• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG

PENYULUHAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PRAKTIK DALAM PENCEGAHAN SERTA PERAWATAN AKNE VULGARIS

PADA REMAJA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

TIM PENGUSUL

dr. HENDRA TARIGAN SIBERO, M.Kes, Sp.KK NIDN: 0013087605 SINTA ID: 6728178 dr. DWI INDRIA ANGGRAINI, Sp.KK NIDN: 0024108102

SINTA ID: 6711008 dr. AHMAD FAUZI, M.Epid., Sp.OT NIDN:0030018102

SINTA ID: 6728460

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2021

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Judul Pengabdian : Penyuluhan Kesehatan untuk Meningkatkan Pemahaman dan Praktik Dalam Pencegahan Serta Perawatan Akne

Vulgaris Pada Remaja di Kota Bandar Lampung Ketua Pengabdian

a. Nama Lengkap : dr. Hendra Tarigan Sibero, M.Kes, Sp.KK

b. NIDN : 0013087605

c. SINTA ID : 6728176

d. Jabatan Fungsional : Lektor

e. Program Studi : Pendidikan Dokter f. Nomor HP : 082232445554

g. Alamat surel (e-mail) : hendraikkel1308@gmail.com Anggota Pengabdian (1)/(2)/(3)

a. Nama Lengkap : dr. Dwi Indria Anggraini, Sp.KK / dr. Ahmad Fauzi, M.Epid., Sp.OT / Dr. Suharmanto, S.Kep,MKM

b. NIDN : 0024108102 / 0030018102

c. SINTA ID : 6711008 / 6728460 d. Program Studi : Pendidikan Dokter Jumlah Mahasiswa Yang Terlibat : 2 orang Jumlah Staf Yang Terlibat : 2 orang

Lokasi Kegiatan : Kota Bandar Lampung

Lama Kegiatan : 6 Bulan (Mei-Oktober 2021) Biaya Penelitian : Rp. 20.000.000;

Sumber Dana : DIPA Universitas Lampung 2021

Bandar Lampung, 1 September 2021 Mengetahui,

Dekan FK Unila,

Prof. Dr. Dyah Wulan SRW, SKM, M.Kes.

NIP. 197206281997022001

Ketua PKMU,

dr. Hendra Tarigan Sibero, M.Kes, Sp.KK NIP. 197608132006041002

Mengetahui,

Sekretaris LPPM Universitas Lampung

Rudi, S.H., LL.M., LL.D NIP. 198101042003121001

(3)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul ... i

Daftar Isi ... ii

Ringkasan ... iii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Analisis Situasi ... 1

1.2 Permasalahan Mitra ... 3

1.3 Tujuan Kegiatan ... 4

1.4 Manfaat Kegiatan ... 4

BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN ... 5

2.1 Solusi ... 5

2.2 Target Luaran ... 6

BAB 3. METODE PELAKSANAAN ... 7

BAB 4. PERSONALIA PENGUSUL DAN KEAHLIAN ... 9

BAB 5. HASIL KEGIATAN... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 12

(4)

iv

ABSTRAK

Penelitian yang dilakukan di Provinsi Lampung didapatkan bahwa akne vulgaris lebih banyak dialami oleh perempuan (69,7%) dibandingkan laki-laki (30,3%). Usia muda (16- 25 tahun) lebih banyak mengalami akne vulgaris 53,2%. Pengguna kosmetik ternyata lebih banyak mengalami akne vulgaris (59,1%). Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menyampaikan informasi tentang pencegahan serta perawatan akne vulgaris pada remaja sehingga dapat meningkatkan kognitif (pengetahuan dan pemahaman), afektif (sikap) dan psikomotor (tindakan) remaja terhadap pencegahan serta perawatan akne vulgaris. Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah adalah pemberian informasi kesehatan melalui penyuluhan kesehatan dan diskusi. Harapan pemberian penyuluhan kesehatan ini adalah meningkatnya kognitif (pengetahuan dan pemahaman), afektif (sikap) dan psikomotor (tindakan) remaja tentang perawatan dan pencegahan akne vulgaris. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka morbiditas dan komplikasi akibat akne vulgaris. Metode yang digunakan dalam kegiatan terdiri dari pemberian materi oleh pakar dan diskusi. Evaluasi yang dilakukan untuk menilai keberhasilan kegiatan ini terdiri dari evaluasi awal, evaluasi proses dan evaluasi akhir.

Khalayak sasaran yang cukup strategis dalam kegiatan ini adalah 30 remaja yang berkunjung pada pelayanan kulit di Kota Bandar Lampung. Tim pengabdian masyarakat yang dilibatkan adalah tenaga ahli di bidang kedokteran, yaitu dokter spesialis kulit yang sudah berkecimpung bertahun-tahun di dunia klinis dan berhadapan dengan pasien dalam berbagai kasus medis, kemudian tenaga ahli bidang kesehatan masyarakat yang berpengalaman dalam memberikan edukasi kesehatan atau penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa aktif dari Program Studi Pendidikan Dokter dan Farmasi. Sebagian besar peserta meningkat pengetahuannya setelah diadakan penyuluhan kesehatan tentang akne vulgaris.

Kata kunci: penyuluhan kesehatan, pemahaman, praktik, pencegahan, perawatan, akne vulgaris

(5)

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Akne (jerawat) merupakan masalah kesehatan kulit yang sering muncul pada berbagai karakteristik orang. Ada beberapa orang yang rentan terkena akne dibandingkan dengan penyakit kulit lain. Salah satu jenis akne adalah akne vulgaris yaitu penyakit kulit obstruktif dan inflamatif kronik pada unit pilosebasea yang sering terjadi pada masa remaja. Akne sering menjadi tanda-tanda pubertas. Kelainan ini banyak terjadi pada remaja laki-laki dan perempuan. Akne vulgaris bermanifestasi pada area tubuh yang memiliki kelenjar sebasea lebih besar dan banyak. Biasanya menyerang daerah wajah, dada, lengan atas dan punggung. Lesi akne seringkali dilaporkan oleh pasien secara bertahap, sehingga ditemukan lesi yang bervariasi, yaitu lesi peradangan dan non-peradangan. Lesi non-peradangan terdiri atas komedo terbuka dan tertutup, sedangkan lesi peradangan meliputi papul, pustul, nodus, atau kista.

Derajat keparahan akne vulgaris atas dasar jenis dan jumlah total lesi (Tanghetti, 2013).

Prevalensi akne vulgaris bervariasi di dunia. Sebanyak 85% penduduk Inggris usia 12-24 tahun menderita akne vulgaris. Onset akne vulgaris pada perempuan lebih awal daripada laki-laki karena masa pubertas yang lebih cepat. Prevalensi akne vulgaris pada masa remaja cukup tinggi, yaitu berkisar antara 47-90% selama masa remaja maupun menjelang dewasa. Perempuan ras Afrika Amerika dan Hispanik memiliki prevalensi akne vulgaris yang tinggi, yaitu 37% dan 32%, sedangkan perempuan ras Asia 30%, Kaukasia 24%, dan India 23%. Pada ras Asia, lesi inflamasi lebih sering dibandingkan lesi komedonal, yaitu 20% lesi inflamasi dan 10% lesi komedonal (Perkins et al., 2011).

Prevalensi akne vulgaris di Indonesia ditemukan pada sekitar 80% remaja. Insiden akne vulgaris pada remaja bervariasi antara 30-60% dengan insiden terbanyak pada usia 14-17 tahun pada perempuan dan 16-19 tahun pada laki- laki. Penelitian yang dilakukan di Provinsi Lampung didapatkan bahwa akne vulgaris lebih banyak dialami oleh perempuan (69,7%) dibandingkan laki-laki (30,3%). Usia muda (16-25 tahun) lebih banyak mengalami akne vulgaris 53,2%. Pengguna kosmetik ternyata lebih banyak mengalami akne vulgaris (59,1%) (Sibero et al., 2019).

Patogenesis akne vulgaris bersifat multifaktorial, baik internal maupun eksternal.

Faktor internal mencakup 4 faktor utama, yaitu peningkatan produksi sebum,

(6)

2 hiperkeratinisasi folikuler, kolonisasi bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes), dan inflamasi. Faktor peningkatan produksi sebum dan hiperkeratinisasi folikuler dipengaruhi hormon androgen, yaitu hormon seks yang meningkat saat masa remaja.

Perempuan yang mengalami akne vulgaris yang parah, kondisi hiperandrogenisme harus diperhatikan. Adapun hiperandrogenisme, ditandai menstruasi tidak teratur, suara berat, hirsutisme, dan alopesia androgenik. Kondisi ini diperlukan pemeriksaan ginekologis dan hormonal (Jahns et al., 2012).

Inflamasi akne vulgaris yang terjadi oleh karena terdapatnya sitokin proinflamasi yang dihasilkan oleh P. acnes dan oleh karena terdapatnya free fatty acid yang terbentuk dari hidrolisis trigliserida sebum oleh enzim lipase yang dibentuk oleh P.

acnes (De-Kaa et al., 2018). P. acnes secara langsung menstimulasi sel mononuklear darah perifer (PMN) dan monosit menghasilkan sitokin proinflamasi seperti TNF-α, IL-1α, IL-8 dan IL-12 melalui TLR-2. Oleh karena itu derajat inflamasi pada AV tergantung dari respon imun individu terhadap P. acnes. Inflamasi tidak hanya hasil dari pecahnya komedo, tetapi terlibat dalam awal komedogenesis (Zhang et al., 2019).

Ada dua kelompok reseptor membran TLR yang berbagi dalam: Kelompok TLR1, TLR2, TLR4, TLR5, TLR6, TLR10, TLR11, TLR12 dan TLR13 yang merupakan khas TLR di permukaan sel; Kelompok TLR3, TLR7 dan TLR9 yang dijumpai terutama di membran endosome. Aktivasi TLR tersebut memicu penunjukkan berbagai sitokin seperti: IFN-γ, IL-2, IL6, IL-8, IL-12, IL-16 dan TNF-α. Secara umum kaskade aktivasi TLR akan menggiatkan effektor sitokin sebagai berikut: IL-12; yang menggiatkan Th1, mengarah ke cell-mediated immunity, berfungsi untuk menyerang penyakit dalam sel; IL-23: yang menggiatkan Th17, mengarah ke sitokin pro-inflamasi;

berfungsi untuk menyerang bakteri luar sel; IL-4: yang menggiatkan Th2, membantu menghasilkan antibodi sel B (Kim et al., 2002). Ada empat (4) macam anggota family PRR: TLR (Toll-like receptor); NOD-like receptor (NLR); RIG-like receptor (RLR);

C-type lectin receptors. Tempat TLR dan C-type lectin berada di membran sel (plasma), endosom atau fagosom. Tempat NLR dan RLR berada di dalam sel (Kleinnijenhuis et al., 2011).

Inflamasi akne vulgaris dapat dibedakan berdasarkan derajat keparahannya.

Combined Acne Severity Classification membagi akne ringan, sedang dan berat. AV ringan jika jumlah komedo <20 atau lesi inflamasi <15 atau lesi total berjumlah <30 buah, AV sedang jika jumlah komedo 20-100 atau lesi inflamasi 15-50 atau lesi total

(7)

3 berjumlah 30-125 buah sedangkan AV berat jika jumlah nodul >5 atau lesi inflamasi

>50 atau lesi total berjumlah >125 buah (Zaenglein et al., 2016).

1.2 Permasalahan Mitra

Prevalensi akne vulgaris di Indonesia ditemukan pada sekitar 80% remaja. Insiden akne vulgaris pada remaja bervariasi antara 30-60% dengan insiden terbanyak pada usia 14-17 tahun pada perempuan dan 16-19 tahun pada laki- laki. Penelitian yang dilakukan di Provinsi Lampung didapatkan bahwa akne vulgaris lebih banyak dialami oleh perempuan (69,7%) dibandingkan laki-laki (30,3%). Usia muda (16-25 tahun) lebih banyak mengalami akne vulgaris 53,2%. Pengguna kosmetik ternyata lebih banyak mengalami akne vulgaris (59,1%).

Studi pendahuluan yang dilakukan di Kota Bandar Lampung pada pelayanan kesehatan kulit didapatkan data bahwa kejadian akne vulgaris banyak terjadi pada remaja dan dewasa muda, baik laki-laki maupun perempuan. Hasil observasi didapatkan bahwa remaja mengalami akne vulgaris dalam derajat ringan, sedang dan berat. Pada penelitian ini peneliti memilih derajat sedang dan berat untuk penelitian ini karena mayoritas remaja yang datang adalah dengan derajat sedang dan berat.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan dan masalah yang terjadi, bahwa angka kejadian penyakit akne vulgaris masih tinggi di Indonesia dan di Kota Bandar Lampung. Untuk itu diperlukan adanya kegiatan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pemahaman dan praktik dalam pencegahan serta perawatan akne vulgaris pada remaja di Kota Bandar Lampung.

1.3 Tujuan Kegiatan

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menyampaikan informasi tentang pencegahan serta perawatan akne vulgaris pada remaja sehingga dapat meningkatkan kognitif (pengetahuan dan pemahaman), afektif (sikap) dan psikomotor (tindakan) remaja terhadap pencegahan serta perawatan akne vulgaris.

1.4 Manfaat Kegiatan

Kegiatan pengabdian masyarakat ini penting untuk dilakukan, karena: 1) angka kejadian penyakit akne vulgaris masih tinggi di Indonesia dan Lampung; 2) penyakit akne vulgaris dapat dicegah dan diobati; 3) pemahaman akan perawatan dan pencegahan penting dilakukan agar tidak terjadi komplikasi akibat akne vulgaris.

(8)

4 Manfaat yang diharapkan dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatnya kognitif (pengetahuan dan pemahaman), afektif (sikap) dan psikomotor (tindakan) remaja tentang perawatan dan pencegahan akne vulgaris. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka morbiditas dan komplikasi akibat akne vulgaris.

(9)

5 BAB 2

SOLUSI DAN TARGET LUARAN

2.1 Solusi

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan informasi-informasi pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat sadar, tahu dan mengerti, serta mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Hal ini juga diharapkan akan terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan individu mengenai kesehatan (Notoatmodjo, 2014).

Tujuan dari penyuluhan kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara kesehatan, berperan aktif mewujudkan kesehatan yang optimal sesuai hidup sehat baik fisik, mental dan sosial.

Metode yang digunakan dalam memberikan penyuluhan adalah metode ceramah yang merupakan suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada kelompok sasaran. Metode ceramah dapat diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan menggunakan alat peraga, baik langsung maupun tiruan serta melakukan demonstrasi untuk menerangkan konsep yang dijelaskan dan melakukan gaya ceramah yang bervariasi. Pemberian penyuluhan tentang menarche yang dilakukan kepada anak perempuan diharapkan memberikan pengaruh baik dan meningkatkan pengetahuan setelah diberikan penyuluhan (Notoatmodjo, 2014).

Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di berbagai setting.

Materi atau pesan yang disampaikan dalam penyuluhan kesehatan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh sasaran. Media yang biasanya digunakan dalam penyuluhan kesehatan seperti leafleat. Bookleat, poster dan lainnya. Sasaran pada kegiatan ini adalah 30 remaja yang berkunjung di pelayanan kulit di Kota Bandar Lampung.

(10)

6 Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah adalah pemberian informasi kesehatan melalui penyuluhan kesehatan dan diskusi. Harapan pemberian penyuluhan kesehatan ini adalah meningkatnya kognitif (pengetahuan dan pemahaman), afektif (sikap) dan psikomotor (tindakan) remaja tentang perawatan dan pencegahan akne vulgaris. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka morbiditas dan komplikasi akibat akne vulgaris.

2.2 Target Luaran

Tabel Rencana Target Capaian Luaran

No. Jenis Luaran Indikator Capaian

Luaran Wajib

1 Publikasi ilmiah pada jurnal ber ISSN/Prosiding ber ISBN 1) submitted 2 Publikasi pada media cetak/online/repository PT 2)

proses editing/sudah terbit 3 Peningkatan daya saing (peningkatan kualitas, kuantitas,

serta nilai tambah barang, jasa, diversifikasi produk, atau besar peningkatan sumber daya lainnya) 3)

4 Peningkatan penerapan iptek di masyarakat (mekanisasi, IT, besar peningkatan dan manajemen) 3)

5 Perbaikan tata nilai masyarakat (seni budaya, sosial, politik, sudah dilaksanakan keamanan, ketentraman, pendidikan, kesehatan) 4)

Luaran Tambahan

1 Publikasi di Jurnal Internasional 1) tidak ada 2 Jasa, rekayasa sosial, metode atau sistem, produk/barang 5) penerapan

3 Inovasi baru/TTG 5) tidak ada

4 Hak kekayaan intelektual (Paten, Paten sederhana, Hak tidak ada Cipta, Merek Dagang, Desain Produk Industri, Perlindungan

varietas tanaman, Perlindungan desain topografi sirkuit terpadu) 6)

5 Buku ber ISBN2) tidak ada

Keterangan:

1)Isi dengan belum/tidak ada, draf, submitted, reviewed, atau accepted/published 2)Isi dengan belum/tidak ada, draf, proses editing/sudah terbit

3)Isi dengan belum/tidak ada, produk, penerapan, besar peningkatan 4)Isi dengan belum/tidak ada, draf, terdaftar atau sudah dilaksanakan 5)Isi dengan belum/tidak ada, draf, produk, penerapan

6)Isi dengan belum/tidak ada, draf, atau terdaftar/granted

(11)

7 BAB 3

METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan dalam kegiatan terdiri dari pemberian materi oleh pakar dan diskusi. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah:

1. Persiapan

a. Sebelum kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan, dilakukan proses perizinan ke pemerintah setempat terlebih dahulu.

b. Melakukan koordinasi kegiatan dengan sasaran.

2. Pelaksanaan

a. Mempersiapkan materi, perlengkapan serta peralatan yang menunjang kegiatan pengabdian.

b. Memandu diskusi setelah pemberian materi.

3. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan untuk menilai keberhasilan kegiatan ini terdiri dari evaluasi awal, evaluasi proses dan evaluasi akhir.

a. Evaluasi awal dilakukan dengan memberikan pre-test kepada peserta yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi yang akan diberikan. Hasil dari evaluasi ini berupa nilai skor tiap peserta, yang merupakan hasil pembagian dari jawaban benar dengan total jumlah pertanyaan dikalikan 100.

b. Evaluasi proses dilakukan dengan melihat tanggapan peserta melalui pertanyaan- pertanyaan yang diajukan ataupun umpan balik yang diberikan dalam diskusi.

c. Evaluasi akhir dilakukan dengan memberikan post-test kepada peserta yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sama yang telah diberikan pada pre-test. Skor nilai post-test dibandingkan dengan skor nilai pre-test. Apabila nilai post-test lebih tinggi dari nilai pre-test maka kegiatan penyuluhan yang diberikan berhasil meningkatkan pengetahuan peserta.

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, yang dilanjutkan dengan diskusi.

Sebelum diberikan materi, akan dikaji terlebih dahulu mengenai pengetahuan remaja tentang akne vulgaris, mencakup pengertian sampai dengan pencegahannya. Materi penyuluhan yang diberikan mencakup:

1. Pengertian akne vulgaris 2. Kejadian akne vulgaris

(12)

8 3. Faktor risiko dan penyebab akne vulgaris

4. Cara terjadinya akne vulgaris 5. Penggolongan akne vulgaris 6. Tanda dan gejala akne vulgaris 7. Pengobatan akne vulgaris 8. Pencegahan akne vulgaris

Setelah diberikan materi, akan dilakukan pengukuran pengetahuan kembali tentang akne vulgaris, sehingga dapat dibandingkan pengetahuan remaja sebelum dan sesudah pemberian informasi mengenai akne vulgaris melalui penyuluhan kesehatan.

Khalayak sasaran yang cukup strategis dalam kegiatan ini adalah 30 remaja yang berkunjung pada pelayanan kulit di Kota Bandar Lampung.

(13)

9 BAB 4

HASIL KEGIATAN

Khalayak sasaran yang cukup strategis dalam kegiatan ini adalah 30 remaja yang berkunjung pada pelayanan kulit di Kota Bandar Lampung. Kegiatan dilakukan di salah satu apotek di Bandar Lampung pada tanggal 25 Juni 2021 pada jam 09.00-12.00 WIB.

Metode yang digunakan dalam kegiatan terdiri dari pemberian materi oleh pakar dan diskusi. Sebelum kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan, dilakukan proses perizinan ke pemerintah setempat terlebih dahulu, serta melakukan koordinasi kegiatan dengan sasaran. Pada pelaksanaan yaitu mempersiapkan materi, perlengkapan serta peralatan yang menunjang kegiatan pengabdian, serta memandu diskusi setelah pemberian materi.

Evaluasi yang dilakukan untuk menilai keberhasilan kegiatan ini terdiri dari evaluasi awal, evaluasi proses dan evaluasi akhir. Evaluasi awal dilakukan dengan memberikan pre- test kepada peserta yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi yang akan diberikan. Hasil dari evaluasi ini berupa nilai skor tiap peserta, yang merupakan hasil pembagian dari jawaban benar dengan total jumlah pertanyaan dikalikan 100. Evaluasi proses dilakukan dengan melihat tanggapan peserta melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ataupun umpan balik yang diberikan dalam diskusi. Evaluasi akhir dilakukan dengan memberikan post-test kepada peserta yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sama yang telah diberikan pada pre-test. Skor nilai post-test dibandingkan dengan skor nilai pre- test. Apabila nilai post-test lebih tinggi dari nilai pre-test maka kegiatan penyuluhan yang diberikan berhasil meningkatkan pengetahuan peserta.

Sebelum diberikan materi, akan dikaji terlebih dahulu mengenai pengetahuan remaja tentang akne vulgaris, mencakup pengertian sampai dengan pencegahannya. Materi penyuluhan yang diberikan mencakup pengertian akne vulgaris, kejadian akne vulgaris, faktor risiko dan penyebab akne vulgaris, cara terjadinya akne vulgaris, penggolongan akne vulgaris, tanda dan gejala akne vulgaris, pengobatan akne vulgaris dan pencegahan akne vulgaris.

Setelah diberikan materi, dilakukan pengukuran pengetahuan kembali tentang akne vulgaris, sehingga dapat dibandingkan pengetahuan remaja sebelum dan sesudah pemberian informasi mengenai akne vulgaris melalui penyuluhan kesehatan. Sebagian besar peserta meningkat pengetahuannya setelah diadakan penyuluhan kesehatan tentang akne vulgaris.

(14)

10 DAFTAR PUSTAKA

De-Kaa, P., Fikin, A., Michael, G., & Atabo, A. (2018). Acne Vulgaris: Pathophysiology and clinical implications in primary care - a review. Nigerian Journal of Family Practice , 9(4), 69–74.

Jahns, A. C., Lundskog, B., Ganceviciene, R., Palmer, R. H., Golovleva, I., Zouboulis, C.

C., McDowell, A., Patrick, S., & Alexeyev, O. A. (2012). An increased incidence of Propionibacterium acnes biofilms in acne vulgaris: A case-control study. British Journal of Dermatology, 167(1), 50–58. https://doi.org/10.1111/j.1365- 2133.2012.10897.x

Kim, J., Ochoa, M.-T., Krutzik, S. R., Takeuchi, O., Uematsu, S., Legaspi, A. J., Brightbill, H. D., Holland, D., Cunliffe, W. J., Akira, S., Sieling, P. A., Godowski, P. J., &

Modlin, R. L. (2002). Activation of Toll-Like Receptor 2 in Acne Triggers Inflammatory Cytokine Responses. The Journal of Immunology, 169(3), 1535–1541.

https://doi.org/10.4049/jimmunol.169.3.1535

Kleinnijenhuis, J., Oosting, M., Joosten, L. A. B., Netea, M. G., & Crevel, R. Van. (2011).

Innate Immune Recognition of Mycobacterium tuberculosis. 2011.

https://doi.org/10.1155/2011/405310

Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku dan Promosi Kesehatan. Rineka Cipta.

Perkins, A. C., Cheng, C. E., Hillebrand, G. G., Miyamoto, K., & Kimball, A. B. (2011).

Comparison of the epidemiology of acne vulgaris among Caucasian, Asian, Continental Indian and African American women. JEADV, 25(9), 1054–1060.

Sibero, H. T., Sirajudin, A., Anggraini, D. I., Dokter, P., Kedokteran, F., Lampung, U., Ilmu, B., Sakit, R., Moeloek, A., & Lampung, B. (2019). Prevalensi dan Gambaran Epidemiologi Akne Vulgaris di Provinsi Lampung The Prevalence and Epidemiology of Acne Vulgaris in Lampung. JK Unila, 3(2), 308–312.

Tanghetti, E. A. (2013). The role of inflammation in the pathology of acne. Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, 6(9), 27–35.

Zaenglein, A. L., Pathy, A. L., Schlosser, B. J., Alikhan, A., Baldwin, H. E., Berson, D. S., Bowe, W. P., Graber, E. M., Harper, J. C., Kang, S., Keri, J. E., Leyden, J. J., Reynolds, R. V., Silverberg, N. B., Stein Gold, L. F., Tollefson, M. M., Weiss, J. S., Dolan, N. C., Sagan, A. A., … Bhushan, R. (2016). Guidelines of care for the management of acne vulgaris. Journal of the American Academy of Dermatology, 74(5), 945-973.e33. https://doi.org/10.1016/j.jaad.2015.12.037

Zhang, B., Choi, Y. M., Lee, J., An, I. S., Li, L., He, C., & Dong, Y. (2019). Toll-like receptor 2 plays a critical role in pathogenesis of acne vulgaris. 2–7.

(15)

11 LAMPIRAN

SINTA ID KETUA

(16)

12

BIODATA KETUA PENELITI A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) dr. Hendra Tarigan Sibero, S. Ked., M. Kes., Sp.KK.

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Jabatan Funngsional Lektor

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19760813 2006041002

5 NIDN 0013087605

6 Tempat dan Tanggal Lahir Kaban Jahe, 13 Agustus 1976

7 E-mail hendraikkel1308@gmail.com

8 Nomor Telpon/HP 082232445554

9 Alamat Kantor Jln. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, 35145

10 Nomor Telepon/Faks (0721) 7691197/ (0721) 7691197

11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = ... orang. S-2 = ...orang. S3 = ... orang.

12 Mata kuliah yg diampu

1.Pembelajaran Dokter Muda di Fase Klinik 2

3 Dst.

B. Riwayat pendidikan

S1 S2 S3

Nama Perguruan Tinggi Universitas Hang Tuah

Universitas Sebelas Maret

Universitas Andalas

Bidang Ilmu Kedokteran Kedokteran Biomedik

Tahun Masuk-Lulus

Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Nama Pembimbing/Promotor

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml(Juta Rp) 1 2013 Hubungan Antara Kadar Besi Darah dan

Keparahan Vitiligo di RSUP.Dr. Mohammad Hoesin di Palembang

2. 2014 Management of Infantil Hemangioma 3. 2014 Management of Sporotrikosis

4. 2014 Snail’s Slime As an Alternative Hydrogel For Healing Burns Wound On Rats (Rattus norwegicus) Sprange Dawley Strain

5. 2014 Ekstrak Ethanol Daun Sirsak (Anona muricata) Berpotensi memiliki Efek Kemoterapi pada Kanker Payudara

6. 2014 MIR-423-3P Used As Reference For Mirna 146 A In Cell Lines HEP-G2

(17)

13

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir.

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber* Jml(Juta Rp) 1 2013 Peningkatan Pengetahuan Mengenai Penyakit

Skabies dan Personal Higiene pada Siswi Kelas VII MTs Dinniyah Putri Lampung

2. 2014 Peningkatan Pengetahuan Wanita Usia Subur Mengenai Pemeriksaaan Payudara Sendiri (Sadari) Sebagai Tindakan Deteksi Dini Kanker Payudara

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml(Juta Rp) 1 2013 Hubungan Antara Kadar Besi Darah dan

Keparahan Vitiligo di RSUP.Dr. Mohammad Hoesin di Palembang

2. 2014 Management of Infantil Hemangioma 3. 2014 Management of Sporotrikosis

4. 2014 Snail’s Slime As an Alternative Hydrogel For Healing Burns Wound On Rats (Rattus norwegicus) Sprange Dawley Strain

5. 2014 Ekstrak Ethanol Daun Sirsak (Anona muricata) Berpotensi memiliki Efek Kemoterapi pada Kanker Payudara

6. 2014 MIR-423-3P Used As Reference For Mirna 146 A In Cell Lines HEP-G2

F. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosial, atau institut lainnya)

No Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi Penghargaan

Tahun

1 Adi Satya Utama Pengurus Besar

Ikatan Dokter Indonesia (PB

IDI)

2018

2 3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung 1 September 2021 Pengusul

dr. Hendra Tarigan Sibero, S.Ked., M.Kes., Sp.KK

Gambar

Tabel Rencana Target Capaian Luaran

Referensi

Dokumen terkait

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG SOSIALISASI DAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) DAMPAK DESTRUCTIVE FISHING TERHADAP KEBERLANJUTAN SEKTOR

Sekolah Alam Lampung (SAL) memiliki program unggulan yaitu sebagai pelopor pendidikan lingkungan hijau. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan yaitu aksi bersih desa,

Kegiatan pendampingan dan pemberdayaan terkait pembuatan ruang publik yang bersifat inklusi sosial, berdasarkan Pre test yang telah di jawab oleh 21 (dua puluh

Pendampingan digitalisasi marketing upaya kebangkitan di era adaptasi kebiasaan baru (masyarakat terdampak tsunami anak gunung Krakatau) di desa Kunjir, Lampung

Evaluasi proses dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan pendampingan yang telah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan juga untuk mengetahui kondisi

Strategi dalam mengatasi kemiskinan dan ketimpangan sosial dalam pembangunan inklusif pada sektor pariwisata sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembangunan yang

Dari beberapa masalah di atas, intervensi yang tepat adalah dengan memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam penggunaan APD yang tepat, menghilangkan kebiasaan merokok

Dengan kondisi guru-guru yang belum banyak menguasai teknik analisis data menggunakan SPSS maka perlu diadakan Pelatihan Analisis Data dengan menggunakan aplikasi