• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pada Maret 2017 Kota Madiun mengalami deflasi sebesar -0,06 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,38. Dari 8 kota penghitung deflasi Nasional di Jawa Timur, seluruhnya mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Probolinggo sebesar -0,29 persen dengan IHK sebesar 124,30. Deflasi terendah terjadi di Kota Madiun dan Kota Surabaya masing-masing sebesar -0,06 persen dengan IHK 125,38 dan 128,10.

Deflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya penurunan Indeks Harga Konsumen pada kelompok Bahan Makanan sebesar -1,56 persen; kelompok Kesehatan sebesar -0,02 persen; dan kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar -0,14 persen. Sedangkan kelompok yang menekan deflasi diantaranya kelompok Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami kenaikan indeks sebesar 0,89 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,26 persen; kelompok Sandang sebesar 0,16 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,11 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender Maret 2017 (Maret 2016 – Desember 2016) dan inflasi tahun ke tahun (Maret 2017 terhadap Maret 2016) masing-masing sebesar 2,15 dan 3,82 persen.

No.01/04/Th.IX, 3 April 2017

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

MARET 2017 DEFLASI KOTA MADIUN -0,06 PERSEN

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK.

Deflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya penurunan Indeks Harga Konsumen pada kelompok Bahan Makanan sebesar -1,56 persen; kelompok Kesehatan sebesar -0,02 persen; dan kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar -0,14 persen. Sedangkan kelompok yang menekan deflasi diantaranya kelompok

(2)

Komoditas yang dominan mempengaruhi terjadinya deflasi pada Maret 2017 diantaranya: cabai rawit, daging ayam ras, tarip pulsa ponsel, daging sapi, dan telur ayam ras. Komoditas yang menekan inflasi antara lain: tarif listrik, es, pecel, lele dan rokok kretek.

Berdasarkan kelompok komoditas, dari 7 (tujuh) kelompok yang ada, 3 (tiga) kelompok mengalami deflasi dan 4 (empat) kelompok mengalami inflasi. Kelompok Bahan Makanan menyumbang deflasi dengan andil sebesar -0,2902 persen, kelompok Kesehatan sebesar -0,0011 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0253 persen. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau menekan deflasi di Kota Madiun cukup signifikan dengan andil sebesar 0,1696 persen. Demikian pula kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menekan dengan andil sebesar yaitu 0,0638 persen, kelompok Sandang sebesar 0,0090, dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga sebesar 0,0104 persen.

Tabel1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Madiun Maret 2017, Tahun Kalender 2017, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

IHK IHK IHK Inflasi Laju Inflasi Inflasi

Maret Desember Maret Maret Tahun Tahun ke

2016 2016 2017 2017 Kalender Tahun 3)

2017

(3) (4) (5) (6) (7) (8)

U m u m (Headline) 120,77 122,74 125,38 -0,06 2,15 3,82

1 Bahan Makanan 123,35 123,89 123,38 -1,56 -0,41 0,02

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 126,55 130,95 132,76 0,89 1,38 4,91 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 119,96 122,04 126,87 0,26 3,96 5,76

4 Sandang 113,88 115,63 116,6 0,16 0,84 2,39

5 Kesehatan 115,29 119,2 120,3 -0,02 0,92 4,35

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 117,47 120,59 122,37 0,11 1,48 4,17 7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 118,97 118,66 124,05 -0,14 4,54 4,27

Kelompok Pengeluaran (1)

1)Persentase perubahan IHK Maret 2017 terhadap IHK bulan sebelumnya 2)Persentase perubahan IHK Maret 2017 terhadap IHK Februari 2017 3)Persentase perubahan IHK Maret 2017 terhadap IHK Maret 2016

(3)

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Madiun (2012=100) Maret 2017 (persen)

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi(%)

(1) (2)

U M U M -0,0638

1. Bahan Makanan -0,2902

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,1696

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,0638

4. Sandang 0,0090

5. Kesehatan -0,0011

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 0,0104

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0,0253

Gambar 1

Perkembangan IHK Kota Madiun (2012=100),

Februari – Maret 2017

105 110 115 120 125 130 135 Februari 2017 Maret 2017 Umum Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

(4)

Gambar 2

Tingkat Inflasi Kelompok Pengeluaran Kota Madiun (2012=100) Maret 2017 -0.06 -1.56 0.89 0.26 0.16 -0.02 0.11 -0.14

Transpor Pendidikan Kesehatan Sandang

(5)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Maret 2017 mengalami deflasi sebesar -1,56 persen atau terjadi penurunan indeks dari 125,33 pada Februari 2017 menjadi 123,38 pada Maret 2017.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 3 (tiga) subkelompok mengalami inflasi dan 8 (delapan) subkelompok diantaranya mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok bumbu-bumbuan yaitu sebesar 6,18 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi pada subkelompok lemak dan minyak sebesar 0,38 persen. Subkelompok yang mengalami inflasi diantaranya subkelompok ikan segar sebesar 0,60, subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,06 persen, dan subkelompok padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya sebesar 0,02 persen.

Kelompok Bahan Makanan pada Maret 2017 memberikan andil deflasi sebesar -0,2902 persen. Komoditas yang memicu terjadinya deflasi pada kelompok ini adalah penurunan harga pada cabai rawit dengan andil sebesar -0,1131 persen, daging ayam ras dengan andil sebesar -0,0525 persen, daging sapi dengan andil sebesar -0,0279 persen, telur ayam ras dengan andil sebesar -0,0267 persen dan kol putih/kubis dengan andil sebesar -0,0248 persen. Komoditas yang menekan deflasi diantaranya lele dengan andil sebesar 0,0211 persen, bayam dengan andil sebesar 0,0193 persen, bawang merah dengan andil sebesar 0,0146 persen, dan anggur dengan andil sebesar 0,0067 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok ini pada Maret 2017 mengalami inflasi 0,89 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 131,59 pada Februari 2017 menjadi 132,76 pada Maret 2017.

Dari 3 (tiga) subkelompok, seluruhnya mengalami inflasi. Subkelompok tembakau dan minuman beralkohol mengalami inflasi sebesar 0,93 persen, subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,89 persen dan subkelompok makanan jadi sebesar 0,86 persen.

Kelompok ini pada Maret 2017 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,1696 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi, yaitu: es dengan andil 0,0432 persen, pecel dengan andil sebesar 0,0223 persen, rokok kretek dengan andil sebesar 0,0197 persen, dan sate dengan andil sebesar 0,0132 persen. Komoditas yang menekan inflasi diantaranya: minuman ringan dengan andil sebesar 0,0014 persen, gula pasir dengan andil -0,0010 persen dan kopi bubuk dengan andil sebesar -0,0007 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Maret 2017 mengalami inflasi sebesar 0,26 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 126,54 pada Februari 2017 menjadi 126,87 pada Maret 2017.

(6)

Pada Maret 2017 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0638 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah tarip listrik dengan andil sebesar 0,0631 persen, genteng dengan andil sebesar 0,0118 persen, pengharum/ pelembut cucian dengan andil sebesar 0,0043 persen, dan ongkos binatu dengan andil sebesar 0,0033 persen. Komoditas yang menekan inflasi pada kelompok ini diantaranya: semen dengan andil inflasi sebesar -0,0088 persen, kayu balokan dengan andil sebesar -0,0072 persen, rak piring dengan andil sebesar -0,0036 persen, dan pembasmi nyamuk spray dengan andil sebesar -0,0034 persen.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Maret 2017 mengalami inflasi sebesar 0,16 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 116,41 pada Februari 2017 menjadi 116,60 pada Maret 2017.

Dari 4 subkelompok, 3 (tiga) subkelompok mengalami inflasi dan 1 (satu) subkelompok tidak mengalami perubahan indeks. Subkelompok sandang wanita mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,39 persen, disusul subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 0,12 persen, dan sandang anak-anak sebesar 0,08 persen. Subkelompok sandang laki-laki tidak mengalami perubahan indeks.

Kelompok ini pada Maret 2017 secara keseluruhan memberikan sumbangan/ andil inflasi sebesar 0,0090 persen. Komoditas yang dominan memicu terjadinya inflasi adalah pembalut wanita dengan andil sebesar 0,0036 persen, BH katun dengan andil sebesar 0,0019 persen, pampers dengan andil sebesar 0,0013 persen dan emas perhiasan dengan andil sebesar 0,0013 persen. Tidak ada komoditas yang menekan inflasi pada kelompok ini.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Maret 2017 mengalami deflasi sebesar -0,02 persen atau terjadi perubahan indeks dari 120,32 pada bulan Februari 2017 menjadi 120,30 pada bulan Maret 2017.

Dari 4 subkelompok yang ada, 1 (satu) subkelompok mengalami inflasi, 2 (dua) subkelompok tidak mengalami perubahan indeks, dan 1 (satu) subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok obat-obatan mengalami inflasi sebesar 0,25 persen, subkelompok jasa kesehatan dan subkelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan indeks, dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika mengalami deflasi sebesar 0,23 persen.

Kelompok ini pada Maret 2017 secara keseluruhan memberikan sumbangan/ andil deflasi sebesar -0,0011 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah shampoo dengan andil sebesar -0,0046 persen, sabun wajah dengan andil sebesar -0,0022 persen, hand body lotion dengan andil sebesar -0,0002 persen, dan minyak rambut dengan andil sebesar -0,0001 persen. Komoditas yang menekan deflasi diantaranya: obat dengan resep dengan andil sebesar 0,0026 persen, obat gosok, pasta gigi dan sabun mandi masing-masing dengan andil sebesar 0,0011 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi, danOlahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Maret 2017 mengalami inflasi sebesar 0,11 persen atau terjadi perubahan indeks dari 122,23 pada Februari 2017 menjadi 122,37 pada Maret 2017.

Dari 5 (lima) subkelompok yang ada, 4 (empat) subkelompok mengalami inflasi dan 1 (satu) subkelompok tidak mengalami perubahan indeks. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok olah raga sebesar 0,93 persen, subkelompok kursus-kursus/ pelatihan sebesar 0,53 persen, subkelompok rekreasi sebesar 0,25 persen dan subkelompok

(7)

Pada kelompok ini secara keseluruhan memberikan andil inflasi sebesar 0,0104 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah majalah anak dengan andil sebesar 0,0031 persen, kursus matematika sebesar 0,0025 persen, sepatu olah raga pria sebesar 0,0013 persen, dan Taman Pendidikan Al Quran sebesar 0,0012 persen. Komoditas modem internet menekan inflasi sebesar -0,0003 persen.

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Maret 2017 mengalami deflasi sebesar -0,14 persen atau terjadi penurunan indeks dari 124,23 pada Februari 2017 menjadi 124,05 pada Maret 2017.

Pada kelompok ini 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi, 1 (satu) subkelompok tidak mengalami perubahan indeks, dan 1 (satu) subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok transport mengalami inflasi sebesar 0,15 persen dan subkelompok sarana dan penunjang transportasi sebesar 0,07 persen. Subkelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks. Sedangkan subkelompok komunikasi dan pengiriman mengalami deflasi sebesar 1,03 persen.

Kelompok ini pada Maret 2017 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil deflasi sebesar 0,0253 persen. Komoditas tarip pulsa ponsel menunjang deflasi dengan andil sebesar -0,0433 persen. Sedangkan komoditas yang menekan deflasi pada kelompok ini diantaranya bensin dengan andil sebesar 0,0165 persen, cuci kendaraan bermotor dengan andil sebesar 0,0011 persen, dan ban luar motor dengan andil sebesar 0,0004 persen.

(8)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi tahun kalender dan tahun ke tahun (Maret 2017 terhadap Maret 2016) masing-masing sebesar 2,15 dan 3,82 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun kalender pada periode yang sama tahun 2015 dan 2016 masing-masing 5,28 persen dan 0,61 persen.

Gambar 3

Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, Tahun ke Tahun, Tahun 2013 – 2017 0,97 0,25 0,27 0,08 -0,06 3,14 1,72 -0,29 0,61 2,15 6,04 6,23 5,28 3,67 3,82 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 2013 2014 2015 2016 2017 1. Maret

2. (Maret) tahun kalender

(9)

Gambar 4

Perbandingan Inflasi Kalender Tahun 2014 – 2017

Gambar 5

Perbandingan Inflasi Tahun ke Tahun, 2014–2017 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 2014 2015 2016 2017 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 In fla s i (% )

(10)

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Pada Maret 2017 Kota Madiun terjadi deflasi sebesar -0,06 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,38. Dari 8 Kabupaten/Kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Probolinggo sebesar -0,29 persen dengan angka IHK 124,30. Deflasi terendah terjadi di Kota Madiun dan Kota Surabaya masing-masing sebesar -0,06 persen dengan IHK sebesar 125,38 dan 128,10. Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,09 persen dan Nasional mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.

Tabel 4

Perbandingan Indeks dan Inflasi Maret 2017 Kota-Kota di Jawa Timur

(2012=100)

IHK Inflasi (%) Tahun Kalender Year on year

(2) (3) (4) (5) 1. MADIUN 125,38 -0,06 2,15 3,82 2. SURABAYA 128,10 -0,06 1,85 4,43 3. MALANG 128,38 -0,09 1,61 3,79 4. KEDIRI 124,41 -0,13 1,51 2,59 5. JEMBER 124,43 -0,15 1,53 2,84 6. SUMENEP 124,44 -0,15 1,16 3,01 7. BANYUWANGI 123,49 -0,20 0,81 1,90 8. PROBOLINGGO 124,30 -0,29 0,99 2,27 JAWA TIMUR 127,14 -0,09 1,68 3,85 NASIONAL 128,22 -0,02 1,19 3,61 (1) K O T A Maret 2017

Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi :

BPS KOTA MADIUN

Seksi Statistik Distribusi

Jl. Mayjend Panjaitan No. 11 Telp. 0351-495814 Faks. 0351-495814

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah menentukan jalur kritis, menghitung biaya yang ditimbulkan pada pengerjaan proyek MVR Evaporator Shelter dengan durasi pengerjaan awal

Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pihak pelaksana pekerjaan adalah melaksanakan Pengadaan dan Pemasangan air circuit breaker untuk PT.. PJB Unit Pembangkitan Paiton

Secara singkat bilangan muncul akibat kebutuhan manusia. Bilangan yang pertama kali dikenal adalah bilangan asli. Bilangan ini muncul akibat kebutuhan manusia

Adanya imbas negatif dari rilis data-data Jepang dan China yang di bawah estimasi pelaku pasar membuat laju bursa saham Asia terkoreksi dan memberikan imbas negatif

Diharapkan dapat menerapkan asuhan kebidanan komprehensif yang bisa dilakukan dari trimester pertama agar lebih baik lgidan menambah wawasan, meningkatkan pemahaman, dan

kalkulator dikemukakan oleh Van de Walle (2008) adalah sebagai berikut: 1) Kalkulator tidak membahayakan bagi siswa, dan setiap guru harus memberikan batasan pada

memiliki intense turnover selain berusaha mencari lowongan kerja dan merasa tidak betah bekerja diperusahaan juga memiliki gejala- gejala sering mengeluh, merasa

Istilah management berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur, melaksanakan, mengelola, mengendalikan, dan memperlakukan. Namun kata manajemen sendiri