Parameter Yang Diperbandingka

n

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Teknis Manfaat Biaya Teknis Manfaa

t Biaya

a Pembangunan baru:

2 Bangunan Intake Pemasanga n bronjong

b Rehabilitasi dan Peningkatan Kapasitas:

(37)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 37

Meter Pelanggan

c Operasi dan Pemeliharaan

Sumber: Hasil Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Teknis, Tahun 2014

II. Tantangan Pengembangan SPAM

Beberapa tantangan dalam pengembangan SPAM yang cukup besar ke depan adalah:

1) Tantangan Internal:

a) Tantangan dalam peningkatan cakupan kualitas air minum saat ini adalah mempertimbangkan masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki akses air minum yang aman yang tercermin pada tingginya angka prevalensi penyakit yang berkaitan dengan air. Tantangan lainnya dalam pengembangan SPAM adalah adanya tuntutan PP 16/2005 untuk memenuhi kualitas air minum sesuai kriteria yang telah disyaratkan.

b) Banyak potensi dalam hal pendanaan pengembangan SPAM yang belum dioptimalkan.

c) Adanya tuntutan untuk penyelenggaraan SPAM yang profesional merupakan tantangan dalam pengembangan SPAM di masa depan.

d) Adanya tuntutan penjaminan pemenuhan standar pelayanan minimal sebagaimana disebutkan dalam PP No. 16/2005 serta tuntutan kualitas air baku untuk memenuhi standar yang diperlukan.

e) Adanya potensi masyarakat dan swasta dalam pengembangan SPAM yang belum diberdayakan.

2) Tantangan Eksternal

a) Tuntutan pembangunan yang berkelanjutan dengan pilar pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

b) Tuntutan penerapan Good Governance melalui demokratisasi yang menuntut pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan.

c) Komitmen terhadap kesepakatan Millennium Development Goals (MDGs) 2015 dan Protocol Kyoto dan Habitat, dimana pembangunan perkotaan harus berimbang dengan pembangunan perdesaan.

d) Tuntutan peningkatan ekonomi dengan pemberdayaan potensi lokal dan masyarakat, serta peningkatan peran serta dunia usaha, swasta

(38)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 38 7.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum

Kebutuhan pengembangan SPAM dilakukan berdasarkan rangkaian analisis diantaranya adalah analisis hasil survey kebutuhan nyata (real demand survey), analisis kebutuhan dasar air minum, analisis kebutuhan program pengembangan, analisis kualitas dan tingkat pelayanan serta analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhan dituangkan dalam tabel 7.26

Tabel 7.26

Analisis Kebutuhan

No Uraian Kondisi 1 Sistem Perpipaan (PDAM)

a. Kebocoran (%) 35,40 34,11 32,82 31,41 30,12 29,02

b. Cakupan Pelayanan Penduduk (%) Daerah Pelayanan

46.96 55.36 63.86 65.13 65.64 65.86

c. Kebutuhan air (liter/org/hari) daerah pelayanan

82321200

83321874 84322548 85323222 86323896 87324570

2 Sistem Bukan Perpipaan

a. Kebocoran (%) b. Cakupan Pelayanan

Penduduk (%) c. Kebutuhan air (liter/org/hari)

3 Sistem Perpipaan Non PDAM

a. Kebocoran (%) b. Cakupan Pelayanan

Penduduk (%) c. Kebutuhan air (liter/org/hari)

4 Kebocoran Total 5 Jumlah Pelanggan

a. Proporsi Sambungan Langsung

b. Proporsi Sambungan Umum

c. Jumlah Sambungan Langsung

d. Jumlah Sambungan Umum

6 Unit Konsumsi

a. Sambungan Langsung, SL

b. Sambungan Umum, SU c. Non Domestic

7 Kebutuhan Air

a. Kebutuhan Air Domestik b. Kebutuhan Air Non

Domestik

(39)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 39

No Uraian Eksisting Kondisi

Kebutuhan 8 Kebutuhan Air Rata-Rata

(Qr)

9 Kebutuhan Air Maksimum (Qmax)

10 Peak Hour Factor (Faktor Jam Puncak)

Sumber : PDAM Kab. Cianjur, 2014

Tabel 7.27

Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM

No OUTPUT SATUAN

1 Penyusunan Masterplan RI-SPAM Dokumen 2 Penyusunan Naskah Akademis Raperda

SPAM

Dokumen

3 Penyusunan Raperda SPAM Dokumen

A. WILAYAH PERDESAAN

1 Pembangunan SPAM Perdesaan Unit

2 Pengembangan SPAM Perdesaan Unit 3 Pembinaan pengelolaan air minum perdesaan Orang

B. WILAYAH PERKOTAAN

1 Pembangunan SPAM IKK Paket

2 Pengembangan SPAM IKK Paket

3 Rehabilitasi/pemeliharaan SPAM IKK Paket

4 Pembuatan WTP Paket

5 Pemasangan sambungan baru perpipaan Paket 6 Penggantian pipa yang rusak Paket

7 Perbaikan kebocoran Paket

Sumber : Hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM, 2014

7.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan 7.3.4.1 Program-Program Pengembangan SPAM

Program SPAM yang dikembangkan oleh Pemerintah Pusat sebagai berikut:

A. Program SPAM IKK

Kriteria Program SPAM IKK adalah:

Sasaran: IKK yang belum memiliki SPAM

Kegiatan:

(40)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 40

 Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah (SR) total

Indikator:

 Peningkatan kapasitas (liter/detik)

 Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM

B. Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Kriteria Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah:  Sasaran: Optimalisasi SPAM IKK

Kegiatan: Stimulan jaringan pipa distribusi maksimal 40% dari target total SR untuk MBR

Indikator:

 Peningkatan kapasitas (liter/detik)

 Penambahan jumlah kawasan kumuh/nelayan yang terlayani SPAM

C. Program Perdesaan Pola Pamsimas

Kriteria Program Perdesaan Pola Pamsimas adalah:  Sasaran: IKK yang belum memiliki SPAM

Kegiatan:

 Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama)  Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah (SR)

total  Indikator:

 Peningkatan kapasitas (liter/detik)

 Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM

D. Program Desa Rawan Air/Terpencil

Kriteria Program SPAM IKK adalah:

Sasaran: Desa rawan air, desa miskin dan daerah terpencil (sumber air baku relatif sulit)

Kegiatan: Pembangunan unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama  Indikator: Penambahan jumlah desa yang terlayani SPAM

Selanjutnya pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) mengacu pada Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang disusun berdasarkan:

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota; 2. Rencana pengelolaan Sumber Daya Air;

(41)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 41 4. Kondisi Lingkungan, Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat;

5. Kondisi Kota dan Rencana Pengembangan SPAM.

7.3.4.2 Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria)

Kelengkapan (readiness criteria) usulan kegiatan Pengembangan SPAM pemerintah kabupaten adalah sebagai berikut:

1. Tersedia Rencana Induk Pengembangan SPAM (sesuai PP No. 16 /2005 Pasal 26 ayat 1 s.d 8 dan Pasal 27 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAM.

2. Tersedia dokumen RPIJM

3. Tersedia studi kelayakan/justifikasi teknis dan biaya

 Studi Kelayakan Lengkap: Penambahan kapasitas ≥ 20 l/detik atau diameter

pipa JDU terbesar ≥ 250 mm

 Studi Kelayakan Sederhana: Penambahan kapasitas 15-20 l/detik atau diameter pipa JDU terbesar 200 mm;

 Justifikasi Teknis dan Biaya: Penambahan kapasitas ≤ 10 l/det ik atau diameter pipa JDU terbesar ≤ 150 mm;

4. Tersedia DED/Rencana Teknis (sesuai Permen No. 18/2007 pasal 21) 5. Ada indikator kinerja untuk monitoring

 Indikator Output: 100 % pekerjaan fisik

 Indikator Outcome: Jumlah SR/HU yang dimanfaatkan oleh masyarakat pada tahun yang sama

6. Tersedia lahan/ada jaminan ketersediaan lahan

7. Tersedia Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB) sesuai kebutuhan fungsional dan rencana pemanfaatan sistem yang akan dibangun

8. Institusi pengelola pasca konstruksi sudah jelas (PDAM/PDAB, UPTD atau BLUD) 9. Dinyatakan dalam surat pernyataan Kepala Daerah tentang kesanggupan/kesiapan

menyediakan syarat-syarat di atas.

7.3.5 Pendanaan Pengembangan SPAM

A. Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM

(42)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 42 Tabel 7.28

Skema Kebijakan Pendananaan Pengembangan SPAM

Kegiatan SPAM Air Baku Unit Produksi

Transmisi dan Distribusi (SR dan HU)

KOTA APBN

APBD, PDAM, KPS, (APBN)

APBN, PDAM, KPS, (MBR)

IKK APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)

Desa Rawan Air APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)

Desa dengan air baku

mudah (Pamsimas) APBN APBN, APBD,

Masyarakat

PAMSIMAS (APBN : 70%, APBD : 10%, dan

Masyarakat : 20%.

Catatan:

• Semua sistem yang sudah ada (sudah jadi) di kelola oleh Pemda/PDAM/Masyarakat; • Keikutsertaan Pemda/PDAM/Masyarakat dalam proses pembangunan adalah keharusan; • HU = Hidran Umum;

• SR = Sambungan rumah;

• MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

Gambar 7.3

(43)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 43 B. Pendekatan Pembiayaan APBN

1) Non Cost-Recovery

 Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) pada IKK, kawasan perbatasan/ pulau terdepan;

 Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) bagi kawasankawasan tertinggal (kawasan kumuh, kawasan nelayan, dan ibu kota kabupaten pemekaran;

 Fasilitasi pengembangan SPAM bagi perdesaan (desa rawan air) melalui pemicuan perubahan perilaku menjadi hidup bersih dan sehat, pembangunan modal sosial, capacity building bagi masyarakat, serta pembangunan dan pengelolaan SPAM berbasis masyarakat; dan

 pengembangan SPAM skala kecil (perdesaan) pembiayaannya didorong melalui DAK.

2) Cost recovery

 Fasilitasi penyediaan air baku untuk air minum melalui kerjasama dengan Ditjen Sumber Daya Air; dan

 Fasilitasi penyediaan air minum (PDAM) di kawasan strategis (PKN, PKW, PKL, dll) dengan pendanaan melalui perbankan, Pemda/PDAM, serta KPS.

C. Alternatif Pola Pembiayaan

1) Equity adalah merupakan sumber pendanaan dari internal cash PDAM dan Pemda untuk program penambahan sambungan rumah (SR). Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki kecukupan dana untuk memenuhi sebagian kebutuhan investasi;

2) Pinjaman Bank Komersial adalah merupakan sumber pembiayaan dari pinjaman bank komersial dengan jumlah equity tertentu sebagai pendamping pinjaman. Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki kecukupan dana pendamping dan menerapkan tarif minimal diatas harga pokok produksi (tarif dasar);

(44)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Kab. Cianjur|2015 – 2019

7 - 44 Dilaksanakan oleh PDAM yang diperkirakan dapat mengangsur sesuai dengan perjanjian;

4) Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) merupakan sumber pembiayaan dari badan usaha swasta (BUS) berdasarkan kontrak kerjasama antara BUS dengan pemerintah (BOT/Konsesi). Dilaksanakan di kabupaten/kota yang memiliki pasar potensial (captive market) dan telah dilengkapi dengan studi pra-FS dan kesiapan pemerintah daerah;

5) Obligasi adalah merupakan sumber dana dari penerbitan surat utang yang akan dibayar dari pendapatan PDAM. Dilaksanakan oleh PDAM yang telah memiliki rating minimal BBB;

6) CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan yang dilakukan suatu perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.

7.3.6 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM

Gambar

Tabel 7.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman
Tabel 7.9 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman
Tabel 7.11
Gambar 7.2 Lingkup Tugas PBL
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Masih rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur permukiman yang berakibat pada rendahnya kualitas permukiman dan kualitas hidup penghuninya. 2) Tantangan penyediaan

Sistem Infrastruktur permukiman yang diusulkan dalam rencana pembangunan adalah adanya keserasian dan keseimbangan pembangunan infrastruktur permukiman sektor

Pada kawasan perkotaan diarahkan pengembangannya untuk berbagai kegiatan perkotaan yang meliputi; permukiman perkotaan, sarana dan prasarana permukiman (fasilitas sosial dan umum),

Kegiatan yang terkait dalam Penataan Lingkungan Permukiman adalah penyusunan Rencana Tata. Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:.. ASPEK TEKNIS PER SEKTOR VIII - 10 1) pengembangan kawasan permukiman baru

a) Tantangan dalam peningkatan cakupan kualitas air minum saat ini adalah mempertimbangkan masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki akses air minum yang aman

Kumuh Dan Permukiman Kumuh Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah tersebar di 7 Kawasan Perkotaan..

perkotaan yang meliputi kesediaan masyarakat peduli dan menjaga aliran drainase, penerimaan masyarakat terhadap aturan terkait pengelolaan sistem drainase perkotaan,