• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG

PENERAPAN APLIKASI DIGITAL PADA JUAL BELI SAMPAH PLASTIK DAN PRODUKSI KOMPOS DARI LIMBAH ORGANIK SKALA

RUMAH TANGGA DI KELURAHAN RAJABASA, BANDAR LAMPUNG

Oleh:

TIM PELAKSANA

Yessi Mulyani, S.T., M.T /0026127304 Ketua Wahyu Eko Sulistiono, S.T., M.T. /0001127406 Anggota Dr. Herti Utami, S.T., M. T. /0009127102 Anggota Dr., Dra.Ilim, M.S. /0025056505 Anggota

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

2021

(2)

\ .t

8002[0€66I0t

'Y'g'(

uBp

00zzr r

000z9zztt

dlN Isse L6t S

.J'W.J

3nle)

IZ0Z raqureldes rupuBg 9

8IIUN

TI'IB YdIC

:

LOZ9L69

:

Blrur): 'S'hi'urII'erg

'';q:

98L9LA9

:

Blurlx

rytr}Iel: I1roH'rO: orureln *I'S 'I"W

{952999-:.

€{psu}-roJul ryIDI3I

:

'J'I

*I'S'ouopsgng ndqeg t o:19:

pr'oe?lrun'8ue@rue,,(lnultsse,(

:

Lt8L09LLtl80

:

80zter9

:

e)ll1?{uroJul

{lu{eJ

:

roqaT

:

I'ntr''I'S'puA1n4,(ssal

:

4ndnd lnpo.rd

1pe[ueul pdep

>pue8ro

qeqql

sodruol pep rs4npordruaru

sasord vyas'auoqdu.tous

eped lsagldu

uu8uep

FIFIp

foloqel

pnf rlsq qudures {pseld lnlun Euep rnup >1pse1d pdup ru>ptuetrr

sssor4

:

Eundruel JBpu€ff 'eseg

eleY

uBr{srnlsx e8Euzl 1p

tprung

ulqs

>yueE.rg qsqtul"I

rreg soduroy

200 sIIUN

(qeldng

"]nf

qnlnd

"nCI) -'000'000'02

:

d1{

uupt8sy e'te1g

u€lnqg:

uelur8eYeure'l

00 z r 0 e

l s

r e

hid N :

e.qndu

s

p., 1

y

6f$n 1

g,:,f$

ffiT:f

*, f

1Fe1 Eue,{

r#,IlX".}

;il}fl}

?rrcc Jequlns

tr

VINIS'C

1pnls ura6o.rd'q

deqEusletuuN'u (g) utoEBuV

YINIS'C rue.6ord'q OI rpnlg

dq8usleweSl'e

{7,}qoBBuY

YJNIS'3 OI 1prag ulerEord'q

fu$ualqulsN's (t) epEEuV

(pern-e) 1ams IPItrBIV

3 dHrorroN'3 YJNIS"P OI

1prus

ure$ord'o

puors8ung

uulrq"f 'q

@uqarIIBN'B

:?n}€x

rtllouo{a I?lsos }usJuul^\i

SNNdI{YA SYilSUSAINO N\TINCSNT}

IY}TYf,YTSY'{ Y{TYdfi{

I{IrIg{Y3)Nf,d Tft{EYSg3'Nf,d

TTYWYTYH

(3)

RINGKASAN

Sampah sudah menjadi masalah di berbagai kota termasuk di Kota Bandar Lampung. Salah satu langkah utama dalam pengelolaan sampah adalah sorting atau pemilahan. Sampah harus dipilah dan dibuang berdasarkan jenisnya agar pengelolaan sampah lebih mudah. Dalam mengatasi masalah sampah diperlukan edukasi terhadap masyarakat dalam hal ini Tim bekerja sama dengan mitra Komunitas Sahabat Lingkungan (KSL) Bandar Lampung. Untuk mengatasi permasalahan tersebut solusi yang ditawarkan oleh Tim Pengabdian adalah melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik yang diawali dari rumah tangga sebagai unit percontohan di tempat sasaran mitra di Kelurahan Raja Basa, Bandar Lampung. Penggunaan telepon genggam pintar sebagai media untuk mengajak masyarakat dalam berpatisipasi gerakan pengurangan penggunaan plastik. Aplikasi digital dapat dibuat untuk mempermudah dan membantu jual beli sampah plastik. Sedangkan untuk sampah organik dapat dikelola dan diolah dari sampah rumah tangga dengan membuatnya menjadi kompos. Melalui kegiatan Program Pengabdian Unggulan yang dilaksanakan mitra dapat melakukan pemilahan sampah yang tepat. Mitra juga dapat melakukan jual beli sampah plastik yang merupakan sampah anorganik secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan smartphone dengan aplikasi digital yaitu Aplikasi jual beli sampah dengan android, kemudian mitra dapat mengolah sampah organik menjadi kompos dengan bantuan peralatan dari Tim. Mitra Komunitas Sahabat Lingkungan dengan kemampuan mengolah sampah organik menjadi kompos dan melalui nilai jual sampah plastik dapat meningkatkan pendapatan ekonomi mitra.

Keywords: pemilahan sampah, aplikasi digital, kompos

(4)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat dan hidayahNya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir kegiatan pengabdian pada masyarakat Program Pengabdian Unggulan Unila TA 2021 dengan judul Penerapan Aplikasi Digital Pada Jual Beli Sampah Plastik Dan Produksi Kompos Dari Limbah Organik Skala Rumah Tangga di Kelurahan Raja Basa, Bandar Lampung yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh dana pengabdian dari DIPA BLU Unila. Penyusunan laporan pengabdian ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya bantuan dari semua pihak, baik instansi maupun perorangan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Menteri di Kemenristek Dikti 2. Bapak Rektor Universitas Lampung

3. Ibu Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A. selaku Ketua LPPM Unila

4. Bapak Prof. Suharno, M.Sc., Ph.D. selaku dekan Fakultas Teknik Unila 5. Bapak Kepala Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung

6. Bapak Kepala Desa Rajabasa,

7. Ibu-Ibu anggota Komunitas Sahabat Lingkungan, di Desa Rajabasa, Rajabasa, Bandar Lampung Penulis menyadari bahwa laporan akhir pengabdian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun di kesempatan yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga sumbangan pemikiran dalam pengabdian ini akan dapat bermanfaat. Terimakasih.

Bandar Lampung, 5 September 2021 Tim Pelaksana Pengabdian Unggulan Unila

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

Ringkasan iii

Prakata iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel vi

Daftar Gambar vii

Daftar Lampiran viii

BAB 1. PENDAHULUAN 1

1.1. Analisis Situasi 1

1.2. Permasalahan Mitra 7

1.3. Tujuan Kegiatan 7

1.4. Manfaat Kegiatan 8

BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN 10

2.1. Solusi Yang Ditawarkan 10

2.2. Target Luaran yang Dihasilkan 11

BAB 3. METODE PELAKSANAAN 3.1. Metode Kegiatan Pengabdian 3.2. Pelaksanaan Program Pengabdian

BAB 4. PERSONALIA PELAKSANA DAN KEAHLIAN BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pelatihan Pembuatan Produk Kompos

5.2. Pelatihan Cara Penggunaan Aplikasi Digital pada Jual Beli Sampah 5.3. Evaluasi Kegiatan

12 12 13 17 20 20 24 26

(6)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

6.2. Saran

31 31 28

DAFTAR PUSTAKA 32

LAMPIRAN 33

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. TaTarget Capaian Luaran 11

Tabel 2. Aktivitas Program Implementasi Kegiatan Pengabdian 12 Tabel 3. Kerangka Pemecahan Masalah dan Evaluasi 14 Tabel 4. Kedudukan Tim Dalam Pelaksana Pengabdian Unggulan 17

Tabel 5. Kriteria Keberhasilan Kegiatan 25

Tabel 6. Komposisi Indikator pada Tes Awal dan Tes Akhir 25

Tabel 7. Hasil Tes Awal 26

Tabel 8. Hasil Tes Akhir 27

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses pembuatan kompos 2

Gambar 2. Kemunitas Sahabat Lingkungan (KSL) Bandar Lampung (Dokumen Tim)

3 Gambar 3. Sampah organik dan sampah anorganikbercampur

di tempat pembuanga sampah daerah RajaBasa Bandar Lampung dan belum dipilah

5

Gambar 4. Kerangka Kerja Proses Scrum 6

Gambar 5. Roadmap Pengabdian 9

Gambar 6. Bagan struktur organisasi kegiatan pengabdian 16 Gambar 7. Persiapan untuk membuat kompos dengan membagikan

compos bag ke anggota KSL

19

Gambar 8. Compos bag yang dibagikan dapat mulai digunakan 20

Gambar 9. Praktek dan demo membuat kompos 20

Gambar 10 Anggota KSL praktek membuat kompos 21

Gambar 11 Praktek membuat kompos dilakukan pada saat pelatihan 21 Gambar 12 Anggota KSL saat pelatihan membuat kompos 22

Gambar 13 Hasil produk kompos 22

Gambar 14 Produk kompos dapat dipakai untuk tanaman masing- masing anggota

23

Gambar 15 Gambar 16 Gambar 17

Pelatihan penggunaan aplikasi digital jual beli sampah plastik

Peserta anggota KSL menyimak penjelasan oleh Tim Saat pelatihan juga terjadi diskusi tanya jawab

24 24 24

(9)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Sampah sudah menjadi masalah di berbagai kota termasuk di kota Bandar Lampung.

Permasalahan sampah seringkali menjadi keluhan dari masyarakat, mulai dari terlambatnya pengangkutan sampah yang menyebabkan bau yang tidak sedap sampai pada tercecernya sampah di luar area tempat penampungan sampah. Untuk menanggulangi permasalahan sampah di Kota Bandar Lampung, tidaklah pantas apabila membebankan pada Dinas Kebersihan Kota Bandar Lampung saja.

Pengelolaan sampah semakin hari menjadi semakin penting. Bagaimana tidak, setiap harinya rata-rata sampah yang diangkut ke TPA mengalami kenaikan dan sampah-sampah tersebut dapat menyebabkan penyakit, merusak ekosistem, bahkan turut mendatangkan bencana seperti banjir.

Dalam mengatasi sampah diperlukan edukasi terhadap masyarakat mengenai sampah secara umum. Untuk sampah anorganik khususnya sampah plastik diperlukan proses mendaur ulang sampah dengan cara mengumpulkan sampah agar dapat dijual ke pendaur ulang sampah sehingga perlu adanya sistem untuk semua kalangan agar terlibat dalam mengatasi masalah sampah plastik.

Saat ini kehidupan masyarakat, secara umum tidak terlepas dari telpon genggam pintar (smartphone), dan banyak aktifitas yang dapat dilakukan dengan telpon genggam mereka.

Penggunan telepon genggam pintar ini dapat menjadikan media untuk mengajak masyarakat dalam berpatisipasi gerakan pendaurulangan sampah atau limbah plastik. Aplikasi digital dapat dibuat untuk mempermudah dan membantu jual beli sampah plastik. Sedangkan untuk sampah organik dapat dikelola dan diolah dari sampah rumah tangga dengan membuatnya menjadi kompos. Dengan mengolahnya menjadik pupuk, produk pupuk ini dapat dijual juga dan diharapkan dapat pula terlaksana program pola hidup hijau dan lingkungan yang sehat.

Sampah organik rumah tangga, dibagi dua yaitu sampah organik hijau dan sampah dari hewan. Sampah organik hijau (sisa sayur mayur dari dapur). Contohnya adalah tangkai/daun singkong, pepaya, kangkung, bayam, kulit terong, wortel, labuh siam, ubi, singkong, kulit buah- buahan, nanas, pisang, nangka, daun pisang, semangka, ampas kelapa, sisa sayur/ lauk pauk, dan

(10)

sampah dari kebun (rumput, daun-daun kering/basah). Sampah organik hewan yang dapat dimakan seperti ikan, udang, ayam, daging, telur dan sejenisnya. Sampah organik hijau dipisahkan dari sampah organik hewan agar kedua bahan ini bisa diproses tersendiri untuk dijadikan kompos. Sedangkan sampah anorganik sebagian dapat didaur ulang. Sampah anorganik yang dapat didaur ulang misalnya: kemasan-kemasan plastik untuk dijadikan tas, botol plastik bekas dapat dibuat menjadi tutup gelas, gelas plastik bekas dapat dibuat pot-pot tanaman.

Yang lainnya berupa sampah bersih misalnya karton, kardus, plastik-plastik kemasan makanan, kantong-kantong plastik, koran, majalah, kertas-kertas, dan sebagainya. Sampah yang sekiranya dapat didaur ulang ini dapat dijual sebagai bahan daur ulang misalnya plastik. Sampah yang benar-benar kotor dan kita tidak bisa mendaur ulang, sampah inilah yang dibuang dalam bak sampah.

Pengomposan pada dasarnya merupakan upaya mengaktifkan kegiatan mikrobia agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Yang dimaksud mikrobia disini bakteri, fungi dan jasad renik lainnya. Bahan organik disini merupakan bahan untuk baku kompos ialah jerami, sampah kota, limbah pertanian, kotoran hewan/ ternak dan sebagainya.

Keuntungan kompos antara lain adalah lebih ramah lingkungan, tidak merugikan kesehatan dan mencemari lingkungan, Selain itu bahan mudah didapat, selalu tersedia setiap hari dan tentunya tidak perlu membeli dan cara membuatnya sederhana, tidak memerlukan peralatan canggih ataupun mahal. Dan dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan jumlah makhluk hidup (mikroba) di dalam tanah yang mampu membantu pertumbuhan tanaman (Samekto, R.,2006).

Proses pembuatan kompos dapat menggunakan alat seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses pembuatan kompos

(11)

Di Bandar Lampung, terdapat Komunitas Sahabat Lingkungan (KSL) yang memiliki kegiatan peduli lingkungan salah satunya pemilahan sampah. Di sini kita bisa melihat proses pemilahan sampah secara sederhana sudah menjadi kebiasaan setiap anggota kelompok. Namun kegiatan ini akan berakhir sia-sia di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) maka sampah-sampah itu akan tercampur kembali jika tidak ada upaya lebih lanjut. Seperti pada Gambar 1 dapat kita lihat bahwa pada pembuangan sampah penuh dengan sampah yang bercampur antara sampah organik dan sampah an organik. Mitra KSL ini memilah sampah sekedarnya saja, hanya sampah yang kiranya dapat diberikan kepada pemulung atau dijual kembali yang mereka sisihkan, namun sisanya belum termanfaatkan.

Gambar 2. Kemunitas Sahabat Lingkungan (KSL) Bandar Lampung (Dokumen Tim) Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Tim Pengusul program pengabdian Unggulan Unila pada bulan Januari 2021, belum ada kegiatan lebih lanjut soal pemanfaatan sampah baik sampah organik maupun sampah anorganik yang berupa plastik ini bagi mitra KSL. Mengingat hal itu, kegiatan ini akan berkonsentrasi pada tindak lanjut pada pemilahan sampah plastik yang merupakan sampah anorganik, serta tindak lanjut pada pengolahan sampah organik menjadi produk yang lebih bermanfaat yaitu kompos.

Kegiatan ini dapat dikembangkan di rumah dan bisa menjadi nilai tambah atau bisa meningkatkan perekonomian rumah tangga, dikarenakan dengan melonjaknya harga pupuk dipasaran dan semakin susahnya untuk mendapatkan pupuk yang murah bagi masyarakat, mampu membuat sampah bernilai produktif, serta mengurangi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

(12)

Dalam pengolahan kompos ini, diperlukan peran masyarakat dalam hal ini mitra KSL yang beranggotakan para Ibu rumah tangga Budaya ini lebih efektif bila dimulai dari rumah tangga, yaitu menumbuhkan kebiasaan untuk memisahkan sampah kering (non-organik) dan sampah basah (organik). Sampah tersebut harus dipisahkan karena kedua sampah tersebut pemanfaatannya berbeda. Sampah kering bisa didaur ulang menjadi berbagai macam barang, sedangkan sampah organik bisa dimanfaatkan menjadi kompos dan pupuk cair. Pupuk yang dihasilkan dari sampah organik ini biasa disebut dengan pupuk organik. Selain menyehatkan lingkungan, keunggulan lain dari pupuk organik ini adalah dapat membantu revitalisasi produktivitas tanah.

Salah satu langkah utama dalam pengelolaan sampah adalah sorting atau pemilahan.

Sampah harus dipilah dan dibuang berdasarkan jenisnya agar pengelolaan sampah lebih mudah.

Menurut jenisnya, yang pertama ada sampah organik. Sampah organik mencakup sampah- sampah alami seperti dedaunan, ranting pohon, dan sisa makanan. Sampah organik mudah terurai di alam. Selain itu sampah organik juga dapat bermanfaat untuk bahan pembuatan pupuk kompos.

Jenis yang kedua adalah sampah anorganik, contohnya adalah plastik, kaleng, styrofoam, dan sebagainya. Berbeda dengan sampah organik, bahan anorganik yang rata-rata merupakan benda yang diciptakan oleh mesin sangat sulit terurai, bahkan sampah seperti plastik baru dapat terurai di tanah selama ratusan tahun, dan sebelum terurai plastik tersebut dapat turut merusak lingkungan. Oleh karena itu, sampah anorganik harus dipisahkan dari jenis sampah lainnya dan didaur ulang (https://smartcity.jakarta.go.id). Pengelolaan sampah juga dapat dilakukan dengan prisnsip 3R (Reuse Reduce Recycle). Pengelolaan sampah dengan sistem 3R bisa dicoba oleh setiap orang dan kapan saja. Sebab menangani sampah dengan prinsip 3R hanya membutuhkan meluangkan waktu dan kepedulian akan timbulnya penyakit dari sampah (https://www.bulelengkab.go.id ).

Permasalahan sampah merupakan permasalahan, yang dapat dikatakan dari masyarakat dan berakibat pada masyarakat. Untuk itu peran serta dari seluruh elemen masyarakat perlu untuk digalakkan. Tak mudah mengajak masyarakat untuk membangun kebiasaan mengelola sampah sejak dari rumah masing-masing dan biasanya urusan pembuangan sampah hanya diserahkan pada dinas kebersihan kota.

(13)

Gambar 3. Sampah organik dan sampah anorganik bercampur di tempat pembuanga sampah daerah RajaBasa Bandar Lampung dan belum dipilah. (Dokumen: Tim) Pada pemecahan masalah untuk mempermudah jual beli sampah plastik maka dapat dibuat aplikasi digital jual beli Sampah. Pengembangan aplikasi transaksi jual beli sampah plastik dapat menggunakan metode pengembangan perangkat lunak Agile Development Scrum.

Penggunaan Agile Development dengan metodologi scrum dapat mengurangi penumpukan dokumen, dan aplikasi yang dihasilkan dapat langsung disesuaikan ketika ada perubahan. Agile Development merupakan sebuah konsep dari pengembangan aplikasi yang memiliki sifat cepat dalam pengerjaan dan merespon perubahan yang diminta oleh klien, dan secara aktif dan terlibat dalam proses pembuatan. Sehingga perangakat lunak yang dihasilkan merupakan hasil dari setiap pihak yang terlibat. Scrum merupakan salah satu dari model pengembangan agile yang merupakan kerangka kerja yang digunakan dalam menjawab persoalan kompleks dengan menambah kerativitas dan produktivitas dalam menghasilkan produk dengan nilai tambah setinggi mungkin.

Pada pemanfaatan sampah organik proses pembuatan kompos dapat dilakukan secara tradisional atau dengan menambahkan mikroorganisme. Untuk rumah tangga yang menghasilkan sampah basah sekitar 0,5- 2 kilogram per hari, dapat memilih cara tradisional. Untuk mengurangi bau bisa ditaburi limbah gergaji atau kompos yang sudah jadi. Jika dipakai mikroorganisme, biasanya dipakai bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) dan dalam dua minggu sampah sudah jadi kompos. (Juarnani, N., dkk, 2007)

(14)

Gambar 4. Kerangka Kerja Proses Scrum (Enalean, 2021)

Dari hasil observasi Tim pemilahan sampah yang dilakukan oleh mitra KSL BandarLampung ini masih belum dilakukan secara konsisten dan peralatan untuk menunjang kegiatan ini juga belum ada. Pada dasarnya untuk mitra ini sudah memiliki kemampuan untuk memilah sampah namun masih perlu bantuan dalam pengembangan proses selanjutnya. Mereka berkeinginan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan dapat memproses sampah organik menjadi kompos serta menjual produk pupuk ini. Dengan demikian diharapkan keuntungan yang diperoleh dari usaha jual beli sampah plastik dan menjual produk kompos ini akan diperoleh.

Selain itu, menurut keterangan mitra, sebenarnya ingin mencoba membuat pupuk sendiri tetapi masih belum mengetahui caranya. Oleh karena itu diperlukan informasi dan pengetahuan mengenai hal ini. Yang perlu dibenahi adalah bagaimana meningkatkan pengetahuan tentang pemilahan sampah, penerapan jual beli sampah plastik dengan aplikasi digital dan memproduksi kompos dari sampah organik bagi mereka.

Program Pengabdian Masyarakat Unggulan ini akan diarahkan pada peningkatan kemampuan penggunaan aplikasi digital yang dibuat agar mempermudah dalam proses jual beli sampah plastik serta produksi kompos dari limbah atau sampah organik rumah tangga. Dengan pemberian bantuan alat-alat yang menunjang proses produksi kompos ini akan mempermudah pemanfaatan sampah organik rumah tangga yang diproses menjadi kompos. Produk kompos ini diharapkan akan dapat dimanfaatkan dalam pemupukan tanaman sendiri atau dapat dijual sebagai pupuk kompos oleh mitra. Diharapkan dengan aplikasi digital yang mempermudah jual beli sampah plastik serta bantuan alat yang menunjang proses produksi kompos tersebut akan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga dan sampah plastik dapat

(15)

diperjual belikan dengan mudah serta sampah organiknya dapat diolah menjadi kompos. Dengan demikian akan ada tambahan keuntungan yang diperoleh mitra. Selain itu program kegiatan pengabdian juga diarahkan pada pengembangan produk kompos dengan memberikan pengetahuan, pelatihan dan praktek tentang pembuatan kompos dengan bahan baku dari limbah atau sampah organik di rumah tangga atau yang ada di sekitar kita. Mitra pengabdian menginginkan pengetahuan tentang hal ini dan karena selaras dengan tujuan yang baik maka kegiatan pengabdian memilih fokus dengan hal ini yaitu pengembangan aplikasi digital untuk memudahkan dalam proses jual beli sampah plastik yang merupakan sampah anorganik dan proses produksi kompos dari limbah atau sampah organik skala rumah tangga.

Demikian situasi yang terjadi pada mitra yang merupakan komunitas sahabat lingkungan Bandar Lampung. Mengingat urusan sampah itu adalah tanggung jawab kita bersama di semua kalangan maka penting untuk pengembangan usaha ini, agar dapat terwujud jika mitra kegiatan pengabdian ini bersinergi dengan perguruan tinggi. Dengan kegiatan ini diharapkan akan mengurangi sampah rumah tangga, menumbuhkan kreativitas, peluang usaha bagi masyarakat lebih meningkat dan juga mendukung pemerintahan daerah menyelesaikan permsalahan sampah di kota Bandarlampung.

1.2. Permasalahan Mitra

Setelah Tim Pengusul program kegiatan Pengabdian Masyarakat Unggulan Unila berdiskusi dan melakukan analisis situasi maka permasalahan mitra tersebut dapat diringkas sebagai berikut:

1) Mitra belum memiliki pengetahuan mengenai pemilahan sampah yang tepat.

2) Mitra belum melakukan jual beli sampah plastik yang merupakan sampah anorganik secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan gadget atau smartphone dengan aplikasi digital yaitu Aplikasi Bank Sampah dengan android.

3) Mitra tidak memiliki peralatan yang memadai untuk memproduksi pupuk kompos dari sampah organik. Permasalahan ini mendapatkan prioritas untuk memberikan kemudahan kepada mitra dalam melakukan proses produksi.

1.3. Tujuan Kegiatan

Tujuan spesifik kegiatan pengabdian kepada masyarakat Unggulan Unila ini adalah agar masyarakat melalui mitra komunitas sahabat lingkungan, Kota Bandar Lampung ini dapat

(16)

menerapkan aplikasi digital yang dapat diunduh di smartphone dan aplikasi ini dapat digunakan untuk jual beli sampah plastik yang dapat didaur ulang. Bersamaan dengan hal tersebut, mitra juga dapat memanfaatkan alat teknologi tepat guna seperangkat alat untuk proses produksi kompos. Pengetahuan dan kemampuan mitra juga meningkat dalam hal pemilahan sampah- sampah yang masih bisa dimanfaatkan baik sampah plastik maupun sampah organik. Selain itu upaya ini juga bertujuan untuk mengatasi permasalahan mitra dalam mengelola sampah rumah tangga yang cukup memberikan kontribusi dalam menumpuknya sampah di Tempat Penampungan Akhir (TPA).

1.4. Manfaat Kegiatan

Kegiatan pengabdian mengenai Penerapan Aplikasi Digital Pada Jual Beli Sampah Plastik dan Produksi Kompos Dari Sampah Organik Skala Rumah Tangga di Bandar Lampung ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Usaha mitra dalam pemilahan sampah rumah tangga dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menjual sampah plastik sebagai sampah anorganik yang dapat didaur ulang dengan menerapkan aplikasi digital pada smartphone.

2. Mitra mendapatkan pengetahuan dan pelatihan tentang pembuatan kompos berbahan baku sampah organik yang merupakan sampah basah dari rumah tangga.

3. Mitra dapat memproduksi kompos yang dapat dipakai sendiri untuk pupuk tanaman ataupun dijual untuk menambah penghasilan.

4. Produk mitra yaitu pupuk organik yang menyehatkan lingkungan dan membantu revitalisasi tanah.

5. Mitra dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh karena jual beli sampah plastik dipermudah dengan aplikasi digital dan produksi pupuk kompos lebih meningkat.

(17)

Roadmap Pengabdian ini dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini.

Gambar 5. Roadmap Pengabdian

(18)

BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN

2.1.Solusi yang Ditawarkan

Program pengabdian unggulan yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan hasil terbaik untuk masyarakat terutama bagi mitra yang mengikuti program ini. Setiap aktivitas yang dilakukan untuk penambahan nilai suatu produk dan jasa memerlukan unsur teknologi di dalamnya. Karena pengembangan teknologi yang berhubungan dengan produk dan fitur mendukung keseluruhan proses rantai nilai, sedangkan pengembangan teknologi lain dihubungkan dengan aktivitas utama dan pendukung tertentu.

Sebelum program ini dilaksanakan, akan disusun terlebih dahulu kerangka pemecahan masalah dan evaluasinya. Dari gambaran analisis situasi dan permasalahan yang dihadapi oleh mitra dan survey tim pengabdian pada khalayak sasaran. Masalah yang dihadapi mitra adalah belum mengetahui bagaimana proses pemilahan sampah yang tepat. Mitra juga belum melakukan jual beli sampah plastik yang merupakan sampah anorganik secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan gadget atau smartphone dengan aplikasi digital yaitu Aplikasi jual beli Sampah dengan android, selain itu mitra juga tidak memiliki peralatan yang memadai untuk memproduksi pupuk kompos dari sampah organik.

Berdasarkan analisis situasi dan permasalahan yang dihadapi oleh mitra serta studi pustaka, maka solusi yang ditawarkan oleh Tim Pengusul Pengabdian dalam permasalahan mitra lewat kegiatan Pengabdian Kepada Msayarakat Unggulan Unila ini adalah sebagai berikut:

1) Pemberian pengetahuan dalam hal pemilahan sampah yang tepat. Dalam hal ini mitra perlu diberikan informasi dan pengetahuan mengenai cara mengelola sampah baik sampah organik maupun sampah anorganik.

2) Pemberian bantuan cara menerapkan aplikasi digital jual beli sampah plastik kepada mitra.

3) Pemberian bantuan peralatan produksi kompos kepada mitra sehingga dapat mengolah sampah organik menjadi pupuk organik.

4) Pemberian pelatihan tentang implementasi tentang cara pembuatan pupuk organik dengan praktek secara langsung.

(19)

2.2 Target Luaran yang Dihasilkan

Luaran yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah:

1. Mitra mampu mengimplementasikan aplikasi digital dalam proses jual beli sampah plastik.

2. Peningkatan pengetahuan mitra mengenai pemilahan sampah anorganik dan sampah organik yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kompos.

3. Mitra mampu membuat kompos skala rumah tangga.

4. Tersedianya teknologi tepat guna yang bisa bermanfaat bagi kesejahteraan mitra khususnya yang berupa seperangkat alat untuk produksi kompos.

5. Laporan dan Publikasi ilmiah di Jurnal Pengabdian Masyarakat ”SAKAI SAMBAYAN”

LPPM Universitas Lampung

Target luaran yang diharapkan dari setiap solusi pemecahan masalah mitra disajikan pada Tabel 1 Tabel 1. Target Capaian Luaran

No. Jenis Luaran Indikator Capaian

Luaran Wajib

1. Publikasi ilmiah pada Jurnal ber ISSN/Prosiding ber ISBN

Accepted 2. Publikasi pada media masa cetak/online/repository PT Sudah terbit 3. Peningkatan daya saing (peningkatan kualitas, kuantitas,

serta nilai tambah barang, jasa, diversifikasi produk, atau sumber daya lainnya)

Ada yaitu produk kompos

4. Peningkatan penerapan iptek di masyarakat (mekanisasi, IT, dan manajemen)

Ada, yaitu penerapan aplikasi & membuat kompos

5. Perbaikan tata nilai masyarakat (seni budaya, sosial, politik, keamanan, ketentraman, pendidikan, kesehatan)

Ada Luaran Tambahan

1. Publikasi di Jurnal Internasional Tidak ada

2. Jasa; rekayasa sosial, metode atau sistem, produk/barang Ada

3. Inovasi baru TTG Belum ada

4. Hak kekayaan intelektual (Paten, Paten sederhana, Hak Cipta, Merek dagang, Rahasia dagang, Desain Produk Industri, Perlindungan Varietas Tanaman, Perlindungan Desain Topografi Sirkuit Terpadu)

Tidak ada

5. Buku ber ISBN Tidak ada

(20)

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Dari gambaran analisis situasi dan permasalahan yang dihadapi oleh mitra dan survey tim pengabdian pada khalayak sasaran mitra Komunitas sahabat Lingkungan Bandar Lampung adalah bagaimana memberi bekal pengetahuan dan pelatihan mengenai teknologi proses pembuatan kompos dari sampah organik dan mengimplementasikan aplikasi digital pada proses jual beli sampah plastik sebagai sampah anorganik. Jika mitra menerapkan hal ini maka usaha pemilahan sampahnya lebih berkembang dengan peningkatan produksi pupuk kompos skala rumah tangga dan juga kemudahan dalam jual beli sampah plastik yang dapat diteruskan ke proses daur ulang.

3.1. Metode Kegiatan Pengabdian

Metode kegiatan yang akan digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah metode Participatory Rural Approisal (PRA) yang melibatkan mitra dalam kegiatan secara keseluruhan.

Pelaksanaan kegiatan ini melalui penyuluhan, pelatihan dan demonstrasi serta evaluasi untuk melihat efektivitas program sehingga program akan tersosialisasi dengan baik serta efisien. Metode lainnya menggunakan istilah metode kaji tindak yang dalam hal ini meliputi demonstrasi dan pelatihan pembuatan kompos dengan seperangkat alat yang diberikan. Sasaran demonstrasi, penyuluhan dan pelatihan ditujukan pada mitra Komunitas Sahabat lingkungan, Bandar Lampung yang menjadi sasaran. Kegiatan yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Aktivitas Program Implementasi Kegiatan Pengabdian No. Jenis Kegiatan Aktivitas Partisipasi

Pelaksana

Keterangan 1. Persiapan

Kerjasama

Site visit ke mitra, KSL di Bandar Lampung

Tim Komunikasi

Berlanjut

2. Kerjasama dengan mitra

Menjalin hubungan antara Tim pengabdi dan mitra KSL

Tim Komunikasi

Berlanjut

3. Sosialisasi Informasi program kegiatan pengabdian kepada mitra KSL

Tim Komunikasi

Berlanjut

(21)

4. Penyusunan program

Jadwal dan topik program yang akan diberikan selama 6 bulan

Tim dan mitra

Komunikasi Berlanjut 5. Implementasi

aplikasi digital pada jual beli sampah plastik yang dapat didaur ulang

Pelatihan dan demonstrasi penggunaaan aplikasi digital pada Mitra KSL

Tim dan mitra

Output: Aplikasi digital untuk jual beli sampah plastik dan hard skill mitra

6. Pembuatan produk pupuk kompos dari sampah organik

Pelatihan dan demonstrasi pembuatan pupuk kompos dan cara packing-nya

Tim dan mitra

Output: produk pupuk kompos dan hard skill mitra 7. Evaluasi Mengevaluasi hard skill

dan soft skill peserta pelatihan

Tim dan mitra

Rekomendasi

8. Penyusunan artikel dan Seminar pengabdian

Melaksanakan seminar dan publikasi

Tim Output : artikel dalam media on line, Prosiding dan Jurnal Pengabdian

3.2. Pelaksanaan Program Pngabdian 3.2.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan pengabdian dilaksanakan di tempat mitra di rumah salah satu anggota KSL, Kecamatan RajaBasa, Bandar Lampung dengan waktu pelaksanaan antara bulan Juni sampai dengan bulan September 2021.

3.2.2. Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran kegiatan adalah mitra Komunitas Sahabat Lingkungan, pimpinan Bu Evi Yendrita. Jumlah khalayak sasaran sebagai peserta program dibatasi sejumlah 15 orang/kelompok. Pemilihan khalayak sasaran didasarkan atas pertimbangan mempunyai motivasi tinggi dan mau dibina sehingga dapat dijadikan unit percontohan dalam implementasi pemilahan sampah, penerapan aplikasi digital dalam jual beli sampah plastik dan produksi kompos skala rumah tangga.

(22)

3.2.3. Keterlibatan Mitra

Dalam kegiatan pengabdian ini melibatkan masyarakat khususnya mitra dalam kegiatan secara keseluruhan. Pelaksanaan kegiatan ini melalui penyuluhan, pelatihan dan demonstrasi pembuatan produk kompos dari sampah organik rumah tangga serta demonstrasi penggunaan aplikasi digital jual beli sampah plastik yang dipakai sebagai alat bantu dalam jual beli sampah plastik. Sasaran demonstrasi, penyuluhan dan pelatihan ditujukan pada mitra Komunitas Sahabat Lingkungan Bandar Lampung yang menjadi sasaran utama, namun ini hanya sebagai percontohan, diharapkan dapat diikuti oleh kelompok masyarakat yang lain.

3.2.4. Rancangan Evaluasi

Dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat program Unggulan Unila ini kerangka pemecahan masalah dan evaluasi kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3 di berikut ini.

Tabel 3. Kerangka Pemecahan Masalah dan Evaluasi Kondisi awal sebelum kegiatan

Pengabdian dilakukan pada Mitra

Solusi yang ditawarkan Kondisi yang diharapkan setelah kegiatan Pengabdian pada Mitra

1. Pelaku mitra masih memilah sampah seadanya

Sosialisasi pengetahuan tentang pemilahan sampah rumah tangga yang tepat

Pemilahan sampah dapat berjalan dengan baik serta berjalan secara konsisten 2. Pelaku mitra masih menjual

sampah yang dapat didaur ulang dengan cara tradisional yaitu dijual langsung ke pengumpul barang bekas

Penerapan cara penggunaan aplikasi digital jual beli sampah plastik

Mitra lebih mudah dalam menjual sampah plastik dengan aplikasi jual beli sampah

3. Pelaku mitra tidak dapat (belum pernah)

mengoperasikan Apikasi digital jual

beli sampah plastik di android

Memberikan pelatihan praktek langsung

pengoperasian aplikasi digital

Mitra mampu mengoperasikan aplikasi digital jual beli sampah plastik

4. Pelaku mitra belum

memahami cara pembuatan pupuk organik/kompos dari sampah organik

Sosialisasi

pengetahuan dalam hal cara pembuatan

kompos

Mitra mendapatkan pengetahuan dan dapat mempraktekkan pembuatan kompos secara langsung

(23)

5. Pelaku mitra belum mampu memproduksi pupuk organik

Memberikan bantuan alat dan bahan pembuatan kompos

Proses dengan bantuan alat tersebut diharapkan produksi kompos dapat berjalan secara berkesinambungan sehingga produk pupuknya dapat dimanfaatkan sendiri dan dapat dijual di pasaran

Dilakukan evaluasi awal Dilakukan evaluasi proses

Dilakukan evaluasi akhir

Secara garis besar evaluasi kegiatan dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu evaluasi awal, evaluasi proses dan evaluasi akhir kegiatan. Evaluasi kegiatan pengabdian ini diperlukan untuk menentukan tingkat keberhasilan mitra Komunitas Sahabat Lingkungan BandarLampung.

Evaluasi awal akan dilakukan di awal kegiatan, dengan maksud untuk memperoleh gambaran lengkap kondisi awal tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta kegiatan. Pada awal pelatihan, evaluasi dilakukan dengan memberikan pre-test yang bertujuan utnuk mengetahui pengetahuan dasar tentang cara pemilahan sampah dan pengetahuan tentang sampah daur ulang serta proses pembuatan kompos.

Evaluasi proses akan dilakukan pada tahap pembentukan unit percontohan kegiatan yaitu Komunitas Sahabat Lingkunagn BandarLampung. Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada tahap proses pembuatan produk kompos dan penerapan aplikasi digital pada jual beli sampah plastik.

Indikator keberhasilannya adalah produk kompos yang berbahan baku sampah organik skala rumah tangga dan kegiatan jual beli sampah plastik secara digital dapat berlangsung dengan baik.

Ini dapat dipakai untuk percontohan pada kelompok lainnya.

Evaluasi akhir kegiatan dilakukan pada akhir program yaitu dengan mengevaluasi cara kerja mitra dalam menerapkan aplikasi digital dalam jual beli sampah plastik serta pembuatan produk kompos dengan menggunakan alat dan bahan yang diberikan. Evaluasi saat proses pembuatan produk ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan kemampuan mitra dalam menerapkan aplikasi digital dan peralatan tersebut. Serta bagaimana target pemasarannya.

Sedangkan evaluasi pada saat pelatihan bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman, ketangkasan dan ketrampilan dalam teknologi proses produksi kompos dari sampah organik.

(24)

Indikator keberhasilannya adalah penerapan aplikasi digital pada proses jual beli plastik sebagai sampah anorganik dan produk kompos dari sampah organik dari limbah rumah tangga dan dibuat pada skala rumah tangga. Pada akhir kegiatan diberikan post-test. Diharapkan dari kegiatan yang telah dilakukan ini dapat berjalan secara berkelanjutan.

(25)

BAB 4. PERSONALIA PENGUSUL DAN KEAHLIAN

Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini, Universitas Lampung sebagai fasilitator sangat mendukung. Unila akan menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan untuk program pengabdian ini. Tim Pelaksana kegiatan program kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Unggulan Unila ini adalah dosen tetap pada Program Studi Teknik Informatika, Program Studi Teknik Kimia, dan Program Studi Mipa Kimia Universitas Lampung, yang terdiri atas 1 orang Ketua dan 3 orang anggota, masing-masing seperti yang digambarkan pada bagan berikut:

Gambar 6. Bagan struktur organisasi kegiatan pengabdian

Tim pelaksana dari kegiatan ini adalah staff dosen Jurusan Teknik Informatika dan Jurusan Teknik Kimia, serta Mipa Kimia Unila. Tim pelaksana sudah bisa dikatakan layak untuk menjalankan program kegiatan pengabdian karena:

4.1 Kualifikasi Tim Pelaksana

Tim pengusul terdiri dari 1 orang Ketua dan 3 orang anggota, dan 2 orang berpendidikan S3 dan 2 orang berpendidikan S2. Pengabdian ini melibatkan 2 orang mahasiswa Teknik Informatika.

Tim memiliki keahlian di bidang teknik secara umum tentang efisiensi dalam pembuatan aplikasi digital dan proses pembuatan pupuk kompos dengan mengimplementasikan alat teknologi tepat guna dalam tahapan prosesnya dan sebagai anggota tim memiliki keahlian tentang bidang Teknik Kimia. Tim menguasai bidang dalam teknologi khususnya perancangan dan design aplikasi

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unila

Ketua Pelaksana (Penanggung jawab pelaksanaan program pengabdian)

Anggota 1 (Pemilahan dan pemanfaatan sampah organik dan an organik)

Anggota 2 (Teknologi Aplikasi Digital dan Design

Anggota 3

(Teknologi Proses produksi pupuk kompos dan

pengemasan produk)

Kelompok Sasaran Mitra,Komunitas Sahabat Lingkungan, Bandar Lampung

(26)

digital dan penggunaan alat komposter sebagai keahlian anggota tim. Hai ini sesuai dengan program pengabdian ini. Kualifikasi Tim pengusul program ini sangat layak dan lebih jelasnya dapat dilihat pada biodata masing-masing dari Tim Pelaksana kegiatan.

4.2. Ketua Tim sudah pernah mendapatkan dana penelitian dan pengabdian dari DIPA Universitas.

4.3. Anggota Tim memiliki pengalaman baik dari penelitian maupun pengabdian. Hibah yang pernah diperoleh antara lain Hibah Penelitian Bersaing, penelitian Hibah Pengabdian IbM dan PKM Dikti, DIPA BLU Universitas Lampung dan juga pengabdian dari DIPA Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Rincian tugas dari Tim Pelaksana program pengabdian ini dapat dijelaskan secara rinci pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Kedudukan Tim dalam Pelaksanaan Program Pengabdian Unggulan

No. Nama Kedudukan/Jabatan

1. Yessi Mulyani, S.T., M.T.

Ketua Tim

1. Bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan dalam semua kegiatan pengabdian masyarakat.

2. Bertanggung jawab terhadap koordinasi jalannya kegiatan.

3. Bertanggung jawab dalam pembuatan laporan dan diseminasi kegiatan.

4. Bertanggung jawab dalam proses pembimbingan, monitoring dan evaluasi.

5. Keahlian mampu mendesign aplikasi digital

2. Wahyu Eko Sulistiono, S.T., M.Sc

Anggota Tim

1. Bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan dalam kegiatan demonstrasi penggunaan aplikasi digital pada smartphone untuk jual beli sampah plastik 2. Membantu dalam pembuatan laporan dan

diseminasi kegiatan.

3. Membantu proses pembimbingan, monitoring dan evaluasi.

4. Keahlian dalam bidang pembuatan aplikasi digital dalam hal ini khusus pembuatan aplikasi untuk jual beli sampah

(27)

No. Nama Kedudukan/Jabatan

3. Dr. Herti Utami, S. T., M. T.

Anggota Tim

1. Bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan dalam kegiatan praktek pembuatan produk pupuk kompos dari bahan baku sampah organik

2. Membantu dalam pembuatan laporan dan diseminasi kegiatan.

3. Membantu proses pembimbingan, monitoring dan evaluasi.

4. Keahlian dalam bioproses pada tahap proses produksi pupuk kompos

4. Dr. Dra. Ilim , M.S. Anggota Tim

1. Bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan

penyuluhan dan pelatihan pemilahan sampah yang benar 2. Membantu dalam pembuatan laporan dan

diseminasi kegiatan.

3. Membantu proses pembimbingan, monitoring dan evaluasi.

Keahlian mampu mendesign aplikasi digital

(28)

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat program Unggulan Unila dengan judul : Penerapan Aplikasi Digital Pada Jual Beli Sampah Plastik Dan Produksi Kompos Dari Limbah Organik Skala Rumah Tangga di Kelurahan Raja Basa, Bandar Lampung, telah dilaksanakan bulan Juni-September 2021.

5.1. Pelatihan Pembuatan Produk Kompos

Tahap pertama, tim melakukan uji coba tentang pembuatan kompos dengan cara yang paling sederhana sebagai produk yang dapat dijual secara komersial. Setelah beberapakali mencoba dan dilakukan praktek tim memperoleh cara atau metode yang cukup sederhana dan mudah untuk dipraktekkan dan sebagai materi untuk pelatihan pengembangan produk kompos dari limbah rumah tangga.

Pada pelaksanaan pelatihan dan praktek pembuatan produk kompos, dilakukan dengan membagikan bahan dan alat untuk membuat kompos kepada anggota KSL. Compos bag dan starter dibagikan kepada anggota agar praktek membuat kompos dapat dilakukan sendiri di rumah, seperti yang terlihat pada Gambar 7 dan 8. Masing-masi9ng anggota mendapatkan bahan dan peralatan untuk membuat kompos. Dalam metode yang dibuat dapat dilakukan orang per orang dengan bahan yang merupakan sampah organik rumah tangga yang setiap hari dihasilkan di dapur dan halaman rumah yang berupa sisa sayuran, buah taaupun daun-daun kering. Produk kompos yang diperoleh nanti dapat digunakan sendiri untuk bertanam ataupun dapat dijual.

Gambar 7. Persiapan untuk membuat kompos dengan membagikan compos bag ke anggota KSL

(29)

Gambar 8. Compos bag yang dibagikan dapat mulai digunakan

Metode atau cara untuk pembuatan kompos yang sudah diujicoba dan praktek oleh tim pengabdian dapat dilihat pada lampiran. Melalui kegiatan ini telah dihasilkan suatu cara atau metode yang yang mudah dan sederhana dalam pembuatan kompos dan para anggota KSL yang merupakan mitra pengabdian yang mengikuti pelatihan ini mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat dan memiliki kemampuan untuk membuat dan mengembangkan produk kompos ini sebagai salah satu solusi untuk permasalahan sampah.

Gambar 9. Praktek dan demo membuat kompos

(30)

Gambar 10. Anggota KSL praktek membuat kompos

Gambar 11. Praktek membuat kompos dilakukan pada saat pelatihan

Dengan adanya pelatihan ini permasalahan sampah rumah tangga yang merupakan permasalahan masyarakat secara umum kini dapat teratasi dengan dibuat menjadi produk kompos.

Diharapkan permasalahan mengenai sampah rumah tangga khususnya sampah organik ini berkurang dan kompos yang dihasilkan dimanfaatkan sendiri atau dapat dipasarkan sehingga keuntungan akan meningkat dan tingkat perekonomian para anggota KSL juga meningkat.

Kegiatan pelatihan praktek pembuatan produk kompos dapat dilihat pada Gambar 9 sampai dengan Gambar 12.

(31)

Gambar 12. Anggota KSL saat pelatihan membuat kompos

Produk kompos yang diperoleh setelah proses berlangsung selama sekitar 6 minggu. Kompos yang diperoleh cukup baik, karena sesuai dengan yang diharapkan, yaitu tampilannya berwarna coklat kehitaman, serta tidak berbau dan berupa butiran halus. Produk kompos yang sudah dihasilkan oleh salah satu anggota mitra bisa dilihat pada Gambar 13, dan dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman seperti pada Gambar 14.

(a)

(32)

(b)

Gambar 13a dan 13b. Hasil produk kompos

Gambar 14. Produk kompos dapat dipakai untuk tanaman masing-masing anggota

5.2. Pelatihan Cara Penggunaan Aplikasi Digital pada Jual Beli Sampah

Kelompok mitra anggota Komunitas Sahabat Lingkungan selain diberikan pelatihan membuat produk kompos juga diberikan pelatihan dan praktek bagaimana menggunakan aplikasi

(33)

digital untuk jual beli sampah plastik atau sampah yang dapat didaur ulang lainnya dengan aplikasi yang dapat diunduh dari smartphone. Bagaimana cara menggunakan aplikasi ini dan bagaimana prakteknya agar mempermudah anggota KSL yang memiliki sampah yang bisa didaur ulang agar bisa dijual secara lebih efisien dengan menggunakan smartphone. Pelatihan diberikan Tim dengan penjelasan secara langsung, seperti yang terlihat di Gambar 15.

Tim mengadakan demo penggunaan aplikasi jual beli sampah ini yang meliputi bagaimana cara unduh aplikasi dan bagaimana penggunaannya. Mitra dapat menggunakan aplikasi ini untuk melakukan penjualan sampah plastik atau sampah lain yang masih dapat didaur ulang dan laku terjual nanti. Yang perlu diperhatikan adalah memang penggunaan aplikasi ini memerlukan kuota, namun hal ini bukan masalah karena saat ini penggunaan smartphone merupakan kebutuhan yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 15. Pelatihan penggunaan aplikasi digital jual beli sampah plastik

(34)

Gambar 16.. Peserta anggota KSL menyimak penjelasan oleh Tim

Gambar 17. Saat pelatihan juga terjadi diskusi tanya jawab

Dengan adanya pelatihan ini mitra pengabdian yaitu anggota Komunitas Sahabat Lingkungan sangat tertarik dan antusias terhadap materi pelatihan yang diberikan oleh tim, ini terlihat pada Gambar 16 dan 17. Pelatihan membuat kompos maupun penggunaan aplikasi digital untuk jual beli sampah, sangat bermanfaat bagi mitra anggota KSL, dan diharapkan akan memberi keuntungan secara ekonomi kepada mitra.

12.3 Evaluasi Kegiatan

Untuk menilai berhasil tidaknya kegiatan ini tim menggunakan nilai acuan seperti pada Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Kriteria Keberhasilan Kegiatan Nilai (0 – 100) Keterangan

Nilai >= 85 Sempurna Nilai >= 75 Berhasil

(35)

Nilai >= 60 Cukup

Nilai >= 45 Kurang

Nilai < 45 Gagal

Soal yang diberikan kepada peserta pelatihan pada saat tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) dibuat dengan tujuan untuk mengetahui secara jelas tingkat kemajuan yang dicapai oleh masing-masing peserta yaitu anggota KSL. Materi pelatihan yang diberikan untuk soal pre-test dan post-test. Komposisi indikator atau tujuan instruksional khusus untuk setiap bagian pada soal tes awal dan tes akhir adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Komposisi Indikator pada Tes Awal dan Tes Akhir No Indikator / Tujuan

Instruksional Khusus (TIK) Butir Soal Jumlah Soal Prosentase (%)

1

Pengetahuan tentang cara pemilahan sampah organik dan an organik, dimana sampah organik sebagai bahan dasar untuk pembuatan kompos

1-2 2 40

2 Pengetahuan tentang cara

pembuatan kompos 3-4 2 40

3

Pengetahuan tentang cara penggunaan aplikasi digital jual beli sampah

5 1 20

Total 5 100

12. 3.1 Hasil Tes Awal

Hasil tes awal dapat dilihat pada Tabel 7. berikut:

Tabel 7. Hasil Tes Awal

No Responden TIK 1 TIK 2 TIK 3 Nilai

1 Responden 1 2 0 0 40

2 Responden 2 0 2 0 40

3 Responden 3 0 0 1 20

4 Responden 4 0 1 0 20

5 Responden 5 1 0 1 40

(36)

6 Responden 6 1 1 1 60

7 Responden 7 1 0 0 20

8 Responden 8 1 0 0 20

9 Responden 9 1 0 0 20

10 Responden 10 1 0 0 20

11 Responden 11 0 1 1 40

12 Responden 12 1 1 0 40

13 Responden 13 1 0 0 20

14 Responden 14 1 1 0 40

15 Responden 15 1 1 0 40

Jumlah soal 2 2 1 5

Pencapaian TIK (%) 40% 27% 33% 48%

Dari hasil tes awal di atas dapat dilihat bahwa kondisi awal peserta untuk kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan tentang pemilahan sampah organik dan an organik: 40%

b. Pengetahuan tentang cara pembuatan kompos : 27%

c. Pengetahuan tentang cara penggunaan aplikasi digital untuk jual beli sampah : 33%

Dengan demikian rata-rata pengetahuan peserta tentang pemilahan sampah organik dan an organik, dan sampah organik dapat digunakan untuk produk kompos, tentang cara pembuatan kompos dan cara pengunaan aplikasi digital untuk jual beli sampah plastik dan sampah yang bisa didaur ulang lainnya hanya mencapai 48 < 50%, yang berarti secara umum pengetahuan peserta masih sangat kurang.

12.3.2. Hasil Tes Akhir

Hasil tes akhir dapat dilihat pada Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Hasil Tes Akhir

No Responden TIK 1 TIK 2 TIK 3 Nilai

1 Responden 1 2 1 1 80

2 Responden 2 2 1 1 80

(37)

3 Responden 3 2 2 1 80

4 Responden 4 2 1 1 80

5 Responden 5 1 2 1 80

6 Responden 6 1 2 1 80

7 Responden 7 2 1 1 80

8 Responden 8 1 2 1 80

9 Responden 9 2 1 1 80

10 Responden 10 1 2 1 80

11 Responden 11 2 1 1 80

12 Responden 12 1 2 1 80

13 Responden 13 1 2 1 80

14 Responden 14 1 2 1 80

15 Responden 15 1 2 1 80

Jumlah soal 2 2 1 5

Pencapaian TIK (%) 73% 80% 100% 80%

Dari hasil tes akhir terlihat bahwa kondisi akhir peserta setelah mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut :

a. Pengetahuan tentang tentang pemilahan sampah organik dan an organik: 73 % b. Pengetahuan tentang cara pembuatan kompos : 80 %

c. Pengetahuan tentang cara penggunaan aplikasi digital untuk jual beli sampah : 100 %

Dengan demikian rata-rata pengetahuan peserta cara pembuatan kompos dan cara pengunaan aplikasi digital untuk jual beli sampah plastik dan sampah yang bisa didaur ulang lainnya telah mencapai 80% (> 60%), yang berarti secara umum kegiatan pelatihan telah dapat diterima dengan baik oleh peserta dan menunjukkan keberhasilan yang nyata. Dari hasil evaluasi, dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan pengetahuan para peserta mengenai pembuatan produk kompos dan penggunaan aplikasi digital jual beli sampah di Kelurahan Rajabasa, Bandar Lampung. Antusiasme dan animo peserta untuk menerima dan menambah pengetahuan selama kegiatan berlangsung juga mempermudah transfer pengetahuan.

Selain itu dengan pemberian bahan dan alat kepada mitra anggota Komunitas Sahabat Lingkungan kendala yang dihadapi tentang pengelolaan sampah rumah tangga dapat teratasi.

(38)

Diharapkan kegiatan ini merupakan contoh bagi masyarakat secara umum. Kegiatan pemilahan sampah dan proses pengolahan sampah organik menjadi kompos hendaknya secara konsisten dilakuka. Produk kompos yang dihasilkan akan dapat digunakan sendiri untuk menyuburkan tanaman dan dapat dijual dan dipasarkan sehingga keuntungan akan meningkat dan ini akan memberikan kontribusi secara eknonomi bagai anggota komunitas. Membuat kompos dari sampah organik akan memiliki nilai jual lebih tinggi karena produk ini bermanfaat bagi lingkungan.

Dengan adanya kegiatan ini memotivasi seluruh anggota mitra yaitu seluruh anggota Komunitas Sahabat Lingkungan di Kelurahan Rajabasa, Bandar Lampung dalam peran sertanya peduli pada lingkungan khususnya pengelolaan sampah rumah tangga.

(39)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat program DIPA BLU Unggulan Unila Tahun Anggaran 2021 untuk mitra Komunitas Sahabat Lingkungan di Kelurahan Rajabasa, Bandar Lampung ini, permasalahan yang ada dan dihadapi oleh mitra dapat teratasi dalam rangka meningkatkan pendapatan dan pengetahuan mitra. Dari kegiatan pengabdian ini hasil yang telah dicapai adalah:

1. Peningkatan kemampuan dan pengetahuan dalam pemilahan sampah organik dan an organik 2. Peningkatan kemampuan dan pengetahuan dalam pelatihan pembuatan kompos dari sampah rumah tangga

3. Peningkatan kemampuan dan pengetahuan dalam pelatihan penggunaan aplikasi digital jual beli sampah

4. Terimplementasinya penerapan pengetahuan yang diperoleh dalam hal pembuatan kompos dan penggunaan aplikasi digital di smartphone untuk jual beli sampah yang masih bisa didaur ulang.

13.2. Saran

Hendaknya kegiatan-kegiatan program pengabdian masyarakat Unggulan ini semakin ditingkatkan sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.

Dengan adanya transfer pengetahuan mengenai teknologi tepat guna dapat meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya kelompok industri kecil dan kelompok-kelompok usaha mikro ataupun kelompok komunitas dalam masyarakat.

(40)

Daftar Pustaka

1. Enalean SAS, “Understanding Agile Scrum in 10 minutes,” 2021. [Online].

Available: https://www.tuleap.org/agile/agile-scrum-in-10-minutes/. Accessed: 14- Feb-2021

2. https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/pengertian-dan-pengelolaan- sampah- organik-dan-anorganik-13 diakses 24 Februari 2021

3. https://smartcity.jakarta.go.id/blog/434/pilah-sampah-ke-dalam-3-jenis-sampah- berikut diakses 24 Februari 2021

4. Juarnani, N.,Kristian dan Budi, 2007, Cara Cepat Membuat Kompos, AgroMedia Pustaka, Jakarta

5. Samekto, R.,2006, Pupuk Kompos, Penerbit Citra Aji Parama, Yogyakarta

(41)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Lampiran 2. Materi Kegiatan

Lampiran 3. Soal Pre Test dan Post Test

Lampiran 4. Berita Acara Kegiatan Pengabdian Lampiran 5. Berita Acara Serah Terima Alat Lampiran 6. Daftar Hadir Peserta Kegiatan

(42)

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

Koordinasi dengan mitra KSL mengenai kegiatan pengabdian yang akan dilaksanakan

Pembagian compos bag kepada para anggota KSL

(43)

Pembuatan penampung sampah organik di dekat tempat tinggal anggota KSL

Compos Bag yang dibagikan siap diisi sampah organic untuk dibuat kompos

(44)

Pelatihan dan Praktek pembuatan kompos bagi mitra KSL

Anggota KSL praktek membuat kompos

(45)

Anggota KSL praktek membuat kompos

Plang yang dibuat Tim untuk ajakan memelihara lingkungan

(46)

Mitra KSL siap memanen kompos yang sudah jadi

Tim dan mitra KSL memanfaatkan kompos yang sudah jadi sebagai pupuk tanaman

(47)

Tim dan mitra KSL memanfaatkan kompos

Tim dan mitra KSL memanfaatkan kompos

(48)

Tim Pengabdi memberikan pelatihan penggunaan smartphone utnuk jual beli sampah

Mitra menyimak materi selama pelatihan

(49)

Mitra langsung unduh aplikasi dan praktek penggunaan aplikasi pada smart phone masing- masing

Diskusi dan tanya jawab selama pelatihan

(50)

Mitra praktek langsung menggunakan aplikasi jual beli sampah

Foto Bersama mitra setelah selesai pelatihan

(51)

Foto bersama Tim dan mitra pengabdian

(52)

Lampiran 2. Materi Kegiatan

Pemilahan Sampah Organik dan Non Organik Oleh: Dr., Dra. Ilim, M.S.

Sampah merupakan suatu buangan atau sisa dari satu hal yang sudah tidak layak lagi untuk digunakan.

Pada dasarnya, jenis sampah dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu sampah organik dan sampah non- organik. Nah, kedua jenis sampah inilah yang sebenarnya disarankan untuk dipisahkan.

Perbedaan yang paling mendasar dari kedua jenis sampah ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk terurai. Sampah organik merupakan jenis buangan yang bisa dan relatif cepat mengalami penguraian.

Sebaliknya, sampah non-organik sulit untuk diurai dan membutuhkan waktu yang cenderung lama.

Sampah organik bisa terurai meski dibuang begitu saja dan akan hilang dengan sendirinya. Beberapa contoh sampah yang masuk dalam kategori sampah organik di antaranya adalah sisa makanan, kulit buah, sisa masakan dari dapur, dan daun-daunan. Biasanya jenis sampah ini juga bisa diolah kembali menjadi pakan ternak, biogas, bahkan pupuk.

Sebaliknya, sampah non-organik biasanya akan sulit terurai. Yang termasuk dalam daftar sampah jenis ini adalah botol minuman, plastik, dan kaleng. Sampah ini tidak akan hancur dalam waktu yang lama meski dibakar sekalipun. Namun, sampah non-organik ternyata masih memiliki nilai ekonomis dan bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih terpakai.

Nah, dengan memisahkan pembuangan kedua jenis sampah ini nyatanya bisa membantu mencegah terjadinya penumpukan sampah. Selain itu, memisahkan sampah organik dan non-organik bisa memudahkan pemilihan dan penggunaan kembali jenis sampah sesuai dengan kegunaannya.

Memisahkan Sampah Bisa Membuat Hidup Lebih Sehat

Selain memudahkan pembuangan dan pengolahan kembali, memisahkan pembuangan sampah organik dan non-organik dapat menghindari terjadinya penumpukan sampah. Pasalnya, sampah yang menumpuk bisa menjadi sarang kuman dan bakteri yang merupakan penyebab utama penyakit.

Tak hanya itu, tumpukan sampah nyatanya dapat memicu terjadinya pencemaran udara. Pada kesempatannya, pencemaran udara menimbulkan masalah kesehatan, terutama yang berhubungan dengan paru-paru dan pernapasan.

Tumpukan sampah juga bisa menimbulkan masalah pada lingkungan yang bisa berujung pada masalah kesehatan pula. Tidak memisahkan sampah dan membiarkannya menumpuk bisa dengan mudah memicu terjadinya banjir.

Jika hal ini terjadi, sampah-sampah tersebut akan mencemari air dan menyebabkan manusia mengalami penyakit yang berkaitan dengan kulit, seperti gatal-gatal. Dalam beberapa kasus, air yang tercemar tumpukan sampah dapat membuat seseorang mengalami mual, muntah, dan diare.

(53)

Saat pembuangan sampah organik dan non-organik dipisah, ada banyak manfaat yang bisa dinikmati.

Mulai dari udara yang lebih sehat, lingkungan yang bersih dan air yang terjamin. Membuang sampah sesuai jenisnya pun akan memudahkan dalam pengolahan kembali. Misalnya, membuang sampah non- organik ke dalam satu wadah saja akan memudahkan orang yang ingin mengambil dan mendaur ulang sampah tersebut. Dia pun tak perlu lagi membongkar kembali tempat sampah, yang malah bisa menyebabkan terjadinya masalah kebersihan di lingkungan rumah.

Langkah-langkah ini dapat dilakukan:

1. Pilah sampah sesuai jenisnya.

2. Potong kecil/rajang sampah organik dan kumpulkan ke dalam peralatan reaktor komposter sederhana untuk dijadikan kompos.

3. Pilah sampah anorganik. ...

4. Kumpulkan sampah B3 dalam plastik putih dan tulis kode B3 menggunakan spidol merah.

******

(54)

Cara Pembuatan Kompos dari Sampah Organik

Oleh: Dr. Herti Utami, S.T., M.T.

Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang sudah ada sejak lama. Pengertian kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut.

Bahan organik yang dimaksud pada pengertian kompos adalah rumput, jerami, sisa ranting dan dahan, kotoran hewan, bunga yang rontok, air kencing hewan ternak, serta bahan organik lainnya. Semua bahan organik tersebut akan mengalami pelapukan yang diakibatkan oleh mikroorganisme yang tumbuh subur pada lingkungan lembap dan basah.

Pada dasarnya, proses pelapukan ini merupakan proses alamiah yang biasa terjadi di alam. Namun, proses pelapukan secara alami ini berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama, bahkan bisa mencapai puluhan tahun. Untuk mempersingkat proses pelapukan, diperlukan adanya bantuan dari manusia. Jika proses pengomposan dilakukan dengan benar, proses hanya berlangsung selama 1—3 bulan saja, tidak sampai bertahun-tahun. Kompos juga berguna untuk meningkatkan daya ikat tanah terhadap air sehingga dapat menyimpan air tanah lebih lama. Ketersediaan air di dalam tanah dapat mencegah lapisan kering pada tanah. Penggunaan kompos bermanfaat untuk menjaga kesehatan akar serta membuat akar tanaman mudah tumbuh.

Kandungan hara pada kompos memang terbilang lebih sedikit dibandingkan pupuk anorganik. Oleh karena itu, penggunaannya harus dilakukan dengan volume yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Namun, dilihat dari keuntungan yang bisa diberikan kompos untuk tanah dan tanaman, rasanya tidak rugi harus menggunakannya meskipun harus dalam volume yang besar. Keuntungan yang diberikan kompos tidak hanya untuk saat ini, tetapi untuk jangka panjang hingga berpuluh-puluh tahun kemudian. Saat ini sudah banyak masyarakat yang mulai beralih untuk menggunakan pupuk organik, salah satunya adalah kompos. Karena menggunakan bahan organik yang sudah dianggap sampah, harga pupuk kompos pun relatif murah.

Cara membuat pupuk kompos dari sampah rumah tangga ini tidak rumit. Meskipun dapat dibuat dari sampah rumah tangga, namun bukan berarti semua jenis sampah dapat dijadikan bahan untuk membuat pupuk organik.

Beberapa sampah organik yang dapat diubah menjadi pupuk kompos ini di antaranya ialah:

Sampah sisa makanan mulai dari sayur-sayuran hingga daging busuk;;

Kertas bekas maupun tisu yang sudah tak terpakai lagi;

Dedaunan serta rumput;

Potongan kayu;

Bumbu dapur kadaluarsa;

Bulu hewan yang rontok;

Debu dari belakang lemari es;

Hingga kotoran hewan peliharaan.

Tentunya sampah ini berjenis organik alias dapat didaur ulang.

(55)

Ketika memutuskan untuk membuat pupuk kompos, tentu kita membutuhkan alat dan bahan yang tepat. Alat dan bahan yang disiapkan sebagai berikut:

Alat Membuat Pupuk Kompos

Wadah berukuran besar dengan penutup (tong atau ember)

Sarung tangan

Bahan Membuat Pupuk Kompos

Sampah rumah tangga (bisa sisa makanan atau bekas sayuran)

Tanah

Air secukupnya

Arang sekam

kapur

Cairan pupuk EM4 sebagai tambahan Langkah Membuat Pupuk Kompos

1. Siapkan sampah rumah tangga yang akan diolah menjadi pupuk kompos.

2. Pisahkan sampah organik (sisa makanan/dedaunan) dengan sampah plastik. Sampah organiklah yang nantinya akan digunakan sebagai pupuk kompos.

3. Siapkan wadah berukuran besar untuk membuat pupuk kompos. Jangan lupa bahwa wadah harus dilengkapi dengan penutup agar pupuk yang dibuat tidak akan terkontaminasi.

4. Masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang telah diisi dengan sampah organik.

Ketebalannya bisa kamu sesuaikan dengan wadah dan banyaknya sampah organik.

5. Siram permukaan tanah tersebut menggunakan air secukupnya.

6. Masukkan sampah organik yang telah dicampur arang sekam(optional) dan kapur pertanian ke dalam wadah.

7. Pastikan sampah disimpan secara merata. Sebisa mungkin ketebalan sampah setara dengan ketebalan tanah

8. Siram dengan air yang telah bercampur EM4

9. Masukkan lagi tanah ke dalam wadah. Kali ini tanah berperan sebagai penutup sampah.

10. Tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar tiga minggu.

Perhatikan hal ini saat membuat pupuk kompos sendiri di rumah yaitu pastikan wadah pembuat pupuk kompos tidak terkontaminasi oleh air hujan dan hewan. Pastikan juga wadah tak terkena paparan sinar matahari. Kalau semuanya sudah dilakukan, kini maka bisa langsung menggunakan pupuk organik ini untuk memupuk semua jenis tanaman yang ada dipekarangan rumah.

*****

Gambar

Gambar 1. Proses pembuatan kompos
Gambar 2. Kemunitas Sahabat Lingkungan (KSL) Bandar Lampung (Dokumen Tim)  Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Tim Pengusul program pengabdian Unggulan Unila  pada bulan Januari 2021, belum ada kegiatan lebih lanjut soal pemanfaatan sampah baik sampah
Gambar 3. Sampah organik dan sampah anorganik bercampur di tempat pembuanga sampah  daerah   RajaBasa Bandar Lampung dan belum dipilah
Gambar 4. Kerangka Kerja Proses Scrum (Enalean, 2021)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Strategi dalam mengatasi kemiskinan dan ketimpangan sosial dalam pembangunan inklusif pada sektor pariwisata sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembangunan yang

Dari beberapa masalah di atas, intervensi yang tepat adalah dengan memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam penggunaan APD yang tepat, menghilangkan kebiasaan merokok

Dengan kondisi guru-guru yang belum banyak menguasai teknik analisis data menggunakan SPSS maka perlu diadakan Pelatihan Analisis Data dengan menggunakan aplikasi

Harapan pemberian penyuluhan kesehatan ini adalah meningkatnya kognitif (pengetahuan dan pemahaman), afektif (sikap) dan psikomotor (tindakan) remaja tentang

Pemahaman tentang protokol kesehatan dalam pandemi COVID-19 merupakan salah satu cara untuk memulihkan kesehatan masyarakat dan kondisi ekonomi global. Pemahaman ini dapat

Sejak pandemi Covid 19, pembelajaran di sekolah-sekolah dilakukan secara online termasuk di sekolah dasar (SD). Guru-guru SD banyak menggunakan zoom meeting atau Whatsapp

Kekerasan fisik dalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG SOSIALISASI DAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) DAMPAK DESTRUCTIVE FISHING TERHADAP KEBERLANJUTAN SEKTOR