PENANGANAN SAMPAH BERDASARKAN
KARAKTERISTIK SAMPAH DI KOTA SURAKARTA
Willie Susuki
1*, Ari Handono Ramelan
2,
Dwi Aries Himawanto
31Ilmu Lingkungan, Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia 2Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
3Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta,
Indonesia
* Keperluan korespondensi, tel/fax: 081226468190, email: [email protected]
ABSTRAK
Kota Surakarta seperti kota-kota lain di Indonesia mempunyai permasalahan yang disebabkan oleh penanganan sampah yang mana hal ini terjadi seiring meningkatnya kuantitas dan beragamnya komposisi sampah. Tujuan dari penelitian ini adalah memahami karakteristik sampah yang berfungsi sebagai bahan masukkan bagi pelaksanaan program manajemen recover, reduce dan recycle sampah kota serta mengatasi beberapa persoalan pengelolaan sampah yang kurang efisien untuk pembangunan berkelanjutan di Kota Surakarta. Berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surakarta, jumlah sampah yang diangkut ke TPA Putri Cempo dari tahun 2010-2015 adalah sebanyak 557,211.560 ton. Hasil pengambilan sampel pada komposisi sampah menunjukkan bahwa sampah dikatakan memiliki karakteristik yang berbeda yang mana dapat mencerminkan banyaknya dan berbagai macam kegiatan yang ada di Kota Surakarta. Secara umum, sampah di Kota Surakarta sebagian besar terdiri dari sampah organik sebanyak 67% dan sampah anorganik sebanyak 33%. Dari 11 sampel sampah kota yang dikumpulkan, beberapa sampel yang telah teridentifikasi diantaranya adalah dedaunan sebanyak 21,96%, sisa makanan sebanyak 18.35%, sayuran sebanyak 16.08%, kertas sebanyak 11.07%, plastik sebanyak 10.92% dan komposisi jenis sampah lainnya. Pentingnya informasi tentang kuantitas dan karakteristik sampah kota adalah untuk perencanaan yang lebih efektif untuk pengelolaan sampah di Kota Surakarta.
Kata kunci: sampah kota, penanganan sampah, sampah organik, sampah anorganik
Pendahuluan
Kota di seluruh dunia mengalami sebuah ancaman rusaknya lingkungan, terutama dari meningkatnya jumlah produksi dan kompleksitas sampah.
Diperkirakan jumlah sampah kota yang dihasilkan di seluruh dunia adalah 1,7-1,9 miliar ton (Kumar, 2000). Dalam beberapa kasus, sampah di perkotaan yang tidak dikelola dengan baik di banyak negara
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VIII
“
Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)”
Program Studi Pendidikan FKIP UNS
Surakarta, 14 Mei 2016
MAKALAH
tidak dapat mengatasi laju percepatan produksi sampah (Okut-Ookumu, 2011). Selain faktor tersebut, ditambah dengan metode pembuangan sampah yang tidak berkelanjutan, oleh sebab itu terdapat beberapa tantangan nyata untuk negara maju dan negara berkembang di seluruh dunia termasuk negara Indonesia.
Di Indonesia, banyak kota besar yang mempunyai masalah berat yang disebabkan oleh ketidak tertibnya kota dalam penanganan sampah. Metode yang umum saat ini dipraktekkan dalam pengelolaan sampah kota di seluruh Indonesia adalah kumpul-angkut-buang. Sebagian besar kota di Indonesia tidak memiliki alternatif lain dalam pengelolaan sampah jika menemukan permasalahan dalam pengelolaan sampah, tidak memiliki pengalaman yang lebih baik dan pengelolaan yang berkelanjutan dalam penanganan sampah. Sebagian besar pemerintah daerah menerapkan open
dumping yang dapat mengakibatkan buruknya keadaan di lokasi Tempat Pembuangan Akhir. Tempat pembuangan sampah yang ada tidak memadai dan layak akan selalu mengakibatkan suatu masalah di TPA (Damanhuri, 2005). Salah satu kota di Indonesia yang terus mengalami masalah dalam mengatasi meningkatnya jumlah produksi sampah adalah Kota Surakarta.
Kota Surakarta sebagai salah satu Kota mengalami peningkatan jumlah penduduk, sehingga mengakibatkan meningkatnya jumlah produksi sampah. Menurut data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta, diperkirakan
bahwa rata-rata sekitar 250-300 ton sampah yang dihasilkan setiap hari (Dinas Kebersihan dan Pertamanan, 2015). Hal tersebut berarti bahwa rata-rata dalam setahun kira-kira 91,250-109,500 ton sampah yang dihasilkan. Bagaimanapun juga, jumlah produksi sampah yang sebenarnya di Kota Surakarta mengalami peningkatan dua kali lipat karena proses urbanisasi dan pertumbuhan penduduk. Sampah yang diangkut ke TPA Putri Cempo kemudian diproses secara open
dumping.
Sejalan dengan peningkatan timbulan sampah kota di Kota Surakarta selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa metode penimbunan melalui open
dumping tidak layak diterapkan secara
terus-menerus. Menurut Forouhar dan Hristovski, (2012), permasalahan sampah yang disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk memerlukan suatu manajemen yang tepat dalam pengelolaan sampah. Hal tersebut menjadi perhatian utama bagi pemerintah dan penduduk Kota Surakarta pada umumnya. Oleh sebab itu, pentingnya penelitian ini dilakukan adalah untuk memahami komposisi sampah di Kota Surakarta.
Menurut Himawanto, (2011), memahami jumlah dan komposisi sampah kota sangat penting dalam hal ini. Pentingnya informasi yang dapat dipercaya tentang jumlah dan komposisi sampah kota untuk perencanaan yang efektif dalam pemilihan pengelolaan sampah. Dengan penelitian ini, diharapkan beberapa struktur model dapat dikembangkan untuk mengelola sampah perkotaan di Kota
Surakarta yang mana solusi dalam permasalahan sampah sedang dilakukan. Oleh karena itu, peneliti melakukan sebuah penelitian dengan judul;"Penanganan Sampah Berdasarkan Karakteristik Sampah di kota Surakarta, Indonesia" Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat dua metode yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang kondisi sampah kota di Kota Surakarta. Kedua metode adalah; wawancara dan simple
random sampling.
1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan pandangan dari para ahli tentang sistem pengelolaan sampah di Kota Surakarta. Wawancara dilakukan kepada pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta Kota Surakarta. Dengan adanya wawancara dapat menjadi bahan masukan dalam penelitian ini.
2. Simple Random Sampling
Simple random sampling bahan baku di lokasi TPA dilakukan untuk menentukan komposisi aliran sampah. Sampling dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Sampel sampah dikumpulkan dari lokasi TPA, Putri Cempo. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, beberapa karakteristik sampah yang ada di TPA Putri Cempo dipilih untuk pengambilan sampel sampah.
b. Sampel sampah campuran untuk menentukan komposisi. Di lokasi TPA Putri Cempo, pengukuran berat sampah, pemisahan sampah
menjadi kategori yang berbeda dan pengukuran sampel setiap karakteristik sampah.
c. Peralatan yang digunakan untuk mendapatkan data meliputi: kantong plastik untuk setiap karakteristik sampel, skala penimbangan untuk menimbang sampah, plastik untuk mewadahi sampah yang sudah dipilah, sarung tangan bagi peneliti dalam menangani sampah dan masker hidung peneliti untuk melindungi dari infeksi pernapasan. Hasil Dan Pembahasan
1. Kondisi Pengelolaan Sampah di Kota Surakarta
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi yang ada dari sampah di Kota Surakarta, pertama dilakukannya wawancara mendalam dengan pihak Dinas kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta yang berkaitan dengan pengelolaan sampah. Dalam hal ini, data sekunder yang diperoleh melalui wawancara mengenai kondisi yang ada dari sampah perkotaan dapat disajikan. Kota Surakarta sebagai salah satu kota yang terletak di Jawa Tengah mengalami perkembangan di berbagai sektor seperti industri, jasa, perumahan, pendidikan, perdagangan dan transportasi, dan lain sebagainya.
Seiring dengan perkembangan dalam pengembangan Kota Surakarta terdapat suatu potensi peningkatan jumlah sampah. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta, mengidentifikasi bahwa jumlah total sampah kota yang dihasilkan di
Kota Surakarta mengalami peningkatan. Jumlah total sampah yang terangkut ke TPA Putri Cempo dari tahun 2010-2015 di Kota Surakarta adalah sebanyak 557,211.560 ton. Gambar terlampir ditun-jukkan jumlah sampah yang diangkut ke TPA, Putri Cempo di Kota Surakarta (Gambar 1). Sejauh ini, Kota Surakarta bergantung pada pengelolaan sampah dengan cara open dumping untuk mengatasi peningkatan jumlah sampah.
Gambar1 Jumlah Sampah Yang Diangkut Ke TPA , Putri Cempo di Kota Surakarta.
2. Komposisi Sampah
Sampah dikumpulkan untuk sampel dari beberapa lokasi di TPA Putri Cempo yang dapat dikatakan memiliki karakteristik yang berbeda yang mencerminkan besarnya dan variasi kegiatan yang ditemukan di Kota Surakarta. Analisis lebih lanjut dari sampah yang dikumpulkan menunjukkan bahwa terdapat komponen yang sama kecuali untuk jumlah dan proporsi yang terdapat pada timbunan sampah yang mana berbeda dalam
proporsi untuk setiap sampel yang diperoleh.
Dari sampel sampah yang dikumpulkan dan dianalisis, terdapat 11 jenis sampah yang diidentifikasi dan dipisahkan sesuai dengan karakteristiknya yaitu sisa makanan, plastik, limbah kayu, kertas, daun, sayuran, tekstil, karet, logam, limbah pekarangan dan lain-lain. Persentase berat masing-masing komponen ditentukan dan dicatat kemudian disajikan.
Gambar2 Komposisi Sampah Yang Diidentifikasi Melalui Pengambilan Sampel Di TPA , Putri Cempo Di Kota Surakarta.
Pada pembuangan sampah, pengukuran berat, pemisahan sampah menjadi kategori yang berbeda dan pengukuran sampel setiap kategori dibuat dan dicatat. Ringkasan sampling pada komposisi sampah yang dilakukan di TPA Putri Cempo dirangkum dan disajikan dalam gambar 2. Berdasarkan gambar 2, menunjukkan bahwa sampah dedaunan yang ditemukan menjadi komponen terbesar. Jumlah sampah dedaunan yang ditemukan mencapai 21,96% dari total
sampah kota diidentifikasi di TPA Putri Cempo. Sampah sisa makanan menjadi jumlah sampah tertinggi kedua dengan 18,35% dari sampah di TPA Putri Cempo. Sampah sisa makanan menjadi tertinggi kedua mempunyai hubungan dengan meningkatnya jumlah hotel, restoran yang terdapat di Kota Surakarta. Sampah sayuran membentuk menempati posisi tertinggi ketiga tercatat sekitar 16,08%. Jumlah sampah tertinggi keempat dan kelima yaitu kertas dan plastik dengan 11,07% dan 10,92% masing-masing. Sampah lainnya termasuk sampah kayu, sampah perkarangan, logam, tekstil, karet dan lain-lain yang ditemukan dalam jumlah kecil.
Selanjutnya, dalam hal komposisi fisik sampah diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama, hal ini menunjukkan bahwa dari total komposisi sampah diidentifikasi dari berbagai sudut, sampah organik seperti (sisa makanan, sampah kayu, sayuran, sampah pekarangan dan daun) membentuk komponen terbesar sampah secara keseluruhan dengan jumlah 67% sedangkan sampah anorganik seperti (plastik, kertas, logam, tekstil, karet dan lain-lain) berjumlah 33% dari total jumlah sampah. Mengkategorikan sampah organik dan anorganik penting untuk energi karena berbagai pendekatan teknologi untuk energi menggunakan satu atau dua kategori sampah tersebut.
Selain itu, komposisi dari sampah menunjukkan bahwa jika sampah dipisahkan, dapat mengurangi beban keseluruhan ke lokasi pembuangan. Sampah organik dapat diolah menjadi
pupuk kompos atau energi dengan proses
anaerobic digestion. Sebagian besar sampah anorganik juga memberikan indikasi bahwa perubahan energi sampah tersebut untuk menghasilkan energi juga dapat menjadi strategi pengelolaan sampah yang sesuai dengan komposisi fisik aliran sampah yang dirangkum dan disajikan pada Gambar 3 .
Gambar 3 Komposisi Sampah KESIMPULAN
Hasil dari pengambilan sampel pada komposisi sampah menunjukkan bahwa komponen terbesar dari sampah kota yang dihasilkan di Kota Surakarta adalah sampah organik yang menyumbang 67 % sedangkan sampah anorganik 33 % dari jumlah sampah total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari jumlah sampah yang dihasilkan dan dibuang di TPA Putri Cempo , dapat diidentifikasi bentuk paling dominan sampah dedaunan dengan jumlah 21,96 %, sampah sisa makanan dengan jumlah 18,35 % , sampah sayuran dengan jumlah 16,08 % , sampah kertas dengan jumlah 11,07 % dan sampah plastik dengan jumlah 10,92 %. Komponen lain dari aliran sampah termasuk sampah kayu, teksti , karet dan lain-lain.
Daftar Pustaka
[1] Article in Journal: Himawanto, D. A., Indarto, Saptoadi, H., Rohmat, T. A., & Pratama, S. R. (2011). Analisa Thermogravimetry Pembakaran Briket Char Bambu. Jurnal Teknik Mesin, 11(1), 77-85.
[2] Chapter in a Book: Dinas Kebersihan dan Pertamanan,(2015).Strategi Pengelolaan Persampahan di Kota Surakarta, Indonesia.
[3] Chapter in a Book: Kumar, (2000). Technology Options for Municipal Solid Waste to Energy Project. TERI Information Monitor on Environmental Science, New Delhi, India,5, 1 – 11. [4] Article in Journal: Forouhar, A. and
Hristovski, K.D. (2012). Characteristics of the Municipal Solid
Waste Stream in Kabul, Afganistan. Habitat International Volume 36, Issue 3, Pages 406 – 413
[5] Article in Journal: Damanhuri, Enri. 2005. Reuse and Recycling as a Solution to Urban Solid Waste Problems in Indonesia, Proceeding of the International Symposium and Exhibition on Waste Management in Asian Cities, Hong Kong, October 23 – 26, 2000
[6] Article in Journal: Okot-Okumu, J. and Nyenje, R. (2011). Municipal Solid Waste Management under Decentralization in Uganda. Habitat International Volume 35, Issue 4, October 2011, Pages 537 – 543