• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selanjutnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Selanjutnya "

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

'fr

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA DAN

ADMINISTRASI UMUM PENGAWASAN MUTU, INSPEKSI DAN KARANTINA REPUBLIK RAKYAT CINA

MENGENAI

KERJASAMA DAN KONSUL T ASI Bl DANG SANIT ARI DAN FITOSANIT ARI

Departemen Pertanian Republik Indonesia dan Administrasi Umum Pengawasan Mutu, lnspeksi dan Karantina Republik Rakyat Cina (RRC) untuk selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak".

BERKEINGINAN untuk memperkuat hubungan kedua Negara melalui

pengembangan kerjasama di bidang Sanitary and Phytosanitary (selanjutnya

disebut sebagai "SPS");

MENGAKUI manfaat yang dapat dirasakan oleh rakyat di masing-masing Negara dari pelaksanaan kerjasama dimaksud;

SESUAI DENGAN peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing Negara;

TELAH MENYETUJUI hal-hal sebagai berikut:

Dalam Memorandum ini:

Pasal I

DEFINISI

(2)

2. "Koleksi Resmi" artinya koleksi yang dikelola secara baik oleh Lembaga llmiah seperti museum, universitas atau pusat penelitian yang dapat diakses untuk kegiatan ilmiah.

3. "Hewan" artinya hewan dan produk hewan yang dapat dimanfaatkan, tidak termasuk binatang air dan produknya.

4. 'Tumbuhan" artinya semua jenis tumbuhan dan produknya.

Pasalll TUJUAN

Tujuan dari Memorandum Saling Pengertian ini (yang selanjutnya disebut sebagai "Memorandum'') adalah memperkuat pembangunan kegiatan SPS untuk menjamin keamanan dan kesehatan konsumen di kedua Negara serta mempromosikan perdagangan produk-produk pertanian dan pembangunan ekonomi di kedua Negara.

Pasal Ill

RUANG LINGKUP KERJASAMA

Program kegiatan kerjasama berdasarkan Memorandum ini, sepanjang sumber daya yang tersedia, meliputi:

1. Pertukaran lnformasi:

a. Hama dan penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina di kedua Negara;

b. Teknik dan metode perlakuan untuk mengurangi atau meniadakan resiko karantina;

c. Prosedur pemeriksaan dan karantina bagi importasi dan eksportasi hewan, tumbuhan dan produknya;

d. Hal-hal yang berkenaan dengan SPS yang disampaikan oleh Enquiry

Point di kedua Negara;

2. Harmonisasi tindakan pemeriksaan dan karantina;

3. Mengembangkan tindakan dan prosedur yang efekif untuk pemeriksaan dan

karantina, serta pengembangan infrastruktur yang dirancang untuk melindungi kedua Negara dari masuknya hama dan penyakit karantina;

(3)

4. Pengembangan sumber daya manusia dan teknologi pada pemeriksaan dan

karantina;

5. Mempromosikan kerjasama penelitian dan investigasi untuk meningkatkan

keamanan pemeriksaan dan karantina;

6. Meningkatkan kesadaran publik mengenai pemeriksaan dan karantina;

7. Registrasi importasi dan eksportasi hewan, tumbuhan dan produknya;

8. Komunikasi, konsultasi dan adopsi resolusi yang tepat waktu apabila timbul

masalah pemeriksaan dan karantina dengan adanya perdagangan hewan,

tumbuhan dan produknya antara kedua Negara; guna melindungi keamanan

dan kesehatan konsumen serta memperlancar perdagangan yang

berkesinambungan;

9. Bentuk kerjasama karantina lain yang disepakati Para Pihak

Pasal IV

SADAN PELAKSANA

Program Kerjasama dalam Memorandum ini dilaksanakan oleh badan-badan

pelaksana bagi Para Pihak sebagai berikut:

1. RRC: Admistrasi Umum Pengawasan Mutu, lnspeksi dan Karantina

(AQSIQ);

2. Republik Indonesia : Departemen Pertanian;

3. Sadan pelaksana di atas bertanggungjawab untuk perencanaan,

pelaksanaan dan koordinasi kegiatan di masing-masing Negara.

Fungsi-fungsi yang akan dilakukan meliputi namun tidak terbatas pada:

a. Penetapan prioritas program;

b. Pemilihan kegiatan prioritas utama yang akan dilaksanakan

berdasarkan Memorandum ini;

c. Penyusunan tujuan kegiatan tertentu dan penjelasan manfaat

potensialnya;

d. Peninjauan ulang dan pelaporan perkembangan pelaksanaan program

kepada Para Pihak;

(4)

PasalV

PEMBENTUKAN KOMITE PENGARAH BERSAMA

1. Untuk promosi dan evaluasi pelaksanaan Memorandum ini, Komite

Pengarah Bersama dapat dibentuk untuk bidang-bidang kerjasama yang

tertera pada Pasal Ill;

2. Komite Pengarah Bersama akan diketuai oleh Pejabat Senior yang ditunjuk

oleh Para Pihak;

a. Untuk RRC : Wakil Menteri Administrasi Umum Pengawasan Mutu,

lnspeksi dan Karantina

b. Untuk Republik Indonesia: Kepala Sadan Kara ntina Pertanian

3. Anggota Komite Pengarah Bersama terdiri dari wakil institusi yang terkait

dari Para Pihak:

4. Komite Pengarah Bersama akan menyusun dan menyampaikan

rekomendasi kepada masing-masing institusi bertujuan untuk

mempromosikan kerjasama karantina dari Para Pihak dan dari waktu ke

waktu memberi masukan tentang:

a. Kebijakan, substansi dan fungsi dari institusi.

b. Hal-hal lainnya yang terkait dengan upaya pengembangan yang baik

atas kerjasama karantina antara Para Pihak.

5. Komite Pengarah Bersama bertanggungjawab untuk:

a. Memberi masukan kepada Para Pihak mengenai kontribusi yang

sesuai untuk kegiatan termasuk:

i. Kontribusi finansial;

ii. Material, jasa dan peralatan yang disediakan;

iii. Jumlah dan bidang keahlian dari China dan Indonesia

iv. Perkiraan anggaran tahunan untuk kegiatan proyek;

v. Jadwal waktu implementasi;

vi. Prosedur evaluasi dan peninjauan kembali;

b. Persiapan Pelaporan.

6. Komite Pengarah Bersama akan mengkoordinasikan program provinsi dan

kabupaten.

(5)

Pasal VI

Pengaturan Tambahan

1. Untuk mendukung tujuan dan pelaksanaan Memorandum ini, Para Pihak

dapat menyusun pengaturan tambahan termasuk pembentukan Kelompok

Kerja untuk hal-hal yang terkait;

2. Apabila memungkinkan, pengaturan tambahan ini akan menyusun secara

detail program kerjasama, badan pelaksana yang ditunjuk di kedua

Negara, kontribusi untuk program dari kedua pemerintah, persediaan

program dan materi teknis untuk program serta pengaturan lainnya yang

diperlukan;

Pasal Vll

Pembiayaan

1. Kontribusi pembiayaan dari Para Pihak untuk kegiatan program kerjasama

dalam Memorandum ini ditentukan oleh ketersediaan dana;

2. Para Pihak akan menanggung gaji dan tunjangan masing-masing

personelnya, biaya tiket pesawat, material, jasa dan peralatan termasuk

laboratorium, akomodasi perkantoran, dukungan administrasi dan

laboratorium;

Pasal VIII

Hak k・ォ セ ケ 。。 ョ@ lntelektual

1. Para Pihak sepakat bahwa segala hak kekayaan intelektual yang timbul

sebagai implen:ientasi dari Memorandum ini akan menjadi milik 「・イセ。ュ。@

dan:

a. Masing-masing pihak diperbolehkan untuk menggunakan hak kekayaan

intelektual dimaksud dengan tujuan untuk memelihara, mengadaptasi

dan memperbaiki kekayaan terkait;

b. Dalam hal hak kekayaan intelektual dipergunakan oleh salah satu Pihak

(6)

tujuan komersil , Pihak lainnya berhak mendapatkan pembagian royalti

secara adil;

c. Masing-masing Pihak akan bertanggungjawab terhadap klaim yang

diajukan oleh pihak ketiga dalam kepemilikan dan aspek hukum dari

penggunaan hak kekayaan intelektual yang dibawa oleh Pihak tersebut

untuk implementasi kegiatan kerjasama dalam Memorandum ini;

2. Kedua Pihak akan sating mengganti kerugian atas hak kekayaan intelektual

yang dibawa oleh salah satu Pihak ke dalam wilayah Pihak lainnya dalam

rangka pelaksanaan proyek atau kegiatan bukan merupakan pelanggaran

apapun dari hak-hak pihak ketiga yang sah;

3. Jika salah satu Pihak berkeinginan untuk menyebarkan data dan/atau

informasi yang dihasilkan dari kegiatan kerjasama dalam Memorandum ini

kepada Pihak ketiga manapun, maka Pihak tersebut harus memperoleh

persetujuan terlebih dahulu dari Pihak lainnya sebelum hal tersebut

dilakukan;

4. Bilamana salah satu Pihak memerlukan kerjasama dari pihak ketiga negara

manapun, di luar Republik Indonesia dan RRC dalam segala kegiatc:in

komersial apapun yang dihasilkan dari hak kekayaan intelektual yang diatur

oleh Memorandum ini, maka Pihak tersebut akan memberikan pilihan

pertama kerjasama kepada Pihak lain di bawah Memorandum ini, yang

akan dikesampingkan, jika Pihak lain tidak mampu berpartisipasi dalam

kegiatan yang saling menguntungkan;

Pasal IX

PERSON IL

1. Kedua Pihak akan, sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di

masing-masing .Negara, memfasilitasi kegiatan kerja personil Chioa dan

Indonesia yang diperlukan dalam pelaksanaan program dengan:

a. Memberikan kepada program personil China dan Indonesia hak dan

kewenangan yang sama seperti yang diberikan kepada personil

bantuan pembangunan dari negara lain;

(7)

b. Mempercepat pengurusan semua dokumentasi yang diperlukan untuk masuk, dan kinerja kerja oleh personil China dan Indonesia, termasuk ijin kerja dan sertifikat bagi mereka yang berhak;

2. Para Pihak akan menjamin personil mereka yang terlibat dalam kegiatan

program dalam Memorandum ini tidak akan terlibat dalam kegiatan politik dan usaha komersil atau kegiatan-kegiatan lain di China dan Indonesia di luar yang diatur dalam Memorandum ini.

PasalX

Penyebaran lnformasi

1. Para Pihak tidak boleh menyebarkan atau mempublikasikan informasi

apapun kepada siapapun, selain personil program Para Pihak, tanpa persetujuar:i terlebih dahulu dari Pihak lainnya;

2. Personil program akan memberitahu tanpa penundaan kepada Para Pihak

setiap informasi yang terkait dengan deteksi, wabah dan perlakukan hama dan penyakit di kedua Negara

Pasal XI

Publikasi

Hasil dari kerjasama penelitian ilmiah di bawah program kerjasama akan dilaporkan kepada Para Pihak sebelum pub!ikasi bersama oleh _p.ersonil progran:i kerjasama;

Pasal XII

Contoh dan Material Lainnya

1. Apabila, sebagai bagian dari kegiatan program, diperoleh contoh atau

material yang bersifat セ。ォウッョッュゥL@ sistem,atik, diagnostik atau ilmiah lain

yang penting, maka contoh ata.u material tersebut dalam waktu .

.

. . 2 (tjua)

セ@ . .

tahun akan diserahkan kepada Koleksi Nasional di kedua Negara;

2. Apabila, sebagai bagian dari kegiatan program, diperoleh duplikasi contoh

(8)

lain yang penting, atau contoh atau material yang bersifat taksonomi,

sistematik, diagnostik atau ilmiah lain namun yang kurang penting, maka

contoh material tersebut akan diserahkan kepada Lembaga Koleksi Resmi

yang ditentukan bersama secara tertulis oleh kedua Pihak;

Pasal XIII

Penyelesaian Perbedaan

Perbedaan atau sengketa yang timbul dari penafsiran atau pelaksanaan dari

Memorandum ini akan diselesaikan secara bersahabat melalui konsultasi atau

perundingan antara Para Pihak.

Pasal XIV

Perubahan

Memorandum Saling Pengertian ini dapat diubah sewaktu-waktu melalui

persetujuan bersama secara tertulis oleh Para Pihak. Perubahan dimaksud akan

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Memorandum ini.

PasalXV

Mulai Berlaku, Masa Berlaku dan Pengakhiran

1. Memorandum Saling Pengertian ini mulai berlaku pada saat tanggal

penandatanganan oleh Para Pihak;

2. Memorandum ini akan berlaku selama jangka waktu 5 (lima) tahun dan

N ウ・セ。イ。@ otomatis akan diperpanjang untuk 5 (lima) tahun berkutnya, kecuali

salah satu Pihak memberitahukan secara tertulis kepada Pihak lainnya

terlebih dahulu mengenai keinginannya untuk mengakhiri Memorandum ini

sekurang-kurangnya (6) enam bulan sebelum habis masa berlakunya;

3. Pengakhiran Memorandum ini tidak akan mempengaruhi keabsahan dan

jangka waktu dari segala . pengaturan, program dan/atau proyek yang

dibuat atas dasar Memorandum ini sampai selesainya pengaturan,

program dan/atau proy!=!k tersebut.

(9)

DIBUAT dalam rangkap dua di Beijing pada tanggal 11 Desember 2008 dalam

bahasa Indonesia, China dan lnggris, semua naskah mempunyai kekuatan

hukum yang sama. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka naskah

bahasa lnggris yang berlaku.

UNTUK

DEPARTEMEN PE&UNIAN REPUBLIK INCJQ.JESb\

Signed

SYUKUR IWJSJITORO KEPALA SADAN KARANTINA

PERTANIAN

UNTUK

ADMINISTRASI UMUM PENGAWASAN MUTU, INSPEKSI DAN KARANTINA

REPUBLIK RAKYAT CHINA

Signed

ZHI SHUPING

WAKIL MENTERI ADMINISfrRASI UMUM PENGAWASAN MUTU, INSPEKSI DAN

(10)

REPUBLIK INDONESIA

ウョセュゥャᄃゥャiセJ。セセセD@

セセDaセセセooooJセMセMセセJセセセ@

セセ@

セエセセュセセᆴZセセQエQセセセセセヲヲ\@

セセセᆴセセセセセセwセY]QDaセセセセセMセ[セ@

GャZヲセセセセセLセMMュゥ@

(

セ@ セヲ。}セLxxIェIL@

[ヲヲゥMセゥュゥQセjゥjRZᄆ@

セQZ セセュjRZᄆ@

(

セ@ セイᄃjJヲNェ|@

SPS)

セyAᄆNAAセ

QᆬjMァN@

11=,

}dUゥセ

PPAセセ

QᆬjヲヲゥZヲイ

エセセ

L@

セュセJセセセャᆬjMァNセセセooaセャᆬjセセL@

CZヲセセセ@

ASQeQᆬjイセQMイセセJセセjjjL@

:it

J5Xi

セd@ セ@

- ijt :

JセセセY]Q

Z@

L "

:im

13

ffl £ "

Qセ@

75J1AA-Y

/.$:

セ@

:&

セ@

l¥J

mi9J

1TIT

QAQセ@

l¥J

セ@ セL@

セェ@

*45fDA1·1B

ffl £ ;

2.

セセセaBュセセセュセセゥᆬjMァNセセセaL@

セ@

(11)

j\l=*

§

B<J

*

i*

fttlt

セ@ セ@

jjZ

c

lJ-

r

fiiJ

*%i\ "

セ@ セ@

jjZ ")

1¥1

§

1¥1

セ@

JJn

ssttf

M

WJ 00

SPS

セjゥ@ ᄆセイャゥ@

i)J

,

lJ-1*

ilE

WJ

00 Wj

セ@

*

l¥J 3(

QエQ[QjセエF@

f;tJ!

WJ

00

':&"F

&ti

W1.

セ@

;fD

セRN@

¥tr

B<J

セjゥ@

o

j\l=*

セヲfエゥQQQ@

ヲイセセセCヲエセQᆬjュセセLJセセェスzイQᆬjセJュセセᄃD@

bエセZ@

- " f§

LセL@ セZエCHZ@

C - )

WJ

00

i)J

t11o/Jt&&

G セ セZヲイJ@

1:

セュ@ [ヲdセHーァ@

L セL[@

」 ] IセセセュセセFセセャᆬQエエJセセセセセ[@

H ⦅ IjAセッセュセrafFヲZゥセセセFセヲヲ[@

C

1211 )

*

§

Wj

00

セゥuj@

Al

ZᆴQセ@

,8

8<]

SPS

ゥUuセセ@

o

=..

セ@ セエFセ@

titM!:

l¥J

m,

iJWJ-¥!£

o

- -. ftlj

fE

ZヲイセIH@

1¥J

セ@ セセセ@

Qセ@

$lli;fD

セゥヲヲL@

セゥ{@

PJ

lJ-

セjェ@ QQZセF@

エエZヲイセQZセセFュCaャᆬjセセセDャャゥセセッ@

1211-.

ZtヲセセセエᄅZFaNWjセセSヲdエエCッ@

(12)

セLjエャZャャゥqセエエセFセfセエエヲヲャセヲヲッ@

)\,

3

ャャゥャjャjェャセ。{ojLxxjヲエセ[ヲエセFセfセGヲr@

セ@ b\j[ヲヲエセZヲヲエセiojョb@

セ L@ セQUセFセセセセセL@

FセLセセセJセmセュセL@

セセ@

:J?W.1

セセbBjセZゥZJ

dMHスエセL@

#{ft:itt'JR セ@ ejサ}jQAュUヲufᆬセQエセッ@

ョLククQjセセセセセEセXBjセセセセッ@

セゥュセ@

1ArrmfiJ

JTsセセセセセセᄃ`セxxQjセセセュセセセ]@

-,

セDaセセセooZ@

PPJセMセMセセセセセセ@

CAQSIQ)o

=,

ᆪpャエヲゥャヲエᄃセセJdPP

Z@

:.&lltW

CMOA)o

M Lセセュセ`セセセセッッセセJTsセセセュセZゥエャZヲヲエエ@

セGセセセセセ

L@ セセセセサbセセセセZ@

(-)

セ[eZイヲヲゥ@

§

8"J1ft)'GJ1lf'Aff;

」 ] IセセJTセセセエエセセセセヲヲャセ[@

c= )

ヲエU QjUejUjヲセyャゥセスjセ@

§

ッセL@

QGセセQAQᆪセセZ@

c

im )

El3

tt

#

roJ

xJ

1J

1c

エセ@

:rffi

§

ZゥエAZセ@

:

C

Ji)

セゥUcU\Qセ@

§

ZゥエャZQヲセ@

セヲセセ@

o

セQQセ@

セゥエュセセmセ@

M LセュセセキセJTセセセセセL@

セュセセ

M セュュF@

(13)

8{]

Jl

セ@

'@1!E,lt8<J

セ@ bMQセMA`@

セjョセ@

0

]LセセセセヲヲセセセセセヲヲセセュMA`セjョセᄆヲヲZ@

cMIY]QDaセセᆴセZ@

セEセqセMセセセセセセセセ@

\]IDセセᆴセセᆴセZ@

DセセセJセセセJP@

M GセセュMA`セjョセセセセセ

セセセュセaセュセッ@

セLセbMュMA`セjョセ`セセセb\jセ`ュセュキセL@

セセ@

Jセセ。JセセセセbMセL@

C・ケ。セセセセセセセュキ@

iSl:

C - )

tJL

Zヲセ@

8{]

IE)(

Jl,

±

,f

D

1lR

セセ@

;

\]IセmイセセセセセセセセセセittaセMセッ@

c M Iセセセセセュセセゥャゥセ

セセセ

a L@ セセZ@

1,

ュセ@

93-t:9:A;

2 '

@1Jt 1tt

El\J ;f

J

*4 '

セAJN@

93-

,f

IJ

i&

セ@

;

3,

eーセセij@

9=t

セセEittセュMヲQjセセセnᄆbセ[@

4,

Jff:i

§

ュセjj@

b\jセjス{イn[@

5-.

セセセbエヲGejJ[@

6,

}f1tl

,fa

Et3

Jセ@

B"J

ヲセヲヲ@

o

( = ) ヲセ セ ェZiJ⦅@

ca-

0
(14)

セJJ@

セ「ッセエMエセ@

M LセセmセセJTセセittᄃセセセヲゥセセセLセセ・ケヲヲャ@

nxJf

t

:bD

セ@ セfG@

1%

mt

A

1-*

IOJ

セpxZ@

.ll.

I

1t

セᆪAN@

0

='

p。ュセセG@

AIヲエQjdセセfbxQMtセQエjYQ@

§'

WJffil:tl;g

ittセアMケ@

ュセLwjッッセュセセᄃittセaLセᄃヲヲャᆪセエエJエエセセュaセ@

tali:!£,

F\セ@

a'rar

-E11=§

A1fil

セ@

*J\

o

セMエセ@

¥Jtffl

MLMセセJTセセセittセセヲヲゥセセᄃittヲヲセmセセaw@

w.

IfX

iR-T

m

セ@

:tm

セ@ エ セ@

{5r,

o

]Lセセbヲヲ・セセセaセittimセセヲヲゥML@

PPセJLエエ@

セLュEセセTュ」セュセセセセセPセILヲエュLヲゥ@

IE}(.

ffl

*IJ

セ@ Cセ@ セ@

:X

スセN@

ffl

o

セj|NJ@

セュエコZエエ@

MLセセセMセセセュセセセJTセセmセJュセセittセ@

ゥrセエjzNL@

:ff:

HMI`ヲエセセ

セセヲヲャセセセセセG@

ヲヲャMtDセLセセセセ@

セ@

tEI

セ@

WJtl?:;

」]IセMセセ[セ M

セittセJュセセセュセセュMイセセ@

§

B"J,

jU M セセエjzNQセセAjP@

iE

セエQセオ@

ITT*fiLf1tffl

セ[@

C

IセMセセセセJTセセセセセヲヲゥセmセJセヲヲャセ

N@

(15)

セb\}セュセセL@

セセセセセM

セセュセセセセセエエセセJッ@

="

XJ

WU`ゥヲᄃNAlQセイQMQl@

751

セ@

Mff

セヲヲ@

ュセIj@

セ@

:r:m §

セ@

1lFrru rn

-セ_ヲヲ@

a セ M Wjセヲヲャᄆb\}セッゥqセJjzNJQセjXN@

セbBjセQセJjzNEゥj@

o

⦅ Lセ

M WjセセJTsセイセセュセb\}ュ`セセセ[セュ@

セセMセュ

M WUL@

セMWjセセセJセセセMWjb\}セッ@

セMMセMWjセJセヲヲャJTeセイセュセセセセュL@

セッッセ@

jr

X\}セ@

MMク[jエQQZイセセセQエL@

セセ@

ァセセセQエエエWエJjzNᄃァNMtJT@

ウセ@

セセ M

ZQjッセセMWjセセセ⦅A{セX\}ZQjセセセLセセセCエエjエセッ@

セZilJ@

A!Jl

M LxjWjセJ

セセヲヲセセセセL@

WUjセュセセoob\}セᄃaセ@

セi@

1t

t£1jt

JjJ1

§

Jifi Mi

8<]

ff

セゥj@

:

HMIセセセッッセセュセᄃaセセセoohセセmaセセセ@

セセEゥjMJdセjzNェj[@

」 ] IセセセセセッッセセュaセaセLiセュFjb\}Mwセ@

14,

セセi@

1t

it

PJ

iiE

セ@ セ@ セセ@

iiE

セ@

o

]LxjWj`セセセmᄋJセsセイセᄃュセbBjaセセセヲエ@

ヲセ@

m;to

セ@

00

fA

JJセ@

eセ@

セェイ@

$/,jIEJz¥f!

**'

QヲQゥjjセセnjjlセセ@

QヲゥャᆬᄃセIj@ 0

セKJ@

ヲヲゥLセLェAji@

(16)

セ@ ZセセエFJヲᄃ@

,!@,

0

]LセᄃaセsrセセセセjヲヲゥJセセmooセセセセセセセ@

bt

f,Vl,

ii

bt

;fD

kt JI

l¥J

,!@,

o

セKMセ@

セセ@

セᄃセᆬセセセセQᆬjセJセ。イョセセセᄃaセセセセJ@

z

AA.

rPJ

xJ

セセ」@ Qセ@ o

セK]セ@

セJセャエヲエャACJヲN@

M LキセセᄃュセヲヲャャᆬjaセJセᆬLセJGセセセセセi@

JセセセセittエエJセセセセセセmセセJセセセooJャᆬjooJ@

w_

TU[Hセ@

,9,

QJセ@

0

] LセセセᄃュセヲヲャャᆬjaセJセᆬLセJGセセセセセ

JJTセセセQᆬjエᆬDセセMエMヲTXセセセjm@

£,

セraセ@

UQ|NセセL@

1**'

ゥセセヲヲ@

セaQャャゥ@

セjヲヲゥエTセセセ@

bBjJᆬJセセMエJTL@

·

rjfffi

クjセ@

M]エhャゥdヲ

セェ|セ@

FoJ?R!EJ§'

Jセ@

1A

ャャy TUコェセL

XQJセP@

m+=*

7tttfi¥tk:

。JセセセャᆬjmセセセセセゥャゥセQᆬjヲヲmJセセ`jヲヲゥmセ@

セセセヲゥュ

セセゥセJlャmゥQrッ@

(17)

ュKュエセ@

セMイイ@

セセセセooセ。

LJセmT

セセ・ケセセJヲヲセuッセuセ@

?§1'F

セJセ@

セSrOf・ケ@

?tttl

1¥1-$'.)t

0

m+.n*

セセL@

セセmセセャヲZ@

M LJTセセᄃセセkセセUᄃJセセセP@

] GJTセSrセセaaョセッJ

M セJヲエmセセセセセ

セセ@

ゥゥゥEセ@

ifil

セ。@

'5 -

セセiエJセセセ

L@

Jiltl

*

4

セ@

3R

セ@

§

Z9J

J11Yl

Mn

セッ@

GJTセSrセセjャOfセセセセセJTセSrセJmャᆬQセJ@

セSrbサjSHヲTセL@

:tm

JdOセiセ

L@ j{セセjrッ@

*4

セSrMt@

2008

セ@

12

セ@

11

B

エeセエj_ZセセL@

M セキァサIエ

L@

J+.J

9=1,

セ ij ュ[ヲッセIHセjjx[

L@ ] セセ IHJiejセセセッ@

セゥZゥ「エセJゥャZNゥ

L@ セ@

セjエIHJヲヲ]ヲエZeッ@

セpANャセ@

ゥャャゥセセJᄚ@

00

エ\セw@

QセG@

Signed

Y]QDaセ[エNエ[ヲッPP@

セセIyゥᄋセセセセJセWjエLej⦅fjj@

(18)

セ@ セ@

\

セI@ M[セ@

セ@

<,: !:.tr

セ@

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN

THE MINISTRY OF AGRICULTURE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND

THE GENERAL ADMINISTRATION OF QUALITY SUPERVISION, INSPECTION AND QUARANTINE OF THE PEOPLE'S REPUBLIC OF CHINA

ON

SANITARY AND PHYTOSANITARY CONSULTATION AND COOPERATION

Ministry of Agriculture of the Republic of Indonesia and The General Administration of Quality Supervision, Inspection and Quarantine of the People's Republic of China and the, hereinafter referred to as "the Parties",

DESIRING to enhance the existing friendly relations between the countries through development of cooperation in the sanitary and phytosanitary (hereinafter referred to as SPS) field;

RECOGNIZING the advantages to be derived by their respective people from the implementation of such cooperation;

PURSUANT to the prevailing laws and regulations and procedures in their respective countries;

HAVE AGREED as follows:

In this Memorandum:

Article I DEFINITION

1. 'Program Supplies' means equipment, materials and other goods supplied for the execution of an activity under this Memorandum;

(19)

3. 'Animal' means cultivated animal and their products, excluding aquatic animal and their products;

4. 'Plant' means all species of plant and their products.

Article II

OBJECTIVE

The objective of this Memorandum of Understanding (hereinafter referred to as "Memorandum") is to enhance the development of SPS activities in order to ensure consumers' safety and health in the two countries and promote trade of agricultural products and economic development of the two countries.

Article Ill

SCOPE OF COOPERATION

The program of collaborative activities under this Memorandum shall, as far as resources allow, include:

1. Exchange of information:

a. Quarantine pests and diseases of plant and animal in both countries; b. Techniques and treatment methods to reduce or eliminate quarantine risk; c. inspection and quarantine procedures for imported and exported animal,

plant and their products;

d. Sanitary and Phytosanitary (SPS) issues from Enquiry Point of both countries;

2. Harmonization of Inspection and Quarantine Measures;

3. Development of effective measures and procedures of inspection and quarantine, and development of infrastructure designed to protect both countries from the introduction of quarantine pests and diseases;

4. Development of human resources and technology on inspection and quarantine;

5. The promotion of collaborative research and investigation designed to improve inspection and quarantine security;

6. The promotion of inspection and quarantine awareness;

7. Registration of import and export animal, plant セョ、@ their products;

8. Timely communication and consultation and timely adoption of appropriate resolutions when inspection and quarantine issues arise from bilateral trade of animal, plant and their products, so as to protect consumers' safety and health and promote the smooth and sustainable development of trade;

(20)

Article IV

EXECUTING AGENCIES

The cooperative programs under this Memorandum shall be implemented by the following agencies of the Parties:

1. The People's Republic of China: the General Administration of Quality Supervision, Inspection and Quarantine (AQSIQ).

2. The Republic of Indonesia: the Ministry of Agriculture (MOA).

3. The said-agencies shall be responsible for planning, implementing and coordinating activities in their respective countries under this Memorandum. These functions will include but not limited to:

a. Establishing priorities for the program;

b. Selecting high priorities activities to be implemented under this Memorandum;

c. Setting up the objectives of selected activities and describing its potential benefits;

d. Reviewing and reporting progress in the programs to the Parties; e. Recommending any appropriate changes to the program.

Article V

ESTABLISHMENT OF THE JOINT STEERING COMMITTEE

1. In order to promote and evaluate the implementation of this Memorandum, The Joint Steering Committee may be established for specific areas as mentioned in Article Ill;

2. The Joint Steering Committee will be chaired by appointed Senior Officials of the Parties:

a. For the People's Republic of China: the Vice Minister of the General Adm inistration of Quality Supervision, Inspection and Quarantine.

b. For the Republic of Indonesia: the Director General of Agricultural Quarantine Agency.

3. The Joint Steering Committee consists of members from relevant institutions of the Parties.

4. The Steering Committee shall formulate and submit recommendations to the respective institutions with a view to promote quarantine cooperation of the Parties and may from time to time to advice on:

a. The policy, substance and the function of the institution.

b. Any other matters pertaining to the sound development of quarantine cooperation between the Parties.

(21)

5. The Joint Steering Committee shall be responsible for:

a. Advising the Parties on the appropriate contribution to the activity including:

(i) Financial contribution;

(ii) Materials, services and equipment to be supplied;

(iii) The numbers and areas of expertise of China and Indonesia;

(iv) Estimated annual budget in respect of project activities;

(v) Timetable for implementation;

(vi) Procedures for evaluation and review.

b. Preparations of reports.

6. The Joint Steering Committee shall manage coordination for the provincial and district program.

Article VI

SUBSIDIARY ARRANGEMENT

1. In support of the objectives and implementation of this Memorandum, the Parties may conclude it with subsidiary arrangements including the establishment of the Working Groups on the relevant issues.

2. Whenever possible a subsidiary arrangement shall set out detailed description of the cooperation programs, the nominated implementing agencies in both countries. the contributions to the program by the two Governments, program supplies and technical material, and other provisions as necessary.

Article VII EXPENSES

1. Any financial contribution of the Parties to the program of collaborative activities under this Memorandum shall be subject to the availability of fund. 2. The Parties shall bear the costs of salaries and allowance of their own

personnel, the fare of air tickets, materials, services and equipment including laboratory and office accommodation, administrative and laboratory support.

Article VIII

INTELECTUAL PROPERTY RIGHTS

1. The Parties agree that any intellectual property arising under the

ゥューャ・ュセョエ。エゥッョ@ of this Memorandum will be jointly owned and:

a. Each Party shall be allowed to オウセ@ such intellectual property for the

(22)

b. In the event the intellectual property right is used by a Party and/or institution on behalf of a Party for commercial purposes, the other Party shall be entitled to obtain equitable portion of royalty;

c. Each Party shall be liable for any claim made by any third party on the ownership and legality of the use of the intellectual property rights which is brought in by the aforementioned Party for the implementation of the cooperation activities under this Memorandum.

2. The Parties shall indemnity each other that the intellectual property right brought by the Party into the territory of the other Party for the implementation of any project arrangement or activities is not resulted from any infringement of the third party's legitimate rights;

3. If either Party wishes to disclose confidential data and/or information resulted from the cooperation activates under this Memorandum to any third party, the disclosing Party must obtain prior consent from the other Party before any disclosure can be made;

4. Whenever either Party requires the cooperation of another party outside China and Indonesia for any commercial undertaking resulted from intellectual property covered by this Memorandum, this Party will give first preference of

エセ・@ cooperation to the other Parcy under this Memorandum, which will be

waived, if the other Party is unable to participate in a mutually beneficial manner.

Article IX

PERSONNEL

1. The Parties will, in accordance with the prevailing laws and regulations, in their respective countries. facilitate the work of Chinese and Indonesian

personnel as required for the ーイッァセ。ュ@ by:

a. Granting to Chinese and Indonesian program personnel the same rights and entitlement accorded to development assistance personnel of any other country.

b. Expediting the issue of all documentation required for the entry of, and performance of work by Chinese and Indonesian personnel including work permits or certificates for eligible persons.

2. The Parties shall ・セウオイ・@ that their personnel engaged in the activities of

programs under this 'Memorandum. shall not be engaged in political affairs and any commercial ventures or other activities in China and Indonesia outside the provisions under this Memorandum.

(23)

Article X

DISCLOSURE OF INFORMATION

1. The Parties shall not disclose or publish any information to any person other than program personnel of the Parties without prior approval of the other Party.

2. Program personnel shall notify without delay to the Parties any information relating to the detection, outbreak and treatment of pests and diseases in both countries.

Article XI PUBLICATION

The results of scientific research collaboration under the program shall be reported to the Parties prior to joint publishing by the personnel of the collaborative programs.

Article XII

SPECIMENS AND OTHER MATERIAL

1. If, as part of the program activities, specimens or material of taxonomic, systematic, diagnostic or other scientific importance are obtained, the specimens or materials must pe forwarded within 2 (two) years to the National Collections of both countries.

2. If, as part of the program activities, duplicates of specimens or material of taxonomic, systematic, diagnostic or other scientific importance; or specimens or material of taxonomic, systematic, diagnostic or other scientific but lesser importance are obtained, the specimens or materials must be forwarded to the Recognized Collections by mutual determination in writing of the Parties.

Article XIII

SETTLEMENT OF DIFFERENCES

(24)

Article XIV AMENDMENTS

This Memorandum of Understanding may be amended at any time by mutual consent in writing of the Parties. Such amendment shall form an integral part of this MOU.

Article XV

ENTRY INTO FORCE, DURATION, AND TERMINATION

1. This Memorandum shall enter into force on the date of its signing by the Parties;

2. This Memorandum shall be valid for a period of 5 (five) years. Thereafter it shall be automatically extended for a further period of 5 (five) years, unless either Party gives written notification to the other Party of its intention to terminate this Memorandum at least 6 (six) months before its expiration. 2. The termination of this Memorandum shall not affect the validity and duration

of any arrangement, programs, and/or projects made under ttiis Memorandum until the completion of those arrangement, programs and/or projects.

DONE in duplicate in Beijing on 11 December 2008 in Indonesian, Chinese and English language, all texts being equal authentic. In chase of any divergence of interpretation the English text shall prevail.

FOR THE MINISTRY OF AGRICULTURE OF THE REPUBLIC

OF INDONESIA

Signed

SYUKUR IWANTORO

FOR THE GENERAL ADMINISTRATION OF QUALITY SUPERVISION, INSPECTION AND. QUARANTINE OF THE PEOPLE'S

REPUBLIC OF CHINA

Signed

ZHI SHUPING

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pencucian uang memungkinkan para penjual dan pengedar narkoba (drug traffickers), para penyelundup, dan penjahat-penjahat lainnya untuk memperluas kegiatannya. Kita mengetahui

: Unit kompetensi ini merupakan kemampuan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan layanan penelusuran

Investasi dan Biaya Rata-rata Per Trip kapal penangkapan Tuna di Samudera Hindia. Berdasarkan sumber penelitian di Pelabuhan Benoa – Bali, investasi kapal

Herpes genitalis adalah in&#34;ek alis adalah in&#34;eksi pada genital dan sekitar si pada genital dan sekitarn!a n!a !ang diseb !ang disebabkan abkan leh H$% terutama tipe

belum memadai seperti kerusakan pada komputer yang bisa menghambat proses penerbitan surat persetujuan berlayar, kerusakan dan kurangnya fasilitas yang memadai di

Turbin pelton atau biasa disebut turbin impuls adalah suatu alat yang bekerja untuk merubah energi kinetik air yang diakibatkan karena adanya energi potensial yang dimiliki oleh

Salah satu subsistem agribisnis adalah agroindustri kecap. Kecap merupakan hasil olahan dari gula merah dan kedelai yang banyak digunakan sebagai penyedap makanan

Pandangan ‘Abduh dan Rasyi&gt;d Rid}a&gt; tentang konsep na&gt;sikh-mansu&gt;kh yang tertuang dalam tafsir mereka yaitu tafsir al-Mana&gt;r, bisa dilihat dari tiga hal,