i
PROPOSAL
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Pemberdayaan Kelompok Tani Dalam Upaya Pemanfaatan Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L.) Sebagai Produk Suplemen Antioksidan Pada Masyarakat Pekon
Putih Doh Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus
TIM PENGUSUL
Ketua SINTA ID
apt. Zulpakor Oktoba, S.Si., M.Farm 6780001
Anggota
1. dr. Putu Ristyaning Ayu Sangging, M.Kes., Sp.PK(K) 6665069
2. dr. Ari Irawan, SpOG., MH.Kes 6785946
3. Andi Nafisah Tendri Adjeng , S.Farm., M.Sc. 6651128
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
DAFTAR ISI ... iii
RINGKASAN ... iv
Bab 1. Pendahuluan ... 1
1.1 Analisis Situasi ... 1
1.2 Permasalahan Mitra ... 3
1.3 Tujuan Kegiatan ... 3
1.4 Manfaat Kegiatan ... 3
Bab 2. Solusi dan Target Luaran ... 4
2.1 Solusi... 5
2.2 Target Luaran ... 6
Bab 3. Metode Pelaksanaan ... 8
Bab 4. Personalia Pengusul dan Keahlian ... 12
Bab 5. Rencana Anggaran Belanja dan Jadwal Pelaksanaan ... 13
5. 1 Anggaran Biaya ... 13
5.2 Jadwal Pelaksanaan... 15
REFERENSI ... 16
Lampiran Persetujuan Mitra ... 17
iv RINGKASAN
Limbah Kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) adalah cangkang yang biasanya dibuang oleh petani atau disebut juga limbah perkebunan yang terkadang menjadi tempat bersarangnya jentik nyamuk pada musim hujan. Kulit buah kakao (KBK) yang berasal dari hasil pengolahan kakao memiliki bagian persentase terbesar dari keseluruhan bagian buah kakao segar yaitu sekitar 70%.
Buah kakao (pode) terdiri atas 70 – 80 % kulit dan plasenta yang merupakan limbah, selebihnya adalah biji. Dalam 1 hektar areal pertanaman kakao produktif dapat menghasilkan limbah kulit buah segar sebanyak 5 ton/ha/tahun, atau setara dengan 812 kg tepung limbah. Berbagai cara telah diterapkan untuk memanfaatkan kulit buah kakao, diantaranya menjadikan kulit buah kakao sebagai pupuk kompos maupun bahan pakan ternak, meskipun demikian belum ada pemanfaatan yang lebih optimal guna menunjang peningkatan ekonomi kreatif. Padahal kulit buah kakao diketahui mengandung senyawa fenolik sebagai antioksidan yang dapat menghambat aktivitas radikal bebas pada tubuh manusia. Kulit buah dengan kandungan protein kasar sebesar 6 – 9 % sangat baik dimanfaatkan sebagai produk suplemen herbal antioksidan, kulit buah kakoa sangat potensial karena tersedia sepanjang tahun, mudah diperoleh dan mengandung nutrisi tinggi. Kulit buah kakao sangat berpotensi untuk dikonsumsi dengan cara inovasi dikeringkan dan dijadikan suplemen herbal berupa kapsul. Suplemen kapsul ini tentunya sangat bermanfaat sebagai sumber antioksidan alami yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. Pemanfaatan kulit buah kakoa (KBK) sebagai suplemen herbal sediaan kapsul dimulai dengan pengeringan kulit buah kakao tanpa terkena sinar matahari secara langsung untuk menjaga kadar antioksidan didalamnya, kemudian dilanjutkan penyerbukan dengan chopper/blender dan pengayakan hingga memperoleh serbuk yang homogen. Serbuk yang halus dan seragam ukurannya ini akan mempermudah pencampuran serbuk dengan bahan tambahan lainnya sehingga diperoleh suplemen herbal kapsul dengan kandungan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Pemanfaatan KBK sebagai produk suplemen herbal, secara otomatis menciptakan kondisi lahan pertanaman kakao menjadi bersih dan dapat menekan serangan hama dan penyakit seperti busuk buah. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat guna meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan potensi sumber daya desa yaitu pelatihan pembuatan produk minuman antioksidan dari kulit buah kakao (Theobroma Cacao L.) dan pembinaan kewirausahaan yang inovatif dan kreatif berdasarkan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini.
Kata kunci: Theobroma cacao L, Kulit Buah Kakao (KBK), Suplemen antioksidan, Cukuh Balak, Pekon Doh
1
Bab 1. Pendahuluan
1.1 Analisis Situasi
Indonesia adalah salah satu negara penghasil kakao (Theobroma cacao L.) terbesar di dunia, yaitu menempati urutan ke-3 setelah 2 negara lainnya yaitu Pantai Gading dan Ghana.
Tercatat luas areal perkebunan kakao di negara Indonesia dapat mencapai 1,6 juta hektar dengan jumlah produksi sekitar 593 ribu ton (Mulyatni et al., 2012). Kakao menjadi salah satu komoditas unggulan perkebunan Indonesia yang mempunyai jumlah produksi yang sangat besar. Produksi buah kakao mengalami peningkatan setiap tahunnya yang mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah limbah kulit buah kakao yang tidak dimanfaatkan dan terbuang sia-sia. Diketahui sepuluh ton kulit buah kakao basah berasal dari pengolahan satu ton biji buah kakao kering (Erika, 2013)
Persentasi terbesar dari satu buah kakao segar terdapat pada kulitnnya yakni sekitar 67%
(Oddoye et al., 2013). Saat ini, kulit buah kakao pemanfaatannya masih sangat terbatas. Pada umumnya, cenderung dibuang di areal perkebunan sehingga menyebabkan masalah pencemaran lingkungan dan juga dapat menimbulkan bau menyengat serta menimbulkan penyakit pada tanaman kakao yang sehat. Kalaupun ada, pemanfaatan kulit buah kakao saat ini hanya sebatas dijadikan pupuk kompos serta bahan pakan ternak saja. Padahal kulit buah kakao ini mengandung senyawa antioksidan yakni flavonoid dan polifenol yang bertindak dalam menetralkan dan menghambat aktivitas radikal bebas dalam tubuh.
Antioksidan adalah senyawa 2 yang memberikan elektron atau sebagai reduktan. Berat molekul antioksidan kecil, namun mampu melawan reaksi oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul-molekul atau senyawa yang tidak stabil dan sangat reaktif (Jusmiati et al., 2015). Pada kulit buah kakao terdapat beberapa senyawa kimia yaitu lignin, polifenol, dan theobromin. Kulit buah kakao juga mengandung beberapa mineral yang kadarnya cukup tinggi, terutama kalium dan nitrogen. Kulit buah kakao menjadi salah satu sumber polifenol yang bersifat sebagai antioksidan. Polifenol yang terdapat didalam kulit buah kakao dikelompokkan sebagai polifenol jenis flavonoid. Polifenol paling dominan pada kulit buah kakao diantaranya adalah senyawa katekin dan epikatekin (Dwipayanti et al., 2020).
Senyawa polifenol adalah senyawa antioksidan alami yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dalam melihat aktivitas antioksidan pada bahan pangan, kandungan polifenol dapat dijadikan patokan. Antioksidan dapat berfungsi sebagai senyawa yang dapat memperkecil
2
kemungkinan terjadinya oksidasi didalam tubuh. Kulit luar buah kakao mempunyai kadar senyawa polifenol total tertinggi pada kadar air kulit buah kakao utuh 80% yaitu sebesar 321,95 ppm (Miranda et al., 2020). Antioksidan dapat disebut sebagai senyawa yang bisa menetralisir radikal bebas dalam tubuh. Antioksidan juga bisa bekerja dengan cara menghambat aktivitas radikal bebas yang merupakan penyebab utama timbulnya penyakit degeneratif seperti stroke, tekanan darah tinggi, sakit jantung, penuaan dini, dan penyakit degeneratif lainnya. Struktur molekul pada antioksidan dapat memberikan elektronnya pada senyawa radikal bebas, sehingga dapat memutus 3 reaksi berantai radikal bebas tersebut (Dwipayanti et al., 2020). Radikal bebas ini adalah molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya serta bersifat tidak stabil dan sangat reaktif, sehingga jika tidak dinetralkan dengan antioksidan radikal bebas ini akan bereaksi dengan molekul lain yang ada disekitarnya dan dapat berlangsung secara terus menerus didalam tubuh sehingga dapat mengakibatkan kerusakan struktur sel, dan apabila tidak dihentikan akan memicu timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kanker, tumor, dan penuaan dini (Kusbandari & Susanti, 2017).
Dengan demikian, kulit buah kakao sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi dengan cara inovasi dikeringkan. Bubuk kulit kakao tentunya mengandung kadar antioksidan yang bermanfaat sesuai dengan penelitian (Partayasa et al., 2017) yang menjelaskan bahwa bubuk kering kulit kakao dengan massa 20 gram setara kadarnya dengan atioksidan pada satu buah manggis. Berdasarkan penjelasan di atas, maka diperlukan suatu tindakan yang dapat memanfaatkan kulit buah kakao menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bisa mengatasi permasalahan limbah kulit buah kakao yang selama ini menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan di areal perkebunan. Maka dari itu kulit buah kakao dimanfaatkan menjadi produk suplemen herbal berupa kapsul yang kaya akan kandungan senyawa antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dalam tubuh manusia. Sehingga dengan adanya pemanfaatan ini juga dapat meningkatkan harga jual dari buah kakao tersebut. Pembuatan suplemen herbal kapsul dari kulit buah kakao ini dilakukan dengan cara pengeringan kulit buah kakao tanpa terkena cahaya matahari secara langsung. Setelah dikeringkan dilanjutkan dengan proses penggilingan sampai menjadi serbuk yang homogen, dan siap untuk diolah dengan bahan tambahan lainnya (eksipien) menjadi suplemen herbal dengan bentuk sediaan kapsul yang bermanfaat bagi kesehatan sebagai penambah kadar antioksidan alami dalam tubuh guna untuk mencegah kerusakan sel yang diakibatkan oleh reaksi radikal bebas.
3 1.2 Permasalahan Mitra
Berdasarkan hasil kajian prasurvei pengumpulan informasi mitra untuk usulan proposal Pengabdian Kepada Masyarakat Unggulan (PKMU) dari kelompok tani masyarakat desa bahwa permasalahan mitra adalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan kulit buah kakao (KBK) sebagai sumber antioksidan alami penguat imunitas penangkal aktivitas radikal bebas dalam tubuh belum banyak diketahui.
2. Limbah kulit buah kakao (KBK) masih menjadi limbah terbesar dari pengolahan buah kakao dan belum optimal dalam pemanfaatannya.
3. Limbah kulit buah kakao (KBK) yang terbengkalai menjadi bersarangnya jentik nyamuk pada saat musim hujan.
4. Masih terbatasnya pemanfaatan kulit buah kakao menjadi produk pangan yang bermanfaat bagi kesehatan.
5. Masih terbatasnya pengetahuan masyarakat mengenai kandungan antioksidan pada kulit buah kakao yang mampu menangkal aktivitas radikal bebas dalam tubuh.
1.3 Tujuan Kegiatan
Bahwa tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai berikut:
1. Membangun kesadaran kelompok tani masyarakat desa pekon doh tentang pemanfaatan limbah kulit buat kakoa (KBK);
2. Memberikan dukungan dan pengembangan inovasi masyarakat desa terkait orientasi produk olahan hasil pertanian;
3. Meningkatkan keterampilan kelompok tani masyarakat desa dibidang kewirausahaan.
1.4 Manfaat Kegiatan
Manfaat yang diharapkan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan informasi pemahaman secara komprehensif mengenai cara memanfaatkan kulit buah kakao (KBK) menjadi produk suplemen herbal bentuk sediaan kapsul yang mengandung antioksidan poten yang dapat menangkal radikal bebas.
2. Menghasilkan produk suplemen herbal kesehatan berupa kapsul antioksidan (penguat imunitas tubuh terhadap radikal bebas pada manusia) dari pemanfaatan kulit buah kakao (KBK).
4
Bab 2. Solusi dan Target Luaran
2.1 Solusi
Berdasarkan hasil kajian prasurvei pada pekon (desa) dan pengumpulan informasi terkait permasalahan mitra pada kelompok tani masyarakat Pekon Doh Kecamatan Cukuh Balak solusi yang akan dilaksanakan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Unggulan (PKMU) yaitu:
1) Memberikan pemahaman kepada kelompok tani masyarakat desa terkait pemanfaatan kulit buah kakao (KBK) melalui metode penyuluhan dengan pendekatan persuasif bahwa limbah kulit buah kakao (KBK) dapat dimanfaatkan secara maksimal guna peningkatan ekonomi kelompok tani masyarakat desa menjadi produk suplemen herbal antioksidan berupa kapsul;
2) Memberikan pemahaman dan gambaran bahwa kulit buah kakao (KBK) merupakan sumber antioksidan yang potensial dan bernilai komersil sebagai sumber bahan baku jamu dan produk herbal medisin/agromedisin untuk komoditas Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) dan Industri Obat Tradisional (IOT) sehingga masyarakat dimotivasi untuk membuat produk olahan sesuai kriteria capaian target minimal yang ingin dikembangkan;
3) Memberikan informasi dan edukasi bahwa kulit buah kakoa (KBK) dapat dimanfaatkan sebagai produk suplemen herbal antioksidan untuk keluarga upaya preventif meningkatkan derajat kesehatan masyarakat desa pekon doh sehingga kesadaran masyarakat terbentuk bahwa kulit buah kakao (KKO) yang sudah memiliki evidence base dapat menjadi alternatif terapi guna penyembuhan penyakit selain penggunaan obat sintetis (chemical) ; 4) Memberikan pelatihan khusus secara komprehensif terkait alternatif metode pemasaran
produk suplemen antioksidan dari kulit buah kakao (KBK) serta pendampingan pembuatan desain kemasan produk yang ramah lingkungan dengan pengurangan bahan plastik sebagai pemantik nilai jual produk dipasaran dan juga dengan pemanfaatan media online (e- commerce), pembuatan akun blog, pembuatan akun toko daring (online), dan pemanfaatan jejaring sosial media lainnya. Dengan adanya akun media online yang dikelola oleh kelompok tani masyarakat pekon (desa) diharapkan dapat meningkatakan sosialisasi produk olahan suplemen herbal antioksidan yang dihasilkan dari pemanfaatan kulit buah
5
kakao (KBK) dapat memikat konsumen dari berbagai wilayah untuk membeli produk- produk olahan tersebut.
5) Memberikan penyuluhan terkait pembuatan suplemen herbal terstandar sesuai dengan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) yang dipersyaratkan oleh BPOM sehingga capaian target orientasi produk dari pemanfaatan kulit buah kakao (KBK) oleh masyarakat pekon doh dapat tercapai dan memenuhi kualitas untuk Produk Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT);
6) Memberikan pelatihan terkait alur proses pendaftaran produk olahan suplemen herbal kapsul antioksidan hasil pertanian untuk didaftarkan sebagai Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) di Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus guna produk olahan bisa didistribusikan ke segmen cakupan pasar yang lebih luas seperti dikonsiyasikan dengan Mitra usaha Apotek, Mini Market, Toserba dan warabala lainya. Proses ini merupakan metode alternatif lain dalam mendukung masyarakat desa untuk pembuatan produk selain produk UMOT yaitu Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) sehingga capaian pemberdayaan program kemitraan pengabdian masyarakat pekon doh dapat lebih maksimal pun semangat kemandirian kelompok tani masyarakat desa dalam berinovasi pengembangan produk olahan menjadi lebih tinggi peningkatannya pasca kegiatan pengabdian kepada masyarakat
2.2 Target Luaran
Luaran yang diharapkan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah produk suplemen herbal antioksidan berupa bentuk sediaan kapsul. Selain itu luaran yang diharapkan berupa publikasi.
Tabel 2.1 Rencana Target Capaian Luaran
No. Jenis Luaran Indikator
Capaian Luaran Wajib
1 Publikasi ilmiah pada jurnal ber -ISSN/Prosiding ber ISBN Published 2 Publikasi pada media cetak/online/repository PT Editing 3 Peningkatan daya saing (peningkatan kualitas, kuantitas, serta
nilai tambah barang, jasa, diversifikasi produk, atau sumber daya lainnya)
Penerapan
6
4 Peningkatan penerapan IPTEK di masyarakat (mekanisasi, IT, dan manajemen)
Penerapan 5 Perbaikan tata nilai masyarakat (seni budaya, sosial, politik,
keamanan, ketentraman, pendidikan, kesehatan)
Terdaftar Luaran Tambahan
1 Publikasi di Jurnal Internasional Draft
2 Jasa, rekayasa sosial, metode atau sistem, produk/barang Penerapan
3 Inovasi baru/TTG Penerapan
4 Hak kekayaan intelektual (Paten, Paten sederhana, Hak Cipta, Merek Dagang, Desain Produk Industri, Perlindungan varietas tanaman, Perlindungan desain topografi sirkuit terpadu)
Draft
5 Buku ber ISBN Tidak ada
7
Bab 3. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan skema pengabdian kepada masyarakat unggulan (PKMU) dilaksanakan dengan cara kajian prasurvei kepada kelompok tani masyarakat Pekon Doh Kecamatan Cukuh Balak dengan mengumpulkan semua permasalahan pada masyarakat desa sehingga semua permasalahan masyarakat dapat terangkum dengan jelas dan detail sehingga tim pengusul pengabdi dapat merumuskan dan permasalahan mitra dapat dipetakan dengan pemilihan skala prioritas dalam upaya pemberian solusi permasalahan mitra. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Skrining awal dengan mengumpulkan permasalahan yang pada mitra
Gambar 3.1 Skrining Awal Solusi Dan Analisis Mitra
2) Penyuluhan metode ceramah
Melakukan pretest dan posttest sebelum pemberian materi penyuluhan untuk mengetahui perubahan pengetahuan masyarakat desa tentang manfaat antioksidan sebagai imunitas tubuh guna penangkal radikal bebas. Selain diberikan pretest dan posttest, peserta juga ditanyakan terlebih dahulu, apakah sudah pernah mendapat penyuluhan dan pelatihan mengenai pemanfaatan limbah kulit buah kakao (KBK), apakah sudah mengetahui bahwa kulit buah kakao (KBK) terdapat manfaat yang potensial komersiil sebagai antioksidan alami yang dapat dikembangkan sebagai produk suplemen herbal dengan kategori jenis jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.
Kelompok Tani Masyarakat Pekon
Doh
Skrining
masalah Hasil Mapping Rencana
Tindak lanjut Penyegaran
Program
Program Baru
Penyuluhan
pemanfaatan Kulit buah kakoa (KBK) sebagai produk kapsul suplemen herbal antioksidan
Evaluasi & peningkatan keterampilan
kewirausahaan
8
Volume kegiatan 1 Kali pertemuan dengan alokasi waktu 120 menit Partisipasi mitra : penyediaan tempat dan mengundang peserta pelatihan 3) Penyuluhan dengan metode ceramah
Menggunakan media slide power point yang berisi penjelasan mengenai manfaat antioksidan alami dari kulit buah kakoa (KBK), serta materi pengolahan pembuatan produk suplemen herbal berupa sediaan kapsul. Penyuluhan dilaksanakan pada kelompok tani masyarakat desa di Pekon Doh Kecamatan Cukuh Balak dengan peserta warga masyarakat di wilayah tersebut, terutama ibu-ibu PKK dan ibu rumah tangga. Pemberian poster/flyer dan buku saku terkait manfaat antioksidan alami dari pemanfaatan kulit buah kakao (KBK).
Volume kegiatan : 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 120 menit Partisipasi mitra : Penyediaan tempat
4) Pelatihan persiapan dan pembuatan simplisia (bahan) kulit buah kakoa (KBK)
Mengajak peserta pelatihan untuk melakukan penyiapan bahan baku bahan baku mulai dari pemilihan bahan baku (dipilih kulit buah kakoa yang telah matang karena akan berpengaruh terhadap kadar antioksidan yang terkandung didalamnya) pengolahan pasca panen bahan baku, yang meliputi pencucian, sortasi basah, perajangan, hingga pada pembuatan ekstrak yang sesuai dengan kaidah Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik dan Benar (CPOTB).
Volume kegiatan : 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 120 menit Partisipasi mitra : Penyediaan tempat
5) Pelatihan : teori dan praktek pembuatan sediaan kapsul suplemen herbal antioksidan kulit buah kakoa (KBK) mengikuti serangkaian metode dalam CPOTB yang meliputi pemerian dan organoleptis sediaan; sifat alir serbuk; memilih bahan tambahan yang dapat digunakan dan masuk kategori food grade untuk ditambahkan dalam sediaan kapsul ; sampai pada tata cara pengemasan dan bahan pengemas yang cocok, baik serta sesuai food grade standard .
Volume kegiatan : 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 120 menit.
Partisipasi mitra : menyediakan tempat dan kulit buah kakoa.
6) Pengadaan mesin pencacah/penggiling bahan baku kulit buah kakoa yang dihasilkan lebih banyak serta proses untuk mendapatkannya lebih efisien; pengadaan ayakan mesh yang berperan untuk menyaring bahan baku yang telah diblender yang sesuai untuk digunakan sebagai bahan baku dalam sediaan sediaan kapsul yang sesuai standar termasuk alat untuk pengemasan produk sediaan kapsul.
9
Volume kegiatan : 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 120 menit Partisipasi mitra : penyediaan tempat
7) Pendampingan dan pengarahan dalam produksi sediaan kapsul serbuk kulit buah kakoa (KBK) dengan alat racik kapsul selama 2 bulan. Pendampingan lebih dititikberatkan pada: teknik perajangan dengan tingkat ketebalan seragam agar diperoleh ukuran simplisa yang seragam.
Penggilingan yang bertujuan agar diperoleh serbuk kulit buah kakoa yang sesuai untuk dapat digunakan sebagai bahan baku dalam sediaan sediaan kapsul, cara pengoperasian alat racik kapsul.
Volume kegiatan : 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 120 menit Partisipasi mitra : menyediakan tempat dan bahan yang diolah.
8) Pendampingan produksi suplemen herbal antioksidan menjadi sediaan kapsul dengan alat racik kapsul, termasuk pengemasan produk selama 2 bulan. Pendampingan ini dititik beratkan pada cara pengoperasian alat; penampilan fisik kapsul dan sifat alir serbuk; memilih bahan tambahan yang dapat digunakan dan masuk kategori food grade untuk ditambahkan dalam sediaan kapsul; sampai pada tata cara pengemasan dan bahan pengemas yang cocok, baik serta sesuai standard CPOTB sehinga dapat meningkatkan nilai jual dari produk tersebut.
Volume kegiatan : 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 120 menit Partisipasi mitra : menyediakan tempat dan bahan yang diolah 9) Evaluasi luaran produk sediaan kapsul
Penjelasan bahwa produk sediaan kapsul harus disimpan pada suhu yang dipersyaratkan, dan penjelasan secara detail bahwa produk sediaan kapsul adalah suplemen kesehatan herbal antioksidan sebagai produk penguat imunitas tubuh penangkal radikal bebas.
Prosedur kerja pembuatan produk suplemen herbal sediaan kapsul 1. Pengolahan Kulit Buah Kakao Sebagai Bahan Baku
Kulit buah kakao (KBK) diperoleh dari kerjasama dengan para petani masyarakat desa yang ada di pekon doh kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus, setelah diperoleh kulit buah kakao segar yang telah matang berwarna kuning. Lalu kulit buah kakao tersebut dicuci dengan air mengalir dengan tujuan untuk membersihkan kulit buah kakao dari pengotor yang mungkin menempel pada permukaan kulit buah kakao, setelahnya kulit buah kakao dipotong-potong dengan ukuran yang kecil supaya cepat dalam proses pengeringan. Pengeringan dilakukan
10
dengan cara tidak terkena sinar matahari secara langsung untuk menjaga kadar antioksidan didalamnya supaya tidak mengalami oksidasi. Seperti yang kita ketahui fenolik sangat rentan dan sensitif terhadap sinar matahari. Oleh karena itu, pengeringan kulit buah kakao dilakukan dir ruangan terbuka tanpa terkena matahari secara langsung. Proses pengeringan ini memakan waktu sekitar 5-7 hari hingga diperoleh kulit buah kakao yang benar-benar kering dan siap untuk digiling. Untuk proses penggilingan awalnya dilakukan dengan menggunakan lumpang dan alu, setelah itu dihaluskan kembali dengan menggunakan chopper hingga diperoleh serbuk kulit buah kakao dengan ukuran yang seragam. Serbuk tersebut lalu disangrai untuk menghigeniskan bahan. Kemudian setelah itu, dilakukan pengayakan untuk memperoleh serbuk yang lebih homogen. Lalu, diperoleh serbuk kulit buah kakao yang ukurannya seragam dan homogen.
2. Produksi Suplemen Herbal Antioksidan Kapsul
Serbuk kulit buah kakao yang telah diperoleh dicampurkan dengan bahan pelengkap lainnya yaitu cangkang kapsul dan bahan preservatif (tambahan). Setelah semua bahan dicampurkan, lalu diracik pada tatakan kapsul. Setelah itu diangin-anginkan sekitar 10 menit, dan siap untuk dikemas. Kemasan produk suplemen herbal antioksidan kapsul ini terdiri dari 2 jenis yaitu kemasan sachet yang berisi 50 kapsul dan kemasan botol plastik yang berisi 100 pcs kapsul.
3. Pengemasan Produk Suplemen Herbal Antioksidan Kapsul
Pengemasan dilakukan dalam 2 bentuk, yakni kemasan sachet dan kemasan botol plastik.
Kemasan sachet berbahan stainless steel berisi produk seberat 50 pcs kapsul, sedangkan kemasan botol plastik berisi 100 pcs kapsul. Kemasan sachet merupakan kemasan dengan dosis pemakaian 2 kali sehari untuk penggunaan selama 15 hari dan untuk kemasan botol plastik merupakan kemasan dengan dosis 2 kali untuk penggunaan periode selama 1 bulan. Setelah produk dimasukkan ke dalam masing-masing kemasan lalu kemasan akan direkat dengan menggunakan alat perekat kemasan, selanjutnya produk siap untuk didistribusikan.
11
Bab. 4 Personalia Pengusul dan Keahlian
No. Posisi Kepakaran Peran/Tanggung Jawab
1 Ketua
apt. Zulpakor Oktoba, S.Si., M.Farn
Ilmu farmasi, Herbal Medik/Biologi
Farmasi
- Prasurvei lokasi pengabdian
- Penelusuran pustaka dan penyusunan proposal pengabdian
- Koordinasi lanjutan tempat dan lokasi pengabdian
- Edukasi dan sosialisasi/pelatihan pembuatan produk
- Penyusunan laporan pengabdian - Pembuatan manuskrip jurnal
pengabdian - Publikasi ilmiah 2 Anggota 1
dr. Putu Ristyaning Ayu Sangging, M.Kes.,Sp.PK(K)
Patologi klinik, Kesehatan masyarakat
- Pembelian alat dan bahan
- Edukasi pengetahuan seputar imunitas dan peran antioksidan
- Evaluasi pelaksanaan program - Input dan analisis data
- Penyusunan dan review laporan pengabdian
3 Anggota 2
dr. Ari Irawan, SpOG., MH.Kes
Kandungan dan Kebidanan
- Penelusuran pustaka dan penyusunan proposal pengabdian
- Prasurvei lokasi pengabdian
- Koordinasi lanjutan tempat dan lokasi pengabdian
- Penelusuran pustaka dan penyusunan proposal pengabdian
- Mereview laporan pengabdian 4 Anggota 3
Andi Nafisah Tendri Adjeng, S.Farm.,M.Sc.
Ilmu Farmasi, Teknologi Formulasi sediaan
- Pembelian alat dan bahan
- Edukasi dan sosialisasi/pelatihan pembuatan produk
- Pretest dan posttest
- Pembuatan manuskrip jurnal pengabdian
- Penyusunan laporan pengabdian - Publikasi ilmiah
5 Mahasiswa 1
Muhammad Muzhaffar Athallah
Farmasi - Membantu persiapan alat dan bahan pengbadian
- Membantu persiapan konsumsi/kudapan
- Membantu persiapan transportasi 6 Mahasiswa 2
Jazaul Fariha Al Hanif
Farmasi - Membantu persiapan alat dan bahan pengbadian
- Membantu persiapan konsumsi/kudapan
- Membantu persiapan transportasi
12
Bab. 5 Rencana Anggaran Belanja dan Jadwal Pelaksanaan
5.1 Rencana Anggaran Belanja (RAB)
Adapun anggaran biaya dalam pengabdian masyarakat ini sebagai berikut:
Tabel 5.1 Rincian Anggaran Belanja (RAB) Pengabdian
No. Komponen Biaya Vol Satuan Harga
Total (Rp)
1 Pengadaan alat dan bahan pengabdian
Gula herbal 5 Kg Rp 21,500 Rp 107,500
Coklat 5 Kg Rp 31,500 Rp 157,500
Blender/chopper 5 pcs Rp 250,000 Rp 1,250,000
Cangkang Kapsul 5 Pack Rp 20,500 Rp 102,500
Tatakan isi kapsul 2 unit Rp 20,500 Rp 41,000
agent preservatif (antioksidan) 2 100mg Rp 25,500 Rp 51,000
Lumpang dan alu 5 pcs Rp 50,000 Rp 250,000
Baskom 10 pcs Rp 25,000 Rp 250,000
Wajan 10 pcs Rp 55,000 Rp 550,000
Nampan 10 pcs Rp 20,000 Rp 200,000
Alat perekat 2 pcs Rp 32,500 Rp 65,000
Kemasan stainless stell 100 pcs Rp 2,500 Rp 250,000 Kemasan Botol plastik 100 pcs Rp 1,250 Rp 125,000
Gelas cup 100 pcs Rp 1,500 Rp 150,000
Tempat sampah 3 pcs Rp 5,000 Rp 15,000
Gunting 10 pcs Rp 10,000 Rp 100,000
Termos 10 pcs Rp 125,000 Rp 1,250,000
Saringan 10 pcs Rp 12,500 Rp 125,000
Corong 10 pcs Rp 10,500 Rp 105,000
Sendok 2 Lusin Rp 33,500 Rp 67,000
Neraca digital 1 Unit Rp 1,200,000 Rp 1,200,000
Subtotal (1) Rp 6,411,500
2 Biaya Perjalanan pengabdian
a. Transport prasurvei pengumpulan informasi
mitra 4 Orang Rp 100,000 Rp 400,000
b. Transport dan akomodasi publikasi 4 Orang Rp 125,000 Rp 500,000
13
c. Transport pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat 10 Orang Rp 100,000 Rp 1,000,000
d. Transport tim mitra perangkat desa 5 Orang Rp 200,000 Rp 1,000,000 e. Transport kelompok usaha tani & ibu PKK 30 Orang Rp 25,000 Rp 750,000
Subtotal (2) Rp 3,650,000
3 Pengumpulan Data
Kontribusi tim mitra penjaringan kelompok
tani dan pemantauan (perangkat desa/pekon) 1 Keg Rp 2,000,000 Rp 2,000,000
Subtotal (3) Rp 2,000,000
4 Analisis Data 1 Keg Rp 350,000 Rp 350,000
Subtotal (4) Rp 350,000
5 Sewa Peralatan
Sewa Kamera & handycam (lengkap) 1 Keg Rp 1,200,000 Rp 1,200,000 Sewa kendaran full day 1 Unit Rp 750,000 Rp 750,000
Subtotal (5) Rp 1,950,000
6 Alat tulis kantor/bahan habis pakai
ATK 4 Orang Rp 85,500 Rp 342,000
Kertas HVS 80 gr 3 Rim Rp 55,000 Rp 165,000
CD-RW 2 Pcs Rp 17,500 Rp 35,000
Tinta Printer 2 Pcs Rp 83,500 Rp 167,000
Materai 10 Pcs Rp 10,000 Rp 100,000
Pajak 1 Keg Rp 300,000 Rp 300,000
Kudapan/snack kelompok tani (peserta,
panitia, perangkat desa) 50 orang Rp 10,000 Rp 500,000 Nasi kotak (peserta, panitia, perangkat desa) 50 Orang Rp 20,000 Rp 1,000,000
Subtotal (6) Rp 2,609,000
7 Laporan/diseminasi hasil
pengabdian/publikasi
Penggandaan Laporan keuangan dan akhir
kegiatan 6 Eks Rp 55,000 Rp 330,000
Publikasi jurnal pengabdian 1 Keg Rp 1,850,000 Rp 1,850,000
Laporan akhir 1 Keg Rp 850,000 Rp 850,000
Subtotal (7) Rp 3,030,000
Total Rp 20,000,500
14 5.2 Jadwal Pelaksanaan
Adapun untuk rencana jadwal pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat unggulan akan dilaksanakan pada:
Periode : April – September 2022
Tempat : Pekon Doh Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus
Gambar 5.1 Lokasi Pengadian Masyarakat
15
5%
15%
50%
75%
100%
Proposal PKM Koordinasi dengan mitra tempat pengabdian Prasurvei analisa masalah mitra Proses pembuatan bahan edukasi/pelatihan Pelaksanaan PKM Pengolahan data pengabdian Input & analisis data Pembuatan manuskrip Publikasi jurnal PKM
Indikator kinerja bulan ke-
Kegiatan
Jadwal Pengabdian Kepada Masyarakat
1 (Apr) 2 (Mei) 3 (Jun) 4 (Jul) 5 (Ags) 6 (Sep)
Jadwal rencana pengabdian kepada masyarakat ini disajikan dalam diagram palang (bar chart) sebagai berikut:
Tabel 5.2 Jadwal Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat
Keterangan:
0 – 1 : Maret – April 1 – 2 : April – Mei 2 – 3 : Mei – Juni 3 – 4 : Juni – Juli 4 – 5 : Juli – agustus 5 – 6 : Agustus – September
16 REFERENSI
Dwipayanti, N. K. Y., Putra, G., & Suhendra, L. (2020). Karakteristik Ekstrak Kulit Biji Kakao (Theobroma cacao L.) sebagai Sumber Antioksidan pada Perlakuan Ukuran Partikel dan Waktu Maserasi. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 8(2), 246.
https://doi.org/10.24843/jrma.2020.v08.i02.p09
Erika, C. (2013). Ekstraksi Pektin dari Kulit Kakao (Theobroma cacao L.) Menggunakan Amonium Oksalat. Jurnal Teknologi & Industri Pertanian Indonesia, 5(2), 2–7.
https://doi.org/10.17969/jtipi.v5i2.100
Jusmiati, Rusli, R., & Rijai, L. (2015). Aktivitas Antioksidan Kulit Buah Kakao Masak Dan Kulit Buah Kakao Muda. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 1(1), 34– 39.
Kusbandari, A., & Susanti, H. (2017). Kandungan Beta Karoten Dan Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas Terhadap DPPH (1,1-Difenil 2-Pikrihydrazil) Ekstrak Buah Blewah (Cucumis melo var. cantalupensis L) Secara Spektrofotometri UV-Visibel. Journal of Pharmaceutical Sciences and Community, 14(1), 37–42. https://doi.org/10.24071/jpsc.141562
Mulyatni, A. S., Budiani, A., & Taniwiryono, D. (2012). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) Terhadap Escherichia coli, Bacillus subtilis, dan Staphylococcus aureus. Menara Perkebunan, 80(2), 77–84
Miranda, P. M., Putra, G., & Suhendra, L. (2020). Karakteristik Ekstrak Kulit Biji Kakao (Theobroma cacao L.) sebagai Sumber Antioksidan pada Perlakuan Ukuran Partikel dan Waktu Maserasi. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 8(1), 28–38.
https://doi.org/10.24843/jrma.2020.v08.i02.p09
Oddoye, E. O. ., Badu, C. K. A., & Akoto, E. G. (2013). Cocoa and Its ByProducts: Identification and Utilization BT - Chocolate in Health and Nutrition. Chocolate in Health and Nutrition.
https://doi.org/10.1007/978-1-61779- 803-0_3.
Partayasa, I. N., Kadir, S., & Rahim, A. (2017). Kapasitas Antioksidan Suplemen 42 Pada Berbagai Berat. E-J . Agrotekbis, 5(1), 9–17.
17