• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PUKULAN PUSH FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 T.A 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PUKULAN PUSH FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 T.A 2013/2014."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PUKULAN PUSH FOREHAND PADA PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI GAYA MENGAJAR INKLUSI

PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 TANJUNGBALAI TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Sidang Meja Hijau

Oleh : REZEKI ALVI NIM. 609312071

FAKULTAS ILMU KEOLAH RAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

REZEKI ALVI. 609312071. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pukulan Push Forehand Dalam Permainan Tenis Meja Melalui Gaya Mengajar Inklusi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 T.A 2013/2014”. (Pembimbing : SURYADI DAMANIK)

Skripsi : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan

hasil belajar pukulan push forehand yang didapat siswa kelas XI SMA Negeri 3

Tanjung balai 2013/2014 melalui gaya mengajar inklusi.

Subjek Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Tanjung balai T.A

2013/2014, sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 yang berjumlah 38 orang. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini dan untuk

mengetahui hasil dilihat dari ketuntasan siswa secara individu dan secara klasikal.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan tes hasil belajar

yang berbentuk portofolio, dengan metode gaya mengajar inklusi, maka diadakan

tes hasil belajar pada siklus I dan siklus II yang berbentuk melakukan teknik dasar

Pukulan Push forehand.

Berdasarkan hasil tes awal yang dilakukan pada siswa kelas kelas XI

SMA N 3 Tanjung balai. Dari 38 siswa terdapat 11 siswa (27,64%) yang telah

mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa

64,90%. Hasil dari siklus I terdapat 19 siswa (50%) dari 38 siswa, yang telah

mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa

68,41%. Di siklus II terdapat 33 siswa (86,84%) dari 38 siswa yang telah

mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 80.04 dapat dilihat

bahwa hasil belajar siswa dari tes awal sampai dilakukannya siklus I dan siklus II

terjadi peningkatan, dapat dikatakan melalui gaya mengajar inklusi dapat

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Gaya Mengajar Inklusi ... 28

2. Portopolio Penilaian Proses Hasil Belajar Fush Forehand ... 37

3. Diskripsi Data Hasil Penelitian... 40

4. Hasil Analisis Pelaksanaan Observasi Pembelajaran ... Guru Siklus I ... 45

5. Hasil Analisis Pelaksanaan Observasi Partisipasi ... Siswa Siklus I ... 47

6. Peta Kualitas Hasil Belajar Push forehand ... 48

7. Hasil Tes Siklus II Teknik Push forehand ... 50

8. Hasil Analisis Pelaksanaan Observasi Pembelajaran ... Guru Siklus II ... 53

9. Hasil Analisis Pelaksanaan Observasi Partisipasi ... Siswa Siklus II ... 55

10. Peta Kualitas Hasil Belajar Push Forehand ... 56

11. Hasil Tes Siklus II Teknik Push forehand ... 57

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Perlengkapan Alat Tenis Meja ... 22

2. Bentuk Gerakan Push forehand ... 23

3. Bentuk Gerakan Fush Forehand ... 23

4. Sekema Siklus Dalam Penelitian Tindakan kelas ... 31

4. Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus I ... 50

5. Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus II ... 58

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap

bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, non formal

maupun informal, sampai dengan suatu taraf kedewasaan tertentu, sedangkan

secara terbatas, pendidikan diartikan sebagai proses interaksi belajar mengajar

dalam bentuk formal yang dikenalkan sebagai pengajaran.

Di dalam Diktat Filsafat Pendidikan Unimed (2010:10)”pendidikan dapat

diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan

penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan

mengarahkan peserta didik dengan problema atau persoalan dan pertanyaan yang

mungkin timbul dalam pelaksanaannya, dan pendidikan juga merupakan wahana

untuk membawa peserta didik mencapai tingkat perkembangan optimal sesuai

dengan potensi pribadinya sehingga menjadi manusia yang sadar dan bertanggung

jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan hakiki dan

(8)

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu

maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui

berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan

jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak.

Penyelenggaraan pendidikan jasmani selama ini berorientasi pada suatu

titik pusat yaitu guru.Kenyataan ini bisa dilihat di lapangan melalui

pengamatan-pengamatan yang dilakukan oleh penulis. Hal ini tentu saja mempengaruhi pola

pikir dan persepsi guru pendidikan jasmani itu sendiri, bahwa gurulah yang

mempunyai kuasa penuh dalam proses belajar mengajar tanpa mempertimbangkan

perkembangan motorik peserta didiknya.

Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang popular dan

banyak penggemarnya di masyarakat dan telah masuk kesekolah lewat kegiatan

kurikulum, karena cabang olahraga tenis meja selain cabang olahraga prestasi juga

merupakan olahraga rekreasi yaitu hanya untuk mengisi waktu luang.

Dalam permainan tenis meja seseorang dapat bermain tenis meja dengan

baik apabila pemain menguasai teknik dasar yang baik sesuai dengan

peraturannya. Muhajir Penerbit erlangga (2006:29-31) mengemukakan bahwa

“teknik dasar permainan tenis meja meliputi pegangan (grip), sikap berdiri

(stance), stroke, service dan olah kaki (foot work)”. Untuk menguasai teknik

dasar itu perlu adanya pembinaan sejak dini oleh guru olahraganya, Pembina dan

(9)

Ditinjau dari sarana dan prasarana SMA Negeri 3 Tanjung balai

memiliki beberapa sarana diantaranya lapangan bola voli 1 Unit, lapangan bak

pasir untuk lompatan satu unit,lapangan futsal yang dimodifikasi, dan tenis meja 2

Unit, dan prasarananya yaitu Tolak Peluru dan Cakram Serta Bad Tenis Meja.

Pada tanggal 19 Agustus 2013 berdasarkan observasi siswa di SMA

Negeri 3 Tanjung balai, tentang pelajaran Tenis meja, masih banyak ditemukan

siswa yang mengalami kesulitan pada permainan tenis meja khususnya pada

pukulan fush forehand, hal itu terbukti banyak siswa yang belum memahami

bagaimana cara melakukan teknik dasar pukulan fush forehand dengan benar,pada

sikap awal, sikap perkenaan dan pada akhir pukulan. Salah satu penyebab hal ini

adalah karena kurang diterapkannya gaya pembelajaran yang lain, pada hal sudah

banyak gaya mengajar yang ditemukan dan akibatnya Peroses pembelajaran

Olahraga disekolah juga cenderung membosankan sesuai dengan wawancara dari

salah satu siswa kelas XI SMA N Tanjung balai. Sehingga minat siswa dalam

pembelajaran tenis meja menjadi rendah khusunya pada materi push forehand.hal

ini terbukti siswa lebih menyenangi pelajaran olahraga dengan bola besar. Hal

tersebut dikarenakan guru hanya memberikan bola dan membiarkan siswa

bermain tanpa ada pengawasan dari guru pada jam pelajaran berlangsung. .

Dari 7 kelas yang ada di SMA Negeri 3 tanjung balai peneliti

menetapkan kelas yang paling rendah kemampuan belajar pendidikan jesmaninya

khusus nya pembelajaran tenis meja dalam materi pukulan push porhend adalah

(10)

yang nilai nya dibawah KKM, siswa yang mendapat nilai dibawah 75 menjadi

bukti konkrit bahwa hasil belajar siswa-siswi di kelas XI IPA3 SMA Negeri 3 Tanjung balai belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75.

Banyak paktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya

adalah motivasi, sarana atau media pembelajaran, guru dan setrategi pembelajaran

yang digunakan oleh guru dan lain-lain. Menyadari hal tersebut, perlu adanya

suatu pembaharuan dalam pembelajaran untuk memungkinkan siswa dapat

mempelajari pendidikan jesmani dan kesehatan khususnya materi teknik dasar

pukulan push forehand menjadi lebih mudah,lebih cepat, lebih bermakna, efektif

dan menyenangkan. Untuk itu diperlukan suatu cara agar siswa dapat menguasai

gerakan teknik dasar pukulan fush forehand dengan benar sehingga akan

menghasilkan teknik pukulan yang benar dan maksimal. Jika selama ini guru

pendidikan jesmani kesehatan menyajikan materi pukulan fush forehand dengan

menggunakan setrategi pembelajaran yang membosankan tanpa mengikut

sertakan siswa-siswi dalam peroses pembelajaran yang berlangsung, maka disini

guru menyajikan dan memberikan materi pelajaran dengan menggunakan metode

dan strategi yang melibatkan seluruh siswa dalam peroses belajar mengajar.

Untuk itu terkait dalam hal tersebut, Peneliti menggunakan gaya inklusi

yang menurut peneliti merupakan salah satu metode yang tepat,karena peneliti

ingin melihat perkembangan kemampuan siswa dalam peroses belajar permainan

tenis meja khusus nya pada teknik dasar pukulan fush forehand.

Gaya mengajar inklusi bertujuan untuk melibatkan semua siswa,

(11)

pada tingkat kemampuan sendiri, memberi kesempatan untuk menilai tugas

dengan tugas-tugas yang lebih ringan dan dilanjutkan ketingkat tugas yang lebih

sulit (berjenjang) sesuai dengan tingkat kemampuan tiap siswa, belajar melihat

hubungan antara kemampuan merasa dan tugas yang dapat dilakukan oleh siswa,

individualisasi dimungkinkan karena memilih diantara alternatif tingkat tugas

yang telah disediakam.dalam metode ini siswa didorong untuk menentukan

tingkat penampilannya dan memungkinkan siswa untuk berhasil.

Berdasarkan pemaparan teori dan fakta yang terjadi dilapangan. Penulis

tertarik dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pukulan Push

Forehand Pada Permainan Tenis Meja Dengan Menggunakan Gaya Inklusi Pada

Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Tanjungbalai Tahun Ajaran 2013/2014.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan urain pada latar belakang masalah maka yang menjadi

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah.

- Kemampuan pukulan push porehand siswa masih rendah.

- Kurang nya vasriasi pembelajaran yang digunakan guru penjas

- Kurangnya sarana perserana yang memadai

- Siswa kurang aktip dan serius dalam pembelajaran penjas.

C. Batasan Masalah

Dengan melihat banyaknya faktor-faktor yang menjadi akar

permasalahan seperti yang disebutkan terdahulu maka peneliti membatasi masalah

yang ada dengan mempertimbangkan waktu, biaya serta kemampuan peneliti

(12)

mengkaji tentang “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar push forehand Pada

Permainan Tenis Meja Dengan Menggunakan Gaya Inklusi Pada Siswa Kelas XI

SMA Negeri 3 Tanjungbalai Tahun Ajaran 2013/2014”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah dalam penelitian ini, rumusan masalah

merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mencapai hasil suatu

penelitian. Jadi yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah

Bagaimanakah Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pukulan Push forehand Pada

Permainan Tenis Meja Melalui Gaya Inklusi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3

Tanjungbalai Tahun Ajaran 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui Upaya Peningkatan Hasil Belajar

pushforehand Pada Permainan Tenis Meja Dengan Menggunakan Gaya Inklusi

Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Tanjungbalai Tahun Ajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak

antara lain :

1. Sebagai bahan pertimbangan untuk pihak sekolah SMA Negeri 3

Tanjung balai Tahun Ajaran 2013/2014 dalam menerapkan

pembelajaran di sekolah dengan menggunakan gaya mengajar

(13)

2. Sebagai masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam mengatasi

kesulitan yang dihadapi siswa-siswi dalam melakukan pukulan

pushforehand.

3. Sebagai bahan bacaan yang berguna bagi mahasiswa unimed

khususnya Fakultas Ilmu Keolahragaan yang ingin melaksanakan

Karya akhir menggunakan gaya mengajar inklusi

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kristianto,(2010). Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit Bumi Aksara Jakarta

Abdul Kadir Ateng (1992).Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Agus salim, (2007). Buku pintar tenis meja.Bandung: Jember

Arikunto.S., Suhardjono, Supriadi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit

Brotosuroyo. (1993).. Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Depertemen Pendidikan Bagian Peningkatan Guru SD Setara D- sII.Jakrata,

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar (2010). Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Husdarta dan Saputra. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Bandung. DEPDIKNAS

Lutan Rusli (2000) . Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Tiori dan Metode.

Mosston,Muska (1981) Teaching Physical Education, Columbs : Charles E and Merril Publishing Company

Rusli Ahmad (1990).Perencanaan Perogram Pengajaran.Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.Direktorat jenderal Institut Keguruan dan Ilmu pendidikaan.Medan.

Muhajir. (2006). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. SMA kelas X. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Nana Sudjana.(2009).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sudjana (2002). Metoda Statistika. Tarsito, Bandung.

Supandi (1983). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan kesehatan. Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

--- (1992). Setarategi Belajar Mengajar Pendidikan Jesmani dan Olahraga jakarta: Depdikbud.

(15)

Suryosubroto.B. (1997).Proses Belajar Mengajar Di sekolah.Jakarta : Rineka Cipta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-fakor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

http://www.classimap.net/search?q=gambar%20tennis%20meja&loc=&camp=HUF5&rd=17

80490464928889101 telah diakses pada hari Rabu, 25 September 2013.

http://www.teknikdasarbermaintenismeja.blogspot.com/telah diakses pada hari Rabu,25

Gambar

Tabel                                                                                             1
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan Variasi Pembelajaran Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pukulan Push Forehand Tenis Meja Pada.. Siswa Kelas VIII SMP Swasta Tunas Harapan

Penerapan Variasi Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pukulan Forehand Drive Permainan Tenis Meja Pada Siswa Kelas XII SMA Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2013/

Skripsi berjudul “Penerapan Variasi Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pukulan Forehand Tenis Meja Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Air Joman Kabupaten

Berdasarkan hasil penelitian dan anlisis data diperoleh kesimpulan bahwa: (1) sumbangan pukulan forehand terhadap kemampuan bermain tenis meja anggota UKM tenis meja UNY

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PUKULAN FOREHAND PUSH DALAM TENIS MEJA MELALUI PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI A SD NEGERI DUKUHAN KERTEN SURAKARTA

Maka dari penelitian tersebut terlihat bahwa hasil dari latihan pukulan forehand drive tenis meja melalui media dinding sangat baik dalam peningkatan pukulan tenis meja

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut: 1) Hasil tes awal teknik pukulan forehand dalam permainan tenis meja

Hasil Observasi Awal Berdasarkan kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan judul “Meningkatkan Teknik Dasar Pukulan Forehand Drive dalam Permainan Tenis Meja Melalui