• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PEKERTI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TANJUNG EMAS

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Oleh:

ELSA

NIM: 15 300 100 020

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

2020M / 1441H

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi PERSEMBAHAN

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sunguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya

kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap (Q.S Asy- Syarh: 6- 8)

Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia dan bertemu dengan orang- orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku,

yang telah memberi warna warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu.engkau berikan aku kesempatan untuk bias sampai dipenghujung awal perjuanganku. Segala

puji bagimu ya Allah.

Sujud syukurku kupersembahkan kepada Mu Tuhan yang Maha Penyayang yang Maha Agung yang Maha Tinggi atas takdir Mu telah menjadikan aku manusia yang senantiasa

berfikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita- cita besarku.

Kupersembahkan sebuah karya kecil ini . . . .

Ayah dan Ibuku tercinta, terimakasihku untukmu yang tiada hentinya, engkau yang selama ini memberiku semangat, do’a- do’a, dorongan nasehat dan kasih saying serta pengorbanan yang tak tergantikan sehingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan

yang ada didepanku. Ayah Ibu terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu . . .

Maafkan anakmu Ayah Ibu yang masih saja menyusahkanmu . . . .

Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan- harapan yang kalian impikan didiriku, meski belum semua itu kuraih ‘Insyaallah atas dukungan do’a dan

restu semua mimpi itu akan terjawab di masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu kupersembahkan ungkapan terimakasihku.

Terimakasih Makungga (Afdal) adik- adikku tersayang (Elsi, Sasra, Dani, Wulan, Wina).

Terimahkasih untuk Ibu (Dr. Hj Asnelly Ilyas, M.A) yang sudah menjadi orang tua kedua bagi saya. Berawal dari dosen Penasehat Akademik sampai menjadi Pembimbing Penulisan Skripsi ini . Terimahkasih kepada Ibuk yang telah memberikan arahan dan

nasehat kepada saya semoga ibu sehat selalu. Amiiiinn,, terimakasih kepada bapak ( Drs. H Zulmardi, M.Ag) dan ibu (Dr. Hj Demina, M.Pd) selaku penguji yang telah membimbing dan menguji sidang munaqasyah. Selanjutnya tidak lupa kepada seluruh

dosen PAI IAIN Batusangkar. Yang telah banyak memberikan pelajaran dan pengalaman. Semoga Allah meninggikan derajat Ibu dan Bapak.

Terimakasih kak Ruri selaku Ibuk kos karmina serta warga kos Karmina (Rini, Ipit, Iwil, Fatil Nurul, Ica, Tari, Sari, Gia, Intan, Dedek, Laila, Yada, Nisa Kribo, Upa, Nirin,

Mega, Tiwi, Liya) kurang lebih 4 tahun selalu bersama dengan ibuk kos yang sama.

(7)

vii

Terimah kasih tiada hingga kepada keluarga besar PAI A dan seluruh sahabat seperjuangan angkatan 2015 yang sama-sama berjuang dari awal perkuliahan sampai

menyelesaikan tahap akhir. Semoga kita sama-sama sukses kedepannya. Aminnn Terimakasih kepada Tiara yang telah bersedia membantu dan mendengarkan curhatan

dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih kepada kak Mira dan Gita yang telah membantu dalam menhelesaikan skripsi ini.

(8)

viii ABSTRAK

ELSA, NIM: 15 300 100 020, Judul skripsi “Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Tanjung Emas”. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti khususnya kelas VII di SMP Negeri 1 Tanjung Emas. Hal ini diduga penyebabnya adalah model pembelajaran yang di gunakan guru dalam proses pembelajaran adalah model konvensional. Siswa yang kurang memperhatikan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran.

Sebahagiaan siswa di saat di berikan kesempatan bertanya hanya siswa yang paham yang telihat aktif untuk mengajukan pertanyaan. Siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran, karena guru hanya terfokus kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran. Guru kurang memberikan apresiasi kepada siswa, dan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti belum memvariasikan metode dalam pembelajaran antara lain metode course review horay.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar kognitif dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti menggunakan model pembelajaran course review horay lebih baik dari pada hasil belajar kognitif dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional di kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Emas.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian randomized control group only design.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tanjung Emas tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 3 kelas. Teknik penentuan sampel adalah menggunakan simple random sampling dan diperoleh jumlah sampel yang diteliti sebanyak 49 orang, 25 orang kelas eksperimen dan 24 orang kelas kontrol.

Hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen 80,56 dengan persentase ketuntasan 68% sedangkan rata-rata yang di peroleh pada kelas kontrol 77,00 dengan persentase 67%.

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji t ditemukan dari pengolahan data secara manual diperoleh thitung = 3,52129. Maka H1 diterima karena 3,52129 (t hitung) lebih besar dibandingkan dari 2,021 (t tabel) pada signifikan . Kesimpulan dari hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran course review horay dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti lebih baik dari hasil belajar kognitif siswa yang menggunakanan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tanjung Emas.

Kata Kunci: Course review horay, PAI dan Budi Pekerti.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulilllahirobbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan “Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Tanjung Emas”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri.

Peneliti telah banyak mendapat bantuan, dorongan, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, izinkan peneliti mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Rektor IAIN Batusangkar, Bapak Dr. H. Kasmuri, MA yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Batusangkar Bapak Dr.

Sirajul Munir, M.Pd yang telah memberikan persetujuan penulisan skripsi ini.

3. Ibu Susi Herawati, S.Ag., M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Hj Asnelly Ilyas, M.A selaku penasehat akademik sekaligus pembimbing yang telah bersedia dan sabar dalam membagi waktu, tenaga dan telah membimbing, mengarahkan penulis selama penulisan skripsi ini.

5. Ibu Romi Maimori S.Ag,M.Pd dan Ibu Dra. Hj Eliwatis, M.Ag selaku dosen validator instrument penelitian yang telah memberikan saran dan arahan.

6. Bapak Drs. H Zulmardi, M.Ag selaku dosen penguji I dan Ibu Dr. Hj Demina M.Pd selaku dosen penguji II yang telah memberikan arahan dan saran dalam penyempurnaan skripsi.

(10)

x

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

BIODATA PENULIS ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... i viii KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1 1 B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Batasan Masalah ... 9 9 D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 9 10 F. Manfaat Penelitian ... 10 10 G. Definisi Operasional ... 10 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12 12 A. Landasan Teori ... 12 12 1. Model Pembelajaran Course Review Horay ... 12 12 a. Pengertian model pembelajaran ... 12 12 b. Ciri- ciri Model Pembelajaran ... 12 12 c. Pengertian course review horay ... 13 13 d. Kelebihan dan Kekurangan Course Review Horay ... 17

e. Langkah- langkah course review horay ... 18 2. Psikologi perkembangan anak ... 20 21

(12)

xii

a. Pengertian psikologi perkembangan anak ... 21

b. Fase- fase perkembangan ... 21

c. Aspek- Aspek Perkembangan ... 23

d. Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah (SMP) ... 23

3. Model Konvensional ... 24

4. Hasil Belajar ... 26

5. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ... 29

6. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Materi ... 29

B. Penelitian Yang Relevan ... 37

C. Kerangka Berfikir ... 41

D. Hipotesis Penelitian ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Jenis Penelitian ... 44

B. Rancangan Penelitian ... 44

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

D. Populasi dan Sampel ... 45

1. Populasi ... 45

2. Sampel ... 46

E. Variabel dan Data Penelitian ... 51 51 F. Pengembangan Instrumen ... 51 51 1. Menyusun Tes ... 51

2. Analisis Kualitas Tes ... 52

a. Melakukan uji coba tes ... 52

b. Validitas Empiris ... 52

c. Reliabilitas ... 54

d. Daya Pembeda ... 55

e. Indeks Kesukaran (IK) ... 57

f. Klasifikasi Soal ... 58

G. Teknik Pengumpulan Data ... 59

H. Teknik Analisis Data ... 60

1. Uji Normalitas ... 60

(13)

xiii

2. Uji Homogenitas Variansi ... 61

3. Uji Hipotesis ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Deskripsi Data ... 64

B. Analisa Data ... 67

1. Uji Normalitas ... 68

2. Uji Homogenitas ... 69

3. Uji Hipotesis ... 69

C. Pembahasan ... 70

D. Kendala Yang Dihadapi Dalam Penelitian ... 77

BAB V PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA 80

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Presentase Nilai Ulangan Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII ... 4 4 Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 45 45 Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas VII SMP N 1 Tanjung Emas ... 46 Tabel 3.3 Uji Normalitas Populasi ... 48 48 Tabel 3.4 Analisis Ragam Bagi Data ... 50 50 Tabel 3.5 Hasil Analisis Uji Anava ... 50 50 Tabel 3.6 Interpretasi Koofisien Korelasi Validitas ... 53 53 Tabel 3.7 Hasil Validasi Soal ... 54 54 Tabel 3.8 Kriteria Reabilitas Tes ... 55 55 Tabel 3.9 Hasil Klarifikasi Daya Pembeda ... 56 56 Table 3.10 Kriteria Indeks Kesukaran Soal ... 57 57 Tabel 3.11 Hasil Klarifikiasi Tingkat Kesukaran Soal ... 57 57 Tabel 3.12 Klasifikasi Soal Uji Coba ... 58 58 Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran ... 63 64 Tabel 4.2 Nilai UH kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 65 Tabel 4.3 Skor Rata-Rata (Hasil Belajar Kognitif) ... 65 66 Tabel 4.4 Hasil Uji normalitas Tes Akhir Kognitif ... 67 68 Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Data Kognitif ... 68 69 Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Data Kognitif ... 69 70

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik (Tatang, 2012: 14). Sedangkan Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Berdasarkan defenisi di atas, tergambar adanya proses pembelajaran terhadap peserta didik agar mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan. Hal ini mengindikasikan bahwa betapa pentingnya pendidikan Islam untuk mendukung siswa memiliki kekuatan spiritual tersebut.

Pengertian guru menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 adalah sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Jadi, guru merupakan seseorang yang bertugas untuk mentransferkan ilmu dan mengembangkan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya.

Guru terkenal dengan profesi yang sangat mulia, sebab apabila peserta didiknya berhasil maka ia dikatakan sukses dalam belajar.

Sebagaimana bunyi firman Allah SWT dalam Qs. Al-Mujadilah ayat 11 yang berbunyi:

(16)

2































































11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ayat di atas menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan itu sangat berharga, dengan adanya ilmu pengetahuan manusia dapat menguasai apa yang ada di bumi. Maka dari itu, Allah akan meninggikan orang- orang yang berilmu beberapa tingkat atau derajat.

Pendidikan agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang di pelajari pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Apalagi mata pelajaran pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran agama yang memberikan bimbingan yang dilakukan oleh seorang guru untuk menyiapkan anak didiknya agar dapat memahami, menyakini, mengenal, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran Agama Islam yang dari sumber kitab suci Al- Qur‟an dan Sunnah. Adapun tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk membentuk manusia yang mengabdi kepada Allah, cerdas, terampil, berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat guna tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat. (Hawi, 2013: 21)

Seorang pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran dituntut harus lebih kreatif dalam mengembangkan materi yang diberikan kepada peserta didik, karena pembelajaran merupakan sesuatu yang dilakukan oleh peserta didik bukan dibuat oleh peserta didik. Oleh sebab itu, model pembelajaran sangat berperan penting untuk kelangsungan proses belajar

(17)

mengajar yang menjadikan pembelajaran di kelas menjadi mudah dan proses pembelajarannya dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi penulis pada hari Rabu 20 Februari 2019 di SMP Negeri 1 Tanjung Emas, guru dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga membuat siswa menjadi kurang aktif dalam belajar. Masih adanya siswa yang kurang memperhatikan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran, mereka hanya sibuk sendiri. Sebahagiaan siswa di saat di berikan kesempatan bertanya hanya siswa yang paham yang telihat aktif untuk mengajukan pertanyaan. Siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran, karena guru hanya terfokus kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran, siswa jarang diberi kesempatan untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan teman- teman yang lainnya.

Selain itu, sewaktu siswa di berikan kesempatan untuk diskusi kelompok, sebagian mereka tidak berperan aktif bahkan melemparkan tanggung jawab kepada siswa lainnya. Ini di sebabkan karena siswa tersebut sibuk dengan aktifitasnya seperti berbicara dengan teman yang di sebelahnya atau mengganggu teman yang lain. Sewaktu hasil diskusi di tampilkan ke depan kelas, guru kurang memberikan penguatan-penguatan kepada siswa, guru tidak memberikan apresiasi kepada siswa seperti tepuk tangan secara bersama-sama, atau memberikan nilai tambahan kepada siswa.

Pada tanggal 21 Februari 2019 penulis juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti, hasil dari wawancara tersebut menunjukkan bahwa nilai ulangan harian siswa kelas VII kurang optimal dan masih belum memenuhi KKM (kriteria ketuntasan minimal), sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:

(18)

4

Tabel: 1.1

Persentase Ketuntasan Nilai UH Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Emas

No Kelas Jumlah

Siswa Tuntas Tidak Tuntas

Persentase Ketuntasan Nilai

UH Siswa

% Tuntas

% Tidak Tuntas

1 VII A 23 Orang 9 14 39 % 61%

2 VII B 25 Orang 12 13 48% 52%

3 VII C 24 Orang 10 14 42% 58%

(sumber: guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti SMP Negeri 1 Tanjung Emas)

Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase ketuntasan nilai ulangan harian siswa kelas VII masih berada dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM), KKM belajar pendidikan agama Islam adalah 75. Beberapa usaha telah di lakukan oleh guru pendidikan agama Islam dan budi pekerti dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dengan memilih model mengajar diskusi kelompok, tanya jawab dan latihan soal. Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model ini belum juga berhasil. Cara yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dan budi pekerti dengan memberikan soal-soal latihan sebelum mengadakan ulangan, namun usaha tersebut belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan masalah di atas, penulis mencoba menerapkan model pembelajaran course review horay pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VII. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan menjadikan siswa aktif dalam belajar dan mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Menurut Joice dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk

(19)

kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan- bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. (Rusman, 2017: 244)

Model pembelajaran yang penulis maksud yaitu course review horay.

Menurut Sugandi dan Rahayu (2012) menyatakan bahwa course review horay tidak hanya menginginkan siswa untuk belajar keterampilan dan isi akademik, tetapi juga melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademik siswa (Aksiwi, 2014: 39).

Menurut Huda (2013) model pembelajaran course review horay membantu siswa untuk memahami konsep dengan baik melalui diskusi kelompok karena dengan model ini akan dilakukan pengujian pemahaman siswa pada materi pelajaran dan langsung dibahas sehingga siswa dapat langsung mengetahui jawabannya benar atau salah. Model ini dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah, siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar berteriak hore atau yel-yel lainnya. Model pembelajaran course review horay juga memiliki kelebihan diantaranya menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan karena di selingi dengan hiburan dan melatih kerja sama dalam menjawab soal yang di berikan oleh guru secara kelompok. Saat siswa terbiasa menjawab soal dan dilakukan pembahasan secara langsung, siswa akan lebih memahami materi pembelajaran sehingga diharapkan hasil belajarnya meningkat (Nureva, 2019: 18).

Model course review horay ini merupakan suatu model pembelajaran yang bisa membuat siswa menjadi menyenangkan dalam belajar, karena bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan benar, maka siswa lain akan berteriak hore atau yel- yel yang telah disepakati antara guru dengan siswa.

(20)

6

Setelah penulis modifikasi, course review horay yaitu suatu penguatan yang di berikan guru kepada siswa, bagi siswa yang menjawab benar maka mengucapkan

هّالل َناَحْبهس (

Subhaanallah) atau

هرَبْكَا هّ َالل

(Allahuakbar), dan bagi siswa yang menjawab salah maka mengucapkan

َمْيِظَعْلا َالل هرِفْغَتْسَا

(Astagfirullahhal‟azim). Selain itu, model pembelajaran course review horay juga bisa membuat siswa untuk tertarik mengikuti pelajaran yang sedang dipelajari dan bisa membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar.

Allah telah memerintahkan kita untuk banyak berzikir dan berdo‟a kepada Allah Swt dan untuk selalu menyebut kalimat Allah, seperti

هّالل َناَحْبهس

(maha suci Allah),

هرَبْكَا هّ َالل

(Allah maha besar) dan

َمْيِظَعْلا َالل هرِفْغَتْسَا

(aku mohon ampun kepada Allah yang maha agung).

Firman Allah Swt dalam Qs. Al- Ahzab ayat 41 dan 42 yang berbunyi sebagai berikut:

























41.Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.

42.Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.

Ayat di atas menjelaskan bahwasnya Allah Swt memerintahkan kaum mukmin untuk mengingat- Nya sebanyak- banyaknya. Seperti dengan ucapan

ه ّالل َناَحْبهس

(maha suci Allah),

هرَبْكَا هّ َالل

(Allah maha besar) dan

َمْيِظَعْلا َالل هرِفْغَتْسَا

(aku mohon ampun kepada Allah yang maha agung).

Siswa kelas VII merupakan siswa yang baru beranjak dari bangku sekolah dasar menuju bangku sekolah menengah pertama, di mana siswa ini masih ada yang bertingkah laku seperti anak-anak dan juga yang sudah remaja. Menurut Yudrik Jahja (2011: 221) masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Harlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun).

(21)

Masa remaja merupakan masa datangnya pubertas (11-14) sampai usia sekitar 18 tahun, masa transisi dari kanak- kanak ke dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tuanya. Salah satu alasannya adalah karena remaja sudah mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Oleh karena itu, penulis menduga model course review horay merupakan model pembelajaran yang sangat cocok digunakan untuk siswa kelas VII.

Perkembangan kognitif remaja berada pada tahap formal operations merupakan suatu tahap di mana seseorang telah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal, remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Menurut penulis siswa SMP kelas VII sudah mampu membedakan mana yang baik untuk di kerjakan dan yang buruk untuk ditinggalkan. Dengan menggunakan model course review horay ini, siswa kelas VII di harapkan mampu untuk menguasai pelajaran yang telah di pelajarinya dan bisa meningkatkan hasil belajarnya.

Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas VII materi sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw periode Mekkah di SMP Negeri 1 Tanjung Emas masih menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Sehingga ketika pembelajaran berlangsung siswa merasa kurang tertarik dan kurang semangat karena tidak ada variasi dalam pembelajaran.

Materi sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw periode Mekkah merupakan salah satu materi yang penting sehingga siswa dituntut benar- benar memahaminya. Mempelajari sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw itu perlu untuk diketahui. Siswa banyak yang tidak suka mempelajari sejarah perjuangan nabi Muhammad. Oleh karena itu, dalam

(22)

8

pembelajarannya di butuhkan suatu model pembelajaran yang mengasah kerja tim namun, tetap menyenangkan dan menumbuhkan rasa kerjasama.

Model course review horay ini juga di sesuaikan dengan materi tersebut dengan harapan siswa dapat memahami materi yang di sampaikan.

Model pembelajaran course review horay akan menimbulkan pembelajaran yang menyenangkan karena dalam pembelajaran di selinggi dengan hiburan dan pembelajaran yang di kaitkan dengan dunia nyata sehingga membuat peserta didik lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar. Model pembelajaran course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar, maka siswa tersebut di wajibkan untuk mengucapkan Subhanallah atau Allahuakbar secara bersama- sama.

Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Putri Wahyuningsih dengan judul pengaruh model pembelajaran course review horay terhadap hasil belajar fiqih kelas V di MIS Al-Muhajirin Panjang Bandar Lampung, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy experiment dengan desain non equivalent control group. Teknik pengumpulan data yaitu test (pretest dan postest) dan dokumentasi, setelah data test dikumpulkan kemudian akan dianalisis menggunakan analisis statistic dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji t. Untuk mengukur hasil belajar peserta didik dilakukan tes dengan soal pilihan ganda berjumlah 20 soal dengan materi khitan. Hasil penelitian diperoleh bahwa, setelah dianalisis dengan menggunakan uji-t didapat t hitung > t tabel (0,05) yaitu dengan nilai 2,51>2,02. (Wahyuningsih, 2017).

Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti menggunakan model course review horay hendaknya dapat membuat siswa menjadi aktif dalam belajar dan memberikan kesan santai tetapi serius. Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti sehingga tidak mudah bosan untuk belajar dan semangat dalam belajar,

(23)

sehingga pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti menjadi menyenangkan dan bermakna. Dengan model pembelajaran course review horay ini, di harapkan siswa menjadi antusias dalam mengikuti proses pembelajaran yang dapat membawa dampak pada peningkatan hasil belajar yang lebih baik kepada siswa Kelas VII.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti

“penerapan model pembelajaran course review horay dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tanjung Emas”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat penulis identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang di gunakan guru dalam proses pembelajaran adalah model konvensional

2. Siswa yang kurang memperhatikan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran.

3. Sebahagiaan siswa di saat di berikan kesempatan bertanya hanya siswa yang paham yang telihat aktif untuk mengajukan pertanyaan

4. Siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran, karena guru hanya terfokus kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran

5. Guru kurang memberikan apresiasi kepada siswa

6. Rendahnya hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VII

7. Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti belum menerapkan model course review horay

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu: penerapan model pembelajaran course review horay dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tanjung Emas.

(24)

10

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut: Apakah hasil belajar kognitif siswa dengan penerapan model pembelajaran course review horay lebih baik dari pada dengan model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tanjung Emas?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui apakah hasil belajar kognitif siswa dengan penerapan model pembelajaran course review horay lebih baik dari pada dengan model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tanjung Emas

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis sebagai bekal pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti yang nantinya bisa diterapkan di sekolah sebagai pendidik

2. Bagi guru di sekolah tempat penulis melakukan penelitian, untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penerapan model pembelajaran course review horay terutama pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti.

3. Bagi siswa, dengan adanya penerapan model pembelajaran course review horay terutama pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tanjung Emas menjadi lebih baik.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan pengertian oleh para pembaca, maka penulis perlu menjelaskan istilah- istilah yang terdapat dalam judul ini sebagai berikut:

Penerapan, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan. Penerapan

(25)

merupakan suatu kegiatan yang di praktekkan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Penerapan yang penulis maksud adalah penerapan model pembelajaran course review horay dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tanjung Emas.

Model pembelajaran course review horay adalah suatu model pembelajaran yang digunakan guru di dalam kelas untuk membuat siswa menjadi menyenangkan dalam kelas dan membuat kelas menjadi nyaman, karena apabila siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru benar, maka siswa yang lain akan mengucapkan

هّالل َناَحْبهس (

Subhaanallah) atau

هرَبْكَا هّ َالل

(Allahuakbar), dan bagi siswa yang menjawab salah maka mengucapkan

َمْي ِظَعْلا َالل هرِفْغَتْسَا

(Astagfirullahhal‟azim).

hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor. Jadi hasil belajar yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya dari segi kognitif. Nilai kognitif yang diharapkan dari siswa setelah menggunakan model course review horay dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti semakin meningkat.

Model pembelajaran konvensional adalah proses pembelajaran yang sering digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang diberikan dengan menggunakan metode ceramah, dan tanya jawab.

Jadi yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model pembelajaran course review horay dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tanjung Emas.

(26)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Model Pembelajaran Course Review Horay a. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Lestari & Yudhanegara (2015: 37) mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola interaksi antara siswa dan guru dalam kelas yang terdiri dari strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Strategi pembelajaran adalah perencanaan yang meliputi siasat dan kiat yang sengaja dibuat oleh guru berkenaan dengan persoalan pembelajaran, agar pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan.

Pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat beradaptasi dengan siswa. Metode pembelajaran adalah cara menyajikan materi yang masih bersifat umum. Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplemenatsikan suatu metode secara spesifik. Media pembelajaran adalah semua benda yang menjadi perantara dalam pembelajaran.

Menurut Joice dan Weil (dalam Rusman 2017: 244) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan- bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain.

Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

b. Ciri- ciri Model Pembelajaran

Model pembelajaran memiliki ciri- ciri sebagai berikut:

(27)

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu

2) Mempunyai misi dan tujuan tertentu, misalnya model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif

3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan belajar mengajar dikelas. Misalnya, model synectic dirancang untuk memperbaiki kreatifitas dalam pelajaran mengarang

4) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran Dampak tersebut meliputi: a) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur, dan b) dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya (Rusman, 2017: 244- 245).

Jadi ciri- ciri model pembelajaran adalah harus mempunyai misi tujuan tertentu, model yang di kembangkan dan di rancang untuk mengembangkan proses berfikir induktif dan harus membuat persiapan sebelum mengajar.

c. Pengertian Course Review Horay

Menurut Huda (2013: 229) model pembelajaran course review horay (CRH) merupakan metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan berteriak

“horee!!” atau yel-yel lainnya yang disukai.

Menurut Hamid (2013) course review horay adalah suatu strategi yang menyenangkan, karena peserta didik diajak bermain sambil belajar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan secara menarik oleh guru (Nahar, 2016: 50).

Model pembelajaran course review horay merupakan kegiatan belajar mengajar dengan cara mengelompokkan peserta didik

(28)

14

kedalam kelompok- kelompok kecil . Model pembelajaran course review horay merupakan suatu pembelajaran pengujian terhadap pemahaman konsep peserta didik kartu atau kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya (Shoimin, 2017: 54).

Model course review horay ini merupakan suatu model pembelajaran yang dapat membuat siswa belajar dengan menyenangkan, serius dan bisa fokus dalam belajar sehingga materi yang disampaikan guru dapat dipahaminya.

Menurut Dessy Anggraeni (2011) pembelajaran course review horay adalah salah satu pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar. Pembelajaran course review horay di cirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan positif di antara sesama siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan keterampilan bekerjasama. Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari konsep- konsep belajar, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal (Aksiwi , 2014: 39).

Model pembelajaran course review horay merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar materi pendidikam agama Islam sesuai kurikulum 2013.

Pengembangan tersebut meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, buku ajar, lembar kerja siswa, model pembelajaran dan evaluasi pembelajaran sehingga mendapat penilaian kategori layak di pakai berdasarkan kevalidan, nilai praktis dan dari sisi efektifias sebagai media dalam menyampaikan bahan ajar (Ridho, 2018: 75-76).

Model pembelajaran course review horay dapat di artikan sebagai model pembelajaran yang memungkinkan para siswa saling

(29)

bertukar informasi dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil. Setelah mendapatkan materi pokok dari guru, siswa di bagi ke dalam kelompok-kelompok kecil, dimana mereka akan melakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan dari guru.

Kelompok-kelompok ini akan saling berkompetisi untuk mendapat poin tertinggi (Sari, 2018: 2).

Model pembelajaran course review horay ini juga merupakan suatu model pembelajaran yang dapat di gunakan guru untuk mengubah suasana pembelajaran di dalam kelas dengan lebih menyenangkan, sehingga siswa merasa lebih tertarik. Model pembelajaran ini di desain untuk menguji pemahaman siswa dengan menggunakan strategi games, jika siswa mampu menjawab benar maka siswa akan berteriak horay (Kurniawati, 2018: 42).

Strategi pembelajaran course review horay adalah salah satu pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar. Strategi pembelajaran ini merupakan cara belajar- mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang di ajarkan guru dengan menyelesaikan soal-soal. Dalam aplikasinya strategi pembelajaran course review horay tidak hanya menginginkan siswa untuk belajar keterampilan dan isi akademik (Harianto, 2013: 404).

Strategi pembelajaran course review horay juga melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademik siswa. Strategi pembelajaran course review horay di cirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif di antara sesama siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan keterampilan bekerjasama antar kelompok.

Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep belajar, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat

(30)

16

mencapai hasil belajar yang maksimal. Pada strategi pembelajaran course review horay aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa (Harianto, 2013: 404).

Menurut Arritia (2012: 21) course reviw horay akan memberi pengaruh yang baik dan akan meningkatkan hasil belajar siswa karena banyak kata horay yang di peroleh dari penguasaan materi belajar yang di miliki oleh siswa dengan cara berhasil menjawab soal-soal yang telah di berikan oleh guru. Di samping itu course review horay juga akan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak terlupakan sehingga akan di ingat siswa atas keberhasilannya dan kemampuan atas dirinya. Ini jelas akan meningkatkan hasil belajar yang akan mereka peroleh (Nurjannah:

316).

Melalui model pembelajaran course review horay di harapkan peserta didik dapat melatih dan menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok kecil. Sehingga sesuatu keadaan seseorang tidak akan berubah jika seseoraang tersebut tidaak mau berusaha . sebagaimana firman Allah dalam QS. Ar- Ra‟d: 11

…..





















...



11. ….Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…..

Model course review horay adalah model pembelajaran yang digunakan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran, yang dapat membuat siswa menjadi menyenangkan, mengasyikkan serta kondisi kelas menjadi kondusif karena bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar maka siswa yang lain akan berteriak horee atau yel- yel lain yang telah disepakati oleh guru dan siswa. Course review horay setelah penulis modifikasi adalah menggunakan yel- yel yaitu dengan mengucapkan ه ّالل َناَحْبهس (Subhaanallah) atau

(31)

هرَبْكَا هّ َالل (Allahuakbar), tetapi jika siswa salah dalam menjawab pertanyaan dari guru maka mengucapkan َمْيِظَعْلا َاللهرِفْغَتْسَا (Astagfirullahhal‟azim) secara bersama- sama.

d. Kelebihan dan Kekurangan Course Review Horay 1) Kelebihan Course Review Horay

Kelebihan model pembelajaran course review horay adalah sebagai berikut : pembelajarannya menarik dan mendorong siswa untuk dapat terjun ke dalamnya, siswa lebih semangat belajar, suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan, dan melatih kerjasama antar siswa (Faradita, 2017: 191).

Kelebihan metode course review horay adalah sebagai berikut:

a) Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk dapat terjun kedalamnya

b) Metode yang tidak menonton karena diselingi dengan hiburan, sehingga suasana tidak menegangkan

c) Semangat belajar yang meningkat karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan

d) Skill kerja sama antar siswa yang semakin terlatih (Huda, 2013: 231)

Sedangkan kelebihan course review horay menurut Aris Shoimin (2017: 55) adalah sebagai berikut

a) Menarik sehingga mendorong peserta didik terlibat di dalamnya

b) Tidak menonton karena diselingi hiburan sehingga suasana tidak menegangkan

c) Peserta didik lebih semangat belajar d) Melatih kerja sama

Kelebihan dari model course review horay ini adalah pembelajaran menjadi sangat menarik, dapat mendorong siswa

(32)

18

terlibat langsung kedalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Kondisi belajar lebih kondusif dan dapat meningkatkan antusias siswa terhadap proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti sehingga membuat kelas menjadi lebih semangat dan menyenangkan.

2) Kekurangan Course Review Horay

Kekurangan metode course review horay adalah sebagai berikut:

a) Penyamarataan nilai antar siswa yang pasif dan aktif b) Adanya peluang untuk curang

c) Beresiko mengganggu suasana belajar kelas yang lain (Huda, 2013: 231).

Jadi kekurangan dari menggunakan model course review horay dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti adalah adanya kemungkinan siswa untuk mencontoh atau mencontek jawaban dari temannya dan guru menjadi tidak memperhatikan seluruh siswa di depannya di karenakan hanya terfokus kepada soal yang dibacakan di depan kelas.

e. Langkah- Langkah Course Review Horay

Langkah- langkah course review horay adalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2) Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi 3) Memberikan kesempatan kepada siswa tanya jawab

4) Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing- masing siswa

5) Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda silang (x)

(33)

6) Siswa yang sudah mendapatkan tanda (√) vertical, horizontal atau diagonal harus berteriak horay atau yel- yel lainnya (Uno, 2013:126).

Sedangkan menurut Huda (2013: 230- 231), langkah- langkah course review horay adalah sebagai berikut:

a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b) Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik dengan tanya jawab

c) Guru membagi siswa dalam kelompok- kelompok

d) Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan guru

e) Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru

f) Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa di tulis di dalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi

g) Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, siswa memberi tanda check list (√) dan langsung berteriak horee atau menyanyikan yel- yelnya

h) Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horee

i) Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi atau yang paling sering memperoleh horee.

Jadi langkah- langkah model course review horay setelah penulis modifikasi adalah sebagai berikut:

(1) Kegiatan Pendahuluan:

(a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai (b) Guru membagi siswa dalam kelompok- kelompok (2) Kegiatan Inti

(34)

20

(a) Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi

(b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab

(c) Guru meminta masing- masing kelompok untuk membuat beberapa kolom, kolom tersebut kemudian diisi dengan nomor secara acak seperti secara vertikal ataupun secara horizontal

(d) Guru membaca soal secara acak

(e) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan

(f) Guru menyuruh siswa untuk menulis jawaban di dalam kertas kolom jawaban

(g) Guru memerintahkan siswa untuk menukarkan lembar jawaban dengan kelompok lain

(h) Guru mengoreksi jawaban secara bersama- sama, guru meminta kepada masing- masing untuk membacakan jawaban dari kelompok secara bergantian

(i) Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, maka kelompok yang menjawab benar memberi tanda check list (˅) terhadap jawaban temannya dan kelompok yang benar langsung mengucapkan Subhanallah atau Allahuakbar secara bersama- sama dengan di pimpin oleh ketua kelompok

(j) Jika jawaban salah maka kelompok tersebut memberi tanda (X) dan langsung mengucapkan Astagfirullahhal‟azim secara bersama- sama dengan di pimpin oleh ketua kelompok

(3) Kegiatan Penutup

Guru memberikan hadiah kepada siswa yang banyak mendapatkan tanda check list (˅) atau teriakan هّالل َناَحْبهس (Subhaanallah) atau هرَبْكَا هّ َالل (Allahuakbar).

(35)

2. Psikologi Perkembangan Anak

a. Pengertian Psikologi Perkembangan Anak

Psikologi perkembangan adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor- faktor yang membentuk perilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia (Jahja, 2011:23).

Psikologi perkembangan adalah salah satu bidang psikologi yang memfokuskan kajian atau pembahasannya mengenai perubahan tingkah laku dan proses perkembangan dari masa konsepsi (pranatal) sampai mati (Yusuf, 2009:3).

Jadi psikologi perkembangan anak adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia yang di mulai sejak terbentuknya manusia sampai meninggal dunia.

b. Fase- Fase Perkembangan

1) Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Konsep Tugas Perkembangan

a) Masa bayi dan kanak- kanak (infancy and early childhood):

umur 0- 6 tahun

b) Masa sekolah atau pertengahan kanak- kanak (middle childhood): umur 6- 12 tahun

c) Masa remaja (adolescence) : umur 12- 18 tahun

d) Masa awal dewasa (early adulthood): umur 18- 30 tahun e) Masa dewasa pertengahan (middle age) : umur 30- 50 tahun f) Masa tua (later maturity) : 50 tahun ke atas (Desmita, 2009:

25).

2) Periodesasi Perkembangan Menurut Konsep Islam a) Periode pra- konsepsi

Yaitu perkembangan manusia sebelum masa pembuahan sperma dan ovum. Meskipun pada periode ini wujud manusia

(36)

22

belum berbentuk, tetapi perlu di kemukakan bahwa hal ini berkaitan dengan bibit manusia, yang akan mempengaruhi kualitas generasi yang akan di lahirkan kelak.

b) Periode pra- natal

Yaitu periode perkembangan manusia yang di mulai dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran

(1) Fase nuthfah (zigot) dimulai sejak pembuahan sampai usia 40 hari dalam kandungan

(2) Fase „alaqah (emrio) selama 40 hari (3) Fase mjudhghah (janin) selama 4 hari

(4) Fase ;penipuan ruh ke dalam jasad janin dalam kandungan setelah genap berusia dalam 4 bulan.

c) Periode kelahiran sampai meninggal dunia yang terdiri dari beberapa fase:

(1) Fase neo- natus, mulai dari kelahiran sampai kira- kira minggu keempat

(2) Fase al- thifl (kanak- kanak), mulai dari usia 1 bulan sampai usia sekitar 7 tahun

(3) Fase tamyiz, yaitu fase di mana anak mulai mampu membedakan yang baik dengan yang buruk, yang benar dan yang salah. Fase ini dimulai sekitar usia 7 sampai 12 atau 13 tahun

(4) Fase baligh, yaitu fase di mana usia anak telah mencapai usia muda, yang di tandai dengan mimpi bagi laki- laki dan haid bagi perempuan. Fase ini di mulai usia sekitar 15 sampai 40 tahun

(5) Fase kearifan dan kebijakan, yaitu fase di mana seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional, moral, spritual dan agama secara mendalam. Fase ini di mulai usia 40 tahun sampai meninggal dunia.

(37)

(6) Fase kematian, yaitu fase di mana nyawa telah hilang dari jasad manuisa. Fase kematian ini di awali dengan adanya naza‟ yaitu awal pencabutan nyawa oleh malaikat izrail.

(Desmita, 2009: 25- 26).

c. Aspek- Aspek Perkembangan 1) Perkembangan Aspek Fisik

Perkembangan fisik atau yang di sebut juga pertumbuhan biologi meliputi perubahan- perubahan dalam tubuh (seperti:

pertumbuhan otak, sistem saraf, organ- organ indra pertambahan tinggi dan berat dan lain- lain) dan perubahan.

2) Perkembangan Aspek Kognitif

Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berakiatan dengan pengertian (pengetahuan) yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya (Desmita, 2009: 34).

d. Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah (SMP)

Menurut Desmita (2009: 36- 37) Anak sekolah usia menengah pertama (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10- 14 tahun). Adapun karakteristik pada anak usia SMP ini, yaitu:

1) Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan 2) Mulai timbulnya ciri- ciri seks sekunder

3) Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua

4) Reaksi dan ekspresi emosi masih labil

5) Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial

6) Kecenderungan minat dan pilihan karir relatif sudah lebih jelas Adapun karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru diharapkan untuk:

(38)

24

a) Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa ;pria dan wanita ketika membahas topik- topik yang berkenaan dengan anatomo dan fisiologi

b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui kegiatan- kegiatan yang positif

c) Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil

d) Meningkatkan kerja sama dengan orangtua masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa

e) Tampil menjadi teladan yang baik bagi siswa

f) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.

3. Model Konvensional

Menurut Djafar dalam (Ibrahim, 2017: 202) pembelajaran konvensional dilakukan dengan satu arah. Dalam pembelajaran ini peserta didik sekaligus mengerjakan dua kegiatan yaitu mendengarkan dan mencatat. Ruseffendi dalam (Ibrahim, 2017: 202) pembelajaran konvensional pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hafalan dari pada pengertian, menekankan pada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil dari pada proses, dan pengajaran berpusat pada guru.

Menurut Nasution (2000: 209) pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang berorientasi pada guru dimana, siswa hanya menerima saja apa yang dikatakan guru tanpa berusaha sendiri atau mandiri. Pembelajaran konvensional merupakan suatu istilah dalam pembelajaran yang biasanya diterapkan dalam proses pembelajaran sehari-hari.

Dalam pembelajaran konvensional ini siswa tidak banyak ikut serta, artinya siswa hanya sebagai objek belajar.Dalam pembelajaran ini guru lebih aktif dari pada siswa sehingga, komunikasi dalam pembelajaran ini hanya terpusat pada satu arah saja. Padahal,

(39)

sesungguhnya pembelajaran yang diharapkan pada era ini adalah terpusat pada banyak arah baik antara guru dengan siswa maunpun siswa dengan siswa.

Metode konvensional yang biasa digunakan adalah:

a. Ceramah

Menurut Sinarno Surakhmad dalam Suryobroto yang dimaksud dengan ceramah sebagai metode pengajaran adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswa dikelas.

b. Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran yang harus dijawab, terutama dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta didik kepada guru.

Menurut Nasution (2000: 210) pembelajaran konvensional memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Tujuan tidak dirumuskan secara spesifik ke dalam kelakuan yang dapat diukur.

2) Bahan pelajaran diberikan kepada kelompok atau kelas secara keseluruhan tanpa memperhatikan siswa secara individual.

3) Bahan pelajaran umumnya berbentuk ceramah, kuliah, tugas tertulis, dan media lain menurut pertimbangan guru.

4) Berorientasi pada kegiatan guru dan mengutamakan kegiatan belajar.

5) Siswa kebanyakan bersikap pasif mendengarkan uraian guru.

6) Semua siswa harus belajar menurut kecepatan guru.

7) Penguatan umumnya dilakukan setelah dilakukannya ulangan atau ujian.

8) Keberhasilan belajar pada umumnya dilakukan guru secara subjektif.

9) Pengajar umumnya sebagai penyebar dan penyalur informasi utama.

(40)

26

10) Siswa biasanya mengikuti beberapa tes atau ulangan mengenai bahan yang dipelajari dan berdasarkan angka hasil tes atau ulangan itulah nilai rapor yang diisikan.

Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran konvensional di atas dapat terlihat bahwa pembelajaran konvensional yang berlangsung antara guru dengan siswa hanya satu arah. Siswa cenderung mengikuti semua yang diajarkan oleh guru yang pada akhirnya siswa merasa tergantung dengan materi yang diberikan oleh guru. Jadi, pembelajaran konvensional merupakan suatu pembelajaran dimana, guru lebih mendominasi dari pada siswa sehingga, siswa terlihat pasif akibatnya pembelajaran terlihat monoton.

4. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Fiteriani (2017: 13) belajar dapat di artikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Thursan Hakim yang di kutip oleh Hamdani mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain.

Hasil belajar merupakan suatu prestasi yang ingin dicapai seseorang mengikuti proses belajar dan pembelajaran, sedangkan hakikat dan proses belajar mengajar adalah terjadi suatu proses yang dapat merubah tingkah laku dalam diri siswa sendiri. Menurut Sudjana Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah siswa yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Rasyid, 2007: 68).

(41)

Menurut Mulyono Abdurrahman (2003 : 37-38) dalam jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar bahwa, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar tersebut.Umumnya, hasil belajar dijadikan ukuran atau kriteria oleh guru untuk menilai pencapaian suatu tujuan pembelajaran yang dilakukannya. Biasanya guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran telah menetapkan tujuan belajar dan anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional tersebut.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa hasil belajar menggambarkan kualitas proses belajar yang telah berlangsung.

Melalui hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru dan siswa itu sendiri, bagaimana dan sampai dimana penguasaan bahan serta kemampuan yang dicapai siswa tentang materi yang diberikan.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti. Agar dapat mencapai hasil belajar secara optimal baik dalam pengetahuan maka dalam memilih model pembelajaran harus benar dan tepat.

b. Ranah Hasil Belajar

Menurut Benyamin S.Bloom dalam Anas (2001 :49) juga mengemukakan mengenai hasil belajar yaitu tujuan pendidikan mengacu pada 3 ranah yaitu Ranah proses berfikir (Cognitif Domain), ranah sikap (Affective Domain), dan ranah keterampilan (Psychomotor Domain).

Secara garis besar hasil belajar di klasifikasikan oleh Benyamin Bloom dalam Nana menjadi 3 ranah yaitu:

1) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, anlisis, sintesis dan evaluasi.

(42)

28

2) Ranah Efektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian,organisasi dan internalisasi.

3) Ranah Psikomotor

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek yakni : gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan pengalaman terhadap aktivitas pembelajaran (Anas, 2001 :49).

Ketiga ranah ini harus di evaluasi secara seimbang, penekanan salah satu ranah saja dapat mempengaruhi proses dan kualitas pembelajaran. Hasil belajar yang akan di amati dalam penelitian ini adalah hasil belajar aspek kogitif berupa tes, jenis tes yang akan digunakan adalah tes essay.

Sebelum kita ketahui hasil belajar siswa dari pelaksanaan model pembelajaran tersebut ada beberapa hal penyebab rendahnya hasil belajar antara lain:

a) Kurangnya pengawasan dari orang tua b) Kurangnya pengetahuan guru

c) Kurangnya minat anak

d) Model pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat

Oleh sebab itu makanya seorang guru mencari model pembelajaran yang relevan dengan mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti , yaitu dengan cara menggunakan model pembelajaran course review horay.

Dengan demikian dapat di ketahui bahwa hasil belajar merupakan indikator keberhasilan seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan perubahan yang didapat setelah melakukan kegiatan belajar yang meliputi penguasaan terhadap ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Jadi hasil belajar

(43)

yang penulis maksud adalah hasil belajar kognitif siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Emas.

5. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamlakan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengarahan atau latihan dengan memerhatikan tuntutan untuk menghormati agam lain dalam hubungan kerukunan anatr umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan kesatuan nasional (Hawi, 2013: 19) Jadi, dengan pendidikan agama tersebut akan membentuk pribadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Menurut Shaleh (2005: 37) pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya:

kitab suci Al- qur‟an dan hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Di barengi tuntutan untuk menghormati penganut agam dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa.

H.M. Arifin mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah

“ membina dan mendasari kehidupan anak dengan nilai-nilai syari‟at Islam secara benar sesuai dengan pengetahuan Agama. Sedangkan Imam al-Ghazali berpendapat bahwa tujuan Pendidikan Islam yang paling utama adalah“ beribadah dan bertaqarrub kepada Allah, dan kesempurnaan insani yang tujuannya kebaikan dunia dan akhirat”

(Hawi, 2013:20).

6. Kompetensi Inti (KI) , Kompetensi Dasar (KD) dan Materi a. Kompetensi Inti

KI-1

KI- 2

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

(44)

30

tanggung jawab, peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI- 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.

KI- 4 Mencoba,mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

b. Kompetensi Dasar

2.11 Meneladani perjuangan Nabi Muhammad Saw periode Makkah

4.11 Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw periode Makkah

c. Materi

1. Kehadiran Sang Kekasih Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad saw. lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Nabi Muhammad saw. lahir dalam keadaan yatim. Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib wafat saat Nabi Muhammad saw. Masih berusia 6 bulan di dalam kandungan ibunya, Siti Aminah. Saat bayi, Nabi Muhammad saw. Di asuh oleh Halimah Sa„diyah dari Bani Saad, Kabilah Hawazin. Di perkampungan bani Saad inilah Nabi diasuh dan dibesarkan sampai usia 5 tahun. Saat Nabi

Gambar

Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase ketuntasan nilai ulangan  harian siswa kelas VII masih berada dibawah kriteria ketuntasan minimal  (KKM), KKM belajar pendidikan agama Islam adalah 75
Tabel 3.1  Rancangan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

9) Mengevaluasi hasil belajar ( evaluation of performance ).. Kegiatan belajar adalah interaksi antara pengajar dan siswa, interaksi antara siswa dan media instruksional.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa hal meliputi besaran biaya medik langsung pasien Diabetes Melitus dilihat dari perspektif RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta,

2.  Dapat  menjadi  acuan  dalam  meningkatkan  citra  seragam  Batik  khas  Kota  Batu  dikalangan  warganya  sendiri,  untuk  diharapkan  memiliki  banyak 

Citra di dalam politik sebenarnya lebih dari sekedar strategi untuk menampilkan kandidat kepada para pemilih.Tetapi juga berkaitan dengan kesan yang dimiliki oleh

Menyampaikan Surat Lamaran unfuk mengikuti proses seleksi Kelompk Ke[a Unit Layanan Pengadaan Kabupati:n Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2017 yang dilampid Cuniculum

DIMENSI RENCANA BISNIS (BUSINESS PLAN) PERENCANAAN BISNIS (BUSINESS PLANNING) Waktu Pembentukkan organisasi baru (organisasi, produk, ataupun jasa) Pengembangan

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kualitas pelayanan kesehatan poliklinik adalah tingkat baik buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas rumah

Material processes, Imperative mood, temporal conjunction, Generalized human