• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Antimikroba Ekstrak Etanol Bawang Putih (Allium sativum Linn.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara In Vitro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Antimikroba Ekstrak Etanol Bawang Putih (Allium sativum Linn.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara In Vitro."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

  iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

 

EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

SECARA IN VITRO  

Maysella Suhartono Tjeng, 2011

Pembimbing: Yenni Limyati, dr., Sp.KFR, M.Kes

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli banyak ditemukan di tubuh manusia dan dapat bersifat patogen. Kedua bakteri tersebut merupakan salah satu penyebab infeksi bakteri yang tersering, akan tetapi mulai menunjukkan adanya resistensi terhadap antibiotik akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat, sehingga penanganan infeksi bakteri juga semakin sulit. Bawang putih (Allium sativum Linn.) dapat digunakan sebagai terapi alternatif infeksi kedua bakteri tersebut.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek antimikroba bawang putih terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

Desain penelitian bersifat eksperimental murni secara in vitro di laboratorium, menggunakan Mueller-Hinton Agar dengan metode sumuran, lalu diamati diameter zona inhibisi yang dibentuk oleh bawang putih dalam satuan millimeter. Kontrol negatif menggunakan akuades dan kontrol positif menggunakan gentamisin. Data yang diperoleh diolah menggunakan Uji ANOVA Satu Arah dengan α = 5%, dilanjutkan dengan Multiple Comparisons Fisher’s LSD.

Pada hasil penelitian didapatkan zona inhibisi terbesar terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada konsentrasi ekstrak etanol bawang putih 100% masing-masing dengan diameter 26,3 mm dan 24,7 mm. Sedangkan zona inhibisi terkecil diperoleh pada konsentrasi 6,25% untuk Staphylococcus aureus sebesar 9,4 mm dan Escherichia coli sebesar 8,6 mm. Uji ANOVA Satu Arah menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan (p <0,01). Melalui Uji Multiple Comparisons Fisher’s LSD didapatkan rerata bawang putih dan kontrol negatif mempunyai perbedaan yang sangat signifikan (p <0,01), yang berarti bawang putih memiliki efek antimikroba.

Simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol bawang putih memiliki efek antimikroba terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

(2)

ABSTRACT  

IN VITRO ANTIMICROBIAL EFFECTS OF ETHANOL EXTRACT OF GARLIC (Allium sativum Linn.) AGAINST Staphylococcus aureus AND

Escherichia coli  

Maysella Suhartono Tjeng, 2011

Advisor: Yenni Limyati, dr., Sp.KFR, M.Kes

Staphylococcus aureus and Escherichia coli, commonly found in the human body, are well known as the most frequent cause of bacterial infections. These bacteria began to show resistance to antibiotics as a result of improper use of antibiotics, making treatment of bacterial infections more difficult. Garlic (Allium sativum Linn.) can be used as alternative treatment for bacterial infections.

The purpose of the study was to determine the antimicrobial effects of garlic against Staphylococcus aureus and Escherichia coli.

The method was a pure experimental design in vitro laboratory, using Mueller-Hinton Agar by hole plate method, then the observed inhibition zone diameters formed by garlic are measured in millimeters. The negative control using distilled water and the positive control using gentamicin. The data obtained were analyzed using One-way ANOVA test with α = 5%, followed by Fisher's LSD Multiple Comparisons.

The result showed that the largest zone of inhibition was formed against Staphylococcus aureus and Escherichia coli at a concentration of 100% ethanol garlic extract, each with diameter of 26.3 mm and 24.7 mm. While the smallest zone of inhibition was obtained at concentration of 6.25% for Staphylococcus aureus was 9.4 mm and 8.6 mm in Escherichia coli. One-way ANOVA test results are highly significant (p <0.01). Post-hoc analysis using Fisher's LSD Multiple Comparisons, revealed that garlic and negative controls are highly significant (p <0.01), which means garlic has antimicrobial effects.

The conclusion of this study is ethanol extract of garlic has antimicrobial effects against Staphylococcus aureus and Escherichia coli.

(3)

  viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1 Manfaat Akademis ... 2

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Hipotesis Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bawang Putih ... 4

2.1.1 Taksonomi Bawang Putih ... 4

2.1.2 Morfologi Tanaman Bawang Putih ... 5

2.1.3 Penyebaran dan Pertumbuhan Bawang Putih ... 6

2.1.4 Kandungan Kimia Bawang Putih ... 7

(4)

2.1.6 Kandungan Gizi Bawang Putih ... 14

2.2 Staphylococcus aureus ... 15

2.2.1 Taksonomi Staphylococcus aureus ... 16

2.2.2 Morfologi dan Identifikasi Staphylococcus aureus .... 16

2.2.3 Struktur Antigen Staphylococcus aureus ... 18

2.2.4 Enzim dan Toksin Staphylococcus aureus ... 19

2.2.5 Penyakit yang disebabkan Staphylococcus aureus .... 22

2.3 Escherichia coli ... 23

2.3.1 Taksonomi Escherichia coli ... 23

2.3.2 Morfologi dan Identifikasi Escherichia coli ... 24

2.3.3 Struktur Antigen Escherichia coli ... 26

2.3.4 Penyakit yang disebabkan Escherichia coli ... 27

2.4 Antibiotik ... 30

2.4.1 Antibiotik secara Umum ... 30

2.4.2 Gentamisin ... 31

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 33

3.1.1 Bahan Penelitian ... 33

3.1.2 Alat Penelitian ... 33

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Metode Penelitian ... 34

3.3.1 Desain Penelitian ... 34

3.3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 35

3.3.2.1 Variabel Penelitian ... 35

3.3.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 35

3.3.3 Besar Sampel Penelitian ... 35

3.3.4 Prosedur Kerja ... 36

3.3.4.1 Pengumpulan Bahan Uji ... 36

(5)

  x Universitas Kristen Maranatha

3.3.4.3 Langkah-langkah Persiapan Penelitian ... 38

3.3.5 Metode Analisis ... 46

3.3.5.1 Hipotesis Statistik ... 46

3.3.5.2 Kriteria Uji ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Identifikasi Mikroorganisme ... 47

4.1.1.1 Pengamatan Makroskopis Koloni Bakteri .. 47

4.1.1.2 Pengamatan Mikroskopis Bakteri ... 47

4.1.2 Hasil Penelitian dan Analisis Statistik Efek Antimikroba Ekstrak Etanol Bawang Putih (Allium sativum Linn.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli ... 48

4.2 Pembahasan ... 53

4.3 Uji Hipotesis ... 55

4.3.1 Hipotesis Penelitian ... 55

4.3.2 Hal-hal yang Mendukung ... 55

4.3.3 Hal-hal yang tidak Mendukung ... 55

4.3.4 Kesimpulan ... 56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 57

5.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 62

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Kandungan Gizi Bawang Putih Mentah per 100 gram (3,5 oz) ... 14 Tabel 4.1 Hasil Penelitian Efek Antimikroba Ekstrak Etanol Bawang Putih

(Allium sativum Linn.) terhadap Staphylococcus aureus ... 48 Tabel 4. 2 Hasil Test of Homogeneity of Variances terhadap Staphylococcus

aureus ... 48 Tabel 4.3 Tabel ANOVA Hasil Penelitian terhadap Staphylococcus aureus ... 48 Tabel 4.4 Tabel Multiple Comparisons Fisher’s LSD terhadap Staphylococcus

aureus ... 49 Tabel 4.5 Hasil Penelitian Efek Antimikroba Ekstrak Etanol Bawang Putih

(Allium sativum Linn.) terhadap Escherichia coli ... 50 Tabel 4.6 Hasil Test of Homogeneity of Variances terhadap Escherichia coli . 51 Tabel 4.7 Tabel ANOVA Hasil Penelitian terhadap Escherichia coli ... 51 Tabel 4.8 Tabel Multiple Comparisons Fisher’s LSD terhadap Escherichia

(7)

  xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Umbi dan Siung Bawang Putih ... 6

Gambar 2.2 Potongan Longitudinal Siung Bawang Putih secara Skematis ... 7

Gambar 2.3 Kelompok Cysteine Sulfoxide/Thiosulfinate ... 8

Gambar 2.4 Kelompok γ-glutamylcysteine Peptide ... 8

Gambar 2.5 Pembentukan Allicin ... 8

Gambar 2.6 Perubahan Senyawa Cysteine Sulfoxide pada Bawang Putih ... 9

Gambar 2.7 Senyawa Sulfur dari berbagai Metode Ekstraksi Bawang Putih .. 10

Gambar 2.8 Pengaruh Allicin terhadap Sintesis Protein ... 12

Gambar 2.9 Staphylococcus aureus pada Pewarnaan Gram ... 17

Gambar 2.10 Koloni Staphylococcus aureus dengan Zona Hemolisis pada Lempeng Agar Darah (LAD) setelah Inkubasi 24 Jam ... 18

Gambar 2.11 Struktur Dinding Sel Staphylococcus aureus ... 23

Gambar 2.12 Escherichia coli pada Pewarnaan Gram ... 25

Gambar 2.13 Koloni Escherichia coli pada EMB ... 25

Gambar 2.14 Struktur Antigen Escherichia coli ... 26

Gambar 2.15 Escherichia coli Penyebab Diare berdasarkan Interaksinya terhadap Sel Epitel Usus ... 29

Gambar 3.1 Bagan Ekstrasi menggunakan Pelarut Organik ... 38

Gambar 3.2 Metode Streak-Plate ... 41

Gambar 3.3 Prosedur Pewarnaan Gram ... 43

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

 

  1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang banyak

ditemukan pada tubuh manusia dan dapat bersifat patogen, terdapat pada saluran

pernapasan bagian atas, kulit kepala, ketiak, dan lipat paha. Staphylocococcus

aureus dapat menyebabkan impetigo, endokarditis, pneumonia, folikulitis,

osteomielitis, dan sebagainya (Tolan, 2013). Bakteri lain, Escherichia coli

merupakan salah satu penyebab paling sering kolesistitis, bakteremia, kolangitis,

infeksi saluran kemih, gastroenteritis, juga meningitis pada neonatal, serta

pneumonia (Madappa, 2012).

Bakteri dapat melakukan transfer materi genetik berupa plasmid dengan

bakteri lainnya untuk mempertahankan dirinya terhadap lingkungan (Brooks,

Carroll, Butel, Morse, & Mietzner, 2007). Penggunaan antibiotik yang tidak tepat

mengakibatkan banyak bakteri yang resisten terhadap antibiotik dan sulitnya

penanganan infeksi bakteri tersebut. Telah ditemukan beberapa macam bakteri

patogen yang resisten terhadap antibiotik di antaranya Staphylococcus aureus

yang resisten terhadap antibiotik β-laktam seperti metisilin, oksasilin, nafsilin; dan

sefalosporin (Dellit, Hofmann, & Olson, 2004). Pasien-pasien diare di rumah sakit

di Jakarta, Padang, Medan, Denpasar, Pontianak, Makassar, dan Batam pada

tahun 1995 sampai 2001 menunjukkan strain Escherichia coli yang multiresisten

terhadap ampisilin (73%), kotrimoksazol (55%), kloramfenikol (43%),

siprofloksasin (22%), gentamisin (18%), dan sefotaksim (13%) (Tjaniadi, et al.,

2003).

Berdasarkan pernyataan di atas, maka perlu dilakukan penelitian terhadap

tumbuhan herbal yang berefek antimikroba, sehingga dapat digunakan sebagai

alternatif pengobatan infeksi bakteri, salah satunya adalah bawang putih.

Bawang putih (Allium sativum Linn.) dikenal sebagai tanaman yang memiliki

(10)

 

manfaat. Sudah sejak lama bawang putih telah digunakan sebagai bumbu dapur,

bahkan hampir semua masakan Indonesia menggunakan bawang putih sebagai

bumbu dasar. Bawang putih juga digunakan untuk keperluan kecantikan seperti

menyembuhkan bekas luka jerawat. Bawang putih dikenal berperan dalam

pengobatan berbagai penyakit, seperti aterosklerosis, hiperkolesterolemia,

hipertensi; dan infeksi. Selama Perang Dunia I dan II, bawang putih bahkan

digunakan sebagai antiseptik atau desinfektan luka terbuka dan mencegah gangren

(Ehrlich, 2011).

1.2 Identifikasi Masalah

1) Apakah ekstrak etanol bawang putih memiliki efek antimikroba terhadap

Staphylococcus aureus.

2) Apakah ekstrak etanol bawang putih memiliki efek antimikroba terhadap

Escherichia coli.

1.3 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui efek antimikroba ekstrak etanol bawang putih terhadap

Staphylococcus aureus.

2) Untuk mengetahui efek antimikroba ekstrak etanol bawang putih terhadap

Escherichia coli.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk menambah wawasan dan

pengetahuan kalangan medis tentang efek antimikroba dari bawang putih.

Penelitian ini juga dapat dijadikan masukan ataupun referensi untuk penelitian

(11)

 

  3 Universitas Kristen Maranatha

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan bawang putih yang berefek

antimikroba sebagai terapi alternatif infeksi bakteri, khususnya yang disebabkan

oleh Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

1.5 Kerangka Pemikiran

Bawang putih memiliki senyawa sulfur yang memiliki efek antimikroba

terhadap bakteri gram-positif dan gram-negatif, yaitu allicin dengan prekursor

aliin yang diubah oleh enzim alliinase. (Harris, Cottrell, Plummer, & Lloyd,

2001). Allicin merupakan senyawa yang tidak stabil tapi memiliki efek

antimikroba yang poten. Efek antimikroba allicin disebabkan oleh reaksi kimia

dengan gugus sulfhydryl (thiol) pada berbagai enzim, seperti RNA polimerase,

yang dapat mempengaruhi transkripsi bakteri gram-positif dan gram-negatif.

Allicin juga mengganggu sintesis protein yang memiliki gugus sulfhydryl dengan

melakukan reaksi pertukaran disulfide, sehingga protein yang dibutuhkan oleh

bakteri tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (Borlinghaus, Albrecht,

Gruhlke, Nwachukwu, & Slusarenko, 2014).

1.6 Hipotesis Penelitian

1) Ekstrak etanol bawang putih memiliki efek antimikroba terhadap

Staphylococcus aureus.

2) Ekstrak etanol bawang putih memiliki efek antimikroba terhadap Escherichia

(12)

DAFTAR PUSTAKA

 

Abubakar, E.-m. M. (2009). Efficacy of crude extracts of garlic (Allium sativum

Linn.) against nosocomial Escherichia coli, Staphylococcus aureus,

Streptococcus pneumoniae, and Pseudomonas aeruginosa. Journal of

Medicinal Plants Research, 3 (4), 179-185.

Adiguna, P. (2014). The Secret of Herbal. Sleman: Cemerlang Publishing.

Ankri, S., & Mirelman, D. (1999). Antimicrobial properties of allicin from garlic.

1 . Rehovoy, Israel: Elsevier.

Banerjee, S. K., & Maulik, S. K. (2002). Effect of garlic on cardiovascular

disorders: a review. Nutrition Journal, 1 (4).

Borlinghaus, J., Albrecht, F., Gruhlke, M., Nwachukwu, I., & Slusarenko, A.

(2014). Allicin: Chemistry and Biological Properties. Molecules, 19,

12591-12618.

Brooks, G. F., Carroll, K. C., Butel, J. S., Morse, S. A., & Mietzner, T. A. (2007).

Jawetz, Melnick & Adelberg's Medical Microbiology (25 ed.). (H. L. Michael

Weitz, Ed.) New York: Mc-Graw Hill.

Brunton, L. L., Lazo, J. S., & Parker, K. L. (2005). Goodman & Gilman's The

Pharmacological Basis of Therapeutics (11 ed.). New York: McGraw-Hill.

Cheeptham, N. (2010, August 2). Eosin-Methylene Blue. Retrieved January 8,

2014, from Microbe Library:

http://microbelibrary.org/library/2-associated-figure-resource/2073-escherichia-coli-on-emb-enlarged-view

Colin-Gonzales, A. L., Santana, R. A., Silva-Islas, C. A., Chanez-Cardenas, M.

E., Santamaria, A., & Maldonado, P. D. (2012). The Antioxidant Mechanisms

Underlying the Aged Garlic Extract- and S-Allylcysteine-Induced Protection.

(13)

  59

Davis, S. R. (2005). An overview of the antifungal properties of allicin and its

breakdown products - the possibility of a safe and effective antifungal

prophylactic. Mycoses, 48, 95-100.

Dellit, T., Hofmann, J., & Olson, E. (2004, August 10). Interim Guidelines for

Evaluation and Management of Community-Associated Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus Kind and Soft Tissue Infections in Outpatient Settings.

Retrieved January 8, 2014, from

http://countyofkings.com/health/forms/MRSA-guidelines.pdf

Dewi, N. (2012). Untung Segunung Bertanam Aneka Bawang. Yogyakarta:

Pustaka Baru Press.

Ehrlich, S. D. (2011, January 26). Garlic. Retrieved January 7, 2014, from

University of Maryland Medical Center:

http://umm.edu/health/medical/altmed/herb/garlic

Frank, K. (2014, October 26). Garlic. Retrieved October 26, 2014, from

Examine.com: http://examine.com/supplements/garlic/

Ganesh, K., & Ganesh, M. (2013). Underground Stem Modifications. Retrieved

January 8, 2014, from TutorVista.com:

http://www.tutorvista.com/content/biology/biology-iii/angiosperm-morphology/underground-stem-modifications.php#bulb

Gourse, R., Ross, W., & Gaal, T. (2000). Ups and downs in bacterial transcription

initiation: the role of the alpha subunit of RNA polymerase in promoter

recognition. Molecular Microbiology, 37 (4), 687-695.

Gull, I., Saeed, M., Shaukat, H., Aslam, S. M., Samra, Z. Q., & Athar, A. M.

(2012). Inhibitory effect of Allium sativum and Zingiber officinale extracts

on clinically important drug resistant pathogenic bacteria. Annals of Clinical

(14)

Harley, J., & Prescott, L. M. (2002). Laboratory Experiments in Microbiology (5

ed.). New York: Mc-Graw Hill.

Harris, J. C., Cottrell, S. L., Plummer, S., & Lloyd, D. (2001). Antimicrobial

properties of Allium sativum (garlic). Applied Microbiology and Techonology

, 57, 282-286.

Hernawan, U. E., & Setyawan, A. D. (2003). Review: Senyawa Organosulfur

Bawang Putih (Allium sativum L.) dan Aktivitas Biologinya. Biofarmasi , 1

(2), 65-76.

Katzung, B. G. (2006). Basic and Clinical Pharmacology. San Fransisco:

McGraw-Hill.

Lowy, F. D. (1998). Staphylococcus aureus Infections. The New England Journal

of Medicine, 339, 520-532.

Madappa, T. (2012). Escherichia coli Infection. Retrieved January 8, 2014, from

Medscape: http://emedicine.medscape.com/article/217485-overview

Mukhtar, S., & Ghori, I. (2012). Antibacterial activity of aqueous and ethanolic

extracts of garlic, cinnamon and turmeric acid against Escherichia coli ATCC

25922 and Bacillus subtilis DSM 3256. International Journal of Applied

Biology and Pharmaceutical Technology, 3 (2), 131-136.

Rukmana, R. (1995). Budi Daya bawang Putih. Yogyakarta: Kanisius.

Safithri, M., Bintang, M., & Poeloengan, M. (2011). Antibacterial activity of

garlic extract against some pathogenic animal bacteria. Media Peternakan ,

34 (3), 155-158.

Stavělíková, H. (2008). Morphological characteristics of garlic (Allium sativum

L.) genetic resources collection-Information. The Journal of Horticultural

(15)

  61

Syamsiah, I. S., & Tajudin. (2005). Khasiat dan Manfaat Bawang Putih Raja

Antibiotik Alami. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Tjaniadi, P., Lesmana, M., Subekti, D., Machpud, N., Komalarini, S., Santoso,

W., et al. (2003). Antimicrobial resistance of bacterial pathogens associated

with diarrheal patients in Indonesia. American Journal of Tropical Medicine

and Hygiene, 68 (3), 666-670.

Tolan, R. W. (2013, November 11). Staphylococcus aureus Infection. Retrieved

January 8, 2014, from Medscape:

http://emedicine.medscape.com/article/971358-overview#showall

USDA. (2014, January). National Nutrient Database for Standard Reference

Release 27. Retrieved October 8, 2014, from Agricultural Research Service

United States Department of Agriculture:

http://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods/show/3015?fg=&mna=&lfacet=&format=

&count=&max=25&offset=&sort=&qlookup=Garlic

Utami, P., & Mardiana, L. (2013). Umbi Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Willey, J. M., Sherwood, L. M., & Woolverton, C. J. (2008). Prescott, Harley, &

Klein's Microbiology (7th ed.). New York, US: McGraw-Hill.

World Health Organization. (1999). WHO Monographs on Selected Medicinal

Plants - Volume 1. Retrieved June 17, 2014, from The WHO Essential

Medicines and Health Products Information Portal:

apps.who.int/medicinedocs/en/d/Js2200e/4.html

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada proses pembelajaran berbicara menggunakan metode diskusi tipe syndicate group dengan langkah-langkah

Penelitian ini memiliki nilai R sebesar 0.856, nilai R 2 sebesar 0.773 dan terdapat 7 variabel yang berpengaruh secara positif terhadap loyalitas konsumen yaitu variabel Kebersihan

Kalimat tunggal, atau dalam ungkapan lain juga disebut dengan kalimat dasar, telah memiliki syarat-syarat yang harus dimiliki, yang dinyatakan sebagai berikut: (a) terdiri

Alternatif pilihan jawaban pada skala kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi empat pilihan jawaban yaitu Alternatif pilihan jawaban

Apabila ingin mengubah jawaban, Saudara dapat memberikan tanda dua garis mendatar (=) pada jawaban Saudara kemudian Saudara dapat mengganti jawaban tersebut dengan memberi tanda

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara indivdual (parsial) dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Hipotesis

Berdasarkan simulasi yang rasional dengan menggunakan kurs tanggal 26 Maret 2015, untuk Dolar AS, sebagai mata uang asing yang signifikan, dengan seluruh variabel-variabel lain

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara yuridis formil kedudukan BW tetap sebagai undang-undang sebab BW tidak pernah dicabut dari kedudukannya sebagai undang-undang,