UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA POKOK BAHASAN
ENERGI BUNYI
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Ciburial
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Wijayanti Kusuma Ningrum 1003341
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA POKOK BAHASAN
ENERGI BUNYI
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Ciburial
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)
Oleh
Wijayanti Kusuma Ningrum 1003341
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Wijayanti Kusuma Ningrum 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA POKOK BAHASAN
ENERGI BUNYI
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Ciburial
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)
Oleh,
Wijayanti Kusuma Ningrum 1003341
Disetujui dan Disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. Pupun Nuryani, M. Pd. NIP. 19620522198603 2 003
Pembimbing II
Dr. Ida Kaniawati, M. Pd. NIP. 19680703199203 2 001
Diketahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
ii
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh
Wijayanti Kusuma Ningrum 1003341
Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya nilai siswa yang belum mencapai KKM IPA yaitu 70. Hasil tes menunjukkan siswa belum mampu untuk memahami konsep dengan baik. Demikian pula cara guru mengajar yang masih menekankan siswa untuk menghafal. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan melakukan penelitian tindakan kelas dan menerapkan pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu mengungkapkan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses sains dan mengungkapkan pemahaman konsep siswa setelah menerapkan pendekatan keterampilan proses sains. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi kemudian dibuat perencanaan perbaikan yang digunakan dalam siklus selanjutnya. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Hasil penelitian ditemukan bahwa pemahaman konsep siswa setelah dilakukan tindakan pembelajaran mengalami peningkatan. Data menunjukan bahwa pada tindakan pembelajaran siklus I pemahaman konsep siswa diperolehan nilai rata-rata 80 dan pada tindakan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan yang cukup tinggi dengan perolehan nilai rata-rata 90,86. Hal tersebut membuktikan bahwa pendekatan keterampilan proses sains dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, hal itu dikarenakan pendekatan keterampilan proses sains memiliki tahapan yang sistematis serta pembelajaran yang berpusat pada siswa. Simpulan dari penelitian ini yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses sains dapat berjalan dengan lancar, aktivitas siswa dalam pembelajaran terlihat aktif dan aspek kemampuan pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan kepada para guru khususnya guru IPA agar menggunakan pendekatan keterampilan proses sains dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.
1
IPA di sekolah dasar mempunyai tujuan membina dan menyiapkan peserta
didik agar tanggap akan permasalahan yang ada di lingkungan. Sejalan dengan itu,
Nana Djumhana ( 2010) mengemukakan bahwa “ pendidikan IPA merupakan wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari”.
Berdasarkan KTSP (Depdiknas, 2006) tujuan dari mata pelajaran IPA adalah
agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya, 2. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
3. mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat,
4. mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,
5. meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan
6. memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
Berdasarkan tujuan mata pelajaran IPA ( depdiknas, 2006) pada poin kedua
disebutkan “mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari”. Hal ini membuktikan
bahwa pemahaman konsep pada mata pelajaran IPA sangatlah penting. Agar dapat
memahami suatu konsep, siswa harus membentuk konsep sesuai dengan stimulus
yang diterimanya dari lingkungan atau berupa pengalaman yang diperolehnya.
Pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh peserta didik harus menunjang
terbentuknya konsep-konsep tersebut. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
kegiatan-kegiatan siswa yang sesuai dengan konsep-konsep yang akan dibentuknya
melalui pengalaman langsung.
Selain itu sebagaimana disebutkan pada poin keempat bahwa pada dasarnya
dengan mempelajari IPA melalui pengembangan keterampilan proses akan
menghasilkan sikap, pengetahuan berupa konsep-konsep yang bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari serta dapat digunakan sebagai langkah untuk menyelesaikan
berbagai permasalahan yang ada di lingkungan melalui metode ilmiah. Sehingga
dalam pelaksanaannya, proses pembelajaran IPA yaitu menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal ini sejalan dengan definisi IPA menurut
Sund ( dalam Samatowa, 2009, hlm. 8) „ sains merupakan kumpulan pengetahuan dan
juga kumpulan proses‟. Pengetahuan yang didapatkan oleh peserta didik diperoleh
melalui suatu proses atau cara tertentu. Sehingga peserta didik bukan menerima
melainkan mencari sendiri hasil pengetahuan tersebut melalui percobaan-percobaan (
pengalaman langsung).
Menerapkan pembelajaran sains yang tepat bagi pesera didik adalah harus
sesuai dengan struktur kognitif anak, yaitu materi sains harus menyederhanakan
konsep yang terstruktur hingga mereka bisa membangun ide-ide atau pola pikir.
Proses perkembangan belajar peserta didik sekolah dasar memiliki kecenderungan
beranjak dari hal-hal konkrit menuju ke pengetahuan yang abstrak.
Namun pada kenyataannya proses pembelajaran IPA yang berlangsung di
sekolah dasar masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan, hal ini berkaitan
dengan ketepatan pendekatan yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA dan
beberapa permasalahan yang menyebabkan rendahnya tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan.
Berdasarkan observasi awal melalui pra penelitian terhadap proses
pembelajaran IPA di kelas IV SDN Ciburial, dalam pembelajaran IPA ditemukan
perambatan bunyi, yang tampak seperti: siswa tidak mampu menyatakan ulang
definisi energi bunyi, siswa tidak mampu mengklasifikasikan sumber energi bunyi
berdasarkan penggunaannya, siswa tidak dapat mengidentifikasi serta menjelaskan
media perambatan bunyi.
Rendahnya pemahamaan konsep yang terjadi di kelas IV SDN Ciburial
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1. guru tidak mengembangkan pembelajaran IPA dengan lebih kreatif;
2. kegiatan belajar berpusat pada guru;
3. guru menghambat kreativitas siswa dengan menanamkan prinsip yang salah
kepada siswa yaitu ketika ada guru yang masuk semua siswa harus diam;
4. kurangnya interaksi antara guru dengan siswa sehingga tidak tercipta suasana
belajar yang menyenangkan; dan
5. guru menanamkan kebiasaan belajar dengan cara menghafal.
Kondisi proses pembelajaran yang telah disebutkan pada paragraf di atas,
membuat IPA menjadi salah satu pelajaran sulit dan membosankan bagi siswa karena
di dalamnya siswa tidak diberi kesempatan untuk berpengalaman langsung. Sehingga
dalam penerapannya hakikat IPA bukan lagi merupakan suatu produk, proses, dan
aplikasi. Melainkan hanyalah sebuah pembelajaran IPA dimana guru hanya lebih
menekankan pada penguasaan sejumlah fakta dan konsep tanpa disertai pemahaman
terhadap konsep tersebut. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan
kemampuannya serta tidak ada proses penemuan untuk mendapatkan suatu konsep
baru. Penggunaan ceramah yang tidak variatif masih dilakukan dalam setiap kegiatan
pembelajaran, sehingga aktivitas pembelajaran selalu didominasi oleh guru. Siswa
menjadi pebelajar yang pasif. Keadaan yang terjadi di lapangan hanyalah
pembelajaran yang masih bersifat transfer of knowledge atau mentransfer ilmu tanpa
mengembangkan bagaimana cara belajar siswa sesuai dengan karakteristik materi.
Berdasarkan observasi kenyataannya tingkat penguasaan guru terhadap materi
pembelajaran cukup baik, namun tidak dapat melaksanakan pembelajaran secara
penggunaan pendektan yang tepat dalam pembelajaran IPA sehingga menyebabkan
rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Begitupun nilai yang diperoleh
siswa, dibuktikan dengan hasil tes atau evaluasi yang diberikan guru, dapat dikatahui
bahwa dari 23 siswa, 14 orang siswa dengan persentase 60,87 % memperoleh nilai di
bawah KKM dan 9 orang siswa dengan persentase 39,13 % memperoleh nilai di atas
KKM, sementara Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah
yaitu 70.
Hal itu bisa terjadi karena kemampuan anak dalam menghafalkan suatu fakta
dan konsep sangat terbatas, tanpa diimbangi dengan adanya pemahaman konsep dari
suatu materi semua itu menjadi kurang bermakna. Oleh karena itu dibutuhkan
perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang dapat
mengarahkan keterampilan siswa untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau
teori ataupun untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya sehingga
bisa membuat pengetahuan yang didapatkan oleh siswa menjadi bermakna.
Proses belajar mengajar yang lebih menekankan pada pendekatan
keterampilan proses sains menjadi salah satu solusi dalam memperbaiki proses
belajar mengajar yang hanya menghafalkan suatu fakta atau konsep. Dalam
pendekatan keterampilan proses sains siswa dapat menemukan fakta-fakta,
membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang
tentunya akan berpengaruh positif terhadap proses pendidikan maupun produk
pendidikan. Siswa perlu diberi kesempatan untuk melatih keterampilan-keterampilan
proses sains agar mereka dapat berfikir dan memiliki sikap ilmiah. Pendekatan
keterampilan proses sains sejalan dengan salah satu aplikasi teori perkembangan
kognitif pada pendidikan IPA yaitu konsep IPA dapat berkembang dengan baik, jika
pengalaman langsung mendahului pengenalan generalisasi-generalisasi abstrak.
Metode seperti ini berlawanan dengan metode tradisional, dimana konsep IPA
diperkenalkan secara verbal saja.
Namun karena struktur kognitif siswa tidak bisa disamakan dengan struktur
keterampilan proses sains hendaknya diajarkan dalam bentuk yang lebih sederhana,
yaitu disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak usia dasar.
Berpijak pada uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka peneliti
tertarik untuk mengajukan judul “Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran IPA pada
Pokok Bahasan Energi Bunyi Kelas IV Semester 2 SDN Ciburial Tahun Ajaran
2013/2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas,
permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA pada pokok bahasan energi bunyi
dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses pada siswa kelas IV
semester 2 SDN Ciburial?
2. Bagaimanakah pemahaman konsep siswa kelas IV SDN Ciburial dalam
pembelajaran IPA pada pokok bahasan energi bunyi melalui penerapan
pendekatan keterampilan proses sains?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang akan dilakukan
ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. pelaksanaan pembelajaran IPA pada pokok bahasan energi bunyi dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses sains pada siswa kelas IV
semester 2 SDN Ciburial;
2. pemahaman konsep siswa kelas IV semester 2 SDN Ciburial dalam pembelajaran
IPA pada pokok bahasan energi bunyi melalui penerapan pendekatan
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Secara teoritis, sebagai bahan kajian dalam peningkatan proses belajar mengajar
IPA bagi siswa SD.
2. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi siswa
1) Memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA;
2) Membantu siswa untuk menemukan fakta ataupun konsep IPA dengan
pengalaman belajar yang baru;
3) Meningkatkan pemahaman tentang konsep materi IPA yang sedang
dipelajari.
b. Bagi guru
1) Mendorong kreativitas guru dalam mengelola proses pembelajaran IPA;
2) Memberikan pengetahuan ilmiah untuk mengembangkan atau menemukan
konsep tentang materi IPA dengan menggunakan pendekatan keterampilan
proses sains;
3) Membantu untuk menyampaikan konsep materi IPA yang abstrak menjadi
bermakna melalui proses penemuan suatu konsep pada pembelajaran
dengan pendekatan keterampilan proses sains;
4) Memotivasi guru untuk memilih dan menggunakan alternatif pendekatan
pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran IPA.
c. Bagi Peneliti, penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pendekatan
keterampilan proses sains sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep
siswa.
d. Bagi Pihak yang berkepentingan
1) Sumber informasi bagi pengembangan proses pembelajaran;
2) Sumber masukan bagi peneliti lain dengan pokok bahasan dan jenjang
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah jika pembelajaran IPA pokok bahasan sumber energi bunyi
dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses sains yang optimal
maka pemahaman konsep siswa akan meningkat.
F. Definisi Operasional
Dalarn penelitian ini terdapat dua variabel yaitu pendekatan keterampilan
proses sains sebagai variabel bebas dan pemahaman konsep siswa sebagai variabel
terikat. Untuk mengarahkan peneliti dalam pengambilan data maka diperlukan
adanya batasan operasional dalam penelitian, yang meliputi:
1. Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Pendekatan keterampilan proses sains adalah pendekatan yang lebih
menekankan pada proses ataupun aktivitas siswa dalam menemukan suatu
pengetahuan melalui proses ataupun cara-cara tertentu sesuai dengan metode ilmiah.
Tahapan pelaksanaan pendekatan keterampilan proses sains dalam penelitian ini yaitu
mengamati, menafsirkan hasil pengamatan dan menarik kesimpulan, mengklasifikasi,
dan berkomunikasi. Adapun pemilihan tahapan pelaksanaan pendekatan keterampilan
proses sains tersebut berdasarkan pada keterampilan proses dasar yang seharusnya
dilatih di pendidikan dasar menurut Wahono Widodo, dkk. Komponen tersebut bisa
diukur melalui kegiatan unjuk kerja dan observasi yang dilakukan oleh observer.
2. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa untuk menjelaskan kembali
informasi dengan menggunakan kata-katanya sendiri yang lebih mudah dipahami
oleh siswa kemudian mampu mengaplikasikannya untuk memecahkan suatu masalah.
Pemahaman yang dimaksud adalah tipe hasil belajar kognitif Anderson dan
Krathwohl (2001) yang mencakup tujuh aspek. Dalam penelitian ini hanya akan
membandingkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Alasan pemilihan ketiga indikator
tersebut yaitu berdasarkan pada tahapan pendekatan keterampilan proses sains yang
akan diterapkan oleh peneliti. ketiga indikator tersebut bisa diukur melalui lembar
34
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu
metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha
menerapkan pendekatan keterampilan proses sains dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPA pokok bahasan
sumber energi.
PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa, atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan (Harjodipuro, 1997 dalam Car dan Kemmis).
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah PTK dilakukan dalam rangka kesediaan
guru dalam mengintrospeksi, bercermin, merefleksi, atau mengevaluasi dirinya
sendiri sehingga kemampuannya sebagai seorang pengajar diharapkan cukup
profesional, supaya meningkatnya kemampuan diri tersebut dapat berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas anak-anak didiknya, baik dalam aspek penalaran,
keterampilan, pengetahuan hubungan sosial, maupun aspek-aspek lain yang
bermanfaat.
B. Model Penelitian
Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral seperti
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart.
PTK dilaksanakan dengan strategi siklus yang berawal dari identifikasi
masalah yang dihadapi oleh guru, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi tindakan, dan refleksi. Rangkaian kegiatan berurutan mulai dari
rencana tindakan sampai dengan refleksi disebut satu siklus penelitian.
Berikut ini adalah skema atau alur PTK yang dikemukakan Kemmis dan
Taggart:
(http://www.ishaqmadeamin.com/2012/11/metode-ptk-3-metode-spiral-dari-kemmis.html)
Gambar 3.1 Bagan Alur PTK kemmis Taggart
Langkah-langkah pada model spiral menurut Kemmis dan Taggart dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan tindakan (plan) yaitu rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan
untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan tingkah laku dan sikap sosial
sebagai solusi.
2. Pelaksanaan tindakan (action) yaitu apa yang akan dilaksanakan oleh peneliti
3. Pengamatan (observation) yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan
yang dilaksakan.
4. Refleksi (reflection) yaitu mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas IV SDN Ciburial Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat. Adapun alasan pemilihan tempat dikarenakan
pada SDN Ciburial merupakan tempat dimana peneliti melakukan PPL. Ketika
melakukan PPL peneliti menemukan permasalahan pada pembelajaran IPA
khususnya pada siswa kelas IV masih tergolong rendah terutama pada pokok bahasan
energi bunyi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2013/ 2014.
Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan Penelitian Tindakan kelas ini adalah 4
bulan. Dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Mei 2014.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Ciburial tahun ajaran
2013/2014, dengan jumlah 23 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 siklus.
Setiap siklus masing-masing dirancang untuk 1 x pertemuan (@2x35 menit) serta
diakhir siklus dialokasikan untuk tes siklus. Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap,
yaitu perencanaan (Plan), tindakan (Action), pengamatan (Observation), dan refleksi
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan tahap
persiapan penelitian dengan melakukan kegiatan pendahuluan setelah itu peneliti
melakukan tahap tindakan penelitian.
Siklus I
1. Tahap Pendahuluan (Pra Penelitian)
a. Menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian, dan memilih subjek
penelitian yang akan diteliti
b. Meminta izin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas IV serta rekan sejawat untuk
diajak sebagai tim pelaksanaan penelitian.
c. Melakukan observasi terhadap pembelajaran siswa di kelas yang akan dijadikan
subjek penelitian guna mendapatkan gambaran awal mengenai situasi dan kondisi
SDN Ciburial secara keseluruhan, terutama siswa kelas IV.
d. Identifikasi permasalahan, dimulai dari:
1) Setelah melakukan observasi di dalam kelas, peneliti melakukan analisis
untuk menelaah kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa pada saat
kegiatan pembelajaran, serta menelaah kesulitan yang dialami oleh guru.
2) Melakukan kajian terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
tahun 2006, model-model pembelajaran IPA, buku sumber IPA kelas IV, dan
pembelajaran IPA di kelas IV.
3) Menentukan model atau pendekatan pembelajaran yang relevan dengan
karakteristik siswa, bahan ajar, dan proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung pada pembelajaran IPA.
4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pembelajaran IPA
dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses sains.
2. Tahap Tindakan
Tahapan tindakan pada penelitian tindakan kelas akan diuraikan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
1) Membuat kesepakatan dengan guru (rekan sejawat) sebagai observer dan
memberikan penjelasan kepada observer tentang hal-hal yang harus dilakukan
oleh observer dan penjelasan tentang intisari dari instrumen lembar observasi
yang harus diisi oleh observer.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA dengan menerapkan 4
prinsip pendekatan keterampilan proses sains sebagai berikut: a). keterampilan
mengamati dengan menyediakan beberapa benda penghasil sumber bunyi; b).
keterampilan menafsirkan hasil pengamatan dan menarik kesimpulan
melalui pengamatan dan diskusi; c). keterampilan mengklasifikasi melalui
diskusi; dan e). keterampilan mengkomunikasikan dengan menyampaikan
hasil pengamatan atau pengetahuan yang didapatkannya melalui presentasi atau
membuat catatan hasil pengamatan.
3) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbentuk kegiatan unjuk kerja siswa
yang dilengkapi dengan beberapa pertanyaan tentang hasil kegiatan yang
dimaksudkan untuk merealisasikan keempat prinsip pendekatan keterampilan
proses sains melalui diskusi kelompok dalam mengerjakan pertanyaan hasil
kegiatan.
4) Menetapkan dan merancang media pembelajaran untuk menerapkan pendekatan
keterampilan proses sains pada mata pelajaran IPA kelas IV B pada pokok
bahasan energi bunyi yaitu menentukan benda-benda yang menghasilkan sumber
bunyi dan perambatan bunyi melalui benda padat.
5) Membuat alat evaluasi bagi siswa baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil
untuk mengetahui pemahaman konsep siswa kelas IV B.
6) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes uraian siklus I.
7) Menyiapkan instrument non tes berupa lembar observasi siswa dan guru dalam
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.
2) Melaksanakan pembelajaran IPA dengan perencanaan pembelajaran dan media
yang telah disiapkan.
3) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai pemahaman konsep
siswa tentang sub pokok bahasan energi bunyi yaitu menentukan benda-benda
yang menghasilkan sumber bunyi dan perambatan bunyi melalui benda padat
dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses
sains.
4) Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada
lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.
5) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada lembar
observasi
6) Guru melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung
dalam bentuk nilai individual dan nilai kelompok.
c. Tahap Observasi
1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam
pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses sains.
2) Observer mengisi lembar observasi.
3) Peneliti melakukan observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran
berlangsung dengan sub pokok bahasan energi bunyi yaitu menentukan
benda-benda yang menghasilkan sumber bunyi dan perambatan bunyi melalui benda-benda
padat.
4) Peneliti melakukan pengamatan kemampuan pemahaman konsep siswa setelah
menerapkan pendekatan keterampilan proses sains.
d. Tahap Refleksi
Peneliti melakukan analisis terhadap semua data yang dikumpulkan dari
penelitian tindakan pada siklus I. Setelah pemahaman konsep siswa dan pengamatan
dilaksanakan pada siklus I. Temuan pada tahap refleksi pada siklus I digunakan untuk
memperbaiki RPP dan pembelajaran pada siklus II.
Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Melakukan pendataan terhadap kelebihan dan kelemahan pada siklus I untuk
dijadikan bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.
2) Menetapkan sub pokok bahasan yang lebih kompleks dari pokok bahasan siklus I
sub pokok bahasan energi bunyi yaitu perambatan bunyi melalui benda cair dan
perambatan bunyi melalui udara dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan
pendekatan keterampilan proses sains.
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) dengan memperhatikan
refleksi pada siklus I.
4) Menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan rencana pembelajaran pada
siklus II.
5) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes uraian siklus II.
6) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar observasi siswa dan guru dalam
pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dengan mempertimbangkan
perbaikan-perbaikan pada siklus I serta bobot materi yang lebih kompleks.
Diharapkan pada siklus II ini siswa mampu menguasai sub pokok bahasan energi
bunyi yaitu perambatan bunyi melalui benda cair dan perambatan bunyi melalui
udara dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan keterampilan
proses sains sehingga pemahaman konsep siswa dapat meningkat.
2) Melakukan tes siklus untuk mendapatkan data pemahaman konsep siswa pada
siklus II.
3) Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada
4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada lembar
observasi
5) Guru melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung
dalam bentuk nilai individual dan nilai kelompok.
c. Tahap Pengamatan
Kegiatan pengamatan pada sikus II relatif sama dengan siklus I yaitu:
1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam
pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses sains.
2) Observer mengisi lembar observasi.
3) Peneliti melakukan observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran
berlangsung dengan sub pokok bahasan energi bunyi yaitu perambatan bunyi
melalui benda cair dan perambatan bunyi melalui udara.
4) Peneliti melakukan pengamatan kemampuan pemahaman konsep siswa setelah
menerapkan pendekatan keterampilan proses sains.
d. Tahap Refleksi
Data yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan kemudian
dianalisis oleh peneliti untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan setelah akhir
siklus II ini, pemahaman konsep siswa kelas IV B SDN Ciburial Kec. Lembang Kab.
Bandung Barat pada mata pelajaran IPA pokok bahasan energi bunyi melalui
pendekatan keterampilan proses sains dapat meningkat. Apabila data yang diharapkan
belum sesuai maka akan dilanjutkan pada silkus selanjutnya.
e. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian ( rekomendasi)
Setelah semua proses selesai dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam penelitian ini akan digunakan dua RPP yang disesuaikan dengan Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Indikator-indikator yang tertera
pada setiap RPP merupakan hasil Analisis Materi Pelajaran (AMP).
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS dalam penelitian ini yaitu LKS pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan
pendekatan keterampilan proses sains tentang energi bunyi terdiri dari empat
paket LKS (2 LKS untuk 1 kali pertemuan).
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Lembar Observasi
Lembar observasi Lembar obeservasi yang digunakan berbentuk lembar
observasi terbuka yang harus diisi oleh pengamat secara naratif pada kolom
deskripsi yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan. Teknik observasi yang
dilakukan adalah observasi langsung, yakni pengamat mengamati dan mencatat
objek yang diteliti (aktivitas guru dan siswa) selama proses pembelajaran.
b. Tes Tertulis
Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu post test. Digunakan untuk
mengetahui pemahaman konsep siswa pada ranah kognitif tentang energi bunyi
pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan keterampilan proses sains.
Pelaksanaannya yaitu pada setiap awal dan akhir siklus untuk selanjutnya
dibandingkan sehingga diketahui peningkatan pemahaman konsep siswa. Adapun
bentuk tes yang digunakan yaitu tes tertulis berbentuk uraian.
c. dokumentasi
Merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi yang berhubungan dengan
fokus permasalahan penelitian. Data ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk
F. Rancangan Analisis Data
Data-data dari penelitian ini setelah dikumpulkan kemudian diolah dan
dianalisis. Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya
penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Jenis data yang didapat
dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif didapatkan dari lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru
dalam pembelajaran di kelas, berupa lembar pengamatan terbuka serta dokumentasi.
Sehingga pengamat harus mengisi kolom deskripsi jawaban berbentuk narasi pada
kolom yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan pada lembar observasi.
Dalam penelitian ini dilibatkan 4 pengamat, dengan tujuan untuk keakuratan data
hasil pengamatan. Pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan cara
menerjemahkan dan mendiskusikan dengan pengamat jika terdapat jawaban
pengamat yang perlu diklarifikasi dari setiap item pertanyaan. Kemudian peneliti
mengelompokkan jawaban pengamat yang positif dan negatif dari setiap item
pertanyaan/ pernyataan. Jika banyaknya observer yang menjawab positif lebih banyak
dari yang menjawab negatif, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran
sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktivitas guru
atau siswa dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.
a. Pengolahan data observasi aktivitas guru dan siswa
Dalam mengukur peningkatan kinerja guru selama proses pembelajaran
berlangsung, menggunakan pendekatan keterampilan proses sains dengan
menganalisis data secara deskriptif. Data tersebut berupa lembar observasi guru
dan siswa.
b. Pengolahan data observasi aktivitas siswa
Dalam mengukur observasi aktivitas siswa, menggunakan format observasi sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan
Dokumentasi diolah dengan memilah-milah dokumentasi yang sesuai dengan
pembelajaran. Dokumentasi ini akan dimasukkan ke dalam lampiran.
Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan
apakah semua prinsip dalam pendekatan keterampilan proses sains telah dilaksanakan
dengan baik dalam pembelajaran IPA tentang energi bunyi terhadap siswa Kelas IV
Semester 2 SDN Ciburial.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasilprasiklus dan posttest untuk melihat
ketercapaian pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA di setiap siklus sehingga
dapat disimpulkan apakah terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa dalam
pembelajaran IPA pokok bahasan energi bunyi.
a. Pengolahan Hasil Tes
Data yang diperoleh dari hasil tes (pra siklus dan posttest), diolah melalui
penskoran yang disesuaikan dengan masing-masing bobot pada butir soal. Skor
tersebut kemudian dirubah ke dalam bentuk nilai, sehingga dapat dihitung nilai
rata-rata setiap siswa dalam kemampuan pemahaman konsep.
1) Pengubahan skor mentah menjadi nilai standar
Pemberian nilai kepada siswa dilaksanakan dengan jalan membandingkan
antara skor mentah hasil tes yang dimiliki oleh masing-masing individu dengan skor
maksimum ideal yang mungkin dapat dicapai. Pengubahan skor ini bertujuan agar
mudah dalam membandingkan hasil dari ketiga indikator pemahaman konsep yang
akan diukur.
Pengubahan skor mentah menjadi nilai standar dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Tabel 3.1
Kriteria penilaian
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Nilai Klasifikasi
80 ke atas A
66 – 79 B
56 – 65 C
46 – 55 D
45 ke bawah E
(Anas Sudijono, 1995)
2) Menghitung rata-rata (mean)
Mean adalah teknik penulisan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata
dari kelompok tersebut. (Sugiyono,2007)
Rata-rata hitung nilai pra siklus dan posttest dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Keterangan:
x = rata-rata hitung ∑ x = jumlah seluruh skor
78
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai penerapan pendekatan
keterampilan proses sains untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa Kelas IV
SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dalam pembelajaran
IPA pada pokok bahasan energi bunyi dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses
sains mencakup empat jenis yaitu: a. mengamati, dilakukan dengan memfasilitasi
siswa beberapa benda kemudian siswa melakukan pengamatan bersama
kelompoknya terhadap benda-benda tersebut; b. menafsirkan hasil pengamatan,
dilakukan dengan menuliskan point-point penting berdasarkan hasil pengamatan;
c. mengklasifikasi, dilakukan dengan membandingkan dua benda penghasil bunyi
dengan perlakuan yang berbeda; d. mengkomunikasikan, menyimpulkan hasil
diskusi ke dalam bentuk tulisan kemudian dipresentasikan di depan kelas. Pada
pelaksanaan siklus I peneliti kurang mampu mengkondisikan kelas, namun
dengan melakukan kontrak pembelajaran di siklus II peneliti sudah mampu
menguasai kelas.
2. Terdapat peningkatan pemahaman konsep siswa Kelas IV SDN Ciburial
Kecamatan Ciburial Kabupaten Bandung Barat dari siklus I ke siklus II. Rata-rata
pemahaman konsep siswa pada siklus I pada indikator membandingkan sebesar
82,61 dan pada siklus II sebesar 89,13. Rata-rata pemahaman konsep siswa pada
siklus I pada indikator menyimpulkan sebesar 61,59 dan pada siklus II sebesar
89,85 Rata-rata pemahaman konsep siswa pada siklus I pada indikator
menjelaskan sebesar 90 dan pada siklus II sebesar 92,17. Sedangkan untuk
rata-rata ketuntasan hasil belajar juga sebanding dengan peningkatan pemahaman
konsep yaitu siklus I sebesar 80 dan pada siklus II sebesar 90,8. Jadi dapat
pelajaran IPA pada pokok bahasan energi bunyi dapat ditingkatkan melalui
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses sains.
B. Rekomendasi
Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran yang
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan
mengembangkan pendekatan keterampilan proses sains.
1. Bagi guru SD, penerapan pendekatan keterampilan proses sains dapat dijadikan
alternative dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan pemahaman konsep
sehingga guru memiliki pendekatan yang bervariatif dalam proses pembelajaran,
pendekatan keterampilan proses sains memiliki tahapan yang sistematis yang
dapat memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep dan pembelajaran dapat
melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan suatu konsep.
2. Bagi peneliti selanjutnya,
a. Pada aspek menafsirkan hasil pengamatan, belum semua siswa dapat
melaksanakannya, sehingga diharapkan untuk penelitian selanjutnya lebih
ditekankan pada aspek tersebut dengan membimbing dan memeriksa kinerja
siswa. Dengan seperti itu semua siswa dapat melaksanakan menafsirkan hasil
pengamatan dengan baik.
b. Penerapan pendekatan keterampilan proses sains pada penelitian ini hanya
meninjau pada aspek mengamati, menafsirkan hasil pengamatan,
mengklasifikasi, serta mengkomunikasikan. Oleh karena itu perlu adanya
penelitian lebih lanjut mengenai penerapan pendekatan keterampilan proses
sains terhadap pemahaman konsep siswa tidak hanya pada keempat aspek
tersebut, sehingga dapat dilihat konsistensi pengaruh penerapan pendekatan
80
Arikunto, S. ( 2009) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ayu Apriliana, I. (2013) Pengertian Fakta, Konsep, Prinsip, Hukum, dan Teori. [Online]. Tersedia di: http://intanapriliana.blogspot.com/2013/06/tugas-filsafat-ipa-pengertian-fakta.html [Diakses 17 Maret 2014].
Firmansyah, H. (2013) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. [Online]. Tersedia di:
http://digilib.unpas.ac.id/files/disk1/43/jbptunpaspp-gdl-penggunaan-2141-2-babii.docx [Diakses 17 Maret 2014].
Kesuma, D. (2011). Indikator Capaian Kompetensi Pedoman dan Teori Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Modul. Pendidikan Profesi Guru, Universitas Pendidikan
Indonesia.
Neni Susi, PR. (2011) Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA
tentang Gaya untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas IV di SDN Limbangan Timur 2 Kabupaten Garut. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Rosiana Hadiana, L. (2011) Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Safari. Dkk. (1993) Penyusunan, Penskoran dan Penggunaan Tes Prestasi Belajar
Bentuk Uraian. Puslitbang Sisjian: Jakarta.
Samatowa, U. (2010) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
Sudijono, A. ( 2008) Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sudjana, N. (2010) Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru Algesindo.
Wilis Dahar, R. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Widodo, A. (2012) BBM III Keterampilan Proses Sains. [Online]. Tersedia di:
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_IPA_DI_SD/BBM_3.pdf [Diakses 13 Maret 2014].