• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2021

PELATIHAN PEMBUATAN PAKAN IKAN AIR TAWAR

BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI DI KAWASAN MINAPOLITAN

KABUPATEN PESAWARAN

(2)

ABSTRAK

Pada usaha budidaya ikan air tawar secara intensif, biaya untuk membeli pakan ikan mencapai 60-70% dari total biaya produksi. Dengan demikian biaya terbesar dalam usaha budidaya ikan air tawar adalah biaya untuk membeli pakan. Selain mahalnya harga pakan, kendala lain yang dihadapi oleh para pembudidaya ikan adalah jenis pakan ikan yang banyak diproduksi yaitu pakan tenggelam. Sedangkan pembudidaya ikan lebih menyukai pakan apung karena lebih efisien. Penerapan teknologi pakan apung berbasis limbah agroindustri ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi pakan ikan di Kecamatan Gedong Tataan sehingga harga pakan ikan dapat ditekan serendah mungkin dan para pembudidaya ikan memperoleh keuntungan yang layak. Oleh karena itu pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat unggulan Unila ini akan diupayakan pelatihan pembuatan pakan ikan air tawar yang berbasis limbah agroindustri sebagai bahan bakunya. Di daerah Gedong Tataan banyak dijumpai limbah agroindustri yang dapat dijadikan bahan baku pakan ikan seperti: tepung dedak dari penggilingan padi, tepung daging dari pabrik pengolahan sosis ayam, tepung darah dari rumah potong hewan, tepung kepala ikan dari pabrik fillet ikan patin, tepung kepala udang dari pabrik pengolahan udang beku, serta bungkil biji sawit dan bungkil kopra dari pabrik minyak sayur. Produksi pakan ikan air tawar ini akan menggunakan mesin ekstruder yang dirakit oleh bengkel mesin pertanian di Kota Metro. Kegiatan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para pembudidaya ikan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat unggulan ini bermitra dengan kelompok tani Marga Jaya di Desa Sungai Langka, kecamatan Gedong Tataan.

Selama kegiatan berjalan, kelompok mitra diberi pengetahuan dan keterampilan mengenai cara memilih dan mengolah bahan baku pakan, cara menyusun formulasi pakan ikan, mengoperasikan mesin dan alat produksi pakan, cara mencetak pakan ikan air tawar dan proses pengujian pakan ke ikan yang dibudidayakan. Gedong tataan dipilih sebagai lokasi kegiatan pengabdian karena daerah ini merupakan kawasan pengembangan perikanan atau kawasan minapolitan, khususnya untuk komoditi ikan air tawar.

Key word : pakan ikan, limbah agroindustri, minapolitan, pesawaran.

(3)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 32 tahun 2010 Kabupaten Pesawaran ditetapkan sebagai kawasan “Minapolitan” atau “Kota Perikanan”. Hal ini dilakukan karena besarnya potensi perikanan yang dimiliki oleh Pesawaran, baik potensi perikanan air laut maupun perikanan air tawar. Hampir semua potensi tersebut belum dikelola secara optimal, sehingga diperlukan strategi pemanfaatan yang lebih optimal dan berkelanjutan. Oleh sebab itu, salah satu strategi yang saat ini menjadi trend setter pembangunan di sektor perikanan adalah program pengembangan kota berbasis perikanan atau disebut minapolitan. Sebagai tindak lanjut ditetapkannya Kabupaten Pesawaran sebagai kawasan minapolitan, maka melalui SK Bupati Pesawaran Nomor 13 tahun 2010 Pemda Pesawaran menetapkan Kecamatan Gedong Tataan sebagai pusat pengembangan budidaya ikan tawar.

Potensi kolam ikan air tawar di wilayah Pesawaran mencapai 700 ha dengan pemanfaatan kolam baru mencapai 356,2 ha atau 51,79%. Potensi luas kolam di wilayah pengembangan kawasan minapolitan di tiga kecamatan mencapai 403 ha, dengan luas pemanfaatan mencapai 204,10 ha. Ketiga kecamatan itu meliputi: Kecamatan Gedong Tataan: 200 ha, Kedondong: 123 ha, dan Way Lima: 80 ha. Dengan demikian potensi lahan yang belum dimanfaatkan masih cukup luas, yaitu 198,9 ha atau 49,35%. Data potensi luasan kolam di Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Potensi luas kolam untuk budidaya ikan di Kabupaten Pesawaran No Nama Kecamatan Potensi

(ha)

Pemanfaatan (ha)

Prosentase Pemanfaatan (%)

Peluang Pengembangan (ha) 1

2 3 4 5 6 7

Gedong Tataan Kedondong Way Lima Padang Cermin Punduh pedada Negeri Katon Tegineneng

200 123 80 91 60 75 71

100,0 53,80 50,30 54,40 52,40 9,50 35,80

50,0 43,74 62,86 59,78 87,33 12,67 50,42

100,00 69,20 29,70 36,60 7,60 65,50 35,20 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Pesawaran (2018).

(4)

Saat ini jumlah penduduk Gedong Tataan mencapai 94.872 jiwa dan sebagian besar (85%) bermatapencarian sebagai petani. Jumlah penduduk sebanyak itu tersebar di 19 desa dan 5 desa diantaranya merupakan sentra budidaya ikan air tawar. Desa tersebut antara lain: desa Kurungan Nyawa, Negeri Sakti, Bernung, Sungai Langka, dan Wiyono. Sejak lima tahun terakhir desa–desa ini menjadi sentra ikan gurame. Jumlah kelompok pembudidaya ikan gurame ada 12 kelompok dengan jumlah anggota 258 orang dan luas kolam budidaya ikan lebih dari 24 ha dan kapasitas produksi ikan mencapai 45 ton/tahun.

Pada tahun 2020 tercatat 12 kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) yang aktif di kecamatan Gedong Tataan. Dari sekian banyak kelompok tani ikan, ada satu kelompok yang memiliki dinamika kelompok cukup baik. Kelompok tersebut adalah Kelompok Pembudidaya Ikan “Mina Usaha Tani” yang terdapat di desa Sungai Langka dan memiliki anggota 10 orang. Pokdakan tersebut mengeluti usaha budidaya ikan air tawar untuk konsumsi (ikan gurame, lele, mujair dan nila) serta budidaya ikan hias air tawar (ikan cupang, guppy, mas koki, dll).

Konstribusi kelompok pembudidaya ikan tersebut dirasakan cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari luasan kolam yang dimiliki, kebutuhan pakan ikan yang cukup besar, serta kapasitas produksi ikan setiap bulannya. Ikan-ikan yang diproduksi oleh para pembudidaya ikan di Pesawaran sebagian dipasarkan ke kota Bandar Lampung dan sebagian lagi ke kota Palembang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa usaha budidaya ikan di Gedong Tataan telah memberikan andil yang cukup besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat petani di Gedong Tataan.

Untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan yang semakin meningkat, maka tahun 2014 Pokdakan Mina Usaha Tani mulai merintis usaha pakan ikan. Kapasitas produksi pakan ikan di kelompok Mina Usaha Tani berkisar 10-20 kg/hari. Jenis pakan yang saat ini diproduksi yaitu pakan ikan tenggelam yang sangat cocok diberikan untuk ikan gurame, lele, dan nila. Profil mitra pengabdian kepada masyarakat dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Profil Kelompok Mitra pada Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Nama Kelompok Mitra Pokdakan Mina Usaha Tani

Ketua kelompok Subandi

Bentuk usaha Budidaya ikan konsumsi dan ikan hias

Jumlah Anggota 10 orang

Jenis Produk Ikan konsumsi dan ikan hias

(5)

1.2. Permasalahan Mitra

Biaya terbesar dalam usaha budidaya ikan air tawar adalah biaya untuk pembelian pakan ikan, yaitu berkisar 60-70% dari total biaya produksi. Kenaikan harga pakan ikan dari pabrik menyebabkan biaya produksi semakin tinggi. Anggota Pokdakan Mina Usaha Tani juga merasakan dampak mahalnya harga pakan ikan. Oleh karena itu harus dikembangkan formulasi dan pembuatan pakan ikan yang lebih efesien dengan biaya produksi yang lebih rendah, tetapi tidak mengurangi kandungan nutrisi pada pakan tersebut. Salah satu cara untuk menekan biaya produksi pakan adalah dengan mencari sumber bahan baku pakan yang dalam penggunaannya tidak bersaing dengan bahan pokok makanan manusia, harganya murah, ketersediaan melimpah dan berkesinambungan, serta mempunyai nilai gizi tinggi (Murtidjo, 2001).

Bahan baku pakan yang sering digunakan oleh industri pakan ikan adalah tepung ikan dan tepung bungkil kedelai. Harga tepung ikan dan bungkil kedelai sangat mahal karena merupakan bahan baku impor. Tepung ikan masih kita import dari Chili, Peru, Jepang dan Thailand, sedangkan bungkil kedelai masih diimport dari Amerika Serikat, Argentina dan Brazil. Selain itu permintaan tepung ikan dan bungkil kedelai di pasar dunia semakin meningkat, baik untuk kebutuhan industri pakan ternak maupun pakan ikan. Hal inilah yang menyebabkan harga pakan ikan dari tahun ke tahun semakin mahal.

Harga pakan ikan yang mahal juga sangat dirasakan oleh para petani ikan di Lampung, termasuk kelompok pembudidaya ikan Mina Usaha Tani, kecamatan Gedong Tataan. Selain mahalnya harga pakan, kendala berikutnya adalah jenis pakan ikan yang mampu diproduksi oleh kelompok baru sebatas jenis pelet tenggelam yang kurang disukai oleh para pembudidaya ikan. Banyak pembudidaya ikan yang lebih menyukai pelet apung dibandingkan dengan pelet tenggelam, karena jika ikan diberi pakan pelet apung akan terlihat saat kapan ikan sudah kenyang. Sehingga penggunaan pelet apung lebih efisien.

Dengan melihat kondisi yang demikian, maka tim pengusul memandang perlu adanya transfer pengetahuan dan teknologi kepada kelompok mitra. Sehingga akhirnya kami usulkan program aplikasi teknologi pakan ikan apung berbasis limbah agroindustri lokal bagi kelompok pembudidaya ikan di Gedong Tataan. Munculnya gagasan pemanfaatan limbah agroindustri untuk bahan baku pakan ikan ini adalah jumlah limbah dari kegiatan Agroindustri di Propinsi Lampung cukup banyak jenisnya dan kuantitasnya.

(6)

1.3. Tujuan Kegiatan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat unggulan Unila ini bertujuan untuk : 1. Mewujudkan kelompok Mitra yang mampu menguasai dan menerapkan teknologi

pembuatan pakan ikan yang berbasis limbah agroindustri yang banyak terdapat di Pesawaran dan kabupaten lain di Propinsi Lampung,

2. Meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi pakan ikan pada kelompok Mitra dengan menggunakan bahan-bahan lokal di kabupaten Pesawaran, dan

3. Mengembangkan rancangan dan sistem kerja mesin pakan ekstruder yang akan digunakan sebagai pencetak pellet ikan.

1.4. Manfaat Kegiatan

Sedangkan manfaat dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat unggulan Unila ini adalah sebagai berikut :

1. Kelompok Mitra di Gedong Tataan akan lebih termotivasi dalam menerapkan teknologi pakan ikan apung berbasis bahan baku dari limbah agroindustri lokal;

2. Produksi pakan apung di kecamatan Gedong Tataan, Pesawaran dapat ditingkatkan sehingga kendala harga pakan ikan yang mahal dapat diatasi; dan

3. Pendapatan para pembudidaya ikan yang tergabung dalam Pokdakan Mina Usaha Tani sebagai Mitra Unila akan semakin meningkat.

(7)

BAB II. SOLUSI DAN TARGET LUARAN

2.1. Solusi yang Ditawarkan

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh mitra, maka solusi yang ditawarkan adalah dengan menerapkan teknologi pakan ikan yang berbasis limbah agroindustri. Alasan dipilihnya bahan baku lokal adalah karena bahan baku lokal tersedia cukup banyak, harganya jauh lebih murah dibandingkan bahan baku impor, mudah diperoleh, ketersediaan berkesinambungan, dan mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi.

Bahan baku lokal yang banyak tersedia di kabupaten Pesawaran meliputi : (a) tepung dedak yang diperoleh dari proses penggilingan padi; (b) onggok singkong yang berasal dari pengolahan singkong menjadi tepung tapioka; (c) tepung darah yang berasal dari rumah potong hewan; (d) tepung kepala udang yang merupakan limbah yang berasal dari industri pengolahan udang beku; (e) tepung ikan yang berasal dari pabrik fillet ikan patin;

(f) bungkil kelapa sawit yang berasal dari pengolahan minyak kelapa sawit, (g) ampas tahu yang merupakan limbah dari proses pengolahan tahu, dan (h) tepung tulang dan daging yang merupakan limbah pabrik pengolahan sosis.

Selanjutnya untuk membuat pakan ikan menjadi pelet apung maka dalam proses produksi akan digunakan mesin ekstruder, yaitu mesin yang mampu mencetak pellet berbentuk bulat dengan kondisi permukaan halus sehingga pellet akan mengapung di permukaan air. Pada saat proses pembuatan pakan berlangsung, bahan-bahan ditambahkan tepung dedak dengan porsi 8-10%. Fungsi dedak adalah untuk membuat pelet menjadi lebih ringan. Selanjutnya dilakukan pengukusan agar pori-pori pelet tertutup rapat. Masa jenis pelet yang lebih kecil dari pada air akan menyebabkan pakan ikan mengapung di permukaan air. Harga pakan ikan dari limbah agroindustri ini lebih murah dibandingkan dengan harga pakan ikan buatan pabrik. Sehingga produksi pakan ikan secara mandiri oleh kelompok mitra akan menguntungkan bagi kelompok Mitra di Gedong Tataan.

2.2. Target Luaran

Target dari kegiatan ini adalah kelompok Mitra dapat memproduksi pakan ikan air tawar secara mandiri dengan kapasitas produksi 30-40 kilogram per hari. Usaha produksi pakan ikan air tawar tersebut akan dijalankan oleh Pokdakan Mina Usaha Tani di Desa

(8)

Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tataan. Pakan ikan air tawar yang diproduksi oleh kelompok ini nantinya diharapkan dapat disalurkan untuk memenuhi kebutuhan kelompok sendiri. Dengan beroperasinya rumah produksi pakan skala rumah tangga ini, maka diperkirakan dapat dihasilkan pakan apung sebanyak 400-500 kilogram per bulan. Selain itu, produksi pakan ikan ini diharapkan dapat berjalan secara berkesinambungan sehingga di wilayah Gedong Tataan selalu tersedia pakan ikan air tawar yang berkualitas dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan pakan ikan produksi pabrik.

Tabel 3. Rencana Target Capaian Luaran dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat No Jenis Luaran Kegiatan Pengabdian Indikator Capaian

A. Luaran Wajib

1 Publikasi Ilmiah pada jurnal / prosiding yang ber-ISBN Publikasi Jurnal 2 Publikasi kegiatan pengabdian pada media cetak/media online Terbit di media online 3 Peningkatan daya saing produk yang dihasilkan Kuantitas dan kualitas pakan ikan meningkat B. Luaran Tambahan

1 Buku petunjuk teknis pembuatan pakan ikan Modul pembuatan pakan ikan air tawar 2 Adanya inovasi teknologi tepat guna (TTG) Paten Sederhana

Dokumentasi egiatan Pengabdian kepada Masyarakat Video Kegiatan

3 Buku Ajar yang ber-ISBN Draf buku ajar

2.3. Kajian Pustaka

Pakan berfungsi sebagai sumber energi dan materi untuk pertumbuhan ikan, sehingga diperlukan pemberian pakan yang berkualitas dan efisien (Amalia et al., 2013).

Kebutuhan pakan pada ikan lele sangkuriang dapat dipenuhi dengan menggunakan pakan buatan. Standar Nasional Indonesia (2006), menyampaikan bahwa pakan buatan merupakan campuran beberapa bahan baku hewani dan bahan tambahan (vitamin, mineral, garam dapur, bahan perekat dan antioksidan), sehingga mempunyai nilai gizi tertentu yang mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan benih ikan.

Menurut Effendi (2002) pertumbuhan adalah penambahan ukuran panjang atau bobot ikan dalam kurun waktu tertentu yang dipengaruhi oleh pakan yang tersedia, jumlah ikan, suhu lingkungan, serta umur dan ukuran ikan. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: keturunan, umur, ketahanan terhadap penyakit, dan kemampuan memanfaatkan makanan, sedangkan faktor eksternal meliputi suhu, kualitas dan kuantitas makanan, serta ruang gerak (Gusrina, 2008).

(9)

Ikan membutuhkan makanan dengan kandungan nutrisi layaknya hewan darat.

Makanan diperlukan sebagai sumber energi, untuk pertumbuhan, dan kesehatan. Nutrisi pakan yang dibutuhkan ikan yaitu karbohidrat, protein, asam amino, vitamin, lemak, dan mineral (Lovell, 1989). Berikut ini adalah kandungan nutrisi pada beberapa limbah agroindustri yang dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ikan air tawar.

Tabel 4. Kandungan Nutrisi pada Berbagai Jenis Bahan Limbah Agroindustri

No Nama Bahan Baku Protein (%)

BETN (%)

Lemak (%)

Abu (%)

Serat kasar (%)

Air (%)

1 Tepung dedak* 8 34 4 12 23 8

2 Tepung bungkil sawit** 27 42 4 8 45 7

3 Tepung darah* 70 23 6 15 7 12

4 Tepung bungkil kopra* 32 26 28 16 11 24

5 Tepung kepala udang** 52 12 21 17 6 8

6 Tepung kepala patin** 44 7 42 10 8 7

7 Tepung tulang & daging** 46 16 24 35 9 10

8 Tepung ampas tahu** 41 42 8 9 23 6

Sumber : * : Mujiman (2004) dan ** : Santoso (2016).

Pakan buatan merupakan makanan bagi ikan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan kebutuhan nutrien pada ikan. Komposisi pakan dapat berbeda sesuai dengan jenis ikan. Komponen utama dalam pakan adalah protein, lemak dan karbohidrat. Karena itu, ketersediaan pakan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan (Afrianto dan Liviawaty, 2005). Menurut Murtidjo (2001) dalam menyusun makanan ikan, selain perlu memperhitungkan biaya yang efektif dan efisien, memerlukan penanganan yang tepat dan cermat mulai dari pemilihan dan seleksi bahan makanan. Kualifikasi yang diperlukan untuk maksud tersebut adalah pengetahuan tentang makanan ikan, khususnya metode penyusunan makanan ikan.

a. Dasar Penyusunan Pakan Ikan

Dasar pengetahuan penyusunan makanan ikan adalah norma kenversi kandungan zat-zat makanan yang akan digunakan dalam penyusunan makanan ikan. Norma tersebut didasarkan pada kandungan air setiap bahan makanan yang secara umum sangat bervariasi.

Bahan makanan, menurut hasil analisis proksimat, secara umum terdiri atas kandungan air dan bahan kering. Bahan kering sendiri terdiri atas protein kasar, ekstrak tanpa nitrogen,

(10)

serat kasar, lemak kasar, dan abu. Kandungan air pada bahan makanan sangat bervariasi, baik kandungan absolutnya maupun kandungan relatif. Akibatnya, kandungan bahan kering akan bervariasi sesuai dengan bervariasinya kandungan air.

b. Dasar Analisis Nutrisi Pakan Ikan

Penyusunan komposisi makanan ikan memerlukan perhitungan yang cermat. Beberapa cara perhitungan dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit dapat dilakukan dengan bantuan komputer. Perhitungan penyusunan makanan ikan antara lain dengan sistem matrik, operasional simpleks, algoritma dan program linear.

c. Metode Pedoman Protein

Metode pedoman protein, susunan komposisi makanan ikan diperhitungkan berdasrkan kandungan protein bahan makanan yang digunakan. Perhitungan metode ini sangat praktis dan sederhana, tetapi mengabaikan kandungan energi makanan ikan. Oleh karena itu, formulasi komposisi makanan ikan yang baik memerlukan perhitungan berkali-kali.

d. Metode Pedoman Energi

Untuk metode pedoman energi, susunan komposisi makanan ikan diperhitungkan berdasarkan kandungan energi metabolisme bahan makanan yang digunakan. Perhitungan metode ini sangat praktis dan sederhana, seperti halnya metode pedoman protein. Namun metode ini mengabaikan kandungan protein makanan ikan.

(11)

BAB III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Metode dan Tahap Kegiatan

Pengetahuan dan penguasaan masyarakat terhadap suatu paket teknologi yang tepat guna dan berdaya guna adalah hal yang penting. Karena dengan teknologi yang tepat guna, maka permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dapat diatasi. Demikian halnya dengan penguasaan teknologi pembuatan pakan ikan. Saat ini tingkat pengetahuan dan penguasaan para pembudidaya ikan di Kecamatan Gedong Tataan terhadap teknologi pembuatan pakan ikan yang berbasis limbah agroindustri masih sangat minim. Hal ini dapat dilihat masih sangat sedikit kelompok pembudidaya ikan yang mampu membuat pakan ikan secara mandiri. Padahal ketersediaan bahan baku untuk pakan ikan di wilayah Gedong Tataan cukup melimpah.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kecamatan Gedong Tataan ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu :

(1). Focus Group Discussion (FGD)

Forum grup diskusi atau FGD dengan masyarakat dilakukan untuk mendapatkan informasi secara lengkap sehingga kegiatan pengabdian akan lebih terarah. Metode FGD dilakukan untuk mensosialisasikan paket teknologi pakan ikan berbasis limbah limbah agroindustri serta menjajaki aspirasi kelompok Mitra. Materi untuk sosialisasi disusun dalam bentuk modul dan disampaikan oleh Tim Pelaksana secara bergantian. Dengan adanya FGD ini, maka diharapkan seluruh potensi sumberdaya yang ada dan kendala- kendala dalam produksi pakan ikan dapat diketahui. Selanjutnya dibuat perencanaan yang lebih matang untuk menetapkan strategi pengelolaan dan penerapan teknologi pakan ikan.

Kegiatan FGD ini direncanakan lakukan di rumah Ketua Pokdakan Mina Usaha Tani.

(2). Pelatihan kepada kelompok Mitra

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan anggota kelompok mengenai hal-hal teknis terkait dengan proses produksi pakan ikan. Pelatihan yang dilakukan meliputi : cara memilih bahan baku pakan dari limbah agroindustri, cara mengolah bahan baku pakan, menyusun formulasi pakan ikan, cara mengoperasikan mesin pakan dan mencetak pakan apung, serta cara pengemasan dan penyimpanan pakan ikan

(12)

Adapun metode pelatihan yang laksanakan pada skema pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut :

1. Pelatihan tentang cara memilih dan mengolah bahan baku pakan ikan hingga siap digunakan untuk membuat pakan ikan;

2. Pelatihan bagaimana cara menyusun formulasi pakan ikan sesuai dengan kebutuhan jenis ikan yang dibudidayakan;

3. Persiapan mesin, alat-alat, dan bahan untuk pakan ikan sekala rumah tangga serta pelatihan pembuatan kemasan pakan ikan,;

4. Pelatihan mengoperasikan mesin produksi pakan ikan, seperti : mesin penepung (disk mill), alat pengukus bahan pakan, dan mesin pencetak pakan ikan (pelleting);

5. Pelatihan pembuatan pakan apung dari bahan limbah agroindustri yang banyak tersedia di Pesawaran sehingga menghasilkan pakan ikan yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan kelompok mitra;

(3). Pendampingan kelompok Mitra

Upaya pendampingan Mitra terus dilakukan selama kerjasama dengan kelompok Mitra masih terjalin. Pendampingan ini bertujuan agar Mitra lebih bersemangat dalam melaksanakan program dan untuk mengidentifikasi secara dini kendala-kendala yang dihadapi oleh kelompok Mitra. Pendampingan yang dilakukan berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya teknis dan hal-hal lain yang bersifat non-teknis. Pada proses pendampingan ini akan melibatkan 2 orang mahasiswa tingkat akhir dari Jurusan Perikanan Unila.

Proses pendampingan dilakukan sejak dimulainya kegiatan pengabdian kepada Masyarakat sampai berakhirnya kegiatan tersebut. Ini berarti bahwa pendampingan kepada kelompok Mitra akan dilakukan pada bulan ke-1 sampai bulan ke-6. Untuk memudahkan proses pendampingan, maka akan disusun jadwal kegiatan pendampingan kelompok Mitra.

Jadwal tersebut akan menjadi acuan dalam pencapaian target kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Gedong Tataan. Selain itu dibuat form penilaian terhadap tingkat penguasaan teknologi pakan ikan oleh kelompok Mitra seperti tersaji pada Tabel berikut : Tabel 5. Skoring Penguasaaan Teknologi oleh Kelompok Mitra

No Penguasan Kelompok Mitra Kurang Cukup Baik Sangat Baik

1 Pemilihan bahan dari limbah Agroindustri

(13)

2 Pengolahan bahan baku pakan ikan 3 Menyusun Formulasi Pakan ikan 4 Proses pencetakan pakan ikan 5 Proses pengeringan pakan ikan

6 Pengemasan dan Penyimpanan pakan ikan 7 Pengujian kualitas pakan ikan

Keterangan : Kurang : skor 1 Cukup : skor 2 Baik : skor 3 Sangat Baik : skor 4

3.2. Prosedur Kerja Pembuatan Pakan Ikan

Prosedur pembuatan pakan ikan dari limbah Agroindustri di Kecamatan Gedong Tataan meliputi beberapa pekerjaan yaitu :

(1) Pengadaan bahan baku pakan dari Limbah Agroindustri

Limbah Agroindustri seperti : tepung dedak, ikan rucah, onggok singkong, tepung darah, tepung bulu ayam, tepung kepala udang, bungkil sawit, ampas tahu serta tepung tulang dan daging dikumpulkan dari wilayah Pesawaran atau sekitarnya.

Selanjutnya bahan-bahan tersebut digiling agar menjadi tepung halus dengan mesh size 80. Hal ini bertujuan agar bahan-bahan mudah dicampur dan mudah dicetak menjadi pakan ikan yang berbentuk pelet.

(2) Penimbangan bahan baku pakan

Setelah semua bahan baku tersedia, langkah selanjunya adalah menimbang bahan- bahan tersebut sesuai dengan kebutuhan. Penentuan jumlah bahan baku pakan yang akan digunakan dihitung berdasarkan “rumus bujur sangkar”. Rumus ini digunakan untuk menghitung kadar protein pada pakan ikan yang akan

diproduksi. Proses penimbangan bahan baku pakan ikan dilakukan di rumah produksi pakan dengan menggunakan timbangan duduk yang telah disiapkan.

(14)

(3) Pencampuran bahan baku pakan

Bahan yang sudah ditimbang kemudian dicampurkan secara merata dengan menggunakan sekop dan alas terpal plastik. Bahan baku dicampurkan mulai dari bahan yang paling sedikit dan terakhir bahan yang paling banyak jumlahnya.

(4) Pengukusan bahan baku pakan

Bahan baku yang sudah tercampur merata dimasukan ke dalam panci kukus yang dilengkapi dengan saringan. Pengukusan bahan baku ini bertujuan agar bahan baku pakan mudah dicetak dan hasilnya pakan ikan lebih solid atau padat sehingga tidak mudah hancur saat diberikan ke ikan. Proses pengukusan bahan baku pakan ini dilakukan selama 15 menit.

(5) Pencetakan pakan ikan

Setelah bahan dikukus, tahap selanjutnya adalah proses pencetakan pakan ikan.

Pencetakan pakan ikan menggunakan mesin mini ekstruder dengan kapasitas produksi 20 kg per jam dan mesin penggeraknya adalah mesin jenset 4 PK. Pakan yang sudah dicetak ditampung di dalam wadah baskom besar untuk didinginkan.

(6) Pengeringan pakan ikan

Setelah pakan yang dicetak dingin, proses selanjutnya adalah pengeringan pakan dengan cara dijemur dibawah terik sinar matahari selama 5-6 jam. Penjemuran dilakukan dengan menggunakan terpal tambak yang berwarna hitam agar pakan cepat kering. Kadar air pakan ikan yang diharapkan adalah 10-12%.

(7) Pengemasan pakan ikan

Pakan ikan yang sudah kering dikemas dengan kantong plastik yang kedap udara dan karung dengan kapasitas 25 kg. Hal ini bertujuan agar pakan ikan tidak mudak rusak.

(8) Penyimpanan pakan ikan

Pakan yang sudah dikemas dalam karung selanjutnya disimpan di dalam gudang penyimpanan yang kering dengan diberi alas palet kayu. Susunan pakan yang lebih dulu dicetak berada di bagian atas dan pakan yang baru dicetak berada di bagian bawah. Hal ini sesuai dengan prinsip “FIFO” atau first in first out.

(15)

Penerapan teknologi pakan ikan air tawar berbasis limbah agroindustri pada Pokdakan Mina Usaha Tani di Gedong Tataan dapat dilihat pada diagram alir berikut :

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Pakan Ikan Air Tawar

Persiapan Bahan-bahan dari Limbah

AGROINDUSTRI

Bahan baku yang sudah diolah ditimbang menggunakan timbangan duduk dan disesuaikan dengan formulasi

pakan yang telah disusun

Bahan baku pakan dicampur secara merata dimulai dari bahan baku dengan persentase yang kecil kemudian disusul

persentase yang besar dan ditambahkan ± 10% air hangat

Selanjutnya bahan baku yang telah tercampur homogen dicetak dengan menggunakan mesin pelet apung (ekstruder) dengan

ukuran pelet yang disesuaikan kebutuhan/permintaan

Pakan pelet yang sudah dicetak kemudian dikeringkan dengan menggunakan mesin oven pada suhu 70 oC selama 60 menit

atau sampai pelet benar-benar kering

Tepung Kepala Ikan

Tepung Tulang

& Daging

Pelet yang sudah kering dikemas dengan wadah kantong plastik dan selanjutnya dimasukan ke dalam karung dengan bobot 10

dan 25 kilogram per karung

Tepung Darah

Tepung Dedak

Tepung Kopra

Minyak Ikan

Vitamin /Premix

Tepung Kepala udang

Tepung Bungkil Sawit

Pelet apung disimpan di gudang penyimpanan

(16)

3.3. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini melibatkan beberapa pihak, yaitu : a. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pesawaran, akan membantu

dalam pembinaan kelompok mitra sesuai dengan rencana pengembangan usaha perikanan air tawar di wilayah Kecamatan Gedong Tataan.

b. Pemerintah desa Sungai Langka, berperan dalam proses perijinan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan sekaligus menjadi fasilitator masyarakat.

Dengan melibatkan pemerintahan desa diharapkan program pengabdian ini dapat berjalan lebih cepat dan tepat sasaran.

c. Kelompok Mitra, yaitu Pokdakan Mina Usaha Tani yang menjadi mitra kerja dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema penerapan teknologi pakan ikan air tawar berbasis limbah agroindustri. Partisipasi mitra dapat berupa penyiapan tempat kegiatan, memobilisasi anggota saat pelatihan berjalan, serta mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung rumah produksi pakan ikan.

d. Tim Pelaksana Kegiatan, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pengabdian kepada masyarakat di kecamatan Gedong Tataan.

e. Mahasiswa Perikanan, membantu tim pelaksana kegiatan selama program pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Gedong Tataan.

3.4. Evaluasi pelaksanaan program dan keberlanjutan program

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat akan dievaluasi dengan melihat kinerja Pokdakan Mina Usaha Tani sebagai kelompok Mitra. Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan pengabdian akan memberikan laporan bulanan secara rutin kepada ketua Tim Pelaksana. Selanjutnya laporan ini akan dianalisa dan akan dilakukan langkah- langkah cepat supaya kendala-kendala yang dihadapi oleh kelompok Mitra dapat diberikan solusi. Jika sampai pada bulan ke-6 target luaran dapat tercapai seperti yang diharapkan, maka upaya pembinaan kepada kelompok Mitra akan dilanjutkan pada tahun berikutnya melalui skema Desa Binaan Universitas Lampung.

(17)

BAB IV. PERSONALIA PENGUSUL DAN KEAHLIAN

4.1. Ketersediaan Sumberdaya Manusia (SDM)

Tim pelaksana kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Unggulan UNILA ini semua berasal dari P.S. Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. P.S.

Budidaya Perairan ini berdiri sejak tahun 2004, dimana Program Studi ini merupakan kelanjutan dari Program Studi Diploma-III Pengelolaan Sumberdaya Perikanan yang didirikan pada tahun 1999. Berdasarkan keputusan BAN-PT tahun 2017 P.S. Budidaya Perairan memperoleh akreditasi “A”.

Saat ini P.S. Budidaya Perairan memiliki 10 orang staf pengajar, dimana 4 orang dengan kualifikasi pendidikan S3 (Doktor) dan 6 orang berpendidikan S2 (Magister).

Selain menguasai materi secara teoritis, staf pengajar P.S. Budidaya Perairan Unila juga mempunyai banyak pengalaman di lapangan karena sebelumnya banyak di antara mereka yang menjadi praktisi di bidang akuakultur serta sering aktif di berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan himpunan profesi masyarakat akuakultur Indonesia (MAI) pusat dan MAI Korda Lampung.

Untuk membantu masyarakat yang menghadapi permasalahan terbatasnya penguasaan teknologi pakan ikan, maka ketersediaan SDM yang ada di P.S. Budidaya Perairan dirasa sudah cukup. Dengan latar belakang keilmuan dan banyaknya pengalaman di lapangan, kami merasa yakin dapat memberikan solusi yang terbaik kepada kelompok Mitra yang saat ini menghadapi permasalahan terkait minimnya pengetahuan dan penguasaan teknologi pembuatan pakan ikan berbasis limbah agroindustri.

4.2. Susunan Personalia dan Tugasnya

Tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat unggulan Unila tahun 2021 ini terdiri dari 1 orang ketua, 2 orang anggota, dan 2 orang mahasiswa. Ketua pelaksana dan anggota tim pelaksana memiliki latar belakang keilmuan dan keahlian yang berbeda.

Selain itu, seluruh anggota tim memiliki pengalaman yang cukup banyak dan sesuai dengan program yang akan dijalankan. Tim pelaksana dan bidang kepakarannya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :

(18)

Tabel 6. Daftar Tim Pelaksana, Bidang Keahlian dan Tugasnya

No Nama dan Unit kerja Bidang Keahlian Tugas dan Tanggung-jawab dalam Proyek 1. Limin Santoso, S.Pi, M.Si

(P.S. Budidaya Perairan)

Nutrisi Ikan dan Teknologi Pakan

 Menjadi koordinator dalam pelaksanaan program

 Mendatangkan dan mengolah limbah Agroindustri yang akan digunakan sebagai bahan baku pakan ikan

 Memberikan pelatihan mengenai teknologi pembuatan pakan berbasis limbah agroindustri lokal 2. Ir. Siti Hudaidah, M.Sc

(P.S. Budidaya Perairan)

Magister di bidang Pakan Alami

 Merancang alur proses produksi pakan ikan

 Memberikan pelatihan mengenai pengolahan bahan baku pakan ikan

 Memberikan penjelasan bagaimana menyusun formulasi pakan ikan 3. Dr. Supono, S.Pi., M.Si

(P.S. Budidaya Perairan)

Doktor di bidang Manajemen kualitas Air

 Memberi pelatihan pembuatan pakan ikan

 Memberikan pelatihan cara mengemas pakan ikan

 Melakukan pengujian mutu pakan ikan yang diproduksi 4. Mahasiswa

a) Manarul Huda b) Muhammad Nasir

Mahasiswa tingkat akhir yang topik penelitian tentang pakan ikan

 Memberi contoh kepada Mitra saat merakit mesin dan

mengoperasikan mesin pakan

 Memberikan panduan teknis perawatan mesin-mesin produksi pakan ikan

.

(19)

BAB V. RENCANA BIAYA DAN JADWAL

5.1. Biaya Kegiatan

Alokasi biaya untuk program pengabdian kepada Masyarakat di Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Usaha Tani dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 7. Rencana Anggaran Belanja kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

No Nama Barang Justifikasi Pemakaian Jumlah Satuan

Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

A Biaya Pengadaan Alat dan Bahan

1 Pengadaan Mesin Jenset 8

PK Pencetak pakan ikan 1 unit 2,750,000 2,750,000

2 Mesin Pelet Ikan Pencetak pakan ikan 1 unit 700,000 700,000

3 Kompor gas Untuk mengukus bahan baku 1 unit 380,000 380,000

4 Panci kukus kapasitas 25

liter Untuk mengukus bahan baku 1 unit 320,000 320,000

5 Timbangan duduk 15 kg Untuk menimbang bahan

baku 1 buah 240,000 240,000

6 Baskom besar (20 liter) Untuk mengaduk bahan baku 5 buah 60,000 300,000 7 Terpal plastik A12 Untuk menjemur pakan ikan 24 meter 20,000 480,000

8 Tepung ikan rucah Bahan baku pakan 100 kilogram 8,000 800,000

9 Tepung kepala udang Bahan baku pakan 100 kilogram 9,000 900,000

10 Tepung bungkil kedelai Bahan baku pakan 100 kilogram 8,500 850,000

11 Tepung bekatul Bahan baku pakan 150 kilogram 3,000 450,000

12 Tepung ampas tahu Bahan baku pakan 100 kilogram 5,000 500,000

13 Tepung bungkil sawit Bahan baku pakan 100 kilogram 4,500 450,000

14 Tepung tapioca Bahan baku pakan 40 kilogram 4,000 160,000

15 Tepung jagung Bahan baku pakan 150 kilogram 7,000 1,050,000

16 Minyak ikan Bahan baku pakan 4 liter 25,000 100,000

17 Minyak jagung Bahan baku pakan 4 liter 20,000 80,000

18 Vitamin dan mineral mix Bahan baku pakan 2 kilogram 70,000 140,000 19 Uji proksimat pakan ikan Untuk melihat kualitas pakan 12 sampel 250,000 3,000,000 20 Poster kegiatan pelatihan Untuk publikasi kegiatan 2 buah 175,000 350,000

Sub Jumlah 14,000,000

B Biaya Belanja Perjalanan

1 Biaya sewa mobil Untuk transportasi ke lokasi 6 kali 280,000 1,680,000 2 Beli bahan bakar (bensin) Untuk kendaraan mobil 40 liter 8,000 320,000

Sub Jumlah 2,000,000

C ATK dan BHP

1 Kertas HVS ukuran A4 Untuk cetak data, proposal

dan laporan 3 rim 45,000 135,000

2 Beli tinta printer warna Untuk cetak data, proposal

dan laporan 1 buah 180,000 180,000

(20)

Papan tulis white board Untuk media menerangkan

kepada Mitra 1 buah 35,000 35,000

Spidol white board Untuk menerangkan kepada

Mitra 2 Buah 15,000 30,000

3 Buku dan Bulpen Untuk Pre-tes dan Post-tes 1 Paket 120,000 120,000

Sub Jumlah 500,000

D Laporan/Diseminasi dan Publikasi ilmiah

1 Publikasi jurnal Seminar/Jurnal 1 Paket 2,555,000 2,555,000

2 Laporan kemajuan Penggandaan 6 Eksemplar 70,000 420,000

3 Laporan akhir Penggandaan 6 Eksemplar 70,000 525,000

Sub Jumlah 3,500,000

BIAYA TOTAL 20,000,000

5.2. Jadwal Kegiatan

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Kecamatan Gedong Tataan ini akan dilaksanakan selama 6 bulan, terhitung bulan April sampai dengan September 2021.

Jadwal kegiatan tersaji pada Tabel 8 berikut ini :

Tabel 8. Jadwal Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di kecamatan Gedong Tataan

No Uraian Kegiatan Pengabdian Bulan ke-

1 2 3 4 5 6

1 Penyusunan modul pembuatan pakan ikan air tawar dari limbah agroindustri

2 Sosialisasi program pengabdian kepada masyarakat di kecamatan Gedong Tataan 3 Pengadaan bahan baku, peralatan dan mesin

ekstruder untuk produksi pakan ikan

4 Pelatihan pemilihan bahan baku pakan dan cara pengolahan bahan baku pakan

5 Pemasangan instalasi mesin pakan dan peralatan produksi lainnya

6 Praktek penyusunan formulasi pakan ikan dan pembuatan pakan ikan air tawar dengan berbagai jenis bahan baku dari limbah agroindustri

7 Praktek cara mengemas pakan ikan dan proses penyimpanan pakan ikan

8 Pengujian kualitas pakan ikan di laboratorium PTK universitas Lampung

(21)

9 Proses produksi pakan ikan air tawar dalam jumlah yang yang besar untuk memenuhi kebutuhan kelompok Mitra

10 Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan kinerja kelompok Mitra

11 Laporan kemajuan program pengabdian kepada masyarakat di Gedong Tataan

12 Laporan akhir dan seminar hasil program pengabdian kepada masyarakat

13 Publikasi di jurnal / prosiding pengabdian

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Amalia., R., Subandiyono & A., Endang. 2013. Pengaruh Penggunaan Papain Terhadap Tingkat Pemanfaatan Protein Pakan dan Pertumbuhan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Journal of Aquaculture Management and Technology 2 (1): 136-143.

Efendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Khairuman & K. Amri. 2009. Peluang Usaha dan Teknik Budidaya lele Sangkuriang.

PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Kordi, K. M. G. H. 2010. Budidaya ikan lele di kolam terpal. Yogyakarta. Hal. 1-22

Lovell, T. 1989. Nutrition And Feeding Of Fish. An A VII Book. Published bu Van Nostrand Reinhold, New York. 260p.

Mujiman, A. 2004. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 208 halaman.

NRC (National Research Council). 1993. Nutrient requirements of Warm Water Fishes and Shellfishes. National Academy Press. Washington DC. 112 p.

Standar Nasional Indonesia. 2006. Pakan Buatan Untuk Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Pada Budidaya Intensif. Jakarta : Standar Nasional Indonesia. 01- 4087.

Referensi

Dokumen terkait

Sekolah Alam Lampung (SAL) memiliki program unggulan yaitu sebagai pelopor pendidikan lingkungan hijau. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan yaitu aksi bersih desa,

Melalui kegiatan ini akan diinformasikan kepada petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani yang ada di Kabupaten Pringsewu tentang teknologi pemupukan yang tepat

Perwujudan harapan-harapan tersebut ditawarkan melalui sosialisasi hukum serta pendampingan bagi nelayan desa sasaran, yang merupakan satu rangkaian pengabdian dengan

Bila diberikan penyuluhan dan pelatihan cara mengelola dan mengolah limbah jelantah sehingga bisa dipakai sebagai bahan baku pembuatan sabun ramah lingkungan, maka hal

Dari hasil observasi Tim pemilahan sampah yang dilakukan oleh mitra KSL BandarLampung ini masih belum dilakukan secara konsisten dan peralatan untuk menunjang

Strategi dalam mengatasi kemiskinan dan ketimpangan sosial dalam pembangunan inklusif pada sektor pariwisata sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembangunan yang

Dengan kondisi guru-guru yang belum banyak menguasai teknik analisis data menggunakan SPSS maka perlu diadakan Pelatihan Analisis Data dengan menggunakan aplikasi

Ada pun prosedur kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah: (1) ceramah dan diskusi/tanyajawab tentang program pengembangan diri sebagai pengelola dan