52
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Sejarah Umum dan Perkembangan Perusahaan
PT. Indonesia Teijin Dupont Films merupakan perusahaan industri yang
memproduksi berbagai jenis polyester film yaitu G2, HNC, NST, KG, GRR, X2R,
dan XM. Didirikan di Indonesia pada bulan Maret 1996. Berikut ini tahun-tahun
bersejarah berdirinya PT. Indonesia Teijin Dupont Films:
1. 1996 : Pendirian PT. ITJ Films
2. 1997 : Trial Operation 3. 1998 : All Shut Down I
4. 1999 : Produk jenis S10 dihilangkan
5. 2000 : Joint venture Teijin dengan Dupont
6. 2001 : Memperoleh Setifikat ISO 14001 (Sistem Manajemen
Lingkungan) yang merupakan sistem manajemen
perusahaan dimana berfungsi untuk memastikan bahwa
proses yang digunakan dan produk yang dihasilkan telah
memenuhi komitmen terhadap lingkungan, terutama dalam
upaya pemenuhan terhadap peraturan di bidang lingkungan,
53
pencegahan pencemaran dan komitmen terhadap perbaikan
berkelanjutan
7. 2002 : Memperoleh Setifikat ISO 9001 yang merupakan sertifikasi
yang berorientasi pada layanan pelanggan dan standar
manajemen mutu yang diadopsi pada tahun 2000 oleh
International Organization for Standardization (ISO).
8. 2002 : Pemasangan HDIS
9. 2003 : PT. ITDF memberlakukan Program Pensiun Dipercepat
(PPD) ke-1
10. 2004 : Pemasangan CCD (alat pendeteksi Deffect)
11. 2005 : PT ITDF melakukan launching produk baru yang mulai
diproduksi yaitu produk plastik film jenis HNC
12. 2007 : Family Gathering 10 Tahun PT. ITDF
13. 2008 : Memperoleh sertifikat OHSAS 18001 standar internasional
untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja yang bertujuan untuk mengelola aspek kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) pada setiap proses kerja di tempat
kerja.
14. 2009 : PT. ITDF melakukan peluncuran produksi produk baru dari
jenis plastik film GRR.
15. 2010 : PT. ITDF kembali meluncurkan produk terbarunya yang
kini menjadi andalan profit penjualan perusahaan yaitu
54
16. 2010 : PT. ITDF melakukan pergantian manajemen dengan PT.
TIFICO atau Independence of PT. ITDF (peralihan status
karyawan dari PT. TIFICO ke PT. ITDF)
17. 2010 : Pemasangan Carbon Active (Untuk Mencegah bau Corona)
18. 2011 : 1st Anniversary PT. ITDF
19. 2012 : 2st Anniversary PT. ITDF
20. 2013 : 3st Anniversary PT. ITDF
4.1.2 Ruang Lingkup Produksi PT Indonesia Teijin Dupont Films
PT. ITDF berada di wilayah PT. TIFICO dengan luas area hingga
12.000m2 yang dipimpin oleh seorang manajer pabrik asli negara sakura Jepang
yaitu Mr. Shibasaki, dengan teknologi yang digunakan merupakan teknologi
terbaru yang dimiliki oleh Teijin, Jepang. Produk utama yang dihasikan oleh PT
ITDF adalah Polyester Film (Film PET) merupakan Polyethylene Terephthalate
atau thermoplastic polymer yang sering digunakan selain untuk produk utama
plastik film juga digunakan dalam pembuatan kemasan minuman botol, toples
plastik, dan kemasan pembungkus yang microwaveable.
Sumber kekuatan yang didapatkan oleh PT. ITDF berasal berbagai macam
sumber tenaga diantaranya adalah generator diesel 6400 kwh sebanyak 8 unit,
coal boiler yang dapat menampung beban sebanyak 20 ton/jam sebanyak 2 unit,
sumber daya listrik dari PLN sebanyak 6400 kwh, steam bolier sebanyak 6 unit,
fasilitas air despuration, fasilitas untuk penyaringan limbah, dan alat untuk
penyebaran natural gas. Ketebalan film yang diproduksi oleh PT. ITDF yakni
berkisar antara 12 hingga 100 mikron, global suply yang tersedia diantaranya
adalah APEJ, Cina, Jepang, dan USA.
Aplikasi-aplikasi produk yang
Ink Jet Printing
Reflective Sheet
Release Film
Gambar 4.1 Aplikasi
Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
4.1.3 Lokasi PT Indonesi PT. Teijin Dup
berbagai belahan dunia yaitu sebanyak 15 cabang situs produksi, diantaranya
adalah di wilayah Benua Asia, Negara Jepang (wilayah Ibaraki, Utsunomiya, dan
Gifu), dan Negara Indonesia (wilayah Tangerang, Banten (PT
Dupont Films), di wilayah Benua Eropa, Negara Skonlandia (wilayah Dumfries),
di wilayah Benua Amerika, Negara
Bagian South California (wilayah Florence), Negara Bagian Virginia (wilayah
Richmond dan Hopewell).
aplikasi produk yang dihasilkan dari polyester films:
Green Houses Name Plate and Label
Reflective Sheet Yacht Sail
OHP Sheets
Aplikasi produk yang dihasilkan dari Polyester F Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
Lokasi PT Indonesia Teijin Dupont Films
Teijin Dupont Films memiliki lebih dari 10 cabang situs produksi di
berbagai belahan dunia yaitu sebanyak 15 cabang situs produksi, diantaranya
wilayah Benua Asia, Negara Jepang (wilayah Ibaraki, Utsunomiya, dan
Gifu), dan Negara Indonesia (wilayah Tangerang, Banten (PT. Indonesia Teijin
ont Films), di wilayah Benua Eropa, Negara Skonlandia (wilayah Dumfries),
di wilayah Benua Amerika, Negara Bagian Ohio (wilayah Circleville), Negara
Bagian South California (wilayah Florence), Negara Bagian Virginia (wilayah
Richmond dan Hopewell).
55
Name Plate and Label
OHP Sheets
Polyester Films
Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
ont Films memiliki lebih dari 10 cabang situs produksi di
berbagai belahan dunia yaitu sebanyak 15 cabang situs produksi, diantaranya
wilayah Benua Asia, Negara Jepang (wilayah Ibaraki, Utsunomiya, dan
. Indonesia Teijin
ont Films), di wilayah Benua Eropa, Negara Skonlandia (wilayah Dumfries),
Bagian Ohio (wilayah Circleville), Negara
56
Gambar 4.2 PT. Teijin Dupont Films Wilayah Benua Asia, Negara Jepang, Gifu Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
Gambar 4.3 PT. Teijin Dupont Films Wilayah Benua Asia, Negara Jepang, Utsunomiya
Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
Gambar 4.4 PT. Teijin Dupont Films Wilayah Benua Asia, Negara Jepang, Ibaraki
Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
57
Gambar 4.5 PT. Teijin Dupont Films Wilayah Benua Amerika, Negara Bagian Virginia, Hopewell
Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
Gambar 4.6 PT. Indonesia Teijin Dupont Films Wilayah Benua Asia, Negara Indonesia, Tangerang, Banten
Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
Lokasi wilayah PT. ITDF berada di Jl. MH Thamrin, Kelurahan
Panunggangan, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Kode Pos 15001. Luas
58
4.1.4 Struktur Organisasi dan Manajemen PT. Indonesia Teijin Dupont Films 4.1.4.1 Struktur Organisasi
Gambar 4.7 Struktur Organisasi PT. Indonesia Teijin Dupont Films Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
59
Adapun pembagian tugas, wewenang, serta tanggung jawab bagian PPC
adalah sebagai berikut:
Menerima production request, production registration
Mengecek production request, production registration dan production
plan
Membuat rencana produksi harian sementara
Konfirmasi dan persetujuan rencana produksi
Mendistribusikan rencana produksi
4.1.4.2 Visi dan Misi PT. Indonesia Teijin Dupont Films
PT. Indonesia Teijin Dupont Films adalah perusahaan yang mempunyai
pandangan jauh kedepan mengenai apa yang ingin mereka capai di tahun-tahun
mendatang, hal ini dapat dilihat dari visi dan misinya.
• Visi PT. Indonesia Teijin Dupont Films
Memproduksi PET Films dengan mutu terbaik yang memuaskan pelanggan dan
meningkatkan kesejahteraan karyawan.
• Misi PT. Indonesia Teijin Dupont Films
Menjadi produsen PET Films yang diakui di dunia bisnis Internasional dan diakui
keberadaannya dalam Joint Venture.
• Kebijakan Mutu, Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Manajemen dan seluruh karyawan PT. ITDF yang memproduksi dan
menjual polyester films, bertekad untuk selalu berusaha mematuhi semua
peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang terkait, berkomunikasi
dan bekerjasama dengan TDFJ, menjaga kestabilan proses dan supply termasuk
60
maupun dari customer, menjadi perusahaan yang mampu bersaing dan
mengepakkan sayapnya di area Asia Pasific dengan tindakan perbaikan yang
berkelanjutan dan:
a Tetap mempertahankan nilai-nilai inti yaitu ESH (mencegah pencemaran
lingkungan dan accident) Mutu, Etika, dan Orang
b Memperkuat sistem kontrol QC
c Kestabilan produk dan teknologi untuk PUREX II, Fujimori G2
d Melaksanakan pendidikan menurut tingkatan pekerja.
4.1.4.3 Tenaga Kerja dan Jam Kerja 1. Tenaga Kerja
a. Karyawan dan Kesejahteraan
Total karyawan : 194 orang (Februari 2015)
Fasilitas karyawan :
• Fasilitas Olahraga
• Lapangan Bola
• Lapangan Bola Voli
• Lapangan Tenis
• Biaya Pengobatan BPJS dan asuransi AVRIS
Pendidikan dan Training :
• Untuk transfer dan pengembangan Sumber Daya Manusia “Training
pekerjaan secara langsung” (antara 2 minggu sampai 6 bulan)
• “Training pekerjaan secara tidak langsung”
• Training untuk karyawan baru
• Training untuk penyegaran
61
• Training untuk pemimpin grup (GL)
• Training untuk untuk foreman
• Training untuk supervisor
• Training ke luar negeri
2. Jam Kerja
a. Pekerja Daily
Pekerja Daily adalah pekerja yang bekerja pada jam kerja daily, dimulai
sejak hari Senin sampai dengan hari Jum’at dalam minggu yang bersangkutan
sedangkan hari Sabtu dan Minggu adalah sebagai hari istirahat mingguan. Akan
tetapi hari istirahat mingguan dapat diatur pada hari lain selain hari Sabtu atau
Minggu yaitu ditentukan menurut kondisi kerja di perusahaan.
b. Pekerja Shift
Hari kerja bagi pekerja yang bertugas shift ditetapkan sebagai berikut:
• Sistem 4/1, 3 shift
Yaitu terdiri atas empat regu dan bekerja secara bergilir dalam tiga shift yaitu:
(1) Shift I (pagi) : Pukul 08.00 – 16.00
(2) Shift II (sore) : Pukul 16.00 – 24.00
(3) Shift III (malam) : Pukul 24.00 – 08.00
• Setiap melakukan pekerjaan tersebut melalui jam istirahat sebagai berikut:
(I) Shift I (pagi) : terbagi dua kelompok
1. Pukul 11.00 – 12.00
2. Pukul 12.00 – 13.00
(2) Shift II (sore) : terbagi dua kelompok
62
2. Pukul 19.00 – 20.00
(3) Shift III (malam) : terbagi dua kelompok
1. Pukul 02.00 – 03.00
2. Pukul 03.00 – 04.00
• Apabila pekerja shift pada hari libur Nasional tidak masuk bekerja, harus
mendapat izin atasannya dan hari kerjanya dihitung sebagai hari libur resmi.
4.2 Pemesanan Material
Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan PT. Indonesia Teijin Dupont
Films dalam melakukan pemesanan material, yaitu:
Stok chip yang tersisa di gudang
Banyaknya kebutuhan chip yang diperlukan
Safety stock yang diinginkan
Waktu yang diperlukan (lead time)
Tempat penyimpanan yang tersedia.
Gambar 4.8 Jenis Polyester
Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
Polyester dan Jenis Material G2 Industri di PT. Indonesia Teijin Dupont Films
Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
Jenis Material G2 Industri
di PT. Indonesia Teijin Dupont Films Jenis Material G2 Industri
64
Berikut ini merupakan proses PT. Indonesia Teijin Dupont Films dalam melakukan pemesanan material (chip):
1. Menghitung Total Pemakaian Chip Selama Satu Tahun
Tabel 4.1 Data Pemakaian Chip G2 Industri periode Februari 2015 - Januari 2016
Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015 OMT dan OMD (ton) STBOP (ton) RG2T (ton) FEBRUARI 2015 186 6.5 2.65 174 54 186 413 MARET 2015 185 6.5 2.65 173 53 185 411 APRIL 2015. 272 9.4 2.4 227 70 243 540 MEI 2015 229 7.9 2.4 192 59 206 457 JUNI 2015 256 8.8 2.4 214 66 229 509 JULI 2015 227 7.9 2.4 190 59 204 453 AGUSTUS 2015 324 11.1 2.4 269 83 288 639 SEPTEMBER 2015. 298 10.2 2.4 248 76 265 589 OKTOBER 2015 269 9.3 2.4 224 69 240 534 NOVEMBER 2015. 239 8.3 2.4 200 62 214 476 DESEMBER 2015 262 9.0 2.4 219 67 234 520 JANUARI 2016 206 7.2 2.6 188 58 201 447 TOTAL 2953 102 30 2517 777 2695 5989 BULAN Rencana Produksi G2 INDUSTRI (ton) Total Pemakaian Chip (ton) CHIP Lama Produksi (hari) Waktu Pengeluaran chip (jam) http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Contoh perhitungan untuk Bulan Februari 2015:
= + = + 0.3 ℎ = 6.5 hari = ℎ 24 = 6.5 x 2.65 x 24 = 413 ton ( ) = ℎ 42% = 413 x 42% = 174 ton ( ) = ℎ 13% = 413 x 13% = 54 ton ( ) = ℎ 45% = 413 x 45% = 186 ton
66
2. Melakukan perhitungan chip balance (data stok)
Tabel 4.2 Data Perhitungan Chip Balance G2 Industri periode Februari 2015 - Januari 2016
Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
Receive Using Inventory Receive Using Inventory Receipt Using Inventory
FEBRUARI 2015 60 54 66 180 174 32 186 186 50 MARET 2015 40 53 53 170 173 29 185 185 50 APRIL 2015. 60 70 43 220 227 23 243 243 50 MEI 2015 60 59 44 190 192 21 206 206 50 JUNI 2015 80 66 58 220 214 27 229 229 50 JULI 2015 60 59 59 190 190 26 204 204 50 AGUSTUS 2015 80 83 56 270 269 28 288 288 50 SEPTEMBER 2015. 80 76 60 240 248 20 265 265 50 OKTOBER 2015 80 69 70 230 224 25 240 240 50 NOVEMBER 2015. 60 62 69 200 200 25 214 214 50 DESEMBER 2015 60 67 61 210 219 17 234 234 50 JANUARI 2016 60 58 63 200 188 29 201 201 50 780 777 702 2520 2517 301 2695 2695 600 Total G2 INDUSTRI STBOP
MIN STOCK 60 ton 100 ton {G2 IND = 26 TON} 50 ton
OMT (70%) dan OMD (30%) RG2T
2015/2016 (ton) (ton) (ton)
= + −
= + −
2 = + −
3. Mempertimbangakan dengan production plan (order) 4. Melakukan pemesanan
4.3 Biaya Pembelian Chip
Tabel 4.3 Biaya pembelian Chip G2 Industri periode Februari 2015 - Januari 2016
Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015 Receive
(ton) Biaya Material
Receive
(ton) Biaya Material
Receive
(ton) Biaya Material
Receive
(ton) Biaya Material FEBRUARI 2015 132 Rp 2,451,562,344 48 Rp 808,909,536 60 Rp 1,322,179,440 186 Rp 5,678,760,337 MARET 2015 122 Rp 2,265,837,924 48 Rp 808,909,536 40 Rp 881,452,960 185 Rp 5,649,638,489 APRIL 2015. 148 Rp 2,748,721,416 72 Rp 1,213,364,304 60 Rp 1,322,179,440 243 Rp 7,411,235,552 MEI 2015 142 Rp 2,637,286,764 48 Rp 808,909,536 60 Rp 1,322,179,440 206 Rp 6,277,131,891 JUNI 2015 148 Rp 2,748,721,416 72 Rp 1,213,364,304 80 Rp 1,762,905,920 229 Rp 6,989,243,492 JULI 2015 118 Rp 2,191,548,156 72 Rp 1,213,364,304 60 Rp 1,322,179,440 204 Rp 6,224,382,884 AGUSTUS 2015 174 Rp 3,231,604,908 96 Rp 1,617,819,072 80 Rp 1,762,905,920 288 Rp 8,782,709,747 SEPTEMBER 2015. 168 Rp 3,120,170,256 72 Rp 1,213,364,304 80 Rp 1,762,905,920 265 Rp 8,096,972,649 OKTOBER 2015 158 Rp 2,934,445,836 72 Rp 1,213,364,304 80 Rp 1,762,905,920 240 Rp 7,332,112,041 NOVEMBER 2015. 152 Rp 2,823,011,184 48 Rp 808,909,536 60 Rp 1,322,179,440 214 Rp 6,540,876,929 DESEMBER 2015 138 Rp 2,562,996,996 72 Rp 1,213,364,304 60 Rp 1,322,179,440 234 Rp 7,147,490,515 JANUARI 2016 152 Rp 2,823,011,184 48 Rp 808,909,536 60 Rp 1,322,179,440 201 Rp 6,142,518,622 TOTAL 1752 Rp 32,538,918,384 768 Rp 12,942,552,576 780 Rp 17,188,332,720 2695 Rp 82,273,073,148 Rp 144,942,876,828 TOTAL BIAYA MATERIAL SLIONTECH (PER TAHUN) 2.2% Rp 3,188,743,290 12,246,031,255 Rp 15,395,039,647 Rp 14,193,413,129 Rp 13,242,828,101 Rp 11,494,977,089 Rp 11,096,618,782 Rp 10,261,411,657 Rp 9,605,838,909 Rp 12,695,500,712 Rp 11,045,507,631 Rp 12,714,235,132 Rp 10,951,474,784 Rp Total Biaya BULAN MATERIAL
68 = ℎ 2 100% = 61 2754 100% = 2.2%
4.4 Data Historis Permintaan
Dalam pembuatan laporan skripsi ini dibutuhkan data permintaan G2
Industri, yang termasuk kedalam kelompok G2 Industri yaitu G2,G2C, GE, GEF,
LF, LFC, MGC, PET, PF, PN, SG, GEC selama satu tahun periode bulan Februari
2014 - Januari 2015.
Tabel 4.4 Data permintaan G2 Industri periode Februari 2014 - Januari 2015
Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
4.4.1 Pola Data Deret Waktu
Peramalan dilakukan dengan menggunakan software POM for Windows 3.
Sebelum melakukan peramalan, perlu dilihat terlebih dahulu pola dari permintaan
sehingga dapat menentukan metoda peramalan yang digunakan. Berikut ini adalah
grafik yang menunjukan pola permintaan G2 Industri. Periode (n) Indeks Waktu (t) Permintaan Aktual (A) (ton) Februari 2014 1 232 Maret 2014 2 154 April 2014. 3 220 Mei 2014 4 132 Juni 2014 5 191 Juli 2014 6 306 Agustus 2014 7 206 September 2014. 8 281 Oktober 2014 9 117 November 2014. 10 386 Desember 2014 11 192 Januari 2015 12 162 2579 Σ http://digilib.mercubuana.ac.id/
Grafik 4.1 Pola Permintaan
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015
4.5. Pengolahan Data
4.5.1 POM for Windows 3
Melakukan peramalan permintaan
berdasarkan permintaan
merupakan langkah-langkah dalam melakukan peramalan
Februari 2014-Januari 2015 menggunakan
menggunakan metode
Single Exponential Smoothing
1. Membuka aplikasi
Gambar 4.9
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan
Grafik 4.1 Pola Permintaan G2 Industri periode Februari 2014
-: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015
Pengolahan Data POM for Windows 3
peramalan permintaan pada periode yang akan datang yaitu
berdasarkan permintaan polyester films pada periode sebelumnya. Berikut ini
langkah dalam melakukan peramalan polyester films
Januari 2015 menggunakan Software POM for Windows 3
menggunakan metode Moving Average (MA), Weighted Moving Average (WMA)
Smoothing (SES), Regresi Linear (RL):
Membuka aplikasi POM for Windows 3
Gambar 4.9 Tampilan Awal Software POM for Windows 3 : Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows
69
- Januari 2015 : Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015
periode yang akan datang yaitu
pada periode sebelumnya. Berikut ini
polyester films periode Software POM for Windows 3 (MA), Weighted Moving Average (WMA),
POM for Windows 3
2. Pilih modul Forecasting
Gambar 4.10 Tampilan Modul
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan
3. Membuat forecasting
pilih Time Series Analysis
Gambar 4.11 Software
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan
4. Setelah membuat file
permasalahan seperti
Gambar 4.12 Tampilan
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan
Forecasting
Tampilan Modul Forecasting Software POM for Windows 3
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows
orecasting yang baru dengan cara klik file lalu pilih Time Series Analysis
Software POM for Windows 3 - File forecasting problem
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows
Setelah membuat file forecasting yang baru, selanjutnya mengisi profil
permasalahan seperti Gambar :
Tampilan Permasalahan Forecasting Software POM for Windows 3 Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows
70
POM for Windows 3 POM for Windows, 2015
lalu pilih New lalu
casting problem baru POM for Windows, 2015
baru, selanjutnya mengisi profil
POM for Windows 3 POM for Windows, 2015
71
Pada kolom tittle diisikan judul permasalahan, kolom number of part
period diisikan jumlah periode yang akan kita forecast, pilih periode bulan sesuai
yang kita inginkan.
5. Selanjutnya akan muncul Gambar [4.13], lalu isi dengan demand history dalam 12 periode. Berikut ini merupakan tampilan dari demand history
yang telah diisi dari bulan Februari 2014 – Januari 2015.
Gambar 4.13 Software POM for Windows 3-Pengisian data histori permintaan
Polyester Films metode Moving Average
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015
Terdapat dua kolom dan 12 baris pada Gambar [4.13], kolom pertama adalah kolom month dan kolom kedua berisi history demand dari bulan Februari
2014 – Januari 2015. Pilih metode yang kita inginkan yaitu Moving Average
dengan mengklik segitiga yang ada pada kolom Method, lalu klik solve.
6. Kemudian muncul tampilan seperti Gambar [4.14] dan Gambar [4.15] yaitu berupa hasil forecast dan juga terdapat sejumlah indikator dalam
pengukuran akurasi peramalan, yaitu mean absolute deviation, mean
absolute percentage error, mean squared error, dan tracking signal.
Selanjutnya untuk perhitungan forecasting dengan menggunakan Software
72
4.5.2 Moving Average
Rumus metoda Moving Average (MA) adalah:
= + + … + Dimana:
Aktual ft = Ramalan permintaan real untuk periode t
Ft = Permintaan aktual pada periode t
M = Jumlah periode yang dipergunakan sebagai dasar
peramalan (nilai minimal m adalah 2)
Moving average (MA) 2 Bulan
Gambar 4.14 Software POM for Windows 3 – Hasil Peramalan dan Hasil Pengukuran Akurasi Peramalan Metode Moving Average (2)
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015
Gambar 4.15 Software POM for Windows 3 – Hasil Peramalan dan Tracking
Signal Metode Moving Average (2)
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015
Grafik 4.2 Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari 2014 - Januari 2015 dengan metode Moving Average Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015
0 50 100 150 200 250 300 350 400
PERAMALAN METODE MOVING AVERAGE
Permintaan Aktual
Forecast Berdasarkan MA(2) Forecast Berdasarkan MA(3) Forecast Berdasarkan MA(4) Forecast Berdasarkan MA(5) Forecast Berdasarkan MA(6)
74
Tabel 4.5 Hasil Peramalan Menggunakan Metode Moving Average
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015
Terpilih moving average (4) bulan yang memiliki tingkat akurasi terbaik
karena memiliki MAD terkecil yaitu 80, MSE terkecil yaitu 9278, Tracking Signal
0.4 dan MAPE yaitu 0.4.
4.5.3 Weight Moving Average (WMA)
Rumus metoda Weight Moving Average (WMA) adalah:
= + + ⋯ +
Dimana:
Aktual ft = Ramalan permintaan real untuk periode t
Ft = Permintaan aktual pada periode t
Ct = Bobot masing – masing data yang dipergunakan (Σct = 1 dan
pemberian bobot diberikan melalui intuisi)
M = Jumlah periode yang dipergunakan sebagai dasar peramalan
(nilai minimal m adalah 2)
Gambar 4.16 Software POM for Windows 3-Pengisian data histori permintaan
Polyester Films metode Weight Moving Average (2)
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015 Pengukuran Akurasi Peramalan MA (2) MA (3) MA (4) MA (5) MA (6) MAD 81 82 80 87 85 MSE 9793 9854 9278 9742 10097 TRACKING SIGNAL -0.2 0.2 1.2 1.3 0.2 MAPE 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
Gambar 4.17 Software POM for Windows 3 – Hasil Peramalan dan Hasil Pengukuran Akurasi Peramalan Metode Weight Moving Average (2) Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015
Gambar 4.18 Software POM for Windows 3 – Hasil Peramalan dan Tracking
Signal Metode Weight Moving Average (2)
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015
Tabel 4.6 Hasil Peramalan Menggunakan Metode Weight Moving Average
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015
Terpilih weight moving average (6) bulan yang memiliki tingkat akurasi terbaik
karena memiliki MAD terkecil yaitu 87, MSE terkecil yaitu 10327, Tracking
Signal yaitu -0.4 dan MAPE terkecil yaitu 0.4. Tracking Signal negatif
menunjukan bahwa peramalan lebih besar daripada permintaan.
Pengukuran Akurasi
Peramalan WMA (2) WMA (3) WMA (4) WMA (5) WMA (6)
MAD 93 90 88 94 87
MSE 11562 11085 10705 11294 10327
TRACKING SIGNAL -0.1 -0.2 0.8 0.78 -0.4
76
Grafik 4.3 Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari 2014 - Januari 2015 dengan metode Weight Moving Average Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015
0 50 100 150 200 250 300 350 400
PERAMALAN METODE WEIGHT MOVING AVERAGE
Permintaan Aktual
Forecast Berdasarkan WMA(2) Forecast Berdasarkan WMA(3) Forecast Berdasarkan WMA(4) Forecast Berdasarkan WMA(5) Forecast Berdasarkan WMA(6)
77
4.5.4 Single Exponential Smoothing (SES)
Metoda Single Exponential Smoothing adalah metode peramalan dengan
mengadakan penghalusan terhadap data pada masa lalu, yaitu dengan mengambil
rata-rata dari nilai beberapa tahun untuk menaksir nilai pada beberapa tahun ke
depan.
Rumus ramalan Single Exponential Smoothing:
F(t+1) = α Dt + (1-α) Ft
F(t+1) = ramalan untuk periode berikutnya
α = bobot konstanta penghalus
Dt = permintaan aktual (periode sekarang)
Ft = ramalan yang telah ditentukan sebelumnya (periode sekarang)
Gambar 4.19 Software POM for Windows 3 - Pengisian data histori permintaan
Polyester Films metode Single Exponential Smoothing
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015
Di modul Forecasting metode Single Exponential Smoothing terdapat
bagian “Alpha for Smoothing”. Nilai α berkisar antara 0,01 sampai dengan 0.99.
Menentukan nilai α yaitu berdasarkan grafik pola permintaan, nilai α yang
mendekati 1 seperti 0.9 artinya menunjukan grafik yang tidak stabil pola
78
Gambar 4.20 Software POM for Windows 3 – Hasil Peramalan dan Hasil Pengukuran Akurasi Peramalan Metode Single Exponential Smoothing Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015
Gambar 4.21 Software POM for Windows 3 – Hasil Peramalan dan Tracking
Signal Metode Single Exponential Smoothing
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015
Grafik 4.4 Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari 2014 dengan metode
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan
4.5.5 Metoda Regresi (
Analisis regresi digunakan untuk mempelajari dan mengukur hubungan
yang terjadi di antara dua atau lebih variabel. Regresi sederhana dikaji untuk dua
variabel. Regresi majemuk dikaji lebih dari dua variabel.
menyusun persamaan regresi yang digunakan untuk menggambarkan pola atau
fungsi hubungan antar variabel.
Persamaan garis linear
y = a + bx
a = Y
Di mana:
y = ramalan permintaan untuk
a = titik potong pada perode 0 (nol)
b = keiringan garis
x = periode
Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari 2014 dengan metode Single Exponential Smoothing
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows
Metoda Regresi (Regression Method)
Analisis regresi digunakan untuk mempelajari dan mengukur hubungan
yang terjadi di antara dua atau lebih variabel. Regresi sederhana dikaji untuk dua
variabel. Regresi majemuk dikaji lebih dari dua variabel. Analisis regresi,
menyusun persamaan regresi yang digunakan untuk menggambarkan pola atau
fungsi hubungan antar variabel.
Persamaan garis linear:
y = a + bx
a = Y – bx
= ramalan permintaan untuk periode x
= titik potong pada perode 0 (nol)
= keiringan garis
periode (yang ingin dicari)
79
Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari 2014 - Januari 2015
POM for Windows, 2015
Analisis regresi digunakan untuk mempelajari dan mengukur hubungan
yang terjadi di antara dua atau lebih variabel. Regresi sederhana dikaji untuk dua
Analisis regresi,
80
Gambar 4.22 Software POM for Windows 3 - Pengisian data histori permintaan Polyester Films metode Linear Regression
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015
Gambar 4.23 Software POM for Windows 3 – Hasil Peramalan dan Hasil Pengukuran Akurasi Peramalan Metode Linear Regression
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015
Gambar 4.24 Software POM for Windows 3 – Hasil Peramalan dan Tracking
Signal Metode Linear Regression
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015
Grafik 4.5 Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari 2014
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan
4.5.6 Metode Least Square
Jika permintaan cenderung konstan tetapi
fungsi peramalan konstan cocok untuk digunakan. Fungsi peramalan untuk fungsi
konstan adalah:
d(t) = Total jumlah permintaan a = Jumlah periode
Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari 2014 dengan metode Linear Regression
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows
Least Square Untuk Pola Data Konstan
Jika permintaan cenderung konstan tetapi memiliki variasi acak, maka
fungsi peramalan konstan cocok untuk digunakan. Fungsi peramalan untuk fungsi
d(t) = a permintaan
81
Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari 2014 - Januari 2015
POM for Windows, 2015
memiliki variasi acak, maka
82
Tabel 4.7 Perhitungan Metode Least Square Untuk Pola Data Konstan
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015
Tabel 4.8 Uji Akurasi Peramalan Metode Least Square Untuk Pola Data Konstan
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015
Periode (n) Indeks Waktu Permintaan Aktual dt = a Error, E= A-F RSFE = Kumulatif dari Error Absolut Error Kumulatif Absolut Error [Percentage Error] Kumulatif MAD Tracking Signal F-A MR Februari 2014 1 232 215 17 17 292 17 17 0.07 17 1.0 -17 − Maret 2014 2 154 215 -61 -44 3721 61 78 0.40 39 -0.9 61 78 April 2014. 3 220 215 5 -39 25 5 83 0.02 28 -0.7 -5 66 Mei 2014 4 132 215 -83 -122 6889 83 166 0.63 42 -0.3 83 88 Juni 2014 5 191 215 -24 -146 576 24 190 0.13 38 -0.3 24 59 Juli 2014 6 306 215 91 -55 8281 91 281 0.30 47 -0.9 -91 115 Agustus 2014 7 206 215 -9 -64 81 9 290 0.04 41 -0.6 9 100 September 2014. 8 281 215 66 2 4356 66 356 0.23 45 21.4 -66 75 Oktober 2014 9 117 215 -98 -96 9604 98 454 0.84 50 -0.5 98 164 November 2014. 10 386 215 171 75 29241 171 625 0.44 63 0.8 -171 269 Desember 2014 11 192 215 -23 52 529 23 648 0.12 59 1.1 23 194 Januari 2015 12 162 215 -53 -1 2809 53 701 0.33 58 -63.7 53 30 JUMLAH 78 2579 2580 -1 -420 66404 701 3890 4 526 -44 1 1238 215 Rata-rata
MAD MSE Tracking
Signal MAPE
58 5534 -63.7 0.3
Grafik 4.6 Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari 2014 dengan metode
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan
Tabel 4.9 Hasil Peramalan Menggunakan Metode
Moving Average (6), Single Exponential Smoothing,
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan
Terpilih metode
karena memiliki MAD
(~) dan MAPE terkecil yaitu 0.3.
AKURASI PERAMALAN MOVING AVERAGE (4) MAD MSE 9278 TRACKING SIGNAL 1.2 MAPE 0.4
Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari 2014 dengan metode Least Square Untuk Pola Data Konstan Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel
Hasil Peramalan Menggunakan Metode Moving Average (4
Moving Average (6), Single Exponential Smoothing, Linear Regression Square (Konstan).
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015
Terpilih metode Linear Regression yang memiliki tingkat akurasi terbaik
MAD terkecil yaitu 61, MSE yaitu 5433, Tracking Signal
terkecil yaitu 0.3. MOVING AVERAGE (4) WEIGHT MOVING AVERAGE (6) SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING LINEAR REGRESSION 80 87 106 61 9278 10327 14991 5433 1.2 -0.4 -0.7 ~ 0.4 0.4 0.5 0.3 83
Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari 2014 - Januari 2015 Untuk Pola Data Konstan
Ms. Excel, 2015 Moving Average (4), Weight
Regression dan Least
, 2015
yang memiliki tingkat akurasi terbaik
Tracking Signal yaitu
LINEAR REGRESSION LEAST SQUARE (KONSTAN) 61 58 5433 5534 ~ -63.7 0.3 0.3
Grafik 4.7 Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari 2014
Average (6), Single Exponential S
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan
Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari 2014 - Januari 2015 dengan metode Moving Average
Single Exponential Smoothing, Linear Regression, dan Pola Data Konstan
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015
84 Moving Average (2), Weight Moving
Pola Data Konstan.
85
4.5.7 Peta Rentang Bergerak (Moving Range) 4.5.7.1 Verifikasi Peramalan Metode Regresi Linear
Tabel 4.10 Perhitungan Rentang Bergerak untuk Pemeriksaan Peramalan Regresi
Linear sampai dengan Periode ke 12
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015
= |( − ) − ( − )| = Σ − 1 = 1242 12 − 1 = 112,94 = +2,66 = +300 = −2,66 = −300 Periode (n) Indeks Waktu (t) Permintaan Aktual (A) (ton) Forecast Berdasarkan Model Linear (F) (ton) F-A MR Februari 2014 1 232 199 -33 Maret 2014 2 154 202 48 81 April 2014. 3 220 205 -15 63 Mei 2014 4 132 208 76 91 Juni 2014 5 191 211 20 56 Juli 2014 6 306 213 -93 112 Agustus 2014 7 206 216 10 103 September 2014. 8 281 219 -62 72 Oktober 2014 9 117 222 105 167 November 2014. 10 386 225 -161 266 Desember 2014 11 192 228 36 197 Januari 2015 12 162 231 69 33 2579 2579 0 1241 Σ
Grafik 4.8 Peta Rentang Bergerak Pemeriksaan Peramalan Metode Regresi
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan
Maka hasil peramalan yang terpilih yaitu metode
sebagai acuan untuk membuat
Tabel 4.11 Master Production Schedule
Sumber: Data sekunder
Peta Rentang Bergerak Pemeriksaan Peramalan Metode Regresi Linear sampai dengan Periode ke 12
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel
Maka hasil peramalan yang terpilih yaitu metode Linear
sebagai acuan untuk membuat Master Production Schedule.
Master Production Schedule G2 Industri periode Februari 2015
Januari 2016
Sumber: Data sekunder dari hasil peramalan yang diolah menggunakan 2015 Periode (n) MASTER PRODUCTION SCHEDULE (ton) Februari 2015 199 Maret 2015 202 April 2015. 205 Mei 2015 208 Juni 2015 210 Juli 2015 213 Agustus 2015 216 September 2015. 219 Oktober 2015 222 November 2015. 225 Desember 2015 228 Januari 2016 231 86
Peta Rentang Bergerak Pemeriksaan Peramalan Metode Regresi
Ms. Excel, 2015
Linear Regression
2 Industri periode Februari 2015 -
yang diolah menggunakan Ms.Excel,
4.5.8 Pembuatan Bill
Bill of Material (BOM)
kebutuhan suatu bahan baku men
Gambar 4.
Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
Bill Of Material (BOM)
Bill of Material (BOM) adalah struktur yang dibuat berdasarkan level
kebutuhan suatu bahan baku menurut kebutuhan level parentnya.
Gambar 4.25 Bill Of Material G2 Industri Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
87
adalah struktur yang dibuat berdasarkan level
Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
LEVEL 0
88
4.5.9 Pembuatan Material Requirement Planning
Lot size yang digunakan dalam laporan skripsi ini adalah Lot For Lot, Fixed Order Quantity, Economic Order Quantity dan Period Order Quantity. Untuk waste dianggap 0 dalam pembuatan MRP ini.
4.5.9.1 Material Requirement Planning dengan Lotting LFL
Perencanaan permintaan kebutuhan bahan baku pada sistem Lot For Lot merupakan perencanaan dengan jumlah bahan baku yang
akan dipesan sesuai dengan kebutuhan.
Tabel 4.12 Material Requirement Planning G2 Industri metode Lot For Lot periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 0
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Lead Time 1
On Hand 0
Safety Stock 0
Lot Size LFL Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Forecast 199 202 205 208 210 213 216 219 222 225 228 231 2579 Schedule Received On Hand MPS 199 202 205 208 210 213 216 219 222 225 228 231 2579 G2 INDUSTRI Bulan (2015) (TON) http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.13 Material Requirement Planning Chip OMT metode Lot For Lot periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 1
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Tabel 4.14 Material Requirement Planning Chip OMD metode Lot For Lot periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 1
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Lead Time 1
On Hand 5
Safety Stock 18
Lot Size LFL Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 36 36 37 38 38 39 39 40 40 41 41 42 466
On Hand 5 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 223
Net Requirement 49 36 37 38 38 39 39 40 40 41 41 42 479
Plant Order Receipt 49 36 37 38 38 39 39 40 40 41 41 42 479
Plant Order Release 49 36 37 38 38 39 39 40 40 41 41 42 479
(TON) Bulan (2015) OMT (0.1808 TON) Lead Time 1 On Hand 2 Safety Stock 8
Lot Size LFL Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 15 16 16 16 16 17 17 17 17 17 18 18 200
On Hand 2 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 96
Net Requirement 21 16 16 16 16 17 17 17 17 17 18 18 205
Plant Order Receipt 21 16 16 16 16 17 17 17 17 17 18 18 205
Plant Order Release 21 16 16 16 16 17 17 17 17 17 18 18 205
Bulan (2015)
(TON)
90
Tabel 4.15 Material Requirement Planning Chip STBOP 60 metode Lot For Lot periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 1
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Tabel 4.16 Material Requirement Planning Chip RG2T metode Lot For Lot periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 1
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Lead Time 1
On Hand 11
Safety Stock 16
Lot Size LFL Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 7 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 88
On Hand 11 4 16 9 1 16 8 1 16 8 0 16 8 112
Net Requirement 19 21 22 23 85
Plant Order Receipt 19 21 22 23 85
Plant Order Release 19 21 22 23 85
Bulan (2015) (TON) STBOP 60 (0.034314 TON) Lead Time 1 On Hand 56 Safety Stock 50
Lot Size LFL Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 48 48 49 50 50 51 52 53 53 54 55 55 617
On Hand 56 9 50 1 50 0 50 50 50 50 50 50 50 515
Net Requirement 90 99 101 52 53 53 54 55 55 611
Plant Order Receipt 90 99 101 52 53 53 54 55 55 611
Plant Order Release 90 99 101 52 53 53 54 55 55 611
Bulan (2015)
TON
RG2T (0.2394 TON)
4.5.9.2 Material Requirement Planning dengan Lotting FOQ
Perencanaan permintaan kebutuhan bahan baku pada sistem Lot For Lot merupakan perencanaan dengan jumlah bahan baku yang
akan dipesan tetap. Lot size Fixed Order Quantity disesuaikan dengan yang telah dilakukan oleh PT. Indonesia Teijin Dupont Films.
Dengan berdasarkan harga bahan baku lebih murah ketika memesan pada jumlah tersebut.
Asumsi : Minimal Order didapat dari rata-rata order G2 Industri selama satu tahun.
Tabel 4.17 Material Requirement Planning G2 Industri metode Fixed Order Quantity periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 0
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Lead Time 1
On Hand 0
Safety Stock 0 Lot Size FOQ
Min Order 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Forecast 199 202 205 208 210 213 216 219 222 225 228 231 2579 Schedule Received On Hand MPS 199 202 205 208 210 213 216 219 222 225 228 231 2579 Bulan (2015) (TON) G2 INDUSTRI
92
Tabel 4.18 Material Requirement Planning Chip OMT metode Fixed Order Quantity periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 1
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Tabel 4.19 Material Requirement Planning Chip OMD metode Fixed Order Quantity periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 1
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Lead Time 1
On Hand 5
Safety Stock 18 Lot Size FOQ
Min Order 300 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 36 36 37 38 38 39 39 40 40 41 41 42 466
On Hand 5 269 233 196 158 120 82 42 3 263 222 181 139 1912
Net Requirement 49 56 105
Plant Order Receipt 300 300 600
Plant Order Release 300 300 600
TON Bulan (2015) OMT (0.1808 TON) Lead Time 1 On Hand 2 Safety Stock 8 Lot Size FOQ
Min Order 24 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 15 16 16 16 16 17 17 17 17 17 18 18 200
On Hand 2 11 19 3 11 19 2 10 17 23 6 12 18 154
Net Requirement 21 13 21 13 22 15 8 20 13 146
Plant Order Receipt 24 24 24 24 24 24 24 24 24 216
Plant Order Release 24 24 24 24 24 24 24 24 24 216
OMD (0.0775 TON) Bulan (2015)
TON
Tabel 4.20 Material Requirement Planning Chip STBOP 60 metode Fixed Order Quantity periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 1
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Asumsi : Minimal Order didapat dari rata-rata order RG2T selama satu tahun.
Tabel 4.21 Material Requirement Planning Chip RG2T metode Fixed Order Quantity periode Januari 2015 - Januari 2016 Level 1
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015 Lead Time 1
On Hand 11
Safety Stock 16 Lot Size FOQ
Min Order 20 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 7 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 88
On Hand 11 4 17 10 3 16 8 21 13 6 18 10 2 138
Net Requirement 19 20 15 18 71
Plant Order Receipt 20 20 20 20 80
Plant Order Release 20 20 20 20 80
TON STBOP 60 (0.034314 TON) Bulan (2015) Lead Time 1 On Hand 56 Safety Stock 50 Lot Size FOQ
Min Order 225 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 48 48 49 50 50 51 52 53 53 54 55 55 617
On Hand 56 9 185 136 87 36 210 158 106 53 224 169 114 1543
Net Requirement 90 65 51 206
Plant Order Receipt 225 225 225 675
Plant Order Release 225 225 225 675
RG2T (0.2394 TON) Bulan (2015)
94
No Nama Bahan baku Ongkos sekali pesan
Ongkos simpan G2 Industri Sliontech (per ton per tahun)
Harga per ton
1 OMT Rp 20,000 Rp 5,405 Rp 18,572,442 2 OMD Rp 70,000 Rp 2,317 Rp 16,852,282 3 STBOP Rp 212,875 Rp 1,026 Rp 22,036,324 4 RG2 Rp 20,000 Rp 7,157 Rp 30,526,046 4.5.9.3 Material Requirement Planning dengan Lotting EOQ
Dalam teknik ini besarnya ukuran lot adalah tetap, namun perhitunganya sudah mencakup biaya pesan serta biaya-biaya simpan.
= Tabel 4.22 Daftar biaya Chip,biaya simpan dan biaya pesan.
Dimana:
D = kebutuhan bahan selama satu periode S = biaya persiapan/pemesanan setiap kali pesan H = biaya penyimpanan per unit
Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015
Tabel 4.23 Material Requirement Planning G2 Industri metode Economic Order Quantity periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 0
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Lead Time 1
On Hand 0
Safety Stock 0
Lot Size EOQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Forecast 199 202 205 208 210 213 216 219 222 225 228 231 2579 Schedule Received On Hand MPS 199 202 205 208 210 213 216 219 222 225 228 231 2579 G2 INDUSTRI Bulan (2015) (TON) http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.24 Material Requirement Planning Chip OMT metode Economic Order Quantity periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 1 EOQ = = = 81
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Tabel 4.25 Material Requirement Planning Chip OMD metode Economic Order Quantity periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 1 EOQ = = = 151
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Lead Time 1
On Hand 5
Safety Stock 18
Lot Size EOQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 36 36 37 38 38 39 39 40 40 41 41 42 466
On Hand 5 50 14 58 20 63 25 66 27 68 27 67 25 514
Net Requirement 49 41 36 33 32 33 223
Plant Order Receipt 81 81 81 81 81 81 486
Plant Order Release 81 81 81 81 81 81 486
(TON) OMT (0.1808 TON) Bulan (2015) Lead Time 1 On Hand 2 Safety Stock 8
Lot Size EOQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 15 16 16 16 16 17 17 17 17 17 18 18 200
On Hand 2 138 122 106 90 74 57 41 24 6 140 122 104 1027
Net Requirement 21 19 40
Plant Order Receipt 151 151 302
Plant Order Release 151 151 302
OMD (0.0775 TON) Bulan (2015)
96
Tabel 4.26 Material Requirement Planning Chip STBOP 60 metode Economic Order Quantity periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 1 EOQ = = = 263
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Tabel 4.27 Material Requirement Planning Chip RG2T metode Economic Order Quantity periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 1 EOQ = = = 81
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Lead Time 1 On Hand 11 Safety Stock 16
Lot Size EOQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 7 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 88
On Hand 11 267 260 253 246 239 231 224 216 209 201 193 107 2656
Net Requirement 12 12
Plant Order Receipt 263 263
Plant Order Release 263 263
STBOP 60 (0.034314 TON) Bulan (2015) (TON) Lead Time 1 On Hand 56 Safety Stock 50
Lot Size EOQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 48 48 49 50 50 51 52 53 53 54 55 55 617
On Hand 56 9 41 73 24 54 84 32 61 89 35 61 87 706
Net Requirement 90 58 77 70 42 15 70 44 466
Plant Order Receipt 81 81 81 81 81 81 81 81 81 729
Plant Order Release 81 81 81 81 81 81 81 81 81 729
TON
RG2T (0.2394) Bulan (2015)
4.5.9.4 Material Requirement Planning dengan Lotting POQ
Metode POQ adalah perencanaan permintaan kebutuhan bahan baku dengan siklus pesanan (order cycle) ditentukan secara lebih
ilmiah atau formal. Pendekatan POQ menggunakan formula EOQ tetapi diterapkan untuk menetapkan banyaknya periode optimum.
Pemesanan bahan baku dilakukan setiap bulan.
Tabel 4.28 Material Requirement Planning G2 Industri metode Period Order Quantity periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 0
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Lead Time 1 On Hand 0 Safety Stock 0
Lot Size POQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Forecast 199 202 205 208 210 213 216 219 222 225 228 231 2579 Schedule Received On Hand MPS 199 202 205 208 210 213 216 219 222 225 228 231 2579 G2 INDUSTRI Bulan (2015) (TON)
98
Tabel 4.29 Material Requirement Planning Chip OMT metode Period Order Quantity periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 1
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Tabel 4.30 Material Requirement Planning Chip OMD metode Period Order Quantity periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 1
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Lead Time 1
On Hand 5
Safety Stock 18
Lot Size POQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 36 36 37 38 38 39 39 40 40 41 41 42 466
On Hand 5 50 95 139 182 225 268 309 432 473 513 553 592 3835
Net Requirement 49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 49
Plant Order Receipt 81 81 81 81 81 81 81 162 81 81 81 81 1053
Plant Order Release 81 81 81 81 81 81 81 162 81 81 81 81 1053
OMT (0.1808 TON) Bulan (2015) (TON) Lead Time 1 On Hand 2 Safety Stock 8
Lot Size POQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 566
On Hand 2 106 210 314 417 521 625 729 833 936 1040 1144 1248 8125
Net Requirement 53 53
Plant Order Receipt 151 151 151 151 151 151 151 151 151 151 151 151 1812
Plant Order Release 151 151 151 151 151 151 151 151 151 151 151 151 1812
OMD (0.0775 TON) Bulan (2015)
(TON)
Tabel 4.31 Material Requirement Planning Chip STBOP 60 metode Period Order Quantity periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 1
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Tabel 4.32 Material Requirement Planning Chip RG2T metode Period Order Quantity periode Januari 2015 - Januari 2016
Level 1
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015
Lead Time 1
On Hand 11
Safety Stock 16
Lot Size POQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 251
On Hand 11 253 495 737 979 1221 1463 1705 1947 2190 2432 2674 2916 19022
Net Requirement 26 26
Plant Order Receipt 263 263 263 263 263 263 263 263 263 263 263 263 3156
Plant Order Release 263 263 263 263 263 263 263 263 263 263 263 263 3156
STBOP 60 (0.034314 TON) Bulan (2015) (TON) Lead Time 1 On Hand 56 Safety Stock 50
Lot Size POQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total
Gross Requirement 48 48 49 50 50 51 52 53 53 54 55 55 617
On Hand 56 90 122 235 348 459 570 599 709 818 926 1033 1140 7105
Net Requirement 41 41
Plant Order Receipt 81 81 162 162 162 162 81 162 162 162 162 162 1701
Plant Order Release 81 81 162 162 162 162 81 162 162 162 162 162 1701
RG2T (0.2394) Bulan (2014)
100
4.6 Perhitungan Biaya Material
1. Metode Lot For Lot
Tabel 4.33 Biaya Chip metode Lot For Lot
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan MRP, 2015
2. Metode Fixed Order Quantity
Tabel 4.34 Biaya Chip metode Fixed Order Quantity
Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan MRP, 2015
3. Metode Economic Order Quantity
Tabel 4.35 Biaya Chip metode Economic Order Quantity
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan MRP, 2015
4. Metode Period Order Quantity
Tabel 4.36 Biaya Chip metode Period Order Quantity
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan MRP, 2015
OMT 479 Rp 18,572,442
OMD 205 Rp 16,852,282
STBOP 85 Rp 22,036,324
RG2T 611 Rp 30,526,046
Total Biaya Material Sliontech (per tahun)
8,901,957,625 Rp 3,462,392,606 Rp 1,883,903,910 Rp 18,658,179,533 Rp Total Biaya Rp 32,906,433,674 2.2% Rp 723,941,541
Material Pembelian Harga Total
OMT 600 Rp 18,572,442 OMD 216 Rp 16,852,282 STBOP 80 Rp 22,036,324 RG2T 675 Rp 30,526,046 11,143,465,385 Rp 3,640,092,912 Rp 817,333,996 Rp 1,762,905,920 Rp 20,605,081,050 Rp Total Biaya Rp 37,151,545,267 Total Biaya Material Sliontech (per tahun) 2.2%
Material Pembelian Harga Total
OMT 486 Rp 18,572,442
OMD 302 Rp 16,852,282
STBOP 263 Rp 22,036,324 RG2T 729 Rp 30,526,046
Material Pembelian Harga Total
9,026,206,962 Rp 5,089,389,164 Rp 5,795,553,212 Rp 22,253,487,534 Rp Total Biaya Rp 42,164,636,872
Total Biaya Material Sliontech (per tahun) 2.2% Rp 927,622,011
OMT 1053 Rp 18,572,442 OMD 1812 Rp 16,852,282 STBOP 3156 Rp 22,036,324 RG2T 1701 Rp 30,526,046 69,546,638,544 Rp 51,924,804,246 Rp Total Biaya Rp 171,564,559,524
Total Biaya Material Sliontech (per tahun) 2.2% Rp 3,774,420,310
Material Pembelian Harga Total
19,556,781,750 Rp
30,536,334,984 Rp