• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING BERBANTUAN WEBSITE PADA TOPIK FLUIDA DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING BERBANTUAN WEBSITE PADA TOPIK FLUIDA DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING BERBANTUAN

WEBSITE PADA TOPIK FLUIDA DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan IPA

Konsentrasi Pendidikan Fisika Sekolah Lanjutan

Oleh:

AGUNG FIRMANSYAH

1103339

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

2

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

(3)

iii

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING BERBANTUAN

WEBSITE PADA TOPIK FLUIDA DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP

Oleh

Agung Firmansyah

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan

Fisika Sekolah Lanjutan

© Agung Firmansyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

iv

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING BERBANTUAN

WEBSITE PADA TOPIK FLUIDA DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP

AGUNG FIRMANSYAH (1103339)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I

Dr. Ida Hamidah, M.Si. NIP 196809261993032002

Pembimbing II

Dr. Eng. Agus Setiawan, M.Si. NIP 196902111993031001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan IPA

(5)

v

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si.

(6)

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran experiential learning berbantuan website terhadap peningkatan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep siswa SMA kelas XI. Metode yang digunakan adalah metode quasi experiment dengan desain “nonequivalent

control group design”. Sampel penelitian diambil dua kelas yang dipilih secara

acak sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 31 siswa dan kelas kontrol dengan jumlah 33 siswa. Kelas eksperimen menggunakan pembelajaran model

experiential learning berbantuan website sedangkan kelas kontrol menggunakan

model experiential learning. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui instrumen penelitian berupa tes pemahaman konsep dalam bentuk pilihan ganda, tes keterampilan proses sains dalam bentuk uraian, lembar observasi dan skala sikap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (a) Rata-rata N-gain pemahaman konsep kelas eksperimen yaitu 0,78 (kategori tinggi) dan kelas kontrol 0,37 (kategori sedang), (b). Rata-rata N-gain keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen yaitu 0,59 (kategori sedang) dan kelas kontrol 0,43 (kategori sedang). Dapat disimpulkan bahwa model experiential learning berbantuan website dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa dibandingkan dengan model experiential learning.

(7)

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi Tesis ... Error! Bookmark not defined. BAB II. MODEL EXPERIENTIAL LEARNING BERBANTUAN WEBSITE,

KETERAMPILAN PROSES SAINS, PEMAHAMAN KONSEP,

DAN DESKRIPSI MATERI FLUIDA DINAMIS Error! Bookmark not defined.

A. Model Experiential learning Berbantuan WebsiteError! Bookmark not defined.

B. Keterampilan Proses Sains ... Error! Bookmark not defined. C. Pemahaman Konsep ... Error! Bookmark not defined. D. Kaitan antara model pembelajaran experiential learning dengan

(8)

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Deskripsi Materi Fluida Dinamis ... Error! Bookmark not defined. F. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III. METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. D. Instrument Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Teknik pengolahan data ... Error! Bookmark not defined. F. Teknik analisis data ... Error! Bookmark not defined. G. Alur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. H. Hasil Uji Coba Instrumen ... Error! Bookmark not defined. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. C. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Error! Bookmark not defined. D. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Experiential Learning ... Error!

Bookmark not defined.

(9)

1

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan penting dari kegiatan pembelajaran adalah memberdayakan potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga menjadi manusia yang berkualitas. Hal ini tersirat dari salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan bahwa pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat (Permendiknas No. 41 tahun 2007). Ketika pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan, maka kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas haruslah mampu membiasakan dan membudayakan agar peserta didik belajar dan berfikir. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendiknas No. 41 tahun 2007).

Proses pembelajaran yang diharapkan di atas tentu proses yang melibatkan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran sehingga terjadi proses pembiasaan belajar pada peserta didik. Sains sesuai hakekatnya yaitu produk, proses, dan sikap juga harus dapat mengajak peserta didik melakukan proses belajar sehingga dapat menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif secara mandiri (Permendiknas No. 23 tahun 2006).

(10)

2

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar bagi peserta didik karena melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif, manual, dan sosial (Rustaman: 2005). Keterampilan kognitif terlibat karena dengan keterampilan proses peserta didik menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat karena dalam keterampilan proses merreka menggunakan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Keterampilan sosial terlibat karena dalam keterampilan proses sains siswa diajak untuk berinteraksi dengan sesamanya, misalnya dengan mendiskusikan hasil pengamatan.

SAPA (Science A Process Approach) (Padilla, 1990) mengelompokkan keterampilan proses menjadi dua tingkatan yaitu keterampilan proses sains dasar

(basic science process skills) dan keterampilan proses sains terintegrasi

(integrated science process skills). Keterampilan proses sains dasar (basic science

process skills) meliputi mengamati (observing), mengklasifikasi (classifying),

memprediksi (predicting), mengukur (measuring), mengkomunikasikan

(communicating), dan menyimpulkan (inferring). Keterampilan proses sains

terintegrasi (integrated science process skills) meliputi mengontrol variabel

(controlling variables), membuat definisi operasional (defining operationally),

berhipotesis (formulating hypotheses), menginterpretasi data (interpreting data) bereksperimen (experimenting), dan memformulasikan model (formulating

models). Namun pada kenyataannya hanya sebagian kecil guru yang melatihkan

keterampilan proses ini (Rustaman: 2005).

Berdasarkan hasil studi mengenai soal-soal ulangan harian di salah satu SMAN kecamatan di kabupaten Purwakarta diketahui bahwa memang guru jarang sekali mengukur keterampilan proses sains siswa sehingga keterampilan proses sains ini menjadi tidak muncul di sekolah tersebut.

(11)

3

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran aktif dan berbasis pada pengalaman adalah model experiential

learning (Manolas, 2005).

Experiential learning didefinisikan sebagai proses dimana pengetahuan

diciptakan melalui transformasi pengalaman, pengetahuan dihasilkan dari kombinasi memahami dan mentransformasikan pengalaman “experience” (Kolb 1984). Experiential learning merupakan sebuah model holistik dari proses pembelajaran dimana manusia belajar, tumbuh dan berkembang. Penyebutan istilah experiential learning dilakukan untuk menekankan bahwa experience (pengalaman) berperan penting dalam proses pembelajaran dan membedakannya dari teori pembelajaran lainnya seperti teori pembelajaran kognitif ataupun behaviorisme (Kolb, 1984).

Experiential learning adalah suatu pendekatan yang dipusatkan pada siswa

yang dimulai dengan landasan pemikiran bahwa orang belajar dari pengalaman, dan untuk pengalaman belajar yang akan benar-benar efektif harus menggunakan seluruh roda belajar, dari pengaturan tujuan, melakukan observasi dan eksperimen, memeriksa ulang, dan perencanaan tindakan, hal ini sejalan dengan keterampilan proses sains. Experiential learning terdiri dari siklus yang yaitu pengalaman konkrit (concrete experience) bagi siswa yang kemudian diteruskan dengan pengamatan reflektif (reflective observation) dan masuk pada tahap konseptualisasi abstrak (abstract conceptualization) dan tahap terakhir melakukan percobaan aktif (active experimentation) (Kolb, 1984).

Berdasarkan studi sebelumnya menunjukkan bahwa model experiential

Leaning secara signifikan dapat meningkatkan keterampilan proses sains (Nuh,

2012).

Terlibatnya peserta didik secara langsung dan aktif dalam experiential

learning diharapkan juga dapat meningkatkan pemahanan peserta didik menganai

(12)

4

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

layar komputer (Anderson dan Krathwohl, 2001). Pemahaman (understanding) terdiri dari beberapa kategori diantarannya menafsirkan (interpreting), mencontohkan (exemplifying), mengklasifikasi (classifying), meringkas

(summarizing), menyimpulkan (inferring), membandingkan (comparing), dan

menjelaskan (explaining) (Anderson dan Krathwohl, 2001). Peserta didik memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan lama mereka. Pengetahuan yang baru masuk dipadukan dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah ada, hal ini pulalah yang menjadi ciri dari model experiential learning. Berdasarkan studi sebelumnya menunjukkan bahwa model experiential leaning secara signifikan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa (Parwata, 2011).

Salah satu konsep yang ada dalam materi ajar Fisika di SMA pada kelas XI adalah fluida dinamis. Konsep fluida dinamis merupakan salah satu konsep berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga banyak pengalaman konkrit yang diperoleh siswa sebelum pembelajaran dilaksanakan. Pengalaman konkrit yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari tersebut dapat memberikan sebuah dasar bagi proses observasi dan refleksi pada pengalaman baru yang ditemuinya. Observasi dan refleksi ini selanjutnya diasimilasikan dan disaring menjadi konsep abstrak yang menghasilkan berbagai implikasi baru terhadap aktivitas, sehingga menciptakan berbagai pengalaman baru. Hal ini sesuai dengan karakteristik model pembelajaran Experiential Learning. Selain itu pada materi fluida dinamis juga ada beberapa hal abstrak yang tidak dapat diamati secara langsung sehingga memerlukan suatu visualisasi yang bisa lebih memperjelas materi yang dipelajari. Selain beberapa bagian materi yang abstrak, penerapan konsep fluida dinamis begitu banyak sehingga tidak mungkin bisa semuanya dibelajarkan di kelas, oleh karena itulah butuh sebuah media pembelajaran yang dapat melengkapi pembelajaran yang dilakukan di kelas.

(13)

5

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manusia yaitu website. Sejauh ini, banyak penelitian yang dilakukan tentang penggunaan komputer dan prestasi siswa. Hasilnya menekankan bahwa ada korelasi positif antara penggunaan komputer dan prestasi siswa (Demirci:2005). Adanya website ini harusnya dapat dimanfaatkan oleh para pendidik untuk lebih dapat membantu pembelajaran bagi siswanya. Website memiliki beberapa kelebihan jika digunakan sebagai media pembelajaran antara lain (Rusman, 2011): 1. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegiatan komunikasi itu dilakukan.

2. Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

3. Peserta didik dapat belajar atau mereviu bahan pelajaran setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan, mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. 4. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan

materi yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.

5. Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui yang dapat diikuti dengan jumlah peserta didik yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan lebih luas.

6. Berubahnya peserta didik dari pasif menjadi aktif dan lebih mandiri.

(14)

6

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dan keterkaitan dengan penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Model Pembelajaran Experiential Learning Berbantuan Website Pada Topik Fluida Dinamis untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimanakah perbedaan peningkatan keterampilan proses sains dan peningkatan pemahaman konsep pada konsep fluida dinamis antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran

experiential learning berbantuan website dengan siswa yang hanya mendapatkan

pembelajaran experiential learning?”.

Adapun pertanyaan-pertanyaan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan peningkatan keterampilan proses sains pada konsep fluida dinamis antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran

experiential learning berbantuan website dengan siswa yang hanya

mendapatkan pembelajaran experiential learning?

2. Bagaimana perbedaan peningkatan pemahaman konsep fluida dinamis antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran dengan model Experiential

learning berbantuan website terhadap siswa yang hanya mendapatkan

pembelajaran experiential learning?

3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap pembelajaran experiential learning berbantuan website pada konsep fluida dinamis?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan gambaran tentang potensi penggunaan model experiential

learning berbantuan website dalam meningkatkan keterampilan proses sains

(15)

7

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mendapatkan gambaran tentang tanggapan siswa terhadap model Experiential

learning berbantuan website pada materi fluida dinamis.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan kontribusi bagi penelitian model experiential learning yang sebelumnya sudah ada namun belum menambahkan penggunaan media

website sehingga melengkapi penelitian yang telah ada.

2. Memberikan bukti empiris bahwa penggunaan website untuk pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains sehingga dapat menjadi rujukan berbagai pihak untuk mengembangkan

website untuk pembelajaran.

E. Struktur Organisasi Tesis

Rincian urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam tesis ini dimulai dari Bab I berisi Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan alasan peneliti melaksanakan penelitian, pentingnya masalah itu untuk diteliti, dan pendekatan untuk mengatasi masalah. Identifikasi dan perumusan masalah menjelaskan tentang analisis dan rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian menyajikan tentang hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat kerja operasional. Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi segi teori, kebijakan, dan dari segi praktis.

Bab II berisi kajian pustaka. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritis dalam menyusun rumusan masalah dan tujuan, dan hipotesis.

(16)

8

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berikut dengan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian berikut dengan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengolahan data, serta analisis data penelitian.

Bab IV berisi hasil penelitian dari analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan tentang masalah penelitian, serta pembahasan yang dikaitkan dengan kajian pustaka.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran yang menyajikan tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Penulisan kesimpulan untuk tesis berupa butir demi butir hasil penelitian. Saran dapat ditujukan kepada para praktisi pendidikan, ataupun kepada peneliti berikutnya.

(17)

24

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment, yaitu metode penelitian yang merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiono, 2008). Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design dan Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini menggunakan dua kelas, masing-masing akan menjadi satu kelompok kontrol yang akan menggunakan pembelajaran experiential learning dan satu kelas menjadi kelompok eksperimen yang akan menggunakan pembelajaran experiential

learning berbantuan website. Secara umum, desain penelitian ini dapat disajikan

dalam Tabel 3.1

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen T1 T2 X T1 T2

Control T1 T2 Y T1 T2

Keterangan:

T1 = Pretest dan posttest KPS

T2 = Pretest dan posttest pemahaman konsep

X = Pembelajaran experiential learning berbantuan website Y = Pembelajaran experiential learning

A. Subjek Penelitian

(18)

25

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengambilan sampel adalah dengan cara purposive sampling dimana pemilihan sampel berdasarkan tujuan peneliti yaitu kelas dengan jumlah siswa yang memiliki laptop mencukupi untuk melaksanakan pembelajaran. Pengelompokan sampel terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.

B. Definisi Operasional

Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan batasan masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Model experiential learning berbantuan website didefinisikan sebagai model pembelajaran yang menyajikan situasi pembelajaran dalam bentuk suatu siklus yang diawali dengan menggali pengalaman konkrit (concrete

experience) bagi siswa kemudian diteruskan dengan pengamatan reflektif

(reflective observation) dan masuk pada tahap konseptualisasi abstrak

(abstract conceptualization), dan tahap terakhir melalui percobaan aktif

(active experimentation) (Kolb, 1984), pembelajaran dibantu oleh website

dengan menggunakan WISE untuk melengkapi materi yang tidak dapat dibahas di kelas. Keterlaksanaan model experiential learning ini diamati oleh observer dengan menggunakan format observasi pembelajaran.

2. Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang digunakan oleh seseorang ketika mereka melakukan kegiatan ilmiah (Rezba dkk, 2002). Keterampilan sains yang digunakan dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains dasar yaitu meliputi mengamati (observing), mengkomunikasikan (communicating), mengklasifikasikan (classifying), mengukur (measuring), menyimpulkan (inferring), dan memprediksi

(predicting). Keterampilan proses sains siswa dijaring dengan menggunakan

tes essay yang memuat masing-masing keterampilan proses sains.

(19)

26

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komunikasi grafis (Anderson, 2001). Pemahaman ini terdiri dari beberapa kategori diantarannya menafsirkan (interpreting), mencontohkan

(exemplifying), mengklasifikasi (classifying), meringkas (summarizing),

menyimpulkan (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan

(explaining). Pemahaman konsep diukur dengan menggunakan tes objektif

(pilihan ganda).

4. Tanggapan adalah respon siswa terhadap pembelajaran experiential learning berbantuan website pada materi fluida dinamis. Tanggapan ini diukur melalui skala sikap dengan empat kategori tanggapan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

C. Instrument Penelitian

Instrumen merupakan alat untuk mengambil data yang diinginkan pada waktu penelitian menggunakan suatu metode tertentu (Arikunto, 2008). Data yang diperoleh dari penelitian ini menggunakan instrumen berupa tes Pemahaman konsep, keterampilan proses sains, skala sikap, dan lembar observasi.

1. Tes Pemahaman konsep

Instrumen Pemahaman konsep digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa mengenai konsep fluida dinamis, yang meliputi prinsip kontinuitas dan hukum Bernoulli. Instrumen Pemahaman konsep berbentuk pilihan ganda (tes objektif), jika jawaban siswa benar maka diberi skor 1 dan jika jawaban siswa salah diberikan skor 0.

2. Tes Keterampilan Proses Sains

Instrumen keterampilan proses sains digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa. Soal KPS ini berbentuk uraian (tes subyektif), penskoran dilakukan sesuai dengan pedoman penskoran tiap butir soal.

(20)

27

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar dan mengamati keterlaksanaan model

experiential learning.

4. Skala sikap

Skala sikap digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan siswa terhadap penggunaan model experiential learning berbantuan website pada materi fluida dinamis. Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan empat kategori tanggapan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

D. Teknik pengolahan data

Analisis butir soal dilakukan dengan cara uji coba instrumen untuk menguji tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal. Secara umum, data hasil uji coba instrumen dianalisis melalui:

1. Validitas butir soal

Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor setiap butir soal dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk kesejajaran (korelasi), sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi.

Perhitungan korelasi dapat dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi

Product Moment Pearson, seperti persamaan 3.1. (Arikunto, 2008)

√ ∑ ∑ ∑ ∑ (3.1)

Keterangan: xy

r = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = skor tiap butir soal yang akan dicari validitasnya Y = skor tes total

(21)

28

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengklasifikasi koefisien korelasi dapat digunakan pedoman kategori seperti pada Tabel 3.2

Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,80 < rxy≤ 1,00 Sangat tinggi (sangat baik) 0,60 < rxy≤ 0,80 Tinggi (baik)

0,40 < rxy≤ 0,60 Cukup (sedang)

0,20 < rxy≤ 0,40 Rendah (kurang)

0,00 < rxy≤ 0,20 Sangat rendah (sangat kurang) xy

r ≤ 0,00 Tidak valid

2. Reliabilitas tes

Reliabilitas suatu alat ukur (tes) dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (ajeg, konsisten) setiap kali dipakai. Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama (identik) meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda. Tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi, dan kondisi. Untuk soal pilihan ganda perhitungan koefisien reliabilitas tes dilakukan dengan menggunakan teknik belah dua menggunakan persamaan 3.2. (Arikunto, 2010)

(3.2)

Keterangan:

11

r = koefisien reliabilitas yang telah disesuaikan

2 1 2 1

r = koefisien antara skor-skor setiap belahan tes

(22)

29

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal uraian, reliabilitas dihitung dengan menggunakan persamaan 3.3 (Arikunto, 2008)

∑ (3.3)

Keterangan:

11

r = koefisien reliabilitas yang telah disesuaikan ∑ = Jumlah varian skor tiap-tiap item

= Varian total

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas (r11), digunakan tolak ukur

yang dibuat oleh J. P. Guilford, seperti pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Tes Koefisien reliabilitas Kategori r11≤ 0,20 Sangat rendah

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah

0,40 < r11≤ 0,60 Cukup (sedang)

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi

3. Tingkat kemudahan butir soal

(23)

30

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Indeks kemudahan diberi simbol ‘P’ (proporsi) yang dapat dihitung dengan persamaan 3.4. (Arikunto, 2010)

JS B P

(3.4)

Keterangan: P = indeks kemudahan

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk mengklasifikasi indeks kemudahan dapat digunakan pedoman kategori tingkat kemudahan seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Kategori Tingkat Kemudahan Indeks kemudahan Kategori soal

0,00 ≤P < 0,30 Sukar 0,30 ≤P < 0,70 Sedang 0,70 ≤P≤ 1,00 Mudah

(Arikunto:2010)

4. Daya pembeda butir soal

Pengertian daya pembeda dari sebuah butir soal adalah seberapa jauh butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang memiliki kemampuan tinggi dengan testi yang memiliki kemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk menghitung indeks diskriminasi suatu tes dapat digunakan persamaan 3.5. (Arikunto, 2008)

B A B B A A P P J B J B

D    (3.5)

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

(24)

31

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Untuk mengklasifikasi indeks daya pembeda dapat digunakan pedoman kategori daya pembeda seperti pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Kategori Daya Pembeda

Indeks daya pembeda Kategori

D≤ 0,20 Kurang

0,20 < D≤ 0,40 Cukup 0,40 < D≤ 0,70 Baik 0,70 < D≤ 1,00 Baik sekali

(Arikunto:2010) E. Teknik analisis data

Data yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisis. Adapun teknik analisis yang dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Langkah-langkah untuk melaksanakan analisis data:

1. Perhitungan skor N-Gain

N-gain dapat melihat peningkatan yang cukup berarti dibandingkan dengan

gain aktual karena dengan N-gain peningkatan antara siswa yang cerdas dan kurang cerdas dapat terlihat secara jelas. N-gain dihitung dengan menggunakan persamaan 3.6 yang dikembangkan oleh Hake (1998), yaitu

pre maks pre post s s s s g  

 (3.6)

Keterangan: Spost = skor posttest

Spre = skor pretest

Smaks = skor maksimum

Nilai g (N-gain) yang diperoleh diinterpretasikan berdasarkan kriteria berikut: g ≥ 0.7 : tinggi

(25)

32

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hake (1998) 2. Uji normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui distribusi atau sebaran skor N-gain Pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa. Uji normalitas data menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Lebih lanjut, jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, artinya data yang kita uji tidak berbeda dengan normal baku. Untuk mentransformasi ke notasi pada distribusi normal digunakan persamaan 3.7 (Sudjana, 2002)

̅ (3.7)

Keterangan:

z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal = Angka pada data

̅ = Rata-rata S = Standar deviasi

Uji statistik yang digunakan untuk pengujian normalitas dengan program SPSS versi 18.

3. Uji Homogenitas

(26)

33

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3.8)

Jika

maka data tidak homogen. Taraf signifikansi

dan derajat kebebasan dk = n – 1. Uji statistik yang digunakan untuk pengujian homogenitas dengan program SPSS versi 18.

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (uji satu pihak) terhadap rata-rata-rata-rata skor N-gain peningkatan nilai KPS (kelas eksperimen dan kelas kontrol) dan pemahaman konsep (kelas eksperimen dan kelas kontrol). Hipotesis yang diuji adalah:

Keterangan:

µ1 = Nilai rata-rata peningkatan siswa yang mendapatkan model

pembelajaran experiential learning berbantuan website

µ2 = Nilai rata-rata peningkatan siswa yang hanya mendapatkan

model experiential learning

Jika data terdistribusi normal dan homogen ( ), maka statistik yang digunakan adalah uji t seperti pada persamaan (3.9) (Sudjana, 239: 2002)

̅ ̅

(3.9)

dengan

(3.10)

Keterangan:

̅ = Rata-rata peningkatan kelas eksperimen ̅ = Rata-rata peningkatan kelas control

= Standar deviasi

= Jumlah siswa kelas eksperimen = Jumlah siswa kelas control

H0 diterima jika , taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan

. Perhitungan uji hipotesis menggunakan bantuan program

(27)

34

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Alur Penelitian

Secara umum, alur penelitian ini dapat dibuat dalam bentuk bagan seperti dalam gambar 3.1.

Studi Pendahuluan

Penyusunan instrumen dan perangkat pembelajaran (RPP + media berbasis web)

Uji coba Revisi

Pretest KPS dan Pemahaman konsep

Pembelajaran konvensional Pembelajaran experiential learning berbantuan web

Posttest KPS dan Pemahaman konsep

Analisis dan pembahasan

Kesimpulan

Penyusunan laporan Tidak

Observasi

Angket Judgement

Ya

Gambar 3.1. Alur penelitian G. Hasil Uji Coba Instrumen

(28)

35

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan soal pemahaman konsep yang berjumlah 15 butir soal dengan bentuk pilihan ganda diperoleh reliabilitas tes 0,73 yang termasuk dalam kategori tinggi. Hasil analisis butir soal keterampilan proses sains berjumlah 13 butir soal yang berbentuk uraian diperoleh reliabilitas 0,73 yang termasuk dalam kategori tinggi.

Data hasil uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dapat dilihat selengkapnya pada lampiran C

(29)

48

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan model pembelajaran experiential learning berbantuan website untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa pada materi Fluida dinamis dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model pembelajaran experiential learning berbantuan website secara signifikan dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep siswa dibandingkan dengan model experiential learning. Dengan rata-rata N-gain kelas eksperimen adalah 0,78 termasuk kategori tinggi dan rata-rata N-gain kelas kontrol adalah 0,37 termasuk kategori sedang.

2. Penerapan model pembelajaran experiential learning berbantuan website secara signifikan dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains siswa dibandingkan dengan model experiential learning. Dengan rata-rata N-gain kelas eksperimen adalah 0,59 termasuk kategori sedang dan rata-rata N-gain kelas kontrol adalah 0,43 termasuk kategori sedang.

3. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap penerapan model pembelajaran

experiential learning berbantuan website pada materi Fluida dinamis.

A. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan model pembelajaran experiential learning berbantuan website untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains pada materi Fluida dinamis maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

(30)

49

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merata dan lebih banyak sehingga bisa lebih menjaring kemampuan siswa untuk masing-masing aspek yang diteliti.

2. Alangkah lebih baik jika website yang dibangun adalah website sendiri sehingga tidak terlalu berat seperti pada WISE yang mengakibatkan sambungan internetnya lambat.

3. Untuk pembelajaran dengan menggunakan virtual lab, seharusnya file virtual lab sudah dipasangkan pada komputer yang akan digunakan siswa sebelum pembelajaran dilaksanakan.

(31)

50

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R (2001). A Taxonomy for learning, Teaching,

and Assessing: A revision of Bloom’s taxonomy of educational objective.

A bridged edition. Addison Wesley Longman, Inc

Arikunto, S (2008). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi aksara BSNP. (2006). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23

Tahun 2006. Jakarta: Depdiknas

BSNP. (2007). Peraturan menteri pendidikan nasional republik indonesia nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses Untuk satuan pendidikan dasar

dan menengah. Jakarta: Depdiknas

Demirci, N (2005), A study about students’ misconceptions in force and motion

concepts by incorporating a web-assisted physics program. The Turkish

Online Journal of Educational Technology: 1303-6521 volume 4 Issue 3 Article 7.

Hake, R. R., 1998, Interactive-Engagement Versus Tradisional Methods : A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Tes Data For Introductory

Physics Course, Am. J. Phys. 66 (1) 64-74

Halliday, D (1992).Fisika Jilid 1 edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.

Kolb, D.A. (1984). Experiential learning: experience as the source of learning

and development. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.

Linn, M.C., Slotta, J.D., Terashima, H., Stone, E., & Madhok, J. (2010). Designing Science Instruction using the Web-based Inquiry Science

Environment (WISE). Asia-Pacific Forum on Science Learning and

(32)

51

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manolas, E.I. (2005). “Kolb’s Experiential Learning Model: Enlivening Physics

Courses in Primary Education”. The Internet TESL Journal. 3,(9)

Minium, E.W., King, B.M., Bear, G (1993). Statistical reasoning in psychology

and education. Canada: John willey & sons Inc.

Munir (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Nuh, U. (2012). Model Pembelajaran Experiential Kolb Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada

Materi Hukum Newton. Tesis SPs UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Padila, M.J. (1990) The Science Process Skill (online). Tersedia: http://www. Narst. Org/publication/ research/ skill. cfm (8 Desember 2012).

Parwata. (2011). Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Pembiasan Cahaya dan

Keterampilan Generik Sains Siswa SMP. Tesis SPs UPI. Bandung: Tidak

diterbitkan.

Rezba, R.J., Sprague, C., & Fiel, R.L. (2002). Learning and Assessing Science

Process Skill. Kendall/Hunt Publishing company.

Rusman. (2011). Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: Rajawali Pers.

(33)

52

Agung Firmansyah, 2013

Model Pembelajaran Experiental Learning Berbantuan website Pada Topik Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan KPS Dan Pemahaman Konsep

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sharlanova, V (2004). Experiential Learning. Department of Information and Qualification of Teachers. Trakia Journal of Sciences, Vol. 2, No. 4, pp 36-39, 2004.

Sudjana (2002). Metoda statistika. Bandung: Tarsito

Gambar

Tabel 3.1. Desain Penelitian
Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal
Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Tes
Tabel 3.4. Kategori Tingkat Kemudahan
+3

Referensi

Dokumen terkait

dengan nilai parameter Kp=220, Ki=250, Kd=20 dapat dilihat dari.

[r]

PENGARUH ENTREPRENEURIAL DAN ENTREPENEUR CHARACTERISTIC TERHADAP KINERJA USAHA MIKRO (STUDI PADA USAHA MIKRO KAWASAN KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN DAN MEDAN BARAT.. Responden

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO HADIYATUL HURUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN HAPALAN MUFRADAT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING.. Universitas

7 It is that promise that that has always set this country apart – that through hard work and sacrifice, each of us can pursue our individual dreams but still come together as

Dari data perhitungan Fuzzy -mamdani persedian beras untuk bulan januari diperoleh 18.485, 567 ton, sedangkan data menurut Perum BULOG Divisi Regiona Sumatera Utara pada bulan

Jadi pengertian analisis kualitas hasil praktek grading pola dalam penelitian ini yaitu totalitas bentuk dan karakteristik barang yang menunjukkan kemampuannya