• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i

PROPOSAL

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG

PENDAMPINGAN PENERAPAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BIOGAS DI SEKOLAH ALAM LAMPUNG

SEBAGAI PELOPOR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIJAU

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2021

(2)

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... ii

ABSTRAK ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Analisis Situasi ... 1

B. Permasalahan Mitra ... 2

C. Tujuan Kegiatan ... 4

D. Manfaat Kegiatan ... 4

II. SOLUSI DAN TARGET LUARAN ... 4

A. Solusi ... 4

B. Target Capaian Luaran ... 5

C. Tinjauan Pustaka ... 5

1. Sampah Organik ... 5

2. Reaktor Biogas ... 6

III. METODE PELAKSANAAN ... 9

A. Metode Kegiatan ... 9

B. Tahapan dan Deskripsi Kegiatan ... 9

C. Prosedur Kerja ... 10

D. Partisipasi Mitra ... 12

IV. PERSONALIA PENGUSUL DAN KEAHLIAN ... 12

V. RENCANA ANGGARAN BELANJA DAN JADWAL PELAKSANAAN ... 15

A. Rencana Anggaran Belanja ... 15

B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 16

DAFTAR PUSTAKA ... 16

(3)

iii

Pendampingan Penerapan Teknologi Pengolahan Sampah Organik Menjadi Biogas di Sekolah Alam Lampung

sebagai Pelopor Pendidikan Lingkungan Hijau

ABSTRAK

Udin Hasanudin, Tanto P. Utomo, Puspita Yuliandari, Lathifa Indraningtyas

Sekolah Alam Lampung (SAL) memiliki program unggulan yaitu sebagai pelopor pendidikan lingkungan hijau. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan yaitu aksi bersih desa, pembuatan biopori, membagikan benih kepada masyarakat, daur ulang sampah, dan pengomposan sampah. Permasalahan yang dihadapi yaitu keterbatasan ilmu pengetahuan, teknologi dan ketersediaan alat sehingga pengolahan sampah organik belum sampai pada pengolahan menjadi biogas.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan: a) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dan siswa di Sekolah Alam Lampung pada proses pengolahan sampah organik menjadi biogas dan b) meningkatkan pengetahuan guru dan siswa di Sekolah Alam Lampung mengenai pemanfaatan biogas sebagai energi terbarukan pengganti LPG. Kegiatan pengabdian akan dilaksanakan dengan metode ceramah dan diskusi dilanjutkan dengan praktik. Tahapan kegiatan terdiri dari persiapan (survei awal), instalasi mesin pencacah sampah organik dan reaktor biogas (kapasitas 1 m3), sosialisasi teknologi pengolahan sampah organik menjadi biogas, praktik pengolahan sampah organik menjadi biogas, dan evaluasi.

Evaluasi dilakukan dengan metode pre test untuk mengetahui tingkat pengetahuan guru dan siswa serta post test untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan kegiatan yang dilakukan. Kegiatan pengabdian ini lebih lanjut diharapkan dapat mendukung program SAL sebagai pelopor pendidikan lingkungan hijau di sekolah, dan kelak bermanfaat hingga ke masyarakat sekitar.

Kata kunci: biogas, sampah organik, bioreaktor, energi terbarukan, pendidikan lingkungan hijau

(4)

1

I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

Sekolah Alam Lampung, selanjutnya disebut dengan SAL, merupakan sekolah dengan konsep pendidikan berbasis alam semesta yang memadukan pendekatan humanis dan bersinergi dengan alam. Sekolah yang berdiri sejak tahun 2003 ini terdiri dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA). Kurikulum pendidikan yang digunakan fokus pada empat core value yaitu membentuk akhlak (karakter baik), logika berpikir, jiwa kepemimpinan, dan jiwa kewirausahaan. Selain itu, SAL juga mengedepankan kegiatan pengabdian dan mengutamakan kebermanfaatan sekolah untuk lingkungan sekitar guna menjadi pijakan pembelajaran sosial bagi para siswa. Sekolah ini memiliki program unggulan yaitu sebagai sekolah fokus bakat, pusat pembelajaran tanaman herbal, pusat pembelajaran budaya, serta pelopor pendidikan lingkungan hijau.

Beberapa program telah konsisten dilakukan untuk mengedukasi para siswa dalam menciptakan lingkungan hijau sejak usia dini. Pertama, SAL menerapkan kantin hijau dan koperasi hijau yang mengaplikasikan penggunaan kemasan ramah lingkungan. Kegiatan selanjutnya yaitu guru dan siswa rutin mengajak masyarakat sekitar dalam aksi bersih desa, pembuatan biopori, membagikan benih dan bibit kepada masyarakat, serta melakukan survey kebutuhan yang nantinya menjadi desa binaan sekolah. Selain itu, SAL membuat “Bank Sampah” di sekolah yang hingga saat ini menjadi sarana pembelajaran dalam melakukan pemilahan dan daur ulang sampah padat yang masih bisa digunakan khususnya sampah kertas dan plastik (lihat Gambar 1.).

(5)

2

Gambar 1. Kegiatan memilah sampah padat di “Bank Sampah”

Sekolah Alam Lampung

Pengelolaan sampah padat (solid waste management) yang telah dilakukan di SAL adalah menggunakan prinsip 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle (lihat Gambar 2.). Guru dan siswa terlebih dahulu memilah sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik didaur ulang menjadi barang lain dan sisanya dijual. Sedangkan sampah organik yang umumnya berasal dari sisa makanan kantin, sayur, buah, kotoran ternak dan dedaunan dimasukkan ke dalam bak untuk diolah menjadi pupuk kompos (lihat Gambar 3.).

Gambar 2. Skema pengolahan sampah padat Gambar 3. Bak pengomposan

B. Permasalahan Mitra

Berdasarkan hasil analisis situasi Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Lampung (lihat Gambar 4.), ditemukan permasalahan pengelolaan sampah organik di Sekolah Alam Lampung (SAL) yaitu pengolahan sampah masih terbatas pada pembuatan pupuk kompos saja. Hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh sekolah. Pengolahan sampah organik di Sekolah Alam Lampung belum sampai tahap pengolahan menjadi

(6)

3

biogas. Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Lampung akan melakukan pendampingan penerapan teknologi pengolahan biogas sampah organik di Sekolah Alam Lampung sebagai pelopor pendidikan lingkungan hijau.

Gambar 4. Analisis situasi di Sekolah Alam Lampung oleh Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Lampung

Penelitian mengenai pemanfaatan sampah organik menjadi biogas di skala laboratorium sudah dilakukan oleh 3 orang mahasiswa dan dosen Tim Pengabdian Mayarakat Universitas Lampung di Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung (lihat Gambar 5).

Gambar 5. Penelitian pengolahan sampah organik menjadi biogas di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Menurut Iryani dkk. (2019), sampah organik sangat berpotensi untuk diubah menjadi biogas yang dapat digunakan sebagai energi terbarukan. Biogas sangat potensial digunakan sebagai pengganti bahan bakar untuk memasak dan jika dibuat dalam skala industri dapat digunakan untuk energi pembangkit listrik. Oleh karena itu, melalui kegiatan pengabdian ini diharapkan menjadi sarana pendampingan penerapan teknologi bagi guru dan siswa di Sekolah Alam Lampung dalam mengolah sampah organik menjadi biogas. Teknologi biogas sampah organik yang akan diapalikasikan tidak hanya mengurangi pencemaran

(7)

4

lingkungan, tetapi juga bisa digunakan sebagai alternatif pengganti gas LPG pada proses memasak di kantin. Kegiatan pengabdian ini lebih lanjut diharapkan dapat mendukung program SAL sebagai pelopor pendidikan lingkungan hijau di sekolah, dan kelak bermanfaat hingga ke masyarakat sekitar.

C. Tujuan Kegiatan

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dan siswa di Sekolah Alam Lampung pada proses pengolahan sampah organik menjadi biogas.

2. Meningkatkan pengetahuan guru dan siswa di Sekolah Alam Lampung mengenai pemanfaatan biogas sebagai energi terbarukan pengganti LPG.

D. Manfaat Kegiatan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat memberikan dampak dan manfaat bagi:

1.Universitas Lampung, yaitu sebagai sarana untuk menyebarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya memberikan sumbangan bagi pelaksanaan pembangunan.

2. Sekolah Alam Lampung, yaitu sebagai sarana edukasi teknologi pengolahan sampah organik menjadi biogas sebagai pendukung program pendidikan lingkungan hijau.

3. Desa Way Hui Lampung Selatan, yaitu sebagai sarana mengurangi dampak pencemaran lingkungan dengan mengurangi jumlah sampah organik yang terbuang di Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

II. SOLUSI DAN TARGET LUARAN A. Solusi

Berdasarkan permasalahan yang ada di Sekolah Alam Lampung (SAL), gagasan pemecahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut (lihat Tabel 1.)

(8)

5

Tabel 1. Rumusan masalah dan gagasan pemecahan

Kondisi Sekarang Solusi Kondisi yang Diharapkan Guru dan siswa di Sekolah

Alam Lampung belum memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai proses pembuatan biogas dari sampah organik

Ceramah, diskusi, dan praktek mengenai cara memproduksi biogas dari sampah organik

Guru dan siswa di Sekolah Alam Lampung memiliki pengetahuan dan

keterampilan mengenai proses pembuatan biogas dari sampah organik Guru dan siswa di Sekolah

Alam Lampung belum memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai cara menggunakan biogas sebagai alternatif

pengganti LPG untuk memasak

Ceramah, diskusi, dan praktek mengenai cara menggunakan biogas sebagai alternatif pengganti LPG untuk memasak

Guru dan siswa di Sekolah Alam Lampung memiliki pengetahuan dan

keterampilan mengenai cara menggunakan biogas sebagai alternatif pengganti LPG untuk memasak

B. Target Capaian Luaran

Berikut ini adalah target capaian luaran yang akan dilakukan pada pengabdian ini (lihat Tabel 2.) :

Tabel 2. Target capaian luaran

No Jenis Luaran Indikator Capaian

Luaran Wajib

1 Publikasi artikel ilmiah pada jurnal pengabdian masyarakat

accepted 2 Artikel yang dipresentasikan dalam petemuan

ilmiah diselenggarakan LPPM

dipresentasikan

3 Video pelaksanaan kegiatan pengabdian video

Luaran Tambahan

1 Inovasi baru/TTG Produk

C. Tinjauan Pustaka 1. Sampah Organik

Berdasarkan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, disebutkan “sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik

(9)

6

bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Sampah diklasifikasikan menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah limbah yang berasal dari sisa makhluk hidup seperti hewan, manusia, tumbuhan yang dapat di urai oleh bakteri secara alami dan proses penguraiannya berlangsung cepat. Sampah organik umumnya berasal dari sisa makanan, sayur, buah, dan dedaunan. (Taufiq dan Maulana, 2015).

Sampah organik perlu dikelola dengan baik dalam upaya mengurangi efek yang tidak baik terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat. Sampah organik dapat dikonversi menjadi suatu produk yang bernilai ekonomi tinggi. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonversi bahan -bahan organik tersebut menjadi biogas sebagai bahan bakar alternatif. Perombakan bahan organik melalui anaerobic digestion di dalam reaktor tidak hanya menghasilkan biogas tetapi juga menghasilkan produk samping yang dapat digunakan sebagai pupuk organik (Khaidir, 2015).

2. Reaktor Biogas

Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas penguraian anaerobik bahan- bahan organik seperti kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga, limbah agroindustri, dan bahan organik lainnya. Proses pembentukan biogas terdiri dari tahap hidrolisis, asidogenesis, asetogenesis, dan metenogenesis. Produksi biogas dapat dilakukan secara batch atau continuous feeding. Batch feeding adalah jenis reaktor yang pengisian bahan organik dilakukan sekali penuh, kemudian ditunggu sampai biogas dihasilkan. Continuous feeding merupakan jenis reaktor yang pengisian bahan organiknya dilakukan setiap hari dalam jumlah tertentu, setelah biogas mulai berproduksi. Pada pengisian awal reaktor diisi penuh, kemudian ditunggu sampai biogas berproduksi. Setelah berproduksi, pengisian bahan organik dilakukan secara kontinyu setiap hari dengan jumlah tertentu (Khaidir, 2015).

Berdasarkan penelitian Artiani dan Handayasari (2017), proses pengolahan sampah organik dengan teknologi reaktor dilakukan dengan tahapan berikut (lihat Gambar 6.). Langkah awal yang dilakukan yaitu persiapan bahan baku dengan

(10)

7

terlebih dahulu memisahkan sampah organik dari sampah anorganik seperti kaca, logam, dan plastik. Selain itu sampah organik juga harus dipisahkan dari bahan- bahan yang teksturnya keras dan bahan yang mengandung senyawa aromatik kuat (seperti kulit jeruk) yang dapat menggantu aktivitas bakteri anaerob. Pada proses pencampuran bahan baku diberikan tambahan air dengan perbandingan antara sampah organik dan air sebesar 1:1 atau 1:2. Biogas yang dihasilkan akan ditampung, sedangkan sisa produk effluent digunakan sebagai pupuk organik.

Gambar 6. Diagram alir pengolahan sampah organik menggunakan reaktor Penelitian mengenai pemanfaatan sampah organik menjadi biogas di skala laboratorium dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Lampung di Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung (dapat dilihat pada Gambar 7.) dengan beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Pemilahan sampah organik

Proses pemilahan dilakukan untuk memisahkan sampah organik dari bahan yang tidak digunakan yaitu bahan anorganik seperti kaca, logam, dan plastik. Selain itu, pada tahap ini sampah organik juga dipisahkan dari bahan-bahan yang bertekstur keras seperti tulang, serta bahan yang memiliki aroma kuat seperti kulit jeruk. Hal ini perlu dilakukan untuk mengoptimalkan kondisi lingkungan hidup dari bakteri anaerob.

(11)

8

b. Pencacahan sampah menjadi bubur (slurry)

Sampah organik yang telah dipilah, kemudian ditimbang dan ditambahkan air dengan perbandingan bahan dan air adalah 1 : 3. Kemudian sampah akan dihaluskan menggunakan alat mesin pencacah sampah hingga menjadi bubur.

c. Penambahan bibit mikroba dan proses aklimatisasi

Reaktor biogas terlebih dahulu ditambahkan dengan bibit mikroba selama 2 hari, kemudian ditambahkan dengan bubur sampah organik secara bertahap setiap hari dan diaklimatisasi selama 20 hari. Selama proses aklimatisasi akan dilakukan evaluasi pembentukan biogas dan pengadukan reaktor secara berkala. Biogas yang terbentuk akan dialirkan melalui pipa ke penampung biogas.

d. Evaluasi produksi biogas dan uji nyala kompor biogas

Produksi biogas dievaluasi dan kemudian akan diujikan menggunakan kompor biogas untuk melihat pemanfaatan biogas sebagai pengganti LPG.

Gambar 7. Penelitian pengolahan sampah organik menjadi biogas

(12)

9

III. METODE PELAKSANAAN A. Metode Kegiatan

Pengabdian ini akan dilaksanakan melalui beberapa metode kegiatan sebagai berikut:

1. Ceramah dan diskusi

Penyampaian materi pengabdian dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, dan kemudian dilakukan diskusi (tanya jawab). Melalui kegiatan ini diharapkan akan meningkatkan pengetahuan guru dan siswa di Sekolah Alam Lampung mengenai teknologi pengolahan sampah organik menjadi biogas dan penggunaan biogas sebagai pengganti gas LPG. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara tatap muka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

2. Praktik atau demonstrasi

Guru dan siswa akan diberikan contoh tahapan pengolahan sampah organik menjadi biogas menggunakan reaktor sederhana yang telah diinstalasi oleh Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Lampung sehingga diharapkan meningkatkan keterampilan dalam membuat biogas sampah organik. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara tatap muka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

B. Tahapan dan Deskripsi Kegiatan

Pengabdian ini akan dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut : 1. Persiapan kegiatan

Persiapan kegiatan dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Lampung mengenai kebutuhan spesifikasi alat dan kondisi lokasi yang tersedia di Sekolah Alam Lampung.

2. Instalasi mesin pencacah sampah dan reaktor biogas

Mesin pencacah sampah dan reaktor biogas akan diinstalasi oleh tim sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tempat yang tersedia di Sekolah Alam Lampung.

3. Sosialisasi

Sosialisasi dilakukan melalui ceramah dan diskusi sebagai langkah awal edukasi untuk meningkatkan pengetahuan guru dan siswa mengenai teknologi pengolahan biogas sampah organik.

(13)

10 4. Praktik atau demonstrasi

Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Lampung melakukan praktik bersama dengan guru dan siswa untuk meningkatkan keterampilan dalam mengaplikasikan teknologi biogas sampah organik yang terdiri dari persiapan bahan baku, input bahan baku ke dalam reaktor, pemasangan penampung biogas, kemudian setelah 20 hari kemudian akan dilakukan uji coba biogas sebagai pengganti LPG.

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat awal sosialisasi (pre test) dan pada saat akhir setelah praktik atau demonstrasi (post test) sebagai upaya mengukur tingkat kepahaman guru dan siswa terhadap teknologi biogas sampah organik.

C. Prosedur Kerja

Prosedur yang akan dilakukan dalam mengaplikasikan teknologi biogas sampah organik adalah sebagai berikut:

1. Instalasi mesin pencacah sampah dan reaktor

Reaktor yang akan dibuat adalah jenis continuous feeding dengan kapasitas 1 m3 dan pencacah sampah yang akan digunakan diperlihatkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Rancangan reaktor biogas sampah organik dan mesin pencacah sampah

(14)

11 2. Persiapan bahan baku

Bahan baku terlebih dahulu untuk memisahkan bahan yang sesuai dan tidak sesuai untuk dimasukkan ke reaktor biogas. Bahan baku sampah organik yang telah dipilah kemudian akan dihaluskan dan ditambahkan dengan air dengan perbandingan bahan dan air yaitu 1:3 hingga menjadi bubur (slurry).

3. Penambahan bibit mikroba dan aklimatisasi di dalam reaktor

Reaktor akan ditambahkan bibit mikroba kemudian secara bertahap dimasukkan bubur sampah organik dan dilakukan aklimatisasi selama 20 hari. Setiap harinya akan ditambahkan sampah organik secara bertahap kemudian diaduk secara berkala. Biogas yang dihasilkan akan dialirkan melalui selang ke penampungan biogas.

4. Uji biogas sebagai pengganti LPG

Biogas yang dihasilkan akan diujikan sebagai sumber energi pengganti LPG di kantin sekolah.

D. Roadmap Kegiatan

Roadmap Riset Teknologi Pengolahan Sampah Organik menjadi Biogas

Penelitian yang telah dilakukan Pengabdian yang akan dilakukan

Gambar 9. Roadmap Teknologi Pengolahan Sampah Organik menjadi Biogas

Penelitian

Karakterisasi Sampah Padat Kota dan Estimasi Emisi Gas Rumah Kaca (Tahun 2017-2019)

Penelitian

Pengolahan Sampah Organik menjadi Biogas Skala Laboratorium (kapasitas 20 liter dan 5 m3) Tahun 2020- 2021.

Pengabdian :

Aplikasi teknologi Pengolahan Sampah Organik menjadi Biogas di Sekolah Alam Lampung

(Tahun 2021)

(15)

12 E. Partisipasi Mitra

Keterlibatan mitra yaitu guru dan siswa di Sekolah Alam Lampung dilakukan sejak tahap awal hingga akhir kegiatan pengabdian dilaksanakan yaitu menyediakan fasilitas lokasi, fasilitas listrik, dan bahan baku sampah organik.

Kegiatan ini diharapkan akan terus berlanjut hingga ke masyarakat sekitar sekolah atau di rumah guru dan siswa.

IV. PERSONALIA PENGUSUL DAN KEAHLIAN

Tim personalia yang akan melaksanakan pengabdian sebanyak 4 orang (1 orang ketua dan 3 orang anggota). Tim personalia adalah dosen yang berpengalaman dalam bidang teknologi pengolahan limbah agroindustri. Curriculum vitae personil dapat dilihat pada Lampiran 1. Rincian pelaksanaan kegiatan pengabdian masing-masing personalia adalah 30 jam/bulan selama 6 bulan, dengan rincian kegiatan yaitu persiapan kegiatan (survei awal), perancangan alat, persiapan instalasi alat, sosialisasi, praktik atau demonstrasi, dan evaluasi. Berikut personalia dan keahlian pengusul pada Tabel 3.

(16)

13 Tabel 3. Personalia pengusul dan keahlian

No. Nama Jabatan Program Studi/

Bidang Keahlian

Alokasi

Waktu Tugas dan Tanggung Jawab 1. Prof.Dr.Ir. Udin Hasanudin,

M.T.

Ketua Teknologi Industri Pertanian/

Pengelolaan Limbah Agroindustri

30 jam /bulan

1. Penanggung jawab dan sebagai koordinator kegiatan

2. Mempersiapkan Rancangan Digester (bioreaktor) 3. Memberikan penyuluhan dan pelatihan pembuatan

biogas dengan digester (bioreaktor) 4. Melakukan evaluasi akhir kegiatan 2. Dr. Ir. Tanto P. Utomo,

M.Si.

Anggota Teknologi Industri Pertanian/

Pengelolaan Limbah Agroindustri

30 jam /bulan

1. Memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai pemanfaatan dan pengelolaan sampah organik di lingkungan sekolah

2. Melakukan evaluasi pemanfaatan dan pengelolaan sampah organik di lingkungan sekolah selama proses produksi

3. Puspita Yuliandari, S.T.P., M.Si

Anggota Teknologi Industri Pertanian/

Pengelolaan

30 jam /bulan

1. Memberikan peyuluhan dan pelatihan cara mengolah sampah organik menjadi biogas energi terbarukan sebagai alternatif LPG

(17)

14

No. Nama Jabatan Program Studi/

Bidang Keahlian

Alokasi

Waktu Tugas dan Tanggung Jawab Limbah

Agroindustri

2. Melakukan evaluasi mengenai cara mengolah sampah organik menjadi biogas energi terbarukan sebagai alternatif LPG

4. Lathifa Indraningtyas, S.TP., M.Sc.

Anggota Teknologi Industri Pertanian/

Pengelolaan Limbah Agroindustri

30 jam /bulan

1. Memberikan penyuluhan dan pelatihan cara memilah sampah organik dan menghancurkan sampah organik sehingga menjadi bubur yang siap dimasukkan di degester

2. Melakukan evaluasi pelatihan cara memilah sampah organik dan menghancurkan sampah organik sehingga menjadi bubur yang siap dimasukkan di degester pada proses pelaksanaan 3. Membantu melakukan evaluasi akhir secara

menyeluruh

Mahasiswa yang terlibat:

No. Nama Program Studi NPM

1. Annisa Nur Fadhilah Teknologi Industri Pertanian 1754231006

(18)

15

V. RENCANA ANGGARAN BELANJA DAN JADWAL PELAKSANAAN

A. Rencana Anggaran Belanja

No Uraian Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) I. Pengadaan Alat dan Bahan Penelitian

1 Digester 1 set Rp 7.000.000 Rp 7.000.000 2 Pencacah sampah 1 set Rp 6.500.000 Rp 6.500.000 3 Selang plastik 3/4 inc 1 paket Rp 175.000 Rp 175.000 4 Pipa 1/2 inc +

sambungan

1 paket Rp 300.000 Rp 300.000 5 kompor biogas 2 buah Rp 350.000 Rp 350.000

Sub Jumlah (1) Rp 14.325.000

II. Biaya Perjalanan Penelitian 1 Biaya transportasi

pelaksanaan kegiatan

6 pp Rp 300.000 Rp 1.800.000

Sub Jumlah (2) Rp 1.800.000

III. Alat Tulis Kantor/Bahan Habis Pakai

1 Kertas HVS 80 gr 2 rim Rp 50.000 Rp 50.000 2 Tinta printer 2 paket Rp 100.000 Rp 100.000 3 Penggandaan

makalah penyuluhan dan kuisioner

50 paket Rp 8.000 Rp 400.000

4 Biaya pemasangan

alat 1 paket Rp 1.000.000 Rp 1.000.000

Sub Jumlah (3) Rp 1.550.000

IV. Laporan/Diseminasi/Publikasi

1 Seminar 1 paket Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 2 Jurnal (publikasi) 1 paket Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 3 Pembuatan Proposal 5 paket Rp 20.000 Rp 100.000 4 Pembuatan Laporan

Kemajuan

5 paket Rp 20.000 Rp 100.000 3 Pembuatan Laporan

akhir

5 paket Rp 25.000 Rp 125.000

Sub Jumlah (4) Rp 2.325.000

Total Rp 20.000.000

Dua Puluh Juta Rupiah

(19)

16 B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Artiani, G. P. dan I. Handayasari. 2017. Optimalisasi Pengolahan Sampah Organik dengan Teknologi Biodigester sebagai Upaya Konservasi Lingkungan. Jurnal Kajian Ilmu dan Teknologi. ISSN: 2089-1245

Iryani, D. A., M. Ikromi, D. Despa, dan U. Hasanudin. 2019. Karakterisasi Sampah Padat Kota Dan Estimasi Emisi Gas Rumah Kaca di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung Kota Bandarlampung. Journal of Natural Resources and Environmental Management. E-ISSN: 2460-5824

Khaidir. 2015. Teknologi Produksi Biogas sebagai Bahan Bakar Alternatif Berbahan Baku Sampah Organik. Jurnal Samudera Volume 9 Nomor 2.

Taufiq, A. dan M.F. Maulana. 2015. Sosialisasi Sampah Organik dan Non Organik serta Pelatihan Kreasi Sampah. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan.

ISSN: 2089-3086

Gambar

Gambar 1. Kegiatan memilah sampah padat  di “Bank Sampah”
Gambar 4. Analisis situasi di Sekolah Alam Lampung   oleh Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Lampung
Tabel 2. Target capaian luaran
Gambar 6. Diagram alir pengolahan sampah organik menggunakan reaktor  Penelitian  mengenai  pemanfaatan  sampah  organik  menjadi  biogas  di  skala  laboratorium dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Lampung di  Laboratorium  Pengelolaan  L
+3

Referensi

Dokumen terkait

Strategi dalam mengatasi kemiskinan dan ketimpangan sosial dalam pembangunan inklusif pada sektor pariwisata sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembangunan yang

Dengan kondisi guru-guru yang belum banyak menguasai teknik analisis data menggunakan SPSS maka perlu diadakan Pelatihan Analisis Data dengan menggunakan aplikasi

Harapan pemberian penyuluhan kesehatan ini adalah meningkatnya kognitif (pengetahuan dan pemahaman), afektif (sikap) dan psikomotor (tindakan) remaja tentang

Ada pun prosedur kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah: (1) ceramah dan diskusi/tanyajawab tentang program pengembangan diri sebagai pengelola dan

Dari hasil observasi Tim pemilahan sampah yang dilakukan oleh mitra KSL BandarLampung ini masih belum dilakukan secara konsisten dan peralatan untuk menunjang

Melalui kegiatan ini akan diinformasikan kepada petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani yang ada di Kabupaten Pringsewu tentang teknologi pemupukan yang tepat

Perwujudan harapan-harapan tersebut ditawarkan melalui sosialisasi hukum serta pendampingan bagi nelayan desa sasaran, yang merupakan satu rangkaian pengabdian dengan

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah peningkatan pengetahuan tentang gizi anak, wanita hamil, wanita menyusui dan peningkatan ketrampilan ibu balita