• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills didirikan pada tahun 1976, berlokasi di Karawang, Jawa Barat. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills terkenal dengan “Top Quality Paper” dan sekarang merupakan salah satu penghasil kertas terbaik di Indonesia. Produk yang dihasilkan merupakan kertas coated dan uncoated dari berbagai macam gramatur untuk berbagai kebutuhan.

PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills mulai tahun 1994 berubah status dari PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) menjadi PMA (Penanaman Modal

Asing). PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills menempati areal seluas + 500 ha

yang terbagi ke dalam 2 pabrik yaitu: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills I seluas + 45 ha dan PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills II seluas + 465 ha.

PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills mempunyai banyak mesin, diantaranya: tujuh buah Paper Machine (PM 1 s/d 7), dua OFF Machine Coaters, sebuah On Line Coater, tiga Cast Coater, dua Embosing Machine serta beberapa Cutter Machine di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills I, serta telah merniliki

(2)

satu Wrapping Roll, dua Wrapmatic-Thimon serta beberapa mesin lainnya seperti Carbonless dan Tissue Converting di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills II.

Di dalam usaha untuk memberi kepuasan kepada pelanggan, selain didukung dengan mesin yang berteknologi tinggi serta pengalaman di dalam pembuatan kertas yang tidak kurang dari 30 tahun, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills mengutamakan satu aspek yang paling utama yaitu Mutu atau Kualitas. Hal ini sesuai dengan kebijakan mutunya “PINDO DELI berupaya menjadi yang terbaik lewat keterlibatan aktif seluruh karyawannya didalam memenuhi harapan pelanggan dan masyarakat umumnya”. Komitmen tersebut terbukti dengan mendapatkan kepercayaan Dunia lnternasional dengan diraihnya Sertifikat ISO 9002.

4.2. VISI DAN MISI PERUSAHAAN

Alasan didirikannya perusahaan ini adalah:

1. Untuk meningkatkan pendapatan devisa negara.

2. Membuka lapangan keraja baru, yang berkelanjutan baik itu di-sekitar perusahaan maupun unit cabang hutan tanaman industri (HTI). Berguna untuk memenuhi kebutuhan kertas tanpa membebani hutan alami.

3. Menyerap tenaga proffessional dan non proffessional, untuk mengurangi tingkat pengganguran.

4. Mendorong timbulnya usaha mandiri dari masyarakat sekitar area dan mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi di bidang perdagangan kertas karena semakin hari kebutuhan kertas semakin meningkat.

(3)

Dengan adanya alasan – alasan tersebut PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:

Visi : “Mengembangkan dan mengendalikan industri kertas nasional secara luas baik dalam maupun Luar Negri”.

Misi : “Menjadiakan perusahaan PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills sebagai perusahaan yang terbaik dalam dunia Paper Manufakturing baik Nasional dan Luar Negeri”.

4.3. PROSES PRODUKSI

4.3.1. Bahan Baku

Bahan baku untuk pembuatan kertas yaitu :

1. Pulp, ada 2 jenis yaitu :

1) Leaf Bleached Kraft Pulp (LBKP), adalah pulp yang dihasilkan dengan proses kraft dan telah melalui proses pemutihan dengan bahan bakunya adalah kayu yang mempunyai serat pendek. Ciri kayu yang berserat pendek adalah berdaun lebar.

2) Needle Bleached Kraft Pulp (NBKP), adalah pulp yang dihasilkan dengan proses kraft dan telah melalui proses pemutihan dengan bahan bakunya adalah kayu yang mempunyai serat panjang. Ciri kayu yang berserat panjang adalah berdaun jarum.

(4)

kertas (misalkan : gramatur, ketebalan, warna dan kekuatan) sesuai dengan kebutuhan pasar.

4.3.2. Jenis Kertas yang Diproduksi

Jenis-jenis kertas yang diproduksi di Paper Machine 9 adalah sebagai berikut:

1) Photo Copy Paper, yaitu jenis kertas yang dibuat untuk keperluan mesin photo copy. Dalam perkembangannya penggunaan kertas jenis ini lebih luas diantaranya seperti: untuk pembuatan dokumen yang dicetak pada berbagai jenis printer dan faksimile.

2) Woodfree Paper, yaitu jenis kertas yang dibuat untuk keperluan mesin-mesin percetakan, misalnya digunakan di percetakan koran, tabloid dan majalah.

3) Carbonless Base Paper, yaitu jenis kertas yang digunakan sebagai bahan untuk membuat kertas NCR (No Carbon Required). kertas NCR (No Carbon Required) adalah kertas yang dipakai untuk membuat salinan suatu dokumen yang media penyalinannya tidak memakai karbon.

4) Cast Coat Base Paper, yaitur jenis kertas yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat kertas cast coat. Kertas cast coat adalah jenis kertas yang permukaannya dilapisi lagi sehingga menghasilkan kertas yang permukaannya licin dan mengkilap.

(5)

4.3.3. Deskripsi Proses

Industri pulp dan kertas mengubah bahan baku serat menjadi pulp, kertas dan kardus. Urutan proses pembuatannya adalah persiapan bahan baku, pembuatan pulp (secara kimia, semi-kimia, mekanik atau limbah kertas), pemutihan, pengambilan kembali bahan kimia, pengeringan pulp dan pembuatan kertas. Skema diagram prosesnya terlihat pada gambar 1, dibawah ini. Proses yang membutuhkan energi paling tinggi adalah proses pembuatan pulp dan proses pengeringan kertas. Gambar 1. Diagram alir proses PT. PINDO DELI PULP AND PAPER MILLS Pembuatan pulpdan proses pengeringan kertas.

Gambar 4-1. Diagram alir proses PT. PINDO DELI PULP AND PAPER MILLS

Tahapan utama dan proses sederhana dalam pembuatan pulp dan kertas adalah sebagai berikut :

(6)

1) Pembuatan pulp pada Pulper: Dalam tanki pencampur, pulp dicampur dengan air menjadi slurry. Slurry kemudian dibersihkan lebih lanjut dan dikirimkan ke mesin

2) kertas. Bahan baku dimasukkan kedalam PULPER untuk defiberization dan mempercepat beating serta fibrillation dikarenakan pemekaran serat.

3) Cleaner: Proses pemutihan untuk tipe pulp Kraft dilakukan dalam beberapa menara dimana pulp dicampur dengan berbagai bahan kimia, kemudian bahan kimia diambil kembali dan pulp dicuci.

4) Pemurnian: Pulp dilewatkan plat yang berputar pada alat pemurnian bentuk disk. Pada proses mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding selnya, sehingga serat menjadi lebih lentur. Tingkat pemurnian pada proses ini mempengaruhi kualitas kertas yang dihasilkan.

5) Pembentukan: Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan proses sizing dan pewarnaan untuk menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan. Sizing dilakukan untuk meningkatkan kehalusan permukaan kertas; pada saat pewarnaan ditambahkan pigmen, pewarna dan bahan pengisi. Proses dilanjutkan dengan pembentukan lembaran kertas yang dimulai pada headbox, dimana serat basah ditebarkan pada saringan berjalan.

6) Pengepresan: Lembaran kertas kering dihasilkan dengan cara mengepres lembaran diantara silinder pada calendar stack.

(7)

7) Pengeringan: Sebagian besar air yang terkandung didalam lembaran kertas dikeringkan dengan melewatkan lembaran pada silinder yang berpemanas uap air.

8) Calender Stack: Tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada calendar Stack, yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak tertentu untuk mengontol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.

9) Pope Reel: Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu pemotongan kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam gulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi lembaran, dirapikan kemudian dikemas.

4.4. SISTEM PENGENDALIAN PROSES

Pengertian modern dari konsep kualitas adalah membangun sistem kualitas modern, yang salah satu strateginya adalah berorientasi pada stategi pencegahan. Strategi ini dimaksudkan agar adanya aktivitas yang berorientasi kepada tindakan pencegahan kerusakan dan bukan berfokus pada upaya perbaikan kerusakan saja. Dalam usaha peningkatan kualitas ini, perlu dibuat suatu system proses sebagai implementasi dari strategi pencegahan. yang dapat dilihat pada gambar 4-2. berikut: (Vincent Gaspersz, 1998: h.128).

(8)

Gambar 4-2. Model Sistem Pengendalian Proses

Salah satu cara yang dilakukan sebagai alat dalam sistem pengendalian proses ini adalah pengendalian kualitas. Terdapat beberapa metode dalam pengendalian kualitas, tetapi dalam Tugas Akhir ini menggunakan pengendalian sistem produksi karena pengendalian kualitas telah di bahas pada laporan kerja praktek.

4.5. STUKTUR ORGANISASI

PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dipimpin oleh seorang presiden direktur yang dibantu oleh empat orang manajer, yaitu ;

1. Manajer Pemasaran

2. Manajer Operasi

3. Manajer Administrasi

(9)

Untuk mengetahui struktur organisasi perusahaan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran , sedangkan struktur organisasi Unit Produksi Lab, PM 9 yang dibahas dalam laporan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

4.6. Tata Letak Perusahaan

4.6.1. Lokasi

Lokasi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills :

1) Pindo Deli I : Jl. Prof. H. Soetami No. 88 Telukjambe, Karawang 41313, Jawa Barat.

(10)

 Dekat dengan Sungai Citarum sebagai sumber air,

 Dekat dengan pintu tol Cikampek-Jakarta kira-kira 20 km dari Jakarta, sehingga transfortasi bahan baku dan produk yang keluar masuk pabrik menjadi sangat mudah. Hal ini sangat menguntungkan dalam hal waktu dan biaya.

4.6.2. Tata Letak Pabrik

Areal pabrik PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills adalah kurang lebih 500 ha, dimana PT.Pindo Deli Pulp and Paper Mills I 45 ha dan sisanya merupakan luas daerah PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills II.

Secara garis besar PT.Pindo Deli Pulp and Paper Mills II dibagi tiga area yaitu:

1. Area A, bangunan kantor

2. Bangunan ini terdiri dari satu kantor utama (Main Office). Di kantor utama (Main Office) inilah terpusat seluruh kegiatan administrasi untuk mengendalikan kegiatan pabrik sehari-hari.

3. Area B, bangunan pabrik Bangunan pabrik terdiri dari beberapa bagian unit terpadu, diantaranya :

1) Bangunan untuk mesin kertas sebanyak tiga unit,

2) Bangunan untuk air bersih limbah sebanyak satu unit,

(11)

4) Pengelolaan air produksi sebanyak dua unit.

Selain unit-unit diatas dilengkapi pula dengan sarana penunjang lain, seperti : bengkel, laboratorium, pergudangan, dan lain-lain.

4. Area C, mess karyawan

Mess karyawan terdiri dari dua lokasi, satu terletak dalam lokasi pabrik dan yang lainnya terletak diluar lokasi pabrik yaitu sebelah barat tidak jauh dari lokasi pabrik. Mess karyawan tersebut dilengkapi dengan fasilitas penerangan, MCK, kantin serta arena olah raga.

4.7. DATA PERMINTAAN PRODUKSI PM #9

PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills adalah sebuah industri kertas swasta nasional besar yang berlokasi di Desa Kuta Mekar Btb. 6-9 Ciampel-Karawang, Java-Barat, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1976 dan saat ini memiliki 7.672 karyawan yang bekerja 3 shift dengan jam kerja 8 jam per shift. PT. Pindo Deli memproduksi kertas fotokopi, kertas khusus dan kertas tisu dengan kapasitas produksi 1.465.000 ton per-tahun, termasuk produksi dari PM8 dan PM9 19,106.47 Rolled/on per-bulan yang mulai berproduksi tahun 1997 dan PM11 berproduksi tahun 1998. Perusahaan tertarik untuk mengikuti proyek GERIAP karena efisiensi energi adalah salah satu strategi perusahaan untuk menjadi perusahaan yang efisien dan kompetitif.

(12)

2011 pada mesin #9 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills adalah sebagai berikut:

Tabel 4-1. Data Permintaan Produksi pada mesin #9

(Januari 2010 – Januari 2011) Bulan Permintaan (kg) Januari 373.234 Februari 660.756 Maret 249.630 April 801.979 Mei 567.670 Juni 802.077 Juli 236.360 Agustus 216.753 September 340.894 Oktober 401.964 November 445.768 Desember 451.091

Berdasarkan data di atas maka data tersebut dapat dianalisa terlebih dahulu untuk mengetahui data time series. Pola tersebut menemukan metode peramalan yang akan digunakan. Adapun analisa pola time series yang digambarakan dalam grafis di bawah ini:

(13)

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

Jan uari Febr uari Mar et Apr il Mei Juni Ju li Agu stus Sept em ber Okt ober Nov embe r Des embe r Permintaan

Gambar 4-1.Grafik Plot Data Permintaan bulan Januari 2010 – Januari 2011

4.8. PERAMALAN PERMINTAAN

Pada grafis diatas dapat diketahui data tersebut memiliki pola tread. Dalam menentukan permintaan yang akan datang dilakukan peramalan dengan data permintaan produksi permintaan pada priode sebelumnya. Berikut ini adalah pola data yang dihasilkan dari perhitungan peramlan (Double exponential smoothing

dan linear), dan hasil dari perhitungan kesalahan peramalan.

4.8.1. Metode Double Exponental Smoothing

Dalam metode DES dilakukan metode smooting (pemulusan) dua kali. Pada pembahasan ini mengunakan (alpha) 0,1 sampai 0,9 untuk mengetahui kesalahan peramalan terkecil.

(14)

Berikut ini adalah hasil dari peramalan permintaan produksi dengan mengunakan metode Double Exponential Smoothing dan dihitung kesalahan peramalannya, untuk lebih lengkap dapat dilihat dilampiran.

Tabel 4-2 Hasil Peramalan DES

Bulan Demand 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 Januari 373,234 Februari 660,756 3740,377 7480,7536 223,9404 298,5872 373,234 447,8808 522,5276 597,1744 671,8212 Maret 249,63 3495,757 7058,5712 396,4536 528,6048 660,756 792,9072 925,0584 1057,2096 1189,3608 April 801,979 3787,402 7647,4544 149,778 199,704 249,63 299,556 349,482 399,408 449,334 Mei 567,67 3639,358 7348,5268 481,1874 641,5832 801,979 962,3748 1122,7706 1283,1664 1443,5622 Juni 802,077 4079,343 8236,936 340,602 454,136 567,67 681,204 794,738 908,272 1021,806 Juli 236,36 4026,541 8130,3196 481,2462 641,6616 802,077 962,4924 1122,9078 1283,3232 1443,7386 Agustus 216,753 3877,697 7829,7764 141,816 189,088 236,36 283,632 330,904 378,176 425,448 September 340,894 4180,697 8441,5888 130,0518 173,4024 216,753 260,1036 303,4542 346,8048 390,1554 Oktober 401,964 3645,121 7360,1628 204,5364 272,7152 340,894 409,0728 477,2516 545,4304 613,6092 Nopember 445,768 3932,596 7940,6288 241,1784 321,5712 401,964 482,3568 562,7496 643,1424 723,5352 Desember 451,091 3409,796 6884,9988 267,4608 356,6144 445,768 534,9216 624,0752 713,2288 802,3824 90,2182 180,4364 270,6546 360,8728 451,091 541,3092 631,5274 721,7456 811,9638

Tabel 4-3. Analisa Kesalahan Peramalan DES

Nilai MSE MAD SEE MAPE

0,1 187980,303 378,59 433,57 76% 0,2 184224,5685 391,49 429,21 95% 0,3 100826,0979 270,25 317,53 59% 0,4 247817,783 249,48 497,81 62% 0,5 91648,91558 230,85 302,74 60% 0,6 119089,2732 252,32 345,09 72% 0,7 167084,575 293,82 408,76 88% 0,8 2345634,825 344,14 485,42 106% 0,9 16560214,85 3455,59 4069,42 968%

Alpha yang dipilih adalah 0,5 kerena memiliki kesalahan peramalan terkecil. Adapun nilai kesalahan peramalan yang lain terdapat pada lampiran.

(15)

Berikut ini adalah analisa hasail dari metode Double exponential smoothing dengan mengunkan alpha 0,5:

Tabel 4-4. Hasil Peramalan Metode DES Dengan Mengunakan Metode Alpha 0,5

NO Periode Jumlah Permintaan/Peroduksi (ton) S't S"t At Bt Ft Xt-Ft (Xt-Ft) (Xt-Ft)2 (Xt-Ft)/Xt

1 Januari 373,234 186,617 93,3085 279,9255 93,3085 2 Februari 660,756 330,378 165,189 495,567 165,189 373,234 287,522 287,522 82668,90048 0,43514096 3 Maret 249,63 124,815 62,4075 187,2225 62,4075 660,756 -411,126 411,126 169024,5879 1,646941473 4 April 801,979 400,9895 200,4948 601,4843 200,4948 249,63 552,349 552,349 305089,4178 0,688732498 5 Mei 567,67 283,835 141,9175 425,7525 141,9175 801,979 -234,309 234,309 54900,70748 0,41275565 6 Juni 802,077 401,0385 200,5193 601,5578 200,5193 567,67 234,407 234,407 54946,64165 0,292249996 7 Juli 236,36 118,18 59,09 177,27 59,09 802,077 -565,717 565,717 320035,7241 2,393454899 8 Agustus 216,753 108,3765 54,18825 162,5648 54,18825 236,36 -19,607 19,607 384,434449 0,090457802 9 September 340,894 170,447 85,2235 255,6705 85,2235 216,753 124,141 124,141 15410,98788 0,364163054 10 Oktober 401,964 200,982 100,491 301,473 100,491 340,894 61,07 61,07 3729,5449 0,151929028 11 Nopember 445,768 222,884 111,442 334,326 111,442 401,964 43,804 43,804 1918,790416 0,098266363 12 Desember 451,091 225,5455 112,7728 338,3183 112,7728 445,768 5,323 5,323 28,334329 0,01180028 451,091 563,8638 451,091 MSE 91648,92 338,3183 MAD 230,8523 225,5455 SEE 302,7357 112,7728 MAPE 60% 0 å 2539,375 1008138,071 6,585892003

Berikut ini adalah contoh perhitungan metode Double exponential

smoothing dengan 0,.... pada priode pertama:

S’t = .Xt + (1- )Xt-1

= 0,5(373,234) + (1-0,5).0

(16)

S”t = .S”t + (1- )S”t-1 = 0,5(186,617) + (1-0,5).0 = 93,3085 At = 2S’t –S”t = 2(186,617) -93,3085 = 279,9255 = (0,5.(1-0,5) X (186,617-93,3085) = (0,5/0,5) x 93,3085 = 93,3085

Untuk peramalan, priode 12 dijadikan titik dasar peramalan untuk priode 13 sampai 24, sehingga didapat formula perhitungan sebagai berikut:

Ft = 279,9255-93,3085 (m)

Dimana : At = 279,9255 dan Bt = 93,3085

Contoh perhitungan peramalan pada priode 14.

Ft = At + Bt(m)

Ft = 279,955 + (93,3085 .2)

(17)

m = 2 karena selisih priode 14 sampai 12 adalah 2.

Dari hasil peramalan dengan mengunakan metode alpha 0,5 maka dapat dibandingkan antara data permintaan dengan data peramlan permintaan pada tahun yang sama pada metode grafik. Hal ini dilakukan berguna sebagai mengetahui seberapa jauh atau dekatnya hubungan permintaan dengan memiliki fluktuasi dari grafik.

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

Janu ari Febr uari Mar et April Mei Juni Ju li Agus tus Sept embe r Okto ber Nove mbe r Dese mbe r Janu ari

Permintaan Aktual

Forecast permintaan

Gambar 4-2. Grafik Fluktuasi permintaan dan peramalan DES

Berdasarkan data diatas dapat kita lihat perbedaan antara fluktuasi antara demand dengan forecasting demand. Namun perbedaan data fluktuasinya tidak berbeda terlalu besar, ini menandakan metode peramalan baik.

(18)

4.8.2. Metode Linear

Sedangkan metode linear langkah - langkah yang digunakan akan lebih sederhana bila dibanding dengan metode Double exponential smoothing, namun bukan metode ini tidak baik untuk digunakan. Hal ini diketahui dengan membandingkan kedua metode ini melalui kesalahan peramalan yang akan diketahui dengan beberapa metode kesalahan peramalan.

Dalam metode linear ramalan permintaan untuk priode (t/Ft) diperoleh dari hasil peramalan:

Sehingga menjadi : Ft = 551,803 + (-13,76230769).t

Sehingga untuk metode pertama dari peramalan adalah sebagai berikut:

Ft = 551,803 + (-13,76230769.1)

(19)

Berikut ini adalah hasil perhitungan peramalan pada produksi dengan mengunakan metode linear dan perhitungan kesalahan peramalannya, untuk melihat perhitungan lebih lengkap dapat dilihat dalam lampiran.

Tabel 4-5. Hasil peramalan dengan metode linear 2011 - 2012.

Bulan Demand (Xt) Ft Januari 373,234 538,041 Februari 660,756 524,278 Maret 249,63 510,516 April 801,979 496,754 Mei 567,67 482,991 Juni 802,077 469,229 Juli 236,36 455,467 Agustus 216,753 441,705 September 340,894 427,942 Oktober 401,964 414,180 Nopember 445,768 400,418 Desember 451,091 386,655

Tabel 4-6. Analisa Kesalahan Metode Linear.

Metode MSE MAD SEE MAPE

Linear 36459,64661 161,5 190,9 43%

4.9. PEMILIHAN METODE PERAMALAN YANG AKAN DI-PILIH.

Pada umumnya setiap metode peramalan hanya merupakan sebuah alat yang digunakann untuk meramalkan keadaan yang akan datang dan memilih atau memiliki penyiapan atau kesalahan dari kadaan aslinya. Metode dengan

(20)

Tabel 4-7.

Perbandingan Forecasting DES 0,5 dan Linear Priode 2010 – 2011 sampai 2011 - 2012

Bulan Demand (Xt) Ft(DES) Ft (Linear)

Jan-11 373,234 538,041 Feb-11 660,756 373,234 524,278 Mar-11 249,63 660,756 510,516 Apr-11 801,979 249,63 496,754 Mei-11 567,67 801,979 482,991 Jun-11 802,077 567,67 469,229 Jul-11 236,36 802,077 455,467 Agust-11 216,753 236,36 441,705 Sep-11 340,894 216,753 427,942 Okt-11 401,964 340,894 414,180 Nop-11 445,768 401,964 400,418 Des-11 451,091 445,768 386,655 Jan-12 451,091

Tabel 4-8. Perbandingan Kesalahan metode Peramalan DES dan Linear.

Metode MSE MAD SEE MAPE

Linear 36459,64661 161,5025513 190,9440929 43%

DES 91648,91558 230,8522727 320,74 60%

(21)

Jadi dari data grafis di atas bisa kita lihat bahwa dengan metode linear lebih stabil dan memiliki tingkat kesalahan terkecil dari pada metode DES (Double exponential smoothing), dan bila mengambil metode DES perbedaanya tidak jauh dari data asli tapi memili kesalahan 15% dari pada metode Linear yang hanya 10%. Jadi metode yang akan di ambil dari data peramalan di atas adalah metode linear.

4.10. DATA HARI KERJA PERUSAHAAN

Berikut ini adalah data hari kerja yang di terapkan di perusahaan PT.

Pindo Deli Pulp and Paper Mills adalah sebagai berikut:

Tabel 4-9. Data Jumlah Hari Kerja DI PT. Pindo Deli Pump And Paper Mills Dari Bulan Januari 2011 – Desember 2011

Bulan Jumlah Hari Kerja

Januari 2011 24 Februari 2011 22 Maret 2011 26 April 2011 25 Mei 2011 25 Juni 2011 24 Juli 2011 26 Agustus 2011 23 September 2011 17 Oktober 2011 26 November 2011 26

(22)

4.11. Metode Economic Order Quantity (EOQ)

 Rencana Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Pada penelitian ini penerapan metode Economic Order Quantity (EOQ) menggunakan model Q karena adanya fluktuasi kuantitas permintaan produk pada data histories, sehingga permintaan akan kebutuhan bahan baku juga mengalami fluktuasi. Berikut ini adalah contoh perhitungan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) model Q :

1. Menetukan Jumlah kuantitas pemesanan yang paling Ekonomis.

Rumusnya sebagai berikut:

Dimana : Biaya tiap kali pesan(S) : Rp. 325.000

Permintaan per-priode (Bulan/D) : 273.234kg

Penyimpanan bahan baku(H) : Rp. 150,00 kg/bulan

(23)

Frekuensi pengiriman (pemesanan) :

Waktu siklus pemesanan = 26 hari kerja / 9 = 2,88≈3 hari

Jadi berdasarkan perhitungan diatas didapat jumlah kuantitas pemesanan bahan baku yang paling ekonomis dalam hal ini yang paling sering muncul dalam permintaan actual yang tidak di pengaruhi oleh hari libur besar nasional yaitu hari Raya Idul Fitri sebesar 373.234 kg dengan frekuensi pengiriman perbulan 9x pesan, dengan waktu siklus pemesanan adalah 3 hari sekali, setelah hari pemesanan berikutnya.

2. Menentukan Jumlah persediaan minimum (safety stock)

Untuk mengetahui besarnya safety stock maka perlu diketahui nilai dari standard deviasi penggunaan bahan baku dasar serta mengsumsikan service level 95%, sehingga kemungkinan terjadinya kehabisan persediaan (stock out) sebesar 5% berikut ini adalah table perhitungan yang digunakan mencari nilai dari standard deviasi kebutuhan bahan baku.

(24)

Tabel 4-10.

Perhitungan Standard Deviasi Kebutuhan Bahan Baku.

Bulan

D

D'

D-D'

(D-D')²

Jan-12

538.040,692

462.348

75.693

5.729.383.669

Feb-12

524.278,385

462.348

61.930

3.835.372.539

Mar-12

510.516,077

462.348

48.168

2.320.163.634

Apr-12

496.753,769

462.348

34.406

1.183.756.956

Mei-12

482.991,462

462.348

20.643

426.152.504

Jun-12

469.229,154

462.348

6.881

47.350.278

Jul-12

455.466,846

462.348

(6.881)

47.350.278

Agust-12

441.704,538

462.348

(20.643)

426.152.504

Sep-12

427.942,231

462.348

(34.406)

1.183.756.956

Okt-12

414.179,923

462.348

(48.168)

2.320.163.634

Nop-12

400.417,615

462.348

(61.930)

3.835.372.539

Des-12

386.655,308

462.348

(75.693)

5.729.383.669

å

5.548.176

27.084.359.162

rata -rata

462.348

(25)

Tabel 4-11.

Dari data diatas didapat hasil perhitungan untuk Safety Stock pada priode kali ini frequency level of service-nya adalah 95% maka di dapat hasilnya adalah sebagai berikut:

3. menentukan saat pemesanan kembali atau Reorder Point

Dari perhitungan diatas maka kita dapat menentukan jumlah dari ROP adalah sebagai berikut:

(26)

4. menentukan Persediaan Maximum (MI)

MI = Q +SS

MI = 40.216,26 + 8.138,838004

MI = 48.355,098004kg48.355,1kg

Dari perhitungan yang telah dilakukan persediaan maksimum adalah 121.593,06kg. Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4-11, Hasil perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) model Q.

4.12. ANALISA METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY(EOQ)

Metode Economic Order Quantity (EOQ), tingkat inventory didapat dari

perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana : I = rata-rata inventory

SS = Safety Stock

Q = Kuantitas pemesanan

Adapun contoh perhitungan untuk menentukan besarnya tingkat invetory dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) Juli adalah sebagai berikut:

(27)

SS = 8138,838004kg

Maka besarnya:

Berikut ini adalah tabel hasil analisis perbandingan tingkat inventory rata-rata dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ):

Tabel 4.12

Hasil Perhitungan Tingkat Inventory dengan Metode

Economic Order Quantity (EOQ)

Bulan Priode I Awal Fp Q (eoq)/1x pesan Q(EOQ)/kg D I Akhir

Jan-12 1 373.234 9 40.216 361.946 538.041 340.901 28.247 Feb-12 2 660.756 9 53.510 481.586 524.278 (93.786) 34.894 Mar-12 3 249.630 9 32.890 296.007 510.516 475.395 24.584 Apr-12 4 801.979 9 58.951 530.561 496.754 (339.032) 37.614 Mei-12 5 567.670 9 49.597 446.377 482.991 (48.064) 32.938 Jun-12 6 802.077 9 58.955 530.593 469.229 (394.212) 37.616 Jul-12 7 236.360 9 32.004 288.032 455.467 386.542 24.141 Agust-12 8 216.753 9 30.647 275.827 441.705 390.829 23.463 Sep-12 9 340.894 9 38.434 345.910 427.942 169.080 27.356 Okt-12 10 401.964 9 41.735 375.619 414.180 50.777 29.007 Nop-12 11 445.768 9 43.951 395.556 400.418 (40.489) 30.114 Des-12 12 451.091 9 44.212 397.911 386.655 (75.691) 30.245 å 822.252 360.217 Keterangan :

(28)

Q (EOQ) = Total Kuantitas Pemesanan dalam 1 bulan

Fp = Frekuensi pemesanan

I = Tingkat Inventory Rata-rata

I awal = Inventory periode sebelumnya

I akhir = Inventory sisa (Inventory akhir – Inventory awal + (Fp x Q(eoq) – Demand)

Dibawah ini adalah gambar grafik pola tingkat inventory rata-rata antara Economic Order Quantity (EOQ) :

5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 Ja n -1 2 Fe b -1 2 M a r-12 A p r-1 2 M e i-1 2 Ju n -1 2 Ju l-1 2 A gu st -1 2 Se p -1 2 O kt -1 2 N o p -1 2 D e s-1 2 EOQ

Economic Order Quantity (EOQ) dlm kg

ti n gk at in ve n to ry ra ta -r at a

Gambar 4-4. Grafik pola tingkat inventory rata-rata.

Dari tabel diatas untuk aktivitas pemesanan bahan baku dari pemasok (supplier) metode Economic Order Quantity (EOQ). Hal ini juga mempengaruhi inventory akhir yang disimpan di gudang mengalami kecenderungan yang semakin menurun maka kuatitas tingkat inventory rata-rata juga ikut menurun (lihat gambar 4-6), dimana kuantitas inventory akhir serta kuantitas tingkat

(29)

inventory rata-rata diupayakan menurun mendekati kondisi ideal yaitu inventory minimum (konsep zero inventory). Tapi pada Tugas Akhir saya ini memilih untuk

full inventory di karenakan sumber daya kebutuhan bahan baku ini bersumber dari

sumber daya alam Hutan Industri yaitu kayu, karena lebih condong full Inventory karena masa tebang dan umur kayu di perhitungkan disini yang mencakup bagian audit yang lain maka tak di perhitungkan dalam Tugas Akhir kali ini.

Total Inventory Cost (TIC) merupakan hasil penjumlahan total dari keseluruhan biaya yang terkandung pada biaya-biaya persediaan. Dimana pada perhitungan untuk mencari besarnya nilai Total Inventory Cost (TIC) didalamnya terdapat tiga elelmen biaya yaitu biaya pembelian, biaya pemesanan, serta biaya penyimpanan akan dilakukan di dalam Agregat Perencanaan produksi.

4.13. PERENCANAAN PRODUKSI

Perencaaan produksi adalah pernyataan rencana produksi ke dalam bentuk agregat. Perencanaan produksi ini merupakan alat komunikasi antara manajemen teras ( top management ) dan manufaktur. Di samping itu juga, perencanaan produksi merupakan pegangan untuk merancang jadwal induk produksi.

Beberapa fungsi lain perencanan produksi adalah :

1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategis perusahaan

(30)

4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian.

5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana startegis

6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan Jadwal induk Produksi.

4.13.1. Perencanaan Agregat

Metode grafis ini adalah metode perencanaan agregat yang sangat sederhana dan mudah dipahami. Dasar metode ini sebenarnya adalah

“trial-and-error” dengan melihat gambaran antara permintaan kumulatif dan rata-rata

permintaan kumulatifnya.

Secara garis besar langkah perencanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Gambarkan histogram permintaan dan tentukan kecepatan produksi (Pt) rata-rata yang diperlukan untuk memenuhi permintaan.

Tabel 4-13.

Histogram permintaan dan tentukan kecepatan produksi rata-rata.

Bulan Ft Pt Januari 538.041 462.348 Februari 524.278 462.348 Maret 510.516 462.348 April 496.754 462.348 Mei 482.991 462.348 Juni 469.229 462.348 Juli 455.467 462.348 Agustus 441.705 462.348 September 427.942 462.348 Oktober 414.180 462.348 Nopember 400.418 462.348 Desember 386.655 462.348

(31)

Keterangan : Pt = åFt/t

Pt = Rata –rata Produksi åFt = SubTotal forecasting t = Waktu priode 0 100000 200000 300000 400000 500000 600000

Kecepatan Produksi Rata - Rata

Demand Ft Rata - Rata

Sumber data diolah

Gambar 4-5. Grafik Kecepatan Produksi Rata – rata Histrogram.

2. Gambarkan grafik permintaan kumulatif terhadap waktu serta grafik permintaan rata-rata kumulatif terhadap waktu. Identifikasikan periode – periode tempat terjadinya kekurangan barang (back order) dan periode-periode adanya kelebihan barang (inventory).

3. Tentukan strategi yang akan digunakan untuk menanggulangi kekurangan dan kelebihan barang tersebut.

4. Hitung ongkos yang ditimbulkan oleh setiap strategi dan pilih yang memberikan ongkos terkecil. Berikut ini akan memberikan gambaran

(32)

meramalkan permintaan akan produknya secara agregat yang dapat diliihat pada Tabel 4-14, sebagai berikut :

Tabel 4-14.

Permintaan akan Produk Secara Agregat.

Bulan Ft Kumulatif Permintaan

Januari 538.041 538.041 Februari 524.278 1.062.319 Maret 510.516 1.572.835 April 496.754 2.069.589 Mei 482.991 2.552.580 Juni 469.229 3.021.810 Juli 455.467 3.477.276 Agustus 441.705 3.918.981 September 427.942 4.346.923 Oktober 414.180 4.761.103 Nopember 400.418 5.161.521 Desember 386.655 5.548.176 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000

Kumulatif Permintaan Kumulatif per-priode

sumber data yang diolah

gambar 4-6. Grafik Kumulatif Permintaan

Histogram dan kumulatif permintaan di atas menggambarkan bagaimana permintaan menyimpang dari rata-rata kebutuhan, bila mengunakan metode ini persediaan akan menumpuk dan cost biaya beban akan inventory cost-nya sangat

(33)

membengkak tapi sangat efektif dalam mengambil keputusan cepat terhadap top - top management dan manufaktur sehingga dapat dengan sigap mengatasi keadaan yang berpengaruh langsung pada perusahaan baik menetukan strategi bagi exsternal maupun internal perusahaan. Dengan menggunakan strategi murni beberapa alternatif yang dapat dilakukan yaitu :

1. Alternatif 1 : Metode Heuristik mengendalikan tenaga kerja

Metode pengendalian tenaga kerja Pada metode ini, jumlah yang diproduksi pada periode pertama diinisialkan sebesar demand pada periode pertama. Jika demand pada periode berikutnya mengalami kenaikan, maka akan dilakukan penambahan kapasitas. Jika pada periode berikutnya demand mengalami penurunan, maka produksi akan diturunkan sebesar demandnya.

Sebelum menghitung Metode Pengendalian tenaga kerja harus menghitung bebberapa parameter-nya terlebih dahulu.

Parameter rata – rata produksi.

Bila total produksi selama 1 tahun atau 12 bulan priode (Januari 2011 – Desember 2012) di ketahuwi adalah 5.548.176kg.

(34)

Pekerja di unit produksi mesin #9 adalah 30 orang pekerja dari 7.672 pekerja.

Parameter hiring cost dan firing cost.

Diketahuwi Upah minimum Daerah Karawang adalah Rp. 1.111.000 tapi upah minimum di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills adalah ± Rp. 1.299.000,00

per-bulan maka Hiring cost (ongkos penambahan tenaga kerja bila terjadi) dan

(35)

tenaga kerja) dalam metode ini dengan waktu efisensi di harapkan 95% dan

apabila terjadi kelebiahan tenaga kerja akan terjadi pemecatan maksimal 2orang/shift/priode.

Jadi Upah minimum 1 orang pekerja per-bulan di unit produksi #9 Rp. 1.299.000,-

Dalam satu hari ada 3 shift yang dioperasikan perharinya, 1 shift-nya 8 jam kerja. Maka Hiring cost perjam-nya adalah sebagai berikut:

(36)

Jadi Upah minimum 1 orang pekerja per-bulan di unit produksi #9 Rp. 1.299.000,-.Maka untuk menghitung firing costnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4-15.

(37)

Periode Demand Hiring Firing Tenaga Kerja Biaya TK Biaya Total Januari 538.041 Rp 6.812.342,31 0 -4,91 Rp (6.060.925,99) Rp 751.416,32 Februari 524.278 Rp (1.238.607,69) 0 -4,02 Rp (4.958.939,44) Rp (6.197.547,14) Maret 510.516 Rp (1.238.607,69) 0 -3,13 Rp (3.856.952,90) Rp (5.095.560,59) April 496.754 Rp (1.238.607,69) 0 -2,23 Rp (2.754.966,36) Rp (3.993.574,05) Mei 482.991 Rp (1.238.607,69) 0 -1,34 Rp (1.652.979,81) Rp (2.891.587,51) Juni 469.229 Rp (1.238.607,69) 0 -0,45 Rp (550.993,27) Rp (1.789.600,96) Juli 455.467 Rp (1.238.607,69) 0 0,45 Rp 550.993,27 Rp (687.614,42) Agustus 441.705 Rp (1.238.607,69) 0 1,34 Rp 1.652.979,81 Rp 414.372,12 September 427.942 Rp (1.238.607,69) 0 2,23 Rp 2.754.966,36 Rp 1.516.358,67 Oktober 414.180 Rp (1.238.607,69) 0 3,13 Rp 3.856.952,90 Rp 2.618.345,21 Nopember 400.418 Rp (1.238.607,69) 0 4,02 Rp 4.958.939,44 Rp 3.720.331,75 Desember 386.655 Rp (1.238.607,69) 0 4,91 Rp 6.060.925,99 Rp 4.822.318,29 (6.812.342,31) Rp Total Biaya sumber data yang diolah

Biaya Hiring = selisih Demand dengan Priode sebelumnya x hiring cost

= (524.278 – 462.348) x Rp. 90 = Rp. 6.812.342,31,-

Tenaga Kerja = jumlah tenaga kerja (Demand : Output pekerja perBulan)

=30 - (538.041 : 15411) = -4,91

Biaya TK = Tenaga Kerja x Gaji pekerja perbulan

(38)

Tabel 4-16.

Rekapitulasi Metode Pengendalian Tenaga Kerja Firing.

No Priode Demand Hiring Firing Tenaga Kerja Biaya Tk Biaya Total

1 Januari 538.041 0 Rp 6.385.208 34,91 Rp 45.349.922,09 Rp 51.735.130,54 2 Februari 524.278 0 Rp (1.160.947) 34,02 Rp 44.189.936,26 Rp 43.028.989,27 3 Maret 510.516 0 Rp (1.160.947) 33,13 Rp 43.029.950,42 Rp 41.869.003,43 4 April 496.754 0 Rp (1.160.947) 32,23 Rp 41.869.964,59 Rp 40.709.017,60 5 Mei 482.991 0 Rp (1.160.947) 31,34 Rp 40.709.978,75 Rp 39.549.031,76 6 Juni 469.229 0 Rp (1.160.947) 30,45 Rp 39.549.992,92 Rp 38.389.045,93 7 Juli 455.467 0 Rp (1.160.947) 29,55 Rp 38.390.007,08 Rp 37.229.060,09 8 Agustus 441.705 0 Rp (1.160.947) 28,66 Rp 37.230.021,25 Rp 36.069.074,26 9 September 427.942 0 Rp (1.160.947) 27,77 Rp 36.070.035,41 Rp 34.909.088,42 10 Oktober 414.180 0 Rp (1.160.947) 26,87 Rp 34.910.049,58 Rp 33.749.102,59 11 Nopember 400.418 0 Rp (1.160.947) 25,98 Rp 33.750.063,74 Rp 32.589.116,75 12 Desember 386.655 0 Rp (1.160.947) 25,09 Rp 32.590.077,91 Rp 31.429.130,92 461.254.791,56 Rp Total Biaya

sumber data yang diolah

Biaya firing = selisih Demand dengan Priode sebelumnya x hiring cost

= (524.278 – 462.348) x Rp. 84,357 = Rp. 6.385.208

Tenaga Kerja = Demand : Output pekerja perBulan

= 524.278 : 15411,6 = 34,91

Biaya TK = Tenaga Kerja x Gaji pekerja perbulan

= 34,91 x Rp. 1.299.000,- = Rp. 45.399.922,09,-

Jadi pilihan yang paling tepat untuk lebih baik Hiring cost atau firing cost maka yang lebih tepat adalah Firing cost karena mengigat biaya ongkos iklan, proses seleksi, dan training serta banyak peroses lainnya (Hiring) lebih baik mempertahankan para pekerja yang sudah lama sampai masa jawatanya, sementara bila dilakukan pengangkatan tidak boleh lebih dari 1 orang perUnit/Priode/shift perbulan buat penyegaran unit yang tepat dan melihat metode

(39)

diatas yang paling tepat dengan mengunakan metode subkontrak nanti akan kita bahas setelah inventory cost.

2. Alternatif 2: Mengendalikan jumlah persediaan

Jika perusahaan tidak ingin melakukan perubahan jumlah tenaga kerja, maka strategi yang dapat dilakukan yaitu memproduksi dengan laju rata - rata permintaan dan fluktuasi permintaan dipenuhi menggunakan persediaan. Rencana ini dihitung pada tabel. Berdasarkan perhitungan dibawah maka inventory terkecil di hitung dari rata - rata terkecil yaitu 0 terjadi pada priode ke 12.

Tabel 4-17.

Laju Rata – rata Permintaan dan Fluktasi Permintaan.

Permintaan Kumulatif Kcp Produksi Kumulatif Produksi persediaan penyesuaian 538.041 538.041 462.348 462.348 75.693 310.962 524.278 1.062.319 462.348 924.696 137.623 324.725 510.516 1.572.835 462.348 1.387.044 185.791 338.487 496.754 2.069.589 462.348 1.849.392 220.197 352.249 482.991 2.552.580 462.348 2.311.740 240.840 366.012 469.229 3.021.810 462.348 2.774.088 247.722 379.774 455.467 3.477.276 462.348 3.236.436 240.840 393.536 441.705 3.918.981 462.348 3.698.784 220.197 407.298 427.942 4.346.923 462.348 4.161.132 185.791 421.061 414.180 4.761.103 462.348 4.623.480 137.623 434.823 400.418 5.161.521 462.348 5.085.828 75.693 448.585 386.655 5.548.176 462.348 5.548.176 0,00 462.348 5.548.176 å 462.348 386.655 Min

sumber data yang diolah

(40)

Penyesuaian persediaan(n:386.655) = (unit – persediaan) + kecepatan Produksi

+ Persediaan

= (538.041 – 386.655) + 462.348 + 75.693 = 310.962

Gambar 4-8. Grafik Persediaan Kumulatif

2.1. Total Inventory Cost (TIC)

Total Inventory Cost (TIC) merupakan hasil penjumlahan total dari keseluruhan biaya yang terkandung pada biaya-biaya persediaan. Dimana pada perhitungan untuk mencari besarnya nilai Total Inventory Cost (TIC) didalamnya terdapat tiga elelmen biaya yaitu biaya pembelian, biaya pemesanan, serta biaya penyimpanan.

Untuk mendapatkan besarnya Total Inventory Cost (TIC) digunakan rumus seperti dibawwah ini :

(41)

Keteranggan : TIC = Total Inventory Cost (Rp)

D = permintaan Bulanan (kg/periode)

P = Harga Pembelian (Rp)

Q = Kuantitas Pemesanan (kg)

S = Biaya sekali pesan (Rp)

I = Tingkat Inventory Rata-rata / persediaan(kg)

H = Biaya Simpan (Rp/kg/periode)

2.1.1. Sekilas ulasan harga terkini dan opini, Harga Pokok Produksi Kayu Pulp.

Harga pokok produksi (HPP) merupakan satuan harga yang mewakili keseluruhan biaya yang akan tergantikan oleh harga jual produk. Harga pokok produksi belum mengikutsertakan rencana profit yang akan diperoleh pelaku usaha. Dengan demikian untuk menganalisis kewajaran harga berlaku di pasar diperlukan analisis komparasi dengan harga teoritis yang terbentuk dari analisis finansial dengan metode pembentukan harga dasar yang tersedia.

Hasil kajian di lokasi yang sama menunjukkan bahwa harga pokok produksi kayu pulp pada HTI dan HR menunjukkan nilai yang berbeda. Manajemen produksi dengan skala besar (HTI dengan mekanisasi) mampu menjadikan HPP lebih rendah 30% – 45% dari pada manajemen hutan rakyat.

(42)

menggambarkan bahwa praktek mekanisasi dan skala industri menghasilkan sistem investasi yang lebih efisien. Hutan rakyat dengan manajemen konvensional menghasilkan biaya produksi hampir 2 kali lipat HTI pulp (Tabel 4-18).

Oleh karena itu, harga pasar kayu pulp saat ini terjadi kegagalan pembentukan harga di tingkat petani. HPP hutan rakyat kayu pulp memiliki selisih yang kecil dibandingkan dengan nilai kini (present value) kayu rakyat non akasia. Adapun jika komparasi dilakukan dengan nilai kini harga kayu jabon, maka HPP hutan rakyat kayu pulp memiliki nilai yang lebih kecil.

Tabel 4-18.

HPP, harga dasar dan distorsi harga pasar kayu pulp.

Harga kayu pulp yang wajar dari hutan rakyat dapat didekati melalui harga dasar teoritis di atas. Pada harga dasar tersebut sudah mengakomodir tingkat suku bunga selama masa pengusahaan serta tingkat keuntungan selama masa pengusahaan, yaitu 30%/m3/tahun (mark up pricing method). Dengan demikian, harga kayu yang wajar dari hutan rakyat berkisar antara 441.300,-/m3 hingga Rp. 450.100,-/m3 sesuai dengan tingkat suku bunga (Tabel 4-18).

Berdasarkan pendekatan harga dasar teoritis sebagai harga yang wajar, maka teridentifikasi terjadinya distorsi harga. Penyebab distorsi harga ini sangat berhubungan dengan struktur pasar monopsonistik dibanding struktur pasar

(43)

industri kayu lainnya (plywood). Situasi distorsi dan disparitas harga kayu pulp ini memperparah pasar kayu pulp domestik. Berdasarkan kalkulasi tabel 4-18 menunjukkan bahwa harga pasar kayu mangium mengalami distorsi 76-80%, dan distorsi harga terhadap harga pasar kayu rakyat lain (non mangium) terjadi lebih kecil, yaitu 35-39%.

2.1.2. Distribusi Profit Margin yang Adil

Harga kayu pulp yang wajar berkeadilan adalah 7-8% dari harga pulp di pasar internasional (Manurung, 2010). Harga pulp menurut standar harga pasar Asia untuk Februari 2011 sebesar USD 860/ton (BBPK, 2011), maka harga kayu yang wajar berkisar Rp. 584.318/ton atau Rp. 502.513/m3 (angka konversi kayu mangium adalah 1 m3 = 0.86 ton). Sementara itu harga kayu pulp di mill gate berkisar pada 25-30 USD/ton (setara dengan Rp. 212.325 – 254.790/ton) (Manurung, 2009), dengan demikian terjadi distorsi harga kayu pulp sebesar Rp. 329.528 – 371.993,- per ton yang dinikmati oleh industri.

Mencermati harga kayu yang berlaku di industri dan membandingkannya dengan harga pokok produksi (HPP) HTI pulp untuk A. mangium, terjadi distribusi profit margin yang sangat kecil bagi produsen kayu pulp. Rochmayanto

(2010) menjelaskan bahwa HPP kayu pulp dari HTI adalah Rp. 86.740/m3 (atau

Rp. 100.860,-/ton), dimana HPP tersebut tidak berbeda jauh dengan pendekatan

Manurung (2009) sebesar USD 15/ton atau Rp. 127.395/ton.

(44)

besarnya 96.86% dinikmati oleh industri pulp. Kalkulasi ini sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan pendekatan HPP menurut Manurung (2009) yang diperoleh margin keuntungan produsen kayu pulp sebesar 2.61%. Profit margin petani akan semakin kecil (0.65% saja) apabila petani hutan rakyat hanya mampu menjalankan usaha tani hutan rakyat dengan produktivitas seperti saat ini dengan HPP yang lebih tinggi. (Catatan : Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang

digunakan pada kalkulasi paper ini adalah Rp. 8.493/USD menurut kurs tanggal

12 Mei 2011 dari Bank Indonesia) (www.ortax.org., 2011).

Maka data keadilan harga terkecil dari /m³ bahan baku adalah Rp. 450.100,- yang di ambil oleh PT. Pindo Deli Pump and Paper Mills, (yg diambil

dari data Departemen Perindustrian BBPK).

Berikut ini adalah contoh perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) dan Kumulatif Produksi-nya.

Metode Economic Order Quantity (EOQ) :

(45)

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel lampiran.

Dari perhitungan Total Inventory Cost (TIC) pada tabel lampiran, secara keseluruhan (periode waktu 1 tahun), apabila menerapkan metode Kumulatif didapat Total Inventory Cost (TIC) sebesar Rp. 2.837.272.039,- sedangkan dengan menerapkan metode Economic Order Quantity (EOQ) didapat Total Inventory Cost (TIC) sebesar Rp. 2.595.548.330,-. Penghematan yang didapat apabila menerapkan metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah sebagai berikut :

Penghematan = TIC pada metode Kumulatif Percepatan Produksi - TIC pada metode Economic Order Quantity (EOQ)

= Rp. 2.837.272.039 – Rp. 2.545.548.330

= Rp. 291.723.709

Jadi metode perencanaan pengendalian persediaan yang dipilih adalah metode

Economic Order Quantity (EOQ) dengan penghematan sebesar Rp. 291.723.709.

3. Alternatif 3: Metode Campuran Dengan SubKontrak

Pada metode pengendalian SubKontrak, perusahaan melakukan pelimpahan order yang tidak bisa terpenuhi kepada perusahaan lain dengan asumsi biaya per-kg adalah sebesar Rp.75,- dan tingkat produksi perbulan diambil dari demand paling kecil, maka perhitungan untuk metode pengendalian SubKontrak. Metode pengendalian SubKontrak ditunjukkan sebagai berikut :

(46)

Tabel 4-19.

Rekapitulasi Pengendalian SubKontrak

Priode Demand Tingkat Produksi Jml Subkontrak Biaya Subkontrak Tenaga kerja Biaya TK Biaya Total

Januari

538.041

386.655

151.385

Rp

11.353.903,8

25,09

Rp

32.590.078

Rp

43.943.981,8

Februari

524.278

386.655

137.623

Rp

10.321.730,8

25,09

Rp

32.590.078

Rp

42.911.808,7

Maret

510.516

386.655

123.861

Rp

9.289.557,7

25,09

Rp

32.590.078

Rp

41.879.635,6

April

496.754

386.655

110.098

Rp

8.257.384,6

25,09

Rp

32.590.078

Rp

40.847.462,5

Mei

482.991

386.655

96.336

Rp

7.225.211,5

25,09

Rp

32.590.078

Rp

39.815.289,4

Juni

469.229

386.655

82.574

Rp

6.193.038,5

25,09

Rp

32.590.078

Rp

38.783.116,4

Juli

455.467

386.655

68.812

Rp

5.160.865,4

25,09

Rp

32.590.078

Rp

37.750.943,3

Agustus

441.705

386.655

55.049

Rp

4.128.692,3

25,09

Rp

32.590.078

Rp

36.718.770,2

September 427.942

386.655

41.287

Rp

3.096.519,2

25,09

Rp

32.590.078

Rp

35.686.597,1

Oktober

414.180

386.655

27.525

Rp

2.064.346,2

25,09

Rp

32.590.078

Rp

34.654.424,1

Nopember 400.418

386.655

13.762

Rp

1.032.173,1

25,09

Rp

32.590.078

Rp

33.622.251,0

Desember 386.655

386.655

-

Rp

-

25,09

Rp

32.590.078

Rp

32.590.077,9

459.204.358

Rp

Total Biaya

sumber data yang diolah

Keteranggan :

Jumlah Subkontrak = Demand – Tingkat Produksi

= 538.041 – 386.655 = 151.385

Biaya Subkontrak = Jumlah subkontak x Biaya subkontrak

= 151.385 X Rp. 75,- = Rp. 11.353.903,8

Tenaga Kerja = Tingkat Produksi : Output Pekerjaan perBulan

(47)

Biaya tenaga kerja = Tenaga kerja x Gaji pekerja perbulan

= 25,1 x Rp. 1.299.000,00,- = Rp. 32.590.078,00,-

Biaya Firing = (Rata – rata produksi perbulan – Tingkat Produksi) x Firing Cost

= (462.348 – 386.655ton) x Rp. 84,357-

= Rp. 6.385.234,401,-

Biaya total jika Perusahaan mengunakan Metode ini :

= Biyah Firing + Biaya Total

= Rp. 6.385.234,401- + Rp. 459.204.358,-

= Rp. 465.589.597,401

4. Alternatif 4: Metode Campuran Dengan Overtime cost

Overtime cost dan undertime cost (ongkos lembur dan ongkos

menganggur) Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output

produksi, tetapi konsekuensinya perusahaan harus mengeluarkan ongkos tambahan lembur yang biasanya 150% dari ongkos kerja regular. Disamping ongkos tersebut, adanya lembur biasanya akan memperbesar tingkat absent karyawan dikarenakan faktor kelelahan fisik pekerja. Kebalikan dari kondisi diatas adalah bila perusahaan mempunyai kelebihan tenaga kerjadimandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi. Tenaga kerja berlebih ini kadang – kadang bisa dialokasikan untuk kegiatan lain yang

(48)

besarnya merupakan perkalian antara jumlah yang tidak terpakai dengan tingkat uaph dan tunjangan lainnya.

Metode Campuran Dengan Over Time.

Tingkat produksi perbulan diset dengan mengunakan demand terkecil perbulan 386.655 ton produksi terkecil dari keseluruhan produksi perbulan.

Kapasitas OverTime = Pekerja maxsimal x hari minggu x output pekerja perhari

= 30 x 5 x 592,77kg/pkj = 88916kg

Overtime di bayar lebih besar dari jam kerja reguler biasa denga bayaran Rp. 80.000,- perhari/orang/priode. Maka upah OverTime perjam adalah sebagai berikut:

(49)

Tabel 4-20.

Rekapitulasi Metode Campuran Dengan Over Time

Priode Hari Mgg Produksi Demand Kekurangan RT Kapasitas OT Biaya OT Tenaga Kerja Biaya Tenaga Kerja Biaya Total

Januari 5 386.655 538.041 (151.385) 88.916 Rp (32.699) 25,09 Rp 32.590.078 Rp 32.557.379 Februari 4 386.655 524.278 (137.623) 71.132 Rp (29.727) 25,09 Rp 32.590.078 Rp 32.560.351 Maret 4 386.655 510.516 (123.861) 71.132 Rp (26.754) 25,09 Rp 32.590.078 Rp 32.563.324 April 5 386.655 496.754 (110.098) 88.916 Rp (23.781) 25,09 Rp 32.590.078 Rp 32.566.297 Mei 4 386.655 482.991 (96.336) 71.132 Rp (20.809) 25,09 Rp 32.590.078 Rp 32.569.269 Juni 4 386.655 469.229 (82.574) 71.132 Rp (17.836) 25,09 Rp 32.590.078 Rp 32.572.242 Juli 5 386.655 455.467 (68.812) 88.916 Rp (14.863) 25,09 Rp 32.590.078 Rp 32.575.215 Agustus 4 386.655 441.705 (55.049) 71.132 Rp (11.891) 25,09 Rp 32.590.078 Rp 32.578.187 September 5 386.655 427.942 (41.287) 88.916 Rp (8.918) 25,09 Rp 32.590.078 Rp 32.581.160 Oktober 4 386.655 414.180 (27.525) 71.132 Rp (5.945) 25,09 Rp 32.590.078 Rp 32.584.133 Nopember 4 386.655 400.418 (13.762) 71.132 Rp (2.973) 25,09 Rp 32.590.078 Rp 32.587.105 Desember 5 386.655 386.655 - 88.916 Rp - 25,09 Rp 32.590.078 Rp 32.590.078 Rp 390.884.739 Total Biaya

sumber data Yang diolah

Keterangan :

Kekurangan Regular Time = Regular Time – Demand = 386.655 – 538.041 = -151.385

Biaya Overtime = Kekurangan Regular Time x biaya Overtime = -151.385 x 0,216 = Rp. (32.699),-

Tenaga Kerja = Tingkat Produksi : Gaji Pekerja Perbulan = 386.655 : 15.411,6 = 25,09

Biaya tenaga kerja = Tenaga Kerja x Gaji Pekerja Perbulan

(50)

Biaya Firing = (rata – rata produksi perbulan – Tingkat Produksi) x Firing Cost perkg

= (462.348 – 386.655) x Rp. 84,357- = Rp. 6.385.234,401-

Biaya total jika Perusahaan mengunakan Metode ini : = Biaya Firing + Biaya Total

= Rp. 6.385.234,401,- + Rp. 390.884.739,- = Rp. 397.269.975,401-

Gambar

Gambar 4-1. Diagram alir proses PT. PINDO DELI PULP AND PAPER MILLS
Gambar 4-2. Model Sistem Pengendalian Proses
Tabel 4-1. Data Permintaan Produksi pada mesin #9
Gambar 4-1.Grafik  Plot Data Permintaan bulan Januari 2010 – Januari 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan metode SPT ( Short Processing Time) terlihat bahwa ada empat pekerjaan terlambat dengan keterlambatan maksimum sebesar 139 hari, waktu

Sedangkan untuk perhitungan 4 parameter input jumlah nilai paling tinggi yaitu tenaga kerja sebesar 0,343, kemudian input energi dan modal sebesar 0,243 dan yang

Informasi data ini diperoleh melalui hasil survey di bagian produksi pada PT. IGS berupa hasil input biaya tenaga kerja, biaya material material, dan biaya `energi untuk

Data penggunaan input dalam proses produksi untuk semua produk dari periode 2007 dan 2008 yaitu bahan baku, tenaga kerja, dan mesin dapat dilihat secara lengkap pada tabel di

Untuk memenuhi permintaan, pada bulan Juli perusahaan harus melakukan 1 kali pembelian di hari kerja ke-8 berjumlah yaitu 17 lembar dengan biaya pemesanan

Dari gambar 4.28 diatas dapat diketahui bahwa defect yang paling banyak timbul adalah Seat Assy kotor dengan jumlah defect sebesar 37% dari proses painting - packaging filter spin

4.2.1 Perhitungan Posisi Kerja dengan Metode RULA Elemen-elemen kerja pada bagian finishing yaitu mengambil sepatu, mengambil kain, mengambil botol berisi bensin, menuangkan bensin ke

Kapasitas yang dibutuhkan dapat diketahui dengan menghitung beban kerja pada masing-masing stasiun kerja dalam setiap produk dengan cara mengalikan waktu baku dengan demand yang harus