• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN: PNEUMONIA DI BANGSAL MELATI RSUD Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gangguan Sistem Pernafasan: Pneumonia Di Bangsal Melati RSUD Banyudono.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN: PNEUMONIA DI BANGSAL MELATI RSUD Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gangguan Sistem Pernafasan: Pneumonia Di Bangsal Melati RSUD Banyudono."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN: PNEUMONIA DI BANGSAL MELATI RSUD

BANYUDONO

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Tugas- Tugas dan Memenuhi Syarat- Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun oleh :

PANDU DIRGA NANDA RESHADY

J200 100 050

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Jl. A. Yani Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 Fax: 715448 Surakarta 57102

SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing tugas akhir:

Nama : Kartinah,A.Kep.,S.Kep

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah yang

merupakan ringkasantugas akhir dari mahasiswa:

Nama : Pandu Dirga Nanda Reshady

NIM : J200100050

Program Studi : D III Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S

DENGAN GANGGUAN SISTEM

PERNAFASAN: PNEUMONIA DI BANGSAL

MELATI RSUD BANYUDONO

Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetuji\ui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan ini di buat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta 23 Juli 2013

Pembimbing

(3)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN: PNEUMONIA

DI RUANG MELATI RSUD BANYUDONO (Pandu Dirga Nanda Reshady, 2013, 47 Halaman)

ABSTRAK

Latar Belakang : Di indonesia, Pneumonia merupakan masalah kesehatan

masyarakat terutama pada bayi (0-11bulan) dan balita (1-4tahun). Diperkirakan angka kejadian Pneumonia pada balita di Indonesia yaitu sebesar 10-20% (Depkes RI,2008)

Lingkungan yang berpengaruh dalam kejadian pneumonia adalah lingkungan perumahan, dimana kualitas berdampak terhadap kesehatan anggotanya. Kualitas rumah dapat dilihat dari jenis atap, jenis lantai, jenis dinding kepadatan hunian dan jenis bahan yang dipakai. Faktor-faktor diatas yang merupakan penyebab ISPA pneumonia. (Depkes RI, 2008)

Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien Ny. S dengan

Pneumonia yang meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi keperawatan serta pendokumentasian asuahan keperawatan.

Metode : Penulis menggunakan metode deskripsi, adapun sampelnya adalah Ny.

S, data ini diperoleh dengan cara wawancara, pemeriksaan, observasi aktivitas dan keadaan umum, memperoleh catatan dan laporan diagnostik, dan bekerjasama dengan teman sekerja.

Hasil : pada kasus ini ditemukan pernafasan 28x/mnt, pada auskultasi terdengar

suara crakles, dan pasien sangat cemas dan takut

Simpulan dan saran : Komunikasi antar tim kesehatan dan pasien serta keluarga

sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien dan komunikasi terapeutik sangat diperlukan untuk menumbuhkan rasa ingin cepat sembuh pada pasien.

Kata kunci : Pneumonia, bersihan jalan nafas tidak efektif, intoleransi aktivitas,

(4)

NURSING CARE ON Mrs. S

WITH RESPIRATION SYSTEM DISORDER: PNEUMONIA IN THE MELATI ROOM REGIONAL PUBLIC HOSPITAL

BANYUDONO

(Pandu Dirga Nanda Reshady, 2013, 47 Pages) ABSTRACT

Background of study: in Indonesia, Pneumonia is a public health problem,

especially pad infants (0-11 month) and toodlers (1-4 years) Estimated the incidence of respiratory infection in infants in Indonesia at 10-20% (RI departement of health, 2008). Of influence in the incidence of pneumonia is a residential neighborhood, where the quality of the health impact on its members. Quality of the home can be seen from the type of roof, type of floor, wall density dwelling types and types of materials used. All these factors are a cause of respiratory pneumonia (RI Departement of health, 2008)

Objective of the study: to determine nursing care to patients Mrs. S with

Pneumonia which includes assessment, diagnosis, intervention, implementation, evaluation and documentation of nursing care nursing.

Methods: The authors use the method descriptions, while the sample is Mrs. S,

the data obtained by interview, examination, observation activities and general condition, obtaining. records and diagnostic reports, and collaborate with co-workers.

Result: in this case found respiratory rate 28/min, during discovered auskultation

crakles sound, and the patient appears weak and anxious.

Conclusions and suggestions: Communication between patients and health care

team and the family is indispensable for the success of nursing care to patients and therapeutic communication is necessary to foster a sense of wish a speedy recovery for patients.

Keywords: Mrs Pneumonia, ineffective airway clearance, activity intolerance,

(5)

A. Latar Belakang

Di indonesia, Pneumonia merupakan masalah kesehatan

masyarakat terutama pada bayi (0-11bulan) dan balita (1-4tahun).

Diperkirakan angka kejadian Pneumonia pada balita di Indonesia yaitu

sebesar 10-20% (Depkes RI,2001)

B. Identifikasi Masalah

Dari permasalahan yang ada penulis merumuskan masalah sebagai

berikut:Bagaimana gambaran asuhan keperawatan pada Ny. M dengan

gangguan muskuluskeletal : post operasi ORIF Fraktur Patella Dextra di

Bangsal Cempaka RSUD Pandanarang Boyolali.

A. Pengertian

Menurut Bruner dan Sudarth(2003) Pneumonia adalah proses

inflamasi dari parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh preparat

infeksius. Menurut Murwani A(2011) Pneumonia adalah keadaan akut

pada paru yang disebabkan oleh karena infeksi atau iritasi bahan kimia

sehingga alveolli terisi oleh eksudat peradangan.

B. Etiologi

Menurut Mayer (2012) etiologi pneumonia antara lain Bakteri,

merupakan mikroorganisme bersel tunggal sederhana dan memiliki

dinding sel yang melindunginya terhadap banyak mekanisme tubuh

(6)

pyogenes, staphylococus aureus, Haemophilus influenza. Virus,

merupakan organisme subseluler yang tersusun hanya dari nukleus RNA

atau nukleus DNA yang terbungkus oleh protein. Virus merupakan

organisme terkecil bahkan begitu kecilnya hanya mampu dilihat

menggunakan mikroskop electron contohnya Influenza, Adenovirus,

sitomegalovirus

C.Tanda dan gejala

Demam (dengan atau tanpa menggigil), batuk-batuk (dengan atau

tanpa produksi sputum) dan dispnea. Batuk non produktif menunjukkan

pneumonia viral atau mikroplasma, sputum yang benoda darah atau

berwarna seperti warna karat menunjukkan pneumonia bakterialis. Nyeri

dada pleuristik disebabkan oleh inflamasi yang terjadi di dekat pleura

(Tao. L dan Kendall. K, 2013)

D.Komplikasi

Menurut Suyono (2003) komplikasi pneumonia antara lain

Efusi pleura dan emfisema. Terjadi pada sekitar 45% kasus, terutama pada

infeksi bakterial akut berupa efusi para pneumonik gram negatif sebesar 60%,

staplilococus aureus 50%, S. Pneumoniae 40-60%, kuman anaerob 35%.

Sedang pada mycoplasma pneumoniae sebesar 20%. Cairannya transudat dan

sterill, Komplikasi sistemik, dapat terjadi akibat invasi kuman atau

bakteriemia berupa menungitis. Dapa juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia,

(7)

akibat gangguan difusi, Pneumonia kronis yang dapat terjadi bila pneumonia

berlangsung lebih dari 4-6 minggu akibat kuman anaerob s. Aureus dan kuman

gram (-), Bronkietaksis. Biasanya terjadi karena pneumonia pada masa

anak-anak tetapi dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada

cystic fibrosis atau hipogamaglobulinemia, tuberkolosis, atau pneumonia

nekrotikans.

E. Patofisiologi

Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel inefektif. Ada

beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru-paru dari

infeksi.partikel infeksius di filtrasi dihidung, atau terperangkap dan

dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran nafas. Bila partikel

tersebut dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan

makrofag alfeoler dan juga mekanisme imun sitemik, dan humoral.bayi pada

bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang didapat

secara pasif yang melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme

infeksius lainnya. Pada anak perubahan mekanisme protetif ini dapat

menyebabkan anak mudah mengalami pneumonia misalnya pada kelainan

anatomis kongenital, kelainan neurologis. Pada anak dengan kelainan faktor

predisposisi tersebut partikel infeksius dapat mencapai paru-paru melalui

perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling

sering terjadi akibat virus pada saluran nafas bagian atas. Virus tersebut dapat

(8)

H. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Menurut Nanda (2013) antara lain:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas: spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya

jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya

benda asing di jalan nafas.

NOC :ventilasi, kepatenan jalan nafas

Kriteria Hasil :klien tidak merasa tercekik, irama, frekwency dalam

batas normal, tidak ada bunyi abnormal.

NIC :

1) Pastikan kebutuhan oral suctioning

2) Auskultasi nafas sebelum dan sesudah suctioning

3) Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning

4) Lakukakn fisioterapi dada jika perlu

5) Monitor status O2 pasien

2. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan apnea: ansietas, posisi tubuh, deformitas dinding dada, gangguan koknitif, keletihan

hiperventilasi, sindrom hipovnetilasi, obesitas, keletihan otot spinal

(9)

Kriteria Hasil :mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan

mudah, tidak ada pursed lips, klien tidak merasa tercekik,

irama, frekwency dalam batas normal, tidak ada bunyi

abnormal.

NIC :

1) Posisikan semi fowler

2) Lakukan fisioterapi dada jika perlu

3) Pasang mayo jika perlu

4) Berikan bronkodilator

5) Auskultasi suara nafas

6) Monitor pola nafas

3. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, takipneu, demam, kehilangan volume cairan secara aktif, kegagalan

mekanisme pengaturan

NOC :fluid balance, Hidration, Status Nutrisi; intake nutrisi

dan cairan

Kriteria Hasil : mempertahankan urine output sesuai dengan usia, dan

BB, BJ urine normal, HT normal, TTV normal, Tidak

ada tanda dehidrasi (turgor kulit baik, membran mukosa

lembab, tidak ada rasa haus berlebihan)

NIC :

(10)

2) Monitor status hidrasi

3) Monitor Vital sign

4) Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori

5) Berikan cairan IV pada suhu ruangan

6) Kolaborasikan pemberian cairan IV

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan isolasi respiratory: tirah baring atau imobilisasi, kelemahan menyeluruh, ketidak seimbangan suplai O2

dengan kebutuhan.

NIC : ADL, pemulihan tenaga

Kriteria Hasil :mampu melakukan aktivitas secara mandiri,

berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disretai

peningkatan TTV

NIC :

1) Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam menyiapkan

program terapi yang tepat

2) Bantu klien mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

3) Kaji adanya faktor penyebab kelelahan

4) Monitor respons kardiovaskuler terhadap aktivitas

5) Monitor lama istirhatanya pasien

6) Monitor nutrisi dan sumber tenaga adekuat

5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan keadaan penyakit keterbatasan

(11)

NOC : proses penyakit, proses penyembuhan

Kriteria Hasil :klien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang

penyakit, prognosis dan program pengobatan

NIC :

1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang

prose penyakit yang spesifik

2) Jelaskan patofisiologi tentang penyakit

3) Gambarkan tanda dan gejala yang muncul pada penyakit

4) Gambarkan proses penyakit

5) Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat

KESIMPULAN

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari pada Ny. S

dengan gangguan sistem pernafasan : Pneumonia di Bangsal Melati RSUD

banyudono, maka penulis membuat beberapa kesimpulan:

1. Setelah dilakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan post ORIF,

data-data yang penulis temukan pada dasarnya sama dengan data yang

diteori. Adapun data-data yang penulis temukan adalah keadaan umum

bersihan jalan nafas tidak efektif, intoleransi aktivitas dan defisiensi

pengetahuan

2. Setelah dilakukan analisa data ditemukan 3 diagnosa keperawatan.

Diagnosa keperawatan yang muncul sesuai dengan teori Nanda (2013)

(12)

jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret,

intoleransi aktivitas berhubungan dengan isolasi respiratory, dan yang

terakhir defisiensi pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit;

kurang pajanan atau paparan

3. Rencana keperawatan yang dirancang terdiri atas observasi keadaan

pasien, pemberian tindakan keperawatan mandiri, pemberian edukasi

kepada pasien dan keluarga serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain

dalam pemberian terapi.

4. Proses implementasi yang dilakukan menyesuaikan dengan intervensi,

namun ada beberapa intervensi yang belum dapat dilakukan dengan

maksimal karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis.

5. Pada evaluasi tentang hasil asuhan keperawatan selama 3 hari didapatkan kesimpulan bahwa tidak semua masalah keperawatan dapat teratasi.

Adapun masalah keperawatan yang belum teratasi yaitu bersihan jalan

nafas, sedangkan masalah keperawatan yang teratasi sebagian yaitu risiko

intoleransi aktivitas, dan masalah keperawatan yang sudah dapat teratasi

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, 2007. Diagnosa Keperawatan : Buku saku. alih bahasa Monica dan Ester. Jakarta : EGC

Dandy, J . and Edward J. 2003. Essential Orthopaedics and trauma. Philadelphia : Elsevier science limited

Depkes RI . 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan. Jakarta: EGC

Grace, P. A. 2007. Ilmu Bedah. Edisi 3 . Jakarta: Erlangga

Helmi , Z. N.2012. Buku Ajar Gangguan Musculoskeletal. Jakarta: Salemba Medika

Jitowiyono, S. 2012. Asuhan Keperawatan Perioperatif, Konsep, Proses dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika

Kozier , B ., Erb, G . , Berman , A . and Shirlee J. Snynder.2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses & Praktik; alih bahasa: Pamilih Eko Karyuni, dkk. Edisi VII volume I. Jakarta : EGC

Muttaqin, A. 2012. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal Aplikasi pada Praktek Klinik Keperawatan. Jakarta: EGC

NANDA, 2012. International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014; alih bahasa: Made Sumarwati dan Nike Budhi Subekti. Jakarta: EGC

Riyadi, S. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Samsuhidayat. 2005.Buku Ajar Ilmu Bedah; alih bahasa: Monics, Ester, Edisi 2.Jakarta:EGC

Thomas, Mark A. 2012. Terapi dan Rehabilitasi Fraktur. Jakarta : EGC

Referensi

Dokumen terkait

Hasil graf yang menggunakan beberapa conceptual relation dari kata yang terdapat pada kalimat, sehingga membawa pembaca dengan lebih mudah membaca sebuah hasil

Uji ini dilakukan untuk mengetahui jenis emulsi yang terjadi antara surfaktan dan fasa minyak, fasa yang diharapkan adalah fasa tengah (mikroemulsi) yang

Keterampilan Argumentasi Siswa Sekolah Menengah Atas : Studi Tentang Keterampilan Pembentukan Klaim Mengenai Isu Sosio-Saintifik Siswa Sekolah Menengah Atas Pada Kelompok Budaya Sunda

[r]

Pada tahap ini peneliti menyusun rencana pembelajaran yang akan disampaikan kepada anak terkait dengan nilai disiplin dengan menggunakan metode bermain peran

Penelitian dengan metode Research and Development ini difokuskan pada pengembangan pembelajaran terintegrasi yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan struktur pada

Pengawasan yang dilakukan kerani buah setiap hari kerja dalam kegiatan panen adalah menghitung tandan di TPH dan. memeriksa mutu buah berdasarkan kriteria

Materi dalam modul yaitu materi Gerak Lurus kelas VII SMP pada standar. kompetensi “ Memahami gejala-gejala alam melalui