1
PROPOSAL
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DISEMINASI PATEN SEDERHANA “METODE PEMUPUKAN N, P, DAN K UNTUK PADI SAWAH” DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN SISTEM PENGELOLAAN TANAMAN
SECARA TERPADU DI DESA
GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
2 DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ...4
a. Analisis Situasi ...4
b. Permasalahan Mitra ...4
c. Tujuan Kegiatan ...6
d. Manfaat Kegiatan ...6
BAB 2 SOLUSI DAN TARGET LUARAN ...7
a. Solusi dan Luaran ...7
b. Kajian Pustaka ...7
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ...12
a. Paten Sederhana “Metode Pemupukan N, P, dan K untuk Padi Sawah” ...12
b. Pelaksanaan. ...14
c. Mitra dan partisipasinya ...14
d. Rancangan Evaluasi ...15
BAB 4 PERSONALIA PENGUSUL DAN KEAHLIAN ...17
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BELANJA ...18
DAN JADWAL PELAKSANAAN ...18
a. Rencana Anggaran Belanja (RAB)...18
b. Jadwal Pelaksanaan ...20
DAFTAR PUSTAKA ...21
3 Abstrak
Masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan tanaman padi sawah di Provinsi Lampung adalah masih rendahnya produktivitas dan produksi di tingkat petani jika dibandingkan dengan potensi genetik dari varietas padi sawah yang ditanam. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu teknologi budidaya padi sawah yang dapat dilakukan yaitu harus memasukkan input jumlah pupuk yang tepat sesuai kebutuhan tanaman dan cara aplikasi yang tepat, serta dipadupadankan dengan teknologi pengelolaan tanaman secara terpadu (PTT-Padi Sawah). Dalam pengembangannya, untuk memecahkan masalah usahatani di wilayah tertentu, PTT tidak menggunakan pendekatan paket teknologi, melainkan dengan pendekatan penerapan teknologi yang bersifat spesifik lokasi. Tujuan utama penerapan PTT adalah untuk meningkatkan produksi, pendapatan petani, dan menjaga kelestarian lingkungan. Kegiatan diseminasi ini bertujuan untuk mendiseminasikan paten sederhana yang telah diperoleh Fakultas Pertanian terkait dengan metode Pemupukan N, P, dan K untuk padi sawah dengan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan dengan metode penyuluhan di sentra produksi padi sawah Kabupaten Pringsewu, yaitu Kecamatan Gading Rejo. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada warga masyarakat tani di daerah tersebut khususnya tentang teknologi pemupukan yang dapat meningkatkan hasil panen dan meningkatkan pendapatan petani.
4 BAB 1
PENDAHULUAN
a. Analisis Situasi
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Di Indonesia, padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat.
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Oleh karena itu, kebijakan ketahanan pangan menjadi fokus utama dalam pembangunan pertanian.
Produksi padi nasional pada tahun 2020 adalah sebesar 55.160.548,20 ton gabah kering giling (GKG). Produksi tersebut meningkat sebesar 556.514,86 ton GKG (1 %) dibandingkan produksi tahun 2019. Tetapi peningkatan tersebut lebih besar disebabkan akibat meningkatnya luas panen yang mencapai 108.927,02 ha pada tahun 2019, sedangkan produktivitas justru menurun sebesar 0,89 ku/ha (Badan Pusat Statistik, 2020).
b. Permasalahan Mitra
Masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan tanaman padi baik di Indonesia maupun di Provinsi Lampung (termasuk di Kabupaten Pringsewu) adalah masih rendahnya produktivitas dan produksi yang dihasilkan oleh petani dibandingkan potensi genetik dari varietas padi yang ditanam. Rata-rata produktivitas padi secara nasional adalah sebesar 51,14 ku/ha, di Provinsi Lampung sebesar 47,88 ku/ha (Badan Pusat Statistik, 2020), sedangkan di Kabupaten Pringsewu masih lebih rendah dari nasional yaitu sebesar 50,52 ku/ha.
Produktivitas ini masih jauh lebih rendah dari potensi yang dapat dihasilkan varietas yang ditanam, yang dapat mencapai lebih dari 8 ton/ha.
Untuk dapat mengatasi masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan tanaman padi diperlukan inovasi teknologi dalam budidaya padi. Salah satu teknologi budidaya padi yang dapat mengatasi masalah di atas adalah budidaya padi dengan teknologi pengelolaan tanaman secara terpadu (Teknologi PTT- Padi). Tujuan utama penerapan PTT adalah untuk meningkatkan produksi, pendapatan petani, dan menjaga kelestarian lingkungan. PTT adalah model atau
5 pendekatan dalam budidaya yang mengutamakan pengelolaan tanaman, lahan, air, dan organisme pengganggu tanaman (OPT) secara terpadu dan bersifat spesifik lokasi. PTT padi bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas padi secara berkelanjutan dan meningkatkan efisiensi produksi.
Pengembangan PTT di suatu lokasi senantiasa memperhatikan kondisi sumber daya setempat, sehingga teknologi yang diterapkan di suatu lokasi dapat berbeda dengan lokasi lain.
Kecamatan Gading Rejo merupakan sentra produksi padi di Kabupaten Pringsewu dengan luas tanam 6.696 Ha dengan produktivitas 50,44. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa diseminasi teknologi pemupukan dalam budidaya padi sawah dengan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu di Kabupaten Pringsewu merupakan tindak lanjut dari hasil perolehan paten sederhana terkait metode pemupukan padi sawah yang dapat meningkatkan produksi hingga 30%. Melalui kegiatan ini akan diinformasikan kepada petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani yang ada di Kabupaten Pringsewu tentang teknologi pemupukan yang tepat serta teknologi budidaya padi sawah dengan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu yang dapat meningkatkan produksi tanaman padi sawah yang diusahakan sehingga secara umum turut berkontribusi dalam upaya meningkatkan produktivitas padi baik untuk Kabupaten Pringsewu maupun Provinsi Lampung.
Mitra yang terlibat dalam kegiatan diseminasi teknologi pemupukan dalam budidaya padi sawah dengan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu di Kabupaten Pringsewu adalah Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu, khususnya Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Gading Rejo. BPP dengan tenaga penyuluh pertanian berperan aktif memfasilitasi dan memobilisasi petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani yang ada di kecamatan masing- masing untuk turut serta dalam kegiatan ini. Di satu sisi, dosen yang akan melaksanakan kegiatan tersebut terbantukan dalam pelaksanakan kegiatan sehingga diharapkan dapat berjalan dengan lancar, di sisi lain, pihak Dinas Pertanian Pringsewu, melalui BPP dapat memetik manfaat dengan terbantukan dari sisi pembinaan khususnya kepada petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani di wilayah kerja mereka sudah dibina dan mendapatkan informasi
6 dan pengetahuan tentang teknologi pemupukan dalam budidaya padi sawah serta pengetahuan-pengetahuan lainnya di bidang pertanian.
c. Tujuan Kegiatan
Kegiatan diseminasi paten sederhana “Metode Pemupukan N, P, dan K untuk Padi Sawah” dalam sistem pengelolaan tanaman secara terpadu di Kabupaten Pringsewu ini bertujuan untuk:
a. Menginformasikan kepada petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani yang ada di Kabupaten Pringsewu tentang teknologi pemupukan yang tepat untuk tanaman padi sawah yang dapat meningkatkan pertumbuhan, produktivitas, dan produksi padi;
b. Menginformasikan kepada petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani yang ada di Kabupaten Pringsewu tentang teknologi budidaya padi sawah dengan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu yang dapat meningkatkan pertumbuhan, produktivitas, dan produksi padi; dan
c. Meningkatkan pengetahuan petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani yang ada di Kabupaten Pringsewu tentang budidaya padi sawah yang baik dan benar yang dapat diterapkan oleh mereka dalam lahan usahataninya.
d. Manfaat Kegiatan
Kegiatan diseminasi paten sederhana “Metode Pemupukan N, P, dan K untuk Padi Sawah” dalam sistem pengelolaan tanaman secara terpadu di Kabupaten Pringsewu ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani berupa:
a. Paket teknologi pemupukan yang tepat yang dapat meningkatkan pertumbuhan, produktivitas, dan produksi padi sawah yang diusahakan;
b. Pengetahuan tentang teknologi budidaya padi sawah dengan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu yang dapat meningkatkan pertumbuhan, produktivitas, dan produksi padi sawah yang diusahakan;
c. Pengetahuan tentang budidaya padi sawah yang baik dan benar yang dapat diterapkan oleh mereka dalam lahan usahataninya.
7 BAB 2
SOLUSI DAN TARGET LUARAN
a. Solusi dan Luaran
Lahan-lahan sawah di Kabupaten Pringsewu tergolong dalam kelas kesesuaian lahan: sesuai marjinal, artinya lahan sawah tersebut dapat diusahakan untuk budidaya padi sawah dengan batasan atau hambatan tertentu. Berdasarkan tingkat kesuburan tanah, lahan-lahan sawah di Pringsewu, khususnya di Kecamatan Gading Rejo tergolong rendah sampai sangat rendah. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan budidaya padi sawah direkomendasikan untuk melaksanakan kegiatan pemupukan dengan dosis tinggi sehingga tanaman padi sawah yang diusahakan dapat tumbuh dan berproduksi tinggi.
Kegiatan diseminasi paten sederhana Metode Pemupukan N, P, dan K untuk Padi Sawah dengan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu di Kabupaten Pringsewu merupakan upaya untuk menginformasikan kepada petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani yang ada di Kabupaten Pringsewu tentang paket teknologi pemupukan yang harus diaplikasikan pada tanaman padi sawah agar dapat tumbuh dan berproduksi tinggi.
Sasaran kegiatan diseminasi teknologi pemupukan dalam budidaya padi sawah dengan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu di Kabupaten Pringsewu adalah petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani yang ada di Kecamatan Gading Rejo. Pemilihan sasaran ini karena wilayah kecamatan tersebut merupakan sentra produksi padi yang paling besar kontribusinya dalam menyumbang produksi padi di Kabupaten Pringsewu. Dengan menggunakan teknologi pemupukan yang dianjurkan diharapkan panen yang diperoleh petani dapat meningkat hingga 30% seperti hasil penelitian yang telah menghasilkan paten sederhana.
b. Kajian Pustaka
1. Teknologi Budidaya PTT-Padi Sawah a. Komponen Teknologi PTT Padi Sawah
Komponen teknologi yang diterapkan dalam PTT Padi Sawah dikelompokkan ke dalam teknologi dasar dan pilihan. Komponen teknologi dasar
8 sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi padi sawah. Penerapan komponen pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan, dan kemampuan petani setempat.
Komponen teknologi dasar yang wajib diaplikasikan dalam PTT Padi Sawah, antara lain :
a. Varietas unggul baru (Hibrida atau Inbrida).
b. Benih bermutu dan berlabel.
c. Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau dalam bentuk kompos atau pupuk kandang.
d. Pengaturan populasi tanaman secara optimum.
e. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah.
f. Pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) dengan pendekatan PHT (pengendalian hama terpadu).
Sedangkan komponen teknologi pilihan yang dapat diaplikasikan dalam PTT Padi Sawah, antara lain :
a. Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam.
b. Penggunaan bibit muda (< 21 hari).
c. Tanam bibit 1 -3 batang per rumpun.
d. Pengairan secara effektif dan effisien.
e. Penyiangan dengan alat (landak, gasrok, dll).
f. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok.
b. Teknik Budidaya PTT-Padi Sawah
Untuk meningkatkan produksi beras dalam rangka pencapaian swasembada pangan, diperlukan upaya terobosan rekayasa teknologi, sosial, ekonomi dan kelembagaan yang dapat diterapkan dalam waktu segera. Salah satunya adalah peningkatan produktivitas melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Beberapa komponen teknologi budidaya padi sawah dengan pendekatan PTT adalah:
9 (a) Varietas Anjuran dan Kebutuhan Benih
Penggunaan varietas unggul yang sesuai memegang peranan paling menonjol dalam usaha peningkatan hasil maupun sebagai salah satu komponen utama dalam pengendalian hama dan penyakit serta mengatasi keracunan hara. Beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan guna menentukan penggunaan varietas di suatu wilayah atau hamparan tertentu, antara lain:
- Berumur sedang, 120 hingga 130 hari, agar tidak mengganggu pola tanam.
- Benih bermutu baik dengan daya tumbuh > 90%, campuran varietas lain (cvl) kurang dari 1%. Kebutuhan benih 30 kg/ha untuk cara tanam pindah
konvensional dan 40 kg/ha untuk cara Jajar Legowo.
- Di daerah endemis serangan penyakit tungro adalah varietas Memberamo, Kalimas, Bondoyudo.
- Di daerah endemis serangan wereng coklat dapat dipilih varietas: emberamo, Digul, Way Apo Buru, Widas, Ciherang dan Ketonggo (ketan).
- Varietas untuk musim hujan adalah: Ciherang, Cibogo, Mekongga, Way Apoburu, Konawe, Kalimas, Bondoyudo, Cimelati, dan IR-64.
- Untuk musim kemarau varietas yang dianjurkan adalah: Memberamo,
Ciherang, Cibogo, Way Apoburra, Konawe, Cimelati, Mekongga dan Widas.
(b) Pesemaian dan Penyiapan Bibit
- Area pesemaian seluas 300 m2/ha. Hindarkan pembuatan pesemaian dekat lampu agar tidak menarik hama wereng dan penggerek batang.
- Benih direndam selama 24 jam dan diperam selama 24 jam.
- Untuk memudahkan pencabutan bibit (daud); pada dasar pesemaian diusahakan ditaburi dengan sekam atau abu sekam 2 kg/m2 dan pupuk organik 1 kg/m2, baru benih ditaburkan.
- Daerah endemis hama wereng coklat, benih diperlakukan dengan cara dicampur dulu dengan insektisida fipronil sebelum ditabur di pesemaian.
- Pemupukan 200 gram urea + 100 gram SP-36 + 60 gram KCl/10 m2 pada umur 5 hari.
- Bibit dipindahkan pada umur 10-14 hari.
10 (c) Penyiapan Lahan
- Pengolahan tanah dengan bajak dilakukan 2 kali, pupuk organik 2,0 ton/ha (pupuk kandang) diberikan sebelum pembajakan tanah II, disebar merata.
- Gulma dan sisa tanaman diambil dan disingkirkan dari petakan sawah.
(d) Cara Tanam
Tanam pindah dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
- Pada saal tanam, keadaan air di petakan macak-macak.
- Jarak tanam Legowo: 35 cm X (20 cm X 10 cm), 2 bibit/rumpun. Jarak antar baris berselang-seling 35 cm dan 20 cm; jarak dalam baris 10 cm.
- Bibit ditanam pada umur 10-14 hari.
(e) Penyiangan
- Penyiangan dilakukan secara manual dicabuti atau mekanis (menggunakan
“osrok”/landak)
- Penyiangan I pada saat tanaman berumur sekitar 15 hari, penyiangan II berumur sekitar 25 hari, selanjutnya disesuaikan dengan populasi gulma.
(f) Pengairan
- Pengelolaan air diusahakan seefisien mungkin agar diperoleh penghematan air dengan kualitas pengairan cukup.
- Tinggi genangan air maksimal 3 cm (petakan yang dapat diairi setiap saat).
Dihindari kekurangan air saat premordia (40-42 HST) dan pengisian bulir (65- 80 HST). Sepuluh hari sebelum panen, air dikeluarkan dari petakan.
(g) Pemupukan
Pemupukan dimaksudkan menambah penyediaan hara sehingga mencukupi kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik. Untuk perlakuan pemupukan dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pemupukan Organik
Pupuk organik diperlukan untuk membuat struktur agregat tanah yang lebih baik dan meningkatkan aktivitas hayati dan sumber hara mikro serta meningkatkan
11 efisiensi pemupukan, diberi pupuk organik 2-3 ton /ha dan ditebarkan pada pengolahan tanah terakhir.
b. Pemupukan Anorganik
- Pada saat pemupukan dan 3 hari sesudahnya saluran pemasukan dan pengeluaran air harus ditutup.
- Pemupukan dilakukan dengan cara menebar pupuk meratake seluruh areal pertanaman.
- Penentuan dosis pupuk P dan K didasarkan pada kandungan hara P dan K dalam tanah.
(h) Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian OPT menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT) dengan penekanan pada pengamatan dan monitoring tiap minggu. Apa bila populasi hama sudah mendekati ambang kendali dilakukan pengendalian dengan pestisida hayati atau kimia sesuai populasi dan potensi serangan.
(i) Panen dan Penanganan hasil
- Panen dilakukan bila 95% butir padi pada setiap malai telah menguning.
- Panen dilakukan secara riil, hasil tiap petakan ditimbang.
- Perontokan menggunakan alat mesin perontok, minimal menggunakan pedal tresher yang sederhana.
12 BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan diseminasi teknologi pemupukan dalam budidaya padi sawah dengan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu dilaksanakan dalam lingkup Kecamatan Gading Rejo yang merupakan daerah sentra produksi padi di Kabupaten Pringsewu.
a. Paten Sederhana “Metode Pemupukan N, P, dan K untuk Padi Sawah”
Untuk mendapatkan hasil panen padi yang optimal, maka metode pemupukan yang tepat sangat diperlukan. Takaran pupuk yang tepat dengan validitas yang tinggi dan cara pemupukan yang tepat perlu dilakukan. Hasil penelitian inventor telah membuktikan bahwa metode pemupukan yang tepat dan akurat mampu meningkatkan hasil padi sawah secara signifikan. Adapun metode pemupukan menurut invensi ini adalah sebagai berikut:
(1). Menentukan ketersediaan unsur hara di dalam sawah yang akan ditanami padi.
Analisis tanah yang digunakan dalam invensi ini untuk menetapkan kandungan unsur hara N dalam bentuk N-total adalah metode Kjeldahl, untuk unsur hara P dalam bentuk P-tersedia adalah metode Bray-1, dan untuk unsur hara K dalam bentuk K-dd (K dapat ditukar) adalah dengan metode 1 molar Ammonium asetat pH netral. Perhitungan kandungan unsur hara pada lahan sawah ditetapkan berdasarkan kedalaman tanah setebal 20 cm. Berat tanah pada lahan sawah setebal/sedalam 20 cm adalah 2 x 106 kg/ha (bobot isi = 1 g/cc). Contoh perhitungan ketersediaan unsur N, P, K di tanah dari hasil analisis tanah dengan kandungan N Total sebanyak 0,11%, P-tersedia sebanyak 10,89 ppm, dan K-dd sebanyak 0,11 me/100 g adalah sebagai berikut:
1. Nitrogen hasil analisis tanah sebesar 0,11%, hal ini berarti jumlah nitrogen yang tersedia dalam tanah sebanyak (0,11/100) x 2 x 106 kg/ha
= 2200 kg/ha.
2. P-tersedia hasil analisis tanah sebesar 10,89 ppm, hal ini berarti jumlah P-tersedia dalam tanah adalah (10,89/1.000.000) x 2 x 106 kg/ha = 21,78
13 kg/ha.
3. Kalium hasil analisis tanah sebesar 0,11 me/100 g, hal ini berarti jumlah kalium yang tersedia dalam tanah sebanyak 0,11 me/100 g = 0,11 x 39 mg/100 g = 4,29 mg/100 g = 42,9 mg/1000 g = (42,9/ 1.000.000) x 2 x 106 kg/ha = 85,8 kg/ha.
(2). Menghitung kebutuhan unsur hara N, P, K pada tanaman padi sawah berdasarkan serapan unsur hara per rumpun padi sawah. Selanjutnya dihitung kebutuhan dalam satu hektar berdasarkan populasinya. Kebutuhan unsur hara tanaman padi sawah per rumpun menurut Sugianta, dkk tahun 2008 antara lain untuk unsur hara Nitrogen rata-rata sebesar 0,88 g, Fosfor sebesar 0,206 g dan Kalium sebesar 0,61 g. Contoh perhitungan Kebutuhan unsur N, P, dan K dari luasan 1 Ha, dengan populasi 128.000 rumpun (jarak tanam 25 cm x 25 cm) adalah sebagai berikut:
1. Serapan Nitrogen sebesar 0,88 g x 128.000 rumpun = 113 kg /ha 2. Serapan Fosfor sebesar 0,206 g x 128.000 rumpun = 26,37 kg/ha 3. Serapan Kalium sebesar 0,61 g x 128.000 rumpun =78,08 kg/ha
(3) Menghitung dosis pupuk berdasarkan efisiensi penyerapan unsur hara setiap jenis pupuk yang akan digunakan.
Contoh perhitungan dosis pupuk berdasarkan efisiensi pupuk Urea, SP 36 dan KCl adalah sebagai berikut:
1. Urea mengandung 46% N. Efisiensi pemupukan urea sebesar 50 %. Dosis pupuk urea untuk tanaman padi sawah agar dapat berproduksi optimal yaitu sebesar 100/46 x 100/50 x 113 kg/ha = 490 kg Urea/ha dibulatkan menjadi 500 kg Urea/ha.
2. SP36 mengandung 36% P. Efisiensi pemupukan SP36 sebesar 20 %. Dosis pupuk SP36 untuk tanaman padi sawah agar dapat berproduksi optimal yaitu sebesar 100/36 x 100/20 x 26,37 kg/ha = 366,22 kg SP36/ha dibulatkan menjadi 400 kg SP36/ha.
3. KCl mengandung 60% K. Efisiensi pemupukan KCl sebesar 60 %. Dosis pupuk KCl untuk tanaman padi sawah agar dapat berproduksi optimal yaitu sebesar 100/60 x 100/60 x 78,08 kg/ha = 216,89 kg KCl/ha dibulatkan menjadi 250 kg KCl/ha.
14 Dosis pupuk Urea (N), SP36 (P), dan KCl (K) yang telah dihitung diterapkan pada tanaman padi seluas satu hektar dengan cara dibenamkan di dalam tanah (kedalaman 5-20 cm) dengan waktu pemberian dan jumlah pupuk, sebagai berikut:
(a) pupuk urea diberikan pada 5, 21, dan 42 hari setelah tanam dengan jumlah masing masing sebanyak 30%, 40%, dan 30% dari total dosis urea,
(b) pupuk SP36 diberikan sekaligus (100%) pada 3 hari sebelum tanam, dan (c) pupuk KCl diberikan pada 7, dan 42 hari setelah tanam dengan masing masing
50% dari total dosis KCl.
b. Pelaksanaan.
Dalam Pelaksanaannya, metode yang digunakan dalam kegiatan diseminasi paten sederhana metode pemupukan N,P,K dengan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu di Kabupaten Pringsewu adalah berupa ceramah dan diskusi.
Bahan ceramah dan diskusi yang diberikan dalam kegiatan ini adalah:
Modul I : Materi tentang bahan-bahan ameliorasi untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Modul II : Materi tentang paket teknologi pemupukan tanaman padi yang direkomendasikan
Modul III : Materi tentang teknologi budidaya padi sawah dengan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu
c. Mitra dan partisipasinya
Mitra yang terlibat dalam kegiatan diseminasi teknologi pemupukan dalam budidaya padi sawah dengan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu di Kabupaten Pringsewu adalah Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu, khususnya Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kecamatan Gading Rejo.
BPP dengan tenaga penyuluh pertanian berperan aktif memfasilitasi dan memobilisasi petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani yang ada di kecamatan masing-masing untuk turut serta dalam kegiatan ini. Di satu sisi,
15 dosen yang akan melaksanakan kegiatan tersebut terbantukan dalam pelaksanakan kegiatan sehingga diharapkan dapat berjalan dengan lancar, di sisi lain, pihak Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu, melalui BPP dapat memetik manfaat dengan terbantukan dari sisi pembinaan khususnya kepada petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani di wilayah kerja mereka sudah dibina dan mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang teknologi pemupukan dalam budidaya padi sawah serta pengetahuan-pengetahuan lainnya di bidang pertanian.
d. Rancangan Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana respons peserta penyuluhan terhadap pelaksanaan kegiatan diseminasi teknologi pemupukan dalam budidaya padi sawah dengan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu.
Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan peserta terutama dalam kegiatan penyuluhan yang berisi materi-materi tentang teknologi pemupukan dan budidaya padi sawah dengan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu, evaluasi dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam daftar kuesioner. Kemudian peningkatan pengetahuan diketahui dengan cara membandingkan perubahan nilai pada evaluasi awal dan evaluasi akhir.
Kegiatan-kegiatan evaluasi yang dilakukan berupa:
1. Evaluasi awal (Pre-test)
Evaluasi awal dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan kepada peserta, bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta tentang teknologi pemupukan dalam budidaya tanaman padi sawah dengan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu.
2. Evaluasi proses
Evaluasi proses dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui respons peserta terhadap materi yang disampaikan dalam pelaksanaan kegiatan ceramah.
Evaluasi ini berupa diskusi interaktif dengan peserta dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk melontarkan pertanyaan-pertanyaan dan didiskusikan secara bersama-sama.
16 3. Evaluasi akhir (Post-test)
Evaluasi akhir dilakukan dengan mengajukan pertanyaan berupa daftar pertanyaan (kuesioner) kepada para peserta, bertujuan untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta setelah diberikan ceramah.
Materi pre-test dan post-test disajikan pada Lampiran. Pada evaluasi ini tingkat pengetahuan peserta dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu rendah dengan skor nilai <50; sedang dengan skor nilai 50 – 70; dan tinggi dengan skor nilai > 70. Selain evaluasi tersebut di atas, yaitu untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta penyuluhan, juga dilakukan evaluasi lain untuk mengetahui sampai sejauh mana peserta penyuluhan (petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani) menerapkan pengetahuan dan teknologi yang telah didapat di lahan usahataninya.
17 BAB 4
PERSONALIA PENGUSUL DAN KEAHLIAN
Untuk menyelesaikan masalah yang sudah diuraikan diatas, maka dibutuhkan orang orang yang ahli dalam teknik budidaya dan pemupukan (agronomist). Dalam pengabdian yang akan dilaksanakan ini, tim pengusul mempunyai keahlian dibidangnya masing masing yang dijelaskan pada Tabel 1.
Tabel 1. Personalia dan keahlian tim No Nama Posisi
dalam Tim Keahlian Tugas
1 Dr. Ir.
Kuswanta Futas Hidayat, M.P.
Ketua Menguasai perencanaan olah tanah, dosis, waktu, dan cara pemupukan tanaman padi
menggunakan berbagai macam jenis pupuk
Memberikan bimbingan
optimalisasi lahan sawah untuk ditanami padi, menjelaskan metode pemupukan dan penerapan PTT padi.
2 Ir.
Kushendarto, M.S.
Anggota Menguasai berbagai metode budidaya tanaman padi, memilih benih unggul, perawatan, panen, dan pasca panen
Menjelaskan budidaya tanaman padi yang baik dari sektor input produksi benih serta perawatan, panen, dan pasca panen
3 Purba Sanjaya, S.P., M.Si.
Anggota Mampu menjelaskan pola tanam, jadwal tanam dan menghitung kebutuhan nutrisi tanaman
berdasarkan analisis tanah dan tanaman
Menjelaskan pola tanam, jadwal tanam dan menghitung banyaknya pupuk yang diaplikasikan di sawah.
18 BAB 5
RENCANA ANGGARAN BELANJA DAN JADWAL PELAKSANAAN a. Rencana Anggaran Belanja (RAB)
Anggaran penelitian yang diajukan untuk penelitian ini sebesar Rp 19.600.000,- (Sembilan Belas Juta Enam Ratus Ribu Rupiah), yang secara rinci disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rencana anggran biaya yang diusulkan tahun 2019
No Uraia
n
Satuan Harga Satuan Vol. Jumlah I. Pengadaan Bahan dan Alat
1. Konsumsi penyuluhan (I)
a. ATK dan alat peraga Paket 1.000.000,00 1.000.000,00
b. Snack kotak 20.000,00 50 1.000.000,00
c. Makan Siang kotak 40.000,00 50 2.000.000,00 2. Konsumsi penyuluhan (II)
a. ATK dan alat peraga Paket 1.000.000,00 1.000.000,00
b. Snack kotak 20.000,00 50 1.000.000,00
c. Makan Siang kotak 40.000,00 50 2.000.000,00 4. Konsumsi Monitoring Paket 3.000.000,00 1 3.000.000,00 Jumlah I 11.000.000,00 II. Biaya Perjalanan
a. Penyuluhan (I) Paket 500.000,00 1 500.000,00
b. Penyuluhan (II) Paket 500.000,00 1 500.000,00
c. Monitoring Paket 500.000,00 1 500.000,00
d. Perjalanan seminar Paket 1.500.000,00 1 1.500.000,00
Jumlah II 3.000.000,00
III. ATK/BHP a. Kertas HVS b. Alat-alat tulis c. Folder file d. Printer e. Toner printer f.
Rim Paket
Pcs Buah Buah
50.000,00 500.000,00 100.000,00 750.000,00 200.000,00
5 1 5 1 3
250.000,00 500.000,00 500.000,00 750.000,00 600.000,00
Jumlah III 2.600.000,00
IV. Laporan/Publikasi/Dokumentasi
19 a. Analisis data
b. Pembuatan laporan c. Penggandaan laporan d. Publikasi
e. Dokumentasi
Paket Paket Eks.
Paket Paket
500.000,00 500.000,00 25.000,00 1.500.000,00 250.000,00
1 1 10
1 1
500.000,00 500.000,00 250.000,00 1.500.000,00 250.000,00
Jumlah IV 3.000.000,00
Jumlah I, II, III, IV 19.600.000,00
Terbilang: Tiga puluh tiga juta sembilan ratus ribu rupiah
20 b. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal kegiatan yang dilakukan pada pengabdian ini ditampilkan pada tabel 3.
Tabel 3. Jadwal pelaksanaan kegiatan
No Uraian Kegiatan Pengabdian
Bulan 1 Minggu Ke
Bulan 2 Minggu Ke
Bulan 3 Minggu Ke
Bulan 4 Minggu Ke
Bulan 5 Minggu Ke
Bulan 6 Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan
administrasi X X
2 Persiapan
Penyuluhan (I) X X
3 Pelaksanaan
Penyuluhan (I) X X X
4 Evaluasi I X X
5 Persiapan
Penyuluhan (II) X
6 Pelaksanaan
Penyuluhan (II) X X X
7 Evaluasi II X X
8 Persiapan
Monitoring X X
9 Pelaksanaan
Monitoring X X X X
10 Pelaporan X X X
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2020. Luas panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi seluruh Provinsi. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2020. Lampung Dalam Angka 2016. Bandar Lampung.
De Datta, S.K. 1981. Principles and practices of rice production. John Wiley
&Sons, Inc., New York.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementrian Pertanian RI. 2011. Teknologi Budidaya Padi. Jakarta. 73 halaman.
Yoshida, S. 1981. Fundamental of rice crop science. IRRI, Los Bannos.