• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR : HK.2010/03/III/MP.11 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR : HK.2010/03/III/MP.11 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

KECELAKAAN KAPAL TUBRUKAN KM. CAHAYA KAPUAS DENGAN

MT. BLUE MARINE - 777

DI PERAIRAN SUKALANTING SUNGAI KAPUAS KECIL PONTIANAK

Pada tanggal 18 Juni 2009, pukul 06.20 di perairan Sukalanting Sungai Kapuas kecil Pontianak, telah terjadi tubrukan kapal di posisi 00° - 19’ - 200” S/109° - 35’ - 35” T, antara KM. CAHAYA KAPUAS, GT 62, berbendera Indonesia, Kapal Angkutan Sungai dan Danau terbuat dari bahan kayu, ABK 2 (dua) orang, dengan muatan pasir zircon sebanyak 45 ton, dengan MT. BLUE MARINE - 777, GT 497, berbendera Indonesia, Kapal Tramper Di Dalam Negeri, jenis kapal tanker dengan ABK 12 (dua belas) orang.

Akibat tubrukan tersebut KM. CAHAYA KAPUAS tenggelam dengan muatannya, MT. BLUE MARINE - 777, GT 497 mengalami kerusakan pada cat lambung kapalnya.

Dalam kejadian tersebut ABK KM. CAHAYA KAPUAS dapat diselamatkan dan tidak ada korban jiwa manusia.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya No.GM 761/2/14/DN-2010, tanggal 28 September 761/2/14/DN-2010, telah melimpahkan berkas kapal tersebut kepada Mahkamah Pelayaran.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004 dan Pasal 373 a Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan penelitian dan pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal, untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut, dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam penerapan standar profesi kepelautan serta menjatuhkan sanksi administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

(2)

Berkas - berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : KM. CAHAYA KAPUAS

1. Laporan Kecelakaan Kapal Nomor GM. 761/1/3/AD-PTK.09, dibuat di Pontianak, tanggal 24 Agustus 2009, oleh Nakhoda KM. CAHAYA KAPUAS dan diketahui oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak, Kepala Bidang Gamat.

2. Berita Acara Kejadian, dibuat di Pontianak, tanggal 24 Agustus 2009, oleh Nakhoda KM. CAHAYA KAPUAS.

3. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat oleh Kepala Bidang Gamat Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak terhadap :

a. Nakhoda, Marsianus Anyun, tanggal 23 Agustus 2009; b. Jurumudi Rano, tanggal 24 Agustus 2009;

c. Pengawal Barang Budi, tanggal 24 Agustus 2009;

d. Pengawal Barang Jap Min Siong, tanggal 24 Agustus 2009.

4. Berita Acara Pendapat (Resume), dibuat di Pontianak, tanggal 27 Agustus 2009, dibuat oleh Kepala Bidang Gamat, Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak.

5. Surat-surat kapal, terdiri dari :

a. Pas Kapal Perairan Daratan Nomor 552/16/LSP-C, diberikan di Pontianak, tanggal 15 Mei 2009, berlaku sampai dengan 14 Mei 2014, dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Propinsi Kalimantan Barat;

b. Surat Ukur Kapal Sungai dan Danau Nomor 15/GKB, dikeluarkan di Pontianak, tanggal 15 Mei 2009, berlaku sampai dengan 15 Mei 2010, dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Propinsi Kalimantan Barat;

c. Sertifikat Kelaikan Kapal Sungai dan Danau Nomor 551.03/16/LSP-B/DISHUBKOMINFO/05/09, dikeluarkan di Pontianak, tanggal 15 Mei 2009, berlaku sampai tanggal 15 Mei 2010, oleh Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Propinsi Kalimantan Barat;

d. Surat Persetujuan Pengoperasian Kapal Angkutan Sungai dan Danau Nomor 551.03/79/LSP-B/DISHUBKOMINFO/05/09, ditetapkan di Pontianak, tanggal 15 Mei 2009, dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Propinsi Kalimantan Barat;

(3)

e. Surat Pendaftaran dan Kelengkapan Sarana Angkutan Sungai dan Danau Nomor 552/16/LSP-C, dibuat di Pontianak, tanggal 15 Mei 2009, dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Propinsi Kalimantan Barat;

6. Sertifikat Tanda Kecakapan Nomor 551.3/68/LLASDP, atas nama, Marsianus Anyun, dikeluarkan di Pontianak, tanggal 06 Juni 2007, berlaku sampai dengan tanggal 21 Mei 2011, oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Pontianak.

MT. BLUE MARINE - 777

1. Laporan Kecelakaan Kapal Nomor GM. 761/1/10 AD.PTK-2009, dibuat di Pontianak, tanggal 25 Juni 2009, dibuat oleh Nakhoda MT. BLUE MARINE - 777, diketahui oleh Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak.

2. Laporan Keterangan Kecelakaan Kapal, dibuat di Sukalanting, tanggal 18 Juni 2009, dibuat oleh Nakhoda MT. BLUE MARINE - 777.

3. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dibuat oleh Kepala Bidang Gamat, Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak terhadap :

a. Nakhoda, Calvyn Salasa, tanggal 23 Juni 2009; b. KKM, Jearrel Bukids, tanggal 25 Juni 2009; c. Masinis II, Rustam, tanggal 24 Juni 2009;

d. Juru Mudi, Teguh Diyatmoko, tanggal 24 Juni 2009. 4. Surat-surat kapal terdiri dari :

a. Surat Ukur Internasional (1969) Nomor 3027/IIIa, dikeluarkan di Pontianak, tanggal 29 Nopember 2004, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak;

b. Surat Laut Nomor Urut 1375, diberikan di Jakarta, tanggal 13 Januari 2005, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

c. Sertifikat Keselamatan Nomor PK.650/41/07/KPL.BTM-09, diberikan di Batam, tanggal 22 Mei 2009, berlaku sampai dengan 21 Agustus 2009, oleh Kepala Kantor Pelabuhan Batam, Kepala Bidang Kesyahbandaran; d. Sertifikat Garis Muat Kapal Pelayaran Dalam Negeri Nomor

PK.661/15/03/KPL-BTM-09, diberikan di Batam, tanggal 22 Mei 2009, berlaku sampai dengan tanggal 21 Agustus 2009, oleh Kepala Kantor Pelabuhan Batam;

(4)

e. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang Nomor PK.651/19/03/KPL.BTM-09, diterbitkan di Batam, tanggal 22 Mei 2009, berlaku sampai dengan tanggal 21 Agustus 2009, oleh Kepala Kantor Pelabuhan Batam;

f. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak Nomor PK. 691/46/IOPP/DK-08, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 18 Januari 2008, berlaku sampai dengan tanggal 23 Nopember 2009, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

g. Sertifikat Keselamatan Pengawakan Nomor PK.683/01/9/AD.JBI-2007, diberikan di Jambi, tanggal 16 Januari 2007, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Jambi;

h. Sertifikat Manajemen Keselamatan Nomor 238/V/SMC-DKP/2005, diterbitkan di Jakarta, tanggal 13 Mei 2005, berlaku sampai dengan tanggal 2 Desember 2009, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Dirjen Perhubungan Laut;

i. Dokumen Sementara Penyesuaian Manajemen Keselamatan Nomor PK.690/568/DOC/DK-09, diterbitkan di Jakarta, tanggal 24 Maret 2009, berlaku sampai dengan tanggal 15 Agustus 2009, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Dirjen Perhubungan Laut;

j. Surat Keterangan Susunan Perwira Nomor PK.683/4/17/KPL-BTM/BTA/2009, diberikan di Batam, tanggal 5 Maret 2009, oleh Kepala Bidang Kesyahbandaran Kantor Pelabuhan Batam;

k. Surat Pemberitahuan Pengoperasian Kapal Nasional, Nomor AT564/81/14/205/09, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 25 Juni 2009, oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

l. Surat Pengoperasian Kapal Tramper Di Dalam Negeri, Nomor AT551/205/11/164/09, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 22 Juni 2009, masa berlaku trayek tanggal 1 Juli 2009 s/d 30 September 2009, oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; m. Surat Ijin Bergerak Nomor PU.634/32/1/AD.PTK-2009, dikeluarkan di

Pontianak, tanggal 9 Juni 2009, berlaku sampai dengan tanggal 12 Juni 2009, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak.

5. Sertifikat Keahlian Pelaut Awak Kapal MT. BLUE MARINE - 777 terdiri dari : a. ANT-III Nomor 6200071348N30201, atas nama CALVYN SALASA,

diterbitkan di Jakarta, tanggal 30 Oktober 2001, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

(5)

b. ATT-III Nomor 6200019016T30102, atas nama JEARREL BUKIDZ, diterbitkan di Jakarta, tanggal 8 Agustus 2002, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

c. ANT-III Nomor 6201025118N30403, atas nama UMAR, diterbitkan di Jakarta, tanggal 5 Desember 2003, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

d. ATT-IV Nomor 6200512732T40602, atas nama RUSTAM, diterbitkan di Jakarta, tanggal 24 September 2002, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

e. ATT-V Nomor 6201010031T50203, atas nama MIKAEL MAGUNG, diterbitkan di Jakarta, tanggal 27 Juni 2003, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

Dari berkas Pemeriksaan Pendahuluan dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Lanjutan dihadapan Sidang Mahkamah Pelayaran di Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak tanggal 21 dan 22 Desember 2010, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam pemeriksaan pendahuluan :

1. Data kapal

a. Nama kapal : CAHAYA KAPUAS J e n i s : Kapal Motor/Kayu

Bendera : Indonesia

Pembuatan : Tahun 1985 di Pontianak Isi kotor/GT : GT. 62

Tenaga penggerak utama : Motor (merk Mitsubishi 120 PK/6 CYL) Ukuran Pokok

Panjang : 20,25 meter

Lebar : 6,30 meter

Dalam : 2,00 meter

Pemilik : PT. MULIA BRAVO INDONESIA

Nakhoda : Marsianus Anyun

Awak kapal : 2 (dua) orang

b. Nama kapal : BLUE MARINE - 777 Eks

SHINYOKUHOU MARU J e n i s : Kapal Tanker/Baja

Bendera : Indonesia

Pembuatan : Tahun 1986 di Jepang Isi kotor/GT : GT. 497

(6)

Tenaga penggerak utama : Mesin (merk Hanshin 900 PS) Ukuran Pokok

Panjang : 47,98 meter

Lebar : 8,90 meter

Dalam : 4,40 meter

Pemilik : PT. MIKI SHIPPING

Nakhoda : Calvyn Salasa

ABK : 12 (dua belas) orang

2. Jalannya peristiwa.

a. KM. CAHAYA KAPUAS

1) Bahwa KM. CAHAYA KAPUAS, Pada tanggal 16 Juni 2009, pukul 14.00 WIB KM. CAHAYA KAPUAS bertolak dari Sekadau tujuan Pontianak bermuatan pasir zircon 45 ton, pukul 16.00 WIB KM. CAHAYA KAPUAS tambat di Desa Balai Naga;

2) Pada tanggal 17 Juni 2009, pukul 10.00 WIB kapal melanjutkan perjalanan menuju Pontianak, dan pada tanggal 18 Juni 2009, sekitar pukul 05.40 WIB, KM. CAHAYA KAPUAS berlayar mendekati tikungan pertemuan anak sungai, mengikuti arus mendekati tikungan berlayar dikiri poros sungai;

3) Setibanya ditikungan pertemuan anak sungai, Jurumudi KM. CAHAYA KAPUAS melihat MT. BLUE MARINE – 777 yang muncul dari kanan dalam situasi menyilang.

Melihat kondisi saat itu Jurumudi KM. CAHAYA KAPUAS merubah haluan kekanan dan menambah kecepatan agar bisa terbebas dari haluan MT. BLUE MARINE – 777.

b. MT. BLUE MARINE - 777

1) Pada tanggal 18 Juni 2009, pukul 06.00 WIB, kapal bertolak dari Dermaga DRM menuju ke Tayan Sanggau, MT. BLUE MARINE - 777 mengikuti arus. Pada saat mendekati Tikungan Sukalanting MT. BLUE MARINE - 777 mengurangi kecepatan maju setengah. Pada jarak ± 300 meter Nakhoda melihat kapal kayu KM. CAHAYA KAPUAS yang nampak akan bersilangan, kemudian Nakhoda MT. BLUE MARINE - 777 mengambil tindakan mengurangi laju kapalnya dengan mesin maju pelan sekali dan stop mesin .

2) Jarak antara MT BLUE MARINE - 777 dengan KM. CAHAYA KAPUAS semakin mendekat, MT BLUE MARINE - 777 Mesin kapal maju pelan sekali dan langsung cikar kiri, dengan harapan dapat berpapasan di lambung kanan;

(7)

3) Pada pukul 06.36 WIB, MT. BLUE MARINE - 777 stop mesin, mundur pelan dan selanjutnya mundur penuh. Atas tindakan tersebut, pada pukul 06.40 WIB tubrukan antara kedua kapal tidak dapat dihindari.

Haluan MT. BLUE MARINE - 777 bertubrukan dengan lambung kanan KM. CAHAYA KAPUAS.

4) Akibat tubrukan tersebut KM. CAHAYA KAPUAS tenggelam dengan muatannya, Awak kapal dapat ditolong dan tidak ada korban jiwa manusia.

3. Dalam peristiwa tubrukannya kapal tersebut, Majelis Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut :

a. KM. CAHAYA KAPUAS

Tersangkut : Nakhoda, Marsianus Anyun Saksi-saksi : 1) Jurumudi, Rano

2} Pengawas Barang, Budi 3} Pengawas Barang, Jap Min Siong

b. MT. BLUE MARINE - 777

Tersangkut : Nakhoda, Calvyn Salasa Saksi-saksi : 1) KKM, Jearrel Bukidz

2) Masinis II, Rustam

3) Jurumudi, Teguh Diyatmoko

B. Keterangan yang diberikan dihadapan sidang Mahkamah Pelayaran yang dilaksanakan di Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak, tanggal 21 dan 22 Desember 2010, dengan hasil sebagai berikut : KM. CAHAYA KAPUAS

1. Tersangkut Nakhoda, Marsianus Anyun, dalam keadaan sehat, tidak didampingi Penasihat Ahli memberikan keterangan.

a. Lahir di : Ngabang Tanggal : 21 Mei 1973 Agama : Katolik

Alamat : Dusun Siak Alina RT 02 RW 03 Kecamatan Sungai Ambawang

Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat Pendidikan

Umum : SMP

Kepelautan : Surat Tanda Kecakapan, Tahun 2007, di Pontianak

Pengalaman ….

(8)

Pengalaman Berlayar :

Nakhoda, KM. CAHAYA KAPUAS, Tahun 2007 sampai dengan saat kejadian.

b. Kapal bertolak dari Sekadau pada tanggal 16 Juni 2009, pukul 14.00 WIB, Tersangkut Nakhoda terus memegang kemudi, pada saat makan dan mandi kemudi dipegang oleh Jurumudi;

c. Pada tanggal 17 Juni 2009, pukul 20.00 WIB, kapal tiba di Ngabang, pada tanggal 18 Juni 2009, sekitar pukul 04.30 WIB, Tersangkut Nakhoda merasakan sangat lelah setelah berdinas dianjungan yang cukup lama melayari sungai, yang kemudian kemudi diserahkan kepada Jurumudi;

d. Di perairan Simpang Sukalanting Tersangkut Nakhoda mendengar suara ribut dan pada jarak ± 20 meter dan terlihat ada kapal besar, lalu Tersangkut mengambil alih kemudi dari Jurumudi, karena jarak yang sudah dekat yang diperkirakan tubrukan tidak dapat dihindari lagi, Tersangkut Nakhoda langsung berlari ke arah buritan dan melompat ke sungai untuk menyelamatkan diri.

e. Haluan MT. BLUE MARINE - 777 bertubrukan pada lambung bagian kanannya dan KM. CAHAYA KAPUAS pecah dan tenggelam bersama muatannya.

2. Saksi Jurumudi, Rano, dalam keadaan sehat dan dibawah sumpah memberikan keterangan :

a. Lahir di : Sei, Ambawang Tanggal : 28 Agustus 1985 Agama : Katolik

Alamat : Desa Pancaroba Dusun Sairi Kecamatan Sei Ambawang

Kabupaten Rubu Raya Kalimantan Barat

Pengalaman Berlayar :

Juru Mudi, KM. Garuda dan KM. CAHAYA KAPUAS.

b. Saksi mengemukakan kronologis kejadian tubrukan kapal sebagai berikut :

Pada tanggal 18 Juni 2009, sekitar pukul 04.30 WIB, Saksi diperintahkan oleh Tersangkut Nakhoda untuk memegang kemudi. Sebelum memasuki Tikungan Simpang Sukalanting kapal berlayar di sisi kanan sungai, mendekati tikungan kapal berlayar agak ke kiri.

(9)

Kemudian setelah tiba ditikungan Saksi melihat MT. BLUE MARINE - 777 yang nampak akan bersilangan ditikungan sungai, Saksi bertindak merubah haluan ke kanan menuju Telok karena kapal mengikuti arah arus, dengan maksud untuk menghindari tubrukan. Selanjutnya Saksi menambah kecepatan kapal.

Pada saat akan terjadi tubrukan pada jarak (± 20 meter) dengan MT. BLUE MARINE - 777 Tersangkut Nakhoda terbangun dan langsung memegang kemudi, karena tubrukan tidak dapat dihindari Tersangkut Nakhoda lari ke buritan untuk menyelamatkan diri.

Dalam kondisi saat itu Saksi tetap berada di kapal dan ikut tenggelam beserta kapal. Kemudian Saksi timbul di buritan MT. BLUE MARINE - 777 dan diselamatkan oleh Petugas Pol Air.

3. Saksi Pengawal Barang, Budi, dalam keadaan sehat dan di bawah sumpah memberikan keterangan :

a. Lahir di : Bandung

Tanggal : 15 Pebruari 1985 Agama : Islam

Alamat : Jl. Cibarengkok Gg. Bangun Resik RT 03/07 No. 177/182C Suka Bungah

Pendidikan

Umum : SMU Pengalaman Berlayar :

Pengawal barang, KM.CAHAYA KAPUAS, Tahun 2008 sampai dengan 2010.

b. Saksi mengemukakan kronologis kejadian sebagai berikut :

Saksi bertugas sehari-hari di kapal sebagai pengawas barang yang mempunyai tugas memeriksa muatan-muatan yang ada di palka. Sewaktu kejadian tubrukan Saksi sedang istirahat di dekat anjungan. Setelah terjadi tubrukan Saksi mengambil pelampung dan loncat ke sungai untuk menyelamatkan diri.

4. Saksi Pengawal Barang, Jap Min Siong, dalam keadaan sehat dan dibawah sumpah, memberikan keterangan :

a. Lahir di : Mentrado Tanggal : 25 Oktober 1956 Agama : Khong Hu Chu

Alamat : Jl. Ky. Sudarso Gg. Tri Putri No. 37 RT 004 RW 007 Sungai Beliung Pontianak

(10)

Pengalaman Berlayar :

Pengawal barang, KM. CAHAYA KAPUAS, Tahun 2007 sampai dengan terjadinya kecelakaan kapal.

b. Saksi bertugas mengawal barang di KM. CAHAYA KAPUAS yang berlayar di Perairan Pedalaman dan merangkap juru masak;

c. Saat kejadian pada tanggal 18 Juni 2009, pukul 06.30 WIB di Tikungan Simpang Sukalanting Sungai Kapuas Kecil, Saksi sedang memasak di samping anjungan KM. CAHAYA KAPUAS ditubruk bagian samping oleh MT. BLUE MARINE - 777 sehingga kapal miring kanan dan tenggelam beserta muatannya.

MT. BLUE MARINE - 777

1. Tersangkut Nakhoda, Calvyn Salasa, dalam keadaan sehat, tidak didampingi Penasihat Ahli memberikan keterangan.

a. Lahir di : Sangir Tanggal : 9 Mei 1952 Agama : Kristen

Alamat : Gg. Teluk Bayur RT 002 RW 012 Siantan Pontianak

Pendidikan

Umum : SMA Tahun 1972 di Tahuna Kepelautan : SPM Tahun 1974 di Manado Pengalaman Berlayar :

1) Chief Officer , Dai Zhun, Tahun 1994 – 1997;

2) Nakhoda, MT. BLUE MARINE – 777, Tahun 2004 – kejadian.

b. Pada tanggal 18 Juni 2009, pukul 06.00 WIB, kapal bertolak dari dermaga DRM menuju Tayan melawan arus. Pada saat mendekati tikungan Simpang Sukalanting, Tersangkut Nakhoda mengurangi kecepatan kapal maju setengah;

c. Melihat ada kapal motor kayu yang berlayar menuju Telok, Tersangkut Nakhoda maju pelan sekali kemudi cikar kiri, stop mesin, mundur pelan, mundur penuh.

Karena jarak yang sudah terlalu dekat, sehingga terjadi tubrukan tidak dapat dihindari lagi.

(11)

2. Saksi KKM, Jearrel Bukidz, berumur 37 tahun, dalam keadaan sehat dan dibawah sumpah, memberikan keterangan :

a. Lahir di : Jakarta

Tanggal : 14 Januari 1963 Agama : Kristen

Alamat : Villa Bekasi Indah 2 Bekasi Jawa Barat

Pendidikan

Umum : Akademi Tahun 1991 di Semarang Kepelautan : ATT III Tahun 1991 di Semarang Pengalaman Berlayar :

1) KKM, PT. Temas, Tahun 2003 – 2005; 2) KKM, PT. Julia Rahayu, Tahun 2006 – 2007;

3) KKM , MT. BLUE MARINE – 777, Tahun 2007 – sekarang.

b. Saksi bertugas sebagai KKM yang bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional mesin kapal,menerangkan bahwa Kapal bertolak dari Pontianak menuju Tayan Sanggau;

c. Ketika sampai di Simpang Tiga Sukalanting - Sungai Kapuas Kecil. Saksi KKM mendapat perintah melalui telegrap berulang-ulang dari anjungan yang memita stop mesin dan mundur, serta suling dibunyikan berkali-kali;

d. Saksi KKM langsung keluar kamar mesin melihat ABK sudah berkumpul di luar sedang memberikan alat keselamatan pada orang yang ada di sungai, Saksi baru mengetahui bahwa ada kejadian tubrukan yang menyebabkan kapal tenggelam;

e. Saksi menerangkan bahwa KM. BLUE MARINE - 777 dilengkapi 1 buah mesin induk merk Hanshin GLD 24 900 HP tahun 1985 dan 1 buah mesin bantu merk Isuzu D 125 40 KVA, Yanmar type CHL-T680 KVA 2 (dua) buah dalam keadaan baik.

3. Saksi Masinis II, Rustam, tidak hadir dalam persidangan dan keterangan dalam BAPP adalah :

a. Lahir di : Rahan, Sulawesi Tanggal : 12 Desember 1958 Agama : Islam

Alamat : Jl. Warakas IV, Gg. IV No. 47 Tanjung Priok Jakarta Pusat

Pendidikan

Umum : STM, Tahun 1972, di Sulawesi Kepelautan : ATT IV, Tahun 1980, di Surabaya

(12)

Pengalaman berlayar : 1) Masinis II, KM. Isabelai; 2) KKM, KM. Inabukwa;

3) Masinis II, KM. Blue Marine-777.

b. Menurut keterangan Saksi Masinis II MT. BLUE MARINE – 777, pada saat kejadian Saksi Masinis II sedang berada di kamar mesin, sedang dinas jaga dari pukul 04.00 sampai dengan 08.00 WIB, waktu itu sudah kapal stop mesin, Saksi Masinis II ke atas, ternyata kapal sudah tubrukan.

c. Kejadian pada mesin saat itu maju setengah, tiba-tiba dari anjungan minta stop terus mundur pelan, kemudian mundur penuh dan stop dan kapal sudah tubrukan.

5. Saksi Jurumudi, Teguh Diyatmoko, tidak hadir dalam persidangan dan keterangan dalam BAPP adalah :

a. Lahir di : Tegal

Agama : Islam

Alamat : Desa Tembok Luwung, Adiwarna, Tegal

Jawa Tengah

Pendidikan

Umum : D IV Ketatalaksanaan Kepelautan : ANT D, di Semarang

Pengalaman Berlayar :

Juru Mudi, MT. BLUE MARINE – 777.

b. Menurut keterangan Saksi Jurumudi MT. BLUE MARINE – 777, Teguh Diyatmoko, di dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), pada saat MT. BLUE MARINE – 777 mendekati Tikungan Sukalanting, kapal MT. BLUE MARINE – 777 memberikan isyarat suling panjang satu kali dan tiba-tiba muncul kapal kayu dari arah yang berlawanan. Kapal MT. BLUE MARINE – 777 cikar kiri dengan maksud agar kapal berpapasan dengan posisi kanan kanan. Tiba-tiba kapal kayu tersebut cikar kiri dan berubah lagi cikar kanan dan keadaan kecepatan tinggi. Kapal MT. BLUE MARINE – 777 langsung mundur penuh dan akhirnya lambung kanan KM. CAHAYA KAPUAS menyambar haluan MT. BLUE MARINE – 777 dan KM. CAHAYA KAPUAS tenggelam.

(13)

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan lanjutan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) serta keterangan-keterangan yang diberikan Tersangkut dan para Saksi dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan di Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak, pada tanggal 21 dan 22 Desember 2010, sehubungan dengan tubrukan antara KM. CAHAYA KAPUAS dengan MT. BLUE MARINE - 777, pada tanggal 18 Juni 2009, pukul 06.40 WIB, di perairan Simpang Sungai Kapuas Kecil, di daerah Sukalanting, Pontianak, telah sampai pada pendapat sebagai berikut :

1. Tentang kapal, surat kapal, dan awak kapal

a. Kapal

KM. CAHAYA KAPUAS

Jenis kapal motor/kayu, bendera Indonesia, pembuatan tahun 1985 di Pontianak, isi kotor/GT. 62, tenaga penggerak utama motor (merk Mitsubishi 120 PK/6 CYL), ukuran pokok kapal panjang 20,25 meter, lebar 6,30 meter, dalam 2,00 meter, pemilik PT. MULIA BRAVO INDONESIA.

MT.BLUE MARINE - 777

Tipe kapal Chemical Tanker, tahun 1986 dibangun di Jepang, DWT660.18/NT158/GT497, radar 2 (dua) buah, Automatic pilot, dan

Communications equipment, alat navigasi Radio Gyro Compass.

MT.MARINE - 777 Ex. SHINKYOKUHOU MARU-JAPAN, pemilik PT. MIKI SHIPPING Jakarta, merk mesin HANSHIN 900 PS/ 671 kW, bahan baja, 497 GT, panjang 47,98 meter, lebar 8,90 meter, dalam 4,40 meter. b. Surat kapal.

KM. CAHAYA KAPUAS

- Pas Kapal Perairan Daratan Nomor 552/16/LSP-C, diberikan di Pontianak, tanggal 15 Mei 2009, berlaku sampai dengan 14 Mei 2014, dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Propinsi Kalimantan Barat;

- Surat Ukur Kapal Sungai dan Danau Nomor 15/GKB, dikeluarkan di Pontianak, tanggal 15 Mei 2009, berlaku sampai dengan 15 Mei 2010, dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Propinsi Kalimantan Barat;

(14)

- Sertifikat Kelaikan Kapal Sungai dan Danau Nomor 551.03/16/LSP-B/DISHUBKOMINFO/05/09, dikeluarkan di Pontianak, tanggal 15 Mei 2009, berlaku sampai tanggal 15 Mei 2010, oleh Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Propinsi Kalimantan Barat;

- Surat Persetujuan Pengoperasian Kapal Angkutan Sungai dan Danau Nomor 551.03/79/LSP-B/DISHUBKOMINFO/05/09, ditetapkan di Pontianak, tanggal 15 Mei 2009, dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Propinsi Kalimantan Barat;

- Surat Pendaftaran dan Kelengkapan Sarana Angkutan Sungai dan Danau Nomor 552/16/LSP-C, dibuat di Pontianak, tanggal 15 Mei 2009, dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Propinsi Kalimantan Barat.

MT.BLUE MARINE - 777

- Surat Ukur Internasional (1969) Nomor 3027/IIIa, dikeluarkan di Pontianak, tanggal 29 Nopember 2004, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak;

- Surat Laut Nomor Urut 1375, diberikan di Jakarta, tanggal 13 Januari 2005, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

- Sertifikat Keselamatan Nomor PK.650/41/07/KPL.BTM-09, diberikan di Batam, tanggal 22 Mei 2009, berlaku sampai dengan 21 Agustus 2009, oleh Kepala Kantor Pelabuhan Batam, Kepala Bidang Kesyahbandaran;

- Sertifikat Garis Muat Kapal Pelayaran Dalam Negeri Nomor PK.661/15/03/KPL-BTM-09, diberikan di Batam, tanggal 22 Mei 2009, berlaku sampai dengan tanggal 21 Agustus 2009, oleh Kepala Kantor Pelabuhan Batam;

- Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang Nomor PK.651/19/03/KPL.BTM-09, diterbitkan di Batam, tanggal 22 Mei 2009, berlaku sampai dengan tanggal 21 Agustus 2009, oleh Kepala Kantor Pelabuhan Batam;

- Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak Nomor PK. 691/46/IOPP/DK-08, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 18 Januari 2008, berlaku sampai dengan tanggal 23 Nopember 2009, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

(15)

- Sertifikat Keselamatan Pengawakan Nomor PK.683/01/9/AD.JBI-2007, diberikan di Jambi, tanggal 16 Januari PK.683/01/9/AD.JBI-2007, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Jambi;

- Sertifikat Manajemen Keselamatan Nomor 238/V/SMC-DKP/2005, diterbitkan di Jakarta, tanggal 13 Mei 2005, berlaku sampai dengan tanggal 2 Desember 2009, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Dirjen Perhubungan Laut;

- Dokumen Sementara Penyesuaian Manajemen Keselamatan Nomor PK.690/568/DOC/DK-09, diterbitkan di Jakarta, tanggal 24 Maret 2009, berlaku sampai dengan tanggal 15 Agustus 2009, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Dirjen Perhubungan Laut; - Surat Keterangan Susunan Perwira Nomor

PK.683/4/17/KPL-BTM/BTA/2009, diberikan di Batam, tanggal 5 Maret 2009, oleh Kepala Bidang Kesyahbandaran Kepala Kantor Pelabuhan Batam; - Surat Pemberitahuan Pengoperasian Kapal Nasional, Nomor

AT564/81/14/205/09, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 25 Juni 2009, oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Perhubungan Laut;

- Surat Pengoperasian Kapal Tramper Di Dalam Negeri, Nomor AT551/205/11/164/09, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 22 Juni 2009, masa berlaku trayek tanggal 1 Juli 2009 s/d 30 September 2009, oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Perhubungan Laut;

- Surat Ijin Bergerak Nomor PU.634/32/1/AD.PTK-2009, dikeluarkan di Pontianak, tanggal 9 Juni 2009, berlaku sampai dengan tanggal 12 Juni 2009, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak.

c. Awak kapal

KM. CAHAYA KAPUAS

KM. CAHAYA KAPUAS diawaki oleh 2 (dua) orang dan 2 (dua) orang pengawal barang.

Bagian Dek :

- Nakhoda : Marsianus Anyun SKK 60 Mil, tahun 2007 - Jurumudi : Rano

MT. BLUE MARINE - 777

MT. BLUE MARINE ABK 12 (dua belas) orang termasuk Nakhoda.

Bagian ….

(16)

Bagian Dek :

- Nakhoda : Calvyn Salasa Ijazah ANT III Tahun 2001 - Juru Mudi : Teguh Diyatmoko

- Mualim I : Umar

- Mualim II : Morailo Eduard Safrin Purba Bagian Mesin :

- KKM : Jearrel Bukidz Ijazah ATT III Tahun 2002 - Masinis II : Rustam Ijazah ATT IV Tahun 2002 - Masinis III : Mikael Magung Ijazah ATT V Tahun 2003

Dari analisa dan keterangan yang ada, Majelis Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kedua kapal yang berlainan jenis KM. CAHAYA KAPUAS dan MT. BLUE MARINE – 777 (kapal kayu dan kapal baja) masiih dalam batas normal untuk dapat bernavigasi disungai sesuai trayek dan jenisnya, namun dalam hal peralatan antara kedua kapal tersebut menunjukkan perbedaan yang sangat menyolok, terutama dalam peralatan dianjungan, baik radar dan alat komunikasinya.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa Sertifikat kapal dan Surat-surat kapal, KM. CAHAYA KAPUAS dan MT. BLUE MARINE – 777 telah memenuhi peraturan yang berlaku.

2. Tentang cuaca dan keadaan laut.

a. Menurut keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok, tanggal 15 Desember 2010, perihal analisis keadaan angin, gelombang, cuaca, dan jarak penglihatan di wilayah Simpang Sukalanting Sungai Kapuas Kecil, Pontianak, pada tanggal 18 Juni 2009, pukul 06.40 WIB, adalah sebagai berikut :

Cuaca : Berawan sebagian

Arah dan Kecepatan Angin : Selatan-Tenggara, 5-10 knot Tinggi Gelombang : Utara – Barat Laut, 0,75 - 1.25 m

Jarak Penglihatan : 6 – 8 km Scale Beafort : 3

b. Menurut Buku Kepanduan Bahari jilid I Bab 13 Tahun 2002 halaman 430 tertulis sebagai berikut :

Baik AT perbani maupun AR perbani dari kedua kelompok pasut dapat jatuh bersamaan. Kedudukan air tertinggi dan terkecil rata-rata diharapkan sekitar 7 dm di atas dan di bawah Duduk Tengah (pada semua pasang perbani harian tunggal).

(17)

Arus

Arus pasut bersifat harian tunggal. Arus pasut di Pontianak terjadi lebih lama dan lebih kuat daripada arus pasang, terutama pada malam hari karena angin darat. Arus pasang terkuat terjadi kira-kira jam 4 sesudah AT. Kecepatan terbesar dan arus pasang terjadi sekitar April, dan arus surut sekitar Nopember. Pada musim Barat hanya pada pasang perbani kecepatan dari air turun melemah. Isyarat-isyarat arus diperlihatkan di Pontianak.

c. Menurut keterangan kedua Tersangkut Nakhoda cuaca terang, arus menuju keluar (surut).

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran dapat menerima keterangan kedua Tersangkut Nakhoda tentang keadaan cuaca dan arus dilokasi kejadian .

3. Tentang muatan dan stabilitas kapal KM. CAHAYA KAPUAS

a. Berdasarkan surat keterangan yang dikeluarkan oleh petugas pos kapal pedalaman Kabupaten Sekadau bahwa kapal berangkat dari Dermaga kapal pedalaman Sekadau pada tanggal 16 Juni 2009, dengan tujuan Pontianak;

b. Bahwa keterangan Nahkoda pada Laporan Kecelakaan Kapal (LKK) menjelaskan bahwa muatan yang diangkut adalah pasir Zircon sebanyak 45 ton .

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa pada saat KM. CAHAYA KAPUAS bertubrukan, jumlah muatan yang diangkut tidak melebihi dari kapasitas angkutnya dan stabilitas kapal cukup baik.

MT. BLUE MARINE - 777

a. Berdasarkan surat keterangan Surat Ijin Bergerak (SIB) yang dikeluarkan oleh Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak, pada tanggal 9 Juni 2009 bahwa kapal bergerak dari kolam Pelabuhan PTK ke Dermaga PT. Erna Djuliawati Sungai Raya (PP) dengan muatan phenol = 442,660 MT dan H.700 Hardener = 32,00 MT.

b. Dalam Surat Ukur Internasional (1969) ukuran dalam kapal H = 4,40 m dan minimum lambung timbul tropik menurut sertifikat garis muat adalah LT = 930 MM dengan memperkirakan tebal plat geladak t = 12 MM.

(18)

Maka sarat maksimum MT. BLUE MARINE - 777 adalah sebagai berikut : H = 4,40 M T = 0,012 M + = 4,412 M LT = 0,930 M - Sarat max = 3,482 M

Dengan memperkirakan Block Coeffisien (Cb) = 0,80, maka Displacement kapal :

D = L x B x T x 0,80 x 1,0250

= 47,98 x 8,90 x 3,482 x 0,8 x 1,025 = 1219,25 T

Berat kapal kosong

W = 0,30 x D = 0,30 x 1219,25 = 365,775 T Kapasitas angkut DWT = D – W = 1219,25 – 365,775 = 853,475 Ton

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa MT. BLUE MARINE - 777 saat bertubrukan, dengan muatan phenol blue di tangkinya, kapal tidak melebihi kapasitas angkutnya.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak

Sebagaimana penelitian majelis tentang navigasi dan olah gerak sejak kapal memulai pelayaran, selama dalam pelayarannya hingga kejadian tubrukan kedua kapal tersebut, baik dari data, laporan, pemeriksaan hingga persidangan, majelis mengamati bahwa kedua kapal bernavigasi secara normal sebagaimana navigasi pelayaran disungai pada umumnya; Namun melihat pelayaran Kapal KM. CAHAYA KAPUAS sejak bertolak dari Sekadau pada tanggal 16 Juni 2009, pukul 14.00 WIB, dimana Tersangkut Nakhoda terus memegang kemudi, hanya pada saat makan dan mandi kemudi dipegang oleh Jurumudi.

Kemudian pada tanggal 17 Juni 2009, pukul 20.00 WIB kapal tiba di Ngabang, pada tanggal 18 Juni 2009, pukul 04.30 WIB Tersangkut Nakhoda merasakan sangat lelah setelah berdinas dianjungan yang cukup lama melayari sungai, yang kemudian kemudi diserahkan kepada Jurumudi.

(19)

Tanggal 18 Juni 2009, pukul 06.00 WIB, MT. BLUE MARINE - 777 bertolak dari Dermaga DRM tujuan Tayan Sanggau. Pada saat mendekati Tikungan Sukalanting MT. BLUE MARINE – 777 mengurangi kecepatan, maju setengah, dan Tersangkut Nakhoda melihat ± 300 meter melihat kapal kayu yang akan bersilang.

Kemudian Tersangkut Nakhoda maju pelan sekali dan kemudi cikar kiri, stop mesin pada pukul 06.31 WIB. Pada Pukul 06.36 WIB, MT. BLUE MARINE – 777 mundur pelan, mundur penuh.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa navigasi dan olah gerak yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda KM. CAHAYA KAPUAS tidak memadai, karena dinas jaga diserahkan kepada Jurumudi dan Tersangkut Nakhoda beristirahat karena kelelahan.

Tersangkut Nakhoda MT. BLUE MARINE – 777 dalam kondisi kapal yang telah saling melihat dan akan bersilangan ditikungan, tidak mengambil langkah pencegahan dalam bernavigasi dan olah gerak disungai dan perairan sempit .

Majelis Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara yang dilakukan antara kedua kapal tersebut, tidak sesuai dengan kecakapan pelaut yang ada dan tidak melakukan untuk mencegah terjadinya bahaya tubrukan.

5. Tentang sebab terjadinya peristiwa

Pada saat mendekati Simpang Sukalanting MT. BLUE MARINE – 777 mengurangi kecepatan maju setengah, kapal mengikuti arus. Pada jarak ± 300 meter Tersangkut MTARINE – 777 MELIHAT KAPAL KAYU, Tersangkut maju pelan sekali dan stop mesin. MT. BLUE MARINE – 777 dan KM. CAHAYA KAPUAS semakin dekat, kemudi cikar kiri dengan perhitungan akan berpapasan di lambung kanan, stop mesin, mundur pelan, dan mundur penuh.

Pada saat mendekati Simpang Sukalanting KM. CAHAYA KAPUAS mengikuti arus dan melihat MT. BLUE MARINE – 777. Pada saat jarak kapal semakin dekat KM. CAHAYA KAPUAS merubah haluan ke kanan, dan menambah kecepatan dengan maksud dapat lepas dari haluan MT. BLUE MARINE – 777.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa sebab terjadinya kecelakaan tubrukan karena :

- Tersangkut Nakhoda KM. CAHAYA KAPUAS, kurang mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi saat kapalnya berlayar

(20)

mendekati tikungan sungai yang sempit dan arus dari belakang, dan tidak memberi instruksi yang jelas kepada Jurumudi.

- Tersangkut Nakhoda MT. BLUE MARINE – 777, dalam bernavigasi dan mengolah gerak kapalnya sebelum memasuki tikungan sungai, tidak memperhitungkan adanya kapal kayu yang akan menyilang dan tidak melakukan antisipasi dini akan terjadinya tubrukan.

- Dari kondisi terjadinya kecelakaan tubrukan tersebut dikarenakan tehnik bernavigasi dan mengolah gerakan kapal tidak tepat diperairan sungai yang sempit dengan arus yang cukup kuat dalam situasi bersilangan.

6. Tentang upaya penyelamatan KM. CAHAYA KAPUAS

Setelah KM. CAHAYA KAPUAS tenggelam dan ABK menyelamatkan diri dengan loncat ke sungai, usaha pertolongan dari MT. BLUE MARINE – 777 melemparkan pelampung kepada ABK KM. CAHAYA KAPUAS dan Petugas Pol Air yang ada memberi pertolongan dengan speedboat, semua ABK selamat.

MT. BLUE MARINE - 777

Setelah terjadinya tubrukan, MT. BLUE MARINE - 777 memberikan pertolongan dengan melempar pelampung kepada ABK KM. CAHAYA KAPUAS yang berada di sungai serta ditolong oleh petugas Pol Air dengan speedboat.

Dengan demikian, Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan Tersangkut Nakhoda KM. CAHAYA KAPUAS dan Nakhoda MT. BLUE MARINE - 777 dapat diterima.

7. Tentang kesalahan dan atau kelalaian.

Berdasarkan atas hasil penelitian dan pemeriksaan terhadap seluruh berkas dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) tentang kasus tubrukan antara KM. CAHAYA KAPUAS dengan MT. BLUE MARINE - 777, pada tanggal 18 Juni 2009, di perairan Sukalanting Sungai Kapuas Kecil Pontianak, menurut pendapat Mahkamah Pelayaran bahwa kedua Tersangkut dapat dipersalahkan atas dasar :

(21)

KM. CAHAYA KAPUAS

1) Bahwa Tersangkut Nakhoda tidak melakukan pengawasan yang baik dan benar dalam pelayarannya;

2) Tersangkut Nakhoda tidak memberikan instruksi yang jelas kepada Jurumudi;

3) Tidak ada komunikasi antara kedua belah pihak.

Dengan demikian, Tersangkut Nakhoda telah bertindak tidak sesuai dengan Pasal 342 KUHD.

MT. BLUE MARINE – 777

1) Bahwa Tersangkut Nakhoda tidak melaksanakan penjagaan dan pengawasan yang baik dalam pelayarannya di sungai yang sempit dan berarus cukup kuat;

2) Tersangkut Nakhoda terlambat dalam mengantisipasi akan terjadinya tubrukan;

Dengan demikian, Tersangkut Nakhoda telah bertindak tidak sesuai dengan Pasal 342 KUHD.

D. Putusan

Atas dasar kenyataan tersebut di atas, berdasarkan Pasal 373 a KUHD dan Pasal 18 b Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

M E M U T U S K A N :

I. Menyatakan bahwa tubrukan KM. CAHAYA KAPUAS dengan MT. BLUE MARINE - 777, pada tanggal 18 Juni 2009, di perairan Sukalanting Sungai Kapuas Kecil Pontianak, disebabkan kurangnya mengantisipasi akan terjadinya tubrukan dikarenakan pengawasan dan kurang cermatnya para Tersangkut dalam mengolah gerak kapalnya pada saat memasuki tikungan yang sempit dan berarus cukup kuat.

(22)

II. Menghukum :

a. Tersangkut Nakhoda KM. CAHAYA KAPUAS, Saudara Marsianus Anyun, lahir 21 Mei 1973, memiliki Sertifikat Surat Keterangan Kecakapan Nomor 551.3/68/LLASDP, dikeluarkan di Pontianak, tanggal 6 Juni tahun 2007, dengan mencabut sementara Sertifikat Surat Tanda Kecakapan tersebut untuk bertugas sebagai Nakhoda di kapal niaga berbendera Indonesia selama jangka waktu 2 (dua) bulan;

b. Tersangkut Nakhoda MT. BLUE MARINE - 777, Saudara Calvyn Salasa, lahir 09 Mei 1952, memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut ANT-III, Nomor 6200071348N30201, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 30 Oktober 2001, dengan mencabut sementara Sertifikat Keahlian Pelaut tersebut untuk bertugas sebagai Nakhoda di kapal niaga berbendera Indonesia selama jangka waktu 2 (dua) bulan.

III. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Terhukum.

Demikian putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta pada hari Selasa, tanggal 22 Maret 2011, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Pengganti serta tanpa dihadiri oleh Terhukum.

K e t u a : TTD CAPT. M. SALEHUDIN SIREGAR

Anggota : TTD CAPT. HARI SUHARSONO

Anggota : TTD DIDI A., M. Eng.

Anggota : TTD Ir. DWI POERWIJANTO

Anggota : TTD TAMZIL SALEH, S. H.

Referensi

Dokumen terkait

2) KK. Barito Equator tidak melakukan pencegahan terhadap resiko pelanggaran secara dini, mengingat saat melihat kapal lain yang memotong di sisi kanan haluan

Kapal dimiliki oleh PT.PANN (Persero) di Jakarta, dilengkapi dengan Surat Ukur Internasional (1969) Nomor 1747/PPm, Surat Laut Nomor PK.674/1075/SL-PM/DK-08, Sertifikat

b. Bintang Laut dan KT. Pada saat itu Nakhoda melihat ada tongkang yang berlabuh melakukan perbaikan fender dengan posisi di tiang sebelah kiri tujuan keluar, saat itu

Pada tanggal 27 September 2010, pukul 18.30 WITA, saat terjadi kecelakaan kapal, kapal terseret arus, akibat kapal tidak mampu melawan derasnya arus, kemudian terdampar

3) Ketika kapal tiba di Perairan Makarti Alur Pelayaran Sungai Musi- Palembang, Tersangkut Nakhoda melihat ada sinar lampu putih tepat di haluan kapal, untuk

Mahsunah bocor, salah satu Awak Kapal melihat air laut masuk ke kamar mesin melalui lambung kiri kapal dan melaporkan kepada Nakhoda, selanjutnya Nakhoda memerintahkan

Megah Prima VII, bertolak dari Pelabuhan Pomalaa munuju Pelabuhan Kolaka Utara, kapal berlayar dengan kecepatan 2 (dua) knots, dan bernavigasi tanpa dilengkapi dengan

Sumber Mulia dengan awak kapal 10 (sepuluh) orang termasuk Nakhoda, kapal membawa muatan Pupuk Dolomit sebanyak 452 Ton, bertolak dari Pelabuhan Gresik, menuju Pelabuhan